SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Sekilas Sejarah Kerajaan Melayu di Dharmasraya
                                              Disarikan Oleh
                                             Frinaldi, ST., M.Sc
                                 frinaldi@ymail.com; frinaldi24120@alumni.itc.nl


     Very little is known about the history of Dharmasraya, which apparently played an important role
     during the time when the Malayu kingdom adapted to the changing geopolitical circumstances and
     became more focused in exploiting the resources of the interior.

     In fact there are three locations that played major roles in the MALAYU KINGDOM of
     ADITYAWARMAN were (1) SUROASO, the capital in the Minangkabau highlands, (2)
     DHARMASRAYA, the main reloading point where the natural resources from the surrounding
     areas where collected, and (3) MUARA JAMBI and/or other ports in the Muara Sabak / Koto
     Kandis region along the Kuala Niur, the navigable branch of the lower Batang Hari, which formed the
     gateway to international trade. (The Tanjung Tanah Code Of Law - The Oldest Extant Malay
     Manuscript, Ulrich Kozok, Ph.D.; St Catherine’s College and The University Press; Cambridge - 2004)



      Kawasan DAS Batang Hari semenjak ribuan tahun lalu telah menjadi sarana transportasi
dan denyut kehidupan manusia masa lampau.1 Khususnya pada abad VII sampai dengan abad
XIV Masehi yang berdasarkan bukti peninggalan sejarah merupakan masa keemasan kerajaan-
kerajaan Hindu-Budha. Di Kabupaten Dharmasraya sendiri pada periode tersebut berdasarkan
bukti sejarah yang ada telah berdiri sebuah Kerajaan Melayu yang dipimpin oleh Aditiawarman
dengan pusat pemerintahan di Dharmasraya. Pusat pemerintahan tersebut dapat ditelusuri
berdasarkan pada Prasasti Dharmasraya yang dipahatkan pada lapik/alas kaki arca Amoghapasa.
Alas kaki tersebut ditemukan di Padangroco, sementara Arca Amoghapasa sendiri ditemukan di
situs Rambahan. Prasasti Dharmasraya ditulis dalam huruf Jawa Kuna, dengan bahasa Melayu
Kuna dan Sanskerta. Prasasati ini dipahatkan dalam 4 (empat) baris tulisan pada ketiga sisi alas
arca (Hasan Jafar, 1992:57). Isi prasasti menyebutkan bahwa pada tahun 1208 Saka (1286 M).
Sebuah arca Amoghapasa dengan keempatbelas pengiringnya dan Saptaratna di bawa dari Bhumi
Jawa ke Suwarnabhumi untuk ditempatkan di Dharmasraya sebagai punya Sri Wiswarupakumara:
      Dari catatan sejarah Jawa Kuna, diketahui bahwa Adityawarman merupakan keturunan
Kerajaan Melayu dari seorang Ibu Melayu bernama Dara Jingga dan seorang bangsawan
Singasari (Jawa) bernama Adwayabrahma. Adwayabrahma adalah Pejabat dari Kerajaan
Singasari yang dikirim Kartanegara untuk mengiringi pengiriman arca Amoghapasa ke
Suwarnabhumi. Adyawabrahma muncul pula dalam prasasti Kuburajo I yang ditemukan di Lima
Kaum, Kec. Lima Kaum, Kab. Tanah Datar, dengan sebutan nama belakang berbeda, yaitu
Adwayawarman. Prasasti Kuburaso I dipahatkan pada batau persegi denagn huruf jawa kuno dan
bahasa sanskerta, yang anatara lain menyebuitkan : ”Adwayamarmma mputra kanakamedinindra” yang
berarti Adwayamwarma yang berputra raja Tanah emas. Tanah Emas (kanakamedini) identik
dengan swarna bhumi atau swarnadwipa yang berarti tanah emas,. Dengan demikian sebutan raja
tanah emas ini diperuntukkan bagi Adityawarman.
     Adityawarman juga pernah muncul di masa kerajaan Majapahit, disebutkan dalam prasasti
yang dipahatkan pada bagian belakang arca manjusri di Candi Jago (Jawa Timur). Menurut

1   Sungai Batang Hari yang berhilir di kawasan Sumatera Barat, tepatnya di Gunung Talang, Solok
    merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sangat panjang, melintasi wilayah Minang Kabau. Hulu
    Sungai ini dimulai di Daerah Mudik Air, Sungai Dareh, Rambahan, Siguntur, Sungai lansek, Sitiung,
    Padang Laweh, kemudian masuk ke wilayah Provinsi Jambi, dan seterusnya ke Timur sampai bermuara
    ke laut.
                                                                                                           1
beberapa sarjana, prasasti ini mempunyai ciri dan gaya sama dengan tulisan-tulisan yang bereda
pada masa Adityawarma. Dengan demikian, diperkirakan prasasti dari arca menjusrio ini ditulis
oleh Adityawarman sendiri pada tahun 1343 M (Casparis, 1992:248). Isi yang terkandung dalam
prasasti ini menyebutkan Adityawarman yang menjabat sebagai Menteri Wreddaraja, membangun
(memperbaiki) sebuah candi yang diperuntukkan bagi keluarganya.
     Didalam prasasti ini juga Adityawarman menyebutkan tentang tokoh Rajapatni, Anak karta
negara yang kemudian dijadikan Istri Raden Wijaya (Pendiri Kerajaan Majapahit). Dengan
demikian, sebelum Adityawarman menjadi raja di malayu, dia menjabat sebagai menteri
wreddaraja pada masa kerajaan majapahit. Kemudian pada tahun 1347 M , Adityawarman telah
berada di kerajaan melayu di DAS Batang Hari dengan menyebut sebagai seorang Maharatdiraja
Adityawarman.
      Dalam catatan sejarah, yang menguasai wilayah sepanjang DAS Batang Hari di pedalaman
adalah Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang memerintah hampir bersamaan, tetapi saling kuasa
menguasai satu dengan yang lainnya. Dari berita Cina yang ditulis I-tsing, disebutkan bahwa suatu
saat (sekitar tahun 670-an) Kerajaan Melayu pernah menjadi bagian dari Kerajaan Sriwijaya
(Groenevelt, 1960). Antara kedua kerajaan ini terjadi persaingan dan saling mendominasi satu
dengan yang lain. Suatu saat, ketika Sriwijaya lengah, Melayu bangkit kembali dengan
mengirimkan utusannya ke Cina, sebagai contoh, pada sekitar pertengahan abad XI M, ketika
kerajaan Sriwijaya melemah karena serangan Kerajaan Cola, Melayu memanfaatkan kesempatan
untuk bangkit kembali. Sebuah prasasti yang ditemukan di Srilangka menyebutkan bahwa pada
masa Pemerintahan Vijayabahu di Srilangka (1055 – 1100 M), Pangeran Suryanarayana di
Malayapura (Malayu) berhasil memegang tampuk pemerintahan di Suwarnapura (Sumatera)
(Wolters, 1970: 92-92).
      Kawasan kepurbakaan di DAS Batang Hari tersebut khususnya di Kabupaten Dharmasraya
tersebar dari mulai arah hulu sungai Batang Hari di daerah Rambahan (Lubuk Bulang – Kec.
Pulau Punjung) – Siguntur (Kec. Sitiung) – Sungai Lansek (Kec. Sitiung) – sampai ke Padang
Laweh (Kec. Koto Baru). Bukti-bukti sejarah tentang keberadaan Kerajaan Melayu di
Dharmasraya tersebut sebahagian sudah ditemukan seperti situs-situs candi, patung Amoghapasa
(Patung Adityawarman yang saat ini berada di Museum Nasional Jakarta), arca-arca, artefak-artefak dan
perkuburan raja-raja.




                                      Gambar 1. Posisi Dharmasraya




                                                                                                   2
Pejabat yang diperintah oleh Raja Kertanegara untuk mengiringi arca Amoghapasa tersebut
adalah Rakryan Mahamantri Dyah Adwayabrahma, Rakryan Sirikan Dyah Sugatabrahma, Samgat
Payanan Hang Dipangkara, dan Rakryan Dmung Pu Wira. Seluruh rakyat Melayu dari keempat
Kasta (Brahmana, Kesatria, Waisya Dan Sudra) bersuka cita, terutamanya Rajanya yang bernama
Srimat Tribhuwanaraha Mauli Warmadewa Arca Amoghapasa yang dikirim tersebut kemudian
ditemukan di situs Rambahan, sedangkan alas arcanya ditemukan di dusun Padangroco, Sei
Lansek, sekitar 5 Km arah hilir Sungai Batang Hari. Baik arca maupun alas kakinya sekarang
berada di Museum Nasional, Jakarta.
     Dari data prasasti Dharmasraya dapat diketahui bahwa arca Amoghapasa yang dikirim dari
Kertanegara sebagai tanda persahabatan tersebut kemudian didirikan di Dharmasraya, suatu
tempat yang penting artinya, kemungkinan adalah Pusat (Ibukota) Pemerintahan dengan Rajanya
bernama Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa.
      Keberadaan Kerajaan Swarnabhumi di Dharmasraya di bawah kekuasaan Aditiawarman
tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kerajaan Melayu Jambi.2 Bermula dari Ekspedisi Melayu I
tahun 1275, dua gadis Kerajaan Melayu Jambi masing-masing Dara Petak dan Dara Jingga dibawa
balatentara Singosari yang dipimpin oleh Panglima Raden Wijaya ke Pulau Jawa. Dalam
perjalanan, Kerajaan Singosari runtuh akibat pemberontakan. Panglima Raden Wijaya
meneruskan perjalanannya ke arah timur Pulau Jawa dan membangun kerajaan baru Majapahit.
Panglima Raden Wijaya yang menjadi raja pertama Majapahit, langsung mengawini Dara Petak
dan menjadi sebagai permaisuri. Sedangkan Dara Jingga dikawinkan dengan Pangeran
Adwayarman.
     Keturunan dari perkawinan Dara Jingga dengan Pangeran Adwayarman yang bernaman
Aditiawarman pada tahun 1347 ditunjuk menjadi Raja Melayu Jambi yang ditaklukkan
Majapahit, berkedudukan di Jorong Siguntur (yang sekarang merupakan wilayah
Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya).
      Aditiawarman menduduki tahta Kerajaan Swarnabhumi dalam tahun 1348 menggantikan
raja sebelumnya Mauliwarmadewa.3 Aditiawarman memerintah Kerajaan Swarnabhumi yang


2   Malayu merupakan sebuah kerajaan yang dianggap penting pada masa itu, dan eksistensinya diakui oleh
    berbagai kerajaan, tidak hanya di Nusantara tetapi juga sampai ke Negeri Seberang. Eksistensi tersebut
    juga diakui oleh Kerajaan Majapahit, kerajaan yang cukup besar pada masa itu di Jawa. Di dalam naskah
    kuno, Nagaraktragama Pupuh XIII:1 dan 2 disebutkan (Bambang Budi Utomo, 1992:182).
       1. Terperinci demi Pulau Negara bawahan, paling dahulu Malayu, Jambi, dan Palembang, Karitang,
          Teba, dan Dharmasraya pun juga ikut disebut Kandis, Kahwas, Panangkabwa, Siyak, Rekan,
          Kampar, dan Pane, Kampe, Haru, dan Mandahiling juga, Tumihang, Parlak, dan Barat.
       2. Luas dengan Samudra dan Lamuri, Batan, Lampung, dan Barus. Itulah terutama negara-negara
          melayu yang telah tunduk.
    Dari naskah di atas, jelas menunjukan bahwa Malayu merupakan salah satu kerajaan taklukan Majapahit
    yang cukup penting, sehingga perlu disebutkan paling awal. Daerah Kekuasaan Kerajaan Malayu
    meliputi hampir seluruh Daratan Sumatera, dengan daerah “bawahan” antara lain: Jambi, Dharmasraya,
    Kandis, dan Minangkabwa yang berlokasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari Bambang Budi
    Utomo, Loc.cit). Karena Jambi disebutkan pertama, Jambi merupakan tempat yang sangat penting pada
    saat itu dan bukan lagi sebagai pusat (Ibu Kota) Kerajaan. Pada Masa Raja Kartanegara dari kerajaan
    Singasari, Pusat pemerintahan kerajaan malayu sudah berada di Dharmasraya, yang lokasinya berada di
    bagian hulu Batang Hari (sekarang di daerah Rambahan, Jorong Lubuk bulang Nagari IV koto Pulau
    Punjung Kec. Pulau Punjung Kab. Dharmasraya).
3   Sejarah Kerajaan Melayu pada masa Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa hanya sebatas data prasasati
    Dharmasraya 1286 M, selanjutnya pada tahun 1437 M, Raja yang memerintah di Kerajaan Melayu
    berubah ke tangan Sri Maharajadiraja Adityawarman, yang menyebut dirinya dengan nama Srimat Sri
    Udayadityawarman. Data ini dapat diketahui berdasarkan pada prasasati yang dipahatkan pada bagian
    belakang (punggung) arca Amoghapasa yang dikirim Kartanegara untuk Raja Tribhuwanaraja Mauli
    Warmadewa.
                                                                                                        3
berpusat di Dharmasraya dari tahun 1347 hingga 1375. Meninggal dunia pada tahun 1375 dalam
usia 85 tahun.


MANUSKRIP TANJUNG TANAH
     Salah satu bukti sejarah tertulis yang ditemukan tentang sejarah Kerajaan Melayu di
Dharmasraya adalah sebuah tulisan yang ditulis di media kertas yang dibuat dari kulit pohon
Mulberry (Broussonetia papyrifera Vent.), yang dikenal dengan dluwang. Manuskrip ini ditemukan di
Desa Tanjung Tanah oleh Petrus Voorhoeve yang mengunjungi Sumatra tepatnya di
Kabupaten Kerinci pada bulan April dan Juli 1941 sehingga disebut juga dengan MANUSKRIP
TANJUNG TANAH. Nama Dharmasraya terdapat dalam manuskrip ini, yang merupakan
tempat dimana Patung AMOGHAPASA yang dikirim oleh raja Jawa pada tahun 1208 Saka (1286
M).
       MANUSKRIP TANJUNG TANAH Berukuran 10 x 15 cm yang terdiri dari 17 lembar
dan ditulis pada kedua sisinya serta diman setiap halaman berisi tujuh baris tulisan dan tidak dijilid
serta tidak memiliki cover dan ditulis dengan tinta hitam. Transliterasi terhadap manuskrip dibuat
oleh Philologist Poerbatjaraka pernah hilang pada waktu perang, dan ditemukan kembali oleh
Antropolog Inggris pada tahun 1975.
      Manuskrip ini merupakan booklet kecil yang ditulis pada media deluwang, dimana dua
halaman merupakan tulisan rèntjong, dan halaman lainnya adalah tulisan Jawa Kuno, serta
Kebanyakan isinya berisi daftar hukuman/denda dan merupakan Buku Perundang-undangan
Sarasamucchaya Versi Melayu.
       Manuskrip Tanjung Tanah merupakan bukti jelas bahwa budaya menulis di Kerajaan-
kerajaan Melayu telah ada sebelum pengaruh Islam masuk di Masyarakat Pesisir Asia Tenggara.
Biasanya aturan-aturan hukum pada periode Islam dibuka dengan kalimat Bismillahi 'rrahmani
'rrahim, namun Manuskrip Tanjung Tanah jelas ditulis sebelum masuknya Islam ke Nusantara
karena dimulai dengan kalimat Sanskrit, dan ditandai dengan bulan-bulan Waisyak Tahun Saka.




                             Gambar 2. Lembaran Manuskrip Tanjung Tanah


MANUSKRIP TANJUNG TANAH DAN DHARMASRAYA
      Disebutkan dalam Manuskrip Tanjung Tanah pada halaman 29 dan 30 bahwa Penguasa saat
itu Paduka Ari Maharaja Drammasraya (ditulis Drammasaraya dan Drammasraya), dimana
aturan hukum yang ada mengikat seluruh wilayah Kerinci (saisi bumi Kurinci), yang berbunyi :



                                                                                                    4
nyatnya titah maharaja drammasaraya // yatnya yatna sidang mahatnya saisi bumi kurinci si
     lunju kurinci // sasta likitang kuja ali dipati diwaseban di bumi palimbang di hadappan paduka
     ari maharaja drammasraya //&//..//
     Ini merupakan titah dari Maharaja Drammasaraya [...] Yang diagungkan diseluruh
     Daerah Kurinci [...] di tempat pertemuan daerah Palimbang, di hadapan Paduka Ari
     Maharaja of Drammasraya"


HUBUNGAN KERAJAAN SINGOSARI & MALAYU di DHARMASRAYA
(Beberapa Teori Penjelasan)
     Tujuan utama Krtanagara’s dari Kerajaan Singosari menyerang Kerajaan Melayu adalah
untuk menaklukan Sumatera berdasarkan jejak sejarah yang terdapat pada Lapik Patung
Amoghapasa yang ditemukan di daerah Rambahan – Lubuk Bulang, Kec. Pulau Punjung
Kabupaten Dharmasraya. Pada tahun 1208 Saka (1286 M) Krtanagara Raja Singasari memberikan
hadiah berupa patung Budha (Amoghapasa) kepada Penguasa Kerajaan Melayu. Patung tersebut
di bawa dari Jawa ke Sumatra dan ditempatkan di Dharmasraya (diantuk dari bhumi Jawa ka
Swarnnabhumi dipratistha di Dharmmasraya), dan seluruh penduduk di Bhumi Malayu [...], dan
khususnya Raja Srimat Tribuanaraja Mauliwarmadewa, rejoiced at the presentation of the gifts"
(Krom 1931:336).
      Teori lainnya dikemukakan oleh C.C. Berg yang mengemukakan bahwa Ekspedisi
Pamalayu dan ekspedisi lainnya dari penguasa-penguasa di Jawa merupakan bagian dari far-reaching
imperialistic dan secara sistematis telah direncanakan, yang bertujuan untuk menyatukan Nusantara
(Jawa dan Sumatra) untuk menhadapi kemungkinan serangan dari China dengan membentuk
Aliansi anti-Mongol (Berg 1950-1951).
       Teori Berg ini juga diperbaharui oleh De Casparis, yang menyatakan bahwa pemberian
Patung Amoghapasa harus dilihat sebagai bentuk ungkapan persahabatan untuk membentuk
aliansi dengan tujuan ganda, yaitu untuk memperluas Pengaruh Kerajaan Singhasari ditengah
makin melemahnya Pengaruh Kerajaan, dan untuk membentuk sebuah Konfederasi Malaya
dibawah Kerajaan Singhasari untuk menghadapi potensi serangan dari pasukan Kublai Klan
(Casparis 1989, 1992).


HUBUNGAN SINGOSARI - SRIWIJAYA - MALAYU DHARMASRAYA
      Salah satu Candi di Muara Jambi, Candi Gumpung, memiliki kemiripan dengan Candi Jawi
di Jawa Timur yang merupakan candi pemujaan dari Krtanagara, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Krtanagara sepertinya berusaha untuk menjadikan Jambi sebagai titik strategis dengan
mengirimkan pasukan dan buruh untuk membangun tempat Pemujaan Buddha di. (Suleiman
1982).
     Krtanagara tidak saja mengembangkan pengaruhnya di Muara Jambi, tetapi juga sampai ke
Dharmasraya, hal ini dibuktikan dengan pemberian patung Amoghapasa. Penempatan patung
ini oleh Krtanagara di Dharmasraya, secara kontektual dapat diartikan sebagai bentuk
pengakuan Dharmasraya sebagai Ibukota baru. Dengan pindahnya Ibukota Kerajaan Melayu
ke Dharmasraya, berakibat hilangnya monopoli perdagangan maritim di Selat Melaka yang
merupakan gerbang ke Thai dan Jawa, sehingga perekonomian diarahkan pada ekplorasi potensi
Sumber Daya Alam Pertanian (land-based resources).
      Dharmasraya, terletak tepat di perbatasan antara Jambi dan Minangkabau, dan merupakan
lokasi yang ideal untuk merumuskan kembali identitas kerajaan Malayu baru sebagai Kerajaan
berbasis Sumber Daya Alam Pertanian (land-based state), yang diperkaya dengan konsep politik dan
kelembagaan yang dibawa dari Java Timur



                                                                                                      5
Manuskrip Tanjung Tanah mengindikasikan bahwa Dharmasraya merupakan tempat
pengaturan perdagangan di daerah perdalaman yang terindikasi dengan adanya kerjasama yang
erat dengan Lembah Kerinci hingga Palembang sebagaimana pada halaman 29 – 30.
     Penguasa Dharmasraya menyadari pentingnya untuk mengatur perdagangan dengan
Kerinci yang dikenal dengan deposit emasnya yang sangat besar dan menarik bagi Penguasa
Kerajaan Malayu dimana pada manuskrip tersebut ditemukan aturan yang dikeluarkan Maharaja
Dharmasraya yang berbunyi “barangsiapa yang terbukti menipu dalam menimbang [...]
akan didenda sebesar satu dan seperempat tahil emas


HUBUNGAN SARUASO - DHARMASRAYA – MUARO JAMBI
     Dharmasraya berlokasi di jalur utama perdagangan dari Dataran Tinggi Minangkabau
(SARUASO) menuju Ibukota Jambi Lama di pesisir pantai, dimana Penguasa Dharmasraya
menurut Manuskrip Tanjung Tanah bergelar Maharaja, yang merupakan bawahan dari Penguasa
Minangkabau yang bergelar Maharajadiraja.
       Pada akhir abad XIII Dharmasraya menjadi pusat administrasi yang penting baik sebelum
Ibukota Kerajaan Malayu pindah dari wilayah pesisir ke SARUASO pada awal abad XIV,
sehingga tidaklah salah untuk mengatakan bahwa Dharmasraya pernah menjadi Ibukota
Kerajaan Malayu sebelum pindah ke Dataran Tinggi Minangkabau (SARUASO). Sayangnya tidak
banyak diketahui tentang proses masuknya Jambi menjadi bagian dari Kerajaan Minangkabau,
serta tentang peran Dharmasraya dalam proses ini.
      Pada Abad XIV Suroaso, Dharmasraya, and Muara Jambi merupakan pusat-pusat
utama, dimana Sungai Batang Hari merupakan jalur utama perdagangan pada masa itu. Ibukota
Kerajaan Malayu yang berlokasi di Dataran Tinggi Minangkabau memudahkan dalam mengontrol
wilayah perdagangannya. Saat ini rute lalu lintas utama yang menghubungkan daerah
Minangkabau dengan pusat-pusat kota lainnya di Sumatra (Medan, Pekanbaru, Jambi, and
Palembang), sama dengan rute dimasa Adityawarman. Lokasi Ibukota di dataran Tinggi juga
sangat menguntungkan sebagai perlindungan untuk mengantisipasi serangan dari Dinasti Yuan
dari Mongols atau Kerajaan Thais.
      Tanah gunung api yang subur juga mendukung stabilitas ekonomi, dimana diindikasikan
dengan pembangunan jaringan irigasi dekat Suroaso yang pernah dilakukan oleh Adityawarman.
Dari manuskrip tersebut terbukti bahwa saluran irigasi dibangun selama kepemimpinan
Akarendra (Putra Mauliwarmadewa), dan diselesaikan dimasa kepemimpnan Adityawarman "the
Nandana-wood of Sri Surawasa, always full of cereals (rice)" (Casparis 1990:42). Keberadaan irigasi
tersebut membuktikan bahwa Akarendra dan penerusnya sangat menyadari pentingnya sektor
pertanian dan sumber daya lainnya yang tersedia di sepanjang lembah dan hutan Bukit Barisan.


  Three locations that played         major   roles   in   the   MALAYU      KINGDOM         of
ADITYAWARMAN were :
       (1) SUROASO, the capital in the Minangkabau highlands,4
       (2) DHARMASRAYA, the main reloading point where the natural resources from the
           surrounding areas where collected, and




4   Kerajaan melayu Dharmasraya berpindah pusat pemerintahan ke arah Pedalaman yaitu di daerah Kab.
    Tanah Datar sekitarnya. Menurut Casparis perpindahan pusat kerajaan ini dilakukan Akarendra
    Warman, Pendahulu Adityawarman,. Dari DAS Batang Hari ke Daerah Saruaso sekarang (Casparis,
    1992:239).
                                                                                                      6
(3) MUARA JAMBI and/or other ports in the Muara Sabak / Koto Kandis region along the
            Kuala Niur, the navigable branch of the lower Batang Hari, which formed the gateway to
            international trade.


BUKTI SEJARAH KEBERADAAN KERAJAAN MELAYU DI DHARMASRAYA :
A.      SITUS
        1. Situs Rambahan, Jorong Lubuk Bulang – Ken. IV Koto Pulau Punjung
        2. Situs Sungai Siran, Jorong Lubuk Bulang – Ken. IV Koto Pulau Punjung
        3. Situs Makam Raja-Raja Siguntur, Jorong Siguntur Bawah – Kec. Sitiung
        4. Situs Parit Keliling Candi Padangroco, Jorong Sei. Lansek – Kec. Sitiung
        5. Situs Bekas Arca Bhairawa, Jorong Sei. Lansek – Kec. Sitiung
        6. Situs Padang Laweh, Nagari Padang Laweh – Kec. Sitiung


B.      BANGUNAN SEJARAH
        1.   Kompleks Candi Padangroco, Jorong Sei. Lansek – Kec. Sitiung
        2.   Kompleks Candi Pulau Sawah,5 Jorong Siguntur Bawah – Kec. Sitiung
        3.   Rumah Gadang Siguntur, Jorong Siguntur Bawah – Kec. Sitiung
        4.   Masjid Tua Siguntur, Jorong Siguntur Bawah – Kec. Sitiung
        5.   Candi Bukik Awang Maombiak, Jorong Kt. Baru Siguntur – Kec. Sitiung
        6.   Rumah Gadang Pulau Punjung, Kec. Pulau Punjung
        7.   Rumah Gadang Padang Laweh, Kec. Koto Baru
C.      ARTEFAK DALAM BENTUK RELIC
        1. Arca Dewa setengah badan dari Siguntur (Batu)
        2. Arca dari Sei. Lansek (Perunggu)
        3. Arca dari Pulau Sisawah (Perunggu)
        4. Arca Bhairawa dari Sei. Lansek (Batu)
        5. Arca Amoghapasa dari Rambatan (Batu) merupakan hadiah Raja Sri-Kertanegara dari
           Kerajaan Singasari untuk Raja Melayu Tribhuwana Mauliwarmadewa dibuktikan
           dengan Pahatan yang terbaca pada Lapik arca AMOGHAPASA yang berbunyi diantuk dari
           bhumi Jawa ka Swarnnabhumi dipratistha di Dharmmasraya, and "all the
           inhabitants of Bhumi Malayu [...], and especially the king SRIMAT TRIBUANARAJA
           MAULIWARMADEWA, rejoiced at the presentation of the gifts" (Krom 1931:336).
        6. Artefak lain yang pernah ditemukan di DAS Batang Hari



Catatan : Diolah dari berbagai sumber




5   Di kompleks Candi Pulau Sawah ini telah ditemukan 11 (sebelas) titik situs Candi dan saat ini baru
    dibuka 3 (tiga) titik Candi.
                                                                                                         7

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Rangkuman x semester ii
Rangkuman x semester iiRangkuman x semester ii
Rangkuman x semester iilisna nurmala
 
Sejarah Kerajaan Islam di Sumatra
Sejarah Kerajaan Islam di SumatraSejarah Kerajaan Islam di Sumatra
Sejarah Kerajaan Islam di SumatraWashfa Aulia
 
Kerajaan Jambi dan Siak
Kerajaan Jambi dan SiakKerajaan Jambi dan Siak
Kerajaan Jambi dan SiakUlul Aziz
 
Kerajaan ISLAM di Sumatra
Kerajaan ISLAM di SumatraKerajaan ISLAM di Sumatra
Kerajaan ISLAM di SumatraSal
 
Ppt kerajaan islam sumatra
Ppt kerajaan islam  sumatraPpt kerajaan islam  sumatra
Ppt kerajaan islam sumatramarthauli_
 
Sejarah lengkap kerajaan majapahit new
Sejarah lengkap kerajaan majapahit newSejarah lengkap kerajaan majapahit new
Sejarah lengkap kerajaan majapahit newPurna Senda
 
Makalah sejarah kerajaan majapahit (contoh)
Makalah sejarah kerajaan majapahit (contoh)Makalah sejarah kerajaan majapahit (contoh)
Makalah sejarah kerajaan majapahit (contoh)client7
 
Kerajaan Tradisional di Indonesia
Kerajaan Tradisional di IndonesiaKerajaan Tradisional di Indonesia
Kerajaan Tradisional di IndonesiaFina Defisa
 
Kerajaan Budha di Indonesia
Kerajaan Budha di IndonesiaKerajaan Budha di Indonesia
Kerajaan Budha di IndonesiaGalang Ihsan
 
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)maghfiraputeri
 
Kerajaan samudera pasai
Kerajaan samudera pasaiKerajaan samudera pasai
Kerajaan samudera pasaiNabil Basthomy
 
New project ttg makalah majapahit dalam pem.hayam wuruk
New project ttg makalah majapahit dalam pem.hayam wurukNew project ttg makalah majapahit dalam pem.hayam wuruk
New project ttg makalah majapahit dalam pem.hayam wurukAntonius Lela Nihamaking
 
Makalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatra
Makalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatraMakalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatra
Makalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatraYunan Malifah
 
Kerajaan samudra pasai dan aceh
Kerajaan samudra pasai dan acehKerajaan samudra pasai dan aceh
Kerajaan samudra pasai dan acehEnrico NQB
 

Was ist angesagt? (20)

Rangkuman x semester ii
Rangkuman x semester iiRangkuman x semester ii
Rangkuman x semester ii
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Sejarah Kerajaan Islam di Sumatra
Sejarah Kerajaan Islam di SumatraSejarah Kerajaan Islam di Sumatra
Sejarah Kerajaan Islam di Sumatra
 
Kerajaan Jambi dan Siak
Kerajaan Jambi dan SiakKerajaan Jambi dan Siak
Kerajaan Jambi dan Siak
 
Samudera pasai
Samudera pasaiSamudera pasai
Samudera pasai
 
Kerajaan ISLAM di Sumatra
Kerajaan ISLAM di SumatraKerajaan ISLAM di Sumatra
Kerajaan ISLAM di Sumatra
 
Ppt kerajaan islam sumatra
Ppt kerajaan islam  sumatraPpt kerajaan islam  sumatra
Ppt kerajaan islam sumatra
 
Sejarah lengkap kerajaan majapahit new
Sejarah lengkap kerajaan majapahit newSejarah lengkap kerajaan majapahit new
Sejarah lengkap kerajaan majapahit new
 
Makalah sejarah kerajaan majapahit (contoh)
Makalah sejarah kerajaan majapahit (contoh)Makalah sejarah kerajaan majapahit (contoh)
Makalah sejarah kerajaan majapahit (contoh)
 
Kerajaan samudra pasai
Kerajaan samudra pasaiKerajaan samudra pasai
Kerajaan samudra pasai
 
Kerajaan Tradisional di Indonesia
Kerajaan Tradisional di IndonesiaKerajaan Tradisional di Indonesia
Kerajaan Tradisional di Indonesia
 
Kerajaan Budha di Indonesia
Kerajaan Budha di IndonesiaKerajaan Budha di Indonesia
Kerajaan Budha di Indonesia
 
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
 
Makalah kerajaan 2
Makalah kerajaan 2Makalah kerajaan 2
Makalah kerajaan 2
 
Kerajaan samudera pasai
Kerajaan samudera pasaiKerajaan samudera pasai
Kerajaan samudera pasai
 
Ppt. kerajaan hindu budha
Ppt. kerajaan hindu budhaPpt. kerajaan hindu budha
Ppt. kerajaan hindu budha
 
Sejarah kerajaan perlak
Sejarah kerajaan perlakSejarah kerajaan perlak
Sejarah kerajaan perlak
 
New project ttg makalah majapahit dalam pem.hayam wuruk
New project ttg makalah majapahit dalam pem.hayam wurukNew project ttg makalah majapahit dalam pem.hayam wuruk
New project ttg makalah majapahit dalam pem.hayam wuruk
 
Makalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatra
Makalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatraMakalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatra
Makalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatra
 
Kerajaan samudra pasai dan aceh
Kerajaan samudra pasai dan acehKerajaan samudra pasai dan aceh
Kerajaan samudra pasai dan aceh
 

Ähnlich wie Sejarah dharmasraya

sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdfsejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdfabangSifakbocil01
 
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
7 kerajaan bercorak hindu di indonesiaAnima Anima
 
TUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptx
TUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptxTUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptx
TUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptxXtizie1123
 
Sejarah panjang kota malang sejak zaman prasejarah sampai modern
Sejarah panjang kota malang sejak zaman prasejarah sampai modernSejarah panjang kota malang sejak zaman prasejarah sampai modern
Sejarah panjang kota malang sejak zaman prasejarah sampai modernSulikah Arfiati
 
Presentasi tentang kerajaan Hindu Buddha
Presentasi tentang kerajaan Hindu BuddhaPresentasi tentang kerajaan Hindu Buddha
Presentasi tentang kerajaan Hindu Buddhaanargyasigit9
 
Kutai dan tarumaregara
Kutai dan tarumaregaraKutai dan tarumaregara
Kutai dan tarumaregaraSatriawiditama
 
kerajaan kediri.docx
kerajaan kediri.docxkerajaan kediri.docx
kerajaan kediri.docxlenytrisusilo
 
Kerajaan kutai, tarumanegara dan kaling
Kerajaan kutai, tarumanegara dan kalingKerajaan kutai, tarumanegara dan kaling
Kerajaan kutai, tarumanegara dan kalingveronicakhoamoy
 
kerajaan sunda ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
kerajaan sunda  ILMU PENGETAHUAN SOSIAL kerajaan sunda  ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
kerajaan sunda ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Nurunnasywa Hanifah
 
Kerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitKerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitVionitaVf
 
KERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptx
KERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptxKERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptx
KERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptxMeinaLegista
 
Kerajaan pajajan dan bali
Kerajaan pajajan dan baliKerajaan pajajan dan bali
Kerajaan pajajan dan balimaranathatesa
 
Sejarah kerajaan kutai
Sejarah kerajaan kutaiSejarah kerajaan kutai
Sejarah kerajaan kutaiAarArista1
 
Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia
Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesiaPerkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia
Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesiaayu larissa
 
Bab 3 Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara
Bab 3 Kerajaan Hindu-Buddha di NusantaraBab 3 Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara
Bab 3 Kerajaan Hindu-Buddha di NusantaraReyAsadelFariztan
 
Kerajaan Kutai dan Tarumanegara
Kerajaan Kutai dan TarumanegaraKerajaan Kutai dan Tarumanegara
Kerajaan Kutai dan TarumanegaraNadia Eva
 

Ähnlich wie Sejarah dharmasraya (20)

sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdfsejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
 
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
 
Sejarahju2
Sejarahju2Sejarahju2
Sejarahju2
 
Tugas sejarah rissa
Tugas sejarah rissaTugas sejarah rissa
Tugas sejarah rissa
 
TUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptx
TUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptxTUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptx
TUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptx
 
Sejarah panjang kota malang sejak zaman prasejarah sampai modern
Sejarah panjang kota malang sejak zaman prasejarah sampai modernSejarah panjang kota malang sejak zaman prasejarah sampai modern
Sejarah panjang kota malang sejak zaman prasejarah sampai modern
 
Presentasi tentang kerajaan Hindu Buddha
Presentasi tentang kerajaan Hindu BuddhaPresentasi tentang kerajaan Hindu Buddha
Presentasi tentang kerajaan Hindu Buddha
 
Kutai dan tarumaregara
Kutai dan tarumaregaraKutai dan tarumaregara
Kutai dan tarumaregara
 
kerajaan kediri.docx
kerajaan kediri.docxkerajaan kediri.docx
kerajaan kediri.docx
 
Kerajaan kutai, tarumanegara dan kaling
Kerajaan kutai, tarumanegara dan kalingKerajaan kutai, tarumanegara dan kaling
Kerajaan kutai, tarumanegara dan kaling
 
kerajaan sunda ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
kerajaan sunda  ILMU PENGETAHUAN SOSIAL kerajaan sunda  ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
kerajaan sunda ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
 
Kerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitKerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit
 
KERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptx
KERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptxKERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptx
KERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptx
 
Kerajaan pajajan dan bali
Kerajaan pajajan dan baliKerajaan pajajan dan bali
Kerajaan pajajan dan bali
 
Sejarah kerajaan kutai
Sejarah kerajaan kutaiSejarah kerajaan kutai
Sejarah kerajaan kutai
 
Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia
Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesiaPerkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia
Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia
 
Kerajaan di indonesia
Kerajaan di indonesiaKerajaan di indonesia
Kerajaan di indonesia
 
Bab 3 Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara
Bab 3 Kerajaan Hindu-Buddha di NusantaraBab 3 Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara
Bab 3 Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara
 
Kerajaan Kutai dan Tarumanegara
Kerajaan Kutai dan TarumanegaraKerajaan Kutai dan Tarumanegara
Kerajaan Kutai dan Tarumanegara
 
Ppt ips
Ppt ipsPpt ips
Ppt ips
 

Kürzlich hochgeladen

SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 

Kürzlich hochgeladen (20)

SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 

Sejarah dharmasraya

  • 1. Sekilas Sejarah Kerajaan Melayu di Dharmasraya Disarikan Oleh Frinaldi, ST., M.Sc frinaldi@ymail.com; frinaldi24120@alumni.itc.nl Very little is known about the history of Dharmasraya, which apparently played an important role during the time when the Malayu kingdom adapted to the changing geopolitical circumstances and became more focused in exploiting the resources of the interior. In fact there are three locations that played major roles in the MALAYU KINGDOM of ADITYAWARMAN were (1) SUROASO, the capital in the Minangkabau highlands, (2) DHARMASRAYA, the main reloading point where the natural resources from the surrounding areas where collected, and (3) MUARA JAMBI and/or other ports in the Muara Sabak / Koto Kandis region along the Kuala Niur, the navigable branch of the lower Batang Hari, which formed the gateway to international trade. (The Tanjung Tanah Code Of Law - The Oldest Extant Malay Manuscript, Ulrich Kozok, Ph.D.; St Catherine’s College and The University Press; Cambridge - 2004) Kawasan DAS Batang Hari semenjak ribuan tahun lalu telah menjadi sarana transportasi dan denyut kehidupan manusia masa lampau.1 Khususnya pada abad VII sampai dengan abad XIV Masehi yang berdasarkan bukti peninggalan sejarah merupakan masa keemasan kerajaan- kerajaan Hindu-Budha. Di Kabupaten Dharmasraya sendiri pada periode tersebut berdasarkan bukti sejarah yang ada telah berdiri sebuah Kerajaan Melayu yang dipimpin oleh Aditiawarman dengan pusat pemerintahan di Dharmasraya. Pusat pemerintahan tersebut dapat ditelusuri berdasarkan pada Prasasti Dharmasraya yang dipahatkan pada lapik/alas kaki arca Amoghapasa. Alas kaki tersebut ditemukan di Padangroco, sementara Arca Amoghapasa sendiri ditemukan di situs Rambahan. Prasasti Dharmasraya ditulis dalam huruf Jawa Kuna, dengan bahasa Melayu Kuna dan Sanskerta. Prasasati ini dipahatkan dalam 4 (empat) baris tulisan pada ketiga sisi alas arca (Hasan Jafar, 1992:57). Isi prasasti menyebutkan bahwa pada tahun 1208 Saka (1286 M). Sebuah arca Amoghapasa dengan keempatbelas pengiringnya dan Saptaratna di bawa dari Bhumi Jawa ke Suwarnabhumi untuk ditempatkan di Dharmasraya sebagai punya Sri Wiswarupakumara: Dari catatan sejarah Jawa Kuna, diketahui bahwa Adityawarman merupakan keturunan Kerajaan Melayu dari seorang Ibu Melayu bernama Dara Jingga dan seorang bangsawan Singasari (Jawa) bernama Adwayabrahma. Adwayabrahma adalah Pejabat dari Kerajaan Singasari yang dikirim Kartanegara untuk mengiringi pengiriman arca Amoghapasa ke Suwarnabhumi. Adyawabrahma muncul pula dalam prasasti Kuburajo I yang ditemukan di Lima Kaum, Kec. Lima Kaum, Kab. Tanah Datar, dengan sebutan nama belakang berbeda, yaitu Adwayawarman. Prasasti Kuburaso I dipahatkan pada batau persegi denagn huruf jawa kuno dan bahasa sanskerta, yang anatara lain menyebuitkan : ”Adwayamarmma mputra kanakamedinindra” yang berarti Adwayamwarma yang berputra raja Tanah emas. Tanah Emas (kanakamedini) identik dengan swarna bhumi atau swarnadwipa yang berarti tanah emas,. Dengan demikian sebutan raja tanah emas ini diperuntukkan bagi Adityawarman. Adityawarman juga pernah muncul di masa kerajaan Majapahit, disebutkan dalam prasasti yang dipahatkan pada bagian belakang arca manjusri di Candi Jago (Jawa Timur). Menurut 1 Sungai Batang Hari yang berhilir di kawasan Sumatera Barat, tepatnya di Gunung Talang, Solok merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sangat panjang, melintasi wilayah Minang Kabau. Hulu Sungai ini dimulai di Daerah Mudik Air, Sungai Dareh, Rambahan, Siguntur, Sungai lansek, Sitiung, Padang Laweh, kemudian masuk ke wilayah Provinsi Jambi, dan seterusnya ke Timur sampai bermuara ke laut. 1
  • 2. beberapa sarjana, prasasti ini mempunyai ciri dan gaya sama dengan tulisan-tulisan yang bereda pada masa Adityawarma. Dengan demikian, diperkirakan prasasti dari arca menjusrio ini ditulis oleh Adityawarman sendiri pada tahun 1343 M (Casparis, 1992:248). Isi yang terkandung dalam prasasti ini menyebutkan Adityawarman yang menjabat sebagai Menteri Wreddaraja, membangun (memperbaiki) sebuah candi yang diperuntukkan bagi keluarganya. Didalam prasasti ini juga Adityawarman menyebutkan tentang tokoh Rajapatni, Anak karta negara yang kemudian dijadikan Istri Raden Wijaya (Pendiri Kerajaan Majapahit). Dengan demikian, sebelum Adityawarman menjadi raja di malayu, dia menjabat sebagai menteri wreddaraja pada masa kerajaan majapahit. Kemudian pada tahun 1347 M , Adityawarman telah berada di kerajaan melayu di DAS Batang Hari dengan menyebut sebagai seorang Maharatdiraja Adityawarman. Dalam catatan sejarah, yang menguasai wilayah sepanjang DAS Batang Hari di pedalaman adalah Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang memerintah hampir bersamaan, tetapi saling kuasa menguasai satu dengan yang lainnya. Dari berita Cina yang ditulis I-tsing, disebutkan bahwa suatu saat (sekitar tahun 670-an) Kerajaan Melayu pernah menjadi bagian dari Kerajaan Sriwijaya (Groenevelt, 1960). Antara kedua kerajaan ini terjadi persaingan dan saling mendominasi satu dengan yang lain. Suatu saat, ketika Sriwijaya lengah, Melayu bangkit kembali dengan mengirimkan utusannya ke Cina, sebagai contoh, pada sekitar pertengahan abad XI M, ketika kerajaan Sriwijaya melemah karena serangan Kerajaan Cola, Melayu memanfaatkan kesempatan untuk bangkit kembali. Sebuah prasasti yang ditemukan di Srilangka menyebutkan bahwa pada masa Pemerintahan Vijayabahu di Srilangka (1055 – 1100 M), Pangeran Suryanarayana di Malayapura (Malayu) berhasil memegang tampuk pemerintahan di Suwarnapura (Sumatera) (Wolters, 1970: 92-92). Kawasan kepurbakaan di DAS Batang Hari tersebut khususnya di Kabupaten Dharmasraya tersebar dari mulai arah hulu sungai Batang Hari di daerah Rambahan (Lubuk Bulang – Kec. Pulau Punjung) – Siguntur (Kec. Sitiung) – Sungai Lansek (Kec. Sitiung) – sampai ke Padang Laweh (Kec. Koto Baru). Bukti-bukti sejarah tentang keberadaan Kerajaan Melayu di Dharmasraya tersebut sebahagian sudah ditemukan seperti situs-situs candi, patung Amoghapasa (Patung Adityawarman yang saat ini berada di Museum Nasional Jakarta), arca-arca, artefak-artefak dan perkuburan raja-raja. Gambar 1. Posisi Dharmasraya 2
  • 3. Pejabat yang diperintah oleh Raja Kertanegara untuk mengiringi arca Amoghapasa tersebut adalah Rakryan Mahamantri Dyah Adwayabrahma, Rakryan Sirikan Dyah Sugatabrahma, Samgat Payanan Hang Dipangkara, dan Rakryan Dmung Pu Wira. Seluruh rakyat Melayu dari keempat Kasta (Brahmana, Kesatria, Waisya Dan Sudra) bersuka cita, terutamanya Rajanya yang bernama Srimat Tribhuwanaraha Mauli Warmadewa Arca Amoghapasa yang dikirim tersebut kemudian ditemukan di situs Rambahan, sedangkan alas arcanya ditemukan di dusun Padangroco, Sei Lansek, sekitar 5 Km arah hilir Sungai Batang Hari. Baik arca maupun alas kakinya sekarang berada di Museum Nasional, Jakarta. Dari data prasasti Dharmasraya dapat diketahui bahwa arca Amoghapasa yang dikirim dari Kertanegara sebagai tanda persahabatan tersebut kemudian didirikan di Dharmasraya, suatu tempat yang penting artinya, kemungkinan adalah Pusat (Ibukota) Pemerintahan dengan Rajanya bernama Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. Keberadaan Kerajaan Swarnabhumi di Dharmasraya di bawah kekuasaan Aditiawarman tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kerajaan Melayu Jambi.2 Bermula dari Ekspedisi Melayu I tahun 1275, dua gadis Kerajaan Melayu Jambi masing-masing Dara Petak dan Dara Jingga dibawa balatentara Singosari yang dipimpin oleh Panglima Raden Wijaya ke Pulau Jawa. Dalam perjalanan, Kerajaan Singosari runtuh akibat pemberontakan. Panglima Raden Wijaya meneruskan perjalanannya ke arah timur Pulau Jawa dan membangun kerajaan baru Majapahit. Panglima Raden Wijaya yang menjadi raja pertama Majapahit, langsung mengawini Dara Petak dan menjadi sebagai permaisuri. Sedangkan Dara Jingga dikawinkan dengan Pangeran Adwayarman. Keturunan dari perkawinan Dara Jingga dengan Pangeran Adwayarman yang bernaman Aditiawarman pada tahun 1347 ditunjuk menjadi Raja Melayu Jambi yang ditaklukkan Majapahit, berkedudukan di Jorong Siguntur (yang sekarang merupakan wilayah Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya). Aditiawarman menduduki tahta Kerajaan Swarnabhumi dalam tahun 1348 menggantikan raja sebelumnya Mauliwarmadewa.3 Aditiawarman memerintah Kerajaan Swarnabhumi yang 2 Malayu merupakan sebuah kerajaan yang dianggap penting pada masa itu, dan eksistensinya diakui oleh berbagai kerajaan, tidak hanya di Nusantara tetapi juga sampai ke Negeri Seberang. Eksistensi tersebut juga diakui oleh Kerajaan Majapahit, kerajaan yang cukup besar pada masa itu di Jawa. Di dalam naskah kuno, Nagaraktragama Pupuh XIII:1 dan 2 disebutkan (Bambang Budi Utomo, 1992:182). 1. Terperinci demi Pulau Negara bawahan, paling dahulu Malayu, Jambi, dan Palembang, Karitang, Teba, dan Dharmasraya pun juga ikut disebut Kandis, Kahwas, Panangkabwa, Siyak, Rekan, Kampar, dan Pane, Kampe, Haru, dan Mandahiling juga, Tumihang, Parlak, dan Barat. 2. Luas dengan Samudra dan Lamuri, Batan, Lampung, dan Barus. Itulah terutama negara-negara melayu yang telah tunduk. Dari naskah di atas, jelas menunjukan bahwa Malayu merupakan salah satu kerajaan taklukan Majapahit yang cukup penting, sehingga perlu disebutkan paling awal. Daerah Kekuasaan Kerajaan Malayu meliputi hampir seluruh Daratan Sumatera, dengan daerah “bawahan” antara lain: Jambi, Dharmasraya, Kandis, dan Minangkabwa yang berlokasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari Bambang Budi Utomo, Loc.cit). Karena Jambi disebutkan pertama, Jambi merupakan tempat yang sangat penting pada saat itu dan bukan lagi sebagai pusat (Ibu Kota) Kerajaan. Pada Masa Raja Kartanegara dari kerajaan Singasari, Pusat pemerintahan kerajaan malayu sudah berada di Dharmasraya, yang lokasinya berada di bagian hulu Batang Hari (sekarang di daerah Rambahan, Jorong Lubuk bulang Nagari IV koto Pulau Punjung Kec. Pulau Punjung Kab. Dharmasraya). 3 Sejarah Kerajaan Melayu pada masa Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa hanya sebatas data prasasati Dharmasraya 1286 M, selanjutnya pada tahun 1437 M, Raja yang memerintah di Kerajaan Melayu berubah ke tangan Sri Maharajadiraja Adityawarman, yang menyebut dirinya dengan nama Srimat Sri Udayadityawarman. Data ini dapat diketahui berdasarkan pada prasasati yang dipahatkan pada bagian belakang (punggung) arca Amoghapasa yang dikirim Kartanegara untuk Raja Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. 3
  • 4. berpusat di Dharmasraya dari tahun 1347 hingga 1375. Meninggal dunia pada tahun 1375 dalam usia 85 tahun. MANUSKRIP TANJUNG TANAH Salah satu bukti sejarah tertulis yang ditemukan tentang sejarah Kerajaan Melayu di Dharmasraya adalah sebuah tulisan yang ditulis di media kertas yang dibuat dari kulit pohon Mulberry (Broussonetia papyrifera Vent.), yang dikenal dengan dluwang. Manuskrip ini ditemukan di Desa Tanjung Tanah oleh Petrus Voorhoeve yang mengunjungi Sumatra tepatnya di Kabupaten Kerinci pada bulan April dan Juli 1941 sehingga disebut juga dengan MANUSKRIP TANJUNG TANAH. Nama Dharmasraya terdapat dalam manuskrip ini, yang merupakan tempat dimana Patung AMOGHAPASA yang dikirim oleh raja Jawa pada tahun 1208 Saka (1286 M). MANUSKRIP TANJUNG TANAH Berukuran 10 x 15 cm yang terdiri dari 17 lembar dan ditulis pada kedua sisinya serta diman setiap halaman berisi tujuh baris tulisan dan tidak dijilid serta tidak memiliki cover dan ditulis dengan tinta hitam. Transliterasi terhadap manuskrip dibuat oleh Philologist Poerbatjaraka pernah hilang pada waktu perang, dan ditemukan kembali oleh Antropolog Inggris pada tahun 1975. Manuskrip ini merupakan booklet kecil yang ditulis pada media deluwang, dimana dua halaman merupakan tulisan rèntjong, dan halaman lainnya adalah tulisan Jawa Kuno, serta Kebanyakan isinya berisi daftar hukuman/denda dan merupakan Buku Perundang-undangan Sarasamucchaya Versi Melayu. Manuskrip Tanjung Tanah merupakan bukti jelas bahwa budaya menulis di Kerajaan- kerajaan Melayu telah ada sebelum pengaruh Islam masuk di Masyarakat Pesisir Asia Tenggara. Biasanya aturan-aturan hukum pada periode Islam dibuka dengan kalimat Bismillahi 'rrahmani 'rrahim, namun Manuskrip Tanjung Tanah jelas ditulis sebelum masuknya Islam ke Nusantara karena dimulai dengan kalimat Sanskrit, dan ditandai dengan bulan-bulan Waisyak Tahun Saka. Gambar 2. Lembaran Manuskrip Tanjung Tanah MANUSKRIP TANJUNG TANAH DAN DHARMASRAYA Disebutkan dalam Manuskrip Tanjung Tanah pada halaman 29 dan 30 bahwa Penguasa saat itu Paduka Ari Maharaja Drammasraya (ditulis Drammasaraya dan Drammasraya), dimana aturan hukum yang ada mengikat seluruh wilayah Kerinci (saisi bumi Kurinci), yang berbunyi : 4
  • 5. nyatnya titah maharaja drammasaraya // yatnya yatna sidang mahatnya saisi bumi kurinci si lunju kurinci // sasta likitang kuja ali dipati diwaseban di bumi palimbang di hadappan paduka ari maharaja drammasraya //&//..// Ini merupakan titah dari Maharaja Drammasaraya [...] Yang diagungkan diseluruh Daerah Kurinci [...] di tempat pertemuan daerah Palimbang, di hadapan Paduka Ari Maharaja of Drammasraya" HUBUNGAN KERAJAAN SINGOSARI & MALAYU di DHARMASRAYA (Beberapa Teori Penjelasan) Tujuan utama Krtanagara’s dari Kerajaan Singosari menyerang Kerajaan Melayu adalah untuk menaklukan Sumatera berdasarkan jejak sejarah yang terdapat pada Lapik Patung Amoghapasa yang ditemukan di daerah Rambahan – Lubuk Bulang, Kec. Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Pada tahun 1208 Saka (1286 M) Krtanagara Raja Singasari memberikan hadiah berupa patung Budha (Amoghapasa) kepada Penguasa Kerajaan Melayu. Patung tersebut di bawa dari Jawa ke Sumatra dan ditempatkan di Dharmasraya (diantuk dari bhumi Jawa ka Swarnnabhumi dipratistha di Dharmmasraya), dan seluruh penduduk di Bhumi Malayu [...], dan khususnya Raja Srimat Tribuanaraja Mauliwarmadewa, rejoiced at the presentation of the gifts" (Krom 1931:336). Teori lainnya dikemukakan oleh C.C. Berg yang mengemukakan bahwa Ekspedisi Pamalayu dan ekspedisi lainnya dari penguasa-penguasa di Jawa merupakan bagian dari far-reaching imperialistic dan secara sistematis telah direncanakan, yang bertujuan untuk menyatukan Nusantara (Jawa dan Sumatra) untuk menhadapi kemungkinan serangan dari China dengan membentuk Aliansi anti-Mongol (Berg 1950-1951). Teori Berg ini juga diperbaharui oleh De Casparis, yang menyatakan bahwa pemberian Patung Amoghapasa harus dilihat sebagai bentuk ungkapan persahabatan untuk membentuk aliansi dengan tujuan ganda, yaitu untuk memperluas Pengaruh Kerajaan Singhasari ditengah makin melemahnya Pengaruh Kerajaan, dan untuk membentuk sebuah Konfederasi Malaya dibawah Kerajaan Singhasari untuk menghadapi potensi serangan dari pasukan Kublai Klan (Casparis 1989, 1992). HUBUNGAN SINGOSARI - SRIWIJAYA - MALAYU DHARMASRAYA Salah satu Candi di Muara Jambi, Candi Gumpung, memiliki kemiripan dengan Candi Jawi di Jawa Timur yang merupakan candi pemujaan dari Krtanagara, sehingga dapat disimpulkan bahwa Krtanagara sepertinya berusaha untuk menjadikan Jambi sebagai titik strategis dengan mengirimkan pasukan dan buruh untuk membangun tempat Pemujaan Buddha di. (Suleiman 1982). Krtanagara tidak saja mengembangkan pengaruhnya di Muara Jambi, tetapi juga sampai ke Dharmasraya, hal ini dibuktikan dengan pemberian patung Amoghapasa. Penempatan patung ini oleh Krtanagara di Dharmasraya, secara kontektual dapat diartikan sebagai bentuk pengakuan Dharmasraya sebagai Ibukota baru. Dengan pindahnya Ibukota Kerajaan Melayu ke Dharmasraya, berakibat hilangnya monopoli perdagangan maritim di Selat Melaka yang merupakan gerbang ke Thai dan Jawa, sehingga perekonomian diarahkan pada ekplorasi potensi Sumber Daya Alam Pertanian (land-based resources). Dharmasraya, terletak tepat di perbatasan antara Jambi dan Minangkabau, dan merupakan lokasi yang ideal untuk merumuskan kembali identitas kerajaan Malayu baru sebagai Kerajaan berbasis Sumber Daya Alam Pertanian (land-based state), yang diperkaya dengan konsep politik dan kelembagaan yang dibawa dari Java Timur 5
  • 6. Manuskrip Tanjung Tanah mengindikasikan bahwa Dharmasraya merupakan tempat pengaturan perdagangan di daerah perdalaman yang terindikasi dengan adanya kerjasama yang erat dengan Lembah Kerinci hingga Palembang sebagaimana pada halaman 29 – 30. Penguasa Dharmasraya menyadari pentingnya untuk mengatur perdagangan dengan Kerinci yang dikenal dengan deposit emasnya yang sangat besar dan menarik bagi Penguasa Kerajaan Malayu dimana pada manuskrip tersebut ditemukan aturan yang dikeluarkan Maharaja Dharmasraya yang berbunyi “barangsiapa yang terbukti menipu dalam menimbang [...] akan didenda sebesar satu dan seperempat tahil emas HUBUNGAN SARUASO - DHARMASRAYA – MUARO JAMBI Dharmasraya berlokasi di jalur utama perdagangan dari Dataran Tinggi Minangkabau (SARUASO) menuju Ibukota Jambi Lama di pesisir pantai, dimana Penguasa Dharmasraya menurut Manuskrip Tanjung Tanah bergelar Maharaja, yang merupakan bawahan dari Penguasa Minangkabau yang bergelar Maharajadiraja. Pada akhir abad XIII Dharmasraya menjadi pusat administrasi yang penting baik sebelum Ibukota Kerajaan Malayu pindah dari wilayah pesisir ke SARUASO pada awal abad XIV, sehingga tidaklah salah untuk mengatakan bahwa Dharmasraya pernah menjadi Ibukota Kerajaan Malayu sebelum pindah ke Dataran Tinggi Minangkabau (SARUASO). Sayangnya tidak banyak diketahui tentang proses masuknya Jambi menjadi bagian dari Kerajaan Minangkabau, serta tentang peran Dharmasraya dalam proses ini. Pada Abad XIV Suroaso, Dharmasraya, and Muara Jambi merupakan pusat-pusat utama, dimana Sungai Batang Hari merupakan jalur utama perdagangan pada masa itu. Ibukota Kerajaan Malayu yang berlokasi di Dataran Tinggi Minangkabau memudahkan dalam mengontrol wilayah perdagangannya. Saat ini rute lalu lintas utama yang menghubungkan daerah Minangkabau dengan pusat-pusat kota lainnya di Sumatra (Medan, Pekanbaru, Jambi, and Palembang), sama dengan rute dimasa Adityawarman. Lokasi Ibukota di dataran Tinggi juga sangat menguntungkan sebagai perlindungan untuk mengantisipasi serangan dari Dinasti Yuan dari Mongols atau Kerajaan Thais. Tanah gunung api yang subur juga mendukung stabilitas ekonomi, dimana diindikasikan dengan pembangunan jaringan irigasi dekat Suroaso yang pernah dilakukan oleh Adityawarman. Dari manuskrip tersebut terbukti bahwa saluran irigasi dibangun selama kepemimpinan Akarendra (Putra Mauliwarmadewa), dan diselesaikan dimasa kepemimpnan Adityawarman "the Nandana-wood of Sri Surawasa, always full of cereals (rice)" (Casparis 1990:42). Keberadaan irigasi tersebut membuktikan bahwa Akarendra dan penerusnya sangat menyadari pentingnya sektor pertanian dan sumber daya lainnya yang tersedia di sepanjang lembah dan hutan Bukit Barisan. Three locations that played major roles in the MALAYU KINGDOM of ADITYAWARMAN were : (1) SUROASO, the capital in the Minangkabau highlands,4 (2) DHARMASRAYA, the main reloading point where the natural resources from the surrounding areas where collected, and 4 Kerajaan melayu Dharmasraya berpindah pusat pemerintahan ke arah Pedalaman yaitu di daerah Kab. Tanah Datar sekitarnya. Menurut Casparis perpindahan pusat kerajaan ini dilakukan Akarendra Warman, Pendahulu Adityawarman,. Dari DAS Batang Hari ke Daerah Saruaso sekarang (Casparis, 1992:239). 6
  • 7. (3) MUARA JAMBI and/or other ports in the Muara Sabak / Koto Kandis region along the Kuala Niur, the navigable branch of the lower Batang Hari, which formed the gateway to international trade. BUKTI SEJARAH KEBERADAAN KERAJAAN MELAYU DI DHARMASRAYA : A. SITUS 1. Situs Rambahan, Jorong Lubuk Bulang – Ken. IV Koto Pulau Punjung 2. Situs Sungai Siran, Jorong Lubuk Bulang – Ken. IV Koto Pulau Punjung 3. Situs Makam Raja-Raja Siguntur, Jorong Siguntur Bawah – Kec. Sitiung 4. Situs Parit Keliling Candi Padangroco, Jorong Sei. Lansek – Kec. Sitiung 5. Situs Bekas Arca Bhairawa, Jorong Sei. Lansek – Kec. Sitiung 6. Situs Padang Laweh, Nagari Padang Laweh – Kec. Sitiung B. BANGUNAN SEJARAH 1. Kompleks Candi Padangroco, Jorong Sei. Lansek – Kec. Sitiung 2. Kompleks Candi Pulau Sawah,5 Jorong Siguntur Bawah – Kec. Sitiung 3. Rumah Gadang Siguntur, Jorong Siguntur Bawah – Kec. Sitiung 4. Masjid Tua Siguntur, Jorong Siguntur Bawah – Kec. Sitiung 5. Candi Bukik Awang Maombiak, Jorong Kt. Baru Siguntur – Kec. Sitiung 6. Rumah Gadang Pulau Punjung, Kec. Pulau Punjung 7. Rumah Gadang Padang Laweh, Kec. Koto Baru C. ARTEFAK DALAM BENTUK RELIC 1. Arca Dewa setengah badan dari Siguntur (Batu) 2. Arca dari Sei. Lansek (Perunggu) 3. Arca dari Pulau Sisawah (Perunggu) 4. Arca Bhairawa dari Sei. Lansek (Batu) 5. Arca Amoghapasa dari Rambatan (Batu) merupakan hadiah Raja Sri-Kertanegara dari Kerajaan Singasari untuk Raja Melayu Tribhuwana Mauliwarmadewa dibuktikan dengan Pahatan yang terbaca pada Lapik arca AMOGHAPASA yang berbunyi diantuk dari bhumi Jawa ka Swarnnabhumi dipratistha di Dharmmasraya, and "all the inhabitants of Bhumi Malayu [...], and especially the king SRIMAT TRIBUANARAJA MAULIWARMADEWA, rejoiced at the presentation of the gifts" (Krom 1931:336). 6. Artefak lain yang pernah ditemukan di DAS Batang Hari Catatan : Diolah dari berbagai sumber 5 Di kompleks Candi Pulau Sawah ini telah ditemukan 11 (sebelas) titik situs Candi dan saat ini baru dibuka 3 (tiga) titik Candi. 7