Rasulullah saw memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan yang luar biasa dalam membangun negara. Beliau membangun negara berdasarkan aqidah Islam untuk membangun masyarakat dengan pemikiran yang sehat. Rasulullah saw juga mempersiapkan rakyat yang beriman untuk menopang negara, dan memilih lokasi Madinah karena sumber daya dan karakter penduduknya yang mendukung pembangunan negara.
2. Politik disini adalah pengelolaan urusan
negara berbekal kebijaksanaan, kecerdasan,
dan pengalaman.
Rasulullah saw telah dianugrahi kecerdasan
fitriyah oleh Allah swt dan hikmah yang
berlimpah, visi yang jauh ke depan, dan
prilaku yang bagus dalam segala perkara
yang sulit untuk digambarkan.
3. Politik dalam membangun negara
Negara yang berasaskan aqidah. Negara ideal
adalah negara yang tujuannya tidak terbatas
hanya untuk memberikan kemakmuran material
bagi bangsanya, tetapi negara ya g menjadikan
puncak tujuannya adalah membangun bangsanya
dengan pemikiran yang sehat/benar. Karena
dengan berpikir sehatlah akan terbangun sebuah
peradaban, bisa diraihnya kegaungan ilmu
pengetahuan, dan terpecahkan segenap
permasalahan, dan umatpun akan maju ke depan.
4. Karena itu Rasulullah saw beraktivitas untuk
membangun negara yang bertumpu pada ikatan
aqidah, yang menganut aqidah konstruktif dan
yang beraktivitas –tanpa paksaan sedikitpun-
supaya warga negaranya mengimani aqidahnya.
Dan juga beraktivitas supaya bangsa-bangsa di
negara lain mengimani aqidahnya tersebut.
Jika negara aqadiyah tersebut, dan tegaknya
negara itu merupakan bagian dari aqidah
tersebut, maka negara tadi akan tgak berdiri di
atas landasan yang kuat, bila terdapat pilar rakyat
yang beriman.
5. Tegaknya negara di atas pilar rakyat
(individu) yang beriman. Negara yang tidak
disokong dengan rakyat/individu yang beriman
akan cepat runtuh. Karenanya, Rasulullah saw
menolak menegakkan negara di atas kaidah-
kaidah rakyat yang tidak beriman. Maka beliau
saw mempersiapkan pilar-pilar rakyat yang
beriman sebelum menegakkan negara,
sehingga ketika negara tegak , pilar rakyat yang
beriman ini memainkan instrumen negara
dengan cakap dan ikhlas, dan
mempertahankannya dengan segenap
pengorbanan yang tiada banidingnya.
6. Tempat tegaknya negara. Untuk membangun
negara Rasulullah mencari tempat dengan
karakter tertentu. Sebagian dari karakter tersebut
adalah :
1. adanya sumber alam yang menjamin
tercukupinya kebutuhan sendiri (mandiri) dan
memungkinkan meraih kesejahteraan ekonomi.
2. penduduknya memiliki karakter furusiyah
(keahlian menunggang kuda) dan berani, memiliki
pengalaman dan piawai dalam berperang.
Dan yang memenuhi dua kriteria ini adalah Thaif
dan Madinah.
7. Politik dalam negeri
Kedaulatan negara atas wilayahnya. Rasulullah
saw mengumumkan sejak beliau memerintahkan
Bilal untuk adzan.
Semaksimal mungkin menghimpun kemampuan
(keahlian) yang bisa dipercaya dalam negara.
Menghilangkan kedengkian.
Menyemangati / menghibur hati.
Menciptakan stabilitas dalam negeri. Rasulullah
saw ingin mengurus rakyatnya dengan kasih
sayang.