2. Prolog
Berakhirnya Masa Kegelapan (Dark Age) di
Eropa dengan munculnya era Renaissance
ternyata membawa malapetaka bagi bangsa-
bangsa di Asia dan Afrika.
Hal ini dikarenakan kemajuan yang dicapai
oleh orang-orang Eropa dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi berdampak pada
berkembangnya kolonialisme dan imperialisme.
Bangsa-bangsa Timur, termasuk Indonesia,
adalah negara yang kaya akan sumber daya
alamnya sehingga menjadi daya tarik untuk
dijadikan daerah koloni.
3. Awal Mula Kolonial Masuk di
Indonesia
Usaha bangsa Barat
untuk mendapatkan
benua baru dipelopori
oleh bangsa Portugis
dan Spanyol yang ingin
mendapatkan rempah-
rempah.
Bartholomeu Dias (1492) dan
Vasco da Gama (1498)
berkebangsaan Portugis
berlayar menyusuri pantai
barat Benua Afrika akhirnya
tiba di Kalkuta, India.
Kemudian mereka membangun
kantor dagang di Kalkuta
dan berdagang di Asia Tenggara.
Pada tahun 1512, Portugis
masuk ke Maluku sedangkan
Spanyol masuk ke Tidore (1521)
untuk mencari rempah-rempah.
4. Selanjutnya para pedagang
Belanda memanfaatkan
penemuan-penemuan di atas
untuk ikut juga mencari rempah-
rempah ke Indonesia. Alasan
Belanda mencari dunia baru
karena kesulitan mendapatkan
rempah-rempah dari Laut Tengah
sehingga berupaya mencari sendiri
rempah-rempah ke dunia Timur
(Indonesia).
Karena Belanda menggunakan kekerasan dan tidak
menghormati rakyat Banten sehingga Belanda diusir
dari Banten.
Pada tahun 1596, pedagang
Belanda
dengan empat buah kapal di
bawah
Cornelis de Houtman berlabuh
di Banten.Mereka mencari
rempah-rempah di sana
dan daerah sekitarnya untuk
diperdagangkandi Eropa.
5. Tujuan dagang tersebut kemudian berubah.
Belanda ingin berkuasa sebagai penjajah yang
kejam dan sewenang-wenang, melakukan
monopoli perdagangan, imperialisme ekonomi,
dan perluasan kekuasaan. Untuk semakin
mudah mencari kekayaan serta mengurangi
persaingan dagang antar pedagang Belanda
serta memperkuat persaingan dengan
pedagangan Barat lainnya, dibentuklah VOC.
7. SEBAB DAN TUJUAN
KEDATANGAN BANGSA BARAT
Sebab dan tujuan kedatangan bangsa
Eropa ke Asia adalah:
•Mencari kekayaan termasuk
berdagang (gold).
•Menyebarkan agama (gospel)
•Mencari kemuliaan bangsa (glory).
9. Kebijakan Pemerintah Kolonial di
Indonesia
Indonesia pada masa VOC
Indonesia pada masa
penjajahan Inggris
Indonesia pada masa
penjajahan Belanda II
Indonesia pada masa
penjajahan Belanda I
10. Perkembangan Sistem Pemerintahan, Struktur Birokrasi, dan
Sistem Hukum pada Masa Kolonial
Sistem
pemerintahan kolonial
Struktur
birokrasi kolonial
Sistem hukum
11. Perlawanan terhadap Kolonial
Belanda
Perlawanan Padri (1821 – 1837)
Perlawanan Sisingamangaraja XII
dari Tapanuli (1878 – 1907)
Perlawanan Pangeran Diponegoro
(1825 – 1830)
Perlawanan Aceh (1873 – 1904)
Perlawanan Patih Jelantik dari Bali
Perlawanan Banjar oleh Pangeran Antasari
(1859 – 1863)
Perlawanan Kapitan Pattimura (1817)
12. Tanggal 20 Maret 1602 Belanda membentuk kongsi dagang VOC
(Vereenigde Oost-Indische Compagnie) yang dianjurkan oleh
Johan van Olden Barnevelt yang mendapat izin dan hak istimewa
dari Raja Belanda.
Alasan pendirian VOC adalah
Adanya persaingan di antara pedagang Belanda sendiri, adanya
ancaman dari komisi dagang lain, seperti (EIC) Inggris, dan dapat
memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia
Hak VOC :
a. Verplichte Leverantie, yaitu kewajiban bagi raja pribumi untuk
membayar pajak hasil bumi kepada Belanda
b. Contingenten, yaitu pajak sewa tanah yang harus dibayar rakyat
dengan hasil bumi.
13. Pemimpin VOC
Jenderal (Raad van Indie) Pieter Both.
Hak-hak istimewa (Hak octrooi ) VOC. Antara lain:
a. hak monopoli perdagangan;
b. hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri;
c. hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan
di
daerah yang dikuasai;
d. hak mengadakan pemerintahan sendiri ;
e. hak mengumumkan perang dengan negara lain;
f. hak menjalankan kekuasaan kehakiman;
g. hak melakukan pungutan pajak;
h. hak memiliki angkatan perang sendiri;
i. menjadi wakil pemerintah Belanda di Asia.
14. Kehidupan Ekonomi
Penduduk di Kepulauan Banda yang terus menjual biji palanya
kepada pedagang Inggris akan dibunuh oleh pasukan Belanda.
Pada tahun 1605, armada VOC bersekutu dengan Hitu untuk
menyerang kubu pertahanan Portugis di Ambon. Imbalannya adalah
VOC berhak sebagai pembeli tunggal rempah-rempah Hitu.
Perlahan-lahan, VOC berhasil membuka kantor dagang di Sulawesi
Selatan dan menyerang Banten, selanjutnya menjadikan Jayakarta
sebagai pelabuhan dengan nama Batavia.
Dengan langkah itu, VOC berhasil memonopoli perdagangan
rempah-rempah di Indonesia Timur dan perdagangan lada di
Indonesia bagian barat.
15. Kehidupan Politik
Awal mula intervensi VOC di dalam kehidupan politik di Nusantara
dimulai pada tahun 1601. Pieter Both berhasil membujuk Pangeran
Jakarta untuk membangun benteng pertahanan di Batavia. Kontrak
antara VOC dengan Pangeran Jakarta itu antara lain VOC diizinkan
membuat bangunan dari batu bata dan kayu di daerah pecinan.
Sebagai gantinya, VOC membayar 1.200 real kepada Pangeran
Jakarta. Dari situlah, VOC mengoperasikan seluruh kepentingan
politik ekonominya ke seluruh daerah di Nusantara.
16. kronologi bagaimana VOC masuk dan menaklukkan daerah-daerah di Nusantara
Waktu Peristiwa
1569 Armada Belanda datang di Pelabuhan Banten.
1602 Pedagang Belanda mendirikan kongsi dagang dengan nama VOC.
1605 VOC bersekutu dengan Hitu menyerang Portugis dengan imbalan VOC
memperoleh monopoli rempah.
1609 VOC membuat kantor dagang di Sulawesi Selatan namun dihadang oleh
Raja Gowa.
1610 Ambon dijadikan pusat aktivitas VOC dengan dipimpin oleh seorang
gubernur jenderal.
1619 J.P. Coen menyerang Banten dan membangun Batavia sebagai pusat
aktivitas.
1620 VOC membantai penduduk Banda dan mengganti dengan para pendatang.
1630 Belanda mulai memegang hegemoni perdagangan laut di Indonesia.
1637 Gubernur Jenderal VOC (Antonio van Diemen) menyerang Ternate diHoamoal.
1643 Arnold de Vlaming memaksa Raja Ternate Mandarsyah untuk menandatangani
perjanjian yang melarang penanaman pohon cengkih di semua wilayah kecuali
Ambon atau yang dikuasai VOC.
1656 Seluruh penduduk Ambon dibuang dan VOC memusnahkan seluruh tanaman
cengkih.
1660 Tiga puluh kapal armada VOC menyerang Gowa dan terlibat perang dengan
pasukan Gowa.
1667 Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian dengan VOC.
1674 Wabah kelaparan merajalela di Jawa dan kondisi rakyat semakin
memprihatinkan.
17. 1683 Keuangan VOC mulai kacau karena korupsi (dari 23 kantor hanya 3 yang
produktif).
1740 Sepuluh ribu orang Tionghoa dibunuh oleh VOC.
1755 VOC menandatangani Perjanjian Giyanti.
1800 VOC secara resmi dibubarkan
Tanggal 31 Desember 1799 VOC runtuh.
Kemunduran VOC disebabkan hal-hal berikut.
1. Perang-perang yang dilakukan membutuhkan biaya yang besar padahal hasil dari
bumi Indonesia telah terkuras habis dan kekayaan Indonesia sudah telanjur
terkirim ke negeri Belanda.
2. Kekayaan menyebabkan para pegawai VOC melupakan tugas, kewajiban, dan
tanggung jawab mereka terhadap pemerintah dan masyarakat.
3. Terjadinya jual beli jabatan.
4. Tumbuhnya tuan-tuan tanah partikelir.
5. Kekurangan biaya tersebut tidak dapat ditutup dengan hasil penjualan tanah saja,
VOC harus juga mencari pinjaman. Akibatnya, utang VOC semakin besar
6. Pada akhir abad ke-18, VOC tidak mampu lagi memerangi pedagang-
pedagang Eropa lainnya (Inggris, Prancis, Jerman)
18. Gubernur Jendral yang menguasai :
Herman Willem Daendels (1808 – 1811). Daendels dipilih oleh
Napolean Bonaparte.
Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Jawa dari
serangan Inggris sehingga pusat perhatian Daendels ditujukan
kepada pertahanan dan keamanan. Adapun langkah-langkah
yang ditempuh Daendels sebagai berikut.
a. Membentuk tentara gabungan yang terdiri atas orang-orang Bugis,
Makassar, Bali, Madura, dan Ambon.
b. Menjadikan kota Batavia sebagai benteng pertahanan.
c. Membuat galangan beserta kapalnya di Surabaya.
d. Membangun pelabuhan Cirebon, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan
Tanjung Merak.
e. Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan sepanjang
1000 km. Pembangunan jalan ini menyebabkan ribuan orang mati
karena kelelahan, siksaan, kelaparan, dan penyakit. Daendels tidak
pernah mau menghiraukan penderitaan rakyat sehingga ia
mendapat julukan jenderal guntur.
19. Kehidupan Ekonomi
Verplichte leveranties (penyerahan wajib) diganti dengan
pajak hasil bumi. Mulai menghapuskan wajib tanam dan
wajib kerja.
Salah satu program Daendels yang fenomenal adalah
pembuatan Grote Postweg (Jalan Raya Pos) antara
Anyer–Panarukan sejauh 1.000 km dalam waktu tidak
kurang dari satu tahun. Pembangunan jalan itu jelas
sangat mendukung transportasi, perkembangan
perekonomian dan mobilitas sosial. Hanya saja caranya
yang menggunakan penguasa lokal untuk mengerahkan
rakyat dinilai membahayakan kedudukan Belanda.
20. Kehidupan Politik
Prinsip liberalisme dan antifeodal yang menjiwai Daendels
memengaruhi pula pola kebijakannya di tanah jajahan. Ia sangat
membatasi kekuasaan para raja terutama dalam mengangkat
penguasa daerah. Daendels melarang adanya jual beli jabatan.
Pada tahun 1811,
Daendels digantikan oleh Jan Willem Janssens. Tiga bulan setelah
Hindia Belanda dipegang oleh Janssens, puluhan kapal Inggris
berlabuh di Batavia.
Perang secara terbuka antara Belanda dengan Inggris meletus
pada tanggal 26 Agustus 1811. Inggris berhasil merebut Batavia
dan Belanda mundur ke Semarang. Akhirnya,
Pada tanggal 18 September 1811 Belanda menyerah Inggris di
Salatiga. Dokumen penyerahan itu dikenal dengan Perjanjian
Tuntang.
21. Keberhasilan Inggris mengalahkan Prancis di Eropa menyebabkan
kekuasaan Belanda atas Indonesia bergeser ke tangan Inggris.
Untuk itulah ditandatangani Kapitulasi Tuntang (1811) yang isinya
Belanda menyerahkan Indonesia ke tangan Inggris dari tangan
Jansens kepada Thomas Stamford Raffles, seorang Letnan
Gubernur Jenderal Inggris untuk Indonesia.
Adapun langkah-langkah yang diambil Raffles adalah :
a. membagi Pulau Jawa menjadi 18 karesidenan,
b. para bupati dijadikan pegawai negeri,
c. melaksanakan perdagangan bebas,
d. melaksanakan land rente (pajak sewa tanah) dan Raffles menjual
tanah kepada swasta,
e. menghapuskan perbudakan, dan
f. kekuasaan para raja dikurangi. Di Yogyakarta, Pangeran
Notokusumo diangkat sebagai Paku Alam (1813). Akibatnya,
Mataram Yogyakarta pecah menjadi dua, yakni Kasultanan
Yogyakarta di bawah HB III dan Paku Alaman di bawah Paku Alam
I.
22. Pada tanggal 13 Agustus 1814,
di Eropa ditandatangani Perjanjian London oleh Inggris
dan Belanda yang isinya Belanda memperoleh kembali
sebagian besar daerah koloninya, termasuk
Indonesia.
Pada tahun 1816,
Raffles meninggalkan Indonesia dan Belanda kembali
berkuasa di Indonesia.
23. Kehidupan Ekonomi
Dalam bidang perdagangan–keuangan, diambil langkah langkah sebagai
berikut.
1) Penghapusan segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa/rodi.
2) Pemberian kebebasan dalam usah perdagangan dengan memberi
kesempatan rakyat untuk ikut serta dalam perdagangan. Rakyat diberi
kebebasan untuk menanam tanaman-tanaman yang laku di pasaran
internasional.
3) Pelaksanaan monopoli garam.
4) Penjualan tanah kepada pihak swasta dan melanjutkan usaha penanaman
kopi.
5) Penciptaan sistem sewa tanah atau landrente. Dasar hukum yang digunakan
adalah bahwa pemerintah Inggris berkuasa atas semua tanah sehingga
semua penduduk yang menempati tanah wajib membayar pajak. Aturan yang
ditetapkan adalah sebagai berikut.
a) Tanah pertanian di bagi dalam tiga kelas (menurut kesuburan tanah).
Kelas I untuk tanah subur, kelas II tanah setengah subur, dan kelas III tanah
yang kurang subur.
b) Tanah kelas I dikenakan pajak 1/2 dari hasil panen, kelas II 2/5 , dan kelas
III dibebani 1/3.
c) Pajak tanah dipungut secara perorangan bukan kelompok.
d) Pemungutan pajak dilakukan secara langsung oleh pemerintah, bukan
melalui sistem borong seperti sebelumnya.
24. Kehidupan politik
Kebijakan politik yang diterapkan Raffles di Hindia Belanda banyak
dipengaruhi teori liberalisme. Inggris sukses menerapkannya di
India.
Pada tahun 1812, Raffles mengadakan pembaruan sistem pengadilan
dengan sistem juri seperti di Inggris dan menata kehidupan politik
pemerintahan di Jawa.
Kekuasaan Inggris atas Hindia Belanda semakin lemah setelah
negara-negara yang melawan Napoleon membuat perjanjian untuk
mendirikan kerajaan Belanda yang baru.
Akhirnya, pada tanggal 13 Agustus 1814 Inggris menyetujui bahwa
semua harta dan kekuasaannya di Hindia Belanda dikembalikan
kepada Belanda.
25. Dengan Perjanjian London, Belanda memperoleh kembali
jajahannya atas Indonesia. Belanda membentuk Komisaris Jenderal
yang akan melaksanakan kembali kekuasaan di Indonesia yang
beranggotakan Elout, Buyskes, dan Van der Capellen.
Namun oleh Inggris, ada wilayah Indonesia yang tidak dikembalikan
kepada Belanda, yakni daerah
Sumatra dan sekitarnya.
Pada bulan Maret 1816, Raffles menyerahkan kekuasaannya
kepada John Fendall. Setelah itu, Raffles segera menuju Singapura
dan membangun kota Singapura (1819).
Singapura dijadikan pusat pertahanan Inggris sampai Perang Dunia
II. Dengan demikian, Indonesia sepenuhnya menjadi daerah
kekuasaan Belanda dan diberi nama Nederlands Indie (Hindia
Belanda).
27. Tanam Paksa (Cultuur Stelsel)
Pemimpin :Van den Bosch
Van den bosch mendapat tugas untuk meningkatkan produksi tanaman ekspor,
seperti tebu, teh, tembakau, merica, kopi, kapas, dan kayu manis. Tujuan
diadakannya tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya, guna menutupi kekosongan kas negara dan untuk
membayar utangutang negara.
Adapun pokok-pokok aturan tanam paksa sebagai berikut.
1) Seperlima tanah penduduk wajib ditanami tanaman yang laku dalam
perdagangan
internasional/Eropa.
2) Tanah yang ditanami bebas pajak.
3) Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman perdagangan tidak
boleh melebihi pekerjaan untuk menanam padi.
4) Hasil tanaman perdagangan diserahkan kepada pemerintah dan jika harga
yang ditaksir melebihi pajak, kelebihan itu milik rakyat dan diberikan cultuur
procenten
5) Kegagalan tanaman/panen menjadi tanggung jawab pemerintah.
28. Kolonial Liberal
Pelaksanaan politik kolonial liberal sering disebut Politik Pintu
Terbuka (Opendeur Politiek), yaitu membuka modal swasta asing
untuk ditanamkan di Indonesia. Dengan politik tersebut, Indonesia
sebagai tempat untuk mendapatkan bahan mentah, mendapatkan
tenaga yang murah, tempat pemasaran barang produk Eropa serta
tempat penanaman modal asing.
Pelaksanaan politik kolonial liberal ternyata banyak mendatangkan
penderitaan bagi rakyat terutama buruh sebab upah yang mereka
terima tidak seperti yang tertera dalam kontrak. Akibatnya, banyak
buruh yang melarikan diri, terutama dari Deli, Sumatra Utara.
Selanjutnya pada awal abad ke-20,
Dari pihak Belanda mulai muncul sikap agak lunak, bahkan pada
tahun 1918,Van Limburg Stirum memberikan "Janji November"
yang isinya bahwa setelah Perang Dunia I, Indonesia akan diberi
kemerdekaan. Untuk itu lalu dibentuk Volksraad (Dewan Rakyat)
yang merupakan alat keikutsertaan bangsa Indonesia dalam
menentukan nasibnya.
29. Kehidupan Politik
Kehidupan politik di Hindia Belanda pada periode sistem
tanam paksa adalah membuat kebijakan yang bisa
menyelamatkan krisis yang melanda negeri Belanda.
Para bupati dan bangsawan diberi kekuasaan yang lebih
untuk bisa membantu program pemerintah. Para bupati
tersebut semakin berkuasa karena juga mempunyai
kepentingan pribadi untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih.