Dokumen tersebut merupakan bagian dari bab 5 yang membahas profil Kabupaten Tanggamus, Lampung. Terdapat informasi mengenai sejarah pemerintahan Tanggamus, wilayah administrasi, fisik dasar, kependudukan, sosial dan budaya di Tanggamus.
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Profil Waduk Batu Tegi
1. 5-1
Bab 5
Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi
Waduk Batu Tegi berada di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Berikut ini
uraian mengenai profil provinsi dan kabupaten tersebut, serta khususnys Waduk
Batu Tegi.
5.1. Pemerintahan
Provinsi Lampung yang dikenal juga dengan nama Bumi Ruwa Jurai yang
beribukota Bandar Lampung adalah daerah yang kaya akan potensi alam
dengan beragam kebudayaan ini telah dihuni oleh manusia dimasa
prasejarah, dan dibatasi oleh laut Jawa pada bagian timur, selat Sunda
pada bagian selatan, samudera Indonesia pada bagian barat dan pada
bagian utaranya provinsi Sumatera Selatan dan provinsi Bengkulu.
Provinsi Lampung banyak disinggahi oleh pendatang, sehingga daerah ini
dihuni oleh berbagai suku, agama dan ras yang majemuk, kemudian
orangpun banyak menyebut dan mengenal provinsi Lampung sebagai
miniaturnya Indonesia. Provinsi Lampung menempati pada posisi sangat
strategis karena letaknya di ujung pulau Sumatera bagian selatan yang
merupakan pintu gerbang menuju pulau Sumatera dari pulau Jawa dan
melalui perjalanan laut dapat menuju langsung keperairan internasional.
Selain itu provinsi Lampung memiliki potensi alam seperti pertanian,
perkebunan, perikanan, kehutanan, pertambangan, dan kekayaan lainnya
diantaranya hutan suaka alam, gunung berapi dan budaya tradisi lama
yang mudah dikunjungi dari semua daerah. Potensi wisata alam berupa
pasir pantai yang keputih-putihan dengan air laut yang bersih dan tenang
dapat dijadikan kawasan wisata dengan aktivitas bahari. Kawasan ini juga
merupakan pusat kegiatan nelayan dan dunia usaha swasta mengembang
kan usaha penangkapan/budidaya sub sektor perikanan dan kelautan.
Fasilitas pelabuhan, selain pelabuhan penyeberangan Bakauheni,
terdapat juga pelabuhan panjang untuk mengangkut hasil bumi keluar
daerah Lampung, diantaranya hasil kopi yang merupakan komoditas
unggulan provinsi ini, disamping komoditas lain yang pengangkutannya
tidak dilakukan melalui bandar udara Raden Inten II, bandar udara ini
hanya melayani angkutan penumpang.
Kondisi provinsi Lampung yang sedemikian rupa akan menjadi daya tarik
dan sangat menjanjikan bila dikelola secara sinergis dan berkesinam-
bungan akan memberikan peluang bagi upaya investasi diberbagai aspek
kehidupan, baik di perairan maupun di daratan, pada gilirannya akan
memberikan manfaat secara ekonomis bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat provinsi Lampung ini.
2. 5-2
Sejarah perkembangan wilayah Tanggamus, menurut catatan yang ada
pada tahun 1889 pada saat Belanda mulai masuk di Wilayah Kota Agung,
yang ada pada saat itu pemerintahannya dipimpin oleh seorang Kontroller
yang memerintah di Kota Agung. Pada waktu itu pemerintahan telah
dilaksanakan olehPemerintah Adat yang terdiri dari 5 (lima) Marga yaitu :
Marga Gunung Alip (Talang Padang), Marga Benawang, Marga Belunguh,
Marga Pematang Sawa, Marga Ngarip. Masing-masing marga tersebut
dipimpin oleh seorang Pasirah yang membawahi beberapa Kampung.
Perkembangan selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri
No. 114/1979 tanggal 30 Juni 1979 dalam rangka mengatasi rentang
kendati dan sekaligus merupakan persiapan pembentukan Pembantu
Bupati Lampung Selatan untuk Wilayah Kota Agung yang berkedudukan
di Kota Agung serta terdiri dari 10 Kecamatan dan 7 Perwakilan
Kecamatan dengan 300 Pekon dan 3 Kelurahan serta 4 Pekon Persiapan.
Pada akhirnya Kabupaten Tanggamus terbentuk dan menjadi salah satu
dari 10 Kabupaten/ Kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten
Tanggamus dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 2 Tahun 1997
yang di undangkan pada tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan menjadi
Kabupaten pada tanggal 21 Maret 1997.
Sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat adapt di Kabupaten
Tanggamus, pada tanggal 12 januari 2004 Kepala Adat Saibatin Marga
Benawang merestui tegak berdirinya Marga Negara Batin, yang
sebelumnya merupakan satu kesatuan adat dengan Marga Benawang.
Pada tanggal 10 Maret 2004 di Pekon Negara Batin dinobatkan kepala
adat Marga Negara Batin dengan gelar Suntan Batin Kamarullah Pemuka
Raja Semaka V.
Dengan berdirinya Marga Negara Batin tersebut, masyarakat adapt pada
tahun 1889 terdiri dari 5 marga, saat ini menjadi 6 marga, yaitu : Marga
Gunung Alip (Talang Padang), Marga Benawang, Marga Belunguh, Marga
Pematang Sawa, Marga Ngarip, Marga Negara Batin.
5.2. Wilayah Administratif
Kabupaten Tanggamus adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi
Lampung, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Agung.
Kabupaten Tanggamus diresmikan berdasarkan Undang-undang No.2
tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997. Kabupaten ini memiliki luas wilayah
3.356,61 km2.
Nama Kabupaten Tanggamus diambil dari nama Gunung Tanggamus
yang berdiri tegak tepat di jantung kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini
berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Lampung
Selatan di sebelah timur dan perairan Samudera Indonesia. Pada awalnya
3. 5-3
Kabupaten Tanggamus secara administrasi terdiri dari 11 (sebelas)
kecamatan dan 6 (enam) perwakilan kecamatan. Tahun 2000 ke enam
kecamatan perwakilan tersebut menjadi kecamatan definitif, sehingga
menjadikan jumlah kecamatan menjadi 17 kecamatan yaitu:
1- Adi Luwih
2- Cukuh Balak
3- Gading Rejo
4- Kelumbayan
5- Kota Agung
6- Pagelaran
7- Pardasuka
8- Pematang Sawa
9- Pringsewu
10- Pugung
11- Pulau Panggung
12- Semaka
13- Sukoharjo
14- Sumberejo
15- Talang Padang
16- Ulubelu
17- Wonosobo
Kota Pringsewu sendiri sekarang sudah merupakan pecahan dari
Kabupaten Tanggamus.
5.3. Fisik Dasar
Daerah Lampung terletak di ujung bagian selatan pulau Sumatra, antara
3045 dan 60 L.S. serta 1050 dan 1030 B.T. Propinsi perbatasan sebelah
utara dengan propinsi Sumatra Selatan dan propinsi Bengkulu, sebelah
timur dengan laut Jawa, sebelah selatan dengan laut sunda, dan sebelah
barat berbatasan dengan Samudra Indonesia. Secara geografis
Kabupaten tanggamus terletak pada posisi 104°18’ - 105°12’ Bujur Timur
dan 5°05’ - 5°56’ Lintang Selatan.
Secara garis besar daerah Lampung sebelah Barat dan Selatan adalah
daerah pegunungan dan bagian Tengah, Utara dan Timur merupakan
daerah rendah. Gunung-gunung yang tinggi adalah gunung Tanggamus,
gunung Rajabasa, gunung Tebak, dan lain-lain. Sedangkan sungai-sungai
antara lain sungai Sekampung di Lampung selatan, Way Seputih di
Lampung Tengah dan Way Tulang Bawang di Lampung Utara. Sungai-
sungai ini menyebabkan daerah Lampung yang dialiri menjadi subur,
sehingga banyak penduduk pulau lain terutama Jawa dan Bali ingin
membuka sawah baru di daerah ini.
Luas wilayah Kabupaten Tnggamus adalah 3.356,61 km2 yang meliputi
wilayah daratan maupun perairan. Satu dari dua teluk besar yang ada di
4. 5-4
Propinsi Lampung terdapat di Kabupaten Tanggamus yaitu teluk Semaka
dengan panjang daerah pantai 200 km dan sebagai tempat bermuaranya
2 (dua) sungai besar yaitu Way Sekampung dan Way Semaka. Selainitu
Wilayah Kabupaten Tanggamus dipengaruhi oleh udara tropical pantai
dan dataran pegunungan dengan temperaturudara yang sejuk dengan
rata-rata 28°C.
Gunung Tanggamus di Kabupaten Tanggamus memang unik dan memiliki
tantangan tersendiri. Menuju lokasi itu saja sudah punya cerita khusus,
apalagi jalur pendakian ke tempat peristirahatan pertama hingga puncak.
Dari kejauhan, gunung setinggi 2.100 meter itu seolah menyimpan misteri.
Kabut tebal bak pernah berhenti menutupi puncaknya. Tempat itu paling
mudah dicapai dari Kota Bandar Lampung melewati kota Pringsewu,
Kabupaten Tanggamus. Setelah menempuh jarak 90 kilometer melalui
jalan berkelok dan naik turun, perjalanan selama dua jam berakhir di Desa
Gisting.
Dari pertigaan Pasar Gisting, pengunjung masih harus menempuh jarak
sekitar lima kilometer untuk bisa sampai ke titik awal pendakian, tepatnya
di Desa Tanggamus. Di rumah Pak Kidi,, salah satu penduduk, yang
sudah biasa disinggahi para pendaki, kami mampir. Di rumah itu seluruh
perbekalan, peralatan pendakian dan kemah, serta perlengkapan lainnya
dicek ulang.
5.4. Kependudukan, Sosial dan Budaya
Kabupaten Tanggamus berpenduduk sebanyak 800.080 jiwa (2000)
dengan kepadatan penduduk 243 jiwa/km2.
Penduduk daerah Lampung terdiri dari penduduk dari Lamoung yang
berjumlah 25% dan penduduk pendatang 75%, dari jumlah penduduk.
Suku-suku pendatang adalh dari Jawa, Palembang dan Sunda serta
Banten, Bali, Tapanuli, Minang,Bugis dan beberapa suku bangsa lainnya.
Struktur sosial masyarakat Lampung adalah bersifat genealogis teritorial,
hal ini membuata mereka selalu terikat pada harga meraka. Di desa-desa,
umumnya berdiam warga yang berasal dari satu cikal bakal yang sama
yang disebut Buay atau Kampung-kanpung atau dipedesaan didirikan
Nuwo Balak yaitu rumah besar sebagai tempat berdiam keluarga besar
(extended family). semula tiap buay mendiami suatu wilayah disebut
Marga atau Merga, dan merga ini terdiri dari beberapa kampung disebut
Tiyuh. Tiyuh biasanya didiami beberapa suku, dan suku terdiri dari
beberapa cangkoi, selanjudnya cangkoi terdiri dari beberapa Nuwo.
Dengan demikian marga, tiyuh dan kampung adalah faktor kesatuan
wilayah, sedang buay, suku, cangkoi, dan nuwo menunjukan kesatuan
genealogis. Mata pencaharian masyarakat Lampung adalah bertani
5. 5-5
dengan hasil utanma padi, perkebunan menghasilkan kopi, lada, karet,
cengkeh, kelapa, tembakau dan vanili.
Di masa lampau daerah Lampung telah berdiri kerajaan seperti yang
disbutkan dalam buku sejarah kuno dari Dinasati Han dari Cina, tentang
negara To Lang Poliwang yang terletak di wilayah Lampung. Secara
historis genealogis, masyarakat tradisional Lampung terdiri dari 2
golongan, yaitu golongan Lampung kepaduan di pedalaman dan golongan
paminggir di pesisir. antara kedua golongan tersebut terdapat corak
kebudayaan yang agak berlainan.
Kekerabatan masyarakat Lampung bersifat patrilineal yaitu garis
keturunan sepihak, dari pihak laki-laki atau ayah. Sistem perkawinan yang
umum dilakukan adalah dengan memakai sereh atau uang jujun atau
tukar, di mana setelah kawin istri masuk clan suamnya. Bila suaminya
meninggal, maka ia dikawinkan dengan saudara laki-laki suaminya, hal ini
disebut perkawinan nyemalang.
Dalam masyarakat Lampung ada beberapa bagian siklus kehidupan
seseorang yang dianggap penting sehingga perlu diadakan upacara-
upacara adat yang bercampur dengan unsur agama Islam. Di antaranya
adalah upacara kuruk liman, disaat kandungan umur 7 bulan, upacara
saleh darah yaitu upacara kelahiran, upacara mahan manik yatiu upacara
turun tanah, bayi berumur 40 hari, upacara khitanan bila bayi berumur 5
tahun, upacara serah sepi bila anak berumur 17 tahun dan sebagainya.
Juga upacara perkawinan, kematian dan upacara adat lainnya seperti
cokok pepadun yaitu pelantikan pengimbang baru sebagai kepala adat.
Masyarakat Lampung kaya akan berbagai cabang kebudayaan seperti
bahasa, kesenian dan lain-lain. Dalam bidang kesenian ada beraneka
ragam misalnya seni tari dengan tari-tarian adat misalnya tari melintang
tari keris, tari piring, tari sebarudangan,tari sahwi dan lain-lain, dan seni
tradisional yakni Diker dan Zikir dengan iringan kendang, Adi-adi Loru
Lomban, yaitu semacam pantun bersahut dengan iringan harmonium.
Sedangkan seni kerajianan berupa tikar daun pandan, bakul tempat sirih
dari rotan, tikar bambu untuk menjemur padi, dan lain-lain. Seni pahat seni
ukir dan seni lukis tidak dapat berkembang.
Di bidang seni bangunan terutama untuk bertempat tinggal, ada beberapa
macam rumah yakni rumah tradisional berbentuk rumah panggung atau
rumah di atas tiang dan rumah modern yakni rumah di atas tanah.
Rumah-rumah tradisional sampai kini masih dapat ditemui terutama di
pedalaman.
Menurut fungsinya rumah tradisional mempunyai bentuk dan warna yang
berbeda-beda atau lain. Nuwo Tuho yakni rumah pengimbang atau rumah
bangsawan yang dianggap tertua dan dihormati oleh seluruh masyarakat
6. 5-6
adat setempat, Nuwo Balak yakni rumah besar milik keluarga besar milik
keluarga masyrakat Pepadun, Lamban Balak rumah besar milik keluarga
besar masyarakat Paminggir, Nuwo Menyanak yakni rumah bagi keluarga
kecil, Nuwo Sesat yaitu rumah tempat pertemuan (balai adat), Nuwo
Kattua yakni rumah tempat bekerja bagi seorang penyimbang yang
mempunyai kedudukan sebagai pesirah, dan Tanggo Rajo yakni rumah
yang dibangun di pinggir kali, tempat perahu layar berlabuh dan
membayar ulasan.
Di Kota Agung - ibukota Kabupaten Tanggamus, yang menghadap laut
Teluk Semangka ini kerap berlangsung kegiatan upacara pernikahan/adat
berbagai etnik, utamanya Lampung. Pelaksanaan major-event Festival
Tanggamus sebagai peristiwa-pariwisata yang tiap tahun digelar seputar
bulan maret, kegiatannya dipusatkan disini.
5.5. Perekonomian
5.5.1. Pendapatan Daerah
Kegiatan ekonomi Tanggamus mencirikan dirinya sebagai wilayah
agraris. Hasil-hasil pertanian tanaman pangan dan perkebunan serta
perikanan adalah jantung bagi kelangsungan ekonomi penduduk
selama ini. Tanggamus masih sangat bergantung pada ketiga lapangan
usaha tersebut. Dari kegiatan ekonomi selama ini, ketiganya bersama-
sama dengan peternakan dan kehutanan merupakan penyumbang
terbesar dari 9 lapangan usaha. Dari hasil aktivitas ekonomi penduduk
keseluruhan tahun 2001 sebesar Rp 2,2 triliun, hampir 50 persennya
berasal dari gabungan kelima lapangan usaha itu.
5.5.2. Perekonomian Sektoral
Tanggamus benar-benar tidak memiliki pabrik pengolahan komoditas
apa pun. Fungsi daerah ini murni sebagai penghasil saja.
1. Pertanian
Di Kabupaten Tanggamus memang ada bendungan besar seperti
Batu Tegi, tetapi belum bermanfaat optimal untuk pertanian di
wilayah itu. Ini memang proyek hasil studi banding 20 tahun yang
lalu. Sudah barang tentu menjadi bendungan yang sudah agak
ketinggalan zaman.
2. Perkebunan
Tanggamus yang sangat dikenal dengan komoditas kopinya,
dukungan itu belum ada. Perjalanan tanaman kopi sejak ditanam
hingga masa panen di daerah ini hanya sampai berbentuk biji
7. 5-7
kering asalan saja. Tidak ada proses pengolahan biji hingga
menjadi bubuk kopi siap minum. Akibatnya, nilai tambah tidak ada.
Padahal, akan lain ceritanya jika wilayah yang termasuk sentra
kopi robusta ternama di Provinsi Lampung ini memiliki pabrik
pengolahan sendiri. Nilai tanaman kopi menjadi lebih tinggi karena
adanya proses produksi. Apalagi, selama ini biji kopi Indonesia
yang diekspor, termasuk biji kopi Tanggamus, menurut Asosiasi
Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), memiliki mutu yang lebih rendah
daripada biji kopi negara-negara pengekspor lain di pasar dunia.
Setidaknya, kelemahan ini akan bisa ditutupi jika kopi yang
diekspor sudah dalam bentuk akhir, yaitu bubuk kopi siap minum.
Sayangnya, hingga kini, hal itu belum terjadi. Kopi Tanggamus
keluar dari wilayahnya masih dalam bentuk biji asalan.
3. Pariwisata
Daerah ini cukup kaya akan potensi wisata bahari dan wisata tirta.
Dari enam kecamatan yang berbatasan dengan Samudra Hindia,
dua di antaranya telah memiliki lokasi yang dimanfaatkan sebagai
wisata pantai. Dua kecamatan itu adalah Kota Agung dengan
wisata Pantai Pahabung, Terbaya, Tanjung Beringin, dan Pantai
Way Gelang, serta Kecamatan Cukuh Balak dengan Pantai Pasir
Putih, Paku, dan Pantai Pulau Tabuhan. Sementara untuk wisata
tirta terdapat air terjun Way Lalaan di Kota Agung dan air terjun
Kaca Marga di Cukuh Balak dan Talang Ogan di Pulau Panggung.
Wisata tirta lainnya adalah pemandian air panas. Sayangnya,
sebagian besar potensi ini belum banyak dikenal orang. Sedikit
sekali informasi yang bisa didapat mengenai tempat-tempat ini.
Padahal, beberapa di antaranya terdapat di ibu kota kabupaten,
yaitu Kota Agung. Pusat aktivitas ekonomi kabupaten semestinya
juga menjadi pusat informasi seluruh potensi wilayah.
4. Perikanan
Letak sebagian wilayah Tanggamus di pesisir Samudra Hindia ini
juga membuka peluang bagi penduduk berprofesi sebagai
nelayan. Di wilayah selatan kabupaten yang membentuk teluk
bernama Teluk Semangka, terdapat potensi perikanan. Di tempat
ini juga terdapat pelabuhan perikanan yang menampung ikan hasil
tangkapan nelayan-nelayan sekitarnya. Meski jumlah nelayan
tidak sampai satu persen dari total jumlah penduduk, hanya
sekitar 3.000 orang, produksi perikanan laut bersama dengan
perikanan darat memberi kontribusi cukup besar bagi
perekonomian Tanggamus secara keseluruhan. Jumlah nelayan
terbesar berasal dari Kecamatan Kota Agung. Pada tahun 2001,
total produksi perikanan sebanyak 12,7 juta kilogram dari
8. 5-8
perikanan laut dan darat, dan 165.100 ton berasal dari budi daya
tambak. Perputaran uang di lapangan usaha perikanan itu telah
menyumbang 11,3 persen dari seluruh aktivitas ekonomi
penduduk Tanggamus.
5. Perdagangan
Selain sebagai daerah agraris, perdagangan juga merupakan
salah satu kegiatan yang cukup menjanjikan di Tanggamus.
Dilihat dari sumbangannya pada aktivitas ekonomi penduduk,
share perdagangan ternyata paling besar. Pada tahun yang sama
kontribusinya sebesar Rp 465,4 miliar atau 21 persen dari total
kegiatan ekonomi. Meski demikian, untuk urusan ekspor
komoditas, Tanggamus masih mengandalkan eksportir dari luar
daerah karena kabupaten ini belum memiliki eksportir sendiri.
Penjualan komoditas ke eksportir ditangani oleh pedagang-
pedagang pengumpul.
Pertanian dan perdagangan telah memutar roda ekonomi daerah
berpenduduk sekitar 800.000 jiwa ini. Dalam jangka pendek,
langkah untuk memajukan wilayah tak bisa lepas dari
ketergantungan dua sektor tersebut.
6. Kehutanan
Dibandingkan kabupaten lain di Provinsi Lampung, Kabupaten
Tanggamus termasuk daerah rawan kejahatan. Terutama
kejahatan berkaitan dengan sumber daya alam (SDA). Seperti
pembalakan liar (illegal logging), penambangan liar (illegal mining)
dan pencurian ikan (illegal fishing).
Rusaknya hutan di kawasan Tanggamus tidak hanya berdampak
di Tanggamus. Tetapi, pasokan air ke lima kabupaten/kota di
Lampung akan terganggu, sebab pasokan air banyak dari
Tanggamus. Kalau hutan di sini gundul, itu sama saja dengan
membuat Lampung hancur.
7. Pariwisata
1) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan II
Taman Nasional Bukit Barisan II (TNBBS-II) merupakan
kawasan hutan lindung yang dihuni oleh satwa langka yang
dilindungi oleh pemerintah seperti : gajah, harimau, badak,
kerbau hutan, burung, dan sebagainya. Kecuali itu kawasan
ini juga ditumbuhi oleh flora yang sangat langka misalnya
bunga bangkai dan berbagai macam anggrek. TNBBS-II di
9. 5-9
ujung selatan Pulau Sumatera yang sebagian wilayahnya
merupakan wilayah territorial Kabupaten Tanggamus. Lokasi
TNBBS-II sangat tepat untuk pengembangan kegiatan wisata
buru, yaitu eko wisata maupun kegiatan penelitian habitat
dan fauna yang ada. Lokasi bunga bangkai terletak
diperbasan Wilayah Kabupaten Tanggamus dengan Wilayah
Kabupaten Lampung Barat. Untuk mencapai lokasi habitat
tanaman bunga bangkai, dapat digunakan dengan
kendaraan umum/ pribadi dari Kota Agung dengan waktu
tempuh selama ± 50 menit perjalanan dan jarak tempuh ± 40
km.
2) Air Terjun Way Lalaan
Air terjun Way Lalaan merupakan air terjun bertingkat
dengan jarak satu sama lainnya - 200 M, berasal dari aliran
Way (sungai) Lalaan yang bermuara ke Teluk Semangka.
Obyek wisata air terjun Way Lalaan terletak di Gunung
Tanggamus dengan jarak hanya 2 Km dari Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tanggamus atau 80 Km dari Kota
Bandar Lampung. Air terjun ini telah di kenal sejak Tahun
1937 yaitu pada zaman pemerintahan kolonial Belanda yang
telah membuat tangga semen menuju lembah air terjun.
Fasilitas yang tersedia yaitu shelter, kamar ganti pakaian dan
pelataran parkir.
Berkendaraan dengan kecepatan sedang, 15 menit dari Batu
Keramat tiba di Pekon Way Lalaan. Masuk ± 100 m dari sisi
kiri jalan objek wisata-tirta Air Terjun Way Lalaan layak
dikunjungi. Tumpahan air terjun dari ketinggian ± 11 m
menciptakan bunyi gemuruh yang sayup-sayup mulai
terdengar sejak anak tangga teratas jalan masuk menurun
sepanjang 75m. Pelataran parkir yang cukup luas, Shelter
serta mushola adalah fasilitas yang tersedia selain kamar
bilas. Dipinggiran kolam yang terbentuk dari jatuhan air ini
aman untuk mandi dan berendam. Lokasi obyek ini hanya
beberapa ratus meter dari kompleks perkantoran Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tanggamus.
11. 5-11
3) Gisting dan Kawasan Batu Keramat
Kawasan dataran tinggi Gisting dan Batu Keramat
menyimpan potensi keindahan dimana dari ketinggian
tempat kawasan ini dapat dinikmati udara sejuk pegunungan
dangan pemandangan kesibukan Teluk Semangka yang
dihiasi kapal-kapal tanker raksasa dan kapal nelayan serta
pelabuhan laut Kota Agung. Terletak hanya 4 Km dari Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tanggamus.
Masuk ke wilayah Kecamatan Kota Agung, di wilayah
dataran tinggi Batu Keramat (± 300 m dpl.), sebuah gapura
menyambut wistawan yang tiba di wialyah ibukota
kabupaten. Situasi alamnya mengingatkan wisatawan pada
pemandangan daerah pegunungan di Puncak Pas Jawa
Barat dengan jalan aspal mulus yang menurun berkelok-
kelok.Bedanya wisatawan disuguhi tambahan pemandangan
indah hamparan Teluk Semangka yang terbentang luas.
4) Pantai Terbaya
Pantai Terbaya yang terletak di sisi kiri jalan 3 kilometer
menjelang pusat kota Kota Agung dari arah Bandar
Lampung adalah obyek wisata-bahari yang ramai dikunjungi
wisatawan saat liburan dan akhir-pekan. Posisi jalan raya
dan pintu masuk lokasi berada pada ketinggian ± 25 m dpl.
(diatas permukaan laut). Situasi ini memungkinkan
pengunjung menikmati pemandangan yang luas ke arah
Teluk Semangka serta pantai berpasir yang rentangnya
seolah tak bertepi di kedua ujungnya. Di jalan menurun
menuju pantai, terdapat sumber mata air jernih yang dapat
digunakan untuk cuci-bilas. Pengelolaan pantai yang masih
belum tersentuh peralatan moderen serta tradisi
masyarakatnya yang masih terjaga baik, menjadikan tempat
ini tampak asli-alami.
5) Kompleks Megalitik Dan Prasasti Batu Bedil
Bagi peminat situs arkeologi (wisata-sejarah & budaya), di
Kecamatan Pulau Panggung, wisatawan dapat berkunjung
ke kompleks megalitik dan prasasti Batu Bedil. Prasasti yang
dibuat pada era Kerajaan Sriwijaya ini menjadi bukti sejarah
adanya penduduk di wilayah ini pada masa lalu yang
berhubungan dengan kerajaan tersebut. Terdapat 3
kompleks terpisah yang berdekatan di Pekon Batu Bedil Hulu
& Hilir 10 menit berkendaraan ke arah utara dari gerbang
kompleks Bendungan Batu Tegi.
12. 5-12
Kembali ke wilayah Kecamatan Talang Padang. Daerah
penghasil beras berkualitas unggul, yakni beras Talang-
Padang ini adalah kecamatan terakhir dari arah Bandar
Lampung sebelum memasuki ke wilayah Kecamatan Kota
Agung. Selain etnik Lampung dialek A dan sebagian kecil
dialek O, masyarakat di wilayah yang dinamis ini adalah
etnik Semendo, Jawa, Sunda-Banten dan Jaseng (akronim
Jawa-Serang)—sebutan di Lampung bagi etnis Banten
berbahasa jawa. Sejak beberapa generasi mereka
berinteraksi-asimilasi sehingga banyak yang mampu
berdialog dalam lima bahasa sekaligus.
6) Villa Internasional Perdana
Sarana akomodasi hotel kelas: Melati, dapat dijumpai di
pekon Gisting bawah antara lain, Villa Internasional Perdana
(VIP), Hotel Hosana dan Mess Pemda Tangggamus, serta
beberapa rumah makan. Sebuah Rumah Sakit Katolik yang
dilengkapi Instalasi Gawat Darurat terdapat disini.
Bagi perorangan maupun club Pencinta Alam yang ingin
melakukan pendakian –hiking ke Gunung Tanggamus, di
pekon Gisting Bawah ini dapat melakukan persiapan akhir
sebelum mendaki menuju check-point di Dusun Tanggamus
(akhir jalan aspal) 3 km ke arah utara. Gunung Tanggamus
dapat didaki hingga puncaknya dengan berjalan kaki ± 5 jam
dari titik ini.
7) Pantai Way Gelang
Bentangan garis pantai yang melengkung menyatu dengan
kaki Gunung Tanggamus di wilayah perairan kabupaten
ini,banyak yang berpotensi sebagai obyek wisata-bahari.
Walaupun belum dikelola-optimal, beberapa pantai telah
menjadi tempat yang sering dikunjungi wisatawan lokal dan
luar daerah. Way Gelang adalah salah satu diantaranya,
rentang pantai berpasir kecoklatan ini memiliki panjang ± 5
km.
8) Lamban/Menhan
Tiba di Kecamatan Pagelaran, selain pemandangan sawah
dan pekon-pekon silih berganti tampak pula sederetan hasil
kerajinan rotan dijajakan ditepi jalan. Terdapat kolam-kolam
pemeliharaan ikan di wilayah ini yang merupakan salah satu
sentral penghasil perikanan-darat dari 17 Kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Tanggamus. Sejak memasuki wilayah
13. 5-13
ini sesekali wisatawan dapat menyaksikan pemandangan
pekon-pekon etnis Lampung. Lamban/Mahhan—rumah
penduduk asli Lampung sub-etnik Pepadun yang dominan di
wilayah pedalaman, maupun sub-etnik Saibatin dari wilayah
pesisir masih banyak terlihat, bahkan ada yang telah
berumur 100-an tahun, salah satu diantaranya di Pekon
Tanjung Heran-Kecamatan Pugung.
9) Pantai Pulau Tabuan
Pulau Tabuan adalah merupakan suatu wilayah teritorial
Kabupaten Tanggamus yang berlokasi di perairan Teluk
Semaka dengan luas wilayah 600 hektar. Dalam waktu dekat
ini telah direncanakan oleh pemerintah kabupaten akan
dibangun dermaga yang berfungsi sebagai dermaga
penyeberangan transportasi laut dan nelayan dengan luas
lokasi ± 2500 m. Lokasi ini dapat dijangkau dengan
transportasi air berupa kapal motor/ speed boat yang
memakan waktu ± 1 jam perjalanan dari pelabuhan laut.
10) Pantai Harapan
Pantai Harapan Kota Agung terletak ± 10 km dari Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tanggamus. Pada saat ini
terdapat pelabuhan laut penyeberangan yang melayani rute
Kota Agung – Pulau Tabuan – Tirom – Tampang –
Belimbing. Saat ini di sekitar lokasi telah berkembang
beberapa fasilitas pendukung, seperti fasilitas perdagangan
berupa pasar dan pertokoan, sarana akomodasi berupa 2
buah hotel melati dan tiga buah rumah makan.
11) Air Terjun Jeram Semaka
Air Terjun Jeram Semaka terletak di Pekon Way Kerap
Kecamatan Semaka yang berjarak ± 25 km dari pusat
pemerintahan Kabupaten Tanggamus. Secara fisik, air terjun
ini terdiri dari 3 tingkat di mana sumber mata airnya berasal
dari TNBBS II, dimana pada saat ini lokasi masih sangat
alami. Objek wisata ini cukup potensial untuk dikembangkan
karena selain memiliki daya tarik tersendiri seperti keadaan
alamnya yang indah, berbukit, dan berhutan lebat dengan
suhu udara yang berkisar 20°-30°C, juga memiliki lokasi
pengembangan mencapai ± 5 Ha dengan potensi penduduk
daerah ini sebagai penghasil lada dan kopi terbesar di
Propinsi Lampung selain itu merupakan salah satu daerah
lumbung padi.
14. 5-14
12) Pemandian dan Pemancingan Wonotirto
Lokasi ini terletak di Kecamatan Talang Padang – desa
Wonoharjo yang berjarak ± 10 km dari njalan raya Kota
Agung Bandar Lampung. Objek wisata ini dilengkapi dengan
fasilitas kolam renang, pemandian, perahu dayung, pondok
untuk bermalam dan pondok-pondok untuk berteduh, santai.
13) Pantai Badak / Muli Indah
Tempat rekreasi ini terletak di Desa Badak Kecamatan
Cukuh Batak Kabupaten Tanggamus pada jalur Bandar
Lampung – Kedondong – Pardasuka – Putih Doh, ± 87 Km
dari Bandar Lampung. Pantai Muli Indah merupakan pantai
alam yang baru dibuka dan fasilitas yang ada masih
sederhana berupa sebuah kios makanan/minuman dan
saran MCK.
14) Pantai Batu Balai
Pantai yang masih alami dangan air laut yang jernih ini
terletak di pinggir jalan lintas barat yang menghubungkan
wilayah Lampung Barat. Terletak di Desa Suka Banjar
Kecamatan Kota Agung dan dapat dicapai dengan
kendaraan roda empat sekitar 7 Km dari Pusat
Pemerintahan Kabupaten Tanggamus.
15) Pantai Sawmil
Pantai Sawmil terletak ± 20 km dari pusat pemerintahan
kabupaen Tanggamus dengan luas lokasi yang dapat
dikembangkan ± 300 Ha. Lokasi ini sangat cocok untul
pengembangan objek dan sarana pariwisata seperti wisata
bahari, sky air, tempat rekreasi pantai, perhotelan, lapangan
golf, sepak bola, voli pantai, dan sebagainya. Selain dapat
dijangkau dengan transportasi darat, lokasi ini juga dapat
dijangkau dengan transportasi laut melalui pelabuhan laut
Kota Agung dengan kapal motor temple yang memakan
waktu selama ± 40 menit perjalanan.
16) Makam Kuno Pangeran Jiwa Kesuma
Terletak di Kecamatan Wonosobo kurang lebih 7 km dari
Kota Agung. Makam ini merupakan makam keluarga
Pangeran Jiwa Kesuma yang hidup pada masa peralihan
Hindu - Islam. Ciri makam ini masih menonjolkan ornamen /
ragam hias Hindu. Terdapat pula makam " Ikhawan " (
15. 5-15
makam bujang dan gadis sebagai korban persembahan
dalam kepercayaan Hindu pada masa itu ).
5.6. Prasarana Lingkungan
Mendekati pusat kota-kecamatan Talang Padang, di sudut kanan
persimpangan tampak mencolok papan penunjuk arah menuju
Bendungan Batu Tegi (Tegi = tegak/berdiri-bahasa Lampung). Lokasi
yang berjarak 20 km dari persimpangan ini memiliki areal yang sangat
luas. Bila tidak menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung dapat
menggunakan jasa ojek dari pangkalan-pangkalan yang ada untuk sampai
ke lokasi.
Waduk Batu Tegi, yang merupakan waduk terbesar di Asia Tenggara,
berlokasi di Pekon Way Harong, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten
Tanggamus, Lampung. Waduk itu dibangun untuk pengembangan irigasi
Way Sekampung, yang meliputi : Metro, Bandar Lampung, Lampung
Tengah, dan Lampung Timur. Tetapi, karena air yang dilepas untuk irigasi
memiliki energi besar, dimanfaatkan pula untuk pembangkit listrik tenaga
air (PLTA).
Gambar 5.2 : Waduk Batu Tegi
Disamping fungsi utama sebagai PLTA dan Irigasi/pengairan, sebagai
objek wisata, bendungan/waduk ini memiliki pesona pemandangan yang
menakjubkan. Danau yang terbentuk oleh genangan air bendungan ini
amat luas. Dikelilingi perbukitan, obyek ini bak terlukis dikanvas yang
bagaikan magnet menyedot perhatian pengunjung hingga betah berlama-
lama memandangnya.
Jika beruntung, berbagai jenis ikan tawar dapat dibeli antara lain: baung,
16. 5-16
gabus, patin, dan sebagainya yang merupakan tangkapan penduduk
sekitar dengan perahu motor yang kerap sandar pada jeti—dermaga
apung—dua sampai empat kali sehari. Peminat juga dapat pula menyewa
perahu mereka untuk sekedar berkeliling danau atau memancing dengan
sewa Rp. 25.000,00 untuk satu rombongan kecil (3 s.d 5 orang) selama 1
jam. Walaupun objek ini belum memiliki fasilitas yang memadai bagi
wisatawan, namun sejak tahun 2002 lalu ramai dikunjungi oleh
masyarakat Tanggamus maupun luar daerah terutama saat liburan dan
akhir pekan.
Kondisi hutan seluas 43.312 hektare di daerah tangkapan air (catchment
area) Waduk Batu Tegi, Kecamatan Pulau Panggung, Tanggamus,
memprihatinkan. Dari total luas kawasan hutan itu, 27.936 hektare (53%)
di antaranya rusak. Jadi perlu segera direhabilitasi. Karena kondisi
tersebut, daya dukung waduk terhadap fungsi irigasi, perikanan,
pariwisata, dan pembangkit listrik sudah jauh menurun.
Air yang keluar dari Waduk Batu Tegi dan dibendung di Bendung
Argoguruh untuk kemudian dialirkan melalui Way Sekampung dan Way
Seputih, memiliki potensi pengairan seluas 66.591 hektar di empat
kabupaten/kota. Namun, akibat tingkat kebocoran yang ditandai dengan
kecilnya debit air, maksimal hanya seluas 54.032 hektar yang bisa terairi.
Di Satuan Wilayah Sungai (SWS) Seputih—Sekampung sekitar 215,729
kilometer atau 42,21 persen dari total saluran irigasi di Daerah Irigasi (DI)
Sekampung Sistem sepanjang 510,989 kilometer rusak.
Dari saluran irigasi primer dan sekunder sepanjang 510,989 kilometer,
sekitar 347,404 kilometer diantaranya sudah berbentuk saluran konkret
atau dalam bentuk lining. Dari saluran konkret itu pun, sudah rusak
sepanjang 52,154 kilometer. Itu baru saluran primer dan sekunder.
Sementara untuk saluran tersier dan saluran usaha tani, diprediksi sudah
rusak juga.
Di musim hujan, debit air bisa saja bertambah. Namun memasuki musim
kering atau musim gadu, debit yang teralirkan berkurang. Akibatnya,
pertanian lebih banyak didukung dari lahan lebak. Turunnya daya tangkap
air karena kecepatan kerusakan lahan dengan kemampuan tanam tak
berimbang. Untuk itu dibutuhkan upaya rehabilitas. rehabilitasi dimulai dari
hutan lindung Register 30, 32, 39, dan 45—keempatnya wilayah hutan
lindung yang menaungi Waduk Batu Tegi. Tahun 2006, dengan model
sharing, Departemen Kehutanan dan Dinas Kehutanan Lampung
merehabilitasi 5.000 ha lahan hutan yang terbuka dan rusak. Sebanyak
1,5 juta batang bibit pohon akan ditanam.
Sebagai waduk yang baru berusia tiga tahun, kondisi kritisnya daerah
tangkapan air sangat berbahaya. Waduk Batu Tegi tidak pernah mencapai
elevasi air yang diharapkan, setinggi 275 meter. Di musim kemarau 2006,
17. 5-17
permukaan air turun lebih dari tiga meter, bahkan penurunan debit air
waduk hingga 12,6 meter. Akibatnya, waduk gagal mengairi lahan sawah
yang ditergetkan seluas 66.500 ha.
Rendahnya kemampuan tangkap daerah tangkapan air membuat debit air
yang keluar tidak mencapai debit normal, 15 meter kubik per detik, yang
menyebabkan PLTA Batu Tegi hanya mampu memproduksi 1 x 14
megawatt dari kapasitas 2 x 14 MW. Energi yang dihasilkan 100 gwh per
tahun.
Kondisi hutan bakau di Lampung yang mengalami kerusakan parah perlu
mendapatkan perhatian agar segera direhabilitasi. Dibutuhkan upaya
mengamankan dan merehabilitasi wilayah sekitar waduk besar yang kini
area tangkapan air (catchment area) telah mengalami gangguan yang
membuat debit air di Waduk Batu Tegi menyusut drastis.
Untuk mendukung penyelamatan Waduk Batu Tegi, telah dilakukan
penanda-tanganan Deklarasi Penyelamatan Waduk Batu Tegi oleh 10
bupati dan wali kota se-Lampung yang disaksikan Menteri Kehutanan dan
Gubernur Lampung. Kese-pakatan terdiri atas tiga poin, yakni
merehabilitasi kawasan catchment area, me-ngendalikan degradasi
lingkungan, serta bekerja sama masyarakat untuk meng-fungsikan Waduk
Batu Tegi sebagai PLTA, irigasi, air baku, perikanan, dan pariwi-sata.
5.7. Transportasi
Kota Agung ibukota Kabupaten Tanggamus, salah satu ‘kota-tua’ di
Propinsi Lampung memiliki pelabuhan lokal. Selain sebagai tempat
pendaratan ikan, moda transportasi laut yang berlabuh & berangkat dari
sisi menghubungkan wilayah-wilayah antara lain: Tampang Kecamatan
Pemantang Sawa, Pulau Tabuhan dan sebagainya. Laut dengan tingkat
pencemaran yang rendah di teluk ini kaya akan berbagai jenis biota laut.
Jenis ikan antara lain: tongkol-lurik, kembung-sate, selar serta cumi dan
udang lobster hidup di perairan ini. Kehadiran Bluemarlin pada musim
tertentu merupakan atraksiyang jarang dilewatkan oleh penggemar
olahraga memancing.
5.8. Kelembagaan Pembangunan
Para investor berpendapat bahwa kinerja Pemerintah Daerah pada aspek
infrastruktur, kinerja Pemerintah Daerah masih di bawah rata-rata kinerja,
sementara itu aparat Pemerintah Daerah menilai bahwa aspek sumber
daya masih di bawah rata-rata kinerja. Sedangkan untuk aspek-aspek
yang lain, kedua belah pihak memiliki persepsi yang sama, bahwa kinerja
pada aspek yuridis / formal dan lingkungan usaha berada di atas rata-rata
kinerja, sedangkan aspek pasar berada di bawah rata-rata kinerja.
Berdasarkan simpulan tersebut, penelitian ini menyarankan agar aparat
18. 5-18
Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus mencermati perbedaan
persepsi yang terjadi, serta meningkatkan kinerja atas aspek-aspek yang
dianggap penting untuk pengambilan keputusan investasi, tetapi kinerja
aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus masih di bawah rata-
rata, yaitu aspek infrastruktur (menurut versi investor) serta aspek sumber
daya (menurut versi aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus).