SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
Downloaden Sie, um offline zu lesen
SKL 1.     Membaca pengukuran salah satu besaran
               dengan menggunakan alat ukur tertentu.
                                                                           Besar resultan : FR =    F12 + F22 ± 2 F1 F2 cos α
    Jangka sorong :                                                                            F1            F2       FR
                                                                           Arah resultan :             =             =
                                                                                             sin α 2       sin α 1  sin α
                                                                           Dot Product : F1 . F2 = |F1|.|F2| cos α
                                                                           Cross Product : F1 x F2 = |F1|.|F2| sin α

                                                                                 SKL 3.      Menentukan besaran-besaran fisis gerak
    Hasil Pengukuran (HP)                                                                    lurus, gerak melingkar beraturan, atau gerak
                                   skalanoniu s                                              parabola.
     HP = skalautama +
                                       100                                 GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
                                                                           Syarat : ∆v # 0 dan a kons
                     7
     HP = 2 +                                                                                         vo = kecepatan awal
                    100                                                      v = vo + at              v = kecepatan pada saat tertentu
                          = 2,07
    Mikrometer skup                                                                         1 2
                                                                             s = vo . t +     at               v                         s
                                                                                            2
                                                                            v2 = v o + 2as
                                                                                   2
                                                                                                               vo                        vo
                                                                                                                                t                         t
                                                                           Gerak Vertikal vt)t
                                                                            s = ½ (vo +
                                                               15           a.    Gerak Jatuh Bebas = GLBB, a = g, vo = 0.
                                   HP = 5,5 +                     = 5,65
                                                                            b.    Gerak Dilempar vertical ke bawah = GLBB, a = g, vo ≠ 0
                                                              100
                                                                            c.    Gerak Dilempar vertical ke atas = GLBB, a = - g, vo ≠ 0
                                                                            d.    Di titik tertinggi vt = 0
    SKL 2.     Menentukan besaran skalar dan vektor serta
               menjumlah /mengurangkan besaran-besaran                     Gerak Parabola
               vektor dengan berbagai cara.                                Gerak pada sumbu x                            Gerak pada sumbu y
                                                                           ax = 0 → vx + konstan → GLB
                                                                           vo cos α = vp cos ө = vH                      ay = -g → vy berubah
                                                                           x = vo cos α . t                              vy = vo sin α - gt
                                                                                                                         h = vo sin α . t- 1 gt2
                                                                                                                                            2
                                                                                                                          2          y
                                                                                                                         v y = v 0 sin2 α - 2gh

                                                                                     titik tertinggi H → syarat : vy = 0
                                                                                     titik terjauh B → syarat : h = 0
                                                                                             v o sin α         2h
                                                                                                                                             2v o sin α
                                                                                     tH =                  =             tB = 2tH =
                                                                                                  g            g                                  g
                                                                                             v0 sin 2 α
                                                                                              2
                                                                                                                                    vo 2 sin 2α
                                                                                     hH =                                xB =
                                                                                                2g                                        g
                                                                           Gerak Melingkar Beraturan (GMB)                    laju tetap, vector arah
                                                                                                               2
                                                                                                               v             v2
                                                                           tidak tetap. V = ω.r, asp =             , Fsp = m
                                                                                                               R             R
                          xtot + ytot
                             2          2

                                ytot
                                                                                 SKL 4.      Menentukan berbagai besaran dalam hukum
                                xtot
                                                                                             Newton dan penerapannya dalam kehidupan
                                                                                             sehari-hari.
                                                    F2
                                                                    FR     Hukum Newton I
                                                                           ΣF = 0 → Benda diam tetap atau bergerak beraturan GLB
Resultan 2 vektor                   α α     1                              Hukum Newton II
                                    α           2
                                                         F1



1
ΣF = m . a          atau       a=
                                        ∑F                        EKtot = 1 mv + 1 Iω
                                                                              2      2

                                                                          2      2
                                        m                         Momentum sudut L = I ω
Arah percepatan a = arah resultan gaya ΣF
                                                                  Momen Gaya (Torsi) : τ = F.L sin θ
Hukum Newton III
Hukum ini dikenal dengan Hukum aksi-reaksi
Faksi = - Freaksi                                                 SKL 8.       Menentukan besaran-besaran yang terkait
                                                                               dengan usaha dan perubahan energi.
GAYA GESEKAN                                                      Usaha (W)
Gaya Gesekan Kinetik (fs)
                                                                                   F
fk = µk . N                                                                    α   F cos a

Gaya Gesekan Statik (fs)                                                                   S
Bekerja pada benda yang diam, syarat: ΣFx = 0, fs tidak tetap,    W = F cos α s → W = Fs cos α
bervariasi dari nol sampai dengan fs maks.                        Usaha dan perubahan energi
fs maks = µs . N                                                  W=F.s
                                                                    V1                 a            V2
Umumnya : fs maks. > fk → µs > µk → 0 ≤ µ ≤ 1
                                                                                   F

      SKL 5.         Menentukan hubungan besaran-besaran fisis                         S              2            2
                                                                   •      W = EK2 – EK1 = 1 mv2 - 1 mv1 = ∆EK
                     yang terkait dengan gaya gravitasi.                                       2          2
Gaya Gravitasi                                                     •      W = ∆ Ep
          mM                 GM                                    •      W = ∆ EM
F=G                     g=
           r2                 r2                                  Daya (P) P = W/t = F . v
W = mg;            m = massa benda
M = massa bumi                                                    SKL 9.       Menjelaskan sifat elastisitas benda atau
r = Jarak pusat bumi ke benda; g = percepatan gravitasi.                       penerapan konsep elastisitas dalam
 Hk Kappler :                                                                  kehidupan sehari-hari.
                             2          3                                HUKUM HOOKE (ELASTISITAS)
                      T1   R1 
                     T  =  R 
                                        ,                            Besarnya penmbahan panjang suatu zat padat (∆L),
                      2  2                                           sebandinng dengan gaya yang bekerja padannya (F)
                                                                               F ∆L
                                                                         E=     :              atau τ = E . e
      SKL 6.         Menentukan letak titik berat dari berbagai                A L
                     benda homogen.                                      E = Modulus Young
           Letak titik berat                                             Pada pegas
      •     Dimensi satu:                                                                       1
                                                                          F = k . ∆x : Ep =       . K (∆x)2
                     x1l 1 + x2 l 2 + ...                                                       2
              xo =                        l = panjang
                       l 1 + l 2 + ....
                                                                  SKL 10. Menentukan besaran-besaran yang terkait
      •       Dimensi dua:
                                                                          dengan hukum kekekalan energi mekanik.
                     x1 A1 + x2 A2 + ...
              xo =                              A = luas
                       A1 + A2 + ....                             SKL 11.      Menentukan besaran-besaran fisis yang
      •       Titik Pusat massa:                                               terkait dengan impuls, momentum, atau
                                                                               hukum kekekalan momentum.
                     x1 m1 + x 2 m2 + ...
              xo =                              m = massa         I = F . ∆t       P = m . v → f . ∆t = m . ∆v
                       m1 + m2 + ....                             Pada tumbuhan (ΣFluar = 0) berlaku Hukum Kekekalan
                                                                  Momentum :
                                                                       ,        ,
                                                                  m2 v2 + m1 v 1 = m2 v 2 + m1 v1
      SKL 7.         Menganalisis hubungan besaran-besaran yang
                     terkait dengan gerak rotasi.                 Koefisien elastisitas (e)
      Massa Partikel
              2       2
      I = m1r1 + m3r3
                                                                         (v1 − v2 )                           h1
       (1) Rotasi murni       (2) Menggelinding                   e=-                  →0≤e≤1
      EKrot = 1 Iω EKtot = EKtrans + EKrot
                  2                                                      (v1 − v2 )
              2                                                                                                        h2



2
PV = nRT atau PV = NkT → nR = Nk
       e=
              h2 = v 2
                                                                                                       m           N
              h1   v1                                                                        n=               =         dan R = k . No
                                                                                                      BM           No
                                                                                             dengan :
       SKL 12. Menjelaskan proses perpindahan kalor atau
                                                                                             n = jumlah mol gas R = tetapan gas umum
               penerapan azas Black dalam kehidupan                                          m = massa 1 partikel gas = 8,31 J/mol K
               sehari-hari.                                                                  BM = berat molekul = 0,082 It.atm/mol K.
                                                                                             No = bilangan Avogadro            k = konstanta boltzman
AZAS BALCK                                                                                   = 6,02 x 10
                                                                                                        23part
                                                                                                               /mol
                                                                                                                                  -23
                                                                                                                       = 1,38 x 10 J/K
    Akibat pemberian kalor Q pada benda adalah :                                                          2
    •    Perubahan suhu : Q = m . c . ∆t → c = kalor jenis                                          1 Nmv
                                                                                            P=                     T= temperatur (K)
    •    Perubahan fasa : Q = m . L → L = kalor laten                                               3 V
    Diagram kalor-suhu untuk air
          t(oC)                                                                              SKL 15. Menjelaskan faktor-faktor yang
                                                                                                     mempengaruhi energi kinetik gas.
                                                               Q5,? t3                          −                           −
                                          Q4,Luap                                             Ek = 3/2 kT , Ek : Ek rata-rata
            100

             0      E S 0 oC    Q2,Les       Q3,? t2
                                                                                             SKL 16. Menentukan berbagai besaran fisis dalam
                                                           Q
                      Q1,? t1                                                                        proses termodinamika pada mesin kalor.
                   ES-50oC          1                                                        Mesin Carnot (Mesin Ideal)
                                               o
       Q1 = m . c . ∆t1 → ces =         kal/g c                                              Siklus Carnot adalah sikus ideal yang terdiri dari dua proses
                                    2                                                        isotherm dan dua proses adiabatis.
                                                                                               P
       Q2 = m . Les     → Les = 80 kal/g                                                              A       Q1
                                        o                                                                           B
       Q3 = m . c . ∆t2 → cair = 1 kal/g c                                                                                      T1
                                             o
                    Q4 = m . Luap → 540 kal/g c

       SKL 13. Mendeskripsikan azas Bernoulli dalam fluida                                            C                         T2
                                                                                                              Q2        D
               dan penerapannya.                                                                                                  V
            Persamaan Kontinuitas                                                       •    T1 > T2
                                                                                        •    Proses A → B dan proses C → D adalah proses isotherm.
                                    vol
            Q1 = Q2   ⇒        Q=         =A.v                                          •    Proses B → C dan proses D → A dalah proses adiabatis
                                     t                                                       Q1 = kalor yang diberikan pada gas oleh reservoir bersuhu
            maka A1v1 = A2v2                                                                 tinggi (T1)
                          3
            Q = Debit : (m /s).                                                              Q2 = kalor yang dilepas oleh gas pada reservoir bersuhu rendah
                                                                                             (T2)
Hukum Bernoulli
P + pgh + 1 pv = konstan
              2                                                                         Kerja yang diperoleh :                           W = Q1 - Q2
          2                                                                                                   W                       Q1 − Q2          Q2
Penerapan Hukum Bernoulli pada tangki Bocor                                             Efisiensi :   η   =         →       η    =              =1-
                                                                                                              Q1                        Q1             Q1
                                                               V1= 0
                                                                                                                                 T2
Vo =     2gh1           x=2         h1. h2                               h1                                         η   =1-            T dalam Kelvin
                                                               h                                                                 T1
t =     2h2 vt =      v + 2gh2
                       2
                       0                                                 h2
                                                                              v0
                                                                                        MESIN PENDINGIN CARNOT
         g
                                                                                   vt                                                                 T2
                    vt = kcepatan air tiba di lantai                                    Koefisien Daya Guna Mesin                            Kp =
                                                                                                                                                    T1 − T2
       SKL 14. Menentukan variabel-variabel pada
               persamaan umum gas ideal.
       Hukum Boyle-Gay lussac                                                                SKL 17. Menentukan besaran-besaran yang terkait
       Merupakan penggabungan hukum Boyle dengan Gay-Lussac                                          dengan pengamatan menggunakan mikroskop
       yaitu                                                                                         atau teropong.
             pV                         p1V1           p 2V2                                     Mikroskop
                    = konstan →                    =                                         -   Mikroskop mempergunakan dua buah lensa positif
             T                           T1             T2                                   (obyektif dan okuler)
       Persamaan keadaan Gas ideal                                                           -   Benda terletak di R II dari lensa (antara fob dan 2fob)

3
-     Sifat bayangan akhir : diperbesar, maya dan terbalik dari                  d = fob - │fok │
             asalnya.
                                                                                             SKL 18. Menjelaskan berbagai jenis gelombang
                                                                                                     elektromagnet serta manfaatnya atau
                                                                                                     bahayanya dalam kehidupan sehari-hari.
                                                                                                  Gelombang Elektromagnetik
                                                                                                  Gelombang elektromagnetik adalah gelombang-
                                                                                                  gelombang yang tidak bermuatan listrik, yaitu :

                                                                                                  gelombang radio, televise, radar, inframerah, cahaya
       Panjang mikroskop d = S’ob + Sok                                                           tampak, ultra violet, sinar x, sinar γ
       d = jarak lensa objektif dengan okuler                                                     semakin kekanan f makin besar
       bayangan oleh lensa objektif merupakan benda bagi lensa
       okuler                                                                                SKL 19. Menentukan besaran-besaran tertentu dari
       lensa okuler berfungsi sebagai lup                                                            gelombang berjalan.
       -     Perbesaran linier total :                                                       16. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN
                                                                                                 v=f.λ
                                    S 'ob       S 'ok
       Mtot = Mob . Mok =                   x                                                     y = A sin (ωt – kx +   ϕo )
                                    S ob        S ok
                                                                                                          2π
       -     Perbesaran sudut total untuk mata tidak berakomodasi                                 k=             , ω = 2πf
             Syarat : S’ok = ∞ , Sok = fok                                                                λ
                S 'ob       Sn
       Mtot =           x                                                                    SKL 20. Menentukan besaran-besaran yang terkait
                S ob        f ok                                                                     dengan peristiwa interferensi atau difraksi
       Perbesaran sudut total untuk mata berakomodasi maksimum.                                      cahaya.
           Syarat : S’ok = -sn                                                        kisi Difraksi
                        S 'ob         sn                                            d sin θ = m .   λ          m = 0, 1, 2, 3, …
             Mtot =             x     fok +1
                        S ob                                                        d = jarak kedua celah
                                                                                      l = jarak layer kecelah
       Teropong Bintang                                                                p.d
-      mempergunakan dua buah lensa positif (objektif dan okuler)                             = m.λ
-      fob > fok karena letak benda jauh sekali                                         l
-      dipergunakan untuk mengamati benda-benda angkasa luar                          p = jarak terang ke m dari terang pusat.
-      memperbesar sudut penglihatan agar benda tampak lebih                          λ = panjang gelombang cahaya yang dipakai.
       jelas dn dekat, buka lebih besar.
-
                                '
       Bayangan akhir S ok terbalik                                                   Syarat terjadi gelap (interferensi minimum)
                                                                                       p.d                       1
                                ob                               ok                           = (bil.ganjil) x     λ
                                                                                        l                        2
                                                 Fob = Fok                      Fok
                                                                                      Lenturan pada Celah Tunggal
                                                                                               d = lebar celah
                                                                                               l = jarak layer ke celah
    Karena bintang-bintang sangat jauh, maka : Sob = ∞ → S’ob = fob
                                                             S 'ob       f ob         Syarat terjadinya gelap
     Rumus umum perbesaran sudut Mtot =                              x                                                               p.d
                                                             S ob        S ok                     d sin   θ =m. λ        atau              =m.   λ
     Perbesaran sudut untuk mata tidak berakomodasi.                                                                                  l
                                                                                                  m = 1, 2, 3, …
            S'ok = ∞ 
            S ok = f ok 
Syarat :                  letak fob berhimpit fok
                                                                                      Kisi
                        
                                                                                      Syarat terjadinya terang : d sin       θ = m . λ , d = 1/N
         f ob f ob
Mtot =        =
       S ok f ok
     Teropong bumi (dengan lensa pembalik)
     d = fob + 4 fp + fok                   (tanpa akomodasi)
     Teropong panggung : (lensa obj (+) ; lensa okuler (-)
4
SKL 21. Membandingkan intensitas atau taraf                         Medan Listrik
              intensitas dari beberapa sumber bunyi yang                  E= F         F=q.E              E = kuat medan listrik di tempat muatan
              identik.                                                       q
INTENSITAS (I) DAN TARAF INTENSITAS BUNYI (TI)                            listrik q
Intensitas adalah energi yang dipindahkan persatuan waktu atau            Catatan :
daya (P) per satuan luas                                                  •      E dan F adalah besaran vector
 (A).                                                                     •      Jika q positif maka F searah dengan E
•     Intensitas (I)                                                      •      Jika q negative maka berlawanan arah dengan E
             P                  2             1         1
      I=                   (W/m ) I1 : 12 =         :
             A                                R12        2
                                                        R2                E= F       →      E=k.
                                                                                                     q            (N/C = V/m)
•     Taraf Intensitas (TI)                                                     q'                   r2
                      I
      TI = I 0 log                                                        Potensial Listrik
                      Io
                                                                          v=k.
                                                                                     q karena E = k . q maka v = E . r
      di mana :
       TI = taraf intensitas (dB)
                                                                                     r                k2
       I = Intensitas bunyi (W/m )
                                  2                                             o      R = jari-jari bola
                                    -12
       Io = intensitas ambang = 1 0 W/m
                                        2                                       o      r = jarak ke pusat
                                                                                o      potensial di dalam bola = potensial di kulit bola
      Perbandingan Intensitas                                             (r   ≤ R) yaitu        v=k.
                                                                                                          q
                              I 2 n2                                                                      r
      a.      Jumlah (n)         =                                                                                    q
                              I 1 n1                                      potensial di luar bola (r>R) v = k .
                                          2                                                                           r
                           I 2  R1                                      Potensial listrik pada dua keping sejajar
                               = 
                           I1  R2                                        v= E . d atau v = σ . d d = jarak kedua keeping
      b.      Jarak (R) :
                                                                                                        εo
                                 I2                                       Energi potensial Listrik
              TI2 – TI1 = 10 log
                                 I1                                       Besarnya energi potensial listrik (EP) pada suatu titik yang
                                                                          potensialnya v adalah :

      SKL 22. Menentukan besaran-besaran tertentu yang                    Ep = qV sehingga Ep = k .q1 q 2
                                                                                                                 εo
              menimbulkan efek Doppler atau menentukan
              perubahan akibat efek Doppler tersebut.
EFEK DOPPLER                                                                    SKL 24. Menentukan hasil pengukuran kuat arus dan
             v ± vp                                                                     atau tegangan listrik.
•     fp =             . fs         → Bila kecepatan angin diabaikan      Kuat Arus Listrik
             v ± vs                                                                          q
                                                                                       I=                         I = dalam Ampere
•     fp   =
              [(v ± va ) ± vp] .       fs → Bila kecepatan anngin tidak
                                                                                             t
               [(v ± va ) ± vs ]                                                                                  q = dalam coulomb
                                                                                                                  t = dalam detik
      diabaikan                                                           Hukum ohm
                                                                          Arus listrik pada hambatan berasal dari potensial tinggi, kepotensial
      SKL 23. Menentukan besaran-besaran yang terkait                     rendah, maka VA > VB
              dengan hukum Coulomb atau medan listrik.
LISTRIK STATIS                                                            VAB = I . R →              VAB = VA - VB         VAB = -VBA
Hukum Coulomb                                                                                                              VBA = VB - VA
                                                                                 I
Menurut Coulomb besar antara 2 muatan listrik adalah :
                                                                                A       R        B
           q1 .q 2                                                        Hambatan Listrik (R)                   A                          B
F=k.                                                                                                                            p

            r2
    F = gaya coulomb, q = muatan listrik
    r = jarak kedua muatan
                                                                          R=    ρ.    l
                                                                                      A
                                                                                                              skala _ tunjuk
                                                                          H .Pengukuran =                                    xskala _ alat
                                                                                                               skala _ max


5
•   Gaya pada dua kawat sejajar berarus listrik
    SKL 25. Menggunakan hukum Ohm dan hukum                                     F = µ o i1 .i2
            Kirchoff untuk menentukan berbagai besaran                          l    2πa
            listrik dalam rangkaian tertutup.
    Hukum Kirchoff I : ΣI masuk = ΣIkeluar                              SKL 28. Menjelaskan kaitan besaran-besaran fisis
    Hukum Kirchoff II : Vab = ΣI.R + ΣE                                         pada peristiwa induksi Faraday.
                                                                        Hukum Faraday
    SKL 26. Menentukan besaran-besaran yang terkait                     •      εind. = -N
                                                                                             dΦ →     Φ=      B.A
            dengan medan magnet induksi di sekitar                                           dt
            kawat berarus.                                              • Fluks berubah karena A berubah
    KEMAGNETAN                                                          Jika kawat PQ yang panjangnya l di geser dengan kecepatan v.
    •  Induksi Magnetik di sekitar kawat bawah lurus berarus            εind. = B l v syarat : B ⊥ A, kalau B // A → εind = 0
   µ I
B = o B = induksi magnetik
   2πa                                                                  •      Hukum Henry
µo = permeabili tas hampa                                               εind = -L dl dl/dt = perubahan arus terhadap waktu
                                                                                     dt
  = 4 π . 10 ωb/amp . m
           -7
                                                                                       L = koefisien induksi diri (Henry)
a = jarak dari kawat berarus
                                                                        Energi yang tersimpan didalam kumparan (W) adalah :
I = kuat arus listrik
     •    Induksi magnetik di sekitar kawat melingkar berarus           W = 1 LI2            W = energi dalam inductor
                                                                                2
                     Bp = µ o I → B = µ o NI                            Transformator
                              2a                2a
                                                                        •      Jika efesien ( η ) transformator = 100 % maka :
         a = jari-jari lingkaran
         r = jarak titik dari kawat lingkaran                                  Vp        Is → Is = N p
                                                                                     =
         N = jumlah lilitan kawat                                               Vs       Ip   I p Ns
    •    Induksi magnetik dalam solenoida
         Besarnya induksi magnetik di tengah-tengah Solenoida           •      Jika efesiensi ( η ) transformator < 100 % maka :

                     BT = µ o NI                                                             Psekunder = η Pprimer Vs . Is = η . Vp . Ip
                               l
         Besarnya induksi magnetik di titik ujung solenoida             Generator Arus Bolak-balik (Alternator)

         Bu = µ o NI               l = panjang solenoida                •      ε = NAB ω sin ωt
                   2l                                                   •      ε = εmaks sin ωt
        N = banyak lilitan                                              •      εmaks = N . A . B . ω
        I = kuat arus listrik
•   Induksi magnetik dalam toroida
            Induksi magnetik hanya ada di dalam belitan toroida         SKL 29. Menentukan besaran-besaran fisis pada

                B = µ o NI
                                                                                rangkaian arus listrik bolak-balik yang
                                   L = keliling toroida
                                                                                mengandung resistor, induktor, dan
                          L
                  di O induksi magnetik = nol                                   kapasitor.
                                                                        Tegangan dan Arus Bolak-Balik
                                                                        V = Vm sin ωt I = Im sin ωt
    SKL 27. Menjelaskan timbulnya gaya magnet (gaya
            Lorentz) atau menentukan besaran-besaran                    Besar harga efektif/ms Veff = Vm dan Ieff = I m
            yang mempengaruhinya.                                                                                  2                    2
•   Gaya Lorentz pada kawat berarus                                     Harga rata-rata
    FL = BI l sin α                                                     Ir =
                                                                               21m
                                                                                      dan Vr =
                                                                                                     2Vm
    α = sudut yang dibentuk oleh B dan I                                       π                     π
•   Gaya Lorentz pada muatan bergerak                                   Ir = kuat arus rata-rata; Vr = tegangan rata-rata
    FL = q v B sin α         α = sudut v terhadap B                     Hambatan terhadap AC
    Lintasan partikel bermuatan dalam medan magnet                      Xc =
                                                                                1 (      Ω   )             XL = ω L (   Ω   )
    Bila v //B maka F = 0 → bergerak lurus                                     ωc
    Bila v ⊥ B, ada gaya sentripetal F = qvB → bergerak melingkar
                      2
                                                                        Xc =    1 (         Ω    )         XL = 2 π f . L (     Ω   )
         qvB =
               mv → R = mv atau ω = qB                                         2πfc
                R       qB          m
                                                                        Z=      R 2 + ( X L − X c )2             R = Z cos      ϕ
6
XL − Xc                                                                Spektrum atom Hidrogen
    tg   ϕ    =           , ϕ = sudut fasa
                     R                                                                   Secara umum panjang gelombang ( λ ) spectrum dirumuskan
                                                                                         sebagai berikut :
                                                  1           1
resonansi : XL = Xc → Z = R sehinggafres =
                                                 2π          LC                                  1        1    1
Penjumlahan tegangan VR = I . R                                                                      =R    2 − 2
                                                                                                 λ         n A nB 
                                                      Vtot
VL = I . X L             dan Vtot = I . Z atau I =                Vc = I . X c
                                                       z                                  λmax       nB = nA + 1, λmin    nB = ~
             Daya pada Arus Bolak-Balik
                                                                                                                                        7   -1
                     P = I2 R                                                                R = konstanta Rydberg = 1,097 x 10 m
                                                                                             NB = (nA + 1), (nA + 2), (nA + 3) ….
    SKL 30. Membedakan teori-teori atom.
                                                                                             Deret lyman                          : nA = 1
            Model Atom Rutherford
                                                                                             Deret balmer                         : nA = 2
-       Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan listrik positif
                                                                                             Deret paschen                        : nA = 3
        mengandung hampir seluruh massa atom dan dikelilingi oleh
                                                                                             Deret Bracket                        : nA = 4
        electron-elektron bermuatan listrik negative seperti model
                                                                                             Deret pfund                          : nA = 5
        tata surya.
-       Selama mengelilingi inti, gaya sentripetal pada electron
        dibentuk oleh gaya tarik elektrostatik.                                          SKL 31. Menganalisis teori relativitas dan besaran-
-       Kelemahan :                                                                              besaran yang terkait.
        Etot akan mengecil sehingga r mengecil hingga suatu saat                 Relativitas Kecepatan
        bersatu dengan inti → tidak benar.                                       Penjumlahan kecepatan relativistic adalah sebagai berikut :
        Spektrum atom hidrogen dinyatakan kontinu → tidak benar,                 V = V1 + V2
        ternyata adalah spectrum garis.                                                     V1V2
                                                                                      1+
             Model atom bohr                                                                 C2
             postulat Bohr, yaitu :                                              V1 = kecepatan benda 1 terhadap tanah
    -        Elektron berputar mengelilingi inti pada lintasan tertentu          V2 = kecepatan benda 2 terhadap benda 1
             yang disebut lintasan stasioner tanpa melepas/menyerap              V = kecepatan benda 2 terhadap tanah (kerangka acuan diam)
             energi, dengan besar momentum sudut (mvr) sebagai                   c = kecepatan cahaya
             berikut :
                                                                                 Relativitas Panjang (kontraksi lorentz)
                      n.h
             mvr =                                                                               v2
                      2π                                                         L’ = L    1−
             n = bilangan kuantum utama 1, 2, 3, 4 …                                             c2
             h = konstanta planck                                                L’ = panjang benda diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap
    -        Elektron dapat berpindah dari lintasannya ke lintasan               benda.
             yang lebih rendah jika melepaskan energi (berupa foton)             L = panjang benda diukur oleh pengamat yang diam terhadap
             dan kelintasannya yang lebih tinggi jika mendapat energi.           benda.
             Elektron dari r3 ke r2 melepas energi :                             v = kecepatan relative antara kerangka acuan.
             E3 – E2 = h f1 = frekuensi foton yang dilepas.                      Relativitas Waktu
    rn = n2 . r1                                                                                 ∆t
                                                                   -11
    rn = jari-jari electron pada orbit ke n, r1 = 5,28 x 10              m       ∆t’ =
        E1                                                                                 1 − v2 / c2
    En = 2           En = energi elektron pada jari-jari rn’ E1 = -13,6 ev       ∆t’ = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak
        n                                                                        terhadap kejadian.
    energi untuk membebaskan sebuah elektron dari kulit ke n                     ∆t = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap
    adalah :                                                                     kejadian.
                                         13,6
                                    E=        eV                                 Relativitas Massa
                                          n2
    Kelemahan Bohr, yaitu :                                                                   mo
                                                                                 m=
    - Lintasan elektron yang sebenarnya masih mempunyai sub
      orbital jadi tidak sesederhana dalam teori Bohr.
                                                                                           1 − v2 / c2
    - Teori Bohr tidak dapat menerangkan kajadian-kejadian
                                                                                 Massa dan Energi
         dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh medan magnet                          2
                                                                                 E = mc
         terhadap atom dan spectrum atom berelektron banyak.
                                                                                                                         mo         2            2
                                                                                 EK = Etotal – Ediam atau EK=                      c – mo . c
                                                                                                                   1− v / c
                                                                                                                          2   2


7
SKL 32. Menjelaskan teori kuantum Planck dan                   SKL 34. Menentukan jenis-jenis zat radioaktif atau
            kaitannya dengan radiasi benda hitam.                          mengidentifikasi manfaat radioisotop dalam
    Pergeseran Wien                                                        kehidupan.
    λmax . T = C                                                            Sinar gamma : mengukur ketebalan logam
         T = suhu mutlak (K) C = 2,898 x 10 m . k
                                                  -3                        Sinar gamma (Co-60) : Membunuh sel-sel kangker
                                                                                       β
                                                                            Sinar beta(β) : mendeteksi kebocoran pipa
    Teori Kuantum Max Planck                                                Iodium : memantau kelenjer tiroid
    Cahaya terdiri dari paket energi (kuanta, foton) yang                   Karbon (C-14) : mendeteksi umur fosil
    terkuantisasi.                                                          Pemindaian(scanning)
                                 -34
    h = tetapan planck = 6,6 x 10 J . s                                     Iodium-131 : Tiroid paru-paru
                                                                            Kromium-51 : Limpa
    n foton : E = n . h . f = n . h .
                                        c
                                                                            Selenium-75 : Pankreas
                                        λ                                   Teknetium-99 : tulang, paru-paru
    Efek Foto Listrik                                                       Galium-67 : Getah bening
    W = hfo = energi ambang logam
                                  2
    E = W + EK → hf = hfo + 12 mv
    Efek Compton
    -    berlaku hukum kekekalan momentum
    -    λ’ - λ = h (1 – cos θ ) → λ ’ > λ atau f’ < f
                          mo c
    Partikel/materi sebagai gelombang
    Hipotesa De Broglie
          h               h        h                 h
    λ=        →   λ=         =              =
          p               mv      2mEk            2mqV

    SKL 33. Menentukan besaran-besaran fisis pada
            reaksi inti atom.
    Reaksi Inti
    A+B          C+D
    (reaktan) (produk)
    Berlaku Hk. Kekekalan nomor atom dan nomor massa
    Energi = (reaktan – produk) x 931 MeV
    E + = menghasilkan energy
    E - = menyerap energi

    Energi ikat inti (Eikat)
                   2
    Eikat = ∆m . c
    ∆m = penyusutan massa (massa defek)
    ∆m = mteori – mnyata’ sehingga :
    ∆m = (zmp + (A – Z)mn) – minti
    mp = massa proton
    mn = massa netron
                              -27
    - massa 1 sama = 1,66 x 10 kg → 1 sma ≈ 931,4 MeV
                  -19
    1eV = 1,6 x 10 joule

    Radioaktivitas/ Peluruhan
                  t
           1
    N = No  
                      T
                                 dan        T=
                                                 1n2
                                                       =
                                                           0,693
           2                                   λ          λ
         λ = konstanta peluruhan
    Aktivitas : A = λ N




8

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Bab 5 program linear
Bab 5 program linearBab 5 program linear
Bab 5 program linearEko Supriyadi
 
Garis garis sejajar
Garis garis sejajarGaris garis sejajar
Garis garis sejajardinakudus
 
Irisan dua lingkaran
Irisan dua lingkaranIrisan dua lingkaran
Irisan dua lingkaranSiti Yumaroh
 
Persamaan hiperbola di p (0,0)
Persamaan hiperbola di p (0,0)Persamaan hiperbola di p (0,0)
Persamaan hiperbola di p (0,0)santi mulyati
 
Perbandingan sudut-berelasi-trigonometri
Perbandingan sudut-berelasi-trigonometriPerbandingan sudut-berelasi-trigonometri
Perbandingan sudut-berelasi-trigonometriAritmatika Salt
 
Paraboloida - Geometri Analitik Ruang
Paraboloida - Geometri Analitik RuangParaboloida - Geometri Analitik Ruang
Paraboloida - Geometri Analitik RuangMuhammadFirzha1
 
Titik Ekstrim Kurva Fungsi y=f(x) Ver.2
Titik Ekstrim Kurva Fungsi y=f(x) Ver.2Titik Ekstrim Kurva Fungsi y=f(x) Ver.2
Titik Ekstrim Kurva Fungsi y=f(x) Ver.2endahnurfebriyanti
 
PowerPoint Bangun Ruang BRSD dan BRSL
PowerPoint Bangun Ruang BRSD dan BRSLPowerPoint Bangun Ruang BRSD dan BRSL
PowerPoint Bangun Ruang BRSD dan BRSLrennijuliyanna
 
Persamaan lingkaran
Persamaan lingkaranPersamaan lingkaran
Persamaan lingkarancienda
 
Bahan Ajar Sistem Game menggunakan Scratch
Bahan Ajar Sistem Game menggunakan ScratchBahan Ajar Sistem Game menggunakan Scratch
Bahan Ajar Sistem Game menggunakan ScratchIgun
 
Vektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorVektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorKelinci Coklat
 
Dimensi tiga-proyeksi-sudut
Dimensi tiga-proyeksi-sudutDimensi tiga-proyeksi-sudut
Dimensi tiga-proyeksi-sudutErwan Sukwanto
 
FIX GAR luasan berderajat 2.pptx
FIX GAR luasan berderajat 2.pptxFIX GAR luasan berderajat 2.pptx
FIX GAR luasan berderajat 2.pptxRestuAdji5
 
Kekongruenan
KekongruenanKekongruenan
Kekongruenanpooeetry
 

Was ist angesagt? (20)

Bab 5 program linear
Bab 5 program linearBab 5 program linear
Bab 5 program linear
 
Garis garis sejajar
Garis garis sejajarGaris garis sejajar
Garis garis sejajar
 
Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadrat
 
Irisan dua lingkaran
Irisan dua lingkaranIrisan dua lingkaran
Irisan dua lingkaran
 
Persamaan hiperbola di p (0,0)
Persamaan hiperbola di p (0,0)Persamaan hiperbola di p (0,0)
Persamaan hiperbola di p (0,0)
 
Perbandingan sudut-berelasi-trigonometri
Perbandingan sudut-berelasi-trigonometriPerbandingan sudut-berelasi-trigonometri
Perbandingan sudut-berelasi-trigonometri
 
Matematika hiperbola
Matematika hiperbolaMatematika hiperbola
Matematika hiperbola
 
Paraboloida - Geometri Analitik Ruang
Paraboloida - Geometri Analitik RuangParaboloida - Geometri Analitik Ruang
Paraboloida - Geometri Analitik Ruang
 
Titik Ekstrim Kurva Fungsi y=f(x) Ver.2
Titik Ekstrim Kurva Fungsi y=f(x) Ver.2Titik Ekstrim Kurva Fungsi y=f(x) Ver.2
Titik Ekstrim Kurva Fungsi y=f(x) Ver.2
 
PowerPoint Bangun Ruang BRSD dan BRSL
PowerPoint Bangun Ruang BRSD dan BRSLPowerPoint Bangun Ruang BRSD dan BRSL
PowerPoint Bangun Ruang BRSD dan BRSL
 
Persamaan lingkaran
Persamaan lingkaranPersamaan lingkaran
Persamaan lingkaran
 
Hiperboloida (Hyperboloid)
Hiperboloida (Hyperboloid)Hiperboloida (Hyperboloid)
Hiperboloida (Hyperboloid)
 
Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadrat
 
Bahan Ajar Sistem Game menggunakan Scratch
Bahan Ajar Sistem Game menggunakan ScratchBahan Ajar Sistem Game menggunakan Scratch
Bahan Ajar Sistem Game menggunakan Scratch
 
Vektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorVektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan Vektor
 
Dimensi tiga-proyeksi-sudut
Dimensi tiga-proyeksi-sudutDimensi tiga-proyeksi-sudut
Dimensi tiga-proyeksi-sudut
 
FIX GAR luasan berderajat 2.pptx
FIX GAR luasan berderajat 2.pptxFIX GAR luasan berderajat 2.pptx
FIX GAR luasan berderajat 2.pptx
 
PPT Gradien
PPT GradienPPT Gradien
PPT Gradien
 
Kekongruenan
KekongruenanKekongruenan
Kekongruenan
 
notasi leibniz
notasi leibniznotasi leibniz
notasi leibniz
 

Ähnlich wie MENENTUKAN BESARAN FISIKA

Ähnlich wie MENENTUKAN BESARAN FISIKA (20)

Rumus memadu gerak
Rumus memadu gerakRumus memadu gerak
Rumus memadu gerak
 
04 memadu-gerak
04 memadu-gerak04 memadu-gerak
04 memadu-gerak
 
Bab2geraklurus
Bab2geraklurusBab2geraklurus
Bab2geraklurus
 
Memadu Gerak
Memadu GerakMemadu Gerak
Memadu Gerak
 
Bagian a
Bagian aBagian a
Bagian a
 
Kinematika gerak
Kinematika gerakKinematika gerak
Kinematika gerak
 
Bab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde duaBab 7 rangkaian orde dua
Bab 7 rangkaian orde dua
 
Materi9
Materi9Materi9
Materi9
 
2260 bilqis-if-pertemuan 4 alin bilqis
2260 bilqis-if-pertemuan 4 alin bilqis2260 bilqis-if-pertemuan 4 alin bilqis
2260 bilqis-if-pertemuan 4 alin bilqis
 
05 gerak-melingkar
05 gerak-melingkar05 gerak-melingkar
05 gerak-melingkar
 
05 gerak-melingkar
05 gerak-melingkar05 gerak-melingkar
05 gerak-melingkar
 
Rangkumanfisika
RangkumanfisikaRangkumanfisika
Rangkumanfisika
 
Regresi dan korelasi fe 2011
Regresi dan korelasi fe 2011Regresi dan korelasi fe 2011
Regresi dan korelasi fe 2011
 
Introduksi skso
Introduksi sksoIntroduksi skso
Introduksi skso
 
Gaya gerak listrik
Gaya gerak listrikGaya gerak listrik
Gaya gerak listrik
 
Penyearah dioda (kuliah ke 4)
Penyearah dioda (kuliah ke 4)Penyearah dioda (kuliah ke 4)
Penyearah dioda (kuliah ke 4)
 
Penyearah dioda (kuliah ke 4)
Penyearah dioda (kuliah ke 4)Penyearah dioda (kuliah ke 4)
Penyearah dioda (kuliah ke 4)
 
Vektor komputasi
Vektor komputasiVektor komputasi
Vektor komputasi
 
Electric Potential
Electric PotentialElectric Potential
Electric Potential
 
Handout gerak peluru atau gerak proyekti1
Handout gerak peluru atau gerak proyekti1Handout gerak peluru atau gerak proyekti1
Handout gerak peluru atau gerak proyekti1
 

Mehr von Fitri Immawati

Soal tryout KLS IX (IPA FISIKA)
Soal tryout KLS IX (IPA FISIKA)Soal tryout KLS IX (IPA FISIKA)
Soal tryout KLS IX (IPA FISIKA)Fitri Immawati
 
Si cacing dan kotoran kesayangannya
Si cacing dan kotoran kesayangannyaSi cacing dan kotoran kesayangannya
Si cacing dan kotoran kesayangannyaFitri Immawati
 
modul_fluida statis (kapita selekta IPA SMA)
modul_fluida statis (kapita selekta IPA SMA)modul_fluida statis (kapita selekta IPA SMA)
modul_fluida statis (kapita selekta IPA SMA)Fitri Immawati
 
Rpp ppl momentum (file PPL 1)
Rpp ppl momentum (file PPL 1)Rpp ppl momentum (file PPL 1)
Rpp ppl momentum (file PPL 1)Fitri Immawati
 
Smart solution un fisika sma 2012 (full version)
Smart solution un fisika sma 2012 (full version)Smart solution un fisika sma 2012 (full version)
Smart solution un fisika sma 2012 (full version)Fitri Immawati
 
Latihan soal snmptn 2011 fisika 546
Latihan soal snmptn 2011 fisika 546Latihan soal snmptn 2011 fisika 546
Latihan soal snmptn 2011 fisika 546Fitri Immawati
 
Rumus besaran dan satuan
Rumus besaran dan satuanRumus besaran dan satuan
Rumus besaran dan satuanFitri Immawati
 
Rumus arus bolak balik
Rumus arus bolak balikRumus arus bolak balik
Rumus arus bolak balikFitri Immawati
 
Rumus imbas elektromagnetik
Rumus imbas elektromagnetikRumus imbas elektromagnetik
Rumus imbas elektromagnetikFitri Immawati
 

Mehr von Fitri Immawati (20)

Soal tryout KLS IX (IPA FISIKA)
Soal tryout KLS IX (IPA FISIKA)Soal tryout KLS IX (IPA FISIKA)
Soal tryout KLS IX (IPA FISIKA)
 
Si cacing dan kotoran kesayangannya
Si cacing dan kotoran kesayangannyaSi cacing dan kotoran kesayangannya
Si cacing dan kotoran kesayangannya
 
MODUL FLUIDA STATIS
MODUL FLUIDA STATISMODUL FLUIDA STATIS
MODUL FLUIDA STATIS
 
modul_fluida statis (kapita selekta IPA SMA)
modul_fluida statis (kapita selekta IPA SMA)modul_fluida statis (kapita selekta IPA SMA)
modul_fluida statis (kapita selekta IPA SMA)
 
Rpp ppl momentum (file PPL 1)
Rpp ppl momentum (file PPL 1)Rpp ppl momentum (file PPL 1)
Rpp ppl momentum (file PPL 1)
 
Smart solution un fisika sma 2012 (full version)
Smart solution un fisika sma 2012 (full version)Smart solution un fisika sma 2012 (full version)
Smart solution un fisika sma 2012 (full version)
 
Latihan soal snmptn 2011 fisika 546
Latihan soal snmptn 2011 fisika 546Latihan soal snmptn 2011 fisika 546
Latihan soal snmptn 2011 fisika 546
 
Rumus medan magnet
Rumus medan magnetRumus medan magnet
Rumus medan magnet
 
Rumus fisika
Rumus fisikaRumus fisika
Rumus fisika
 
Rumus besaran dan satuan
Rumus besaran dan satuanRumus besaran dan satuan
Rumus besaran dan satuan
 
Rumus arus bolak balik
Rumus arus bolak balikRumus arus bolak balik
Rumus arus bolak balik
 
Rumus elastisitas
Rumus elastisitasRumus elastisitas
Rumus elastisitas
 
Rumus gelombang bunyi
Rumus gelombang bunyiRumus gelombang bunyi
Rumus gelombang bunyi
 
Rumus fluida
Rumus fluidaRumus fluida
Rumus fluida
 
Rumus gerak lurus
Rumus gerak lurusRumus gerak lurus
Rumus gerak lurus
 
Rumus imbas elektromagnetik
Rumus imbas elektromagnetikRumus imbas elektromagnetik
Rumus imbas elektromagnetik
 
Rumus hukum newton
Rumus hukum newtonRumus hukum newton
Rumus hukum newton
 
Rumus gravitasi
Rumus gravitasiRumus gravitasi
Rumus gravitasi
 
Rumus listrik statis
Rumus listrik statisRumus listrik statis
Rumus listrik statis
 
Rumus hukum newton
Rumus hukum newtonRumus hukum newton
Rumus hukum newton
 

MENENTUKAN BESARAN FISIKA

  • 1. SKL 1. Membaca pengukuran salah satu besaran dengan menggunakan alat ukur tertentu. Besar resultan : FR = F12 + F22 ± 2 F1 F2 cos α Jangka sorong : F1 F2 FR Arah resultan : = = sin α 2 sin α 1 sin α Dot Product : F1 . F2 = |F1|.|F2| cos α Cross Product : F1 x F2 = |F1|.|F2| sin α SKL 3. Menentukan besaran-besaran fisis gerak Hasil Pengukuran (HP) lurus, gerak melingkar beraturan, atau gerak skalanoniu s parabola. HP = skalautama + 100 GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN Syarat : ∆v # 0 dan a kons 7 HP = 2 + vo = kecepatan awal 100 v = vo + at v = kecepatan pada saat tertentu = 2,07 Mikrometer skup 1 2 s = vo . t + at v s 2 v2 = v o + 2as 2 vo vo t t Gerak Vertikal vt)t s = ½ (vo + 15 a. Gerak Jatuh Bebas = GLBB, a = g, vo = 0. HP = 5,5 + = 5,65 b. Gerak Dilempar vertical ke bawah = GLBB, a = g, vo ≠ 0 100 c. Gerak Dilempar vertical ke atas = GLBB, a = - g, vo ≠ 0 d. Di titik tertinggi vt = 0 SKL 2. Menentukan besaran skalar dan vektor serta menjumlah /mengurangkan besaran-besaran Gerak Parabola vektor dengan berbagai cara. Gerak pada sumbu x Gerak pada sumbu y ax = 0 → vx + konstan → GLB vo cos α = vp cos ө = vH ay = -g → vy berubah x = vo cos α . t vy = vo sin α - gt h = vo sin α . t- 1 gt2 2 2 y v y = v 0 sin2 α - 2gh titik tertinggi H → syarat : vy = 0 titik terjauh B → syarat : h = 0 v o sin α 2h 2v o sin α tH = = tB = 2tH = g g g v0 sin 2 α 2 vo 2 sin 2α hH = xB = 2g g Gerak Melingkar Beraturan (GMB) laju tetap, vector arah 2 v v2 tidak tetap. V = ω.r, asp = , Fsp = m R R xtot + ytot 2 2 ytot SKL 4. Menentukan berbagai besaran dalam hukum xtot Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. F2 FR Hukum Newton I ΣF = 0 → Benda diam tetap atau bergerak beraturan GLB Resultan 2 vektor α α 1 Hukum Newton II α 2 F1 1
  • 2. ΣF = m . a atau a= ∑F EKtot = 1 mv + 1 Iω 2 2 2 2 m Momentum sudut L = I ω Arah percepatan a = arah resultan gaya ΣF Momen Gaya (Torsi) : τ = F.L sin θ Hukum Newton III Hukum ini dikenal dengan Hukum aksi-reaksi Faksi = - Freaksi SKL 8. Menentukan besaran-besaran yang terkait dengan usaha dan perubahan energi. GAYA GESEKAN Usaha (W) Gaya Gesekan Kinetik (fs) F fk = µk . N α F cos a Gaya Gesekan Statik (fs) S Bekerja pada benda yang diam, syarat: ΣFx = 0, fs tidak tetap, W = F cos α s → W = Fs cos α bervariasi dari nol sampai dengan fs maks. Usaha dan perubahan energi fs maks = µs . N W=F.s V1 a V2 Umumnya : fs maks. > fk → µs > µk → 0 ≤ µ ≤ 1 F SKL 5. Menentukan hubungan besaran-besaran fisis S 2 2 • W = EK2 – EK1 = 1 mv2 - 1 mv1 = ∆EK yang terkait dengan gaya gravitasi. 2 2 Gaya Gravitasi • W = ∆ Ep mM GM • W = ∆ EM F=G g= r2 r2 Daya (P) P = W/t = F . v W = mg; m = massa benda M = massa bumi SKL 9. Menjelaskan sifat elastisitas benda atau r = Jarak pusat bumi ke benda; g = percepatan gravitasi. penerapan konsep elastisitas dalam Hk Kappler : kehidupan sehari-hari. 2 3 HUKUM HOOKE (ELASTISITAS)  T1   R1  T  =  R      , Besarnya penmbahan panjang suatu zat padat (∆L),  2  2 sebandinng dengan gaya yang bekerja padannya (F) F ∆L E= : atau τ = E . e SKL 6. Menentukan letak titik berat dari berbagai A L benda homogen. E = Modulus Young Letak titik berat Pada pegas • Dimensi satu: 1 F = k . ∆x : Ep = . K (∆x)2 x1l 1 + x2 l 2 + ... 2 xo = l = panjang l 1 + l 2 + .... SKL 10. Menentukan besaran-besaran yang terkait • Dimensi dua: dengan hukum kekekalan energi mekanik. x1 A1 + x2 A2 + ... xo = A = luas A1 + A2 + .... SKL 11. Menentukan besaran-besaran fisis yang • Titik Pusat massa: terkait dengan impuls, momentum, atau hukum kekekalan momentum. x1 m1 + x 2 m2 + ... xo = m = massa I = F . ∆t P = m . v → f . ∆t = m . ∆v m1 + m2 + .... Pada tumbuhan (ΣFluar = 0) berlaku Hukum Kekekalan Momentum : , , m2 v2 + m1 v 1 = m2 v 2 + m1 v1 SKL 7. Menganalisis hubungan besaran-besaran yang terkait dengan gerak rotasi. Koefisien elastisitas (e) Massa Partikel 2 2 I = m1r1 + m3r3 (v1 − v2 ) h1 (1) Rotasi murni (2) Menggelinding e=- →0≤e≤1 EKrot = 1 Iω EKtot = EKtrans + EKrot 2 (v1 − v2 ) 2 h2 2
  • 3. PV = nRT atau PV = NkT → nR = Nk e= h2 = v 2 m N h1 v1 n= = dan R = k . No BM No dengan : SKL 12. Menjelaskan proses perpindahan kalor atau n = jumlah mol gas R = tetapan gas umum penerapan azas Black dalam kehidupan m = massa 1 partikel gas = 8,31 J/mol K sehari-hari. BM = berat molekul = 0,082 It.atm/mol K. No = bilangan Avogadro k = konstanta boltzman AZAS BALCK = 6,02 x 10 23part /mol -23 = 1,38 x 10 J/K Akibat pemberian kalor Q pada benda adalah : 2 • Perubahan suhu : Q = m . c . ∆t → c = kalor jenis 1 Nmv P= T= temperatur (K) • Perubahan fasa : Q = m . L → L = kalor laten 3 V Diagram kalor-suhu untuk air t(oC) SKL 15. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi energi kinetik gas. Q5,? t3 − − Q4,Luap Ek = 3/2 kT , Ek : Ek rata-rata 100 0 E S 0 oC Q2,Les Q3,? t2 SKL 16. Menentukan berbagai besaran fisis dalam Q Q1,? t1 proses termodinamika pada mesin kalor. ES-50oC 1 Mesin Carnot (Mesin Ideal) o Q1 = m . c . ∆t1 → ces = kal/g c Siklus Carnot adalah sikus ideal yang terdiri dari dua proses 2 isotherm dan dua proses adiabatis. P Q2 = m . Les → Les = 80 kal/g A Q1 o B Q3 = m . c . ∆t2 → cair = 1 kal/g c T1 o Q4 = m . Luap → 540 kal/g c SKL 13. Mendeskripsikan azas Bernoulli dalam fluida C T2 Q2 D dan penerapannya. V Persamaan Kontinuitas • T1 > T2 • Proses A → B dan proses C → D adalah proses isotherm. vol Q1 = Q2 ⇒ Q= =A.v • Proses B → C dan proses D → A dalah proses adiabatis t Q1 = kalor yang diberikan pada gas oleh reservoir bersuhu maka A1v1 = A2v2 tinggi (T1) 3 Q = Debit : (m /s). Q2 = kalor yang dilepas oleh gas pada reservoir bersuhu rendah (T2) Hukum Bernoulli P + pgh + 1 pv = konstan 2 Kerja yang diperoleh : W = Q1 - Q2 2 W Q1 − Q2 Q2 Penerapan Hukum Bernoulli pada tangki Bocor Efisiensi : η = → η = =1- Q1 Q1 Q1 V1= 0 T2 Vo = 2gh1 x=2 h1. h2 h1 η =1- T dalam Kelvin h T1 t = 2h2 vt = v + 2gh2 2 0 h2 v0 MESIN PENDINGIN CARNOT g vt T2 vt = kcepatan air tiba di lantai Koefisien Daya Guna Mesin Kp = T1 − T2 SKL 14. Menentukan variabel-variabel pada persamaan umum gas ideal. Hukum Boyle-Gay lussac SKL 17. Menentukan besaran-besaran yang terkait Merupakan penggabungan hukum Boyle dengan Gay-Lussac dengan pengamatan menggunakan mikroskop yaitu atau teropong. pV p1V1 p 2V2 Mikroskop = konstan → = - Mikroskop mempergunakan dua buah lensa positif T T1 T2 (obyektif dan okuler) Persamaan keadaan Gas ideal - Benda terletak di R II dari lensa (antara fob dan 2fob) 3
  • 4. - Sifat bayangan akhir : diperbesar, maya dan terbalik dari d = fob - │fok │ asalnya. SKL 18. Menjelaskan berbagai jenis gelombang elektromagnet serta manfaatnya atau bahayanya dalam kehidupan sehari-hari. Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik adalah gelombang- gelombang yang tidak bermuatan listrik, yaitu : gelombang radio, televise, radar, inframerah, cahaya Panjang mikroskop d = S’ob + Sok tampak, ultra violet, sinar x, sinar γ d = jarak lensa objektif dengan okuler semakin kekanan f makin besar bayangan oleh lensa objektif merupakan benda bagi lensa okuler SKL 19. Menentukan besaran-besaran tertentu dari lensa okuler berfungsi sebagai lup gelombang berjalan. - Perbesaran linier total : 16. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN v=f.λ S 'ob S 'ok Mtot = Mob . Mok = x y = A sin (ωt – kx + ϕo ) S ob S ok 2π - Perbesaran sudut total untuk mata tidak berakomodasi k= , ω = 2πf Syarat : S’ok = ∞ , Sok = fok λ S 'ob Sn Mtot = x SKL 20. Menentukan besaran-besaran yang terkait S ob f ok dengan peristiwa interferensi atau difraksi Perbesaran sudut total untuk mata berakomodasi maksimum. cahaya. Syarat : S’ok = -sn kisi Difraksi S 'ob  sn  d sin θ = m . λ m = 0, 1, 2, 3, … Mtot = x  fok +1 S ob   d = jarak kedua celah l = jarak layer kecelah Teropong Bintang p.d - mempergunakan dua buah lensa positif (objektif dan okuler) = m.λ - fob > fok karena letak benda jauh sekali l - dipergunakan untuk mengamati benda-benda angkasa luar p = jarak terang ke m dari terang pusat. - memperbesar sudut penglihatan agar benda tampak lebih λ = panjang gelombang cahaya yang dipakai. jelas dn dekat, buka lebih besar. - ' Bayangan akhir S ok terbalik Syarat terjadi gelap (interferensi minimum) p.d 1 ob ok = (bil.ganjil) x λ l 2 Fob = Fok Fok Lenturan pada Celah Tunggal d = lebar celah l = jarak layer ke celah Karena bintang-bintang sangat jauh, maka : Sob = ∞ → S’ob = fob S 'ob f ob Syarat terjadinya gelap Rumus umum perbesaran sudut Mtot = x p.d S ob S ok d sin θ =m. λ atau =m. λ Perbesaran sudut untuk mata tidak berakomodasi. l m = 1, 2, 3, … S'ok = ∞  S ok = f ok  Syarat : letak fob berhimpit fok Kisi  Syarat terjadinya terang : d sin θ = m . λ , d = 1/N f ob f ob Mtot = = S ok f ok Teropong bumi (dengan lensa pembalik) d = fob + 4 fp + fok (tanpa akomodasi) Teropong panggung : (lensa obj (+) ; lensa okuler (-) 4
  • 5. SKL 21. Membandingkan intensitas atau taraf Medan Listrik intensitas dari beberapa sumber bunyi yang E= F F=q.E E = kuat medan listrik di tempat muatan identik. q INTENSITAS (I) DAN TARAF INTENSITAS BUNYI (TI) listrik q Intensitas adalah energi yang dipindahkan persatuan waktu atau Catatan : daya (P) per satuan luas • E dan F adalah besaran vector (A). • Jika q positif maka F searah dengan E • Intensitas (I) • Jika q negative maka berlawanan arah dengan E P 2 1 1 I= (W/m ) I1 : 12 = : A R12 2 R2 E= F → E=k. q (N/C = V/m) • Taraf Intensitas (TI) q' r2 I TI = I 0 log Potensial Listrik Io v=k. q karena E = k . q maka v = E . r di mana : TI = taraf intensitas (dB) r k2 I = Intensitas bunyi (W/m ) 2 o R = jari-jari bola -12 Io = intensitas ambang = 1 0 W/m 2 o r = jarak ke pusat o potensial di dalam bola = potensial di kulit bola Perbandingan Intensitas (r ≤ R) yaitu v=k. q I 2 n2 r a. Jumlah (n) = q I 1 n1 potensial di luar bola (r>R) v = k . 2 r I 2  R1  Potensial listrik pada dua keping sejajar =  I1  R2  v= E . d atau v = σ . d d = jarak kedua keeping b. Jarak (R) :   εo I2 Energi potensial Listrik TI2 – TI1 = 10 log I1 Besarnya energi potensial listrik (EP) pada suatu titik yang potensialnya v adalah : SKL 22. Menentukan besaran-besaran tertentu yang Ep = qV sehingga Ep = k .q1 q 2 εo menimbulkan efek Doppler atau menentukan perubahan akibat efek Doppler tersebut. EFEK DOPPLER SKL 24. Menentukan hasil pengukuran kuat arus dan v ± vp atau tegangan listrik. • fp = . fs → Bila kecepatan angin diabaikan Kuat Arus Listrik v ± vs q I= I = dalam Ampere • fp = [(v ± va ) ± vp] . fs → Bila kecepatan anngin tidak t [(v ± va ) ± vs ] q = dalam coulomb t = dalam detik diabaikan Hukum ohm Arus listrik pada hambatan berasal dari potensial tinggi, kepotensial SKL 23. Menentukan besaran-besaran yang terkait rendah, maka VA > VB dengan hukum Coulomb atau medan listrik. LISTRIK STATIS VAB = I . R → VAB = VA - VB VAB = -VBA Hukum Coulomb VBA = VB - VA I Menurut Coulomb besar antara 2 muatan listrik adalah : A R B q1 .q 2 Hambatan Listrik (R) A B F=k. p r2 F = gaya coulomb, q = muatan listrik r = jarak kedua muatan R= ρ. l A skala _ tunjuk H .Pengukuran = xskala _ alat skala _ max 5
  • 6. Gaya pada dua kawat sejajar berarus listrik SKL 25. Menggunakan hukum Ohm dan hukum F = µ o i1 .i2 Kirchoff untuk menentukan berbagai besaran l 2πa listrik dalam rangkaian tertutup. Hukum Kirchoff I : ΣI masuk = ΣIkeluar SKL 28. Menjelaskan kaitan besaran-besaran fisis Hukum Kirchoff II : Vab = ΣI.R + ΣE pada peristiwa induksi Faraday. Hukum Faraday SKL 26. Menentukan besaran-besaran yang terkait • εind. = -N dΦ → Φ= B.A dengan medan magnet induksi di sekitar dt kawat berarus. • Fluks berubah karena A berubah KEMAGNETAN Jika kawat PQ yang panjangnya l di geser dengan kecepatan v. • Induksi Magnetik di sekitar kawat bawah lurus berarus εind. = B l v syarat : B ⊥ A, kalau B // A → εind = 0 µ I B = o B = induksi magnetik 2πa • Hukum Henry µo = permeabili tas hampa εind = -L dl dl/dt = perubahan arus terhadap waktu dt = 4 π . 10 ωb/amp . m -7 L = koefisien induksi diri (Henry) a = jarak dari kawat berarus Energi yang tersimpan didalam kumparan (W) adalah : I = kuat arus listrik • Induksi magnetik di sekitar kawat melingkar berarus W = 1 LI2 W = energi dalam inductor 2 Bp = µ o I → B = µ o NI Transformator 2a 2a • Jika efesien ( η ) transformator = 100 % maka : a = jari-jari lingkaran r = jarak titik dari kawat lingkaran Vp Is → Is = N p = N = jumlah lilitan kawat Vs Ip I p Ns • Induksi magnetik dalam solenoida Besarnya induksi magnetik di tengah-tengah Solenoida • Jika efesiensi ( η ) transformator < 100 % maka : BT = µ o NI Psekunder = η Pprimer Vs . Is = η . Vp . Ip l Besarnya induksi magnetik di titik ujung solenoida Generator Arus Bolak-balik (Alternator) Bu = µ o NI l = panjang solenoida • ε = NAB ω sin ωt 2l • ε = εmaks sin ωt N = banyak lilitan • εmaks = N . A . B . ω I = kuat arus listrik • Induksi magnetik dalam toroida Induksi magnetik hanya ada di dalam belitan toroida SKL 29. Menentukan besaran-besaran fisis pada B = µ o NI rangkaian arus listrik bolak-balik yang L = keliling toroida mengandung resistor, induktor, dan L di O induksi magnetik = nol kapasitor. Tegangan dan Arus Bolak-Balik V = Vm sin ωt I = Im sin ωt SKL 27. Menjelaskan timbulnya gaya magnet (gaya Lorentz) atau menentukan besaran-besaran Besar harga efektif/ms Veff = Vm dan Ieff = I m yang mempengaruhinya. 2 2 • Gaya Lorentz pada kawat berarus Harga rata-rata FL = BI l sin α Ir = 21m dan Vr = 2Vm α = sudut yang dibentuk oleh B dan I π π • Gaya Lorentz pada muatan bergerak Ir = kuat arus rata-rata; Vr = tegangan rata-rata FL = q v B sin α α = sudut v terhadap B Hambatan terhadap AC Lintasan partikel bermuatan dalam medan magnet Xc = 1 ( Ω ) XL = ω L ( Ω ) Bila v //B maka F = 0 → bergerak lurus ωc Bila v ⊥ B, ada gaya sentripetal F = qvB → bergerak melingkar 2 Xc = 1 ( Ω ) XL = 2 π f . L ( Ω ) qvB = mv → R = mv atau ω = qB 2πfc R qB m Z= R 2 + ( X L − X c )2 R = Z cos ϕ 6
  • 7. XL − Xc Spektrum atom Hidrogen tg ϕ = , ϕ = sudut fasa R Secara umum panjang gelombang ( λ ) spectrum dirumuskan sebagai berikut : 1 1 resonansi : XL = Xc → Z = R sehinggafres = 2π LC 1 1 1 Penjumlahan tegangan VR = I . R =R  2 − 2 λ  n A nB  Vtot VL = I . X L dan Vtot = I . Z atau I = Vc = I . X c z λmax nB = nA + 1, λmin nB = ~ Daya pada Arus Bolak-Balik 7 -1 P = I2 R R = konstanta Rydberg = 1,097 x 10 m NB = (nA + 1), (nA + 2), (nA + 3) …. SKL 30. Membedakan teori-teori atom. Deret lyman : nA = 1 Model Atom Rutherford Deret balmer : nA = 2 - Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan listrik positif Deret paschen : nA = 3 mengandung hampir seluruh massa atom dan dikelilingi oleh Deret Bracket : nA = 4 electron-elektron bermuatan listrik negative seperti model Deret pfund : nA = 5 tata surya. - Selama mengelilingi inti, gaya sentripetal pada electron dibentuk oleh gaya tarik elektrostatik. SKL 31. Menganalisis teori relativitas dan besaran- - Kelemahan : besaran yang terkait. Etot akan mengecil sehingga r mengecil hingga suatu saat Relativitas Kecepatan bersatu dengan inti → tidak benar. Penjumlahan kecepatan relativistic adalah sebagai berikut : Spektrum atom hidrogen dinyatakan kontinu → tidak benar, V = V1 + V2 ternyata adalah spectrum garis. V1V2 1+ Model atom bohr C2 postulat Bohr, yaitu : V1 = kecepatan benda 1 terhadap tanah - Elektron berputar mengelilingi inti pada lintasan tertentu V2 = kecepatan benda 2 terhadap benda 1 yang disebut lintasan stasioner tanpa melepas/menyerap V = kecepatan benda 2 terhadap tanah (kerangka acuan diam) energi, dengan besar momentum sudut (mvr) sebagai c = kecepatan cahaya berikut : Relativitas Panjang (kontraksi lorentz) n.h mvr = v2 2π L’ = L 1− n = bilangan kuantum utama 1, 2, 3, 4 … c2 h = konstanta planck L’ = panjang benda diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap - Elektron dapat berpindah dari lintasannya ke lintasan benda. yang lebih rendah jika melepaskan energi (berupa foton) L = panjang benda diukur oleh pengamat yang diam terhadap dan kelintasannya yang lebih tinggi jika mendapat energi. benda. Elektron dari r3 ke r2 melepas energi : v = kecepatan relative antara kerangka acuan. E3 – E2 = h f1 = frekuensi foton yang dilepas. Relativitas Waktu rn = n2 . r1 ∆t -11 rn = jari-jari electron pada orbit ke n, r1 = 5,28 x 10 m ∆t’ = E1 1 − v2 / c2 En = 2 En = energi elektron pada jari-jari rn’ E1 = -13,6 ev ∆t’ = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak n terhadap kejadian. energi untuk membebaskan sebuah elektron dari kulit ke n ∆t = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap adalah : kejadian. 13,6 E= eV Relativitas Massa n2 Kelemahan Bohr, yaitu : mo m= - Lintasan elektron yang sebenarnya masih mempunyai sub orbital jadi tidak sesederhana dalam teori Bohr. 1 − v2 / c2 - Teori Bohr tidak dapat menerangkan kajadian-kejadian Massa dan Energi dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh medan magnet 2 E = mc terhadap atom dan spectrum atom berelektron banyak. mo 2 2 EK = Etotal – Ediam atau EK= c – mo . c 1− v / c 2 2 7
  • 8. SKL 32. Menjelaskan teori kuantum Planck dan SKL 34. Menentukan jenis-jenis zat radioaktif atau kaitannya dengan radiasi benda hitam. mengidentifikasi manfaat radioisotop dalam Pergeseran Wien kehidupan. λmax . T = C Sinar gamma : mengukur ketebalan logam T = suhu mutlak (K) C = 2,898 x 10 m . k -3 Sinar gamma (Co-60) : Membunuh sel-sel kangker β Sinar beta(β) : mendeteksi kebocoran pipa Teori Kuantum Max Planck Iodium : memantau kelenjer tiroid Cahaya terdiri dari paket energi (kuanta, foton) yang Karbon (C-14) : mendeteksi umur fosil terkuantisasi. Pemindaian(scanning) -34 h = tetapan planck = 6,6 x 10 J . s Iodium-131 : Tiroid paru-paru Kromium-51 : Limpa n foton : E = n . h . f = n . h . c Selenium-75 : Pankreas λ Teknetium-99 : tulang, paru-paru Efek Foto Listrik Galium-67 : Getah bening W = hfo = energi ambang logam 2 E = W + EK → hf = hfo + 12 mv Efek Compton - berlaku hukum kekekalan momentum - λ’ - λ = h (1 – cos θ ) → λ ’ > λ atau f’ < f mo c Partikel/materi sebagai gelombang Hipotesa De Broglie h h h h λ= → λ= = = p mv 2mEk 2mqV SKL 33. Menentukan besaran-besaran fisis pada reaksi inti atom. Reaksi Inti A+B C+D (reaktan) (produk) Berlaku Hk. Kekekalan nomor atom dan nomor massa Energi = (reaktan – produk) x 931 MeV E + = menghasilkan energy E - = menyerap energi Energi ikat inti (Eikat) 2 Eikat = ∆m . c ∆m = penyusutan massa (massa defek) ∆m = mteori – mnyata’ sehingga : ∆m = (zmp + (A – Z)mn) – minti mp = massa proton mn = massa netron -27 - massa 1 sama = 1,66 x 10 kg → 1 sma ≈ 931,4 MeV -19 1eV = 1,6 x 10 joule Radioaktivitas/ Peluruhan t 1 N = No   T dan T= 1n2 = 0,693 2 λ λ λ = konstanta peluruhan Aktivitas : A = λ N 8