1. Mengoptimalkan Perkembangan Bahasa
pada Anak Usia Dini
Fifi Nailirrahmah Sanaky
10320110
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2012
2. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Telah ditemukan beberapa anak usia dini yang mengalami
kesulitan dalam berbahsa, tidak mampu memahami bahsa lisan, tidak
mampu mengutaran apa yang di dalam pikiran mereka, berbicara
tidak jelas, dan gagap. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, salah
satunya perkembangan bahasa yang kurang baik. Oleh karena itu,
sangat penting memperhatikan perkembangan bahsa pada anak
sejak dini.
Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang
dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahaa untuk berkomunikasi
dan berinteraksi antar sesamanya, berlangdaskan pada budaya yang
mereka miliki bersama (Dardjowidjojo, 2003) . dari definisi tersebut
dapat kita ketahui salah satu fungsi bahasa adalah untuk
berkomunikasi. Dalam berinteraksi dengan orang lain bahsa sangat di
butuhkan untuk mempermudah komunikasi, sehingga mengetahui
perkembangan bahasa sangatlah penting. Karena bahasa di anggap
sesuatu yang penting ada baiknya orrang tua memberi dan
meningkatkan perkembangan bahasa pada anak sejak dini untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
II. Rumusan Masalah
1. Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada
anak?
2. Bagaimana cara mengoptimalkan perkembangan bahasa pada
anak?
3. PEMBAHASAN
Dalam upaya mengoptimalkan perkembangan bahassa pada anak, para
orang tua terlebih dahulu mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi
perkembangan bahasa pada anak. Selain mengetahui faktor yang
mempengaruhi perkembangan bahasa, para orang tua juga harus mengetahui
proses perkembangan bahasa yang di lalui oleh seorang anak dan cara
mengoptimalkannya. Setelah mengetahui faktor dan cara mengoptimalkannya,
para orang tua dapat mengetahui stimulus tepat yang diberikan kepada anak
pada masa perkembangan tertentu.
1. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa (dalam
Yusuf, 2004)
a. Faktor Kesehatan
Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
perkembangan bahasa anak, terutama pada usia awal kehidupannya.
Apabila pada usia dua tahun pertama anak mengalami sakit terus-
menerus, maka anak tersebut cenderung akan mengalami
kelambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya. Oleh
karena itu, untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara
normal, orang tua perlu memperhatikan kondisi kesehatan anak.
Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan cara memberikan ASI,
makanan yang bergizi, memelihara kebersihan tubuh anak atau
secara reguler memeriksakan anak kedokter atau kepuskesmas.
b. Intelegensi
Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat
intelegensinya. Anak yang perkembangan bahasanya cepat pada
umumnya mempunyai intelegensi normal atau diatas normal. Namun
begitu, tidak semua anak yang mengalami kelambatan perkembangan
bahasanya pada usia awal, dikategorikan sebagai anak yang bodoh
(lindgren, dalam E.Hurlock, 1956). Selanjutnya, Hurlock
mengemukakan hasil studi mengenai anak yang mengalami
kelambatan mental, yaitu bahwa sepertiga diantara meraka yang
dapat berbicara secara normal dan anak yang berada pada tingkat
4. intelektual yang paling tendah, mereka sangat miskin dalam
berbahasa.
c. Status Sosial Ekonomi
Beberapa study tentang hubungan antara perkembangan bahsa
dengan status sosial ekonomi keluarga miskin mengalami
kelambatan dalam perkembangan bahasanya dibandingkan dengan
anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik ekonominya. Kondisi
ini terjadi mungkin disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau
kesempatan belajar asumsinya keluarga miskin diduga kurang
memperhatikan perkembangan bahasa anaknya, atau dua- duanya
(Hetzer dan Reindorf dalam E. Hurlock, 1956).
d. Jenis Kelamin (Sex)
Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam
vocalisasi antara pria dan wanita. Namun mulai usia 2 tahun, anak
wanita menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari anak pria.
e. Hubungan Keluarga
Hubangan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi
dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan
orang tua yang mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa
kepada anak. Hubungan yang sehat antara orangtua dengan anak
penuh perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya akan
memfasilitasi perkembangan bahasa pada anak, sedangkan
hubungan yang tidak sehat mengakibatkan anak akan mengalami
kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan bahasanya.
Hubungan yang tidak sehat itu bisa berupa sikap orang tua yang
keras atau kasar, kurang kasih sayang, atau kurang perhatian untuk
memberikan latihan dan contoh dalam berbahasa yang baik kepada
anak, maka perkembangan bahasa anak cenderung akan mengalami
stagnasi atau kelainan, seperti: gagap dalam berbicara, tidak jelas
dalam mengungkapkan kata-kata, rasa takut untuk mengungkapkan
pendapat, dan berkata yang kasar atau tidak sopan.
5. 2. Mengoptimalkan Kemampuan Bahasa pada Anak
Perkembangan bahasa pada anak dapat dioptimalkan dengan cara
pemberian stimulus yang tepat pada anak. Upaya yang dapat dilakukan
untuk memaksimalkan potensi bahasa pada anak menurut Santoso
(2003) sebagai berikut:
a. Bercerita
b. Permainan bahasa
c. Sandiwara boneka
d. Bercakap cakap
e. Tanya jawab
f. Dramatisasi
g. Bermain peran
Dalam mengoptimalkan perkembangan bahasa pada anak, orang tua
terlebih dahulu memngetahui proses perkembangan bahasa anak
sehingga orang tua dapat memberikan stimulus yang tepat untuk anak
sebagai pendukung perkembangan bahasa. Berikut adalah proses
perkembangan bahsa pada anak dan cara mengoptimalkannya.
1. Pada masa enam bulan pertama dari masa bayi
Pada masa ini individu berinteraksi dan berkomunikasi dengan
lingkungannya secara spontan dan instingtif secara positif misalnya
menerima, meraih, atau mendapat benda-benda atau suara yang
menyenangkan, misalnya botol susu hangat, belaian suara ibu, dan
sebagainya. Terdapat pula gerakan yang negatif misalnya, menolak
benda dingin. Bahasa yang berkembang pada masa ini yang pertama
bahasa mimik, misalnya senyuman dan tawa. Yang kedua bahasa
emotional ekspresif misalnya menangis kalau merasa lapar,
kedinginan, atau mendengar suara keras (dalam Nurihsan dan
Agustin, 2011).
Pada masa ini, anak dapat di stimulus dengan cara mengajak
anak berbicara. Walaupun anak tidak belum bisa memahami apa
yang kita bicarakan, namun stimulus yang positif akan di respon
positif oleh anak. Pemberian benda benda dan membiarkan anak
6. meraihnya juga dapat menstimulus perkembangan bahasa jika dalam
kondisi yang menyenangkan. Pemberian ASI dan makanan yang
bergizi untuk memenuhi asupan gizi pada anak juga penting yang
akan berhubungan dengan intelegensi anak yang akan menunjang
dalam proses perkembangan bahasa anak.
2. Pada masa enam bulan kedua dari masa bayi
Pada masa ini bahasa sensor motorik tersebut berangsur
berkurang, sedangkan bahasa merabannya semakin terarah dan
berbentuk dengan dapatnya meniru kata- kata tertentu yang
diucapkan orang- orang disekitarnya, meskipun mungkin ia sudah
dapat membuat kalimat satu kata, misalnya: mama, mamam jika
merasa lapar atau melihat botol susu (dalam Nurihsan dan Agustin,
2011).
Stimulus untuk mengoptimalkan perkembangan bahasa anak
yang dapat di berikan saat anak sudah mulai meniru kata- kata adalah
dengan tanya jawab dan bercerita. Dalam hal ini cerita dan tanya
jawab yang dilakukan akan direkam oleh anak dan ditirukan sehingga
anak akan mempunyai lebih banyak kosa kata.
3. Pada masa kanak kanak
Individu sudah mengenal dan menguasai sejumlah
perbendaharaan kata- kata (vocabulary); usia sekitar 3-4 tahun
perbendaharaannya sekitar 300 kata dan pada usia 6-7 tahun
mencapai 2500 kata bahkan dapat diduga lebih dari jumlah tersebut
(dalam Nurihsan dan Agustin, 2011).
Pada masa ini anak dapat di berikan stimulus yang melibatkan
permainan dan percakapan. Misalnya bermain peran, sandiwara
boneka dan bercakap- cakap. Anak akan memiliki kosa kata yang
lebih banyak jika di berikan stimulus tersebut. Dengan stimulus itu
anak akan belajar banyak kata dan menyimpannya.
4. Masa anak anak sekolah
Pada masa ini anak sudah menguasai ketrampilan membaca dan
berkomunikasi dengan orang lain, maka pada periode 6-8 tahun, anak
dengan senang hati membaca atau mendengar dongeng fantasi dan
usia 10-12 tahun anak gemar dengan cerita yang bersifat kritis
7. misalnya tentang perjalanan, riwayat para pahlawan(dalam Nurihsan
dan Agustin, 2011).
Pada masa ini karena umumnya anak –anak sudah dapat
membaca, stimulus yang diberikan dapat berupa buku cerita. Anak
akan mengembangkan imajinasinya saat membaca buku cerita. Yang
kedua pembicaraan antara orang tua dan anak juga dapat
mendukung perkembangan bahasa. Permainan boneka, bermain
peran, bahkan berpuisi, dan bermain drama sudah dapat dilakukan
pada masa ini.
8. KESIMPULAN
Bahasa adalah suatu alat untuk berkomunikasi dan bersosialisasi yang di
butuhkan oleh setiap individu, hal ini menunjukkan bahasa adalah sesuatu yang
pokok yang di butuhkan manusia. Bahasa harus di optimalkan sejak dini,
sehingga akan mempermudah bersosialisasi pada masa dewasa. Untuk
mengoptimalkan perkembangan bahasa sejak dini para orang tua dapat
memberikan stimulus yang tepat dalam tiap proses perkembangan bahasa anak.
Perkembangan bahasa pada anak dapat di pengaruhi oleh kesehatan,
intelegensi, status sosial ekonomi, hubungan keluarga dan jenis kelamin, hal ini
dapat menjadi tolak ukur untuk orang tua menstimulus anak di padukan dengan
stimulus yang tepat diantaranya bercerita, permainan bahasa, sandiwara
boneka, dan bermain peran di dalam setiap proses perkembangan anak .
9. DAFTAR PUSTAKA
Dardjowidjojo, S. dan Jaya, A.U. 2003. Psikolinguistik Pengantar Pemanahaman
Bahasa. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Santoso, Soegeng. 2003. Aspek Pengembangan pada Masing- Masing
Kelompok Usia Dini. Bali: Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah
dan Pemuda.
Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: P.T
Remaja Rosdakarya.
Nurihsan,A. J. dan Agustin, M. 2011. Dinamika Perkembangan Anak dan
Remaja. Bandung: Refika Aditama.