1. Nama : Feris Hepi Ramadiansyah
No/Kelas : 1-/XI-A6
Biografi Pahlawan Nasional : Tuanku Imam Bonjol
Oleh : Drs. Mardjani Martamin
Ringkasan:
Tuanku Imam Bonjol lahir di Tanjung Bunga, Pasaman, Sumatera Barat 1772 dan
wafat di Manado, Sulawesi Utara pada tanggal 8 November 1864 serta dimakamkan di Lotan,
Manado. Nama sesungguhnya adalah Muhammad Syahab. Semasa remaja , ia biasa dipanggil
dengan nama Peto Syarif. Di tubuh beliau mengalir cita-cita yang murni untuk membersihkan
praktek Islam dan mencerdaskan rakyat. Setelah menuntut ilmu agama di Aceh (1800-1802),
ia mendapat gelar Malim basa. Tahun 1803, Malim Basa kembali ke Minangkabau dan
belajar pada Tuanku Nan Renceh. Ia adalah murid kesayangan dari Tuanku Nan
Renceh.Malim basa banyak mendapat pelajaran ilmu perang dari Tuanku Nan Renceh.
Tahun 1807 Malim basa mendirikan Benteng di kaki bukit Tajadi yang kemudian diberi
nama Imam Bonjol. Sejak saat itu ia dikenal dengan nama Tuanku Imam Bonjol.
Pada waktu itu di Minangkabau, sedang terjadi pertentangan yang hebat antara kaum
Paderi (kaum agama) dengan kamu adat.Pada dasarnya gerakan Paderi itu bertujuan untuk
menetang para penghulu yang waktu itu mememegang kekuasaan di nagari-ngari
Minangkabau. Awalnya, pertentangan ini hanya melibatkan kaum adat dan kaum paderi saja.
Tapi karena kedudukan kaum adat semakin terdesak, Kaum adat lalu meminta bantuan
kepada Belanda.
Sejak saat itu pulalah, Belanda ikut campur dalam pertentangan di Minangkabau. Lalu
Belanda mulai mendirikan benten di Batu Sangkar dan di Bukit Tinggi untuk memperkuat
kedudukannya. Tuanku Imam Bonjol memliki banyak pengikut yang membuat Belanda
kewalahan. Tuanku Imam Bonjol diberi gelar Malin Basa yang berarti seorang ulama yang
diangkat sebagai imam atau sebagai kepala pemerintahan nagari dalam bidang Islam.
Sebelum Tuanku Nan Raceh meninggal dunia ,beliau telah menunjuk Tuanku Imam Bonjol
sebagai penggantinya menjadi pemegang pimipinan tertinggi kaum Paderi. Karena Tuanku
Imam Bonjol memerintah dengan sangat memperhatikan kehidupan rakyat, maka rakyat
Bonjol dengan cepat meningkat kemakmurannya. Apalagi pada saat yang bersamaan,
Belanda juga terdesak dengan Perang Diponegoro sehingga Belanda merasa perlu “berdamai
sementara” dengan kaum paderi untuk mengalihkan kekuatan di Pulau Jawa menghadapi
2. Perang Diponegoro. Setelah berakhirnya perang Diponegoro, Belanda kembali menyerang
Markas-markas Tuanku Imam Bonjol.
Namun Tuanku Imam Bonjol adalah panglima perang yang handal sehingga membuat
Belanda harus mengerahkan bantuan tambahan dan siasat-siasat licik. Sehingga untuk
menangkap Tuanku Imam Bonjol, Belanda menggunakan cara-cara kotor dengan cara
mengajak berunding di seikitar Bukit Gadang dan Tujuh Lurah. Dan disitu pulalah Tuanku
Imam Bonjol ditangkap pada tanggal 25 Oktober 1937. Tuanku Imam Bonjol lalu ditawan di
Bukit Tinggi lalu diasingkan dari Cianjur lalu ke Ambon dan terakhir di Manado. Tuanku
Imam Bonjol akhirnya wafat di Manado pada tanggal 8 November 1864. Pemerintah lalu
menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepadanya berdasarkan SK Presiden RI No
087/TK/1973v.
Hal-hal yang menarik dari buku :
Melengkapi dan menguraikan dengan beberapa masalah yang sebelumnya belum
diungkapkan oleh buku-buku lain
Di dalam buku tersebut dijelaskan bukan saja karena kepahlawanan tokoh tersebut tetapi juga
menarik dari segi sifat-sifat kepribadiannya yang khas sebagai pemimpin, misalnya sifat
seorang pemimpin yang keras tetapi suka damai.
Tulisan di buku tersebut bukan hanya sekedar akan menggambarkan tindakan-tindakan luhur
Tuanku Imam Bonjol itu saja, tetapi juga dari seluruh tindakan-tindakan itu kita dapat ambil
manfaatnya untuk dapat dituangkan dalam kehidupan masyarakat.
Hal-hal yang dapat diteladani :
Sifat patriotisme, pantang menyerah ,dan tidak mudah putus asa dari diri tokoh Tuanku Imam
Bonjol
Tuanku Imam Bonjol adalah seorang yang ulet dalam memperjuangkan keyakinannya, tidak
mudah patah semangat, dan cepat kembali dari keruntuhannya.
Tuanku Imam Bonjol memerintah dengan sangat memperhatikan kehidupan rakyat serta
bijaksana namun walaupun beliau seorang pemimpin yang keras tapi suka damai
Refleksi tokoh pada buku yang dibaca :
Diuraikan tentang asal-usul Tuanku Imam Bonjol
Menggambarkan tentang masa pendidikan Tuanku Imam Bonjol
Menggambarkan situasi kehidupan masyarakat Minangkabau
Diterangkan tentang tokoh-tokoh pembaharuan yang telaha ada di Minangkabau
Digambarkan perjuangan Imam Bonjol yang secara aktif memimpin rakyat dalam gerakan
Paderi untuk melawan penjajah