Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan gagal napas akut, yang meliputi manajemen airway, pola napas tidak efektif, dan gangguan pertukaran gas. Langkah-langkah pentingnya adalah memastikan jalan napas bebas, memberikan bantuan ventilasi yang memadai, serta menjaga keseimbangan gas darah.
3. PENDAHULUAN
Prinsip sistem respirasi adalah :
• Memenuhi kebutuhan O2 Metabolisme
• Mengelurkan sisa metabolisme ( CO2 )
Sistem pernapasan terdiri :
• Internal : tingkat seluler
• Eksternal : pertukaran gas alveoli –
kapiler paru
3
4. Saluran pernapasan terdiri :
• Saluran napas atas :
Rongga hidung, rongga mulut, nasopharinx,
oropharinx, laringopharinx.
( Jalan udara, filter, melembabkan,
menghangatkan, proses membau dan
bicara )
• Saluran napas bawah :
Tracheobronchial dan parenchim paru.
4
6. Pengaturan pernapasan terdiri :
• Chemoreseptor sentral (Otak &PaCo2 )
• Chemoreseptor Perifer ( PaO2 & PH )
Kehidupan seseorang tergantung
Pengambilan O2 dan Pengeluaran CO2.
6
7. GAGAL NAPAS AKUT
• DEFINISI :
Kegagalan sistem pernapasan dlm
mempertahankan oksigenasi dan
eliminasi carbondiosida dlm jumlah
normal untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
7
9. MEKANISME GAGAL NAPAS
A. HIPOVENTILASI
=> Mnyebabkan retensi Co2
Penyebab :
• Kerusakan sistem syaraf : trauma kepala,
perdarahan / trombus, obat anestesi
• Gangguan neuromuskuler: kerusakan spinal,
tetanus, obat.
• Obstruksi paru : Asma, sumbatan jalan napas,
emfisema, bronchitis cronis
• Restriksi paru : Ca, pnemothoraks, efusi pleura,
flail chest
9
10. B. PINTASAN INTRAPULMONER,
RUANG RUGI, MISMATCHING
• Pintasan intrapulmoner :
Darah yg memperfusi paru tdk mengalami
pertukaran gas krn alveulus tdk terventilasi
atelektasis
• Ruang rugi :
Alveulus yg terventilasi tdk melakukan
pertukaran gas karena paru tdk diperfusi
oleh darah. Misal : Emboli paru
10
11. * Perbandingan Perfusi - Ventilasi
• Perfusi lebih besar dari ventilasi
Shg tjd hipoksemia krn darah yg
dibawa alveoli tdk teroksigenasi
Asma, atelektasis, tumor, obstruksi
partial
• Ventilasi lebih besar dari perfusi
Shg darah teroksigenasi tdk dpat
diperfusikan Syok
11
12. C. SHUNT
• Darah dari jantung kanan dibawa ke
sebelah kiri tanpa dioksigenasi
Penyebab :
• Kolaps alveoli : atelektasis,
pnemotoraks, hematotoraks
• Alveoli terisi cairan / benda asing ,
ARDS, oedema pulmo
12
13. D. GANGGUAN DEFUSI
• Akibat penebalan membran alveolus kapiler
• Pada gangguan defusi tjd hipoksemia
• Terjadi Pada : Pnemonia, Fibrosis
13
15. MANAJEMEN AIRWAY
• Sumbatan jalan napas salah satu
penyebab kematian utama yg masih
dapat diatasi
• Penolong harus mengenal tanda /
gejala sumbatan jalan napas
• Terjadi di RS atau di Luar RS
15
16. Sebab – sebab sumbatan:
• Dasar lidah, palatum mole pd pasien
coma, kepala fleksi
• Benda asing: muntahan, darah
• Penderita dgn anestesi : laringo spasme
• Bronchospasme, odema mukosa,
sekresi bronchus, masuknya isi
lambung kedalam paru.
16
17. Macam sumbatan jalan napas :
• Sumbatan Total hrs teratasi < 5 mnt.
• Sumbatan partial harus pula segera
dikoreksi karena dpt menyebabkan
kerusakan otak, odema paru, kepayahan,
henti napas, henti jantung sekunder
17
18. Tanda sumbatan jalan napas
• Tidak ada suara napas, tdk ada aliran udara
lewat hidung / mulut
• Retraksi supraklavikula, sela iga
• Dada tdk mengembang saat inspirasi
• Pada sumbatan partial : aliran udara berisik,
kadang retraksi,
• Bunyi lengking krn laringospasme
• Kumuran : benda cair
18
19. Menilai jalan nafas • LIHAT - LOOK
– Gerak dada & perut
– Tanda distres nafas
– Warna mukosa, kulit
– Kesadaran
• DENGAR - LISTEN
– Gerak udara nafas
dengan telinga
• RABA - FEEL
– Gerak udara nafas
dengan pipi
( Look - Listen - Feel )
19
20. A- airway
Korban sadar atau tidak ?
• Tak sadar bebaskan jalan
• Sadar ajak bicara
nafas (chin lift, head tilt)
– jika suara jelas
airway bebas • Ada nafas?
(lihat, dengar, raba nafas)
• Ada nafas
• Tidak ada nafas
– berikan nafas buatan Ada suara tambahan?
– berikan oksigen Mendengkur, berkumur dll
20
21. PRIORITAS UTAMA ADALAH
JALAN NAFAS BEBAS
• Jika pasien sadar, ajak bicara
– bicara jelas = tak ada sumbatan
• Berikan oksigen (jika ada)
– masker 6 lpm
• Jaga tulang leher
– baring datar, wajah ke depan, leher posisi netral
• Nilai apakah jalan nafas bebas
– adakah suara snoring, gargling, crowing
21
22. Tanda sumbatan / obstruksi
• mendengkur : pangkal lidah (snoring)
• suara berkumur : cairan (gargling)
• stridor : kejang / edema pita suara
(crowing)
Gelisah (karena hipoksia)
MAKIN Gerak otot nafas tambahan
PARAH ( retraksi sela iga)
Gerak dada & perut paradoksal sianosis
(tanda lambat)
22
30. Lindungi leher dari gerakan
Previously recommended hand Currently recommended hand
positions for manual in-line positions for manual in-line
stabilisation of the cervical stabilisation of the cervical
spine. spine. 30
32. Neck collar / Collar brace
Dipasang tanpa menggerakkan leher (terlalu banyak)
Kepala harus dipegang “in-line”
- Tekanan intra-kranial bisa meningkat
- Airway bisa obstruksi, bila muntah akan aspirasi 32
33. Fixasi dibantu bantal pasir dan pleister dahi
Hati-hati, jalan nafas bisa tersumbat,
bila muntah = langsung aspirasi
33
34. Pengelolaan jalan nafas
teknik lanjut
1. Intubasi trachea dengan laringoskopi
2. Cricothyroidotomy dengan
needle / surgical
3. Laryngeal mask
34
35. • Cara-cara lain untuk Airway gagal
• Sukar memberikan nafas buatan
• Risiko aspirasi ke paru besar
• Mencegah pCO2 (cedera kepala)
• GCS 8
Pertimbangkan
INTUBASI TRACHEA
35
38. Intubasi trachea
juga membawa risiko besar
• Hipoksia karena spasme pita suara
• Tekanan darah naik
• Aritmia, bradikardia sampai asistole
• Tekanan Intra Kranial naik
• Gerak leher memperberat cedera cervical
• Idealnya, intubasi dibantu obat anestesia
dan obat pelumpuh otot (harus tenaga ahli)
38
39. INGAT
1. Tulang leher mungkin cedera
2. Pasien meninggal karena kurang oksigen
bukan karena tidak intubasi trachea
3. Pasien hipoksik, trauma kepala + kejang
sering rahang terkatup erat
Jika dipaksa laringoskopi
-TIK naik
- Herniasi otak fatal
39
42. Pertimbangkan Cricothyroidotomy
• Intubasi gagal padahal jalan nafas
masih tersumbat
• Pasien tidak dapat diberi nafas buatan
dari atas (mulut hidung)
42
45. MANAJEMEN PROBLEM NAPAS
Tanda kliniks kegawatan napas:
• Susunan Saraf Pusat : Sakit kepala,
kekacauan mental, gelisah, mudah
terangsang, cemas, somnolent – coma
• Sistem cardiovaskuler : Kead awal TD &
HR naik; lanjut bradicardi – hipotensi
• Sistem respirasi : RR < bila proses di otak,
Takhipneu, cuping hidung, otot bantu
napas, retraksi
• Kulit : Sianosis, berkeringat
45
46. Tanda ventilasi tak adequat :
• Inspeksi : frekuensi, ekspansi, penggunaan
otot napas tambahan
• Palpasi : Tanda cidera, frakstur, enfisema,
krepitasi, nyeri tekan
• Perkusi : adanya keredupan
• Auskultasi : Stridor, hilangnya suara napas,
bising paru, ranchi
• Analisa Gas Darah : Saturasi, PaO2, PaCo2,
Ph
46
47. Observasi selama bantuan napas
• Patensi jalan napas
• Aliran oksigen
• Konsentrasi oksigen
• Frekuensi,
• Volume tidal
• Waktu inspirasi dan ekspirasi
• Tingkat keberhasilan
• Komplikasi yang timbul
47
48. Bersihan jalan napas tidak efektif
• Pantau bersihan jalan napas, bunyi, suara
napas tambahan, adanya darah, sisa
makanan
• Manajemen airway : Suctioning,
orofaringeal / nasofaringeal tube
• Pasang jalan napas definitif : ET,TT
• Pertahankan kepatenan jalan napas dgn
mengatur posisi, pasang mayo, fiksasi ET
• Kolaborasi medis : cairan & bronkhodilator
48
49. Pola napas tidak efektif
• Observasi pola napas: spontan, hipo /
hiper ventilasi, cheyne stokes,
kedalaman, irama, frekuensi dll
• Identifikasi suara napas: adakah
hipoventilasi areal paru tertentu.
• Evaluasi aktifitas otot pernapasan
• Latihan napas dalam
• Kolaborasi : BGA & koreksi thd
ketidakseimbangan, Oksigenasi : Nasal
Canula / mask / ventilator
49
50. Gangguan pertukaran gas
• Pantau thd disfungsi kardiopulmonal
• Observasi trauma yg tidk terdeteksi
• Latih napas dalam, batuk efektif, posisi
• Pertahankan jalan napas
• Pantau gas darah Koreksi ketidak
seimbangan
• Oksigenasi
• Kolaborasi : Thoraksentesis, WSD,
Bronchoskopy
50
51. Tidak efektifnya perfusi jaringan
• Observasi sistem cardiovaskuler
• Tutup luka menghentikan perdarahan
• Amati adanya internal bleeding: Tensi
turun,nadi kecil cepat, kulit dingin,
pengisian kapiler lambat, gelisah,
disorientasi, bingung, dll
• Laborat : BGA, Hb
• Kolaborasi : terapi cairan dan darah
51