SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
Downloaden Sie, um offline zu lesen
1 | P e n d i k a r 2 0 1 4
PENDIDIKAN KARAKTER... APAAN TUCH?
Oleh:
Daniel S. Stephanus
Daniels.stephanus@gmail.com
PENGANTAR
Pada lima tahun terakhir ini, secara massif di dengung-dengungkan kembali Pendidikan
Karakter (Pendikar) sebagai salah satu aspek pendidikan yang harus diberikan kepada peserta
didik di seluruh Nusantara. Pendidikan Karakter merupakan keniscayaan yang tidak bisa
dihindari apalagi diabaikan bila sutau bangsa ingin menjadi Negara yang beradab dan
berbudaya. Sebuah bangsa akan berjaya sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya bila
bangsa tersebut memiliki karakter kuat dan jati diri yang kokoh. Pembangunan karakter suatu
bangsa tidak dapat dilaksanakan secara tergesa-gesa apalagi instan, pembangunan karakter
adalah suatu proses yang panjang dan sistematis, satu-satunya jalan adalah melaui Pendidikan
Karakter.
Bung Karno sebagai founding father alias Bapak Pendiri Bangsa pernah berujar tentang
pentingnya pembangunan Karakter Bangsa (nation character building). Pembangunan Karakter
Bangsa adalah pembangunan karakter yang komprehensif dan holistic sebagai bangsa dengan
menyadari keberagamannya. Pembangunan segenap anak bangsa untuk mewujudkan
kesejahteraan yang berkeadilan social. Jelas disini, pembangunan karakter yang dilakukan
bukanlah proses pendek tetapi proses jangka panjang, bukan pula pembangunan yang hanya
mengutamakan satu sisi tetapi proses pembangunan yang bersifat multiaspek dan
multidimensi. Sebuah proses pembangunan karakter yang berbasis pada proses,
mengedepankan pemahaman yang komprehensif, untuk mencapai tujuan yang luhur bukan
semata sebagai Negara yang sejahtera tetapi juga Negara yang beradab dan berbudaya.
Proses pembangunan karakter bukanlah proses tanpa rencana, bukan pula proses yang tidak
tersistemastis. Proses pembangunan karakter haruslah terencana dan tersistematis, seperti
layaknya pembangunan kecerdasan dan pembangunan keimanan. Pembangunan karakter
haruslah melalui proses pendidikan yang terencana dan tersistematis dengan baik. Oleh
karenanya, Pembangunan Karakter Bangsa seharusnya sejalan dengan proses pendidikan,
proses dari anak-anak sampai dewasa sebagai proses pendidikan yang berkesinambungan dan
terus menerus seumur hidup. Layaknya jargon pendidikan yang membentuk manusia yang
cerdas melalui penguasaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) yang sejalan
dengan pembangunan akhlak dan moral melalui penanaman Iman dan Takwa (IMTAK), saat ini
semestinya ditambahkan pula pembangunan karakter melalui Pendidikan Karakter (PENDIKAR).
Sehingga, manusia Indonesia bukan hanya dijadikan manusia Indonesia yang cerdas
berpengetahuan, menguasai teknologi, peka terhadap keindahan, beriman, dan bertakwa saja
tetapi juga berkarakter.
2 | P e n d i k a r 2 0 1 4
Jadi, Pembangunan Karakter Bangsa melalui Pendidikan Karakter bukanlah sebuah proses
instan tetapi merupakan proses pendidikan berkelanjutan. Pendidikan Karakter bukan pula
proses pendidikan yang parsial dan terpecah-pecah tetapi merupakan proses pendidikan
multidimensi dan multiaspek yang bersifat holistic dan komprehensif. Pendidikan karakter
bukan pula proses pendidikan yang serampangan dan sekenanya tetapi merupakan proses
pendidikan yang terencana secara sistematis. Oleh karena itu, Pendidikan Karakter seharusnya
terintegrasi dan menyatu dengan proses pendidikan pada umumnya, baik pada pendidikan
formal, informal, maupun nonformal. Proses pendidikan yang yang masuk dalam kurikulum
bukan sebagai mata pelajaran tersendiri tetapi mewarnai setiap mata pelajaran baik yang
kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.
DASAR HUKUM PENDIDIKAN KARAKTER
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010--2025.
Kebijakan Nasional yang diterbitkan dalam bentuk buku berwarna merah-putih merupakan
rujukan untuk Pendikar. Dokumen Kebijakan Nasional ini berisi beberapa bab. Bab pertama
yang merupakan pendahuluan berisi latar belakang, fungsi dan tujuan, ruang lingkup,
pengertian, dan alur pikir Pembangunan Karakter Bangsa melalui Pendidikan Karakter. Bab
kedua tetang kerangka pembangunan karakter bangsa berisi consensus nasional, lingkungan
strategi, permasalahan bangsa saat ini, konsep jati diri bangsa, dan karakter yang diharapkan.
Bab ketiga berisi arah, tahapan, dan prioritas pembangunan karakter bangsa untuk perioda
2010—2025. Bab keempat berisi srtategi pembangunan karakter bangsa melalui sosialisasi,
pendidikan, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerjasama.
Dokumen yang menjadi panduan Pembangunan Karakter Bangsa untuk 15 tahun mendatang ini
diterbitkan untuk mememuhi amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun
2005—2025. Dokumen ini disusun oleh berbagai kementerian, lembaga non kementerian, dan
lembaga non pemerintah yang terkait, masukan dari berbagai pihak, termasuk juga
pembelajaran (lesson learn) dari cerita sukses (best practices) dari sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi yang telah menyelenggarakan Pendidikan Karakter. Dokumen Kebijakan
Nasional Pembangunan Karakter ditujukan untuk menjadi panduan dalam merancang,
mengembangkan, dan melaksanakan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pembangunan Karakter
Bangsa yang melibatkan berbagai pihak.
Naskah Akademik Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi dan penerapannya di Kurikulum
2013.
Naskah Akademik ini merupakan panduan umum pelaksanaan Pendidikan Karakter di
Perguruan Tinggi. Naskah Akademik ini disusun oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
(Dirjen Dikti) yang merupakan bagian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud). Naskah akademik ini disusun untuk menjdi referensi dan panduan umum bagi
lembaga pendidikan tinggi untuk merencananakn. Mengembangkan, dan
mengimplementasikan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi untuk membentuk sarjana
lulusan perguruan tinggi menjadi insan-insan yang cerdas dan bermartabat.
3 | P e n d i k a r 2 0 1 4
Naskah Akademik ini terdiri dari beberapa bab. Bab pertama yang merupakan pendahuluan
berisi tentang tujuan pendidikan nasional yang di dalamnya membahas mengenai model
pendidikan dari Ki Hajar Dewantara dan Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, kondisi umum pendidikan Indonesia yang berisi Rencana Pembangunan
Jangka Panjang dan ketakseimbangan antara pendidikan keilmuan, keterampilan, dan karakter,
serta aspek multikulturalnya bangsa Indonesia. Bab kedua berisi tentang budaya nasional dan
karakter bangsa yang terdiri dari konsep kebudayaan, konsep nasional, karakter bangsa,
masyarakat, budaya, dan mimbar akademik, karakter individu dalam perspektif budaya
akademik, dan harkat pendidikan dalam perspektif budaya akademik. Bab ketiga berisi tentang
pendidikan karakter di perguruan tinggi yang berisi kerangka dasar, pendekatan, strategi
implementasi, dan evaluasi pendidikan karakter.
Undang-Undang No. 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Nasional
Fungsi Pendikar dalam Pendidikan Nasional teruang dalam Pasal 3, Undang-Undang No.20
tahun 2003, terdiri dari fungsi (1) mengembangkan kemampuan, (2) membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan Pendikar
dalam Pendidikan Nasional adalah beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan demokratis, serta bertanggungjawab. Ujung dari pendidikan
nasional adalah karakter. Sehingga, ujung dari Pendidikan (bukan hanya pendidikan karakter) di
Indonesia adalah Pembangunan Karakter Bangsa.
Alur pikir Pendikar dalam Pembangunan Karakter Bangsa dapat dilihat pada Bagan 1 berikut
ini.
Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa
4 | P e n d i k a r 2 0 1 4
ARTI DAN MAKNA PENDIDIKAN KARAKTER
Karakter dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai yang khas baik yang terpateri dan
terejahwantakan dalam perilaku. Karakter merupakan ekstraksi dari olah pikir, olah hati, olah
rasa dan karsa, serta olah raga. Selain itu, karakter dapat pula berarti mengandung nilai,
kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapai permasalahan. Sedangkan
Karakter Bangsa adalah Perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik. Tercermin dalam
kesadaran, pemahaman, rasa dan karsa, serta perilaku berbangsa dan bernegara. Penjabaran
lebih jauh lagi, ekstraksi karakter dapat di perinci sebagai berikut: (1) olah hati terdiri dari cinta,
jujur, beriman dan takwa; (2) olah pikir terdiri dari cerdas, kreatif; (3) olah raga terdiri gigih,
dan kooperatif; (4) olah rasa dan karsa yang terdiri dari kemanusiaan, gotong royong, toleransi,
patriotic.
Karakter bukan hasil jadi yang dikerjakan semalam, karakter merupakan proses pendidikan dan
internalisasi yang membtuhukan proses panjang. Proses pembangunan karakter melibatkan
proses internal dan eksternal (pendidikan) oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah untuk
membentuk jati diri. Karakter yang terbentuk akan tercermin pada tampilan, pemikiran, sikap,
dan perilaku.
Nilai-Nilai Luhur yang disepakati di Pendidikan Karakter
Dari proses kerja keras Kementerian Pendidikan Nasional, pendidikan karakter yang dicita-
citakan adalah karakter yang berbasis pada nilai-nilai luhur yang disarikan dari budaya bangsa.
Hasil dari perenungan team Balitbang Kurikulum Kemendiknas, disepakati nilai-nilai luhur dalam
pendidikan karakter yang didasarkan pada budaya bangsa adalah sebagai berikut.
5 | P e n d i k a r 2 0 1 4
Sedangkan penjabaran lebih tersistematis berdasarkan ekstraksinya adalah sebagai berikut.
Olah Pikir Olah Hati Olah Rasa dan
Karsa
Olah Raga
1. Cerdas,
2. Terbuka
3. Kritis,
4. Produktif,
5. Mandiri,
6. Orientasi IPTEKS,
7. Komprehensif
(holistic),
8. Multiperspektif,
9. Kreatif
1. Bertanggung
jawab,
2. Adil,
3. Integritas,
4. Sinergis,
5. Reflektif.
1. Toleran,
2. Nasional,
3. Inklusif,
4. Peduli,
5. Berbela rasa
1. Disiplin,
2. Kompetitif,
3. Sprotif,
4. Kooperatif
5. Kolaboratif,
6. Tangguh.
Dalam bentuk yang lebih sistematis lagi, akan terjabarkan dalam skema Ruang Lingkup
Pendidikan Karakter seperti yang terpapar pada diagram berikut ini.
Bila direnungkan dengan seksama, Pendidikan Karakter bukanlah pekerjaan yang mudah.
Menilik dari proses pembangunan atau pendidikan yang harus dilakukan, tidak adanya batasan
waktu dan jenjang pendidikan yang dapat dirumuskan secara eksak. Selain itu, dilihat dari
ruang lingkup pendidikan karakter dan penjabaran atau ekstraksinya begitu banyak nilai-nilai
6 | P e n d i k a r 2 0 1 4
ideal yang ingin diwujudkan. Belum lagi tujuan akhir pendidikan karakter begitu mulia dan
luhur, seakan seperti meraih bintang gemintang yang bergantung di langit.
Tetapi, Pembangunan Karakter Bangsa dan Pendidikan Karakter merupakan keniscayaan. Suatu
proses yang mau tidak mau harus dilalui bila ingin mewujudkan negara yang makmur dan
sejahtera sekaligus adil dan beradab. Sejak negara Indonesia didirikan, Pendidikan Karakter
sebagai bagian dari Pembangunan Karakter Bangsa telah menjadi komitmen para bapak pendiri
bangsa. Hingga saat inipun komitmen itu tidak pernah diingkari bahkan semakin dipertegas
dengan berbagai Kebijakan Nasional bahkan telah diundang-undangkan. Artinya, setiap Warga
Negara Indonesia wajib berperan aktif dalam Pembangunan Karakter Bangsa dan melaksanakan
Pendidikan Karakter. Bukan saja mengambil peran untuk dibangun dan dididik, tetapi turut
serta secara aktif untuk membangun dan mendidik. Tanggungjawab yang harus dipikul bukan
saja melaksanakannya secara formal melalui sekolah, tetapi juga melalui proses pendidikan
nonformal, atau informal, bahkan memulainya dari rumah.
PENDIDIKAN KARAKTER DI PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi
Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi merupakan hasil dari Deklarasi para Rektor se
Indonesia dalam pertemuan Forum Rektor pada 04 Mei 2011. Dalam pertemuan tersebut
dideklarasikan Gerakan Anti Mencontek dan Anti Plagiasi sebagai titik awal Pendidikan
Karakter. Setelah itu dilakukanlah proses identifikasi dan berbagai pengalaman pembelajaran
dari berbagai perguruan tinggi yang telah melaksanakan Pendidikan Karakter dengan berbagai
nama dan berbagai bentuknya. Akhirnya, ditunjuk 10 Pusat Pendidikan Karakter yang berbasis
pada ciri khas masing-masing perguruan tinggi, termasuk Universitas Ma Chung.
Dengan menggusung moto “Pendidikan Karakter sebagai pilar kebangkitan bangsa, raih prestasi
junjung tinggi budi pekerti”. Pendidikan Karakter telah dilembagakan dan bukan hanya sebagai
kandungan kurikulum, tetapi sudah harus termaktub dalam kurikulum. Tentu saja bukan hanya
kurikulum pendidikan tinggi saja, tetapi menjadi ruh dari System Pendidikan Nasional.
Sehingga, System Pendidikan Nasional bukan hanya bertujuan untuk mencerdaskan anak
bangsa tetapi juga membangun generasi yang jujur, cerdas, tangguh, dan peduli .
Belajar dari pengalaman merancang, menyusun, dan melaksanakan Pendidikan Karakter di
Universitas Ma Chung sejak berdiri pada Juli 2007, ada beberapa hal yang bisa dibagikan
sebagai bahan pembelajaran Pendidikan Karakter di lembaga pendidikan formal. Pendidikan
Karakter di Universitas Ma Chung, bukan merupakan mata kuliah tersendiri, tetapi mewarnai
setiap mata kuliah yang ada. Bahkan, untuk mempercepat internalisasi Pendidikan Karakter
dibuat berjenjang dan menjadi warna utama dari perkuliahan. Pendidikan Karakter yang
dikenal dengan Character Building, dilakukan setiap semester mulai dari semester 1 sampai
semester 8, tetapi dengan 2 tahapan besar. Tahap petama, semester 1—4 yang melekat pada
7 | P e n d i k a r 2 0 1 4
mata kuliah dan wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa (intra kurikuler). Tahap kedua, semester
5—8 yang bersifat pilihan dan dilaksanakan secara ekstra kurikuler.
Pada tahap pertama, setiap mahasiswa wajib mengikuti Pendidikan Karakter yang dilekatkan
pada Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU).
Pada Semester 1, Pendidikan Karakter dilekatkan pada program orientasi dan pengenalan
kampus yang dinamai Ma Chung Festival. Pada tahap ini, mahasiswa bukan saja dikenalkan
pada kehidupan kampus dan cara belajar yang efektif, mahasiswa diajar untuk membangun
kepekaan social dengan melakukan kegiatan bersama di komunitas-komunitas seni dan budaya.
Hasil dari perkenalan dan interaksi tersebut akan dirayakan dalam satu hari, sebuah malam
inagurasi yang berbeda. Para mahasiswa baru, diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan dan
keterampilan bersama dengan komunitas yang diakrabinya. Pada tahap awal yang paling awal
ini mahasiswa diharapkan dapat mengenali dirinya sendiri, mengidentifikasi berbagai talenta
dan potensi diri yang dimilikinya. Selain itu, mahasiswa dibiasakan untuk bekerja secara team
dan membangun sinergi bersama anggota team yang lain. Tidak hanya sampi disitu, mahasiswa
diharapkan mampu untuk membangun relasi dengan komunitas, banhkan bekerja bersama
untuk melakukan unjuk karya. Mahasiswa dilatih untuk peka terhadap permasalahan social dan
membangun kolaborasi untuk mengatasi permasalah tersebut. Tentu saja ada banyak karakter
yang dibangun di masa awal mahasiswa berkuliah ini, bukan hanya berbasis oleh pikir seperti
cerdas, kreatif, mandiri, dan kritis. Tatapi, karakter yang berbasis oleh hati seperti singergi dan
reflektif juga dibangkitkan. Demikian pula dengan olah rasa dan karsa seperti toleran dan
berbela rasa sudah dibangun sejak dini, sajak saat awal perkuliahan. Dan tentu saja olah raga
juga dibangun, karakter kooperatif dan kolaboratif dilatihkan dan ditanamkan sejak awal
perkuliahan. Sebuah pola atau model pembangunan karakter yang dilakukan seawal mungkin
sebagai mahasiswa, dengan harapan para mahasiswa baru sudah memiliki dasar pemahaman
tentang pendidikan karakter dan telah faham arah tujuan pembangunan karakter.
Pada semester 2, Pendidikan Karakter dilekatkan pada Mata Kuliah Pendidikan Agama. Arah
dari Pendikar yang bersinergis dengan pendidikan agama adalah Keselahan Sosial. Sebuah
bentuk kesalehan yang bukan berpangkal pada hubungan vertical antara diri sendiri dan Tuhan,
tetapi hubungan yang horizontal antara manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan
alam semesta. Kesalehan social bukan sekedar toleransi, tetapi lebih luas lagi. Toleran hanya
sekedar saling menghormati dan menghargai, tetapi saleh social adalah kemampuan untuk
bekerja sama dan bekerja bersama untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat.
Dengan thema (1) Agama dan masyarakat; (2) Agama dan Budaya; (3) Agama dan Negara; (4)
Agama dan Alam Semesta; (5) Kesalehan Sosial di kelas, setiap mahasiswa diajak untuk berfikir
dan merenung tentang arti hadirnya Agama di dunia ini. Ditambah dengan beberapa kasus
khusus yang diangkat dari permasalahan-permasalahan masyarakat yang saat ini berkembang
dan dengan pemateri yang berkompeten, dibalut dalam bentuk talk show, pemahaman
mengenai hadirnya Agama di dunia dan peran diri sebagai umat beragama semakin dipertegas.
Belum lagi ditambah dengan penugasan untuk kunjungan Lintas Iman. Setiap mahasiswa wajib
8 | P e n d i k a r 2 0 1 4
berkunjung, mengenal, dan berinteraksi dengan komunitas yang berbeda iman. Dari kunjungan
Lintas Iman, diharapkan mahasiswa untuk mengenal iman yang lain, untuk mengerti dan
menghilangkan curiga, untuk membangun komunikasi dan melakukan kerja bersama. Bukan
mencari perbedaan apalagi membangun tembok tinggi atau bahkan bermusuhan, mahasiswa
diharapkan bukan hanya mencari benang merah kebaikan yang sifatnya universal (golden
rules), membangun pengertian dan pemahaman yang benar, serta bila dimungkinkan
melakukan kerja-kerja social bersama untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan social
yang akan lebih baik bila dikerjakan bersama.
Pada semester 3, Pendidikan Karakter dilekatkan pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila.
Kurikulum Pendidikan Karakter dielaborasi dengan Kurikulum Pendidikan Pancasila sehingga
menjadi satu kurikulum yang bukan hanya mengajarkan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
tetapi juga menanamkannya sebagai Karakter Bangsa dan Karakter Personal setiap mahasiswa
sebagai Warga Negara Indonesia. Tujuan dari Pendidikan Karakter dan Pendidikan Pancasila
ditekankan pada Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Tentu saja setelah
mahasiswa berkenalan dengan permasalahan social pada semester 1 dan kesalehan social pada
semester 2, pada semester 3 ini dilanjutkan dengan keadilan social. Dengan mengusung thema
(1) Hak Asasi Manusia, (2) Demokrasi, (3) Refleksi Kebangsaan, (4) Aktualisasi Pancasila dalam
Kehidupan Kampus, serta (5) Korupsi, Kolusi, dan Nepotisma, mahasiswa diajar dan didik untuk
dapat menginternalisasi nilai-nilai Pancasila untuk sebagai Karakter Bangsa dan Karakter
Personal Warga Negara Indonesia. Selain itu, dengan dibekali oleh ilmu Analisis Sosial,
mahasiswa diwajibkan untuk melakukan Analisis Sosial pada komunitas marjinal untuk
diprofilkan. Mahasiswa bukan saja diajar untuk berinteraksi dan mengenal komunitas tetapi
juga mampu melakukan analisis social untuk mampu menemukan akar masalah yang sedang
dihadapi oleh komunitas tersebut, khususnya permasalahan yang menyebabkan ketidakadilan
social terjadi pada komunitas tersebut. Mahasiswa diharapkan mampu untuk mengembangkan
karakter kritis, dinamis, dan multiperspespektif sebagai hasil dari olah pikir, juga mampu
mengembangkan karakter integritas dan sinergis sebagai hasil dari olah hati, berkarakter
nasionalis sebagai hasil dari olah rasa dan karsa, serta karakter tangguh sebagai hasil dari olah
raga.
Pada semester 4, Pendidikan Karakter dielaborasikan dangan perkuliahan Pendidikan
Kewarganegaraan. Pembangunan Karakter personal mahasiswa diarahkan menjadi
pembangunan karakter sebagai warga Negara. Pembangunan karakter yang bukan hanya
untuk diri sendiri tetapi sebagai bagian dari warga Negara yang akan membentuk karakter
bangsa. Dengan mengentengahkan thema (1) peran warga Negara dalam permasalahan social;
(2) warga Negara dan politik; (3) warga Negara dan budaya; (4) warga Negara dan dinamika
pendidikan; (5) waraga Negara dan kelestarian alam dan lingkungan hidup; (6) warga Negara
dan kedaulatan ekonomi; (7) warga Negara, manusia dan IPTEKS; (8) warga Negara, HAM dan
9 | P e n d i k a r 2 0 1 4
jender; (9) warga Negara, hak dan kewajibannya; (10) warga Negara, demokrasi dan konstitusi;
(11) warga Negara dan geopolitik serta geostrategic. Mahasiswa bukan saja diajak untuk
membangun karakter personalnya saja tetapi juga membangun karakter kebangsaan dan
nasionalisma. Mahasiswa diharapkan bukan saja berkarakter sebagai personal tetapi juga
berkarakter sebagai warga Negara. Bukan hanya pelajaran di kelas, mahasiswa juga diwajibkan
untuk aktif berperan serta dalam menyelesaikan masalah bangsa. Dengan penugasan untuk
melakukan kegiatan yang berkontribusi pada penyelesaian masalah ketidakadilan social,
mahasiswa diminta untuk melakukan pendampingan selama perkuliahan Pendidikan
Kewarganegaraan pada komunitas marjinal yang telah dilakukan Analisis Sosial. Mahasiswa
bukan saja berkomunikasi dan berinteraksi dengan komunitas tetapi juga turut serta untuk
bekerja sama dan bekerja bersama dalam karya social, bukan saja antar sesama mahasiswa
tetapi juga dengan komunitas yang di dampinginya. Mahasiswa diajar untuk menjadi agen
perubahan (agent of change), walau belum besar tetapi telah belajar untuk turut serta dalam
penegakan keadilan social.
Pada semester-semester selanjutnya, mahasiswa tidak lagi diwajibkan untuk mengikuti
perkuliahan yang secara khusus didesain atau dielaborasi dengan Pendidikan Karakter.
Mahasiswa diharapkan secara sadar untuk membentuk dan membangun karakternya dalam
berbagai kegiatan intra dan ekstra kampus. Mahasiswa diharapkan bukan hanya aktif dalam
organisasi kemahasiswaan ataupun unit kegiatan mahasiswa, tetapi masih diberi peluang
dengan jalan turut dalam kegiatan Service Learning (SL), Program Kreativitas Mahasiswa,
Program Pengabdian Mahasiswa, juga berbagai kegiatan luar kampus lain seperti di menjadi
relawan di daerah bencana, relawan pengajar di beberapa sanggar belajar, dan berbagai
kegiatan lain. Selain itu, masih ada pula pelatihan-pelatihan rutin yang dilaksanakan pada
setiap libur semester seperti Orientation Based on Reflection (OBOR), dan berbagai kegiatan
dan pelatihan yang dilakukan oleh lembaga lain.
Mahasiswa dibangun karakternya bukan dilakukan sejara serampangan dan incidental karena
tidak akan menghasilkan apapun. Pendidikan Karakter sebagai bagian Pembangungan Karakter
Bangsa harus dipersiapkan dengan serius dan berjenjang serta tentu saja dengan berbagai cara
dan metodanya. Universitas Ma Chung membangun Pendidikan Karakakter sejak berdiri pada
tahun 2007 sebagai salah satu keunggulan system pendidikan yang dilaksanakan. Sampai pada
saat ini, Pendidikan Karakter telah menjadi ciri khas proses pendidikan di Universitas Ma Chung.
Bahkan, saat ini telah menjadi satu dari sepuluh Perguruan Tinggi yang menerima hibah sebagai
Percontohan dan lesson learn bagi Pendidikan Karakter di Pendidikan Tinggi se-Indonesia.
Bukan penghargaan yang terpenting tetapi makna dari Pendidikan Karakter yang
terinternalisasi pada setiap mahasiswa dan alumni menjadi tujuan utama dan yang terutama.
10 | P e n d i k a r 2 0 1 4
PENDIDIKAN KARAKTER DI PENDIDIKAN NONFORMAL
Pendidikan Karakter yang telah terprogram dan tertata rapi untuk lembaga formal di
Universitas Ma Chung, dimodifikasi dan dielaborasi sehingga juga dapat diterapkan pada
lembaga pendidikan nonformal seperti lembaga kursus dan bimbingan belajar. Bekerja sama
dengan Al Falah Islamic Course (FIC) Buduran - Sidoarjo, sebuah lembaga kursus Bahasa Inggris
yang bukan hanya mengajarkan muridnya untuk pandai berbahasa Inggris tetapi juga
menanamkan nilai luhur Islam dan juga nilai luhur budaya Jawa disusun pula Pendidikan
Karakter. Dengan mengusung tema Kesalehan Sosial untuk mewujudkan keadilan social,
direncanakan, disusun, dan dilaksanakan Pendidikan Karakter dengaan 3 tahapan selama 3
tahun, masing-masing tahap dilaksanakan dengan pertemuan sekali dalam sebulan dan
dilaksanakan dalam 1 tahun ajaran.
Pada tahun pertama, Pendidikan Karakter ditujukan untuk membangun kepekaan social dengan
bertajukkan “Analisis Sosial”. Kepekaan social yang dibangun dengan menggunakan
pendekatan Analisis Sosial. Analisis Sosial adalah ilmu dan seperangkat alat analisis yang
dipergunakan untuk membedah permasalahan masyarakat hingga menemukan akar masalah.
Para anak FIC yang berusia SMA diajarkan cara melakukan analisis social terhadap suatu
permasalahan di sekitarnya. Selain itu, peserta pelaatihan diperlengkapi dengan alat untuk
menuliskan Analisis Sosialnya bukan dalam bentuk laporan yang formal tetapi berupa penulisan
jurnalistik seperti berita, artikel, dan feature. Sehingga, laporan analisis social yang dihasilkan
dapat disebarluaskan, baik dengan media komunitasnya maupun lewat tulisan-tulisan peserta
pelatihan dalam berbagai media massa, minimal dalam blog dan media social lainnya.
Pelatihan dilaksanakan (seharusnya) selama kurang lebih 1 tahun, dengan pertemuan sebulan
sekali. Diharapkan setelah menempuh Pelatihan Pendidikan Karakter: Analisis Sosial, peserta
pelatihan memiliki kepekaan terhadap permasalahan social di sekitarnya, mampu melakukan
analisis social untuk menemukan akar masalahnya, dan kemudian menuliskannya dalam bentuk
karya jurnalistik.
Pada tahun kedua, Pendidikan Kakter dilanjutkan dengan mengambil thema “Kesalehan Sosial”.
Kesalehan social adalah kemampuan seseoarang untuk berbuat sesuatu bagi komunitasnya dan
bagi orang lain tanpa memandang latar belakang suku, agama, dan ras. Bahkan, menjadikan
perbedaan sebagai kekuatan bersama untuk membangun masyarakat dan bumi yang lebih baik.
Pelatihan dilaksanakan dalam setahun dengan sepuluh kali pertemuan yang dilaksanakan setiap
satu bulan sekali. Materi pelatihan yang diberikan adalah berbagai pengalaman dan
pembelajaran dari para pelaku aktivitas social. Ada pelaku budaya, pelaku pendampingan
komunitas marjinal, pelaku konservasi alam, dan berbagai pelaku serta aktivitas social. Setiap
pengalaman yang dibagikan, peserta pelatihan diajak untuk melakukan refleksi. Refleksi
dilakukan untuk menemukan nilai saleh social yang terpendar dari pengalaman nara sumber,
kemudian dilakukan internalilsasi untuk dirasakan dan pada akhirnya diresapkan di sanubari
untuk menjadi nilai yang dipegang sepanjang hayat. Setiap refleksi yang dilakukan diminta
untuk dituliskan, tentu saja dengan teknik penulisan refleksi yang disampaikan dan dilakukan
pendampingan yang intensif. Tulisan refleksi bukan saja semata untuk dokumen pengingat bagi
si penulis tetapi juga dapat dibagikan melalui berbagai media massa maupun media social
untuk menyebarkan kebaikan.
11 | P e n d i k a r 2 0 1 4
Pada tahun ketiga, Pendidikan Karakter akan ditutup dengan thema “Keadilan Sosial”. Keadilan
Sosial adalah wujud masyarakat yang bukan hanya makmur sentausa tetapi sejahtera yang
beradilan. Peserta pelatihan diajak untuk mewujudkannya, walau dalam porsi yang mungkin
sangat kecil, tetapi lebih baik bertindak walau kecil daripada berdiam diri. Tujuannya tentu
peserta pelatihan akan mampu mengusahakan dan memperjuangkan keadilan social
dimanapun dia berada. Metoda yang dilakukan adalag dengan belajar bersama dan melakukan
aktivitas bersama komunitas-komunitas pelaku kerja social. Peserta pelatihan diajak untuk
mulai membuat profiling komunitas, mengikuti kerja-kerja social, melakukan kerja social
bersama, sampai dengan melakukan kerja sosialnya sendiri di komunitasnya. Harapannya
peserta pelatihan mampu untuk bukan semata menjadi pekerja social tetapi menjadi insan yang
selalu ingin mewujudkan keadilan social dimanapun mereka berada.
Setelah menempun Pendidikan Karakter selama tiga tahun, diharapkan peserta pelatihan akan
siap menjadi insan-insan yang berkarakter mulia. Bukan hanya sebagai insan pribadi, tetapi
juga sebagai bagian dari komunitas, dan tentu saja sebagai Warga Negara Indonesia. Dengan
memiliki karakter yang kuat sejak muda, diharapkan peserta pelatihan saat masuk ke jenjang
pendidikan lebih lanjut atau langsung bekerja, tetap akan menjadi insan muda yang mampu
menjadi agen perubahan (agent of change) dan menjadi inspirasi bagi komunitas dan
masyarakat di sekitarnya. Bukan hanya menjadi insan yang peka terhadap persamalahan social
kemasyarakatan, tetapi juga insan yang mampu untuk bekerja dan berkarya untuk melakukan
perubahan, dan bahkan bisa mengajak orang lain dari latar bekalang apapun untuk bekerja
sama dan bekerja bersama untuk mewujudkan keadilan social. Karakter yang harus dibangun
sejak dari dini dan di manapun dia belajar.
PENDIDIKAN KARAKTER DI PENDIDIKAN INFORMAL
Pendidikan Karakter yang awalnya diperuntukkan untuk lembaga pendidikan formal dan telah
pula dapat diimplementasikan pada lembaha pendidikan nonformal, dicoba untuk dimodifikasi
dan dielaborasi untuk lembaga pendidikan informal. Pendidikan Karakter di lembaga
pendidikan informal seperti Sanggar Belajar, Taman Bacaan Masyarakat, dan berbagai lembaga
lain diawali dengan proses yang bersamaan dengan proses Pendidikan Karakter pada semester
1 di Universitas Ma Chung. Melalui proses perkenalan mahasiswa dan komunitas, Pendidikan
Karakter yang dilakukan di perguruan tinggi juga dilaksanakan secara pararel pada lembaga
pendidikan informal. Selain itu, juga diberikan program-program lain yang bersentuhan dengan
komunitas, khususnya lembaga pendidikan informal bernama service learning (SL). SL
merupakan kegiatan belajar langsung dari masyarakat dengan melakukan pengabdian kepada
masyarakat. Program yang diterapkan adalah pendampingan belajar dengan mengajar di
beberapa komunitas dan lembaga pendidikan informasl.
Melalui SL, mahasiswa diajarkan untuk belajar sambil mengabdi, dalam program ini adalah
dengan mengajar. Mahasiswa Universitas Ma Chung yang mengikuti program SL akan
ditempatkan untuk mengajar di lembaga-lembaga pendidikan informal seperti di Sanggar
12 | P e n d i k a r 2 0 1 4
Sahabat Anak (Bandulan, Malang), Sanggar Belajar Pandan Landung (Malang), Taman Bacaan
Masyarakat Wacan (Landungsari, Malang). Program SL bukan hanya membawa misi mengajar
dan belajar tetapi melakukan pendidikan karakter untuk menjadi pengabdi pada masyarakat,
misi untuk membentuk karakter peduli dan berkarya nyata. Demikian pula sebaliknya, para
mahasiswa peserta SL diberi amanat bukan hanya sekedar mengajarkan pengetahuan tetapi
juga ada pendidikan karakter bagi para murid dampingannya. Diharapkan, bukan hanya
pengetahuan para mahasiswa dan murid yang diajar berkembang tetapi juga membangun
karakter baik bagi mahasiswa dan murid dampingannya. Belajar dari pengalaman selama ini,
bukan hanya karakter mahasiswa peserta SL yang terbangun menjadi manusia-manusia yang
peduli, tangguh, dan berkontribusi nyata, tetapi murid dampingan juga terbangun bukan hanya
pengetahuannya tetapi juga karakternya, karakter sebagai pembelajar yang ulet dan cerdas.
Melalui SL, pendidikan karakter telah menjadi pedang bermata dua, pedang yang bukan hanya
menjadikan para mahasiswa pedamping menjadi insan yang berkarater tetapi juga murid
dampingannya bertumbuh dan terbangun pengetahuan dan karakternya. Bahkan lebih luas lagi,
komunitas dan masyarakat tempat Sanggar dan Taman Belajar berada juga terbangun menjadi
masyarakat pembelajar.
REFLEKSI
Pendidikan Karakter sebagai bagian dari Pembangunan Karakter Bangsa telah menjadi bagian
integral Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Karakter bukan semata menjadi pemanis dari
Pendidikan Nasional, tetapi telah terlembagakan dan menjadi ruh bagi Pendidikan Nasional
Indonesia. Bahkan, Pendidikan Karakter telah diperkuat dengan Undang-Undang dan Kebijakan
Nasional, yang artinya Pendidikan Karakter harus dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan
di Indonesia. Sebuah upaya yang sistematis dan terencana untuk mewujudkan manusia
Indonesia yang bukan hanya cerdas dan bermoral tetapi juga berkarakter. Upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa untuk menjadi bangsa yang bukan saja makmur dan sejahtera
tetapi juga bermartabat dan beradab.
Pendidikan Karakter dengan proses panjangnya dan pendekatan holistiknya, bukan saja
menjadi hak dan bagian dari pendidikan formal saja. Dengan modifikasi dan elaborasi yang
cerdas, Pendidikan Karakter dapat pula diberikan pada lembaga pendidikan nonformal seperti
Lembaga Kursus dan Bimbingan Belajar, bahkan dapat pula diimplementasikan pada lembaga
pendidikan informal seperti Sanggar Belajar, Taman Bacaan Masyarakat, Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat, dan berbagai lembaga pendidikan informal lainnya. Pendidikan Karakter haruslah
menjadi ruh dan jiwa dari setiap proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Bahkan,
Pendidikan Karakter merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan di
rumah, komunitas, dan masyarakat. Pendidikan Karakter adalah proses yang berkelanjutan dan
multidimensi yang harus dilaksanakan oleh setiap insan dan Warga Negara Indonesia tanpa
terkecuali.
Pendidikan Karakter bukan semata proses pendidikan yang apa adanya dan seadanya.
Pendidikan Karakter harus direncanakan, disusun, dan dilaksanakan dengan serius dan sebaik
13 | P e n d i k a r 2 0 1 4
mungkin. Pendidikan Karakter sebagai bagian dari Pembangunan Karakter Bangsa menjadi
salah satu penentu, apakah cita-cita Bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
menciptakan keadilan social, mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera serta adil
dan beradab dapat diwujudkan? Bila cita-cita luhur tersebut tidaklah diusahakan dengan
sungguh-sungguh, tidaklah akan tercapai dan terwujud. Bila tidak terwujud hanya karena untuk
menggapainya hanya diusahakan dengan apa adanya dan seadanya, bukankah sama artinya
dengan mengkhianati bangsa? Bila sudah mengkhianati bangsa, apakah pantas hidup
bersemayam, makan dan minum, serta menghirup udara nusantara?
REFERENSI
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Naskah
Akademik Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi.
Pemerintah Republik Indonesia. 2013. Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa
Tahun 2010—2025.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Topik 5 Pembina Negara Bangsa
Topik 5 Pembina Negara BangsaTopik 5 Pembina Negara Bangsa
Topik 5 Pembina Negara BangsaAzizi Ahmad
 
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARA
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARAPemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARA
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARASMA NEGERI 1 KRIAN
 
141621285 makalah-manajemen-pendidikan
141621285 makalah-manajemen-pendidikan141621285 makalah-manajemen-pendidikan
141621285 makalah-manajemen-pendidikanMar Tunis
 
Program Pembentukan Modal Insan
Program Pembentukan Modal InsanProgram Pembentukan Modal Insan
Program Pembentukan Modal InsanRasean Hamzah
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaSugeng Riadi
 
Kolaborasi Memperkuat Karakter Bangsa
Kolaborasi Memperkuat Karakter BangsaKolaborasi Memperkuat Karakter Bangsa
Kolaborasi Memperkuat Karakter BangsaTri Widodo W. UTOMO
 
Profesion keguruan-dalam-pembinaan-negara-bangsa
Profesion keguruan-dalam-pembinaan-negara-bangsaProfesion keguruan-dalam-pembinaan-negara-bangsa
Profesion keguruan-dalam-pembinaan-negara-bangsanurainijais
 
Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...
Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...
Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...Kalai Shan
 
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kitaPendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kitadevi harisandi
 
Makalah ddk tujuan pendidikan
Makalah ddk tujuan pendidikanMakalah ddk tujuan pendidikan
Makalah ddk tujuan pendidikanArwinda Febri
 
contoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikancontoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikanfenty_febriani
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepalsep priani
 
25880966 konsep-dan-matlamat-falsafah-pendidikan-kebangsaan
25880966 konsep-dan-matlamat-falsafah-pendidikan-kebangsaan25880966 konsep-dan-matlamat-falsafah-pendidikan-kebangsaan
25880966 konsep-dan-matlamat-falsafah-pendidikan-kebangsaanshare with me
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMichant Lhoo
 
New microsoft office power point presentation
New microsoft office power point presentationNew microsoft office power point presentation
New microsoft office power point presentationCarmen2911
 
Tonggak Pendidikan UNESCO
Tonggak Pendidikan UNESCOTonggak Pendidikan UNESCO
Tonggak Pendidikan UNESCORosnaliza07
 

Was ist angesagt? (19)

Topik 5 Pembina Negara Bangsa
Topik 5 Pembina Negara BangsaTopik 5 Pembina Negara Bangsa
Topik 5 Pembina Negara Bangsa
 
Masterplan pendidikan
Masterplan pendidikanMasterplan pendidikan
Masterplan pendidikan
 
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARA
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARAPemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARA
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARA
 
141621285 makalah-manajemen-pendidikan
141621285 makalah-manajemen-pendidikan141621285 makalah-manajemen-pendidikan
141621285 makalah-manajemen-pendidikan
 
Program Pembentukan Modal Insan
Program Pembentukan Modal InsanProgram Pembentukan Modal Insan
Program Pembentukan Modal Insan
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusia
 
Kolaborasi Memperkuat Karakter Bangsa
Kolaborasi Memperkuat Karakter BangsaKolaborasi Memperkuat Karakter Bangsa
Kolaborasi Memperkuat Karakter Bangsa
 
Profesion keguruan-dalam-pembinaan-negara-bangsa
Profesion keguruan-dalam-pembinaan-negara-bangsaProfesion keguruan-dalam-pembinaan-negara-bangsa
Profesion keguruan-dalam-pembinaan-negara-bangsa
 
Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...
Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...
Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...
 
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kitaPendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita
 
Makalah kepramukaan
Makalah kepramukaanMakalah kepramukaan
Makalah kepramukaan
 
Makalah ddk tujuan pendidikan
Makalah ddk tujuan pendidikanMakalah ddk tujuan pendidikan
Makalah ddk tujuan pendidikan
 
contoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikancontoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikan
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsep
 
25880966 konsep-dan-matlamat-falsafah-pendidikan-kebangsaan
25880966 konsep-dan-matlamat-falsafah-pendidikan-kebangsaan25880966 konsep-dan-matlamat-falsafah-pendidikan-kebangsaan
25880966 konsep-dan-matlamat-falsafah-pendidikan-kebangsaan
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar Pendidikan
 
Sp psk kbsm
Sp psk kbsmSp psk kbsm
Sp psk kbsm
 
New microsoft office power point presentation
New microsoft office power point presentationNew microsoft office power point presentation
New microsoft office power point presentation
 
Tonggak Pendidikan UNESCO
Tonggak Pendidikan UNESCOTonggak Pendidikan UNESCO
Tonggak Pendidikan UNESCO
 

Ähnlich wie Pendidikan karakter...Apaan Tuch!

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA SEBAGAI STRATEGI DERADIKALISASI.docx
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA SEBAGAI STRATEGI DERADIKALISASI.docxPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA SEBAGAI STRATEGI DERADIKALISASI.docx
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA SEBAGAI STRATEGI DERADIKALISASI.docxQoniahHilya
 
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Fandy Neta
 
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulumPengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulumsman 2 mataram
 
JURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdf
JURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdfJURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdf
JURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdfQanitaPutriHamidah
 
Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013Dyanz Hamami
 
Peran guru bk menurut pp
Peran guru bk menurut ppPeran guru bk menurut pp
Peran guru bk menurut ppfirmans91
 
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...IAIN SEKH NURJATI CIREBON
 
Pendidikan karakter di sla
Pendidikan karakter di slaPendidikan karakter di sla
Pendidikan karakter di slaAsmuni Syukir
 

Ähnlich wie Pendidikan karakter...Apaan Tuch! (20)

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA SEBAGAI STRATEGI DERADIKALISASI.docx
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA SEBAGAI STRATEGI DERADIKALISASI.docxPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA SEBAGAI STRATEGI DERADIKALISASI.docx
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA SEBAGAI STRATEGI DERADIKALISASI.docx
 
Pendidikankarakter hj srisuryantinis_pd_9275
Pendidikankarakter hj srisuryantinis_pd_9275Pendidikankarakter hj srisuryantinis_pd_9275
Pendidikankarakter hj srisuryantinis_pd_9275
 
Isbd
IsbdIsbd
Isbd
 
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
 
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulumPengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
JURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdf
JURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdfJURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdf
JURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdf
 
Draft kurikulum-2013
Draft kurikulum-2013Draft kurikulum-2013
Draft kurikulum-2013
 
Draft kurikulum-2013
Draft kurikulum-2013Draft kurikulum-2013
Draft kurikulum-2013
 
Makalah generasi muda
Makalah generasi mudaMakalah generasi muda
Makalah generasi muda
 
Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013
 
Draft kurikulum-2013
Draft kurikulum-2013Draft kurikulum-2013
Draft kurikulum-2013
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
2 samino(1)
2 samino(1)2 samino(1)
2 samino(1)
 
tik herlinda
 tik herlinda tik herlinda
tik herlinda
 
Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013
 
Peran guru bk menurut pp
Peran guru bk menurut ppPeran guru bk menurut pp
Peran guru bk menurut pp
 
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
 
Pendidikan karakter di sla
Pendidikan karakter di slaPendidikan karakter di sla
Pendidikan karakter di sla
 
Cover 15 juli 2010 oke
Cover 15 juli 2010 okeCover 15 juli 2010 oke
Cover 15 juli 2010 oke
 

Kürzlich hochgeladen

POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 

Kürzlich hochgeladen (20)

POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 

Pendidikan karakter...Apaan Tuch!

  • 1. 1 | P e n d i k a r 2 0 1 4 PENDIDIKAN KARAKTER... APAAN TUCH? Oleh: Daniel S. Stephanus Daniels.stephanus@gmail.com PENGANTAR Pada lima tahun terakhir ini, secara massif di dengung-dengungkan kembali Pendidikan Karakter (Pendikar) sebagai salah satu aspek pendidikan yang harus diberikan kepada peserta didik di seluruh Nusantara. Pendidikan Karakter merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari apalagi diabaikan bila sutau bangsa ingin menjadi Negara yang beradab dan berbudaya. Sebuah bangsa akan berjaya sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya bila bangsa tersebut memiliki karakter kuat dan jati diri yang kokoh. Pembangunan karakter suatu bangsa tidak dapat dilaksanakan secara tergesa-gesa apalagi instan, pembangunan karakter adalah suatu proses yang panjang dan sistematis, satu-satunya jalan adalah melaui Pendidikan Karakter. Bung Karno sebagai founding father alias Bapak Pendiri Bangsa pernah berujar tentang pentingnya pembangunan Karakter Bangsa (nation character building). Pembangunan Karakter Bangsa adalah pembangunan karakter yang komprehensif dan holistic sebagai bangsa dengan menyadari keberagamannya. Pembangunan segenap anak bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan social. Jelas disini, pembangunan karakter yang dilakukan bukanlah proses pendek tetapi proses jangka panjang, bukan pula pembangunan yang hanya mengutamakan satu sisi tetapi proses pembangunan yang bersifat multiaspek dan multidimensi. Sebuah proses pembangunan karakter yang berbasis pada proses, mengedepankan pemahaman yang komprehensif, untuk mencapai tujuan yang luhur bukan semata sebagai Negara yang sejahtera tetapi juga Negara yang beradab dan berbudaya. Proses pembangunan karakter bukanlah proses tanpa rencana, bukan pula proses yang tidak tersistemastis. Proses pembangunan karakter haruslah terencana dan tersistematis, seperti layaknya pembangunan kecerdasan dan pembangunan keimanan. Pembangunan karakter haruslah melalui proses pendidikan yang terencana dan tersistematis dengan baik. Oleh karenanya, Pembangunan Karakter Bangsa seharusnya sejalan dengan proses pendidikan, proses dari anak-anak sampai dewasa sebagai proses pendidikan yang berkesinambungan dan terus menerus seumur hidup. Layaknya jargon pendidikan yang membentuk manusia yang cerdas melalui penguasaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) yang sejalan dengan pembangunan akhlak dan moral melalui penanaman Iman dan Takwa (IMTAK), saat ini semestinya ditambahkan pula pembangunan karakter melalui Pendidikan Karakter (PENDIKAR). Sehingga, manusia Indonesia bukan hanya dijadikan manusia Indonesia yang cerdas berpengetahuan, menguasai teknologi, peka terhadap keindahan, beriman, dan bertakwa saja tetapi juga berkarakter.
  • 2. 2 | P e n d i k a r 2 0 1 4 Jadi, Pembangunan Karakter Bangsa melalui Pendidikan Karakter bukanlah sebuah proses instan tetapi merupakan proses pendidikan berkelanjutan. Pendidikan Karakter bukan pula proses pendidikan yang parsial dan terpecah-pecah tetapi merupakan proses pendidikan multidimensi dan multiaspek yang bersifat holistic dan komprehensif. Pendidikan karakter bukan pula proses pendidikan yang serampangan dan sekenanya tetapi merupakan proses pendidikan yang terencana secara sistematis. Oleh karena itu, Pendidikan Karakter seharusnya terintegrasi dan menyatu dengan proses pendidikan pada umumnya, baik pada pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Proses pendidikan yang yang masuk dalam kurikulum bukan sebagai mata pelajaran tersendiri tetapi mewarnai setiap mata pelajaran baik yang kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler. DASAR HUKUM PENDIDIKAN KARAKTER Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010--2025. Kebijakan Nasional yang diterbitkan dalam bentuk buku berwarna merah-putih merupakan rujukan untuk Pendikar. Dokumen Kebijakan Nasional ini berisi beberapa bab. Bab pertama yang merupakan pendahuluan berisi latar belakang, fungsi dan tujuan, ruang lingkup, pengertian, dan alur pikir Pembangunan Karakter Bangsa melalui Pendidikan Karakter. Bab kedua tetang kerangka pembangunan karakter bangsa berisi consensus nasional, lingkungan strategi, permasalahan bangsa saat ini, konsep jati diri bangsa, dan karakter yang diharapkan. Bab ketiga berisi arah, tahapan, dan prioritas pembangunan karakter bangsa untuk perioda 2010—2025. Bab keempat berisi srtategi pembangunan karakter bangsa melalui sosialisasi, pendidikan, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerjasama. Dokumen yang menjadi panduan Pembangunan Karakter Bangsa untuk 15 tahun mendatang ini diterbitkan untuk mememuhi amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005—2025. Dokumen ini disusun oleh berbagai kementerian, lembaga non kementerian, dan lembaga non pemerintah yang terkait, masukan dari berbagai pihak, termasuk juga pembelajaran (lesson learn) dari cerita sukses (best practices) dari sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang telah menyelenggarakan Pendidikan Karakter. Dokumen Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter ditujukan untuk menjadi panduan dalam merancang, mengembangkan, dan melaksanakan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pembangunan Karakter Bangsa yang melibatkan berbagai pihak. Naskah Akademik Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi dan penerapannya di Kurikulum 2013. Naskah Akademik ini merupakan panduan umum pelaksanaan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi. Naskah Akademik ini disusun oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) yang merupakan bagian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Naskah akademik ini disusun untuk menjdi referensi dan panduan umum bagi lembaga pendidikan tinggi untuk merencananakn. Mengembangkan, dan mengimplementasikan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi untuk membentuk sarjana lulusan perguruan tinggi menjadi insan-insan yang cerdas dan bermartabat.
  • 3. 3 | P e n d i k a r 2 0 1 4 Naskah Akademik ini terdiri dari beberapa bab. Bab pertama yang merupakan pendahuluan berisi tentang tujuan pendidikan nasional yang di dalamnya membahas mengenai model pendidikan dari Ki Hajar Dewantara dan Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kondisi umum pendidikan Indonesia yang berisi Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan ketakseimbangan antara pendidikan keilmuan, keterampilan, dan karakter, serta aspek multikulturalnya bangsa Indonesia. Bab kedua berisi tentang budaya nasional dan karakter bangsa yang terdiri dari konsep kebudayaan, konsep nasional, karakter bangsa, masyarakat, budaya, dan mimbar akademik, karakter individu dalam perspektif budaya akademik, dan harkat pendidikan dalam perspektif budaya akademik. Bab ketiga berisi tentang pendidikan karakter di perguruan tinggi yang berisi kerangka dasar, pendekatan, strategi implementasi, dan evaluasi pendidikan karakter. Undang-Undang No. 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Nasional Fungsi Pendikar dalam Pendidikan Nasional teruang dalam Pasal 3, Undang-Undang No.20 tahun 2003, terdiri dari fungsi (1) mengembangkan kemampuan, (2) membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan Pendikar dalam Pendidikan Nasional adalah beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan demokratis, serta bertanggungjawab. Ujung dari pendidikan nasional adalah karakter. Sehingga, ujung dari Pendidikan (bukan hanya pendidikan karakter) di Indonesia adalah Pembangunan Karakter Bangsa. Alur pikir Pendikar dalam Pembangunan Karakter Bangsa dapat dilihat pada Bagan 1 berikut ini. Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa
  • 4. 4 | P e n d i k a r 2 0 1 4 ARTI DAN MAKNA PENDIDIKAN KARAKTER Karakter dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai yang khas baik yang terpateri dan terejahwantakan dalam perilaku. Karakter merupakan ekstraksi dari olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga. Selain itu, karakter dapat pula berarti mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapai permasalahan. Sedangkan Karakter Bangsa adalah Perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik. Tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa dan karsa, serta perilaku berbangsa dan bernegara. Penjabaran lebih jauh lagi, ekstraksi karakter dapat di perinci sebagai berikut: (1) olah hati terdiri dari cinta, jujur, beriman dan takwa; (2) olah pikir terdiri dari cerdas, kreatif; (3) olah raga terdiri gigih, dan kooperatif; (4) olah rasa dan karsa yang terdiri dari kemanusiaan, gotong royong, toleransi, patriotic. Karakter bukan hasil jadi yang dikerjakan semalam, karakter merupakan proses pendidikan dan internalisasi yang membtuhukan proses panjang. Proses pembangunan karakter melibatkan proses internal dan eksternal (pendidikan) oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah untuk membentuk jati diri. Karakter yang terbentuk akan tercermin pada tampilan, pemikiran, sikap, dan perilaku. Nilai-Nilai Luhur yang disepakati di Pendidikan Karakter Dari proses kerja keras Kementerian Pendidikan Nasional, pendidikan karakter yang dicita- citakan adalah karakter yang berbasis pada nilai-nilai luhur yang disarikan dari budaya bangsa. Hasil dari perenungan team Balitbang Kurikulum Kemendiknas, disepakati nilai-nilai luhur dalam pendidikan karakter yang didasarkan pada budaya bangsa adalah sebagai berikut.
  • 5. 5 | P e n d i k a r 2 0 1 4 Sedangkan penjabaran lebih tersistematis berdasarkan ekstraksinya adalah sebagai berikut. Olah Pikir Olah Hati Olah Rasa dan Karsa Olah Raga 1. Cerdas, 2. Terbuka 3. Kritis, 4. Produktif, 5. Mandiri, 6. Orientasi IPTEKS, 7. Komprehensif (holistic), 8. Multiperspektif, 9. Kreatif 1. Bertanggung jawab, 2. Adil, 3. Integritas, 4. Sinergis, 5. Reflektif. 1. Toleran, 2. Nasional, 3. Inklusif, 4. Peduli, 5. Berbela rasa 1. Disiplin, 2. Kompetitif, 3. Sprotif, 4. Kooperatif 5. Kolaboratif, 6. Tangguh. Dalam bentuk yang lebih sistematis lagi, akan terjabarkan dalam skema Ruang Lingkup Pendidikan Karakter seperti yang terpapar pada diagram berikut ini. Bila direnungkan dengan seksama, Pendidikan Karakter bukanlah pekerjaan yang mudah. Menilik dari proses pembangunan atau pendidikan yang harus dilakukan, tidak adanya batasan waktu dan jenjang pendidikan yang dapat dirumuskan secara eksak. Selain itu, dilihat dari ruang lingkup pendidikan karakter dan penjabaran atau ekstraksinya begitu banyak nilai-nilai
  • 6. 6 | P e n d i k a r 2 0 1 4 ideal yang ingin diwujudkan. Belum lagi tujuan akhir pendidikan karakter begitu mulia dan luhur, seakan seperti meraih bintang gemintang yang bergantung di langit. Tetapi, Pembangunan Karakter Bangsa dan Pendidikan Karakter merupakan keniscayaan. Suatu proses yang mau tidak mau harus dilalui bila ingin mewujudkan negara yang makmur dan sejahtera sekaligus adil dan beradab. Sejak negara Indonesia didirikan, Pendidikan Karakter sebagai bagian dari Pembangunan Karakter Bangsa telah menjadi komitmen para bapak pendiri bangsa. Hingga saat inipun komitmen itu tidak pernah diingkari bahkan semakin dipertegas dengan berbagai Kebijakan Nasional bahkan telah diundang-undangkan. Artinya, setiap Warga Negara Indonesia wajib berperan aktif dalam Pembangunan Karakter Bangsa dan melaksanakan Pendidikan Karakter. Bukan saja mengambil peran untuk dibangun dan dididik, tetapi turut serta secara aktif untuk membangun dan mendidik. Tanggungjawab yang harus dipikul bukan saja melaksanakannya secara formal melalui sekolah, tetapi juga melalui proses pendidikan nonformal, atau informal, bahkan memulainya dari rumah. PENDIDIKAN KARAKTER DI PENDIDIKAN FORMAL Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi merupakan hasil dari Deklarasi para Rektor se Indonesia dalam pertemuan Forum Rektor pada 04 Mei 2011. Dalam pertemuan tersebut dideklarasikan Gerakan Anti Mencontek dan Anti Plagiasi sebagai titik awal Pendidikan Karakter. Setelah itu dilakukanlah proses identifikasi dan berbagai pengalaman pembelajaran dari berbagai perguruan tinggi yang telah melaksanakan Pendidikan Karakter dengan berbagai nama dan berbagai bentuknya. Akhirnya, ditunjuk 10 Pusat Pendidikan Karakter yang berbasis pada ciri khas masing-masing perguruan tinggi, termasuk Universitas Ma Chung. Dengan menggusung moto “Pendidikan Karakter sebagai pilar kebangkitan bangsa, raih prestasi junjung tinggi budi pekerti”. Pendidikan Karakter telah dilembagakan dan bukan hanya sebagai kandungan kurikulum, tetapi sudah harus termaktub dalam kurikulum. Tentu saja bukan hanya kurikulum pendidikan tinggi saja, tetapi menjadi ruh dari System Pendidikan Nasional. Sehingga, System Pendidikan Nasional bukan hanya bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa tetapi juga membangun generasi yang jujur, cerdas, tangguh, dan peduli . Belajar dari pengalaman merancang, menyusun, dan melaksanakan Pendidikan Karakter di Universitas Ma Chung sejak berdiri pada Juli 2007, ada beberapa hal yang bisa dibagikan sebagai bahan pembelajaran Pendidikan Karakter di lembaga pendidikan formal. Pendidikan Karakter di Universitas Ma Chung, bukan merupakan mata kuliah tersendiri, tetapi mewarnai setiap mata kuliah yang ada. Bahkan, untuk mempercepat internalisasi Pendidikan Karakter dibuat berjenjang dan menjadi warna utama dari perkuliahan. Pendidikan Karakter yang dikenal dengan Character Building, dilakukan setiap semester mulai dari semester 1 sampai semester 8, tetapi dengan 2 tahapan besar. Tahap petama, semester 1—4 yang melekat pada
  • 7. 7 | P e n d i k a r 2 0 1 4 mata kuliah dan wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa (intra kurikuler). Tahap kedua, semester 5—8 yang bersifat pilihan dan dilaksanakan secara ekstra kurikuler. Pada tahap pertama, setiap mahasiswa wajib mengikuti Pendidikan Karakter yang dilekatkan pada Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU). Pada Semester 1, Pendidikan Karakter dilekatkan pada program orientasi dan pengenalan kampus yang dinamai Ma Chung Festival. Pada tahap ini, mahasiswa bukan saja dikenalkan pada kehidupan kampus dan cara belajar yang efektif, mahasiswa diajar untuk membangun kepekaan social dengan melakukan kegiatan bersama di komunitas-komunitas seni dan budaya. Hasil dari perkenalan dan interaksi tersebut akan dirayakan dalam satu hari, sebuah malam inagurasi yang berbeda. Para mahasiswa baru, diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan dan keterampilan bersama dengan komunitas yang diakrabinya. Pada tahap awal yang paling awal ini mahasiswa diharapkan dapat mengenali dirinya sendiri, mengidentifikasi berbagai talenta dan potensi diri yang dimilikinya. Selain itu, mahasiswa dibiasakan untuk bekerja secara team dan membangun sinergi bersama anggota team yang lain. Tidak hanya sampi disitu, mahasiswa diharapkan mampu untuk membangun relasi dengan komunitas, banhkan bekerja bersama untuk melakukan unjuk karya. Mahasiswa dilatih untuk peka terhadap permasalahan social dan membangun kolaborasi untuk mengatasi permasalah tersebut. Tentu saja ada banyak karakter yang dibangun di masa awal mahasiswa berkuliah ini, bukan hanya berbasis oleh pikir seperti cerdas, kreatif, mandiri, dan kritis. Tatapi, karakter yang berbasis oleh hati seperti singergi dan reflektif juga dibangkitkan. Demikian pula dengan olah rasa dan karsa seperti toleran dan berbela rasa sudah dibangun sejak dini, sajak saat awal perkuliahan. Dan tentu saja olah raga juga dibangun, karakter kooperatif dan kolaboratif dilatihkan dan ditanamkan sejak awal perkuliahan. Sebuah pola atau model pembangunan karakter yang dilakukan seawal mungkin sebagai mahasiswa, dengan harapan para mahasiswa baru sudah memiliki dasar pemahaman tentang pendidikan karakter dan telah faham arah tujuan pembangunan karakter. Pada semester 2, Pendidikan Karakter dilekatkan pada Mata Kuliah Pendidikan Agama. Arah dari Pendikar yang bersinergis dengan pendidikan agama adalah Keselahan Sosial. Sebuah bentuk kesalehan yang bukan berpangkal pada hubungan vertical antara diri sendiri dan Tuhan, tetapi hubungan yang horizontal antara manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam semesta. Kesalehan social bukan sekedar toleransi, tetapi lebih luas lagi. Toleran hanya sekedar saling menghormati dan menghargai, tetapi saleh social adalah kemampuan untuk bekerja sama dan bekerja bersama untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat. Dengan thema (1) Agama dan masyarakat; (2) Agama dan Budaya; (3) Agama dan Negara; (4) Agama dan Alam Semesta; (5) Kesalehan Sosial di kelas, setiap mahasiswa diajak untuk berfikir dan merenung tentang arti hadirnya Agama di dunia ini. Ditambah dengan beberapa kasus khusus yang diangkat dari permasalahan-permasalahan masyarakat yang saat ini berkembang dan dengan pemateri yang berkompeten, dibalut dalam bentuk talk show, pemahaman mengenai hadirnya Agama di dunia dan peran diri sebagai umat beragama semakin dipertegas. Belum lagi ditambah dengan penugasan untuk kunjungan Lintas Iman. Setiap mahasiswa wajib
  • 8. 8 | P e n d i k a r 2 0 1 4 berkunjung, mengenal, dan berinteraksi dengan komunitas yang berbeda iman. Dari kunjungan Lintas Iman, diharapkan mahasiswa untuk mengenal iman yang lain, untuk mengerti dan menghilangkan curiga, untuk membangun komunikasi dan melakukan kerja bersama. Bukan mencari perbedaan apalagi membangun tembok tinggi atau bahkan bermusuhan, mahasiswa diharapkan bukan hanya mencari benang merah kebaikan yang sifatnya universal (golden rules), membangun pengertian dan pemahaman yang benar, serta bila dimungkinkan melakukan kerja-kerja social bersama untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan social yang akan lebih baik bila dikerjakan bersama. Pada semester 3, Pendidikan Karakter dilekatkan pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Kurikulum Pendidikan Karakter dielaborasi dengan Kurikulum Pendidikan Pancasila sehingga menjadi satu kurikulum yang bukan hanya mengajarkan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa tetapi juga menanamkannya sebagai Karakter Bangsa dan Karakter Personal setiap mahasiswa sebagai Warga Negara Indonesia. Tujuan dari Pendidikan Karakter dan Pendidikan Pancasila ditekankan pada Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Tentu saja setelah mahasiswa berkenalan dengan permasalahan social pada semester 1 dan kesalehan social pada semester 2, pada semester 3 ini dilanjutkan dengan keadilan social. Dengan mengusung thema (1) Hak Asasi Manusia, (2) Demokrasi, (3) Refleksi Kebangsaan, (4) Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Kampus, serta (5) Korupsi, Kolusi, dan Nepotisma, mahasiswa diajar dan didik untuk dapat menginternalisasi nilai-nilai Pancasila untuk sebagai Karakter Bangsa dan Karakter Personal Warga Negara Indonesia. Selain itu, dengan dibekali oleh ilmu Analisis Sosial, mahasiswa diwajibkan untuk melakukan Analisis Sosial pada komunitas marjinal untuk diprofilkan. Mahasiswa bukan saja diajar untuk berinteraksi dan mengenal komunitas tetapi juga mampu melakukan analisis social untuk mampu menemukan akar masalah yang sedang dihadapi oleh komunitas tersebut, khususnya permasalahan yang menyebabkan ketidakadilan social terjadi pada komunitas tersebut. Mahasiswa diharapkan mampu untuk mengembangkan karakter kritis, dinamis, dan multiperspespektif sebagai hasil dari olah pikir, juga mampu mengembangkan karakter integritas dan sinergis sebagai hasil dari olah hati, berkarakter nasionalis sebagai hasil dari olah rasa dan karsa, serta karakter tangguh sebagai hasil dari olah raga. Pada semester 4, Pendidikan Karakter dielaborasikan dangan perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan. Pembangunan Karakter personal mahasiswa diarahkan menjadi pembangunan karakter sebagai warga Negara. Pembangunan karakter yang bukan hanya untuk diri sendiri tetapi sebagai bagian dari warga Negara yang akan membentuk karakter bangsa. Dengan mengentengahkan thema (1) peran warga Negara dalam permasalahan social; (2) warga Negara dan politik; (3) warga Negara dan budaya; (4) warga Negara dan dinamika pendidikan; (5) waraga Negara dan kelestarian alam dan lingkungan hidup; (6) warga Negara dan kedaulatan ekonomi; (7) warga Negara, manusia dan IPTEKS; (8) warga Negara, HAM dan
  • 9. 9 | P e n d i k a r 2 0 1 4 jender; (9) warga Negara, hak dan kewajibannya; (10) warga Negara, demokrasi dan konstitusi; (11) warga Negara dan geopolitik serta geostrategic. Mahasiswa bukan saja diajak untuk membangun karakter personalnya saja tetapi juga membangun karakter kebangsaan dan nasionalisma. Mahasiswa diharapkan bukan saja berkarakter sebagai personal tetapi juga berkarakter sebagai warga Negara. Bukan hanya pelajaran di kelas, mahasiswa juga diwajibkan untuk aktif berperan serta dalam menyelesaikan masalah bangsa. Dengan penugasan untuk melakukan kegiatan yang berkontribusi pada penyelesaian masalah ketidakadilan social, mahasiswa diminta untuk melakukan pendampingan selama perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan pada komunitas marjinal yang telah dilakukan Analisis Sosial. Mahasiswa bukan saja berkomunikasi dan berinteraksi dengan komunitas tetapi juga turut serta untuk bekerja sama dan bekerja bersama dalam karya social, bukan saja antar sesama mahasiswa tetapi juga dengan komunitas yang di dampinginya. Mahasiswa diajar untuk menjadi agen perubahan (agent of change), walau belum besar tetapi telah belajar untuk turut serta dalam penegakan keadilan social. Pada semester-semester selanjutnya, mahasiswa tidak lagi diwajibkan untuk mengikuti perkuliahan yang secara khusus didesain atau dielaborasi dengan Pendidikan Karakter. Mahasiswa diharapkan secara sadar untuk membentuk dan membangun karakternya dalam berbagai kegiatan intra dan ekstra kampus. Mahasiswa diharapkan bukan hanya aktif dalam organisasi kemahasiswaan ataupun unit kegiatan mahasiswa, tetapi masih diberi peluang dengan jalan turut dalam kegiatan Service Learning (SL), Program Kreativitas Mahasiswa, Program Pengabdian Mahasiswa, juga berbagai kegiatan luar kampus lain seperti di menjadi relawan di daerah bencana, relawan pengajar di beberapa sanggar belajar, dan berbagai kegiatan lain. Selain itu, masih ada pula pelatihan-pelatihan rutin yang dilaksanakan pada setiap libur semester seperti Orientation Based on Reflection (OBOR), dan berbagai kegiatan dan pelatihan yang dilakukan oleh lembaga lain. Mahasiswa dibangun karakternya bukan dilakukan sejara serampangan dan incidental karena tidak akan menghasilkan apapun. Pendidikan Karakter sebagai bagian Pembangungan Karakter Bangsa harus dipersiapkan dengan serius dan berjenjang serta tentu saja dengan berbagai cara dan metodanya. Universitas Ma Chung membangun Pendidikan Karakakter sejak berdiri pada tahun 2007 sebagai salah satu keunggulan system pendidikan yang dilaksanakan. Sampai pada saat ini, Pendidikan Karakter telah menjadi ciri khas proses pendidikan di Universitas Ma Chung. Bahkan, saat ini telah menjadi satu dari sepuluh Perguruan Tinggi yang menerima hibah sebagai Percontohan dan lesson learn bagi Pendidikan Karakter di Pendidikan Tinggi se-Indonesia. Bukan penghargaan yang terpenting tetapi makna dari Pendidikan Karakter yang terinternalisasi pada setiap mahasiswa dan alumni menjadi tujuan utama dan yang terutama.
  • 10. 10 | P e n d i k a r 2 0 1 4 PENDIDIKAN KARAKTER DI PENDIDIKAN NONFORMAL Pendidikan Karakter yang telah terprogram dan tertata rapi untuk lembaga formal di Universitas Ma Chung, dimodifikasi dan dielaborasi sehingga juga dapat diterapkan pada lembaga pendidikan nonformal seperti lembaga kursus dan bimbingan belajar. Bekerja sama dengan Al Falah Islamic Course (FIC) Buduran - Sidoarjo, sebuah lembaga kursus Bahasa Inggris yang bukan hanya mengajarkan muridnya untuk pandai berbahasa Inggris tetapi juga menanamkan nilai luhur Islam dan juga nilai luhur budaya Jawa disusun pula Pendidikan Karakter. Dengan mengusung tema Kesalehan Sosial untuk mewujudkan keadilan social, direncanakan, disusun, dan dilaksanakan Pendidikan Karakter dengaan 3 tahapan selama 3 tahun, masing-masing tahap dilaksanakan dengan pertemuan sekali dalam sebulan dan dilaksanakan dalam 1 tahun ajaran. Pada tahun pertama, Pendidikan Karakter ditujukan untuk membangun kepekaan social dengan bertajukkan “Analisis Sosial”. Kepekaan social yang dibangun dengan menggunakan pendekatan Analisis Sosial. Analisis Sosial adalah ilmu dan seperangkat alat analisis yang dipergunakan untuk membedah permasalahan masyarakat hingga menemukan akar masalah. Para anak FIC yang berusia SMA diajarkan cara melakukan analisis social terhadap suatu permasalahan di sekitarnya. Selain itu, peserta pelaatihan diperlengkapi dengan alat untuk menuliskan Analisis Sosialnya bukan dalam bentuk laporan yang formal tetapi berupa penulisan jurnalistik seperti berita, artikel, dan feature. Sehingga, laporan analisis social yang dihasilkan dapat disebarluaskan, baik dengan media komunitasnya maupun lewat tulisan-tulisan peserta pelatihan dalam berbagai media massa, minimal dalam blog dan media social lainnya. Pelatihan dilaksanakan (seharusnya) selama kurang lebih 1 tahun, dengan pertemuan sebulan sekali. Diharapkan setelah menempuh Pelatihan Pendidikan Karakter: Analisis Sosial, peserta pelatihan memiliki kepekaan terhadap permasalahan social di sekitarnya, mampu melakukan analisis social untuk menemukan akar masalahnya, dan kemudian menuliskannya dalam bentuk karya jurnalistik. Pada tahun kedua, Pendidikan Kakter dilanjutkan dengan mengambil thema “Kesalehan Sosial”. Kesalehan social adalah kemampuan seseoarang untuk berbuat sesuatu bagi komunitasnya dan bagi orang lain tanpa memandang latar belakang suku, agama, dan ras. Bahkan, menjadikan perbedaan sebagai kekuatan bersama untuk membangun masyarakat dan bumi yang lebih baik. Pelatihan dilaksanakan dalam setahun dengan sepuluh kali pertemuan yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Materi pelatihan yang diberikan adalah berbagai pengalaman dan pembelajaran dari para pelaku aktivitas social. Ada pelaku budaya, pelaku pendampingan komunitas marjinal, pelaku konservasi alam, dan berbagai pelaku serta aktivitas social. Setiap pengalaman yang dibagikan, peserta pelatihan diajak untuk melakukan refleksi. Refleksi dilakukan untuk menemukan nilai saleh social yang terpendar dari pengalaman nara sumber, kemudian dilakukan internalilsasi untuk dirasakan dan pada akhirnya diresapkan di sanubari untuk menjadi nilai yang dipegang sepanjang hayat. Setiap refleksi yang dilakukan diminta untuk dituliskan, tentu saja dengan teknik penulisan refleksi yang disampaikan dan dilakukan pendampingan yang intensif. Tulisan refleksi bukan saja semata untuk dokumen pengingat bagi si penulis tetapi juga dapat dibagikan melalui berbagai media massa maupun media social untuk menyebarkan kebaikan.
  • 11. 11 | P e n d i k a r 2 0 1 4 Pada tahun ketiga, Pendidikan Karakter akan ditutup dengan thema “Keadilan Sosial”. Keadilan Sosial adalah wujud masyarakat yang bukan hanya makmur sentausa tetapi sejahtera yang beradilan. Peserta pelatihan diajak untuk mewujudkannya, walau dalam porsi yang mungkin sangat kecil, tetapi lebih baik bertindak walau kecil daripada berdiam diri. Tujuannya tentu peserta pelatihan akan mampu mengusahakan dan memperjuangkan keadilan social dimanapun dia berada. Metoda yang dilakukan adalag dengan belajar bersama dan melakukan aktivitas bersama komunitas-komunitas pelaku kerja social. Peserta pelatihan diajak untuk mulai membuat profiling komunitas, mengikuti kerja-kerja social, melakukan kerja social bersama, sampai dengan melakukan kerja sosialnya sendiri di komunitasnya. Harapannya peserta pelatihan mampu untuk bukan semata menjadi pekerja social tetapi menjadi insan yang selalu ingin mewujudkan keadilan social dimanapun mereka berada. Setelah menempun Pendidikan Karakter selama tiga tahun, diharapkan peserta pelatihan akan siap menjadi insan-insan yang berkarakter mulia. Bukan hanya sebagai insan pribadi, tetapi juga sebagai bagian dari komunitas, dan tentu saja sebagai Warga Negara Indonesia. Dengan memiliki karakter yang kuat sejak muda, diharapkan peserta pelatihan saat masuk ke jenjang pendidikan lebih lanjut atau langsung bekerja, tetap akan menjadi insan muda yang mampu menjadi agen perubahan (agent of change) dan menjadi inspirasi bagi komunitas dan masyarakat di sekitarnya. Bukan hanya menjadi insan yang peka terhadap persamalahan social kemasyarakatan, tetapi juga insan yang mampu untuk bekerja dan berkarya untuk melakukan perubahan, dan bahkan bisa mengajak orang lain dari latar bekalang apapun untuk bekerja sama dan bekerja bersama untuk mewujudkan keadilan social. Karakter yang harus dibangun sejak dari dini dan di manapun dia belajar. PENDIDIKAN KARAKTER DI PENDIDIKAN INFORMAL Pendidikan Karakter yang awalnya diperuntukkan untuk lembaga pendidikan formal dan telah pula dapat diimplementasikan pada lembaha pendidikan nonformal, dicoba untuk dimodifikasi dan dielaborasi untuk lembaga pendidikan informal. Pendidikan Karakter di lembaga pendidikan informal seperti Sanggar Belajar, Taman Bacaan Masyarakat, dan berbagai lembaga lain diawali dengan proses yang bersamaan dengan proses Pendidikan Karakter pada semester 1 di Universitas Ma Chung. Melalui proses perkenalan mahasiswa dan komunitas, Pendidikan Karakter yang dilakukan di perguruan tinggi juga dilaksanakan secara pararel pada lembaga pendidikan informal. Selain itu, juga diberikan program-program lain yang bersentuhan dengan komunitas, khususnya lembaga pendidikan informal bernama service learning (SL). SL merupakan kegiatan belajar langsung dari masyarakat dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Program yang diterapkan adalah pendampingan belajar dengan mengajar di beberapa komunitas dan lembaga pendidikan informasl. Melalui SL, mahasiswa diajarkan untuk belajar sambil mengabdi, dalam program ini adalah dengan mengajar. Mahasiswa Universitas Ma Chung yang mengikuti program SL akan ditempatkan untuk mengajar di lembaga-lembaga pendidikan informal seperti di Sanggar
  • 12. 12 | P e n d i k a r 2 0 1 4 Sahabat Anak (Bandulan, Malang), Sanggar Belajar Pandan Landung (Malang), Taman Bacaan Masyarakat Wacan (Landungsari, Malang). Program SL bukan hanya membawa misi mengajar dan belajar tetapi melakukan pendidikan karakter untuk menjadi pengabdi pada masyarakat, misi untuk membentuk karakter peduli dan berkarya nyata. Demikian pula sebaliknya, para mahasiswa peserta SL diberi amanat bukan hanya sekedar mengajarkan pengetahuan tetapi juga ada pendidikan karakter bagi para murid dampingannya. Diharapkan, bukan hanya pengetahuan para mahasiswa dan murid yang diajar berkembang tetapi juga membangun karakter baik bagi mahasiswa dan murid dampingannya. Belajar dari pengalaman selama ini, bukan hanya karakter mahasiswa peserta SL yang terbangun menjadi manusia-manusia yang peduli, tangguh, dan berkontribusi nyata, tetapi murid dampingan juga terbangun bukan hanya pengetahuannya tetapi juga karakternya, karakter sebagai pembelajar yang ulet dan cerdas. Melalui SL, pendidikan karakter telah menjadi pedang bermata dua, pedang yang bukan hanya menjadikan para mahasiswa pedamping menjadi insan yang berkarater tetapi juga murid dampingannya bertumbuh dan terbangun pengetahuan dan karakternya. Bahkan lebih luas lagi, komunitas dan masyarakat tempat Sanggar dan Taman Belajar berada juga terbangun menjadi masyarakat pembelajar. REFLEKSI Pendidikan Karakter sebagai bagian dari Pembangunan Karakter Bangsa telah menjadi bagian integral Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Karakter bukan semata menjadi pemanis dari Pendidikan Nasional, tetapi telah terlembagakan dan menjadi ruh bagi Pendidikan Nasional Indonesia. Bahkan, Pendidikan Karakter telah diperkuat dengan Undang-Undang dan Kebijakan Nasional, yang artinya Pendidikan Karakter harus dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Sebuah upaya yang sistematis dan terencana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang bukan hanya cerdas dan bermoral tetapi juga berkarakter. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa untuk menjadi bangsa yang bukan saja makmur dan sejahtera tetapi juga bermartabat dan beradab. Pendidikan Karakter dengan proses panjangnya dan pendekatan holistiknya, bukan saja menjadi hak dan bagian dari pendidikan formal saja. Dengan modifikasi dan elaborasi yang cerdas, Pendidikan Karakter dapat pula diberikan pada lembaga pendidikan nonformal seperti Lembaga Kursus dan Bimbingan Belajar, bahkan dapat pula diimplementasikan pada lembaga pendidikan informal seperti Sanggar Belajar, Taman Bacaan Masyarakat, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, dan berbagai lembaga pendidikan informal lainnya. Pendidikan Karakter haruslah menjadi ruh dan jiwa dari setiap proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Bahkan, Pendidikan Karakter merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan di rumah, komunitas, dan masyarakat. Pendidikan Karakter adalah proses yang berkelanjutan dan multidimensi yang harus dilaksanakan oleh setiap insan dan Warga Negara Indonesia tanpa terkecuali. Pendidikan Karakter bukan semata proses pendidikan yang apa adanya dan seadanya. Pendidikan Karakter harus direncanakan, disusun, dan dilaksanakan dengan serius dan sebaik
  • 13. 13 | P e n d i k a r 2 0 1 4 mungkin. Pendidikan Karakter sebagai bagian dari Pembangunan Karakter Bangsa menjadi salah satu penentu, apakah cita-cita Bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan keadilan social, mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera serta adil dan beradab dapat diwujudkan? Bila cita-cita luhur tersebut tidaklah diusahakan dengan sungguh-sungguh, tidaklah akan tercapai dan terwujud. Bila tidak terwujud hanya karena untuk menggapainya hanya diusahakan dengan apa adanya dan seadanya, bukankah sama artinya dengan mengkhianati bangsa? Bila sudah mengkhianati bangsa, apakah pantas hidup bersemayam, makan dan minum, serta menghirup udara nusantara? REFERENSI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Naskah Akademik Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi. Pemerintah Republik Indonesia. 2013. Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010—2025. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan.