dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
Kemajuan Terkini alam penanganan obstertri
1. Kemajuan terkini dalam
penanganan obstetri
IMS Murah Manoe
Road Show PB POGI
“ OBGIN Terkini “
Makassar, Clarion, Sabtu 16 Agustus 2008
2. Pendahulun
• Dalam 3 tahun terakhir ini beberapa kemajuan
dalam penatalaksanaan obstetri a.l oleh HKFM
(Himpunan Kedokteran Feto-Maternal) seperti
pengelolaan:
• Hipertensi dalam kehamilan ed ke2, tahun 2005
• Kelahiran preterm tahun tahun 2006
• Pertumbuhan janin terhambat tahun 2006
• Kelainan bawaan tahun 2006
• Kehamilan dengan diabetes mellitus tahun 2007
• Kehamilan pada penyakit jantung tahun 2007
4. 1. Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK)
Klasifikasi HDK (AJOG Vol: 83:S1, July 2000)
• Hipertensi gestasional
• Preeklamsia
• Eklamsia
• Hipertensi kronik
• Hipertensi kronik dengan superimposed
preeclampsia
Pedoman pengelolaan hipertensi daalam kehamilan di Indonesia,
ed kedua, HKFM POGI, ed ke- 2, 2005
5. Fenotipe preeklamsia
Temporal
• Onset dini ( ≤34 minggu gestasi )
• Onset lanjut ( >34 minggu gestasi)
Beratnya penyakit
• Ringan
• Berat
Etiologi
• Plasental
• Vaskuler
• Immunologik
• Koagulasi
Myatt.L, Carpenter.LB. Prediction of Preeclampsia in Preeclampsia ,etiology &
clinical practice ed Lyall.F Belfort.M, 2007, p.236
6. Preeklamsia ringan
• Desakan darah ≥ 140/90 mmHg -- <160/110mmHg diperiksa 2 x
dengan jarak 6 jam
• Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam jumlah urin/ dipstik ≥ 1+
• Pengelolaan
rawat jalan
rawat inap
tidak perlu pemberian diuretik,anti hipertensi, dan
sedativum
*Perlu evaluasi lab: proteinuri, Hm, trombost,bilirubin, tes fungsi
hepar, tes fungsi ginjal, pengukuran jumlah urin 24 jam,
pengamatan kesejahteraan janin
Kehamilan dapat sampai aterm
7. Preeklamsia berat (PB)
• Definisi: Preeklamsia dengan salah satu atau
lebih tanda & gejala sbb:
• Desakan darah: dalam keadaan istirahat
desakan sistolik ≥ 160 mmHg dan desakan
diastolik ≥ 110 mmHg.
• Proteinuri: ≥ 5 gr/4 jam atau dipstik: 4+
• Dapat disertai gejala impending eclampsia: nyeri
kepala, penglihatan kabur, mual -muntah, nyeri
epigstrium,dan nyeri perut kuadrant kanan atas
8. Tanda dan gejala lain preeklamsia berat
• Oliguria; produksi urin< 400-500 ml/24 jam
• Kenaikan kreatinin serum
• Edema paru dan sianosis
• Nyeri epigastrium dan nyeri perut kuadran atas
disebabkan teregangnya kapsul Glisoni. Nyeri dapat
sebagai tanda awal ruptura hepar
• Gangguan fungsi hepar: peningkatan alanin atau
aspartat amino transferase (AST atau ALT ≥ 40 IU/ l)
• Peningkatan LDH ( ≥ 600.000 IU/l )
• Hemolisis microangiopatik
• Trombositopenia,
9. Recommended management of severe pre-eclampsia
(from Sibai, 2003).
Coopage.C, Sibai.BM, Managemnt of severe Preeclampsia in Preeclampsia etiology &
clinical prectice ed Lyall.F Belfort.M, 2007, p.373
10. Terapi Hipertensi Akut
Antihipertensi lini pertama
Nifedipin: 10-20 mg peroral diulangi setelah 30 menit bila
perlu, maksimum 120 mg dalam 24 jam. Pemberian
sublingual tidak dianjurkan karena efek vasodilatasi
sangat cepat.
Antihipertensi lini kedua
Sodium nitroprusside: 0,25 μg iv/kg/menit, infus,
ditingkatkan 0,25 μg iv/kg/ 5 menit
Diazokside: 30-60 mg iv/ 5 menit atau iv, infus 10 mg/
menit/ di titrasi
Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008,hal 548
11. Terapi Hipertensi Menahun
• Methyldopa 250 - 500mg/ hari,po, 6-12
jam
• Labetalol 2x 100mg/hari,
• Thiazide diuretic 2x 12.5mg/hari po
• Nifedipine 10- 20 mg/hari, po, 4-6 jam
Coopage.C, Sibai.BM, Managemnt of severe Preeclampsia in
Preeclampsia etiology and clinical prectice ed Lyall.F
Belfort.M, 2007, p.377
12. Antikonvulsan
1. MgSO4 pilihan utama
• Dosis awal:
• 4 gr 40% dalam NaCl 0,9% atau larutan Ringer Laktat atau Ringer Asetat IV
/10 -15 menit, bila timbul kejang dalam waktu 30 menit berikan 2 gr
MgSO4 IV /10-15 menit
• Dosis pemeliharaan: 1 gr/jam/IV
atau
• 10 gr MgSo4 40% IM tambah dengan 2 cc lidokain 2% sebelum suntikan
diberikan. Suntikan 5 gr MgSO4 IM pada bokong kanan dan 5 gr Mg SO4
IM bokong kiri.bertahu pasien akan terasa sedikit panas dan sakit.
• Dosis pemeliharaan: 4gr / 4 jam IM (sebelumnya dicampur dengan
lidokain2% sebanyak 1cc).
• MgSO4 dihentikan setelah 24 jam pasca persalinan atau 24 jam setelah
kejang terakhir
Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008,hal 547
13. Periksa kondisi maternal sebelum
pemberian MgSO4
• Pernapasan rata-rata min 16x/menit
• Patella reflex +
• Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
Stop MGSO4
Bila terdapat oliguria (<30ml),patella reflex (-) atau
pernapasan rata-rata < 16x/m
Siapkan antidotum pada henti napas berikan kalsium
glukonas10%= 1 gr (10% dalam 10cc) diberikan iv
selama 3 menit (perlahan-lahan) sampai pernapasan
timbul kembali dan bila perlu gunakan ventilator
Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008, hal 547
14. Lanj …
2. Diazepam
Dosis awal: 10 mg IV perlahan-lahan 2 menit. Bila
kejang timbul lagi berikan10 mg IV selama 2
menit
Dosis pemeliharaan: 40 mg dalam 500 ml lar
Ringer lactate atau acetate per infus per 6 jam.
Dapat terjadi depresi pernapasan maternal bila
dosis > 30 mg/jam. Tidak dianjurkan dosis >100
mg/ 24jam
Elevated Blood pressure , headache, blurred vision, convulsions or
loss of consciouness In Managing complications in pregnancy and
childbirth: a guide for midwives and doctors,WHO 2005, p S-46.
15. Manajemen eklamsia
• Magnesium sufat IV/IM
• Siap peralatan emerjensi ( O2,sungkup, alat
resusitasi )
• Posisikan kepala ke kiri
• Anti-hipertensi : nifedipine oral
• Lindungi pasien dari trauma
• Jangan tinggalkan pasien sendirian dan
teruskan pemantauan
Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008, hal 552
16. Manajemen Sindroma HELLP
• Kadar trombosit < 100.000/ml dengan tanda-tanda
eklamsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium, beri
dexametason: 10 mg IV/12 jam.
• Pasca salin diberikan dexametason: 10 mg IV/12 jam.
Kemudian diikuti 2x 5 mg/ 24 jam
• Terapi dexametason dihentikan, bila terjadi perbaikan
lab ; trombosit > 100.000/ml dan penurunan LDH serta
perbaikan tanda dan gejala klinis preeklamsia dan
eklamsia
• Pertimbangkan transfusi trombosit, bila kadar trombosit
< 50.000 /ml dan antioksidan seperti N-asetil cistein
Angsar MD, Ilmu Kebidanan SP, ed 4, 2008,hal 555
17. 2. Manjemen Kelahiran Preterm
• Definsi: persalinan preterm ialah persalinan
yang terjadi pada usia gestasi 22- 37 minggu
• Dari total kelahiran berat badan lahir <2500
gram, 70% adalah preterm dengan kematian
neonatal >30%
• Penyebab ketidak seimbangan pada unit janin-
plasenta yang berkaitan dengan infeksi (mis BV,
malaria, pyelonefritis), stress, pendarahan ,
peregangan uterus ( gemeli, polihidramnion),
infeksi asenderen (vaginitis, servisitis)
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
18. Faktor risiko
• Riwayat preterm
• Komplikasi medik ( mis: hipertensi)
• Gaya hidup buruk (merokok, narkoba, alkohol)
• Kemiskinan dan lingkungan yang buruk ( mis:
cacingan)
• Gizi buruk
• Kelainan uterus (mis: serviks inkompeten)
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
19. Nilai rekomendasi
• Huruf A (sangat kuat)
• Huruf B (sedang)
• Huruf C (lemah)
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
20. Terapi
• Serviks inkompeten lakukan sirklase
1. Kemungkinan besar preterm (his 2x/10 menit) diberikan
tokolitik :
• Nifedipin 3x 10 mg/oral sampai kontraksi hilang
• Indomethasin diberikan pada penyakit jantung,
hipertensi dan hipertiroid (B)
• Tidak ada tokolisis yang menjadi pilihan utama (A)
• Pemberian tokolisi bersifat sementara dalam 48 jam
pematangn paru janin (A)
• Tidak ada manfaat untuk memberikan perawatan
pengobatan tokolisis jangka panjang (A)
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
21. Lanj ..
• Indikasi tokolisis
usia gestasi 22-34 minggu
pembukaan <4 cm
janin hidup
• Kontraindikasi
pendarahan antepartum
kematian janin
cacat berat
hipertensi
alergi
infeksi intrapartum
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
22. Lanj …
2. Kortikosteroid diberikn pada usia 22-34 minggu
(A) sedang usia 35-36 minggu dipertimbangkan
secar khusus(C)
Dosis:
Dexametason 2x 10 mg/hari IM selama 2 hari
(A) atau 4x 5mg/hari IM
Pemberian dexametason tidak diulangi karena
risiko pertumbuhan janin terhambat
DM, hipertensi, preeklamsia, dan tersangka
korioamnionitis, KPD jangan dianggap
kontraindikasi terapi steroid (C)
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
23. Lanj…
• Antibiotik hanya diberikan pada kasus ketuban pecah.
Antibiotik yang dibrikan rutin pada persalinan preterm
tanpa ketuban pecah tidak dianjurkan (A)
• Eritromisin 4x 500 mg selama 3 hari po
• Ampisillin 3x 500 mg selama 3 hari po
• Klindamisin 4x 150 mg/hari selama 7 hari po
• Bila janin letak kepala boleh partus pervaginam. Seksio
sesar tidak lebih baik bagi bayi, bahkan merugikanibu
(C) olehnya hanya didasarkan indikasi obatertrik dan
sungsang
• Pengakhiran persalinan dipercepat/ induksi bila
ditemukan infeksi intrapartum
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
24. Persiapan kelahiran preterm berdasarkan
pertimbangan
• Usia gestasi >34 minggu, prognosis lebib baik
• Pemberian ASI (>sering) (B)
• Penyuluhan bagi keluarga mengenai tata cara
perawatan bayi termasuk perawatan dirumah
(C) seperti perawatan kangguru untuk hindari
hipotermia
• Pemberian vitamin K terutama pada pasien yang
menggunakan antikonvulsan (B)
Panduan klinik Manajemen kelahiran preterm HKFM POGI, 2006
25. 3. Pengelolaan kehamilan dengan
pertumbuhan janin terhambat
• Surveillance janin systematic review dengan
meta-analisis menunjukkan: Doppler pada a
umilikalis pada KRT mengurangi morbiditas dan
mortalitas perinatal
• RI a umbilikalis merupakan prediktor luaran
perinatal yang jelek seperti SGA, Apgar skor
yang rendah, KTG yang abnormal dan pH
talipusat yang rendah
• Jika SGA dengan Doppler a umbilikalis yang
normal menunjukkan KMK yang kecil tapi
normal.
26. Lanj …
• AFI < 5 cm, atau single pocket <2 cm, ada hubungannya
dengan meningkatnya risiko apgar skor < 75 menit.
Reduksi AFV ada hubungannya dengan meningkatnya
mortalitas perinatal dibanding dengan kontrol
• Biofisik profil skor (BPS), ada bukti bahwa BPS pada
KRT mempunyai NPV yang baik, pada BPS yang normal
jarang terjadi kematian bayi.
• Berlainan dengan NST dan BPS, efektivitas fetal
surveillance dengan cara Doppler velocimetry a umbili-
kalis pada KRT akan meningkatkan luaran perinatal
terbukti pada PJT karena Preeklamsia
• KTG: NST dilakukan setiap minggu 2x perminggu atau
setiap hari tergantung dari berat - ringannya PJT
Panduan pengelolaan kehamilan dengan PJT di Indonesia, HKFM POGI, 2006
27. Pengelolaan kehamilan dengan PJT
Hilangkan faktor risiko: infeksi, gizi buruk
terapi hipertensi, kebiasaan merokok dll
Intervensi terapi oksigen,
nutrisi, rawat inap, bed Pemberian kortikosteroid pada kehamilan
rest, terapi hormonal, 24-36 minggu (A)
Aspirin belum dapat
direkomendasikan Pantau kesejahteraan janin dengan
Doppler, USG. KTG dan BPP
Terminasi kehamilan bila
gambaran Doppler(AEDF/
REDF), KTG & BPP
abnormal(A)
Pilihan pretermSS,
Aterm pervaginam (C)
Bila Doppler a umbilikalis
AEDF atau OCT (+)
Pilihan SS
Dianjurkan Persalinan dilakukan
di unit dengan fasilitas NICU
Panduan pengelolaan kehamilan dengan PJT di Indonesia, HKFM Pogi, 2006
28. 4. Pengelolaan kelainan bawaan
Klasifikasi menurut William Obstetrics(2005):
• Malformasi: kelainan genetik
• Deformasi: kelainan karena mekanik
• Disrupsi kelainan akibat intervensi
• Fenokopi: kelainan dengan sebab berbeda-beda
• Sindroma: kelainan yang manifestasinya
bermacam-macam tetapi penyebabnya satu
• Sekuense: kelainan yang terjadinya berurutan
tetapi penyebabnya satu
• Asosiasi: kelainan yang munculnya bersamaan
tetapi etiologinya berbeda-beda.
29. Lanj
• Klasifikasi menurut WHO:
- Letal (mis: anensefalus)
- Berat : kelainan yang jika intervensi tidak
dilakukan akan menyebabkan handicap,
atau kematian
- Ringan (kelainan yang memerlukan
intervensi medis tetapi harapan hidup baik
(mis: undescensus testiculorum)
Panduan Pengelolaan Kelainan Bawaan di Indonesia HKFM POGI 2006
31. 5. Penatalaksanan Kehamilan dengan
Diabetes Mellitus
Klasifikasi diabetes mellitus menurut American
Diabets Association (ADA) 2007 dan PERKENI
2006 menurut etiologi :
• DM tipe 1: Kerusakan sel Beta yang menjurus ke
defisiensi insulin yang absolut (immuned mediated dan
idiopathic)
• DM Tipe 2: terjadi resistensi insulin dengan defisiensi
insulin yang relatif sampai dengan suatu gangguan pada
sekresi insulin yang disertai resistensi insulin
32. Lanj …
• DM tipe spesifik:
- kelainan genetik fungsi sel Beta
- kelainan genetik kerja insulin
- kelainan eksokrin pankreas
- endokrionopati
- drug/chemical induced
- infeksi
- bentuk lain dari immune-mediated DM yang jarang
- kelainan genetik yang menyertai DM
• Diabetes gestasional
Penatalaksanaan Kehamilan dengan Diabetes Mellitus HKFM POGI 2007
33. Evidence grading system for clinical practice
recommendation(ADA,2007)
Level of Description
Evidence
A Clear evidence from well-conducted ,
generalizable, randomized trial that are
adequately powered incl etc ..
B Supportive evidence from well conducted
cohort studies, etc..
C Supportive evidence from poorly controlled or
uncontrolled studies, etc..
E Expert conscensus or clinical experience
Penatalaksanaan Kehamilan dengan Diabetes Mellitus HKFM POGI 2007
34. Rekomendasi
• Wanita dengan DM tipe 1 (preexisting DM) risiko
terjadinya preeklamsia meningkat (A)
• DM tipe 1 (preexisting DM) yang telah ada
sebelum kehamilan akan meningkatkan risiko
terjadinya kelainan bawaan (A)
• Risiko kelainan bawaan janin berhubungan
dengan regulasi glukosa. Dengan regulasi yang
baik maka risiko terjadinya kelainan bawaan
sama dengan tanpa DM (A)
35. Lanj ...
• Hb1c sebagai parameter keberhasilan regulasi
kadar glukosa darah harus mencapai kadar
yang normal (</= 6%) atau sedekat mungkin
dengan normal (<7%) (B)
• Pemantauan janin (NST,BPP) setiap minggu
yang mulai pada 32 minggu dan 2x seminggu
mulai 34-36 minggu akan menurunkan kematian
neonatal (E)
• Faktor risiko untuk DMG antara lain usia yang
makin tua (>30 tahun) riwayat keluarga DM,
obesitas, etnis dan perokok sigaret (A)
36. Lanj …
• Skrining dan diagnosis DMG dilakukan secara universal
(ACOG) dengan menggunakan One step approach
(WHO) TTGO dengan beban 75 gr glucose anhidrous (C)
• Kontrol glukosa yang baik selama hamil menunjukkan
penurunan angka kejadian makrosomia dan hipoglikemia
(C)
• Makin tinggi kadar glukosa berkaitan dengan
meningkatnya angka kejadian makrosomia dan SS (A)
• Wanita dengan DMG harus dilakukan skrining untuk DM
pada 6-12 minggu pascapersalinan untuk antisipasi
terjadinya DM yang menetap (E)
Panduan Pengelolaan Kelainan Bawaan di Indonesia HKFM POGI 2006
37. 6. Tatalaksana Kehamilan pada Penyakit
Jantung (Panduan klinis praktis HKFM POGI 2007)
1. Pra-konsepsi
Riwayat peny jantung dan penangannya
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan foto toraks ECG
Pemeriksaan pulse oxymetri
Pemeriksaan trans-toraks ekhokardiografi
Evaluasi status fungsional jantung (NYHA atau ACC/AHA)
Pengelompokan penyakit jantung berdasarkan kelompok
risiko
Bila perlu lakukan pemeriksaan MSCT-scan jantung
38. Konseling prakonsepsi
• Underlying cardiac lesion
• Status fungsional jantung pasien
• Kemungkinan bedah korektif maupun paliatif
• Faktor risiko tambahan seperti pemakaian
antikoagulan dan pemakaian prostetik
• Harapan hidup dan kemampuan merawat anak
• Kemungkinan penyakit jantung kongenital
• Kemungkinan manajemen selama kehamilan
39. Rekomendasi manajemen
• Kerjsama obstetrikus dan kardiologis
• Diskusikan tentang risiko maternal dan fetal
• Diskusikan tentang kontrasepsi yang efektif dan
aman
• Periksa status jantung
• Optimalkan terapi medik dan bedah
• Anjurkan tidak hamil pada kondisi tertentu
40. 2. Antepartum
• Pendekatan multidisiplin
• Konfirmasi usia kehamilan: LMP dan USG
• Echocardiography fetal diperiksa pada usia gestasi 20
-34 minggu khusus ibu dengan peny jantung kongenital
• Pemeriksaan fetal well being untuk menilai pertumbuhan
janin ( Biometry, NST dan Doppler velocimetry)
• Deteksi dini kelainan yang menyertai mis: preeklamsia,
anemia, hipertiroid, atau infeksi
• Perencanaan kapan terminasi kehamilan
41. Rekomendasi manajemen
• Tentukan kelas fungsional penyakit jantung
• Terminasi kehamilan merupakan opsi pada kasus
tertentu
• Kerjasama dengan kardiologis
• Optimalkan manajemen medik
• Hindari faktor pencetus
• Antikoagulan pada kondisi tertentu (hentikan warfarin
dan gunakan heparin subkutan)
• Profilaksis antibiotik pada kondisi tertentu
• Fetal surveillance pertumbuhan dan doppler a umbilikalis
cari kelainan jantung janin pada ibu dengan penyakit
jantung kongenital
42. 3 Intrapartum
• Monitoring ketat
• Posisi left lateral decubitus
• Balans cairan
• Bila memungkinkan pengukuran saturasi O2 dengan
pulse oxymetri
• Pada KRT pertimbangkan monitring invasif
• Pertimbangkan penggunaan intrapartum analgesia
• SS atas indikasi obstetri kecuali pada pasien yang
dilarang mengejan seperti aorta dissection, sindroma
Marfan dengan dilatasi aorta
• Persalinan pervaginam dilakukan dengan percepat kala2
43. Lanj …
Profilaktik antibiotik diberikan pada kasus:
Pasien dengan katup jantung buatan
Riwayat endocarditis sebelumnya
Systemic –pulmonary shunt
Persalianan pervaginam dengan risiko infeksi atau peny
jantung yang potensial terjadi endocarditis seperti peny
jantung reumatik dengan kelainan katup
Pasien jantung dengan immunocompromised
Antibiotik yang dipakai ampicllin 2 gr dan Gentamicin 1,5
mg/kgBB IV , 30 menit seblum persalinan. Bila alergi
golongan penicillin dapat diganti Vancomycin 1 gr IV
44. Lanj …
• Pada pasien yang menggunakan warfarin
harus dihentikan minimal 2 minggu
sebelum persalinan dan diganti dengan
heparin
• Pada persalinan dengan seksio sesar,
pilihan anestesia adalah epidural atau
umum.
45. Rekomendasi manajemen
• Induksi persalinan efektif bisa dimungkinkan dengan
indikasi ibu dan/atau janin
• Profilaksis antibiotik pada kasus tertentu
• Hindari stress fisik dan mental
• Persalinan dengan posisi miring kiri / setengah duduk
• Monitor ECG, monitoring invasif pada kasus tertentu
• Berikan oksigen pada kasus tertentu
• Fasilitasi resusitasi yang lengkap
• Monitoring denyut jantung janin
• Percepat kala 2 pada kondisi tertentu
• Hindari ergometrin pada kala III
46. 4. Postpartum
• Monitring ketat
• Balans cairan
• Bila ada ancaman terjadi edema paru
dapat diberikan diuretik
• Komplikasi yang dapat timbul adalah
anemia, pendarahan, infeksi,
tromboemboli, dan edema paru
47. Rekomendasi manajemen
• Waspada terjadinya gagal jantung
• Hati-hati kelebihan cairan
• Monitoring ketat
• Diskusikan metode kontrasepsi yang
efektif dan aman
48. 5 tambahan pembahasan pada text
book William’s Obstertrics ed 22
Chapter 10. Ectopic Pregnancy
• Latest Update: 07/08/08:
Clinical Pearl: Cesarean Delivery Scar Pregnancy
Chater 13. Prenatal Diagnosis and Fetal Therapy
• Latest Update: 06/02/08: Case Report: A Markedly Elevated MSAFP
Chapter 25. Cesarean Delivery and Peripartum Hysterectomy
• Latest Update: 05/27/08: Cherney Incision: Surgical Steps
Chapter 40 Abnormalities of the Reproductive Tract
• Latest Update:06/23/08: Case Report: Mature Cystic Teratoma
in Pregnancy
Chapter 42. Critical Care and Trauma
• Latest Update: 04/14/08:
Case Report: Motor Vehicle Collision in Pregnancy
49. Asuhan Persalinan Normal
• 60 langkah pada kala II ( kala pengeluaran)
dengan bahan tambahan Inisiasi Dini Menyusui
(IMD) menjadi 58 langkah ( perubahan terletak
pada langkah 25-33, 43-45 dan 50)
• Ditambah satu bab mengenai resusitasi bayi
baru lahir (BBL) BAB 5, sedang BAB 4:
Asuhan BBL: Inisiasi Menyusui Dini, manajemen
laktasi, profilaksis infeksi mata , kontak kulit ibu-
bayi dll sehingga panduan APN tahun 2007
menjadi 6 BAB