[Ringkasan]
Puisi ini menggambarkan perjuangan para pejuang Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan negara. Puisi menggunakan bahasa yang emosional untuk mendeskripsikan pengorbanan para pejuang yang rela menumpahkan darah demi tanah air. Puisi menekankan semangat juang dan cinta tanah air yang dimiliki para pejuang dalam melawan penjajah untuk merdeka.
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
NEGARIKU
1. Jayalah negriku
Oleh Adi Saputro (01)
Walau peluru menembus tulang
Aku terus menerjang dan berjuang
Tanpa ragu,
Aku terus maju dan satu
Meski raga tak lagi mampu,
Dengan tekat aku akan bertumpu
Yang kumau
Ku pun tahu
Sungguh,
Hanya demi itu
Indonesia masih ada korupsi
Dan diskriminasiDengan Polri dan TNI
Ayo mari lindungi negri
Jayalah negriku,
Indonesiaku
2. NEGRIKU
Oleh Aditya Aria Hermawan (02)
Negriku
Kurelakan nyawaku untukmu
Demi negri menyongsong pagi
Tiada lelah tiada putus asa
Aku anak Indonesia
Suara lantang menyuarakan
Merdeka..Merdeka..
Karena hasil dari para pejuang
Suci jiwaku menghargai harapan mereka
Semangat juang para pahlawan
Gugur damai di medan perang
Harum namamu dikandung badan
Dan tak akan terlupakan
Apakah ini negriku yang kukenal?
Apakah ini bangsaku yang kukenal?
Andai saja perdamaian di dunia ini ada
Andai saja kemakmuran di dunia ini ada
Negriku
Andai aku bisa merubah negri ini
Akan kuubah negri ini semakmur negri di surga
Dan mensejahterakan rakyatnya
3. GURU
Oleh Andri Prasetyo (03)
Guruku yang mulia
Yang tak pernah lupa
Yang tak kenal lelah
Memberikan semua ilmumu
Ilmu yang bermanfaat
Untuk generasi penerus bangsa
Yang belum tahu dan mengerti
Arti sebuah bela Negara
Guru
Kau relakan waktumu
Untuk mendidik muridmu
Yang kurang ajar dan tidak tau
Arti berterimakasih
Kau relakan hidupmu
Mengerahkan seluruh tenagamu
Untuk anak didikmu
Demi bangsa dan Negara
Kau tetap tegap
Untuk membela bangsa dan negara
Meskipun upah tak seberapa
Semangatmu tak pernah padam
Berangkat pagi
Pulang sore
Dari senin hingga jumat
Kau tak pernah lelah berjuang
Tak patah semangat
Tak hilang akal
4. Untuk mendidik
Mencerdaskan bangsa
Walau hujan datang
Walaupun masih sakit
Tak kau hiraukan
Kaulah pahlawan
Pahlawan tanpa tanda jasa
Pertahanan, Bela Negara
Oleh Aprilia Ayu Prawesti (04)
1945 ...
Indonesia merdeka
Disaat dimana pertahanan, keamanan belum terkendali
Pemberontakan mengancam!
Tapi, semua redup
1969 ...
Negara terkendali
Kesetiaan setiap insan dalam bela negara
Kedaulatan pemerintah
Pengakuan negara lain
Hal tersebut, Indonesia terbentuk
Eksistensi dan kejayaan
Dipengaruhi pada setiap insan
Kembangkan!
Berani dalam satu nyali
Cinta tanah air, bangsa, dan negara
Bela negara
Lakukan dengan pertahanan!
Mengisi kemerdekaan
Kobarkan semangat cinta tanah air
Untuk bangsa dan negara
5. Partisipasi masyarakat
Maka, Indonesia sejahtera,
Adil dan makmur
Ulah Koruptor
Oleh Aprillia Eva D (05)
Tikus – tikus negara
Pemakan uang negara
Yang hidup bergelimang harta
Yang kenyang karena makan dana
Negaraku .. Indonesiaku..
Akankah kau akan maju ?
Jika pejabat – pejabat negara
Terus menggerogoti uang negara
Akankah maju bangsamu ?
Akankah sejahtera rakyatmu ?
Akankah bangsamu makmur ?
Akan kemana bangsamu hidup ?
Di sini ku korbarkan semangatku
Berteriak bak demonstran anti korupsi
Menggedor – gedor hati pemerintah
Untuk memberantas dan membasmi koruptor
Bersama – sama kita memajukan bangsa,
Mensejahterakan rakyat,
6. Memakmurkan bangsa,
Bersama membawa Indonesia yang lebih baik
Sampai kapanpun dan dimanapun
Aku akan membela negara ini, mempertahankan negara ini
Sampai darah titik penghabisan
Demi tanah airku tercinta, Indonesia
Pahlawan Indonesiaku
Oleh Dini Ratna Dewanti (06)
Untuk negara ini
Kau korbankan seluruh waktumu
Untuk bangsa ini
Kau pertaruhkan nyawamu
Tanpa rasa takut
Dan semangat yang membara
Kau taklukan mereka
Meski maut menghadang
Hari-hari penuh pembunuhan
Penuh darah perjuanganmu
Meski hanya ditemani bambu runcing
Semangatmu tak pernah padam
Pahlawan Indonesiaku
Hanya jasamu yang bisa kami kenang
Perjuanganmu yang besar
Membawa Indonesia ke dalam istana kemerdekaan
7. Demi negri ini
Demi bangsa ini
Akan kami teruskan perjuanganmu
Pahlawan Indonesiaku
KUPERTAHANKAN KAU
Oleh Dwi Yuniawati (07)
Semua yang telah ku saksikan
Semua kejayaan yang kau punya
Apakah itu semua tak cukup
Bangsaku ini memang tak sejaya dirimu
Teganya kau melakukan semua ini
Tidakkah kau punya harga diri?
Tidakkah kau malu dengan tindakanmu?
Tidakkah kau sadar akan risikonya?
Berabad-abad lamanya nenek moyangku berjuang
Beribu-ribu pahlawan telah terenggut nyawanya
Semua mereka lakukan untuk mempertahankan bangsa ini
Dahulu memang berbeda dengan sekarang
Penjajah dahulu memang berbeda dengan penjajah sekarang
Dahulu, angkat senjata tembaki para pembela bangsa
8. Pahlawan dahulu memang berbeda dengan sekarang
Dahulu, ada jiwa rela mati didalam diri para pahlawan
Sekarang, tidak ada jiwa rela mati demi bangsa
Merah darah putih tulangku
Bangsaku seperti diriku sendiri
Yang harus diperjuangkan sampai titik darah penghabisan
NEGERIKU
Oleh Febrian Wahyu S (08)
Robek-robek kulit tubuhku
Potong-potonglah badan tubuhku
Tapi jangan pernah kau rendahkan negri ini
Dengan keterbatasan industrinya
Negriku bukan negri hasil minta-minta
Negriku adalah hasil perjuangan pahlawanku
Banyak korban yang tewas dan terbunuh percuma
Itu semua untuk satu kesatuan NKRI yang utuh
Andai rakyatku pandai mengolah SDA
Kami takkan meminta pekerja ahli untuk menembangkannya
Dan negriku akan menjadi negara maju no.1 di dunia
9. Tapi memang begini, SDM kami kurang berkualitas
Akan tetapi kami akan trus berusaha memperbaiki citra bangsa
Bangsa dan Negara Adalah Aku
Oleh Gerarda Tania Yudhanti (11)
Pahlawan…
Kau membelaku dengan jiwamu
Rakyat…
Kau membelaku dengan kesetiaanmu
Wilayah…
Kau membelaku dengan kemakmuran
Berantaslah awan hitam di tubuhku dengan hujan badai
Jiwa dan raga ini pun pasti akan selalu mendukung
Pemerintah…
Belalah aku dengan kepemimpinanmu dan kebijakanmu
Burung Garuda…
Belalah aku dengan keangkuhanmu dan kegagahanmu
10. Jadikanlah air ini menjadi air yang mengaliri di setiap penjuru
Hindari hambatan dengan arusmu yang kencang
Agar kau sampai di laut
Jadikanlah gunung ini menjadi gunung yang abadi
Memperkuat dengan letusannya yang tajam
Yang menjadi sumber dari beberapa gunung
Alam…
Jagalah aku agar tetap seperti dahulu
Teknologi…
Menyebarlah di seluruh tubuhku agar menjadi berkah
“Pemuda dan Perubahan”
Indonesiaku menangis
Bahkan hatinya tersakiti
Tapi hebatnya penguasanya korupsi
Dan biarkan rakyatnya mengemis
Kesejahteraan-ku hanyalah khayal semata
Keadilan negri ini hanya angan-angan
Kemerdekaanku pun terjajah lagi
Malah datang kebodohan disana-sini
11. Indonesia, Indonesiaku
Ayolah kita bersatu
Jangan hanya tinggal diam
Jangan biarkan rakyat ini menderita
Ayolah kawan ..............
Marilah kita bersatu
Perjuangkan bangsa ini
Rubah bangsa kita
Menjadi bangsa yang luar biasa
Ayolah kawan ...............
Kita adalah Pemuda untuk perubahan
12. Pesan Prajurit Tua
Oleh Icasia Jauharah I (12)
Aku ini seorang prajurit tua
Tanganku tertancap panah
Kulitku tertembus peluru
Bahkan, tidak hanya sekali,
Mereka mengacungkan pisau di leherku
Aku ini seorang prajurit tua
Mataku semakin rabun
Telingaku semakin lemah menangkap suara
Tangan–kakiku semakin manja
Ototku sudah hilang
Ragaku lemah–rapuh
Tapi, disini
Di tanah para pemilik darah garuda
Dan di gudang pembelaan demi Nusantara
Hati dan pikirku muda
Batinku masih muda
Masih dan akan selalu muda
Disini, dalam suratku
Aku–Sang Prajurit Tua, meminta
Kepada mereka disana–putra Soekar no-Hatta
Kepada mereka pejuang kecilku
Tolong,
Bawalah negara ini terbang lebih tinggi
Tinggi dan lebih tinggi
Menembus lima lapisan ozon bumi
Melampaui cakrawala semesta
Melintas garis lintang dan bujur Tuhan
Tidak lupa untuk mereka–putri Kartini
Rajutlah negeri ini dengan ilmu
Lebih luas dari samudra terluas
Lebih dalam dari semua palung terdalam
Lebih tinggi dari gunung tertinggi
Lebih lebar dari sayap garuda kita
Untuk laskar mudaku–kalian
Lukamu tidak seperti milikku
13. Tidak sesakit milik mereka para garuda yang sudah gugur
Dengan ini,
Aku mengatakan,
Kutitipkan negeri ini padamu
Kita Bela Bumi Pertiwi
Para pahlawan yang telah tiada
Meninggalkan kebahagiaan untuk Indonesia
Proklamasi 17 Agustus ’45..
Telah mengubah negeri kita..
Kini.. hidup damai dan tak tersakiti..
Kini.. mentari pun senyum ‘pada bumi pertiwi..
Karena, tak ada lagi..
Rakyat tempur harus mati..
Krisanty Amelia Andriyani 13 IXC
Puisi bertema ‘Bela Negara’
14. Mari kita teruskan,
Misi pahlawan yang gugur perang..
Mari kita tanamkan,
Peribudi dan semangat juang..
Kita bela negeri kita..
Negara Kesatuan Republik Indonesia..
Kita bulatkan tekad serta ambisi..
Agar tak dapat goyah lagi..
Hilangkan jua rasa benci,
Terhadap sesama rakyat bumi pertiwi..
Ayo terus berjuang!
Jangan mengekang!
Jangan biarkan para penjajah
Mengulang ‘tuk menjarah
Mari bela Negara kita!
Dengan segenap cinta rakyat Indonesia!
16. No. Absen = 14
Ingatan Seorang Veteran
Aku Ingat saat 68 tahun yang lalu
Saat negara ini baru didirikan
Aku ingat saat 85 tahun yang lalu
Saat para pemuda mengikrarkan janjinya
Mereka berikrar bahwa
Mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Aku ingat saat 68 tahun yang lalu
Saat aku mempertahankan kedaulatan NKRI dari tangan penjajah
Saat timah panas menusuk dadaku
Tetapi aku tetap tegar
Aku tetap mengibarkan Sang Merah Putih
Walau harus mengorbankan jiwa dan raga
Hanya satu yang terdengar saat itu
Satu kata yang membangkitkan semangat juang para pemuda
Satu kata yang masih berkumandang di kepalaku
Maju..serang..merdeka atau mati
Sampai saat ini kata itu masih berkumandang
17. Membakar semangat juang para pemuda
Untuk melindungi bumi pertiwi
Penyakit dan Bangkit
Badannya tak seindah dulu
Mukanya tak secantik dulu
Kulitnya tak semenawan dulu
Semua menambah bebannya
Hamparan kulit mulus yang dulu ku lihat
hancur tercabik-cabik luka
Luka karena bakteri yang memiliki otak pintar
Pintar membuat luka di dalam hatinya
Jantung yang tertusuk amarah
Namun hanya ada bencana dan polusi yang merajalela
Biarkan aku menjadi ulat
walaupun menjijikkan namun bisa menjadi
kupu-kupu yang memperindah parasmu
Biarkan aku menjadi pohon
yang akan tumbuh kokoh untuk menopqng rasa sakitmu
Biarkan aku menjadi diriku
yang mencintaimu apa adanya
karena hanya turut menanggung hutang
dari orang yang tidak merasa harus
bertanggung jawab
Biarkan doaku menyelimutimu
biarkan cintaku membakar semua kelam
sejarahmu
18. Sekarang kita akan bangkit bersama
menyongsong hari esok yang cemerlang
yang tiada luka
matilah semua durjana
perusak bangsa, penyakit semesta.
damailah bangsaku!!
19. SERUAN PEJUANG
Dalam kenangan pergolakan bumi pertiwi
Mendung
pertandakan hujan deras
Menbanjiri asa yang haus kemerdekaan
Dia dan semua yang ada
Menunggu keputusan sakral
Serbu...
Merdeka atau mati
terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcng
Kau teriakan semangat juang
Demi negeri ini
Relakan terkasih menahanmu
Terpaan belati untuk Ibu Pertiwi
Kini kau lihat
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemulutmu tak kunjung sirna
Untuk kemerdekaan Indonesia abadi
20. Nama : Nurul Mutmainah Diah Oktaviani
No : 16
Kelas : IX C
PEJUANG REPUBLIK INDONESIA
Karya : Oktavita Nurul Hidayati
Waktu selalu kau abaikan
Pagi, sore, malam tetap semangat
Putus asa kau tinggalkan
Atas dukungan rakyat
Gemulai tubuhmu
Kini, seperti merah mawar
Tapi, semua tak sepertimu
Rela berkorban ‘tuk tanah air
21. Tapi, semua telah berakhir
Beranimu, sucimu
Menjadi satu dan berkibar
Lambang teguh negaraku
Kan kujunjung tinggi perjuanganmu
Kuhormati demi ibu pertiwi
Terlukis dalam jiwamu
‘tuk memajukan negeri ini
Kucatat sejarahmu
Kusimpan dalam ingatanku
Kukenang sepanjang waktu
Sebagai cinta tanah airku
INDONESIA
Kutitipkan tumpah darahku padamu
Kutitipkan alam ini padamu
Kudukung INDONESIA
Kuyakin INDONESIA pasti bisa
22. INDONESIA
Kuberjanji padamu
Kanku junjung tanah air ini
Kanku teruskan perjuangan bangsa
Tuk menjadi pribadi yang lebih baik
INDONESIA
Kau negeri terkaya
Kau negeri tersubur
Kau bagai surga dunia
Keindahan mu memanjakan mata
Ke elokan mu menyinari dunia
Semangat mu membara membakar jiwa dan raga
NAMA : Ovan Jati Pamulat
NO : 18
KELAS : 9C
23. Maju Terus Pantang Mundur
Masa lalu bukanlah untuk diingat
Tak berarti harus dilupakan
Masa lalu bukanlah untuk ditangisi
Bukan pula untuk dibenci, Melainkan
Perjuangan pahlawan yang harus dihargai
Keringat bercucuran ,darah berjatuhan
Korban dimana-mana
Marilah kita hargai jasa mereka
Yang telah merelakan segalanya bagi kita
Mari Kita ,sebagai generasi muda
Meneruskan perjuangan bangsa
Dengan belajar kelak kita akan berguna di masa depan
Masa lalu hanyalah kenangan yang indah
Yang memberikan pelajaran untuk hidup
Yang lebih berarti
24. Polisi
Kau bagai besi baja
Yang melindungi rakyat dari mara bahaya
Kau berani menangkap para penjahat
Walau harus mengorbankan nyawa
Polisi....
Kau abdi setia negara
Kau relakan nyawa, harta, dan tahta
Hanya untuk membela negara
Polisi....
Mengapa kini kau berbeda
Dulu sering di pujidan disanjung masyarakat
Kenapa sekarang kau sering dihina dan dicaci
Polisi....
Apakah masa jayamu telah runtuh
Namamu sering kami ucapkan
Mengapa kini kau sering dilupakan
25. Polisi....
Kau pengayom masyarakat yang terlupakan
Dulu sahabat masyarakat
Mengapa kini kau musuh masyarakat
Namun kau tetap tegar
Mengahadapi semua cobaan ini
Kau tidak pernah dendam
Karna kau punya jiwa suci
Kini kami sadar
Bahwa kau punya hati mulia
Walaupun kami melupakanmu
Namun kau tetap melindungi kami
Sungguh besar jasamu
Untuk negara ini
Karna jasamu ini
Membuat kami aman
26. Semangat untuk nusantara
Berdiri tegap, bambu runcing di tangannya
Semangatnya membara, laksana api dalam gulita
Mereka korbankan jiwa, raga, serta harta
Membela bumi nusantara raya
Hingga jaya merah-putihku
Beriringan dengan pekik merdeka
Kini berpuluh-puluh tahun terlewat sudah
Suka duka negeri ini
Tapi, mengapa kita tak sadar?
Penjajah itu datang lagi!
27. Datang di sisi lain,
Meracuni moral bangsa
Budaya kita bagai koin
Yang terhempas di lautan lepas
Meski masih di bangku sekolah
Jangan biarkan negeri ini hancur
Oleh kemerosotan moral bangsa
Jadi anak berbudaya, wujud cinta Indonesia
Nama : Skolastika Erna Tri Andari
No : 22
Kelas : Ix C