SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
Status NAMAs dan Tantangan Kedepan:
Beberapa Catatan Pengamatan
Farhan Helmy
Sekretaris Kelompok Kerja Mitigasi, DNPI
Workshop Peningkatan Kapasitas Pengenalan NAMAs
Bogor, 3-4 Juli 2013
1Status NAMAs dan Tantangan ke Depan
Outline
• Evolusi Pendefinisian dan Pelembagaan NAMAs
• Status Mekanisme terkait NAMAs: SB/SBSTA-38
• Agreement 2015: Dimana NAMAs ditempatkan?
• NAMAs Registry sebagai titik masuk strategik
• Tantangan kedepan
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 2
EVOLUSI PENDEFINISIAN DAN PELEMBAGAAN NAMAS
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 3
2 Alur Evolusi Pendefinisoian dan Pelembagaan NAMAs
(1). Negosiasi multilateral dibawah UNFCCC
• Bali Road Map, COP-13 telah menghasilkan (1). NAMAC (National Appropiate Mitigation
Commitments) bagi negara maju dan (2). NAMAs (National Appropiate Mitigation Actions)
bagi negara berkembang
• Walaupun sifatnya country driven, “appropiate”, NAMAC terikat pada suatu complience ,
sementara NAMAs bersifat pengakuan dan platform untuk mendukung berbagai aksi
mitigasi negara berkembang dengan dukungan teknologi, pendanaan dan peningkatan
kapasitas.
• Baik NAMAC maupun NAMAS aksi yang dilaksanakan terikat pada mekanisme terukur,
terverifikasi dan terlaporkan (MRV)
• Rangkaian keputusan UNFCCC telah melahirkan berbagai instrumen dan panduan serta
kerangka waktu yang terjadwal diantaranya untuk negara maju: GHG Inventory, National
Communications, Biennial Report(BR), International Analysis and Review(IAR); negara
berkembang: GHG Inventory, National Communications, Biennial Update Report(BUR),
International Consultation and Analysis (ICA).
• NAMAs dikelompokkan: unilateral/domestic, international seeking support, credited.
• Proses negosiasi sedang berlangsung diharapkan melalui suatu rezim 2015 Agreement
akan mengikat semua negara baik negara maju maupun negara maju maupun negara
berkembang didasarkan kepada prinsip Common But Differentiated and Respectif
Capabilities (CBDR).
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 4
2 Alur Evolusi Pendefinisoian dan Pelembagaan NAMAs
(2). Bottom-up
• Inisiatif yang didorong di luar perundingan UNFCCC didasarkan kepada berbagai
kepentingan untuk meningkatkan ambisi , memperluas partisipasi maupun dan
mendorong berbagai aksi yang efektif, efisien dan memiliki dampak yang signifikan.
• Dorongan inisiatif berasal dari industri, LSM, asosiasi yang secara langsung melakukan
berbagai implementasi di lapangan, misalnya NAMAs Facility (Germany), Urban Low
Emission Development (Urban LED, www.iclei.org)
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 5
Status NAMAs Indonesia
• Indonesia telah memasukkan NAMAs yang pertama (2010) sebagai petunjuk umum
untuk potensi aksi mitigasi untuk dikenal sebagai NAMAs termasuk diantaranya:
Sustainable Peat Land Management, Reduction in Rate of Deforestation and Land
Degradation, Development of carbon Sequestration Projects in Forestry and
Agricultures, Promotion of Energy Efficiency, Development of Alternative and
Renewable Energy Sources, Reduction in Solid and Liquid Waste, and Shifting to
Low-Emission Transportation Mode.
• Pada tahun 2012 Indonesia telah mengumpulkan NAMAs dalam Sustainable Urban
Transport kedalam NAMAs registry
(http://unfccc.int/cooperation_support/nama/items/6982.php)
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 6
STATUS MEKANISME TERKAIT NAMAS DI SBI/SBSTA-38
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 7
Perundingan SBI/SBSTA-38 (3-14 Juni 2013)
Subsidiary Body for Implementation (SBI) – GAGAL!!
• Pembahasan International Consultations and Analysis (ICA)
process: composition, modalities and procedures of the
team of technical experts;
• Work programme to further the understanding of the
diversity of NAMAs;
• Workshop on facilitating the preparation and
implementation of NAMAs
Subsidiary Body for Scientific and Tecnical Advice
(SBSTA)
• Work Programme on the revision of the guidelines for the
review of BURs and NCs;
• General guidelines for domestic measurement, reporting
and verification of domestically supported, NAMAs by
developing country Parties;
• REDD+: Draft Decision National Forest Monitoring
Systems(NFMS), Safeguards, Drivers of Deforestation and
Forest Degradation (drivers-DD)
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 8
2015 AGREEMENT: DIMANA NAMAS DITEMPATKAN?
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 9
Konvergensi menuju Rezim 2015
• Proses negosiasi sedang berlangsung dalam
merumuskan aksi, tatakelola dan mekanisme yang
terintegrasi, koheren dalam dalam satu rezim tunggal,
2015 Agreement, yang mengatur pre dan pasca 2020,
yang akan mengikat semua negara didasarkan kepada
prinsip Common But Differentiated and Respective
Capabilities (CBDR) dan appicable to all
• Status saat ini
– AKSI: 2nd Commitment Period Kyoto Protocol, < 20% target
global,
– TATAKELOLA: sistem pengukuran, pelaporan dan verivikasi
(MRV ) yang kokoh dan transparan: National
Communication (Natcom), Biennial Report(BR), Biennial
Update Report(BUR), International Analysis and
Review(IAR), International Consultation and Analysis(ICA),
Registry
– MEKANISME: mekanisme climate financing and
investment yang efektif dan efisien yang didukung oleh
kelembagaan yang kokoh (Framework of Various Approach
(FVA), New Market Mechanism(NMM)
• Dorongan untuk meningkatkan ambisi melalui berbagai
sektor aksi mitigasi yang efektif, efisien dan signifikan
seta memperluas keterlibatan aktor di luar parties
UNFCCC (swasta, LSM, kerjasama regional/bilateral,
asosiasi pemerintahan kota)
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 10
Natcom: National Comminications
BR:Biennial Report
BUR: Biennial Update Report
IAR:International Analysis and Review
ICA: International Consultation and Analysis
Sains Perubahan Iklim, Dampak dan Potensi
• CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, SF6, merupakan gas rumah
kaca yang bersumber dari kegiatan manusia
(anthropogenic) melalui berbagai kegiatan (energi,
transportasi, pertanian, dan berbagai macam industri
dan manufaktur maupun konsumsi rumah tangga).
• Konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir terus
meningkat: 275 ~ 285 ppm pada pra-industri menjadi
400 ppm per tahun di 2012 (IPCC 4th Assessment
Report, 2006)
• Profil emisi global dan moda produksi masa lalu
Laporan UNEP tentang “Emissions Gap Tahun 2012
menyebutkan bahwa emisi GRK tahun 2020 bisa mencapai
8 - 13 milyard tons di di atas angka yang dapat ditoleransi
dapat menjaga kenaikan temperatur > 2 degrees Celsius.
• Skenario pembangunan rendah emisi karbon (low
emission development scenarios/LEDs) dan
transisinya
• Berbagai pilihan jalan telah diidentifikasi: (1) Stern
review 2009, (2) UNEP Emission Gap Report 2011-2013
(3). Technical Report (UNFCCC, 2013).
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 11
Sumber: UNEP Emssion Gap Report 2012
Tantangan
• Menterjemahkan kesepakatan global ke tingkat
nasional/sub-nasional dan sebaliknya: nasional
(2012-2014), international (2012-2015)
• Knowledge management “lesson learnt” secara
sistematik
• “Proof of Concept” di berbagai sektor potensial
• Pengembangan policy measures strategik dan
pembangunan kapasitas untuk merespon dinamika
institusi yang terjadi saat ini
• Stakeholder engagement i.e public-private scheme?
12Status NAMAs dan Tantangan ke Depan
REGISTRY SEBAGAI ENTRY POINT STRATEGIK
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 13
Modalitas
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan
Potensi
Mitigasi
Scope MRV “Mekanisme Registry”
Actions Enabling
RAN-GRK 33 provinces, 5 sectors: Forestry and
Peat, Waste, Agriculture, Industry, Energy
and Transportation)
26% (0.767 Giga ton CO2e)
15% for total 41% (1.189 Giga ton CO2e)
President Regulation No. 61/2011 MER
(Monitoring,
Evaluation
and
Reporting)
Governance: Bappenas sebagai National
Coordinator
Approval Process: Bappenas melalui
proposal sektoral dan RAD
Host: Bappenas melalui Secreatariat RAN
GRK
REDD+ 44 pilot project of deforestation and
forest degradation, and includes the role
of conservation, sustainable management
of forests and enhancement of forest
carbon stocks
President Decree No. 5/2013 MRV for
REDD+
Governance: Dalam pengembangan task
force
Approval Process: REDD+
Host: Dalam pengembangan task force
CDM 27 CER (Certified Emission Reduction)
dengan total 75 Mton CO2e
Legal background: Act No. 23/1997
concerning Environmental
Management; Act No.6/94,
Ratification to the UNFCCC; Act
No.17/04 Ratification to the Kyoto
Protocol; Min of Forestry Decree
No.14/04 on A/R project.
Project-
based MRV
Governance: National Commission on
Clean Development Mechanism yang
terdisi dari Sekretariat dan Tim Teknis,
dengan dukungan tambahan dari para
ahli
Approval Process: DNA/DNPI
Host: DNPI
JCM (Joint
Crediting
Mechanism)
- Land use, renewable energy, energy
efficiency, waste management, CCS-SNG,
transport
- 57 feasibility studies telah dilakukan
sampai dengan February 2013
Coordinating Ministry of Economics
Decree KEP-50/M.EKON/05/2012
Project-
based MRV
Governance: Joint Committee antara GoI
dan Japan Government (sedang
dikembangkan)
Approval Process: JCOM
Host: Japan: MOE/METI
Indonesia: DNPI, Coordinating Ministry of
Economics
Pilot - MCC
(Millennium
Challenge
Account)
Green Prosperity
a. Renewable energy development
(micro/minihydro, bio-mass, solar power)
b. Green Knowledge
President Regulation No. 80/2011,
Green Knowledge Map
MRV Governance: Board of trustees of Trust
fund 4 orang dari Bappenas, 1 orang
dari Minsitry of Foreign Affairs, 1 orang
dari Ministry of Finance)
Approval Process: Board of Trustees
Host: Bappenas
14
MRV Update. Penggunaan MRV berdasar pada investasi international dalam
proyek karbon, CDM, dan pengaturan bilateral di Indonesia
Source: DNPI (2011)
Snapshots
• Clean Development Mechanism (CDM):
• 157 proyek telah mendapatkan LoA
• 72 proyek yang terdaftar
• 25 proposal baru (sedang dievaluasi)
• Feasibility Study for Bilateral Offset Credit
Mechanism funded by Japan Government:
• 2010: 30 proyek di 13 negara, 8 proyek di Indonesia
• 2011: 50 proyek di 18 negara, 18 proyek di Indonesia
• Voluntary Carbon Market (VCM)
• voluntary carbon market adalah carbon market yang
tidak diatur pemenuhannya untuk mengurangi emisi
tetapi dengan sukarela dari buyer untuk mengurangi
jejak karbonnya. Lebih dari 20 proyek Indonesia di
VCM pipeline dan semuanya menggunakan
metodologi Voluntary Carbon Standard (VCS).
• Total VER yang telah dikeluarkan lebih dari 1,000,000
tVER.
• Other Project Initiative.
• Katingan, etc.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Afforestation
Solar
PFCs and SF6
N2O
Methane avoidance
Landfill gas
Hydro
Geothermal
Fugitive
Fossil fuel switch
EE own generation
EE supply side
EE Industry
Cement
Biomass energy
Status NAMAs dan
Tantangan dan Modalitas
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan
Tantangan
• Aktor yang berberda-beda dengan target kebijakan yang berbeda (Nasional,
Sub-Nasional, Program/project-based)
• Aksi yang berbeda-beda yang ditandai dengan tindakan (land based, energi,
dll) dan kondisi yang memungkinkan (pemetaan, spatial planning)
• MRV sistem yang berbeda-beda dalam hal cakupan, tingkat pemerintahan, dan
teknik.
• Inisiatif yang berbeda-beda untuk membangun sistem Registry dengan tingkat
pelaksanaan yang bervariasi.
Modalitas
• Proses yang sedang berjalan: Rencana Aksi Nasional dan Daerah Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca (RAN/RAD GRK), Joint Crediting Mechanism (JCM Japan-
Indonesia) dan Millennium Corporation Challenge program (US-Indonesia
Partnership) dalam melibatkan stakeholder utama baik dari pemerintah dan
non-pemerintah dalam tingkatan yang berbeda-beda (nasional, sub nasional,
kegiatan project-based)
• Pembelajaran dari sistem registry project based CDM (lebih dari 27 total CER)
• Registry Prototype dari UNFCCC (informasi untuk fasilitasi matching process of
approval, proposals dan juga kepentingan donor)
16
Kajian Awal Registry System
• Tantangan baru dalam membangun Sistem NAMAs Registry: pengaturan
kelembagaan, mekanisme persetujuan, peningkatan kapasitas teknis validasi
dan verifikasi informasi.
• Membangun konsensus dan pelibatan para pihak kunci baik dari pemerintah
dan non-pemerintah dalam membangun registry system termasuk tatakelola,
berdasarkan pembelajaran dari inisiatif yang sedang berjalan.
• Registry adalah sebuah sarana/mekanisme untuk menelusuridan
mengevaluasi target/pencapaian pengurangan emsisi gas rumah kaca dan aksi
mitigasi yang berhubungan (teknologi, pendanaan dan peningkatan kapasitas)
• Mendorong K/L yang telah berkomitmen dalam mentargetkan pengurangan
emisi untuk mendaftar pada NAMAs registry
• Kajian awal dari pilihan pengaturan kelembagaan registry:
 Komisi Nasional yang diatur oleh Kementrian Koordinator dengan dukungan dari
kantor sekretariat dan tim teknis untuk memfasilitasi informasi dan proses approval
 Mendirikan Kantor Registry dibawah Kementrian Lingkungan Hidup yang
vertanggung jawab untuk GHG Inventory nasional
 Pengaturan yang lebih luas yang mencakup tidak hanya isu-isu mitigasi
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 17
Registry is a Strategic Entry Point (draft as of 29 May 2013)
Institutional Arrangement
• Committee for Approval – DNPI as National Focal Point, line
ministries (BAPPENAS, Ministry of Finance, Ministry of
Environment and other relevant line ministries), private
entities/association (KADIN), Indonesian Association of
Mayors (APEKSI), Civil Society Organization(CSO).
• Secretariat – The office which consist of personnel with
standards of administration of NAMA submission and approval
process in place and supported with Registry manual,
templates, database, and ICT infrastructure.
• Experts – The roster of experts which consist of consultant with
diverse expertise on Land based Mitigation, Energy, Waste, and
Finance.
Mechanisms
•  Proponent to submit NAMA to the NAMA Registry Focal
Point
•  Secretariat will examine NAMA submit or conduct
administration screening and then pass the NAMA to the
Experts
•  Experts to provide analysis and forward it to the Secretariat
to further contact committee in to pass the NAMA submitted
to Approval process
•  Committee in Approval to carefully examine whether the
NAMA submitted is approved or not approved
•  NAMA submitted is then forwarded by NAMA Registry Focal
Point to UNFCCC
•  Feedback from UNFCCC may be delivered through NAMA
Registry Focal Point or directly to the Proponent.
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 18
TANTANGAN KEDEPAN
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 19
Kurun waktu
Dimensi Persoalan
• Dimensi jangka panjang (dampak, adaptasi, mitigasi) yang memerlukan
penyelesaian komprehensif dan sistemik dengan konsistensi tahapan yang koheren
yang didukung oleh kelembagaan yang kokoh (teknologi, kapasitas kelembagaan
dan sumber daya pendanaan).
• Transformasi ekonomi menuju green economy yang didasarkan kepada
pertimbangan jejak karbon yang rendah dengan nilai tambah ekonomi yang tinggi.
• Engagement para pihak kunci termasuk publik diberbagai tingkat tata kelola baik
nasional maupun sub-nasional.
Status NAMAs dan Tantangan ke
Depan
21
• Target kebijakan dan implementasinya didasarkan kepada proses yang transparan
dan berbasis sains.
• Kebijakan green economy yang terintegrasi dan terinternalisasi dalam setiap sektor
pembangunan.
• Proses pencapaian aksi yang terukur, terlaporkan dan terverifikasi (MRV) untuk
menaksir pencapaian target yang ditetapkan.
Seberapa Pentingkah Pengaturan Jangka Panjang?
• Adanya ketidakpastian proses dan keputusan politik masa kini dan masa depan
akan mempengaruhi komitmen, misal: proses politik nasional, propinsi dan
kabupaten berdurasi maksimum 10 tahun.
• Cara yang memungkinkan untuk integrasi dan koherensi yang lebih baik yang
memberikan suatu signal pada komitmen jangka panjang yang mampu
memobilisasi sumber daya ke arah transformasi menuju green economy.
• Dinamika proses kelembagaan multilateral mengarah kepada penetapan target
jangka panjang serta kewajiban dalam satu rezim perubahan iklim yang mengikat
yang didasarkan kepada prinsip CBDR (Common But Differentiated Responsibility)
dan RC (Respective Capabilities).
Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 22
TERIMA KASIH!
23Status NAMAs dan Tantangan ke Depan

More Related Content

Similar to Status NAMAs dan Tantangan Kedepan: Beberapa Catatan Pengamatan

Peluang hambatan REDD dalam pasar karbon
Peluang hambatan REDD dalam pasar karbonPeluang hambatan REDD dalam pasar karbon
Peluang hambatan REDD dalam pasar karbonAndi Samyanugraha
 
Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...
Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...
Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...SubhanRiski
 
Agenda tempatan 21
Agenda tempatan 21Agenda tempatan 21
Agenda tempatan 21Af nan
 
Modul Konsep REDD+
Modul Konsep REDD+Modul Konsep REDD+
Modul Konsep REDD+Ade Soekadis
 
Pedoman Proyek Karbon v1
Pedoman Proyek Karbon v1Pedoman Proyek Karbon v1
Pedoman Proyek Karbon v1Rini Sucahyo
 
Kerangka Global dan Nasional API-PRB.pptx
Kerangka Global dan Nasional API-PRB.pptxKerangka Global dan Nasional API-PRB.pptx
Kerangka Global dan Nasional API-PRB.pptxevelinesilitonga2
 
Prakarsa hutan untuk iklim
Prakarsa hutan untuk iklimPrakarsa hutan untuk iklim
Prakarsa hutan untuk iklimYayasan CAPPA
 
Pedoman Greening MP3EI dalam Kerangka REDD+
Pedoman Greening MP3EI dalam Kerangka REDD+Pedoman Greening MP3EI dalam Kerangka REDD+
Pedoman Greening MP3EI dalam Kerangka REDD+septianm
 
Implementasi TNA untuk Kegiatan Alih Teknologi dibawah Mekanisme UNFCCC
Implementasi TNA untuk Kegiatan Alih Teknologi dibawah Mekanisme UNFCCCImplementasi TNA untuk Kegiatan Alih Teknologi dibawah Mekanisme UNFCCC
Implementasi TNA untuk Kegiatan Alih Teknologi dibawah Mekanisme UNFCCCDewan Nasional Perubahan Iklim
 
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Dadang Solihin
 
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - IndonesiaModul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - IndonesiaAde Soekadis
 
3. materi hfa (sosialisasi) w notes
3. materi hfa (sosialisasi) w notes3. materi hfa (sosialisasi) w notes
3. materi hfa (sosialisasi) w notesaminingrum
 
Agenda Konstruksi Berkelanjutan Indonesia
Agenda Konstruksi Berkelanjutan IndonesiaAgenda Konstruksi Berkelanjutan Indonesia
Agenda Konstruksi Berkelanjutan Indonesiaheru sutono, iai
 
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth CompactImpact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth CompactCIFOR-ICRAF
 
Presentasi Bali Road Map dan Tata Kelola Hutan
Presentasi Bali Road Map dan Tata Kelola HutanPresentasi Bali Road Map dan Tata Kelola Hutan
Presentasi Bali Road Map dan Tata Kelola HutanCC BASE
 
P 180530 fprb_berkelanjutan
P 180530 fprb_berkelanjutanP 180530 fprb_berkelanjutan
P 180530 fprb_berkelanjutanNinil Jannah
 
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja Dadang Solihin
 

Similar to Status NAMAs dan Tantangan Kedepan: Beberapa Catatan Pengamatan (20)

Peluang hambatan REDD dalam pasar karbon
Peluang hambatan REDD dalam pasar karbonPeluang hambatan REDD dalam pasar karbon
Peluang hambatan REDD dalam pasar karbon
 
Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...
Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...
Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...
 
Msf 4 printed version
Msf 4 printed versionMsf 4 printed version
Msf 4 printed version
 
Agenda tempatan 21
Agenda tempatan 21Agenda tempatan 21
Agenda tempatan 21
 
Modul Konsep REDD+
Modul Konsep REDD+Modul Konsep REDD+
Modul Konsep REDD+
 
Pedoman Proyek Karbon v1
Pedoman Proyek Karbon v1Pedoman Proyek Karbon v1
Pedoman Proyek Karbon v1
 
Kerangka Global dan Nasional API-PRB.pptx
Kerangka Global dan Nasional API-PRB.pptxKerangka Global dan Nasional API-PRB.pptx
Kerangka Global dan Nasional API-PRB.pptx
 
#pasarkarbon
#pasarkarbon#pasarkarbon
#pasarkarbon
 
320
320320
320
 
Prakarsa hutan untuk iklim
Prakarsa hutan untuk iklimPrakarsa hutan untuk iklim
Prakarsa hutan untuk iklim
 
Pedoman Greening MP3EI dalam Kerangka REDD+
Pedoman Greening MP3EI dalam Kerangka REDD+Pedoman Greening MP3EI dalam Kerangka REDD+
Pedoman Greening MP3EI dalam Kerangka REDD+
 
Implementasi TNA untuk Kegiatan Alih Teknologi dibawah Mekanisme UNFCCC
Implementasi TNA untuk Kegiatan Alih Teknologi dibawah Mekanisme UNFCCCImplementasi TNA untuk Kegiatan Alih Teknologi dibawah Mekanisme UNFCCC
Implementasi TNA untuk Kegiatan Alih Teknologi dibawah Mekanisme UNFCCC
 
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
 
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - IndonesiaModul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
 
3. materi hfa (sosialisasi) w notes
3. materi hfa (sosialisasi) w notes3. materi hfa (sosialisasi) w notes
3. materi hfa (sosialisasi) w notes
 
Agenda Konstruksi Berkelanjutan Indonesia
Agenda Konstruksi Berkelanjutan IndonesiaAgenda Konstruksi Berkelanjutan Indonesia
Agenda Konstruksi Berkelanjutan Indonesia
 
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth CompactImpact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
 
Presentasi Bali Road Map dan Tata Kelola Hutan
Presentasi Bali Road Map dan Tata Kelola HutanPresentasi Bali Road Map dan Tata Kelola Hutan
Presentasi Bali Road Map dan Tata Kelola Hutan
 
P 180530 fprb_berkelanjutan
P 180530 fprb_berkelanjutanP 180530 fprb_berkelanjutan
P 180530 fprb_berkelanjutan
 
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
 

More from Farhan Helmy

Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan PolitisiEtika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan PolitisiFarhan Helmy
 
Green investment magazine vol 01 01/2013
Green investment magazine vol 01 01/2013Green investment magazine vol 01 01/2013
Green investment magazine vol 01 01/2013Farhan Helmy
 
Green investment magazine vol 02 06/2013
Green investment magazine vol 02 06/2013Green investment magazine vol 02 06/2013
Green investment magazine vol 02 06/2013Farhan Helmy
 
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?Farhan Helmy
 
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...Farhan Helmy
 
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...Farhan Helmy
 
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...Farhan Helmy
 
Sesi-2 Pengantar En-ROADS (Introduction to En-ROADS)
Sesi-2 Pengantar En-ROADS  (Introduction to En-ROADS)Sesi-2 Pengantar En-ROADS  (Introduction to En-ROADS)
Sesi-2 Pengantar En-ROADS (Introduction to En-ROADS)Farhan Helmy
 
Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...
Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...
Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...Farhan Helmy
 
EOfactory: from pixel to intelligence
EOfactory: from pixel to intelligenceEOfactory: from pixel to intelligence
EOfactory: from pixel to intelligenceFarhan Helmy
 
Change Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
Change Detection in Kalimantan using EOfactory PlatformChange Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
Change Detection in Kalimantan using EOfactory PlatformFarhan Helmy
 
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic EngagementCrowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic EngagementFarhan Helmy
 
Green Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa Catatan
Green Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa CatatanGreen Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa Catatan
Green Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa CatatanFarhan Helmy
 
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation Farhan Helmy
 
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory PlatformCivic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory PlatformFarhan Helmy
 
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and OpportunitiesASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and OpportunitiesFarhan Helmy
 
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into RealityPromoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into RealityFarhan Helmy
 
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014Farhan Helmy
 
Flood and Water Scarcity in Jakarta
Flood and Water Scarcity in JakartaFlood and Water Scarcity in Jakarta
Flood and Water Scarcity in JakartaFarhan Helmy
 
Green Investment Magazine Volume 1/2013
Green Investment Magazine Volume 1/2013Green Investment Magazine Volume 1/2013
Green Investment Magazine Volume 1/2013Farhan Helmy
 

More from Farhan Helmy (20)

Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan PolitisiEtika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
 
Green investment magazine vol 01 01/2013
Green investment magazine vol 01 01/2013Green investment magazine vol 01 01/2013
Green investment magazine vol 01 01/2013
 
Green investment magazine vol 02 06/2013
Green investment magazine vol 02 06/2013Green investment magazine vol 02 06/2013
Green investment magazine vol 02 06/2013
 
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
 
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
 
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
 
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
 
Sesi-2 Pengantar En-ROADS (Introduction to En-ROADS)
Sesi-2 Pengantar En-ROADS  (Introduction to En-ROADS)Sesi-2 Pengantar En-ROADS  (Introduction to En-ROADS)
Sesi-2 Pengantar En-ROADS (Introduction to En-ROADS)
 
Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...
Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...
Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...
 
EOfactory: from pixel to intelligence
EOfactory: from pixel to intelligenceEOfactory: from pixel to intelligence
EOfactory: from pixel to intelligence
 
Change Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
Change Detection in Kalimantan using EOfactory PlatformChange Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
Change Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
 
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic EngagementCrowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
 
Green Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa Catatan
Green Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa CatatanGreen Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa Catatan
Green Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa Catatan
 
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
 
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory PlatformCivic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
 
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and OpportunitiesASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
 
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into RealityPromoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
 
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
 
Flood and Water Scarcity in Jakarta
Flood and Water Scarcity in JakartaFlood and Water Scarcity in Jakarta
Flood and Water Scarcity in Jakarta
 
Green Investment Magazine Volume 1/2013
Green Investment Magazine Volume 1/2013Green Investment Magazine Volume 1/2013
Green Investment Magazine Volume 1/2013
 

Recently uploaded

Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023woronotes
 
Ketegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnis
Ketegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnisKetegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnis
Ketegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnisBayupermana52
 
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023BintangDemarta1
 
Info-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produkInfo-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produkKresnaSuputra1
 
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptxPPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptxAbdulGalib4
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptxANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptxrahmatraju03
 

Recently uploaded (6)

Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
 
Ketegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnis
Ketegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnisKetegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnis
Ketegasan Dalam Aspek Produksi dalam bisnis
 
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
 
Info-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produkInfo-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produk
 
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptxPPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptxANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
 

Status NAMAs dan Tantangan Kedepan: Beberapa Catatan Pengamatan

  • 1. Status NAMAs dan Tantangan Kedepan: Beberapa Catatan Pengamatan Farhan Helmy Sekretaris Kelompok Kerja Mitigasi, DNPI Workshop Peningkatan Kapasitas Pengenalan NAMAs Bogor, 3-4 Juli 2013 1Status NAMAs dan Tantangan ke Depan
  • 2. Outline • Evolusi Pendefinisian dan Pelembagaan NAMAs • Status Mekanisme terkait NAMAs: SB/SBSTA-38 • Agreement 2015: Dimana NAMAs ditempatkan? • NAMAs Registry sebagai titik masuk strategik • Tantangan kedepan Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 2
  • 3. EVOLUSI PENDEFINISIAN DAN PELEMBAGAAN NAMAS Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 3
  • 4. 2 Alur Evolusi Pendefinisoian dan Pelembagaan NAMAs (1). Negosiasi multilateral dibawah UNFCCC • Bali Road Map, COP-13 telah menghasilkan (1). NAMAC (National Appropiate Mitigation Commitments) bagi negara maju dan (2). NAMAs (National Appropiate Mitigation Actions) bagi negara berkembang • Walaupun sifatnya country driven, “appropiate”, NAMAC terikat pada suatu complience , sementara NAMAs bersifat pengakuan dan platform untuk mendukung berbagai aksi mitigasi negara berkembang dengan dukungan teknologi, pendanaan dan peningkatan kapasitas. • Baik NAMAC maupun NAMAS aksi yang dilaksanakan terikat pada mekanisme terukur, terverifikasi dan terlaporkan (MRV) • Rangkaian keputusan UNFCCC telah melahirkan berbagai instrumen dan panduan serta kerangka waktu yang terjadwal diantaranya untuk negara maju: GHG Inventory, National Communications, Biennial Report(BR), International Analysis and Review(IAR); negara berkembang: GHG Inventory, National Communications, Biennial Update Report(BUR), International Consultation and Analysis (ICA). • NAMAs dikelompokkan: unilateral/domestic, international seeking support, credited. • Proses negosiasi sedang berlangsung diharapkan melalui suatu rezim 2015 Agreement akan mengikat semua negara baik negara maju maupun negara maju maupun negara berkembang didasarkan kepada prinsip Common But Differentiated and Respectif Capabilities (CBDR). Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 4
  • 5. 2 Alur Evolusi Pendefinisoian dan Pelembagaan NAMAs (2). Bottom-up • Inisiatif yang didorong di luar perundingan UNFCCC didasarkan kepada berbagai kepentingan untuk meningkatkan ambisi , memperluas partisipasi maupun dan mendorong berbagai aksi yang efektif, efisien dan memiliki dampak yang signifikan. • Dorongan inisiatif berasal dari industri, LSM, asosiasi yang secara langsung melakukan berbagai implementasi di lapangan, misalnya NAMAs Facility (Germany), Urban Low Emission Development (Urban LED, www.iclei.org) Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 5
  • 6. Status NAMAs Indonesia • Indonesia telah memasukkan NAMAs yang pertama (2010) sebagai petunjuk umum untuk potensi aksi mitigasi untuk dikenal sebagai NAMAs termasuk diantaranya: Sustainable Peat Land Management, Reduction in Rate of Deforestation and Land Degradation, Development of carbon Sequestration Projects in Forestry and Agricultures, Promotion of Energy Efficiency, Development of Alternative and Renewable Energy Sources, Reduction in Solid and Liquid Waste, and Shifting to Low-Emission Transportation Mode. • Pada tahun 2012 Indonesia telah mengumpulkan NAMAs dalam Sustainable Urban Transport kedalam NAMAs registry (http://unfccc.int/cooperation_support/nama/items/6982.php) Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 6
  • 7. STATUS MEKANISME TERKAIT NAMAS DI SBI/SBSTA-38 Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 7
  • 8. Perundingan SBI/SBSTA-38 (3-14 Juni 2013) Subsidiary Body for Implementation (SBI) – GAGAL!! • Pembahasan International Consultations and Analysis (ICA) process: composition, modalities and procedures of the team of technical experts; • Work programme to further the understanding of the diversity of NAMAs; • Workshop on facilitating the preparation and implementation of NAMAs Subsidiary Body for Scientific and Tecnical Advice (SBSTA) • Work Programme on the revision of the guidelines for the review of BURs and NCs; • General guidelines for domestic measurement, reporting and verification of domestically supported, NAMAs by developing country Parties; • REDD+: Draft Decision National Forest Monitoring Systems(NFMS), Safeguards, Drivers of Deforestation and Forest Degradation (drivers-DD) Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 8
  • 9. 2015 AGREEMENT: DIMANA NAMAS DITEMPATKAN? Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 9
  • 10. Konvergensi menuju Rezim 2015 • Proses negosiasi sedang berlangsung dalam merumuskan aksi, tatakelola dan mekanisme yang terintegrasi, koheren dalam dalam satu rezim tunggal, 2015 Agreement, yang mengatur pre dan pasca 2020, yang akan mengikat semua negara didasarkan kepada prinsip Common But Differentiated and Respective Capabilities (CBDR) dan appicable to all • Status saat ini – AKSI: 2nd Commitment Period Kyoto Protocol, < 20% target global, – TATAKELOLA: sistem pengukuran, pelaporan dan verivikasi (MRV ) yang kokoh dan transparan: National Communication (Natcom), Biennial Report(BR), Biennial Update Report(BUR), International Analysis and Review(IAR), International Consultation and Analysis(ICA), Registry – MEKANISME: mekanisme climate financing and investment yang efektif dan efisien yang didukung oleh kelembagaan yang kokoh (Framework of Various Approach (FVA), New Market Mechanism(NMM) • Dorongan untuk meningkatkan ambisi melalui berbagai sektor aksi mitigasi yang efektif, efisien dan signifikan seta memperluas keterlibatan aktor di luar parties UNFCCC (swasta, LSM, kerjasama regional/bilateral, asosiasi pemerintahan kota) Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 10 Natcom: National Comminications BR:Biennial Report BUR: Biennial Update Report IAR:International Analysis and Review ICA: International Consultation and Analysis
  • 11. Sains Perubahan Iklim, Dampak dan Potensi • CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, SF6, merupakan gas rumah kaca yang bersumber dari kegiatan manusia (anthropogenic) melalui berbagai kegiatan (energi, transportasi, pertanian, dan berbagai macam industri dan manufaktur maupun konsumsi rumah tangga). • Konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir terus meningkat: 275 ~ 285 ppm pada pra-industri menjadi 400 ppm per tahun di 2012 (IPCC 4th Assessment Report, 2006) • Profil emisi global dan moda produksi masa lalu Laporan UNEP tentang “Emissions Gap Tahun 2012 menyebutkan bahwa emisi GRK tahun 2020 bisa mencapai 8 - 13 milyard tons di di atas angka yang dapat ditoleransi dapat menjaga kenaikan temperatur > 2 degrees Celsius. • Skenario pembangunan rendah emisi karbon (low emission development scenarios/LEDs) dan transisinya • Berbagai pilihan jalan telah diidentifikasi: (1) Stern review 2009, (2) UNEP Emission Gap Report 2011-2013 (3). Technical Report (UNFCCC, 2013). Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 11 Sumber: UNEP Emssion Gap Report 2012
  • 12. Tantangan • Menterjemahkan kesepakatan global ke tingkat nasional/sub-nasional dan sebaliknya: nasional (2012-2014), international (2012-2015) • Knowledge management “lesson learnt” secara sistematik • “Proof of Concept” di berbagai sektor potensial • Pengembangan policy measures strategik dan pembangunan kapasitas untuk merespon dinamika institusi yang terjadi saat ini • Stakeholder engagement i.e public-private scheme? 12Status NAMAs dan Tantangan ke Depan
  • 13. REGISTRY SEBAGAI ENTRY POINT STRATEGIK Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 13
  • 14. Modalitas Status NAMAs dan Tantangan ke Depan Potensi Mitigasi Scope MRV “Mekanisme Registry” Actions Enabling RAN-GRK 33 provinces, 5 sectors: Forestry and Peat, Waste, Agriculture, Industry, Energy and Transportation) 26% (0.767 Giga ton CO2e) 15% for total 41% (1.189 Giga ton CO2e) President Regulation No. 61/2011 MER (Monitoring, Evaluation and Reporting) Governance: Bappenas sebagai National Coordinator Approval Process: Bappenas melalui proposal sektoral dan RAD Host: Bappenas melalui Secreatariat RAN GRK REDD+ 44 pilot project of deforestation and forest degradation, and includes the role of conservation, sustainable management of forests and enhancement of forest carbon stocks President Decree No. 5/2013 MRV for REDD+ Governance: Dalam pengembangan task force Approval Process: REDD+ Host: Dalam pengembangan task force CDM 27 CER (Certified Emission Reduction) dengan total 75 Mton CO2e Legal background: Act No. 23/1997 concerning Environmental Management; Act No.6/94, Ratification to the UNFCCC; Act No.17/04 Ratification to the Kyoto Protocol; Min of Forestry Decree No.14/04 on A/R project. Project- based MRV Governance: National Commission on Clean Development Mechanism yang terdisi dari Sekretariat dan Tim Teknis, dengan dukungan tambahan dari para ahli Approval Process: DNA/DNPI Host: DNPI JCM (Joint Crediting Mechanism) - Land use, renewable energy, energy efficiency, waste management, CCS-SNG, transport - 57 feasibility studies telah dilakukan sampai dengan February 2013 Coordinating Ministry of Economics Decree KEP-50/M.EKON/05/2012 Project- based MRV Governance: Joint Committee antara GoI dan Japan Government (sedang dikembangkan) Approval Process: JCOM Host: Japan: MOE/METI Indonesia: DNPI, Coordinating Ministry of Economics Pilot - MCC (Millennium Challenge Account) Green Prosperity a. Renewable energy development (micro/minihydro, bio-mass, solar power) b. Green Knowledge President Regulation No. 80/2011, Green Knowledge Map MRV Governance: Board of trustees of Trust fund 4 orang dari Bappenas, 1 orang dari Minsitry of Foreign Affairs, 1 orang dari Ministry of Finance) Approval Process: Board of Trustees Host: Bappenas 14
  • 15. MRV Update. Penggunaan MRV berdasar pada investasi international dalam proyek karbon, CDM, dan pengaturan bilateral di Indonesia Source: DNPI (2011) Snapshots • Clean Development Mechanism (CDM): • 157 proyek telah mendapatkan LoA • 72 proyek yang terdaftar • 25 proposal baru (sedang dievaluasi) • Feasibility Study for Bilateral Offset Credit Mechanism funded by Japan Government: • 2010: 30 proyek di 13 negara, 8 proyek di Indonesia • 2011: 50 proyek di 18 negara, 18 proyek di Indonesia • Voluntary Carbon Market (VCM) • voluntary carbon market adalah carbon market yang tidak diatur pemenuhannya untuk mengurangi emisi tetapi dengan sukarela dari buyer untuk mengurangi jejak karbonnya. Lebih dari 20 proyek Indonesia di VCM pipeline dan semuanya menggunakan metodologi Voluntary Carbon Standard (VCS). • Total VER yang telah dikeluarkan lebih dari 1,000,000 tVER. • Other Project Initiative. • Katingan, etc. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Afforestation Solar PFCs and SF6 N2O Methane avoidance Landfill gas Hydro Geothermal Fugitive Fossil fuel switch EE own generation EE supply side EE Industry Cement Biomass energy Status NAMAs dan
  • 16. Tantangan dan Modalitas Status NAMAs dan Tantangan ke Depan Tantangan • Aktor yang berberda-beda dengan target kebijakan yang berbeda (Nasional, Sub-Nasional, Program/project-based) • Aksi yang berbeda-beda yang ditandai dengan tindakan (land based, energi, dll) dan kondisi yang memungkinkan (pemetaan, spatial planning) • MRV sistem yang berbeda-beda dalam hal cakupan, tingkat pemerintahan, dan teknik. • Inisiatif yang berbeda-beda untuk membangun sistem Registry dengan tingkat pelaksanaan yang bervariasi. Modalitas • Proses yang sedang berjalan: Rencana Aksi Nasional dan Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN/RAD GRK), Joint Crediting Mechanism (JCM Japan- Indonesia) dan Millennium Corporation Challenge program (US-Indonesia Partnership) dalam melibatkan stakeholder utama baik dari pemerintah dan non-pemerintah dalam tingkatan yang berbeda-beda (nasional, sub nasional, kegiatan project-based) • Pembelajaran dari sistem registry project based CDM (lebih dari 27 total CER) • Registry Prototype dari UNFCCC (informasi untuk fasilitasi matching process of approval, proposals dan juga kepentingan donor) 16
  • 17. Kajian Awal Registry System • Tantangan baru dalam membangun Sistem NAMAs Registry: pengaturan kelembagaan, mekanisme persetujuan, peningkatan kapasitas teknis validasi dan verifikasi informasi. • Membangun konsensus dan pelibatan para pihak kunci baik dari pemerintah dan non-pemerintah dalam membangun registry system termasuk tatakelola, berdasarkan pembelajaran dari inisiatif yang sedang berjalan. • Registry adalah sebuah sarana/mekanisme untuk menelusuridan mengevaluasi target/pencapaian pengurangan emsisi gas rumah kaca dan aksi mitigasi yang berhubungan (teknologi, pendanaan dan peningkatan kapasitas) • Mendorong K/L yang telah berkomitmen dalam mentargetkan pengurangan emisi untuk mendaftar pada NAMAs registry • Kajian awal dari pilihan pengaturan kelembagaan registry:  Komisi Nasional yang diatur oleh Kementrian Koordinator dengan dukungan dari kantor sekretariat dan tim teknis untuk memfasilitasi informasi dan proses approval  Mendirikan Kantor Registry dibawah Kementrian Lingkungan Hidup yang vertanggung jawab untuk GHG Inventory nasional  Pengaturan yang lebih luas yang mencakup tidak hanya isu-isu mitigasi Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 17
  • 18. Registry is a Strategic Entry Point (draft as of 29 May 2013) Institutional Arrangement • Committee for Approval – DNPI as National Focal Point, line ministries (BAPPENAS, Ministry of Finance, Ministry of Environment and other relevant line ministries), private entities/association (KADIN), Indonesian Association of Mayors (APEKSI), Civil Society Organization(CSO). • Secretariat – The office which consist of personnel with standards of administration of NAMA submission and approval process in place and supported with Registry manual, templates, database, and ICT infrastructure. • Experts – The roster of experts which consist of consultant with diverse expertise on Land based Mitigation, Energy, Waste, and Finance. Mechanisms •  Proponent to submit NAMA to the NAMA Registry Focal Point •  Secretariat will examine NAMA submit or conduct administration screening and then pass the NAMA to the Experts •  Experts to provide analysis and forward it to the Secretariat to further contact committee in to pass the NAMA submitted to Approval process •  Committee in Approval to carefully examine whether the NAMA submitted is approved or not approved •  NAMA submitted is then forwarded by NAMA Registry Focal Point to UNFCCC •  Feedback from UNFCCC may be delivered through NAMA Registry Focal Point or directly to the Proponent. Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 18
  • 19. TANTANGAN KEDEPAN Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 19
  • 21. Dimensi Persoalan • Dimensi jangka panjang (dampak, adaptasi, mitigasi) yang memerlukan penyelesaian komprehensif dan sistemik dengan konsistensi tahapan yang koheren yang didukung oleh kelembagaan yang kokoh (teknologi, kapasitas kelembagaan dan sumber daya pendanaan). • Transformasi ekonomi menuju green economy yang didasarkan kepada pertimbangan jejak karbon yang rendah dengan nilai tambah ekonomi yang tinggi. • Engagement para pihak kunci termasuk publik diberbagai tingkat tata kelola baik nasional maupun sub-nasional. Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 21 • Target kebijakan dan implementasinya didasarkan kepada proses yang transparan dan berbasis sains. • Kebijakan green economy yang terintegrasi dan terinternalisasi dalam setiap sektor pembangunan. • Proses pencapaian aksi yang terukur, terlaporkan dan terverifikasi (MRV) untuk menaksir pencapaian target yang ditetapkan.
  • 22. Seberapa Pentingkah Pengaturan Jangka Panjang? • Adanya ketidakpastian proses dan keputusan politik masa kini dan masa depan akan mempengaruhi komitmen, misal: proses politik nasional, propinsi dan kabupaten berdurasi maksimum 10 tahun. • Cara yang memungkinkan untuk integrasi dan koherensi yang lebih baik yang memberikan suatu signal pada komitmen jangka panjang yang mampu memobilisasi sumber daya ke arah transformasi menuju green economy. • Dinamika proses kelembagaan multilateral mengarah kepada penetapan target jangka panjang serta kewajiban dalam satu rezim perubahan iklim yang mengikat yang didasarkan kepada prinsip CBDR (Common But Differentiated Responsibility) dan RC (Respective Capabilities). Status NAMAs dan Tantangan ke Depan 22
  • 23. TERIMA KASIH! 23Status NAMAs dan Tantangan ke Depan