1. Contoh Soal UAS Manejemen Operasional
Evert Sandye Taasiringan
NIM: 11130110145
Independent Demand Inventory (Pert 15-16)
Dependent Demand Inventory (Kasus) (Pert 17-18)
Just-In-Time (Kasus) (Pert 23-24)
Control Chart (Kasus) (Fotocopy slide)
Technology & Supply Chain (Pert 25)
Manajemen Operasional Materi
Pert 15-16 Independent Demand Inventory (Persediaan Permintaan Bebas)
Definisi
Persediaan : Merupakan stok yang bersifat fisik dari tiap-tiap barang atau sumber daya yang
digunakan di dalam perusahaan.
Pengendalian persediaan:aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang
dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian
material.Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa
pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan
persediaan.
Independent demand inventory berkaitan dengan :
Berapa sering stok yang harus dipesan kembali
Berapa banyak persediaan yang harus diminta, dalam rangka meminimalisasi biaya total
persediaan.
Jenis-jenis Persediaan :Bahan baku, Pasokan (alat perawatan, perbaikan, & operasi), Barang setengah
jadi, Barang yang telah diproduksi.
Fungsi Persediaan
Untuk memisahkan berbagai bagian bahan (parts)dari proses produksi.
Untuk menyediakan stok barang yang akan memberikan "pilihan" untuk pelanggan.
Untuk mengambil keuntungan dari diskon kuantitas (pembelian dalam jumlah banyak).
Untuk melindungiterhadap inflasi dan perubahan harga naik.
Tujuan Persediaan
2. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)
Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
Keseimbangan Persediaan
Alasan mengapa melakukanpersediaan :
Biaya Setup dan biaya pemesanan
Layanan pelanggan dan variasi dalam permintaan
Tenaga kerja dan pemanfaatan peralatan
Biaya transportasi
Biaya bahan / diskon kuantitas (dalam pembelian banyak)
Alasan mengapa mengurangi persediaan :
Penyimpanan dan penanganan
Bunga dan biaya kesempatan
Pajak Properti dan premi asuransi
Penyusutan dan kerusakan / pembusukan (bila pada bahan baku berbentuk makanan)
Kerugian dalam mengelola persediaan :
Biaya tinggi : harga bahan baku, biaya pemesanan, biaya penyimpanan
Sulit untuk mengelola dan mengawasi gudang terutama bila jumlah pasokan semakin banyak.
Hides production problems
Hal-hal yang harus dipertimbangkan :
Biaya per unit (item cost)
Biaya penyimpanan pemesanan : biaya pembuatan perintah, biaya pengiriman, transportasi,
biaya penyiapan (setup)
Biaya pengelolaan persediaan
Biaya resiko terhadap kerusakan dan kehilangan
Biaya akibat kehabisan persediaan
Independent vs. Dependent Demand
Independent demand - Persediaan barang biasanya tergantung pada permintaan pasar
Dependent demand - Persediaan barang ditentukan oleh tuntutan proses produksi dan bukan
pada keinginan pasar.
Holding, Ordering, & Setup Cost
Holding costs - berhubungan dengan biaya penyimpanan persediaan dalam periode tertentu.
Ordering costs - berhubungan dengan biaya pembayaran pesanan & mendapatkan barang.
3. Setup costs - biaya untuk mempersiapkan mesin atau proses untuk persiapan pembuatan
pesanan.
Jenis Model Persediaan dalam Permintaan Bebas :
Model dasar Economy Order Quantity (EQO)
Model Pemesanan jumlah produksi(Production Order Quantity / POQ)
Model Diskon jumlah (Quantity Discount)
Model Economy Order Quantity (EOQ)
Asumsi pada model EOQ :
Kecepatan permintaan tetap & terus menerus
Wantu pemesanan sampai dengan pesanan datang harus tetap
Tidak pernah ada kejadian persediaan habis atau stockout
Material dipesan dalam paket atau lot dan pesanan datang pada waktu yang bersamaan dan
tetap dalam bentuk paket.
Biaya untuk pemesanan barang adalah konstan / tetap
Biaya untuk penyimpanan barang adalah konstan / tetap
Tujuan dari ini adalah meminimalisasi dari biaya total reorder (pemesanan kembali) & biaya
penyimpanan persediaan
Penggambaran model EOQ :
Model Production Order Quantity (POQ)
Menjawab bagaimana banyak yang harus dipesan dan kapan
Mengijinkan sebagian penerimaan dari material
Asumsi lain dari EOQ yang berlaku (menggunakan asumsi – asumsi yang menjadi acuan
pada model EOQ)
Model yang Cocok untuk lingkungan produksi
Bahan baku diproduksi, yang digunakan dengan segera
Menyediakan banyaknya ukuran prduksi
Menurunkan Biaya penyimpanan (Holding Cost) terhadap EOQ model
4. Model Quantity Discount
Menjawab bagaimana banyak dan kapan ketika memesan pasokan
Memperbolehkan diskon jumlah barang
Mengurangi harga ketika barang dibeli dalam jumlah banyak
Memberlakukan asumsi EOQ lainnya
Trade-off adalah diantara harga minimal & meningkatkan biaya penyimpanan (holding cost).
Pert 25 Technology& Integrating Supply Management
Jenis-jenis Teknologi :
Produk teknologi : suatu inovasi dan karakteristik dari produk atau jasa tertentu.
Teknologi proses : metode, prosedur, dan peralatan yang terkait dengan produksi barang / jasa
Teknologi Informasi : Penggunaan komputer dan peralatan elektronik lainnya untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengirim informasi
Teknologi beserta perannya dalam meningkatkan operasi / SCM
Teknologi Jasa / Service
Kegiatan Back-Office (Administrator Database & Networking)
Kegiatan Front-Office (Customer Service, Marketing dll)
Teknologi pengolahan / manufaktur
Mesin Computer Numerically Controlled (CNC)
industri robot
Sistem Penanganan Material secara Otomatis
Teknologi manufaktur / Teknologi pembuatan
Teknologi Desain
Computer-aided Design (CAD) :program komputer untuk menggambar suatu produk
atau bagian dari suatu produk.Mis. AutoCAD
Computer-aided Engineering (CAE) :pelengkap CAD dalam dunia konstruksi.
Mengkonstruksi suatu produk tidak hanya menggambar sebuah ide. Ide tersebut harus
juga dihitung ketahanannya secara mekanika. Mis. IDEAS (ford).
Computer-aided Process Planning (CAPP) : fungsi dalam serangkaian aktivitas
manufaktur yang menetapkan proses produksi beserta parameternya yang digunakan
untuk mengubah suatu material dari bentuk awalnya menjadi bentuk yang sesuai
dengan desain yang diinginkan
Teknologi Administrasi
Pembuatan Perencanaan Kebutuhan
5. Teknologi Informasi dalam Rantai Pasokan (Supply Chain Information)
Hubungan Di dalam Organisasi :
Sistem Pendukung Keputusan (DSS) :sebuah system yang memberikan dukungan kepada
seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai
team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan
informasi atau saran mengenai keputusan tertentu.
Desain Jaringan Aplikasi : Bagaimana perusahaan dapat mengembangkan teknologinya kedalam
suatu jaringan yang dapat saling berhubungan.
6. Gudang dan perencanaan transportasi.
Manajemen gudang dan sistem transportasimanajemen : Pengawasan terhadap semua aktivitas
persediaan yang terjadi ke dalam suatu sistem.
Efek Bullwhip (Bullwhip Effect)
Konsepnya adalah adalah suatu keadaan yang terjadi dalam supply chain, dimana permintaan dari
customer mengalami perubahan, baik semakin banyak atau semakin sedikit, perubahan ini
menyebabkan distorsi permintaan dari setiap stage supply chain. Distorsi tersebut menimbulkan efek
bagi keseluruhan stage supply chain yaitu permintaan yang tidak akurat.
Penyebabnya :
Planning
Dari sisi planning penyebab fenomena ini adalah adanya perubahan forecast demand, dengan
perubahan forecast demand, dimana ketika demand atau permintaan berubah di sisi si
perusahaan juga mempertimbangkan safety stock yang ada, pastinya akan meningkatkan total
permintaan perusahaan ke produsen.
Behavior
Penyebab dari kondisi aktual adalah adanya variasi harga dalam supply chain dan adanya
shortage , contohnya promosi. promosi menyebabkan perubahan demand yang gak seperti
biasanya.
Penyebab secara internal :
Promosi suatu produk atau jasa
Kesalahan informasi
Pengenalan produk atau jasa baru
Perubahan teknis
Internally Generated Shortages
Penyebab secara eksternal :
Perubahan volume permintaan
Kekeliruan dalam jumlah pengiriman
Waktu pengiriman yang berubah-ubah
Mengurangi efek Bullwhip :
Koordinasi informasi terlebih dahulu
Bekerja sama di antara anggota rantai pasokan
Mengevaluasi investasi berbasis teknologi
Beberapa manfaat yang diberikan melalui teknologi baru :
7. Menurunkan biaya
Meningkatkan keragaman produk
Meningkatkan kualitas
Mempercepat waktu siklus
Resiko mengadopsi teknologi :
Resiko secara teknologi
Resiko di dalam perusahaan
Resiko pasar
Faktor-faktor yang mendukung Pengembangan Teknologi dan Implementasinya
Pemberdayaan karyawan serta pelatihan : Otomatisasi serta Pengetahuan informasi
Penekanan strategis
Dependent Demand Inventory
Sejarah perencanaan permintaan yang bergantung (Dependent Demand Planning) :
Independent Demand (Pert 15-16)
Dependent Demand
Material Rquirement Planning (MRP)
Bentuk Independent dan Dependent
Hal-hal yang dibutuhkan dalam model ‘Dependent Inventory’
Jadwal produksi induk (apa yang akan dibuat dan kapan)
Spesialisasi atau Bill of material (material dan bagian yang diperlukan untuk membuat produk)
Ketersediaan persediaan (apa yang ada di gudang)
Surat pemesanan (Purchase Order Outstanding)(apa saja yang ada di pesanan)
8. Waktu tenggang (berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan berbagai komponen)
Master Production Schedule (MPS)
Sebuah tabel waktu yang menentukan apa yang harus dilakukan dan kapan.
Jadwal master dapat dinyatakan dalam persyaratan dan ketentuan sebagai berikut:
Sebuah pesanan pelanggan di toko pekerjaan (membuat memesan) perusahaan
Modul di perusahaan berulang
Sebuah barang akhir di sebuah perusahaan (saham untuk memperkirakan) terus
menerus
Bill of Material (BOM)
Bill Of Material adalah sebuah kumpulan dari material (bahan) yang dibangun membentuk satu Item
Barang tertentu.Daftar komponen beserta jumlahnya yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk.
BOM ID digunakan untuk kepentingan :
Mencatat dan menginformasikan jumlah komponen dan item yang diperlukan untuk
membentuk satu barang yang akan dicatatkan ke master item.
BOM ID mencatat komponen yang item barang dalam satu BOM ID atau disebut juga BOM
Lines. Pada Lines, user dapat memilih barang bertype Item atau bertype BOM.
Mencatat barang-barang yang akan masuk ke dalam route produksi. Karena kepentingan ini,
maka pada Modul Production terdapat route yang menjelaskan BOM Version yang dipakai.
Ketika BOM ID diproses, menimbulkan aspek biaya. Biaya ini dikelompokkan pada Production
Cost Group dan Production Cost Category.
Hasil dari BOM ID yang rinciannya pada BOM Lines disebut BOM Version. Jadi, BOM Version
adalah produk akhir berupa barang bertype BOM. BOM ID ini dapat dipakai untuk kepentingan
produksi.
9. Mengembangkan struktur produk model tree dimana :
Parents: barang di atas tingkatan yang diberikan
Children: barang di bawah tingkatan yang diberikan
Menampilkan struktur tingkatan (level) coding :
Level atas adalah 0; level berikutnya 1 dll.
Level terbawah di dalam struktur barang terjadi
Strategi untuk Permintaan persediaan yang bergantung (Dependent Demand Inventory)
Evolusi MRP untuk Enterprise Resource Planning
Manufaktur Resource Planning (MRP II): sistem yang menghubungkan sistem MRP dasar
untuk sistem perusahaan lain, termasuk keuangan, akuntansi, pembelian, dan logistik.
ERP: sebuah sistem yang menyediakan hubungan lengkap dari semua bidang fungsional
bisnis
Layanan Perencanaan Sumber Daya
Membuat MRP / ERP bekerja
Materi dari slide ola : MRP (Material Requirement Planning)
Definisi :Merupakan teknik yang digunakan untuk pengendalian persediaan agar bahan/barang yang
dibutuhkan dapat tersedia sesuai keperluan sehingga proses produksi dapat berjalan lancar.
MRP lebih banyak digunakan untuk barang yang permintaannnya memiliki unsur ketergantungan antara
satu item dengan item lainnya (dependent inventory) sehingga lebih cocok digunakan untuk proses
produksi perakitan /assembling.
Sebelum penggunaan MRP, perencanaan pengendalian persediaan biasanya dilakukan melalui
pendekatan reaktif sbb :
Reorder Point Policy, dimana persediaan secara kontinyu diawasi dan pengadaan dilakukan
apabila jumlah barang persediaan sudah sampai pada tingkat yang ditentukan.
Periodic Order Cycle Policy, dimana persediaan diawasi dan pada setiap periode tertentu
jumlah barang ditambahkan agar jumlah persediaan tetap berada pada tingkat persediaan yang
telah ditentukan.
Bagi perusahaan manufaktur, kebutuhan akan suatu komponen barang tidak dapat selalu dilakukan
secara independen, melainkan sangat tergantung pada produk akhir atau barang induknya (parent
item). Sistem MRP mengendalikan agar komponen-komponen yang diperlukan untuk kelancaran
produksi dapat tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan.MRP membantu manajemen dalam mencapai
tujuan perencanaan yang tepat barang, tepat jumlah dan tepat waktu.
10. Tujuan MRP
Meminimalkan persediaan dimana pembelian bahan dilakukan sebatas yang diperlukan saja.
Mengurangi risiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman.
Komitmen yang realistis, dimana jadual produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai rencana,
sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dapat dilakukan secara lebih realistis.
Meningkatkan efisiensi, karena jumlah persediaan, waktu produksi dan waktu pengiriman
barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan jadual induk produksi
Manfaat MRP
Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen
Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja
Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik
Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar
Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen.
Komponen MRP
Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) membuat spesifikasi mengenai apa yang
akan dibuat dan kapan akan dibuat. Jadual ini harus sesuai dengan rencana produksinya yang
mencakup berbagai input, seperti rencana anggaran, permintaan konsumen, kemampuan
teknis, ketersediaan tenaga kerja.
Daftar Material (Bill of Material) merupakan sebuah daftar yang menspesifikasikan jumlah
komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
Data persediaan, data ini harus dapat menyediakan informasi yang akurat tentang ketersediaan
komponen serta seluruh transaksi persediaan, baik yang sudah terjadi maupun yang sedang
dalam proses.
Catatan keadaan persediaan yang menggambarkan status semua item yang ada dalam
persediaan.
Catatan persediaan untuk keperluan MRP harus akurat.
11. Bagaimana agar Data persediaan akurat ?
Penyimpanan yang baik.
Bangun dan jalankan prosedur pengambilan inventori.
Catat transaksi inventori.
Hitung secara reguler jumlah fisik inventori.
Cocokkan segera bila terjadi perbedaan antara catatan dan hasil perhitungan fisik.
Daftar Istilah
Gross Requirements (GR/Kebutuhan Bruto) adalah keseluruhan jumlah item atau komponen
yang diperlukan pada suatu periode.
Scheduled Receipts (SR/Penerimaan yang dijadwalkan) adalah jumlah item yang akan diterima
pada suatu periode tertentu berdasarkan pesanan yang telah dibuat.
On-hand Inventory (OI/persediaan di tangan) yaitu jumlah persediaan pada akhir suatu periode
dengan memperhitungkan jumlah persediaan yang ada ditambah dengan jumlah item yang akan
diterima atau dikurangi dengan jumlah item yang dipakai atau dikeluarkan dari persediaan pada
periode itu.
Net Requirements (NR/Kebutuhan bersih) adalah jumlah kebutuhan bersih dari suatu item yang
diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan bruto pada suatu periode yang akan datang.
Planned Order releases (PO) adalah jumlah item yang direncanakan untuk dipesan guna dapat
memenuhi perencanaan pada masa datang.
Current Inventory (CI) adalah jumlah material yang secara fisik tersedia dalam gudang pada
awal periode.
Allocated adalah jumlah persediaan yang telah direncanakan untuk dialokasikan untuk suatu
penggunaan tertentu.
Lead Time adalah waktu tenggang yang diperlukan untuk memesan/membuat suatu barang
sejak saat pemesanan/pembuatan dilakukan sampai barang itu diterima/selesai dibuat.
Mekanisme MRP
Netting : Merupakan proses perhitungan kebutuhan bersih (net requirement) yang besarnya
merupakan selisih antara kebutuhan kotor (gross requirement) dengan jadwal penerimaan
persediaan (schedule order receipt) dan persediaan awal yang tersedia (current inventory).
Offsetting : Merupakan proses yang bertujuan menentukan saat yang tepat untuk melakukan
pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih.
Lotting : Merupakan suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk
setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah
dilakukan dari proses netting.
Exploding/Explotion : Exploding merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk item
pada level yang lebih bawah. Perhitungan ini didasarkan pada pemesanan item-item produk
pada level yang lebih atas.
12. Pert 23-24 Just-In-Time (JIT) & Lean Enterprise
Lean Production
Lean production merupakan metode untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan responsiveness
perusahaan melalui usaha pengurangan waste, dan continuous improvement.
Sebuah sistem produksi teknikal-sosial yang tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan pemborosan
dengan bersamaan mengurangi atau meminimalkan pemasok, pelanggan, dan variabilitas internal.
Pengurangan pemborosan
Jenis pemborosan di dalam sistem produksi :
Muda :Merupakan aktivitas yang tidak bermanfaat, tidak menambah nilai (value) pada proses
produksi, disebut juga dengan pemborosan, sering ditemukan setelah proses sedang berjalan.
Mura :Atau disebut dengan inconsistensi merupakan waste yang timbul karena adanya variasi
atau ketidakseimbangan dalam beban kerja.
Muri :Atau disebut juga dengan unreasonable merupakan waste yang timbul akibat
proses/urutan kerja yang terlalu panjang.
13. Komponen pada “Lean Production System”
Pull Production System (Sistem produksi menarik)
Push production System (Sistem produksi mendorong)
Small Batch Size (Ukuran batch yang kecil)
Short Setup Times (Waktu persiapan yang singkat)
Just-In-Time Inventory (Persediaan JIT)
Uniform Production Planning (Perencanaan produksi seragam)
Continuous Improvement or Kaizen (Peningkatan yang berkelanjutan atau Kaizen)
Close Supplier Relationship (Hubungan pemasok yang dekat)
Multifunctional work Force (Tenaga kerja yang multifungsi)
Five S : seiri (short / ringkas), seiton (straighten / rapi), seiso (shine / bersih), seiketsu
(standardize / pemeliharaan & perawatan) and shitsuke (sustain / rajin)
Visual Control (Pengawasan visual)
Preventive Maintenance (Perawatan pencegahan)
Value Stream Mapping (Pemetaan aliran nilai)
Just-In-Time (Tepat waktu)
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan
biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis
pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan
produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.
Tujuan dari JIT :
Tujuan utama dari JIT adalah keseimbangan sistem
Tujuan utama dari sistem JIT adalah untuk dapat memproduksi produk dengan kualitas terbaik,
ongkos termurah, dan pengiriman pada saat yang tepat. Tujuan utama ini bisa dicapai jika unsur
berikut dapat dilaksanakan secara terpadu, yaitu melakukan pengendalian kuantitas dengan
baik.
14. Kontribusi JIT pada Keuntungan kompetitif (Competitive Advantage)
Pemasok
Mengurangi jumlah penjual
Mendukung hubungan antar pemasok
Pengiriman yang tepat waktu serta
berkualitas
Tata letak
Layout work-cell dengan pengujian
pada setiap langkah proses
kelompok teknologi
bergerak, berubah-ubah mesin,
fleksibel
tingkat tinggi organisasi tempat kerja
dan kerapian
mengurangi ruang untuk persediaan
langsung pengiriman ke area kerja
Persediaan
Ukuran lot yang kecil
Waktu persiapan yng rendah
Tempat yang khusus untuk menahan
beberapa bagian bahan
Penjadwalan
Deviasi 0 dari jadwal
Tingkatan penjadwalan
Jadwal informasi pemasok
Tehnik kanban : tingkatan perawatan
persediaan
Perawatan pencegahan
Dijadwalkan
Rutin sehari-hari
Keterlibatan operator
Kualitas Produksi
Statistik proses kontrol
Kualitas dengan pemasok
Kualitas dalam perusahaan
Pemberdayaan karyawan
diberdayakan dan dilatih lintas
karyawan
beberapa klasifikasi pekerjaan untuk
memastikan fleksibilitas karyawan
Dukungan pelatihan
Komitmen
Dukungan dari manajemen, karyawan,
dan pemasok
Tujuan dari JIT Partnership
Penghapusan kegiatan yang tidak perlu
Penghapusan persediaan di pabrik
Penghapusan in-transit inventory
Penghapusan pemasok yang tidak berkualitas
Layout JIT
Tujuan JIT: Mengurangi pergerakan orang dan material
Gerakan adalah pemborosan!
15. JIT membutuhkan
Kerja sel untuk keluarga produk
Dapat digerak atau mesin yang dapat diubah
jarak pendek
Sedikit ruang untuk persediaan
Pengiriman langsung ke area kerja
Taktik layout
Pengurangan jarak
Menngkatkan fleksibilitas
Dampak pada Karyawan
Mengurangi Ruang dan Persediaan
Persediaan JIT
Tradisional: persediaan ada dalam kasus masalah timbul
Tujuan JIT: menghilangkan persediaan
JIT membutuhkan
Ukuran ruang kecil
Rendah waktu setup
Wadah untuk jumlah bagian tetap
JIT persediaan: persediaan minimum untuk menjaga sistem berjalan
Taktik persediaan JIT
Gunakan “pull system” untuk memindahkan persediaan
Mengurangi ukuran lot
Mengurangi waktu persiapan
Mengembangkan sistem Just-in-Timepengiriman dengan pemasok
Memberikan langsung ke titik penggunaan
Perform-to-schedule
Mengurangi waktu persiapan
Gunakan teknologi kelompok
Penjadwalan JIT
Melibatkan waktu operasi
JIT membutuhkan
Komunikasi penjadwalan kepada pemasok
tingkat jadwal
16. Pembekuan bagian dari jadwal terdekat tanggal jatuh tempo
Ruang kecil
Teknik kanban
Taktik penjadwalan JIT
Komunikasi tentang jadwal pada pemasok
Membuat tingkatan jadwal
Bekukan bagian dari jadwal
Perform-to-schedule
Mencari one-piece-make dan one-piece-move
menghilangkan pemborosan
Memproduksi dalam lot kecil
Gunakan kanbans
Membuat operasi masing-masing menghasilkan bagian yang sempurna
Konsep Kanban
Kanban ini adalah satu alat yang dipakai untuk menjalankan Just In Time. Kanban merupakan
system scheduling yang mentrigger untuk memproduksi barang dan berapa banyak yang akan
diproduksi. Jadi bukan merupakan system untuk mengkontrol jumlah inventory.
Kanban menjadi tool yang efektif untuk mendukung jalannya system produksi secara
keseluruhan.
Kanban Lengkap :http://www.leanindonesia.com/2010/11/konsep-kanban/
Kualitas JIT
JIT mengekspos masalah kualitas dengan mengurangi persediaan
JIT batas jumlah cacat dengan banyak kecil
JIT membutuhkan TQM
Statistik proses kontrol
keterlibatan pekerja :Periksa bekerja sendiri&kualitas lingkaran
segera lakukan umpan balik
Taktik kualitas JIT
Menggunakan kontrol proses statistik
memberdayakan karyawan
Membangun metode “failsafe” (poka-yoke, daftar, dll)
Memberikan umpan balik segera
JIT Lengkap :http://bhocet85.wordpress.com/2008/09/12/just-in-time-jit/