SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 37
Kedudukan RTRW Kabupaten/Kota
 di Dalam Pembangunan daerah
       Termasuk KLHS dan Paduserasi RTRW
Penataan Ruang VS Pengembangan Wilayah

 Pengembangan wilayah (regional development) adalah
 upaya untuk memajukan tingkat perekonomian dan
 kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah dengan
 memanfaatkan semua sumber daya yang ada secara optimal



 Penataan ruang adalah alat atau instrumen yang
 digunakan untuk mewujudkan pengembangan wilayah


              Penataan ruang terdiri dari tiga instrumen utama, yaitu :
              1. Perencanaan tata ruang wilayah
              2. Pemanfaatan ruang atau implementasi rencana tata ruang wilayah
              3. Pengendalian pemanfaatan ruang
Kenapa Harus Memiliki RTRW ?

 UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, ps 14 menyatakan
  bahwa Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengawasan Tata Ruang
  merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah
  Kabupaten/Kota

 UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ps 11 menyatakan
  bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki wewenang dalam
  penyelenggaraan penataan ruang yang antara lain meliputi pelaksanaan
  penataaan ruang wilayah kabupaten/kota dan pelaksanaan penataan
  ruang kawasan strategis kabupaten/kota

 Keppres 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah untuk
  kepentingan Umum, ps 4 menyatakan bahwa pengadaan tanah untuk
  pembangunan kepentingan umum hanya dapat dilaksanakan
  berdasarkan pada RTRW
RTRW = Pisau Bermata Dua




                               Ketentuan sanksi UU No. 26/ 2007
                                           Pasal 69 s.d pasal 75
             Ketentuan sanksi ini mengikat semua pihak, baik
              pelanggar ketentuan RTRW maupun aparat pemberi ijin
               pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya adalah kita
                 semua sebagai bagian dari institusi yang berwenang
                                  memberikan persetujuan substansi.
Kapan RTRW Harus Selesai ?
 UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ps 78 ayat 4c
  mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten/Kota harus sudah
  disesuaikan paling lambat 3 (tiga) tahun setelah UU diterbitkan, atau
  pada bulan April 2010.

 Apa sanksinya bila pada bulan April 2010 penyesuaian RTRW
  Kabupaten/Kota belum selesai?
  Secara hukum tidak ada sanksinya, namun secara praktis
  kabupaten/kota akan menderita banyak sekali kerugian akibat
  terhambatnya pembangunan dan investasi

 Apakah penyesuaian RTRW Kabupaten/Kota harus menunggu
  penyesuaian RTRW Provinsi?
  Tidak, kabupaten dan kota dapat maju terlebih dahulu, sepanjang
  Gubernur memberikan rekomendasi
1-2


Bagaimana Proses Legalisasi
RTRW ?
 Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyusun RTRW Kabupaten/Kota,
 kemudian diajukan kepada Gubernur untuk diberi rekomendasi.
 Sebelum diberi rekomendasi oleh Gubernur, materi muatan RTRW
 terlebih dahulu akan diperiksa oleh BKPRD provinsi , tentang
 kesesuaiannya terhadap materi muatan RTRW Provinsi

 Dengan dilampiri Rekomendasi Gubernur RTRW Kabupaten/ Kota
 kemudian diajukan kepada Menteri PU selaku Ketua Tim Pelaksana
 BKPRN.

 Menteri PU, melalui Dirjen Penataan Ruang akan mengundang seluruh
 anggota Tim Pelaksana BKPRN (32 instansi) untuk membahas materi
 muatan RTRW Kabupaten/Kota
2-2


Bagaimana Proses Legalisasi
RTRW ?
Setelah semua masukan anggota Tim Pelaksanan BKPRN diakomodasi,
Menteri PU melalui Dirjen Penataan Ruang akan menerbitkan Surat
Persetujuan Substansi

Dengan Surat Persetujuan Substansi tersebut, kabupaten/kota dapat
mengajukan rapat pembahasan RTRW Kabupaten/Kota bersama
DPRD, dan sebelum disahkan menjadi Perda RTRW, terlebih dahlu
harus disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi

Setelah hasil evaluasi Gubernur diakomodasi, Bupati/Walikota dapat
menetapkan Perda RTRW Kabupaten/Kota

Diagram proses legalisasi selengkapnya terlampir
Bagaimana Materi Muatan RTRW 2
                           1-


?
• Sesuai dengan Permen PU no 16 dan 17 tahun 2009 tentang
  Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten dan RTRW Kota, materi
  muatan RTRW Kabupaten/Kota, sekurangnya harus memuat :
     1.   Pendahuluan (berisi profil lengkap tata ruang kabupaten/kota)
     2.   Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten/Kota
     3.   Rencana Struktur Ruang Kabupaten/Kota
     4.   Rencana Pola Ruang Kabupaten/Kota
     5.   Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota
     6.   Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang kabupaten/Kota


 •   Sistematika materi muatan RTRW Kabupaten/Kota tepat sama
     dengan RTRW Provinsi, namun cakupan dan kedalaman
     keduanya berbeda
Bagaimana Materi Muatan RTRW 2
                           2-


?
• RTRW Kabupaten digambarkan pada peta skala 1: 50.000.
  RTRW Kota digambarkan pada peta skala 1: 25.000 dan idealnya
  digambarkan pada peta 1: 10.000.

• RTRW Kabupaten lebih menitikberatkan pada pemerataan
  pengembangan wilayah, khususnya yang berkaitan dengan urban-
  rural linkage.

• RTRW Kota lebih menitikberatkan pengaturan pola ruang dan
  pengendalian pemanfaatan ruang perkotaan yang relatif lebih dinamis

• Materi muatan RTRW Kabupaten dan RTRW Kota dapat diikuti pada
  Permen PU No. 16/ 2009 dan Permen PU No. 17/ 2009
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Peta dasar untuk penyusunan RTRW umumnya sudah kada
   luwarsa. Untuk RTRW Kota bahkan tidak tersedia pada skala
   yang disyaratkan 1: 25.000.

   Untuk itu penyusunan RTRW harus selalu diawali dengan
   updating peta dasar yang sekaligus akan meng-update peta
   penggunaan lahan. Updating peta dilakukan dengan
   menggunakan citra satelit yang sesuai.

   Untuk RTRW Kabupaten dapat digunakan citra satelit
   ASTER dengan resolusi 15 m atau SPOT 5 dengan resolusi 10
   m. Untuk RTRW Kota dapat digunakan citra IKONOS dengan
   resolusi 1m atau citra Quick Bird dengan resolusi 60 cm.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
2. Salah satu amanat UU No. 26/2007 yang paling utama utama
   adalah untuk mendasarkan penyusunan RTRW pada mitigasi
   bencana.

   Sehubungan dengan itu langkah awal dalam penyusunan
   RTRW adalah mengidentifikasi kawasan-kawasan rawan
   bencana.

   Selanjutnya kawasan rawan bencana harus diarahkan untuk
   tidak dijadikan sebagai kawasan hunian dan bila sudah
   terlanjur berkembang menjadi kawasan hunian, harus
   diberlakukan pengendalian pemanfaatan ruang secara
   ketat
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
3. RTRW Kabupaten harus bersifat komplementer terhadap
   RTRW Provinsi,
   a. Rencana Struktur Ruang provinsi yang ada di wilayah
      kabupaten sepenuhnya harus diadopsi di dalam Rencana
      Struktur Ruang kabupaten.
   b. Rencana Pola Ruang Kabupaten harus “duduk” di
      dalam Rencana Pola Ruang Provinsi.
   c. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang
      diamanah kan di dalam RTRW provinsi harus
      diterjemahkan    menjadi   Ketentuan     Pengendalian
      Pemanfaatan Ruang di dalam RTRW Kabupaten.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
4. Di dalam RTRW Provinsi kota hanya akan berbentuk sebagai
   satu titik atau satu delineasi kecil. Pengertian komplementer
   untuk RTRW Kota tidak sama dengan RTRW Kabupaten.
   Suatu RTRW Kota dapat dinyatakan komplementer terhadap
   RTRW Provinsi apabila fungsi dan peranan yang diembankan
   oleh RTRW Provinsi terhadap kota tersebut terwujud secara
   nyata di dalam Tujuan, Kebijakan dan Strateginya

5. Agar Rencana Pola Ruang Kabupaten dapat “duduk” di atas
   Rencana Pola Ruang Provinsi, sangat dianjurkan agar Rencana
   Pola Ruang kabupaten disusun di atas peta Rencana Pola Ruang
   Provinsi yang sudah di translasikan ke peta dasar kabupaten 1:
   50.000
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
6. Rencana Pola Ruang Kota sama sekali tidak terkait dengan Rencana
   Pola Ruang Provinsi, dan sepenuhnya bergantung pada Strategi
   Penataan Ruang yang ditetapkan dan pada kondisi fisik ruang yang ada.
   Demikian pula Rencana Struktur Ruang nya sepenuhnya bergantung
   pada strategi penataan ruang dan kondisi fisik ruang yang ada.

7. Dalam Rencana Pola Ruang Kabupaten harus diperhatikan
   prosentase kawasan hutan minimum dalam setiap DAS sebesar 30%

8. Dalam Rencana Pola Ruang Kota harus diperhatikan adanya Ruang
   Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30% , dengan proporsi 20% RTH publik
   dan 10% RTH privat. Kuburan, sempadan sungai, dsb dapat dimasukan
   sebagai bagian dari RTH publik
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
9. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang pada dasar
   nya merupakan jiwa atau ruh dari pada RTRW, bukan sekedar
   prolog. Disitulah ditentukan akan dibawa kemana kabupaten/
   kota di masa datang

10. RTRW Kabupaten/Kota merupakan produk rencana tata ruang
    yang bersifat operasional, sehubungan dengan itu Kebijakan
    dan Strategi Penataan Ruangnya harus bersifat operasional.

11. Perbedaan kedalaman materi muatan RTRW Nasional,
    Provinsi, Kabupaten, Kota dan RDTR digambarkan sebagai
    berikut,
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
12. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota pada dasarnya adalah bagian wilayah
    kabupaten/kota yang penataan ruangnya dinilai harus untuk dilakukan secara
    khusus, lebih dalam dari pada yang diatur di dalam rencana umum tata ruang,
    oleh karena :
    a. Memiliki nilai strategis tertentu yang harus lebih didorong peranannya
         di dalam pelaksanaan pembangunan wilayah, atau
    b. Memiliki nilai strategis tertentu yang harus dilindungi eksistensinya agar
         tidak mengganggu keseimbangan wilayah secara keseluruhan, dan
    c. Perencanaan tata ruangnya tidak sepenuhnya terakomodasi di dalam
         rencana struktur ruang, rencana pola ruang dan pengendalian
         pemanfaatan ruang yang ada di dalam rencana umum tata ruang

    Oleh karena itu penetapan kawasan strategis kabupaten/kota tidak harus
    membagi habis seluruh wilayah kabupaten/kota, tapi cukup satu atau dua
    kawasan saja yang dinilai benar-benar memiliki nilai strategis bagi
    kabupaten/kota
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
13. Arahan Pemanfaatan Ruang pada dasarnya merupakan pedoman bagi
    implementasi Rencana Tata Ruang dan akan menjadi lampiran dari Perda
    RTRW yang menjadi pegangan dalam penyusunan RAPBD, sehubungan
    dengan itu arahan pemanfaatan ruang harus disusun sesuai dengan kemampuan
    keuangan daerah yang sebenarnya bukan sekedar shopping list.

14. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang terdiri dari Ketentuan
    Umum Peraturan Zonasi, Ketentuan Perijinan, Ketentuan Insentif-
    Disinsentif dan Arahan Sanksi, seharus nya sudah berisi dengan ketentuan-
    ketentuan yang sudah operasional bukan hanya sekedar berisi definisi atau
    pengertian. Ketentuan-ketentuan inilah yang akan menjadi instrumen hukum
    di dalam Perda RTRW.

15. Dalam menyusun RTRW secara umum agar benar-benar memperhatikan dan
    mengikuti ketentuan sektor terkait, seperti halnya sektor kehuranan,
    pengairan, jalan, perhubungan dan lainnya.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
16. Paduserasi kawasan hutan untuk provinsi Kepulauan Riau masih
    dalam proses pelaksanaan, dan tidak pernah melakukan padu
    serasi kawasan hutan sebelumnya. Karena itu persetujuan
    substansi RTRW Kabupaten/Kota hanya dapat diberikan setelah
    paduserasi ini selesai

17. Untuk provinsi lain yang sudah pernah melakukan paduserasi
    kawasan hutan, persetujuan substansi dapat segera diberikan
    apabila RTRW tersebut berpegang pada SK Menhut yang sudah
    ada, sementara perubahan fungsi dan atau peruntukan kawasan
    hutannya masih dalam proses bersama Kementerian Kehutanan.
    (PP 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,
    pasal 30 & 31)
Sekian & Terima Kasih
Prosentase Hutan Minimum 30%
• UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ps 17 ay 5 menyatakan bahwa
  luas kawasan hutan minimal 30% dari luas Daerah Aliran Sungai (DAS).

• Apakah kabupaten yang memiliki kawasan hutan lebih besar dari 30%
  boleh menguranginya hingga sampai dengan 30%? Untuk menjawabnya:
   a. Pertama harus diingat bahwa 30% luas kawasan hutan adalah dari
       luas DAS bukan dari luas wilayah administratif
   b. Di dalam suatu DAS sebagian besar kawasan hutan sebaiknya
       berada di bagian hulu yang merupakan daerah resapan air, dan
       sebagian lainnya di kawasan pantai untuk menjaga keanekaragaman
       hayati pesisir dan melindungi pantai dari abrasi

•   Hal ini menyebabkan akan ada kabupaten di bagian hulu sungai yang
    memiliki kawasan hutan jauh di atas 30% dan harus tetap
    mempertahankannya -> Kabupaten Konservasi
SIKLUS HIDROLOGI PADA SUATU DAERAH ALIRAN SUNGAI


                                               evapotranspirasi




                           Aliran Permukaan


 Peresapan   Arus antara
                                              Permukaan Air
                                              Tanah




                   Pelepasan air tanah
KOMPENSASI
• Kabupaten konservasi harus konsisten untuk terus menjaga luasan dan
  kelestarian kawasan hutannya. Secara langsung hal ini akan menambah
  beban biaya dan selain itu juga akan mengurangi peluang untuk
  mengembangkan lahan usaha bagi penghidupan masyarakatnya.

• Di sisi lain kabupaten/kota yang berada di bagian hilir akan menikmati
  manfaat yang sangat besar, antara lain terjaminnya ketersediaan air baku
  tahun dan terbebas dari ancaman bencana banjir di musim hujan

• Untuk itu kabupaten konservasi seharusnya mendapat kompensasi dari
  kabupaten/kota yang berada di bagian hilir yang menikmati semua manfaat
  di atas.

• Bentuk dan besaran kompensasi ini seharusnya sudah diatur dalam RTRW
  Provinsi
Materi Muatan RTRW
• Sesuai dengan Permen PU no 16 dan 17 tahun 2009 tentang
  Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten dan RTRW Kota, materi
  muatan RTRW Kabupaten/Kota, sekurangnya harus memuat :
    1.   Pendahuluan (berisi profil lengkap tata ruang kabupaten/kota)
    2.   Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten/Kota
    3.   Rencana Struktur Ruang Kabupaten/Kota
    4.   Rencana Pola Ruang Kabupaten/Kota
    5.   Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
    6.   Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota
    7.   Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang kabupaten/Kota
•   Sistematika materi muatan RTRW Kabupaten/Kota tepat sama
    dengan RTRW Provinsi, namun cakupan dan kedalaman
    keduanya berbeda
Sosial-politik
Hankam




Kehutanan

Geologi tata lingk.

Pertanian


Transportasi


Kelembagaan


Urban design

Arsitektur
Sosial-Budaya
Bobot Materi Muatan RTRW

                       RTRW       RTRW        RTRW      RTRW
                      NASIONAL   PROVINSI   KABUPATEN   KOTA   RDTR


Tujuan, Kebijakan &
Strategi


Rencana Struktur
Ruang


Rencana Pola Ruang



Arahan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Bagaimana Menyelesaikan RTRW
             ?
• RTRW Kabupaten/Kota seharusnya segera diselesaikan. Oleh karena
  RTRW Provinsi sudah mendapat persetujuan substansi, proses legalisasi
  RTRW Kabupaten/Kota di Provinsi akan berjalan lebih cepat.

• Penyusunan RTRW dapat dimulai dengan mengaktifkan Tim BKPRD,
  khususnya Pokja Perencanaan Tata Ruang yang akan berperan
  sebagai Tim Pengarah.

• Selanjutnya harus dibentuk Tim Pelaksana yang bertugas untuk
  menyusun RTRW. Tim Pelaksana ini bisa tim swakelola yang
  beranggotakan staf SKPD yang dinilai memiliki kemampuan untuk
  menyusun RTRW, atau konsultan perencanaan yang dikontrak secara
  khusus.
Tahapa
   n          • Tahap Pertama
Penyelesaia     Tim Pelaksana bertugas untuk mengumpul kan data, melakukan
n               analisis tata ruang dan menyusun Profil Lengkap Tata Ruang
                Kabupaten/Kota. Dari tahapan ini akan dihasilkan Buku Data
RTRW            dan Analisis

              • Tahap Kedua
                berdasarkan Profil Lengkap Tata Ruang tersebut Tim Pengarah
                merumuskan Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
                Kabupaten/Kota

              • Tahap Ketiga
                sesuai dengan Tujuan, Kebijakan dan Strategi di atas, Tim
                Pelaksana akan menyusun Rencana Struktur Ruang, Rencana
                Pola Ruang dan menetapkan kawasan strategis kabupaten/kota.

                 Rencana Struktur Ruang, Rencana Pola Ruang dan Penetapan
                 Kawasan Strategis Kabupaten/Kota dibahas oleh Tim Pengarah
                      yang kemudian disempurnakan oleh Tim Pelaksana
1-2
Tahapa
   n          • Tahap Keempat
Penyelesaia
               Tim Pelaksana menyusun konsep Arahan Pemanfaatan Ruang
n              dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Kedua hal ini
RTRW           sangat terkait dengan kemampuan pembiayaan dan kesiapan
               pemerintah daerah untuk menerap kan aturan yang relatif tegas.
               Karenanya perlu pembahasan yang matang. Produk tata ruang
               yang dihasilkan pada tahap keempat ini adalah Buku RTRW dan
               Album Peta RTRW.


              • Tahap kelima
                Tim Pelaksana menuangkan Buku RTRW ke dalam Buku
                Rancangan Perda RTRW. Untuk itu Tim Pelaksana harus
                didukung oleh tenaga ahli yang memiliki kemampuan untuk
                menyusun Legal Drafting yang baik.

                    Penyusunan RTRW Kabupaten/Kota selesai dan dapat
                diajukan ke BKPRD Provinsi untuk selanjutnya mendapatkan
                                 rekomendasi Gubernur
2-2
Pasal 30 PP 15/2010
(1) Dalam hal terdapat bagian kawasan hutan dalam wilayah provinsi
    yang belum memperoleh persetujuan peruntukan ruangnya,
    terhadap bagian kawasan hutan tersebut mengacu pada
    ketentuan peruntukan kawasan hutan berdasarkan rencana tata
    ruang wilayah provinsi sebelumnya.
(2) Bagian kawasan hutan dalam wilayah provinsi yang belum
    memperoleh persetujuan peruntukan ruangnya sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1) diintegrasikan ke dalam rencana tata
    ruang wilayah provinsi yang akan ditetapkan dengan mengacu
    pada ketentuan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta
    penggunaan kawasan hutan berdasarkan rencana tata ruang
    wilayah provinsi sebelumnya.
Pasal 31 PP 15/2010
(1) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta
    penggunaan kawasan hutan berlaku ketentuan peraturan
    perundang-undangan di bidang kehutanan.
(2) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta
    penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada
    ayat (1) selanjutnya diintegrasikan dalam perubahan
    rencana tata ruang wilayah.
(3) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta
    penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada
    ayat (1) dapat dilaksanakan sebelum ditetapkan perubahan
    rencana tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada
    ayat (2).
Pengumpulan    Pengolahan     Penyusunan
    Data      Data/Analisis    Rencana
Garis Besar Pendekatan
 Supply dan Demand

 Supply adalah ruang budidaya yang tersedia atau yang diperkenankan
  untuk dimanfaatkan

 Demand adalah kebutuhan ruang untuk hidup dan beraktivitas guna
  mencapai Tujuan Penataan Ruang yang ingin dicapai.

 Analisis Supply dan Demand akan memberikan informasi daya
  tampung dan karakteristik fisik (lingkungan hidup), sosial dan ekonomi
  wilayah secara utuh -> Profil Tata Ruang Lengkap

 Berdasarkan profil tata ruang lengkap ini disusun kebijakan & strategi
  penataan ruang yang tepat untuk mewujudkan Tujuan Penataan Ruang
  yang ingin dicapai
 KLHS merupakan bagian dari Analisis Tata Ruang, bukan produk
  rencana, dimana hampir semua hal-hal yang menjadi fokus
  dalam KLHS juga menjadi fokus dalam analisis tata ruang.

 Hasil KLHS yang baik dan benar akan tercermin pada:
      Profil Lengkap Tata Ruang Wilayah yang ada di Bab I RTRW
      Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang yang realistis


 Bagaimana bila proses penyusunan RTRW sudah terlanjur sudah
  berjalan. Lengkapi penyusunan RTRW tersebut dengan
  dokumen analisis tata ruang yang benar, dimana di dalamnya
  terdapat KLHS.
Hal-hal Yang Dipaduserasikan
1. Rencana Struktur Ruang
  a.   Rencana struktur ruang kabupaten harus “duduk” di dalam rencana struktur
       ruang provinsi
  b.   Rencana struktur ruang Kabupaten harus serasi dengan rencana struktur
       ruang kabupaten yang bertetangga
2. Rencana Pola Ruang
  a.   Rencana pola ruang kabupaten harus duduk di dalam rencana pola ruang
       provinsi
  b.   Rencana pola ruang kabupaten harus serasi dengan rencana pola ruang
       kabupaten/kota yang bertetangga
3. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
  a.   Arahan pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten harus mewujudkan
       amanah yang ada dalam arahan pemanfaatan ruang provinsi
  b.   Arahan pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten harus serasi dengan
       Arahan pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten yang bertetangga
Bagaimana Dengan Kota?
•   Di dalam RTRW Provinsi kota hanya akan berbentuk sebagai satu
    titik atau satu delineasi kecil. Pengertian komplementer untuk
    RTRW Kota tidak sama dengan RTRW Kabupaten. Suatu RTRW
    Kota dapat dinyatakan komplementer terhadap RTRW Provinsi
    apabila fungsi dan peranan yang diembankan oleh RTRW
    Provinsi terhadap kota tersebut terwujud secara nyata di dalam
    Tujuan, Kebijakan dan Strateginya
•   Rencana Pola Ruang Kota sama sekali tidak terkait dengan
    Rencana Pola Ruang Provinsi, dan sepenuhnya bergantung pada
    Strategi Penataan Ruang yang ditetapkan dan pada kondisi fisik
    ruang yang ada. Demikian pula Rencana Struktur Ruangnya
    sepenuhnya bergantung pada strategi penataan ruang dan kondisi
    fisik ruang yang ada.
Bagaimana Dengan Kota?
•   Terhadap kabupaten yang bertetangga paduserasi diukur dari
    keserasian pola ruang dan arahan pengendalian pemanfaatan
    ruangnya.
•   Pada dasarnya pola ruang kota/kabupaten yang bertetangga tidak
    boleh bertentangan satu sama lain. Demikian pula halnya dengan
    arahan pengendalian pemanfaatan ruangnya.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayainfosanitasi
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanArdita Putri Usandy
 
Review RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang AmpekReview RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang Ampekhenny ferniza
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPenataan Ruang
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang AmpekPresentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampekhenny ferniza
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruangushfia
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxYettiAnita
 
Pedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaanPedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaanHerman Purba
 
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklokmuhfidzilla
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Himpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota
Rencana Detail Tata Ruang Wilayah KotaRencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota
Rencana Detail Tata Ruang Wilayah KotaPenataan Ruang
 
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPenataan Ruang
 

Was ist angesagt? (20)

Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Review RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang AmpekReview RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang Ampek
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang AmpekPresentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptx
 
Pedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaanPedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaan
 
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
 
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio PerencanaanLaporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
 
Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota
Rencana Detail Tata Ruang Wilayah KotaRencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota
Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota
 
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
 

Andere mochten auch

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPenataan Ruang
 
Permen PU No. 11 Tahun 2009 tentang Persetujuan Substansi dalam Penetapan Ran...
Permen PU No. 11 Tahun 2009 tentang Persetujuan Substansi dalam Penetapan Ran...Permen PU No. 11 Tahun 2009 tentang Persetujuan Substansi dalam Penetapan Ran...
Permen PU No. 11 Tahun 2009 tentang Persetujuan Substansi dalam Penetapan Ran...Penataan Ruang
 
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Bos Ariadi Muis
 
Raperda RTRW Jakarta 2010-2030
Raperda RTRW Jakarta 2010-2030Raperda RTRW Jakarta 2010-2030
Raperda RTRW Jakarta 2010-2030Elisa Sutanudjaja
 
Presentasi Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kota Surakarta 2012
Presentasi Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kota Surakarta 2012Presentasi Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kota Surakarta 2012
Presentasi Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kota Surakarta 2012Sessario Mangkara
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Penataan Ruang
 
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...Law Firm "Fidel Angwarmasse & Partners"
 
PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030
PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030
PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030joihot
 
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPenataan Ruang
 
Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...
Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...
Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...Penataan Ruang
 
Cloud computing submit seamolec 19 feb 2013
Cloud computing   submit seamolec 19 feb 2013Cloud computing   submit seamolec 19 feb 2013
Cloud computing submit seamolec 19 feb 2013iwita_1
 
Penataan ruang-kota
Penataan ruang-kotaPenataan ruang-kota
Penataan ruang-kotaLyyzza Mambo
 
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang PenerbanganUndang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang PenerbanganPenataan Ruang
 
Uu no6 1996 perairan indonesia
Uu no6 1996 perairan indonesiaUu no6 1996 perairan indonesia
Uu no6 1996 perairan indonesiaPenataan Ruang
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang PelayaranUndang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang PelayaranPenataan Ruang
 
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARABANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARAFitri Indra Wardhono
 
UU No 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
UU No 5 Tahun 1984 tentang PerindustrianUU No 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
UU No 5 Tahun 1984 tentang PerindustrianPenataan Ruang
 

Andere mochten auch (20)

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
 
Permen PU No. 11 Tahun 2009 tentang Persetujuan Substansi dalam Penetapan Ran...
Permen PU No. 11 Tahun 2009 tentang Persetujuan Substansi dalam Penetapan Ran...Permen PU No. 11 Tahun 2009 tentang Persetujuan Substansi dalam Penetapan Ran...
Permen PU No. 11 Tahun 2009 tentang Persetujuan Substansi dalam Penetapan Ran...
 
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
 
Raperda RTRW Jakarta 2010-2030
Raperda RTRW Jakarta 2010-2030Raperda RTRW Jakarta 2010-2030
Raperda RTRW Jakarta 2010-2030
 
Kebutuhan RTH
Kebutuhan RTH Kebutuhan RTH
Kebutuhan RTH
 
Tata kota hijau
Tata kota hijauTata kota hijau
Tata kota hijau
 
Presentasi Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kota Surakarta 2012
Presentasi Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kota Surakarta 2012Presentasi Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kota Surakarta 2012
Presentasi Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kota Surakarta 2012
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
 
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
 
PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030
PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030
PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030
 
Pedoman umum rtbl
Pedoman umum rtblPedoman umum rtbl
Pedoman umum rtbl
 
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
 
Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...
Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...
Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...
 
Cloud computing submit seamolec 19 feb 2013
Cloud computing   submit seamolec 19 feb 2013Cloud computing   submit seamolec 19 feb 2013
Cloud computing submit seamolec 19 feb 2013
 
Penataan ruang-kota
Penataan ruang-kotaPenataan ruang-kota
Penataan ruang-kota
 
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang PenerbanganUndang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
 
Uu no6 1996 perairan indonesia
Uu no6 1996 perairan indonesiaUu no6 1996 perairan indonesia
Uu no6 1996 perairan indonesia
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang PelayaranUndang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
 
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARABANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
 
UU No 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
UU No 5 Tahun 1984 tentang PerindustrianUU No 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
UU No 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
 

Ähnlich wie Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan

Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru
Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taruMateri paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru
Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taruDeki Zulkarnain
 
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017 Achmad Wahid
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi BantenRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi BantenPenataan Ruang
 
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...Deki Zulkarnain
 
Permendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerah
Permendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerahPermendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerah
Permendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerahjamestravolta
 
Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)
Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)
Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)jamestravolta
 
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...Penataan Ruang
 
Permen no 20 prt m 2011 thn 2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...
Permen no  20 prt m 2011 thn  2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...Permen no  20 prt m 2011 thn  2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...
Permen no 20 prt m 2011 thn 2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...D'James Travolta
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Permen no 20 prt m 2011 thn 2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...
Permen no  20 prt m 2011 thn  2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...Permen no  20 prt m 2011 thn  2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...
Permen no 20 prt m 2011 thn 2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...D'James Travolta
 
Permen pu no 20 2011 ttg rdtr dan zonasi
Permen pu no 20 2011 ttg rdtr dan zonasiPermen pu no 20 2011 ttg rdtr dan zonasi
Permen pu no 20 2011 ttg rdtr dan zonasibagas83ok
 
# Permen 20 prt m 2011 pedoman penyusunan rdtr kabupaten-kota dan peraturan...
# Permen 20 prt m 2011   pedoman penyusunan rdtr kabupaten-kota dan peraturan...# Permen 20 prt m 2011   pedoman penyusunan rdtr kabupaten-kota dan peraturan...
# Permen 20 prt m 2011 pedoman penyusunan rdtr kabupaten-kota dan peraturan...im imah
 
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.docbambang480612
 
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...Penataan Ruang
 
Permen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruang
Permen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruangPermen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruang
Permen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruangRizki Fitrianto
 
peraturan Gubernur Jawa Timur no 34 thn 2013 ttg mekanisme pemberian persetuj...
peraturan Gubernur Jawa Timur no 34 thn 2013 ttg mekanisme pemberian persetuj...peraturan Gubernur Jawa Timur no 34 thn 2013 ttg mekanisme pemberian persetuj...
peraturan Gubernur Jawa Timur no 34 thn 2013 ttg mekanisme pemberian persetuj...Ica Karlina
 

Ähnlich wie Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan (20)

Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru
Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taruMateri paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru
Materi paparan musrenbang dari narasumber dirjen taru
 
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdfPerda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
 
Eksum
EksumEksum
Eksum
 
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 116 TAHUN 2017
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi BantenRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten
 
Kabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedomanKabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedoman
 
Kabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedomanKabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedoman
 
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
 
Permendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerah
Permendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerahPermendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerah
Permendagri50 tahun2009 ttg pedoman koordinasi penataan ruang daerah
 
Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)
Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)
Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)
 
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
 
Permen no 20 prt m 2011 thn 2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...
Permen no  20 prt m 2011 thn  2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...Permen no  20 prt m 2011 thn  2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...
Permen no 20 prt m 2011 thn 2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Permen no 20 prt m 2011 thn 2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...
Permen no  20 prt m 2011 thn  2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...Permen no  20 prt m 2011 thn  2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...
Permen no 20 prt m 2011 thn 2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...
 
Permen pu no 20 2011 ttg rdtr dan zonasi
Permen pu no 20 2011 ttg rdtr dan zonasiPermen pu no 20 2011 ttg rdtr dan zonasi
Permen pu no 20 2011 ttg rdtr dan zonasi
 
# Permen 20 prt m 2011 pedoman penyusunan rdtr kabupaten-kota dan peraturan...
# Permen 20 prt m 2011   pedoman penyusunan rdtr kabupaten-kota dan peraturan...# Permen 20 prt m 2011   pedoman penyusunan rdtr kabupaten-kota dan peraturan...
# Permen 20 prt m 2011 pedoman penyusunan rdtr kabupaten-kota dan peraturan...
 
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
 
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
 
Permen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruang
Permen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruangPermen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruang
Permen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruang
 
peraturan Gubernur Jawa Timur no 34 thn 2013 ttg mekanisme pemberian persetuj...
peraturan Gubernur Jawa Timur no 34 thn 2013 ttg mekanisme pemberian persetuj...peraturan Gubernur Jawa Timur no 34 thn 2013 ttg mekanisme pemberian persetuj...
peraturan Gubernur Jawa Timur no 34 thn 2013 ttg mekanisme pemberian persetuj...
 

Kürzlich hochgeladen

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan

  • 1. Kedudukan RTRW Kabupaten/Kota di Dalam Pembangunan daerah Termasuk KLHS dan Paduserasi RTRW
  • 2. Penataan Ruang VS Pengembangan Wilayah Pengembangan wilayah (regional development) adalah upaya untuk memajukan tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada secara optimal Penataan ruang adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mewujudkan pengembangan wilayah Penataan ruang terdiri dari tiga instrumen utama, yaitu : 1. Perencanaan tata ruang wilayah 2. Pemanfaatan ruang atau implementasi rencana tata ruang wilayah 3. Pengendalian pemanfaatan ruang
  • 3. Kenapa Harus Memiliki RTRW ?  UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, ps 14 menyatakan bahwa Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengawasan Tata Ruang merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Kabupaten/Kota  UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ps 11 menyatakan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki wewenang dalam penyelenggaraan penataan ruang yang antara lain meliputi pelaksanaan penataaan ruang wilayah kabupaten/kota dan pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota  Keppres 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah untuk kepentingan Umum, ps 4 menyatakan bahwa pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum hanya dapat dilaksanakan berdasarkan pada RTRW
  • 4. RTRW = Pisau Bermata Dua Ketentuan sanksi UU No. 26/ 2007 Pasal 69 s.d pasal 75 Ketentuan sanksi ini mengikat semua pihak, baik pelanggar ketentuan RTRW maupun aparat pemberi ijin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya adalah kita semua sebagai bagian dari institusi yang berwenang memberikan persetujuan substansi.
  • 5. Kapan RTRW Harus Selesai ?  UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ps 78 ayat 4c mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten/Kota harus sudah disesuaikan paling lambat 3 (tiga) tahun setelah UU diterbitkan, atau pada bulan April 2010.  Apa sanksinya bila pada bulan April 2010 penyesuaian RTRW Kabupaten/Kota belum selesai? Secara hukum tidak ada sanksinya, namun secara praktis kabupaten/kota akan menderita banyak sekali kerugian akibat terhambatnya pembangunan dan investasi  Apakah penyesuaian RTRW Kabupaten/Kota harus menunggu penyesuaian RTRW Provinsi? Tidak, kabupaten dan kota dapat maju terlebih dahulu, sepanjang Gubernur memberikan rekomendasi
  • 6. 1-2 Bagaimana Proses Legalisasi RTRW ? Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyusun RTRW Kabupaten/Kota, kemudian diajukan kepada Gubernur untuk diberi rekomendasi. Sebelum diberi rekomendasi oleh Gubernur, materi muatan RTRW terlebih dahulu akan diperiksa oleh BKPRD provinsi , tentang kesesuaiannya terhadap materi muatan RTRW Provinsi Dengan dilampiri Rekomendasi Gubernur RTRW Kabupaten/ Kota kemudian diajukan kepada Menteri PU selaku Ketua Tim Pelaksana BKPRN. Menteri PU, melalui Dirjen Penataan Ruang akan mengundang seluruh anggota Tim Pelaksana BKPRN (32 instansi) untuk membahas materi muatan RTRW Kabupaten/Kota
  • 7. 2-2 Bagaimana Proses Legalisasi RTRW ? Setelah semua masukan anggota Tim Pelaksanan BKPRN diakomodasi, Menteri PU melalui Dirjen Penataan Ruang akan menerbitkan Surat Persetujuan Substansi Dengan Surat Persetujuan Substansi tersebut, kabupaten/kota dapat mengajukan rapat pembahasan RTRW Kabupaten/Kota bersama DPRD, dan sebelum disahkan menjadi Perda RTRW, terlebih dahlu harus disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi Setelah hasil evaluasi Gubernur diakomodasi, Bupati/Walikota dapat menetapkan Perda RTRW Kabupaten/Kota Diagram proses legalisasi selengkapnya terlampir
  • 8. Bagaimana Materi Muatan RTRW 2 1- ? • Sesuai dengan Permen PU no 16 dan 17 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten dan RTRW Kota, materi muatan RTRW Kabupaten/Kota, sekurangnya harus memuat : 1. Pendahuluan (berisi profil lengkap tata ruang kabupaten/kota) 2. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten/Kota 3. Rencana Struktur Ruang Kabupaten/Kota 4. Rencana Pola Ruang Kabupaten/Kota 5. Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota 6. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang kabupaten/Kota • Sistematika materi muatan RTRW Kabupaten/Kota tepat sama dengan RTRW Provinsi, namun cakupan dan kedalaman keduanya berbeda
  • 9. Bagaimana Materi Muatan RTRW 2 2- ? • RTRW Kabupaten digambarkan pada peta skala 1: 50.000. RTRW Kota digambarkan pada peta skala 1: 25.000 dan idealnya digambarkan pada peta 1: 10.000. • RTRW Kabupaten lebih menitikberatkan pada pemerataan pengembangan wilayah, khususnya yang berkaitan dengan urban- rural linkage. • RTRW Kota lebih menitikberatkan pengaturan pola ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang perkotaan yang relatif lebih dinamis • Materi muatan RTRW Kabupaten dan RTRW Kota dapat diikuti pada Permen PU No. 16/ 2009 dan Permen PU No. 17/ 2009
  • 10. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 1. Peta dasar untuk penyusunan RTRW umumnya sudah kada luwarsa. Untuk RTRW Kota bahkan tidak tersedia pada skala yang disyaratkan 1: 25.000. Untuk itu penyusunan RTRW harus selalu diawali dengan updating peta dasar yang sekaligus akan meng-update peta penggunaan lahan. Updating peta dilakukan dengan menggunakan citra satelit yang sesuai. Untuk RTRW Kabupaten dapat digunakan citra satelit ASTER dengan resolusi 15 m atau SPOT 5 dengan resolusi 10 m. Untuk RTRW Kota dapat digunakan citra IKONOS dengan resolusi 1m atau citra Quick Bird dengan resolusi 60 cm.
  • 11. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 2. Salah satu amanat UU No. 26/2007 yang paling utama utama adalah untuk mendasarkan penyusunan RTRW pada mitigasi bencana. Sehubungan dengan itu langkah awal dalam penyusunan RTRW adalah mengidentifikasi kawasan-kawasan rawan bencana. Selanjutnya kawasan rawan bencana harus diarahkan untuk tidak dijadikan sebagai kawasan hunian dan bila sudah terlanjur berkembang menjadi kawasan hunian, harus diberlakukan pengendalian pemanfaatan ruang secara ketat
  • 12. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 3. RTRW Kabupaten harus bersifat komplementer terhadap RTRW Provinsi, a. Rencana Struktur Ruang provinsi yang ada di wilayah kabupaten sepenuhnya harus diadopsi di dalam Rencana Struktur Ruang kabupaten. b. Rencana Pola Ruang Kabupaten harus “duduk” di dalam Rencana Pola Ruang Provinsi. c. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang diamanah kan di dalam RTRW provinsi harus diterjemahkan menjadi Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang di dalam RTRW Kabupaten.
  • 13. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 4. Di dalam RTRW Provinsi kota hanya akan berbentuk sebagai satu titik atau satu delineasi kecil. Pengertian komplementer untuk RTRW Kota tidak sama dengan RTRW Kabupaten. Suatu RTRW Kota dapat dinyatakan komplementer terhadap RTRW Provinsi apabila fungsi dan peranan yang diembankan oleh RTRW Provinsi terhadap kota tersebut terwujud secara nyata di dalam Tujuan, Kebijakan dan Strateginya 5. Agar Rencana Pola Ruang Kabupaten dapat “duduk” di atas Rencana Pola Ruang Provinsi, sangat dianjurkan agar Rencana Pola Ruang kabupaten disusun di atas peta Rencana Pola Ruang Provinsi yang sudah di translasikan ke peta dasar kabupaten 1: 50.000
  • 14. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 6. Rencana Pola Ruang Kota sama sekali tidak terkait dengan Rencana Pola Ruang Provinsi, dan sepenuhnya bergantung pada Strategi Penataan Ruang yang ditetapkan dan pada kondisi fisik ruang yang ada. Demikian pula Rencana Struktur Ruang nya sepenuhnya bergantung pada strategi penataan ruang dan kondisi fisik ruang yang ada. 7. Dalam Rencana Pola Ruang Kabupaten harus diperhatikan prosentase kawasan hutan minimum dalam setiap DAS sebesar 30% 8. Dalam Rencana Pola Ruang Kota harus diperhatikan adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30% , dengan proporsi 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Kuburan, sempadan sungai, dsb dapat dimasukan sebagai bagian dari RTH publik
  • 15. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 9. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang pada dasar nya merupakan jiwa atau ruh dari pada RTRW, bukan sekedar prolog. Disitulah ditentukan akan dibawa kemana kabupaten/ kota di masa datang 10. RTRW Kabupaten/Kota merupakan produk rencana tata ruang yang bersifat operasional, sehubungan dengan itu Kebijakan dan Strategi Penataan Ruangnya harus bersifat operasional. 11. Perbedaan kedalaman materi muatan RTRW Nasional, Provinsi, Kabupaten, Kota dan RDTR digambarkan sebagai berikut,
  • 16. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 12. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota pada dasarnya adalah bagian wilayah kabupaten/kota yang penataan ruangnya dinilai harus untuk dilakukan secara khusus, lebih dalam dari pada yang diatur di dalam rencana umum tata ruang, oleh karena : a. Memiliki nilai strategis tertentu yang harus lebih didorong peranannya di dalam pelaksanaan pembangunan wilayah, atau b. Memiliki nilai strategis tertentu yang harus dilindungi eksistensinya agar tidak mengganggu keseimbangan wilayah secara keseluruhan, dan c. Perencanaan tata ruangnya tidak sepenuhnya terakomodasi di dalam rencana struktur ruang, rencana pola ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang ada di dalam rencana umum tata ruang Oleh karena itu penetapan kawasan strategis kabupaten/kota tidak harus membagi habis seluruh wilayah kabupaten/kota, tapi cukup satu atau dua kawasan saja yang dinilai benar-benar memiliki nilai strategis bagi kabupaten/kota
  • 17. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 13. Arahan Pemanfaatan Ruang pada dasarnya merupakan pedoman bagi implementasi Rencana Tata Ruang dan akan menjadi lampiran dari Perda RTRW yang menjadi pegangan dalam penyusunan RAPBD, sehubungan dengan itu arahan pemanfaatan ruang harus disusun sesuai dengan kemampuan keuangan daerah yang sebenarnya bukan sekedar shopping list. 14. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang terdiri dari Ketentuan Umum Peraturan Zonasi, Ketentuan Perijinan, Ketentuan Insentif- Disinsentif dan Arahan Sanksi, seharus nya sudah berisi dengan ketentuan- ketentuan yang sudah operasional bukan hanya sekedar berisi definisi atau pengertian. Ketentuan-ketentuan inilah yang akan menjadi instrumen hukum di dalam Perda RTRW. 15. Dalam menyusun RTRW secara umum agar benar-benar memperhatikan dan mengikuti ketentuan sektor terkait, seperti halnya sektor kehuranan, pengairan, jalan, perhubungan dan lainnya.
  • 18. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 16. Paduserasi kawasan hutan untuk provinsi Kepulauan Riau masih dalam proses pelaksanaan, dan tidak pernah melakukan padu serasi kawasan hutan sebelumnya. Karena itu persetujuan substansi RTRW Kabupaten/Kota hanya dapat diberikan setelah paduserasi ini selesai 17. Untuk provinsi lain yang sudah pernah melakukan paduserasi kawasan hutan, persetujuan substansi dapat segera diberikan apabila RTRW tersebut berpegang pada SK Menhut yang sudah ada, sementara perubahan fungsi dan atau peruntukan kawasan hutannya masih dalam proses bersama Kementerian Kehutanan. (PP 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, pasal 30 & 31)
  • 20. Prosentase Hutan Minimum 30% • UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ps 17 ay 5 menyatakan bahwa luas kawasan hutan minimal 30% dari luas Daerah Aliran Sungai (DAS). • Apakah kabupaten yang memiliki kawasan hutan lebih besar dari 30% boleh menguranginya hingga sampai dengan 30%? Untuk menjawabnya: a. Pertama harus diingat bahwa 30% luas kawasan hutan adalah dari luas DAS bukan dari luas wilayah administratif b. Di dalam suatu DAS sebagian besar kawasan hutan sebaiknya berada di bagian hulu yang merupakan daerah resapan air, dan sebagian lainnya di kawasan pantai untuk menjaga keanekaragaman hayati pesisir dan melindungi pantai dari abrasi • Hal ini menyebabkan akan ada kabupaten di bagian hulu sungai yang memiliki kawasan hutan jauh di atas 30% dan harus tetap mempertahankannya -> Kabupaten Konservasi
  • 21. SIKLUS HIDROLOGI PADA SUATU DAERAH ALIRAN SUNGAI evapotranspirasi Aliran Permukaan Peresapan Arus antara Permukaan Air Tanah Pelepasan air tanah
  • 22. KOMPENSASI • Kabupaten konservasi harus konsisten untuk terus menjaga luasan dan kelestarian kawasan hutannya. Secara langsung hal ini akan menambah beban biaya dan selain itu juga akan mengurangi peluang untuk mengembangkan lahan usaha bagi penghidupan masyarakatnya. • Di sisi lain kabupaten/kota yang berada di bagian hilir akan menikmati manfaat yang sangat besar, antara lain terjaminnya ketersediaan air baku tahun dan terbebas dari ancaman bencana banjir di musim hujan • Untuk itu kabupaten konservasi seharusnya mendapat kompensasi dari kabupaten/kota yang berada di bagian hilir yang menikmati semua manfaat di atas. • Bentuk dan besaran kompensasi ini seharusnya sudah diatur dalam RTRW Provinsi
  • 23. Materi Muatan RTRW • Sesuai dengan Permen PU no 16 dan 17 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten dan RTRW Kota, materi muatan RTRW Kabupaten/Kota, sekurangnya harus memuat : 1. Pendahuluan (berisi profil lengkap tata ruang kabupaten/kota) 2. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten/Kota 3. Rencana Struktur Ruang Kabupaten/Kota 4. Rencana Pola Ruang Kabupaten/Kota 5. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota 6. Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota 7. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang kabupaten/Kota • Sistematika materi muatan RTRW Kabupaten/Kota tepat sama dengan RTRW Provinsi, namun cakupan dan kedalaman keduanya berbeda
  • 25. Bobot Materi Muatan RTRW RTRW RTRW RTRW RTRW NASIONAL PROVINSI KABUPATEN KOTA RDTR Tujuan, Kebijakan & Strategi Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
  • 26. Bagaimana Menyelesaikan RTRW ? • RTRW Kabupaten/Kota seharusnya segera diselesaikan. Oleh karena RTRW Provinsi sudah mendapat persetujuan substansi, proses legalisasi RTRW Kabupaten/Kota di Provinsi akan berjalan lebih cepat. • Penyusunan RTRW dapat dimulai dengan mengaktifkan Tim BKPRD, khususnya Pokja Perencanaan Tata Ruang yang akan berperan sebagai Tim Pengarah. • Selanjutnya harus dibentuk Tim Pelaksana yang bertugas untuk menyusun RTRW. Tim Pelaksana ini bisa tim swakelola yang beranggotakan staf SKPD yang dinilai memiliki kemampuan untuk menyusun RTRW, atau konsultan perencanaan yang dikontrak secara khusus.
  • 27. Tahapa n • Tahap Pertama Penyelesaia Tim Pelaksana bertugas untuk mengumpul kan data, melakukan n analisis tata ruang dan menyusun Profil Lengkap Tata Ruang Kabupaten/Kota. Dari tahapan ini akan dihasilkan Buku Data RTRW dan Analisis • Tahap Kedua berdasarkan Profil Lengkap Tata Ruang tersebut Tim Pengarah merumuskan Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten/Kota • Tahap Ketiga sesuai dengan Tujuan, Kebijakan dan Strategi di atas, Tim Pelaksana akan menyusun Rencana Struktur Ruang, Rencana Pola Ruang dan menetapkan kawasan strategis kabupaten/kota. Rencana Struktur Ruang, Rencana Pola Ruang dan Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota dibahas oleh Tim Pengarah yang kemudian disempurnakan oleh Tim Pelaksana 1-2
  • 28. Tahapa n • Tahap Keempat Penyelesaia Tim Pelaksana menyusun konsep Arahan Pemanfaatan Ruang n dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Kedua hal ini RTRW sangat terkait dengan kemampuan pembiayaan dan kesiapan pemerintah daerah untuk menerap kan aturan yang relatif tegas. Karenanya perlu pembahasan yang matang. Produk tata ruang yang dihasilkan pada tahap keempat ini adalah Buku RTRW dan Album Peta RTRW. • Tahap kelima Tim Pelaksana menuangkan Buku RTRW ke dalam Buku Rancangan Perda RTRW. Untuk itu Tim Pelaksana harus didukung oleh tenaga ahli yang memiliki kemampuan untuk menyusun Legal Drafting yang baik. Penyusunan RTRW Kabupaten/Kota selesai dan dapat diajukan ke BKPRD Provinsi untuk selanjutnya mendapatkan rekomendasi Gubernur 2-2
  • 29. Pasal 30 PP 15/2010 (1) Dalam hal terdapat bagian kawasan hutan dalam wilayah provinsi yang belum memperoleh persetujuan peruntukan ruangnya, terhadap bagian kawasan hutan tersebut mengacu pada ketentuan peruntukan kawasan hutan berdasarkan rencana tata ruang wilayah provinsi sebelumnya. (2) Bagian kawasan hutan dalam wilayah provinsi yang belum memperoleh persetujuan peruntukan ruangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diintegrasikan ke dalam rencana tata ruang wilayah provinsi yang akan ditetapkan dengan mengacu pada ketentuan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan kawasan hutan berdasarkan rencana tata ruang wilayah provinsi sebelumnya.
  • 30. Pasal 31 PP 15/2010 (1) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan kawasan hutan berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan. (2) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya diintegrasikan dalam perubahan rencana tata ruang wilayah. (3) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan sebelum ditetapkan perubahan rencana tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
  • 31.
  • 32. Pengumpulan Pengolahan Penyusunan Data Data/Analisis Rencana
  • 33. Garis Besar Pendekatan  Supply dan Demand  Supply adalah ruang budidaya yang tersedia atau yang diperkenankan untuk dimanfaatkan  Demand adalah kebutuhan ruang untuk hidup dan beraktivitas guna mencapai Tujuan Penataan Ruang yang ingin dicapai.  Analisis Supply dan Demand akan memberikan informasi daya tampung dan karakteristik fisik (lingkungan hidup), sosial dan ekonomi wilayah secara utuh -> Profil Tata Ruang Lengkap  Berdasarkan profil tata ruang lengkap ini disusun kebijakan & strategi penataan ruang yang tepat untuk mewujudkan Tujuan Penataan Ruang yang ingin dicapai
  • 34.  KLHS merupakan bagian dari Analisis Tata Ruang, bukan produk rencana, dimana hampir semua hal-hal yang menjadi fokus dalam KLHS juga menjadi fokus dalam analisis tata ruang.  Hasil KLHS yang baik dan benar akan tercermin pada:  Profil Lengkap Tata Ruang Wilayah yang ada di Bab I RTRW  Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang yang realistis  Bagaimana bila proses penyusunan RTRW sudah terlanjur sudah berjalan. Lengkapi penyusunan RTRW tersebut dengan dokumen analisis tata ruang yang benar, dimana di dalamnya terdapat KLHS.
  • 35. Hal-hal Yang Dipaduserasikan 1. Rencana Struktur Ruang a. Rencana struktur ruang kabupaten harus “duduk” di dalam rencana struktur ruang provinsi b. Rencana struktur ruang Kabupaten harus serasi dengan rencana struktur ruang kabupaten yang bertetangga 2. Rencana Pola Ruang a. Rencana pola ruang kabupaten harus duduk di dalam rencana pola ruang provinsi b. Rencana pola ruang kabupaten harus serasi dengan rencana pola ruang kabupaten/kota yang bertetangga 3. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang a. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten harus mewujudkan amanah yang ada dalam arahan pemanfaatan ruang provinsi b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten harus serasi dengan Arahan pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten yang bertetangga
  • 36. Bagaimana Dengan Kota? • Di dalam RTRW Provinsi kota hanya akan berbentuk sebagai satu titik atau satu delineasi kecil. Pengertian komplementer untuk RTRW Kota tidak sama dengan RTRW Kabupaten. Suatu RTRW Kota dapat dinyatakan komplementer terhadap RTRW Provinsi apabila fungsi dan peranan yang diembankan oleh RTRW Provinsi terhadap kota tersebut terwujud secara nyata di dalam Tujuan, Kebijakan dan Strateginya • Rencana Pola Ruang Kota sama sekali tidak terkait dengan Rencana Pola Ruang Provinsi, dan sepenuhnya bergantung pada Strategi Penataan Ruang yang ditetapkan dan pada kondisi fisik ruang yang ada. Demikian pula Rencana Struktur Ruangnya sepenuhnya bergantung pada strategi penataan ruang dan kondisi fisik ruang yang ada.
  • 37. Bagaimana Dengan Kota? • Terhadap kabupaten yang bertetangga paduserasi diukur dari keserasian pola ruang dan arahan pengendalian pemanfaatan ruangnya. • Pada dasarnya pola ruang kota/kabupaten yang bertetangga tidak boleh bertentangan satu sama lain. Demikian pula halnya dengan arahan pengendalian pemanfaatan ruangnya.