SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 40
KUALITAS SOAL UN SOSIOLOGI TAHUN 2011
        SEBUAH STUDI DOKUMEN
              Penulis: Suhadi




          SMA NEGERI 1 PAMOTAN
            DINAS PENDIDIKAN
           KABUPATEN REMBANG
          PROVINSI JAWA TENGAH
                MEI, 2011




                                        18
IDENTITAS PENULIS




                       Suhadi, lahir di Rembang tanggal 03 April 2011. Pendidikan
                       formal yang pernah di jalani diantaranya; SD (SDN 1
                       Sumurtawang lulus tahun 1993), SMP (SMP Negeri 1 Kragan
                       lulus tahun 1998), SMA (SMA Negeri 3 Rembang lulus tahun
2001), S1 (Pendidikan Sosiologi & Antropologi FIS Unnes lulus tahun 2007), dan S2
(Pendidikan IPS PPS Unnes tahun 2010 hingga sekarang). Saat ini bekerja di SMA Negeri
1 Pamotan sebagai guru bidang studi Sosiologi sejak tahun 2009 hingga sekarang.




                                                                                  19
KATA PENGANTAR


Penelitian ini merupakan jenis proyek penelitian mandiri. Penelitian ini ditujukan tiga
elemen penting dalam hal yang menyangkut soal UN Sosiologi. Pertama, untuk siswa.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber inspirasi untuk memahami karakter soal UN
Sosiologi sehingga siswa dapat mengerjakan soal UN dengan mudah. Kedua, untuk guru.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan inspirasi untuk membuat produk
soal-soal evaluatif yang kualitas tinggi. Dan ketiga, untuk BNSP. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan evaluasi kualitas soal UN Sosiologi yang berkualitas tinggi.


                                                                  Rembang, 09 Mei 2011

                                                                  Penulis
                                                                  Suhadi




                                                                                         20
KATA SAMBUTAN


Penelitian merupakan elemen penting dalam rangka meningkatkan kualitas seorang
pendidik. Dengan penelitian, seorang pendidik akan berinteraksi dengan ragam materi
yang terbarukan dan menjawab masalah-masalah dengan sistematika ilmiah yang ketat
dan tingkat validitas akademik yang dapat dipertanggungjawabkan. Berbagai masalah
seputar teori dan strategi pembelajaran, seorang pendidik hendak akan tercapai dengan
aktivitas penelitian. Dengan demikian kualitas seorang pendidik akan menempati kelas
sosial yang membanggakan.

Penelitian saudara Suhadi dengan judul “Kualitas Soal UN Sosiologi Tahun 2011: Sebuah
Studi Dokumen” merupakan bagian dari kegiatan dalam rangka meningkatkan kualitas
seorang pendidik. Saya sebagai pimpinan lembaga SMA Negeri 1 Pamotan mengucapkan
puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan mengucapkan terimakasih kepada
penulis, karena telah mau melakukan penelitian dengan semangat akademik yang tinggi.

Semoga penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi para pendidik di SMA Negeri 1
Pamotan pada khususnya, dan pendidik di luar SMA Negeri 1 Pamotan pada umumnya
dalam rangka mengantarkan peserta didik menjadi generasi yang cerdas dan berguna
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


                                                     Rembang, 09 Mei 2011
                                                     Dra. Pusmi Indiyati
                                                     (Kepala SMA Negeri 1 Pamotan)




                                                                                  21
DAFTAR ISI

Cover
Identitas Penulis
Kata Pengantar
Kata Sambutan
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Abstrak
Bab I Pendahuluan
Bab II Kajian Pustaka
    A. Mengenal Ujian Nasional
    B. Penyusunan Butir Soal Penalaran Tinggi
         B.1. Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis
         B.2. Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah
Bab III Metode Penelitian
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
    A. Perspektif Teori dalam Soal
    B. Isu-Isu Klasik dan Kontemporer
    C. Komposisi Persebaran Materi
    D. Relevansi Indikator Soal Terhadap Silabus
    E. Karakter Soal yang Tidak Memerlukan Penalaran Tinggi
    F. Karakter Soal yang Memerlukan Kemampuan Berfikir Kritis
    G. Karakter Soal yang Menuntut Keterampilan Pemecahan Masalah
    H. Trend Penulisan Soal Masa Mendatang
Bab V. Penutup
    A. Kesimpulan
    B. Rekomendasi
Daftar Pustaka
Lampiran




                                                                    22
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perubahan Istilah tentang Evaluasi Belajar dari Waktu ke Waktu
Tabel 2. Persebaran materi kelas X dalam soal UN Sosiologi tahun 2011
Tabel 3. Persebaran materi kelas XI dalam soal UN Sosiologi tahun 2011
Tabel 4. Persebaran materi kelas XII dalam soal UN Sosiologi tahun 2011
Tabel 5. Relevansi indicator soal ujian nasional sosiologi terhadap silabus
Tabel 6. Butir Soal Non-Penalaran Tinggi
Tabel 7. Karakter butir soal berkemampuan berfikir kritis
Tabel 8. Karakter butir soal berketerampilan memecahkan masalah




                                                                              23
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 12
Lampiran 2. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 25
Lampiran 3. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 39
Lampiran 4. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 46
Lampiran 5. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 54




                                                                   24
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat kualitas butir soal ujian nasional mata
pelajaran sosiologi tahun 2011. Beberapa pertanyaan penting yang hendak dijawab
dalam penelitian ini diantaranya; perspektif teori dalam soal, Isu-isu klasik dan
kontemporer, komposisi persebaran materi, relevansi indikator soal terhadap silabus,
karakter soal yang tidak memerlukan penalaran tinggi, karakter soal yang memerlukan
kemampuan berfikir kritis, karakter soal yang menuntut keterampilan pemecahan
masalah, dan trend penulisan soal masa mendatang. Penelitian dengan pendekatan
analisis dokumentatif ini mendapatkan dua temuan penting yaitu terdapat
kecenderungan materi dan soal ujian nasional sosiologi tidak menekankan peserta didik
untuk berfikir kritis dan berketerampilan pemecahan masalah.

Kata kunci: soal un sosiologi, berfikir kritis, keterampilan pemecahan masalah.




                                                                                      25
BAB I
                                    PENDAHULUAN

        Penelitian ini dilatarbelakangi keinginan penulis akan rasa ingin tahun tentang
seluk beluk soal ujian nasional sosiologi tahun 2011. Hal ihwal apa saja yang terkandung
dalam tiap-tiap butiran soal menjadi fokus penulis dalam penelitian dokumen ini.
        Pasca diterbitkannya soal ujian nasional sosiologi tahun 2011, yang menjadikan
penulis tertarik untuk dilakukan studi diantaranya; landasan filosofis ujian nasional di
Indonesia, ujian nasional dalam perspektif masyarakat Indonesia, ujian nasional dalam
perspektif pemerintah, ujian nasional dan kualitas pendidikan Indonesia, ujian nasional
dan profesionalitas lembaga pendidikan, hingga tematik studi tentang ujian nasional dan
tantangan Indonesia dalam kancah akademik global di masa yang akan datang. Ragam
rumusan studi di atas kemudian mengantarkan penulis untuk melakukan studi dengan
masalah terpilih yaitu kualitas butir soal ujian nasional mata pelajaran sosiologi tingkat
SMA atau sederajat.
        Untuk mengetahui derajat kualitas butir soal ujian nasional mata pelaJaran
sosiologi tahun 2011, beberapa pertanyaan penting yang hendak penulis jawab
diantaranya; perspektif teori dalam soal, Isu-isu klasik dan kontemporer, komposisi
persebaran materi, relevansi indikator soal terhadap silabus, karakter soal yang tidak
memerlukan penalaran tinggi, karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir
kritis, karakter soal yang menuntut keterampilan pemecahan masalah, hingga trend
penulisan soal masa mendatang.
        Hasil studi dokumen ini diharapkan mampu memberi informasi tentang derajat
kualitas butir soal sosiologi pada masyarakat Indonesia. Dengan berbagi informasi
tentang hal tersebut, semoga hasil studi dokumen ini juga menjadi bahan literal yang
dapat mendorong para guru sosiologi dan siswa SMA jurusan IPS untuk lebih memahami
substansi dari sebuah butir soal. Butir soal dalam ujian nasional bukanlah sebagai teks
yang mati, hendaknya butir soal ujian nasional dipandang sebagai teks hidup yang
mampu mengantarkan bangsa ini menuju gerbang kecerdasan.




                                                                                       26
BAB II
                                 KAJIAN PUSTAKA


A. MENGENAL UJIAN NASIONAL

           Terhitung sejak tahun 1945 hingga sekarang, terdapat lima kali perubahan
   dalam hal memberikan istilah tentang evaluasi belajar akhir peserta didik. Beberapa
   istilah yang digunakan sebagai beikurt; Ujian Negara (1945-1971), Ujian Sekolah
   (1971-1983), EBTANAS (1983-2002), Ujian Akhir Nasional (2002-2005), dan Ujian
   Nasional (2006-sekarang).
           Pada tahun 1945 hingga 1971 dikenal dengan istilah Ujian Negara. Ujian
   sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah baik penyiapan bahan, pelaksanaan,
   maupun penetapan kelulusan. Program ini memiliki dampak dimana kelulusan
   rendah, banyak kritik masyarakat, tidak ada seleksi ke jenjang pendidikan yg lebih
   tinggi, namun mutu lulusan tinggi. Selanjutnya pada tahun 1971 hingga tahun 1983
   dengan istilah Ujian Sekolah. Ujian sepenuhnya dilakukan oleh sekolah baik
   penyiapan bahan, pelaksanaan, maupun penetapan kelulusan. Dalam program Ujian
   Sekolah tidak ada batas lulus. Dampak dari program ini dikenal dengan kelulusan
   hampir 100%, perlu ada seleksi lagi ke jenjang lebih tinggi, dan namun mutu rendah,
   sehingga mendapatkan banyak kritik masyarakat.

         Tabel 1. Perubahan Istilah tentang Evaluasi Belajar dari Waktu ke Waktu
                                                                         Tingkat
   No.      Tahun                    Istilah           Singkatan
                                                                     Penyelenggaran
   1     1945-1971       Ujian Negara                  UN           Nasional
   2     1971-1983       Ujian Sekolah                 US           Provinsi &
                                                                    Kabupaten
   3     1983-2002       Evaluasi Belajar Tahap EBTANAS Nasional
                         Akhir Nasional
   4     2002-2005       Ujian Akhir Nasional          UAN          Nasional
   5     2006-sekarang Ujian Nasional                  UN           Nasional (BNSP)
         Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2011

          Ujian Negara (1945-1971), Ujian Sekolah (1971-1983), EBTANAS (1983-2002),
   Ujian Akhir Nasional (2002-2005), dan Ujian Nasional (2005-sekarang).

           Pada tahun 1983-2002 dikenal dengan istilah EBTANAS. Model ini
   menggunakan 5 hingga 7 mata pelajaran menjadi kewenangan pusat . kemudian 7
   hinga 9 mata pelajaran kewenangan sekolah. Penyelenggaraan dan kelulusan
   Ebtanas mulai ditetapkan oleh pihak sekolah setempat. Model ini juga tidak
   mengenal batas lulus. Adapun dampak dari model ini diantaranya; selulusan hampir
   100%, domain yang diukur hanya aspek kognitif, NEM hanya digunakan untuk
   seleksi ke jenjang lebih tinggi, namun mutu rendah dan banyak menuai kritik dari
   masyarakat. Hingga kemudian pada tahun 2006 sampai sekarang disebut Ujian
   Nasional (UN) yang dilaksanakan oleh BNSP dan lembaga independen yang
   dilaksanakan secara serentak.

                                                                                   27
B. PENYUSUNAN BUTIR SOAL PENALARAN TINGGI

           Dalam penyusunan butir soal penalaran tinggi di bagi dalam dua kategori,
    yaitu; mengukur kemampuan berpikir kritis dan mengukur keterampilan pemecahan
    masalah.

B.1. Mengukur Kemampuan Berpikir kritis
            Ada 11 kemampuan berpikir kritis yang dapat dijadikan dasar dalam menulis
    butir soal yang menuntut penalaran tinggi.
     1. Menfokuskan pada pertanyaan
         Contoh indikator soal:
         Disajikan sebuah masalah/problem, aturan, kartun, atau eksperimen dan
         hasilnya, peserta didik dapat menentukan masalah utama, kriteria yang
         digunakan untuk mengevaluasi kualitas, kebenaran argumen atau kesimpulan.
     2. Menganalisis argumen
         Contoh indikator soal:
         Disajikan deskripsi sebuah situasi atau satu/dua argumentasi, peserta didik
         dapat: (1) menyimpulkan argumentasi secara cepat, (2) memberikan alasan
         yang mendukung argumen yang disajikan, (3) memberikan alasan tidak
         mendukung argumen yang disajikan.
     3. Mempertimbangkan yang dapat dipercaya
         Contoh indikator soal:
         Disajikan sebuah teks argumentasi, iklan, atau eksperimen dan interpretasinya,
         peserta didik menentukan bagian yang dapat dipertimbangan untuk dapat
         dipercaya (atau tidak dapat dipercaya), serta memberikan alasannya.
     4. Mempertimbangkan laporan observasi
         Contoh indikator soalnya:
         Disajikan deskripsi konteks, laporan observasi, atau laporan observer/reporter,
         peserta didik dapat mempercayai atau tidak terhadap laporan itu dan
         memberikan alasannya.
     5. Membandingkan kesimpulan
         Contoh indikator soal:
         Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah
         benar dan pilihannya terdiri dari: (1) satu kesimpulan yang benar dan logis, (2)
         dua atau lebih kesimpulan yang benar dan logis, peserta didik dapat
         membandingkan kesimpulan yang sesuai dengan pernyataan yang disajikan
         atau kesimpulan yang harus diikuti.
     6. Menentukan kesimpulan
         Contoh indikator soal:
         Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah
         benar dan satu kemungkinan kesimpulan, peserta didik dapat menentukan
         kesimpulan yang ada itu benar atau tidak, dan memberikan alasannya.
     7. Mempertimbangkan kemampuan induksi
         Contoh indikator soal:
         Disajikan sebuah pernyataan, informasi/data, dan beberapa kemungkinan
         kesimpulan, peserta didik dapat menentukan sebuah kesimpulan yang tepat
         dan memberikan alasannya.


                                                                                      28
8.  Menilai
       Contoh indikatornya:
       Disajikan deskripsi sebuah situasi, pernyataan masalah, dan kemungkinan
       penyelesaian masalahnya, peserta didik dapat menentukan: (1) solusi yang
       positif dan negatif, (2) solusi mana yang paling tepat untuk memecahkan
       masalah yang disajikan, dan dapat memberikan alasannya.
   9. Mendefinisikan Konsep
       Contoh indikator soal:
       Disajikan pernyataan situasi dan argumentasi/naskah, peserta didik dapat
       mendefinisikan konsep yang dinyatakan.
   10. Mendefinisikan asumsi
       Contoh indikator soal
       Disajikan sebuah argumentasi, beberapa pilihan yang implisit di dalam asumsi,
       peserta didik dapat menentukan sebuah pilihan yang tepat sesuai dengan
       asumsi.
   11. Mendeskripsikan
       Contoh indikator soal:
       Disajikan sebuah teks persuasif, percakapan, iklan, segmen dari video klip,
       peserta didik dapat mendeskripsikan pernyataan yang dihilangkan.

B.2. Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah

         Ada 17 keterampilan pemecahan masalah yang dapat dijadikan dasar dalam
   menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi.
   1. Mengidentifikasi masalah
      Contoh indikator soal:
      Disajikan deskripsi suatu situasi/masalah, peserta didik dapat mengidentifikasi
      masalah yang nyata atau masalah apa yang harus dipecahkan.
   2. Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan
      Contoh indikator soal:
      Disajikan sebuah pernyataan yang berisi sebuah masalah, peserta didik dapat
      merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan.
   3. Memahami kata dalam konteks
      Contoh indikator soal:
      Disajikan beberapa masalah yang konteks kata atau kelompok katanya
      digarisbawahi, peserta didik dapat menjelaskan makna yang berhubungan
      dengan masalah itu dengan kata-katanya sendiri.
   4. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai
      Contoh indikator masalah:
      Disajikan beberapa informasi yang relevan dan tidak relevan terhadap masalah,
      peserta didik dapat mengidentifikasi semua informasi yang tidak relevan.
   5. Memilih masalah sendiri
      Contoh indikator soal:
      Disajikan beberapa masalah, peserta didik dapat memberikan alasan satu
      masalah yang dipilih sendiri, dan menjelaskan cara penyelesaiannya.
   6. Mendeskripsikan berbagai strategi
      Contoh indikator soal:


                                                                                  29
Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat memecahkan
      masalah ke dalam dua cara atau lebih, kemudian menunjukkan solusinya ke
      dalam gambar, diagram, atau grafik.
7.    Mengidentifikasi asumsi
      Contoh indikator soal:
      Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat memberikan
      solusinya berdasarkan pertimbangan asumsi untuk saat ini dan yang akan
      datang.
8.    Mendeskripsikan masalah
      Contoh indikator soal:
      Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat menggambarkan
      sebuah diagram atau gambar yang menunjukkan situasi masalah.
9.    Memberi alasan masalah yang sulit
      Contoh indikator soal:
      Disajikan sebuah masalah yang sukar dipecahkan atau informasi pentingnya
      dihilangkan, peserta didik dapat menjelaskan mengapa masalah ini sulit
      dipecahkan atau melengkapi informasi pentingnya dihilangkan.
10.   Memberi alasan solusi
      Contoh indikator soal:
      Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih kemungkinan
      solusinya, peserta didik dapat memilih satu solusi yang paling tepat dan
      memberikan alasannya.
11.   Memberi alasan strategi yang digunakan
      Contoh indikator soal:
      Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih strategi untuk
      menyelesikan masalah, peserta didik dapat memilih satu strategi yang tepat
      untuk menyelesaikan masalah itu dan memberikan alasannya.
12.   Memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah
      Contoh indikator soal:
      Disajikan sebuah cerita, kartun, grafik atau tabel dan sebuah pernyataan
      masalah, peserta didik dapat memecahkan masalah dan menjelaskan prosedur
      yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
13.   Membuat strategi lain
      Contoh indikator soal:
      Disajikan sebuah pernyataan masalah dan satu strategi untuk menyelesaikan
      masalahnya, peserta didik dapat menyelesaikan masalah itu dengan
      menggunakan strategi lain.
14.   Menggunakan analogi
      Contoh indikator soal:
      Disajikan sebuah pernyataan masalah dan strategi penyelesaiannya, peserta
      didik dapat: (1) mendeskripsikan masalah lain (analog dengan masalah ini) yang
      dapat diselesaikan dengan menggunakan strategi itu, (2) memberikan
      alasannya.
15.   Menyelesaikan secara terencana
      Contoh indikator soal:




                                                                                 30
Disajikan sebuah situasi masalah yang kompleks, peserta didik dapat
    menyelesaikan masalah secara terencana mulai dari input, proses, output, dan
    outcomenya.
16. Mengevaluasi kualitas solusi
    Contoh indikator soal:
    Disajikan sebuah pernyataan masalah dan beberapa strategi untuk
    menyelesaikan masalah, peserta didik dapat: (1) menjelaskan dengan
    menerapkan strategi itu, (2) mengevaluasinya, (3) menentukan strategi mana
    yang tepat, (4) memberi alasan mengapa strategi itu paling tepat dibandingkan
    dengan strategi lainnya.
17. Mengevaluasi strategi sistematika
    Contoh indikator soal:
    Disajikan sebuah pernyataan masalah, beberapa strategi pemecahan masalah
    dan prosedur, peserta didik dapat mengevaluasi strategi pemecahannya
    berdasarkan prosedur yang disajikan.




                                                                              31
BAB IV
                                METODE PENELITAN

        Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dokumen. Adapun
pertanyaan besar dalam penelitian dokumen ini adalah bagaimana kualitas soal ujian
nasional mata pelajaran sosiologi tahun 2011.
        Untuk menjawab pertanyaan di atas, dijawab dengan beberapa turunan
pertanyaan sebagai berikut; (1) Apa saja perspektif teori yang digunakan dalam soal
ujian nasional sosiologi tahun 2011, (2) Apa saja isu-isu klasik dan kontemporer yang
digunakan dalam soal ujian nasional sosiologi tahun 2011, (3) Bagaimana komposisi
persebaran materi yang digunakan dalam soal ujian nasional sosiologi tahun 2011, (4)
Bagaimana relevansi indikator soal yang digunakan dalam soal ujian nasional sosiologi
tahun 2011 terhadap kurikulum sosiologi 2006, (5) Bagaimana karakter soal yang tidak
memerlukan penalaran tinggi, (6) Bagaimana karakter soal yang memerlukan
kemampuan berfikir kritis, (7) Bagaimana karakter soal yang menuntut keterampilan
pemecahan masalah, dan (8) Bagaimana trend penulisan soal ujian nasional sosiologi di
masa mendatang.
        Penelitian yang dilakukan dengan rentang waktu tiga bulan ini menggunakan
sumber data dokumen soal ujian nasional Sosiologi program studi IPS SMA/ MA dengan
kode paket P12, P25, P39, P46, dan P54. Dokumen ini dianalisis dengan menggunakan
pendekatan pedoman penulisan butir soal. Selanjutnya adapaun penelitian dokumen ini
dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama yaitu tahap penyusunan proposal
penelitian. Tahap kedua yaitu tahap analisis dokumen. Selanjutnya pada tahap ketiga
yaitu tahap pelaporan.




                                                                                  32
BAB IV
                          HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


        Dalam bagian pembahasan ini memuat tentang delapan permasalahan penting
dalam penelitian dokumen soal ujian nasional mata pelajaran sosiologi tahun 2011.
Delapan dari permasalahan penting tersebut diantaranya; (1) perspektif teori dalam
soal, (2) isu-isu klasik dan kontemporer, (3) komposisi persebaran materi, (4) relevansi
indikator soal terhadap silabus, (5) karakter soal yang tidak memerlukan penalaran
tinggi, (6) karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis, (7) karakter soal
yang menuntut keterampilan pemecahan masalah, dan (8) trend penulisan soal masa
mendatang.

A. PERSPEKTIF TEORI DALAM SOAL

           Bagaimana perspektif teori yang terkandung dalam soal UN Sosiologi tahun
   2011? Dari perspektif teori yang digunakan, apa kemungkinan dari tujuan
   memunculkan toori dalam soal UN tersebut? Lantas apa hubungan perspektif teori
   dalam soal UN tersebut terhadap fenomena sosial dan gejala sosial pada masyarakat
   Indonesia saat ini?
           Berdasarkan studi identifikasi perspektif teori terhadap 50 butir soal pada
   soal paket 25 ditemukan perspektif teori sebagai berikut. Perspektif teori yang
   digunakan dalam butir soal diantaranya; teori mobilitas sosial, teori kontrol sosial,
   teori stratifikasi sosial, teori interaksi sosial, teori sosialisasi, teori norma sosial, teori
   norma sosial, teori konflik sosial, teori multikultural, teori integrasi, teori etnis, teori
   kelompok sosial, teori diferensiasi sosial, teori perubahan sosial, teori lembaga
   sosial, dan perspektif penelitian sosial.
           Teori sosial yang sering dimunculkan dalam soal UN sosiologi tahun 2011
   diantaranya teori sosialisasi, teori multikultural, teori norma dan nilai sosial, teori
   diferensiasi sosial, dan perpektif penelitian sosial. Mengapa perspektif teori ini
   sering dimunculkan dalam butir soal UN sosiologi tahuh 2011? Untuk itu perlu
   dideskripsikan maksud dari teori yang sering muncul itu terhadap impian dalam
   menciptakan masyarakat yang sejahtera dan harmoni, berikut ulasannya.
           Pertama, teori sosialisasi menekan bahwa dalam menciptakan masyarakat
   yang sejahtera dan harmoni yaitu dengan cara mengenalkan/menginjeksikan nilai-
   nilai sosial dan norma-norma sosial yang baik, bukan yang buruk. Suatu masyarakat
   yang dikenalkan dengan nilai dan norma yang baik diyakini akan terbentuklah
   masyarakat yang teratur.
           Kedua, teori norma dan nilai sosial. Teori menyakini bahwa dalam
   menciptakan masyarakat yang teratur perlu dibangun suatu tatanan ideal
   substansial atau yang dimaksud dengan nilai sosial. Nilai-nilai sosial yang di-idealkan
   dapat dilihat misalnya mimpi semua orang atau masyarakat tentang keadilan,
   kejujuran, kesejahteraan, persatuan, saling menghormati, saling menyayangi,
   kecerdasan, dan lain-lain. Teori ini berpandangan akan terciptanya masyarakat yang
   teratur jika nilai-nilai ideal substansial ini implementasikan dalam kehidupan
   sebahari-hari. Begitu halnya dengan teori norma sosial. Teori ini meyakini bahwa
   akan terbentunya masyarakat yang teratur jika semua anggota masyarakat dan


                                                                                               33
lembaga-lembaga sosial yang ada mengindahkan tata aturan untuk mencapai suatu
tatanan ideal substansial di atas. Hanya saja substansi dari norma sosial bersifat
dinamis. Hal ini dikarenakan norma sosial bergerak pada tataran praktis untuk
mencapai tatanan ideal substansial yang di- impikan oleh masyarakat. Diversitas
(keragaman) akan norma sosial terjadi pada masyarakat yang multikultural. Pada
bagian ini akan diperjelas dalam teori multikultural.
        Ketiga, teori diferensiasi sosial. Secara substansial teori diferensiasi sosial
merupakan turunan dari teori fungsinal yang didalamnya terdapat struktur dan
peran. Adapun teori diferensiasi sosial merupakan manifestasi dari teori struktur
sosial dan peran sosial. Dimana letak keterkaintannya? Hal ini dapat dilihat pada
pembedaan peran (diferensiasi sosial) baik dalam hal diferensiasi fisik maupun
diferensiasi sosial budaya. Dengan demikian teori diferensiasi sosial ini
berpandangan bahwa terbentuknya masyarakat yang teratur ketika terdapat
perbedaan yang ditampilkan pada perbedaan fisik dan berbedaan sosial budaya.
        Keempat, teori multikultural. Teori ini menekankan pada suatu khasanah
pemikiran bahwa dunia sosial/ masyarakat pada saat ini tidak ada yang monokultur.
Masyarakat dalam era globalisasi ini dalam keadaan multikultur. Berbagai
pandangan tentang apa itu masyarakat multikultural, cirri-ciri masyarakat
multikultural, berbagai kecenderungan masalah-masalah sosial dalam masyarakat
multikultural, hingga bagaimana pendekatan dalam mengambil solusi dari ragam
permasalahan dalam masyarakat multikultural, disuguhkan dalam teori
multikultural. Dalam konteks ke-Indonesia-an, materi ini menjadi materi kunci,
karena Indonesia adalah masyarakat multikultural, bukan monokultural. Dengan
demikian sangat relevan jika dalam butir soal ujian nasional tahun 2011 didominasi
soal dengan perspektif teori multikultural. Tentu dengan harapan peserta didik
mampu menjawab berbagai masalah-masalah multikultural dengan cara pandang
multikultural.
        Kelima, perpektif penelitian sosial. Perspektif penelitian sosial dimunculkan
dalam soal ujian nasional merupakan bukti penting bahwa dalam mata pelajaran
sosiologi ini menekankan pada bagaimana ilmu ini mampu membangun suatu
metode berfikir dalam menjawab masalah-masalah sosial. Perspektif penelitian
sosial menyuguhkan kepada peserta didik untuk selalu berfikir ilmiah, sistematis,
dan koheren. strategi menjawab masalah-masalah sosial telah dikenalkan dengan
cara membangun suatu latar belakang, merumuskan masalah, menentukan tujuan
penelitian, menentukan manfaat penelitian, mengenal berbagai pandangan/
pendapat dan temuan tentang permasalahan sosial yang dipilih, menyusun metode
dalam mendapatkan data lapangan yang kemudian dibahas dengan memverifikasi
data dengan pendapat dan temuan ahli, kemudian mampu peserta didik baru
dipersilahkan untuk menjawab suatu masalah-masalah sosial. Sosiologi telah hadir
dalam dunia peserta didik di bangku SMA dengan menekankan suatu perspektif
penelitian dalam menjawab masalah-masalah sosial. Sungguh suatu suguhan yang
mencengangkan jika di bandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain yang diberikan
secara bersamaan di bangku SMA.




                                                                                    34
B. ISU-ISU KLASIK DAN KONTEMPORER

           Berdasarkan studi dokumentatif pada soal UN Sosiologi tahun 2011, terdapat
   dua isu yang terkandung dalam butir soal. Dua isu dalam butir soal itu adalah butir
   soal dengan isu klasik (terdahulu) dan butir soal dengan isu kontemporer (kekinian).
           Beberapa isu klasik yang terkandung dalam butir soal enam belas isu. Dari 16
   isu tersebut adalah sebagai berikut; kompetisi iptek, penegakan hokum, kekerasan
   terhadap anak, sistem monarkhi, pola hidup sehat, R3 (reduce, reuse, recycle),
   keteraturan, kemandirian, pembangkangan, pribadi santun, tradisi disiplin, isu SARA,
   senioritas dan yunioritas, geneologis, amalgamasi, konflik dalam ritual keagamaan,
   segmntasi dan fragmentasi, logika ilmiah, kependudukan, imitasi, rokok, pegawai
   honorer, perceraian, narkoba, gaya hidup barat, dan sekolah menengah atas.
           Selanjutnya isu kontemporer dalam soal UN sosiologi tahun 2011 terdapat
   delapan belas isu terkini. Adapun isu terkini diantaranya adalah; transnasional,
   radikalisisasi pemeluk agama, ledakan teknologi informasi, toleransi antar umat
   beragama, demoralisasi/ dekadensi moralitas, mahkamah konstitusi, anarkhisme
   suporter sepak bola, UMKM, hedonis, perilaku KKN, CSR, hukum adat, densus 88,
   pulau-pulau kecil, selebriti dan dunia artis, karakter bangsa, dan observasi
   partisipasi.
           Berdasarkan uraian di atas ternyata butir soal sosiologi dibangun oleh isu-isu
   sosial yang kontemporer. Karakter butir soal dalam UN sosiologi tahun 2011 terbukti
   bersifat dinamis. Adapun isu-isu klasik dan sosial di hadirkan agar peserta didik
   memiliki perhatian dan tingkat kepekaan yang tinggi dalam adanya fenomena sosial
   dan gejala-gejala sosial yang ada yang perlu mendapatkan ketrampilan dalam
   menjawab masalah.
           Densus 88 misalnya. Pada saat ini Indonesia sedang dirundung masalah sosial
   yaitu tentang terorisme/ tindakan anarkhis yang mengancam harta dan nyawa
   warga Negara dan pemerintah Indonesia. Tentu dengan dihadirkan isu densus 88
   sebagai symbol tegaknya pemerintah dalam mengatasi perilaku terror dan anarkhis.
   Termasuk isu tentang KKN, pulau-pulau yang ada diperbatasan, semangat
   transnalisonal, dan masih banyak lagi yang lain.
           Isu-isu dalam butir soal UN Sosiologi tahun 2011 akan silih berganti. Pada
   tahun ini, isu-isu sosialnya belum tentu sama dengan tahun sebelumnya dan tahun
   berikutnya. Untuk itu perlu adanya perhatian oleh peserta didik dan para guru
   dalam mengikuti isu-isu sosial yang diyakini berhubungan erat dengan kajian-kajian
   masyarakat.

C. KOMPOSISI PERSEBARAN MATERI

          Berikut ini ulasan tentang persebaran materi pada soal UN Sosiologi tahun
   2011. Paket soal yang dianalisis yaitu paket 25. Pada bagian ini mengulan tiga hal
   penting dalam hal persebaran materi meliputi; Persebaran materi kelas X,
   persebaran materi kelas XI, dan persebaran materi kelas XII dalam soal UN Sosiologi
   tahun 2011.




                                                                                      35
C.1. Persebaran Materi Kelas X

       Tabel 2. Persebaran materi kelas X dalam soal UN Sosiologi tahun 2011

                  No. Materi                  Jumlah soal
                 1      Norma sosial          2
                 2      Nilai sosial          2
                 3      Interaksi sosial      2
                 4      Sosialisasi           6
                 5      Perilaku menyimpang 1
                 6      Kontrol sosial        2
                 Jumlah                       15
                     Sumber: Penelitian dokumen tahun 2011

       Dari temuan dokumen di atas dapat dinyatakan bahwa materi sosiologi kelas
X terdapat 15 soal. Lima belas soal yang dimunculkan dalam soal UN Sosiologi tahun
2011 sebagai berikut; materi norma sosial sebanyak 2 soal, materi nilai sosial
sebanyak 2 soal, materi interaksi sosial sebanyak 2 soal, materi sosialisasi sebanyak
6 soal, materi penyimpangan sosial sebanyak 1 soal, dan materi kontrol sosial
sebanyak 2 soal. Materi sosiologi kelas X yang sering keluar dalam soal UN sosiologi
tahun 2011 adalah materi tentang perilaku menyimpang. Materi perilaku
menyimpang sering dimunculkan dalam soal UN dimungkinkan adanya penekanan
atas realitas sosial dimana terdapat ragam perilaku menyimpang pada anak-anak
seusia SMA. Perilaku menyimpang itu dapat dilihat diantaranya; tawuran pelajar,
nerabas, ingin serba instan, berbohong kepada orang tua, dan perilaku konflik yang
berujung anarkhis. Tujuan dimunculkan materi perilaku menyimpang dimungkinkan
keinginan untuk membangun keteraturan interaksi sosial pada kelompok sosial
anak-anak berdasarkan norma sosial dan nilai sosial yang berlaku.

C.2. Persebaran Materi Kelas XI

       Tabel 3. Persebaran materi kelas XI dalam soal UN Sosiologi tahun 2011

               No. Materi                         Jumlah soal
               1     Kelompok sosial              1
               2     Stratifikasi sosial          2
               3     Diferensiasi sosial          2
               4     Mobilitas sosial             3
               5     Konflik sosial               3
               6     Masyarakat multikultural     7
               Jumlah                             19
                      Sumber: Penelitian dokumen tahun 2011
       Lantas bagaimana dengan materi sosiologi yang ada pada kelas XI?
Berdasarkan studi dokumen di atas dapat dilihat bahwa materi sosiologi di kelas XI
muncul dalam soal Sosiologi tahun 2011 sebanyak 19 soal. Materi sosiologi yang
mendominasi pada soal UN Sosiologi tahun 2011 yaitu materi tentang masyarakat
multikultural sejumlah 7 butir soal. Kemudian di susul dengan materi diferensiasi

                                                                                  36
sosial dan konflik sosial masing-masing tiga butir soal. Dua butir soal UN sosiologi
tahun 2011 kemudian pada materi stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Dan satu
butir soal pada materi kelompk sosial.
        Materi tentang masyarakat multikultural sejumlah 7 butir soal, hal ini dapat
dinyatakan bahwa materi ini dipandang penting sehubungan dengan realitas sosial
NKRI saat ini yang terbentuk dari keragaman yang multikultural. Dalam silabus
sosiologi kelas xi dituliskan bahwa materi masyarakat multikultural bertujuan agar
siswa mampu menganalisis keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat
multikultural.

C.3. Persebaran Materi Kelas XII

      Tabel 4. Persebaran materi kelas XII dalam soal UN Sosiologi tahun 2011

              No. Materi                             Jumlah soal
              1    Lembaga sosial                    2
              2    Perubahan sosial                  5
              3    Perspektif penelitian sosial      9
              Jumlah                                 16
                     Sumber: Penelitian dokumen     tahun 2011

        Jika dalam materi sosiologi kelas X dengan jumlah 15 butir soal, kelas XI
terdapat 19 butir soal, pada materi kelas XII terdapat 16 butir soal. Pada butir soal
pada materi kelas XII ini didominasi oleh materi perspektif penelitian sosial,
kemudian di susul materi perubahan sosial, dan lembaga sosial.
        Berdasarkan analisis persebaran materi sosiologi di kelas X, XI, dan XII,
ditemukan bahwa persebaran materi sosiologi tersebarkan secara merata. Materi
sosiologi yang mendapatkan perhatian khusus dengan indikator sering dimunculkan
dalam soal yaitu materi tentang sosialisasi, masyarakat multikultural, dan perspektif
penelitian sosial.
        Materi sosialisasi mendapatkan perhatian khusus dalam soal sosiologi karena
sosiologi sendiri merupakan ilmu sosial yang menfokuskan diri pada kajian keluarga.
Terlebih pada saat ini peran dan fungsi keluarga terjadi perubahan yang cukup
menghawatirkan.
        Materi tentang masyarakat multikultural menempati urutan yang signifikan
dalam soal ujian nasional sosiologi karena materi ini cukup penting dalam menjaga
keutuhan NKRI. Pentingnya menjaga NKRI karena dalam materi ini memuat
informasi dan analisa tentang keberagaman masyarakat di indonesia yang harus
saling bersatu, toleran, dan saling menghargai.
        Materi perspektif penelitian sosial juga mendapatkan porsi yang cukup
strategis dalam soal ujian nasional pada mata pelajaran sosiologi. Hal ini
dikarenakan akhir dari pencapaian pembelajaran sosiologi adalah siswa mampu
berfikir berdasarkan perspektif penelitian sosial. Perspektif penelitian sosial
bertujuan mambangun siswa untuk berfikir logis, kritis, dan memihak kepentingan
masyarakat. Namun sayangnya materi ini tidak banyak dikuasai guru mapel, terlebih
materi ini disampaikan pada semester akhir pada penghujung kelas di SMA.



                                                                                  37
D. RELEVANSI INDIKATOR SOAL TERHADAP SILABUS

               Berikut ini merupakan analisis dokumen tentang relevansi indicator soal UN sosiologi tahun 2011 terhadap materi yang terdapat
         dalam silabus (SK dan KD). Analisis tersebut di atas dapat dilihat pada table berikut ini.

                                         Tabel 5. Relevansi indicator soal ujian nasional sosiologi terhadap silabus

Standar Kompetensi                                                          Kls/                                                                        No
                         Standar Kompetensi        Kompetensi Dasar                    Materi                 Indikator Soal             Bentuk
      Lulusan                                                               SMT                                                                        soal
                                                                                                                                           tes
1. Mendeskripsikan      Memahami Perilaku       1.1 Mendeskripsikan                  Nilai sosial       Menjelaskan hubungan             PG            7
  interaksi sosial      Keteraturan Hidup           nilai dan norma                  dan norma           keteraturan sosial dengan
  sesuai dengan nilai   Sesuai Dengan Nilai         yang berlaku dalam      X/1         sosial           norma sosial
                                                    masyarakat                                          Mengidentifikasi fungsi nilai    PG           13
  dan norma yang        Dan Norma Yang
                                                                                                         sosial
  berla-ku dalam        Berlaku Dalam                                                                                                     PG
                                                                                                        Menjelaskan hubungan                          14
  masyarakat.           Masyarakat                                                                       perilaku dan nilai sosial
                                                                                                        Mengidentifikasi jenis           PG           17
                                                                                                         norma sosial

                                                1.2 Mendeskripsikan          X/1       Interaksi                                          PG
                                                                                                        Mengidentifikasi bentuk                        5
                                                    proses      interaksi             sosial dan         interaksi sosial
                                                    sosial sebagai dasar                                Mengidentifikasi faktor-         PG           15
                                                                                      dinamika
                                                    pengembangan                                         faktor yang mempengaruhi
                                                    pola keteraturan                     sosial
                                                                                                         interaksi sosial
                                                    dan        dinamika
                                                    kehidupan sosial
2. Menjelaskan          Menerapkan Nilai dan    2.1 Menjelaskan             X/2       Sosialisasi       Mengidentifikasi bentuk          PG            6
  proses sosialisasi    Norma Dalam Proses          sosialisasi sebagai                  dan             sosialisasi




                                                                                                                                                  38
dalam                  Pengembangan        proses       dalam          kepribadian      Mengidentifikasi fungsi      PG        8
 pembentukan            Kepribadian         pembentukan                                   sosialisasi
 kepribadian.                               kepribadian.                                 Memberikan contoh            PG        9
                                                                                          sosialisasi tidak sempurna
                                                                                         Mengidentivikasi             PG        10
                                                                                          agen/media sosialisasi
                                                                                         Menafsirkan tujuan           PG        11
                                                                                          sosialsiasi                  PG        40
                                                                                         Mengidentifikasi (gejala
                                                                                          sosial) fungsi sosialisasi
3. Mengiden-tifikasi                   3.1. Mendeskripsikan       X/2    Perilaku        Mengidentifikasi             PG        2
  berbagai perilaku                         terjadinya perilaku         menyimpang        pengendalian preventif
  menyimpang dan                            menyimpang dan                               Mengidentifikasi             PG        12
                                                                                          penyimpangan primer
  pengendalian sosial                       sikap-sikap anti
  dalam masyarakat                          sosial




                                                                                                                            39
4. Menjelaskan       Memahami struktur       4.1. Mendiskripsikan     XI/1     Struktur          Mendeskripsikan (gambar)         PG        4
  bentuk struktur    sosial serta berbagai   bentuk – bentuk                    sosial            dasar pembentukan
  sosial dan         faktor penyebab         struktur sosial dalam                                pelapisan sosial
                                                                                                 Mendeskripsikan (gambar)         PG        16
  konsekuensinya     konflik dan mobilitas   fenomena kehidupan
                                                                                                  fungsi stratifikasi sosial
  terhadap konflik   sosial                  masyarakat .                                        Mendeskripsikan (gambar)         PG        24
  dan mobilitas                                                                                   stratifikasi sosial masy.
  sosial.                                                                                         kolonial
                                                                      XI/1   Diferensiasi        Menjelaskan sebab-sebab          PG        29
                                                                                sosial            terjadinya diferensiasi sosial

                                             4.2. Menganalisis        XI/1   Konflik sosial      Mengidentifikasi faktor          PG        18
                                             faktor penyebab                                      penyebab konflik sosial
                                             konflik sosial dalam                                Mengidentifikasi bentuk          PG        19
                                                                                                  akomodasi (konsensus)
                                             masyarakat
                                                                                                 Mengidentifikasi jenis           PG        20
                                                                                                  konflik vertikal
                                             4.3. Menganalisis        XI/1    Mobilitas          Mengidentifikasi saluran         PG        1
                                             hubungan antara                   sosial             mobilitas sosial
                                             struktur sosial dengan                              Mendeskripsikan (gambar)         PG        22
                                                                                                  bentuk mobilitas sosial
                                             mobilitas sosial
                                                                                                 Mengidentifikasi mobilitas       PG        23
                                                                                                  sosial vertikal




                                                                                                                                        40
5. Menganalisis      5.1. Mendeskripsikan    XI/2    Kelompok          Mengidentifikasi kelompok      PG        27
  kelompok sosial    berbagai kelompok                 sosial           sosial patembayan
  dalam masyarakat   sosial dalam                                      Mengidentifikasi ciri-ciri     PG        33
                                                                        yang mempengaruhi
  multikultural.     masyarakat
                                                                        segmentasi kelompok
                     multikultural

                     5.2. Menganalisis
                     kelompok sosial dalam
                     masyarakat
                     multikultural .

                     5.3. Menganalisis              Multikultural      Mendeskripsikan (gambar)       PG        21
                     keanekaragaman                    isme &           struktur sosial pada masy.
                     kelompok sosial dalam          Primordialis        multikultural
                                                                       Menyimpulkan strategi          PG        25
                     masyarakat                          me
                                                                        integrasi sosial
                     multikultural                                     Mengidentifikasi ciri-ciri     PG        26
                                                                        kemajmukan sosial
                                                                       Menjelaskan faktor yang        PG        28
                                                                        menentukan keragaman
                                                                        keyakinan
                                                                       Menjelaskan fungsi             PG        30
                                                                        sentimen promordial
                                                                       Mengidentifikasi konfigurasi   PG        31
                                                                        masy. majmuk
                                                                       Mengidentifikasi contoh        PG        32
                                                                        perilaku politik aliran




                                                                                                            41
6. menjelaskan                            6.1.menjelaskan proses   XII/1   Perubahan      Mengidentifikasi contoh        PG        34
  proses perubahan                        perubahan sosial di                sosial        perubahan sosial yang tidak
  sosial pada                             masyarakat                                       dikehendaki
                                                                                          Mengidentifikasi faktor yang   PG        35
  masyarakat dan
                                                                                           mempengaruhi perubahan
  dampaknya                                                                                sosial
  terhadap                                                                                Mengidentifikasi contoh        PG        37
  kehidupan                                                                                fenomena penghambat
  masyarakat                                                                               perubahan sosial
                                                                                          Mengidentifikasi dampak        PG        38
                                                                                           positif perubahan teknologi
                                                                                           & informasi
                                                                                          Mengidentifikasi gaya hidup    PG        40
                                                                                           hedonisme
7. Menjelaskan         Memahami lembaga   7.1. Menjelaskan         XII/2   Lembaga        Mengidentifikasi peran         PG        3
  peranan dan fungsi   sosial .           hakekat lembaga sosial             sosial        lembaga hukum
  lembaga sosial.                                                                         Mengidentifikasi ciri-ciri     PG        36
                                          7.2. Menjelaskan                                 lembaga hukum
                                          hakekat lembaga sosial                          Menafsirkan fungsi lemaga      PG        41
                                          7.3. Mendeskripsikan                             sosial (pendidikan dan
                                                                                           agama)
                                          peran dan fungsi
                                          lembaga sosial .




                                                                                                                               42
8. Menyusun            Mempraktikkan            8.1. Merancang             XII/2   Penelitian      Menjelaskan beberapa          PG        42
  rancangan dan        metode penelitian        metode penelitian                    sosial         syarat dalam menentukan
  melakukan            sosial .                 sosial secara sederhana                             topik penelitian
                                                                                                   Mengidentifikasi model-       PG        46
  penelitian sosial
                                                                                                    model penelitian sosial
  sederhana
                                                8.2. Melakukan             XII/2   Penelitian      Mengidentifikasi teknik       PG        43
                                                penelitian sosial secara             sosial         pengumpulan data
                                                sederhana.                                         Mengidentifikasi jenis data   PG        44
                                                                                                    penelitian
                                                8.3. Mengkomonikasi                                Mengidentifikasi jenis olah   PG        45
                                                kan hasil penelitian                                data dalam analisis hasil
                                                                                                    penelitian
                                                sosial secara sederhana
                                                                                                   Menafsirkan/menginterpret     PG        47
                                                .                                                   asi data penelitian sosial
                                                                                                   Mengidentifikasi fungsi       PG        48
                                                                                                    laporan penelitian sosial
                                                                                                   Mengidentifikasi kelebihan    PG        49
                                                                                                    teknik pengumpulan data
                                                                                                    (angket) penelitian
                                                                                                   Mengidentifikasi teknik       PG        50
                                                                                                    pengambilan sampel
     Sumber: Hasil penelitian dokumen soal UN Sosiologi tahun 2011 dengan soal Paket 25




                                                                                                                                       43
E. KARAKTER SOAL YANG TIDAK MEMERLUKAN PENALARAN TINGGI

          Karakter soal ujian nasional yang tidak menekankan penalaran tinggi adalah
   dengan pendekatan ingatan pada materi. Setelah dilakukan identifikasi soal,
   ternyata masih terdapat karakter soal ujian yang tidak memerlukan penalaran tinggi.
   Jumlah soal yang tidak menekankan penalaran tinggi yaitu lima butir soa. Sebagai
   catatan, soal model P25 sama halnya dengan soal model P12 dan soal model P39.
   Adapun lima buah butir soal dapat dilihat pada tabel berikut.

                           Tabel 6. Butir Soal Non-Penalaran Tinggi

       No.    Paket Soal     Nomor SoalMateri butir soal
       1      P25            12        Ciri-ciri perilaku menyimpang
       2      P25            13        Fungsi nilai sosial
       3      P25            27        Ciri-ciri kelompok sosial petembayan
       4      P25            36        Ciri-ciri lembaga hukum
       5      P25            37        Penghambat perubahan sosial
       6      P25            49        Kelebihan teknik pengumpulan data
                                       dengan angket
      Sumber: Olah data penelitian, 2011
        Lantas bagaimana dengan soal model P46 dan soal model P54?
      − soal model P46 nomor 12 tentang ciri-ciri penyimpangan primer
      − soal model P46 nomor 38 tentang beberapa penghambat perubahan sosial
      − soal model P46 nomor 40 tentang ciri-ciri lembaga sosial
      − soal model P46 nomor 48 tentang keunggulan teknik pengumpulan data
         dengan wawancara

F. KARAKTER SOAL YANG MEMERLUKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

         Karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis biasanya ditandai
   dengan beberapa penekahan materi soal sebagai berikut; memfokuskan pada
   pertanyaan, menganalisis argument, mempertimbangkan yang dapat dipercaya,
   mempertimbangkan laporan evaluasi, membandingkan kesimpulan, menentukan
   kesimpulan, mempertimbangkan kemampuan induksi, menilai, mendefinisikan
   konsep, mendefinisikan asumsi, dan mendeskripsikan.

                Tabel 7. Karakter butir soal berkemampuan berfikir kritis

        No.                    Alat ukur                            Jumlah
         1    mempertimbangkan yang dapat dipercaya               2 butir soal
         2    menentukan kesimpulan                               8 butir soal
         3    berfikir mempertimbangkan kemampuan                 5 butir soal
              induksi
        4     berfikir mendefinisikan konsep                      7 butir soal
        5     perfikir dalam mendefinisikan asumsi                1 butir soal
                            Jumlah                               23 butir soal
      Sumber: Olah data penelitian, 2011

                                                                                   44
Berdasarkan studi dokumen dari soal ujian nasional sosiologi tahun 2011,
  ditemukan karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis sebagai
  berikut. Satu, soal yang mempertimbangkan yang dapat dipercaya ditemukan pada
  soal soal model P25 nomor 20 dan nomor 23. Dua, soal yang menekankan perserta
  didik untuk menentukan kesimpulan di temukan sebanyak delapan soal. Persebaran
  dari delapan soal tersebut dapat dilihat pada soal paket P25 dengan nomor 3, 10,
  17, 21, 22, 25, soal pada nomor 26. Ketiga, soal yang menekankan perserta didik
  untuk berfikir mempertimbangkan kemampuan induksi ditemukan sebanyak lima
  butir soal, meliputi soal nomor 4, 7, 14, 16, dan soal nomor 18. Keempat, soal yang
  menekankan peserta didik untuk berfikir mendefinisikan konsep ditemukan
  sebanyak tujuh butir soal. Tujuh butir soal yang menekankan pada pendefinisian
  konsep dapat ditemukan pada nomor 1, 2, 5, 6,11,19, dan soal pada nomor 24.
  Selanjutnya kelima, soal yang menekankan peserta didik untuk perfikir dalam
  mendefinisikan asumsi sejumlah satu butir soal yang dapat dilihat pada soal nomor
  sembilan.

G. KARAKTER SOAL YANG MENUNTUT KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH

         Berikut ini analisis dokumen tiap-tiap butir soal UN sosiologi tahun 2011
  dengan menggunakan ukuran apakah butir soal itu menekankan pemecahan
  masalah dengan penalaran tingkat tinggi atau sebaliknya. Pasca dari analisis butir
  soal ini kemudian dilakukan interpretasi penggunakan keterampilan pemecahan
  masalah dalam soal UN Sosiologi tahun 2011.
         Terdapat tujuh belas keterampilan masalah yang dapat dijadikan dasar dalam
  menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi. Tujuh belas dari keterampilan
  pemecahan masalah yang menuntut penalaran tinggi yaitu sebagai berikut;
  1. mengidentifikasi masalah,
  2. merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan,
  3. memahami kata dalam konteks,
  4. mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai,
  5. memilih masalah sendiri,
  6. mendeskripsikan sebagai strategi,
  7. mengidentifikasi asumsi,
  8. mendeskripsikan masalah,
  9. memberi alasan masalah yang sulit,
  10. memberi alasan solusi,
  11. memberi alasan strategi yang digunakan,
  12. memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah,
  13. membuat strategi lain,
  14. menggunakan analogi,
  15. menyelesaikan secara terencana,
  16. mengevaluasi kualitas solusi, dan
  17. mengevaluasi strategi sistematika Depdiknas, 2010;38-39.

        Lantas seberapa besar karakter soal UN Sosiologi tahun 2011 yang menuntut
  keterampilan pemecahan masalah. Berdasarkan studi dokumen soal UN Sosiologi
  tahun 2011 dengan paket 25 dengan pendekatan analisis pada tujuh belas point di


                                                                                  45
atas, ditemukan sebagai berikut. Berikut analisisnya dengan pointer-pointer tiap-tiap
butir soal secara detail.

-   Soal nomor 01 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh tersebut, yang
    menjadi saluran utama dalam mobilitas sosial adalah … Berdasarkan perintah
    soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 02 dengan perintah soal sebagai berikut. Yang merupakan
    pengendalian sosial bersifat preventif adalah … Berdasarkan perintah soal
    tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 03 dengan perintah soal sebagai berikut. Peran pengadilan dalam
    pengendalian sosial        tersebut sesuai dengan kedudukannya sebagai …
    Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
    pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
    masalah.
-   Soal nomor 04 dengan perintah soal sebagai berikut. Yang dijadikan dasar
    pelapisan sosial di atas gambar adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut,
    soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 05 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh kasus tersebut
    merupakan interaksi sosial dalam bentuk … Berdasarkan perintah soal tersebut,
    soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 06 dengan perintah soal sebagai berikut. Kegiatan yang dilakukan
    risky pada ilustrasi tersebut termasuk bentuk sosialisasi … Berdasarkan perintah
    soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 07 dengan perintah soal sebagai berikut. Hubungan antara
    keteraturan sosial dengan norma sosial pada contoh tersebut adalah …
    Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
    pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
    masalah.
-   Soal nomor 08 dengan perintah soal sebagai berikut. Yang termasuk fungsi
    sosialisasi pada opsi di atas adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
    bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 09 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh penyimpangan
    akibat sosialisasi tidak sempurna pada opsi di atas adalah … Berdasarkan
    perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan
    masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 10 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh tersebut yang
    merupakan agen/media sosialisasi adalah… Berdasarkan perintah soal tersebut,
    soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 11 dengan perintah soal sebagai berikut. Menjadi pribadi yang
    dimaksud pada uraian tersebut merupakan … Berdasarkan perintah soal


                                                                                    46
tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 12 dengan perintah soal sebagai berikut. Yang termasuk cirri-ciri
    penyimpangan primer adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
    bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 13 dengan perintah soal sebagai berikut. Fungsi nilai sosial bagi
    kehidupan manusia ditunjukkan oleh … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal
    ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 14 dengan perintah soal sebagai berikut. Dia berperilaku demikian
    karena mengedepankan nilai … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
    bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi
    alasan solusi.
-   Soal nomor 15 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh kasus tersebut
    dipengaruhi oleh faktor … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
    bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi
    alasan solusi.
-   Soal nomor 16 dengan perintah soal sebagai berikut. berdasarkan gambar di
    atas Hal ini menunjukkan fungsi stratifikasi untuk menentukan … Berdasarkan
    perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan
    masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 17 dengan perintah soal sebagai berikut. Berdasarkan deskripsi
    tersebut, dapat diidentifikasi bahwa jenis norma yang berlaku adalah …
    Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
    pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
    masalah.
-   Soal nomor 18 dengan perintah soal sebagai berikut. Terjadinya konflik tersebut
    disebabkan oleh faktor … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
    bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi
    alasan solusi.
-   Soal nomor 19 dengan perintah soal sebagai berikut. Bentuk akomodasi pada
    kasus tersebut adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
    mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan
    masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 20 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh tersebut yang
    termasuk konflik vertikal adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
    bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 21 dengan perintah soal sebagai berikut. Gambar di atas
    menunjukkan adanya struktur sosial … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal
    ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 22 dengan perintah soal sebagai berikut. Bagan di atas menunjukkan
    bentuk mobilitas sosial dalam keluarga, yaitu … Berdasarkan perintah soal
    tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.


                                                                                47
-   Soal nomor 23 dengan perintah soal sebagai berikut. Di antara contoh di atas
    yang tergolong mobilitas vertikal adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut,
    soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 24 dengan perintah soal sebagai berikut. Gambar di atas
    menunjukkan stratifikasi sosial masyarakat Indonesia pada masa kolonial yang
    bersifat … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur
    keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah
    berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 25 dengan perintah soal sebagai berikut. Berkaitan dengan upaya
    integrasi masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa … Berdasarkan perintah
    soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara cara memberi alasan solusi.
-   Soal nomor 26 dengan perintah soal sebagai berikut. Keragaman karakter dan
    perilaku di antara mereka menggambarkan ciri kemajmukan dalam aspek …
    Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
    pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
    masalah.
-   Soal nomor 27 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari gejala tersebut yang
    merupakan cirri kelompok sosial patembayan adalah … Berdasarkan perintah
    soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 28 dengan perintah soal sebagai berikut. Hal itu disebabkan adanya
    keyakinan tentang kesamaan … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
    bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi
    alasan solusi.
-   Soal nomor 29 dengan perintah soal sebagai berikut. Realitas sosial tersebut
    terjadi melalui proses … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
    mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi alasan
    solusi.
-   Soal nomor 30 dengan perintah soal sebagai berikut. Fungsi sentiment
    primordial tersebut adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
    bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 31 dengan perintah soal sebagai berikut. Komposisi tersebut
    menunjukkan konfigurasi masyarakat mejemuk yaitu … Berdasarkan perintah
    soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 32 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh tersebut di
    atas yang merupakan perilaku politik aliran adalah … Berdasarkan perintah soal
    tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 33 dengan perintah soal sebagai berikut. Ciri-ciri tersebut dapat
    berpengaruh terhadap munculnya … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
    bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi
    alasan solusi .
-   Soal nomor 34 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh di atas yang


                                                                                48
termasuk perubahan tidak diketahui adalah … Berdasarkan perintah soal
    tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 35 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh tersebut
    menunjukkan perubahan sosial yang disebabkan oleh faktor … Berdasarkan
    perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan
    masalah dengan cara memberi alasan solusi .
-   Soal nomor 36 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari daftar tersebut, yang
    termasuk ciri lembaga hukum adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal
    ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 37 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh di atas yang
    dapat menghambat perubahan sosial adalah … Berdasarkan perintah soal
    tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 38 dengan perintah soal sebagai berikut. Ditinjau dari
    perkembangan teknologi informasi, maka ilustrasi tersebut menggambarkan
    dampak positif dari … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
    mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan
    masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 39 dengan perintah soal sebagai berikut. Pola hidup yang demikian
    merupakan wujud dari … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud
    mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan
    masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 40 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh tersebut di
    atas yang termasuk fungsi sosialisasi dalam keluarga adalah … Berdasarkan
    perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan
    masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 41 dengan perintah soal sebagai berikut. Fungsi lembaga tersebut
    bagi kelangsungan hidup masyarakat adalah … Berdasarkan perintah soal
    tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 42 dengan perintah soal sebagai berikut. Berdasarkan deskripsi di
    atas, dapat disimpulkan bahwa topik penelitian harus memenuhi syarat …
    Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
    pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
    masalah.
-   Soal nomor 43 dengan perintah soal sebagai berikut. Cara pengumpulan data
    seperti yang dilakukan oleh peneliti tersebut adalah … Berdasarkan perintah soal
    tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 44 dengan perintah soal sebagai berikut. Berdasarkan cara
    memperoleh data tersebut merupakan jenis data … Berdasarkan perintah soal
    tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 45 dengan perintah soal sebagai berikut. Oleh sebab itu, peneliti
    harus mengolah data tersebut hingga sistematis dan ringkas dengan cara …


                                                                                 49
Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
    pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
    masalah.
-   Soal nomor 46 dengan perintah soal sebagai berikut. Model penelitian tersebut
    adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur
    keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah
    berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 47 dengan perintah soal sebagai berikut. Data pada table tersebut
    dapat diinterpretasi bahwa … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
    bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 48 dengan perintah soal sebagai berikut. Hal itu sesuai fungsi
    akademik dari laporan hasil penelitian yaitu … Berdasarkan perintah soal
    tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah
    dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.
-   Soal nomor 49 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari daftar di atas yang
    termasuk kelebihan teknik pengumpulan data dengan angket adalah …
    Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan
    pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan
    masalah.
-   Soal nomor 50 dengan perintah soal sebagai berikut. Teknik pengambilan
    sampel tersebut adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini
    bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara
    memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah.

       Berdasarkan studi dokumen soal UN sosiologi tahun 2011 sehubungan
dengan teknik bagaimana keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah,
ditemukan 2 saja dari 17 pola mengukur keterampilan pemecahan masalah. Dua dari
tujuhbelas pola yang menuntut keterampilan pemecahan masalah pada peserta
didik yaitu; (1) memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah dengan jumlah
43 butir soal, dan (2) memecahkan masalah dengan cara memberi alasan solusi
dengan jumlah 7 butir soal.

        Tabel 8. Karakter butir soal berketerampilan memecahkan masalah

     No.                    Alat ukur                       Jumlah
      1     memecahkan masalah berdasarkan data           43 butir soal
            dan masalah
      2     memecahkan masalah dengan cara                7 butir soal
            memberi alasan solusi
                         Jumlah                           50 butir soal
    Sumber: Olah data penelitian, 2011

     Tujuh butir soal dengan menggunakan pemecahan masalah dengan cara
memberi alasan solusi, redaksi perintah soalnya dapat dilihat sebagai berikut;
- Soal nomor 14 dengan perintah soal sebagai berikut. Dia berperilaku demikian
  karena mengedepankan nilai …

                                                                              50
-   Soal nomor 15 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh kasus tersebut
    dipengaruhi oleh faktor …
-   Soal nomor 18 dengan perintah soal sebagai berikut. Terjadinya konflik tersebut
    disebabkan oleh faktor …
-   Soal nomor 25 dengan perintah soal sebagai berikut. Berkaitan dengan upaya
    integrasi masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa …
-   Soal nomor 28 dengan perintah soal sebagai berikut. Hal itu disebabkan adanya
    keyakinan tentang kesamaan …
-   Soal nomor 29 dengan perintah soal sebagai berikut. Realitas sosial tersebut
    terjadi melalui proses …
-   Soal nomor 33 dengan perintah soal sebagai berikut. Ciri-ciri tersebut dapat
    berpengaruh terhadap munculnya …
-   Soal nomor 35 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh tersebut
    menunjukkan perubahan sosial yang disebabkan oleh faktor …

        Adapun perintah soal yang dengan menggunakan pemecahan masalah
dengan menekankan pemecahan masalah berdasarkan data dan masalah dengan
jumlah 43 butir soal dapat dilihat pada uraian sebelumnya.
        Berdasarkan analisis ukuran keterampilan pemecahan masalah pada soal UN
sosiologi tahun 2011, dapat disimpulkan bahwa soal UN Sosiologi 2011 hanya
didominasi dua cara ukuran keterampilan pemecahan masalah dari 17 model
ukuran dalam meningkatkan keragaman keterampilan pemecahan masalah. Dengan
demikian maka soal UN sosiologi 2011 belum tergolong sebagai butir soal yang
menuntut pelaran tinggi. Hal ini dapat dilihat dari 43 soal UN Sosiologi 2011 hanya
menekankan sajian suatu pernyataan, suatu data, suatu realitas sosial. Kemudian
peserta didik diperintahkan untuk dapat menghubungkannya dengan suatu konsep/
teori (materi sesuai silabus) yang pernah diajarkan sebelumnya. Butir soal dengan
menekankan keterampilan seperti di atas tidak ubahnya seperti hanya soal yang
menekankan agar peserta didik menghafal materi saja. Selebihnya itu tidak
menekankan kreativitas pemecahan masalah yang lain.
        Berdasarkan temuan tentang pengukuran butir soal dalam pemecahan
masalahn di atas, soal UN Sosiologi tahun 2011 tidak bisa dijadikan dasar bahwa soal
UN Sosiologi tahun 2011 sebagai tolok ukur keberhasilan peserta didik dalam
memiliki pemikiran kritis. Namun bukan berarti peserta didiknya benar-benar tidak
mampu berfikir kritis. Hal ini disebabkan instrument butir soal yang diberikan
kepada peserta didik hanya memuat dua model cara berdikir kritis dari tujuhbelas
model cara berfikir kritis.
        Jika diperlukan jawaban tentang apakah peserta didik dalam menguasai
materi sosiologi di SMA, apakah memiliki kemampuan berfikir kritis atau tidak dalam
keterampilan menjawab masalah, maka perlu diujicobakan sepertangkat soal UN
Sosiologi yang didalamnya memuat 17 keterampilan berfikir kritis. Terlepas dari itu,
butir soal UN Sosiologi tahun 2011 dibuat rendah dalam hal keterampilan menjawab
masalah yang memenuhi standar berfikir kritis, agar peserta didik memenuhi
standar minimal nilai kelulusan. Hanya saja berdasarkan perspektif ideal substansial,
model butir soal yang hanya menekankan standar agar siswanya lulus dan disisi lain
menomorduakan kerangka berfikir kritis pada peserta didik, bukanlah hal yang baik
untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas. Terlebih diversitas (keragaman)


                                                                                  51
masalah-masalah sosial yang muncul dipermukaan (masyarakat) silih berganti
   dengan gejala dan fenomena sosial yang menuntut keterampilan menjawab masalah
   dengan daya kritis yang tinggi.

H. TREND PENULISAN SOAL MASA MENDATANG

           Tradisi sosiologi dalam membangun cara pandang (paradigm) suatu
   masyarakat dari zaman ke zaman mengalami perubahan. Pada awalnya, tradisi
   sosiologi dalam membangun cara pandang masyarakat dengan pendekatan
   kuantitatif. Tradisi berfikir ini secara dominan ditandai bahwa setiap cara pandang
   selalu berangkat pada suatu seperangkat teori yang mapan. Teori-teori yang mapan
   itu kemudian digunakan untuk menganalisis suatu gejala dan atau fenomena sosial.
   Tradisi berfikir pada babak awal ini juga sangat dekat dengan data-data berbasis
   angka sebagai dasar untuk menolak dan menguatkan suatu teori mapan yang dipilih
   dan yang digunakan. Jika dalam tradisi berfikir dalam mennggapi masalah itu senada
   dengan teori yang digunakan, maka suatu teori itu masih relevan dalam menjawab
   masalah-masalah sosial. Namun sebaliknya jika suatu perangkat teori itu tidak
   relevan dalam menjawab masalah-masalah sosial yang ada, maka teori itu dianggap
   gugur dan tergantikan dengan teori baru.
           Lantas apa hubungannya dengan tradisi berfikir pada babak awal ini? Cara
   pandangan kuantitatif pada babak awal tradisi berfikir dalam ilmu sosiologi ini masih
   kental digunakan oleh para guru sosiologi yang ada di SMA. Kentalnya pola pandang
   tersebut dapat dilihat dengan banyaknya soal-soal dalam evaluasi paruh semester
   dan akhir semester, baik dalam soal pilihan ganda maupun uraian, cenderung
   mengedepankan teori untuk menjawab masalah. Pola demikian dapat dilihat
   misalnya; masalah kenakalan remaja dijawab dengan teori perilaku menyimpang,
   masalah berbedaan sosial dijawab dengan teori diferensiasi sosial, masalah
   dekadensi moralitas dijawab dengan teori nilai sosial dan teori norma sosial.
           Tentu dalam menggunakan pendekatan kuantitatif terdapat kelebihan dan
   kelemahan. Kelebihan menggunakan pendekatan ini yaitu masalah-masalah sosial
   akan cepat terjawab, dan jawaban dapat dipertanggungjawabkan dalam konteks
   teoritis namun belum tentu dapat dipertaggungjawabkan dalam konteks analitik
   (interpretasi). Selanjutnya kelemahan dalam menggunakan pendekatan kuantitatif
   yaitu masalah yang telah terjawab belum tentu menciptakan perubahan yang
   diinginkan. Jika terdapat masalah baru yang tidak tersedia teori yang mapan,
   masalah tidak akan terjawab
           Bagaimana dengan masa depan tradisi pola pandang kuantitatif pada masa
   depan soal-soal evaluasi mata pelajaran sosiologi di paruh semester dan akhir
   semester? Trend penulisan soal dengan pendekatan kuantitatif tetap eksis di masa
   kini dan masa mendatang. Hal ini dapat dijelaskan bahwa metode berfikir kuantitatif
   identik dengan sistematika suatu ilmu pengetahuan. Sistematika ilmu pengetahuan
   yaitu mengacu teori-teori yang telah mapan. Datangnya perspektif yang baru, juga
   berangkat dari seperangkat teori-teori lama. Terlebih pada metode ini cenderung
   akan dipilih oleh para guru mata pelajaran sosiologi karena cenderung instan dan
   cepat menjawab suatu masalah. Namun bukan berarti para guru tidak senang
   berfikir untuk menjawab masalah-masalah sosial dengan perspektif baru.



                                                                                     52
Pada babak selanjutnya, tradisi cara pandangan pada ilmu sosiologi adalah
dengan metode kualitatif. Cara berfikir ini merupakan merupakan suatu respon dari
kelemahan metode kuantitatif. Metode berfikir kuantitatif yang selalu dimanja
dalam menjawab masalah, kemudian tidak mampu menjawab masalah-masalah
sosial yang sedang terjadi. Kualitatif kemudian hadir untuk menyempurnakan suatu
tradisi berfikir pada babak awal itu.
        Perspektif kualitatif menekankan pada cara pandang induktif. Cara pandang
induktif selalu menawarkan perspektif dimana suatu masalah-masalah sosial
dijawab berdasarkan perspektif subjektif. Tradisi berfikir mendalam dan holistic
menjadi cirri yang dominan dalam tradisi kualitatif. Terlebih pada tradisi kualitatif
menekankan pada interpretasi (penafsiran) suatu gejala-gejala sosial dalam
menjawab suatu masalah-masalah sosial. Hingga kemudian metode kualitatif ini
akan menghasilkan suatu teori-teori baru yang selanjutnya akan dimanfaatkan oleh
penganut tradisi kuantitatif.
        Namun dalam menggunakan cara pandang kualitatif ini dalam menjawab
masalah-masalah sosial tidak secepat metode kuantitatif. Metode ini tidak cukup
dengan tindakan verifikatif. Metode ini mengharuskan tindakan induktif yang
menekankan pada kajian lapangan mendalam. Dengan demikian dalam menjawab
suatu masalah sosial diperlukan waktu yang relative cukup lama. Hanya saja
jawaban yang digunakan untuk menjawab masalah-masalah sosial terkadang tidak
dapat digeneralisir dalam menjawab masalah-masalah sosial pada waktu dan lokasi
masalah sosial yang berbeda.
        Bukan berarti metode ini akan tidak disukai oleh para guru sosiologi di SMA.
Dibalik kerumitan dalam menjawab masalah-masalah sosial yang harus dilakukan
dengan terjun ke lapangan langsung, metode ini memiliki ragam kelebihan.
Interpretasi atau penafsiran merupakan suatu yang identik dengan metode ini.
Dengan demikian jika para guru menggunakan metode ini, para guru sosiologi akan
terpola dengan tradisi berfikir induktif. Para guru sosiologi SMA akan terbiasa
menjawab dengan masalah-masalah sosial terkini yang belum tentu terjawabkan
oleh pendekatan kuantitaif (deduktif). Tradisi kualitatif juga mendorong para guru
Sosiologi untuk menghargai pemikiran-pemikiran tingkat local, bukan hanya
menomorsatukan teori-teori dari luar seperti yang dilakukan oleh parapengikut
metode kuantitatif. Para pengikut kualitatif akan membangun perspektif dari dalam
dirinya sendiri untuk menciptakan logika yang memihak kepentingan-kepentingan
local. Bukankan keberadaan suatu ilmu yang terpenting adalah memihak masyarakat
yang sedang dirundung oleh masalah-masalah sosial yang tidak kunjung padam?
        Pada saat ini tidak mudah menemukan beberapa soal sosiologi untuk
evaluasi siswa pada paruh semester dan soal akhir semester. Lagi-lagi keadaan
demikian didorong masih sedikitnya para guru sosiologi yang mau berfikir induktif.
Mereka (guru sosiologi SMA) tidak mau bersusah payah dalam menggunakan
pikirannya untuk berlama-lama melakukan refleksi keilmuan dalam menjawab
masalah-masalah sosial dengan terjun langsung di lapangan. Tradisi tekstualis dan
atau literalis telah mendominasi alam piker para guru sosiologi di SMA. Apalagi
didukung dengan system manajemen sekolah yang tidak terbiasa bertradisi berfikir
kualitatif. Keadaan ini juga didorong oleh budaya instan yang ingin cepat, ingin
benar, dan ingin selesai, walau terkadang terkesan dipaksakan.



                                                                                  53
Sosiologi dengan basis studi masyarakat yang dinamis, tentunya tradisi
kualitatif tidak akan dilepaskan begitu saja. Tradisi berfikir kualitatif tetap saja
menghiasi model-model soal evaluasi sosiologi di SMA. Hal ini dikarenakan selalu
bermunculan masalah-masalah sosial baru yang tidak semuanya terjawabkan oleh
pendekatan kuantitatif.




                                                                                 54
BAB V
                                      PENUTUP

A. KESIMPULAN

          Berdasarkan penelitian dokumen tentang kualitas soal ujian nasional mata
  pelajaran sosiologi tahun 2011 dapat disimpulkan sebagai berikut;
  - Pertama, perspektif teori yang digunakan dalam butir soal sebanyak 16
      perspektif teori sosial. Adapun Teori sosial yang sering dimunculkan dalam soal
      diantaranya teori sosialisasi, teori multikultural, teori norma dan nilai sosial,
      teori diferensiasi sosial, dan perpektif penelitian sosial.
  - Sosiologi dengan basis studi masyarakat yang dinamis, tentunya tradisi kualitatif
      tidak akan dilepaskan begitu saja. Tradisi berfikir kualitatif tetap saja menghiasi
      model-model soal evaluasi sosiologi di SMA. Hal ini dikarenakan selalu
      bermunculan masalah-masalah sosial baru yang tidak semuanya terjawabkan
      oleh pendekatan kuantitatif.
  - Kedua, beberapa isu klasik yang terkandung dalam butir soal sebanyak enam
      belas isu klasik. Selanjutnya isu kontemporer yang terkandung dalam dalam soal
      sebanyak delapan.
  - Ketiga, komposisi persebaran materi sosiologi secara merata telah ditemukan
      dalam tiap-tiap butir soal. Ke-empat, terdapat relevansi indikator soal terhadap
      silabus. Kelima, karakter soal yang tidak memerlukan penalaran tinggi dalam
      butir soal ditemukan lima buah butir soal.
  - Ke-enam, karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis dalam butir
      soal ditemukan sebanyak lima indicator.
  - Ketujuh, karakter soal yang menuntut keterampilan pemecahan masalah
      menggunakan 2 pola dari 17 pola yang ada, yaitu memecahkan masalah
      berdasarkan data dan masalah, serta memecahkan masalah dengan cara
      memberi alasan solusi.
  - Kedelapan, trend penulisan soal ujian nasional mata pelajaran sosiologi masa
      mendatang yaitu dengan pendekatan soal kualitatif. Hal ini dikarenakan
      sosiologi dengan basis studi masyarakat yang dinamis akan menuntut
      bermunculan masalah-masalah sosial baru yang tidak semuanya terjawabkan
      oleh pendekatan kuantitatif.

B. REKOMENDASI

         Berdasarkan temuan penelitian dokumen di atas, saran yang dapat penulis
  berikan kepada BNSP dan guru sosiologi adalah sebagai berikut;
  - Hendaknya dalam mengajarkan materi sosiologi menekankan pada materi yang
      memiliki karakter berfikir kritis dan berketerampilan pemecahan masalah.
  - Hendaknya dalam membuat soal sosiologi menekankan pada soal yang memiliki
      karakter berfikir kritis dan berketerampilan pemecahan masalah.




                                                                                      55
DAFTAR PUSTAKA


BNSP. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi Program Studi IPS
        SMA/ MA Paket P12. Jakarta. Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan
        Nasional.
-------. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi Program Studi IPS
        SMA/ MA Paket P25. Jakarta. Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan
        Nasional.
-------. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi Program Studi IPS
        SMA/ MA Paket P39. Jakarta. Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan
        Nasional.
-------. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi Program Studi IPS
        SMA/ MA Paket P46. Jakarta. Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan
        Nasional.
-------. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi Program Studi IPS
        SMA/ MA Paket P54. Jakarta. Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan
        Nasional.
-------. 2006. Panduan Penulisan Butir Soal. Jakarta. Puspendik Balitbang Kementerian
        Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
        Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yuyun Yunengsih, I Made Agus Ana Widiatmika, dan Astrid Candrasari. 2008. Ujian
        Nasional: Dapatkah Menjadi Tolak Ukur Standar Nasional Pendidikan? (Hasil
        Kajian Ujian Nasional Matematika Pada Sekolah Menengah Pertama). Jakarta.
        Research Department. Putera Sampoerna Foundation.
Zakaria, Teuku Ramli. Peran UN Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan. Jakarta.
        Pusat Penilaian Pendidikan. Balitbang Depdiknas.




                                                                                  56
LAMPIRAN

http://www.scribd.com/doc/53727233/Pembahasan-Sosiologi-un-2011-P46-P54

http://www.scribd.com/doc/53724716/Pembahasan-Sosiologi-un-2011-p25-p12-p39




                                                                              57

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Silabus ushul fikih smt 1
Silabus ushul fikih smt 1Silabus ushul fikih smt 1
Silabus ushul fikih smt 1FendraIstiqna1
 
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediribagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediriDhiian Vankoohe
 
RPP DARING SEJARAH INDOENSIA KELAS X SEMESTER GENAP
RPP DARING SEJARAH INDOENSIA KELAS X SEMESTER GENAPRPP DARING SEJARAH INDOENSIA KELAS X SEMESTER GENAP
RPP DARING SEJARAH INDOENSIA KELAS X SEMESTER GENAPKusmiati
 
penyusunan soal usbn smp 2018
penyusunan soal usbn smp 2018penyusunan soal usbn smp 2018
penyusunan soal usbn smp 2018kecuktp
 
1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum rev1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum revAmrizal Ahmad
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bNarendra
 
Analisis buku ajar_sains_berdasarkan_literasi_ilmiah_sebagai_dasar_untuk_memi...
Analisis buku ajar_sains_berdasarkan_literasi_ilmiah_sebagai_dasar_untuk_memi...Analisis buku ajar_sains_berdasarkan_literasi_ilmiah_sebagai_dasar_untuk_memi...
Analisis buku ajar_sains_berdasarkan_literasi_ilmiah_sebagai_dasar_untuk_memi...Nuri Azzuhra
 
Metodologi KT Kualitatif
Metodologi KT KualitatifMetodologi KT Kualitatif
Metodologi KT KualitatifSayshare
 
Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum 2013Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum 2013Ifik Firdaus
 
Silabus mata kuliah spi unsera 2011
Silabus mata kuliah spi   unsera 2011Silabus mata kuliah spi   unsera 2011
Silabus mata kuliah spi unsera 2011Zainal Muttaqin
 
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)rsd kol abundjani
 
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murniBab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murnisafran hasibuan
 

Was ist angesagt? (17)

Silabus ushul fikih smt 1
Silabus ushul fikih smt 1Silabus ushul fikih smt 1
Silabus ushul fikih smt 1
 
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediribagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
 
RPP DARING SEJARAH INDOENSIA KELAS X SEMESTER GENAP
RPP DARING SEJARAH INDOENSIA KELAS X SEMESTER GENAPRPP DARING SEJARAH INDOENSIA KELAS X SEMESTER GENAP
RPP DARING SEJARAH INDOENSIA KELAS X SEMESTER GENAP
 
Jp kim ia312
Jp kim ia312Jp kim ia312
Jp kim ia312
 
penyusunan soal usbn smp 2018
penyusunan soal usbn smp 2018penyusunan soal usbn smp 2018
penyusunan soal usbn smp 2018
 
1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum rev1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum rev
 
Rpp x 2013 2014
Rpp x 2013 2014Rpp x 2013 2014
Rpp x 2013 2014
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
 
Power Point Slide Master
Power Point Slide MasterPower Point Slide Master
Power Point Slide Master
 
Analisis buku ajar_sains_berdasarkan_literasi_ilmiah_sebagai_dasar_untuk_memi...
Analisis buku ajar_sains_berdasarkan_literasi_ilmiah_sebagai_dasar_untuk_memi...Analisis buku ajar_sains_berdasarkan_literasi_ilmiah_sebagai_dasar_untuk_memi...
Analisis buku ajar_sains_berdasarkan_literasi_ilmiah_sebagai_dasar_untuk_memi...
 
Metodologi KT Kualitatif
Metodologi KT KualitatifMetodologi KT Kualitatif
Metodologi KT Kualitatif
 
Revisi isi
Revisi isiRevisi isi
Revisi isi
 
Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum 2013Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum 2013
 
Metode q
Metode qMetode q
Metode q
 
Silabus mata kuliah spi unsera 2011
Silabus mata kuliah spi   unsera 2011Silabus mata kuliah spi   unsera 2011
Silabus mata kuliah spi unsera 2011
 
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
 
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murniBab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
 

Ähnlich wie Kualitas Soal UN 0Sosiologi Tahun 2011 SMA Pamotan

PERMASALAHAN DALAM PTK.ppt
PERMASALAHAN DALAM PTK.pptPERMASALAHAN DALAM PTK.ppt
PERMASALAHAN DALAM PTK.pptRandiElpadri
 
Modul ajar Sosiologi.docx
Modul ajar Sosiologi.docxModul ajar Sosiologi.docx
Modul ajar Sosiologi.docxilhamronaldi
 
sosialisasiakmi2022-221104141228-9a38eb82.pdf
sosialisasiakmi2022-221104141228-9a38eb82.pdfsosialisasiakmi2022-221104141228-9a38eb82.pdf
sosialisasiakmi2022-221104141228-9a38eb82.pdfRasyidatunNisa
 
Sosialisasi AKMI 2022.pptx
Sosialisasi AKMI 2022.pptxSosialisasi AKMI 2022.pptx
Sosialisasi AKMI 2022.pptxajikuswanto1
 
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematikUNIMED
 
PPT SHARING KNOWLEDGE KTI 19 OKTOBER 2021.pptx
PPT SHARING KNOWLEDGE KTI 19 OKTOBER 2021.pptxPPT SHARING KNOWLEDGE KTI 19 OKTOBER 2021.pptx
PPT SHARING KNOWLEDGE KTI 19 OKTOBER 2021.pptxArsalSyahputra
 
RPP Pembelajaran Sosial Emosional
RPP Pembelajaran Sosial EmosionalRPP Pembelajaran Sosial Emosional
RPP Pembelajaran Sosial EmosionalNurilFile
 
Kertas cadangan kajian tindakan
Kertas cadangan kajian tindakanKertas cadangan kajian tindakan
Kertas cadangan kajian tindakanJunaidah Jusoh
 
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...Arvina Frida Karela
 
PENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptx
PENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptxPENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptx
PENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptxMahmoudEutjeu
 
Metode Penulisan Karya Ilmiah
Metode Penulisan Karya IlmiahMetode Penulisan Karya Ilmiah
Metode Penulisan Karya IlmiahAdy Setiawan
 
52 Kajian Kebijakan Kurikulum Ips
52 Kajian Kebijakan Kurikulum Ips52 Kajian Kebijakan Kurikulum Ips
52 Kajian Kebijakan Kurikulum IpsSDN cbu 11 Pg
 
Psi.pendidikan(1)
Psi.pendidikan(1)Psi.pendidikan(1)
Psi.pendidikan(1)unclesyafiq
 
Pertemuan 2 - Definisi, Ruang Lingkup, dan Peran Psikologi Pendidikan.pptx
Pertemuan 2 - Definisi, Ruang Lingkup, dan Peran Psikologi Pendidikan.pptxPertemuan 2 - Definisi, Ruang Lingkup, dan Peran Psikologi Pendidikan.pptx
Pertemuan 2 - Definisi, Ruang Lingkup, dan Peran Psikologi Pendidikan.pptxFitrianiDzulfadhilah1
 

Ähnlich wie Kualitas Soal UN 0Sosiologi Tahun 2011 SMA Pamotan (20)

PERMASALAHAN DALAM PTK.ppt
PERMASALAHAN DALAM PTK.pptPERMASALAHAN DALAM PTK.ppt
PERMASALAHAN DALAM PTK.ppt
 
Modul ajar Sosiologi.docx
Modul ajar Sosiologi.docxModul ajar Sosiologi.docx
Modul ajar Sosiologi.docx
 
sosialisasiakmi2022-221104141228-9a38eb82.pdf
sosialisasiakmi2022-221104141228-9a38eb82.pdfsosialisasiakmi2022-221104141228-9a38eb82.pdf
sosialisasiakmi2022-221104141228-9a38eb82.pdf
 
Sosialisasi AKMI 2022.pptx
Sosialisasi AKMI 2022.pptxSosialisasi AKMI 2022.pptx
Sosialisasi AKMI 2022.pptx
 
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
PPT SHARING KNOWLEDGE KTI 19 OKTOBER 2021.pptx
PPT SHARING KNOWLEDGE KTI 19 OKTOBER 2021.pptxPPT SHARING KNOWLEDGE KTI 19 OKTOBER 2021.pptx
PPT SHARING KNOWLEDGE KTI 19 OKTOBER 2021.pptx
 
Uji minda
Uji mindaUji minda
Uji minda
 
Elektro keris
Elektro kerisElektro keris
Elektro keris
 
RPP Pembelajaran Sosial Emosional
RPP Pembelajaran Sosial EmosionalRPP Pembelajaran Sosial Emosional
RPP Pembelajaran Sosial Emosional
 
Kertas cadangan kajian tindakan
Kertas cadangan kajian tindakanKertas cadangan kajian tindakan
Kertas cadangan kajian tindakan
 
Kur 2013 bpsdm 1b
Kur 2013 bpsdm 1bKur 2013 bpsdm 1b
Kur 2013 bpsdm 1b
 
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
 
PENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptx
PENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptxPENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptx
PENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptx
 
3. paparan sos an dit sma 2021
3. paparan sos an dit sma 20213. paparan sos an dit sma 2021
3. paparan sos an dit sma 2021
 
Metode Penulisan Karya Ilmiah
Metode Penulisan Karya IlmiahMetode Penulisan Karya Ilmiah
Metode Penulisan Karya Ilmiah
 
52 Kajian Kebijakan Kurikulum Ips
52 Kajian Kebijakan Kurikulum Ips52 Kajian Kebijakan Kurikulum Ips
52 Kajian Kebijakan Kurikulum Ips
 
Psi.pendidikan(1)
Psi.pendidikan(1)Psi.pendidikan(1)
Psi.pendidikan(1)
 
Pertemuan 2 - Definisi, Ruang Lingkup, dan Peran Psikologi Pendidikan.pptx
Pertemuan 2 - Definisi, Ruang Lingkup, dan Peran Psikologi Pendidikan.pptxPertemuan 2 - Definisi, Ruang Lingkup, dan Peran Psikologi Pendidikan.pptx
Pertemuan 2 - Definisi, Ruang Lingkup, dan Peran Psikologi Pendidikan.pptx
 
membuat skripsi
membuat skripsimembuat skripsi
membuat skripsi
 

Mehr von Suhadi Rembang

Pawon Batik Ramah Lingkungan
Pawon Batik Ramah Lingkungan Pawon Batik Ramah Lingkungan
Pawon Batik Ramah Lingkungan Suhadi Rembang
 
Instrumen Penelitian Rempah Rempah
Instrumen Penelitian Rempah Rempah Instrumen Penelitian Rempah Rempah
Instrumen Penelitian Rempah Rempah Suhadi Rembang
 
Membaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
Membaca Kebenaran Dalam Video DokumenterMembaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
Membaca Kebenaran Dalam Video DokumenterSuhadi Rembang
 
Membaca kebenaran dalam video dokumenter
Membaca kebenaran dalam video dokumenterMembaca kebenaran dalam video dokumenter
Membaca kebenaran dalam video dokumenterSuhadi Rembang
 
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...Suhadi Rembang
 
Membaca Pembangkang Jawa
Membaca Pembangkang JawaMembaca Pembangkang Jawa
Membaca Pembangkang JawaSuhadi Rembang
 
Seragam keamanan sekolah
Seragam keamanan sekolahSeragam keamanan sekolah
Seragam keamanan sekolahSuhadi Rembang
 
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTANTRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTANSuhadi Rembang
 
Ucapan terimasih kepada donasi buku dina
Ucapan terimasih kepada donasi buku   dinaUcapan terimasih kepada donasi buku   dina
Ucapan terimasih kepada donasi buku dinaSuhadi Rembang
 
Ucapan terimasih kepada donasi buku
Ucapan terimasih kepada donasi bukuUcapan terimasih kepada donasi buku
Ucapan terimasih kepada donasi bukuSuhadi Rembang
 
Pantai caruban rembang
Pantai caruban rembangPantai caruban rembang
Pantai caruban rembangSuhadi Rembang
 
Majalah bangkit rembang
Majalah bangkit rembangMajalah bangkit rembang
Majalah bangkit rembangSuhadi Rembang
 
Galangan kapal sarang rembang
Galangan kapal sarang rembangGalangan kapal sarang rembang
Galangan kapal sarang rembangSuhadi Rembang
 
Batik tulis lasem rembang
Batik tulis lasem rembangBatik tulis lasem rembang
Batik tulis lasem rembangSuhadi Rembang
 
Perajin kepang sarang rembang
Perajin kepang sarang rembangPerajin kepang sarang rembang
Perajin kepang sarang rembangSuhadi Rembang
 
Sinematografi sma pamotan 2012
Sinematografi sma pamotan 2012Sinematografi sma pamotan 2012
Sinematografi sma pamotan 2012Suhadi Rembang
 
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru malukuKemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru malukuSuhadi Rembang
 
Membangun beranda depan indonesia
Membangun beranda depan indonesiaMembangun beranda depan indonesia
Membangun beranda depan indonesiaSuhadi Rembang
 
Perubahan makna tanah yang melampaui batas
Perubahan makna tanah yang melampaui batasPerubahan makna tanah yang melampaui batas
Perubahan makna tanah yang melampaui batasSuhadi Rembang
 

Mehr von Suhadi Rembang (20)

Pawon Batik Ramah Lingkungan
Pawon Batik Ramah Lingkungan Pawon Batik Ramah Lingkungan
Pawon Batik Ramah Lingkungan
 
Instrumen Penelitian Rempah Rempah
Instrumen Penelitian Rempah Rempah Instrumen Penelitian Rempah Rempah
Instrumen Penelitian Rempah Rempah
 
Membaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
Membaca Kebenaran Dalam Video DokumenterMembaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
Membaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
 
Membaca kebenaran dalam video dokumenter
Membaca kebenaran dalam video dokumenterMembaca kebenaran dalam video dokumenter
Membaca kebenaran dalam video dokumenter
 
Wakaf Buku
Wakaf Buku Wakaf Buku
Wakaf Buku
 
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
 
Membaca Pembangkang Jawa
Membaca Pembangkang JawaMembaca Pembangkang Jawa
Membaca Pembangkang Jawa
 
Seragam keamanan sekolah
Seragam keamanan sekolahSeragam keamanan sekolah
Seragam keamanan sekolah
 
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTANTRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
 
Ucapan terimasih kepada donasi buku dina
Ucapan terimasih kepada donasi buku   dinaUcapan terimasih kepada donasi buku   dina
Ucapan terimasih kepada donasi buku dina
 
Ucapan terimasih kepada donasi buku
Ucapan terimasih kepada donasi bukuUcapan terimasih kepada donasi buku
Ucapan terimasih kepada donasi buku
 
Pantai caruban rembang
Pantai caruban rembangPantai caruban rembang
Pantai caruban rembang
 
Majalah bangkit rembang
Majalah bangkit rembangMajalah bangkit rembang
Majalah bangkit rembang
 
Galangan kapal sarang rembang
Galangan kapal sarang rembangGalangan kapal sarang rembang
Galangan kapal sarang rembang
 
Batik tulis lasem rembang
Batik tulis lasem rembangBatik tulis lasem rembang
Batik tulis lasem rembang
 
Perajin kepang sarang rembang
Perajin kepang sarang rembangPerajin kepang sarang rembang
Perajin kepang sarang rembang
 
Sinematografi sma pamotan 2012
Sinematografi sma pamotan 2012Sinematografi sma pamotan 2012
Sinematografi sma pamotan 2012
 
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru malukuKemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
 
Membangun beranda depan indonesia
Membangun beranda depan indonesiaMembangun beranda depan indonesia
Membangun beranda depan indonesia
 
Perubahan makna tanah yang melampaui batas
Perubahan makna tanah yang melampaui batasPerubahan makna tanah yang melampaui batas
Perubahan makna tanah yang melampaui batas
 

Kualitas Soal UN 0Sosiologi Tahun 2011 SMA Pamotan

  • 1. KUALITAS SOAL UN SOSIOLOGI TAHUN 2011 SEBUAH STUDI DOKUMEN Penulis: Suhadi SMA NEGERI 1 PAMOTAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH MEI, 2011 18
  • 2. IDENTITAS PENULIS Suhadi, lahir di Rembang tanggal 03 April 2011. Pendidikan formal yang pernah di jalani diantaranya; SD (SDN 1 Sumurtawang lulus tahun 1993), SMP (SMP Negeri 1 Kragan lulus tahun 1998), SMA (SMA Negeri 3 Rembang lulus tahun 2001), S1 (Pendidikan Sosiologi & Antropologi FIS Unnes lulus tahun 2007), dan S2 (Pendidikan IPS PPS Unnes tahun 2010 hingga sekarang). Saat ini bekerja di SMA Negeri 1 Pamotan sebagai guru bidang studi Sosiologi sejak tahun 2009 hingga sekarang. 19
  • 3. KATA PENGANTAR Penelitian ini merupakan jenis proyek penelitian mandiri. Penelitian ini ditujukan tiga elemen penting dalam hal yang menyangkut soal UN Sosiologi. Pertama, untuk siswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber inspirasi untuk memahami karakter soal UN Sosiologi sehingga siswa dapat mengerjakan soal UN dengan mudah. Kedua, untuk guru. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan inspirasi untuk membuat produk soal-soal evaluatif yang kualitas tinggi. Dan ketiga, untuk BNSP. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi kualitas soal UN Sosiologi yang berkualitas tinggi. Rembang, 09 Mei 2011 Penulis Suhadi 20
  • 4. KATA SAMBUTAN Penelitian merupakan elemen penting dalam rangka meningkatkan kualitas seorang pendidik. Dengan penelitian, seorang pendidik akan berinteraksi dengan ragam materi yang terbarukan dan menjawab masalah-masalah dengan sistematika ilmiah yang ketat dan tingkat validitas akademik yang dapat dipertanggungjawabkan. Berbagai masalah seputar teori dan strategi pembelajaran, seorang pendidik hendak akan tercapai dengan aktivitas penelitian. Dengan demikian kualitas seorang pendidik akan menempati kelas sosial yang membanggakan. Penelitian saudara Suhadi dengan judul “Kualitas Soal UN Sosiologi Tahun 2011: Sebuah Studi Dokumen” merupakan bagian dari kegiatan dalam rangka meningkatkan kualitas seorang pendidik. Saya sebagai pimpinan lembaga SMA Negeri 1 Pamotan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan mengucapkan terimakasih kepada penulis, karena telah mau melakukan penelitian dengan semangat akademik yang tinggi. Semoga penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi para pendidik di SMA Negeri 1 Pamotan pada khususnya, dan pendidik di luar SMA Negeri 1 Pamotan pada umumnya dalam rangka mengantarkan peserta didik menjadi generasi yang cerdas dan berguna dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Rembang, 09 Mei 2011 Dra. Pusmi Indiyati (Kepala SMA Negeri 1 Pamotan) 21
  • 5. DAFTAR ISI Cover Identitas Penulis Kata Pengantar Kata Sambutan Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Lampiran Abstrak Bab I Pendahuluan Bab II Kajian Pustaka A. Mengenal Ujian Nasional B. Penyusunan Butir Soal Penalaran Tinggi B.1. Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis B.2. Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah Bab III Metode Penelitian Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Perspektif Teori dalam Soal B. Isu-Isu Klasik dan Kontemporer C. Komposisi Persebaran Materi D. Relevansi Indikator Soal Terhadap Silabus E. Karakter Soal yang Tidak Memerlukan Penalaran Tinggi F. Karakter Soal yang Memerlukan Kemampuan Berfikir Kritis G. Karakter Soal yang Menuntut Keterampilan Pemecahan Masalah H. Trend Penulisan Soal Masa Mendatang Bab V. Penutup A. Kesimpulan B. Rekomendasi Daftar Pustaka Lampiran 22
  • 6. DAFTAR TABEL Tabel 1. Perubahan Istilah tentang Evaluasi Belajar dari Waktu ke Waktu Tabel 2. Persebaran materi kelas X dalam soal UN Sosiologi tahun 2011 Tabel 3. Persebaran materi kelas XI dalam soal UN Sosiologi tahun 2011 Tabel 4. Persebaran materi kelas XII dalam soal UN Sosiologi tahun 2011 Tabel 5. Relevansi indicator soal ujian nasional sosiologi terhadap silabus Tabel 6. Butir Soal Non-Penalaran Tinggi Tabel 7. Karakter butir soal berkemampuan berfikir kritis Tabel 8. Karakter butir soal berketerampilan memecahkan masalah 23
  • 7. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 12 Lampiran 2. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 25 Lampiran 3. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 39 Lampiran 4. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 46 Lampiran 5. Soal UN Sosiologi Tahun Pelajaran 2010/2011 Peket 54 24
  • 8. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat kualitas butir soal ujian nasional mata pelajaran sosiologi tahun 2011. Beberapa pertanyaan penting yang hendak dijawab dalam penelitian ini diantaranya; perspektif teori dalam soal, Isu-isu klasik dan kontemporer, komposisi persebaran materi, relevansi indikator soal terhadap silabus, karakter soal yang tidak memerlukan penalaran tinggi, karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis, karakter soal yang menuntut keterampilan pemecahan masalah, dan trend penulisan soal masa mendatang. Penelitian dengan pendekatan analisis dokumentatif ini mendapatkan dua temuan penting yaitu terdapat kecenderungan materi dan soal ujian nasional sosiologi tidak menekankan peserta didik untuk berfikir kritis dan berketerampilan pemecahan masalah. Kata kunci: soal un sosiologi, berfikir kritis, keterampilan pemecahan masalah. 25
  • 9. BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini dilatarbelakangi keinginan penulis akan rasa ingin tahun tentang seluk beluk soal ujian nasional sosiologi tahun 2011. Hal ihwal apa saja yang terkandung dalam tiap-tiap butiran soal menjadi fokus penulis dalam penelitian dokumen ini. Pasca diterbitkannya soal ujian nasional sosiologi tahun 2011, yang menjadikan penulis tertarik untuk dilakukan studi diantaranya; landasan filosofis ujian nasional di Indonesia, ujian nasional dalam perspektif masyarakat Indonesia, ujian nasional dalam perspektif pemerintah, ujian nasional dan kualitas pendidikan Indonesia, ujian nasional dan profesionalitas lembaga pendidikan, hingga tematik studi tentang ujian nasional dan tantangan Indonesia dalam kancah akademik global di masa yang akan datang. Ragam rumusan studi di atas kemudian mengantarkan penulis untuk melakukan studi dengan masalah terpilih yaitu kualitas butir soal ujian nasional mata pelajaran sosiologi tingkat SMA atau sederajat. Untuk mengetahui derajat kualitas butir soal ujian nasional mata pelaJaran sosiologi tahun 2011, beberapa pertanyaan penting yang hendak penulis jawab diantaranya; perspektif teori dalam soal, Isu-isu klasik dan kontemporer, komposisi persebaran materi, relevansi indikator soal terhadap silabus, karakter soal yang tidak memerlukan penalaran tinggi, karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis, karakter soal yang menuntut keterampilan pemecahan masalah, hingga trend penulisan soal masa mendatang. Hasil studi dokumen ini diharapkan mampu memberi informasi tentang derajat kualitas butir soal sosiologi pada masyarakat Indonesia. Dengan berbagi informasi tentang hal tersebut, semoga hasil studi dokumen ini juga menjadi bahan literal yang dapat mendorong para guru sosiologi dan siswa SMA jurusan IPS untuk lebih memahami substansi dari sebuah butir soal. Butir soal dalam ujian nasional bukanlah sebagai teks yang mati, hendaknya butir soal ujian nasional dipandang sebagai teks hidup yang mampu mengantarkan bangsa ini menuju gerbang kecerdasan. 26
  • 10. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. MENGENAL UJIAN NASIONAL Terhitung sejak tahun 1945 hingga sekarang, terdapat lima kali perubahan dalam hal memberikan istilah tentang evaluasi belajar akhir peserta didik. Beberapa istilah yang digunakan sebagai beikurt; Ujian Negara (1945-1971), Ujian Sekolah (1971-1983), EBTANAS (1983-2002), Ujian Akhir Nasional (2002-2005), dan Ujian Nasional (2006-sekarang). Pada tahun 1945 hingga 1971 dikenal dengan istilah Ujian Negara. Ujian sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah baik penyiapan bahan, pelaksanaan, maupun penetapan kelulusan. Program ini memiliki dampak dimana kelulusan rendah, banyak kritik masyarakat, tidak ada seleksi ke jenjang pendidikan yg lebih tinggi, namun mutu lulusan tinggi. Selanjutnya pada tahun 1971 hingga tahun 1983 dengan istilah Ujian Sekolah. Ujian sepenuhnya dilakukan oleh sekolah baik penyiapan bahan, pelaksanaan, maupun penetapan kelulusan. Dalam program Ujian Sekolah tidak ada batas lulus. Dampak dari program ini dikenal dengan kelulusan hampir 100%, perlu ada seleksi lagi ke jenjang lebih tinggi, dan namun mutu rendah, sehingga mendapatkan banyak kritik masyarakat. Tabel 1. Perubahan Istilah tentang Evaluasi Belajar dari Waktu ke Waktu Tingkat No. Tahun Istilah Singkatan Penyelenggaran 1 1945-1971 Ujian Negara UN Nasional 2 1971-1983 Ujian Sekolah US Provinsi & Kabupaten 3 1983-2002 Evaluasi Belajar Tahap EBTANAS Nasional Akhir Nasional 4 2002-2005 Ujian Akhir Nasional UAN Nasional 5 2006-sekarang Ujian Nasional UN Nasional (BNSP) Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2011 Ujian Negara (1945-1971), Ujian Sekolah (1971-1983), EBTANAS (1983-2002), Ujian Akhir Nasional (2002-2005), dan Ujian Nasional (2005-sekarang). Pada tahun 1983-2002 dikenal dengan istilah EBTANAS. Model ini menggunakan 5 hingga 7 mata pelajaran menjadi kewenangan pusat . kemudian 7 hinga 9 mata pelajaran kewenangan sekolah. Penyelenggaraan dan kelulusan Ebtanas mulai ditetapkan oleh pihak sekolah setempat. Model ini juga tidak mengenal batas lulus. Adapun dampak dari model ini diantaranya; selulusan hampir 100%, domain yang diukur hanya aspek kognitif, NEM hanya digunakan untuk seleksi ke jenjang lebih tinggi, namun mutu rendah dan banyak menuai kritik dari masyarakat. Hingga kemudian pada tahun 2006 sampai sekarang disebut Ujian Nasional (UN) yang dilaksanakan oleh BNSP dan lembaga independen yang dilaksanakan secara serentak. 27
  • 11. B. PENYUSUNAN BUTIR SOAL PENALARAN TINGGI Dalam penyusunan butir soal penalaran tinggi di bagi dalam dua kategori, yaitu; mengukur kemampuan berpikir kritis dan mengukur keterampilan pemecahan masalah. B.1. Mengukur Kemampuan Berpikir kritis Ada 11 kemampuan berpikir kritis yang dapat dijadikan dasar dalam menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi. 1. Menfokuskan pada pertanyaan Contoh indikator soal: Disajikan sebuah masalah/problem, aturan, kartun, atau eksperimen dan hasilnya, peserta didik dapat menentukan masalah utama, kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas, kebenaran argumen atau kesimpulan. 2. Menganalisis argumen Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi sebuah situasi atau satu/dua argumentasi, peserta didik dapat: (1) menyimpulkan argumentasi secara cepat, (2) memberikan alasan yang mendukung argumen yang disajikan, (3) memberikan alasan tidak mendukung argumen yang disajikan. 3. Mempertimbangkan yang dapat dipercaya Contoh indikator soal: Disajikan sebuah teks argumentasi, iklan, atau eksperimen dan interpretasinya, peserta didik menentukan bagian yang dapat dipertimbangan untuk dapat dipercaya (atau tidak dapat dipercaya), serta memberikan alasannya. 4. Mempertimbangkan laporan observasi Contoh indikator soalnya: Disajikan deskripsi konteks, laporan observasi, atau laporan observer/reporter, peserta didik dapat mempercayai atau tidak terhadap laporan itu dan memberikan alasannya. 5. Membandingkan kesimpulan Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah benar dan pilihannya terdiri dari: (1) satu kesimpulan yang benar dan logis, (2) dua atau lebih kesimpulan yang benar dan logis, peserta didik dapat membandingkan kesimpulan yang sesuai dengan pernyataan yang disajikan atau kesimpulan yang harus diikuti. 6. Menentukan kesimpulan Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah benar dan satu kemungkinan kesimpulan, peserta didik dapat menentukan kesimpulan yang ada itu benar atau tidak, dan memberikan alasannya. 7. Mempertimbangkan kemampuan induksi Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan, informasi/data, dan beberapa kemungkinan kesimpulan, peserta didik dapat menentukan sebuah kesimpulan yang tepat dan memberikan alasannya. 28
  • 12. 8. Menilai Contoh indikatornya: Disajikan deskripsi sebuah situasi, pernyataan masalah, dan kemungkinan penyelesaian masalahnya, peserta didik dapat menentukan: (1) solusi yang positif dan negatif, (2) solusi mana yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang disajikan, dan dapat memberikan alasannya. 9. Mendefinisikan Konsep Contoh indikator soal: Disajikan pernyataan situasi dan argumentasi/naskah, peserta didik dapat mendefinisikan konsep yang dinyatakan. 10. Mendefinisikan asumsi Contoh indikator soal Disajikan sebuah argumentasi, beberapa pilihan yang implisit di dalam asumsi, peserta didik dapat menentukan sebuah pilihan yang tepat sesuai dengan asumsi. 11. Mendeskripsikan Contoh indikator soal: Disajikan sebuah teks persuasif, percakapan, iklan, segmen dari video klip, peserta didik dapat mendeskripsikan pernyataan yang dihilangkan. B.2. Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah Ada 17 keterampilan pemecahan masalah yang dapat dijadikan dasar dalam menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi. 1. Mengidentifikasi masalah Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi suatu situasi/masalah, peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang nyata atau masalah apa yang harus dipecahkan. 2. Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan yang berisi sebuah masalah, peserta didik dapat merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan. 3. Memahami kata dalam konteks Contoh indikator soal: Disajikan beberapa masalah yang konteks kata atau kelompok katanya digarisbawahi, peserta didik dapat menjelaskan makna yang berhubungan dengan masalah itu dengan kata-katanya sendiri. 4. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai Contoh indikator masalah: Disajikan beberapa informasi yang relevan dan tidak relevan terhadap masalah, peserta didik dapat mengidentifikasi semua informasi yang tidak relevan. 5. Memilih masalah sendiri Contoh indikator soal: Disajikan beberapa masalah, peserta didik dapat memberikan alasan satu masalah yang dipilih sendiri, dan menjelaskan cara penyelesaiannya. 6. Mendeskripsikan berbagai strategi Contoh indikator soal: 29
  • 13. Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat memecahkan masalah ke dalam dua cara atau lebih, kemudian menunjukkan solusinya ke dalam gambar, diagram, atau grafik. 7. Mengidentifikasi asumsi Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat memberikan solusinya berdasarkan pertimbangan asumsi untuk saat ini dan yang akan datang. 8. Mendeskripsikan masalah Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat menggambarkan sebuah diagram atau gambar yang menunjukkan situasi masalah. 9. Memberi alasan masalah yang sulit Contoh indikator soal: Disajikan sebuah masalah yang sukar dipecahkan atau informasi pentingnya dihilangkan, peserta didik dapat menjelaskan mengapa masalah ini sulit dipecahkan atau melengkapi informasi pentingnya dihilangkan. 10. Memberi alasan solusi Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih kemungkinan solusinya, peserta didik dapat memilih satu solusi yang paling tepat dan memberikan alasannya. 11. Memberi alasan strategi yang digunakan Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih strategi untuk menyelesikan masalah, peserta didik dapat memilih satu strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah itu dan memberikan alasannya. 12. Memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah Contoh indikator soal: Disajikan sebuah cerita, kartun, grafik atau tabel dan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat memecahkan masalah dan menjelaskan prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. 13. Membuat strategi lain Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dan satu strategi untuk menyelesaikan masalahnya, peserta didik dapat menyelesaikan masalah itu dengan menggunakan strategi lain. 14. Menggunakan analogi Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dan strategi penyelesaiannya, peserta didik dapat: (1) mendeskripsikan masalah lain (analog dengan masalah ini) yang dapat diselesaikan dengan menggunakan strategi itu, (2) memberikan alasannya. 15. Menyelesaikan secara terencana Contoh indikator soal: 30
  • 14. Disajikan sebuah situasi masalah yang kompleks, peserta didik dapat menyelesaikan masalah secara terencana mulai dari input, proses, output, dan outcomenya. 16. Mengevaluasi kualitas solusi Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dan beberapa strategi untuk menyelesaikan masalah, peserta didik dapat: (1) menjelaskan dengan menerapkan strategi itu, (2) mengevaluasinya, (3) menentukan strategi mana yang tepat, (4) memberi alasan mengapa strategi itu paling tepat dibandingkan dengan strategi lainnya. 17. Mengevaluasi strategi sistematika Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah, beberapa strategi pemecahan masalah dan prosedur, peserta didik dapat mengevaluasi strategi pemecahannya berdasarkan prosedur yang disajikan. 31
  • 15. BAB IV METODE PENELITAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dokumen. Adapun pertanyaan besar dalam penelitian dokumen ini adalah bagaimana kualitas soal ujian nasional mata pelajaran sosiologi tahun 2011. Untuk menjawab pertanyaan di atas, dijawab dengan beberapa turunan pertanyaan sebagai berikut; (1) Apa saja perspektif teori yang digunakan dalam soal ujian nasional sosiologi tahun 2011, (2) Apa saja isu-isu klasik dan kontemporer yang digunakan dalam soal ujian nasional sosiologi tahun 2011, (3) Bagaimana komposisi persebaran materi yang digunakan dalam soal ujian nasional sosiologi tahun 2011, (4) Bagaimana relevansi indikator soal yang digunakan dalam soal ujian nasional sosiologi tahun 2011 terhadap kurikulum sosiologi 2006, (5) Bagaimana karakter soal yang tidak memerlukan penalaran tinggi, (6) Bagaimana karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis, (7) Bagaimana karakter soal yang menuntut keterampilan pemecahan masalah, dan (8) Bagaimana trend penulisan soal ujian nasional sosiologi di masa mendatang. Penelitian yang dilakukan dengan rentang waktu tiga bulan ini menggunakan sumber data dokumen soal ujian nasional Sosiologi program studi IPS SMA/ MA dengan kode paket P12, P25, P39, P46, dan P54. Dokumen ini dianalisis dengan menggunakan pendekatan pedoman penulisan butir soal. Selanjutnya adapaun penelitian dokumen ini dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama yaitu tahap penyusunan proposal penelitian. Tahap kedua yaitu tahap analisis dokumen. Selanjutnya pada tahap ketiga yaitu tahap pelaporan. 32
  • 16. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bagian pembahasan ini memuat tentang delapan permasalahan penting dalam penelitian dokumen soal ujian nasional mata pelajaran sosiologi tahun 2011. Delapan dari permasalahan penting tersebut diantaranya; (1) perspektif teori dalam soal, (2) isu-isu klasik dan kontemporer, (3) komposisi persebaran materi, (4) relevansi indikator soal terhadap silabus, (5) karakter soal yang tidak memerlukan penalaran tinggi, (6) karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis, (7) karakter soal yang menuntut keterampilan pemecahan masalah, dan (8) trend penulisan soal masa mendatang. A. PERSPEKTIF TEORI DALAM SOAL Bagaimana perspektif teori yang terkandung dalam soal UN Sosiologi tahun 2011? Dari perspektif teori yang digunakan, apa kemungkinan dari tujuan memunculkan toori dalam soal UN tersebut? Lantas apa hubungan perspektif teori dalam soal UN tersebut terhadap fenomena sosial dan gejala sosial pada masyarakat Indonesia saat ini? Berdasarkan studi identifikasi perspektif teori terhadap 50 butir soal pada soal paket 25 ditemukan perspektif teori sebagai berikut. Perspektif teori yang digunakan dalam butir soal diantaranya; teori mobilitas sosial, teori kontrol sosial, teori stratifikasi sosial, teori interaksi sosial, teori sosialisasi, teori norma sosial, teori norma sosial, teori konflik sosial, teori multikultural, teori integrasi, teori etnis, teori kelompok sosial, teori diferensiasi sosial, teori perubahan sosial, teori lembaga sosial, dan perspektif penelitian sosial. Teori sosial yang sering dimunculkan dalam soal UN sosiologi tahun 2011 diantaranya teori sosialisasi, teori multikultural, teori norma dan nilai sosial, teori diferensiasi sosial, dan perpektif penelitian sosial. Mengapa perspektif teori ini sering dimunculkan dalam butir soal UN sosiologi tahuh 2011? Untuk itu perlu dideskripsikan maksud dari teori yang sering muncul itu terhadap impian dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan harmoni, berikut ulasannya. Pertama, teori sosialisasi menekan bahwa dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan harmoni yaitu dengan cara mengenalkan/menginjeksikan nilai- nilai sosial dan norma-norma sosial yang baik, bukan yang buruk. Suatu masyarakat yang dikenalkan dengan nilai dan norma yang baik diyakini akan terbentuklah masyarakat yang teratur. Kedua, teori norma dan nilai sosial. Teori menyakini bahwa dalam menciptakan masyarakat yang teratur perlu dibangun suatu tatanan ideal substansial atau yang dimaksud dengan nilai sosial. Nilai-nilai sosial yang di-idealkan dapat dilihat misalnya mimpi semua orang atau masyarakat tentang keadilan, kejujuran, kesejahteraan, persatuan, saling menghormati, saling menyayangi, kecerdasan, dan lain-lain. Teori ini berpandangan akan terciptanya masyarakat yang teratur jika nilai-nilai ideal substansial ini implementasikan dalam kehidupan sebahari-hari. Begitu halnya dengan teori norma sosial. Teori ini meyakini bahwa akan terbentunya masyarakat yang teratur jika semua anggota masyarakat dan 33
  • 17. lembaga-lembaga sosial yang ada mengindahkan tata aturan untuk mencapai suatu tatanan ideal substansial di atas. Hanya saja substansi dari norma sosial bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan norma sosial bergerak pada tataran praktis untuk mencapai tatanan ideal substansial yang di- impikan oleh masyarakat. Diversitas (keragaman) akan norma sosial terjadi pada masyarakat yang multikultural. Pada bagian ini akan diperjelas dalam teori multikultural. Ketiga, teori diferensiasi sosial. Secara substansial teori diferensiasi sosial merupakan turunan dari teori fungsinal yang didalamnya terdapat struktur dan peran. Adapun teori diferensiasi sosial merupakan manifestasi dari teori struktur sosial dan peran sosial. Dimana letak keterkaintannya? Hal ini dapat dilihat pada pembedaan peran (diferensiasi sosial) baik dalam hal diferensiasi fisik maupun diferensiasi sosial budaya. Dengan demikian teori diferensiasi sosial ini berpandangan bahwa terbentuknya masyarakat yang teratur ketika terdapat perbedaan yang ditampilkan pada perbedaan fisik dan berbedaan sosial budaya. Keempat, teori multikultural. Teori ini menekankan pada suatu khasanah pemikiran bahwa dunia sosial/ masyarakat pada saat ini tidak ada yang monokultur. Masyarakat dalam era globalisasi ini dalam keadaan multikultur. Berbagai pandangan tentang apa itu masyarakat multikultural, cirri-ciri masyarakat multikultural, berbagai kecenderungan masalah-masalah sosial dalam masyarakat multikultural, hingga bagaimana pendekatan dalam mengambil solusi dari ragam permasalahan dalam masyarakat multikultural, disuguhkan dalam teori multikultural. Dalam konteks ke-Indonesia-an, materi ini menjadi materi kunci, karena Indonesia adalah masyarakat multikultural, bukan monokultural. Dengan demikian sangat relevan jika dalam butir soal ujian nasional tahun 2011 didominasi soal dengan perspektif teori multikultural. Tentu dengan harapan peserta didik mampu menjawab berbagai masalah-masalah multikultural dengan cara pandang multikultural. Kelima, perpektif penelitian sosial. Perspektif penelitian sosial dimunculkan dalam soal ujian nasional merupakan bukti penting bahwa dalam mata pelajaran sosiologi ini menekankan pada bagaimana ilmu ini mampu membangun suatu metode berfikir dalam menjawab masalah-masalah sosial. Perspektif penelitian sosial menyuguhkan kepada peserta didik untuk selalu berfikir ilmiah, sistematis, dan koheren. strategi menjawab masalah-masalah sosial telah dikenalkan dengan cara membangun suatu latar belakang, merumuskan masalah, menentukan tujuan penelitian, menentukan manfaat penelitian, mengenal berbagai pandangan/ pendapat dan temuan tentang permasalahan sosial yang dipilih, menyusun metode dalam mendapatkan data lapangan yang kemudian dibahas dengan memverifikasi data dengan pendapat dan temuan ahli, kemudian mampu peserta didik baru dipersilahkan untuk menjawab suatu masalah-masalah sosial. Sosiologi telah hadir dalam dunia peserta didik di bangku SMA dengan menekankan suatu perspektif penelitian dalam menjawab masalah-masalah sosial. Sungguh suatu suguhan yang mencengangkan jika di bandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain yang diberikan secara bersamaan di bangku SMA. 34
  • 18. B. ISU-ISU KLASIK DAN KONTEMPORER Berdasarkan studi dokumentatif pada soal UN Sosiologi tahun 2011, terdapat dua isu yang terkandung dalam butir soal. Dua isu dalam butir soal itu adalah butir soal dengan isu klasik (terdahulu) dan butir soal dengan isu kontemporer (kekinian). Beberapa isu klasik yang terkandung dalam butir soal enam belas isu. Dari 16 isu tersebut adalah sebagai berikut; kompetisi iptek, penegakan hokum, kekerasan terhadap anak, sistem monarkhi, pola hidup sehat, R3 (reduce, reuse, recycle), keteraturan, kemandirian, pembangkangan, pribadi santun, tradisi disiplin, isu SARA, senioritas dan yunioritas, geneologis, amalgamasi, konflik dalam ritual keagamaan, segmntasi dan fragmentasi, logika ilmiah, kependudukan, imitasi, rokok, pegawai honorer, perceraian, narkoba, gaya hidup barat, dan sekolah menengah atas. Selanjutnya isu kontemporer dalam soal UN sosiologi tahun 2011 terdapat delapan belas isu terkini. Adapun isu terkini diantaranya adalah; transnasional, radikalisisasi pemeluk agama, ledakan teknologi informasi, toleransi antar umat beragama, demoralisasi/ dekadensi moralitas, mahkamah konstitusi, anarkhisme suporter sepak bola, UMKM, hedonis, perilaku KKN, CSR, hukum adat, densus 88, pulau-pulau kecil, selebriti dan dunia artis, karakter bangsa, dan observasi partisipasi. Berdasarkan uraian di atas ternyata butir soal sosiologi dibangun oleh isu-isu sosial yang kontemporer. Karakter butir soal dalam UN sosiologi tahun 2011 terbukti bersifat dinamis. Adapun isu-isu klasik dan sosial di hadirkan agar peserta didik memiliki perhatian dan tingkat kepekaan yang tinggi dalam adanya fenomena sosial dan gejala-gejala sosial yang ada yang perlu mendapatkan ketrampilan dalam menjawab masalah. Densus 88 misalnya. Pada saat ini Indonesia sedang dirundung masalah sosial yaitu tentang terorisme/ tindakan anarkhis yang mengancam harta dan nyawa warga Negara dan pemerintah Indonesia. Tentu dengan dihadirkan isu densus 88 sebagai symbol tegaknya pemerintah dalam mengatasi perilaku terror dan anarkhis. Termasuk isu tentang KKN, pulau-pulau yang ada diperbatasan, semangat transnalisonal, dan masih banyak lagi yang lain. Isu-isu dalam butir soal UN Sosiologi tahun 2011 akan silih berganti. Pada tahun ini, isu-isu sosialnya belum tentu sama dengan tahun sebelumnya dan tahun berikutnya. Untuk itu perlu adanya perhatian oleh peserta didik dan para guru dalam mengikuti isu-isu sosial yang diyakini berhubungan erat dengan kajian-kajian masyarakat. C. KOMPOSISI PERSEBARAN MATERI Berikut ini ulasan tentang persebaran materi pada soal UN Sosiologi tahun 2011. Paket soal yang dianalisis yaitu paket 25. Pada bagian ini mengulan tiga hal penting dalam hal persebaran materi meliputi; Persebaran materi kelas X, persebaran materi kelas XI, dan persebaran materi kelas XII dalam soal UN Sosiologi tahun 2011. 35
  • 19. C.1. Persebaran Materi Kelas X Tabel 2. Persebaran materi kelas X dalam soal UN Sosiologi tahun 2011 No. Materi Jumlah soal 1 Norma sosial 2 2 Nilai sosial 2 3 Interaksi sosial 2 4 Sosialisasi 6 5 Perilaku menyimpang 1 6 Kontrol sosial 2 Jumlah 15 Sumber: Penelitian dokumen tahun 2011 Dari temuan dokumen di atas dapat dinyatakan bahwa materi sosiologi kelas X terdapat 15 soal. Lima belas soal yang dimunculkan dalam soal UN Sosiologi tahun 2011 sebagai berikut; materi norma sosial sebanyak 2 soal, materi nilai sosial sebanyak 2 soal, materi interaksi sosial sebanyak 2 soal, materi sosialisasi sebanyak 6 soal, materi penyimpangan sosial sebanyak 1 soal, dan materi kontrol sosial sebanyak 2 soal. Materi sosiologi kelas X yang sering keluar dalam soal UN sosiologi tahun 2011 adalah materi tentang perilaku menyimpang. Materi perilaku menyimpang sering dimunculkan dalam soal UN dimungkinkan adanya penekanan atas realitas sosial dimana terdapat ragam perilaku menyimpang pada anak-anak seusia SMA. Perilaku menyimpang itu dapat dilihat diantaranya; tawuran pelajar, nerabas, ingin serba instan, berbohong kepada orang tua, dan perilaku konflik yang berujung anarkhis. Tujuan dimunculkan materi perilaku menyimpang dimungkinkan keinginan untuk membangun keteraturan interaksi sosial pada kelompok sosial anak-anak berdasarkan norma sosial dan nilai sosial yang berlaku. C.2. Persebaran Materi Kelas XI Tabel 3. Persebaran materi kelas XI dalam soal UN Sosiologi tahun 2011 No. Materi Jumlah soal 1 Kelompok sosial 1 2 Stratifikasi sosial 2 3 Diferensiasi sosial 2 4 Mobilitas sosial 3 5 Konflik sosial 3 6 Masyarakat multikultural 7 Jumlah 19 Sumber: Penelitian dokumen tahun 2011 Lantas bagaimana dengan materi sosiologi yang ada pada kelas XI? Berdasarkan studi dokumen di atas dapat dilihat bahwa materi sosiologi di kelas XI muncul dalam soal Sosiologi tahun 2011 sebanyak 19 soal. Materi sosiologi yang mendominasi pada soal UN Sosiologi tahun 2011 yaitu materi tentang masyarakat multikultural sejumlah 7 butir soal. Kemudian di susul dengan materi diferensiasi 36
  • 20. sosial dan konflik sosial masing-masing tiga butir soal. Dua butir soal UN sosiologi tahun 2011 kemudian pada materi stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Dan satu butir soal pada materi kelompk sosial. Materi tentang masyarakat multikultural sejumlah 7 butir soal, hal ini dapat dinyatakan bahwa materi ini dipandang penting sehubungan dengan realitas sosial NKRI saat ini yang terbentuk dari keragaman yang multikultural. Dalam silabus sosiologi kelas xi dituliskan bahwa materi masyarakat multikultural bertujuan agar siswa mampu menganalisis keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. C.3. Persebaran Materi Kelas XII Tabel 4. Persebaran materi kelas XII dalam soal UN Sosiologi tahun 2011 No. Materi Jumlah soal 1 Lembaga sosial 2 2 Perubahan sosial 5 3 Perspektif penelitian sosial 9 Jumlah 16 Sumber: Penelitian dokumen tahun 2011 Jika dalam materi sosiologi kelas X dengan jumlah 15 butir soal, kelas XI terdapat 19 butir soal, pada materi kelas XII terdapat 16 butir soal. Pada butir soal pada materi kelas XII ini didominasi oleh materi perspektif penelitian sosial, kemudian di susul materi perubahan sosial, dan lembaga sosial. Berdasarkan analisis persebaran materi sosiologi di kelas X, XI, dan XII, ditemukan bahwa persebaran materi sosiologi tersebarkan secara merata. Materi sosiologi yang mendapatkan perhatian khusus dengan indikator sering dimunculkan dalam soal yaitu materi tentang sosialisasi, masyarakat multikultural, dan perspektif penelitian sosial. Materi sosialisasi mendapatkan perhatian khusus dalam soal sosiologi karena sosiologi sendiri merupakan ilmu sosial yang menfokuskan diri pada kajian keluarga. Terlebih pada saat ini peran dan fungsi keluarga terjadi perubahan yang cukup menghawatirkan. Materi tentang masyarakat multikultural menempati urutan yang signifikan dalam soal ujian nasional sosiologi karena materi ini cukup penting dalam menjaga keutuhan NKRI. Pentingnya menjaga NKRI karena dalam materi ini memuat informasi dan analisa tentang keberagaman masyarakat di indonesia yang harus saling bersatu, toleran, dan saling menghargai. Materi perspektif penelitian sosial juga mendapatkan porsi yang cukup strategis dalam soal ujian nasional pada mata pelajaran sosiologi. Hal ini dikarenakan akhir dari pencapaian pembelajaran sosiologi adalah siswa mampu berfikir berdasarkan perspektif penelitian sosial. Perspektif penelitian sosial bertujuan mambangun siswa untuk berfikir logis, kritis, dan memihak kepentingan masyarakat. Namun sayangnya materi ini tidak banyak dikuasai guru mapel, terlebih materi ini disampaikan pada semester akhir pada penghujung kelas di SMA. 37
  • 21. D. RELEVANSI INDIKATOR SOAL TERHADAP SILABUS Berikut ini merupakan analisis dokumen tentang relevansi indicator soal UN sosiologi tahun 2011 terhadap materi yang terdapat dalam silabus (SK dan KD). Analisis tersebut di atas dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel 5. Relevansi indicator soal ujian nasional sosiologi terhadap silabus Standar Kompetensi Kls/ No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Lulusan SMT soal tes 1. Mendeskripsikan Memahami Perilaku 1.1 Mendeskripsikan Nilai sosial  Menjelaskan hubungan PG 7 interaksi sosial Keteraturan Hidup nilai dan norma dan norma keteraturan sosial dengan sesuai dengan nilai Sesuai Dengan Nilai yang berlaku dalam X/1 sosial norma sosial masyarakat  Mengidentifikasi fungsi nilai PG 13 dan norma yang Dan Norma Yang sosial berla-ku dalam Berlaku Dalam PG  Menjelaskan hubungan 14 masyarakat. Masyarakat perilaku dan nilai sosial  Mengidentifikasi jenis PG 17 norma sosial 1.2 Mendeskripsikan X/1 Interaksi PG  Mengidentifikasi bentuk 5 proses interaksi sosial dan interaksi sosial sosial sebagai dasar  Mengidentifikasi faktor- PG 15 dinamika pengembangan faktor yang mempengaruhi pola keteraturan sosial interaksi sosial dan dinamika kehidupan sosial 2. Menjelaskan Menerapkan Nilai dan 2.1 Menjelaskan X/2 Sosialisasi  Mengidentifikasi bentuk PG 6 proses sosialisasi Norma Dalam Proses sosialisasi sebagai dan sosialisasi 38
  • 22. dalam Pengembangan proses dalam kepribadian  Mengidentifikasi fungsi PG 8 pembentukan Kepribadian pembentukan sosialisasi kepribadian. kepribadian.  Memberikan contoh PG 9 sosialisasi tidak sempurna  Mengidentivikasi PG 10 agen/media sosialisasi  Menafsirkan tujuan PG 11 sosialsiasi PG 40  Mengidentifikasi (gejala sosial) fungsi sosialisasi 3. Mengiden-tifikasi 3.1. Mendeskripsikan X/2 Perilaku  Mengidentifikasi PG 2 berbagai perilaku terjadinya perilaku menyimpang pengendalian preventif menyimpang dan menyimpang dan  Mengidentifikasi PG 12 penyimpangan primer pengendalian sosial sikap-sikap anti dalam masyarakat sosial 39
  • 23. 4. Menjelaskan Memahami struktur 4.1. Mendiskripsikan XI/1 Struktur  Mendeskripsikan (gambar) PG 4 bentuk struktur sosial serta berbagai bentuk – bentuk sosial dasar pembentukan sosial dan faktor penyebab struktur sosial dalam pelapisan sosial  Mendeskripsikan (gambar) PG 16 konsekuensinya konflik dan mobilitas fenomena kehidupan fungsi stratifikasi sosial terhadap konflik sosial masyarakat .  Mendeskripsikan (gambar) PG 24 dan mobilitas stratifikasi sosial masy. sosial. kolonial XI/1 Diferensiasi  Menjelaskan sebab-sebab PG 29 sosial terjadinya diferensiasi sosial 4.2. Menganalisis XI/1 Konflik sosial  Mengidentifikasi faktor PG 18 faktor penyebab penyebab konflik sosial konflik sosial dalam  Mengidentifikasi bentuk PG 19 akomodasi (konsensus) masyarakat  Mengidentifikasi jenis PG 20 konflik vertikal 4.3. Menganalisis XI/1 Mobilitas  Mengidentifikasi saluran PG 1 hubungan antara sosial mobilitas sosial struktur sosial dengan  Mendeskripsikan (gambar) PG 22 bentuk mobilitas sosial mobilitas sosial  Mengidentifikasi mobilitas PG 23 sosial vertikal 40
  • 24. 5. Menganalisis 5.1. Mendeskripsikan XI/2 Kelompok  Mengidentifikasi kelompok PG 27 kelompok sosial berbagai kelompok sosial sosial patembayan dalam masyarakat sosial dalam  Mengidentifikasi ciri-ciri PG 33 yang mempengaruhi multikultural. masyarakat segmentasi kelompok multikultural 5.2. Menganalisis kelompok sosial dalam masyarakat multikultural . 5.3. Menganalisis Multikultural  Mendeskripsikan (gambar) PG 21 keanekaragaman isme & struktur sosial pada masy. kelompok sosial dalam Primordialis multikultural  Menyimpulkan strategi PG 25 masyarakat me integrasi sosial multikultural  Mengidentifikasi ciri-ciri PG 26 kemajmukan sosial  Menjelaskan faktor yang PG 28 menentukan keragaman keyakinan  Menjelaskan fungsi PG 30 sentimen promordial  Mengidentifikasi konfigurasi PG 31 masy. majmuk  Mengidentifikasi contoh PG 32 perilaku politik aliran 41
  • 25. 6. menjelaskan 6.1.menjelaskan proses XII/1 Perubahan  Mengidentifikasi contoh PG 34 proses perubahan perubahan sosial di sosial perubahan sosial yang tidak sosial pada masyarakat dikehendaki  Mengidentifikasi faktor yang PG 35 masyarakat dan mempengaruhi perubahan dampaknya sosial terhadap  Mengidentifikasi contoh PG 37 kehidupan fenomena penghambat masyarakat perubahan sosial  Mengidentifikasi dampak PG 38 positif perubahan teknologi & informasi  Mengidentifikasi gaya hidup PG 40 hedonisme 7. Menjelaskan Memahami lembaga 7.1. Menjelaskan XII/2 Lembaga  Mengidentifikasi peran PG 3 peranan dan fungsi sosial . hakekat lembaga sosial sosial lembaga hukum lembaga sosial.  Mengidentifikasi ciri-ciri PG 36 7.2. Menjelaskan lembaga hukum hakekat lembaga sosial  Menafsirkan fungsi lemaga PG 41 7.3. Mendeskripsikan sosial (pendidikan dan agama) peran dan fungsi lembaga sosial . 42
  • 26. 8. Menyusun Mempraktikkan 8.1. Merancang XII/2 Penelitian  Menjelaskan beberapa PG 42 rancangan dan metode penelitian metode penelitian sosial syarat dalam menentukan melakukan sosial . sosial secara sederhana topik penelitian  Mengidentifikasi model- PG 46 penelitian sosial model penelitian sosial sederhana 8.2. Melakukan XII/2 Penelitian  Mengidentifikasi teknik PG 43 penelitian sosial secara sosial pengumpulan data sederhana.  Mengidentifikasi jenis data PG 44 penelitian 8.3. Mengkomonikasi  Mengidentifikasi jenis olah PG 45 kan hasil penelitian data dalam analisis hasil penelitian sosial secara sederhana  Menafsirkan/menginterpret PG 47 . asi data penelitian sosial  Mengidentifikasi fungsi PG 48 laporan penelitian sosial  Mengidentifikasi kelebihan PG 49 teknik pengumpulan data (angket) penelitian  Mengidentifikasi teknik PG 50 pengambilan sampel Sumber: Hasil penelitian dokumen soal UN Sosiologi tahun 2011 dengan soal Paket 25 43
  • 27. E. KARAKTER SOAL YANG TIDAK MEMERLUKAN PENALARAN TINGGI Karakter soal ujian nasional yang tidak menekankan penalaran tinggi adalah dengan pendekatan ingatan pada materi. Setelah dilakukan identifikasi soal, ternyata masih terdapat karakter soal ujian yang tidak memerlukan penalaran tinggi. Jumlah soal yang tidak menekankan penalaran tinggi yaitu lima butir soa. Sebagai catatan, soal model P25 sama halnya dengan soal model P12 dan soal model P39. Adapun lima buah butir soal dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Butir Soal Non-Penalaran Tinggi No. Paket Soal Nomor SoalMateri butir soal 1 P25 12 Ciri-ciri perilaku menyimpang 2 P25 13 Fungsi nilai sosial 3 P25 27 Ciri-ciri kelompok sosial petembayan 4 P25 36 Ciri-ciri lembaga hukum 5 P25 37 Penghambat perubahan sosial 6 P25 49 Kelebihan teknik pengumpulan data dengan angket Sumber: Olah data penelitian, 2011 Lantas bagaimana dengan soal model P46 dan soal model P54? − soal model P46 nomor 12 tentang ciri-ciri penyimpangan primer − soal model P46 nomor 38 tentang beberapa penghambat perubahan sosial − soal model P46 nomor 40 tentang ciri-ciri lembaga sosial − soal model P46 nomor 48 tentang keunggulan teknik pengumpulan data dengan wawancara F. KARAKTER SOAL YANG MEMERLUKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS Karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis biasanya ditandai dengan beberapa penekahan materi soal sebagai berikut; memfokuskan pada pertanyaan, menganalisis argument, mempertimbangkan yang dapat dipercaya, mempertimbangkan laporan evaluasi, membandingkan kesimpulan, menentukan kesimpulan, mempertimbangkan kemampuan induksi, menilai, mendefinisikan konsep, mendefinisikan asumsi, dan mendeskripsikan. Tabel 7. Karakter butir soal berkemampuan berfikir kritis No. Alat ukur Jumlah 1 mempertimbangkan yang dapat dipercaya 2 butir soal 2 menentukan kesimpulan 8 butir soal 3 berfikir mempertimbangkan kemampuan 5 butir soal induksi 4 berfikir mendefinisikan konsep 7 butir soal 5 perfikir dalam mendefinisikan asumsi 1 butir soal Jumlah 23 butir soal Sumber: Olah data penelitian, 2011 44
  • 28. Berdasarkan studi dokumen dari soal ujian nasional sosiologi tahun 2011, ditemukan karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis sebagai berikut. Satu, soal yang mempertimbangkan yang dapat dipercaya ditemukan pada soal soal model P25 nomor 20 dan nomor 23. Dua, soal yang menekankan perserta didik untuk menentukan kesimpulan di temukan sebanyak delapan soal. Persebaran dari delapan soal tersebut dapat dilihat pada soal paket P25 dengan nomor 3, 10, 17, 21, 22, 25, soal pada nomor 26. Ketiga, soal yang menekankan perserta didik untuk berfikir mempertimbangkan kemampuan induksi ditemukan sebanyak lima butir soal, meliputi soal nomor 4, 7, 14, 16, dan soal nomor 18. Keempat, soal yang menekankan peserta didik untuk berfikir mendefinisikan konsep ditemukan sebanyak tujuh butir soal. Tujuh butir soal yang menekankan pada pendefinisian konsep dapat ditemukan pada nomor 1, 2, 5, 6,11,19, dan soal pada nomor 24. Selanjutnya kelima, soal yang menekankan peserta didik untuk perfikir dalam mendefinisikan asumsi sejumlah satu butir soal yang dapat dilihat pada soal nomor sembilan. G. KARAKTER SOAL YANG MENUNTUT KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH Berikut ini analisis dokumen tiap-tiap butir soal UN sosiologi tahun 2011 dengan menggunakan ukuran apakah butir soal itu menekankan pemecahan masalah dengan penalaran tingkat tinggi atau sebaliknya. Pasca dari analisis butir soal ini kemudian dilakukan interpretasi penggunakan keterampilan pemecahan masalah dalam soal UN Sosiologi tahun 2011. Terdapat tujuh belas keterampilan masalah yang dapat dijadikan dasar dalam menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi. Tujuh belas dari keterampilan pemecahan masalah yang menuntut penalaran tinggi yaitu sebagai berikut; 1. mengidentifikasi masalah, 2. merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, 3. memahami kata dalam konteks, 4. mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai, 5. memilih masalah sendiri, 6. mendeskripsikan sebagai strategi, 7. mengidentifikasi asumsi, 8. mendeskripsikan masalah, 9. memberi alasan masalah yang sulit, 10. memberi alasan solusi, 11. memberi alasan strategi yang digunakan, 12. memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah, 13. membuat strategi lain, 14. menggunakan analogi, 15. menyelesaikan secara terencana, 16. mengevaluasi kualitas solusi, dan 17. mengevaluasi strategi sistematika Depdiknas, 2010;38-39. Lantas seberapa besar karakter soal UN Sosiologi tahun 2011 yang menuntut keterampilan pemecahan masalah. Berdasarkan studi dokumen soal UN Sosiologi tahun 2011 dengan paket 25 dengan pendekatan analisis pada tujuh belas point di 45
  • 29. atas, ditemukan sebagai berikut. Berikut analisisnya dengan pointer-pointer tiap-tiap butir soal secara detail. - Soal nomor 01 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh tersebut, yang menjadi saluran utama dalam mobilitas sosial adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 02 dengan perintah soal sebagai berikut. Yang merupakan pengendalian sosial bersifat preventif adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 03 dengan perintah soal sebagai berikut. Peran pengadilan dalam pengendalian sosial tersebut sesuai dengan kedudukannya sebagai … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 04 dengan perintah soal sebagai berikut. Yang dijadikan dasar pelapisan sosial di atas gambar adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 05 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh kasus tersebut merupakan interaksi sosial dalam bentuk … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 06 dengan perintah soal sebagai berikut. Kegiatan yang dilakukan risky pada ilustrasi tersebut termasuk bentuk sosialisasi … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 07 dengan perintah soal sebagai berikut. Hubungan antara keteraturan sosial dengan norma sosial pada contoh tersebut adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 08 dengan perintah soal sebagai berikut. Yang termasuk fungsi sosialisasi pada opsi di atas adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 09 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh penyimpangan akibat sosialisasi tidak sempurna pada opsi di atas adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 10 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh tersebut yang merupakan agen/media sosialisasi adalah… Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 11 dengan perintah soal sebagai berikut. Menjadi pribadi yang dimaksud pada uraian tersebut merupakan … Berdasarkan perintah soal 46
  • 30. tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 12 dengan perintah soal sebagai berikut. Yang termasuk cirri-ciri penyimpangan primer adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 13 dengan perintah soal sebagai berikut. Fungsi nilai sosial bagi kehidupan manusia ditunjukkan oleh … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 14 dengan perintah soal sebagai berikut. Dia berperilaku demikian karena mengedepankan nilai … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi alasan solusi. - Soal nomor 15 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh kasus tersebut dipengaruhi oleh faktor … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi alasan solusi. - Soal nomor 16 dengan perintah soal sebagai berikut. berdasarkan gambar di atas Hal ini menunjukkan fungsi stratifikasi untuk menentukan … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 17 dengan perintah soal sebagai berikut. Berdasarkan deskripsi tersebut, dapat diidentifikasi bahwa jenis norma yang berlaku adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 18 dengan perintah soal sebagai berikut. Terjadinya konflik tersebut disebabkan oleh faktor … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi alasan solusi. - Soal nomor 19 dengan perintah soal sebagai berikut. Bentuk akomodasi pada kasus tersebut adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 20 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh tersebut yang termasuk konflik vertikal adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 21 dengan perintah soal sebagai berikut. Gambar di atas menunjukkan adanya struktur sosial … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 22 dengan perintah soal sebagai berikut. Bagan di atas menunjukkan bentuk mobilitas sosial dalam keluarga, yaitu … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. 47
  • 31. - Soal nomor 23 dengan perintah soal sebagai berikut. Di antara contoh di atas yang tergolong mobilitas vertikal adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 24 dengan perintah soal sebagai berikut. Gambar di atas menunjukkan stratifikasi sosial masyarakat Indonesia pada masa kolonial yang bersifat … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 25 dengan perintah soal sebagai berikut. Berkaitan dengan upaya integrasi masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara cara memberi alasan solusi. - Soal nomor 26 dengan perintah soal sebagai berikut. Keragaman karakter dan perilaku di antara mereka menggambarkan ciri kemajmukan dalam aspek … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 27 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari gejala tersebut yang merupakan cirri kelompok sosial patembayan adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 28 dengan perintah soal sebagai berikut. Hal itu disebabkan adanya keyakinan tentang kesamaan … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi alasan solusi. - Soal nomor 29 dengan perintah soal sebagai berikut. Realitas sosial tersebut terjadi melalui proses … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi alasan solusi. - Soal nomor 30 dengan perintah soal sebagai berikut. Fungsi sentiment primordial tersebut adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 31 dengan perintah soal sebagai berikut. Komposisi tersebut menunjukkan konfigurasi masyarakat mejemuk yaitu … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 32 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh tersebut di atas yang merupakan perilaku politik aliran adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 33 dengan perintah soal sebagai berikut. Ciri-ciri tersebut dapat berpengaruh terhadap munculnya … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi alasan solusi . - Soal nomor 34 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh di atas yang 48
  • 32. termasuk perubahan tidak diketahui adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 35 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh tersebut menunjukkan perubahan sosial yang disebabkan oleh faktor … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memberi alasan solusi . - Soal nomor 36 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari daftar tersebut, yang termasuk ciri lembaga hukum adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 37 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh di atas yang dapat menghambat perubahan sosial adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 38 dengan perintah soal sebagai berikut. Ditinjau dari perkembangan teknologi informasi, maka ilustrasi tersebut menggambarkan dampak positif dari … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 39 dengan perintah soal sebagai berikut. Pola hidup yang demikian merupakan wujud dari … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 40 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari contoh tersebut di atas yang termasuk fungsi sosialisasi dalam keluarga adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 41 dengan perintah soal sebagai berikut. Fungsi lembaga tersebut bagi kelangsungan hidup masyarakat adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 42 dengan perintah soal sebagai berikut. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa topik penelitian harus memenuhi syarat … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 43 dengan perintah soal sebagai berikut. Cara pengumpulan data seperti yang dilakukan oleh peneliti tersebut adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 44 dengan perintah soal sebagai berikut. Berdasarkan cara memperoleh data tersebut merupakan jenis data … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 45 dengan perintah soal sebagai berikut. Oleh sebab itu, peneliti harus mengolah data tersebut hingga sistematis dan ringkas dengan cara … 49
  • 33. Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 46 dengan perintah soal sebagai berikut. Model penelitian tersebut adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 47 dengan perintah soal sebagai berikut. Data pada table tersebut dapat diinterpretasi bahwa … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 48 dengan perintah soal sebagai berikut. Hal itu sesuai fungsi akademik dari laporan hasil penelitian yaitu … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 49 dengan perintah soal sebagai berikut. Dari daftar di atas yang termasuk kelebihan teknik pengumpulan data dengan angket adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. - Soal nomor 50 dengan perintah soal sebagai berikut. Teknik pengambilan sampel tersebut adalah … Berdasarkan perintah soal tersebut, soal ini bermaksud mengukur keterampilan pemecahan masalah dengan cara memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. Berdasarkan studi dokumen soal UN sosiologi tahun 2011 sehubungan dengan teknik bagaimana keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah, ditemukan 2 saja dari 17 pola mengukur keterampilan pemecahan masalah. Dua dari tujuhbelas pola yang menuntut keterampilan pemecahan masalah pada peserta didik yaitu; (1) memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah dengan jumlah 43 butir soal, dan (2) memecahkan masalah dengan cara memberi alasan solusi dengan jumlah 7 butir soal. Tabel 8. Karakter butir soal berketerampilan memecahkan masalah No. Alat ukur Jumlah 1 memecahkan masalah berdasarkan data 43 butir soal dan masalah 2 memecahkan masalah dengan cara 7 butir soal memberi alasan solusi Jumlah 50 butir soal Sumber: Olah data penelitian, 2011 Tujuh butir soal dengan menggunakan pemecahan masalah dengan cara memberi alasan solusi, redaksi perintah soalnya dapat dilihat sebagai berikut; - Soal nomor 14 dengan perintah soal sebagai berikut. Dia berperilaku demikian karena mengedepankan nilai … 50
  • 34. - Soal nomor 15 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh kasus tersebut dipengaruhi oleh faktor … - Soal nomor 18 dengan perintah soal sebagai berikut. Terjadinya konflik tersebut disebabkan oleh faktor … - Soal nomor 25 dengan perintah soal sebagai berikut. Berkaitan dengan upaya integrasi masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa … - Soal nomor 28 dengan perintah soal sebagai berikut. Hal itu disebabkan adanya keyakinan tentang kesamaan … - Soal nomor 29 dengan perintah soal sebagai berikut. Realitas sosial tersebut terjadi melalui proses … - Soal nomor 33 dengan perintah soal sebagai berikut. Ciri-ciri tersebut dapat berpengaruh terhadap munculnya … - Soal nomor 35 dengan perintah soal sebagai berikut. Contoh tersebut menunjukkan perubahan sosial yang disebabkan oleh faktor … Adapun perintah soal yang dengan menggunakan pemecahan masalah dengan menekankan pemecahan masalah berdasarkan data dan masalah dengan jumlah 43 butir soal dapat dilihat pada uraian sebelumnya. Berdasarkan analisis ukuran keterampilan pemecahan masalah pada soal UN sosiologi tahun 2011, dapat disimpulkan bahwa soal UN Sosiologi 2011 hanya didominasi dua cara ukuran keterampilan pemecahan masalah dari 17 model ukuran dalam meningkatkan keragaman keterampilan pemecahan masalah. Dengan demikian maka soal UN sosiologi 2011 belum tergolong sebagai butir soal yang menuntut pelaran tinggi. Hal ini dapat dilihat dari 43 soal UN Sosiologi 2011 hanya menekankan sajian suatu pernyataan, suatu data, suatu realitas sosial. Kemudian peserta didik diperintahkan untuk dapat menghubungkannya dengan suatu konsep/ teori (materi sesuai silabus) yang pernah diajarkan sebelumnya. Butir soal dengan menekankan keterampilan seperti di atas tidak ubahnya seperti hanya soal yang menekankan agar peserta didik menghafal materi saja. Selebihnya itu tidak menekankan kreativitas pemecahan masalah yang lain. Berdasarkan temuan tentang pengukuran butir soal dalam pemecahan masalahn di atas, soal UN Sosiologi tahun 2011 tidak bisa dijadikan dasar bahwa soal UN Sosiologi tahun 2011 sebagai tolok ukur keberhasilan peserta didik dalam memiliki pemikiran kritis. Namun bukan berarti peserta didiknya benar-benar tidak mampu berfikir kritis. Hal ini disebabkan instrument butir soal yang diberikan kepada peserta didik hanya memuat dua model cara berdikir kritis dari tujuhbelas model cara berfikir kritis. Jika diperlukan jawaban tentang apakah peserta didik dalam menguasai materi sosiologi di SMA, apakah memiliki kemampuan berfikir kritis atau tidak dalam keterampilan menjawab masalah, maka perlu diujicobakan sepertangkat soal UN Sosiologi yang didalamnya memuat 17 keterampilan berfikir kritis. Terlepas dari itu, butir soal UN Sosiologi tahun 2011 dibuat rendah dalam hal keterampilan menjawab masalah yang memenuhi standar berfikir kritis, agar peserta didik memenuhi standar minimal nilai kelulusan. Hanya saja berdasarkan perspektif ideal substansial, model butir soal yang hanya menekankan standar agar siswanya lulus dan disisi lain menomorduakan kerangka berfikir kritis pada peserta didik, bukanlah hal yang baik untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas. Terlebih diversitas (keragaman) 51
  • 35. masalah-masalah sosial yang muncul dipermukaan (masyarakat) silih berganti dengan gejala dan fenomena sosial yang menuntut keterampilan menjawab masalah dengan daya kritis yang tinggi. H. TREND PENULISAN SOAL MASA MENDATANG Tradisi sosiologi dalam membangun cara pandang (paradigm) suatu masyarakat dari zaman ke zaman mengalami perubahan. Pada awalnya, tradisi sosiologi dalam membangun cara pandang masyarakat dengan pendekatan kuantitatif. Tradisi berfikir ini secara dominan ditandai bahwa setiap cara pandang selalu berangkat pada suatu seperangkat teori yang mapan. Teori-teori yang mapan itu kemudian digunakan untuk menganalisis suatu gejala dan atau fenomena sosial. Tradisi berfikir pada babak awal ini juga sangat dekat dengan data-data berbasis angka sebagai dasar untuk menolak dan menguatkan suatu teori mapan yang dipilih dan yang digunakan. Jika dalam tradisi berfikir dalam mennggapi masalah itu senada dengan teori yang digunakan, maka suatu teori itu masih relevan dalam menjawab masalah-masalah sosial. Namun sebaliknya jika suatu perangkat teori itu tidak relevan dalam menjawab masalah-masalah sosial yang ada, maka teori itu dianggap gugur dan tergantikan dengan teori baru. Lantas apa hubungannya dengan tradisi berfikir pada babak awal ini? Cara pandangan kuantitatif pada babak awal tradisi berfikir dalam ilmu sosiologi ini masih kental digunakan oleh para guru sosiologi yang ada di SMA. Kentalnya pola pandang tersebut dapat dilihat dengan banyaknya soal-soal dalam evaluasi paruh semester dan akhir semester, baik dalam soal pilihan ganda maupun uraian, cenderung mengedepankan teori untuk menjawab masalah. Pola demikian dapat dilihat misalnya; masalah kenakalan remaja dijawab dengan teori perilaku menyimpang, masalah berbedaan sosial dijawab dengan teori diferensiasi sosial, masalah dekadensi moralitas dijawab dengan teori nilai sosial dan teori norma sosial. Tentu dalam menggunakan pendekatan kuantitatif terdapat kelebihan dan kelemahan. Kelebihan menggunakan pendekatan ini yaitu masalah-masalah sosial akan cepat terjawab, dan jawaban dapat dipertanggungjawabkan dalam konteks teoritis namun belum tentu dapat dipertaggungjawabkan dalam konteks analitik (interpretasi). Selanjutnya kelemahan dalam menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu masalah yang telah terjawab belum tentu menciptakan perubahan yang diinginkan. Jika terdapat masalah baru yang tidak tersedia teori yang mapan, masalah tidak akan terjawab Bagaimana dengan masa depan tradisi pola pandang kuantitatif pada masa depan soal-soal evaluasi mata pelajaran sosiologi di paruh semester dan akhir semester? Trend penulisan soal dengan pendekatan kuantitatif tetap eksis di masa kini dan masa mendatang. Hal ini dapat dijelaskan bahwa metode berfikir kuantitatif identik dengan sistematika suatu ilmu pengetahuan. Sistematika ilmu pengetahuan yaitu mengacu teori-teori yang telah mapan. Datangnya perspektif yang baru, juga berangkat dari seperangkat teori-teori lama. Terlebih pada metode ini cenderung akan dipilih oleh para guru mata pelajaran sosiologi karena cenderung instan dan cepat menjawab suatu masalah. Namun bukan berarti para guru tidak senang berfikir untuk menjawab masalah-masalah sosial dengan perspektif baru. 52
  • 36. Pada babak selanjutnya, tradisi cara pandangan pada ilmu sosiologi adalah dengan metode kualitatif. Cara berfikir ini merupakan merupakan suatu respon dari kelemahan metode kuantitatif. Metode berfikir kuantitatif yang selalu dimanja dalam menjawab masalah, kemudian tidak mampu menjawab masalah-masalah sosial yang sedang terjadi. Kualitatif kemudian hadir untuk menyempurnakan suatu tradisi berfikir pada babak awal itu. Perspektif kualitatif menekankan pada cara pandang induktif. Cara pandang induktif selalu menawarkan perspektif dimana suatu masalah-masalah sosial dijawab berdasarkan perspektif subjektif. Tradisi berfikir mendalam dan holistic menjadi cirri yang dominan dalam tradisi kualitatif. Terlebih pada tradisi kualitatif menekankan pada interpretasi (penafsiran) suatu gejala-gejala sosial dalam menjawab suatu masalah-masalah sosial. Hingga kemudian metode kualitatif ini akan menghasilkan suatu teori-teori baru yang selanjutnya akan dimanfaatkan oleh penganut tradisi kuantitatif. Namun dalam menggunakan cara pandang kualitatif ini dalam menjawab masalah-masalah sosial tidak secepat metode kuantitatif. Metode ini tidak cukup dengan tindakan verifikatif. Metode ini mengharuskan tindakan induktif yang menekankan pada kajian lapangan mendalam. Dengan demikian dalam menjawab suatu masalah sosial diperlukan waktu yang relative cukup lama. Hanya saja jawaban yang digunakan untuk menjawab masalah-masalah sosial terkadang tidak dapat digeneralisir dalam menjawab masalah-masalah sosial pada waktu dan lokasi masalah sosial yang berbeda. Bukan berarti metode ini akan tidak disukai oleh para guru sosiologi di SMA. Dibalik kerumitan dalam menjawab masalah-masalah sosial yang harus dilakukan dengan terjun ke lapangan langsung, metode ini memiliki ragam kelebihan. Interpretasi atau penafsiran merupakan suatu yang identik dengan metode ini. Dengan demikian jika para guru menggunakan metode ini, para guru sosiologi akan terpola dengan tradisi berfikir induktif. Para guru sosiologi SMA akan terbiasa menjawab dengan masalah-masalah sosial terkini yang belum tentu terjawabkan oleh pendekatan kuantitaif (deduktif). Tradisi kualitatif juga mendorong para guru Sosiologi untuk menghargai pemikiran-pemikiran tingkat local, bukan hanya menomorsatukan teori-teori dari luar seperti yang dilakukan oleh parapengikut metode kuantitatif. Para pengikut kualitatif akan membangun perspektif dari dalam dirinya sendiri untuk menciptakan logika yang memihak kepentingan-kepentingan local. Bukankan keberadaan suatu ilmu yang terpenting adalah memihak masyarakat yang sedang dirundung oleh masalah-masalah sosial yang tidak kunjung padam? Pada saat ini tidak mudah menemukan beberapa soal sosiologi untuk evaluasi siswa pada paruh semester dan soal akhir semester. Lagi-lagi keadaan demikian didorong masih sedikitnya para guru sosiologi yang mau berfikir induktif. Mereka (guru sosiologi SMA) tidak mau bersusah payah dalam menggunakan pikirannya untuk berlama-lama melakukan refleksi keilmuan dalam menjawab masalah-masalah sosial dengan terjun langsung di lapangan. Tradisi tekstualis dan atau literalis telah mendominasi alam piker para guru sosiologi di SMA. Apalagi didukung dengan system manajemen sekolah yang tidak terbiasa bertradisi berfikir kualitatif. Keadaan ini juga didorong oleh budaya instan yang ingin cepat, ingin benar, dan ingin selesai, walau terkadang terkesan dipaksakan. 53
  • 37. Sosiologi dengan basis studi masyarakat yang dinamis, tentunya tradisi kualitatif tidak akan dilepaskan begitu saja. Tradisi berfikir kualitatif tetap saja menghiasi model-model soal evaluasi sosiologi di SMA. Hal ini dikarenakan selalu bermunculan masalah-masalah sosial baru yang tidak semuanya terjawabkan oleh pendekatan kuantitatif. 54
  • 38. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dokumen tentang kualitas soal ujian nasional mata pelajaran sosiologi tahun 2011 dapat disimpulkan sebagai berikut; - Pertama, perspektif teori yang digunakan dalam butir soal sebanyak 16 perspektif teori sosial. Adapun Teori sosial yang sering dimunculkan dalam soal diantaranya teori sosialisasi, teori multikultural, teori norma dan nilai sosial, teori diferensiasi sosial, dan perpektif penelitian sosial. - Sosiologi dengan basis studi masyarakat yang dinamis, tentunya tradisi kualitatif tidak akan dilepaskan begitu saja. Tradisi berfikir kualitatif tetap saja menghiasi model-model soal evaluasi sosiologi di SMA. Hal ini dikarenakan selalu bermunculan masalah-masalah sosial baru yang tidak semuanya terjawabkan oleh pendekatan kuantitatif. - Kedua, beberapa isu klasik yang terkandung dalam butir soal sebanyak enam belas isu klasik. Selanjutnya isu kontemporer yang terkandung dalam dalam soal sebanyak delapan. - Ketiga, komposisi persebaran materi sosiologi secara merata telah ditemukan dalam tiap-tiap butir soal. Ke-empat, terdapat relevansi indikator soal terhadap silabus. Kelima, karakter soal yang tidak memerlukan penalaran tinggi dalam butir soal ditemukan lima buah butir soal. - Ke-enam, karakter soal yang memerlukan kemampuan berfikir kritis dalam butir soal ditemukan sebanyak lima indicator. - Ketujuh, karakter soal yang menuntut keterampilan pemecahan masalah menggunakan 2 pola dari 17 pola yang ada, yaitu memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah, serta memecahkan masalah dengan cara memberi alasan solusi. - Kedelapan, trend penulisan soal ujian nasional mata pelajaran sosiologi masa mendatang yaitu dengan pendekatan soal kualitatif. Hal ini dikarenakan sosiologi dengan basis studi masyarakat yang dinamis akan menuntut bermunculan masalah-masalah sosial baru yang tidak semuanya terjawabkan oleh pendekatan kuantitatif. B. REKOMENDASI Berdasarkan temuan penelitian dokumen di atas, saran yang dapat penulis berikan kepada BNSP dan guru sosiologi adalah sebagai berikut; - Hendaknya dalam mengajarkan materi sosiologi menekankan pada materi yang memiliki karakter berfikir kritis dan berketerampilan pemecahan masalah. - Hendaknya dalam membuat soal sosiologi menekankan pada soal yang memiliki karakter berfikir kritis dan berketerampilan pemecahan masalah. 55
  • 39. DAFTAR PUSTAKA BNSP. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi Program Studi IPS SMA/ MA Paket P12. Jakarta. Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. -------. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi Program Studi IPS SMA/ MA Paket P25. Jakarta. Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. -------. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi Program Studi IPS SMA/ MA Paket P39. Jakarta. Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. -------. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi Program Studi IPS SMA/ MA Paket P46. Jakarta. Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. -------. 2011. Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 Sosiologi Program Studi IPS SMA/ MA Paket P54. Jakarta. Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. -------. 2006. Panduan Penulisan Butir Soal. Jakarta. Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Yuyun Yunengsih, I Made Agus Ana Widiatmika, dan Astrid Candrasari. 2008. Ujian Nasional: Dapatkah Menjadi Tolak Ukur Standar Nasional Pendidikan? (Hasil Kajian Ujian Nasional Matematika Pada Sekolah Menengah Pertama). Jakarta. Research Department. Putera Sampoerna Foundation. Zakaria, Teuku Ramli. Peran UN Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan. Jakarta. Pusat Penilaian Pendidikan. Balitbang Depdiknas. 56