Dokumen tersebut membahas tentang pengertian riba dalam Islam. Secara singkat, riba dijelaskan sebagai tambahan yang tidak disertai pertukaran setara, dan dibedakan menjadi dua jenis yaitu riba nasiah yang terkait penundaan pembayaran hutang dan riba fadl terkait pertukaran barang sejenis dengan kelebihan. Dokumen juga menjelaskan larangan keras terhadap riba dalam Alquran dan hadis.
11. MENGAPA ?
• Masih banyak umat Islam yang mempraktekkan dan
mengamalkannya ?
• Hampir semua orang terlibat tanpa terkecuali?
• Bahkan, hampir tidak ada aktivitas ekonomi dan
bisnis saat ini yang bebas dari riba.
14. Semua tambahan yang
tidak disertai dengan
adanya pertukaran
kompensasi.
(Imam Ibnu al-‘Arabiy,
Ahkaam al-Quran, juz 1,
hal. 321)
RIBA MENURUT ISTILAH:
15. Tambahan yang dikenakan di
dalam mu’amalah, uang,
maupun makanan, baik dalam
kadar maupun waktunya.
(Imam Suyuthiy, Tafsir Jalalain,
surat al-Baqarah: 275)
RIBA MENURUT ISTILAH:
16. Menurut syariat, riba adalah
aqad bathil dengan sifat
tertentu, sama saja apakah di
dalamnya ada tambahan
maupun tidak. Perhatikanlah,
anda memahami bahwa jual
beli dirham dengan dirham
yang pembayarannya ditunda
adalah riba; dan di dalamnya
tidak ada tambahan.
(Kitab al-Jauharah al-Naiyyirah,
juz 2, hal. 298)
Apa itu riba?
19. “Kamu hidup di dalam
sebuah negeri dimana
RIBA tersebar luas.
Karena itu, jika salah
seorang berhutang
kepadamu dan ia
memberikan sekeranjang
rumput atau gandum
atau jerami, janganlah
kamu terima, karena itu
adalah RIBA.”
(HR Bukhari)
20. Rasulullah saw bersabda,
“Jika salah seorang di antara
kalian memberi hutang
(qardh), lalu ia diberi hadiah
(oleh pengutang) atau si
pengutang membawanya di
atas kendaraannya maka
jangan ia menaikinya dan
jangan menerima hadiah itu,
kecuali yang demikian itu
biasa terjadi di antara
keduanya sebelum utang-
piutang itu”
(HR. Ibn Majah)
21. Rasulullah saw bersabda,
“Jika salah seorang di antara kalian memberi hutang (qardh), dan si
penghutang menawarkan kepadamu makanan, maka janganlah
kamu menerimanya. Dan jika penghutang menawarkan
tunggangan, janganlah ia menerimanya, kecuali yang demikian itu
sudah biasa terjadi di antara keduanya sebelum utang-piutang itu.”
(HR. Baihaqi)
23. BUNGA = RIBA ?
Iya, jika kita
simpulkan dari
hadist-hadist di
atas. Tidak ada
penafsiran lain.
24. • Dari Negara, Kantor,
Perusahaan, Desa hingga
perkumpulan setingkat
RT…
• Praktiknya kita bisa temukan di mana-mana…
• Di kota, di desa, di kampung pelosok …
• Oleh lembaga keuangan, pemerintah maupun
individu per individu …
BUNGA = RIBA ?
25. JIKA RIBA SUDAH MERATA
Apakah fakta tersebut mengubah hukum
RIBA menjadi BOLEH dan HALAL ?
29. Allah SWT berfirman :
“Dan jika kamu bertaubat (dari aktivitas riba)
maka bagimu POKOK HARTAMU; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
(TQS Al Baqarah : 279)
32. • Karena ummat Islam
telanjur menganggap
RIBA sebagai
permasalahan yang kecil
dan sepele.
• Kalaupun dosa, dianggap
kecil saja.
• Jadi, bukan permasalahan
BESAR yang harus
DITAKUTI ummat Islam.
34. “Orang-orang yang mengambil RIBA tidak dapat
berdiri melainkah seperti berdirinya orang
yang kerasukan syetan lantaran (tekanan)
penyakit gila.” (TQS Al-Baqarah : 275)
35. Rasulullah SAW menjelaskan :
“Pada waktu aku di mi’rajkan ke langit, aku
memandang ke langit dunia, ternyata di sana terdapat
banyak orang yang memiliki perut seperti rumah-
rumah yang besar dan telah doyong perut-perut
mereka. Mereka dilemparkan dan disusun secara
bertumpuk di atas jalur yang dilewati Fir’aun. Mereka
diberdirikan di dekat api neraka setiap pagi dan sore
hari. Mereka berkata : “Wahai rabb kami, janganlah
pernah terjadi hari kiamat”. Aku tanyakan, “Hai Jibril,
Siapa mereka?”. Jawabnya, “Mereka adalah para
PEMAKAN RIBA dari kalangan umatku yang tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.”
36. Rasulullah SAW menjelaskan :
“Pada waktu aku di Isra’kan,
tatkala kami telah sampai ke
langit ke tujuh, aku melihat ke
arah atasku, ternyata aku
menyaksikan kilat, petir dan
badai. Lalu aku mendatangi
sekelompok orang yang memiliki
perut seperti rumah, didalamnya
banyak terdapat ular berbisa
yang dapat terlihat dengan jelas
dari luar perut mereka. Aku
tanyakan, “Hai Jibril, siapa
mereka?” Dia menjawab :
“Mereka adalah para pemakan
RIBA.”
37. Rasulullah SAW bersabda,
“Satu dirham riba yang dimakan oleh seorang
laki-laki, sementara ia tahu, lebih berat
(dosanya) daripada berzina dengan 36 pelacur.”
(HR Ahmad dan ath-Thabrani)
38. Rasulullah SAW bersabda,
“Di dalam riba ada 99
pintu dosa. Yang paling
ringan adalah seperti
seorang anak laki-laki
yang menzinahi ibu
kandungnya sendiri.”
39. “Riba itu mempunyai 73
pintu, sedangkan yang
paling ringan adalah
seperti seseorang yang
menzinahi ibu
kandungnya sendiri”
(HR.Ibnu Majah dan al-Hakim)
40. Jadi ?
• ZINA adalah DOSA BESAR
• Dan TERNYATA ….
• DOSA RIBA itu dosanya jauh
LEBIH BESAR daripada dosa
ZINA.
• Bahkan berlipat-lipat…
• Apalagi zina dengan ibu
kandung sendiri.
• Naudzubillah….
41. TRUS ?
Itukan DOSA bagi pemakan (pengambil) RIBA.
Seperti rentenir, pemilik bank, dll.
• Saya ‘kan bukan rentenir yang memakan riba…
• Saya ‘kan bukan pemilik bank…
• Saya ‘kan hanya obyek bukan subyek …
• Saya ‘kan yang dihutangi bukan yang
menghutangi…
42. Rasulullah melaknat orang-orang yang
terlibat riba. Beliau bersabda,
“Hum sawaa’un, mereka itu sama
yaitu yang mengambil riba,
memberinya, menuliskannya, dan yang
menjadi saksinya.”
(HR. Muslim dan Bukhari dari Abu Hudzaifah)
43. Rasulullah saw bersabda,
“Apabila perbuatan ZINA
dan RIBA telah
merajalela di suatu
negeri, berarti
penduduknya telah
mengizinkan turunnya
ADZAB ALLAH atas diri
mereka.”
44. Allah SWT berfirman.
“Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari bertransaksi
riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan) dan
urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang kembali
(menghalalkan riba) maka
orang itu adalah PENGHUNI-
PENGHUNI NERAKA, mereka
kekal di dalamnya.”
(TQS Al-Baqarah : 275)
45. MASUK NERAKA
SELAMANYA?
• Ancaman ini hanya
tertuju ke yang sudah
FAHAM.
• Namun, tetap
mengulangi bertransaksi
riba karena menolak
keharaman riba.
• Tidak ada dosa yang
lebih berat, melebihi
dosa orang yang
dimasukkan neraka
selama-lamanya.
• Dosa yang setara dan
diberlakukan seperti
kepada orang kafir.
46. BAYANGKAN ….
• Jika kita rajin sholat….
• Bila kita pun rajin puasa…
• Juga gemar shadaqah…
• Tidak lupa membayar zakat…
• Pun seandainya sudah naik
haji…
Namun, hanya gara-gara
menghalalkan riba,
tempatnya di NERAKA
48. RIBA NASII`AH
Tambahan yang diambil
karena penundaan
pembayaran utang untuk
dibayarkan pada tempo
yang baru, sama saja
apakah tambahan itu
merupakan sanksi atas
keterlambatan pembayaran
hutang, atau sebagai
tambahan hutang baru.
49. Misalnya, si A meminjamkan uang sebanyak 200
juta kepada si B; dengan perjanjian si B harus
mengembalikan hutang tersebut pada tanggal 1
Januari 2009; dan jika si B menunda pembayaran
hutangnya dari waktu yang telah ditentukan (1
Januari 2009), maka si B wajib membayar
tambahan atas keterlambatannya; misalnya 10%
dari total hutang.
Tambahan pembayaran di sini bisa saja sebagai
bentuk sanksi atas keterlambatan si B dalam
melunasi hutangnya, atau sebagai tambahan
hutang baru karena pemberian tenggat waktu
baru oleh si A kepada si B.
Tambahan inilah yang disebut dengan riba
nasii’ah.
51. “Emas dengan emas, perak dengan perak,
gandum dengan gandum, sya’ir dengan
sya’ir, kurma dengan kurma, garam
dengan garam, semisal, setara, dan
kontan. Apabila jenisnya berbeda, juallah
sesuka hatimu jika dilakukan dengan
kontan.”
(HR Muslim dari Ubadah bin Shamit ra)
52. “Emas dengan emas, setimbang
dan semisal; perak dengan perak,
setimbang dan semisal; barang
siapa yang menambah atau
meminta tambahan, maka
(tambahannya) itu adalah riba.”
(HR Muslim dari Abu Hurairah)
53. “Dari Fudhalah berkata: Saya membeli
kalung pada perang Khaibar seharga dua
belas dinar. Di dalamnya ada emas dan
merjan. Setelah aku pisahkan (antara
emas dan merjan), aku mendapatinya
lebih dari dua belas dinar. Hal itu saya
sampaikan kepada Nabi saw. Beliau pun
bersabda, “Jangan dijual hingga
dipisahkan (antara emas dengan
lainnya).”
(HR Muslim dari Fudhalah)
54. “Sesungguhnya Rasulullah saw mengutus saudara
Bani Adi al-Anshari untuk dipekerjakan di Khaibar.
Kemudian dia datang dengan membawa kurma Janib
(salah satu jenis kurma yang berkualitas tinggi dan
bagus). Rasulullah saw bersabda, “Apakah semua
kurma Khaibar seperti itu?” Dia menjawab, “Tidak,
wahai Rasulullah . Sesunguhnya kami membeli satu
sha’ dengan dua sha’ dari al-jam’ (salah satu jenis
kurma yang jelek, ditafsirkan juga campuran kurma).
Rasulullah saw bersabda, “Jangan kamu lakukan itu,
tapi (tukarlah) yang setara atau juallah kurma (yang
jelek itu) dan belilah (kurma yang bagus) dengan uang
hasil penjualan itu. Demikianlah timbangan itu”.
(HR Muslim)
55. RIBA AL-YADD:
• Riba yang disebabkan
karena penundaan
pembayaran dalam
pertukaran barang-barang.
• Dengan kata lain, kedua
belah pihak yang
melakukan pertukaran uang
atau barang telah berpisah
dari tempat aqad sebelum
diadakan serah terima.
56. “Emas dengan emas riba kecuali dengan
dibayarkan kontan, gandum dengan
gandum riba kecuali dengan dibayarkan
kontan; kurma dengan kurma riba kecuali
dengan dibayarkan kontan; kismis dengan
kismis riba, kecuali dengan dibayarkan
kontan.”
(HR al-Bukhari dari Umar bin al-
Khaththab)
57. “Perak dengan emas riba kecuali dengan
dibayarkan kontan; gandum dengan
gandum riba kecuali dengan dibayarkan
kontan kismis dengan kismis riba, kecuali
dengan dibayarkan kontan; kurma dengan
kurma riba kecuali dengan dibayarkan
kontan“.
[Ibnu Qudamah, Al-Mughniy, juz IV, hal. 13]
58. RIBA QARDL
Meminjam uang
kepada seseorang
dengan syarat ada
kelebihan atau
keuntungan yang
harus diberikan oleh
peminjam kepada
pemberi pinjaman.
59. Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari
Abu Burdah bin Musa; ia berkata, “Suatu
ketika, aku mengunjungi Madinah. Lalu aku
berjumpa dengan Abdullah bin Salam. Lantas
orang ini berkata kepadaku: ‘Sesungguhnya
engkau berada di suatu tempat yang di sana
praktek riba telah merajalela. Apabila engkau
memberikan pinjaman kepada seseorang lalu
ia memberikan hadiah kepadamu berupa
rumput kering, gandum atau makanan ternak,
maka janganlah diterima. Sebab, pemberian
tersebut adalah riba”. [HR. Imam Bukhari]
60. Imam Bukhari dalam “Kitab
Tarikh”nya, meriwayatkan sebuah
Hadits dari Anas ra bahwa Rasulullah
SAW telah bersabda, “Bila ada yang
memberikan pinjaman (uang maupun
barang), maka janganlah ia
menerima hadiah (dari yang
meminjamkannya)”
[HR. Imam Bukhari]
61. Pelarangan riba qardl juga sejalan
dengan kaedah ushul fiqh,
“Kullu qardl jarra manfa’atan fahuwa
riba”. (Setiap pinjaman yang menarik
keuntungan (membuahkan bunga)
adalah riba”.
[Sayyid Saabiq, Fiqh al-Sunnah, (edisi
terjemahan); jilid xii, hal. 113]
62. Terakhir …
Rasulullah SAW bersabda,
“Jangan membuatmu takjub, seseorang yang
memperoleh harta dari cara haram, jika
dia infakkan atau dia sedekahkan maka
tidak diterima, jika ia pertahankan maka
tidak diberkahi dan jika ia mati dan ia
tinggalkan harta itu maka akan jadi bekal dia
ke neraka.” (HR ath-Thabarani, ath-Thayalisi
dan al-Baihaqi, lafal ath-Thabarani)