SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 30
1. Pre-eklampsi
• Pre eklamsi merupakan suatu kondisi yang
spesifik pada kehamilan, terjadi setelah
minggu ke- 20 gestasi, ditandai dengan
hipertensi dan proteinuria, edema juga
dapat terjadi (Wijayarini, Maria:2001)
1. Pre eklamsia Ringan
Adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi
organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi
endotel.
2. Pre Eklamsia Berat
Adalah pre eklamsia dengan tekanan darah sistolik lebih dari ≥ 160 mmHg
dan tekanan darah diastolic ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 gr / 24
jam.
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui
dengan pasti.
Penyebab lain yang diperkirakan terjadi, adalah :
- Kelainan aliran darah menuju rahim.
- Kerusakan pembuluh darah.
- Masalah dengan sistim ketahanan tubuh.
- Diet atau konsumsi makanan yang salah.
Namun jika tidak ditangani secara tepat dan cepat,
preeklamsia akan segera berubah menjadi eklamsia
yang berakibat fatal pada bayi dan ibu, yaitu infeksi dan
perdarahan yang menyebabkan kematian.
Etiologi
• Kehamilan pertama
• Memiliki sejarah pre eklamsi di keluarganya
• Memiliki banyak anak
• Ibu hamil usia remaja
• Wanita hamil di atas usia 40 tahun
• Wanita dengan tekanan darah tinggi
• Memiliki gangguan ginjal sebelum hamil
Diagnosis pre-eklampsia ditegakkan berdasarkan :
1. peningkatan tekanan darah yang lebih besar atau sama
dengan 140/90 mmHg
2. atau peningkatan tekanan sistolik > 30 mmHg atau diastolik
> 15 mmHg
3. atau peningkatan mean arterial pressure >20 mmHg, atau
MAP > 105 mmHg
4. proteinuria signifikan, 300 mg/24 jam atau > 1 g/ml
5. diukur pada dua kali pemeriksaan dengan jarak waktu 6 jam
6. edema umum atau peningkatan berat badan berlebihan
Diagnosa
1) Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1
kg seminggu beberapa kali.
2) Edema, terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan
kaki, jari tangan dan muka.
3) Hipertensi, tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau tekanan sistolik
meningkat >30 mmHg atau tekanan diastolic >15 mmHg yang
diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit.
4) Proteiunuria bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air
kencing 24 jam atau pemeriksaan menunjukan+1 atau 2; atau kadar
protein ≥1g/l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter, diambil
minimal dua kali dengan jarak waktu 6 jam.
Menurut Williams, 2002 : 399,
diagnosis preeklamsi ditegakan
berdasarkan adanya dua dari
empat gejala, yaitu:
a. Pada Ibu
b. Pada Janin
• Eklampsia
• Solusio plasenta
• Pendarahan subkapsula hepar
• Kelainan pembekuan darah ( DIC )
• Sindrom HELPP ( hemolisis,
elevated, liver,enzymes dan low platelet
count )
• Ablasio retina
• Gagal jantung hingga syok dan
kematian
• Terhambatnya pertumbuhan
dalam uterus
• Prematur
• Asfiksia neonatorum
• Kematian dalam uterus
• Peningkatan angka
kematian dan kesakitan
perinatal
• stirahat, berbaring pada sisi kiri tubuh agar janin tidak
menindih urat darah
• Sering melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran
• Mengurangi makan garam
• Minum 8 gelas air putih per hari
• Hindari stress
• Perbanyak makan sayuran berdaun hijau, kacang-
kacangan, wortel, buah-buahan.
• Hindari minum susu, kafein, soft drink dan junk food
• Ganti garam meja dengan garam laut
• Mengkonsumsi supleman dan vitamin
• Minum obat jika diperlukan (sesuai dengan anjuran
dokter)
• Dapat ditangani secara aktif atau konservatif.
• Aktif berarti : kehamilan diakhiri / diterminasi
bersama dengan pengobatan medisinal.
• Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan
bersama dengan pengobatan medisinal.
2. Eklampsi
• Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil,
persalinan atau masa nifas yang ditandai
dengan timbulnya kejang atau koma, dimana
sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala
pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri).
Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:
•
1. Terjadi pada kehamilan 20 minggu
atau lebih
2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi (
hipertensi, edema, proteinuri, sakit
kepala yang berat, penglihatan kabur,
nyeri ulu hati, kegelisahan atu
hiperefleksi)
3. Kejang-kejang atau koma.
KlasifikasiMenurut saat
terjadinya eklampsia :
Berdasarkan waktu terjadinya
eklampsia dapat di bagi :
1.Eklampsia ante partum
ialah eklampsi yang terjadi
sebelum persalinan (paling
sering setelah 20 minggu
kehamilan)
2.Eklampsia intrapartum
ialah eklampsia sewaktu
persalinan.
3.Eklampsia postpartum,
eklampsia setelah
persalinan.
1. Eklampsia gravidarum
Kejadian 50% sampai 60 %
Serangan terjadi dalam keadaan hamil
2. Eklampsia parturientum
Kejadian sekitar 30 % sampai 50 %
Saat sedang inpartu
Batas dengan eklampsia gravidarum sukar
di tentukan terutama saat mulai inpartu
3. Eklampsia puerperium
Kejadian jarang 10 %
Terjadi serangan kejang atau koma seletah
persalinan berakhir
1. Tingkat awal atau aura (invasi). Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan
terbuka tanpa melihat (pandangan kosong) kelopak mata dan tangan
bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri.
2. Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam dan kaki
membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan sianosis,
lodah dapat trgigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.
3. Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat, mulut
terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata
melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama
1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik mafas
seperti mendengkur.
4. Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang
antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam
keadaan koma.
Komplikasi
eklampsia
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah
melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklampsia dan eklampsia.
Komplikasi yang tersebut di bawah ini biasanya terjadi pada pre eklampsia berat
dan eklampsia :
1. Solusio plasenta
Karena adanya takanan darah tinggi, maka pembuluh darah dapat mudah pecah,
sehingga terjadi hematom retropalsenta yang dapat menyebabkan sebagian
plasenta dapat terlepas.
2. Hipofibrinogenemia
Adanya kekurangan fibrinogen yang beredar dalam darah , biasanya di bawah
100 mg persen. Sehingga pemeriksaan kadar fibrinogen harus secara berkala.
6. Edema paru – paru
7. Nekrosis hati
Nekrosis periportal hati pada eklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol
umum. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati,
terutama penentuan enzim-enzimnya.
8. Sindroma HELLP
Merupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-tanda : hemolisis,
peningkatan enzim hati, dan trombositopenia yang diakibatkan disfungsi
endotel sistemik. Sindroma HELLP dapat timbul pada pertengahan kehamilan
trimester dua sampai beberapa hari setelah melahirkan.
9. Kelainan ginjal
Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel
endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. Kelainan lain yang
dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.
10. Kopmlikasi lain yaitu lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat
kejang - kejang pneumonia aspirasi, dan DIC.
11. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin.
Organ-organ yang mengalami
perubahan akibat eklampsi.
1. Otak
2. Plasenta dan rahim
3. Ginjal
4. Paru-paru
5. Mata
6. Keseimbangan air dan elektrolit.
Pencegahan
1. Memberikan informasi dan edukasi kepada
masyarakat, bahwa eklampsi bukanlah suatu
penyakit kemasukan (magis), seperti banyak
disangka oleh masyarakat awam.
2. Meningkatkan jumlah poliklinik (balai)
pemeriksaan ibu hamil serta mengusahakan agar
semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya
sejak hamil muda.
3. Pelayanan kebidanan bermutu, yaitu pada tiap-tiap
pemeriksaan kehamilan diamati tanda-tansa
preeklampsi dan mengobatinya sedini mungkin
Prinsip
penatalaksanaan :
1. Penderita eklampsi harus dirawat inap di rumah sakit.
2. Pengangkutan ke rumah sakit.
Tujuan perawatan di rumah sakit ialah menghentikan
konvulsi, mengurangi vasospasme, meningkatkan
dieresis, mencegah infeksi, memberikan pengobatan
yang cepat dan tepat, serta melakukan terminasi
kehamilan setelah 4 jam serangan kejang yang terakhir,
dengan tidak memperhitungkan tuanya kehamilan.
4. Sesampainya di rumah sakit, pertolongan pertama
Observasi penderita
6. Regim-regim pengobatan :
• Regim sufas magnesikus.
• Regim sodium pentotal.
• Regim valium(diazepam)
• Regim litik koktil (lytic cocktail)
• Regim stroganoff
7. Pemberian antibiotika
8. Penanganan obstetri
Managemen Asuhan Kebidanan
A. Langkah I (Pengumpulan data)
1. Data Subyektif
a. Identitas :
Istri : nama suami : nama
umur umur
alamat alamat
pekerjaan pekerjaan
agama agama
pendidikan pendidikan
status perkawinan suku/ras
suku/ras
b. Keluhan utama
c. Riwayat menstruasi
d. Riwayat perkawinan
e. Riwayat obstetric yang lalu
f. Riwayat kehamilan sekarang
g. Riwayat kesehatan sekarang dan lalu
h. Riwayat kesehatan keluarga
i. Riwayat psikososial
2. Data obyektif
- Pemeriksaan umum :
Tekanan darah :
Berat badan :
- Pemeriksaan khusus :
• Inspeksi : Akan terjadi edema karena
penimbunan cairan umum dan berlebihan dalam
jaringan tubuh yang dijumpai pada muka, kaki
maupun jari tangan yang tidak hilang setelah
istirahat.
• Palpasi : leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
• Auskultasi
• Perkusi
B. Langkah II ( interpretasi data )
Diagnosa kebidanan
Ibu hamil ,G….P….A…H…., usia kehamilan, janin hidup / tidak,
tunggal / kembar, intrauterine / ekstrauterin, letkep / letsu,keadaan
jalan lahir, KU ibu dan janin baik atau tidak.
Langkah III ( mengidentifikasi masalah atau masalah
potensial )
Masalah : ibu hamil dengan dengan pre-
eklampsi/eklampsi.
Masalah potensial : solusio plasenta,
hipofibrinogenemia, hemolisis, perdarahan otak,
kelainan mata, edema paru – paru, nekrosis hati,
sindroma HELLP, kelainan ginjal, gangguan
pernafasan, kejang sampai koma, prematuritas,
dismaturitas, kematian janin intrauterine dan
kematian ibu.
Langkah IV ( Tindakan segera )
• Bebaskan jalan nafas, dengan memasang spatel pada mulut ibu
agar lidah tidak tergigit dan jalan nafas bisa terbuka.
• Baringkan pasien pada sisi kiri dengan posisi trendelenbrug untuk
mengurangi resiko aspirasi
• Beri O2 4 sampai 6 liter / menit
• Pasang infus glukosa 5 % di tambah dengan valium 10 – 20 mgr
• Kontrol KU pasien
• Hindari terjadinya trauma tambahan sebab pasien dapat terjatuh
dari tempat tidurnya saat terjadinya kejang.
• Kolaborasi dengan dokter Sp,OG dan segera rujuk untuk
penanganan selanjutnya
Langkah V ( Perencanaan atau
intervensi )
• Beri tahu kepada keluarga hasil pemeriksaan ibu
• Anjuran kepada keluarga untuk mengatur posisi ibu
dengan kaki sedikit lebih tinggi dari pada kepala
• Pantau perkembangan KU secara adekuat
• Beri keluarga motivasi berupa dukungan dan semangat
emosional
• Buat informed consent
• Siapkan BAKSOKUDA
• Lakukan kolaborasi dengan dokter Sp, Og untuk
pemberian therapy dan penanganan selanjutnya
• Lakukan rujukan segera
Langkah VI ( Penatalaksanaan)
• Memberitahu kepada keluarga hasil pemeriksaan ibu
• Menganjurkan keluarga untuk mengatur posisi ibu
dengan kaki sedikit lebih tinggi dari pada kepala
• Memantau perkembangan KU secara adekuat
• Memberikan keluarga motivasi berupa dukungan dan
semangat emosional
• Membuat informed consent
• Menyiapkan BAKSOKUDA
• Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp, Og untuk
pemberian therapy dan penanganan selanjutnya
• Melakukan rujukan segera
Langkah VII ( Evaluasi)
• Keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan pada ibu.
• Keluarga telah mengatur posisi ibu dengan kaki sedikit lebih tinggi
dari pada kepala
• Telah melakukan pemantauan perkembangan KU secara adekuat
• Telah Memberikan keluarga motivasi berupa dukungan dan
semangat emosional
• informed consent disetujui oleh pasien dan keluarga pasien.
• Telah Menyiapkan BAKSOKUDA
• Telah berkolaborasi dengan dokter Sp, Og untuk pemberian therapy
dan penanganan selanjutnya
• Telah Melakukan rujukan segera

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

penyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilanpenyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilanRahayu Pratiwi
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanRahayu Pratiwi
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinMayah M4y
 
Diabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilanDiabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilanamel015
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 
Komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilanKomplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilanHetty Astri
 
Hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
Hiperemesis gravidarum pada ibu hamilHiperemesis gravidarum pada ibu hamil
Hiperemesis gravidarum pada ibu hamilDian Setyawan
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptTaufik Tias
 
Thermoregulasi
ThermoregulasiThermoregulasi
ThermoregulasiKindal
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalErinda Rinawati
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Kampus-Sakinah
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converteddr. Bobby Ahmad
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaFuji Astuti
 
Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalMarlenTanamal
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partumDokter Tekno
 

Was ist angesagt? (20)

penyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilanpenyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilan
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
preeklamsia & eklamsia
preeklamsia & eklamsiapreeklamsia & eklamsia
preeklamsia & eklamsia
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubin
 
Diabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilanDiabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilan
 
Askep post partum
Askep post partumAskep post partum
Askep post partum
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilanKomplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilan
 
Hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
Hiperemesis gravidarum pada ibu hamilHiperemesis gravidarum pada ibu hamil
Hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
 
ANC Berkualitas
ANC BerkualitasANC Berkualitas
ANC Berkualitas
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
Thermoregulasi
ThermoregulasiThermoregulasi
Thermoregulasi
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan Neonatal
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Konsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio CaesareaKonsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio Caesarea
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normal
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Letak lintang
Letak lintangLetak lintang
Letak lintang
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (20)

Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
 
Preeklamsi
PreeklamsiPreeklamsi
Preeklamsi
 
Eklamsi
EklamsiEklamsi
Eklamsi
 
Pre eklamsia/Eklamsia Pada Masa Nifas
Pre eklamsia/Eklamsia Pada Masa NifasPre eklamsia/Eklamsia Pada Masa Nifas
Pre eklamsia/Eklamsia Pada Masa Nifas
 
Pre eklampsia
Pre eklampsia Pre eklampsia
Pre eklampsia
 
Tata Laksana Preeklamsia
Tata Laksana PreeklamsiaTata Laksana Preeklamsia
Tata Laksana Preeklamsia
 
Eklampsia
EklampsiaEklampsia
Eklampsia
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
 
Leaflet preklamsia
Leaflet preklamsiaLeaflet preklamsia
Leaflet preklamsia
 
Pp mola
Pp molaPp mola
Pp mola
 
Mola hidatidosa
Mola hidatidosaMola hidatidosa
Mola hidatidosa
 
mola hidatidosa
mola hidatidosamola hidatidosa
mola hidatidosa
 
Gizi ibu hamil hertina
Gizi ibu hamil hertinaGizi ibu hamil hertina
Gizi ibu hamil hertina
 
Mola hydatidosa
Mola hydatidosaMola hydatidosa
Mola hydatidosa
 
Ket pragnancy
Ket pragnancyKet pragnancy
Ket pragnancy
 
Gizi tepat bagi ibu hamil
Gizi tepat bagi ibu hamilGizi tepat bagi ibu hamil
Gizi tepat bagi ibu hamil
 
Contoh presentasi-keren-smartart
Contoh presentasi-keren-smartartContoh presentasi-keren-smartart
Contoh presentasi-keren-smartart
 
Presentation ROI - Is It Worth It? - @yanceyu
Presentation ROI - Is It Worth It? - @yanceyuPresentation ROI - Is It Worth It? - @yanceyu
Presentation ROI - Is It Worth It? - @yanceyu
 
Pre eclampsia
Pre eclampsiaPre eclampsia
Pre eclampsia
 

Ähnlich wie Pre Eklampsia & Eklampsia

Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)tiaraandini3
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanRahayu Pratiwi
 
komplikasi penyulit kehamilan trimester III
komplikasi penyulit kehamilan trimester IIIkomplikasi penyulit kehamilan trimester III
komplikasi penyulit kehamilan trimester IIItita_chubie
 
Asuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasienAsuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasienMha Agistiani
 
PPT Patofisiologi_ID.pptx
PPT Patofisiologi_ID.pptxPPT Patofisiologi_ID.pptx
PPT Patofisiologi_ID.pptxindah107935
 
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaSatuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaMJM Networks
 
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaSatuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaMJM Networks
 
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...NaomiAhimsa
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAwellinasebayang
 
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.pptRizkyAndrianiBakara2
 
210654275 case-pre-eklampsi-berat
210654275 case-pre-eklampsi-berat210654275 case-pre-eklampsi-berat
210654275 case-pre-eklampsi-berathomeworkping8
 
Minggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.ppt
Minggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.pptMinggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.ppt
Minggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.pptLalaNurHidayatulloh
 
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilanKelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilanWak d'Add-Team
 
7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilanVrilisda Sitepu
 

Ähnlich wie Pre Eklampsia & Eklampsia (20)

Eklamsia lengkap
Eklamsia lengkapEklamsia lengkap
Eklamsia lengkap
 
Eklamsia lengkap
Eklamsia lengkapEklamsia lengkap
Eklamsia lengkap
 
Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
komplikasi penyulit kehamilan trimester III
komplikasi penyulit kehamilan trimester IIIkomplikasi penyulit kehamilan trimester III
komplikasi penyulit kehamilan trimester III
 
Asuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasienAsuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasien
 
PPT Patofisiologi_ID.pptx
PPT Patofisiologi_ID.pptxPPT Patofisiologi_ID.pptx
PPT Patofisiologi_ID.pptx
 
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaSatuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
 
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaSatuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
 
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
laporan-kasus-obgyn-pre-eklamsia-keluhan-utama-keluar-cairan-dari-jalan-lahir...
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
 
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
 
Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester 3
Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester 3Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester 3
Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester 3
 
210654275 case-pre-eklampsi-berat
210654275 case-pre-eklampsi-berat210654275 case-pre-eklampsi-berat
210654275 case-pre-eklampsi-berat
 
Minggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.ppt
Minggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.pptMinggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.ppt
Minggu Ke - 9 - Hipertensi dalam Kehamilan.ppt
 
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilanKelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
Kelainan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan
 
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
 
Askeb iv
Askeb ivAskeb iv
Askeb iv
 
Penyakit eklampsia
Penyakit eklampsiaPenyakit eklampsia
Penyakit eklampsia
 
7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan
 

Mehr von Erlina Wati

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA... STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...Erlina Wati
 
RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN
RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN
RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN Erlina Wati
 
FAKTOR-FAKTOR FISIK YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN
FAKTOR-FAKTOR FISIK YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN FAKTOR-FAKTOR FISIK YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN
FAKTOR-FAKTOR FISIK YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN Erlina Wati
 
REVIEW PROSES KEHAMILAN
REVIEW PROSES KEHAMILAN REVIEW PROSES KEHAMILAN
REVIEW PROSES KEHAMILAN Erlina Wati
 
Deteksi dini komplikasi masa nifas
Deteksi dini komplikasi masa nifas Deteksi dini komplikasi masa nifas
Deteksi dini komplikasi masa nifas Erlina Wati
 
BAK, BAB, DAN SENAM NIFAS
BAK, BAB, DAN SENAM NIFAS BAK, BAB, DAN SENAM NIFAS
BAK, BAB, DAN SENAM NIFAS Erlina Wati
 
Bounding attachment
Bounding attachment Bounding attachment
Bounding attachment Erlina Wati
 
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI Erlina Wati
 
Penilaian Layanan Kebidanan
Penilaian Layanan KebidananPenilaian Layanan Kebidanan
Penilaian Layanan KebidananErlina Wati
 
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanIndikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanErlina Wati
 
Program Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
Program Menjaga Mutu Eksternal dan InternalProgram Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
Program Menjaga Mutu Eksternal dan InternalErlina Wati
 
Bayi dengan cidera
Bayi dengan cideraBayi dengan cidera
Bayi dengan cideraErlina Wati
 
Kie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KBKie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KBErlina Wati
 
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiKonsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiErlina Wati
 

Mehr von Erlina Wati (20)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA... STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
 
RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN
RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN
RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN
 
FAKTOR-FAKTOR FISIK YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN
FAKTOR-FAKTOR FISIK YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN FAKTOR-FAKTOR FISIK YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN
FAKTOR-FAKTOR FISIK YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN
 
REVIEW PROSES KEHAMILAN
REVIEW PROSES KEHAMILAN REVIEW PROSES KEHAMILAN
REVIEW PROSES KEHAMILAN
 
Sibling Rivalry
Sibling RivalrySibling Rivalry
Sibling Rivalry
 
Deteksi dini komplikasi masa nifas
Deteksi dini komplikasi masa nifas Deteksi dini komplikasi masa nifas
Deteksi dini komplikasi masa nifas
 
BAK, BAB, DAN SENAM NIFAS
BAK, BAB, DAN SENAM NIFAS BAK, BAB, DAN SENAM NIFAS
BAK, BAB, DAN SENAM NIFAS
 
Bounding attachment
Bounding attachment Bounding attachment
Bounding attachment
 
Pelvic Rocking
Pelvic RockingPelvic Rocking
Pelvic Rocking
 
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
 
Oral Trush
Oral TrushOral Trush
Oral Trush
 
Hipospadia
Hipospadia Hipospadia
Hipospadia
 
Penilaian Layanan Kebidanan
Penilaian Layanan KebidananPenilaian Layanan Kebidanan
Penilaian Layanan Kebidanan
 
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanIndikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
 
Program Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
Program Menjaga Mutu Eksternal dan InternalProgram Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
Program Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
 
Diare
Diare Diare
Diare
 
Bayi dengan cidera
Bayi dengan cideraBayi dengan cidera
Bayi dengan cidera
 
Pedofilia
Pedofilia Pedofilia
Pedofilia
 
Kie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KBKie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KB
 
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiKonsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
 

Kürzlich hochgeladen

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakAjiFauzi8
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 

Pre Eklampsia & Eklampsia

  • 1.
  • 2. 1. Pre-eklampsi • Pre eklamsi merupakan suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi setelah minggu ke- 20 gestasi, ditandai dengan hipertensi dan proteinuria, edema juga dapat terjadi (Wijayarini, Maria:2001)
  • 3. 1. Pre eklamsia Ringan Adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel. 2. Pre Eklamsia Berat Adalah pre eklamsia dengan tekanan darah sistolik lebih dari ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 gr / 24 jam.
  • 4. Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Penyebab lain yang diperkirakan terjadi, adalah : - Kelainan aliran darah menuju rahim. - Kerusakan pembuluh darah. - Masalah dengan sistim ketahanan tubuh. - Diet atau konsumsi makanan yang salah. Namun jika tidak ditangani secara tepat dan cepat, preeklamsia akan segera berubah menjadi eklamsia yang berakibat fatal pada bayi dan ibu, yaitu infeksi dan perdarahan yang menyebabkan kematian. Etiologi
  • 5. • Kehamilan pertama • Memiliki sejarah pre eklamsi di keluarganya • Memiliki banyak anak • Ibu hamil usia remaja • Wanita hamil di atas usia 40 tahun • Wanita dengan tekanan darah tinggi • Memiliki gangguan ginjal sebelum hamil
  • 6. Diagnosis pre-eklampsia ditegakkan berdasarkan : 1. peningkatan tekanan darah yang lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg 2. atau peningkatan tekanan sistolik > 30 mmHg atau diastolik > 15 mmHg 3. atau peningkatan mean arterial pressure >20 mmHg, atau MAP > 105 mmHg 4. proteinuria signifikan, 300 mg/24 jam atau > 1 g/ml 5. diukur pada dua kali pemeriksaan dengan jarak waktu 6 jam 6. edema umum atau peningkatan berat badan berlebihan Diagnosa
  • 7. 1) Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. 2) Edema, terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. 3) Hipertensi, tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat >30 mmHg atau tekanan diastolic >15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. 4) Proteiunuria bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan menunjukan+1 atau 2; atau kadar protein ≥1g/l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter, diambil minimal dua kali dengan jarak waktu 6 jam. Menurut Williams, 2002 : 399, diagnosis preeklamsi ditegakan berdasarkan adanya dua dari empat gejala, yaitu:
  • 8. a. Pada Ibu b. Pada Janin • Eklampsia • Solusio plasenta • Pendarahan subkapsula hepar • Kelainan pembekuan darah ( DIC ) • Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet count ) • Ablasio retina • Gagal jantung hingga syok dan kematian • Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus • Prematur • Asfiksia neonatorum • Kematian dalam uterus • Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
  • 9. • stirahat, berbaring pada sisi kiri tubuh agar janin tidak menindih urat darah • Sering melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran • Mengurangi makan garam • Minum 8 gelas air putih per hari • Hindari stress • Perbanyak makan sayuran berdaun hijau, kacang- kacangan, wortel, buah-buahan. • Hindari minum susu, kafein, soft drink dan junk food • Ganti garam meja dengan garam laut • Mengkonsumsi supleman dan vitamin • Minum obat jika diperlukan (sesuai dengan anjuran dokter)
  • 10. • Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. • Aktif berarti : kehamilan diakhiri / diterminasi bersama dengan pengobatan medisinal. • Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan bersama dengan pengobatan medisinal.
  • 11. 2. Eklampsi • Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri).
  • 12. Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut: • 1. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih 2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi) 3. Kejang-kejang atau koma.
  • 13. KlasifikasiMenurut saat terjadinya eklampsia : Berdasarkan waktu terjadinya eklampsia dapat di bagi : 1.Eklampsia ante partum ialah eklampsi yang terjadi sebelum persalinan (paling sering setelah 20 minggu kehamilan) 2.Eklampsia intrapartum ialah eklampsia sewaktu persalinan. 3.Eklampsia postpartum, eklampsia setelah persalinan. 1. Eklampsia gravidarum Kejadian 50% sampai 60 % Serangan terjadi dalam keadaan hamil 2. Eklampsia parturientum Kejadian sekitar 30 % sampai 50 % Saat sedang inpartu Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai inpartu 3. Eklampsia puerperium Kejadian jarang 10 % Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir
  • 14. 1. Tingkat awal atau aura (invasi). Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri. 2. Stadium kejang tonik Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik. 3. Stadium kejang klonik Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik mafas seperti mendengkur. 4. Stadium koma Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma.
  • 15. Komplikasi eklampsia Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklampsia dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut di bawah ini biasanya terjadi pada pre eklampsia berat dan eklampsia : 1. Solusio plasenta Karena adanya takanan darah tinggi, maka pembuluh darah dapat mudah pecah, sehingga terjadi hematom retropalsenta yang dapat menyebabkan sebagian plasenta dapat terlepas. 2. Hipofibrinogenemia Adanya kekurangan fibrinogen yang beredar dalam darah , biasanya di bawah 100 mg persen. Sehingga pemeriksaan kadar fibrinogen harus secara berkala.
  • 16.
  • 17. 6. Edema paru – paru 7. Nekrosis hati Nekrosis periportal hati pada eklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol umum. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya. 8. Sindroma HELLP Merupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-tanda : hemolisis, peningkatan enzim hati, dan trombositopenia yang diakibatkan disfungsi endotel sistemik. Sindroma HELLP dapat timbul pada pertengahan kehamilan trimester dua sampai beberapa hari setelah melahirkan. 9. Kelainan ginjal Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginjal. 10. Kopmlikasi lain yaitu lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat kejang - kejang pneumonia aspirasi, dan DIC. 11. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin.
  • 18. Organ-organ yang mengalami perubahan akibat eklampsi. 1. Otak 2. Plasenta dan rahim 3. Ginjal 4. Paru-paru 5. Mata 6. Keseimbangan air dan elektrolit.
  • 19. Pencegahan 1. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat, bahwa eklampsi bukanlah suatu penyakit kemasukan (magis), seperti banyak disangka oleh masyarakat awam. 2. Meningkatkan jumlah poliklinik (balai) pemeriksaan ibu hamil serta mengusahakan agar semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya sejak hamil muda. 3. Pelayanan kebidanan bermutu, yaitu pada tiap-tiap pemeriksaan kehamilan diamati tanda-tansa preeklampsi dan mengobatinya sedini mungkin
  • 20. Prinsip penatalaksanaan : 1. Penderita eklampsi harus dirawat inap di rumah sakit. 2. Pengangkutan ke rumah sakit. Tujuan perawatan di rumah sakit ialah menghentikan konvulsi, mengurangi vasospasme, meningkatkan dieresis, mencegah infeksi, memberikan pengobatan yang cepat dan tepat, serta melakukan terminasi kehamilan setelah 4 jam serangan kejang yang terakhir, dengan tidak memperhitungkan tuanya kehamilan. 4. Sesampainya di rumah sakit, pertolongan pertama Observasi penderita
  • 21. 6. Regim-regim pengobatan : • Regim sufas magnesikus. • Regim sodium pentotal. • Regim valium(diazepam) • Regim litik koktil (lytic cocktail) • Regim stroganoff 7. Pemberian antibiotika 8. Penanganan obstetri
  • 22. Managemen Asuhan Kebidanan A. Langkah I (Pengumpulan data) 1. Data Subyektif a. Identitas : Istri : nama suami : nama umur umur alamat alamat pekerjaan pekerjaan agama agama pendidikan pendidikan status perkawinan suku/ras suku/ras
  • 23. b. Keluhan utama c. Riwayat menstruasi d. Riwayat perkawinan e. Riwayat obstetric yang lalu f. Riwayat kehamilan sekarang g. Riwayat kesehatan sekarang dan lalu h. Riwayat kesehatan keluarga i. Riwayat psikososial
  • 24. 2. Data obyektif - Pemeriksaan umum : Tekanan darah : Berat badan : - Pemeriksaan khusus : • Inspeksi : Akan terjadi edema karena penimbunan cairan umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh yang dijumpai pada muka, kaki maupun jari tangan yang tidak hilang setelah istirahat.
  • 25. • Palpasi : leopold I Leopold II Leopold III Leopold IV • Auskultasi • Perkusi B. Langkah II ( interpretasi data ) Diagnosa kebidanan Ibu hamil ,G….P….A…H…., usia kehamilan, janin hidup / tidak, tunggal / kembar, intrauterine / ekstrauterin, letkep / letsu,keadaan jalan lahir, KU ibu dan janin baik atau tidak.
  • 26. Langkah III ( mengidentifikasi masalah atau masalah potensial ) Masalah : ibu hamil dengan dengan pre- eklampsi/eklampsi. Masalah potensial : solusio plasenta, hipofibrinogenemia, hemolisis, perdarahan otak, kelainan mata, edema paru – paru, nekrosis hati, sindroma HELLP, kelainan ginjal, gangguan pernafasan, kejang sampai koma, prematuritas, dismaturitas, kematian janin intrauterine dan kematian ibu.
  • 27. Langkah IV ( Tindakan segera ) • Bebaskan jalan nafas, dengan memasang spatel pada mulut ibu agar lidah tidak tergigit dan jalan nafas bisa terbuka. • Baringkan pasien pada sisi kiri dengan posisi trendelenbrug untuk mengurangi resiko aspirasi • Beri O2 4 sampai 6 liter / menit • Pasang infus glukosa 5 % di tambah dengan valium 10 – 20 mgr • Kontrol KU pasien • Hindari terjadinya trauma tambahan sebab pasien dapat terjatuh dari tempat tidurnya saat terjadinya kejang. • Kolaborasi dengan dokter Sp,OG dan segera rujuk untuk penanganan selanjutnya
  • 28. Langkah V ( Perencanaan atau intervensi ) • Beri tahu kepada keluarga hasil pemeriksaan ibu • Anjuran kepada keluarga untuk mengatur posisi ibu dengan kaki sedikit lebih tinggi dari pada kepala • Pantau perkembangan KU secara adekuat • Beri keluarga motivasi berupa dukungan dan semangat emosional • Buat informed consent • Siapkan BAKSOKUDA • Lakukan kolaborasi dengan dokter Sp, Og untuk pemberian therapy dan penanganan selanjutnya • Lakukan rujukan segera
  • 29. Langkah VI ( Penatalaksanaan) • Memberitahu kepada keluarga hasil pemeriksaan ibu • Menganjurkan keluarga untuk mengatur posisi ibu dengan kaki sedikit lebih tinggi dari pada kepala • Memantau perkembangan KU secara adekuat • Memberikan keluarga motivasi berupa dukungan dan semangat emosional • Membuat informed consent • Menyiapkan BAKSOKUDA • Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp, Og untuk pemberian therapy dan penanganan selanjutnya • Melakukan rujukan segera
  • 30. Langkah VII ( Evaluasi) • Keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan pada ibu. • Keluarga telah mengatur posisi ibu dengan kaki sedikit lebih tinggi dari pada kepala • Telah melakukan pemantauan perkembangan KU secara adekuat • Telah Memberikan keluarga motivasi berupa dukungan dan semangat emosional • informed consent disetujui oleh pasien dan keluarga pasien. • Telah Menyiapkan BAKSOKUDA • Telah berkolaborasi dengan dokter Sp, Og untuk pemberian therapy dan penanganan selanjutnya • Telah Melakukan rujukan segera