Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Lotion Pegagan
1. LAPORAN PENGAMATAN
PEMBUATAN LOTION EKSTRAK PEGAGAN
(Centela asiatica)
Oleh:
Eri Krismiyaningsih
11
X MIPA 9
SMA NEGERI 1 KLATEN
TAHUN AJARAN 2013/2014
2. I.
Tujuan
1. Untuk mengetahui kandungan dalam daun pegagan.
2. Untuk mengetahui khasiat lotion dengan ekstrak pegagan.
3. Untuk Mengetahui cara pembuatan lotion dengan ekstrak pegagan.
4. Untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan lotion.
II.
Dasar Teori
Pembuatan preparat ini untuk mendapatkan efek emolien atau pelembut
jaringan dari preparat tersebut dan keadaan permukaan kulit. Karena emulsi
yang dipakai pada kulit sebagai obat luar bisa dibuat sebagai emulsi m/a (
minyak dalam air ) atau emulsi a/m ( air dalam minyak ), tergantung pada
berbagai faktor seperti sifat zat terapeutik yang akan dimasukan ke dalam
emulsi.
Zat obat yang akan mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi jika
ada dalam fase luar yang mengalami kontak langsung dengan kulit. Tentu saja
dapat bercampurnya dan kelarutan dalam air dan dalam minyak dari zat obat
yang digunakan dalam preparat yang di emulsikan menentukan banyaknya
pelarut yang harus ada dan sifatnya yang meramalkan fase emulsi yang
dihasilkan .
Pada kulit yang tidak luka, suatu emulsi air dalam minyak biasanya
dapat dipakai lebih rata karena kulit diselaputi oleh suatu lapisan tipis dari
sabun dan permukaan ini lebih mudah dibasahi oleh minyak daripada oleh air.
Suatu emulsi air dalam minyak juga lebih lembut ke kulit, karena ia mencegah
mengeringnya kulit dan tidak mudah hilang bila kena air. Sebaliknya jika
diinginkan preparat yang mudah dihilangkan dari kulit dengan air, harus
dipilih suatu emulsi minyak dalam air, harus dipilih suatu emulsi minyak
dalam air. Seperti untuk absorpsi, abnsorpsi melalui kulit ( absorpsi perkutan )
bisa ditambah dengan mengurangi ukuran partikel dari fase dalam.
Daun pegagan digunakan sebagai ekstrak dalam pembuatan lotion ini
dikarenakan daun pegagan memiliki banyak khasiat bagi tubuh khususnya
3. kulit. Seperti untuk menyembuhkan luka dan menghilangkan keloid pada
kulit.
III.
Alat dan Bahan
Alat:
1. Mortir stamper
2. Cawan
3. Beaker glass
4. Corong
5. Pipet
6. Botol Kemasan
Bahan:
Fase Air:
Fase Minyak:
1. Gliserin
2g
1. Parafin lig
1g
2. Prop glikol
3g
2. Cetil alkohol 0.5g
3. Trietanolamin 1,25g
4. Nipagin
0,1g
4. Lanolin
1g
5. Air pegagan
IV.
3. Asam stearat 5g
1%
5. Nipasol
0.1g
Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menimbang bahan yang digunakan
3. Memanaskan fase minyak dalam cawan penguap pada suhu 70 ̊C
4. 4. Memanaskan fase air dalam cawan penguap atau beaker glass pada suhu
70 ̊C
5. Memanaskan mortir stamper dengan alkohol
5. 6. Memasukkan campuran fase minyak dan fase air dalam mortir panas tadi
7. Mengaduk pelan-pelan sampai dingin atau cairan menjadi kental
8. Menuangkan campuran yang telah menjadi lotion ke dalam botol
menggunakan corong.
V.
Hasil Pengamatan
1. Ketika fase air dan fase minyak yang telah dipanaskan dituang ke dalam
mortir panas, fase air yang berwarna kecoklatan dan fase minyak yang
berwarna kuning ketika dicampur warna dari campuran tersebut berwarna
putih susu.
6. 2. Kemudian setelah campuran tersebut diaduk perlahan dan konstan, terjadi
perubahan kekentalan campuran dari kental menjadi encer setelah
mendingin.
VI.
Pembahasan
1. Pengertian Emulsi
a. Alexander : Emulsi adalah suatu dispersi yang sangat halus dari suatu
cairan ke dalam suatu cairan yang lain
b. Clayton
: Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri dari 2 fase cair,
yang satu terdispersi dalam yang lain sebagai globul (butir-butir kecil)
2. Pengertian Emulsi dalam Bidang Farmasi
Emulsi merupakan Campuran homogen 2 cairan yang dalam
keadaan normal tidak dapat bercampur (fase air dan fase minyak) dengan
pertolongan suatu bahan penolong yang disebut emulgator.
3. Tipe-Tipe Emulsi
a. Tipe Oil in Water (Minyak dalam air)
Emulsi jenis ini, terdiri dari fase dalam berupa tetesan
minyak yang terdispersi dan fase luar berupa air. Untuk membuat
emulsi jenis ini, maka pemilihan emulgator dengan nilai HLB
hidrofilik sangat penting untuk dipertimbangkan. Untuk membuat
emulsi jenis o/w pilihlah emulgator dengan rentang nilai HLB 818. Contoh emulgator yang memiliki nilai HLB dalam rentang ini
adalah gelatin, Gom, Tween, dan tragakan. (Ansel,2005). Jika jenis
emulsi ini diuji dengan daya hantar laistrik, maka akan
memberikan nilai pada multitester, sebab fase luarnya terdiri dari
air.
Dimana, air memiliki kemampuan dalam menghantarkan
listrik. Emulsi jenis ini banyak diaplikasikan dalam pembuatan
7. sediaan parentral, oral, dan topikal seperti lotion, krim, salep, dan
gel. Jenis emulsi o/w mudah dicuci dan tidak terasa lengket saat
digunakan di kulit sehingga memberikan kesan ringan.
Fenomena ini banyak dimanfaatkan untuk pembuatan sediaan
kosmetik. Namun, karena sifatnya yang mudah tercuci, emulsi
jenis ini tidak bertahan lama di kulit, sehingga jika diformulasikan
untuk tujuan terapi, lama kontak sediaan dengan kulit relatif lebih
singkat daripada emulsi w/o. Akibatnya, obat tidak lama berkontak
dengan kulit dan efektivitasnya menjadi lebih kecil.
Contoh:
Susu
Santan
Lateks
Lotion
Mayonaise
Salad dressing
Es krim
Cat
b. Tipe Water in Oil (Air dalam minyak)
Jika pada emulsi tipe o/w fase terdispersinya adalah minyak,
maka pada jenis emulsi w/o fase terdispersinya adalah air dan
minyak sebagai fase kontinu. Pada dasarnya, jika air dicampurkan
dengan minyak, maka akan terjadi pemisahan antara keduanya.
Lalu bagaimana mungkin minyak dan air bisa berada dalam suatu
campuran yang tampak homogen??? Ada beberapa teori yang
dapat menjelaskan hal ini. Yaitu teori tegangan-permukaan,
oriented wedge theory, dan teori lapisan antarmuka. Teori2 ini
akan saya bahas dalam tulisan lain.
Selanjutnya, air didispersikan menjadi tetesan2 kecil di
dalam fase kontinu berupa minyak. Sehingga jadilah tetesan air
dalam minyak. Untuk membuat emulsi tipe ini, maka pilihlah jenis
8. emulgator yang bersifat lipofilik dengan nilai HLB 3-8. Contoh
emulgator dengan nilai HLB dalam rentang ini adalah propilen
glikol monostearat, etilan glikol distearat, dan sorbitan monooleat.
Emulsi jenis ini bersifat lipofilik atau larut dalam lemak.
Sehingga, tidak mudah tercuci. Untuk preparat kosmetik, emulsi
jenis ini jarang dipilih karena akan memberikan rasa “berat” bagi
pemakainya. Namun untuk tujuan terapi, emulsi jenis ini lebih baik
daripada jenis emulsi o/w. (Paye et al, 2001) Sebab, jika sediaan
tidak mudah tercuci, artinya waktu kontak sediaan dengan kulit
akan relatif lebih lama. Sehingga diharapkan waktu kontak obat
juga akan lebih lama. Maka untuk terapi, hal ini akan lebih efektif.
Jika diuji dengan alat uji konduktivitas listrik, maka emulsi jenis
ini tidak memberikan nilai pada multimeter sebab minyak -sebagai
fase luar- bukanlah zat yang bersifat menghantarkan listrik.
Contoh:
Mentega
Margarin
Shortening
Lipstik
Cream
Coklat batangan
Selai kacang
Sabun padat
Semir
Dalam pembuatan lotion ini, tipe emulsi yang digunakan adalah tipe Oil in
Water atau minyak dalam air.
4. Teknik Membedakan Tipe Emulsi
a. Penampakan visual
- Emulsi o/w biasanya berwarna putih dan agak creamy
9. - Emulsi w/o bewarna lebih gelap dan menunjukkan tekstur minyak
b. Metode Dilusi
- Meneteskan emulsi dalam permukaan air dan minyak
- Emulsi o/w jika penyebarannya sempurna
- Emulsi w/o jika tidak terjadi perubahan dan
tetesan
emulsi
tadi
mengapung di permukaan air
c. Metode Pewarnaan
Dapat digunakan dua jenis zat warna berdasarkan sifat kelarutannya
yakni yang larut dalam air dan yang larut dalam minyak jika yang
digunakan zat warna yang larut dalam air.
- Emulsi tipe o/w jika antara emulsi dan zat warna dapat tercampur
dengan merata
- Emulsi tipe w/o jika antara emulsi dan zat warna tidak dapat
tercampur rata
- Jika zat warna yang digunakan zat warna yang larut dalam minyak
- Emulsi yang dapat tercampur merata adalah
tipe w/o
- Emulsi yang tidak dapat tercampur merata adalah tipe o/w
d. Metode Penyerapan
Digunakan kertas filter yang berdasarkan sifat kapilaritas air yang
lebih tinggi daripada minyak, misal CoCl2
- Benda dengan permukaan licin dapat digunakan dengan mengamati
kecepatan alir emulsinya
- Jika tetesan emulsi ini tersebar berarti emulsi ini bertipe o/w dan jika
tidak tersebar merata berarti emulsinya bertipe w/o
e. Metode Konduktivitas
- Dengan menggunakan dasar bahwa air memiliki resistensi yang
rendah dan konduktivitas yang tinggi, sehinggga emulsi tipe o/w
menunjukkan nilai seperti di atas.
10. - Untuk emulsi tipe w/o maka akan menunjukkan nilai resistensi tinggi
dan konduktivitas yang lebih kecil.
f. Metode Flourensi Cahaya
- Metode ini berdasarkan sifat cairan dalam memfluoresensi cahaya.
- Minyak merupakan cairan yang mampu memfluoresensi cahaya lebih
baik dibandingkan dengan air sehingga emulsi w/o ditunjukkan
apabila cahaya yang dilalui pada emulsi dapat terflouresensi dengan
jelas.
- Kebalikannya, emulsi o/w jika cahaya tidak dapa terfluoresensi
dengan jelas
5. Alasan Penggunaan Emulsi
a. Untuk membuat formulasi tunggal yang komponen penyusunnya tidak
dapat bercampur, misal : pembuatan lotion atau cream
b. Untuk mengontrol flavour
c. Untuk mengatur kondisi fisik produk, seperti tekstur dan
tingkat
kekentalannya
d. Untuk menekan biaya produksi
e. Mengurangi resiko penggunaan bahan beracun, misalnya sebagai
bahan pencampur insektisida
6.
digunakan air
Fungsi Lotion
a. Menjaga Kelembaban Kulit
b. Mencegah Kulit Bersisik dan Kusam
c. Melembutkan Kulit dan Membuatnya Bersinar
d. Memberi Perlindungan Kulit
e. Aromanya Membuat Tenang
11. 7. Tanaman Pegagan
Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar
dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah
dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah. Jenis pegagan
yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau.
Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu
karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering dan terbuka. Pegagan
merah tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai
batang, tetapi mempunyai rhizoma (rimpang pendek).
Sedangkan pegagan hijau sering banyak dijumpau di daerah
pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan
hijau yaitu tempat agak lembap dan terbuka atau agak ternaungi. Selain
itu, tanaman yang mirip pegagan atau antanan ada empat jenis yaitu
antanan kembang, antanan beurit, antanan gunung dan antanan air.
8. Kandungan dalam Pegagan
Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella herba
memiliki
kandungan
asiaticoside,
thankuniside,
isothankuniside,
madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic
acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine,
tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium
dan besi. Diduga glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside
merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat
vellarine yang ada memberikan rasa pahit.
9. Sifat Pegagan
a. Pegagan berasa manis
b. Bersifat mendinginkan
c. Memiliki fungsi membersihkan darah
d. Melancarkan peredaran darah
e. Peluruh kencing (diuretika)
12. f. Penurun panas (antipiretika)
g. Menghentikan pendarahan (haemostatika)
h. Meningkatkan syaraf memori
i. Anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida,
antialergi dan stimulan
j. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang
berlebihan (menghambat terjadinya keloid).
10. Khasiat Pegagan
a. Untuk obat luar sebagai anti keloid pada kulit.
b. Menyembuhkan luka
c. Penyakit kulit & kosmetika
Penggunaan
pegagan
sebagai
obat
terutama
untuk
menyembuhkan luka, meningkatkan pembentukan jaringan ikat baru,
dan mendukung kelenturan kulit. Dalam jaringan kapiler, pegagan
merangsang pembentukan kapiler baru. Kaemferol quercetin pada
pegagan menjaga ketahanan vena yang terletak tepat di bawah kulit.
Selain itu, pegagan berkhasiat anti-inflamasi dan antibiotik
untuk kulit. Asiaticoside pada pegagan mengurangi jaringan parut
yang berlebihan, mengurangi inflamasi selama pembentukan jaringan
parut, dan mengurangi kontraksi kulit, terutama setelah luka bakar.
Dengan karakteristik tersebut, pegagan dapat digunakan untuk
penyembuhan luka trauma, luka bakar, ulkus kaki, bisul, abses, kulit
yang rusak oleh efek radioterapi, varises, wasir, fisura anus, puting
retak, ulkus baring, gangren, memar dan keseleo. Pada tingkat yang
lebih rendah, pegagan juga digunakan untuk eksim, psoriasis,
ichtyasis, scleroderma, dermatitis popok, lesi kulit lepra, dan penyakit
rematik.
Sebagai kosmetik, pegagan ditambahkan pada krim masker
wajah untuk memperkuat kolagen dan kulit secara keseluruhan.
Pegagan juga dapat meringankan selulit/ stretch mark menghilangkan
13. bintik
penuaan
dan
mengurangi
keriput,
biasanya
dengan
menambahkan ekstrak tanaman ini ke krim atau salep perawatan kulit.
d. Gangguan sirkulasi darah
Untuk penggunaan internal, pegagan baik untuk merangsang
sirkulasi vena. Dengan merangsang pembentukan kolagen di sekitar
vena, pembuluh vena terlindungi oleh herbal ini. Kerapuhan kapiler
pun juga berkurang oleh flavonoid yang meningkatkan sirkulasi mikro
darah.
Dengan karakteristik ini, pegagan dapat digunakan sebagai obat
untuk varises, wasir, kaki mati rasa, edema di sekitar pergelangan
kaki, kesemutan, pencegahan ulkus pada pasien yang berbaring di
tempat tidur berkepanjangan, insufisiensi limfatik, limfedema,
mikroangiopati diabetes, dan degenerasi makula atau degenerasi
retina.
e. Tonikum otak
Sebagi tonikum untuk sel-sel otak dan saraf, pegagan dapat
digunakan untuk berbagai gangguan otak dengan mempromosikan
keseimbangan mental,
efek penenang dan
perangsang tidur.
Karakteristik ini membuat pegagan cocok untuk pengobatan pikun,
pelupa, penurunan kemampuan berkonsentrasi, kehilangan daya pikir,
kelelahan mental, kecemasan, stres, insomnia, penyakit saraf, dan
epilepsi.
f. Tonikum umum
Pegagan merupakan adaptogen, yaitu zat yang meningkatkan
kemampuan beradaptasi terhadap kondisi yang merugikan. Sebagai
tonikum umum untuk tubuh, pegagan merangsang kelenjar adrenal
dan hipofisis untuk peremajaan dan revitalisasi sel-sel. Pegagan juga
memiliki efek afrodisiak.
14. Dengan karakteristik ini, pegagan dapat digunakan untuk
mengobati kelelahan, kekurangan energi, kelesuan, penurunan
stamina, penurunan gairah seks, impotensi, dan masalah menstruasi.
g. Sifat obat lainnya
Dengan bekerja sebagai diuretik dan detoksifikasi, tanaman
dapat membantu melawan penyakit rematik. Efek antipiretiknya dapat
digunakan untuk menurunkan demam dan efek anti-inflamasinya
untuk meringankan sirosis hepatis dan penyakit kuning.
VII.
Kesimpulan
a. Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan
berbunga sepanjang tahun
b. Pegagan memiliki kandungan yang dapat bermanfaat bagi kulit.
c. Pegagan memiliki sifat Saponin yang berfungsi untuk menghambat
produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya
keloid).
d. Lotion Pegagan memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
- Untuk obat luar sebagai anti keloid pada kulit.
- Menyembuhkan luka
- Bahan kosmetika
- Menyembuhkan gangguan sirkulasi darah
- Menyembuhkan Tonikum otak
- Menyembuhkan Tonikum umum
- Bekerja sebagai diuretik dan detoksifikasi