SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 1
Mengapa manusia bercerita?

Format penulisan skenario: kepala (scene heading), tubuh (body), dialog

Sejarah narrativitas: dimulai dari zaman pra sejarah, dengan ditemukannya artefak dan
peninggalan manusia purba berupa lukisan dan jejak tangan di dinding-dinding goa.
Narativitas terus berkembang dengan berbagai macam bentuk, melahirkan sastrawan dan
seniman-seniman naratif yang terus berkembang pada seni lainnya. Narativitas bersentuhan
langsung dengan proses seni dan proses estetika seperti pada seni murni (lukis, pahat,
patung,dll), masuk pada seni tulis dan teatrikal, hingga menjelma menjadi produk audio
visual (film dan tv)

Format penulisan skenario: 1. Scene heading, setiap scene dimulai dengan kepala scene
mentok kiri, dengan semua huruf kapital, dan isinya: - nomor scene, - interior atau exterior
(disingkat int. Atau ext.) - lokasi, - waktu siang atau malam (day/night) - pemain utama yang
terlibat dalam scene tersebut. 15. Int. Ruang keluarga - subuh - iwan, budi & joko 2. Body:
elemen ini berisi deskripsi action, setting dan mood dari setting tersebut, posisi-posisi untuk
adegan yang akan dilakukan. Semuanya berupa deskripsi secara visual, jadi lupakanlah kata
yang tidak bisa dideskripsikan secara visual. Contoh: joko jatuh cinta pada iwan dan budi.
Bandingkan dengan: pantat kuda. Joko menendang pantat kuda. Kuda meringkik dan berlari
kencang keluar kandang 3. Dialog: - dimulai dengan nama orang yang berbicara,
ditempatkan ditengah (centered), dan semuanya huruf besar. - dialognya sendiri juga berada
ditengah, dengan margin yang lebih sempit dari bagian deskripsi. - dimulai dan diakhiri
dengan dua kali spasi (longkap satu baris). - jika diperlukan, tambahkan pengarahan action
dalam tanda kurung.
12. Ext. Ruang operasi rumah sakit (malam). 2 dokter dan pasien

Munculnya berbagai media massa menyebabkan kebutuhan “bercerita” semakin tinggi.
Cerita memasuki ranah industri melalui televisi dan layar lebar. Konsekwensinya memasuki
industri adalah pengemasan yang “layak jual” kepada penonton sehingga dibutuhkan
metoda teknis dalam penggarapan proses bercerita menjadi terarah, melibatkan banyak
orang dan mampu mempengaruhi alam bawah sadar (bagian dari psikoanalisa fungsi cerita
yang diibaratkan seperti bermimpi) –christian metzSkenario. Cerita skenario adalah sebuah urutan kejadian yang ditata dengan rapi dan
memerlukan ketelitian dalam membagi porsi peran, dialog dan durasi dalam setiap scenescene yang ditampilka. Sederhananya, skenario merupakan lembar-lembar naskah cerita
film yang di dalamnya terdapat rangkaian adegan, setting, kondisi, serta dialog-dialog tokoh
dalam film

Sekelompok ahli bedah sedang berkumpul mengitari pasiennya. Kita mengetahui sebuah
suasana tegang terjadi. Mereka saling berdebat tentang prosedur pembedahan yang benar.
Dokter fadly: mari kita coba lakukan anestesi sebagian saja. Pasien harus dalam kondisi
sadar untuk menjalani operasi ini. Sakitnya nggak seberapa kok
Dokter amir: saya tidak setuju dengan usul anda. Saya takut pasien tidak cukup kuat untuk
menahan sakit. Saya rasa ia harus dibius total
Sang pasien tampak cemas, ia lebih memilih dibius total dari pada mengalami rasa sakit.
Pasien: dok, kalau bisa saya dibuat tidak sadar saja. Saya takut sekali dok, takut sakit! Tolong
dok.
Dokter fadly menatap tajam pasiennya. Ia mengacungkan jarum suntik dengan dosis
setengah tepat didepan wajah pasiennya.
Elemen-elemen utama cerita: setting, karakter

Proses pengembangan sekenario: tema, ide, cerita, premis cerita, sinopsis cerita,
treatment/pembabakan, scene plot, naskah/skenario, storyboard
A. Tema: ini semacam garis kokoh atau benang merah arah dan jenis cerita. Contoh: cinta
terlarang, drama keluarga, cinderela syindrom, cinta tak sampai, dan lain-lain. Dari sini,
karakter, setting tempat, dan konflik sudah terbayangkan b. Ide cerita: keunikan dalam ide
cerita. Keunikan dalam pengemasan cerita. Keunikan judul. Keunikan premis. Berani berbeda
c. Premis cerita: merupakan inti sari yang merangkum keseluruhan cerita berupa kalimat
yang bernilai filosofis/estetis. Premis adalah jiwa dari sebuah cerita, memberikan pesan
moral bagi seluruh pemirsa/pembaca cerita. Premis dapat juga diartikan sebagai sebuah
keterangan singkat yang menggambarkan sebuah cerita dan menjadi dasar bergeraknya alur
cerita secara keseluruhan d. Sinopsis: sinopsis merupakan gambaran cerita secara singkat
secara keseluruhan. Sinopis adalah inti cerita sebuah film. Biasanya ditulis maksimal 2
halaman. Dari sinopsis ini, penulis skenario akan menjadikannya acuan dalam memecah
adegan dalam bentuk penomoran scene e. Pembabakan: dalam penulisan skenario, kita
menggunakan cara pembagian babak untuk menyampaikan sebuah cerita.

Struktur cerita dalam naskah film (layar lebar ataupun televisi)
Story
Structure
Act i
act ii
act iii
Sequence
seguence
sequence
sequence
sequence
dst
Scene scene scene scene scene scene scene scene scene scene scene scene dst
Beat/beat/beatbeat/beat/beatbeat/beat/beatbeat/beat/beatbeat/beat/beatbeat/beat/beat
dst........
Dengan analogi
Story = buku | act = bab | seguence = sub bab | scene = paragraf | beat : kalimat/kata
The classical paradigm of narrative structurethe inverted v structure (abad ke-19), tokohtokohnya : aristoteles (the poetic), gustav freitag, robert mckee, linda seger, dll. Antagonis
vs protagonis, inciting incident, act 1-3, poin no return, climax, closure

Untuk awalnya, kita mengenal struktur cerita dengan format 3 babak yang terbagi
menjadi: babak 1 – awal konflik dan pengenalan karakter. Babak 2 – tengah atau komplikasi
masalah. Babak 3 – akhir penyelesaian masalah.
Misalkan kita mengembangkan sebuah cerita dari sebuah sinopsis sebagai berikut dan
mencoba mengembangkannya dalam struktur cerita 3 babak. Sinopsis: ani adalah seorang
tuna netra yatim piatu yang didampingi pelayan setianya. Suatu hari ani mendapatkan harta
hibah tidak terduga dari seseorang misterius dan dititipkan surat hibahnya pada sang
pelayan. Sang pelayan berubah sifat, ia berusaha menyingkirkan ani dan hendak menguasai
harta hibah tersebut. Ani yang terdesak akhirnya mendapatkan pertolongan orang misterius
lainnya yang ternyata adalah adik kandung ibunya.
Pengembangannya dalam struktur 3 babak: babak 1 – ani tunanetra yatim piatu hidup
dengan pelayan tiba-tiba mendapatkan harta hibah dari seorang misterius yang begitu
mencintainya. Babak 2 – sang pelayan berubah sifat hendak menguasai harta dan mencoba
mencelakakan ani. Jiwa dan keselamatan ani terancam. Babak 3 - seorang misterius yang
ternyata adik kandung almarhum ibunya ani menyelamatkan ani. Ia bersama ani bahkan
berhasil memberikan hukuman yang setimpal bagi sang pelayan penghianat.
Ketika sebuah cerita sesederhana apapun masuk dalam proses pembagian babak harus ada
modifikasi karakter, aktifitas dan tempat, dilihat dari sisi pandang pemirsa. Membuat
skenario adalah memberikan cerita yang dilihat dan didengar. Anda harus dapat
memadukan unsur-unsur hiburan, suspense atau beragam pesan audio visual lainnya lewat
bangunan kata-kata.
F. Scene plot: scene adalah adegan. Scene plot merupakan gerakan-gerakan gambar detail
dalam sebuah adegan. Contoh: jika adegannya tabrak lari, scene plotnya bisa terdiri dari
korban yang sedang berjalan, pindah ke pengemudi yang ngebut, terus dan terus hingga
terjadilah tabrak lari g. Naskah/skenario: berisikan keterangan lengkap dari pengembangan
sinopsis. Termasuk keterangan waktu, adegan, aktivitas, gerak dan imajinasi penulis tentang
karya yang akan dibuat. Pada beberapa poin dapat ditambahkan keterangan sinematografi
(gerak kamera) namun tidak bersifat intervensi terhadap kreatifitas sutradara.
Format penulisan skenario: 1. Font courier new 2. Ukuran/size 12 3. Spasi satu (1). Bukan
satu setengah, bukan dua.
Format dasar ini berhubungan dengan durasi film. Secara internasional sudah diakui bahwa
dengan font courier new, size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario sama dengan satu
menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film, atau dua jam
Yang harus diperhatikan dalam penulisan skenario: 1. Durasi 2. Ukuran visual (the aspect
ratio) tv (1:1.33), hdtv (1:1.77), cinemascope (1:1.85) 3. Penonton/audien

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Mengapa manusia bercerita

MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORERMODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORERPPGhybrid3
 
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?Rachardy Andriyanto
 
presentasifilm-141118233046-conversion-gate01.pdf
presentasifilm-141118233046-conversion-gate01.pdfpresentasifilm-141118233046-conversion-gate01.pdf
presentasifilm-141118233046-conversion-gate01.pdfssuser27ae8b
 
Pengertian Film dan penjelasannya
Pengertian Film dan penjelasannyaPengertian Film dan penjelasannya
Pengertian Film dan penjelasannyaAgus Setiawan
 
Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1
Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1
Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1Rachardy Andriyanto
 
Modul praktikum bakat dan kreativitas
Modul praktikum bakat dan kreativitasModul praktikum bakat dan kreativitas
Modul praktikum bakat dan kreativitascindrya
 
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !Rachardy Andriyanto
 
ppt kls 9 bab 3 cerpen.pptx
ppt kls 9 bab 3 cerpen.pptxppt kls 9 bab 3 cerpen.pptx
ppt kls 9 bab 3 cerpen.pptxDiniWinantiPutri
 
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu Rachardy Andriyanto
 
Pengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenPengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenMomee Rain
 
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. IdrusAnalisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. IdrusOki Feri Juniawan
 
Analisis strukutural cerpen cermin, api, cermin, sunyi karya trianito triwik...
Analisis strukutural cerpen cermin, api, cermin, sunyi  karya trianito triwik...Analisis strukutural cerpen cermin, api, cermin, sunyi  karya trianito triwik...
Analisis strukutural cerpen cermin, api, cermin, sunyi karya trianito triwik...Nofianita Wahyuni
 
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1Rachardy Andriyanto
 
Apresiasi sastra analisis cerpen -guru
Apresiasi sastra analisis cerpen -guruApresiasi sastra analisis cerpen -guru
Apresiasi sastra analisis cerpen -guruLucky Nuki Prihatini
 

Ähnlich wie Mengapa manusia bercerita (20)

Istilah
IstilahIstilah
Istilah
 
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORERMODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
MODUL IV SENI BUDAYA KB 3: NASKAH TEATER TRADISIONAL, MODERN, DAN KONTEMPORER
 
Seni Teater Asia
Seni Teater AsiaSeni Teater Asia
Seni Teater Asia
 
Line up Documentary
Line up DocumentaryLine up Documentary
Line up Documentary
 
Seni teater
Seni teaterSeni teater
Seni teater
 
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
 
presentasifilm-141118233046-conversion-gate01.pdf
presentasifilm-141118233046-conversion-gate01.pdfpresentasifilm-141118233046-conversion-gate01.pdf
presentasifilm-141118233046-conversion-gate01.pdf
 
Pengertian Film dan penjelasannya
Pengertian Film dan penjelasannyaPengertian Film dan penjelasannya
Pengertian Film dan penjelasannya
 
Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1
Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1
Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1
 
Modul praktikum bakat dan kreativitas
Modul praktikum bakat dan kreativitasModul praktikum bakat dan kreativitas
Modul praktikum bakat dan kreativitas
 
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
 
ppt kls 9 bab 3 cerpen.pptx
ppt kls 9 bab 3 cerpen.pptxppt kls 9 bab 3 cerpen.pptx
ppt kls 9 bab 3 cerpen.pptx
 
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
 
Pengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenPengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis Cerpen
 
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. IdrusAnalisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
 
Analisis strukutural cerpen cermin, api, cermin, sunyi karya trianito triwik...
Analisis strukutural cerpen cermin, api, cermin, sunyi  karya trianito triwik...Analisis strukutural cerpen cermin, api, cermin, sunyi  karya trianito triwik...
Analisis strukutural cerpen cermin, api, cermin, sunyi karya trianito triwik...
 
Bahan ajar kelas xi
Bahan ajar kelas xiBahan ajar kelas xi
Bahan ajar kelas xi
 
cerpen Kelompok 5
cerpen Kelompok  5   cerpen Kelompok  5
cerpen Kelompok 5
 
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
 
Apresiasi sastra analisis cerpen -guru
Apresiasi sastra analisis cerpen -guruApresiasi sastra analisis cerpen -guru
Apresiasi sastra analisis cerpen -guru
 

Mehr von University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Kürzlich hochgeladen

Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Mengapa manusia bercerita

  • 1. Mengapa manusia bercerita? Format penulisan skenario: kepala (scene heading), tubuh (body), dialog Sejarah narrativitas: dimulai dari zaman pra sejarah, dengan ditemukannya artefak dan peninggalan manusia purba berupa lukisan dan jejak tangan di dinding-dinding goa. Narativitas terus berkembang dengan berbagai macam bentuk, melahirkan sastrawan dan seniman-seniman naratif yang terus berkembang pada seni lainnya. Narativitas bersentuhan langsung dengan proses seni dan proses estetika seperti pada seni murni (lukis, pahat, patung,dll), masuk pada seni tulis dan teatrikal, hingga menjelma menjadi produk audio visual (film dan tv) Format penulisan skenario: 1. Scene heading, setiap scene dimulai dengan kepala scene mentok kiri, dengan semua huruf kapital, dan isinya: - nomor scene, - interior atau exterior (disingkat int. Atau ext.) - lokasi, - waktu siang atau malam (day/night) - pemain utama yang terlibat dalam scene tersebut. 15. Int. Ruang keluarga - subuh - iwan, budi & joko 2. Body: elemen ini berisi deskripsi action, setting dan mood dari setting tersebut, posisi-posisi untuk adegan yang akan dilakukan. Semuanya berupa deskripsi secara visual, jadi lupakanlah kata yang tidak bisa dideskripsikan secara visual. Contoh: joko jatuh cinta pada iwan dan budi. Bandingkan dengan: pantat kuda. Joko menendang pantat kuda. Kuda meringkik dan berlari kencang keluar kandang 3. Dialog: - dimulai dengan nama orang yang berbicara, ditempatkan ditengah (centered), dan semuanya huruf besar. - dialognya sendiri juga berada ditengah, dengan margin yang lebih sempit dari bagian deskripsi. - dimulai dan diakhiri dengan dua kali spasi (longkap satu baris). - jika diperlukan, tambahkan pengarahan action dalam tanda kurung. 12. Ext. Ruang operasi rumah sakit (malam). 2 dokter dan pasien Munculnya berbagai media massa menyebabkan kebutuhan “bercerita” semakin tinggi. Cerita memasuki ranah industri melalui televisi dan layar lebar. Konsekwensinya memasuki industri adalah pengemasan yang “layak jual” kepada penonton sehingga dibutuhkan metoda teknis dalam penggarapan proses bercerita menjadi terarah, melibatkan banyak orang dan mampu mempengaruhi alam bawah sadar (bagian dari psikoanalisa fungsi cerita yang diibaratkan seperti bermimpi) –christian metzSkenario. Cerita skenario adalah sebuah urutan kejadian yang ditata dengan rapi dan memerlukan ketelitian dalam membagi porsi peran, dialog dan durasi dalam setiap scenescene yang ditampilka. Sederhananya, skenario merupakan lembar-lembar naskah cerita film yang di dalamnya terdapat rangkaian adegan, setting, kondisi, serta dialog-dialog tokoh dalam film Sekelompok ahli bedah sedang berkumpul mengitari pasiennya. Kita mengetahui sebuah suasana tegang terjadi. Mereka saling berdebat tentang prosedur pembedahan yang benar. Dokter fadly: mari kita coba lakukan anestesi sebagian saja. Pasien harus dalam kondisi sadar untuk menjalani operasi ini. Sakitnya nggak seberapa kok Dokter amir: saya tidak setuju dengan usul anda. Saya takut pasien tidak cukup kuat untuk menahan sakit. Saya rasa ia harus dibius total Sang pasien tampak cemas, ia lebih memilih dibius total dari pada mengalami rasa sakit. Pasien: dok, kalau bisa saya dibuat tidak sadar saja. Saya takut sekali dok, takut sakit! Tolong dok. Dokter fadly menatap tajam pasiennya. Ia mengacungkan jarum suntik dengan dosis setengah tepat didepan wajah pasiennya. Elemen-elemen utama cerita: setting, karakter Proses pengembangan sekenario: tema, ide, cerita, premis cerita, sinopsis cerita, treatment/pembabakan, scene plot, naskah/skenario, storyboard A. Tema: ini semacam garis kokoh atau benang merah arah dan jenis cerita. Contoh: cinta terlarang, drama keluarga, cinderela syindrom, cinta tak sampai, dan lain-lain. Dari sini, karakter, setting tempat, dan konflik sudah terbayangkan b. Ide cerita: keunikan dalam ide cerita. Keunikan dalam pengemasan cerita. Keunikan judul. Keunikan premis. Berani berbeda c. Premis cerita: merupakan inti sari yang merangkum keseluruhan cerita berupa kalimat yang bernilai filosofis/estetis. Premis adalah jiwa dari sebuah cerita, memberikan pesan moral bagi seluruh pemirsa/pembaca cerita. Premis dapat juga diartikan sebagai sebuah keterangan singkat yang menggambarkan sebuah cerita dan menjadi dasar bergeraknya alur cerita secara keseluruhan d. Sinopsis: sinopsis merupakan gambaran cerita secara singkat secara keseluruhan. Sinopis adalah inti cerita sebuah film. Biasanya ditulis maksimal 2 halaman. Dari sinopsis ini, penulis skenario akan menjadikannya acuan dalam memecah adegan dalam bentuk penomoran scene e. Pembabakan: dalam penulisan skenario, kita menggunakan cara pembagian babak untuk menyampaikan sebuah cerita. Struktur cerita dalam naskah film (layar lebar ataupun televisi) Story Structure Act i act ii act iii Sequence seguence sequence sequence sequence dst Scene scene scene scene scene scene scene scene scene scene scene scene dst Beat/beat/beatbeat/beat/beatbeat/beat/beatbeat/beat/beatbeat/beat/beatbeat/beat/beat dst........ Dengan analogi Story = buku | act = bab | seguence = sub bab | scene = paragraf | beat : kalimat/kata The classical paradigm of narrative structurethe inverted v structure (abad ke-19), tokohtokohnya : aristoteles (the poetic), gustav freitag, robert mckee, linda seger, dll. Antagonis vs protagonis, inciting incident, act 1-3, poin no return, climax, closure Untuk awalnya, kita mengenal struktur cerita dengan format 3 babak yang terbagi menjadi: babak 1 – awal konflik dan pengenalan karakter. Babak 2 – tengah atau komplikasi masalah. Babak 3 – akhir penyelesaian masalah. Misalkan kita mengembangkan sebuah cerita dari sebuah sinopsis sebagai berikut dan mencoba mengembangkannya dalam struktur cerita 3 babak. Sinopsis: ani adalah seorang tuna netra yatim piatu yang didampingi pelayan setianya. Suatu hari ani mendapatkan harta hibah tidak terduga dari seseorang misterius dan dititipkan surat hibahnya pada sang pelayan. Sang pelayan berubah sifat, ia berusaha menyingkirkan ani dan hendak menguasai harta hibah tersebut. Ani yang terdesak akhirnya mendapatkan pertolongan orang misterius lainnya yang ternyata adalah adik kandung ibunya. Pengembangannya dalam struktur 3 babak: babak 1 – ani tunanetra yatim piatu hidup dengan pelayan tiba-tiba mendapatkan harta hibah dari seorang misterius yang begitu mencintainya. Babak 2 – sang pelayan berubah sifat hendak menguasai harta dan mencoba mencelakakan ani. Jiwa dan keselamatan ani terancam. Babak 3 - seorang misterius yang ternyata adik kandung almarhum ibunya ani menyelamatkan ani. Ia bersama ani bahkan berhasil memberikan hukuman yang setimpal bagi sang pelayan penghianat. Ketika sebuah cerita sesederhana apapun masuk dalam proses pembagian babak harus ada modifikasi karakter, aktifitas dan tempat, dilihat dari sisi pandang pemirsa. Membuat skenario adalah memberikan cerita yang dilihat dan didengar. Anda harus dapat memadukan unsur-unsur hiburan, suspense atau beragam pesan audio visual lainnya lewat bangunan kata-kata. F. Scene plot: scene adalah adegan. Scene plot merupakan gerakan-gerakan gambar detail dalam sebuah adegan. Contoh: jika adegannya tabrak lari, scene plotnya bisa terdiri dari korban yang sedang berjalan, pindah ke pengemudi yang ngebut, terus dan terus hingga terjadilah tabrak lari g. Naskah/skenario: berisikan keterangan lengkap dari pengembangan sinopsis. Termasuk keterangan waktu, adegan, aktivitas, gerak dan imajinasi penulis tentang karya yang akan dibuat. Pada beberapa poin dapat ditambahkan keterangan sinematografi (gerak kamera) namun tidak bersifat intervensi terhadap kreatifitas sutradara. Format penulisan skenario: 1. Font courier new 2. Ukuran/size 12 3. Spasi satu (1). Bukan satu setengah, bukan dua. Format dasar ini berhubungan dengan durasi film. Secara internasional sudah diakui bahwa dengan font courier new, size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario sama dengan satu menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film, atau dua jam Yang harus diperhatikan dalam penulisan skenario: 1. Durasi 2. Ukuran visual (the aspect ratio) tv (1:1.33), hdtv (1:1.77), cinemascope (1:1.85) 3. Penonton/audien