SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
BAB I
PENDAHULUAN

BAB II
PEMBAHASAN
A. TV DIGITAL
 Pengertian TV Digital
Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi
digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke
pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap
siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah
informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.

 Pemicu Perkembangan TV Digital
Pendorong pengembangan televisi digital antara lain:
Perubahan lingkungan eksternal
Pasar televisi analog yang sudah jenuh
Saluran TV analog yang menggunakan gelombang UHF, hanya mampu
digunakan 14 kanal stasiun pemancar TV. Jika dipaksakan akan terjadi
interferensi yang membuat suara dan gambar yang ditampilkan menjadi rusak.
Di Indonesia terdapat 11 TV berizin siaran nasional, 97 TV berizin regional, 30 TV
berlangganan (60 persen TV kabel, 20 persen satelit dan 20 persen terestrial)
serta sekitar 300 izin baru (yang tidak terlayani karena sudah tidak tersedia lagi
kanal TV). Sementara itu, dengan siaran TV digital setiap satu kanal yang
lebarnya 7-8 MHz bisa dipakai oleh enam program siaran TV, sehingga selain
terjadi optimasi frekuensi juga optimasi bandwidth.
Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel
Perkembangan teknologi
o Teknologi pemrosesan sinyal digital, yang mampu mengkonversikansinyal
analog supaya menjadi sinyal digital
o Teknologi transmisi digital, yang mampu mentransmisikan sinyaldigital
dengan lebih baik
o Teknologi semikonduktor, yang mampu menghantarkan sinyal digitalsebelum
ditransmisikan dengan baik
o Teknologi peralatan yang beresolusi tinggi, yang mampu menghasilkangambar
dengan kualitas lebih baik dan lebih tajam.

 Frekuensi TV Digital
Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi
analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita
frekuensi yang digunakan TV analog dan TV digital adalah 1 : 6. Artinya bila pada
teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada
teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplex, dapat
memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang
berbeda.
Selain ditunjang teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang berubah, TV digital ditunjang oleh produksi peralatan audio visual
(video camera, dll) yang menggunakan format digital dan sejumlah pemancar yang
membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan dapat diperluas.
Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Satu penyelenggara
televisi digital memanfaatkan spektrum dalam jumlah yang cukup besar. Artinya, tidak
hanya 1 (satu) kanal pembawa melainkan lebih. Penyelenggara berfungsi sebagai
operator penyelenggara jaringan, yang mentransmisikan secara teresterial program dari
stasiun televisi lain menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi
kabel berlangganan yang ada saat ini.

 Perkembangan TV Digital di Indonesia
Aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di
pertengahan tahun 90an dan diuji cobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian
sistem digital, dilakukan siaran TV secara bersama dengan siaran analog sebagai masa
transisi. Ujicoba sistem tersebut dilakukan sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV
digital yang paling ekonomis, sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.

Pada 13 Agustus 2008, bertempat di auditorium TVRI, telah dilakukan soft launching
siaran TV digital, dengan pelaksana LPP TVRI bekerjasama dengan PT.Telkom, BPPT, PT. LEN
Industri, PT. INTI, Polytron, dan RRI. Launching yang dihadiri oleh wakil presiden tersebut
merupakan pertanda dimulai proses migrasi dari sistem analog ke sistem digital di
Indonesia.
Pelaksana uji coba penyelenggaraan siaran televisi digital dilakukan sejak 30 April
2009. Peresmiannya dilakukan Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono, pada 20 Mei 2009 ,
Pelaksananya terdiri dari :
a. Konsorsium TVRI – TELKOM (program TVRI dan grup MNC)
b. Konsorsium Televisi Digital Indonesia (TransTV, ANTV, SCTV, MetroTV,
Trans7,TV One)
 Perbedaan TV Digital dan TV Analog
DTV memiliki banyak perbedaan dibandingkan dengan TV analog, namun tidak
begitu mencolok. Mulai dari teknologi yang digunakan hingga hasil atau kualitas siaran
yang disiarkan.
Perbedaan
Proses penyiaran

TV DIGITAL
Pada

DTV

keseluruhan

TV ANALOG
hampir proses

penyiaran

prosesnya transmisi

dilakukan

oleh

digital,

mulai

atau

masih dilakukan

teknologi secara analog.

proses produksi

dari
hingga

proses penyiaran
TV yang digunakan untuk
menerima
adalah

siaran

pesawat

digital
televisi

digital. Bisa menggunakan
TV analog, namun harus
ditambahkan alat tambahan
yaitu Top Set Box.
Proses penyiaran

televisi

digital

pada Televisi analog dilakukan

dasarnya memiliki cara kerja dengan
penyiaran yang tak jauh gambar
berbeda

dengan

cara
dan

merekam
suara,

analog. mengubahnya

Stasiun pemancar televisi gelombang,

lalu

menjadi
kemudian

digital juga menggunakan gelombang ini dipancarkan
gelombang jenis VHF/UHF oleh

stasiun

televisi.

hanya saja isi siarannya Gelombang ini diterima oleh
berbentuk digital.

antenna televisi dan oleh
mesin televisi lalu diubah
menjadi gambar dan suara
yang biasa ditonton.

Penyiaran

Penyiaran
digital

dalam

memiliki

bentuk Dalam penyiaran

analog,

banyak semakin jauh penerima dari
keuntungan.

Isi

siaran stasiun

pemancar,

maka

dalam televisi digital dapat sinyal yangditterima juga
dikirim

dengan

meskipun

baik semakin

lalu-lintas Akibatnya,

gelombang sangat padat.
Pengiriman Gambar

DTV

pengiriman gambar dengan analog

menghasilkan
gambar

penerimaan lainnya,

atau

televisi
oleh
letak

dan

faktor

sementara

pada

jernih, siaran televisi digital tidak

tanpa

bayangan

yang

cuaca,

mampu bangunan

yang

stabil dan

siaran
ditentukan

akurasi dan resolusi tinggi. faktor
DTV

gambar

muncul menjadi jelek

memungkinkan kualitas

Sistem

melemah.

efek dipengaruhi

gambar

faktor-faktor

tersebut, sehingga memiliki

ganda. Sistem televisi digital kualitas suara dan gambar
tidak

mengenal

tidak

gambar yang

lebih

bagus,karena

jelas,gambar datanya tidak mengalami

ganda (ghost) dan

kualitas gangguan saat dikirim ke

gambar

buruk

lainnya, televisi penerima

karena

pada

digitalhanya

teknik

dikenal

YES

atau NO. Artinya hanya ada
gambar bagus atau tidak
ada gambar sama sekali.

 Kelebihan TV Digital dibandingkan TV Analog
Desain dan implementasi sistem siaran TV digital (terutama) ditujukan pada
peningkatan kualitas gambar. TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan
akurasi dan resolusi tinggi. Sistem TV digital mampu menghasilkan penerimaan gambar
yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat
penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi. Sistem TV digital
tidak mengenal gambar tidak jelas, gambar ganda (ghost), dan kualitas gambar buruk
lainnya, karena pada teknik digital hanya dikenal YES or NO. Gambar bagus atau tidak
ada sama sekali.

Kelebihan TV Digital dibanding TV analog :
 Ketahanannya terhadap noise dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di
televisi penerimadengan kode koreksi error (error correction code). Sinyal digital
juga bisadioperasikan dengan daya yang rendah (less power), sedangkan sinyal
analog tidak bisa.
TV digital digunakan untuk siaran interaktif.
Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif,
layanan komunikasi dua arah seperti internet.
Penyiaran TV digital terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV tidak
bergerak dan penerimaan TV bergerak (mobile TV/HP). Kebutuhan daya pancar TV
digital juga lebih kecil.
Penyiaran TV Digital menyebabkan tersedianya saluran siaran yang lebih banyak.
 Dampak adanya TV Digital

A. Dampak Negatif Penggunaan Televisi Digital
1. Ekonomi
Penggunaan Televisi Digital diperlukan pesawat televisi baru atau mereka
membutuhkan alat yang bernama TV Tuner dimana untuk memiliki harus
membelinya dan itu membutuhkan dana yang lumayan .Jika semakin
banyaknya masyarakat beralih dari Televisi Analog ke Televisi Digital maka
secara tidak langsung dapat mematikan perekonomian rakyat kecil.
2. Psikologis
Dampak ini sangatlah besar bagi kehidupan segala kalangan hal disebabkan
karena intensitas menonton mereka yang berlebihan tetapi tidak
sebanding dengan kualitas tayangan yang rendah .
B. Dampak Psikologis Bagi Anak-anak
1. Dengan banyaknya program di televise digital anak-anak cenderung malas
untuk belajar, mereka lebih memilih menonton acara di televise daripada
belajar.
2. Terjadinya obesitas pada anak-anak, karena dalam proses menonton
televise mereka tidak melakukan aktivitas fisik, sehingga terjadi obesitas.
3. Terjadi penyimpangan sikap seperti peniruan mereka terhadap perilaku
yang ada di acara televisi digital itu sendiri.
4. Mereka cenderung melawan perintah orang tua dan akan menjadi anak
yang tidak berbakti sama orang tua
5. Begitu banyaknya program yang ada di televise digital menjadikan
kecerdasan anak akan berkurang.
6. Mereka cenderung menjadi pribadi yang cuek terhadap apa yang terjadi di
sekitar mereka.
C. Dampak Psikologis Bagi Orang Dewasa
Orang tua cenderung acuh terhadap perkembangan sang anak dan mereka
tidak memperhatikan apa yang seharusnya mereka ajarkan pada anak mereka.
B. TV KABEL
 Pengertian TV Kabel
Televisi kabel atau cable television adalah sistem penyiaran acara televisi lewat
isyarat frekuensi radio yang ditransmisikan melalui serat optik yang tetap atau kabel
coaxial

dan

bukan

lewat

udara

seperti siaran

televisi

biasa

yang

harus

ditangkap antena (over-the-air). Selain acara televisi, acara radio FM, internet,
dan telepon juga dapat disampaikan lewat kabel.
Seperti halnya radio, frekuensi yang berbeda digunakan untuk menyebarkan
banyak saluran lewat satu kabel. Sebuah kotak penerima digunakan untuk memilih satu
saluran televisi. Sistem televisi kabel modern sekarang menggunakan teknologi digital
untuk menyiarkan lebih banyak saluran televisi daripada sistem analog.

 Sejarah dan Perkembangan TV Kabel
Pada tahun 1950-an, terdapat empat buah jaringan televisi di Amerika
Serikat (AS). Karena frekuensi dibagikan kepada televisi, isyarat hanya bisa diterima di
dalam garis penglihatan (line of sight) dari antena penerima. Orang-orang yang tinggal di
daerah yang terpencil, terutama daerah terpencil di pegunungan, tidak dapat melihat
program-program yang telah menjadi bagian penting dari kebudayaan di Amerika
Serikat tersebut.
Pada tahun 1948, orang-orang yang tinggal di daerah lembah-lembah terpencil
di Pennsylvania memecahkan masalah penerimaan isyarat mereka dengan menaruh
antena-antena pada bukit-bukit dan membentangkan kabel sampai ke rumah-rumah
mereka. Pada zaman sekarang, teknologi yang sama digunakan oleh desa-desa kecil
yang terpencil dan kota-kota yang terpilih mengizinkan penonton di seluruh negara
untuk mengakses varietas program yang luas dan kanal yang sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan mereka. Pada awal 1990an, Televisi kabel telah mencapai hampir separuh
dari rumah penduduk di Amerika Serikat.
TV Kabel lebih dulu dikenal di Amerika Utara, Eropa, Australia, dan Asia Timur.
Namun walaupun TV kabel hadir di beberapa negara, yang paling utama adalah di
Amerika Selatan dan Timur Tengah. Di Indonesia, Kabelvision merupakan operator TV
kabel yang pertama.
Singkatan CATV seringkali digunakan untuk mengartikan TV Kabel. Sebenarnya
CATV merupakan singkatan dari Community Antenna Television. Sementara TV kabel
pertama ditemukan karena wilayah dimana penerimaan over-the-air terbatas oleh
daerah pegunungan. Sehingga antena komunitas yang sangat besar dibangun, dan
dibentangkan kabel dari antena tersebut menuju rumah-rumah individu.
Saat ini, sistem kabel di AS menyampaikan ratusan kanal kepada enam puluh juta
rumah, sambil juga menyediakan jumlah orang yang terus bertambah dalam
penggunaan akses internet berkecepatan tinggi. Beberapa sistem kabel bahkan
memperbolehkan memakai panggilan telepon sambil menerima program baru
teknologi.
Di AS, TV kabel sudah sangat berkembang di negara-negara bagiannya.
Mayoritas penonton televisi di Amerika memperoleh isyarat mereka melalui CATV. Di
Asia pun TV Kabel cukup berkembang. Di Korea Selatan contohnya, ada banyak operator
TV kabel seperti Tbroad, C&M, CJ, dan lain-lain. Operator TV kabel di Korea Selatan
menyediakan TPS untuk pelanggan mereka. Di Hongkong, para penonton televisi tidak
hanya menonton TV kabel tetapi juga sudah menggunakan TV satelit seperti Star TV.
Di India pun, TV kabel sudah sangat dikenal. Ada banyak operatornya seperti Sun
TV, The Raj Television Network, dan Ortel Communications Ltd.
Kabelvision merupakan operator TV kabel pertama di Indonesia yang memulai
operasinya di tahun 1995. Dalam 2006, perusahaan induknya,PT Broadband Multimedia
Tbk, meluncurkan Digital1, operator TV kabel yang terbaru yang membutuhkan kotak
susunan digital untuk dipasang. Sebagian dari jaringan Kabelvision akan diubah menjadi
Digital 1. Pada pertengahan tahun 2007, Broadband Multimedia berganti nama
menjadi First Media dan menggabungkan kedua layanan tv kabelnya sebagai produk
HomeCable, dengan teknologi Digital 1. Perusahaan ini dimiliki olehGrup Lippo.

 Keuntungan dan Kerugian TV Kabel dengan TV Satelit
Keuntungan dan Kerugian

TV Kabel

TV Satelit

Peralatan yang diperlukan peralatan cenderung lebih tv satelit lebih complex
dalam Pemasangannya

simple

yang

dibutuhkan selain receiver, untuk tv

antara lain alat penerima kabel

juga

dibutuhkan
siaran

digital

(digital piringan antena atau yang

receiver)

Jangkauan Siaran

kita kenal dengan parabola.

tv kabel hanya menjakau TV

satelit

menjangkau

area tertentu, dan selalu daerah terpencil, hal itu
dilakukan

survey

lokasi disebabkan

siaran satelit

terlebih dahulu dari pihak tidak mengenal blank spot.
pengelola
Kualitas Sinyal

Untuk

tv

kabel
sinyal

umumnya

pada TV

yang menggunakan sistem digital

didapat bisa berupa analog yang
atau

digiatal,

hal

disebabkan

satelit

saat

berdampak

ini

pada

itu kualitas sinyal lebih jernih.

karena

kemampuan menerima dan
daya tampung yang relative
terbatas
kemampuan

jumlah tv kabel biasanya tergatung Sabaliknya

saluran yang bisa diterima pada paket yang akan kita satelit
/ ditangkap

pakai

namun

kemampun

dengan

TV

mampu

biasanya memancarkan 250 channel

yang

bisa dengan kualitas digital, dan

ditangkap dari tv kabel bisa bertambah tergantung
adalah sekitar 300 channel, kapasitas
namuan tidak semuanya satelit.
menghasilkan gambar yang
berkualitas

hal

itu

diesebabkan

karena

gabungan

analog

dan digital).

antara

transponder
 Daftar TV Kabel di Indonesia
 Aora TV
 Astro Nusantara (tidak beroperasi)
 Centrin TV
 First Media (dahulu Digital1 dan Kabelvision)
 Groovia TV
 IM2 PayTV
 Indovision
 M2V Mobile TV
 OkeVision
 OrangeTV
 PentaVision (segera beroperasi di 2012)
 Skynindo
 TelkomVision
 Top TV
 YesTV
C. DIRECT BROADCAST SATELLITE
 Pengertian DBS
Direct
merupakan

Broadcasting
salah

Satellite

satu

atau

kegiatan

yang

disingkat

manusia

dengan

dibidang

DBS

teknologi

keruangangkasaan. DBS dapatmenyebarluaskan informasi secara cepat.
Teknologi

DBS

menggunakan

satelit

untuk menangkap sinyal yang dipancarkan oleh s
a t u s t a s i u n b u m i d a n memantulkan
secara

langsung

oleh

masyarakat.

DBS

kembali
dilengkapi

untuk
dengan

diterima
K-band

dan mempu mengantikan media konvensional dengan mengirimkan
programlangsung
televisi.

kepada

konsumen,

tanpa

perantara

saluran
Ada

dua

konsep p e n t i n g m e n g e n a i D B S : u k u r a n d i s h d a n p i l i h a n p i l i h a n p r o g r a m . D B S menggunakan dish yang kecil yang murah,
mudah dipindah-pindah dan diatur.S e l a i n i t u p e r u s a h a a n D B S m a m p u
memberikan

berbagai

program

seperti

filmdan olah

raga kepada pelanggan sebaik TV
 Perkembangan Teknologi DBS
Pasar pendistribusian video atau satelit penyiaran langsung( D B S ,
direct broadcasting satellite) tumbuh dengan sangat pesat. Di
A m e r i k a pelanggan sistem DBS akan meningkat dari 2 juta sampai sekitar 4
juta. Trendd a n p e r t u m b u h a n p a s a r D B S d i A m e r i k a s e c a r a o t o m a t i s
a k a n m e m p e n g a r u h i pasar global.
Sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi satel
i t d a n t e k n o l o g i penyiaran,
pemrosesan

yang didukung

oleh

komponen dan

sinyal,

teknologi

DBS j u g a m e n g a l a m i p e r k e m b a n g a n y a n g p e s a t . P e r k e m b a n g a n i n i
m e l i p u t i a n t a r a lain:
 daya pancar satelit yang semaki kuat
 kinerja

dari

low

noise

block ( a m p l i f i e r d a n c o n v e r t e r ) y a n g semakin bagus
 teknologi komponen yang semakin murah
 kinerja dari pemrosesan dan kompresi sinyal digital.
Kelebihan :
 D a p a t
d a e r a h

m e n j a n g k a u
y a n g

s u l i t

d a e r a h d i j a n g k a u

o l e h

s i s t e m kom

unikasi biasa.
 Penguatan untuk antena penerima parabola yang ada
d i b u m i c u k u p k e c i l , sehingga bisa menggunakan antena parabola dengan
diameter relatif kecil
 DBS tidak memerlukan pemancar ulang melalui media
t r a n s m i s i s e k u n d e r seperti transmitter terrestrial atau jaringan distribusi kabel
D B S

m a m p u

m e n g h i n d a r i

e f e k

” spill

over ”

(peluberan), karena DBS dapatmempersempit daerah cakupan (misalnya negara
tertentu).
 D e n gan
iar a n

sistem

t e le visi

D BS

d im ungkin ka n

p en ga d a a n

s

d e n g a n tingkat ketajaman tinggi (HDTV), karena

mempunyai lebar pita yang besar.6 . H a r g a

sistem penerima DBS

masih lebih murah dibanding dengan TVRO.
Kekurangan :
 Karena sifat penyiaran yang terpusat, maka DBS tidak
b i s a m e n g a k o m o d i r siaran-siaran regional atau daerah
 Harga penerima DBS masih lebih mahal dibanding
p e n e r i m a T V b i a s a (rebroadcast )
 Ka r e n a
e sa r ,

d a ya

m a ka

p a n ca r
sist e m

yan g

d ib ut uh ka n

cu ku p

b

D B S memerlukan biaya investasi yang cukup

besar pula.
Contoh TV Berlangganan yang menggunakan satelit DBS
 I n d o v i s i o n
Indovision yang telah mengklaimsebagai
televisi
memulai

berlangganan
operasi

pertama

di

dengan

penyedia

layanan

I n d o n e s i a dengan sistem DBS,
satelit

Palapa

C-2

sampaia k h i r n y a m e n g g u n a k a n p e r a n g k a t S Band melalui satelit Indostar1(Cakrawarta 1). SB a n d b a n y a k d i g u n a k a n u n t u k k e p e r l u a n m i l i t e r . Dengan beroperasi pada
frekuensi

2-4

GHz,

S-Band

cocok

diaplikasikanu n t u k w i l a y a h I n d o n e s i a y a n g t r o p i s . N a m u n , f r e k u
ensi tersebut b e r p o t e n s i t e r k e n a g a n g g u a n j i k a d i l e w a t
i t r a n s m i s i w i f i y a n g menggunakan frekuensi 2,4 GHz.
 A s t r o

N u s a n t a r a
Astro Nusantara beroperasi dengan menggunakan metode transmisi
Ku-B a n d m e l a l u i s a t e l i t M e a s a t - 2 m i l i k M a l a y s i a . M e t o d e t r a n s m i s i
Ku-B a n d b e r o p e r a s i p a d a l e v e l f r e k u e n s i 1 2 1 4 G H z . S a t e l i t y a n g menggunakan transmisi KuB a n d , m e m i l i k i k e u n t u n g a n a n t a r a l a i n , mampu menaikkan kekuatan sinyal
downlink. Di sisi lain, Ku-Band jugamemiliki kelemahan karena berpotensi tekena
interferensi sinyal akibathujan maupun salju, sehingga tak jarang, jika cuaca buruk
(medung atauhujan) siaran astro sering terganggu.

 T e l k o m v i s i o n
PT.Telekomunikasi

Inodenesia

Tbk.

(Telkom)

menawarkan

dua

pilhansekaligus, TV berbayar melaui media satelit ( Direct To Home) serta
TVKabel

(Digital

CATV Broadband )

dengan

nama

Telkomvision.

Untuk l a y a n a n s a t e l i t d i k o t a kota besar, Telkom turut menyediakan akses
Internet yang diberi nama Telkom Speedy. Telko
m V i s i o n i n i menggunakan frekuensi transmisi satelit C -Band yang
beroperasi padalevel 4-6 GHz. Penggunaan frekuensi satelit C -Band ternyata
memilikikemampuan

terbatas

gelombangmikro dan terrestrial

dalam

menghindari

interferensi

sistem

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3
Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3
Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3ery_lutfi
 
Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011
Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011
Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011Mila
 
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISIRPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISIuiia
 
Bab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiBab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiEko Supriyadi
 
Peran Pemerintah dan Kesiapan Masyarakat Menyongsong Era TV Digital
Peran Pemerintah dan Kesiapan Masyarakat Menyongsong Era TV DigitalPeran Pemerintah dan Kesiapan Masyarakat Menyongsong Era TV Digital
Peran Pemerintah dan Kesiapan Masyarakat Menyongsong Era TV DigitalFeriandi Mirza
 
Blok video tv warna
Blok video tv warnaBlok video tv warna
Blok video tv warnaasgi maldi
 
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di IndonesiaImplementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di IndonesiaFeriandi Mirza
 
Kebijakan pengaturan frekuensi lpk 061210
Kebijakan pengaturan frekuensi lpk 061210 Kebijakan pengaturan frekuensi lpk 061210
Kebijakan pengaturan frekuensi lpk 061210 Roedy Rustam
 

Was ist angesagt? (9)

Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3
Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3
Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3
 
Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011
Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011
Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011
 
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISIRPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
 
Bab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiBab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisi
 
Peran Pemerintah dan Kesiapan Masyarakat Menyongsong Era TV Digital
Peran Pemerintah dan Kesiapan Masyarakat Menyongsong Era TV DigitalPeran Pemerintah dan Kesiapan Masyarakat Menyongsong Era TV Digital
Peran Pemerintah dan Kesiapan Masyarakat Menyongsong Era TV Digital
 
Blok video tv warna
Blok video tv warnaBlok video tv warna
Blok video tv warna
 
Evolusi messaging
Evolusi messagingEvolusi messaging
Evolusi messaging
 
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di IndonesiaImplementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia
 
Kebijakan pengaturan frekuensi lpk 061210
Kebijakan pengaturan frekuensi lpk 061210 Kebijakan pengaturan frekuensi lpk 061210
Kebijakan pengaturan frekuensi lpk 061210
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (8)

Key takeaways from the movie-Gori Tere Pyaar Mein
Key takeaways from the movie-Gori Tere Pyaar MeinKey takeaways from the movie-Gori Tere Pyaar Mein
Key takeaways from the movie-Gori Tere Pyaar Mein
 
Kelompok 10 pertekom
Kelompok 10 pertekomKelompok 10 pertekom
Kelompok 10 pertekom
 
Kelompok 12 pertekom
Kelompok 12 pertekomKelompok 12 pertekom
Kelompok 12 pertekom
 
Kelompok 8 pertekom
Kelompok 8 pertekomKelompok 8 pertekom
Kelompok 8 pertekom
 
7.manifiesto contra violencia mujer
7.manifiesto contra violencia mujer7.manifiesto contra violencia mujer
7.manifiesto contra violencia mujer
 
Kelompok 11 pertekom
Kelompok 11 pertekomKelompok 11 pertekom
Kelompok 11 pertekom
 
Hr day ukraine_2015
Hr day ukraine_2015Hr day ukraine_2015
Hr day ukraine_2015
 
Historia garncarstwa
Historia garncarstwaHistoria garncarstwa
Historia garncarstwa
 

Ähnlich wie TV DIGITAL INDONESIA

Tv lokal vs tv digital
Tv lokal vs tv digitalTv lokal vs tv digital
Tv lokal vs tv digitalteguhusis
 
Presentasi sim kelompok 2 pipit dan ika
Presentasi sim kelompok 2 pipit dan ikaPresentasi sim kelompok 2 pipit dan ika
Presentasi sim kelompok 2 pipit dan ikaRizka Nurliza
 
Makalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasiMakalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasiDekika
 
210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf
210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf
210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdfnawik1
 
Fenomena Rating/Share Televisi
Fenomena Rating/Share TelevisiFenomena Rating/Share Televisi
Fenomena Rating/Share TelevisiMila
 
Bab i performansi dvb-t
Bab i performansi dvb-tBab i performansi dvb-t
Bab i performansi dvb-tArisena Argan
 
ekonomi-politik-media.ppt
ekonomi-politik-media.pptekonomi-politik-media.ppt
ekonomi-politik-media.pptssuserd68b21
 
Makalah perbedaan analog dan digital
Makalah perbedaan analog dan digitalMakalah perbedaan analog dan digital
Makalah perbedaan analog dan digitalEsir R UKI Toraja
 
Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?
Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?
Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?ayumulyara
 
Jenis jenis teknologi baru ( ilmu komunikasi semester 2 )
Jenis jenis teknologi baru ( ilmu komunikasi semester 2 )Jenis jenis teknologi baru ( ilmu komunikasi semester 2 )
Jenis jenis teknologi baru ( ilmu komunikasi semester 2 )Sari Gultom
 
perkembangan produksi broadcasting.pptx
perkembangan produksi broadcasting.pptxperkembangan produksi broadcasting.pptx
perkembangan produksi broadcasting.pptxRizal Fahmi
 
Bab 1 pendahuluan telekomunikasi
Bab 1 pendahuluan telekomunikasiBab 1 pendahuluan telekomunikasi
Bab 1 pendahuluan telekomunikasiEKO SUPRIYADI
 
Bab i pendahuluan komunikasi
Bab i pendahuluan komunikasiBab i pendahuluan komunikasi
Bab i pendahuluan komunikasiEKO SUPRIYADI
 
Peningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam Negeri
Peningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam NegeriPeningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam Negeri
Peningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam NegeriFeriandi Mirza
 
Televisi interaktif
Televisi interaktifTelevisi interaktif
Televisi interaktiftitiwerdhy
 
Tayangan Sinyal Analog dan Digital.pptx
Tayangan Sinyal Analog dan Digital.pptxTayangan Sinyal Analog dan Digital.pptx
Tayangan Sinyal Analog dan Digital.pptxRidwanElektro
 
Sim7, nilam rosfalina, hapzi ali, implementasi sistem informasi di in tv ppt,...
Sim7, nilam rosfalina, hapzi ali, implementasi sistem informasi di in tv ppt,...Sim7, nilam rosfalina, hapzi ali, implementasi sistem informasi di in tv ppt,...
Sim7, nilam rosfalina, hapzi ali, implementasi sistem informasi di in tv ppt,...Nilam Rosfalina
 

Ähnlich wie TV DIGITAL INDONESIA (20)

Tv lokal vs tv digital
Tv lokal vs tv digitalTv lokal vs tv digital
Tv lokal vs tv digital
 
Presentasi sim kelompok 2 pipit dan ika
Presentasi sim kelompok 2 pipit dan ikaPresentasi sim kelompok 2 pipit dan ika
Presentasi sim kelompok 2 pipit dan ika
 
Makalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasiMakalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasi
 
210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf
210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf
210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf
 
Fenomena Rating/Share Televisi
Fenomena Rating/Share TelevisiFenomena Rating/Share Televisi
Fenomena Rating/Share Televisi
 
Bab i performansi dvb-t
Bab i performansi dvb-tBab i performansi dvb-t
Bab i performansi dvb-t
 
EKONOMI POLITIK MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIAEKONOMI POLITIK MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIA
 
ekonomi-politik-media.ppt
ekonomi-politik-media.pptekonomi-politik-media.ppt
ekonomi-politik-media.ppt
 
Makalah perbedaan analog dan digital
Makalah perbedaan analog dan digitalMakalah perbedaan analog dan digital
Makalah perbedaan analog dan digital
 
Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?
Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?
Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?
 
Microsoft TVWS 2013
Microsoft TVWS 2013Microsoft TVWS 2013
Microsoft TVWS 2013
 
Jenis jenis teknologi baru ( ilmu komunikasi semester 2 )
Jenis jenis teknologi baru ( ilmu komunikasi semester 2 )Jenis jenis teknologi baru ( ilmu komunikasi semester 2 )
Jenis jenis teknologi baru ( ilmu komunikasi semester 2 )
 
perkembangan produksi broadcasting.pptx
perkembangan produksi broadcasting.pptxperkembangan produksi broadcasting.pptx
perkembangan produksi broadcasting.pptx
 
Bab 1 pendahuluan telekomunikasi
Bab 1 pendahuluan telekomunikasiBab 1 pendahuluan telekomunikasi
Bab 1 pendahuluan telekomunikasi
 
Bab i pendahuluan komunikasi
Bab i pendahuluan komunikasiBab i pendahuluan komunikasi
Bab i pendahuluan komunikasi
 
Peningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam Negeri
Peningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam NegeriPeningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam Negeri
Peningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam Negeri
 
Televisi interaktif
Televisi interaktifTelevisi interaktif
Televisi interaktif
 
Tayangan Sinyal Analog dan Digital.pptx
Tayangan Sinyal Analog dan Digital.pptxTayangan Sinyal Analog dan Digital.pptx
Tayangan Sinyal Analog dan Digital.pptx
 
Sim7, nilam rosfalina, hapzi ali, implementasi sistem informasi di in tv ppt,...
Sim7, nilam rosfalina, hapzi ali, implementasi sistem informasi di in tv ppt,...Sim7, nilam rosfalina, hapzi ali, implementasi sistem informasi di in tv ppt,...
Sim7, nilam rosfalina, hapzi ali, implementasi sistem informasi di in tv ppt,...
 
Teknik penyiaran 2 mengidentifikasi sistem siaran televisi
Teknik penyiaran 2 mengidentifikasi sistem siaran televisiTeknik penyiaran 2 mengidentifikasi sistem siaran televisi
Teknik penyiaran 2 mengidentifikasi sistem siaran televisi
 

Mehr von University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Kürzlich hochgeladen

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 

TV DIGITAL INDONESIA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN A. TV DIGITAL  Pengertian TV Digital Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.  Pemicu Perkembangan TV Digital Pendorong pengembangan televisi digital antara lain: Perubahan lingkungan eksternal Pasar televisi analog yang sudah jenuh Saluran TV analog yang menggunakan gelombang UHF, hanya mampu digunakan 14 kanal stasiun pemancar TV. Jika dipaksakan akan terjadi interferensi yang membuat suara dan gambar yang ditampilkan menjadi rusak. Di Indonesia terdapat 11 TV berizin siaran nasional, 97 TV berizin regional, 30 TV berlangganan (60 persen TV kabel, 20 persen satelit dan 20 persen terestrial) serta sekitar 300 izin baru (yang tidak terlayani karena sudah tidak tersedia lagi kanal TV). Sementara itu, dengan siaran TV digital setiap satu kanal yang lebarnya 7-8 MHz bisa dipakai oleh enam program siaran TV, sehingga selain terjadi optimasi frekuensi juga optimasi bandwidth.
  • 2. Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel Perkembangan teknologi o Teknologi pemrosesan sinyal digital, yang mampu mengkonversikansinyal analog supaya menjadi sinyal digital o Teknologi transmisi digital, yang mampu mentransmisikan sinyaldigital dengan lebih baik o Teknologi semikonduktor, yang mampu menghantarkan sinyal digitalsebelum ditransmisikan dengan baik o Teknologi peralatan yang beresolusi tinggi, yang mampu menghasilkangambar dengan kualitas lebih baik dan lebih tajam.  Frekuensi TV Digital Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan TV analog dan TV digital adalah 1 : 6. Artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplex, dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda. Selain ditunjang teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital ditunjang oleh produksi peralatan audio visual (video camera, dll) yang menggunakan format digital dan sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Satu penyelenggara televisi digital memanfaatkan spektrum dalam jumlah yang cukup besar. Artinya, tidak hanya 1 (satu) kanal pembawa melainkan lebih. Penyelenggara berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan, yang mentransmisikan secara teresterial program dari
  • 3. stasiun televisi lain menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.  Perkembangan TV Digital di Indonesia Aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90an dan diuji cobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital, dilakukan siaran TV secara bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Ujicoba sistem tersebut dilakukan sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV digital yang paling ekonomis, sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan. Pada 13 Agustus 2008, bertempat di auditorium TVRI, telah dilakukan soft launching siaran TV digital, dengan pelaksana LPP TVRI bekerjasama dengan PT.Telkom, BPPT, PT. LEN Industri, PT. INTI, Polytron, dan RRI. Launching yang dihadiri oleh wakil presiden tersebut merupakan pertanda dimulai proses migrasi dari sistem analog ke sistem digital di Indonesia. Pelaksana uji coba penyelenggaraan siaran televisi digital dilakukan sejak 30 April 2009. Peresmiannya dilakukan Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono, pada 20 Mei 2009 , Pelaksananya terdiri dari : a. Konsorsium TVRI – TELKOM (program TVRI dan grup MNC) b. Konsorsium Televisi Digital Indonesia (TransTV, ANTV, SCTV, MetroTV, Trans7,TV One)  Perbedaan TV Digital dan TV Analog DTV memiliki banyak perbedaan dibandingkan dengan TV analog, namun tidak begitu mencolok. Mulai dari teknologi yang digunakan hingga hasil atau kualitas siaran yang disiarkan.
  • 4. Perbedaan Proses penyiaran TV DIGITAL Pada DTV keseluruhan TV ANALOG hampir proses penyiaran prosesnya transmisi dilakukan oleh digital, mulai atau masih dilakukan teknologi secara analog. proses produksi dari hingga proses penyiaran TV yang digunakan untuk menerima adalah siaran pesawat digital televisi digital. Bisa menggunakan TV analog, namun harus ditambahkan alat tambahan yaitu Top Set Box. Proses penyiaran televisi digital pada Televisi analog dilakukan dasarnya memiliki cara kerja dengan penyiaran yang tak jauh gambar berbeda dengan cara dan merekam suara, analog. mengubahnya Stasiun pemancar televisi gelombang, lalu menjadi kemudian digital juga menggunakan gelombang ini dipancarkan gelombang jenis VHF/UHF oleh stasiun televisi. hanya saja isi siarannya Gelombang ini diterima oleh berbentuk digital. antenna televisi dan oleh mesin televisi lalu diubah menjadi gambar dan suara yang biasa ditonton. Penyiaran Penyiaran digital dalam memiliki bentuk Dalam penyiaran analog, banyak semakin jauh penerima dari
  • 5. keuntungan. Isi siaran stasiun pemancar, maka dalam televisi digital dapat sinyal yangditterima juga dikirim dengan meskipun baik semakin lalu-lintas Akibatnya, gelombang sangat padat. Pengiriman Gambar DTV pengiriman gambar dengan analog menghasilkan gambar penerimaan lainnya, atau televisi oleh letak dan faktor sementara pada jernih, siaran televisi digital tidak tanpa bayangan yang cuaca, mampu bangunan yang stabil dan siaran ditentukan akurasi dan resolusi tinggi. faktor DTV gambar muncul menjadi jelek memungkinkan kualitas Sistem melemah. efek dipengaruhi gambar faktor-faktor tersebut, sehingga memiliki ganda. Sistem televisi digital kualitas suara dan gambar tidak mengenal tidak gambar yang lebih bagus,karena jelas,gambar datanya tidak mengalami ganda (ghost) dan kualitas gangguan saat dikirim ke gambar buruk lainnya, televisi penerima karena pada digitalhanya teknik dikenal YES atau NO. Artinya hanya ada gambar bagus atau tidak ada gambar sama sekali.  Kelebihan TV Digital dibandingkan TV Analog Desain dan implementasi sistem siaran TV digital (terutama) ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan
  • 6. akurasi dan resolusi tinggi. Sistem TV digital mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi. Sistem TV digital tidak mengenal gambar tidak jelas, gambar ganda (ghost), dan kualitas gambar buruk lainnya, karena pada teknik digital hanya dikenal YES or NO. Gambar bagus atau tidak ada sama sekali. Kelebihan TV Digital dibanding TV analog :  Ketahanannya terhadap noise dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di televisi penerimadengan kode koreksi error (error correction code). Sinyal digital juga bisadioperasikan dengan daya yang rendah (less power), sedangkan sinyal analog tidak bisa. TV digital digunakan untuk siaran interaktif. Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif, layanan komunikasi dua arah seperti internet. Penyiaran TV digital terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV tidak bergerak dan penerimaan TV bergerak (mobile TV/HP). Kebutuhan daya pancar TV digital juga lebih kecil. Penyiaran TV Digital menyebabkan tersedianya saluran siaran yang lebih banyak.  Dampak adanya TV Digital A. Dampak Negatif Penggunaan Televisi Digital 1. Ekonomi Penggunaan Televisi Digital diperlukan pesawat televisi baru atau mereka membutuhkan alat yang bernama TV Tuner dimana untuk memiliki harus membelinya dan itu membutuhkan dana yang lumayan .Jika semakin banyaknya masyarakat beralih dari Televisi Analog ke Televisi Digital maka secara tidak langsung dapat mematikan perekonomian rakyat kecil.
  • 7. 2. Psikologis Dampak ini sangatlah besar bagi kehidupan segala kalangan hal disebabkan karena intensitas menonton mereka yang berlebihan tetapi tidak sebanding dengan kualitas tayangan yang rendah . B. Dampak Psikologis Bagi Anak-anak 1. Dengan banyaknya program di televise digital anak-anak cenderung malas untuk belajar, mereka lebih memilih menonton acara di televise daripada belajar. 2. Terjadinya obesitas pada anak-anak, karena dalam proses menonton televise mereka tidak melakukan aktivitas fisik, sehingga terjadi obesitas. 3. Terjadi penyimpangan sikap seperti peniruan mereka terhadap perilaku yang ada di acara televisi digital itu sendiri. 4. Mereka cenderung melawan perintah orang tua dan akan menjadi anak yang tidak berbakti sama orang tua 5. Begitu banyaknya program yang ada di televise digital menjadikan kecerdasan anak akan berkurang. 6. Mereka cenderung menjadi pribadi yang cuek terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka. C. Dampak Psikologis Bagi Orang Dewasa Orang tua cenderung acuh terhadap perkembangan sang anak dan mereka tidak memperhatikan apa yang seharusnya mereka ajarkan pada anak mereka. B. TV KABEL  Pengertian TV Kabel Televisi kabel atau cable television adalah sistem penyiaran acara televisi lewat isyarat frekuensi radio yang ditransmisikan melalui serat optik yang tetap atau kabel coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran televisi biasa yang harus ditangkap antena (over-the-air). Selain acara televisi, acara radio FM, internet, dan telepon juga dapat disampaikan lewat kabel.
  • 8. Seperti halnya radio, frekuensi yang berbeda digunakan untuk menyebarkan banyak saluran lewat satu kabel. Sebuah kotak penerima digunakan untuk memilih satu saluran televisi. Sistem televisi kabel modern sekarang menggunakan teknologi digital untuk menyiarkan lebih banyak saluran televisi daripada sistem analog.  Sejarah dan Perkembangan TV Kabel Pada tahun 1950-an, terdapat empat buah jaringan televisi di Amerika Serikat (AS). Karena frekuensi dibagikan kepada televisi, isyarat hanya bisa diterima di dalam garis penglihatan (line of sight) dari antena penerima. Orang-orang yang tinggal di daerah yang terpencil, terutama daerah terpencil di pegunungan, tidak dapat melihat program-program yang telah menjadi bagian penting dari kebudayaan di Amerika Serikat tersebut. Pada tahun 1948, orang-orang yang tinggal di daerah lembah-lembah terpencil di Pennsylvania memecahkan masalah penerimaan isyarat mereka dengan menaruh antena-antena pada bukit-bukit dan membentangkan kabel sampai ke rumah-rumah mereka. Pada zaman sekarang, teknologi yang sama digunakan oleh desa-desa kecil yang terpencil dan kota-kota yang terpilih mengizinkan penonton di seluruh negara untuk mengakses varietas program yang luas dan kanal yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Pada awal 1990an, Televisi kabel telah mencapai hampir separuh dari rumah penduduk di Amerika Serikat. TV Kabel lebih dulu dikenal di Amerika Utara, Eropa, Australia, dan Asia Timur. Namun walaupun TV kabel hadir di beberapa negara, yang paling utama adalah di Amerika Selatan dan Timur Tengah. Di Indonesia, Kabelvision merupakan operator TV kabel yang pertama. Singkatan CATV seringkali digunakan untuk mengartikan TV Kabel. Sebenarnya CATV merupakan singkatan dari Community Antenna Television. Sementara TV kabel pertama ditemukan karena wilayah dimana penerimaan over-the-air terbatas oleh
  • 9. daerah pegunungan. Sehingga antena komunitas yang sangat besar dibangun, dan dibentangkan kabel dari antena tersebut menuju rumah-rumah individu. Saat ini, sistem kabel di AS menyampaikan ratusan kanal kepada enam puluh juta rumah, sambil juga menyediakan jumlah orang yang terus bertambah dalam penggunaan akses internet berkecepatan tinggi. Beberapa sistem kabel bahkan memperbolehkan memakai panggilan telepon sambil menerima program baru teknologi. Di AS, TV kabel sudah sangat berkembang di negara-negara bagiannya. Mayoritas penonton televisi di Amerika memperoleh isyarat mereka melalui CATV. Di Asia pun TV Kabel cukup berkembang. Di Korea Selatan contohnya, ada banyak operator TV kabel seperti Tbroad, C&M, CJ, dan lain-lain. Operator TV kabel di Korea Selatan menyediakan TPS untuk pelanggan mereka. Di Hongkong, para penonton televisi tidak hanya menonton TV kabel tetapi juga sudah menggunakan TV satelit seperti Star TV. Di India pun, TV kabel sudah sangat dikenal. Ada banyak operatornya seperti Sun TV, The Raj Television Network, dan Ortel Communications Ltd. Kabelvision merupakan operator TV kabel pertama di Indonesia yang memulai operasinya di tahun 1995. Dalam 2006, perusahaan induknya,PT Broadband Multimedia Tbk, meluncurkan Digital1, operator TV kabel yang terbaru yang membutuhkan kotak susunan digital untuk dipasang. Sebagian dari jaringan Kabelvision akan diubah menjadi Digital 1. Pada pertengahan tahun 2007, Broadband Multimedia berganti nama menjadi First Media dan menggabungkan kedua layanan tv kabelnya sebagai produk HomeCable, dengan teknologi Digital 1. Perusahaan ini dimiliki olehGrup Lippo.  Keuntungan dan Kerugian TV Kabel dengan TV Satelit Keuntungan dan Kerugian TV Kabel TV Satelit Peralatan yang diperlukan peralatan cenderung lebih tv satelit lebih complex dalam Pemasangannya simple yang dibutuhkan selain receiver, untuk tv antara lain alat penerima kabel juga dibutuhkan
  • 10. siaran digital (digital piringan antena atau yang receiver) Jangkauan Siaran kita kenal dengan parabola. tv kabel hanya menjakau TV satelit menjangkau area tertentu, dan selalu daerah terpencil, hal itu dilakukan survey lokasi disebabkan siaran satelit terlebih dahulu dari pihak tidak mengenal blank spot. pengelola Kualitas Sinyal Untuk tv kabel sinyal umumnya pada TV yang menggunakan sistem digital didapat bisa berupa analog yang atau digiatal, hal disebabkan satelit saat berdampak ini pada itu kualitas sinyal lebih jernih. karena kemampuan menerima dan daya tampung yang relative terbatas kemampuan jumlah tv kabel biasanya tergatung Sabaliknya saluran yang bisa diterima pada paket yang akan kita satelit / ditangkap pakai namun kemampun dengan TV mampu biasanya memancarkan 250 channel yang bisa dengan kualitas digital, dan ditangkap dari tv kabel bisa bertambah tergantung adalah sekitar 300 channel, kapasitas namuan tidak semuanya satelit. menghasilkan gambar yang berkualitas hal itu diesebabkan karena gabungan analog dan digital). antara transponder
  • 11.  Daftar TV Kabel di Indonesia  Aora TV  Astro Nusantara (tidak beroperasi)  Centrin TV  First Media (dahulu Digital1 dan Kabelvision)  Groovia TV  IM2 PayTV  Indovision  M2V Mobile TV  OkeVision  OrangeTV  PentaVision (segera beroperasi di 2012)  Skynindo  TelkomVision  Top TV  YesTV C. DIRECT BROADCAST SATELLITE  Pengertian DBS Direct merupakan Broadcasting salah Satellite satu atau kegiatan yang disingkat manusia dengan dibidang DBS teknologi keruangangkasaan. DBS dapatmenyebarluaskan informasi secara cepat. Teknologi DBS menggunakan satelit untuk menangkap sinyal yang dipancarkan oleh s a t u s t a s i u n b u m i d a n memantulkan secara langsung oleh masyarakat. DBS kembali dilengkapi untuk dengan diterima K-band dan mempu mengantikan media konvensional dengan mengirimkan programlangsung televisi. kepada konsumen, tanpa perantara saluran
  • 12. Ada dua konsep p e n t i n g m e n g e n a i D B S : u k u r a n d i s h d a n p i l i h a n p i l i h a n p r o g r a m . D B S menggunakan dish yang kecil yang murah, mudah dipindah-pindah dan diatur.S e l a i n i t u p e r u s a h a a n D B S m a m p u memberikan berbagai program seperti filmdan olah raga kepada pelanggan sebaik TV  Perkembangan Teknologi DBS Pasar pendistribusian video atau satelit penyiaran langsung( D B S , direct broadcasting satellite) tumbuh dengan sangat pesat. Di A m e r i k a pelanggan sistem DBS akan meningkat dari 2 juta sampai sekitar 4 juta. Trendd a n p e r t u m b u h a n p a s a r D B S d i A m e r i k a s e c a r a o t o m a t i s a k a n m e m p e n g a r u h i pasar global. Sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi satel i t d a n t e k n o l o g i penyiaran, pemrosesan yang didukung oleh komponen dan sinyal, teknologi DBS j u g a m e n g a l a m i p e r k e m b a n g a n y a n g p e s a t . P e r k e m b a n g a n i n i m e l i p u t i a n t a r a lain:  daya pancar satelit yang semaki kuat  kinerja dari low noise block ( a m p l i f i e r d a n c o n v e r t e r ) y a n g semakin bagus  teknologi komponen yang semakin murah  kinerja dari pemrosesan dan kompresi sinyal digital. Kelebihan :  D a p a t d a e r a h m e n j a n g k a u y a n g s u l i t d a e r a h d i j a n g k a u o l e h s i s t e m kom unikasi biasa.  Penguatan untuk antena penerima parabola yang ada d i b u m i c u k u p k e c i l , sehingga bisa menggunakan antena parabola dengan diameter relatif kecil
  • 13.  DBS tidak memerlukan pemancar ulang melalui media t r a n s m i s i s e k u n d e r seperti transmitter terrestrial atau jaringan distribusi kabel D B S m a m p u m e n g h i n d a r i e f e k ” spill over ” (peluberan), karena DBS dapatmempersempit daerah cakupan (misalnya negara tertentu).  D e n gan iar a n sistem t e le visi D BS d im ungkin ka n p en ga d a a n s d e n g a n tingkat ketajaman tinggi (HDTV), karena mempunyai lebar pita yang besar.6 . H a r g a sistem penerima DBS masih lebih murah dibanding dengan TVRO. Kekurangan :  Karena sifat penyiaran yang terpusat, maka DBS tidak b i s a m e n g a k o m o d i r siaran-siaran regional atau daerah  Harga penerima DBS masih lebih mahal dibanding p e n e r i m a T V b i a s a (rebroadcast )  Ka r e n a e sa r , d a ya m a ka p a n ca r sist e m yan g d ib ut uh ka n cu ku p b D B S memerlukan biaya investasi yang cukup besar pula. Contoh TV Berlangganan yang menggunakan satelit DBS  I n d o v i s i o n Indovision yang telah mengklaimsebagai televisi memulai berlangganan operasi pertama di dengan penyedia layanan I n d o n e s i a dengan sistem DBS, satelit Palapa C-2 sampaia k h i r n y a m e n g g u n a k a n p e r a n g k a t S Band melalui satelit Indostar1(Cakrawarta 1). SB a n d b a n y a k d i g u n a k a n u n t u k k e p e r l u a n m i l i t e r . Dengan beroperasi pada frekuensi 2-4 GHz, S-Band cocok diaplikasikanu n t u k w i l a y a h I n d o n e s i a y a n g t r o p i s . N a m u n , f r e k u ensi tersebut b e r p o t e n s i t e r k e n a g a n g g u a n j i k a d i l e w a t i t r a n s m i s i w i f i y a n g menggunakan frekuensi 2,4 GHz.  A s t r o N u s a n t a r a
  • 14. Astro Nusantara beroperasi dengan menggunakan metode transmisi Ku-B a n d m e l a l u i s a t e l i t M e a s a t - 2 m i l i k M a l a y s i a . M e t o d e t r a n s m i s i Ku-B a n d b e r o p e r a s i p a d a l e v e l f r e k u e n s i 1 2 1 4 G H z . S a t e l i t y a n g menggunakan transmisi KuB a n d , m e m i l i k i k e u n t u n g a n a n t a r a l a i n , mampu menaikkan kekuatan sinyal downlink. Di sisi lain, Ku-Band jugamemiliki kelemahan karena berpotensi tekena interferensi sinyal akibathujan maupun salju, sehingga tak jarang, jika cuaca buruk (medung atauhujan) siaran astro sering terganggu.  T e l k o m v i s i o n PT.Telekomunikasi Inodenesia Tbk. (Telkom) menawarkan dua pilhansekaligus, TV berbayar melaui media satelit ( Direct To Home) serta TVKabel (Digital CATV Broadband ) dengan nama Telkomvision. Untuk l a y a n a n s a t e l i t d i k o t a kota besar, Telkom turut menyediakan akses Internet yang diberi nama Telkom Speedy. Telko m V i s i o n i n i menggunakan frekuensi transmisi satelit C -Band yang beroperasi padalevel 4-6 GHz. Penggunaan frekuensi satelit C -Band ternyata memilikikemampuan terbatas gelombangmikro dan terrestrial dalam menghindari interferensi sistem