SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 29
Kegiatan Belajar XI

Jurus Jitu Menulis Naskah Berita TV
1. Mulailah menulis dengan bercerita tentang bagian terbaik dari gambar yang
didapat.
Kenapa? Dibandingkan media massa lain, TV punya kekuatan pada gambar. Dengan gambar,
penonton bisa melihat suatu cerita. Tidak hanya membaca seperti di koran atau internet, atau
mendengar seperti di radio. Dan gambar yang dimiliki TV bergerak, berbeda dengan foto yang
diam. Karena itu, tempatkan gambar terbaik pada awal cerita dan mulailah menulis naskah
tentang gambar tersebut. Dengan menempatkan gambar terbaik di depan, kita bisa menarik
penonton dan menjaganya tetap menyaksikan cerita kita.
Apa kategori gambar terbaik? Yang paling dramatis dari rangkaian gambar yang ada. Yang
paling unik, yang paling bisa membuat penonton tetap terjaga untuk mengikuti cerita yang
dihadirkan.

2. Jangan menulis apa yang sudah ada di layar.
Kenapa? Karena percuma. Penonton sudah mengetahuinya dari apa yang mereka lihat. Tulislah
naskah dengan apa yang tidak bisa penonton tahu dari gambar, atau informasi lain yang tidak
bisa diceritakan lewat gambar. Jadi, karena sudah ada gambar, naskah tak perlu melukiskan apa
yang sedang terjadi. Lebih dari melukiskan, naskah harus menjelaskan kenapa peristiwa terjadi.
>CONTOH SALAH.
GAMBAR
MAHASISWA MERUBUHKAN PINTU
GERBANG KOMPLEK DPR.

>CONTOH BENAR.
GAMBAR
MAHASISWA MERUBUHKAN PINTU
GERBANG KOMPLEK DPR.

>CONTOH SALAH.
GAMBAR
ALBERT TERKAPAR BERSIMBAH
DARAH.
>CONTOH BENAR.

NASKAH
RIBUAN MAHASIWA MERUBUHKAN PINTU
GERBANG KOMPLEK DPR/MPR/ SELASA
PAGI// MEREKA BERASAL DARI BERBAGAI
KAMPUS DI JAKARTA// TUJUAN MEREKA
SATU/ MEMINTA KETUA DPR AGUNG
LAKSONO MUNDUR DARI JABATANNYA//
NASKAH
KESABARAN
RIBUAN
MAHASIWA/
AKHIRNYA HABIS SELASA PAGI// MEREKA
BERKERAS MEMAKSA KETUA DPR AGUNG
LAKSONO MUNDUR/ KARENA TERLIBAT
KASUS KORUPSI// PARA MAHASISWA
BERASAL DARI BERBAGAI KAMPUS DI
JAKARTA//

NASKAH
ALBERT MAKATIKA ALIAS ABEY/ KINI
BERSIMBAH DARAH// IA DITUSUK LAWAN
DUELNYA// TUBUHNYA PENUH LUKA//
GAMBAR
ALBERT TERKAPAR BERSIMBAH
DARAH.

>CONTOH SALAH.
GAMBAR
POLISI MEMERIKSA TAS DAN
DOMPET PENGUNJUNG DISKOTEK.

>CONTOH BENAR.
GAMBAR
POLISI MEMERIKSA TAS DAN
DOMPET PENGUNJUNG DISKOTEK.

NASKAH
PERJALANAN PANJANG ALBERT SEBAGAI
PREMAN TANAH ABANG BERAKHIR
SUDAH// IA RUBUH OLEH SESAMA
PREMAN SETEMPAT//

NASKAH
POLISI MEMERIKSA SEMUA PENGUNJUNG
DISKOTEK DRAGON FLY// TAS/ DOMPET/
SERTA
KARTU
IDENTITAS
PARA
PENGUNJUNG
DITELITI
DENGAN
CERMAT//
NASKAH
POLISI MENDATANGI DISKOTEK DRAGON
FLY/ SABTU DINI HARI// MEREKA
MENCARI BURONAN NOMER SATU KASUS
PELEDAKAN BOM DI TANAH AIR/
NOORDIN MUHAMMAD TOP//

3. Hindari memakai istilah asing dan singkatan.
Kenapa? Karena penonton kita orang Indonesia. Pakailah kata-kata dalam bahasa Indonesia yang
baik dan benar, yang dipahami oleh penonton. Istilah asing juga membuat penonton merasa
pesan/isi berita tak ditujukan kepada dirinya.
Jangan pula memakai istilah dalam bahasa Indonesia yang tak dipahami orang awam. Misalnya
kalimat “Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat dari kubu Demokrat mulai berpikir untuk
mengajukan pemakzulan terhadap Presiden George Bush.”
Apa itu pemakzulan?? Ternyata, pemakzulan adalah padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk
―impeachment‖. Tapi jangan pula menulisnya jadi “Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat
dari kubu Demokrat mulai berpikir untuk mengajukan impeachment terhadap Presiden George
Walker Bush.”
Tulislah “Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat dari kubu Demokrat mulai berpikir untuk
menurunkan George Bush dari kursi Presiden Amerika Serikat yang kini didudukinya.”

>CONTOH SALAH.
PETUGAS DINAS KESEHATAN MENGAMBIL SAMPLE DARAH SELURUH
WARGA JAKARTA/ MINGGU SIANG// SEMBILAN WANITA DAPAT GILIRAN
PERTAMA// MEREKA ADALAH CALON DUTA BESAR YANG BARU SAJA
MENJALANI FIT AND PROPER TEST DI DPR SEHARI SEBELUMNYA//
BERDASARKAN DATA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO/
JAKARTA MEMANG TAK BOLEH MENGANGGAP ENTENG FLU BURUNG// SEJAK
AWAL DESEMBER/ WARGA KOTA INI YANG TERTULAR FLU BURUNG SUDAH
MENCAPAI 3000 ORANG//
>CONTOH BENAR.
PETUGAS DINAS KESEHATAN MENGAMBIL CONTOH DARAH SELURUH
WARGA JAKARTA/ MINGGU SIANG// SEMBILAN WANITA DAPAT GILIRAN
PERTAMA// MEREKA ADALAH CALON DUTA BESAR/ YANG BARU SAJA
MENJALANI TES DI DPR SEHARI SEBELUMNYA// BERDASARKAN CATATAN
KESEHATAN RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO/ JAKARTA MEMANG TAK
BOLEH MENGANGGAP ENTENG FLU BURUNG// SEJAK AWAL DESEMBER/
WARGA KOTA INI YANG TERTULAR FLU BURUNG SUDAH MENCAPAI 3000
ORANG//

4. Jangan menulis kalimat yang beranak-pinak.
Kenapa? Tayangan TV hadir dalam sekejap, tidak bisa diulang. Jadi buatlah naskah yang mudah
dipahami penonton dalam waktu singkat. Jangan buat penonton bingung dan berpikir.
Kalimat yang baik adalah kalimat tunggal yang berpola subyek – predikat – obyek – keterangan
(S-P-O-K). Satu kalimat, berarti hanya berisi satu gagasan/ide. Jadi penonton mudah
memahaminya. Kalimat yang beranak-pinak juga menyulitkan dubber, karena ia harus
mempersiapkan nafas yang extra panjang.
>CONTOH SALAH.
MILA/ MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA/ ADALAH
WANITA SATU-SATUNYA DI TRANSTV BIRO SURABAYA// BERSAMA ZAINAL/
LELAKI 30 TAHUN DENGAN 1 ANAK DAN 1 ISTRI/ MILA GEMAR MENGHABISKAN
WAKTU DI DEPAN GEDUNG DPRD//
>CONTOH BENAR.
MILA ADALAH WANITA SATU-SATUNYA DI TRANSTV BIRO SURABAYA// IA
MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA// BERSAMA
ZAINAL/ MILA GEMAR MENGHABISKAN WAKTU DI DEPAN GEDUNG DPRD//
ZAINAL ADALAH LELAKI 30 TAHUN DENGAN 1 ANAK DAN 1 ISTRI//
>CONTOH SALAH.
JUMAIYAH DITEMUKAN TEWAS DENGAN LEHER MENGANGA BEKAS
SAYATAN BENDA TAJAM/ PERUT SEBELAH KIRI TERTEMBUS PISAU SERTA DI
PUNDAKNYA BEKAS SAYATAN BENDA TAJAM/ SEMENTARA SUPRIYAJI
DITEMUKAN TEWAS GANTUNG DIRI//
>CONTOH BENAR.
JUMAIYAH TEWAS DENGAN LUKA MENGANGA DI LEHER BEKAS SAYATAN
BENDA TAJAM// PERUT SEBELAH KIRINYA TERTEMBUS PISAU// BEKAS
SAYATAN BENDA TAYAM JUGA ADA DI PUNDAKNYA// SEDANGKAN SUPRIYAJI
TEWAS GANTUNG DIRI//
>CONTOH SALAH.
KEDUA TERSANGKA/ MASING-MASING ROBBY WENAS DAN FENNI KANSIL/
KINI DITAHAN POLISI //
>CONTOH BENAR.
KEDUA TERSANGKA KINI DITAHAN POLISI// MEREKA BERNAMA ROBBY
WENAS DAN FENNI KANSIL//
>CONTOH SALAH.
MENYUSUL TERBONGKARNYA KASUS TRANSAKSI NARKOBA YANG TERJADI
DI DALAM RUMAH TAHANAN SALEMBA JAKARTA BEBERAPA WAKTU LALU
ANTARA ORANG LUAR DENGAN PENGHUNI TAHANAN/ SABTU MALAM/ SATUAN
RESERSE KRIMINAL POLRES JAKARTA PUSAT BESERTA UNIT RESKRIM
DELAPAN POLSEK DI WILAYAH ITU MELAKUKAN RAZIA MENDADAK DI DALAM
RUMAH TAHANAN ITU//
>CONTOH BENAR.
PERSONIL POLRES JAKARTA PUSAT/ SABTU MALAM MELAKUKAN RAZIA
MENDADAK DI RUMAH TAHANAN SALEMBA// MEREKA DIBANTU UNIT RESERSE
KRIMINAL DARI 8 POLSEK DI WILAYAH INI// RAZIA DILAKUKAN MENYUSUL
TERBONGKARNYA TRANSAKSI NARKOBA DI DALAM RUTAN BEBERAPA WAKTU
LALU// KASUS ITU MELIBATKAN ORANG LUAR DAN PENGHUNI RUTAN//

5. Jangan lupa menulis hari kejadian peristiwa.
Kenapa? Ini pesan keramat dari ilmu jurnalistik paling dasar: Who, When, Where, What, Why,
How. Untuk TransTV, ini penting karena banyak story yang berbeda antara hari liputan dengan
hari penayangannya. Liputan Selasa pagi, kirim kaset Selasa sore, sampai Jakarta Rabu pagi,
tayang Rabu sore. Penonton perlu tahu kapan peristiwa terjadi,
terutama kalau peristiwa itu
sudah lewat. Lainnya, tolong
tambahi embel-embel pagi, siang, sore, malam, atau dini hari di belakang kata hari. Dan jangan
gunakan kata-kata hari ini, tadi sore, nanti malam, kemarin siang.
Jadi, kata-kata ‗hari ini‘ tidak boleh masuk naskah, pdhal hal itu justru lebih powerfull karena
menunjukkan kebaruan dari story tersebut? Silakan gunakan di bagian lead in, jangan di badan
naskah. Karena kalau story tersebut ditayangkan di hari yang berbeda, justru jadi tidak akurat.
Reportase Malam misalnya, on air di hari yang berbeda dengan semua cerita yang ditayangkan.
Maklum RPM siaran di jam 00.30 WIB, 30 menit setelah hari berganti baru.
>CONTOH SALAH.
LIMA RATUSAN SISWA SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR HARI INI MENDAPAT
SUSU GRATIS DARI WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA// ACARA INI ADALAH
HADIAH DARI WAPRES/ KARENA 3 BULAN LALU IA MENANG TENDER
PERBAIKAN SELURUH GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA INI//
>CONTOH BENAR.
LIMA RATUSAN SISWA SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR/ RABU SORE
MENDAPAT SUSU GRATIS DARI WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA// ACARA INI
ADALAH HADIAH DARI WAPRES// SEPTEMBER LALU IA MENANG TENDER
PERBAIKAN SELURUH GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA INI//

6. Hindari penghalusan istilah (eufemisme).
Kenapa? Berceritalah apa adanya kepada penonton. Jangan gunakan ‗diamankan‘, padahal
sesungguhnya ‗ditahan‘. Pilihlah ‗harga naik‘ atau ‗harga turun‘, jangan ‗harga disesuaikan‘.
Atau, pertimbangkan lagi kalau akan menggunakan kata ‗dirumahkan‘ untuk seorang buruh yang
‗dipecat‘.
7. Hindari penggunaan kata sifat yang memberi penilaian atas suatu peristiwa.
Kenapa? Fakta tidak boleh bercampur dengan opini. Sebagai jurnalis, tugas kita adalah
menyodorkan fakta kepada masyarakat. Biarkan masyarakat yang menilai suatu peristiwa. Di sisi
lain, pemisahan ini memberikan kewajiban kepada tiap jurnalis untuk mencari dan menyajikan
fakta secara benar, supaya masyarakat dapat memberi penilaian secara benar pula.
>CONTOH SALAH.
LIMA RATUS SISWA SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR/ RABU SORE MENDAPAT
SUSU GRATIS DARI WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA// ACARA INI ADALAH
HADIAH DARI WAPRES/ KARENA SEPTEMBER LALU IA MENANG TENDER
PERBAIKAN SELURUH GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA INI// NAMUN/
BANYAK DI ANTARA SISWA YANG MENOLAK MINUM SUSU PEMBERIAN WAKIL
PRESIDEN// ALASANNYA/ MEREKA ALERGI TERHADAP SUSU//
>KRITIK.
Berapa sih siswa yang menolak minum susu? Ternyata 50 orang. Benarkah 50 itu bisa disebut
banyak? Banyak terhadap apa? Terhadap 450 siswa yang lain? 50 siswa adalah 1/10 dari 500
siswa. Bisakah itu disebut banyak? Atau memang awam sepakat bahwa 50 bisa disebut banyak?
Yakinkah? Lebih baik tulis seperti ini;
LIMA RATUS SISWA SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR/ RABU SORE MENDAPAT
SUSU GRATIS DARI WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA// ACARA INI ADALAH
HADIAH DARI WAPRES/ KARENA SEPTEMBER LALU IA MENANG TENDER
PERBAIKAN SELURUH GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA INI// NAMUN/ 50
SISWA DI ANTARANYA MENOLAK MINUM SUSU PEMBERIAN WAKIL PRESIDEN//
ALASANNYA/ MEREKA ALERGI TERHADAP SUSU//

Lalu bagaimana jika ada suatu kejadian yang kita anggap mengganggu rasa keadilan orang
banyak? Tetapkah kita tidak boleh beropini? Misalnya seorang yang terbukti membunuh 5 kakak
adiknya, tapi hakim menghukumnya 1 tahun penjara.
Berdiskusilah dengan produser di kantor. Sebagai tim liputan, kita berhak menyatakan pendapat
terhadap cerita yang kita liput. Keputusan akhir akan diambil dengan mempertimbangkan
masukan tersebut.

8. Jangan menggunakan kata-kata ‘menurut’, ‘menegaskan’, ‘mengaku’ atau
sejenisnya untuk mengutip keterangan narasumber.
Kenapa? Itu bahasa media cetak, bukan bahasa broadcasting. Kalau keterangan narasumber itu
layak, bikin jadi soundbite. Karena jadi soundbite, maka ada cg untuknya saat tampil di layar.
Dari situ penonton tahu siapa narasumber itu.
>CONTOH SALAH 1.
MENURUT SUGIATMOKO/ SEKITAR PUKUL 12 SIANG SUDAH ADA TANDA-TANDA
BANJIR AKAN DATANG// SELAMA SEHARI PENUH HUJAN TAK BERHENTI DI
KAMPUNG INI// IA DAN BEBERAPA WARGA SENGAJA TIDAK TIDUR UNTUK
BERJAGA-JAGA//
>CONTOH SALAH 2.
KAPOLSEK MAMPANG PRAPATAN AKP YUDHI SAPUTRA/ MEMBENARKAN
PENANGKAPAN TIGA TERSANGKA BANDAR SABU-SABU// IA BAHKAN
MENGAKU SUDAH MENUGASKAN ANAK BUAHNYA UNTUK MENGINTAI PARA
TERSANGKA SEJAK 3 BULAN SEBELUMNYA//
>CONTOH SALAH 3.

MENURUT WALHI/ RAKYAT MISKIN BERHAK MENDAPATKAN
PENDIDIKAN YANG MURAH DARI NEGARA// BUKAN PENDIDIKAN
DENGAN BIAYA MAHAL SEPERTI SAAT INI/ YANG MENYEBABKAN
RENDAHNYA KUALITAS ANAK BANGSA// WALHI JUGA
MEMPROTES PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN
HIDUP/ YANG MENYEBABKAN RAKYAT KEHILANGAN HAK ATAS
LINGKUNGAN YANG SEHAT//
>CONTOH BENAR 1,2, 3.
JADIKAN SOUNDBITE.

Lalu bagaimana kalau keterangan itu hasil wawancara off cam? Tetap hindari penggunaan katakata menurut, menegaskan, atau yang sejenis.
>CONTOH SALAH.
MENURUT SUGIATMOKO/ SEKITAR PUKUL 12 SIANG SUDAH ADA TANDA-TANDA
BANJIR AKAN DATANG// SELAMA SEHARI PENUH HUJAN TAK BERHENTI DI
KAMPUNG INI// IA DAN BEBERAPA WARGA SENGAJA TIDAK TIDUR UNTUK
BERJAGA-JAGA//
>CONTOH BENAR.
WARGA KAMPUNG SENGAJA TIDAK TIDUR UNTUK BERJAGA-JAGA// SEJAK
SIANG/ MEREKA SUDAH MELIHAT TANDA-TANDA BANJIR AKAN DATANG//
SELAMA SEHARI PENUH HUJAN TAK BERHENTI DI WILAYAH INI//

>CONTOH SALAH.
KAPOLSEK MAMPANG PRAPATAN AKP YUDHI SAPUTRA/ MEMBENARKAN
PENANGKAPAN TIGA TERSANGKA BANDAR SABU-SABU// IA BAHKAN
MENGAKU SUDAH MENUGASKAN ANAK BUAHNYA UNTUK MENGINTAI PARA
TERSANGKA SEJAK 3 BULAN SEBELUMNYA//
>CONTOH BENAR.
POLISI SUDAH MENGINTAI KETIGA TERSANGKA BANDAR SHABU-SHABU INI
SEJAK 3 BULAN SEBELUMNYA//
>CONTOH SALAH.

MENURUT WALHI/ RAKYAT MISKIN BERHAK MENDAPATKAN
PENDIDIKAN YANG MURAH DARI NEGARA// BUKAN PENDIDIKAN
DENGAN BIAYA MAHAL SEPERTI SAAT INI/ YANG MENYEBABKAN
RENDAHNYA KUALITAS ANAK BANGSA// WALHI JUGA
MEMPROTES PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN
HIDUP/ YANG MENYEBABKAN RAKYAT KEHILANGAN HAK ATAS
LINGKUNGAN YANG SEHAT//
>CONTOH BENAR.

RAKYAT MISKIN BERHAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN YANG
MURAH DARI NEGARA// BUKAN PENDIDIKAN DENGAN BIAYA
MAHAL
SEPERTI
SAAT
INI//
MAHALNYA
PENDIDIKAN
MENYEBABKAN RENDAHNYA KUALITAS ANAK BANGSA// WALHI
JUGA MEMPROTES PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN
HIDUP// DUA HAL ITU MEMBUAT RAKYAT KEHILANGAN HAK
ATAS LINGKUNGAN YANG SEHAT//

9. Hindari menulis daftar tentang apapun dalam naskah.
Kenapa? Berita tv hadir dalam sekejap dan tidak bisa diulang. Karena itu, seluruh informasi yang
hadir harus jelas dan gampang dicerna. Daftar tentang apapun sebaiknya dihadirkan dalam
bentuk grafis. Misalnya tentang faktor penyebab tingginya inflasi 2005, korban bom, tersangka,
daerah-daerah yang mengalami rawan pangan di Papua, atau pos-pos anggaran yang mengalami
kenaikan dalam RAPBN 2006.
Tapi, bukan berarti data seperti contoh di atas bukanlah hal yang penting. Data itu penting, dan
karena penting kita harus menyajikannya dalam bentuk yang mudah dicerna dan diingat
penonton.

10. Jangan menulis naskah dengan susunan lokasi kejadian berulang.
Kenapa? Supaya hasil edit gambar bisa menunjukkan lokasi yang berurutan, tidak bolak-balik.
Tulislah naskah sesuai pembagian lokasi peristiwa.
>CONTOH SALAH.
GAMBAR
PERKAMPUNGAN SAMPIH.

NASKAH
KAMPUNG SAMPIH DI CIREBON/ JAWA
BARAT/ KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI//
TAK TERDENGAR LAGI SUARA BOCAHBOCAH YANG BERMAIN DI SORE HARI//
WARGA SAMPIH DI RS.

PERKAMPUNGAN SAMPIH.

>CONTOH BENAR 1.
GAMBAR
KAMPUNG SAMPIH.

KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS
YANG BOCOR.

WARGA SAMPIH DI RS.

>CONTOH BENAR 2.
GAMBAR
WARGA SAMPIH DI RS.

KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS
YANG BOCOR.

KAMPUNG SAMPIH.

SEMUA RUMAH KOSONG DITINGGAL
PENGHUNINYA SEJAK SABTU PEKAN
LALU//
350 WARGA SAMPIH KINI MEMENUHI
RUMAH SAKIT BAYU ASIH// MEREKA
KERACUNAN GAS KIMIA/ YANG BOCOR
DARI TABUNG MILIK PT INDORAMA
POLYMER//
GAS KIMIA BERACUN MULAI TERCIUM
WARGA SAMPIT DI KAMPUNG MEREKA
SEKITAR PUKUL SETENGAH LIMA PAGI//
NYARIS SEMUA PELOSOK KAMPUNG
TERCEMAR GAS BERACUN ITU//
NASKAH
KAMPUNG SAMPIH DI CIREBON/ JAWA
BARAT/ KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI//
TAK TERDENGAR LAGI SUARA BOCAHBOCAH YANG BERMAIN DI SORE HARI//
SEMUA RUMAH KOSONG DITINGGAL
PENGHUNINYA SEJAK SABTU PEKAN
LALU//
GAS
KIMIA
BERACUNLAH
YANG
MEMBUAT KAMPUNG SAMPIH SEPERTI
INI// NYARIS SEMUA PELOSOK KAMPUNG
TERCEMAR
GAS
BERACUN
ITU//
PENYEBABNYA ADALAH BOCORNYA PIPA
GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG
MELINTASI KAMPUNG INI//
350 WARGA SAMPIH KINI MEMENUHI
RUMAH SAKIT BAYU ASIH// SEBAGIAN
BESAR ADALAH ANAK-ANAK DI BAWAH 5
TAHUN//
NASKAH
350 WARGA SAMPIH DI CIREBON/ JAWA
BARAT/ SEJAK SABTU PEKAN LALU
MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH//
SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK
DI BAWAH 5 TAHUN// MEREKA SEMUA
TERCEMAR GAS KIMIA BERACUN//
PENYEBAB
KERACUNAN
ADALAH
BOCORNYA
PIPA
GAS
MILIK
PT
INDORAMA POLYMER YANG MELINTAS DI
KAMPUNG SAMPIH// PIPA GAS KIMIA INI
BIASA MENGALIRKAN BAHAN PEMBUAT
BENANG SINTETIS// PIPA MELINTAS DI
TENGAH KAMPUNG SAMPIH SEPANJANG
100 METER//
AKIBAT KEJADIAN ITU/ KAMPUNG SAMPIH
KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// WARGA
YANG TAK TERSERANG GAS BERACUN
MEMILIH MENGUNGSI KE KAMPUNG
SEBELAH// SEMUA RUMAH DITINGGAL
PERGI PEMILIKNYA//
11. Jangan lupa soundbite.
Kenapa? Soundbite penting untuk meningkatkan kredibilitas story yang kita bikin. Jadi penonton
tahu siapa sumber kita. Apalagi kalau soundbite itu milik orang yang selama ini sulit ditemui dan
diwawancara. Lagipula, tiap story yang diputuskan layak diliput, pasti punya tokoh. Ada tokoh,
berarti ada soundbite. Soundbite juga berguna untuk membuat story kita tidak terdengar
membosankan, karena isinya tidak hanya dubbing.
Soundbite apa yang baik? Soundbite yang nendang, yang berisi ekspresi, opini atau penjelasan
Why dan How atas peristiwa. Data jangan dijadikan soundbite. Masukkan saja ke naskah.

Termasuk yang harus dihindari adalah soundbite jenis “…tersangka kami tangkap dengan
tuduhan pelanggaran undang-undang nomer sekian tahun sekian, pasal sekian, ayat sekian…”.
Masukkan saja data seperti itu dalam naskah, dengan uraian yang lebih mudah dipahami
penonton. Penontonpun lebih perlu tahu soal undang-undang tentang apa yang dilanggar
tersangka, daripada nomer dan tahun undang-undang tersebut.
>CONTOH SALAH.
SB: Jenderal SUTANTO / Kapolri
―13 juta personel kita kerahkan untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru. Mereka
disebar ke 13 juta gereja di seluruh Tanah Air. Khusus Jakarta, kita tempatkan 50 ribu petugas
yang akan bergantian jaga selama 24 jam.‖
>CONTOH BENAR.
SB: Jenderal SUTANTO / Kapolri
―Polisi berjaga di gereja pada malam Natal nanti bukan untuk menakut-nakuti umat Kristiani.
Kita justru ingin menjaga mereka, biar mereka bisa beribadah dengan tenang.‖
>CONTOH SALAH.
SB: Subhan Ahmad / Warga
―5 anak saya sejak kemarin dirawat di rumah sakit. Yang satu panasnya 30 derajat celcius, yang
dua 29 derajat celcius, sementara 3 lainnya 26 derajat celcius. Mereka terpaksa saya bawa
karena panasnya makin tinggi. Saya bawa mereka dengan meminjam mobil tetangga.‖
>CONTOH BENAR.
SB: Subhan Ahmad / Warga
―Dinas Kesehatan itu kerjanya apa sih? Ngurus demam berdarah aja gak becus. Sekarang 5
anak saya dirawat di rumah sakit. Mereka mau bayar biayanya?‖

Jangan lupa akurasi ejaan nama dan jabatan narasumber. Karena akurasi adalah bukti kredibilitas
kerja jurnalistik. Jabatan Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian Negara RI (Kadiv
Humas Mabes Polri) misalnya, adalah penyebutan yang salah. Yang benar adalah Kadiv Humas
Polri, tanpa embel-embel ‗Mabes‘.

12. Tempatkan soundbite sesuai urutan logika gambar dan naskah.
Kenapa? Supaya gambar dan naskahnya gak bolak-balik juga.
>CONTOH SALAH.
GAMBAR
KAMPUNG SAMPIH.

NASKAH
KAMPUNG SAMPIH DI CIREBON/ JAWA
BARAT/ KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI//
TAK TERDENGAR LAGI SUARA BOCAHBOCAH YANG BERMAIN DI SORE HARI//
SEMUA RUMAH KOSONG DITINGGAL
PENGHUNINYA SEJAK SABTU PEKAN
LALU//

SB: WAHYU AHMAD / Warga
(diwawancara di RS)

“Pagi itu perut saya rasanya mual.
Saya langsung tinggalkan rumah.
Saya gak mau ambil resiko. Kasian
keluarga saya.

KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS
YANG BOCOR.

GAS
KIMIA
BERACUNLAH
YANG
MEMBUAT KAMPUNG SAMPIH SEPERTI
INI// NYARIS SEMUA PELOSOK KAMPUNG
TERCEMAR
GAS
BERACUN
ITU//
PENYEBABNYA ADALAH BOCORNYA PIPA
GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG
MELINTASI KAMPUNG INI//
SEKITAR 350 WARGA SAMPIH KINI
MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH//
SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK
DI BAWAH 5 TAHUN//

WARGA SAMPIH DI RS.

>CONTOH BENAR.
GAMBAR
KAMPUNG SAMPIH.

KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS
YANG BOCOR.

NASKAH
KAMPUNG SAMPIH DI CIREBON/ JAWA
BARAT/ KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI//
TAK TERDENGAR LAGI SUARA BOCAHBOCAH YANG BERMAIN DI SORE HARI//
SEMUA RUMAH KOSONG DITINGGAL
PENGHUNINYA SEJAK SABTU PEKAN
LALU//
GAS
KIMIA
BERACUNLAH
YANG
MEMBUAT KAMPUNG SAMPIH SEPERTI
INI// NYARIS SEMUA PELOSOK KAMPUNG
TERCEMAR
GAS
BERACUN
ITU//
PENYEBABNYA ADALAH BOCORNYA PIPA
GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG
MELINTASI KAMPUNG INI//

SB: WAHYU AHMAD / Warga
(diwawancara di RS)

“Pagi itu perut saya rasanya mual.
Saya langsung tinggalkan rumah.
Saya gak mau ambil resiko. Kasian
keluarga saya.

WARGA SAMPIH DI RS.

WAHYU DAN SEKITAR 350 WARGA
SAMPIH KINI MEMENUHI RUMAH SAKIT
BAYU ASIH// SEBAGIAN BESAR ADALAH
ANAK-ANAK DI BAWAH 5 TAHUN//
>CONTOH BENAR 2.
GAMBAR
WARGA SAMPIH DI RS.

NASKAH
350 WARGA SAMPIH DI CIREBON/ JAWA
BARAT/ SEJAK SABTU PEKAN LALU
MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH//
SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK
DI BAWAH 5 TAHUN// MEREKA SEMUA
TERCEMAR GAS KIMIA BERACUN//

SB: WAHYU AHMAD / Warga
(diwawancara di RS)

“Pagi itu perut saya rasanya mual.
Saya langsung tinggalkan rumah.
Saya gak mau ambil resiko. Kasian
keluarga saya.

KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS
YANG BOCOR.

PENYEBAB
KERACUNAN
ADALAH
BOCORNYA
PIPA
GAS
MILIK
PT
INDORAMA POLYMER YANG MELINTAS DI
KAMPUNG SAMPIH// PIPA GAS KIMIA INI
BIASA MENGALIRKAN BAHAN PEMBUAT
BENANG SINTETIS// PIPA MELINTAS DI
TENGAH KAMPUNG SAMPIH SEPANJANG
100 METER//
AKIBAT KEJADIAN ITU/ KAMPUNG SAMPIH
KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// WARGA
YANG TAK TERSERANG GAS BERACUN
MEMILIH MENGUNGSI KE KAMPUNG
SEBELAH// SEMUA RUMAH DITINGGAL
PERGI PEMILIKNYA//

KAMPUNG SAMPIH.

13. Tempatkan latar belakang peristiwa di bagian
akhir naskah.
Kenapa? Untuk menghindari kerancuan cerita, dan memberi tahu penonton cerita terbaru. Sesuai
namanya yang ‗latar belakang‘, sudah takdirnya jadi latar dan ada di belakang naskah. Bukan
di depan atau di tengah naskah. Latar
belakang di depan atau di tengah naskah merusak susunan gambar.
Tapi, bukan berarti latar belakang tak penting. Latar belakang justru penting untuk memperkaya
cerita. Terutama cerita yang terus bergulir (running stories).
>CONTOH SALAH .
SETELAH SEBELUMNYA MENGGEREBEK PABRIK EKSTASI DI JAKARTA
SELATAN/ RABU PAGI POLDA METRO JAYA MEMBONGKAR JARINGAN
INTERNASIONAL PENGEDAR PIL HARAM ITU// 4 TERSANGKA DITANGKAP/
SEMUANYA WARGA NEGARA INDONESIA// POLISI MEMBEKUK MEREKA
SETELAH MENGINTAI GERAK-GERIK KEEMPATNYA SELAMA 3 BULAN//
>CONTOH BENAR.
POLDA METRO JAYA MEMBONGKAR JARINGAN INTERNASIONAL PENGEDAR
EKSTASI/ RABU PAGI// 4 TERSANGKA DITANGKAP/ SEMUANYA WARGA NEGARA
INDONESIA// POLISI MEMBEKUK MEREKA SETELAH MENGINTAI GERAK-GERIK
KEEMPATNYA SELAMA 3 BULAN// PENANGKAPAN PARA TERSANGKA ADALAH
PENGEMBANGAN DARI PENGGEREBEKAN PABRIK EKSTASI DI JAKARTA
SELATAN APRIL LALU// SAAT ITU/ POLISI MENYITA 300 RIBU PIL EKSTASI
BESERTA ALAT PEMBUATNYA//
>CONTOH SALAH .
NURDIN HALID KEMBALI LOLOS DARI JERAT HUKUM// KAMIS SIANG/ MAJELIS
PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA MEMBEBASKANNYA DARI DAKWAAN
KASUS KORUPSI IMPOR GULA// INI ADALAH VONIS BEBAS KEDUA BAGI
NURDIN// AGUSTUS LALU/ NURDIN JUGA DIVONIS BEBAS DARI DAKWAAN
KORUPSI PENYALURAN BERAS UNTUK RAKYAT MISKIN// KELUARGA NURDIN
MENYAMBUT KEPUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA
DENGAN SUKA CITA// APALAGI/ PEKAN DEPAN NURDIN BERNIAT MENIKAHKAN
ANAK PEREMPUANNYA//
>CONTOH BENAR.
NURDIN HALID KEMBALI LOLOS DARI JERAT HUKUM// KAMIS SIANG/ MAJELIS
PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA MEMBEBASKANNYA DARI DAKWAAN
KASUS KORUPSI IMPOR GULA// KELUARGA NURDIN MENYAMBUT KEPUTUSAN
HAKIM PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA DENGAN SUKA CITA// APALAGI/
PEKAN DEPAN NURDIN BERNIAT MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANNYA//
KEPUTUSAN BEBAS INI BUKANLAH YANG PERTAMA BAGI NURDIN// AGUSTUS
LALU/ NURDIN JUGA DIVONIS BEBAS DARI DAKWAAN KORUPSI PENYALURAN
BERAS UNTUK RAKYAT MISKIN//

14. Jangan lupa menulis shot list.
Kenapa? Produser dan asisten produser harus tahu gambar apa yang didapat sebelum mengedit
naskah. Dari shot list-lah mereka memutuskan story itu akan dibikin seperti apa. Sebabnya
klasik, seringkali kaset liputan belum datang saat naskah diedit. Jadi tidak bisa preview gambar.
Shot list yang baik dibuat sesuai urutan pengambilan gambar serta memuat keterangan dimana
dan kapan gambar diambil. Perbedaan waktu pengambilan gambar sangat penting diketahui
sebelum mengedit naskah, untuk menghindari urutan gambar yang tidak sesuai logika. Misalnya
suatu kejadian yang terjadi pada sore hari, malam hingga pagi; tapi naskah diedit dengan urutan
malam, sore, pagi.
>CONTOH SALAH .
1. PEMERIKSAAN KORBAN
2. OLAH TKP
3. WARGA BERJAGA-JAGA
4. SWEEPING RUMAH KOS
5. WAWANCARA KETUA RT
6. PEMERIKSAAN JENASAH
7. POLISI BERSIAP KEJAR TERSANGKA LAIN
8. WAWANCARA PENEMU JENASAH
>CONTOH BENAR.
1. PEMERIKSAAN KORBAN DI MARKAS POLRES JAKSEL SIANG HARI
2. WAWANCARA KETUA RT DI KANTOR POLISI SIANG HARI
3. POLISI BERSIAP KEJAR TERSANGKA LAIN SIANG HARI
4. OLAH TKP DI KEMANG SORE HARI
5. WARGA BERJAGA-JAGA DI KEMANG SORE HARI
6. WAWNCARA PENEMU JENASAH SIANG HARI
7. SWEEPING RUMAH KOS DI KEMANG MALAM HARI
8. PEMERIKSAAN JENASAH DI RS MALAM HARI

KEGIATAN BELAJAR XI

WAWANCARA STUDIO

Dalam dunia jurnalistik wawancara khusus opini mempunyai nilai tambah, lebih-lebih
kalau yang menjadi sumber wawancara memiliki nama atau keistimewaan dan opini yang
dikemukakan merupakan suatu yang sama sekali baru dan belum pernah dikemukakaan
kepada media lain.
Persiapan Materi Wawancara
Persiapan Wawancara Untuk melakukan wawancara memerlukan persiapan dengan
langkah-langklah sebagai berikut:
Pertama, sebelum melakukan wawancara harus menguasai persoalan yang akan
dipercakapkan, kalau perlu membuat daftar pertanyaan dari yang bersifat umum sampai
detail.
Kedua, tahapan berikutnya menentukan arah permalahan yang digali dengan dilengkapi
berbagai berita berkaitan dengan bahan yang akan dijadikan bahan wawancara.
Ketiga, setelah menentukan permasalahan, menetapkan siapa-siapa saja yang akan
menjadi nara sumber untuk diwawancarai. Dalam hal ini harus jelas kriterianya mengapa
dalam masalah ini harus mewawancarai nara sumber tersebut.
Keempat, mengenali sifat-sifatnya yang akan menjadi nara sumber sebelumterjadi
wawancara. Untuk mengenali lebih dekat nara sumber, bertanya kepada oranglain yang
tahu atau dekat dengan nara sumber, atau membaca tulisan dan riwayat hidup termasuk
hobi, keluarganya, dan kesukaan lainnya.
Kelima, sebelum bertatap muka membuat janji dulu sebelum melakukan wawancara,
untuk meminta dan m,enentukan kapan waktu yang luang dan tepat tepat untuk
melakukan wawancara, karena biasanya sumber berita person yang sibuk, sehingga
pengaturan waktu cukup ketat.
Keenam, yang tak kalah pentingnya persiapan mental untuk mengadakan wawancara,
karena masing-masing pribadi punya karakter yang berbeda, sehingga diperlukan
membaca karakter calon nara sumber.
Persiapan peralatan
Persiapan Peralatan yang diperlukan antara lain, bloknote, ballpoint, tape recorder atau
kamera kalau memang diperlukan. Dianjurkan untuk berpakaian rapi dan menghindari
penampilan yang kurang sopan. Persiapan-persiapan tersebut penting untuk mendapat
perhatian, karena jangan sampai mempermalukan diri sendiri, lebih-lebih lembaga yang
menjadi induk dari kegiatan wawancara ini. Dengan persiapan yang matang insya Allah
mampu menggali sumber berita atau informasi yang diperlukan untuk mengembangkan
berita dan sekali lagi sebelum bertemu dengan nara sumber cek ulang peralatan
jurnalistik.
Untuk mendapatkan hasil yang baik maka harus mampu menemukan orang yang, sesuai
dengan bidang dan keahlian, atau bisa juga karena hobi terkait dengan permasalahan
yang akan menjadi topik wawancara. Misalnya, soal kerusakan lingkungan tentunya
wawancara di arahkan kepada orang-orang menguasai masalah tersebut, sehingga
pembicaraan ‗nyambung‘. Kalau sudah ada janji mau wawancara dan waktu sudah
ditentukan maka sudah selayaknya menepati waktu yang sudah disepakati bersama.
Namun wawancara itu bisa dilakukan di manadan kapan saja, asal sama-sama dalam
kondisi yang memang sifatnya serba mendadak, tetapi penguasan masalah tetap harus
dipegang, supaya informasi yang didapatkan sesuai dan memberi nilai tambah pada berita
yang diharapkan. Wawancara bisa dilaksanakan di mana saja, seperti di depan pintu,
ketika nara sumber sedang masuk mobil asal nara sumber memberi kesempatan seperti
itu. Namun itu diperlukan persiapan matang dari wartawan yang bersangkutan, terutama
pengenalan lebih dulu pewancara dengan nara sumber. Pelaksanaan Wawacara
Tiba saatnya wawancara yang perlu mendapat perhatian hal-hal sebagai berikut:
Menjaga Suasana Ini sangat penting dalam pelaksanaan wawancara dibuat lebih rileks,
sehingga berjalan dengan santai tidak terlalu formal meskipun membahas masalah yang
serius. Untuk menciptakan suasana yang nyaman dan baik memerlkan waktu, karena itu
sebelummemasuki materi yang akan dipercakapkan lebih enak kalau dibuka dengan halhal yang umum. Misalnya, soal keadaan nara sumber baik itu masalah kesehatan, hobi
dan sebagainya yang mungkin menyetuh hati. Meski sifat basa-basi ini diperlukan untuk
menarik simpati supaya nara sumber sehibngga tidak terlalu pelit dengan pernyataan atau
pendapat baru. Kecuali kalau pewawancara sudah sangat dekat basa-basi itu bisa
dikurangi, lebih-lebih kalau memang waktu untuk wawancara sangat terbatas,
pewawancara harus tanggap. Itupun juga kita dibicarakan sebelum melangsungkan
wawancara. Dalam menjaga suasana ini sudah selayaknya dilakukan, antara lain jangan
membuat nara sumber marah atau tersinggung, sehingga percakapan langsung diputus.
Jangan marah-marah atau memojokkan nara sumber. Bersikap Wajar Dalam wawancara
seringkali berhadapan dengan nara sumber yang benar-benar pakar, tetapi tidak jarang
yang dihadapi tidak menguasai persoalan. Namun demikian tidak perlu rendah diri atau
merasa lebih tinggi dari nara sumber, seharusnya bisa mengimbangi atau mengangkatnya.
Pewawancara juga harus bisa mencegah supaya nara sumber tidak berceramah, karena itu
persiapan menghadapi berbagai karakter ini sangat diperlukan. Karena itu dalam
persiapan wawancara ini diperlukan,menguasai materi, selain menguasai nara sumber dan
pandai-pandai membawakan diri agar tidak direndahkan.
Apabila menghadapi nara sumber yang tidak menguasai masalah bisa mengarahkan tetapi
tanpa harus menggurui, sehingga bisa memahami persoalan yang akan digali.
Memelihara Situasi Secara sadar sering terbawa emosi, sehingga lupa sedang
menghadapi nara sumber, karena itu dalam wawancara harus pandai-pandai memelihara
situasi supaya mendapat informasi yang dibutuhkan dan jangan sampai terjebak ke dalam
situasi perdebatan dengan nara sumber yang diwawancarai. Juga perlu dihindari situasi
diskusi yang berkepanjangan atau bertindak berlebihan sampai menjurus ke arah
interograsi apalagi menghakimi. Misalnya, wawancara dengan seorang direktur rumah
sakit terkait dengan kasus flu burung, karena etika kedokteran, sehingga harus dijaga
dirahasiakan. Namun pewawancara memaksakan kehendak, sehingga menimbulkan
ketegangan dan menghakimi direktur tersebut, bukan mendapat informasi malah tidak
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dalam menghadapi kasus seperti itu
pewawancara harus mampu mencari celah untuk kembali pada situasi, agar mendapatkan
informasi yang lebih jelas.
Tangkas Menarik Kesimpulan Pada saat wawancara berlangsung dituntut untuk secara
setia mengikuti setiap jawaban yang diberikan nara sumber untuk menarik kesimpulan
dengan tangkas. Dengan kesimpulan yang tepat wawancara terus bisa dilanjutkan secara
lancer. Kesalahan yang sering dilakukan wartawan pada saat mengambil kesimpulan
kurang tangkas, sehingga nara sumber harus mengulang kembali apa yang telah
disampaikan. Kalau itu terjadi berulangkali maka akan membuat nara sumber bosan,
sehingga wawancara tidak berkembang, membuat pintu informasi menjadi tertutup.
Akibat yang paling parah kehilangan sumber berita, karena nara sumber takut salah kutip.
Bagi nara sumber yang teliti dan kritis, satu persatu kalimat akan menjadi pengamatan.
Salah kutip ini harus dihindari dalam setiap wawancara, Jangan takut minta pernyataan
diulang atau bahkan ada kata yang kurang jelas seperti ucapan bahasa Inggris harus selalu
dicek kebenaran arti dan ejaannya.
enjaga Pokok Persoalan Menjaga pokok persoalan sangat penting dalam setiap
wawancara agar dalammenggali informasi mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya
dan hasil yang memuaskan. Seringkali dalam menjaga pokok persoalan ini diliputi
perasaan rikuh kalau kebetulan ayng diwawancari pejabat atau mempunyai otoritas dalam
hal tertentu. Serngkali untuk menjaga situasi ini ada anjuran pewawancara mengikuti apa
yang dikatakan nara sumber
Meski harus mengikuti pembicaraan nara sumber diharapkan tidak lari dari pokok
persoalan bahkan berusaha mempertajam pokok masalah, agar tetap mendapatkan
informasi yang dibutuhkan. Contohnya, untuk mendapat gambaran yang lebih jelas
tentang kerusakan lingkungan, pada awalnya memang bercerita tentang lingkungan tetapi
di tengah-tengah pembicaraan membelok ke arah lain dan menyimpang dari pokok
persoalan. Kalau sudah demikian maka yang dilakukan segera mengembalikan inti
persoalan. Kritis Sikap kritis perlu dikembangkan dalam wawancara agar mendapat
informasi yang lebih terinci dan selengkap-lengkapnya. Untuk itu diperlukan kejelian
dalam menangkap persoalan yang berkaitan dengan pokok pembicaraan yang sedang
dikembangkan. Jeli dan kritis merupakan kaitan dengan kemampuan menangkap setiap
kata dan kalimat yang disampaikan oleh nara sumber.
ekritisan tersebut tidak hanya menyangkut pokok persoalan, tetapi juga menangkap
gerakan-gerakan yang diwawancarai. Berkait dengan pokok persoalan kalau kritis
menangkapnya maka bisa meluruskan data bila nara sumber salah mengungkapkannya.
Baik itu tentang angka, tempat kejadian dan sebagainya. Ini penting sebagai bahan untuk
menuliskan laporan, sehingga benar-benar utuh dan penuh warna. Kalau perlu ketika nara
sumber sedang memberikan keterangan dalam keadaan gelisah, terus menerus
mengepulkan asap rokok dan sebagainya, hal ini harus ditangkap sebagai isyarat yang
bisa dituangkan dalam tulisan. Dengan demikian pembaca mendapat gambaran utuh dan
laporan tidak kering. Sopan Santun Dalam wawancara sopan santun perlu dijaga, karena
ini menyangkut etikat pergaulan di dalam masyarakat yang harus mendapat perhatian dan
dipegang teguh. Dalam menghadapi nara sumber kendali sudah mengkenal betul, tidak
bisa bersikap sembarangan, sombong atau perilaku yang tidak simpatik lainnya. Bila
akan merokok, sementara nara sumber tidak merokok harus minta izin. Apalagi kalau
ruangan tempat wawancara ber-AC maka sopan santun perlu dijaga. Di awal maupun di
akhir wawancara jangan lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada nara sumber,.
Karena telah memberikan kesempatan dan mendapatkan informasi dari hasil wawancara.
Pada akhir wawancara pesan kepada nara sumber untuk tidak keberatan dihubungi bila
ada data yang diperlukan ternyata masih kurang. Hal-hal praktis yang perlu mendapat
perhatian dalam mengadakan wawancara berkaitan dengan sopan santun: Tidak perlu
gusar bila nara sumber yang menjadi target wawancara menolak dengan alasan sibuk.
Mencoba dan mencoba lagi, agar diberi waktu untuk wawancara merupakan suatu upaya,
sampai mendapat kesempatan untuk membuat perjanjian waktu. Untuk mendapat
perjanjian bisa melalui telepon atau mendatangi langsung kantor atau rumahnya.
ihindari datang terlambat pada saat akan melakukan wawancara dan lebih baik datang
lebih awal. Jangan sampai salah mengeja nama orang yang diwawancarai dan lebih baik
minta kartu nama atau paling tidak ketika nama nara sumber itu sulit dieja diminta
dengan hormat untuk menuliskan di bloknote yang digunakan untuk mencatat hasil
wawancara. Cek kembali peralatan tulis apakah sudah lengkap, karena kalau sampai ada
peralatan tidak terbawa bisa membuat suasana awal dari wawancara menjadi kurang
berkesan.

Persiapan Teknis
™ Alat perekam. Dalam wawancara yang dipakai untuk pengumpulan bahan, mungkin
ini tak begitu diperlukan. Tapi untuk wawancara khusus, perekam jadi sangat penting.
Selain ingatan kita terbatas, ini untuk menghindari adanya salah pengertian dan keliru
menuliskan angka, singkatan dan sebagainya.
™ Notes. Selain untuk membantu ingatan, catatan-catatan kecil bsia sangat membantu.
Toh tak semua pekerjaan wawancara bisa dilakukan oleh alat perekam. Kalau bisa
menulis steno, tentu akan sangat membantu. Malah tanpa perekam pun tak jadi soal. Jika
steno tak bisa, jadikanlah notes sebagai panduan.
Misal:
menit 5 pernyataan menarik soal
menit 15 kutipan untuk judul
menit 30 data-data statistik.
Persiapan Non-teknis
™ Referensi. Jangan pernah melakukan wawancara dengan kepala kosong. Paling tidak,
kuasailah pokok persoalan. Semakin banyak semakin baik. Bukan untuk mengajak nara
sumber debat, paling tidak kita tidak mudah dikelabui nara sumber.
™ Background nara sumber. Selain kapasitasnya, juga pribadinya. Kelak ini akan
membantu saat kita sudah melakukan wawancara. Kita bisa memulai wawancara terasa
santai dan mengalir jika tahu karakter nara sumber.

Beberapa hal penting
Dengar dan perhatikan. Simaklah apa saja yang disampaikan nara · sumber. Tanyakan
kalau kurang jelas atau ada informasi yang kurang lengkap. Bisa disela, tapi lebih baik
sesudah sumber selesai bicara.
Buatlah nara sumber terasa nyaman. Ini trik klasik agar kita · bisa menggali informasi
sebanyak-banyaknya. Bisa dengan mewawancarai dia di kantornya atau dari sikap
bertanya kita yang tak boleh seperti polisi saat menginterogasi pelaku kejahatan.
Mengawali wawancara. Awalnya, tanyakan hal-hal yang lebih · ringan atau yang menjadi
interestnya sebelum akhirnya kita berbelok pelan ke inti persoalan. Tapi, hindari basabasi. Kalau nara sumber tak bisa menerima sendirian alias mesti ramai-ramai, tembak
langsung dengan inti persoalan. Kalau punya pertanyaan yang bisa menyinggung
perasaan, tanyakan di akhir kesempatan setelah semua soal lain terjawab.
Memilih pertanyaan, Pertayaan yang baik adalah separuh dari · jawaban itu yang sering
kita dengan dalam seni berwawancara, Frinsipnya kita jangan hanya menerima apa saja
yang dikatakan narasumber, Kalau perlu bersikaplah curiga, tapi jangan kelihatan, Jika
kita punya data atau refrensi yang memadai, Anda bisa menyelanya atau mengkonfrontir
data jika ada yang dianggap tidak akurat, Pertayaan ‖apakah benar anda melakukan
pertemuan dengan Si A‖ akan mendapatkan jawaban beda dengan ‖Apa yang anda
bicarakan dalam pertemua dengan si A di Hotel Mulia?‖
Evaluasi catatan. Di sela-sela wawancara, liriklah notes; · adakah data yang kurang atau
sesuatu yang tak jelas? Kalau ya, tanyakan. Atau, tanyakan kepada nara sumber, masih
adakah yang perlu disampaikan tapi lupa ditanyakan?
Mengakhir wawancara. Tanyakan nomor kontak nara sumber, baik · rumah, kantor atau
handphone. Katakan bahwa kemungkinan Anda akan menghubungi dia lagi lain waktu.
Jangan lupa ucapkan terima kasih.

KEGIATAN BELAJAR XII
TAHAPAN PRODUKSI PROGRAM ACARA

Secara umum dibagi menjadi 3 bagian Pra Produksi Produksi Pasca Produksi

BRAIN STORMING
Membuat /menentukan detail konsep bersama-sama dengan Producer, Creative
Melakukan analisis script/scenario /rundown berdasarkan konsep/ ide yang telah
disepakati
Menentukan peralatan pendukung teknis meliputi : Kamera, Lighting, Audio dan
perangkat teknis lainnya sesuai dengan konsep program KOORDINASI Melakukan
koordinasi dengan crew pendukung teknis meliputi : TD, Kameraman, Switcherman,
Audioman, Lightingman menyangkut konsep acara dan kebutuhan peralatan produksi
Me-review kembali kebutuhan teknis produksi dengan Producer dan Creative

EKSEKUSI
Membuat /menentukan bloking kamera Melakukan supervisi terhadap penataan set
panggung, lighting, kamera, audio, switcher, CG etc.
Bersama-sama TD memastikan kesiapan perangkat teknis lainnya
Memandu jalannya Gladi Bersih bersama FD
Berkoordinasi dengan producer dan krabat kerja yang lain
Melakukan Briefing bersama seluruh crew pendukung acara mengenai rundown acara
SHOOTING PROGRAM ( Live / Taping ) Mengarahkan produksi Program Acara
EVALUASI
Bersama Producer dan crew pendukung teknis lainnya melakukan evaluasi
EDITING
Mengikuti proses editing program
Bila Dibutuhkan

Rundown
Untuk sebuah produksi televisi, rundown merupakan panduan yang dijadikan acuan
seorang program director atau pengarah acara dalam menjalankan sebuah acara televisi.
Rundown biasanya disusun oleh produser dan didiskusikan dengan tim produksi. Format
pembuatan rundown tidak mutlak, sangat tergantung dari karakteristik format acara
televisi itu sendiri. Rundown format berita misalnya agak sedikit berbeda dengan
rundown untuk acara berformat non drama ( quiz, gameshow, music, variety
show,magazine ,dll).
Rundown merupakan susunan isi cerita dari sebuah program acara yang dibatasi oleh
durasi(panjangnya item acara), segmentasi dan deskripsi atau bahasa naskah.
Untuk acara berdurasi 30 menit biasanya dibagi menjadi empat segment, namun beberapa
acara berdurasi setengah jam ini juga kadang terbagi menjadi 3 segment. Sedangkan
acara berdurasi 60 menit biasanya terbagi atas 5 atau 6 segment. Salah satu fungsi
pembuatan segmentasi ini adalah untuk keperluan penempatan commercial break atau
iklan. Misalnya, total konten program acara berdurasi 30 menit adalah 24 menit,sisanya
yang 6 menit untuk iklan.
Selain kolom ―Segment‖, hal penting lainnya adalah ―Description‖. Di kolom ini
dijelaskan tentang apa saja isi dari setiap segment. Sedangkan jika ada catatan penting
lainnya, bisa dimasukan ke dalam kolom

PRA PRODUKSI PRODUKSI PASCA PRODUKSI
Executive Producer Producer Program Director Kameraman Switcerman Audioman
Lightingman Talent / Host Art/ Set Design Technical Director Floor Director VT Make
Up Script Graphic / CG On Air / MCR HUBUNGAN KERJA

TYPE OF SHOOT Close Up
KOMPOSISI dan CAMERA ANGLE Low Angle High Angle Eye Level Head Room
Looking Room
CAMERA MOVEMENT Pedestal Up/Down Tilt Up/Down Swing Panning Trek Right
Trek Left
Multicamera adalah format shooting dengan menggunakan lebih dari satu kamera,
dihubungkan melalui satu sistem yang terintegrasi . Jadi, kalaupun menggunakan lebih
dari satu kamera ketika tidak terintegrasi satu sama lain maka format tersebut belum bisa
dikategorikan sebagai multicam system . Sedangnkan dari segi penayangannya bisa
disiarkan secara langsung ( live ) atau tayang tunda ( live on tape ). Jenis acara televisi
yang menggunakan multicamera di antaranya : talkshow, sitkom, game show, music
show , quiz, magazine, variety show.
CAMERA BLOCKING BLOKING UNTUK WAWANCARA DENGAN 2 KAMERA
CAMERA BLOCKING BLOKING UNTUK WAWANCARA DENGAN 3 KAMERA 1
2 3 two shoot Group shoot one shoot
CAMERA BLOCKING BLOKING UNTUK MUSIK DENGAN 5 KAMERA
CAMERA BLOCKING Sketsa Set Design
BAHASA KOMANDO… STANDBY Aba-aba untuk meminta kepada seluruh
pendukung acara baik crew maupun talent/presenter untuk bersiap-siap memulai acara /
program. Dapat juga berarti aba-aba untuk kameraman agar jangan merubah komposisi
gambar karena akan di ambil . Contoh : ― Studio standby….Crew Standby….‖ Atau ―
Standby kamera satu….Take kamera satu….‖ COUNTDOWN Hitungan mundur untuk
memberi aba-aba agar program di mulai tepat sesuai waktu yang di tentukan Dapat juga
berarti memberikan jeda waktu pada proses recording antara satu adegan ke adegan
berikutnya, untuk mempermudah pada proses editing Contoh : ― Standby …
lima…empat…tiga…dua…satu…action !!!...‖
Big Close Up = BCU Close Up/Close Shot = CU/CS Medium Close up = MCU Mid Shot
= MS Medium Long Shot = MLS Long Shot = LS Very Long Shot = VLS Wide Angle =
WA Low Angle/High Angle = LA/HA 2S = 2-Shot OTS O/S = Over the Shoulder
Centre/Centre of Frame= C,COF Zoom In/Zoom Out = Z/I,Z/O FAVouring = fav
FRAme Left or Right = fr L or R A/B = As Before
Pan L or R Tilt up or down Ped Up/elevate Ped Down/depress Crane up or down Crab L
or R Arc L & R Track in or out Focus up/ defocus/ pull focus
CUE / ACTION Aba-aba untuk artis, talen, presenter atau performer yang lain untuk
memulai adegan atau aksinya sesuai dengan script/ naskah. Dalam produksi program
besar yang melibatkan banyak orang, komando dari Director diteruskan kepada Floor
Director Contoh : ―… tiga…dua…satu…Cue Sandrina…!!‖ atau ―Camera ..!!!
..Action…!!‖ ― TAKE‖ / ―ON‖ Aba-aba untuk kameraman sebagai tanda gambarnya di
ambil, biasanya dilakukan untuk produksi program dengan multi kamera. Contoh : ―
Standby kamera satu… Take kamera satu‖ atau ― Kamera satu …On..!!‖
Take two, Take Tree… dst Isyarat untuk meminta untuk dilakukan pengambilan gambar
ulang, karena pengambilan gambar pertama terjadi kesalahan atau hasilnya tidak
memuaskan. ROLLING / PLAY Aba-aba kepada VTR operator untuk memulai
pemutaran video tape, bisa juga berlaku sebagai aba-aba untuk memulai perekaman.
Contoh : ―… standby VTR… rolling VTR….‖ Atau ― Stndby VTR …rolling record
VTR… tiga..dua..satu..‖
WIDE SHOOT / Tide Shoot Perintah kepada kameraman untuk pengambilan sudut
gambar lebar atau sempit Contoh : ―… kamera satu wide….‖ CUT Perintah untuk
memotong adegan BUNGKUS/ CLEAR Komando sebagai isarat bahwa seluruh kegiatan
produksi telah usah. Dapat juga berarti proses pengambilan gambar pada satu scene telah
usai atau pengambilan gambar pada satu tempat telah usai, diteruskan ke tempat
berikutnya

KEGIATAN BELAJAR XIII
PENUTUP
TIM LIPUTAN BERITA
Keberhasilan redaksi pemberitaan berita sebuah stasiun televisi banyak bergantung
kepada tim liputan beritanya. Sebab stasiun televisi tidak hanya menunggu berita yang datang
tetapi harus mengejar berita, dan karenanya dibutuhkan seorang reporter. Tetapi selain berita
stasiun televisi membutuhkan gambar, dan untuk itu diperlukan seorang juru kamera (camera
person). Sebab keunggulan televisi dibandingkan media massa lainnya adalah bahwa khalayak
bisa melihat peristiwa yang terjadi, karena berita yang dibacakan didampingi adanya gambar.
Bagi televisi gambar adalah segalanya, dan tidak ada yang lebih buruk bagi seorang reporter
televisi jika ia datang ke kantor tanpa membawa gambar yang bisa menunjang berita yang akan
ditulisnya. Terlebih bila stasiun televisi lain justru memiliki gambar tersebut.
Kredibilitas stasiun televisi akan turun drastis bahkan hanya dalam satu malam, bila tim
liputannya gagal mendapatkan gambar dari suatu peristiwa penting. Terlebih bila kegagalan itu
terjadi karena pada saat itu tidak ada juru kamera yang siap. Koordinasi antara reporter dan juru
kamera terkadang menjadi masalah dalam suatu liputan. Misalnya si reporter sudah siap
berangkat namun juru kamera belum ada, atau sebaliknya.
Keberhasilan bagian pemberitaan stasiun televisi banyak bergantung kepada reporter dan
juru kamera yang ada di lapangan serta korlip di ruang redaksi yang mengarahkan mereka.
Namun kemampuan produser dan eksekutif produser dalam menyusun acara juga tak kalah
penting. Struktur organisasi bagian pemberitaan televisi biasanya terdiri dari sejumlash jabatan,
seperti direktur pemberitaan (news director), eksekutif produser, produser, koordinator liputan
(korlip), reporter, juru kamera, driver, dan lain lain.
Namun efektifitas peliputan berita redaksi pemberitaan sebuah stasiun televisi sebagian
besar bergantung kepada mereka yang bekerja di lapangan –tim liputan—yang terdiri dari para
reporter dan juru kamera. Ujung tombak dari suatu program berita stasiun televisi adalah tim
liputan berita. Kerjasama yang baik antara reporter dan juru kamera dalam sebuah tim liputan
akan menentukan kualitas berita yang dihasilkan atau disampaikan kepada khalayak. Reporter
dan juru kamera harus bekerja sama sebagai satu tim kerja.

Tugas dan Tanggung Jawab Reporter
Redaksi pemberitaan stasiun televisi membutuhkan wartawan atau reporter televisi untuk
program beritanya. Profesi sebagai reporter atau wartawan televisi tidak diperuntukkan bagi
orang-orang yang berjiwa lemah. Sebab profesi ini membutuhkan stamina yang baik dan
motivasi kerja yang tinggi. Seorang reporter televisi harus memiliki kegigihan dalam mengejar
berita, cepat dan sigap dalam bekerja, mau bekerja keras, bersedia tetap bekerja dan masuk
kantor pada hari libur, dan siap berangkat setiap saat dan kapanpun dibutuhkan ke lokasi
liputan. Jadi profesi ini tidak cocok bagi orang-orang yang bermental pegawai kantoran dengan
jadwal kerja teratur; masuk kantor pukul 8 pagi dan pulang pukul 5 sore.
Seorang wartawan/reporter televisibekerja secara cepat dalamhal mengumpulkan
informasi, menentukan lead sekaligus angle berita, kemudian menulis berita dan melaporkannya
baik secara langsung (live) ataupun direkam dalam bentuk paket berita yang akan disiarkan
kemudian. Perkembangan teknologi yang cepat dalam pengiriman gambar dan suara (electronic
news-gathering techniques) mengharuskan wartawan televisi untuk bekerja lebih cepat pula. Ia
harus segera berangkat ke lokasi liputan, mengumpulkan informasi di lapangan, menentukan
angle dan lead berita, kemudian melaporkannya baik secara langsung di depan kamera, maupun
kepada redaksi pemberitaan untuk kemudian bisa dibuat menjadi sebuah paket berita televisi.
Dalam hal ini seorang reporter yang memiliki ingatan yang kuat dan bisa langsung tampil secara
live dengan berbicara secara lancar dan teratur di depan kamera meski tanpa persiapan yang
cukup, mendapat kredit poin tersendiri.
Seorang reporter (selanjutnya kita sebut wartawan) televisi terkadang harus meliput
berita-berita kriminal atau bencana dan harus mengunjungi lokasi musibah atau tempat
terjadinya tindak kejahatan. Lokasi berita kriminal seperti ini terkadang dipenuhi mayat yang
hancur atau berserakan dengan ceceran darah ada di mana-mana. Dalam hal ini reporter televisi
harus memiliki emosi dan kondisi psikis yang stabil agar ia bisa menghadapi kondisi lapangan
yang seperti itu untuk kemudianmelaporkannya. Seorang reporter televisi tidak boleh bersikap
emosional dan mudah terbawa perasaan karena menyaksikan situasi di mana ia berada saat itu.
Seorang reporter televisi dituntut untuk tetap objektif dan berpikir jernih apapun situasi yang
tengah dihadapinya.
Wartawan televisi terkadang ditempatkan di suatu pos tertentu untuk liputannya.
Misalnya di kantor polisi, pemda setempat, pengadilan, dll. Wartawan ada pula yang ditugaskan
untuk khusu meliput berita-berita yang terkait dengan bidang kesehatan, ekonomi, olahraga, ilmu
pengetahuan dan teknologi, dll. Semuanya merupakan liputan dari peristiwa yang langsung jadi
(on-the-spot news coverage). Namun beberapa wartawan ada yang ditugaskan melakukan
investigative reporting yang biasanya membutuhkan waktu beberapa hari atau minggu untuk
mengumpulkan indormasi tergantung dari topik yang dibahas. Tugas penyelidikan semacam ini
terkadang dapat menimbulkan bahaya.
Stasiun televisi juga terkadang mengirimkan wartawannya untuk meliput kawasan yang
bergolak, misalnya perang atau kerusuhan sosial. Wartawan terkadang harus menghadapi bahaya
ketika melakukan laporan langsung di wilayah yang tidak aman. Dalam hal ini wartawan harus
belajar bagaimana untuk bermanuver melewati berbagai situasi yang sulit untuk menemukan
informasi yang berharga.
Wartawan televisi seperti juga wartawan radio adalah wartawan penyiaran (broadcast
reporter). Mark W. Hall dalam bukunya Broadcast Journalism menyebutkan bahwa wartawan
penyiaran adalah: ―... a newsperson who works for a radio or television‖. Jadi wartawan
penyiaran adalah seseorang yang bekerja untuk stasiun radio atau televisi, termasuk para reporter
televisi, yang membuat suatu karya jurnalistik yang akan disiarkan melalui media radio atau
televisi. Sebagai wartawan penyiaran khususnya televisi, ia harus membekali dirinya dengan
pengalaman dan pengetahuan yang luas melalui latihan-latihan peliputan yang intensif
(mendalam) dan juga mengetahui benar (paham) mengenai sifat- sifat media penyiaran dalam hal
ini televisi.
Selain harus kreatif, dalam arti mengetahui benar peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai
jurnalistik, seorang reporter televisi harus memahami ilmu jurnalistik. Wartawan televisi yang
baik adalah seseorang yang juga mampu menjadi penyaji berita yang baik. Dalam hal ini ia tidak
saja dituntut untuk dapat menulis berita dengan baik dan benar, tapi ia juga dapat menyampaikan
berita dengan ucapan kata-kata yang baik di depan kamera, lengkap dengan mimik dan ekspresi
yang menunjang (memiliki body languange). Dalam hal ini seorang reporter televisi dituntut
juga untuk dapat menjadi seorang penyiar (news caster).
Meski seorang reporter dan juru kamera harus bisa bekerja sama sebagai satu tim kerja,
namun pada akhirnya reporterlah yang bertanggung jawab atas hasil liputan yang dilakukan;
sebauh paket berita akhir. Oleh karena itu reporter harus mengarahkan juru kamera agar
mendapatkan semua gambar (shots dan sequences) yang dibutuhkan untuk mengilustrasikan
berita yang akan disajikan. Pada sebagian besar peliputan berita, reporter adalah juga seorang
produser dan sutradara yang memiliki tugas ganda, yaitu :
1. Memastikan bahwa juru kamera mendapatkan semua news shot (gambar berita) yang ia
butuhkan untuk penyampaian laporan berita.
2. Mengumpulkan informasi faktual selengkap-lengkapnya sebagai bahan untuk menulis
berita (voice over).
Seiring dengan kemajuan teknologi belakangan ini, beberapa stasiun televisi telah
menjajaki jurnalisme foto –di mana reporter merekam gambarnya sendiri—artinya seorang
reporter juga mampu mengoperasikan kamera dan melakukan pengambilan gambar secara baik
dan benar. Stasiun televisi di negara maju bahkan telah menerapkan konsep ―video journalist‖
(VJ), dimana reporter juga bertindak sebagai juru kamera yang mampu merekam gambarnya
sendiri, bahkan mengedit sendiri materi beritanya hingga siap tayang. Dengan demikian reporter
bertindak sebagai juru kamera dan editor.
Terlepas dari apakah stasiun televisi tempat anda bekerja nantinya telah menerapkan
pendekatan itu atau belum, seorang reporter harus tetap bisa memahami tugas juru kamera,
demikian pula sebaliknya. Keduanya harus saling memahami tugas dan tanggungjawab masingmasing saat bekerja. Seorang reporter harus memahami kemampuan dan keterbatasan kamera
agar ia bisa bekerja secara efektif. Komunikasi adalah kunci efektivitas ketika melakukan
shooting di lokasi.

Tugas dan Tanggung Jawab Juru Kamera
Juru kamera (camera person) bertanggung jawab atas semua aspek teknis pengambilan
dan perekaman gambar. Seorang juru kamera harus memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang
dilakukannya ketika ia mengambil gambar. Ia harus memastikan bahwa gambar yang diambilnya
sudah tajam (fokus), komposisi gambar (framing) yang sudah tepat, pengaturan level atau tingkat
suara sudah sesuai, warna gambar yang sesuai dengan warna aslinya (natural) dan ia telah
mendapatkan gambar (shots) yang terbaik.
Seorang juru kamera tidak hanya dituntut untuk dapat mengambil gambar dengan baik,
tetapi ia juga harus memahami gambar apa saja yang diperlukan bagi suatu berita televisi.
Seorang juru kamera yang kemampuannya baru sebatas dapat mengoperasikan kamera saja
belumlah dapat dikategorikan seorang juru kamera berita telebisi. Siapapun dapat menggunakan
kamera, tetapi tidak semua orang dapat menjadi juru kamera yang baik tanpa terlebih dulu
mempelajari landasan teorinya.
Lalu apa landasan teori yang perlu diketahui seseorang sebelum ia dinyatakan siap
menjadi juru kamera?
Profesionalisme seorang juru kamera televisi dalam mengambil gambar dinilai ketika
gambar hasil karyanya diperiksa sebelum diedit di ruang editing. Pengetahuan dasar mengenai
teknik editing gambar mutlak harus diketaui oleh seorang juru kamera. Pemahaman teknik
editing sangatlah penting bagi juru kamera sebagai dasar baginya untuk mengambil gambar.
Banyak kalangan jurnalis berpendapat, seseorang harus belajar mengedit hambar terlebih dahulu
sebelum ia terjun dan bekerja sebagai juru kamera. Jika editor banyak mengeluhkan gambar yang
disediakan juru kamera maka besar kemungkinan juru kamera tersebut belum memiliki
pengetahuan dasar mengenai prinsip-prinsip mengambil gambar yang baik dan benar.
Di ruang editing gambar-gambar yang diambil juru kamera harus dilihat kembali, dipilih
dan kemudian digabungkan oleh penyunting gambar ke dalam suatu struktur yang saling
bertautan, logis, dan masuk akal. Hasil editing harus dapat menjelaskan berita yang disampaikan
secara visual sesuai dengan durasi waktu yang telah ditetapkan. Juru kamera harus menyediakan
gambar-gambar yang dibutuhkan oleh editor gambar. Apa yang dibutuhkan editor gambar tidak
sekedar gambar utama tetapi juga gambar penunjang, juru kamera yang mengambil begitu
banyak shot tanpa menunjukkan hubungan yang jelas antara berbagai shot itu, maka sebenarnya
ia hanya akan memberikan persoalan kepada editor gambar.
Pada dasarnya teknik pengambilan gambar untuk setiap jenis liputan adalah sama saja,
apakah dalam pengambilan gambar untuk berita singkat, liputan khusus, atau membuat film
dokumenter. Dalam liputan olah raga, misalnya pada suatu pertandingan sepak bola, maka juru
kamera akan lebih banyak menggunakan teknik pengambilan gambar yang merupakan gabungan
antara wide shot, yaitu sudut pengambilan gambar yang melebar, dan pengambilan gambar close
up.
Dalam pertandingan sepak bola kamera akan banyak mengambil gambar-gambar
selingan (cutaway) ke arah pelatih atau manajer sepak bola yang bertanding, shot ke penonton,
dan gambar-gambar slow motion untuk replay gambar. Liputan langsung pertandingan sepakbola
membutuhkan lebih banyak kamera yang diletakkan di berbagai posisi strategis di stadion. Selain
itu beberapa kamera perlu diletakkan pada posisi yang lebih tinggi agar diperoleh gambar yang
lebih baik.
Teknik yang sama dibutuhkan pula dalam liputan konser musik namun dengan tingkat
pergerakan kamera, --seperti pan dan zoom-- yang berbeda, tergantung dari alunan musik yang
dimainkan saat itu. Juru kamera akan lebih bebas lagi ketika mengambil gambar untuk membuat
video musik. Bisa dikatakan tidak ada peraturan yang membatasi kreativitas juru kamera dalam
mengambil gambar untuk pembuatan video musik. Pada dasarnya teknik pengambilan gambar
merupakan upaya juru kamera untuk menerjemahkan suatu peristiwa yang dilihatnya yang
mungkin saja cenderung subjektif. Namun tingkat subjektifitas ini tergantung pada program
macam apa yang tengah dikerjakan. Misalnya apakah liputan itu lebih menekankan pada fakta,
misalnya kecelakaan atau bencana alam, atau lebih menekankan pada nilai artistik, misalnya
dalam liputan konser musik atau hiburan.
Terkadang posisi pengambilan gambar yang baik sangat bergantung pada kecepatan juru
kamera tiba di lokasi peristiwa. Kemampuan tim untuk segera tiba di lokasi peristiwa adalah
faktor penting dalam kesuksesan suatu liputan. Peristiwa yang berifat darurat (civil emergencies)
seperti banjir, kecelakaan transportasi, kebakaran, atau peristiwa kriminalitas adalah peristiwa
yang dapat muncul setiap saat, namun biasanya akan cepat pula menghialng dari pemberitaan.
Liputan seperti ini tidak berumur panjang karena cepat dilupakan orang. Namun demikian
dibutuhkan tim liputan yang dapat bergerak cepat ke lokasi agar diperoleh gambar terbaik dari
peristiwa itu. Peralatan kamera harus segera dapat digunakan dan juru kamera harus bergerak
cepat dalam mengambil gambar.
Salah satu prinsip dalam pengambilan gambar yang benar adalah tidak boleh terlalu
banyak meninggalkan ruangan kosong pada layar. Teknik yang perlu diterapkan saat mengambil
gambar adalah tidak banyak membuat ruang kosong pada layar dengan menggunakan metode
komposisi. Satu dari metode komposisi yang paling sederhana disebut Trianggulasi, dimana
pusat perhatian ditempatkan pada puncak suatu segitiga dengan bagian-bagian penting lainnya
berada pada dasar segitiga itu.
Metode komposisi lainnya disebut Golden Mean. Metode ini menyatakan apabila layar
telebisi dibagi menjadi tiga bagian, baik secara horisontal dan vertikal, maka empat titik
pertemuan dari garis horizontal dan vertikal itu merupakan empat titik yang akan menjadi pusat
perhatian penintit paling kuat. Sebagai peraturan umum, komposisi gambar harus berada dalam
posisi mantap ketika rekaman gambar berlangsung.
Reporter dan juru kamera harus memiliki pengetahuan tentang teknik pengambilan
gambar agar gambar tampak bagus. Setiap ghambar harus memberikan pesan yang jelas dan
tidak membiarkan pemirsa bertanya-tanya apa yang menjadi topik perhatian dari suatu gambar
yang ditampilkan.

Kerjasama Reporter, Juru Kamera, dan Editor
Seorang juru kamera yang baik akan selalu menyempatkan diri untuk melihat hasil
editing gambar hasil karyanya. Ketika melihat hasil editing, juru kamera terkadang kecewa
karena editor tidak memasukkan gambar-gambar yang menurut juru kamera adalah gambar yang
bagus. Menurut juru kamera hasil kerja editor tidak bagus karena tidak mengambil gambar
terbaik yang telah diambilnya dengan susah payah. Persoalannya adalah editor tidak mengetahui
apakah suatu shot itu merupakan shot yang sulit. Penyunting gambar tidak berada di lokasi untuk
mengetahui bahwa suatu gambar telah direkam dengan susah payah, sehingga karena itu ia tidak
memberikan apresiasinya terhadap pekerjaan juru kamera.
Terkadang juru kamera merekam gambar yang panjang, dibutuhkan dua kaset untuk
mengambil seluruh gambar. Juru kamera kembali mengeluh karena gambar yang bagus di ujung
kaset kedua tidak digunakan dan ediitor hanya menggunakan gambar dari kaset pertama. Di
sinilah terlihat bahwa editor, juru kamera dan tentu saja reporterharus saling berkomunikasi agar
terjalin saling pengertian. Reporter dan juru kamera perlu memberi tahu penyunting gambar
mengenai gambar-gambar terpenting dan yang paling dramatis yang perlu diambil editor ketika
ia menyunting gambar tersebut.
Beberapa stasiun televisi belakangan ini mulai memperkenalkan apa yang disebut dengan
Portable Field Editor, khususnya dalam pembuatan majalah berita televisi (news and magazine
coverage) yang tidak mengenal lagi perbedaan antara editor dan juru kamera. Dalam hal ini tidak
dikenal lagi pembagian kerja dimana juru kamera atau reporter menyerahkan hasil shot yang
dibuatnya kepada orang lain untuk dikerjakan setelah tim liputan pulang dari lokasi. Dengan cara
ini maka juru kamera adalah editor, dan editor adalah juru kamera. Prioritas seorang juru kamera
dan prioritas seorang editor berada di satu tangan. Juru kamera bisa saja mengambil gambargambar favorit sepuasnya karena sebagai editor ia yakin gambar itu akan dapat dugunakannya
dalam proses penyuntingannya nanti.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Pembelajaran Berita TV

K1 risalah raker_komisi_i_dpr_ri_dengan_menkominfo
K1 risalah raker_komisi_i_dpr_ri_dengan_menkominfoK1 risalah raker_komisi_i_dpr_ri_dengan_menkominfo
K1 risalah raker_komisi_i_dpr_ri_dengan_menkominfofraksi balkon
 
Rumus 5 c untuk penulisan berita tv
Rumus 5 c untuk penulisan berita tvRumus 5 c untuk penulisan berita tv
Rumus 5 c untuk penulisan berita tvghufranaka aldrien
 
Pre bahasaindonesia un_smp_2012
Pre bahasaindonesia un_smp_2012Pre bahasaindonesia un_smp_2012
Pre bahasaindonesia un_smp_2012Irviana Rozi
 
Dispro Radio (share now)
Dispro Radio (share now)Dispro Radio (share now)
Dispro Radio (share now)Jurnal Go-Blog
 

Ähnlich wie Pembelajaran Berita TV (6)

K1 risalah raker_komisi_i_dpr_ri_dengan_menkominfo
K1 risalah raker_komisi_i_dpr_ri_dengan_menkominfoK1 risalah raker_komisi_i_dpr_ri_dengan_menkominfo
K1 risalah raker_komisi_i_dpr_ri_dengan_menkominfo
 
Proposal sponsor
Proposal sponsorProposal sponsor
Proposal sponsor
 
Rumus 5 c untuk penulisan berita tv
Rumus 5 c untuk penulisan berita tvRumus 5 c untuk penulisan berita tv
Rumus 5 c untuk penulisan berita tv
 
Pert. 6 bahasa dan naskah radio
Pert. 6 bahasa  dan naskah radioPert. 6 bahasa  dan naskah radio
Pert. 6 bahasa dan naskah radio
 
Pre bahasaindonesia un_smp_2012
Pre bahasaindonesia un_smp_2012Pre bahasaindonesia un_smp_2012
Pre bahasaindonesia un_smp_2012
 
Dispro Radio (share now)
Dispro Radio (share now)Dispro Radio (share now)
Dispro Radio (share now)
 

Mehr von University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Kürzlich hochgeladen

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 

Kürzlich hochgeladen (20)

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 

Pembelajaran Berita TV

  • 1. Kegiatan Belajar XI Jurus Jitu Menulis Naskah Berita TV 1. Mulailah menulis dengan bercerita tentang bagian terbaik dari gambar yang didapat. Kenapa? Dibandingkan media massa lain, TV punya kekuatan pada gambar. Dengan gambar, penonton bisa melihat suatu cerita. Tidak hanya membaca seperti di koran atau internet, atau mendengar seperti di radio. Dan gambar yang dimiliki TV bergerak, berbeda dengan foto yang diam. Karena itu, tempatkan gambar terbaik pada awal cerita dan mulailah menulis naskah tentang gambar tersebut. Dengan menempatkan gambar terbaik di depan, kita bisa menarik penonton dan menjaganya tetap menyaksikan cerita kita. Apa kategori gambar terbaik? Yang paling dramatis dari rangkaian gambar yang ada. Yang paling unik, yang paling bisa membuat penonton tetap terjaga untuk mengikuti cerita yang dihadirkan. 2. Jangan menulis apa yang sudah ada di layar. Kenapa? Karena percuma. Penonton sudah mengetahuinya dari apa yang mereka lihat. Tulislah naskah dengan apa yang tidak bisa penonton tahu dari gambar, atau informasi lain yang tidak bisa diceritakan lewat gambar. Jadi, karena sudah ada gambar, naskah tak perlu melukiskan apa yang sedang terjadi. Lebih dari melukiskan, naskah harus menjelaskan kenapa peristiwa terjadi. >CONTOH SALAH. GAMBAR MAHASISWA MERUBUHKAN PINTU GERBANG KOMPLEK DPR. >CONTOH BENAR. GAMBAR MAHASISWA MERUBUHKAN PINTU GERBANG KOMPLEK DPR. >CONTOH SALAH. GAMBAR ALBERT TERKAPAR BERSIMBAH DARAH. >CONTOH BENAR. NASKAH RIBUAN MAHASIWA MERUBUHKAN PINTU GERBANG KOMPLEK DPR/MPR/ SELASA PAGI// MEREKA BERASAL DARI BERBAGAI KAMPUS DI JAKARTA// TUJUAN MEREKA SATU/ MEMINTA KETUA DPR AGUNG LAKSONO MUNDUR DARI JABATANNYA// NASKAH KESABARAN RIBUAN MAHASIWA/ AKHIRNYA HABIS SELASA PAGI// MEREKA BERKERAS MEMAKSA KETUA DPR AGUNG LAKSONO MUNDUR/ KARENA TERLIBAT KASUS KORUPSI// PARA MAHASISWA BERASAL DARI BERBAGAI KAMPUS DI JAKARTA// NASKAH ALBERT MAKATIKA ALIAS ABEY/ KINI BERSIMBAH DARAH// IA DITUSUK LAWAN DUELNYA// TUBUHNYA PENUH LUKA//
  • 2. GAMBAR ALBERT TERKAPAR BERSIMBAH DARAH. >CONTOH SALAH. GAMBAR POLISI MEMERIKSA TAS DAN DOMPET PENGUNJUNG DISKOTEK. >CONTOH BENAR. GAMBAR POLISI MEMERIKSA TAS DAN DOMPET PENGUNJUNG DISKOTEK. NASKAH PERJALANAN PANJANG ALBERT SEBAGAI PREMAN TANAH ABANG BERAKHIR SUDAH// IA RUBUH OLEH SESAMA PREMAN SETEMPAT// NASKAH POLISI MEMERIKSA SEMUA PENGUNJUNG DISKOTEK DRAGON FLY// TAS/ DOMPET/ SERTA KARTU IDENTITAS PARA PENGUNJUNG DITELITI DENGAN CERMAT// NASKAH POLISI MENDATANGI DISKOTEK DRAGON FLY/ SABTU DINI HARI// MEREKA MENCARI BURONAN NOMER SATU KASUS PELEDAKAN BOM DI TANAH AIR/ NOORDIN MUHAMMAD TOP// 3. Hindari memakai istilah asing dan singkatan. Kenapa? Karena penonton kita orang Indonesia. Pakailah kata-kata dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang dipahami oleh penonton. Istilah asing juga membuat penonton merasa pesan/isi berita tak ditujukan kepada dirinya. Jangan pula memakai istilah dalam bahasa Indonesia yang tak dipahami orang awam. Misalnya kalimat “Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat dari kubu Demokrat mulai berpikir untuk mengajukan pemakzulan terhadap Presiden George Bush.” Apa itu pemakzulan?? Ternyata, pemakzulan adalah padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk ―impeachment‖. Tapi jangan pula menulisnya jadi “Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat dari kubu Demokrat mulai berpikir untuk mengajukan impeachment terhadap Presiden George Walker Bush.” Tulislah “Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat dari kubu Demokrat mulai berpikir untuk menurunkan George Bush dari kursi Presiden Amerika Serikat yang kini didudukinya.” >CONTOH SALAH. PETUGAS DINAS KESEHATAN MENGAMBIL SAMPLE DARAH SELURUH WARGA JAKARTA/ MINGGU SIANG// SEMBILAN WANITA DAPAT GILIRAN PERTAMA// MEREKA ADALAH CALON DUTA BESAR YANG BARU SAJA MENJALANI FIT AND PROPER TEST DI DPR SEHARI SEBELUMNYA// BERDASARKAN DATA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO/ JAKARTA MEMANG TAK BOLEH MENGANGGAP ENTENG FLU BURUNG// SEJAK AWAL DESEMBER/ WARGA KOTA INI YANG TERTULAR FLU BURUNG SUDAH MENCAPAI 3000 ORANG//
  • 3. >CONTOH BENAR. PETUGAS DINAS KESEHATAN MENGAMBIL CONTOH DARAH SELURUH WARGA JAKARTA/ MINGGU SIANG// SEMBILAN WANITA DAPAT GILIRAN PERTAMA// MEREKA ADALAH CALON DUTA BESAR/ YANG BARU SAJA MENJALANI TES DI DPR SEHARI SEBELUMNYA// BERDASARKAN CATATAN KESEHATAN RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO/ JAKARTA MEMANG TAK BOLEH MENGANGGAP ENTENG FLU BURUNG// SEJAK AWAL DESEMBER/ WARGA KOTA INI YANG TERTULAR FLU BURUNG SUDAH MENCAPAI 3000 ORANG// 4. Jangan menulis kalimat yang beranak-pinak. Kenapa? Tayangan TV hadir dalam sekejap, tidak bisa diulang. Jadi buatlah naskah yang mudah dipahami penonton dalam waktu singkat. Jangan buat penonton bingung dan berpikir. Kalimat yang baik adalah kalimat tunggal yang berpola subyek – predikat – obyek – keterangan (S-P-O-K). Satu kalimat, berarti hanya berisi satu gagasan/ide. Jadi penonton mudah memahaminya. Kalimat yang beranak-pinak juga menyulitkan dubber, karena ia harus mempersiapkan nafas yang extra panjang. >CONTOH SALAH. MILA/ MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA/ ADALAH WANITA SATU-SATUNYA DI TRANSTV BIRO SURABAYA// BERSAMA ZAINAL/ LELAKI 30 TAHUN DENGAN 1 ANAK DAN 1 ISTRI/ MILA GEMAR MENGHABISKAN WAKTU DI DEPAN GEDUNG DPRD// >CONTOH BENAR. MILA ADALAH WANITA SATU-SATUNYA DI TRANSTV BIRO SURABAYA// IA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA// BERSAMA ZAINAL/ MILA GEMAR MENGHABISKAN WAKTU DI DEPAN GEDUNG DPRD// ZAINAL ADALAH LELAKI 30 TAHUN DENGAN 1 ANAK DAN 1 ISTRI// >CONTOH SALAH. JUMAIYAH DITEMUKAN TEWAS DENGAN LEHER MENGANGA BEKAS SAYATAN BENDA TAJAM/ PERUT SEBELAH KIRI TERTEMBUS PISAU SERTA DI PUNDAKNYA BEKAS SAYATAN BENDA TAJAM/ SEMENTARA SUPRIYAJI DITEMUKAN TEWAS GANTUNG DIRI// >CONTOH BENAR. JUMAIYAH TEWAS DENGAN LUKA MENGANGA DI LEHER BEKAS SAYATAN BENDA TAJAM// PERUT SEBELAH KIRINYA TERTEMBUS PISAU// BEKAS SAYATAN BENDA TAYAM JUGA ADA DI PUNDAKNYA// SEDANGKAN SUPRIYAJI TEWAS GANTUNG DIRI// >CONTOH SALAH. KEDUA TERSANGKA/ MASING-MASING ROBBY WENAS DAN FENNI KANSIL/ KINI DITAHAN POLISI // >CONTOH BENAR. KEDUA TERSANGKA KINI DITAHAN POLISI// MEREKA BERNAMA ROBBY WENAS DAN FENNI KANSIL//
  • 4. >CONTOH SALAH. MENYUSUL TERBONGKARNYA KASUS TRANSAKSI NARKOBA YANG TERJADI DI DALAM RUMAH TAHANAN SALEMBA JAKARTA BEBERAPA WAKTU LALU ANTARA ORANG LUAR DENGAN PENGHUNI TAHANAN/ SABTU MALAM/ SATUAN RESERSE KRIMINAL POLRES JAKARTA PUSAT BESERTA UNIT RESKRIM DELAPAN POLSEK DI WILAYAH ITU MELAKUKAN RAZIA MENDADAK DI DALAM RUMAH TAHANAN ITU// >CONTOH BENAR. PERSONIL POLRES JAKARTA PUSAT/ SABTU MALAM MELAKUKAN RAZIA MENDADAK DI RUMAH TAHANAN SALEMBA// MEREKA DIBANTU UNIT RESERSE KRIMINAL DARI 8 POLSEK DI WILAYAH INI// RAZIA DILAKUKAN MENYUSUL TERBONGKARNYA TRANSAKSI NARKOBA DI DALAM RUTAN BEBERAPA WAKTU LALU// KASUS ITU MELIBATKAN ORANG LUAR DAN PENGHUNI RUTAN// 5. Jangan lupa menulis hari kejadian peristiwa. Kenapa? Ini pesan keramat dari ilmu jurnalistik paling dasar: Who, When, Where, What, Why, How. Untuk TransTV, ini penting karena banyak story yang berbeda antara hari liputan dengan hari penayangannya. Liputan Selasa pagi, kirim kaset Selasa sore, sampai Jakarta Rabu pagi, tayang Rabu sore. Penonton perlu tahu kapan peristiwa terjadi, terutama kalau peristiwa itu sudah lewat. Lainnya, tolong tambahi embel-embel pagi, siang, sore, malam, atau dini hari di belakang kata hari. Dan jangan gunakan kata-kata hari ini, tadi sore, nanti malam, kemarin siang. Jadi, kata-kata ‗hari ini‘ tidak boleh masuk naskah, pdhal hal itu justru lebih powerfull karena menunjukkan kebaruan dari story tersebut? Silakan gunakan di bagian lead in, jangan di badan naskah. Karena kalau story tersebut ditayangkan di hari yang berbeda, justru jadi tidak akurat. Reportase Malam misalnya, on air di hari yang berbeda dengan semua cerita yang ditayangkan. Maklum RPM siaran di jam 00.30 WIB, 30 menit setelah hari berganti baru. >CONTOH SALAH. LIMA RATUSAN SISWA SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR HARI INI MENDAPAT SUSU GRATIS DARI WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA// ACARA INI ADALAH HADIAH DARI WAPRES/ KARENA 3 BULAN LALU IA MENANG TENDER PERBAIKAN SELURUH GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA INI// >CONTOH BENAR. LIMA RATUSAN SISWA SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR/ RABU SORE MENDAPAT SUSU GRATIS DARI WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA// ACARA INI ADALAH HADIAH DARI WAPRES// SEPTEMBER LALU IA MENANG TENDER PERBAIKAN SELURUH GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA INI// 6. Hindari penghalusan istilah (eufemisme). Kenapa? Berceritalah apa adanya kepada penonton. Jangan gunakan ‗diamankan‘, padahal sesungguhnya ‗ditahan‘. Pilihlah ‗harga naik‘ atau ‗harga turun‘, jangan ‗harga disesuaikan‘. Atau, pertimbangkan lagi kalau akan menggunakan kata ‗dirumahkan‘ untuk seorang buruh yang ‗dipecat‘.
  • 5. 7. Hindari penggunaan kata sifat yang memberi penilaian atas suatu peristiwa. Kenapa? Fakta tidak boleh bercampur dengan opini. Sebagai jurnalis, tugas kita adalah menyodorkan fakta kepada masyarakat. Biarkan masyarakat yang menilai suatu peristiwa. Di sisi lain, pemisahan ini memberikan kewajiban kepada tiap jurnalis untuk mencari dan menyajikan fakta secara benar, supaya masyarakat dapat memberi penilaian secara benar pula. >CONTOH SALAH. LIMA RATUS SISWA SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR/ RABU SORE MENDAPAT SUSU GRATIS DARI WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA// ACARA INI ADALAH HADIAH DARI WAPRES/ KARENA SEPTEMBER LALU IA MENANG TENDER PERBAIKAN SELURUH GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA INI// NAMUN/ BANYAK DI ANTARA SISWA YANG MENOLAK MINUM SUSU PEMBERIAN WAKIL PRESIDEN// ALASANNYA/ MEREKA ALERGI TERHADAP SUSU// >KRITIK. Berapa sih siswa yang menolak minum susu? Ternyata 50 orang. Benarkah 50 itu bisa disebut banyak? Banyak terhadap apa? Terhadap 450 siswa yang lain? 50 siswa adalah 1/10 dari 500 siswa. Bisakah itu disebut banyak? Atau memang awam sepakat bahwa 50 bisa disebut banyak? Yakinkah? Lebih baik tulis seperti ini; LIMA RATUS SISWA SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR/ RABU SORE MENDAPAT SUSU GRATIS DARI WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA// ACARA INI ADALAH HADIAH DARI WAPRES/ KARENA SEPTEMBER LALU IA MENANG TENDER PERBAIKAN SELURUH GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA INI// NAMUN/ 50 SISWA DI ANTARANYA MENOLAK MINUM SUSU PEMBERIAN WAKIL PRESIDEN// ALASANNYA/ MEREKA ALERGI TERHADAP SUSU// Lalu bagaimana jika ada suatu kejadian yang kita anggap mengganggu rasa keadilan orang banyak? Tetapkah kita tidak boleh beropini? Misalnya seorang yang terbukti membunuh 5 kakak adiknya, tapi hakim menghukumnya 1 tahun penjara. Berdiskusilah dengan produser di kantor. Sebagai tim liputan, kita berhak menyatakan pendapat terhadap cerita yang kita liput. Keputusan akhir akan diambil dengan mempertimbangkan masukan tersebut. 8. Jangan menggunakan kata-kata ‘menurut’, ‘menegaskan’, ‘mengaku’ atau sejenisnya untuk mengutip keterangan narasumber. Kenapa? Itu bahasa media cetak, bukan bahasa broadcasting. Kalau keterangan narasumber itu layak, bikin jadi soundbite. Karena jadi soundbite, maka ada cg untuknya saat tampil di layar. Dari situ penonton tahu siapa narasumber itu. >CONTOH SALAH 1. MENURUT SUGIATMOKO/ SEKITAR PUKUL 12 SIANG SUDAH ADA TANDA-TANDA BANJIR AKAN DATANG// SELAMA SEHARI PENUH HUJAN TAK BERHENTI DI KAMPUNG INI// IA DAN BEBERAPA WARGA SENGAJA TIDAK TIDUR UNTUK BERJAGA-JAGA//
  • 6. >CONTOH SALAH 2. KAPOLSEK MAMPANG PRAPATAN AKP YUDHI SAPUTRA/ MEMBENARKAN PENANGKAPAN TIGA TERSANGKA BANDAR SABU-SABU// IA BAHKAN MENGAKU SUDAH MENUGASKAN ANAK BUAHNYA UNTUK MENGINTAI PARA TERSANGKA SEJAK 3 BULAN SEBELUMNYA// >CONTOH SALAH 3. MENURUT WALHI/ RAKYAT MISKIN BERHAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN YANG MURAH DARI NEGARA// BUKAN PENDIDIKAN DENGAN BIAYA MAHAL SEPERTI SAAT INI/ YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA KUALITAS ANAK BANGSA// WALHI JUGA MEMPROTES PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP/ YANG MENYEBABKAN RAKYAT KEHILANGAN HAK ATAS LINGKUNGAN YANG SEHAT// >CONTOH BENAR 1,2, 3. JADIKAN SOUNDBITE. Lalu bagaimana kalau keterangan itu hasil wawancara off cam? Tetap hindari penggunaan katakata menurut, menegaskan, atau yang sejenis. >CONTOH SALAH. MENURUT SUGIATMOKO/ SEKITAR PUKUL 12 SIANG SUDAH ADA TANDA-TANDA BANJIR AKAN DATANG// SELAMA SEHARI PENUH HUJAN TAK BERHENTI DI KAMPUNG INI// IA DAN BEBERAPA WARGA SENGAJA TIDAK TIDUR UNTUK BERJAGA-JAGA// >CONTOH BENAR. WARGA KAMPUNG SENGAJA TIDAK TIDUR UNTUK BERJAGA-JAGA// SEJAK SIANG/ MEREKA SUDAH MELIHAT TANDA-TANDA BANJIR AKAN DATANG// SELAMA SEHARI PENUH HUJAN TAK BERHENTI DI WILAYAH INI// >CONTOH SALAH. KAPOLSEK MAMPANG PRAPATAN AKP YUDHI SAPUTRA/ MEMBENARKAN PENANGKAPAN TIGA TERSANGKA BANDAR SABU-SABU// IA BAHKAN MENGAKU SUDAH MENUGASKAN ANAK BUAHNYA UNTUK MENGINTAI PARA TERSANGKA SEJAK 3 BULAN SEBELUMNYA//
  • 7. >CONTOH BENAR. POLISI SUDAH MENGINTAI KETIGA TERSANGKA BANDAR SHABU-SHABU INI SEJAK 3 BULAN SEBELUMNYA// >CONTOH SALAH. MENURUT WALHI/ RAKYAT MISKIN BERHAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN YANG MURAH DARI NEGARA// BUKAN PENDIDIKAN DENGAN BIAYA MAHAL SEPERTI SAAT INI/ YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA KUALITAS ANAK BANGSA// WALHI JUGA MEMPROTES PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP/ YANG MENYEBABKAN RAKYAT KEHILANGAN HAK ATAS LINGKUNGAN YANG SEHAT// >CONTOH BENAR. RAKYAT MISKIN BERHAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN YANG MURAH DARI NEGARA// BUKAN PENDIDIKAN DENGAN BIAYA MAHAL SEPERTI SAAT INI// MAHALNYA PENDIDIKAN MENYEBABKAN RENDAHNYA KUALITAS ANAK BANGSA// WALHI JUGA MEMPROTES PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP// DUA HAL ITU MEMBUAT RAKYAT KEHILANGAN HAK ATAS LINGKUNGAN YANG SEHAT// 9. Hindari menulis daftar tentang apapun dalam naskah. Kenapa? Berita tv hadir dalam sekejap dan tidak bisa diulang. Karena itu, seluruh informasi yang hadir harus jelas dan gampang dicerna. Daftar tentang apapun sebaiknya dihadirkan dalam bentuk grafis. Misalnya tentang faktor penyebab tingginya inflasi 2005, korban bom, tersangka, daerah-daerah yang mengalami rawan pangan di Papua, atau pos-pos anggaran yang mengalami kenaikan dalam RAPBN 2006. Tapi, bukan berarti data seperti contoh di atas bukanlah hal yang penting. Data itu penting, dan karena penting kita harus menyajikannya dalam bentuk yang mudah dicerna dan diingat penonton. 10. Jangan menulis naskah dengan susunan lokasi kejadian berulang. Kenapa? Supaya hasil edit gambar bisa menunjukkan lokasi yang berurutan, tidak bolak-balik. Tulislah naskah sesuai pembagian lokasi peristiwa. >CONTOH SALAH. GAMBAR PERKAMPUNGAN SAMPIH. NASKAH KAMPUNG SAMPIH DI CIREBON/ JAWA BARAT/ KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// TAK TERDENGAR LAGI SUARA BOCAHBOCAH YANG BERMAIN DI SORE HARI//
  • 8. WARGA SAMPIH DI RS. PERKAMPUNGAN SAMPIH. >CONTOH BENAR 1. GAMBAR KAMPUNG SAMPIH. KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS YANG BOCOR. WARGA SAMPIH DI RS. >CONTOH BENAR 2. GAMBAR WARGA SAMPIH DI RS. KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS YANG BOCOR. KAMPUNG SAMPIH. SEMUA RUMAH KOSONG DITINGGAL PENGHUNINYA SEJAK SABTU PEKAN LALU// 350 WARGA SAMPIH KINI MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH// MEREKA KERACUNAN GAS KIMIA/ YANG BOCOR DARI TABUNG MILIK PT INDORAMA POLYMER// GAS KIMIA BERACUN MULAI TERCIUM WARGA SAMPIT DI KAMPUNG MEREKA SEKITAR PUKUL SETENGAH LIMA PAGI// NYARIS SEMUA PELOSOK KAMPUNG TERCEMAR GAS BERACUN ITU// NASKAH KAMPUNG SAMPIH DI CIREBON/ JAWA BARAT/ KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// TAK TERDENGAR LAGI SUARA BOCAHBOCAH YANG BERMAIN DI SORE HARI// SEMUA RUMAH KOSONG DITINGGAL PENGHUNINYA SEJAK SABTU PEKAN LALU// GAS KIMIA BERACUNLAH YANG MEMBUAT KAMPUNG SAMPIH SEPERTI INI// NYARIS SEMUA PELOSOK KAMPUNG TERCEMAR GAS BERACUN ITU// PENYEBABNYA ADALAH BOCORNYA PIPA GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG MELINTASI KAMPUNG INI// 350 WARGA SAMPIH KINI MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH// SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK DI BAWAH 5 TAHUN// NASKAH 350 WARGA SAMPIH DI CIREBON/ JAWA BARAT/ SEJAK SABTU PEKAN LALU MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH// SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK DI BAWAH 5 TAHUN// MEREKA SEMUA TERCEMAR GAS KIMIA BERACUN// PENYEBAB KERACUNAN ADALAH BOCORNYA PIPA GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG MELINTAS DI KAMPUNG SAMPIH// PIPA GAS KIMIA INI BIASA MENGALIRKAN BAHAN PEMBUAT BENANG SINTETIS// PIPA MELINTAS DI TENGAH KAMPUNG SAMPIH SEPANJANG 100 METER// AKIBAT KEJADIAN ITU/ KAMPUNG SAMPIH KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// WARGA YANG TAK TERSERANG GAS BERACUN MEMILIH MENGUNGSI KE KAMPUNG SEBELAH// SEMUA RUMAH DITINGGAL PERGI PEMILIKNYA//
  • 9. 11. Jangan lupa soundbite. Kenapa? Soundbite penting untuk meningkatkan kredibilitas story yang kita bikin. Jadi penonton tahu siapa sumber kita. Apalagi kalau soundbite itu milik orang yang selama ini sulit ditemui dan diwawancara. Lagipula, tiap story yang diputuskan layak diliput, pasti punya tokoh. Ada tokoh, berarti ada soundbite. Soundbite juga berguna untuk membuat story kita tidak terdengar membosankan, karena isinya tidak hanya dubbing. Soundbite apa yang baik? Soundbite yang nendang, yang berisi ekspresi, opini atau penjelasan Why dan How atas peristiwa. Data jangan dijadikan soundbite. Masukkan saja ke naskah. Termasuk yang harus dihindari adalah soundbite jenis “…tersangka kami tangkap dengan tuduhan pelanggaran undang-undang nomer sekian tahun sekian, pasal sekian, ayat sekian…”. Masukkan saja data seperti itu dalam naskah, dengan uraian yang lebih mudah dipahami penonton. Penontonpun lebih perlu tahu soal undang-undang tentang apa yang dilanggar tersangka, daripada nomer dan tahun undang-undang tersebut. >CONTOH SALAH. SB: Jenderal SUTANTO / Kapolri ―13 juta personel kita kerahkan untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru. Mereka disebar ke 13 juta gereja di seluruh Tanah Air. Khusus Jakarta, kita tempatkan 50 ribu petugas yang akan bergantian jaga selama 24 jam.‖ >CONTOH BENAR. SB: Jenderal SUTANTO / Kapolri ―Polisi berjaga di gereja pada malam Natal nanti bukan untuk menakut-nakuti umat Kristiani. Kita justru ingin menjaga mereka, biar mereka bisa beribadah dengan tenang.‖ >CONTOH SALAH. SB: Subhan Ahmad / Warga ―5 anak saya sejak kemarin dirawat di rumah sakit. Yang satu panasnya 30 derajat celcius, yang dua 29 derajat celcius, sementara 3 lainnya 26 derajat celcius. Mereka terpaksa saya bawa karena panasnya makin tinggi. Saya bawa mereka dengan meminjam mobil tetangga.‖ >CONTOH BENAR. SB: Subhan Ahmad / Warga ―Dinas Kesehatan itu kerjanya apa sih? Ngurus demam berdarah aja gak becus. Sekarang 5 anak saya dirawat di rumah sakit. Mereka mau bayar biayanya?‖ Jangan lupa akurasi ejaan nama dan jabatan narasumber. Karena akurasi adalah bukti kredibilitas kerja jurnalistik. Jabatan Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian Negara RI (Kadiv Humas Mabes Polri) misalnya, adalah penyebutan yang salah. Yang benar adalah Kadiv Humas Polri, tanpa embel-embel ‗Mabes‘. 12. Tempatkan soundbite sesuai urutan logika gambar dan naskah.
  • 10. Kenapa? Supaya gambar dan naskahnya gak bolak-balik juga. >CONTOH SALAH. GAMBAR KAMPUNG SAMPIH. NASKAH KAMPUNG SAMPIH DI CIREBON/ JAWA BARAT/ KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// TAK TERDENGAR LAGI SUARA BOCAHBOCAH YANG BERMAIN DI SORE HARI// SEMUA RUMAH KOSONG DITINGGAL PENGHUNINYA SEJAK SABTU PEKAN LALU// SB: WAHYU AHMAD / Warga (diwawancara di RS) “Pagi itu perut saya rasanya mual. Saya langsung tinggalkan rumah. Saya gak mau ambil resiko. Kasian keluarga saya. KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS YANG BOCOR. GAS KIMIA BERACUNLAH YANG MEMBUAT KAMPUNG SAMPIH SEPERTI INI// NYARIS SEMUA PELOSOK KAMPUNG TERCEMAR GAS BERACUN ITU// PENYEBABNYA ADALAH BOCORNYA PIPA GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG MELINTASI KAMPUNG INI// SEKITAR 350 WARGA SAMPIH KINI MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH// SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK DI BAWAH 5 TAHUN// WARGA SAMPIH DI RS. >CONTOH BENAR. GAMBAR KAMPUNG SAMPIH. KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS YANG BOCOR. NASKAH KAMPUNG SAMPIH DI CIREBON/ JAWA BARAT/ KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// TAK TERDENGAR LAGI SUARA BOCAHBOCAH YANG BERMAIN DI SORE HARI// SEMUA RUMAH KOSONG DITINGGAL PENGHUNINYA SEJAK SABTU PEKAN LALU// GAS KIMIA BERACUNLAH YANG MEMBUAT KAMPUNG SAMPIH SEPERTI INI// NYARIS SEMUA PELOSOK KAMPUNG TERCEMAR GAS BERACUN ITU// PENYEBABNYA ADALAH BOCORNYA PIPA GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG MELINTASI KAMPUNG INI// SB: WAHYU AHMAD / Warga (diwawancara di RS) “Pagi itu perut saya rasanya mual. Saya langsung tinggalkan rumah. Saya gak mau ambil resiko. Kasian keluarga saya. WARGA SAMPIH DI RS. WAHYU DAN SEKITAR 350 WARGA SAMPIH KINI MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH// SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK DI BAWAH 5 TAHUN//
  • 11. >CONTOH BENAR 2. GAMBAR WARGA SAMPIH DI RS. NASKAH 350 WARGA SAMPIH DI CIREBON/ JAWA BARAT/ SEJAK SABTU PEKAN LALU MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH// SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK DI BAWAH 5 TAHUN// MEREKA SEMUA TERCEMAR GAS KIMIA BERACUN// SB: WAHYU AHMAD / Warga (diwawancara di RS) “Pagi itu perut saya rasanya mual. Saya langsung tinggalkan rumah. Saya gak mau ambil resiko. Kasian keluarga saya. KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS YANG BOCOR. PENYEBAB KERACUNAN ADALAH BOCORNYA PIPA GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG MELINTAS DI KAMPUNG SAMPIH// PIPA GAS KIMIA INI BIASA MENGALIRKAN BAHAN PEMBUAT BENANG SINTETIS// PIPA MELINTAS DI TENGAH KAMPUNG SAMPIH SEPANJANG 100 METER// AKIBAT KEJADIAN ITU/ KAMPUNG SAMPIH KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// WARGA YANG TAK TERSERANG GAS BERACUN MEMILIH MENGUNGSI KE KAMPUNG SEBELAH// SEMUA RUMAH DITINGGAL PERGI PEMILIKNYA// KAMPUNG SAMPIH. 13. Tempatkan latar belakang peristiwa di bagian akhir naskah. Kenapa? Untuk menghindari kerancuan cerita, dan memberi tahu penonton cerita terbaru. Sesuai namanya yang ‗latar belakang‘, sudah takdirnya jadi latar dan ada di belakang naskah. Bukan di depan atau di tengah naskah. Latar belakang di depan atau di tengah naskah merusak susunan gambar. Tapi, bukan berarti latar belakang tak penting. Latar belakang justru penting untuk memperkaya cerita. Terutama cerita yang terus bergulir (running stories). >CONTOH SALAH . SETELAH SEBELUMNYA MENGGEREBEK PABRIK EKSTASI DI JAKARTA SELATAN/ RABU PAGI POLDA METRO JAYA MEMBONGKAR JARINGAN INTERNASIONAL PENGEDAR PIL HARAM ITU// 4 TERSANGKA DITANGKAP/ SEMUANYA WARGA NEGARA INDONESIA// POLISI MEMBEKUK MEREKA SETELAH MENGINTAI GERAK-GERIK KEEMPATNYA SELAMA 3 BULAN// >CONTOH BENAR. POLDA METRO JAYA MEMBONGKAR JARINGAN INTERNASIONAL PENGEDAR EKSTASI/ RABU PAGI// 4 TERSANGKA DITANGKAP/ SEMUANYA WARGA NEGARA INDONESIA// POLISI MEMBEKUK MEREKA SETELAH MENGINTAI GERAK-GERIK
  • 12. KEEMPATNYA SELAMA 3 BULAN// PENANGKAPAN PARA TERSANGKA ADALAH PENGEMBANGAN DARI PENGGEREBEKAN PABRIK EKSTASI DI JAKARTA SELATAN APRIL LALU// SAAT ITU/ POLISI MENYITA 300 RIBU PIL EKSTASI BESERTA ALAT PEMBUATNYA// >CONTOH SALAH . NURDIN HALID KEMBALI LOLOS DARI JERAT HUKUM// KAMIS SIANG/ MAJELIS PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA MEMBEBASKANNYA DARI DAKWAAN KASUS KORUPSI IMPOR GULA// INI ADALAH VONIS BEBAS KEDUA BAGI NURDIN// AGUSTUS LALU/ NURDIN JUGA DIVONIS BEBAS DARI DAKWAAN KORUPSI PENYALURAN BERAS UNTUK RAKYAT MISKIN// KELUARGA NURDIN MENYAMBUT KEPUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA DENGAN SUKA CITA// APALAGI/ PEKAN DEPAN NURDIN BERNIAT MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANNYA// >CONTOH BENAR. NURDIN HALID KEMBALI LOLOS DARI JERAT HUKUM// KAMIS SIANG/ MAJELIS PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA MEMBEBASKANNYA DARI DAKWAAN KASUS KORUPSI IMPOR GULA// KELUARGA NURDIN MENYAMBUT KEPUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA DENGAN SUKA CITA// APALAGI/ PEKAN DEPAN NURDIN BERNIAT MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANNYA// KEPUTUSAN BEBAS INI BUKANLAH YANG PERTAMA BAGI NURDIN// AGUSTUS LALU/ NURDIN JUGA DIVONIS BEBAS DARI DAKWAAN KORUPSI PENYALURAN BERAS UNTUK RAKYAT MISKIN// 14. Jangan lupa menulis shot list. Kenapa? Produser dan asisten produser harus tahu gambar apa yang didapat sebelum mengedit naskah. Dari shot list-lah mereka memutuskan story itu akan dibikin seperti apa. Sebabnya klasik, seringkali kaset liputan belum datang saat naskah diedit. Jadi tidak bisa preview gambar. Shot list yang baik dibuat sesuai urutan pengambilan gambar serta memuat keterangan dimana dan kapan gambar diambil. Perbedaan waktu pengambilan gambar sangat penting diketahui sebelum mengedit naskah, untuk menghindari urutan gambar yang tidak sesuai logika. Misalnya suatu kejadian yang terjadi pada sore hari, malam hingga pagi; tapi naskah diedit dengan urutan malam, sore, pagi. >CONTOH SALAH . 1. PEMERIKSAAN KORBAN 2. OLAH TKP 3. WARGA BERJAGA-JAGA 4. SWEEPING RUMAH KOS 5. WAWANCARA KETUA RT 6. PEMERIKSAAN JENASAH 7. POLISI BERSIAP KEJAR TERSANGKA LAIN 8. WAWANCARA PENEMU JENASAH >CONTOH BENAR. 1. PEMERIKSAAN KORBAN DI MARKAS POLRES JAKSEL SIANG HARI 2. WAWANCARA KETUA RT DI KANTOR POLISI SIANG HARI 3. POLISI BERSIAP KEJAR TERSANGKA LAIN SIANG HARI 4. OLAH TKP DI KEMANG SORE HARI
  • 13. 5. WARGA BERJAGA-JAGA DI KEMANG SORE HARI 6. WAWNCARA PENEMU JENASAH SIANG HARI 7. SWEEPING RUMAH KOS DI KEMANG MALAM HARI 8. PEMERIKSAAN JENASAH DI RS MALAM HARI KEGIATAN BELAJAR XI WAWANCARA STUDIO Dalam dunia jurnalistik wawancara khusus opini mempunyai nilai tambah, lebih-lebih kalau yang menjadi sumber wawancara memiliki nama atau keistimewaan dan opini yang dikemukakan merupakan suatu yang sama sekali baru dan belum pernah dikemukakaan kepada media lain. Persiapan Materi Wawancara Persiapan Wawancara Untuk melakukan wawancara memerlukan persiapan dengan langkah-langklah sebagai berikut: Pertama, sebelum melakukan wawancara harus menguasai persoalan yang akan dipercakapkan, kalau perlu membuat daftar pertanyaan dari yang bersifat umum sampai detail. Kedua, tahapan berikutnya menentukan arah permalahan yang digali dengan dilengkapi berbagai berita berkaitan dengan bahan yang akan dijadikan bahan wawancara. Ketiga, setelah menentukan permasalahan, menetapkan siapa-siapa saja yang akan menjadi nara sumber untuk diwawancarai. Dalam hal ini harus jelas kriterianya mengapa dalam masalah ini harus mewawancarai nara sumber tersebut. Keempat, mengenali sifat-sifatnya yang akan menjadi nara sumber sebelumterjadi wawancara. Untuk mengenali lebih dekat nara sumber, bertanya kepada oranglain yang tahu atau dekat dengan nara sumber, atau membaca tulisan dan riwayat hidup termasuk hobi, keluarganya, dan kesukaan lainnya.
  • 14. Kelima, sebelum bertatap muka membuat janji dulu sebelum melakukan wawancara, untuk meminta dan m,enentukan kapan waktu yang luang dan tepat tepat untuk melakukan wawancara, karena biasanya sumber berita person yang sibuk, sehingga pengaturan waktu cukup ketat. Keenam, yang tak kalah pentingnya persiapan mental untuk mengadakan wawancara, karena masing-masing pribadi punya karakter yang berbeda, sehingga diperlukan membaca karakter calon nara sumber. Persiapan peralatan Persiapan Peralatan yang diperlukan antara lain, bloknote, ballpoint, tape recorder atau kamera kalau memang diperlukan. Dianjurkan untuk berpakaian rapi dan menghindari penampilan yang kurang sopan. Persiapan-persiapan tersebut penting untuk mendapat perhatian, karena jangan sampai mempermalukan diri sendiri, lebih-lebih lembaga yang menjadi induk dari kegiatan wawancara ini. Dengan persiapan yang matang insya Allah mampu menggali sumber berita atau informasi yang diperlukan untuk mengembangkan berita dan sekali lagi sebelum bertemu dengan nara sumber cek ulang peralatan jurnalistik. Untuk mendapatkan hasil yang baik maka harus mampu menemukan orang yang, sesuai dengan bidang dan keahlian, atau bisa juga karena hobi terkait dengan permasalahan yang akan menjadi topik wawancara. Misalnya, soal kerusakan lingkungan tentunya wawancara di arahkan kepada orang-orang menguasai masalah tersebut, sehingga pembicaraan ‗nyambung‘. Kalau sudah ada janji mau wawancara dan waktu sudah ditentukan maka sudah selayaknya menepati waktu yang sudah disepakati bersama. Namun wawancara itu bisa dilakukan di manadan kapan saja, asal sama-sama dalam kondisi yang memang sifatnya serba mendadak, tetapi penguasan masalah tetap harus dipegang, supaya informasi yang didapatkan sesuai dan memberi nilai tambah pada berita yang diharapkan. Wawancara bisa dilaksanakan di mana saja, seperti di depan pintu, ketika nara sumber sedang masuk mobil asal nara sumber memberi kesempatan seperti itu. Namun itu diperlukan persiapan matang dari wartawan yang bersangkutan, terutama pengenalan lebih dulu pewancara dengan nara sumber. Pelaksanaan Wawacara Tiba saatnya wawancara yang perlu mendapat perhatian hal-hal sebagai berikut: Menjaga Suasana Ini sangat penting dalam pelaksanaan wawancara dibuat lebih rileks, sehingga berjalan dengan santai tidak terlalu formal meskipun membahas masalah yang serius. Untuk menciptakan suasana yang nyaman dan baik memerlkan waktu, karena itu
  • 15. sebelummemasuki materi yang akan dipercakapkan lebih enak kalau dibuka dengan halhal yang umum. Misalnya, soal keadaan nara sumber baik itu masalah kesehatan, hobi dan sebagainya yang mungkin menyetuh hati. Meski sifat basa-basi ini diperlukan untuk menarik simpati supaya nara sumber sehibngga tidak terlalu pelit dengan pernyataan atau pendapat baru. Kecuali kalau pewawancara sudah sangat dekat basa-basi itu bisa dikurangi, lebih-lebih kalau memang waktu untuk wawancara sangat terbatas, pewawancara harus tanggap. Itupun juga kita dibicarakan sebelum melangsungkan wawancara. Dalam menjaga suasana ini sudah selayaknya dilakukan, antara lain jangan membuat nara sumber marah atau tersinggung, sehingga percakapan langsung diputus. Jangan marah-marah atau memojokkan nara sumber. Bersikap Wajar Dalam wawancara seringkali berhadapan dengan nara sumber yang benar-benar pakar, tetapi tidak jarang yang dihadapi tidak menguasai persoalan. Namun demikian tidak perlu rendah diri atau merasa lebih tinggi dari nara sumber, seharusnya bisa mengimbangi atau mengangkatnya. Pewawancara juga harus bisa mencegah supaya nara sumber tidak berceramah, karena itu persiapan menghadapi berbagai karakter ini sangat diperlukan. Karena itu dalam persiapan wawancara ini diperlukan,menguasai materi, selain menguasai nara sumber dan pandai-pandai membawakan diri agar tidak direndahkan. Apabila menghadapi nara sumber yang tidak menguasai masalah bisa mengarahkan tetapi tanpa harus menggurui, sehingga bisa memahami persoalan yang akan digali. Memelihara Situasi Secara sadar sering terbawa emosi, sehingga lupa sedang menghadapi nara sumber, karena itu dalam wawancara harus pandai-pandai memelihara situasi supaya mendapat informasi yang dibutuhkan dan jangan sampai terjebak ke dalam situasi perdebatan dengan nara sumber yang diwawancarai. Juga perlu dihindari situasi diskusi yang berkepanjangan atau bertindak berlebihan sampai menjurus ke arah interograsi apalagi menghakimi. Misalnya, wawancara dengan seorang direktur rumah sakit terkait dengan kasus flu burung, karena etika kedokteran, sehingga harus dijaga dirahasiakan. Namun pewawancara memaksakan kehendak, sehingga menimbulkan ketegangan dan menghakimi direktur tersebut, bukan mendapat informasi malah tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dalam menghadapi kasus seperti itu pewawancara harus mampu mencari celah untuk kembali pada situasi, agar mendapatkan informasi yang lebih jelas. Tangkas Menarik Kesimpulan Pada saat wawancara berlangsung dituntut untuk secara setia mengikuti setiap jawaban yang diberikan nara sumber untuk menarik kesimpulan dengan tangkas. Dengan kesimpulan yang tepat wawancara terus bisa dilanjutkan secara lancer. Kesalahan yang sering dilakukan wartawan pada saat mengambil kesimpulan kurang tangkas, sehingga nara sumber harus mengulang kembali apa yang telah disampaikan. Kalau itu terjadi berulangkali maka akan membuat nara sumber bosan,
  • 16. sehingga wawancara tidak berkembang, membuat pintu informasi menjadi tertutup. Akibat yang paling parah kehilangan sumber berita, karena nara sumber takut salah kutip. Bagi nara sumber yang teliti dan kritis, satu persatu kalimat akan menjadi pengamatan. Salah kutip ini harus dihindari dalam setiap wawancara, Jangan takut minta pernyataan diulang atau bahkan ada kata yang kurang jelas seperti ucapan bahasa Inggris harus selalu dicek kebenaran arti dan ejaannya. enjaga Pokok Persoalan Menjaga pokok persoalan sangat penting dalam setiap wawancara agar dalammenggali informasi mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dan hasil yang memuaskan. Seringkali dalam menjaga pokok persoalan ini diliputi perasaan rikuh kalau kebetulan ayng diwawancari pejabat atau mempunyai otoritas dalam hal tertentu. Serngkali untuk menjaga situasi ini ada anjuran pewawancara mengikuti apa yang dikatakan nara sumber Meski harus mengikuti pembicaraan nara sumber diharapkan tidak lari dari pokok persoalan bahkan berusaha mempertajam pokok masalah, agar tetap mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Contohnya, untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang kerusakan lingkungan, pada awalnya memang bercerita tentang lingkungan tetapi di tengah-tengah pembicaraan membelok ke arah lain dan menyimpang dari pokok persoalan. Kalau sudah demikian maka yang dilakukan segera mengembalikan inti persoalan. Kritis Sikap kritis perlu dikembangkan dalam wawancara agar mendapat informasi yang lebih terinci dan selengkap-lengkapnya. Untuk itu diperlukan kejelian dalam menangkap persoalan yang berkaitan dengan pokok pembicaraan yang sedang dikembangkan. Jeli dan kritis merupakan kaitan dengan kemampuan menangkap setiap kata dan kalimat yang disampaikan oleh nara sumber. ekritisan tersebut tidak hanya menyangkut pokok persoalan, tetapi juga menangkap gerakan-gerakan yang diwawancarai. Berkait dengan pokok persoalan kalau kritis menangkapnya maka bisa meluruskan data bila nara sumber salah mengungkapkannya. Baik itu tentang angka, tempat kejadian dan sebagainya. Ini penting sebagai bahan untuk menuliskan laporan, sehingga benar-benar utuh dan penuh warna. Kalau perlu ketika nara sumber sedang memberikan keterangan dalam keadaan gelisah, terus menerus mengepulkan asap rokok dan sebagainya, hal ini harus ditangkap sebagai isyarat yang bisa dituangkan dalam tulisan. Dengan demikian pembaca mendapat gambaran utuh dan laporan tidak kering. Sopan Santun Dalam wawancara sopan santun perlu dijaga, karena ini menyangkut etikat pergaulan di dalam masyarakat yang harus mendapat perhatian dan dipegang teguh. Dalam menghadapi nara sumber kendali sudah mengkenal betul, tidak bisa bersikap sembarangan, sombong atau perilaku yang tidak simpatik lainnya. Bila akan merokok, sementara nara sumber tidak merokok harus minta izin. Apalagi kalau ruangan tempat wawancara ber-AC maka sopan santun perlu dijaga. Di awal maupun di
  • 17. akhir wawancara jangan lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada nara sumber,. Karena telah memberikan kesempatan dan mendapatkan informasi dari hasil wawancara. Pada akhir wawancara pesan kepada nara sumber untuk tidak keberatan dihubungi bila ada data yang diperlukan ternyata masih kurang. Hal-hal praktis yang perlu mendapat perhatian dalam mengadakan wawancara berkaitan dengan sopan santun: Tidak perlu gusar bila nara sumber yang menjadi target wawancara menolak dengan alasan sibuk. Mencoba dan mencoba lagi, agar diberi waktu untuk wawancara merupakan suatu upaya, sampai mendapat kesempatan untuk membuat perjanjian waktu. Untuk mendapat perjanjian bisa melalui telepon atau mendatangi langsung kantor atau rumahnya. ihindari datang terlambat pada saat akan melakukan wawancara dan lebih baik datang lebih awal. Jangan sampai salah mengeja nama orang yang diwawancarai dan lebih baik minta kartu nama atau paling tidak ketika nama nara sumber itu sulit dieja diminta dengan hormat untuk menuliskan di bloknote yang digunakan untuk mencatat hasil wawancara. Cek kembali peralatan tulis apakah sudah lengkap, karena kalau sampai ada peralatan tidak terbawa bisa membuat suasana awal dari wawancara menjadi kurang berkesan. Persiapan Teknis ™ Alat perekam. Dalam wawancara yang dipakai untuk pengumpulan bahan, mungkin ini tak begitu diperlukan. Tapi untuk wawancara khusus, perekam jadi sangat penting. Selain ingatan kita terbatas, ini untuk menghindari adanya salah pengertian dan keliru menuliskan angka, singkatan dan sebagainya. ™ Notes. Selain untuk membantu ingatan, catatan-catatan kecil bsia sangat membantu. Toh tak semua pekerjaan wawancara bisa dilakukan oleh alat perekam. Kalau bisa menulis steno, tentu akan sangat membantu. Malah tanpa perekam pun tak jadi soal. Jika steno tak bisa, jadikanlah notes sebagai panduan. Misal: menit 5 pernyataan menarik soal menit 15 kutipan untuk judul menit 30 data-data statistik.
  • 18. Persiapan Non-teknis ™ Referensi. Jangan pernah melakukan wawancara dengan kepala kosong. Paling tidak, kuasailah pokok persoalan. Semakin banyak semakin baik. Bukan untuk mengajak nara sumber debat, paling tidak kita tidak mudah dikelabui nara sumber. ™ Background nara sumber. Selain kapasitasnya, juga pribadinya. Kelak ini akan membantu saat kita sudah melakukan wawancara. Kita bisa memulai wawancara terasa santai dan mengalir jika tahu karakter nara sumber. Beberapa hal penting Dengar dan perhatikan. Simaklah apa saja yang disampaikan nara · sumber. Tanyakan kalau kurang jelas atau ada informasi yang kurang lengkap. Bisa disela, tapi lebih baik sesudah sumber selesai bicara. Buatlah nara sumber terasa nyaman. Ini trik klasik agar kita · bisa menggali informasi sebanyak-banyaknya. Bisa dengan mewawancarai dia di kantornya atau dari sikap bertanya kita yang tak boleh seperti polisi saat menginterogasi pelaku kejahatan. Mengawali wawancara. Awalnya, tanyakan hal-hal yang lebih · ringan atau yang menjadi interestnya sebelum akhirnya kita berbelok pelan ke inti persoalan. Tapi, hindari basabasi. Kalau nara sumber tak bisa menerima sendirian alias mesti ramai-ramai, tembak langsung dengan inti persoalan. Kalau punya pertanyaan yang bisa menyinggung perasaan, tanyakan di akhir kesempatan setelah semua soal lain terjawab. Memilih pertanyaan, Pertayaan yang baik adalah separuh dari · jawaban itu yang sering kita dengan dalam seni berwawancara, Frinsipnya kita jangan hanya menerima apa saja yang dikatakan narasumber, Kalau perlu bersikaplah curiga, tapi jangan kelihatan, Jika kita punya data atau refrensi yang memadai, Anda bisa menyelanya atau mengkonfrontir data jika ada yang dianggap tidak akurat, Pertayaan ‖apakah benar anda melakukan pertemuan dengan Si A‖ akan mendapatkan jawaban beda dengan ‖Apa yang anda bicarakan dalam pertemua dengan si A di Hotel Mulia?‖ Evaluasi catatan. Di sela-sela wawancara, liriklah notes; · adakah data yang kurang atau sesuatu yang tak jelas? Kalau ya, tanyakan. Atau, tanyakan kepada nara sumber, masih adakah yang perlu disampaikan tapi lupa ditanyakan?
  • 19. Mengakhir wawancara. Tanyakan nomor kontak nara sumber, baik · rumah, kantor atau handphone. Katakan bahwa kemungkinan Anda akan menghubungi dia lagi lain waktu. Jangan lupa ucapkan terima kasih. KEGIATAN BELAJAR XII TAHAPAN PRODUKSI PROGRAM ACARA Secara umum dibagi menjadi 3 bagian Pra Produksi Produksi Pasca Produksi BRAIN STORMING Membuat /menentukan detail konsep bersama-sama dengan Producer, Creative Melakukan analisis script/scenario /rundown berdasarkan konsep/ ide yang telah disepakati Menentukan peralatan pendukung teknis meliputi : Kamera, Lighting, Audio dan perangkat teknis lainnya sesuai dengan konsep program KOORDINASI Melakukan koordinasi dengan crew pendukung teknis meliputi : TD, Kameraman, Switcherman, Audioman, Lightingman menyangkut konsep acara dan kebutuhan peralatan produksi Me-review kembali kebutuhan teknis produksi dengan Producer dan Creative EKSEKUSI Membuat /menentukan bloking kamera Melakukan supervisi terhadap penataan set panggung, lighting, kamera, audio, switcher, CG etc. Bersama-sama TD memastikan kesiapan perangkat teknis lainnya Memandu jalannya Gladi Bersih bersama FD Berkoordinasi dengan producer dan krabat kerja yang lain Melakukan Briefing bersama seluruh crew pendukung acara mengenai rundown acara SHOOTING PROGRAM ( Live / Taping ) Mengarahkan produksi Program Acara EVALUASI Bersama Producer dan crew pendukung teknis lainnya melakukan evaluasi EDITING
  • 20. Mengikuti proses editing program Bila Dibutuhkan Rundown Untuk sebuah produksi televisi, rundown merupakan panduan yang dijadikan acuan seorang program director atau pengarah acara dalam menjalankan sebuah acara televisi. Rundown biasanya disusun oleh produser dan didiskusikan dengan tim produksi. Format pembuatan rundown tidak mutlak, sangat tergantung dari karakteristik format acara televisi itu sendiri. Rundown format berita misalnya agak sedikit berbeda dengan rundown untuk acara berformat non drama ( quiz, gameshow, music, variety show,magazine ,dll). Rundown merupakan susunan isi cerita dari sebuah program acara yang dibatasi oleh durasi(panjangnya item acara), segmentasi dan deskripsi atau bahasa naskah. Untuk acara berdurasi 30 menit biasanya dibagi menjadi empat segment, namun beberapa acara berdurasi setengah jam ini juga kadang terbagi menjadi 3 segment. Sedangkan acara berdurasi 60 menit biasanya terbagi atas 5 atau 6 segment. Salah satu fungsi pembuatan segmentasi ini adalah untuk keperluan penempatan commercial break atau iklan. Misalnya, total konten program acara berdurasi 30 menit adalah 24 menit,sisanya yang 6 menit untuk iklan. Selain kolom ―Segment‖, hal penting lainnya adalah ―Description‖. Di kolom ini dijelaskan tentang apa saja isi dari setiap segment. Sedangkan jika ada catatan penting lainnya, bisa dimasukan ke dalam kolom PRA PRODUKSI PRODUKSI PASCA PRODUKSI Executive Producer Producer Program Director Kameraman Switcerman Audioman Lightingman Talent / Host Art/ Set Design Technical Director Floor Director VT Make Up Script Graphic / CG On Air / MCR HUBUNGAN KERJA TYPE OF SHOOT Close Up KOMPOSISI dan CAMERA ANGLE Low Angle High Angle Eye Level Head Room Looking Room
  • 21. CAMERA MOVEMENT Pedestal Up/Down Tilt Up/Down Swing Panning Trek Right Trek Left Multicamera adalah format shooting dengan menggunakan lebih dari satu kamera, dihubungkan melalui satu sistem yang terintegrasi . Jadi, kalaupun menggunakan lebih dari satu kamera ketika tidak terintegrasi satu sama lain maka format tersebut belum bisa dikategorikan sebagai multicam system . Sedangnkan dari segi penayangannya bisa disiarkan secara langsung ( live ) atau tayang tunda ( live on tape ). Jenis acara televisi yang menggunakan multicamera di antaranya : talkshow, sitkom, game show, music show , quiz, magazine, variety show. CAMERA BLOCKING BLOKING UNTUK WAWANCARA DENGAN 2 KAMERA CAMERA BLOCKING BLOKING UNTUK WAWANCARA DENGAN 3 KAMERA 1 2 3 two shoot Group shoot one shoot CAMERA BLOCKING BLOKING UNTUK MUSIK DENGAN 5 KAMERA CAMERA BLOCKING Sketsa Set Design BAHASA KOMANDO… STANDBY Aba-aba untuk meminta kepada seluruh pendukung acara baik crew maupun talent/presenter untuk bersiap-siap memulai acara / program. Dapat juga berarti aba-aba untuk kameraman agar jangan merubah komposisi gambar karena akan di ambil . Contoh : ― Studio standby….Crew Standby….‖ Atau ― Standby kamera satu….Take kamera satu….‖ COUNTDOWN Hitungan mundur untuk memberi aba-aba agar program di mulai tepat sesuai waktu yang di tentukan Dapat juga berarti memberikan jeda waktu pada proses recording antara satu adegan ke adegan berikutnya, untuk mempermudah pada proses editing Contoh : ― Standby … lima…empat…tiga…dua…satu…action !!!...‖ Big Close Up = BCU Close Up/Close Shot = CU/CS Medium Close up = MCU Mid Shot = MS Medium Long Shot = MLS Long Shot = LS Very Long Shot = VLS Wide Angle = WA Low Angle/High Angle = LA/HA 2S = 2-Shot OTS O/S = Over the Shoulder Centre/Centre of Frame= C,COF Zoom In/Zoom Out = Z/I,Z/O FAVouring = fav FRAme Left or Right = fr L or R A/B = As Before Pan L or R Tilt up or down Ped Up/elevate Ped Down/depress Crane up or down Crab L or R Arc L & R Track in or out Focus up/ defocus/ pull focus
  • 22. CUE / ACTION Aba-aba untuk artis, talen, presenter atau performer yang lain untuk memulai adegan atau aksinya sesuai dengan script/ naskah. Dalam produksi program besar yang melibatkan banyak orang, komando dari Director diteruskan kepada Floor Director Contoh : ―… tiga…dua…satu…Cue Sandrina…!!‖ atau ―Camera ..!!! ..Action…!!‖ ― TAKE‖ / ―ON‖ Aba-aba untuk kameraman sebagai tanda gambarnya di ambil, biasanya dilakukan untuk produksi program dengan multi kamera. Contoh : ― Standby kamera satu… Take kamera satu‖ atau ― Kamera satu …On..!!‖ Take two, Take Tree… dst Isyarat untuk meminta untuk dilakukan pengambilan gambar ulang, karena pengambilan gambar pertama terjadi kesalahan atau hasilnya tidak memuaskan. ROLLING / PLAY Aba-aba kepada VTR operator untuk memulai pemutaran video tape, bisa juga berlaku sebagai aba-aba untuk memulai perekaman. Contoh : ―… standby VTR… rolling VTR….‖ Atau ― Stndby VTR …rolling record VTR… tiga..dua..satu..‖ WIDE SHOOT / Tide Shoot Perintah kepada kameraman untuk pengambilan sudut gambar lebar atau sempit Contoh : ―… kamera satu wide….‖ CUT Perintah untuk memotong adegan BUNGKUS/ CLEAR Komando sebagai isarat bahwa seluruh kegiatan produksi telah usah. Dapat juga berarti proses pengambilan gambar pada satu scene telah usai atau pengambilan gambar pada satu tempat telah usai, diteruskan ke tempat berikutnya KEGIATAN BELAJAR XIII PENUTUP TIM LIPUTAN BERITA Keberhasilan redaksi pemberitaan berita sebuah stasiun televisi banyak bergantung kepada tim liputan beritanya. Sebab stasiun televisi tidak hanya menunggu berita yang datang tetapi harus mengejar berita, dan karenanya dibutuhkan seorang reporter. Tetapi selain berita stasiun televisi membutuhkan gambar, dan untuk itu diperlukan seorang juru kamera (camera person). Sebab keunggulan televisi dibandingkan media massa lainnya adalah bahwa khalayak bisa melihat peristiwa yang terjadi, karena berita yang dibacakan didampingi adanya gambar. Bagi televisi gambar adalah segalanya, dan tidak ada yang lebih buruk bagi seorang reporter televisi jika ia datang ke kantor tanpa membawa gambar yang bisa menunjang berita yang akan ditulisnya. Terlebih bila stasiun televisi lain justru memiliki gambar tersebut.
  • 23. Kredibilitas stasiun televisi akan turun drastis bahkan hanya dalam satu malam, bila tim liputannya gagal mendapatkan gambar dari suatu peristiwa penting. Terlebih bila kegagalan itu terjadi karena pada saat itu tidak ada juru kamera yang siap. Koordinasi antara reporter dan juru kamera terkadang menjadi masalah dalam suatu liputan. Misalnya si reporter sudah siap berangkat namun juru kamera belum ada, atau sebaliknya. Keberhasilan bagian pemberitaan stasiun televisi banyak bergantung kepada reporter dan juru kamera yang ada di lapangan serta korlip di ruang redaksi yang mengarahkan mereka. Namun kemampuan produser dan eksekutif produser dalam menyusun acara juga tak kalah penting. Struktur organisasi bagian pemberitaan televisi biasanya terdiri dari sejumlash jabatan, seperti direktur pemberitaan (news director), eksekutif produser, produser, koordinator liputan (korlip), reporter, juru kamera, driver, dan lain lain. Namun efektifitas peliputan berita redaksi pemberitaan sebuah stasiun televisi sebagian besar bergantung kepada mereka yang bekerja di lapangan –tim liputan—yang terdiri dari para reporter dan juru kamera. Ujung tombak dari suatu program berita stasiun televisi adalah tim liputan berita. Kerjasama yang baik antara reporter dan juru kamera dalam sebuah tim liputan akan menentukan kualitas berita yang dihasilkan atau disampaikan kepada khalayak. Reporter dan juru kamera harus bekerja sama sebagai satu tim kerja. Tugas dan Tanggung Jawab Reporter Redaksi pemberitaan stasiun televisi membutuhkan wartawan atau reporter televisi untuk program beritanya. Profesi sebagai reporter atau wartawan televisi tidak diperuntukkan bagi orang-orang yang berjiwa lemah. Sebab profesi ini membutuhkan stamina yang baik dan motivasi kerja yang tinggi. Seorang reporter televisi harus memiliki kegigihan dalam mengejar berita, cepat dan sigap dalam bekerja, mau bekerja keras, bersedia tetap bekerja dan masuk kantor pada hari libur, dan siap berangkat setiap saat dan kapanpun dibutuhkan ke lokasi liputan. Jadi profesi ini tidak cocok bagi orang-orang yang bermental pegawai kantoran dengan jadwal kerja teratur; masuk kantor pukul 8 pagi dan pulang pukul 5 sore. Seorang wartawan/reporter televisibekerja secara cepat dalamhal mengumpulkan informasi, menentukan lead sekaligus angle berita, kemudian menulis berita dan melaporkannya baik secara langsung (live) ataupun direkam dalam bentuk paket berita yang akan disiarkan kemudian. Perkembangan teknologi yang cepat dalam pengiriman gambar dan suara (electronic
  • 24. news-gathering techniques) mengharuskan wartawan televisi untuk bekerja lebih cepat pula. Ia harus segera berangkat ke lokasi liputan, mengumpulkan informasi di lapangan, menentukan angle dan lead berita, kemudian melaporkannya baik secara langsung di depan kamera, maupun kepada redaksi pemberitaan untuk kemudian bisa dibuat menjadi sebuah paket berita televisi. Dalam hal ini seorang reporter yang memiliki ingatan yang kuat dan bisa langsung tampil secara live dengan berbicara secara lancar dan teratur di depan kamera meski tanpa persiapan yang cukup, mendapat kredit poin tersendiri. Seorang reporter (selanjutnya kita sebut wartawan) televisi terkadang harus meliput berita-berita kriminal atau bencana dan harus mengunjungi lokasi musibah atau tempat terjadinya tindak kejahatan. Lokasi berita kriminal seperti ini terkadang dipenuhi mayat yang hancur atau berserakan dengan ceceran darah ada di mana-mana. Dalam hal ini reporter televisi harus memiliki emosi dan kondisi psikis yang stabil agar ia bisa menghadapi kondisi lapangan yang seperti itu untuk kemudianmelaporkannya. Seorang reporter televisi tidak boleh bersikap emosional dan mudah terbawa perasaan karena menyaksikan situasi di mana ia berada saat itu. Seorang reporter televisi dituntut untuk tetap objektif dan berpikir jernih apapun situasi yang tengah dihadapinya. Wartawan televisi terkadang ditempatkan di suatu pos tertentu untuk liputannya. Misalnya di kantor polisi, pemda setempat, pengadilan, dll. Wartawan ada pula yang ditugaskan untuk khusu meliput berita-berita yang terkait dengan bidang kesehatan, ekonomi, olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi, dll. Semuanya merupakan liputan dari peristiwa yang langsung jadi (on-the-spot news coverage). Namun beberapa wartawan ada yang ditugaskan melakukan investigative reporting yang biasanya membutuhkan waktu beberapa hari atau minggu untuk mengumpulkan indormasi tergantung dari topik yang dibahas. Tugas penyelidikan semacam ini terkadang dapat menimbulkan bahaya. Stasiun televisi juga terkadang mengirimkan wartawannya untuk meliput kawasan yang bergolak, misalnya perang atau kerusuhan sosial. Wartawan terkadang harus menghadapi bahaya ketika melakukan laporan langsung di wilayah yang tidak aman. Dalam hal ini wartawan harus belajar bagaimana untuk bermanuver melewati berbagai situasi yang sulit untuk menemukan informasi yang berharga. Wartawan televisi seperti juga wartawan radio adalah wartawan penyiaran (broadcast reporter). Mark W. Hall dalam bukunya Broadcast Journalism menyebutkan bahwa wartawan
  • 25. penyiaran adalah: ―... a newsperson who works for a radio or television‖. Jadi wartawan penyiaran adalah seseorang yang bekerja untuk stasiun radio atau televisi, termasuk para reporter televisi, yang membuat suatu karya jurnalistik yang akan disiarkan melalui media radio atau televisi. Sebagai wartawan penyiaran khususnya televisi, ia harus membekali dirinya dengan pengalaman dan pengetahuan yang luas melalui latihan-latihan peliputan yang intensif (mendalam) dan juga mengetahui benar (paham) mengenai sifat- sifat media penyiaran dalam hal ini televisi. Selain harus kreatif, dalam arti mengetahui benar peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai jurnalistik, seorang reporter televisi harus memahami ilmu jurnalistik. Wartawan televisi yang baik adalah seseorang yang juga mampu menjadi penyaji berita yang baik. Dalam hal ini ia tidak saja dituntut untuk dapat menulis berita dengan baik dan benar, tapi ia juga dapat menyampaikan berita dengan ucapan kata-kata yang baik di depan kamera, lengkap dengan mimik dan ekspresi yang menunjang (memiliki body languange). Dalam hal ini seorang reporter televisi dituntut juga untuk dapat menjadi seorang penyiar (news caster). Meski seorang reporter dan juru kamera harus bisa bekerja sama sebagai satu tim kerja, namun pada akhirnya reporterlah yang bertanggung jawab atas hasil liputan yang dilakukan; sebauh paket berita akhir. Oleh karena itu reporter harus mengarahkan juru kamera agar mendapatkan semua gambar (shots dan sequences) yang dibutuhkan untuk mengilustrasikan berita yang akan disajikan. Pada sebagian besar peliputan berita, reporter adalah juga seorang produser dan sutradara yang memiliki tugas ganda, yaitu : 1. Memastikan bahwa juru kamera mendapatkan semua news shot (gambar berita) yang ia butuhkan untuk penyampaian laporan berita. 2. Mengumpulkan informasi faktual selengkap-lengkapnya sebagai bahan untuk menulis berita (voice over). Seiring dengan kemajuan teknologi belakangan ini, beberapa stasiun televisi telah menjajaki jurnalisme foto –di mana reporter merekam gambarnya sendiri—artinya seorang reporter juga mampu mengoperasikan kamera dan melakukan pengambilan gambar secara baik dan benar. Stasiun televisi di negara maju bahkan telah menerapkan konsep ―video journalist‖ (VJ), dimana reporter juga bertindak sebagai juru kamera yang mampu merekam gambarnya
  • 26. sendiri, bahkan mengedit sendiri materi beritanya hingga siap tayang. Dengan demikian reporter bertindak sebagai juru kamera dan editor. Terlepas dari apakah stasiun televisi tempat anda bekerja nantinya telah menerapkan pendekatan itu atau belum, seorang reporter harus tetap bisa memahami tugas juru kamera, demikian pula sebaliknya. Keduanya harus saling memahami tugas dan tanggungjawab masingmasing saat bekerja. Seorang reporter harus memahami kemampuan dan keterbatasan kamera agar ia bisa bekerja secara efektif. Komunikasi adalah kunci efektivitas ketika melakukan shooting di lokasi. Tugas dan Tanggung Jawab Juru Kamera Juru kamera (camera person) bertanggung jawab atas semua aspek teknis pengambilan dan perekaman gambar. Seorang juru kamera harus memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang dilakukannya ketika ia mengambil gambar. Ia harus memastikan bahwa gambar yang diambilnya sudah tajam (fokus), komposisi gambar (framing) yang sudah tepat, pengaturan level atau tingkat suara sudah sesuai, warna gambar yang sesuai dengan warna aslinya (natural) dan ia telah mendapatkan gambar (shots) yang terbaik. Seorang juru kamera tidak hanya dituntut untuk dapat mengambil gambar dengan baik, tetapi ia juga harus memahami gambar apa saja yang diperlukan bagi suatu berita televisi. Seorang juru kamera yang kemampuannya baru sebatas dapat mengoperasikan kamera saja belumlah dapat dikategorikan seorang juru kamera berita telebisi. Siapapun dapat menggunakan kamera, tetapi tidak semua orang dapat menjadi juru kamera yang baik tanpa terlebih dulu mempelajari landasan teorinya. Lalu apa landasan teori yang perlu diketahui seseorang sebelum ia dinyatakan siap menjadi juru kamera? Profesionalisme seorang juru kamera televisi dalam mengambil gambar dinilai ketika gambar hasil karyanya diperiksa sebelum diedit di ruang editing. Pengetahuan dasar mengenai teknik editing gambar mutlak harus diketaui oleh seorang juru kamera. Pemahaman teknik editing sangatlah penting bagi juru kamera sebagai dasar baginya untuk mengambil gambar. Banyak kalangan jurnalis berpendapat, seseorang harus belajar mengedit hambar terlebih dahulu sebelum ia terjun dan bekerja sebagai juru kamera. Jika editor banyak mengeluhkan gambar yang
  • 27. disediakan juru kamera maka besar kemungkinan juru kamera tersebut belum memiliki pengetahuan dasar mengenai prinsip-prinsip mengambil gambar yang baik dan benar. Di ruang editing gambar-gambar yang diambil juru kamera harus dilihat kembali, dipilih dan kemudian digabungkan oleh penyunting gambar ke dalam suatu struktur yang saling bertautan, logis, dan masuk akal. Hasil editing harus dapat menjelaskan berita yang disampaikan secara visual sesuai dengan durasi waktu yang telah ditetapkan. Juru kamera harus menyediakan gambar-gambar yang dibutuhkan oleh editor gambar. Apa yang dibutuhkan editor gambar tidak sekedar gambar utama tetapi juga gambar penunjang, juru kamera yang mengambil begitu banyak shot tanpa menunjukkan hubungan yang jelas antara berbagai shot itu, maka sebenarnya ia hanya akan memberikan persoalan kepada editor gambar. Pada dasarnya teknik pengambilan gambar untuk setiap jenis liputan adalah sama saja, apakah dalam pengambilan gambar untuk berita singkat, liputan khusus, atau membuat film dokumenter. Dalam liputan olah raga, misalnya pada suatu pertandingan sepak bola, maka juru kamera akan lebih banyak menggunakan teknik pengambilan gambar yang merupakan gabungan antara wide shot, yaitu sudut pengambilan gambar yang melebar, dan pengambilan gambar close up. Dalam pertandingan sepak bola kamera akan banyak mengambil gambar-gambar selingan (cutaway) ke arah pelatih atau manajer sepak bola yang bertanding, shot ke penonton, dan gambar-gambar slow motion untuk replay gambar. Liputan langsung pertandingan sepakbola membutuhkan lebih banyak kamera yang diletakkan di berbagai posisi strategis di stadion. Selain itu beberapa kamera perlu diletakkan pada posisi yang lebih tinggi agar diperoleh gambar yang lebih baik. Teknik yang sama dibutuhkan pula dalam liputan konser musik namun dengan tingkat pergerakan kamera, --seperti pan dan zoom-- yang berbeda, tergantung dari alunan musik yang dimainkan saat itu. Juru kamera akan lebih bebas lagi ketika mengambil gambar untuk membuat video musik. Bisa dikatakan tidak ada peraturan yang membatasi kreativitas juru kamera dalam mengambil gambar untuk pembuatan video musik. Pada dasarnya teknik pengambilan gambar merupakan upaya juru kamera untuk menerjemahkan suatu peristiwa yang dilihatnya yang mungkin saja cenderung subjektif. Namun tingkat subjektifitas ini tergantung pada program macam apa yang tengah dikerjakan. Misalnya apakah liputan itu lebih menekankan pada fakta,
  • 28. misalnya kecelakaan atau bencana alam, atau lebih menekankan pada nilai artistik, misalnya dalam liputan konser musik atau hiburan. Terkadang posisi pengambilan gambar yang baik sangat bergantung pada kecepatan juru kamera tiba di lokasi peristiwa. Kemampuan tim untuk segera tiba di lokasi peristiwa adalah faktor penting dalam kesuksesan suatu liputan. Peristiwa yang berifat darurat (civil emergencies) seperti banjir, kecelakaan transportasi, kebakaran, atau peristiwa kriminalitas adalah peristiwa yang dapat muncul setiap saat, namun biasanya akan cepat pula menghialng dari pemberitaan. Liputan seperti ini tidak berumur panjang karena cepat dilupakan orang. Namun demikian dibutuhkan tim liputan yang dapat bergerak cepat ke lokasi agar diperoleh gambar terbaik dari peristiwa itu. Peralatan kamera harus segera dapat digunakan dan juru kamera harus bergerak cepat dalam mengambil gambar. Salah satu prinsip dalam pengambilan gambar yang benar adalah tidak boleh terlalu banyak meninggalkan ruangan kosong pada layar. Teknik yang perlu diterapkan saat mengambil gambar adalah tidak banyak membuat ruang kosong pada layar dengan menggunakan metode komposisi. Satu dari metode komposisi yang paling sederhana disebut Trianggulasi, dimana pusat perhatian ditempatkan pada puncak suatu segitiga dengan bagian-bagian penting lainnya berada pada dasar segitiga itu. Metode komposisi lainnya disebut Golden Mean. Metode ini menyatakan apabila layar telebisi dibagi menjadi tiga bagian, baik secara horisontal dan vertikal, maka empat titik pertemuan dari garis horizontal dan vertikal itu merupakan empat titik yang akan menjadi pusat perhatian penintit paling kuat. Sebagai peraturan umum, komposisi gambar harus berada dalam posisi mantap ketika rekaman gambar berlangsung. Reporter dan juru kamera harus memiliki pengetahuan tentang teknik pengambilan gambar agar gambar tampak bagus. Setiap ghambar harus memberikan pesan yang jelas dan tidak membiarkan pemirsa bertanya-tanya apa yang menjadi topik perhatian dari suatu gambar yang ditampilkan. Kerjasama Reporter, Juru Kamera, dan Editor Seorang juru kamera yang baik akan selalu menyempatkan diri untuk melihat hasil editing gambar hasil karyanya. Ketika melihat hasil editing, juru kamera terkadang kecewa karena editor tidak memasukkan gambar-gambar yang menurut juru kamera adalah gambar yang
  • 29. bagus. Menurut juru kamera hasil kerja editor tidak bagus karena tidak mengambil gambar terbaik yang telah diambilnya dengan susah payah. Persoalannya adalah editor tidak mengetahui apakah suatu shot itu merupakan shot yang sulit. Penyunting gambar tidak berada di lokasi untuk mengetahui bahwa suatu gambar telah direkam dengan susah payah, sehingga karena itu ia tidak memberikan apresiasinya terhadap pekerjaan juru kamera. Terkadang juru kamera merekam gambar yang panjang, dibutuhkan dua kaset untuk mengambil seluruh gambar. Juru kamera kembali mengeluh karena gambar yang bagus di ujung kaset kedua tidak digunakan dan ediitor hanya menggunakan gambar dari kaset pertama. Di sinilah terlihat bahwa editor, juru kamera dan tentu saja reporterharus saling berkomunikasi agar terjalin saling pengertian. Reporter dan juru kamera perlu memberi tahu penyunting gambar mengenai gambar-gambar terpenting dan yang paling dramatis yang perlu diambil editor ketika ia menyunting gambar tersebut. Beberapa stasiun televisi belakangan ini mulai memperkenalkan apa yang disebut dengan Portable Field Editor, khususnya dalam pembuatan majalah berita televisi (news and magazine coverage) yang tidak mengenal lagi perbedaan antara editor dan juru kamera. Dalam hal ini tidak dikenal lagi pembagian kerja dimana juru kamera atau reporter menyerahkan hasil shot yang dibuatnya kepada orang lain untuk dikerjakan setelah tim liputan pulang dari lokasi. Dengan cara ini maka juru kamera adalah editor, dan editor adalah juru kamera. Prioritas seorang juru kamera dan prioritas seorang editor berada di satu tangan. Juru kamera bisa saja mengambil gambargambar favorit sepuasnya karena sebagai editor ia yakin gambar itu akan dapat dugunakannya dalam proses penyuntingannya nanti.