SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 49
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Permasalahan dan Tantangan Utama
 Pembangunan Daerah Jawa Barat
Permasalahan
• Ketergantungan ekspor dan manufaktur Jawa Barat
  terhadap perekonomian dunia
• Masih rendahnya tingkat pencapaian pendidikan
• Korupsi dan penyalahgunaan wewenang
• Kurangnya koordinasi dan sinergitas vertikal maupun
  horizontal di tingkat pengambil kebijakan pembangunan
• Kesenjangan antara kebijakan yang berpihak pada
  keadilan jender pada semua aspek pembangunan:
  KDRT, traficking, kurangnya kaum pria ikut dalam KB, dll


                                                             2
Permasalahan dan Tantangan Utama



Tantangan :
 • Peningkatan investasi
 • Stabilitas keamanan dan kepastian hUuum
 • Akses pasar, pengauatan persaingan dalam negeri
 • Meningkatkan kunjungan wisata (20 mendatang)
 • Diperlukan peminpin yang berpengalaman
 • Aparatur
 • Penyelenggaraan managemen yang efektif dan efisien
 • Birokrasi belum banyak mengalami perubahan
TINGKAT PELAYANAN PUBLIK DAN DEMOKRASI




         TINGKAT KESADARAN HUKUM
   80

   70

   60

   50

   40

   30
                                     Series1
   20

   10

    0
TINGKAT PELAYANAN PUBLIK DAN DEMOKRASI


7000
                   TINGKAT KRIMINALITAS TAHUN 2008

6000



5000



4000

                                                                         Terpidana

3000                                                                     Penyelesaian



2000



1000



  0
       Curas   Curat      Curi R2/4   Aniyaya   Penipuan   Penggelapan
12000



 10000



  8000



  6000



  4000



  2000



         0

               2004         2005         2006        2007



         Jumlah Pelanggaran Perda di Jawa
         Barat Tahun 2004 – 2007
Kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan perda meningkat
sejalan dengan cukup efektifnya sosialisasi peraturan daerah, sejak
proses legislasi, sosialisasi hingga penerapannya.
1800
   1600
   1400                                                                                    Ketertiban Umum
   1200
                                                                                           Unjuk rasa
   1000
     800                                                                                   Kenakalan Remaja
     600
     400                                                                                   Pemogokan
     200
           0                                                                               Narkotika

               JTP      JPTP   JTP          JPTP   JTP          JPTP   JTP          JPTP   JUMLAH

                 2004                2005                2006                2007




   Gambar 2.2 Data Gangguan Trantibum Di Jawa Barat Tahun
                        2004 - 2007


sepanjang tahun 2003-2008, muncul dari penyalahgunaan
penggunaan narkoba
Tingkat pelayanan Publik dan demokrasi

Kesadaran Hukum
   • Peningkatan disiplin mengalami kenaikan 50 % dari tahun
     sebelumnya : pengawasan dan sosialisasi
   • Akuntabilitas anggran mengalami perbaikan 75 % : pengawasan
     dan kontrol sistem
   • Kenyamanan dan pelayanan mengalami kenaikan 60 %:
     kesadaran akan tugas dan fungsi
   • Pemenuhan kebutuhan sarana& prasarana menaik 70 %: proses
     administrasi dan birokrasi
   • Kenyamanan&pelayanan kepada masyarakat 60 % perubahan
     birokrasi, kedisiplinan aparatur
   • Pengurangan korupsi membaik 50 % : pengawasan, kesadaran,
     kejelasan hokum
•
Indeks Kriminalitas
Rata-rata meningkat disebabkan:
   • Krisis global
   • Pencurian roda 2 meningkat, meningkatnya jumlah roda 2
   • Kesadaran hukum yang masih rendah
TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL



                         Program WAJAR Pendidikan Dasar
 %
80


70


60


50


40                                                                                                Series1


30


20


10


 0
     Prosentase APK   Prosentase APM   Prosentase angka   Prosentase sarana      Prosentase
                                          melanjutkan         memadai         penerima beasiswa
• Program Wajib Belajar Pendidikan dasar
• Prosentase APK               88,90
• Prosentase APM               79,00
• Prosentase angka melanjutkan
      80,00
• Prosentase sarana memadai 60,00
• Prosentase penerima beasiswa      70
  ,00
• Rasio rombel ruang kelas          1,35
Pelayanan Sosial
    1200



    1000



     800

O
r
a    600                                                                                Series1
n
g
     400



     200



      0
           KAT   Penyandang cacat   Tuna Sosial   Anak nakal korban    Wanita Rawan
                                                   narkotik (ANKN)    Sosial Ekonomio
Tingkat Pelayanan Publik dan Demokrasi
                                                         Pelayanan Publik
                                                    Tahun Sebelumnya                                    Tahun Berjalan
Persentase Jumlah kasus korupsi yang                       86,21%                                             100%
tertangani dibandingkan dengan yang
dilaporkan
Keterangan                                Jumlah perkara korupsi yang masuk ke  Jumlah perkara korupsi yang masuk ke
                                           Kejaksaan Tinggi (2008) = 58                Kejaksaan Tinggi (2008) = 88
                                         Jumlah perkara korupsi yang sudah diputus  Jumlah perkara korupsi yang sudah diputus oleh
                                           oleh Pengadilan Tinggi (2008) = 50          Pengadilan Tinggi (2008) = 88
                                       Sumber: Jabar Dalam Angka, 2008             Sumber: Jabar Dalam Angka, 2009
Presentase   aparat   yang   berijazah                     31,00%                                       29,87%
minimal S1
Keterangan                              • Jumlah total = 12.948 orang, terdiri dari:     • Jumlah total = 361.052 orang, terdiri dari:
                                        • S3 0,08%                                       • S3 2 orang (0,00 %)
                                        • S2 5,16 %                                      • S2 469 orang (0,13%)
                                        • S1 31,00 %                                     • S1 50 943 orang (14,11%)
                                        • D4 0,46%                                       • D4 821 orang (0,23%)
                                        • D3 11,92 %                                     • D3 26 236 (7,27%)
                                        • D2 1,12 %                                      • D2 23 739 (6,57%)
                                        • D1 2,57%                                       • D1 9 691 (2,68%)
                                        • SLTA 37,45 %                                   • SLTA 211 989 (58,71%)
                                        • SLTP 4,03 %                                    • SLTP 17 328 (4,80 %)
                                        • SD 6,22 %.                                     • SD 19.834 (5,49 %).
                                       Sumber: Jabar dalam Angka, 2008                  Sumber: Jabar dalam Angka, 2009
Persentase jumlah kabupaten/ kota yang                        42,31%                                           61,53%
memiliki peraturan daerah pelayanan
satu atap
Keterangan                              Jumlah kab/kota yang memiliki PPTSP (Pusat       Jumlah kab/kota yang memiliki PPTSP (Pusat
                                        Pelayanan Terpadu Satu Pintu) adalah 11 kab/kota Pelayanan Terpadu Satu Pintu) adalah 16 kab/kota
                                        dari 26 kab/kota di Jabar, yakni: Kota Cimahi,   dari 26 kab/kota di Jabar, yakni: Kabupaten
                                        Bandung, Banjar, Kabupaten Indramayu,            Indramayu,Majalengka, Kuningan,Cirebon,
                                        Sukabumi, Kuningan, Sumedang, Purwakarta,        Sumedang, Kota Banjar, Ciamis, Kota Tasikmalaya,
                                        Tasikmalaya, Ciamis, dan Bekasi.                 Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi,
                                        Sumber: RKPD 2009                                Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten
                                                                                         Bekasi, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten
                                                                                         Subang.
                                                                                        Sumber: RKPD 2010
Lanjutan
                                                      Demokrasi
                                                    Tahun Sebelumnya                    Tahun Berjalan
Gender Development Index (GDI)                               60,8                             61,4
Keterangan                               Data tahun 2006                      Data tahun 2007
                                         Sumber: BPS dan Kementerian    NegaraSumber: BPS dan Kementerian
                                         Pemberdayaan Perempuan, 2008         Negara Pemberdayaan Perempuan,
                                                                              2008
Gender Empowerment Meassurement                              54,4                             55,3
(GEM)
Keterangan                               Data tahun 2006                      Data tahun 2007
                                         Sumber: BPS dan Kementerian    NegaraSumber: BPS dan Kementerian
                                         Pemberdayaan Perempuan, 2008         Negara Pemberdayaan Perempuan,
                                                                              2008
Tingkat partisipasi politik masyarakat                   67,31%                    Tidak ada Pilgub tahun 2009
dalam    Pemilihan Kepala      Daerah
Provinsi
Keterangan                             Pilgub 2008
                                       Sumber: KPUD Jabar
Tingkat partisipasi politik masyarakat               Rata-rata 70%            Selama tahun 2009 tidak ada
dalam   Pemilihan Kepala       Daerah                                         pemilihan       kepala       daerah
Kabupaten/Kota                                                                kabupaten/kota di Jabar karena ada
                                                                              Pemilu 2009
Keterangan                               Sumber: RKPD 2009
Tingkat partisipasi politik masyarakat                   75,2%                               76,61%
dalam Pilpres
Keterangan                               Pilpres 2004                         Pilpres 2009
                                         Sumber: KPU                          Sumber: KPU
Tingkat partisipasi politik masyarakat                       95%                             73,11%
dalam PiLeg
Keterangan                               PiLeg 2004                           PiLeg 2009
                                         Sumber: KPU                          Sumber: KPU
Analisis Relevansi dan Efektivitas
             Indikator I
• Tingkat Pelayanan Publik
  – Seluruh tolok ukur pada indikator tingkat pelayanan publik
    menunjukkan peningkatan capaian.
  – Pada tolok ukur penanganan kasus korupsi, data BPS
    menunjukkan terjadi peningkatan persentase dalam penanganan
    kasus korupsi di Jawa Barat. Tapi, dilihat dari jumlah kasus
    korupsi yang masuk ke Kejaksaan Tinggi menunjukan
    peningkatan antara tahun 2008-2009, sebesar 30 kasus. Hal ini
    dapat mengindikasikan beberapa hal, antara lain:
     • Terjadi peningkatan penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan
       yang tergolong kasus korupsi
     • Peningkatan kesadaran hukum untuk melaporkan kasus korupsi
     • Peningkatan kinerja penanganan kasus korupsi oleh lembaga-lembaga
       penegak hukum
Lanjutan
– Pada tolok ukur tingkat pendidikan aparat, menunjukkan
  terjadinya penurunan persentase sebesar 1,13%. Meskipun
  demikian, jumlah aparat secara keseluruhan menunjukkan
  kenaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa:
   • Rekrutmen CPNS untuk lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih
     tetap berlangsung
   • Sudah ada upaya meningkatkan kualitas SDM dari sisi pendidikan formal,
     sehingga jumlah aparat berpendidikan S1 sudah berkurang
– Pada tolok ukur pelayanan terpadu, ditanyakan persentase
  daerah kabupaten/kota yang telah memiliki perda tentang
  pelayanan satu atap. Data mengenai hal ini tidak terdapat,
  sehingga yang digunakan adalah proksi daerah yang telah
  memiliki pelayanan terpadu satu pintu (PPTSP). Data tahun
  2008-2009 menunjukan terjadinya peningkatan jumlah
  kabupaten/kota yang memiliki PPTSP. Hal ini disebabkan oleh:
   • Kesadaran daerah kabupaten/kota untuk membentuk PPTSP dalam rangka
     memperbaiki kualitas pelayanan perizinan sekaligus meningkatkan investasi
     di daerah
   • Sudah adanya kepastian dasar hukum mengenai regulasi dan bentuk
     organisasi PPTSP sehingga kabupaten/kota tidak ragu lagi untuk
     membentuk PPTSP
Lanjutan
• Demokrasi
  – Seluruh tolok ukur pada indikator demokrasi menunjukkan
    tingkat capaian yang beragam, ada sub indikator yang
    mengalami peningkatan tapi ada juga yang menurun.
  – Pada tolok ukur Gender Development Index (GDI) dan Gender
    Empowerment Measurement (GEM), terjadi kenaikan capaian
    indeks. Hal ini mengindikasikan bahwa:
     •  Sudah ada upaya untuk meningkatkan kesetaraan jender, khususnya
       dengan memperluas ruang partisipasi bagi perempuan dalam bidang politik
       dan pemerintahan
     • Dibandingkan dengan capaian IPM/HDI Jabar yang masih lebih tinggi
       dibandingkan GDI menunjukkan bahwa kesenjangan jender masih menjadi
       masalah di Jabar
     • Peningkatan capaian GDI dan GEM banyak disumbang oleh meningkatnya
       jumlah perempuan yang menduduki posisi struktural di lingkungan politik
       dan pemerintahan di Jabar, misalnya dalam hal peningkatan jumlah anggota
       DPRD perempuan, pejabat birokrasi dari kalangan perempuan, dll
     • Masalah-masalah kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran hak
       perempuan masih memerlukan penanganan afirmatif untuk meningkatkan
       capaian GDI dan GEM di masa mendatang
Lanjutan
– Pada tolok ukur tingkat partisipasi politik dalam
  pemilihan kepala daerah provinsi, Jawa Barat baru
  satu kali menyelenggarakan pemilihan gubernur dan
  wakil gubernur secara langsung yakni pada tahun
  2008. Tingkat partisipasi sebesar 67,31% dalam
  Pilgub tidak terlampau tinggi, diduga penyebabnya
  adalah kejenuhan masyarakat akibat terlampau
  seringnya frekuensi pemilihan secara langsung
  dilakukan sejak tahun 2004 hingga 2008. Selama
  rentang waktu tersebut juga berlangsung pemilihan
  kepala daerah kabupaten/kota secara langsung,
  sehingga antusiasme publik untuk memberikan suara
  dalam Pilgub tidak terlampau besar. Meskipun
  demikian, Pilgub berlangsung dengan relatif aman
  dan demokratis tanpa menimbulkan konflik yang
  destruktif.
Lanjutan
– Pada tolok ukur tingkat partisipasi politik dalam pemilihan kepala
  daerah kabupaten/kota, juga menunjukkan capaian yang moderat
  sekira 70% untuk 26 pilbup/pilwalkot yang berlangsung di Jabar selama
  periode 2005-2008. Bila dilihat dari tingkat partisipasi per
  kabupaten/kota sangat variatif. Di Kabupaten Garut, tingkat partisipasi
  pemilih dalam Pemilihan Bupati Garut pada tahun 2008 adalah sebesar
  65,7%. Jumlah ini tidak jauh berbeda dengan hasil Pemilihan Bupati
  Kuningan pada tahun 2008 sebesar 67%. Di Kabupaten Ciamis,
  pemilihan bupati ditandai dengan tingkat partisipasi pemilih yang cukup
  tinggi sebesar 73,21%, seperti juga di Kota Bandung, partisipasi pemilih
  dalam Pemilihan Walikota Bandung tahun 2008 adalah sebesar 73,5%.
  Di Kabupaten Majalengka yang menyelenggarakan pemilihan bupati
  dan wakil bupati pada tahun 2008, tingkat partisipasi pemilih mencapai
  73,34%. Jumlah ini relatif tinggi dibandingkan dengan partisipasi pemilih
  dalam Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Bekasi pada tahun 2007
  yang hanya diikuti oleh 52,86% pemilih. Tingginya jumlah masyarakat
  yang tidak memberikan suara (golput) juga tampak pada Pilkada Kota
  Bogor yang berjumlah 35,99% dari keseluruhan jumlah pemilih yang
  terdaftar. Demikian pula jumlah golput dalam Pemilihan Bupati Cianjur
  tahun 2006 cukup tinggi.
Lanjutan
– Pada tolok ukur tingkat partisipasi politik dalam pemilihan
  umum legislatif dan pemilihan presiden, menunjukan capaian
  yang berbeda. Untuk tingkat partisipasi dalam pemilihan
  presiden menunjukkan peningkatan yang tidak terlampau
  signifikan antara Pilpres 2004 dan Pilpres 2009, yakni hanya
  sebesar 1,41%. Kenaikan ini disebabkan oleh pembaharuan
  data pemilih yang paralel dengan peningkatan jumlah penduduk
  di Jawa Barat.
  Sementara itu, tingkat partisipasi dalam Pemilihan Legislatif
  tahun 2004 dan 2009 menunjukan penurunan yang drastis,
  sebesar 21,89%. Hal ini disebabkan oleh:
   • Permasalahan yang terjadi dalam pendataan pemilih , yang
     menyebabkan banyak calon pemilih tidak terdaftar dan tidak dapat
     memberikan suaranya
   • Kejenuhan masyarakat terhadap event pemilihan, sehingga
     menimbulkan apatisme atau keenganan untuk berpartisipasi dalam
     Pemilihan Legislatif 2009
Tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia


    Pendidikan
    •Angka Partisipasi Murni
    •Rata-rata nilai akhir
    •Angka Putus Sekolah
    •Angka melek aksara 15 tahun keatas
    •Persentase jumlah guru yang layak mengajar




                                                  21
Indikator II
Angka Partisipasi Sekolah dengan indikator
       Angka Partisipasi Kasar SD




 Berdasarkan grafik di atas tampak bahwa pada
 tingkat SD, nilai APK Jawa Barat menunjukkan
 angka di atas 100%,
Kecenderungan Angka Melek Huruf di Propinsi Jawa
         Barat Tahun 1990, 2000 – 2007




   96

   96                                                                       95.48

   95

   95                                                            94.51

   94                                                 93.96
                                                                                       93.79
                                            93.6
   94                             93.5
                       93.19
   93       93.03

   93

   92
         2000       2001       2002      2003      2004       2005       2006       2007



        Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat
Presentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun
                            ke atas
 Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
           Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2007


  Tingkat Pendidikan            2003           2004           2005           2006          2007

  1. Tidak pernah Sekolah               5,09           5,07           5,18          4,95          5,38

  2. Tidak Tamat SD                    21,67          21,66          21,80      21,66         22,02

  3. Tamat SD                          39,56          38,00          37,75      37,59         36,02

  4. SLTP/SMP                          15,09          16,77          16,77      15,96         15,60

  5. SLTA/                             14,61          15,30          15,40      15,79         16,22

  6. AK/Diploma                         1,72           1,60           1,54          1,97          2,13

  7. Sarjana                            1,71           1,60           1,58          2,07          2,63

  Jumlah                                100            100            100           100           100




   Sumber: Suseda 2003 - 2007
TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL



                         Program WAJAR Pendidikan Dasar
 %
80


70


60


50


40                                                                                                Series1


30


20


10


 0
     Prosentase APK   Prosentase APM   Prosentase angka   Prosentase sarana      Prosentase
                                          melanjutkan         memadai         penerima beasiswa
Kesehatan
•   Umur Harapan Hidup (UHH)
•   Angka Kematian Bayi (AKB)
•   Angka Kematian Ibu (AKI)
•   Prevalensi Gizi buruk (%)
•   Prevalensi Gizi kurang (%)
•   Persentase tenaga kesehatan
    perpenduduk
UMUR HARAPAN HIDUP
  (UHH) Jawa Barat




Sensus 1990 Susenas 1995 Tahun 2000 – 2007 berdasarkan proyeksi BPS
Angka Kematian Bayi (AKB)


• Tahun 2000  45,69 per 1000 kelahiran hidup
• Tahun 2005 menjadi 43,40 per 1000 kelahiran hidup.
• Tahun 2006 sebanyak 3.580 dari 818.338 kelahiran
  hidup
• Tahun 2007 sebanyak 4.388 dari 822.481 kelahiran
  hidup
 Terjadi peningkatan dari tahun 2006 ke 2007 
  pendidikan ibu
Angka Kematian Ibu (AKI)


• Data terakhir tahun 2003  321.15
   kematian saat melahirkan (60.87%), waktu nifas
  (30.43%), dan waktu hamil (8.7%)  karena
  perdarahan, infeksi dan eklampsia
• Masalah: ketidaktersediaan data  sistem pelaporan
• Penting untuk memperhatikan pendidikan ibu  suseda
  2007 % wanita yang selesai wajar diknas 67.7% dan
  suseda 2005 % wanita menikah di usia < 16 tahun
  28.85%
Status Gizi Balita Tahun 1999-
        2001 dan 2004-2007
Tahun                                 Status Gizi Balita ( % )
                       Lebih             Baik             Kurang             Buruk


     1999              23.33             54,45             17,26             4,96

     2000              4,84              81,46             12,88             0,79

     2001              1,91              85,27             11,7              1,32

     2004              2,59              84,06             11,94             1,41

     2005              1,83              85,75             11,41             1,01

     2006              1,62              86,36             11,52             1.09

     2007              2.03              85,23             11,15             1,13



Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2007

 Obesitas perlu diwaspadai  kecenderungan kasus meningkat sehubungan dengan gaya
hidup  faktor resiko penyakit sirkulasi darah dan penyakit degeneratif
Tenaga Kesehatan
• Tenaga medis (dokter umum, dokter gigi)
• Tenaga keperawatan (perawat, bidan)
• Tenaga kefarmasian (apoteker, analisis farmasi,
  asisten apoteker)
• Tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog,
  entomolog, mikrobiologi, penyuluh kesehatan,
  administrator kesehatan, sanitarian)
• Tenaga gizi
• Tenaga keteknisan fisik
• Tenaga keteknisan medis
• Tenaga sanitasi
Dokter Umum
• 2007  rasio  1:2.592.733
• Target Indonesia Sehat 2010 rasio
  dokter per 100.000 penduduk adalah 40
• Rata-rata 2-3 dokter umum bekerja di
  puskesmas  penyebaran belum merata
   masih ada puskesmas yang belum ada
  dokter
Dokter Gigi
• 2006  rasio  1:6.247.550
• 2007  seorang dokter gigi untuk 2-3
  puskesmas dan penyebarannya belum
  merata
• Target Indonesia Sehat 2010  rasio
  dokter gigi per 100.000 penduduk adalah
  11
Tenaga Keperawatan
• Rasio  1:1.072.763
• 2007  setiap puskesmas mempunyai 6-7
  bidan dan penyebarannya belum merata
• Target Indonesia Sehat 2010  rasio
  bidan per 100.000 penduduk adalah 100
  dan rasio perawat per 100.000 penduduk
  adalah 117.5
Keluarga Berencana
• Indikator keberhasilan program Keluarga Berencana 
  pencapaian cakupan KB Aktif, peserta KB Baru terhadap
  pasangan usia subur(PUS) dan persentase peserta KB Aktif
  Metode Kontrasepsi Efetif Terpilih (MKET).
• Pencapaian KB Baru pada tahun 2006 sebesar 12,72%,
  cakupan ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun
  sebelumnya, tahun 2005 (10,66%).
• "Tahun 2003 hingga 2004, peserta KB aktif Jawa Barat
  mencapai 60,42 persen, tahun 2005 62,84 persen dan tahun
  62,88 persen,“
• Peserta Keluarga Berencana (KB) Aktif sepanjang tahun
  2008 mencapai 6.223.986 orang atau naik sebesar 107
  persen dari target 5.906.260 orang  keberhasilan program
  Kesatuan Gerak PKK-KB Kesehatan tahun 2008.
Keluarga Berencana
• "Berdasarkan data Suseda Jabar, tahun 2003
  TFR Jabar sebesar 2,54, tahun 2004 sebesar
  2,53 tahun 2006 sebesar 2,39 dan tahun 2007
  mencapai 2,30,”
Laju Pertumbuhan Penduduk
Di Provinsi Jawa Barat Selama Kurun Waktu 2002-2007
• Jumlah penduduk meningkat sekitar 17, 35 % dari
  penduduk Indonesia
• Puncaknya diperkirakan pada tahun 2030 ahli
  demografi 2015-2030 “golden period bagi Indonesia,
  penduduk provinsi mencapai nilai tertinggi




                                                       38
Data Pembangunan Ekonomi
    Jawa Barat 2004-2008
                                         2004       2005      2006      2007      2008
Uraian
LPE (%)                                      4.77      5.62      6.01     6.22        5.6
Laju Inflasi (%)                             7.56     18.51      6.15     5.22      11.1
Kontribusi Manufaktur (%)                   41.88     44.46    45.24     44.38     47.32
Kontribusi Ekspor (%)                       49.29     48.29    45.85     43.98     39.23
Pendapatan Riil Per kapita (Rupiah)     5.940.000 6.080.000 6.380.000 6.250.200 7.101.000
Nilai Tukar Petani (%)                      117.1     113.1    115.5     116.8     96.94
Pertumbuhan Realisasi PMA (%)                         32.07    26.14     -31.71   109.28
Pertumbuhan Realisasi PMDN (%)                        29.87    29.17      -0.78    25.72
 Sumber: BPS dan berbagai sumber lain

Note: Data output UMKM dan Status serta kondisi jalan di Jawa Barat
belum lengkap terkumpul. Data pendapatan perkapita tidak ikut dihitung
dalam penghitungan indeks outcome.
                                                                                            39
Outcome dan Trend Propinsi (dalam %)

                      2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
Outcome Pembangunan
Ekonomi               44.120 41.702 39.151 26.302 47.884


Trend                        -5.480 -6.117 -32.820 85.247



Sumber: data diolah




                                                            40
Tingkat Pembangunan Ekonomi Propinsi
          Jawa Barat (dalam %)
        100,000



         80,000



         60,000



         40,000



         20,000



          0,000
                  2004    2005              2006          2007   2008

        -20,000



        -40,000
                         Outcome Pembangunan Ekonomi   Trend




                                                                        41
Indikator III
Analisis Relevansi dan Efektifitas
Pertumbuhan ekonomi jawa Barat terus mengalami peningkatan hingga tahun 2007 dan
    melambat pada tahun 2008 terutama karena hantaman krisis global terhadap Indonesia
    sedangkan peran pertumbuhan Jawa barat terhadap Nasional sangat signifikan sehingga
    efeknya sangat terasa.
Kontribusi manufakturing terhadap PDRB makin meningkat kecuali pada tahun 2007 karena
    melemahnya industri terkait pasca kenaikan 2 kali harga BBM akibat dihapuskannya
    sebagian subsidi
Laju inflasi yang menurun dari tahun 2004-2007 kembali menjadi dua digit pada tahun 2008
    karena pengaruhi lanjutan dari 2 kali kenaikan harga (BBM) di tahun 2007 dan naiknya
    harga elpiji serta adanya program konversi minyak tanah ke elpiji.
Kontribusi Ekspor melemah terus hingga tahun 2008 karena banyak faktor: menurunnya
    permintaan luar negeri, makin pesatnya kegiatan sektor-sektor jasa dan sunset clause dari
    beberapa komoditi ekspor utama Jawa Barat seperti tekstil dan produk tekstil.
Nilai Tukar Pertanian terus membaik karena makin terarahnya program program
    pembangunan pertanian dan peningkatan produksi yang signifikan, namun pada tahun
    2008 kembali turun karena adanya masalah distribusi dari input pertanian seperti krisis
    pupuk dan turunnya harga-harga internasional komoditi pertanian.
Nilai realisasi investasi PMA dan PMDN sama hal-nya dengan kasus kontribusi manufaktur
    dan ekspor turun tajam pada tahun 2007 karena distorsi dari makin beratnya biaya
    produksi yang didorong oleh kenaikan harga BBM serta tingkat ketidakpastian regulasi
    investasi, dengan adanya kebijakan UU Penanaman modal yang baru dan cenderung lebih
    berpihak pada pemilik modal makan tahun 2008 realisasi investasi kembali meningkat.
.
Tingkat Pengelolaan SDA dan
                    Lingkungan Hidup




       Belum dilakukan karena ketersediaan data




                                                  43
Indikator IV
Tingkat Kesejahteraan Sosial


        •Tingkat Kemiskinan
        •Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)




                                              44
Indikator IV
Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Menurut Lokasi, Maret 2007 – Maret 2008




                                                          45
Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Barat

• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) 2004 di Jawa
  Barat adalah 12,25%
• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) 2005 di Jawa
  Barat adalah 11,91%
• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) 2006 di Jawa
  Barat adalah 10,95%
• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Barat
  adalah 13,08% dari jumlah angkatan kerja (data bulan
  Agustus tahun 2007)
• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Barat
  turun menjadi 12,28% (data bulan Februari tahun 2008)


                                                          46
Pelayanan Sosial
    1200



    1000



     800

O
r
a    600                                                                                Series1
n
g
     400



     200



      0
           KAT   Penyandang cacat   Tuna Sosial   Anak nakal korban    Wanita Rawan
                                                   narkotik (ANKN)    Sosial Ekonomio
Kesimpulan
Capaian dari hasil kinerja pembangunan Jawa Barat
secara umum memperlihatkan relevansi terhadap
sasaran/pembangunan nasional khususnya pada:
– Aspek Tingkat Pelayanan publik dan demokrasi
  dan Pembangunan Ekonomi, namun secara
  efektifitas memang tidak terlalu signifikan.
– Aspek Kesejahteraan sosial dan Sumber daya
  Alam Lingkungan, relevansi serta efektifitas
  terhadap tujuan pembangunan nasional relatif
  belum menunjukkan hasil yang baik.
Terima Kasih




               49

Weitere ähnliche Inhalte

Mehr von EKPD

Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Riau
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi RiauLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Riau
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi RiauEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera Utara
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera UtaraLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera Utara
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera UtaraEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera SelatanLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera SelatanEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi SelatanLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi SelatanEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi BaratEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi PapuaLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi PapuaEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua BaratEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara BaratEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara BaratEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi MalukuLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi MalukuEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku Utara
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku UtaraLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku Utara
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku UtaraEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Lampung
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi LampungLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Lampung
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi LampungEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Riau
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan RiauLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Riau
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan RiauEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Bangka BelitungLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Bangka BelitungEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TimurLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TimurEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Tengan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TenganLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Tengan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TenganEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan SelatanLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan SelatanEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan BaratEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Timur
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa TimurLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Timur
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa TimurEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa TengahLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa TengahEKPD
 

Mehr von EKPD (20)

Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Riau
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi RiauLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Riau
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Riau
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera Utara
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera UtaraLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera Utara
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera Utara
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera SelatanLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sumatera Selatan
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi SelatanLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Selatan
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Barat
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi PapuaLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua Barat
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Nusa Tenggara Barat
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi MalukuLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku Utara
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku UtaraLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku Utara
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Maluku Utara
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Lampung
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi LampungLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Lampung
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Lampung
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Riau
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan RiauLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Riau
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Riau
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Bangka BelitungLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TimurLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Timur
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Tengan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TenganLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Tengan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Tengan
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan SelatanLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Selatan
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Timur
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa TimurLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Timur
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Timur
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa TengahLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
 

Kürzlich hochgeladen

1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 

Kürzlich hochgeladen (20)

1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 

PENTING PBB JAWA BARAT

  • 1.
  • 2. Permasalahan dan Tantangan Utama Pembangunan Daerah Jawa Barat Permasalahan • Ketergantungan ekspor dan manufaktur Jawa Barat terhadap perekonomian dunia • Masih rendahnya tingkat pencapaian pendidikan • Korupsi dan penyalahgunaan wewenang • Kurangnya koordinasi dan sinergitas vertikal maupun horizontal di tingkat pengambil kebijakan pembangunan • Kesenjangan antara kebijakan yang berpihak pada keadilan jender pada semua aspek pembangunan: KDRT, traficking, kurangnya kaum pria ikut dalam KB, dll 2
  • 3. Permasalahan dan Tantangan Utama Tantangan : • Peningkatan investasi • Stabilitas keamanan dan kepastian hUuum • Akses pasar, pengauatan persaingan dalam negeri • Meningkatkan kunjungan wisata (20 mendatang) • Diperlukan peminpin yang berpengalaman • Aparatur • Penyelenggaraan managemen yang efektif dan efisien • Birokrasi belum banyak mengalami perubahan
  • 4. TINGKAT PELAYANAN PUBLIK DAN DEMOKRASI TINGKAT KESADARAN HUKUM 80 70 60 50 40 30 Series1 20 10 0
  • 5. TINGKAT PELAYANAN PUBLIK DAN DEMOKRASI 7000 TINGKAT KRIMINALITAS TAHUN 2008 6000 5000 4000 Terpidana 3000 Penyelesaian 2000 1000 0 Curas Curat Curi R2/4 Aniyaya Penipuan Penggelapan
  • 6. 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 2004 2005 2006 2007 Jumlah Pelanggaran Perda di Jawa Barat Tahun 2004 – 2007 Kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan perda meningkat sejalan dengan cukup efektifnya sosialisasi peraturan daerah, sejak proses legislasi, sosialisasi hingga penerapannya.
  • 7. 1800 1600 1400 Ketertiban Umum 1200 Unjuk rasa 1000 800 Kenakalan Remaja 600 400 Pemogokan 200 0 Narkotika JTP JPTP JTP JPTP JTP JPTP JTP JPTP JUMLAH 2004 2005 2006 2007 Gambar 2.2 Data Gangguan Trantibum Di Jawa Barat Tahun 2004 - 2007 sepanjang tahun 2003-2008, muncul dari penyalahgunaan penggunaan narkoba
  • 8. Tingkat pelayanan Publik dan demokrasi Kesadaran Hukum • Peningkatan disiplin mengalami kenaikan 50 % dari tahun sebelumnya : pengawasan dan sosialisasi • Akuntabilitas anggran mengalami perbaikan 75 % : pengawasan dan kontrol sistem • Kenyamanan dan pelayanan mengalami kenaikan 60 %: kesadaran akan tugas dan fungsi • Pemenuhan kebutuhan sarana& prasarana menaik 70 %: proses administrasi dan birokrasi • Kenyamanan&pelayanan kepada masyarakat 60 % perubahan birokrasi, kedisiplinan aparatur • Pengurangan korupsi membaik 50 % : pengawasan, kesadaran, kejelasan hokum •
  • 9. Indeks Kriminalitas Rata-rata meningkat disebabkan: • Krisis global • Pencurian roda 2 meningkat, meningkatnya jumlah roda 2 • Kesadaran hukum yang masih rendah
  • 10. TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL Program WAJAR Pendidikan Dasar % 80 70 60 50 40 Series1 30 20 10 0 Prosentase APK Prosentase APM Prosentase angka Prosentase sarana Prosentase melanjutkan memadai penerima beasiswa
  • 11. • Program Wajib Belajar Pendidikan dasar • Prosentase APK 88,90 • Prosentase APM 79,00 • Prosentase angka melanjutkan 80,00 • Prosentase sarana memadai 60,00 • Prosentase penerima beasiswa 70 ,00 • Rasio rombel ruang kelas 1,35
  • 12. Pelayanan Sosial 1200 1000 800 O r a 600 Series1 n g 400 200 0 KAT Penyandang cacat Tuna Sosial Anak nakal korban Wanita Rawan narkotik (ANKN) Sosial Ekonomio
  • 13. Tingkat Pelayanan Publik dan Demokrasi Pelayanan Publik Tahun Sebelumnya Tahun Berjalan Persentase Jumlah kasus korupsi yang 86,21% 100% tertangani dibandingkan dengan yang dilaporkan Keterangan  Jumlah perkara korupsi yang masuk ke  Jumlah perkara korupsi yang masuk ke Kejaksaan Tinggi (2008) = 58 Kejaksaan Tinggi (2008) = 88  Jumlah perkara korupsi yang sudah diputus  Jumlah perkara korupsi yang sudah diputus oleh oleh Pengadilan Tinggi (2008) = 50 Pengadilan Tinggi (2008) = 88 Sumber: Jabar Dalam Angka, 2008 Sumber: Jabar Dalam Angka, 2009 Presentase aparat yang berijazah 31,00% 29,87% minimal S1 Keterangan • Jumlah total = 12.948 orang, terdiri dari: • Jumlah total = 361.052 orang, terdiri dari: • S3 0,08% • S3 2 orang (0,00 %) • S2 5,16 % • S2 469 orang (0,13%) • S1 31,00 % • S1 50 943 orang (14,11%) • D4 0,46% • D4 821 orang (0,23%) • D3 11,92 % • D3 26 236 (7,27%) • D2 1,12 % • D2 23 739 (6,57%) • D1 2,57% • D1 9 691 (2,68%) • SLTA 37,45 % • SLTA 211 989 (58,71%) • SLTP 4,03 % • SLTP 17 328 (4,80 %) • SD 6,22 %. • SD 19.834 (5,49 %). Sumber: Jabar dalam Angka, 2008 Sumber: Jabar dalam Angka, 2009 Persentase jumlah kabupaten/ kota yang 42,31% 61,53% memiliki peraturan daerah pelayanan satu atap Keterangan Jumlah kab/kota yang memiliki PPTSP (Pusat Jumlah kab/kota yang memiliki PPTSP (Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu) adalah 11 kab/kota Pelayanan Terpadu Satu Pintu) adalah 16 kab/kota dari 26 kab/kota di Jabar, yakni: Kota Cimahi, dari 26 kab/kota di Jabar, yakni: Kabupaten Bandung, Banjar, Kabupaten Indramayu, Indramayu,Majalengka, Kuningan,Cirebon, Sukabumi, Kuningan, Sumedang, Purwakarta, Sumedang, Kota Banjar, Ciamis, Kota Tasikmalaya, Tasikmalaya, Ciamis, dan Bekasi. Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Sumber: RKPD 2009 Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Subang. Sumber: RKPD 2010
  • 14. Lanjutan Demokrasi Tahun Sebelumnya Tahun Berjalan Gender Development Index (GDI) 60,8 61,4 Keterangan Data tahun 2006 Data tahun 2007 Sumber: BPS dan Kementerian NegaraSumber: BPS dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan, 2008 Negara Pemberdayaan Perempuan, 2008 Gender Empowerment Meassurement 54,4 55,3 (GEM) Keterangan Data tahun 2006 Data tahun 2007 Sumber: BPS dan Kementerian NegaraSumber: BPS dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan, 2008 Negara Pemberdayaan Perempuan, 2008 Tingkat partisipasi politik masyarakat 67,31% Tidak ada Pilgub tahun 2009 dalam Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Keterangan Pilgub 2008 Sumber: KPUD Jabar Tingkat partisipasi politik masyarakat Rata-rata 70% Selama tahun 2009 tidak ada dalam Pemilihan Kepala Daerah pemilihan kepala daerah Kabupaten/Kota kabupaten/kota di Jabar karena ada Pemilu 2009 Keterangan Sumber: RKPD 2009 Tingkat partisipasi politik masyarakat 75,2% 76,61% dalam Pilpres Keterangan Pilpres 2004 Pilpres 2009 Sumber: KPU Sumber: KPU Tingkat partisipasi politik masyarakat 95% 73,11% dalam PiLeg Keterangan PiLeg 2004 PiLeg 2009 Sumber: KPU Sumber: KPU
  • 15. Analisis Relevansi dan Efektivitas Indikator I • Tingkat Pelayanan Publik – Seluruh tolok ukur pada indikator tingkat pelayanan publik menunjukkan peningkatan capaian. – Pada tolok ukur penanganan kasus korupsi, data BPS menunjukkan terjadi peningkatan persentase dalam penanganan kasus korupsi di Jawa Barat. Tapi, dilihat dari jumlah kasus korupsi yang masuk ke Kejaksaan Tinggi menunjukan peningkatan antara tahun 2008-2009, sebesar 30 kasus. Hal ini dapat mengindikasikan beberapa hal, antara lain: • Terjadi peningkatan penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang tergolong kasus korupsi • Peningkatan kesadaran hukum untuk melaporkan kasus korupsi • Peningkatan kinerja penanganan kasus korupsi oleh lembaga-lembaga penegak hukum
  • 16. Lanjutan – Pada tolok ukur tingkat pendidikan aparat, menunjukkan terjadinya penurunan persentase sebesar 1,13%. Meskipun demikian, jumlah aparat secara keseluruhan menunjukkan kenaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa: • Rekrutmen CPNS untuk lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih tetap berlangsung • Sudah ada upaya meningkatkan kualitas SDM dari sisi pendidikan formal, sehingga jumlah aparat berpendidikan S1 sudah berkurang – Pada tolok ukur pelayanan terpadu, ditanyakan persentase daerah kabupaten/kota yang telah memiliki perda tentang pelayanan satu atap. Data mengenai hal ini tidak terdapat, sehingga yang digunakan adalah proksi daerah yang telah memiliki pelayanan terpadu satu pintu (PPTSP). Data tahun 2008-2009 menunjukan terjadinya peningkatan jumlah kabupaten/kota yang memiliki PPTSP. Hal ini disebabkan oleh: • Kesadaran daerah kabupaten/kota untuk membentuk PPTSP dalam rangka memperbaiki kualitas pelayanan perizinan sekaligus meningkatkan investasi di daerah • Sudah adanya kepastian dasar hukum mengenai regulasi dan bentuk organisasi PPTSP sehingga kabupaten/kota tidak ragu lagi untuk membentuk PPTSP
  • 17. Lanjutan • Demokrasi – Seluruh tolok ukur pada indikator demokrasi menunjukkan tingkat capaian yang beragam, ada sub indikator yang mengalami peningkatan tapi ada juga yang menurun. – Pada tolok ukur Gender Development Index (GDI) dan Gender Empowerment Measurement (GEM), terjadi kenaikan capaian indeks. Hal ini mengindikasikan bahwa: • Sudah ada upaya untuk meningkatkan kesetaraan jender, khususnya dengan memperluas ruang partisipasi bagi perempuan dalam bidang politik dan pemerintahan • Dibandingkan dengan capaian IPM/HDI Jabar yang masih lebih tinggi dibandingkan GDI menunjukkan bahwa kesenjangan jender masih menjadi masalah di Jabar • Peningkatan capaian GDI dan GEM banyak disumbang oleh meningkatnya jumlah perempuan yang menduduki posisi struktural di lingkungan politik dan pemerintahan di Jabar, misalnya dalam hal peningkatan jumlah anggota DPRD perempuan, pejabat birokrasi dari kalangan perempuan, dll • Masalah-masalah kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran hak perempuan masih memerlukan penanganan afirmatif untuk meningkatkan capaian GDI dan GEM di masa mendatang
  • 18. Lanjutan – Pada tolok ukur tingkat partisipasi politik dalam pemilihan kepala daerah provinsi, Jawa Barat baru satu kali menyelenggarakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur secara langsung yakni pada tahun 2008. Tingkat partisipasi sebesar 67,31% dalam Pilgub tidak terlampau tinggi, diduga penyebabnya adalah kejenuhan masyarakat akibat terlampau seringnya frekuensi pemilihan secara langsung dilakukan sejak tahun 2004 hingga 2008. Selama rentang waktu tersebut juga berlangsung pemilihan kepala daerah kabupaten/kota secara langsung, sehingga antusiasme publik untuk memberikan suara dalam Pilgub tidak terlampau besar. Meskipun demikian, Pilgub berlangsung dengan relatif aman dan demokratis tanpa menimbulkan konflik yang destruktif.
  • 19. Lanjutan – Pada tolok ukur tingkat partisipasi politik dalam pemilihan kepala daerah kabupaten/kota, juga menunjukkan capaian yang moderat sekira 70% untuk 26 pilbup/pilwalkot yang berlangsung di Jabar selama periode 2005-2008. Bila dilihat dari tingkat partisipasi per kabupaten/kota sangat variatif. Di Kabupaten Garut, tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Bupati Garut pada tahun 2008 adalah sebesar 65,7%. Jumlah ini tidak jauh berbeda dengan hasil Pemilihan Bupati Kuningan pada tahun 2008 sebesar 67%. Di Kabupaten Ciamis, pemilihan bupati ditandai dengan tingkat partisipasi pemilih yang cukup tinggi sebesar 73,21%, seperti juga di Kota Bandung, partisipasi pemilih dalam Pemilihan Walikota Bandung tahun 2008 adalah sebesar 73,5%. Di Kabupaten Majalengka yang menyelenggarakan pemilihan bupati dan wakil bupati pada tahun 2008, tingkat partisipasi pemilih mencapai 73,34%. Jumlah ini relatif tinggi dibandingkan dengan partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Bekasi pada tahun 2007 yang hanya diikuti oleh 52,86% pemilih. Tingginya jumlah masyarakat yang tidak memberikan suara (golput) juga tampak pada Pilkada Kota Bogor yang berjumlah 35,99% dari keseluruhan jumlah pemilih yang terdaftar. Demikian pula jumlah golput dalam Pemilihan Bupati Cianjur tahun 2006 cukup tinggi.
  • 20. Lanjutan – Pada tolok ukur tingkat partisipasi politik dalam pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden, menunjukan capaian yang berbeda. Untuk tingkat partisipasi dalam pemilihan presiden menunjukkan peningkatan yang tidak terlampau signifikan antara Pilpres 2004 dan Pilpres 2009, yakni hanya sebesar 1,41%. Kenaikan ini disebabkan oleh pembaharuan data pemilih yang paralel dengan peningkatan jumlah penduduk di Jawa Barat. Sementara itu, tingkat partisipasi dalam Pemilihan Legislatif tahun 2004 dan 2009 menunjukan penurunan yang drastis, sebesar 21,89%. Hal ini disebabkan oleh: • Permasalahan yang terjadi dalam pendataan pemilih , yang menyebabkan banyak calon pemilih tidak terdaftar dan tidak dapat memberikan suaranya • Kejenuhan masyarakat terhadap event pemilihan, sehingga menimbulkan apatisme atau keenganan untuk berpartisipasi dalam Pemilihan Legislatif 2009
  • 21. Tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia Pendidikan •Angka Partisipasi Murni •Rata-rata nilai akhir •Angka Putus Sekolah •Angka melek aksara 15 tahun keatas •Persentase jumlah guru yang layak mengajar 21 Indikator II
  • 22. Angka Partisipasi Sekolah dengan indikator Angka Partisipasi Kasar SD Berdasarkan grafik di atas tampak bahwa pada tingkat SD, nilai APK Jawa Barat menunjukkan angka di atas 100%,
  • 23. Kecenderungan Angka Melek Huruf di Propinsi Jawa Barat Tahun 1990, 2000 – 2007 96 96 95.48 95 95 94.51 94 93.96 93.79 93.6 94 93.5 93.19 93 93.03 93 92 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat
  • 24. Presentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun ke atas Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2007 Tingkat Pendidikan 2003 2004 2005 2006 2007 1. Tidak pernah Sekolah 5,09 5,07 5,18 4,95 5,38 2. Tidak Tamat SD 21,67 21,66 21,80 21,66 22,02 3. Tamat SD 39,56 38,00 37,75 37,59 36,02 4. SLTP/SMP 15,09 16,77 16,77 15,96 15,60 5. SLTA/ 14,61 15,30 15,40 15,79 16,22 6. AK/Diploma 1,72 1,60 1,54 1,97 2,13 7. Sarjana 1,71 1,60 1,58 2,07 2,63 Jumlah 100 100 100 100 100 Sumber: Suseda 2003 - 2007
  • 25. TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL Program WAJAR Pendidikan Dasar % 80 70 60 50 40 Series1 30 20 10 0 Prosentase APK Prosentase APM Prosentase angka Prosentase sarana Prosentase melanjutkan memadai penerima beasiswa
  • 26. Kesehatan • Umur Harapan Hidup (UHH) • Angka Kematian Bayi (AKB) • Angka Kematian Ibu (AKI) • Prevalensi Gizi buruk (%) • Prevalensi Gizi kurang (%) • Persentase tenaga kesehatan perpenduduk
  • 27. UMUR HARAPAN HIDUP (UHH) Jawa Barat Sensus 1990 Susenas 1995 Tahun 2000 – 2007 berdasarkan proyeksi BPS
  • 28. Angka Kematian Bayi (AKB) • Tahun 2000  45,69 per 1000 kelahiran hidup • Tahun 2005 menjadi 43,40 per 1000 kelahiran hidup. • Tahun 2006 sebanyak 3.580 dari 818.338 kelahiran hidup • Tahun 2007 sebanyak 4.388 dari 822.481 kelahiran hidup  Terjadi peningkatan dari tahun 2006 ke 2007  pendidikan ibu
  • 29. Angka Kematian Ibu (AKI) • Data terakhir tahun 2003  321.15  kematian saat melahirkan (60.87%), waktu nifas (30.43%), dan waktu hamil (8.7%)  karena perdarahan, infeksi dan eklampsia • Masalah: ketidaktersediaan data  sistem pelaporan • Penting untuk memperhatikan pendidikan ibu  suseda 2007 % wanita yang selesai wajar diknas 67.7% dan suseda 2005 % wanita menikah di usia < 16 tahun 28.85%
  • 30. Status Gizi Balita Tahun 1999- 2001 dan 2004-2007 Tahun Status Gizi Balita ( % ) Lebih Baik Kurang Buruk 1999 23.33 54,45 17,26 4,96 2000 4,84 81,46 12,88 0,79 2001 1,91 85,27 11,7 1,32 2004 2,59 84,06 11,94 1,41 2005 1,83 85,75 11,41 1,01 2006 1,62 86,36 11,52 1.09 2007 2.03 85,23 11,15 1,13 Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2007  Obesitas perlu diwaspadai  kecenderungan kasus meningkat sehubungan dengan gaya hidup  faktor resiko penyakit sirkulasi darah dan penyakit degeneratif
  • 31. Tenaga Kesehatan • Tenaga medis (dokter umum, dokter gigi) • Tenaga keperawatan (perawat, bidan) • Tenaga kefarmasian (apoteker, analisis farmasi, asisten apoteker) • Tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog, entomolog, mikrobiologi, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan, sanitarian) • Tenaga gizi • Tenaga keteknisan fisik • Tenaga keteknisan medis • Tenaga sanitasi
  • 32. Dokter Umum • 2007  rasio  1:2.592.733 • Target Indonesia Sehat 2010 rasio dokter per 100.000 penduduk adalah 40 • Rata-rata 2-3 dokter umum bekerja di puskesmas  penyebaran belum merata  masih ada puskesmas yang belum ada dokter
  • 33. Dokter Gigi • 2006  rasio  1:6.247.550 • 2007  seorang dokter gigi untuk 2-3 puskesmas dan penyebarannya belum merata • Target Indonesia Sehat 2010  rasio dokter gigi per 100.000 penduduk adalah 11
  • 34. Tenaga Keperawatan • Rasio  1:1.072.763 • 2007  setiap puskesmas mempunyai 6-7 bidan dan penyebarannya belum merata • Target Indonesia Sehat 2010  rasio bidan per 100.000 penduduk adalah 100 dan rasio perawat per 100.000 penduduk adalah 117.5
  • 35. Keluarga Berencana • Indikator keberhasilan program Keluarga Berencana  pencapaian cakupan KB Aktif, peserta KB Baru terhadap pasangan usia subur(PUS) dan persentase peserta KB Aktif Metode Kontrasepsi Efetif Terpilih (MKET). • Pencapaian KB Baru pada tahun 2006 sebesar 12,72%, cakupan ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun 2005 (10,66%). • "Tahun 2003 hingga 2004, peserta KB aktif Jawa Barat mencapai 60,42 persen, tahun 2005 62,84 persen dan tahun 62,88 persen,“ • Peserta Keluarga Berencana (KB) Aktif sepanjang tahun 2008 mencapai 6.223.986 orang atau naik sebesar 107 persen dari target 5.906.260 orang  keberhasilan program Kesatuan Gerak PKK-KB Kesehatan tahun 2008.
  • 36. Keluarga Berencana • "Berdasarkan data Suseda Jabar, tahun 2003 TFR Jabar sebesar 2,54, tahun 2004 sebesar 2,53 tahun 2006 sebesar 2,39 dan tahun 2007 mencapai 2,30,”
  • 37. Laju Pertumbuhan Penduduk Di Provinsi Jawa Barat Selama Kurun Waktu 2002-2007
  • 38. • Jumlah penduduk meningkat sekitar 17, 35 % dari penduduk Indonesia • Puncaknya diperkirakan pada tahun 2030 ahli demografi 2015-2030 “golden period bagi Indonesia, penduduk provinsi mencapai nilai tertinggi 38
  • 39. Data Pembangunan Ekonomi Jawa Barat 2004-2008 2004 2005 2006 2007 2008 Uraian LPE (%) 4.77 5.62 6.01 6.22 5.6 Laju Inflasi (%) 7.56 18.51 6.15 5.22 11.1 Kontribusi Manufaktur (%) 41.88 44.46 45.24 44.38 47.32 Kontribusi Ekspor (%) 49.29 48.29 45.85 43.98 39.23 Pendapatan Riil Per kapita (Rupiah) 5.940.000 6.080.000 6.380.000 6.250.200 7.101.000 Nilai Tukar Petani (%) 117.1 113.1 115.5 116.8 96.94 Pertumbuhan Realisasi PMA (%) 32.07 26.14 -31.71 109.28 Pertumbuhan Realisasi PMDN (%) 29.87 29.17 -0.78 25.72 Sumber: BPS dan berbagai sumber lain Note: Data output UMKM dan Status serta kondisi jalan di Jawa Barat belum lengkap terkumpul. Data pendapatan perkapita tidak ikut dihitung dalam penghitungan indeks outcome. 39
  • 40. Outcome dan Trend Propinsi (dalam %) 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun Outcome Pembangunan Ekonomi 44.120 41.702 39.151 26.302 47.884 Trend -5.480 -6.117 -32.820 85.247 Sumber: data diolah 40
  • 41. Tingkat Pembangunan Ekonomi Propinsi Jawa Barat (dalam %) 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0,000 2004 2005 2006 2007 2008 -20,000 -40,000 Outcome Pembangunan Ekonomi Trend 41 Indikator III
  • 42. Analisis Relevansi dan Efektifitas Pertumbuhan ekonomi jawa Barat terus mengalami peningkatan hingga tahun 2007 dan melambat pada tahun 2008 terutama karena hantaman krisis global terhadap Indonesia sedangkan peran pertumbuhan Jawa barat terhadap Nasional sangat signifikan sehingga efeknya sangat terasa. Kontribusi manufakturing terhadap PDRB makin meningkat kecuali pada tahun 2007 karena melemahnya industri terkait pasca kenaikan 2 kali harga BBM akibat dihapuskannya sebagian subsidi Laju inflasi yang menurun dari tahun 2004-2007 kembali menjadi dua digit pada tahun 2008 karena pengaruhi lanjutan dari 2 kali kenaikan harga (BBM) di tahun 2007 dan naiknya harga elpiji serta adanya program konversi minyak tanah ke elpiji. Kontribusi Ekspor melemah terus hingga tahun 2008 karena banyak faktor: menurunnya permintaan luar negeri, makin pesatnya kegiatan sektor-sektor jasa dan sunset clause dari beberapa komoditi ekspor utama Jawa Barat seperti tekstil dan produk tekstil. Nilai Tukar Pertanian terus membaik karena makin terarahnya program program pembangunan pertanian dan peningkatan produksi yang signifikan, namun pada tahun 2008 kembali turun karena adanya masalah distribusi dari input pertanian seperti krisis pupuk dan turunnya harga-harga internasional komoditi pertanian. Nilai realisasi investasi PMA dan PMDN sama hal-nya dengan kasus kontribusi manufaktur dan ekspor turun tajam pada tahun 2007 karena distorsi dari makin beratnya biaya produksi yang didorong oleh kenaikan harga BBM serta tingkat ketidakpastian regulasi investasi, dengan adanya kebijakan UU Penanaman modal yang baru dan cenderung lebih berpihak pada pemilik modal makan tahun 2008 realisasi investasi kembali meningkat. .
  • 43. Tingkat Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup Belum dilakukan karena ketersediaan data 43 Indikator IV
  • 44. Tingkat Kesejahteraan Sosial •Tingkat Kemiskinan •Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 44 Indikator IV
  • 45. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Lokasi, Maret 2007 – Maret 2008 45
  • 46. Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Barat • Tingkat pengangguran terbuka (TPT) 2004 di Jawa Barat adalah 12,25% • Tingkat pengangguran terbuka (TPT) 2005 di Jawa Barat adalah 11,91% • Tingkat pengangguran terbuka (TPT) 2006 di Jawa Barat adalah 10,95% • Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Barat adalah 13,08% dari jumlah angkatan kerja (data bulan Agustus tahun 2007) • Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Barat turun menjadi 12,28% (data bulan Februari tahun 2008) 46
  • 47. Pelayanan Sosial 1200 1000 800 O r a 600 Series1 n g 400 200 0 KAT Penyandang cacat Tuna Sosial Anak nakal korban Wanita Rawan narkotik (ANKN) Sosial Ekonomio
  • 48. Kesimpulan Capaian dari hasil kinerja pembangunan Jawa Barat secara umum memperlihatkan relevansi terhadap sasaran/pembangunan nasional khususnya pada: – Aspek Tingkat Pelayanan publik dan demokrasi dan Pembangunan Ekonomi, namun secara efektifitas memang tidak terlalu signifikan. – Aspek Kesejahteraan sosial dan Sumber daya Alam Lingkungan, relevansi serta efektifitas terhadap tujuan pembangunan nasional relatif belum menunjukkan hasil yang baik.