SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 26
Perencaanaan Transportasi Dapat Didefinisikan 
Sbb 
Suatu proses yang tujuannya mengembangkan 
sistem transportasi yang memungkinkan manusia 
dan barang bergerak atau berpindah tempat 
dengan aman, nyaman dan murah (Pignataro, 
1973). 
Perenc. Transportasi merupakan proses yang 
dinamis, dan harus tanggap terhadap perubahan 
tata guna lahan, keadaan ekonomi, dan pola arus 
lalu lintas.
Sistem Kelembagaan 
Untuk terwujudnya sistem pergerakan yang aman, 
lancar, murah dan handal, maka dalam sistem 
transportasi secara menyeluruh (makro) 
dipecahkan menjadi sistem yang lebih kecil 
(mikro), yang masing-masing saling terkait dan 
saling mempengaruhi. 
Sistem Transportasi mikro terdiri dari: 
a. Sistem kegiatan (tata guna tanah) 
b. Sistem jaringan (Dep perhub, Bina Marga) 
c. Sistem pergerakan lalu lintas (DLLAJ, 
Organda, Polantas, masyarakat)
SISTEM TRANSPORTASI MAKRO 
Sistem 
Kegiatan 
Sistem 
Pergerakan 
Sistem 
Jaringan 
Sistem Kelambagaan 
Sumber : Tamin (2000)
Sistem Tata Guna Lahan - 
Transportasi 
 Sasaran Perencanaan Transportasi : membuat 
interaksi tata guna lahan dan transportasi 
menjadi semudah dan seefesiensi mungkin 
Kebijakan yang diambil: 
◦ Sistem Kegiatan : rencana tata guna lahan yang baik 
dapat mengurangi kebutuhan perjalanan yang 
panjang sehingga interaksi menjadi mudah 
◦ Sistem Jaringan : meningkatkan kapasitas 
pelayanan prasarana 
◦ Sistem Pergerakan : mengatur teknik dan 
manajemen lalu lintas
ANALISIS PERMINTAAN TRANSPORTASI 
Kebutuhan akan transportasi berasal dari: 
 Interaksi antara aktivitas sosial dan ekonomi 
yang tersebar di suatu daerah. 
Keanekaragaman aktivitas dan pola interaksi 
yang kompleks menghasilkan berbagai faktor 
yang menentukan kebutuhan akan transportasi. 
Alasan orang untuk melakukan perjalanan: 
Berkisar antara pencarian untuk makanan dan 
naungan untuk mobilitas kegiatan atau 
kebutuhan rekreasi.
Tata Guna Lahan 
Defenisi umum adalah: 
Pengaturan pemanfaatan lahan yang masih kosong 
disuatu lingkup wilayah (nasional, regional, lokal) 
atau sebaran ruang /pola geografis dari fungsi suatu 
kota (daerah hunian, perniagaan, pertokoan, kantor 
pemerintahan, sekolahan, serta kegiatan-kegiatan 
tertentu)
Kebijakan tata ruang erat kaitannya dengan 
kebijakan transportasi, ruang adalah merupakan 
kegiatan. 
Transportasi merupakan sistem jaringan yang 
secara fisik menghubungkan suatu ruang 
kegiatan dengan kegiatan lainnya. 
Dengan berkembangnya ruang kegiatan tersebut, 
meningkat pula kebutuhan transportasi. 
Kebutuhan akan pergerakan selalu menimbulkan 
permasalahan , khususnya pada saat orang ingin 
bergerak untuk tujuan yang sama didalam 
daerah tertentu dan saat yang bersamaan
Pengaturan Tata Guna Lahan 
 Dalam pengaturannya, tidak diperkenankan 
terjadinya campur aduk dalam hal tata guna 
lahan (mixed land-use). 
 Hal ini menyangkut antara lain : 
a. Kondisi fisik lahan (geografi suatu wilayah 
harga tanah, faktor ekonomi dll) 
b. Kondisi transportasi (menghindari 
bercampurnya lalu lintas seperti mobil pribadi 
dengan mobil truk, mobil tangki dll). 
Hal ini akan menyebabkan lalu lintas macet dan 
mudah terjadi konflik lalu lintas
Hubungan Tata Guna Lahan Dengan 
Transportasi 
Tata guna lahan merupakan salah satu faktor 
penentu dari pergerakan dan aktivitas. 
Aktivitas ini dikenal sebagai pembangkit 
perjalanan dan akan menentukan jenis prasarana 
/sarana transportasi yang dibutuhkan untuk 
memindahkan lalu lintas seperti angkutan 
umum atau mobil pribadi.
Bila disediakan suatu sarana/prasarana 
transportasi, secara alamiah akan menambah nilai 
aksesibilitas ,bila nilai aksesibilitas meningkat 
biasanya akan merubah nilai lahan. 
Perubahan nilai lahan akan merubah pola 
penggunaan lahan misalnya dari daerah pertanian 
menjadi perumahan,daerah perumahan berubah 
menjadi pertokoan ,dan seterusnya.
Hubungan tata guna Lahan dengan Transportasi 
membentuk suatu Lingkaran tertutup yang dapat 
diilustrasikan sebagai skema Gambar berikut: 
Kebutuhan Perjalanan 
Perjalanan 
Tata Guna Lahan 
Fasilitas Transportasi 
Nilai Lahan Aksesibilitas
Aksesibilitas: Adalah kemudahan untuk 
mengadakan perjalanan , hal ini 
mengakibatkan kenaikan harga tanah 
(nilai NJOP berubah). 
Mobilitas adalah tingginya keinginan 
mengadakan perjalanan mengakibatkan 
bertambahnya bangkitan lalu lintas dan 
pada saatnya menurunnya kapasitas jalan. 
Cara untuk mengatasinya antara lain:
 Dibuat tata ruang yang baik (R U T R 
harus dapat dikendalikan dengan baik) 
 Sistem hirarki jalan harus dibuat dengan 
baik (jalan arteri, jalan kolektor, jalan 
lokal) 
 Peraturan harus tetap dijalankan 
 Perubahan tata guna lahan harus dapat 
dikendalikan dan bangkitan perjalanan 
dianalisis dengan baik.
 Masalah - masalah dalam proses 
perencanaan lokasi harus ditinjau dari 
sisi transportasi seperti, 
a. Kapasitas akses 
b. Bangkitan / tarikan pergerakan pada lokasi yang 
dikembangkan 
c. Sistem angkutan umum 
d. Tingkat kecelakaan lalu lintas disekitar lokasi
Regional Planing 
1. Land Use (Tata Guna Lahan) harus tetap 
dalam waktu relatif panjang 
2. Transport Strategi,(meningkatkan ekonomi 
masyarakat) 
a. Ekonomi strategi (menunjang strategi ekonomi 
masyarakat ) 
b. Kebutuhan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan 
dan kemampuan (daya jangkau masyarakat) 
c. Lingkungan, dampak lingkungan serta meperhatikan 
kebiasaan masyarakat 
d. Pengembangan masa yang akan datang
Konsep & Defenisi Struktur Perkotaan 
Konsep dasar yang menyangkut bentuk perkotaan 
(Urban) adalah pola/ tatanan ruang dari setiap 
elemen perkotaan (gedung, parkir, aktivitas 
masyarakat, aktivitas ekonomi, dan intuisi 
masyarakat) 
Interaksi perkotaan adalah serangkaian hubungan 
yang terjadi untuk memadukan dan mengikat pola 
dan perilaku setiap tata guna lahan.
Kebutuhan Transportasi Perkotaan (Urban 
Travel Demand) 
Kebutuhan Transportasi Perkotaan selalu bergerak 
dinamis dan komplek (bergerak setiap saat) 
berinteraksi dengan ekonomi. 
Kebutuhan transportasi perkotaan, tergantung 
kepada tingkat aktivitas tata guna lahan pada 
daerah tersebut. 
Makin tinggi tingkat aktivitas tata guna lahan, 
semakin tinggi pula tingkat kemampuan menarik 
lalu lintas .
Mewujudkan Transportasi Perkotaan 
Penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan 
terletak pada kondisi pelayanan transportasi: 
a. Sistem jaringan transportasi perkotaan terintegrasi 
secara baik, 
b. Penyediaan fasilitas untuk pejalan kaki dan kendaraan 
tidak bermotor (non-motorized mobility). 
c. Penyediaan fasilitas pejalan kaki dan kendaraan tidak 
bermotor penting 
d. Prasarana fasilitas khusus jalur sepeda di kota-kota 
besar sangat minim.
Paradigma Kebutuhan Transportasi Masyarakat 
Poin-poin penting paradigma kebutuhan 
transportasi masyarakat : 
 Jika fasilitas pedestrian di perkotaan aman dan 
nyaman,maka setiap perjalanan kurang dari 500 
meter dapat ditempuh dengan berjalan kaki; 
 Jika akses terhadap angkutan umum mudah, 
aman, nyaman, terjangkau dan memiliki kepastian 
waktu, maka setiap orang akan tertarik 
menggunakannya;
Lanjutan 
 Sistem transportasi yang berkelanjutan tercapai 
jika: angkutan umum sudah dapat mengangkut 
seluruh kebutuhan pelaku perjalanan, dan menjadi 
moda andalan masyarakat. 
 Angkutan umum yang dapat menjadi tulang 
punggung di kota-kota besar adalah Bus Rapid 
Transit (BRT) dan Mass Rapid Transit (MRT).
Dalam pencapaiannya, angkutan umum harus 
terintegrasi satu sama lain, 
Pusat-pusat aktivitas dan kegiatan seperti :stasiun 
kereta api, terminal bis, bandar udara, pelabuhan 
laut dapat terkoneksi langsung ke dalam jaringan 
 Integrasi yang dimaksudkan mencakup integrasi 
fisik, sistem (jadwal), maupun aspek ticketing.
Gambaran Sistem Transportasi Perkotaan 
Berkelanjutan
fasilitas intermoda berupa park and ride
Perwujudan Sistem Transportasi 
Untuk mewujudkan sistem transportasi perkotaan 
yang terintegrasi, nyaman dan aman, maka dapat 
diwujudkan melalui: 
1. Perencanaan, pembangunan,dan pemeliharaan 
komponen-komponen transportasi beserta 
infrastrukturnya; 
2. Mengoptimalkan sumberdaya manusia (SDM) dan 
teknologi 
3. Desain stasiun dan rolling stock yang minimalis 
dan tahan lama;
Lanjutan 
4. Pengintegrasian simpul-simpul transportasi yang 
dilokasikan dekat dengan pusat-pusat kegiatan 
dan aktivitas masyarakat; 
5. Mass Rapid Transit (MRT) dan Bus Rapid Transit 
(BRT), menciptakan jaringan yang lebih padat, 
akses jarak pendek dengan biaya yang sama. 
Menciptakan nilai estetika yang tinggi dalam 
pemandangan kota (city scape);
6. Melakukan penghematan energi untuk rolling-stock 
(kendaraan berbasis rel) yang bertenaga listrik 
dengan cara mengurangi kebutuhan daya selama 
pengoperasiannya, 
7. Memanfaatkan interior maupun eksterior dari 
rolling stock untuk pemasangan iklan yang 
warnanya menarik serta memiliki layar LED baik di 
dalamnya maupun di stasiun-stasiun;

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
bangkit bayu
 
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyal
abay31
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintas
Alen Pepa
 
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
Ardi Bato'v Patimang
 

Was ist angesagt? (20)

Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
 
SISTEM TRANSPORTASI.ppt
SISTEM TRANSPORTASI.pptSISTEM TRANSPORTASI.ppt
SISTEM TRANSPORTASI.ppt
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminal
 
Konsep dasar sistem transportasi
Konsep dasar sistem transportasiKonsep dasar sistem transportasi
Konsep dasar sistem transportasi
 
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyal
 
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
Materi Kuliah Rekayasa Lalu LintasMateri Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Dasar-dasar sistem transportasi - Pengertian mobilitas dan aksesibilitas
Dasar-dasar sistem transportasi - Pengertian mobilitas dan aksesibilitas Dasar-dasar sistem transportasi - Pengertian mobilitas dan aksesibilitas
Dasar-dasar sistem transportasi - Pengertian mobilitas dan aksesibilitas
 
pengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintaspengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintas
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 
Sarana transportasi
Sarana transportasiSarana transportasi
Sarana transportasi
 
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintas
 
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
Karakteristik lalu lintas
Karakteristik lalu lintasKarakteristik lalu lintas
Karakteristik lalu lintas
 
Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6
 
sistem transportasi
sistem transportasisistem transportasi
sistem transportasi
 
Kelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasiKelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasi
 
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
 

Andere mochten auch

Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5
Arjuna Ahmadi
 
Manajemen Transportasi Materi 1
Manajemen Transportasi Materi 1Manajemen Transportasi Materi 1
Manajemen Transportasi Materi 1
Arjuna Ahmadi
 
Power point alat transportasi
Power point alat transportasiPower point alat transportasi
Power point alat transportasi
Naim Potret
 
Manajemen Transportasi Materi 4
Manajemen Transportasi Materi 4Manajemen Transportasi Materi 4
Manajemen Transportasi Materi 4
Arjuna Ahmadi
 
Eki Manajemen Transportasi
Eki Manajemen TransportasiEki Manajemen Transportasi
Eki Manajemen Transportasi
UNTIRTA
 
Sistem transportasi 3 tgl dan transportasi
Sistem transportasi 3 tgl dan transportasiSistem transportasi 3 tgl dan transportasi
Sistem transportasi 3 tgl dan transportasi
Renhard Manurung
 
56918921 perhitungan-biaya-operasional-kendaraan
56918921 perhitungan-biaya-operasional-kendaraan56918921 perhitungan-biaya-operasional-kendaraan
56918921 perhitungan-biaya-operasional-kendaraan
Eko Nugroho
 
Dasar tek trans.2
Dasar tek trans.2Dasar tek trans.2
Dasar tek trans.2
Dangzt Iman
 
Dasar tek trans 1
Dasar tek trans 1Dasar tek trans 1
Dasar tek trans 1
Dangzt Iman
 

Andere mochten auch (20)

1. sejarah dan pengertian sistem transportasi
1. sejarah dan pengertian sistem transportasi1. sejarah dan pengertian sistem transportasi
1. sejarah dan pengertian sistem transportasi
 
Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5
 
Manajemen Transportasi Materi 1
Manajemen Transportasi Materi 1Manajemen Transportasi Materi 1
Manajemen Transportasi Materi 1
 
Transportasi
TransportasiTransportasi
Transportasi
 
Sistem transportasi ppt
Sistem transportasi pptSistem transportasi ppt
Sistem transportasi ppt
 
Power point alat transportasi
Power point alat transportasiPower point alat transportasi
Power point alat transportasi
 
Materi Rekayasa Lalu Lintas Pertemuan ke-3
Materi Rekayasa Lalu Lintas Pertemuan ke-3Materi Rekayasa Lalu Lintas Pertemuan ke-3
Materi Rekayasa Lalu Lintas Pertemuan ke-3
 
Manajemen Transportasi Materi 4
Manajemen Transportasi Materi 4Manajemen Transportasi Materi 4
Manajemen Transportasi Materi 4
 
Sistran1
Sistran1Sistran1
Sistran1
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
 
Analisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasiAnalisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasi
 
Keunggulan lokasi dalam kegiatan transportasi
Keunggulan lokasi dalam kegiatan transportasiKeunggulan lokasi dalam kegiatan transportasi
Keunggulan lokasi dalam kegiatan transportasi
 
Eki Manajemen Transportasi
Eki Manajemen TransportasiEki Manajemen Transportasi
Eki Manajemen Transportasi
 
Sistem transportasi 3 tgl dan transportasi
Sistem transportasi 3 tgl dan transportasiSistem transportasi 3 tgl dan transportasi
Sistem transportasi 3 tgl dan transportasi
 
Ekonomi transportasi
Ekonomi transportasiEkonomi transportasi
Ekonomi transportasi
 
Standar pelayanan publik daerah STIP WUNA
Standar pelayanan publik daerah STIP WUNA Standar pelayanan publik daerah STIP WUNA
Standar pelayanan publik daerah STIP WUNA
 
56918921 perhitungan-biaya-operasional-kendaraan
56918921 perhitungan-biaya-operasional-kendaraan56918921 perhitungan-biaya-operasional-kendaraan
56918921 perhitungan-biaya-operasional-kendaraan
 
Dasar tek trans.2
Dasar tek trans.2Dasar tek trans.2
Dasar tek trans.2
 
Dasar tek trans 1
Dasar tek trans 1Dasar tek trans 1
Dasar tek trans 1
 
Materi sosialisasi bahaya balon udara terhadap penerbangan.
Materi sosialisasi bahaya balon udara terhadap penerbangan.Materi sosialisasi bahaya balon udara terhadap penerbangan.
Materi sosialisasi bahaya balon udara terhadap penerbangan.
 

Ähnlich wie sistem transportasi pertemuan ke-2

Mk sistranp (perencanaan transportasi)
Mk  sistranp (perencanaan  transportasi)Mk  sistranp (perencanaan  transportasi)
Mk sistranp (perencanaan transportasi)
Andre Agustian
 
Bima pelabuhan
Bima pelabuhanBima pelabuhan
Bima pelabuhan
Ary Ajo
 
TUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptx
TUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptxTUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptx
TUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptx
Rishaf Salman
 
Makalah transportasi darat
Makalah transportasi daratMakalah transportasi darat
Makalah transportasi darat
Faiz Isma
 
Aspek ekonomi tentang jalan
Aspek ekonomi tentang jalanAspek ekonomi tentang jalan
Aspek ekonomi tentang jalan
Rijal Poebe
 

Ähnlich wie sistem transportasi pertemuan ke-2 (20)

Debi yasman lase
Debi yasman laseDebi yasman lase
Debi yasman lase
 
BA XII 3.3 Pemanfaatan PJ dan SIG Full.pdf
BA XII 3.3 Pemanfaatan PJ dan SIG Full.pdfBA XII 3.3 Pemanfaatan PJ dan SIG Full.pdf
BA XII 3.3 Pemanfaatan PJ dan SIG Full.pdf
 
Kel-7-Tugas-2-S1-RLL-2023.pptx
Kel-7-Tugas-2-S1-RLL-2023.pptxKel-7-Tugas-2-S1-RLL-2023.pptx
Kel-7-Tugas-2-S1-RLL-2023.pptx
 
adi
adiadi
adi
 
11 39-1-pb
11 39-1-pb11 39-1-pb
11 39-1-pb
 
Prt pertemuan 1-pengantar
Prt pertemuan 1-pengantarPrt pertemuan 1-pengantar
Prt pertemuan 1-pengantar
 
2833 6477-1-sm
2833 6477-1-sm2833 6477-1-sm
2833 6477-1-sm
 
Mk sistranp (perencanaan transportasi)
Mk  sistranp (perencanaan  transportasi)Mk  sistranp (perencanaan  transportasi)
Mk sistranp (perencanaan transportasi)
 
Filsafat ilmu transportasi dan integasinya dalam pengembangan wilayah
Filsafat ilmu transportasi dan integasinya dalam pengembangan wilayahFilsafat ilmu transportasi dan integasinya dalam pengembangan wilayah
Filsafat ilmu transportasi dan integasinya dalam pengembangan wilayah
 
Bima pelabuhan
Bima pelabuhanBima pelabuhan
Bima pelabuhan
 
no more
no moreno more
no more
 
an Idea for Public Transport in Cilegon City
an Idea for Public Transport in Cilegon Cityan Idea for Public Transport in Cilegon City
an Idea for Public Transport in Cilegon City
 
TUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptx
TUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptxTUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptx
TUGAS 8 PPT PERENCANAAN TRANSPORTASI ARY.pptx
 
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembangPengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
 
Makalah transportasi darat
Makalah transportasi daratMakalah transportasi darat
Makalah transportasi darat
 
Aspek ekonomi tentang jalan
Aspek ekonomi tentang jalanAspek ekonomi tentang jalan
Aspek ekonomi tentang jalan
 
Biaya transaksi taksi online dengan taksi konvensional
Biaya  transaksi taksi online dengan taksi konvensionalBiaya  transaksi taksi online dengan taksi konvensional
Biaya transaksi taksi online dengan taksi konvensional
 
Projek Akhir
Projek AkhirProjek Akhir
Projek Akhir
 
Persentase faiz isma (11 7016 007)
Persentase faiz isma (11 7016 007)Persentase faiz isma (11 7016 007)
Persentase faiz isma (11 7016 007)
 
Tod
TodTod
Tod
 

Mehr von Lampung University (6)

Materi Struktur Baja I Pertemuan ke-2
Materi Struktur Baja I Pertemuan ke-2Materi Struktur Baja I Pertemuan ke-2
Materi Struktur Baja I Pertemuan ke-2
 
statistika dan probabilitas pertemuan ke-1
statistika dan probabilitas pertemuan ke-1statistika dan probabilitas pertemuan ke-1
statistika dan probabilitas pertemuan ke-1
 
statistika dan probabilitas pertemuan ke-2
statistika dan probabilitas pertemuan ke-2statistika dan probabilitas pertemuan ke-2
statistika dan probabilitas pertemuan ke-2
 
Pengantar Struktur Bangunan Gedung
Pengantar Struktur Bangunan GedungPengantar Struktur Bangunan Gedung
Pengantar Struktur Bangunan Gedung
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
 

Kürzlich hochgeladen

Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 

Kürzlich hochgeladen (19)

Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 

sistem transportasi pertemuan ke-2

  • 1. Perencaanaan Transportasi Dapat Didefinisikan Sbb Suatu proses yang tujuannya mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan aman, nyaman dan murah (Pignataro, 1973). Perenc. Transportasi merupakan proses yang dinamis, dan harus tanggap terhadap perubahan tata guna lahan, keadaan ekonomi, dan pola arus lalu lintas.
  • 2. Sistem Kelembagaan Untuk terwujudnya sistem pergerakan yang aman, lancar, murah dan handal, maka dalam sistem transportasi secara menyeluruh (makro) dipecahkan menjadi sistem yang lebih kecil (mikro), yang masing-masing saling terkait dan saling mempengaruhi. Sistem Transportasi mikro terdiri dari: a. Sistem kegiatan (tata guna tanah) b. Sistem jaringan (Dep perhub, Bina Marga) c. Sistem pergerakan lalu lintas (DLLAJ, Organda, Polantas, masyarakat)
  • 3. SISTEM TRANSPORTASI MAKRO Sistem Kegiatan Sistem Pergerakan Sistem Jaringan Sistem Kelambagaan Sumber : Tamin (2000)
  • 4. Sistem Tata Guna Lahan - Transportasi  Sasaran Perencanaan Transportasi : membuat interaksi tata guna lahan dan transportasi menjadi semudah dan seefesiensi mungkin Kebijakan yang diambil: ◦ Sistem Kegiatan : rencana tata guna lahan yang baik dapat mengurangi kebutuhan perjalanan yang panjang sehingga interaksi menjadi mudah ◦ Sistem Jaringan : meningkatkan kapasitas pelayanan prasarana ◦ Sistem Pergerakan : mengatur teknik dan manajemen lalu lintas
  • 5. ANALISIS PERMINTAAN TRANSPORTASI Kebutuhan akan transportasi berasal dari:  Interaksi antara aktivitas sosial dan ekonomi yang tersebar di suatu daerah. Keanekaragaman aktivitas dan pola interaksi yang kompleks menghasilkan berbagai faktor yang menentukan kebutuhan akan transportasi. Alasan orang untuk melakukan perjalanan: Berkisar antara pencarian untuk makanan dan naungan untuk mobilitas kegiatan atau kebutuhan rekreasi.
  • 6. Tata Guna Lahan Defenisi umum adalah: Pengaturan pemanfaatan lahan yang masih kosong disuatu lingkup wilayah (nasional, regional, lokal) atau sebaran ruang /pola geografis dari fungsi suatu kota (daerah hunian, perniagaan, pertokoan, kantor pemerintahan, sekolahan, serta kegiatan-kegiatan tertentu)
  • 7. Kebijakan tata ruang erat kaitannya dengan kebijakan transportasi, ruang adalah merupakan kegiatan. Transportasi merupakan sistem jaringan yang secara fisik menghubungkan suatu ruang kegiatan dengan kegiatan lainnya. Dengan berkembangnya ruang kegiatan tersebut, meningkat pula kebutuhan transportasi. Kebutuhan akan pergerakan selalu menimbulkan permasalahan , khususnya pada saat orang ingin bergerak untuk tujuan yang sama didalam daerah tertentu dan saat yang bersamaan
  • 8. Pengaturan Tata Guna Lahan  Dalam pengaturannya, tidak diperkenankan terjadinya campur aduk dalam hal tata guna lahan (mixed land-use).  Hal ini menyangkut antara lain : a. Kondisi fisik lahan (geografi suatu wilayah harga tanah, faktor ekonomi dll) b. Kondisi transportasi (menghindari bercampurnya lalu lintas seperti mobil pribadi dengan mobil truk, mobil tangki dll). Hal ini akan menyebabkan lalu lintas macet dan mudah terjadi konflik lalu lintas
  • 9. Hubungan Tata Guna Lahan Dengan Transportasi Tata guna lahan merupakan salah satu faktor penentu dari pergerakan dan aktivitas. Aktivitas ini dikenal sebagai pembangkit perjalanan dan akan menentukan jenis prasarana /sarana transportasi yang dibutuhkan untuk memindahkan lalu lintas seperti angkutan umum atau mobil pribadi.
  • 10. Bila disediakan suatu sarana/prasarana transportasi, secara alamiah akan menambah nilai aksesibilitas ,bila nilai aksesibilitas meningkat biasanya akan merubah nilai lahan. Perubahan nilai lahan akan merubah pola penggunaan lahan misalnya dari daerah pertanian menjadi perumahan,daerah perumahan berubah menjadi pertokoan ,dan seterusnya.
  • 11. Hubungan tata guna Lahan dengan Transportasi membentuk suatu Lingkaran tertutup yang dapat diilustrasikan sebagai skema Gambar berikut: Kebutuhan Perjalanan Perjalanan Tata Guna Lahan Fasilitas Transportasi Nilai Lahan Aksesibilitas
  • 12. Aksesibilitas: Adalah kemudahan untuk mengadakan perjalanan , hal ini mengakibatkan kenaikan harga tanah (nilai NJOP berubah). Mobilitas adalah tingginya keinginan mengadakan perjalanan mengakibatkan bertambahnya bangkitan lalu lintas dan pada saatnya menurunnya kapasitas jalan. Cara untuk mengatasinya antara lain:
  • 13.  Dibuat tata ruang yang baik (R U T R harus dapat dikendalikan dengan baik)  Sistem hirarki jalan harus dibuat dengan baik (jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal)  Peraturan harus tetap dijalankan  Perubahan tata guna lahan harus dapat dikendalikan dan bangkitan perjalanan dianalisis dengan baik.
  • 14.  Masalah - masalah dalam proses perencanaan lokasi harus ditinjau dari sisi transportasi seperti, a. Kapasitas akses b. Bangkitan / tarikan pergerakan pada lokasi yang dikembangkan c. Sistem angkutan umum d. Tingkat kecelakaan lalu lintas disekitar lokasi
  • 15. Regional Planing 1. Land Use (Tata Guna Lahan) harus tetap dalam waktu relatif panjang 2. Transport Strategi,(meningkatkan ekonomi masyarakat) a. Ekonomi strategi (menunjang strategi ekonomi masyarakat ) b. Kebutuhan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan (daya jangkau masyarakat) c. Lingkungan, dampak lingkungan serta meperhatikan kebiasaan masyarakat d. Pengembangan masa yang akan datang
  • 16. Konsep & Defenisi Struktur Perkotaan Konsep dasar yang menyangkut bentuk perkotaan (Urban) adalah pola/ tatanan ruang dari setiap elemen perkotaan (gedung, parkir, aktivitas masyarakat, aktivitas ekonomi, dan intuisi masyarakat) Interaksi perkotaan adalah serangkaian hubungan yang terjadi untuk memadukan dan mengikat pola dan perilaku setiap tata guna lahan.
  • 17. Kebutuhan Transportasi Perkotaan (Urban Travel Demand) Kebutuhan Transportasi Perkotaan selalu bergerak dinamis dan komplek (bergerak setiap saat) berinteraksi dengan ekonomi. Kebutuhan transportasi perkotaan, tergantung kepada tingkat aktivitas tata guna lahan pada daerah tersebut. Makin tinggi tingkat aktivitas tata guna lahan, semakin tinggi pula tingkat kemampuan menarik lalu lintas .
  • 18. Mewujudkan Transportasi Perkotaan Penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan terletak pada kondisi pelayanan transportasi: a. Sistem jaringan transportasi perkotaan terintegrasi secara baik, b. Penyediaan fasilitas untuk pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor (non-motorized mobility). c. Penyediaan fasilitas pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor penting d. Prasarana fasilitas khusus jalur sepeda di kota-kota besar sangat minim.
  • 19. Paradigma Kebutuhan Transportasi Masyarakat Poin-poin penting paradigma kebutuhan transportasi masyarakat :  Jika fasilitas pedestrian di perkotaan aman dan nyaman,maka setiap perjalanan kurang dari 500 meter dapat ditempuh dengan berjalan kaki;  Jika akses terhadap angkutan umum mudah, aman, nyaman, terjangkau dan memiliki kepastian waktu, maka setiap orang akan tertarik menggunakannya;
  • 20. Lanjutan  Sistem transportasi yang berkelanjutan tercapai jika: angkutan umum sudah dapat mengangkut seluruh kebutuhan pelaku perjalanan, dan menjadi moda andalan masyarakat.  Angkutan umum yang dapat menjadi tulang punggung di kota-kota besar adalah Bus Rapid Transit (BRT) dan Mass Rapid Transit (MRT).
  • 21. Dalam pencapaiannya, angkutan umum harus terintegrasi satu sama lain, Pusat-pusat aktivitas dan kegiatan seperti :stasiun kereta api, terminal bis, bandar udara, pelabuhan laut dapat terkoneksi langsung ke dalam jaringan  Integrasi yang dimaksudkan mencakup integrasi fisik, sistem (jadwal), maupun aspek ticketing.
  • 22. Gambaran Sistem Transportasi Perkotaan Berkelanjutan
  • 23. fasilitas intermoda berupa park and ride
  • 24. Perwujudan Sistem Transportasi Untuk mewujudkan sistem transportasi perkotaan yang terintegrasi, nyaman dan aman, maka dapat diwujudkan melalui: 1. Perencanaan, pembangunan,dan pemeliharaan komponen-komponen transportasi beserta infrastrukturnya; 2. Mengoptimalkan sumberdaya manusia (SDM) dan teknologi 3. Desain stasiun dan rolling stock yang minimalis dan tahan lama;
  • 25. Lanjutan 4. Pengintegrasian simpul-simpul transportasi yang dilokasikan dekat dengan pusat-pusat kegiatan dan aktivitas masyarakat; 5. Mass Rapid Transit (MRT) dan Bus Rapid Transit (BRT), menciptakan jaringan yang lebih padat, akses jarak pendek dengan biaya yang sama. Menciptakan nilai estetika yang tinggi dalam pemandangan kota (city scape);
  • 26. 6. Melakukan penghematan energi untuk rolling-stock (kendaraan berbasis rel) yang bertenaga listrik dengan cara mengurangi kebutuhan daya selama pengoperasiannya, 7. Memanfaatkan interior maupun eksterior dari rolling stock untuk pemasangan iklan yang warnanya menarik serta memiliki layar LED baik di dalamnya maupun di stasiun-stasiun;