SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1 
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KECAKAPAN 
PELAYANAN TERAPIS DENGAN KEPUASAN PASIEN 
HOMECARE PADA KLINIK HOLISTIK 
GRISS99 SYAFAAT 
Oleh : 
Edi Leksono 
Abstrak 
Kepuasan pasien tidak selalu hanya berkutat pada masalah kualitas produk 
jasa atau barang. Terdapat berbagai macam faktor yang dmamou mempengaruhi 
Kepuasan pasien diantaranya adalah faktor kecakapan pelayanan terapis. 
Kecakapan yang ditunjukkan terapis terdiri atas kecakapan intelektual, 
kecakapan dalam perilaku dan hubungan antar manusia, serta kecakapan dalam 
teknis terapi. Hal ini berarti bahwa terapis mampu menanamkan setiap kecakapan 
yang dimilikinya akan mendatangkan kepuasan dalam diri pasien. 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara 
persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis dengan kepuasan pasien pada 
klinik holistik Griss99 Syafaat 
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif 
antara persepsi terhadap kecakapan pelayananterapis dengan kepuasan pasien 
homecare. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 80 pasien homecare, berusia 18 
tahun ke atas dan lebih dari satu kali menggunakan jasa homecare Klinik Holistik 
Griss99 Syafaat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive 
random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua skala 
yaitu Skala Kepuasan Pasien dan Skala Persepsi terhadap Kecakapan 
PelayananTerapis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi 
Product Moment. 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat 
signifikan antara persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis dengan kepuasan 
pasien homecare dengan nilai rxy = 0,601 p = 0,000 (p < 0,01) dan koefisien 
determinasi sebasar 0,361 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang positif 
dan sangat signifikan antara Persepsi terhadap Kecakapan PelayananTerapis 
dengan Kepuasan Pasien pada Klinik Holistik Griss99 Syafaat. Semakin positif 
persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis maka semakin tinggi kepuasan 
pasien, demikian pula sebaliknya, semakin rendah persepsi terhadap kecakapan 
pelayanan terapis, maka semakin rendah pula kepuasan yang dirasakan pasien. 
Kata kunci : kepuasan pasien homecare, persepsi terhadap kecakapan 
pelayanan terapis
2 
PENDAHULUAN 
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga dan sangat diinginkan 
oleh semua manusia. Hal ini dikarenakan dengan kondisi yang sehat maka segala 
aktivitas akan dapat dilakukan oleh individu. Pentingnya kesehatan menjadikan 
individu yang sedang dalam keadaan sakit berusaha untuk mencapai kesembuhan. 
Seorang pasien yang sedang menjalani perawatan pengobatan tentunya 
mengharapkan terapi yang dapat mendatangkan kepuasan dalam dirinya selama 
menjalani proses perawatan. 
Terapis dalam memberikan pelayanan kepada pasien tidak terlepas dari 
kecakapan yang dimilikinya. Untuk dapat memulihkan kondisi kesehatan pasien, 
terapis tidak hanya meningkatkan penyembuhan fisik pasien, melainkan juga 
memperhatikan kondisi psikis pasien dengan cara membangun komunikasi yang 
baik dengan pasien, menjaga privacy pasien, dan bekerjasama dengan atasan 
maupun teman sejawatnya. 
Kecakapan yang dimiliki terapis dapat menumbuhkan perasaan puas 
dalam diri pasien terhadap kemampuan terapis pada khususnya, serta perasaan 
puas pada klinik tempatnya menjalani terapi. 
Kepuasan pasien dapat tercapai jika kenyataan yang diperoleh sesuai atau 
bahkan lebih dari apa yang diharapkan. Kepuasan pasien tidak selalu masalah 
kualitas produk atau barang. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh faktor kecakapan 
pelayanan seorang terapis di mana kecakapan yang ditunjukkan membentuk 
persepsi pada diri pasien. 
Kecakapan yang ditunjukkan terapis mengandung adanya kecakapan 
intelektual, kecakapan dalam perilaku dan hubungan antar manusia, serta 
kecakapan dalam teknis terapi. Hal ini berarti bahwa terapis mampu menanamkan 
setiap kecakapan yang dimilikinya akan mendatangkan kepuasan dalam diri 
pasien. 
Hasil penelitian Wahyudin dan Wiyono (2004, h.11) menunjukkan bahwa 
kepuasan pasien senantiasa berhubungan dengan setiap elemen dari kualitas 
pelayanan yang diberikan pihak lembaga kesehatan.
3 
Rakhmat (2001, h.51) menyatakan persepsi adalah pengalaman tentang 
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan 
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada 
stimuli inderawi. 
Kecakapan yang dimiliki seorang terapis akan dipersepsikan secara 
berbeda oleh masing-masing pasien. Kecakapan yang dipersepsikan secara positif 
akan dapat menjadikan pasien memiliki anggapan bahwa pelayanan yang 
diberikan telah sesuai dengan ketentuan yang ada maka pasien merasa puas. 
Kecakapan pelayanan yang ditunjukkan terapis, berkaitan dengan 
kecakapan intelektual, kecakapan dalam perilaku dan hubungan antar manusia, 
serta kecakapan dalam teknis terapi akan masuk ke dalam sistem kognisi individu, 
sehingga kecakapan tersebut akan ditafsirkan secara berbeda oleh individu. 
Persepsi atau penafsiran yang positif terhadap kecakapan pelayanan yang 
ditunjukkan terapis akan dirasakan dan berpengaruh pada sisi afeksi pasien, 
sehingga berpengaruh terhadap rasa nyaman dalam diri pasien, sehingga pasien 
akan bereaksi untuk menunjukkan kepuasannya selama menjalani terapi. 
Anggapan bahwa terapis telah menunjukkan kecakapannya akan semakin 
meningkatkan kepuasan dalam diri pasien. Hal tersebut akan menjadikan pasien 
merasakan kenyamanan selama menjalani proses terapi dan dengan sendirinya 
akan bersedia merekomendasikan terapis ataupun klinik tempatnya menjalani 
terapi. 
Adanya atensi, ekspektasi, motivasi dan memori yang dimiliki masing-masing 
pasien akan mempengaruhi persepsi pasien terhadap kecakapan terapisa. 
Atensi merupakan proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi 
menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah (Rahmat, 2001 , 
h.52). Kecakapan terapis yang dianggap kurang terpenuhi dan masih belum sesuai 
dengan harapan pasien, akan dipersepsikan sebagai sesuatu yang memberikan 
kesan negatif. Kondisi tersebut akan mendorong munculnya ketidakpuasan dalam 
diri pasien. 
Segala bentuk pemikiran dan cara individu merasakan tentang arti 
pentingnya kecakapan terapis akan menumbuhkan penilaian positif terhadap
4 
kecakapan terapis dalam membantu pasien mencapai kesembuhannya. Hal 
tersebut akan memberikan keyakinan tersendiri bagi pasien bahwa kecakapan 
yang dimiliki terapis dapat menunjang proses terapi demi mencapai kesembuhan, 
sehingga pasien akan merasakan kepuasan. 
Pengertian Kepuasan Pasien Homecare 
kepuasan menurut Poerwadarminta (2006, h. 7) adalah perasaan senang 
atau lega karena telah tercapai maksudnya. Kotler (2005, h.70) menyatakan bahwa 
kepuasan pengguna adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah 
membandingkan kinerja atau hasil yang diharapkannya. 
Tjiptono (2001, h.146) menyatakan bahwa kepuasan merupakan respon 
terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan 
kinerja produk atau jasa yang telah dirasakan setelah pemakaian. Lebih lanjut 
dijelaskan oleh Cravens (1996, h.8) bahwa untuk mencapai kepuasan yang tinggi, 
diperlukan pemahaman tentang apa yang diinginkan oleh konsumen dan 
mengembangkan komitmen setiap orang yang berada dalam organisasi untuk 
pemenuhan harapan dan kebutuhan. 
Pelanggan merasa sangat puas apabila harapannya terpenuhi atau akan 
sangat puas jika harapan pelanggan terlampaui (Irawan, 2009, h.37). Engel, dkk 
(Tjiptono, 2003 h.102) mengatakan bahwa kepuasan pengguna merupakan 
evaluasi purnajual di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya 
memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pengguna. Oliver 
(Umar, 2003 h.14) menyatakan bahwa kepuasan pengguna merupakan evaluasi 
setelah menggunakan produk atau jasa, dimana persepsi terhadap kinerja alternatif 
produk atau jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan. 
Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien 
Kennedy dan Young (Supranto, 2001 h.11) menyatakan aspek-aspek 
kepuasan, antara lain: 
a. Keberadaan (availability) : Tingkatan untuk mana dapat melakukan kontak 
dengan pemberi jasa.
5 
b. Ketanggapan (responsiveness) : Tingkatan untuk mana pemberi jasa 
bereaksi cepat terhadap permintaan. 
c. Menyenangkan (convenience) : Tingkatan untuk mana pemberi jasa 
menggunakan perilaku dan gaya profesional. 
d. Tepat waktu (time liness) : Tingkatan untuk mana pekerjaan dilaksanakan 
dalam kerangka waktu, sesuai dengan perjanjian. 
Umar (2003, h.15) menyatakan untuk mengukur kepuasan digunakan lima 
aspek, antara lain: 
a. Kepuasan keseluruhan; Tingkat kepuasan atas jasa yang diterima 
dibandingkan dengan jasa yang pernah mereka terima dari para pesaing 
sebelumnya. 
b. Dimensi kepuasan; Dapat dilihat dari penilaian pengguna terhadap barang 
atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan, seperti kecepatan 
layanan atau keramahan staf pelayanan terhadap pelanggan. 
c. Konfirmasi harapan ; Kepuasan diukur berdasarkan kesesuaian atau 
ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual jasa. 
d. Minat menggunakan ulang ; Pengguna puas akan menggunakan kembali 
jasa yang telah digunakannya 
e. Kesediaan merekomendasi ; Kesediaan menginformasikan kepada 
pengguna lain untuk menggunakan jasa yang sama 
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien 
Irawan (2009, h.40) mengatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi 
kepuasan, yaitu: 
a. Kualitas produk ; Konsumen puas setelah membeli dan menggunakan produk 
tersebut, ternyata kualitas produknya baik. Kualitas produk ini adalah dimensi 
yang global dan paling tidak ada enam elemen dari kualitas produk, yaitu 
performance, durability, feature, reliability, consistency, dan design. 
b. Harga ; Pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber 
kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money
6 
yang tinggi. Komponen harga ini relatif tidak penting bagi konsumen yang 
tidak sensitif terhadap harga. 
c. Service quality ; Sevice quality, sangat bergantung pada tiga hal yaitu sistem, 
teknologi, dan manusia. Faktor manusia memegang kontribusi sekitar 70%. 
Tidak mengherankan kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit 
ditiru. 
d. Emotional factor ;Kepuasan pelanggan yang terpengaruh karena emotional 
factor, biasanya yang berhubungan dengan produk gaya hidup, seperti mobil, 
pakaian, dan lain-lain. 
e. Biaya dan kemudahan ; Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, 
nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk pelayanan 
Persepsi Terhadap Kecakapan Pelayanan Terapis 
Individu di dalam kehidupan sehari-hari terlibat dalam interaksi dengan 
individu lain. Interaksi yang terjadi pada masing-masing individu tidak lepas dari 
menghentikan, bereaksi serta mempengaruhi individu yang lain, maksudnya bahwa 
proses tersebut tidak lepas dari bagaimana seseorang menanggapi sesuatu dari 
persepsi masing-masing. 
Rakhmat (2001, h.51) mengemukakan bahwa persepsi adalah pengalaman 
tentang objek atau peristiwa dengan cara menyimpulkan informasi dan penafsiran 
pesan, jadi memberikan suatu makna pada stimulus inderawi. Robbins (2002, h.46) 
menyatakan persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan penafsiran kesan-kesan 
agar memberi makna bagi lingkungan mereka, hal ini menunjuk pada cara 
bagaimana menafsirkan dan menata informasi yang di terima melalui alat indera. 
Persepsi merupakan pengalaman sadar tentang apa yang diceritakan oleh indera-indera 
sensori. 
Aspek-aspek persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis 
Sarwono (2002, h.32) mengemukakan persepsi terdiri atas tiga aspek 
yaitu: 
a. Aspek kognitif ; Di dalam mengorganisasikan, menafsirkan dan memberi 
arti pada suatu rangsang yang menggunakan panca inderanya. Hal tersebut
7 
melalui proses melihat, meraba, mencium, yang dapat terjadi secara 
terpisah-pisah atau serentak. Otak dalam melaksanakan persepsi 
berdasarkan informasi yang diterima panca indera. 
b. Proses belajar ; Belajar adalah proses membuat informasi yang diterima 
melalui proses perseptual menjadi mempunyai arti dan makna dalam 
pemilihan tindakan. 
c. Proses pemecahan masalah ; Individu selalu dihadapkan pada pengambilan 
keputusan yang juga menentukan tindakan. 
Walgito (2004, h.88) menyatakan aspek-aspek persepsi meliputi: 
a. Kognisi ; Aspek kognisi menyangkut pengharapan, cara mendapatkan 
pengetahuan atau cara berpikir dan pengalaman masa lalu. Individu 
mempersepsikan sesuatu dapat dilatar belakangi oleh adanya aspek kognisi 
ini, yaitu pandangan individu terhadap sesuatu berdasarkan dari keinginan 
atau pengharapan atau dari cara individu tersebut memandang sesuatu 
berdasarkan pengalaman dari yang pernah di dengar atau dilihatnya. 
b. Afeksi ; Aspek afeksi menyangkut emosi dari individu-individu 
mempersiapkan sesuatu bisa melalui aspek afeksi. Hal ini dapat muncul 
karena adanya pendidikan moral dan etika yang didapat sejak kecil. 
Pendidikan tentang moral inilah yang akhirnya menjadi landasan individu 
tersebut dalam memandang sesuatu yang terjadi disekitarnya. 
c. Konasi ; Aspek konasi menyangkut sikap, perilaku, aktivitas, motivasi. 
Individu dalam mempersepsikan sesuatu bisa melalui aspek konasi, yaitu 
pandangan, individu terhadap sesuatu yang berhubungan dengan motif atau 
tujuan timbulnya sesuatu perilaku yang terjadi disekitarnya yang diwujudkan 
dalam sikap atau perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari. 
Hipotesis 
Ada hubungan positif antara persepsi terhadap kecakapan pelayanan 
terapis dengan kepuasan pasien. Semakin positif persepsi terhadap kecakapan 
pelayanan terapis maka semakin tinggi kepuasan pasien, demikian pula
8 
sebaliknya, semakin negative persepsi pasien terhadap kecakapan pelayanan 
terapis, maka semakin rendah kepuasan pasien. 
Metode Penelitian 
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode skala. Skala 
menurut Azwar (1999 h. 5) adalah suatu metode yang berupa daftar pernyataan 
yang diajukan kepada responden dan interpretasinya terhadap pernyataan tersebut 
merupakan proyeksi dari perasaannya. Penelitian ini menggunakan dua skala yaitu 
Skala Kepuasan Pasien dan Skala Persepsi terhadap Kecakapan Pelayanan 
Terapis. 
Skala Kepuasan Pasien terdiri dari 40 aitem, berupa pernyataan yang 
bersifat favourable dan unfavourable. Cara skoring yang digunakan untuk 
pernyataan yang favourable adalah dengan memberi skor 4 jika menjawab SS 
(Sangat Sesuai), skor 3 jika menjawab S (Sesuai), skor 2 jika menjawab TS 
(Tidak Sesuai), dan skor 1 jika menjawab STS (Sangat Tidak Sesuai). Skor 
tertinggi untuk aitem favourable terletak pada jawaban “Sangat Sesuai” sedang 
untuk aitem yang unfavourable skor tertinggi terletak pada jawaban “Sangat 
Tidak Sesuai”. 
Skala Persepsi terhadap Kecakapan Pelayanan terdiri dari 48 aitem, berupa 
pernyataan yang bersifat favourable dan unfavourable. Cara skoring yang 
digunakan untuk pernyataan yang favourable adalah dengan memberi skor 4 jika 
menjawab SS (Sangat Sesuai), skor 3 jika menjawab S (Sesuai), skor 2 jika 
menjawab TS (Tidak Sesuai), dan skor 1 jika menjawab STS (Sangat Tidak 
Sesuai). Skor tertinggi untuk aitem favourable terletak pada jawaban “Sangat 
Sesuai” sedang untuk aitem yang unfavourable skor tertinggi terletak pada 
jawaban “Sangat Tidak Sesuai 
Uji daya beda aitem terhadap skala kepuasan pasien menggunakan teknik 
korelasi product moment yang kemudian dikorelasi dengan menggunakan 
koefisien korelasi part whole. Indeks daya beda (rbt) skala kepuasan pasien
9 
berkisar antara 0,055 sampai dengan 0,535 hasil koefisien reliabilitas sebesar 
0,907 
Uji daya beda aitem skala persepsi terhadapa kecakapan pelayanan terapis. 
memiliki Indeks daya beda (rbt) berkisar antara 0,143 sampai dengan 0,596. 
koefisien reliabilitas sebesar 0,876 
HasilPenelitian 
Hasil analisis untuk uji normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa 
pada variabel persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis mendapat nilai 
Kolmogorov-Smirnov Z = 0,501 p = 0,964 (p > 0,05). Kesimpulannya bahwa 
sebaran aitem persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis adalah normal. 
Hasil uji linieritas antara variabel kepuasan pasien dan variabel persepsi 
terhadap kecakapan pelayanan trapis menunjukkan bahwa Flinier sebesar 44,026 
dengan p = 0,000 (p < 0,05) menyatakan ada hubungan yang bersifat linier antara 
data variabel kepuasan pasien dan data variabel persepsi terhadap kecakapan 
pelayanan terapis dan kedua variabel membentuk garis lurus. 
Hasil Uji Hipotesis diketahui bahwa rxy = 0,601 p = 0,000 (p < 0,01) 
sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada 
hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap kecakapan 
pelayanan terapis dengan kepuasan pasien. Semakin baik persepsi pasien terhadap 
kecakapan pelayanan terapis, maka pasien merasa semakin puas, sebaliknya 
semakin jelek persepsi pasien terhadap kecakapan pelayanan terapis, maka 
semakin rendah kepuasan pasien. 
Besarnya koefisien determinasi R2 (R Square) adalah 0,361 maka dapat 
diketahui bahwa sumbangan efektif persepsi kecakapan pelayanan terapis 
terhadap kepuasan pasien adalah sebesar 36,1 persen . 
Pembahasan 
Hasil penelitian ini diperoleh rxy = 0,601 p = 0,000 (p < 0,01) 
menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi 
terhadap kecakapan pelayanan terapis dengan kepuasan pasien. Hal ini berarti
10 
semakin positif persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis maka semakin 
tinggi kepuasan pasien, demikian pula sebaliknya semakin negatif persepsi 
terhadap kecakapan pelayanan terapis maka semakin rendah kepuasan pasien. 
Hasil penelitian ini berarti mendukung pendapat Tjiptono (2003, h. 27) yang 
menyatakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan 
pengguna barang atau jasa adalah adanya kecakapan pelayanan (service ability) 
oleh penyedia barang atau jasa. Selain itu juga kualitas yang dipersepsikan 
(perceived quality) akan berpengaruh terhadap kepuasan pegguna. 
Kotler dan Armstrong (2001, h. 214) mengemukakan bahwa persepsi 
adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan 
informasi untuk membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia. Persepsi 
yang dibentuk oleh masing-masing individu akan berbeda terhadap rangsang yang 
sama. Kecakapan terapi meliputi kecakapan intelektual, kecakapan dalam perilaku 
dan hubungan antar manusia, serta kecakapan dalam teknis terapi. Setiap bentuk 
kecakapan yang ditunjukkan terapis dalam menjalankan tugas akan menciptakan 
kenyamanan dalam diri pasien dalam menjalani terapi. Hal ini berkaitan dengan 
peran persepsi yang dapat menumbuhkan penilaian pasien terhadap kecakapan 
pelayanan terapis. 
Pasien yang dapat menumbuhkan penilaian dan penerimaan terhadap 
kecakapan yang ditunjukkan terapis akan memperoleh kepuasan selama menjalani 
terapi, dikarenakan setiap kebutuhannya terpenuhi. 
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Waruwu 
(2005, h. 23) yang menyatakan bahwa kepuasan pasien erat kaitannya dengan 
adanya segala bentuk kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan terapis dapat berupa 
kecakapan yang dimiliki terapis dalam menjalankan proses terapi. Kecakapan 
pelayanan terapis yang dipersepsikan secara positif oleh pasien dapat menciptakan 
kepuasan dalam diri, sehingga timbul perasaan senang dan bersedia untuk 
merekomendasikan kepada orang lain mengenai terapi homecare di klinik holistik 
Griss99 Syafaat. 
Berdasarkan hasil data penelitian yang diperoleh, variabel kepuasan pasien 
diperoleh Mean Empirik sebesar 108,60 sedangkan Mean Hipotetiknya sebesar
11 
92,. Mean Empirik variabel kepuasan pasien lebih besar dari Mean Hipotetiknya. 
Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan pasien tergolong pada kategori tinggi. 
Kepuasan pasien yang tergolong tinggi berarti pasien yang menjalani melakukan 
homecare dapat merasakan kepuasan dalam menjalani proses terapi. 
Pada variabel persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis diperoleh 
mean empirik sebesar 99,15 mean hipotetiknya sebesar 80. Mean empirik lebih 
besar daripada mean hipotetik, maka Hal ini berarti mengindikasikan bahwa 
persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis tergolong pada kategori positif. 
Persepsi yang positif terhadap kecakapan pelayanan terapis berarti pasien telah 
dapat membentuk penilaian yang positif terhadap kecakapan yang ditunjukkan 
terapis dalam menjalankan terapi. 
Sumbangan efektif variabel persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis 
terhadap variabel kepuasan pasien 36,1 % Sisanya sebesar 63,9% dari variabel 
lain seperti faktor kualitas produk, harga, service quality, emotional factor, biaya 
dan kemudahan, citra, kesesuaian dengan spesifikasi, estetika, serat kualitas yang 
dipersepsikan. 
Kesimpulan 
Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap 
kecakapan pelayanan terapis dengan kepuasan pasien. Semakin positif persepsi 
terhadap kecakapan pelayanan maka semakin tinggi kepuasan pasien, demikian 
pula sebaliknya, semakin rendah persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis, 
maka semakin rendah pula kepuasan yang dirasakan pasien. 
Sumbangan efektif variabel persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis 
terhadap variabel kepuasan pasien 36,1 % (R Square). Sisanya sebesar 63,9% 
dari variabel lain seperti faktor kualitas produk, harga, service quality, emotional 
factor, biaya dan kemudahan, citra, kesesuaian dengan spesifikasi, estetika, serat 
kualitas yang dipersepsikan. 
Selaras dengan hasil penelitian, Saran yang dapat diberikan antara lain :
12 
1. Bagi Terapis : diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan terapi agar pasien 
dapat merasa puas. selama proses terapi berlangsung, terapis diharapkan berperan 
aktif dalam komunikasi yang hangat, sehingga jarak antara pasien dengan terapis 
bisa menjadi lebih dekat dan pasien tidak sungkan untuk menceritakan apa yang 
dirasakan pasien selama menjalani proses terapi. 
2. Bagi Pasien : diharapkan bersedia memberikan umpan balik, baik itu kritik 
maupun saran kepada terapis selama proses terapi berlangsung. 
3. Bagi Pihak Klinik Holistik Griss 99 Syafaat : hendaknya lebih memperhatikan 
faktor lain yang berkaitan dengan pencapaian kepuasan dalam diri pasien misal 
faktor kebersihan lingkungan, harga, value add service, ketenangan klinik, 
kebersihan 
3. Bagi Peneliti Lain : diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan 
melihat, memperhatikan, mengukur dan mencari faktor lain yang mempengaruhi 
kepuasan pasien seperti faktor kualitas produk, harga, service quality, emotional 
factor, biaya dan kemudahan, citra, kesesuaian dengan spesifikasi dan aspek 
estetika. 
DAFTAR PUSTAKA 
Ahmadi, A.H. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta. 
An-Nasaa’iy, Al-Kubraa no. 7537. Kudus : Menara 
Anonim, 2011. http://www.indospiritual.com/artikel_terapi-holistik.html 
Anonim, 2011. http://kamuskesehatan.com/arti/terapi-holistik/ 
Anonim, 2012. 
http://nasional.kompas.com/read/2012/10/02/terapi.holistik.untuk.kesehat. 
Aritonang, L. R. 2005. Kepuasan Pelanggan : Pengukuran dan Penganalisisan 
dengan SPSS. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 
Atkinson, R. L., Atkinson, R, C., dan Smith, E, Bem, D, J. 1999. Pengantar 
Psikologi. Jilid Dua. Alih Bahasa : Widjaja Kusuma. Batam : Interaksara. 
Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 
. 2004. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
13 
Baron, R. A. dan Byrne. D. 2004. Psikologi Sosial. Jilid Satu. Edisi Kesepuluh. 
Alih Bahasa : Dra. Ratna Djuwita. Jakarta : Erlangga. 
Craven, D. 1996. Pemasaran Strategis. Jilid Satu. Alih Bahasa : Djoerban Wahid. 
Jakarta : Erlangga. 
Davidoff, L. L. 1991. Psikologi Suatu Pengantar. Alih Bahasa : Dra. Mari Juniati. 
Jakarta : Erlangga. 
Djauzi, S. 2004. Komunikasi dan Empati dalam Hubungan Dokter-Pasien. Jakarta 
: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 
Gunarsa, S.D. 2003. Psikologi Perawatan. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. 
Hadi, S. 2004. Statistik. Jilid Dua. Yogyakarta : ANDI. 
Irawan, H. 2009. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta : PT. Elex Media 
Komputindo. 
Kotler, P., dan Armstrong, G. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan. 
Damos Sihombing, Jakarta : Erlangga. 
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa : Drs. Alexander Sindoro. 
Yogyakarta : Andy Offset. 
Latipun. 2004. Psikologi Eksperimen. Edisi kedua. Malang : Universitas 
Muhamadiyah Malang. 
Mirzal, T. 2007. Konsep Dasar Proses Keperawatan. Jakarta : Fakultas 
Kedokteran Universitas Indonesia. 
Murwani, A. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta : 
Fitramaya 
Priharjo, R. 1995. Pengantar Etika Perawatan. Jakarta : Kanisius. 
Poerwadarminta, W. J. S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai 
Pustaka. 
Rakhmat, J. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remadja Karya. 
Robbins, S. P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi 10. Alih Bahasa : 
Halida dan Dewi Sartika. Klaten : Intan Sejati. 
Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Sosial : Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. 
Edisi Satu. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
14 
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Alih Bahasa : Bern Hidayat. Jakarta : PT. 
Grafindo Widiagunarsa Indonesia. 
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : 
ALFABETA. 
Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan 
Pangsa Pasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 
Tjiptono. 2001. Strategi Bisnis dan Manajemen. Yogyakarta : Andi Offset. 
. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta : Andi Offset. 
Umar, H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta : Ghalia 
Indonesia. 
Utami, C. T., Hernawati, L., dan Novi, W. A. 2008. Pengambilan Keputusan 
Berobat ditinjau dari Persepsi terhadap Kecakapan Perawat. Jurnal 
Psikologi Indonesia. Vol. 3. No. 3. Hal. 1-9. Yogyakarta : Fakultas 
Psikologi Universitas Gadjah Mada. 
Wahyudin, M., dan Wiyono, A. S. 2004. Studi tentang Kualitas Pelayanan dan 
Kepuasan Konsumen di Rumah Sakit Islam Manis Renggo Klaten. Jurnal 
Psikologi. Vol. 2. No. 1. Hal. 1-12. Surakarta : Universitas 
Muhammadiyah Surakarta. 
Walgito, B. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Badan Penerbit 
Fakultas Psikologi UGM. 
Waruwu, A. T. 2005. Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Perawat Rumah Sakit 
Budhi Asih Jakarta. Indonesian Psychological Journal. Vol. 2. No. 2. Hal. 
17-24. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

More Related Content

What's hot

Sistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatanSistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatanFand1 Ant4
 
Model praktek keperawatan profesional
Model praktek keperawatan profesionalModel praktek keperawatan profesional
Model praktek keperawatan profesionalWiiwik Kyuhyun
 
PERAN PERAWAT PROFESIONAL.pptx
PERAN PERAWAT PROFESIONAL.pptxPERAN PERAWAT PROFESIONAL.pptx
PERAN PERAWAT PROFESIONAL.pptxSullyWahyuni
 
Etika Keperawatan.ppt
Etika Keperawatan.pptEtika Keperawatan.ppt
Etika Keperawatan.pptiinlaky
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyIrwanBudiana2
 
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmasStandar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmasdinasintia
 
Peran dan fungsi perawat
Peran dan fungsi perawatPeran dan fungsi perawat
Peran dan fungsi perawatrizkytrikaruna
 
konsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.pptkonsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.pptSriTursina
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikYuli Thamrin
 
Konsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanKonsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanZulfikar Muhammad
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Hell Rohmika
 
Metode penugasan fungsional dalam Keperawatan
Metode penugasan fungsional dalam KeperawatanMetode penugasan fungsional dalam Keperawatan
Metode penugasan fungsional dalam KeperawatanSulistia Rini
 
Prinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obatPrinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obatary Camba
 
Program kerja-tahunan-rumah-sakit
Program kerja-tahunan-rumah-sakitProgram kerja-tahunan-rumah-sakit
Program kerja-tahunan-rumah-sakitYain Panggalo
 

What's hot (20)

Komunikasi interprofesional (IPE)
Komunikasi interprofesional (IPE) Komunikasi interprofesional (IPE)
Komunikasi interprofesional (IPE)
 
Sistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatanSistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatan
 
Model praktek keperawatan profesional
Model praktek keperawatan profesionalModel praktek keperawatan profesional
Model praktek keperawatan profesional
 
PERAN PERAWAT PROFESIONAL.pptx
PERAN PERAWAT PROFESIONAL.pptxPERAN PERAWAT PROFESIONAL.pptx
PERAN PERAWAT PROFESIONAL.pptx
 
Etika Keperawatan.ppt
Etika Keperawatan.pptEtika Keperawatan.ppt
Etika Keperawatan.ppt
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safety
 
Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia
 
Ceklist operasi bedah
Ceklist operasi bedahCeklist operasi bedah
Ceklist operasi bedah
 
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmasStandar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
 
Peran dan fungsi perawat
Peran dan fungsi perawatPeran dan fungsi perawat
Peran dan fungsi perawat
 
Pelayanan prima
Pelayanan primaPelayanan prima
Pelayanan prima
 
konsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.pptkonsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.ppt
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Komunikasi terapeut
Komunikasi terapeutKomunikasi terapeut
Komunikasi terapeut
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutik
 
Konsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanKonsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatan
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan
 
Metode penugasan fungsional dalam Keperawatan
Metode penugasan fungsional dalam KeperawatanMetode penugasan fungsional dalam Keperawatan
Metode penugasan fungsional dalam Keperawatan
 
Prinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obatPrinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obat
 
Program kerja-tahunan-rumah-sakit
Program kerja-tahunan-rumah-sakitProgram kerja-tahunan-rumah-sakit
Program kerja-tahunan-rumah-sakit
 

Viewers also liked

10 prinsip kepuasan pelanggan
10 prinsip kepuasan pelanggan10 prinsip kepuasan pelanggan
10 prinsip kepuasan pelangganrizamarwandi
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikbettycan33
 
Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan pada
Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas  pelayanan padaAnalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas  pelayanan pada
Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan padaputu suardiana Utama
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...yoan santoso
 
Sistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasienSistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasienSulistia Rini
 
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaRingkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaIRAWANPERWANDA
 
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Yabniel Lit Jingga
 
tugas orientasi ruang ICCU Sanglah
tugas orientasi ruang ICCU Sanglahtugas orientasi ruang ICCU Sanglah
tugas orientasi ruang ICCU SanglahUtik Pariani
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandafahmiganteng
 
Kuesioner angket m5
Kuesioner angket m5Kuesioner angket m5
Kuesioner angket m5Dhan Zhangfu
 
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelangganPengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelangganFaztrack Consulting
 
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
30 Definisi Manajemen Menurut Para AhliChristian Lokas
 

Viewers also liked (16)

10 prinsip kepuasan pelanggan
10 prinsip kepuasan pelanggan10 prinsip kepuasan pelanggan
10 prinsip kepuasan pelanggan
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan pada
Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas  pelayanan padaAnalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas  pelayanan pada
Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan pada
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
 
Teori Kepuasan Kerja
Teori Kepuasan KerjaTeori Kepuasan Kerja
Teori Kepuasan Kerja
 
Buku manajemen-2011
Buku manajemen-2011Buku manajemen-2011
Buku manajemen-2011
 
Sistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasienSistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasien
 
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaRingkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
 
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
 
tugas orientasi ruang ICCU Sanglah
tugas orientasi ruang ICCU Sanglahtugas orientasi ruang ICCU Sanglah
tugas orientasi ruang ICCU Sanglah
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
Kuesioner angket m5
Kuesioner angket m5Kuesioner angket m5
Kuesioner angket m5
 
Metodologi Penelitian Untuk S2r Ev2
Metodologi Penelitian Untuk S2r Ev2Metodologi Penelitian Untuk S2r Ev2
Metodologi Penelitian Untuk S2r Ev2
 
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelangganPengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
 
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
 
Kuesioner burhanuddin
Kuesioner burhanuddinKuesioner burhanuddin
Kuesioner burhanuddin
 

Similar to KEPUASAN PASIEN

Similar to KEPUASAN PASIEN (20)

Tugas 14 mmpk
Tugas 14 mmpkTugas 14 mmpk
Tugas 14 mmpk
 
97 297-1-pb
97 297-1-pb97 297-1-pb
97 297-1-pb
 
Makalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab munaMakalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab muna
 
29440 66867-1-pb
29440 66867-1-pb29440 66867-1-pb
29440 66867-1-pb
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Etika ibu mus (kel)
Etika ibu mus (kel)Etika ibu mus (kel)
Etika ibu mus (kel)
 
Etika ibu mus (kel)
Etika ibu mus (kel)Etika ibu mus (kel)
Etika ibu mus (kel)
 
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaengSkripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
Skripsi mutu pelayanan kab. bantaeng
 
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 1 kb 2 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Makalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab munaMakalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab muna
 
Makalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab munaMakalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab muna
 
Makalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab munaMakalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab muna
 
Etika ibu mus (kel)
Etika ibu mus (kel)Etika ibu mus (kel)
Etika ibu mus (kel)
 
Makalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab munaMakalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab muna
 
komunikasi terapeutik.pptx
komunikasi terapeutik.pptxkomunikasi terapeutik.pptx
komunikasi terapeutik.pptx
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan
 

Recently uploaded

Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTINAFITRIYAH
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 

KEPUASAN PASIEN

  • 1. 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KECAKAPAN PELAYANAN TERAPIS DENGAN KEPUASAN PASIEN HOMECARE PADA KLINIK HOLISTIK GRISS99 SYAFAAT Oleh : Edi Leksono Abstrak Kepuasan pasien tidak selalu hanya berkutat pada masalah kualitas produk jasa atau barang. Terdapat berbagai macam faktor yang dmamou mempengaruhi Kepuasan pasien diantaranya adalah faktor kecakapan pelayanan terapis. Kecakapan yang ditunjukkan terapis terdiri atas kecakapan intelektual, kecakapan dalam perilaku dan hubungan antar manusia, serta kecakapan dalam teknis terapi. Hal ini berarti bahwa terapis mampu menanamkan setiap kecakapan yang dimilikinya akan mendatangkan kepuasan dalam diri pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis dengan kepuasan pasien pada klinik holistik Griss99 Syafaat Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kecakapan pelayananterapis dengan kepuasan pasien homecare. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 80 pasien homecare, berusia 18 tahun ke atas dan lebih dari satu kali menggunakan jasa homecare Klinik Holistik Griss99 Syafaat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua skala yaitu Skala Kepuasan Pasien dan Skala Persepsi terhadap Kecakapan PelayananTerapis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis dengan kepuasan pasien homecare dengan nilai rxy = 0,601 p = 0,000 (p < 0,01) dan koefisien determinasi sebasar 0,361 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang positif dan sangat signifikan antara Persepsi terhadap Kecakapan PelayananTerapis dengan Kepuasan Pasien pada Klinik Holistik Griss99 Syafaat. Semakin positif persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis maka semakin tinggi kepuasan pasien, demikian pula sebaliknya, semakin rendah persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis, maka semakin rendah pula kepuasan yang dirasakan pasien. Kata kunci : kepuasan pasien homecare, persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis
  • 2. 2 PENDAHULUAN Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga dan sangat diinginkan oleh semua manusia. Hal ini dikarenakan dengan kondisi yang sehat maka segala aktivitas akan dapat dilakukan oleh individu. Pentingnya kesehatan menjadikan individu yang sedang dalam keadaan sakit berusaha untuk mencapai kesembuhan. Seorang pasien yang sedang menjalani perawatan pengobatan tentunya mengharapkan terapi yang dapat mendatangkan kepuasan dalam dirinya selama menjalani proses perawatan. Terapis dalam memberikan pelayanan kepada pasien tidak terlepas dari kecakapan yang dimilikinya. Untuk dapat memulihkan kondisi kesehatan pasien, terapis tidak hanya meningkatkan penyembuhan fisik pasien, melainkan juga memperhatikan kondisi psikis pasien dengan cara membangun komunikasi yang baik dengan pasien, menjaga privacy pasien, dan bekerjasama dengan atasan maupun teman sejawatnya. Kecakapan yang dimiliki terapis dapat menumbuhkan perasaan puas dalam diri pasien terhadap kemampuan terapis pada khususnya, serta perasaan puas pada klinik tempatnya menjalani terapi. Kepuasan pasien dapat tercapai jika kenyataan yang diperoleh sesuai atau bahkan lebih dari apa yang diharapkan. Kepuasan pasien tidak selalu masalah kualitas produk atau barang. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh faktor kecakapan pelayanan seorang terapis di mana kecakapan yang ditunjukkan membentuk persepsi pada diri pasien. Kecakapan yang ditunjukkan terapis mengandung adanya kecakapan intelektual, kecakapan dalam perilaku dan hubungan antar manusia, serta kecakapan dalam teknis terapi. Hal ini berarti bahwa terapis mampu menanamkan setiap kecakapan yang dimilikinya akan mendatangkan kepuasan dalam diri pasien. Hasil penelitian Wahyudin dan Wiyono (2004, h.11) menunjukkan bahwa kepuasan pasien senantiasa berhubungan dengan setiap elemen dari kualitas pelayanan yang diberikan pihak lembaga kesehatan.
  • 3. 3 Rakhmat (2001, h.51) menyatakan persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi. Kecakapan yang dimiliki seorang terapis akan dipersepsikan secara berbeda oleh masing-masing pasien. Kecakapan yang dipersepsikan secara positif akan dapat menjadikan pasien memiliki anggapan bahwa pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan ketentuan yang ada maka pasien merasa puas. Kecakapan pelayanan yang ditunjukkan terapis, berkaitan dengan kecakapan intelektual, kecakapan dalam perilaku dan hubungan antar manusia, serta kecakapan dalam teknis terapi akan masuk ke dalam sistem kognisi individu, sehingga kecakapan tersebut akan ditafsirkan secara berbeda oleh individu. Persepsi atau penafsiran yang positif terhadap kecakapan pelayanan yang ditunjukkan terapis akan dirasakan dan berpengaruh pada sisi afeksi pasien, sehingga berpengaruh terhadap rasa nyaman dalam diri pasien, sehingga pasien akan bereaksi untuk menunjukkan kepuasannya selama menjalani terapi. Anggapan bahwa terapis telah menunjukkan kecakapannya akan semakin meningkatkan kepuasan dalam diri pasien. Hal tersebut akan menjadikan pasien merasakan kenyamanan selama menjalani proses terapi dan dengan sendirinya akan bersedia merekomendasikan terapis ataupun klinik tempatnya menjalani terapi. Adanya atensi, ekspektasi, motivasi dan memori yang dimiliki masing-masing pasien akan mempengaruhi persepsi pasien terhadap kecakapan terapisa. Atensi merupakan proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah (Rahmat, 2001 , h.52). Kecakapan terapis yang dianggap kurang terpenuhi dan masih belum sesuai dengan harapan pasien, akan dipersepsikan sebagai sesuatu yang memberikan kesan negatif. Kondisi tersebut akan mendorong munculnya ketidakpuasan dalam diri pasien. Segala bentuk pemikiran dan cara individu merasakan tentang arti pentingnya kecakapan terapis akan menumbuhkan penilaian positif terhadap
  • 4. 4 kecakapan terapis dalam membantu pasien mencapai kesembuhannya. Hal tersebut akan memberikan keyakinan tersendiri bagi pasien bahwa kecakapan yang dimiliki terapis dapat menunjang proses terapi demi mencapai kesembuhan, sehingga pasien akan merasakan kepuasan. Pengertian Kepuasan Pasien Homecare kepuasan menurut Poerwadarminta (2006, h. 7) adalah perasaan senang atau lega karena telah tercapai maksudnya. Kotler (2005, h.70) menyatakan bahwa kepuasan pengguna adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan kinerja atau hasil yang diharapkannya. Tjiptono (2001, h.146) menyatakan bahwa kepuasan merupakan respon terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja produk atau jasa yang telah dirasakan setelah pemakaian. Lebih lanjut dijelaskan oleh Cravens (1996, h.8) bahwa untuk mencapai kepuasan yang tinggi, diperlukan pemahaman tentang apa yang diinginkan oleh konsumen dan mengembangkan komitmen setiap orang yang berada dalam organisasi untuk pemenuhan harapan dan kebutuhan. Pelanggan merasa sangat puas apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan pelanggan terlampaui (Irawan, 2009, h.37). Engel, dkk (Tjiptono, 2003 h.102) mengatakan bahwa kepuasan pengguna merupakan evaluasi purnajual di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pengguna. Oliver (Umar, 2003 h.14) menyatakan bahwa kepuasan pengguna merupakan evaluasi setelah menggunakan produk atau jasa, dimana persepsi terhadap kinerja alternatif produk atau jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Kennedy dan Young (Supranto, 2001 h.11) menyatakan aspek-aspek kepuasan, antara lain: a. Keberadaan (availability) : Tingkatan untuk mana dapat melakukan kontak dengan pemberi jasa.
  • 5. 5 b. Ketanggapan (responsiveness) : Tingkatan untuk mana pemberi jasa bereaksi cepat terhadap permintaan. c. Menyenangkan (convenience) : Tingkatan untuk mana pemberi jasa menggunakan perilaku dan gaya profesional. d. Tepat waktu (time liness) : Tingkatan untuk mana pekerjaan dilaksanakan dalam kerangka waktu, sesuai dengan perjanjian. Umar (2003, h.15) menyatakan untuk mengukur kepuasan digunakan lima aspek, antara lain: a. Kepuasan keseluruhan; Tingkat kepuasan atas jasa yang diterima dibandingkan dengan jasa yang pernah mereka terima dari para pesaing sebelumnya. b. Dimensi kepuasan; Dapat dilihat dari penilaian pengguna terhadap barang atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan, seperti kecepatan layanan atau keramahan staf pelayanan terhadap pelanggan. c. Konfirmasi harapan ; Kepuasan diukur berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual jasa. d. Minat menggunakan ulang ; Pengguna puas akan menggunakan kembali jasa yang telah digunakannya e. Kesediaan merekomendasi ; Kesediaan menginformasikan kepada pengguna lain untuk menggunakan jasa yang sama 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Irawan (2009, h.40) mengatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan, yaitu: a. Kualitas produk ; Konsumen puas setelah membeli dan menggunakan produk tersebut, ternyata kualitas produknya baik. Kualitas produk ini adalah dimensi yang global dan paling tidak ada enam elemen dari kualitas produk, yaitu performance, durability, feature, reliability, consistency, dan design. b. Harga ; Pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money
  • 6. 6 yang tinggi. Komponen harga ini relatif tidak penting bagi konsumen yang tidak sensitif terhadap harga. c. Service quality ; Sevice quality, sangat bergantung pada tiga hal yaitu sistem, teknologi, dan manusia. Faktor manusia memegang kontribusi sekitar 70%. Tidak mengherankan kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. d. Emotional factor ;Kepuasan pelanggan yang terpengaruh karena emotional factor, biasanya yang berhubungan dengan produk gaya hidup, seperti mobil, pakaian, dan lain-lain. e. Biaya dan kemudahan ; Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk pelayanan Persepsi Terhadap Kecakapan Pelayanan Terapis Individu di dalam kehidupan sehari-hari terlibat dalam interaksi dengan individu lain. Interaksi yang terjadi pada masing-masing individu tidak lepas dari menghentikan, bereaksi serta mempengaruhi individu yang lain, maksudnya bahwa proses tersebut tidak lepas dari bagaimana seseorang menanggapi sesuatu dari persepsi masing-masing. Rakhmat (2001, h.51) mengemukakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek atau peristiwa dengan cara menyimpulkan informasi dan penafsiran pesan, jadi memberikan suatu makna pada stimulus inderawi. Robbins (2002, h.46) menyatakan persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan penafsiran kesan-kesan agar memberi makna bagi lingkungan mereka, hal ini menunjuk pada cara bagaimana menafsirkan dan menata informasi yang di terima melalui alat indera. Persepsi merupakan pengalaman sadar tentang apa yang diceritakan oleh indera-indera sensori. Aspek-aspek persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis Sarwono (2002, h.32) mengemukakan persepsi terdiri atas tiga aspek yaitu: a. Aspek kognitif ; Di dalam mengorganisasikan, menafsirkan dan memberi arti pada suatu rangsang yang menggunakan panca inderanya. Hal tersebut
  • 7. 7 melalui proses melihat, meraba, mencium, yang dapat terjadi secara terpisah-pisah atau serentak. Otak dalam melaksanakan persepsi berdasarkan informasi yang diterima panca indera. b. Proses belajar ; Belajar adalah proses membuat informasi yang diterima melalui proses perseptual menjadi mempunyai arti dan makna dalam pemilihan tindakan. c. Proses pemecahan masalah ; Individu selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan yang juga menentukan tindakan. Walgito (2004, h.88) menyatakan aspek-aspek persepsi meliputi: a. Kognisi ; Aspek kognisi menyangkut pengharapan, cara mendapatkan pengetahuan atau cara berpikir dan pengalaman masa lalu. Individu mempersepsikan sesuatu dapat dilatar belakangi oleh adanya aspek kognisi ini, yaitu pandangan individu terhadap sesuatu berdasarkan dari keinginan atau pengharapan atau dari cara individu tersebut memandang sesuatu berdasarkan pengalaman dari yang pernah di dengar atau dilihatnya. b. Afeksi ; Aspek afeksi menyangkut emosi dari individu-individu mempersiapkan sesuatu bisa melalui aspek afeksi. Hal ini dapat muncul karena adanya pendidikan moral dan etika yang didapat sejak kecil. Pendidikan tentang moral inilah yang akhirnya menjadi landasan individu tersebut dalam memandang sesuatu yang terjadi disekitarnya. c. Konasi ; Aspek konasi menyangkut sikap, perilaku, aktivitas, motivasi. Individu dalam mempersepsikan sesuatu bisa melalui aspek konasi, yaitu pandangan, individu terhadap sesuatu yang berhubungan dengan motif atau tujuan timbulnya sesuatu perilaku yang terjadi disekitarnya yang diwujudkan dalam sikap atau perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari. Hipotesis Ada hubungan positif antara persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis dengan kepuasan pasien. Semakin positif persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis maka semakin tinggi kepuasan pasien, demikian pula
  • 8. 8 sebaliknya, semakin negative persepsi pasien terhadap kecakapan pelayanan terapis, maka semakin rendah kepuasan pasien. Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode skala. Skala menurut Azwar (1999 h. 5) adalah suatu metode yang berupa daftar pernyataan yang diajukan kepada responden dan interpretasinya terhadap pernyataan tersebut merupakan proyeksi dari perasaannya. Penelitian ini menggunakan dua skala yaitu Skala Kepuasan Pasien dan Skala Persepsi terhadap Kecakapan Pelayanan Terapis. Skala Kepuasan Pasien terdiri dari 40 aitem, berupa pernyataan yang bersifat favourable dan unfavourable. Cara skoring yang digunakan untuk pernyataan yang favourable adalah dengan memberi skor 4 jika menjawab SS (Sangat Sesuai), skor 3 jika menjawab S (Sesuai), skor 2 jika menjawab TS (Tidak Sesuai), dan skor 1 jika menjawab STS (Sangat Tidak Sesuai). Skor tertinggi untuk aitem favourable terletak pada jawaban “Sangat Sesuai” sedang untuk aitem yang unfavourable skor tertinggi terletak pada jawaban “Sangat Tidak Sesuai”. Skala Persepsi terhadap Kecakapan Pelayanan terdiri dari 48 aitem, berupa pernyataan yang bersifat favourable dan unfavourable. Cara skoring yang digunakan untuk pernyataan yang favourable adalah dengan memberi skor 4 jika menjawab SS (Sangat Sesuai), skor 3 jika menjawab S (Sesuai), skor 2 jika menjawab TS (Tidak Sesuai), dan skor 1 jika menjawab STS (Sangat Tidak Sesuai). Skor tertinggi untuk aitem favourable terletak pada jawaban “Sangat Sesuai” sedang untuk aitem yang unfavourable skor tertinggi terletak pada jawaban “Sangat Tidak Sesuai Uji daya beda aitem terhadap skala kepuasan pasien menggunakan teknik korelasi product moment yang kemudian dikorelasi dengan menggunakan koefisien korelasi part whole. Indeks daya beda (rbt) skala kepuasan pasien
  • 9. 9 berkisar antara 0,055 sampai dengan 0,535 hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,907 Uji daya beda aitem skala persepsi terhadapa kecakapan pelayanan terapis. memiliki Indeks daya beda (rbt) berkisar antara 0,143 sampai dengan 0,596. koefisien reliabilitas sebesar 0,876 HasilPenelitian Hasil analisis untuk uji normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada variabel persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis mendapat nilai Kolmogorov-Smirnov Z = 0,501 p = 0,964 (p > 0,05). Kesimpulannya bahwa sebaran aitem persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis adalah normal. Hasil uji linieritas antara variabel kepuasan pasien dan variabel persepsi terhadap kecakapan pelayanan trapis menunjukkan bahwa Flinier sebesar 44,026 dengan p = 0,000 (p < 0,05) menyatakan ada hubungan yang bersifat linier antara data variabel kepuasan pasien dan data variabel persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis dan kedua variabel membentuk garis lurus. Hasil Uji Hipotesis diketahui bahwa rxy = 0,601 p = 0,000 (p < 0,01) sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis dengan kepuasan pasien. Semakin baik persepsi pasien terhadap kecakapan pelayanan terapis, maka pasien merasa semakin puas, sebaliknya semakin jelek persepsi pasien terhadap kecakapan pelayanan terapis, maka semakin rendah kepuasan pasien. Besarnya koefisien determinasi R2 (R Square) adalah 0,361 maka dapat diketahui bahwa sumbangan efektif persepsi kecakapan pelayanan terapis terhadap kepuasan pasien adalah sebesar 36,1 persen . Pembahasan Hasil penelitian ini diperoleh rxy = 0,601 p = 0,000 (p < 0,01) menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis dengan kepuasan pasien. Hal ini berarti
  • 10. 10 semakin positif persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis maka semakin tinggi kepuasan pasien, demikian pula sebaliknya semakin negatif persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis maka semakin rendah kepuasan pasien. Hasil penelitian ini berarti mendukung pendapat Tjiptono (2003, h. 27) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna barang atau jasa adalah adanya kecakapan pelayanan (service ability) oleh penyedia barang atau jasa. Selain itu juga kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) akan berpengaruh terhadap kepuasan pegguna. Kotler dan Armstrong (2001, h. 214) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia. Persepsi yang dibentuk oleh masing-masing individu akan berbeda terhadap rangsang yang sama. Kecakapan terapi meliputi kecakapan intelektual, kecakapan dalam perilaku dan hubungan antar manusia, serta kecakapan dalam teknis terapi. Setiap bentuk kecakapan yang ditunjukkan terapis dalam menjalankan tugas akan menciptakan kenyamanan dalam diri pasien dalam menjalani terapi. Hal ini berkaitan dengan peran persepsi yang dapat menumbuhkan penilaian pasien terhadap kecakapan pelayanan terapis. Pasien yang dapat menumbuhkan penilaian dan penerimaan terhadap kecakapan yang ditunjukkan terapis akan memperoleh kepuasan selama menjalani terapi, dikarenakan setiap kebutuhannya terpenuhi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Waruwu (2005, h. 23) yang menyatakan bahwa kepuasan pasien erat kaitannya dengan adanya segala bentuk kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan terapis dapat berupa kecakapan yang dimiliki terapis dalam menjalankan proses terapi. Kecakapan pelayanan terapis yang dipersepsikan secara positif oleh pasien dapat menciptakan kepuasan dalam diri, sehingga timbul perasaan senang dan bersedia untuk merekomendasikan kepada orang lain mengenai terapi homecare di klinik holistik Griss99 Syafaat. Berdasarkan hasil data penelitian yang diperoleh, variabel kepuasan pasien diperoleh Mean Empirik sebesar 108,60 sedangkan Mean Hipotetiknya sebesar
  • 11. 11 92,. Mean Empirik variabel kepuasan pasien lebih besar dari Mean Hipotetiknya. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan pasien tergolong pada kategori tinggi. Kepuasan pasien yang tergolong tinggi berarti pasien yang menjalani melakukan homecare dapat merasakan kepuasan dalam menjalani proses terapi. Pada variabel persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis diperoleh mean empirik sebesar 99,15 mean hipotetiknya sebesar 80. Mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik, maka Hal ini berarti mengindikasikan bahwa persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis tergolong pada kategori positif. Persepsi yang positif terhadap kecakapan pelayanan terapis berarti pasien telah dapat membentuk penilaian yang positif terhadap kecakapan yang ditunjukkan terapis dalam menjalankan terapi. Sumbangan efektif variabel persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis terhadap variabel kepuasan pasien 36,1 % Sisanya sebesar 63,9% dari variabel lain seperti faktor kualitas produk, harga, service quality, emotional factor, biaya dan kemudahan, citra, kesesuaian dengan spesifikasi, estetika, serat kualitas yang dipersepsikan. Kesimpulan Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis dengan kepuasan pasien. Semakin positif persepsi terhadap kecakapan pelayanan maka semakin tinggi kepuasan pasien, demikian pula sebaliknya, semakin rendah persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis, maka semakin rendah pula kepuasan yang dirasakan pasien. Sumbangan efektif variabel persepsi terhadap kecakapan pelayanan terapis terhadap variabel kepuasan pasien 36,1 % (R Square). Sisanya sebesar 63,9% dari variabel lain seperti faktor kualitas produk, harga, service quality, emotional factor, biaya dan kemudahan, citra, kesesuaian dengan spesifikasi, estetika, serat kualitas yang dipersepsikan. Selaras dengan hasil penelitian, Saran yang dapat diberikan antara lain :
  • 12. 12 1. Bagi Terapis : diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan terapi agar pasien dapat merasa puas. selama proses terapi berlangsung, terapis diharapkan berperan aktif dalam komunikasi yang hangat, sehingga jarak antara pasien dengan terapis bisa menjadi lebih dekat dan pasien tidak sungkan untuk menceritakan apa yang dirasakan pasien selama menjalani proses terapi. 2. Bagi Pasien : diharapkan bersedia memberikan umpan balik, baik itu kritik maupun saran kepada terapis selama proses terapi berlangsung. 3. Bagi Pihak Klinik Holistik Griss 99 Syafaat : hendaknya lebih memperhatikan faktor lain yang berkaitan dengan pencapaian kepuasan dalam diri pasien misal faktor kebersihan lingkungan, harga, value add service, ketenangan klinik, kebersihan 3. Bagi Peneliti Lain : diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan melihat, memperhatikan, mengukur dan mencari faktor lain yang mempengaruhi kepuasan pasien seperti faktor kualitas produk, harga, service quality, emotional factor, biaya dan kemudahan, citra, kesesuaian dengan spesifikasi dan aspek estetika. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A.H. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta. An-Nasaa’iy, Al-Kubraa no. 7537. Kudus : Menara Anonim, 2011. http://www.indospiritual.com/artikel_terapi-holistik.html Anonim, 2011. http://kamuskesehatan.com/arti/terapi-holistik/ Anonim, 2012. http://nasional.kompas.com/read/2012/10/02/terapi.holistik.untuk.kesehat. Aritonang, L. R. 2005. Kepuasan Pelanggan : Pengukuran dan Penganalisisan dengan SPSS. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Atkinson, R. L., Atkinson, R, C., dan Smith, E, Bem, D, J. 1999. Pengantar Psikologi. Jilid Dua. Alih Bahasa : Widjaja Kusuma. Batam : Interaksara. Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. . 2004. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
  • 13. 13 Baron, R. A. dan Byrne. D. 2004. Psikologi Sosial. Jilid Satu. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa : Dra. Ratna Djuwita. Jakarta : Erlangga. Craven, D. 1996. Pemasaran Strategis. Jilid Satu. Alih Bahasa : Djoerban Wahid. Jakarta : Erlangga. Davidoff, L. L. 1991. Psikologi Suatu Pengantar. Alih Bahasa : Dra. Mari Juniati. Jakarta : Erlangga. Djauzi, S. 2004. Komunikasi dan Empati dalam Hubungan Dokter-Pasien. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Gunarsa, S.D. 2003. Psikologi Perawatan. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. Hadi, S. 2004. Statistik. Jilid Dua. Yogyakarta : ANDI. Irawan, H. 2009. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Kotler, P., dan Armstrong, G. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan. Damos Sihombing, Jakarta : Erlangga. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa : Drs. Alexander Sindoro. Yogyakarta : Andy Offset. Latipun. 2004. Psikologi Eksperimen. Edisi kedua. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang. Mirzal, T. 2007. Konsep Dasar Proses Keperawatan. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Murwani, A. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta : Fitramaya Priharjo, R. 1995. Pengantar Etika Perawatan. Jakarta : Kanisius. Poerwadarminta, W. J. S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Rakhmat, J. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remadja Karya. Robbins, S. P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi 10. Alih Bahasa : Halida dan Dewi Sartika. Klaten : Intan Sejati. Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Sosial : Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Edisi Satu. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
  • 14. 14 Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Alih Bahasa : Bern Hidayat. Jakarta : PT. Grafindo Widiagunarsa Indonesia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA. Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Tjiptono. 2001. Strategi Bisnis dan Manajemen. Yogyakarta : Andi Offset. . 2003. Total Quality Management. Yogyakarta : Andi Offset. Umar, H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta : Ghalia Indonesia. Utami, C. T., Hernawati, L., dan Novi, W. A. 2008. Pengambilan Keputusan Berobat ditinjau dari Persepsi terhadap Kecakapan Perawat. Jurnal Psikologi Indonesia. Vol. 3. No. 3. Hal. 1-9. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Wahyudin, M., dan Wiyono, A. S. 2004. Studi tentang Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen di Rumah Sakit Islam Manis Renggo Klaten. Jurnal Psikologi. Vol. 2. No. 1. Hal. 1-12. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Walgito, B. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Waruwu, A. T. 2005. Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Perawat Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta. Indonesian Psychological Journal. Vol. 2. No. 2. Hal. 17-24. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.