SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 40
Downloaden Sie, um offline zu lesen
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
i
LAPORAN PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI
Disusun oleh :
1. Esti Sulandari (11011014)
2. Gilang Ramadani (11011015)
3. Edi Nugroho (11011025)
4. Puji Sarwito (11011029)
5. Nico Medes Yafur (11012023)
6. Hendri (11011026)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
2013
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Laporan Praktikum Agroklimatologi. Laporan ini akan kami gunakan sebagai
tugas akhir mata kuliah praktikum agroklimatologi.
Dengan laporan ini kita bisa mengetahui tentang unsur – unsur cuaca, cara
pengukurannya dan bisa mengamati vegetasi yang tumbuh di dataran tinggi,
sedang, rendah. Diharapkan laporan ini dapat memberikan banyak informasi
untuk kita semua khususnya di bidang pertanian. Tidak lupa, penulis
mengucapkan terimakasih khususnya kepada Ibu Ir.Warmanti Mildaryani,M.P
dan Ibu Ir.Tyastuti Purwani,M.P selaku dosen pengajar mata kuliah Praktikum
agroklimatologi dan ibu Eni selaku pendamping praktikum.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Yogyakarta,11 Januari 2013
Penyusun
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………... ii
DAFTAR ISI …………………………………………... iii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………... iv
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………... 1
1.1. Latar belakang …………………………………………... 1
1.2. Tujuan …………………………………………... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………... 2
2.1. Radiasi surya …………………………………... 2
2.2. Temperature udara …………………………………... 5
2.3. Kelembaban udara …………………………………... 5
2.4. Tekanan udara …………………………………... 7
2.5. Angin …………………………………... 8
2.6. Hujan …………………………………... 11
2.7. Temperature tanah …………………………………... 13
2.8. Evaporasi …………………………………... 15
BAB III. ACARA II : PENGAMATAN IKLIM MIKRO ….. 17
3.1. Alat ………………………………………….. 17
3.2. Cara kerja ………………………………………….. 17
3.3. Hasil pengukuran ………………………………………….. 17
3.4. Pembahasan dan kesimpulan ………………………….. 18
BAB IV. ACARA III : PENYAJIAN DAN INTERPRETASI
DATA METEOROLOGI ………………………….. 21
4.1. Alat ………………………………………….. 21
4.2. Cara kerja ………………………………………….. 21
4.3. Penyajian data ………………………………………….. 22
4.4. Pembahasan dan kesimpulan ………………………….. 23
BAB V. ACARA IV : MENCARI HUBUNGAN BEBERAPA
UNSUR IKLIM …………………………………. 24
5.1. Alat …………………………………………. 24
5.2. Cara kerja …………………………………………. 24
5.3. Hubungan beberapa unsur iklim …………………………. 24
5.4. Pembahasan dan kesimpulan …………………………. 25
BAB VI. ACARA V : HUBUNGAN ANTARA UNSUR IKLIM
DENGAN MACAM VEGETASI ………………… 30
6.1. Cara kerja ……………………………………….… 30
6.2. Macam vegetasi di tiga lokasi ……………………….... 30
6.3. Pembahasan dan kesimpulan ……………………….... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Tabel
Table 1.1. hasil pengukuran iklim mikro …………………………….. 17
Table 1.2. Penyajian dan interpretasi data ……………………………. 22
Table 1.3. Hasil pengamatan hubungan beberapa unsur iklim …….. 26
Table 1.4. Hubungan antar unsur iklim dengan macam vegetasi …... 29
Daftar grafik
Grafik 1.1. Hubungan tinggi tempat dan temperature ……………. 27
Grafik 1.2. Hubungan tinggi tempat dan tekanan udara ……………. 27
Grafik 1.3. Hubungan temperature dan kelembaban relative .…… 27
Grafik 1.4. Hubungan tinggi tempat dan kecepatan angina ………... 28
Grafik 1.5. Hubungan antara temperature udara dan evaporasi …... 28
Grafik 1.6. Hubungan antara suhu udara dan kelembaban relative .. 28
Grafik 1.7. Hubungan Antara kecepatan angina dan evaporasi ……. 29
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan
pertanian. Maka dari itu pengaruh unsur unsur cuaca dan iklim sangatlah
penting, yaitu bagi keberlangsungan kegiatan pertanian sehingga mampu
membawa dampak yang positif yaitu peningkatan hasil panen. Hal tersebut
perlu diperhatikan karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh
terhadapperkembangan tanaman sehingga berpengaruh pula terhadap hasil
yang akan diperoleh saat panen yang akan datang.
Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang sempit dan dalam
keadaan yang akan ditimbulkan dari semua perpaduan unsur unsur tesebut.
Sebagai contohnya yaitu apabila intensitas cahaya meningkat, maka suhu
udara meningkat yang menyebabkan kelembapan menjadi rendah maka
penguapan menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi
banyak, kemudian apabila terjadi kondensdasi maka akan timbul
presipitasi (hujan).
Apabila kita sudah mampu mempelajari unsur unsur cuaca serta
mampu mengaitkan terhadap kejadian alam yang terjadi, maka kita dapat
menghubungkan dengan waktu musim tanam dan memilih tanaman yang
cocok dengan keadaan yang ada. Sebagai contoh kita telah dapat
memperkirakan musim tanam yang akan datang akan jatuh pada bulan apa,
serta tanaman apa yang akan kita tanam pada musim tersebut.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum Agroklimatologi adalah :
1. Mengenal cara-cara mengukur unsur-unsur iklim mikro
2. Mengetahui iklim pada berbagai ekosistem
3. Melatih mahasiswa dalam menganalisis data meteorology
4. Melatih mahasiswa dalam mencari hubungan timbal balik antar
unsur unsur iklim.
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Agroklimatologi berasal dari kata Agro: tanaman dan Klimatologi:
ilmu iklim. Agroklimatologi adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang
hubungan antara unsur-unsur iklim dengan proses kehidupan
tanaman.Yang dipelajari dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur-
unsur iklim itu berperan di dalam kehidupan tanaman.Kita akan
mempelajari bagaimana agar fotosintesis bisa tinggi, respirasi optimal,
transpirasi normal, sehingga hasil bisa tinggi. Arah dari ilmu ini adalah
bagaimana fotosintesis bisa lebih tinggi dari Respirasi yang dipengaruhi
unsur udara dan air.
Ruang lingkup agroklimatologi adalah Atmosfer : kumpulan
berbagai gas yang menyelubungi hidrosfer, Hidrosfer : ruang berisi air
terutama lautan, Litosfer : ruang yang berisi zat padat berupa batuan bola
bumi mengalami rotasi dan revolusi:, Rotasi adalah perputaran bumi pada
sumbunya. Menyebabkan terjadinya siang dan malam, Revolusi adalah
perputaran bumi mengelilingi matahari. Menyebabkan terjadinya
perbedaan iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dalam
waktu yang lama.Unsur unsur iklim adalah Radiasi surya, Temperatur
udara, Kelembaban udara, Tekanan udara, Angin, Hujan, Temperatur
tanah, Evaporasi.
2.1. Radiasi surya
Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi persatuan luas
dan satuan waktu disebut isolasi atau kadang-kadang disebut radiasi
global, yaitu radiasi langsung dari matahari dan radiasi yang tidak
langsung yang disebabkan oleh hamburan dari partikel atmosfer (Bayong
Tjasyono, 2004). Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat
bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
3
disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama
awan (Handoko, 1994).
Radiasi surya merupakan sumber energi utama kehidupan di muka
bumi ini. Setiap waktu hampir terjadi perubahan penerimaan energi radiasi
surya yang dapat mengaktifkan molekul gas atmosfer sehingga terjadilah
pembentukan cuaca. Cuaca adalah keadaan fisik atmosfer jangka pendek
dan mencakup wilayah yang relatif sempit. Perubahannya dapat dirasakan
(kualitatif) dan diukur (kuantitatif). Keadaan minimum rata-rata jangka
panjang kondisi cuaca membentuk suatu pola yang dinamakan iklim. Jadi
iklim adalah keadaan unsur cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif
panjang, dengan unsur-unsur sebagai berikut: radiasi surya, suhu udara,
kelembaban nisbi udara, tekanan udara, angin, curah hujan,
evapotranspirasi dan keawanan. Unsur cuaca/iklim bervariasi menurut
waktu dan tempat, yang disebabkan adanya pengcndali iklim/cuaca
(climatic controls).
Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan
mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan
radiasi surya antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola
angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan,
suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu
wilayah akan sangat berbeda dari pengendali iklim di bumi secara
menyeluruh.Pengendali iklim bumi yang dikenal sebagai komponen iklim
terdiri dari lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer.
Dalam hal ini akan terjadi hubungan interaksi dua arah di antara ke lima
jenis lingkungan tersebut dengan unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca
akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia, biologi, ekofisiologi, dan
kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada (LIPI,2008).
Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk
hidup misalnya pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh pada
metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, misalnya pada
tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
4
lebih besar bagi tumbuha tersebut untuk memanfaatkanya melalui proses
fotosintesis. Pergeseran garis edar matahari menyebabkan peruban panjang
hari (lama penyinaran) yang diterima pada lokasi-lokasi di permukaan
bumi. Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah tropis yang
dekat dengan garis ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator
maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar (Benyamin Lakitan,
1994).
Radiasi surya terdiri dari spectra ultraviolet (panjang gelombang
kurang dari 0.38 mikron) yang berpengaruh merusak karena daya
bakarnya sangat tinggi, spectra photosynthetically Active Radiation (PAR)
yang berperan membangkitan proses fotosintesis dan spectra inframerah
(lebih dari 0.74 mikron) yang merupakan pengatur suhu udara. Spectra
radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spectrum yang
masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spectrum biru
memberikan sumbangan yang paling potensial dalam
fotosintesis (Kartasapoetra, 2004).
Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang
cukup. Penyinaran yang terlalu kuat dapat merangsang proses pembungaan
dan buahnya terlalu lebat dan karenanya hanya dapat memberi hasil yang
baik untuk beberapa tahun saja. Terlalu banyak matahari juga dapat
mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan tanah. Penghancuran
humus di daerah-daerah tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan
dengan sangat cepat. Maka pada dasarnya semua hal yang ada di alam ini
harus dipergunakan secara bijak tidak perlu dieksploitasi sedemikian rupa
(Vink, 1984).
Stasiun pencatat meteorologi dilengkapi dengan radiometer untuk
mengukur radiasi gelombang-pendek yang datang dari matahari dan langit,
dan radiasi murni yang merupakan jumlah aljabar dari semua radiasi yang
datang dan radiasi gelombang-pendek dan gelombang-panjang yang
direfleksikan dari permukaan bumi (Wilson, 1993).
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
5
2.2. Temperature udara
Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan
molekul dalam atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius,
Fahrenheit, atau skala Reamur. Temperatur dan suhu
udarasangatdipengaruhiolehtigafaktor, yaitu:
 Tinggi rendahnya suatu tempat
 Jarak suatu tempat dari pantai
 Penyerapans inar matahari oleh permukaan bumi
Artinya, semakin tinggi suatu wilayah, semakin rendah temperatur
udaranya .Semakin dekat suatu tempat dari pantai,semakin tinggis uhu
udaranya.Semakin banyak sinar yang diserap permukaan bumi maka
temperatur udara menjadi rendah.Semakin banyak sinar matahari yang
dipantulkan kembali keangkasa, maka suhu udara akan semakin panas
(efek rumah kaca).
2.3. Kelembaban udara
Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di
udara, dalam kelembaban kita mengenal beberapa istilah yaitu:
a. Kelembaban mutlak : massa uap air yang berada dalam satu satuan
udara yang dinyatakan dalam gram/m3.
b. Kelembaban spesifik : perbandingan jumlah uap air di udara denagn
satuan massa udara yang dinyatakan dalam gram /kg
c. Kelembaban relatif : merupakan perbandingan jumlah uap air di udara
dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung panas dan
temperatur tertentu yang dinyatakan dalam % (Gunarsih, 2001).
Faktor cuaca yang paling dominan dan berpengaruh langsung
terhadap produktivitas tanaman adalah kelembaban udara. Semakin tinggi
kelembaban udara udara dapat menyebabkan produktivitas tanaman
menurun. Kelembaban udara disamping berpengaruh langsung juga
berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui evaporasi dan
selanjutnya. Kelembaban udara dipengaruhi secara langsung oleh curah
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
6
hujandan hari hujan maka kelembaban makin meningkat yang
mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman (Herlina, 2003).
Kelembaban udara merupakan uap air (gas) yang tidak dapat
dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Makin tinggi
temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa
(Soekirno, 2010).
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka
konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, spesifik
dan relatif. Alat ukur kelembaban disebut higrometer. Sebuah humidistat
digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah
bangunan dengan sebuah pengawa lembap(Anonim, 2010).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara.
Kandungan uap air di udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak,
kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban
nisbi membandingkan antara tekanan uap air aktual dengan keadaan
jenuhnya pada kapasitas udara untuk menampung uap air (Jason, 2010).
Udara dengan mudah menyerap kelengasan dalam bentuk uap air.
Banyaknya bergantung pada suhu udara dan suhu air. Makin tinggi suhu
udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya (Wilson, 1993).
Kelembaban nisbi suatu tempat tergantung pada suhu yang
menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan
uap air aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air aktual ini ditentukan
oleh ketersediaan air ditempat tersebut serta energi untuk menguapkannya
(Handoko, 1993). Kelembaban udara dapat dinyatakan oleh tekanan uap
air oleh koefisien hygrometrik/kelembaban relatif atau temperatur titik
embun sebab sesungguhnya tekanan uap tidaklah cukup mencirikan
kelembaban sebenarnya. Ada banyak hal yang menunjukkan akan
kelembaban itu sendiri. Namun, secara umum semakin bertambah
ketinggian maka kelembaban udara juga akan semakin tinggi (Martha,
1993).
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
7
2.4. Tekanan udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, karena
geraknya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas
atmosfer. Satuannya : 1 atm = 76 cmHg. Tekanan 1 atm disebut sebagai
tekanan normalTekanan udara makn berkurang dengan penambahan tnggi
tempt. Sebagai ketentuan, tiap naik 300 m tekanan udara akan turun 1/30
x. Tekanan udara mengalir dar tempat yang mempunya tekanan tinggi ke
tempat yang memiliki tekanan lebh rendah, dapat secara vertikal atau
horizontal (Wuryatno, 2000).
Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk
menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur
dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar
(mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan
udaranya disebut sebagai isobar. Tekanan udara memiliki beberapa variasi.
Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan
waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda (Mohr,1998).
Udara mempunyai massa/berat besarnya tekanan diukur dengan
barometer. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara.Tekanan udara
dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang menghubunkan tekanan
udara yang sama disebut isobar. Barometer aneroid sebagai alat pengukur
ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa digunakan untuk
mengukur ketinggian pesawat terbang (Leonheart, 2010).
Tekanan atmosfer tidaklah seragam di semua tempat. Tidak semata
terjadi permukaan yang cepat dengan naiknya ketinggian, tetapi pada suatu
ketinggian tertentupun ada varian dari suatu tempat ke tempat yang lain
serta dari waktu ke waktu yang lainnya, meskipun tidak sebesar variasi
yang disebabkan oleh ketinggian yang berbeda (Benyamin Lakitan, 1994).
Tekanan udara antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain dan
pada lokasi tertentu dapat berubah secara dinamis dari waktu ke waktu.
Perbedaan atau perubahan tekanan uadara ini terutama disebabkan oleh
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
8
pergeseran garis edar matahari, keberadaan bentang laut dan ketinggian
tempat (Masson dan Cloud, 1962).
2.5. Angin
Angin merupakan udara yang bergerak yang diakibatkan oleh
rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan
tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang
bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang
rendah ke suhu udara yang tinggi (Soemarto, 1987).
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai
menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara
turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke
tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat
dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik
kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini
dinamanakan konveksi (Suyono, 2006).
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau
perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah.Hal ini berkaitan
dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan
bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari
lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan
udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara
akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan
daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan
terjadi aliran udara pada wilayah tersebut (Sriharto, 2000).
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara,
sehingga benua asi lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di asia
terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat
pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari
australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan
bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
9
kerena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak
mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di indonesia terjadi
musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan
pantai selatan irian jaya. Antara kedua musim tersebut ada musim yang
disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu : Musim kemareng yang
merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan
musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim
penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas,
arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu
singkat dan lebat (Ponce, 1989).
Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai.Angin
laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas
dibandingkan dengan lautan.Angin bertiup dari laut ke darat.Sebaliknya,
angin darat terjadu pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas
dibandingkan dengan lautan.Daratan bertekanan maksimum dan lautan
bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut (Sudjarwadi, 1995).
Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada
partikel-partikel yang ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi.
Erosi angin dapat dikendalikan; (1) Bila partikel-partikel tanah dapat
dibentuk ke dalam kelompok/butiran yang terlalu besar ukurannya untuk
bergerak dengan saltasi, (2) Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah
dapat dikurangi melalui penggunaan tanah, oleh tanaman tertutup, (3)
Dengan menggunakan jalur-jalur tunggul/tanaman penutup lain yang
cukup untuk menangkap dan menahan partikel-partikel yang bergerak
dengan saltasi (Foth, 1994).
Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang dengan
kelembaban yang cukup mungkin dapat menguntungkan.Namun di
daerah-daerah kering, banyak angin berpengaruh sangat buruk, karena
mengakibatkan pengeringan yang kuat.Angin mempunyai pengaruh
mekanis, yang kadang-kadang besar artinya (Vink, 1984).
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
10
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat
lainnya. Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat
lebih banyak panas matahari dibandingkan tempat yang lain. Permukaan
tanah yang panas membuat suhu udara di atasnya naik. Akibatnya udara
mengembang dan menjadi lebih ringan (Anonim4, 2007).
Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang dengan
kelembaban yang cukup mungkin dapat menguntungkan. Namun di
daerah-daerah kering, banyak angin berpengaruh sangat buruk, karena
mengakibatkan pengeringan yang kuat. Angin mempunyai pengaruh
mekanis, yang kadang-kadang besar artinya (Vink, 1984).
Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi.
Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah. Angin diberi nama sesuai dengan arah mana angin datang,
misalnya angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat (Hanum,
2009).
Mata angin merupakan panduan yang digunakan untuk
menentukan arah. Umum digunakan dalam navigasi, kompas, dan peta.
Berpandukan pada pusat mata angin, maka kita akan melihat 8 arah yaitu
dengan urutan sebagai berikut (mengikuti arah jarum jam): 1.Utara (0o), 2.
Timur Laut (45o), 3. Timur (90o), 4. Tenggara (135o), 5. Selatan (180o),
6. Barat Daya (225o), 7. Barat (270o), 8. Barat Laut (315o) (Anonim3,
2009).
Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan
anemometer dan penunjuk arah angin. Anemometer yang lazim adalah
anemometer cawan yang terbentuk dari lingkaran kecil sebanyak tiga
(kadang-kadang empat) cawan yang berputar mengitari sumbu tegak.
Kecepatan putaran mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh
perputaran mengitari sumbu itu memberi ukuran berapa jangkau angin,
jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang ditetapkan (Foth,
1991).
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
11
2.6. Hujan
Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks serta
bervariasi dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim ke
musim pada tempat yang sama dan dari waktu hujan berbeda. Air hujan
terdiri atas: ion-ion natrium, kalium, kalsium, khlor, karbonat dan sulfat
yang merupakan jumlah yang besar bersama-sama (Soekardi, 1986).
Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari
angkasa, seperti salju, hujan es, embun, dan kabut. Hujan terbentuk apabila
titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan
sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap ketika jatuh melalui udara
kering, sejenis presipitasi yang dikenali sebagai virga (Anonim3, 2009).
Penguapan berasal dari laut dan uap air diserap dalam arus udara
yang bergerak melintasi permukaan laut. Udara bermuatan embun terus
menyerap uap air tersebut hingga menjadi dingin mencapai temperatur di
bawah temperatur titik embun, sehingga terjadilah presipitasi (hujan). Jika
temperaturnya rendah, terbentuklah hujan es atau salju. Menurunnya
temperatur massa udara disebabkan oleh konveksi, yaitu udara yang
mengandung embun panas yang temperaturnya bertambah kemudian
berkurang lagi sehingga membentuk awan dan selanjutnya dengan cepat
menimbulkan hujan. Hal ini disebut presipitasi konvektif. Presipitasi
orografis berasal dari arus udara di atas lautan yang bergerak melintasi
daratan dan membelok ke atas karena adanya pegunungan sepanjang
pantai, dan akhirnya berubah menjadi dingin di bawah temperatur jenuh
dan menjadi embun (Wilson, 1993).
Selain suhu, faktor yang penting dari iklim adalah curah hujan
yang disebut pula presipitasi.Sebenarnya sebutan ini lebih luas
cakupannya. Cakupannnya meliputi endapan air, salju, salju keras, butiran
es sampai batu es, akan tetapi juga endapan kabut dan embun (Darldjoeni,
2000)
Hujan adalah uap air di atmosfer yang mengembun menjadi butir-
butir air dan jatuh ke tanah.Satuan ukuran hujan adalah mm. Yang
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
12
dimaksud banyaknya hujan (curah hujan) adalah tinggi air hujan bila tidak
ada yang merembes ke dalam tanah. Sebagai patokannnya ialah 100 cc air
hujan = 10 mm curah hujan. Alat pengukurnya menggunakan ombrometer
yang dibagi menjadi 2 tipe yaitu observatorium (biasa) dan otomatis
(Soekirno, 2000)
Perubahan curah hujan, distribusi hujan sangat berpengaruh pada
ketersediaan air. Hal ini sangat menentukan keberhasilan produksi
tanaman. Curah hujan mempengaruhi kelembaban udara (Herlina, 2003).
Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau
ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada
permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0,25 mm. Satuan hujan menurut
SI adalah milimeter yang merupakan penyingkatan dari liter per meter
persegi (Anonim1, 2010).
Curah hujan dihitung harian, mingguan, hingga tahunan, sesuai
kebutuhan. Pembangunan saluran drainase, selokan, irigasi serta
pengendalian banjir selalu menggunakan data curah hujan, untuk
mengetahui jumlah curah hujan yang terjadi di suatu tempat. Curah hujan
sebesar 1 mm artinya adalah tinggi air hujan setinggi 1 mm pada daerah
seluas 1 m2 (Bocah, 2008).
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah
selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan
horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi,
pengaliran dan peresapan. Dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh
diatas permukaan tanah rata seandaiya tidak ada infiltrasi dan evaporasi.
Satuannya adalah mm. curah hujan 1mm berarti banyaknya hujan yang
jatuh diatas sebidang tanah seluas 1m2 = 1mm x 1m2 = 0,01dm x 100dm2
= 1dm3 = 1liter. Hari hujan adalah suatu hari dimana terkumpul curah
hujan 0,5mm atau lebih (Guslim et al., 1987).
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
13
2.7. Temperature tanah
Suhu tanah dapat di ukur dengan menggunakan alat yang
dinamakan termometer tanah selubung logam.Suhu tanah ditentukan oleh
panas matahari yang menyinari bumi.Intensitas panas tanah dipengaruhi
oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak
digaris lintang utara dan selatan dan tinggi dari permukaan laut. Sejumlah
sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara lain intensitas warna tanah,
komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan kadar legas tanah (Anonim,
2010).
Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat
penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga
terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik,
dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman.
Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang
penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan
bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi
oleh temperatur tanah (Hanafiah, Kemas Ali, 2005).
Tentang suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah
itu sendiri dan pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah
biasanya dilakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100
cm. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang
dimaksud dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan,
angin, kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur
tanda, kadar iar tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Makin
tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman
(Kartasapoetra, 2005)
Suhu tanah beraneka ragam dengan cara khas pada perhitungan
harian dan musiman. Fluktasi terbesar dipermukaan tanah dan akan
berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah. Kelembapan waktu
musiman yang jelas terjadi, karena suhu tanah musiman lambat bantuk
fluktasi suhu pada peralihan suhu diudara atau dibawah tanah yang lebih
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
14
besar. Suhu total untuk semalam tanaman mungkin terjadi pada tengah
hari. Dibawah 6 inch atau 15 inch terdapat variasi harian pada suhu tanah
(Sostrodarsono, 2006).
Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan
molekul suatu benda. Panas adalah energi total dari pergerakan molekul
suatu benda. Jadi panas adalah ukuran energi total, sedangkan suhu adalah
energi rata-rata dari setiap gerakan molekul. Lebih besar pergerakan, maka
lebih benda tersebut (Zailani Kadir, 1986).
Fungsi tanaman yang normal tergantung dari pengendali reaksi-
reaksi biokimia yang baik, dan salah satu pengendali penting ialah suhu.
Tiap jenis tanaman maupun populasinya harus menyesuaikan diri dengan
suhu lingkungannya. Dalam suatu luasan geografis akan terdapat tahun-
tahun yang mempunyai kenaikan atau penurunan suhu diluar batas normal
yang menghambat pertumbuhan dan mengakibatkan rusaknya fungsi organ
pada tanaman (Hassan, U.M, 1970).
Suhu didaerah equator lembab, tidak bervariasi dari pada suhu
didaerah kering atau berlintang tinggi. Didaerah tropis yang berhujan
cukup, suhu bukanlah merupakn suatu faktor pembatas pertumbuhan
tanaman dan produksi dalam arti yang luas. Walaupun demikian masih
terdapat 2 pengaruh yang dapat dicatat :
 Bila tanaman tropis disebar kedaerah subtropis, misalnya industri
pisang di usahakan di subtropis walaupun keadaan itu dibawah
optimum, karena pemasarannya mudah.
 Dengan bertambahnya penggunaan tanah, ekstensifikasi harus
dilakukan ditempat-tempat yang tinggi (Dengel, G.O.F, 1956).
Beberapa faktor penyebaran yang mempengaruhi suhu antara lain:
 Jumlah radiasi yang diterima perhari, permusim, dan pertahun.
 Pengaruh daratan dan lautan.
 Pengaruh altitude, aspek.,panas laten.
 Pengaruh angin (Karim Kormalis, Zailani Kadir, 1986).
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
15
2.8. Evaporasi
Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap. Uap ini
kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara
(Sosrodarsono, 1999). Sedangkan Menurut Lee (1988), evaporasi
merupakan proses perubahan cairan menjadi uap, ini terjadi jika cairan
berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal, pada
daun tanaman (transpirasi) maupun secara eksternal, pada permukaan yang
basah. Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap air. Yang merupakan
suatu proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam
pada siang hari dan sering juga selama malam hari. Air akan menguap dari
permukaan baik tanah gundul maupun tanah yang ditumbuhi tanaman, dan
juga dari pepohonan permukaan kedap air atap dan jalan raya air, air
terbuka dan sungai yang mengalir (Wilson, 1993).
Evapotranspirasi (ET) adalah ukuran total kehilangan air
(penggunaan air) untuk suatu luasan lahan melalui evaporasi dari
permukaan tanaman. Secara potensial ET ditentukan hanya oleh unsur –
unsur iklim, sedangkan secara aktual ET juga ditentukan oleh kondisi
tanah dan sifat tanaman (Handoko, 1995).
Jumlah total air yang hilang dari lapangan karena evaporasi tanah
dan transpirasi tanaman secara bersama disebut evapotranspirasi (ET).
Evaporasi merupakan suatu proses yang tergantung energi yang meliputi
perubahan sifat dari fase cairan ke fase gas. Laju transpirasi merupakan
fungsi dari landaian tekanan uap, tahanan terhadap aliran, dan kemampuan
tanaman dan tanah untuk mentranspor air ke tempat terjadinya transpirasi.
Kehilangan air ke atmosfer ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan dan
faktor dalam tanaman. Pengaruh lingkungan terhadap ET disebut tuntutan
atmosfer atau tuntutan evaporisasi (Anonim2, 2008).
Perkiraan evaporasi dan transpirasi adalah sangat penting dalam
pengkajian-pengkajian hidrometeorologi. Pengukuran langsung evaporasi
maupun evapotranspirasi dari air ataupun ermukaan lahan yang besar
adalah tidak mungkin pada saat ini. Akan tetapi beberapa metode yang
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
16
tidak langsung telah dikembangkan yang akan memberikan hasil-hasil
yang dapat diterima (Anonim3, 2009).
Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi
bentuk gas (uap). Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi (penguapan
air secara langsung dari lautan, danau, sungai, dll) dan transpirasi
(penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan lain-lain, makhluk hidup).
Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi
(Wuryanto, dkk, 2000).
Penguapan cenderung untuk menjadi sangat tinggi pada daerah-
daerah yang mempunyai suhu tinggi, angin kuat, dan kelembaban yang
rendah. Daerah subtropik biasanya merupakan daerah yang langsung
menerima insolasi (pemanasan dari matahari) tanpa terlindung oleh adanya
awan. Juga merupakan daerah yang mempunyai angin yang kuat dan
mempunyai nilai kelembaban yang rendah (Hutabarat, 1986).
Kecepatan hilangnya air oleh evaporasi (penguapan)/transpirasi
pada dasarnya ditentukan oleh gradien tekanan uap; yaitu oleh perbedaan
tekanan pada daun/permukaan tanah dan tekanan dari atmosfer. Seterusnya
gradien tekanan-uap terhubung dengan sejumlah faktor iklim dan tanah
yang lain (Buckman dan Brady, 1982).
Pengukuran langsung evapotranspirasi dengan penginderaan jauh
masih belum masih belum dimungkinkan. Pendekatan penginderaan jauh
terhadap penentuan evapotranspirasi terletak pada pengukuran jumlah dan
lamanya gerakan air dari tanah ke atmosfer. Untuk peliputan kawasan
yang luas alat yang paling tepat bagi penelitian evaporasi adalah
radiometer inframerah dan pancatat citra dari udara (Handoko, 1994.).
Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh-
tumbuhan. Peristiwa ini disebut evapotranspirasi. Banyaknya berbeda-
beda tergantung dari kadar kelembaban tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan.
Umumnya banyaknya transpirasi yang diperlukan untuk menghasilkan
satu gram bahan kering disebut laju transpirasi (Karim, 1985).
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
17
BAB III
ACARA 2 : PENGAMATAN IKLIM MIKRO
3.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Pengamatan Iklim Makro ini
adalah Thermohygrometer, lux meter, Hand anemometer, Thermometer
tanah, Thermometer bola basah-bola kering.
3.2. Cara kerja
Cara kerja pada praktikum Pengamatan Iklim Makro adalah Kita
memilih dua tempat yang keadaannya berbeda yaitu di sawah dan
dipekarangan , Pada waktu yang bersamaan kita mengamati suhu udara ,
lembab nisbi, kecepatan angin, intensitas penyinaran pada ketinggian
tertentu serta suhu tanah pada kedalaman tertentu , Pengamatan pada
masing-masing tempat diulangi pada setiap selang waktu tertentu, Dalam
menggunakan alat tersebut harus terlindung dari sinar matahari langsung
kecuali Lux meter, Mencatat semua hasil pengamatan kemudian
membandingkan antara masing-masing tempat, menganalisanya, membuat
grafik pada kertas milimeter dan menyimpulkannya.
3.3. Hasil pengukuran
Table 1.1. Hasil pengukuran iklim mikro
Lokasi
Temp.
Udara pd
thermohigro
meter ( )
Klmban.
udara pd
thermohigro
meter (%)
Temp.
Tanah
( )
Kcpatan
angin (m/det)
Intensitas
cahaya (Lux)
Pekarangan 35 73 %
31
29
28
0,02 m/s 1121 x 1000
Sawah 30 67 %
25
24
25
7 m/s 1124 x 1000
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
18
3.4. Pembahasan dan kesimpulan
A. Pembahasan
Praktikum agriklimatologi ini memperkenalkan beberapa alat
klimatologi yang berkaitan dengan klimatologi pertanian. Pada acara
pengamatan mikro ini kita mengamati keadaan iklim suatu wilayah
berbeda yaitu di sawah dan di pekarangan, pengertian iklim mikro sendiri
adalah semua pengukuran iklim yang dilakukan untuk mengamati lapisan
udara dekat tanah terutama dipengaruhi oleh permukaan tanah dan
penutupnya, naungan yang kurang lebih tertutup dengan dimensi
bervariasi dan dapat turun sampai skala centimeter dimana dapat dilihat
gradien temperatur dan kelengasan yang besar serta terjadi hambatan
terhadap angin. Unsur-unsur iklim yang harus dipertimbangkan dalam
iklim mikro antara lain suhu udara, kelembaban nisbi, kecepatan angin,
itensitas penyinaran serta suhu tanah. Alat – alat yang digunakan dalam
praktikum adalah thermohygrometer untuk mengukur suhu dan
kelembaban, Lux meter untuk mengukur itensitas penyinaran, anemometer
untuk mengukur kecepatan angin, dan thermometer tanah untuk mengukur
suhu tanah.
Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sedangkan Kelembaban udara
yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara, Keadaan kelembaban
udara di atas permukaan bumi berbeda-beda. Dari hasil pengamatan
diperoleh data Suhu & kelembaban adalah di sawah 30 & 67 % dan di
pekarangan 35 % 73 %.
Itensitas penyinaran merupakan unsur yang sangat penting dalam
bidang pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi bagi tanaman
hijau yang memalui proses fotosintesa diubah menjadi tenaga kimia.
Kedua, itensitas penyinaran memegang peranan penting sebagai sumber
energi dalam proses evaporasi yang menentukan kebutuhan air tanaman
(Wisnubroto,2005).Dan hasil pengamatan di peroleh itensitas cahaya
sebagai berikut di sawah 1124 x 1000 lux dan pekarangan 1121 x 1000 lux.
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
19
Untuk kecepatan angin itu sendiri di ukur dengan anemometer,
Dari data hasil pengamatan bahwa kecepatan angin akan tinggi sebanding
dengan ketinggian tempat yang akan kita ukur. Hal ini, disebabkan karena
semakin tinggi tempat tersebut maka semakin jauh pula keberadaan kita
pada permukaan bumi, sehingga mengakibatkan kecepatan angin semakin
meningkat, sebab tingginya tekanan angin dipengaruhi oleh faktor
permukaan bumi. Sebaliknya, apabila kita dekat pada permukaan bumi
maka kecepatan angin akan semakin rendah. Ini terbukti dengan percobaan
yang telah kita lakukan. Dari dua tempat yang kita ukur yang ketinggian
nya berbeda yaitu disawah dan pekarangan dapat diperoleh data 7 m/s dan
0,02 m/s . maka kecepatan angin yang tinggi pengukurannya adalah pada
saat di sawah.
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang
merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam
tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan
derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. Sedangkan
alat yang digunakan untuk mengukur suhu tanah yaitu Termometer Tanah,
yang cara pemakaiannya dengan dimasukkan ke dalam tanah dan diamati
berapa derajat yang ditunjukkan oleh indikator termometer yang berada di
dalamnya melalui celah yang tersedia. Bagian Ujung selubung logam
berbentuk runcing, tujuannya agar mudah saat dimasukkan kedalam tanah.
Bagian lain dari termometer selubung logam ini yaitu celah pembacaan
skala termometer, pada celah tersebut kita dapat melihat skala dari
termometer yang dimasukkan ke selubung logam tersebut. Penutup
Selubung Logam berfungsi agar termometer diam pada tempatnya. Batang
termometer merupakan tempat termometer berada. Sedangkan lubang
udara yang terletak diatas ujung selubung logam berfungsi sebagai jalan
keluar masuknya udara atau suhu tanah. Dari hasil pengamatan suhu tanah
dengan tempat yang berbeda dan juga kedalaman berbeda di peroleh data
sebagai berikut suhu tanah disawah 31, 29, 28 dan di pekarangan 25, 24,
24, 25.
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
20
Dari data hasil pengamatan dapat dibahas bahwa: faktor-faktor
yang mempengaruhi iklim mikro adalah: suhu udara, RH/kelembaban
nisbi, suhu tanah, intensitas penyinaran dan kecepatan angin. Dimana
faktor iklim mikro tersebut mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi
misalnya faktor yang mempengaruhi suhu udara adalah jumlah radiasi
yang diterima perhari, permusim dan pertahun, pengaruh daratan dan
lautan, pengaruh aspek, pengaruh panas taten dan pengaruh angin. Faktor
yang mempengaruhi kelembaban adalah radiasi matahari, curah hujan,
kecepatan angin dan vegetasi. Faktor yang mempengaruhi suhu tanah
adalah semakin dalam, semakin dingin suhu tanah yang diperoleh. Faktor
yang mempengaruhi kecepatan angin adalah topografi dan vegetasi.
B. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pengamatan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut; Iklim mikro adalah semua pengukuran iklim yang
dilakukan untuk mengamati lapisan udara dekat tanah terutama
dipengaruhi oleh permukaan tanah dan penutupnya. Iklim mikro juga
adalah keadaan/cuaca dalam suatu lingkungan yang sempit sekitar
tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah suhu udara,
kelembaban udara, intensitas cahaya, suhu tanah dan kecepata angina.
Kondisi iklim mikro yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lain
berkaitan dengan kondisi tanah juga penyusun atau vegetasi yang ada
disekitarnya. Dengan adanya tanaman dapat menghambat perubahan suhu
yang besar ( terlalu panas pada siang hari dan terlalu dingin pada malam
hari).
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
21
BAB IV
ACARA 3 : PENYAJIAN DAN INTERPRETASI DATA
METEOROLOGI
4.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Penyajian Data dan
Interpretasi Data Meteorologi ini adalah Kertas milimeter, alat-alat
pengukur unsur iklim, Data mentah dari pengamatan lapangan.
4.2. Cara kerja
Cara kerja dalam praktikum ini adalah Mengingat data yang
diperoleh masih merupakan angka-angka yang belum berbentuk data
meteorologi , maka hasil pengamatan tersebut akan diolah sehingga
menjadi data siap pakai. Maing-masing unsur iklim diperlukan cara
pengolahan yang berbeda-beda sebagai berikut :
1. Curah Hujan
Dalam penyajian hanya akan diperlukan jumlah curah hujan dan
hari hujan bulanan tanpa rata-rata bulanan. Data dari curah hujan
dapat dinilai peluangnya melampaui 90%, 70%, 60%, dan 50%.
2. Kelembaban nusbi udara
Dari pencatatan suhu bola basah dan suhu bola kering,kemudian
dengan menggunakan tabel kelmbaban,maka akan diketahui nilai
lembab nisbi udara.
3. Penguapan
Besarnya penguapan harian diketahui dari hasil pencatatan tinggi
air dibak penguapan yaitu pencatatan kedua dikurangi pencatatan
pertama yang dinyatakan dalam satuan milimeter (mm).
4. Kecepatan Angin
Besarnya kecepatan angin rata-rata harian sama dengan besarnya
angka pencatatan kedua dikurangi angka pencatatan pertama dibagi
dengan selang waktu antara pengamatan tersebut.
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
22
5. Suhu Udara
Dapat disajikan berupa suhu udara maksimum minimum dan rata-
rata harian didapat dari hasil pencatatan suhu bola kering dengan
perhitungan seperti pada lembab nisbi.
6. Panjang Intensitas Penyinaran
Panjang penyinaran selang satu hari dapat diketahui dari
panjangnya noda yang terbentuk pada kertas pias, dinyatakan dengan
porsen terhadap panjang penyinaran sesungguhnya.Intensitas
penyinaran dapat diketahui dari luas grafik yang terbentuk dari
actinograf dengan bantuan planimeter, kemudian dikalikan dengan
satuan konstante.
4.3. Penyajian data
Table 1.2. Penyajian dan interpretasi data
Tangga
l
Waktu
Klembaban
nisbi (%)
Temp.
udara ( )
Intnsits
cahaya
Kcepatan
angin
(m/det)
Curh
hujan
(mm)
Evap
orasi
(mm)
2 jan
2013
a.7 pagi 65 28 808 14
630 22b.12 siang 55 33 920 18
c.6 sore 63 30 170 13
Rata - rata 61 30,3 632,67 15 630 22
9 jan
2013
a.7 pagi 74 27 987 13
275 20b.12 siang 56 33 992 19
c.6 sore 57 28 189 11
Rata - rata 62,33 29,3 722,67 15 275 20
14 jan
2013
a.7 pagi 68 26 996 13
250 10b.12 siang 63 33 980 15
c.6 sore 61 24 190 11
Rata - rata 64 27,67 722 13 250 10
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
23
4.4. Pembahasan dan kesimpulan
A. Pembahasan
Pada bulan januari tahun 2013 berdasarkan 3x pengukuran yang
kita lakukan di dapat kelembaban nisbi dengan rata rata sebesar
62,44.Intensitas cahaya rata rata yang diperoleh sebesar 692,44 Kecepatan
angin rata rata yang doperoleh sebesar 14,33 .Curah hujan rata rata yang
diperoleh sebesar 385 dan Evaporasi rata rata yang di peroleh sebesar -
17,3. berdasarkan hasil pengukuran unsur unsur cuaca yang diperoleh
pada bulan januari tersebut.
Dari data yang diperoleh di atas dapat ditarik kesimpulan pada
bulan januari memiliki curah hujan tinggi, temperatur udara tinggi,
kelembaban udara tinggi, kecepatan angin tinggi, intensitas cahaya tinggi
dan evaporasi tinggi. Semua nilai unsur cuaca tinggi hal itu di karenakan
pada bulan januari 2013 hujan terjadi hampir setiap hari,oleh karena itu
tinggi rendahya cuaca sangat dipengaruhi oleh sering tidaknya terjadi
hujan.
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
24
BAB V
ACARA 4 : MENCARI HUBUNGAN BEBERAPA UNSUR
IKLIM
5.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Mencari Hubungan
Beberapa Unsur Iklim adalah Altimeter, Barometer, Lux
meter,anemometer.
5.2. Cara kerja
Cara kerja pada praktikum Mencari Hubungan Beberapa Unsur
Iklim adalah Kita memilih tiga tempat yang keadaannya berbeda yaitu di
dataran tinggi, dataran sedang dan dataran rendah, Pada setiap tempat kita
mengamati suhu udara , lembab nisbi, kecepatan angin, intensitas
penyinaran pada ketinggian tertentu.Dalam menggunakan alat tersebut
harus terlindung dari sinar matahari langsung kecuali Lux meter, Mencatat
semua hasil pengamatan kemudian membandingkan antara masing-masing
tempat.
5.3. Hubungan beberapa unsur iklim
Unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah:
a. Suhu atau Temperatur Udara
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas
molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur
udara atau derajat panas disebut Thermometer. Biasanya pengukuran
suhu atau temperatur udara dinyatakan dalam skala Celcius (C),
Reamur (R), dan Fahrenheit (F).
b. Tekanan Udara
Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain
adalah tekanan udara. Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul
akibat adanya berat dari lapisan udara. Besarnya tekanan udara di
setiap tempat pada suatu saat berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat
dari permukaan laut, makin rendah tekanan udaranya. Hal ini
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
25
disebabkan karena makin berkurangnya udara yang menekan.
Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan
dengan milibar (mb).
c. Angin
Angin merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim. Apa yang
dimaksud dengan angin? Angin adalah udara yang bergerak dari
daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah.
d. Kelembaban Udara
Unsur keempat yang dapat berpengaruh terhadap cuaca dan iklim
di suatu tempat adalah kelembaban udara. Kelembaban udara adalah
banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara pada saat dan
tempat tertentu. Alat untuk mengukur kelembaban udara disebut
psychrometer atau hygrometer.
e. Curah Hujan
Apakah yang dimaksud dengan curah hujan? Curah hujan adalah
jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu.
Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge.
Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan
f. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya di pengaruhi oleh keadaan topografi,letak
wilayah dan sudut datangnya sinar matahari, alat yang di gunakan
untuk mengukur jumlah intensitas cahaya matahari adalah Lux meter.
5.4. Pembahasan dan kesimpulan
A. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan 3 lokasi dengan ketinggian tempat yang
berbeda ternyata memiliki nilai unsur cuaca yang berbeda. Di dataran
tinggi yang berlokasi di Dusun Gondang Desa Umbul Harjo Kecamatan
Ngemplak Kabupaten Sleman dengan ketinggian 700 dpl, tekanan udara
1010 mBar, kelembaban relatif 79%, dengan temperatur 29 °C, kecepatan
angin 4,16m/dt, intensitas cahaya 371, di ukur pada waktu 9.25 WIB.
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
26
Di dataran sedang yang berlokasi jalan Bugisan No 46 Selatan
Yogyakarta di peroleh dengan ketinggian 100 dpl, tekanan udara 800
mBar, kelembaban relatif 61%, dengan temperatur 36°C, kecepatan angin
0,71m/dt, intensitas cahaya 491, di ukur pada waktu 12.55 WIB.
Di dataran rendah yang berlokasi di Pantai Samas Bantul
Yogyakarta di peroleh dengan ketinggian 50 dpl, tekanan udara 0 mBar,
kelembaban relatif 74%, dengan temperatur 38°C, kecepatan angin
1,85m/dt, intensitas cahaya 480, di ukur pada waktu 14.00 WIB.
Dari ke 3 lokasi tersebut di peroleh hasil pengukuran yang
memiliki perbedaan nilai unsur cuaca (ketinggian, tekanan udara,
kelembaban relatif ,temperatur,kecepatan angin, intensitas cahaya) pada
masing masing lokasi yang sangat signifikan.
Table 1.3. hasil pengamatan hubungan beberapa unsur iklim
No Lokasi Tinggi
tempat
Waktu
Tkana
n
udara
(mBar
)
Klemb
relativ
e RH
(%)
Tmper
ature
RH
(%)
Kec.
angin
(M/det
)
Intens
itas
cahay
a
vegetasi
1.
Dusun
Nggonda
ng desa
Umbul
harjo
700
09.25
wib
1010 79 29 25/6 371
Akasia
sengon
Kelapa
Bambu
randu
2.
Jl.
Mbugisa
n selatan
100
12.55
wib
800 61 36 5/7 491
Mandinga
Ketapang
Rambutan
Mangga
angsana
3.
Pantai
samas
0
14.15
Wib
0 74 38 13/7 480
Pandan
pantai
Cemara
jati
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
27
Grafik 1.1. Hubungan tinggi tempat dan temperatur
Grafik 1.2. Hubungan tinggi tempat dan tekanan udara
Grafik 1.3. Hubungan temperature dan kelembaban relatif
0
10
20
30
40
0 100 700
Temperatur(°C)
Tinggi Tempat (mdpl)
Hubungan Tinggi Tempat dan
Temperatur
0
500
1000
1500
0 100 700
TekananUdara(mBar)
Tinggi Tempat (mdpl)
Hubungan Tinggi Tempat dan
Tekanan Udara
0
20
40
60
80
100
38 36 29
KelembabanRelatif(%)
Temperatur (°C)
Hubungan Temperatur dan
Kelembaban Relatif
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
28
Grafik 1.4. Hubungan tinggi tempat dan kecepatan angin
Grafik 1.5. Hubungan antara temperature udara dan evaporasi
Grafik 1.6. Hubungan antara temperature udaradan kelembaban relatif
0.00
2.00
4.00
6.00
0 100 700
Kecepatanangin(m/det)
Tinggi Tempat (mdpl)
Hubungan Tinggi Tempat dan
Kecepatan Angin
0
5
10
15
20
25
30,3 29,3 27,67
Evaporasi(mm)
Temperatur tanggal 2, 9, 14 Januari 2013 berturut-turut (°C)
Hubungan Antara Temperatur
Udara dan Evaporasi
59
60
61
62
63
64
65
30,3 29,3 27,67
KelembabanRelatif(%)
Temperatur tanggal 2, 9, 14 Januari 2013 berturut-turut (°C)
Hubungan Antara Temperatur
Udara dan Kelembaban Relatif
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
29
Grafik 1.7. Hubungan Antara kecepatan angina dan evaporasi
0
5
10
15
20
25
15 15 13
Evaporasi
Kecepatan Angin tanggal 2, 9, 14 Januari 2013 berturut-turut
(m/s)
Hubungan Antara Kecepatan
Angin dan Evaporasi
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
30
BAB VI
ACARA 5 : MENCARI HUBUNGAN ANTARA UNSUR IKLIM
DENGAN MACAM VEGETASI
6.1. Cara kerja
Cara kerja pada praktikum Mencari Hubungan Antara Iklim
dengan Macam Vegetasi adalah Kita memilih tiga tempat yang
keadaannya berbeda yaitu di dataran tinggi, dataran sedang dan dataran
rendah. Pada dataran tinggi tempat yang kita amati adalah daerah dusun
Gondang desa Umbulharjo Ngeplak Sleman. Pada dataran sedang tempat
yang kami amati adalah didaerah Jln. Bugisan Selatan No. 46.Pada dataran
rendah tempat yang kami amati adalah daerah pantai samas.
Pada setiap tempat kita mengamati kita mengamati Vegetasi apa
saja yang ada pada tiga tempat yang berbeda ketinggiannya tersebut.
Macam vegetasi di tiga tempat
Tabel. 1.4. Hubungan antar unsur iklim dengan macam vegetasi
No Tempat Vegetasi
1 Dusun Gondang Umbulharjo Ngeplak Sleman
Akasia,Sengon,Pohon Kelapa,
Pohon Bambu, pohon Randu
2 Jl. Bugisan Selatan No 46
Mandingan, Ketapang , Rambutan,
Mangga, Ansana
3 Pantai Samas Pandan pantai, Cemara, Jati
6.2. Pembahasan dan Kesimpulan
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberadan vegetasi pada
daerah yang memiliki ketinggian berbeda adalah diantaranya ialah faktor
klimatik (iklim). Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap
persebaran vegetasi adalah suhu, kelembaban udara, angin, dan curah
hujan. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
31
a. Suhu
Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi
matahari secara langsung maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke
bumi dipancarkan secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang,
derajat keawanan, ketinggian dan albedo maka suhunya akan berbeda-
beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya tumbuhan dan
hewan beradaptasi terhadap suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya
daerah dengan suhu yang sangat tinggi dan sangat rendah saja yang
tidak dapat didiami oleh makluk hidup secara permanen. Akibat
perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan dan hewan telah
berhasil beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab, dan
lainnya beradaptasi dengan lingkungan dingin dan kering atau
lingkungan panas dan kering.
Bagi tumbuhan yang berkembang di daerah tropis, diperlukan
variasi suhu untuk proses perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan
untuk tumbuh daun-daun baru. Begitu pula tumbuhan didaerah dingin
dan kering, memerlukan pola cuaca yang bervariasi untuk
melangsungkan serangkaian proses regenerasinya.
Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok
vegetasi, yaitu :
1. Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang
hanya berkembang pada saat-saat tertentu saja terutama pada
musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini
tidur karena berada dibawah lapisan es yang ketebalannya
bervariasi. Umumnya tumbuhan annual adalah tumbuhan kecil
atau bunga-bungaan di daerah beriklim dingin.
2. Kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang
mempunyai mekanisme melindungi diri dari suhu yang sangat
rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga dapat
berkembang terus-menerus. Kemampuan inilah menyebabkan
kelompok vegetasi perennial dapat berumur lebih dari satu tahun.
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
32
b. Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang
terkandung dalam udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar
tumbuhan dengan bantuan air. Air juga sangat berperan dalam reaksi
pembentukan bahan organik bagi tumbuhan. Begitu pula bagi manusia
dan hewan, air merupakan kebutuhan yang sangat penting.Berdasarkan
tingkat adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia tumbuhan
dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Xerofit
Xerofit berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos
yang berarti tumbuhan. Jadi xerofit merupakan kelompok
tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang
kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya terutama
dikawasan gurun ( kawasan arid ). Contohnya kaktus.
2. Hidrofit
Hidrofit berasal dari kata hydros yang artinya basah atau
berair. Jadi hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang khusus
beradaptasi pada lingkungan yang berair atau basah. Ciri
khas vegetasi i ni adalah cenderung mempunyai sistem
perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan
ruang renik ( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar
dan daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar
matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, paku-pakuan,
selada air, kangkung dan sebagainya.
3. Mesofit
Mesofit berasal dari kata meso yang artinya antara
atau pertengahan. Jadi mesofit merupakan kelompok
vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab tetapi tidak
sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak
terdapat di daerah lintang rendah ( tropis ) dengan curah
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
33
hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang tahun,
Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur
4. Tropofit
Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang
mampu beradaptasi pada lingkungan dengan kondisi yang
berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak menguntungkan).
Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan
musim yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin.
Pada umumnya tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang
besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang yang
banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-
pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi
ini merupakan vegetasi khas daerah tropis.
c. Sinar Matahari
Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber
energi untuk proses fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan
untuk mengubah karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa
dengan membentuk oksigen ( O2 ) di atmosfer sebagai hasil lainnya.
Dengan demikian sinar matahari yang sampai kepermukaan bumi
merupakan sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka
melangsungkan kehidupannya.
d. Curah hujan.
Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan
fauna. Bagi lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi
kebutuhan organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk
presipatasi lainnya. Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah
permukaan bumi menghasilkan karakteristik vegetasi dan juga
menyebabkan perbedaan jenis hewan yang mendiaminya. Hal ini
disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan
sumber makanan bagi hewan.
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
34
e. Angin.
Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan
memindahkan uap air dan kelembaban dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses penyerbukan dan
penyebaran biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di tiga daerah
yang ketinggiannya berbeda yaitu Desa Gondang dusun Umbulharjo (
dataran tinggi),Di jln Bugisan Selatan no 46 ( dataran sedang ), Di
Pantai Samas (dataran rendah) mempunyai perbedaan pada komposisi
vegetasi. Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang
mempengaruhi pola persebaran vegetasi di suatu tempat. Faktor-faktor
iklim yang berpengaruh terhadap persebaran vegetasi ini ini, antara
lain suhu, kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.
Vegetasi merupakan hasil interaksi factor-faktor lingkungan seperti
bahan induk, topografi, tanah, iklim, organisme-organisme hidup dan
waktu. Interaksi dari faktor-faktor lingkungan tersebut dapat digunakan
sebagai indicator dari lingkungan atau komponen-komponen penduga
sifat lingkunagan yang bersangkutan. Vegetasi ialah factor atau
komponen lingkungan yang paling mudah digunakan untuk keperluan
tersebut, sebab vegetasi dengan sifatnya yang peka terhadap pengaruh
perubahan faktor-faktor lingkungan.Hal tersebut dikarenakan bahwa
semakin tinggi ketinggian suatu tempat, suhu semakin rendah dan
vegetasi tanaman keras yang tumbuh pada masing- masing wilayah
berbeda jenis vegetasinya dengan karakteristik morfologi yang
berbeda , misalnya di dataran rendah komposisinya seperti pohon
Pandan pantai, pohon Cemara , dan pohon jati dengan ciri morfologi
vegetasinya berukuran pendek . Hal tersebut di duga hal itu di
pengaruhi unsur cuaca yang ekstrim di dataran rendah pantai yang
mempengaruhi proses fisiologi tumbuhan .Kemudian pada dataran
sedang memiliki komposissi dominan tanaman keras musiman seperti
pohon Mandingan , pohon Ansana, pohon Ketapang , pohon Rambutan
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
35
dan pohon Mangga . Ciri morfologi vegetasinya berbeda dengan
dataran rendah maupun dataran tinggi , tinggi tanamannya rata- rata
sedang tidak begitu pendek dan tidak juga tinggi .Sedangkan vegetasai
dataran tinggi komposissi tanaman kerasnya seperti pohon Sengon,
pohon Kelapa, pohon Akasia , poho Bambu, pohon Pinang dan pohon
Randu yang berukuran besar dan tinggi- tinggi, namun ragam
vegetasinya lebih sedikit di bandingkan dengan komposisi vegetasi
dataran sedang.
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013
36
DAFTAR PUSTAKA
Daljoeni, N. 1983. Pokok – Pokok Klimatologi. Alumni: Bandung
Handoko. 1992. Klimatologi dasar . Jurusan Geofisika dan Meteorologi
FMIPA IPB : Bogor.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer
dan unsur-unsur iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel /2008/12/pengenalan-alat-
alat/ (diakses 24 januari 2013)
Lakitan, Benyamin . 1994 . Dasar-dasar Klimatologi . PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Qodrita. 2006. http://mbojo.wordpress.com/2008/02/20/perubahan-iklim-
sebuah-batasan/. (Diakses 24 januari 2013)
Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor Soenardi
Prawirohatmojo. Yogyakarta: UGM Press.
Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
fahmiganteng
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
fahmiganteng
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Afifi Rahmadetiassani
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Purwandaru Widyasunu
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
Unhy Doel
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Purwandaru Widyasunu
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
selona
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahLaporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
 
laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
Dormansi biji
Dormansi bijiDormansi biji
Dormansi biji
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
 
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 

Ähnlich wie laporan praktikum agroklimatologi

PPT agroklimat bab I pendahuluan
PPT agroklimat bab I pendahuluanPPT agroklimat bab I pendahuluan
PPT agroklimat bab I pendahuluan
Juwita Hutajulu
 
makalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklm
makalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklmmakalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklm
makalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklm
AisyahInarah1
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Riski Lubis
 
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Nanda Reda
 
Kitaran hidrologi (forum)
Kitaran hidrologi (forum)Kitaran hidrologi (forum)
Kitaran hidrologi (forum)
Nur Mirza
 
Geografi cuaca dan iklim
Geografi cuaca dan iklimGeografi cuaca dan iklim
Geografi cuaca dan iklim
Reni Lestari
 

Ähnlich wie laporan praktikum agroklimatologi (20)

PPT agroklimat bab I pendahuluan
PPT agroklimat bab I pendahuluanPPT agroklimat bab I pendahuluan
PPT agroklimat bab I pendahuluan
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
makalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklm
makalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklmmakalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklm
makalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklm
 
I RUANG LINGKUP KLIMATOLOGI.pdf
I  RUANG LINGKUP KLIMATOLOGI.pdfI  RUANG LINGKUP KLIMATOLOGI.pdf
I RUANG LINGKUP KLIMATOLOGI.pdf
 
Tugas mk klimatologi
Tugas mk klimatologiTugas mk klimatologi
Tugas mk klimatologi
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
 
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
 
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan KlimatologiLaporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
Laporan Kuliah Lapang Alat Meteorologi dan Klimatologi
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologiLaporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi
 
Klimatologi
KlimatologiKlimatologi
Klimatologi
 
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
 
Dampak Perubahan Iklim Global Pada Masalah Pembangunan Dan Lingkungan
Dampak Perubahan Iklim Global Pada Masalah Pembangunan Dan LingkunganDampak Perubahan Iklim Global Pada Masalah Pembangunan Dan Lingkungan
Dampak Perubahan Iklim Global Pada Masalah Pembangunan Dan Lingkungan
 
Rpkps klimatologi dasar edit
Rpkps klimatologi dasar  editRpkps klimatologi dasar  edit
Rpkps klimatologi dasar edit
 
Laporan kelompok "Pengaruh cuaca terhadap kehidupan makhluk hidup"
Laporan kelompok "Pengaruh cuaca terhadap kehidupan makhluk hidup"Laporan kelompok "Pengaruh cuaca terhadap kehidupan makhluk hidup"
Laporan kelompok "Pengaruh cuaca terhadap kehidupan makhluk hidup"
 
BK 2 - Ruang Lingkup Iklim.pptx
BK 2 - Ruang Lingkup Iklim.pptxBK 2 - Ruang Lingkup Iklim.pptx
BK 2 - Ruang Lingkup Iklim.pptx
 
Atmosfer (cuaca dan iklim)
Atmosfer (cuaca dan iklim)Atmosfer (cuaca dan iklim)
Atmosfer (cuaca dan iklim)
 
Klimatologi.pptx
Klimatologi.pptxKlimatologi.pptx
Klimatologi.pptx
 
Laporan resmi klimatologi dasar 2014/2015
Laporan resmi klimatologi dasar 2014/2015Laporan resmi klimatologi dasar 2014/2015
Laporan resmi klimatologi dasar 2014/2015
 
Kitaran hidrologi (forum)
Kitaran hidrologi (forum)Kitaran hidrologi (forum)
Kitaran hidrologi (forum)
 
Geografi cuaca dan iklim
Geografi cuaca dan iklimGeografi cuaca dan iklim
Geografi cuaca dan iklim
 

Mehr von edhie noegroho

Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
edhie noegroho
 
Ppt rempah kunjungan (kunir putih)
Ppt rempah kunjungan (kunir putih)Ppt rempah kunjungan (kunir putih)
Ppt rempah kunjungan (kunir putih)
edhie noegroho
 
Laporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianLaporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanian
edhie noegroho
 
Makalah pemuliaan tanaman
Makalah pemuliaan tanamanMakalah pemuliaan tanaman
Makalah pemuliaan tanaman
edhie noegroho
 
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
edhie noegroho
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)
edhie noegroho
 
Laporan praktikum dasar agroteknologi
Laporan praktikum dasar agroteknologiLaporan praktikum dasar agroteknologi
Laporan praktikum dasar agroteknologi
edhie noegroho
 
Laporan dasar agroteknologi acara 1
Laporan dasar agroteknologi acara 1Laporan dasar agroteknologi acara 1
Laporan dasar agroteknologi acara 1
edhie noegroho
 

Mehr von edhie noegroho (8)

Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
Ppt rempah kunjungan (kunir putih)
Ppt rempah kunjungan (kunir putih)Ppt rempah kunjungan (kunir putih)
Ppt rempah kunjungan (kunir putih)
 
Laporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianLaporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanian
 
Makalah pemuliaan tanaman
Makalah pemuliaan tanamanMakalah pemuliaan tanaman
Makalah pemuliaan tanaman
 
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)
 
Laporan praktikum dasar agroteknologi
Laporan praktikum dasar agroteknologiLaporan praktikum dasar agroteknologi
Laporan praktikum dasar agroteknologi
 
Laporan dasar agroteknologi acara 1
Laporan dasar agroteknologi acara 1Laporan dasar agroteknologi acara 1
Laporan dasar agroteknologi acara 1
 

laporan praktikum agroklimatologi

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 i LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI Disusun oleh : 1. Esti Sulandari (11011014) 2. Gilang Ramadani (11011015) 3. Edi Nugroho (11011025) 4. Puji Sarwito (11011029) 5. Nico Medes Yafur (11012023) 6. Hendri (11011026) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2013
  • 2. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan Praktikum Agroklimatologi. Laporan ini akan kami gunakan sebagai tugas akhir mata kuliah praktikum agroklimatologi. Dengan laporan ini kita bisa mengetahui tentang unsur – unsur cuaca, cara pengukurannya dan bisa mengamati vegetasi yang tumbuh di dataran tinggi, sedang, rendah. Diharapkan laporan ini dapat memberikan banyak informasi untuk kita semua khususnya di bidang pertanian. Tidak lupa, penulis mengucapkan terimakasih khususnya kepada Ibu Ir.Warmanti Mildaryani,M.P dan Ibu Ir.Tyastuti Purwani,M.P selaku dosen pengajar mata kuliah Praktikum agroklimatologi dan ibu Eni selaku pendamping praktikum. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Yogyakarta,11 Januari 2013 Penyusun
  • 3. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………... ii DAFTAR ISI …………………………………………... iii DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………... iv BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………... 1 1.1. Latar belakang …………………………………………... 1 1.2. Tujuan …………………………………………... 1 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………... 2 2.1. Radiasi surya …………………………………... 2 2.2. Temperature udara …………………………………... 5 2.3. Kelembaban udara …………………………………... 5 2.4. Tekanan udara …………………………………... 7 2.5. Angin …………………………………... 8 2.6. Hujan …………………………………... 11 2.7. Temperature tanah …………………………………... 13 2.8. Evaporasi …………………………………... 15 BAB III. ACARA II : PENGAMATAN IKLIM MIKRO ….. 17 3.1. Alat ………………………………………….. 17 3.2. Cara kerja ………………………………………….. 17 3.3. Hasil pengukuran ………………………………………….. 17 3.4. Pembahasan dan kesimpulan ………………………….. 18 BAB IV. ACARA III : PENYAJIAN DAN INTERPRETASI DATA METEOROLOGI ………………………….. 21 4.1. Alat ………………………………………….. 21 4.2. Cara kerja ………………………………………….. 21 4.3. Penyajian data ………………………………………….. 22 4.4. Pembahasan dan kesimpulan ………………………….. 23 BAB V. ACARA IV : MENCARI HUBUNGAN BEBERAPA UNSUR IKLIM …………………………………. 24 5.1. Alat …………………………………………. 24 5.2. Cara kerja …………………………………………. 24 5.3. Hubungan beberapa unsur iklim …………………………. 24 5.4. Pembahasan dan kesimpulan …………………………. 25 BAB VI. ACARA V : HUBUNGAN ANTARA UNSUR IKLIM DENGAN MACAM VEGETASI ………………… 30 6.1. Cara kerja ……………………………………….… 30 6.2. Macam vegetasi di tiga lokasi ……………………….... 30 6.3. Pembahasan dan kesimpulan ……………………….... 30 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 iv DAFTAR LAMPIRAN Daftar Tabel Table 1.1. hasil pengukuran iklim mikro …………………………….. 17 Table 1.2. Penyajian dan interpretasi data ……………………………. 22 Table 1.3. Hasil pengamatan hubungan beberapa unsur iklim …….. 26 Table 1.4. Hubungan antar unsur iklim dengan macam vegetasi …... 29 Daftar grafik Grafik 1.1. Hubungan tinggi tempat dan temperature ……………. 27 Grafik 1.2. Hubungan tinggi tempat dan tekanan udara ……………. 27 Grafik 1.3. Hubungan temperature dan kelembaban relative .…… 27 Grafik 1.4. Hubungan tinggi tempat dan kecepatan angina ………... 28 Grafik 1.5. Hubungan antara temperature udara dan evaporasi …... 28 Grafik 1.6. Hubungan antara suhu udara dan kelembaban relative .. 28 Grafik 1.7. Hubungan Antara kecepatan angina dan evaporasi ……. 29
  • 5. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan pertanian. Maka dari itu pengaruh unsur unsur cuaca dan iklim sangatlah penting, yaitu bagi keberlangsungan kegiatan pertanian sehingga mampu membawa dampak yang positif yaitu peningkatan hasil panen. Hal tersebut perlu diperhatikan karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadapperkembangan tanaman sehingga berpengaruh pula terhadap hasil yang akan diperoleh saat panen yang akan datang. Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang sempit dan dalam keadaan yang akan ditimbulkan dari semua perpaduan unsur unsur tesebut. Sebagai contohnya yaitu apabila intensitas cahaya meningkat, maka suhu udara meningkat yang menyebabkan kelembapan menjadi rendah maka penguapan menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi banyak, kemudian apabila terjadi kondensdasi maka akan timbul presipitasi (hujan). Apabila kita sudah mampu mempelajari unsur unsur cuaca serta mampu mengaitkan terhadap kejadian alam yang terjadi, maka kita dapat menghubungkan dengan waktu musim tanam dan memilih tanaman yang cocok dengan keadaan yang ada. Sebagai contoh kita telah dapat memperkirakan musim tanam yang akan datang akan jatuh pada bulan apa, serta tanaman apa yang akan kita tanam pada musim tersebut. 1.2. Tujuan Tujuan dari praktikum Agroklimatologi adalah : 1. Mengenal cara-cara mengukur unsur-unsur iklim mikro 2. Mengetahui iklim pada berbagai ekosistem 3. Melatih mahasiswa dalam menganalisis data meteorology 4. Melatih mahasiswa dalam mencari hubungan timbal balik antar unsur unsur iklim.
  • 6. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Agroklimatologi berasal dari kata Agro: tanaman dan Klimatologi: ilmu iklim. Agroklimatologi adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang hubungan antara unsur-unsur iklim dengan proses kehidupan tanaman.Yang dipelajari dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur- unsur iklim itu berperan di dalam kehidupan tanaman.Kita akan mempelajari bagaimana agar fotosintesis bisa tinggi, respirasi optimal, transpirasi normal, sehingga hasil bisa tinggi. Arah dari ilmu ini adalah bagaimana fotosintesis bisa lebih tinggi dari Respirasi yang dipengaruhi unsur udara dan air. Ruang lingkup agroklimatologi adalah Atmosfer : kumpulan berbagai gas yang menyelubungi hidrosfer, Hidrosfer : ruang berisi air terutama lautan, Litosfer : ruang yang berisi zat padat berupa batuan bola bumi mengalami rotasi dan revolusi:, Rotasi adalah perputaran bumi pada sumbunya. Menyebabkan terjadinya siang dan malam, Revolusi adalah perputaran bumi mengelilingi matahari. Menyebabkan terjadinya perbedaan iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dalam waktu yang lama.Unsur unsur iklim adalah Radiasi surya, Temperatur udara, Kelembaban udara, Tekanan udara, Angin, Hujan, Temperatur tanah, Evaporasi. 2.1. Radiasi surya Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi persatuan luas dan satuan waktu disebut isolasi atau kadang-kadang disebut radiasi global, yaitu radiasi langsung dari matahari dan radiasi yang tidak langsung yang disebabkan oleh hamburan dari partikel atmosfer (Bayong Tjasyono, 2004). Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya
  • 7. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 3 disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan (Handoko, 1994). Radiasi surya merupakan sumber energi utama kehidupan di muka bumi ini. Setiap waktu hampir terjadi perubahan penerimaan energi radiasi surya yang dapat mengaktifkan molekul gas atmosfer sehingga terjadilah pembentukan cuaca. Cuaca adalah keadaan fisik atmosfer jangka pendek dan mencakup wilayah yang relatif sempit. Perubahannya dapat dirasakan (kualitatif) dan diukur (kuantitatif). Keadaan minimum rata-rata jangka panjang kondisi cuaca membentuk suatu pola yang dinamakan iklim. Jadi iklim adalah keadaan unsur cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif panjang, dengan unsur-unsur sebagai berikut: radiasi surya, suhu udara, kelembaban nisbi udara, tekanan udara, angin, curah hujan, evapotranspirasi dan keawanan. Unsur cuaca/iklim bervariasi menurut waktu dan tempat, yang disebabkan adanya pengcndali iklim/cuaca (climatic controls). Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu wilayah akan sangat berbeda dari pengendali iklim di bumi secara menyeluruh.Pengendali iklim bumi yang dikenal sebagai komponen iklim terdiri dari lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer. Dalam hal ini akan terjadi hubungan interaksi dua arah di antara ke lima jenis lingkungan tersebut dengan unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia, biologi, ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada (LIPI,2008). Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup misalnya pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh pada metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang
  • 8. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 4 lebih besar bagi tumbuha tersebut untuk memanfaatkanya melalui proses fotosintesis. Pergeseran garis edar matahari menyebabkan peruban panjang hari (lama penyinaran) yang diterima pada lokasi-lokasi di permukaan bumi. Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah tropis yang dekat dengan garis ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar (Benyamin Lakitan, 1994). Radiasi surya terdiri dari spectra ultraviolet (panjang gelombang kurang dari 0.38 mikron) yang berpengaruh merusak karena daya bakarnya sangat tinggi, spectra photosynthetically Active Radiation (PAR) yang berperan membangkitan proses fotosintesis dan spectra inframerah (lebih dari 0.74 mikron) yang merupakan pengatur suhu udara. Spectra radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spectrum yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spectrum biru memberikan sumbangan yang paling potensial dalam fotosintesis (Kartasapoetra, 2004). Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang cukup. Penyinaran yang terlalu kuat dapat merangsang proses pembungaan dan buahnya terlalu lebat dan karenanya hanya dapat memberi hasil yang baik untuk beberapa tahun saja. Terlalu banyak matahari juga dapat mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan tanah. Penghancuran humus di daerah-daerah tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan dengan sangat cepat. Maka pada dasarnya semua hal yang ada di alam ini harus dipergunakan secara bijak tidak perlu dieksploitasi sedemikian rupa (Vink, 1984). Stasiun pencatat meteorologi dilengkapi dengan radiometer untuk mengukur radiasi gelombang-pendek yang datang dari matahari dan langit, dan radiasi murni yang merupakan jumlah aljabar dari semua radiasi yang datang dan radiasi gelombang-pendek dan gelombang-panjang yang direfleksikan dari permukaan bumi (Wilson, 1993).
  • 9. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 5 2.2. Temperature udara Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur. Temperatur dan suhu udarasangatdipengaruhiolehtigafaktor, yaitu:  Tinggi rendahnya suatu tempat  Jarak suatu tempat dari pantai  Penyerapans inar matahari oleh permukaan bumi Artinya, semakin tinggi suatu wilayah, semakin rendah temperatur udaranya .Semakin dekat suatu tempat dari pantai,semakin tinggis uhu udaranya.Semakin banyak sinar yang diserap permukaan bumi maka temperatur udara menjadi rendah.Semakin banyak sinar matahari yang dipantulkan kembali keangkasa, maka suhu udara akan semakin panas (efek rumah kaca). 2.3. Kelembaban udara Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara, dalam kelembaban kita mengenal beberapa istilah yaitu: a. Kelembaban mutlak : massa uap air yang berada dalam satu satuan udara yang dinyatakan dalam gram/m3. b. Kelembaban spesifik : perbandingan jumlah uap air di udara denagn satuan massa udara yang dinyatakan dalam gram /kg c. Kelembaban relatif : merupakan perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung panas dan temperatur tertentu yang dinyatakan dalam % (Gunarsih, 2001). Faktor cuaca yang paling dominan dan berpengaruh langsung terhadap produktivitas tanaman adalah kelembaban udara. Semakin tinggi kelembaban udara udara dapat menyebabkan produktivitas tanaman menurun. Kelembaban udara disamping berpengaruh langsung juga berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui evaporasi dan selanjutnya. Kelembaban udara dipengaruhi secara langsung oleh curah
  • 10. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 6 hujandan hari hujan maka kelembaban makin meningkat yang mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman (Herlina, 2003). Kelembaban udara merupakan uap air (gas) yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Makin tinggi temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Soekirno, 2010). Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, spesifik dan relatif. Alat ukur kelembaban disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawa lembap(Anonim, 2010). Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara. Kandungan uap air di udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi membandingkan antara tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya pada kapasitas udara untuk menampung uap air (Jason, 2010). Udara dengan mudah menyerap kelengasan dalam bentuk uap air. Banyaknya bergantung pada suhu udara dan suhu air. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya (Wilson, 1993). Kelembaban nisbi suatu tempat tergantung pada suhu yang menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan uap air aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air aktual ini ditentukan oleh ketersediaan air ditempat tersebut serta energi untuk menguapkannya (Handoko, 1993). Kelembaban udara dapat dinyatakan oleh tekanan uap air oleh koefisien hygrometrik/kelembaban relatif atau temperatur titik embun sebab sesungguhnya tekanan uap tidaklah cukup mencirikan kelembaban sebenarnya. Ada banyak hal yang menunjukkan akan kelembaban itu sendiri. Namun, secara umum semakin bertambah ketinggian maka kelembaban udara juga akan semakin tinggi (Martha, 1993).
  • 11. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 7 2.4. Tekanan udara Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, karena geraknya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Satuannya : 1 atm = 76 cmHg. Tekanan 1 atm disebut sebagai tekanan normalTekanan udara makn berkurang dengan penambahan tnggi tempt. Sebagai ketentuan, tiap naik 300 m tekanan udara akan turun 1/30 x. Tekanan udara mengalir dar tempat yang mempunya tekanan tinggi ke tempat yang memiliki tekanan lebh rendah, dapat secara vertikal atau horizontal (Wuryatno, 2000). Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai isobar. Tekanan udara memiliki beberapa variasi. Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda (Mohr,1998). Udara mempunyai massa/berat besarnya tekanan diukur dengan barometer. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara.Tekanan udara dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang menghubunkan tekanan udara yang sama disebut isobar. Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa digunakan untuk mengukur ketinggian pesawat terbang (Leonheart, 2010). Tekanan atmosfer tidaklah seragam di semua tempat. Tidak semata terjadi permukaan yang cepat dengan naiknya ketinggian, tetapi pada suatu ketinggian tertentupun ada varian dari suatu tempat ke tempat yang lain serta dari waktu ke waktu yang lainnya, meskipun tidak sebesar variasi yang disebabkan oleh ketinggian yang berbeda (Benyamin Lakitan, 1994). Tekanan udara antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain dan pada lokasi tertentu dapat berubah secara dinamis dari waktu ke waktu. Perbedaan atau perubahan tekanan uadara ini terutama disebabkan oleh
  • 12. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 8 pergeseran garis edar matahari, keberadaan bentang laut dan ketinggian tempat (Masson dan Cloud, 1962). 2.5. Angin Angin merupakan udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi (Soemarto, 1987). Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi (Suyono, 2006). Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah.Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut (Sriharto, 2000). Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua asi lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh
  • 13. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 9 kerena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya. Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu : Musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat (Ponce, 1989). Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai.Angin laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan.Angin bertiup dari laut ke darat.Sebaliknya, angin darat terjadu pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan.Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut (Sudjarwadi, 1995). Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada partikel-partikel yang ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi. Erosi angin dapat dikendalikan; (1) Bila partikel-partikel tanah dapat dibentuk ke dalam kelompok/butiran yang terlalu besar ukurannya untuk bergerak dengan saltasi, (2) Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah dapat dikurangi melalui penggunaan tanah, oleh tanaman tertutup, (3) Dengan menggunakan jalur-jalur tunggul/tanaman penutup lain yang cukup untuk menangkap dan menahan partikel-partikel yang bergerak dengan saltasi (Foth, 1994). Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang dengan kelembaban yang cukup mungkin dapat menguntungkan.Namun di daerah-daerah kering, banyak angin berpengaruh sangat buruk, karena mengakibatkan pengeringan yang kuat.Angin mempunyai pengaruh mekanis, yang kadang-kadang besar artinya (Vink, 1984).
  • 14. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 10 Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas matahari dibandingkan tempat yang lain. Permukaan tanah yang panas membuat suhu udara di atasnya naik. Akibatnya udara mengembang dan menjadi lebih ringan (Anonim4, 2007). Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang dengan kelembaban yang cukup mungkin dapat menguntungkan. Namun di daerah-daerah kering, banyak angin berpengaruh sangat buruk, karena mengakibatkan pengeringan yang kuat. Angin mempunyai pengaruh mekanis, yang kadang-kadang besar artinya (Vink, 1984). Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin diberi nama sesuai dengan arah mana angin datang, misalnya angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat (Hanum, 2009). Mata angin merupakan panduan yang digunakan untuk menentukan arah. Umum digunakan dalam navigasi, kompas, dan peta. Berpandukan pada pusat mata angin, maka kita akan melihat 8 arah yaitu dengan urutan sebagai berikut (mengikuti arah jarum jam): 1.Utara (0o), 2. Timur Laut (45o), 3. Timur (90o), 4. Tenggara (135o), 5. Selatan (180o), 6. Barat Daya (225o), 7. Barat (270o), 8. Barat Laut (315o) (Anonim3, 2009). Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan anemometer dan penunjuk arah angin. Anemometer yang lazim adalah anemometer cawan yang terbentuk dari lingkaran kecil sebanyak tiga (kadang-kadang empat) cawan yang berputar mengitari sumbu tegak. Kecepatan putaran mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu itu memberi ukuran berapa jangkau angin, jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang ditetapkan (Foth, 1991).
  • 15. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 11 2.6. Hujan Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks serta bervariasi dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim ke musim pada tempat yang sama dan dari waktu hujan berbeda. Air hujan terdiri atas: ion-ion natrium, kalium, kalsium, khlor, karbonat dan sulfat yang merupakan jumlah yang besar bersama-sama (Soekardi, 1986). Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari angkasa, seperti salju, hujan es, embun, dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering, sejenis presipitasi yang dikenali sebagai virga (Anonim3, 2009). Penguapan berasal dari laut dan uap air diserap dalam arus udara yang bergerak melintasi permukaan laut. Udara bermuatan embun terus menyerap uap air tersebut hingga menjadi dingin mencapai temperatur di bawah temperatur titik embun, sehingga terjadilah presipitasi (hujan). Jika temperaturnya rendah, terbentuklah hujan es atau salju. Menurunnya temperatur massa udara disebabkan oleh konveksi, yaitu udara yang mengandung embun panas yang temperaturnya bertambah kemudian berkurang lagi sehingga membentuk awan dan selanjutnya dengan cepat menimbulkan hujan. Hal ini disebut presipitasi konvektif. Presipitasi orografis berasal dari arus udara di atas lautan yang bergerak melintasi daratan dan membelok ke atas karena adanya pegunungan sepanjang pantai, dan akhirnya berubah menjadi dingin di bawah temperatur jenuh dan menjadi embun (Wilson, 1993). Selain suhu, faktor yang penting dari iklim adalah curah hujan yang disebut pula presipitasi.Sebenarnya sebutan ini lebih luas cakupannya. Cakupannnya meliputi endapan air, salju, salju keras, butiran es sampai batu es, akan tetapi juga endapan kabut dan embun (Darldjoeni, 2000) Hujan adalah uap air di atmosfer yang mengembun menjadi butir- butir air dan jatuh ke tanah.Satuan ukuran hujan adalah mm. Yang
  • 16. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 12 dimaksud banyaknya hujan (curah hujan) adalah tinggi air hujan bila tidak ada yang merembes ke dalam tanah. Sebagai patokannnya ialah 100 cc air hujan = 10 mm curah hujan. Alat pengukurnya menggunakan ombrometer yang dibagi menjadi 2 tipe yaitu observatorium (biasa) dan otomatis (Soekirno, 2000) Perubahan curah hujan, distribusi hujan sangat berpengaruh pada ketersediaan air. Hal ini sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman. Curah hujan mempengaruhi kelembaban udara (Herlina, 2003). Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0,25 mm. Satuan hujan menurut SI adalah milimeter yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi (Anonim1, 2010). Curah hujan dihitung harian, mingguan, hingga tahunan, sesuai kebutuhan. Pembangunan saluran drainase, selokan, irigasi serta pengendalian banjir selalu menggunakan data curah hujan, untuk mengetahui jumlah curah hujan yang terjadi di suatu tempat. Curah hujan sebesar 1 mm artinya adalah tinggi air hujan setinggi 1 mm pada daerah seluas 1 m2 (Bocah, 2008). Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran dan peresapan. Dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh diatas permukaan tanah rata seandaiya tidak ada infiltrasi dan evaporasi. Satuannya adalah mm. curah hujan 1mm berarti banyaknya hujan yang jatuh diatas sebidang tanah seluas 1m2 = 1mm x 1m2 = 0,01dm x 100dm2 = 1dm3 = 1liter. Hari hujan adalah suatu hari dimana terkumpul curah hujan 0,5mm atau lebih (Guslim et al., 1987).
  • 17. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 13 2.7. Temperature tanah Suhu tanah dapat di ukur dengan menggunakan alat yang dinamakan termometer tanah selubung logam.Suhu tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinari bumi.Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak digaris lintang utara dan selatan dan tinggi dari permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara lain intensitas warna tanah, komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan kadar legas tanah (Anonim, 2010). Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman. Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah (Hanafiah, Kemas Ali, 2005). Tentang suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah itu sendiri dan pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah biasanya dilakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang dimaksud dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan, angin, kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanda, kadar iar tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Makin tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman (Kartasapoetra, 2005) Suhu tanah beraneka ragam dengan cara khas pada perhitungan harian dan musiman. Fluktasi terbesar dipermukaan tanah dan akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah. Kelembapan waktu musiman yang jelas terjadi, karena suhu tanah musiman lambat bantuk fluktasi suhu pada peralihan suhu diudara atau dibawah tanah yang lebih
  • 18. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 14 besar. Suhu total untuk semalam tanaman mungkin terjadi pada tengah hari. Dibawah 6 inch atau 15 inch terdapat variasi harian pada suhu tanah (Sostrodarsono, 2006). Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda. Panas adalah energi total dari pergerakan molekul suatu benda. Jadi panas adalah ukuran energi total, sedangkan suhu adalah energi rata-rata dari setiap gerakan molekul. Lebih besar pergerakan, maka lebih benda tersebut (Zailani Kadir, 1986). Fungsi tanaman yang normal tergantung dari pengendali reaksi- reaksi biokimia yang baik, dan salah satu pengendali penting ialah suhu. Tiap jenis tanaman maupun populasinya harus menyesuaikan diri dengan suhu lingkungannya. Dalam suatu luasan geografis akan terdapat tahun- tahun yang mempunyai kenaikan atau penurunan suhu diluar batas normal yang menghambat pertumbuhan dan mengakibatkan rusaknya fungsi organ pada tanaman (Hassan, U.M, 1970). Suhu didaerah equator lembab, tidak bervariasi dari pada suhu didaerah kering atau berlintang tinggi. Didaerah tropis yang berhujan cukup, suhu bukanlah merupakn suatu faktor pembatas pertumbuhan tanaman dan produksi dalam arti yang luas. Walaupun demikian masih terdapat 2 pengaruh yang dapat dicatat :  Bila tanaman tropis disebar kedaerah subtropis, misalnya industri pisang di usahakan di subtropis walaupun keadaan itu dibawah optimum, karena pemasarannya mudah.  Dengan bertambahnya penggunaan tanah, ekstensifikasi harus dilakukan ditempat-tempat yang tinggi (Dengel, G.O.F, 1956). Beberapa faktor penyebaran yang mempengaruhi suhu antara lain:  Jumlah radiasi yang diterima perhari, permusim, dan pertahun.  Pengaruh daratan dan lautan.  Pengaruh altitude, aspek.,panas laten.  Pengaruh angin (Karim Kormalis, Zailani Kadir, 1986).
  • 19. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 15 2.8. Evaporasi Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap. Uap ini kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara (Sosrodarsono, 1999). Sedangkan Menurut Lee (1988), evaporasi merupakan proses perubahan cairan menjadi uap, ini terjadi jika cairan berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal, pada daun tanaman (transpirasi) maupun secara eksternal, pada permukaan yang basah. Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap air. Yang merupakan suatu proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam pada siang hari dan sering juga selama malam hari. Air akan menguap dari permukaan baik tanah gundul maupun tanah yang ditumbuhi tanaman, dan juga dari pepohonan permukaan kedap air atap dan jalan raya air, air terbuka dan sungai yang mengalir (Wilson, 1993). Evapotranspirasi (ET) adalah ukuran total kehilangan air (penggunaan air) untuk suatu luasan lahan melalui evaporasi dari permukaan tanaman. Secara potensial ET ditentukan hanya oleh unsur – unsur iklim, sedangkan secara aktual ET juga ditentukan oleh kondisi tanah dan sifat tanaman (Handoko, 1995). Jumlah total air yang hilang dari lapangan karena evaporasi tanah dan transpirasi tanaman secara bersama disebut evapotranspirasi (ET). Evaporasi merupakan suatu proses yang tergantung energi yang meliputi perubahan sifat dari fase cairan ke fase gas. Laju transpirasi merupakan fungsi dari landaian tekanan uap, tahanan terhadap aliran, dan kemampuan tanaman dan tanah untuk mentranspor air ke tempat terjadinya transpirasi. Kehilangan air ke atmosfer ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan dan faktor dalam tanaman. Pengaruh lingkungan terhadap ET disebut tuntutan atmosfer atau tuntutan evaporisasi (Anonim2, 2008). Perkiraan evaporasi dan transpirasi adalah sangat penting dalam pengkajian-pengkajian hidrometeorologi. Pengukuran langsung evaporasi maupun evapotranspirasi dari air ataupun ermukaan lahan yang besar adalah tidak mungkin pada saat ini. Akan tetapi beberapa metode yang
  • 20. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 16 tidak langsung telah dikembangkan yang akan memberikan hasil-hasil yang dapat diterima (Anonim3, 2009). Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi bentuk gas (uap). Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi (penguapan air secara langsung dari lautan, danau, sungai, dll) dan transpirasi (penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan lain-lain, makhluk hidup). Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi (Wuryanto, dkk, 2000). Penguapan cenderung untuk menjadi sangat tinggi pada daerah- daerah yang mempunyai suhu tinggi, angin kuat, dan kelembaban yang rendah. Daerah subtropik biasanya merupakan daerah yang langsung menerima insolasi (pemanasan dari matahari) tanpa terlindung oleh adanya awan. Juga merupakan daerah yang mempunyai angin yang kuat dan mempunyai nilai kelembaban yang rendah (Hutabarat, 1986). Kecepatan hilangnya air oleh evaporasi (penguapan)/transpirasi pada dasarnya ditentukan oleh gradien tekanan uap; yaitu oleh perbedaan tekanan pada daun/permukaan tanah dan tekanan dari atmosfer. Seterusnya gradien tekanan-uap terhubung dengan sejumlah faktor iklim dan tanah yang lain (Buckman dan Brady, 1982). Pengukuran langsung evapotranspirasi dengan penginderaan jauh masih belum masih belum dimungkinkan. Pendekatan penginderaan jauh terhadap penentuan evapotranspirasi terletak pada pengukuran jumlah dan lamanya gerakan air dari tanah ke atmosfer. Untuk peliputan kawasan yang luas alat yang paling tepat bagi penelitian evaporasi adalah radiometer inframerah dan pancatat citra dari udara (Handoko, 1994.). Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh- tumbuhan. Peristiwa ini disebut evapotranspirasi. Banyaknya berbeda- beda tergantung dari kadar kelembaban tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan. Umumnya banyaknya transpirasi yang diperlukan untuk menghasilkan satu gram bahan kering disebut laju transpirasi (Karim, 1985).
  • 21. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 17 BAB III ACARA 2 : PENGAMATAN IKLIM MIKRO 3.1. Alat Alat yang digunakan pada praktikum Pengamatan Iklim Makro ini adalah Thermohygrometer, lux meter, Hand anemometer, Thermometer tanah, Thermometer bola basah-bola kering. 3.2. Cara kerja Cara kerja pada praktikum Pengamatan Iklim Makro adalah Kita memilih dua tempat yang keadaannya berbeda yaitu di sawah dan dipekarangan , Pada waktu yang bersamaan kita mengamati suhu udara , lembab nisbi, kecepatan angin, intensitas penyinaran pada ketinggian tertentu serta suhu tanah pada kedalaman tertentu , Pengamatan pada masing-masing tempat diulangi pada setiap selang waktu tertentu, Dalam menggunakan alat tersebut harus terlindung dari sinar matahari langsung kecuali Lux meter, Mencatat semua hasil pengamatan kemudian membandingkan antara masing-masing tempat, menganalisanya, membuat grafik pada kertas milimeter dan menyimpulkannya. 3.3. Hasil pengukuran Table 1.1. Hasil pengukuran iklim mikro Lokasi Temp. Udara pd thermohigro meter ( ) Klmban. udara pd thermohigro meter (%) Temp. Tanah ( ) Kcpatan angin (m/det) Intensitas cahaya (Lux) Pekarangan 35 73 % 31 29 28 0,02 m/s 1121 x 1000 Sawah 30 67 % 25 24 25 7 m/s 1124 x 1000
  • 22. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 18 3.4. Pembahasan dan kesimpulan A. Pembahasan Praktikum agriklimatologi ini memperkenalkan beberapa alat klimatologi yang berkaitan dengan klimatologi pertanian. Pada acara pengamatan mikro ini kita mengamati keadaan iklim suatu wilayah berbeda yaitu di sawah dan di pekarangan, pengertian iklim mikro sendiri adalah semua pengukuran iklim yang dilakukan untuk mengamati lapisan udara dekat tanah terutama dipengaruhi oleh permukaan tanah dan penutupnya, naungan yang kurang lebih tertutup dengan dimensi bervariasi dan dapat turun sampai skala centimeter dimana dapat dilihat gradien temperatur dan kelengasan yang besar serta terjadi hambatan terhadap angin. Unsur-unsur iklim yang harus dipertimbangkan dalam iklim mikro antara lain suhu udara, kelembaban nisbi, kecepatan angin, itensitas penyinaran serta suhu tanah. Alat – alat yang digunakan dalam praktikum adalah thermohygrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban, Lux meter untuk mengukur itensitas penyinaran, anemometer untuk mengukur kecepatan angin, dan thermometer tanah untuk mengukur suhu tanah. Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sedangkan Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara, Keadaan kelembaban udara di atas permukaan bumi berbeda-beda. Dari hasil pengamatan diperoleh data Suhu & kelembaban adalah di sawah 30 & 67 % dan di pekarangan 35 % 73 %. Itensitas penyinaran merupakan unsur yang sangat penting dalam bidang pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi bagi tanaman hijau yang memalui proses fotosintesa diubah menjadi tenaga kimia. Kedua, itensitas penyinaran memegang peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi yang menentukan kebutuhan air tanaman (Wisnubroto,2005).Dan hasil pengamatan di peroleh itensitas cahaya sebagai berikut di sawah 1124 x 1000 lux dan pekarangan 1121 x 1000 lux.
  • 23. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 19 Untuk kecepatan angin itu sendiri di ukur dengan anemometer, Dari data hasil pengamatan bahwa kecepatan angin akan tinggi sebanding dengan ketinggian tempat yang akan kita ukur. Hal ini, disebabkan karena semakin tinggi tempat tersebut maka semakin jauh pula keberadaan kita pada permukaan bumi, sehingga mengakibatkan kecepatan angin semakin meningkat, sebab tingginya tekanan angin dipengaruhi oleh faktor permukaan bumi. Sebaliknya, apabila kita dekat pada permukaan bumi maka kecepatan angin akan semakin rendah. Ini terbukti dengan percobaan yang telah kita lakukan. Dari dua tempat yang kita ukur yang ketinggian nya berbeda yaitu disawah dan pekarangan dapat diperoleh data 7 m/s dan 0,02 m/s . maka kecepatan angin yang tinggi pengukurannya adalah pada saat di sawah. Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur suhu tanah yaitu Termometer Tanah, yang cara pemakaiannya dengan dimasukkan ke dalam tanah dan diamati berapa derajat yang ditunjukkan oleh indikator termometer yang berada di dalamnya melalui celah yang tersedia. Bagian Ujung selubung logam berbentuk runcing, tujuannya agar mudah saat dimasukkan kedalam tanah. Bagian lain dari termometer selubung logam ini yaitu celah pembacaan skala termometer, pada celah tersebut kita dapat melihat skala dari termometer yang dimasukkan ke selubung logam tersebut. Penutup Selubung Logam berfungsi agar termometer diam pada tempatnya. Batang termometer merupakan tempat termometer berada. Sedangkan lubang udara yang terletak diatas ujung selubung logam berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara atau suhu tanah. Dari hasil pengamatan suhu tanah dengan tempat yang berbeda dan juga kedalaman berbeda di peroleh data sebagai berikut suhu tanah disawah 31, 29, 28 dan di pekarangan 25, 24, 24, 25.
  • 24. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 20 Dari data hasil pengamatan dapat dibahas bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi iklim mikro adalah: suhu udara, RH/kelembaban nisbi, suhu tanah, intensitas penyinaran dan kecepatan angin. Dimana faktor iklim mikro tersebut mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi misalnya faktor yang mempengaruhi suhu udara adalah jumlah radiasi yang diterima perhari, permusim dan pertahun, pengaruh daratan dan lautan, pengaruh aspek, pengaruh panas taten dan pengaruh angin. Faktor yang mempengaruhi kelembaban adalah radiasi matahari, curah hujan, kecepatan angin dan vegetasi. Faktor yang mempengaruhi suhu tanah adalah semakin dalam, semakin dingin suhu tanah yang diperoleh. Faktor yang mempengaruhi kecepatan angin adalah topografi dan vegetasi. B. Kesimpulan Dari hasil percobaan dan pengamatan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Iklim mikro adalah semua pengukuran iklim yang dilakukan untuk mengamati lapisan udara dekat tanah terutama dipengaruhi oleh permukaan tanah dan penutupnya. Iklim mikro juga adalah keadaan/cuaca dalam suatu lingkungan yang sempit sekitar tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, suhu tanah dan kecepata angina. Kondisi iklim mikro yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lain berkaitan dengan kondisi tanah juga penyusun atau vegetasi yang ada disekitarnya. Dengan adanya tanaman dapat menghambat perubahan suhu yang besar ( terlalu panas pada siang hari dan terlalu dingin pada malam hari).
  • 25. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 21 BAB IV ACARA 3 : PENYAJIAN DAN INTERPRETASI DATA METEOROLOGI 4.1. Alat Alat yang digunakan dalam praktikum Penyajian Data dan Interpretasi Data Meteorologi ini adalah Kertas milimeter, alat-alat pengukur unsur iklim, Data mentah dari pengamatan lapangan. 4.2. Cara kerja Cara kerja dalam praktikum ini adalah Mengingat data yang diperoleh masih merupakan angka-angka yang belum berbentuk data meteorologi , maka hasil pengamatan tersebut akan diolah sehingga menjadi data siap pakai. Maing-masing unsur iklim diperlukan cara pengolahan yang berbeda-beda sebagai berikut : 1. Curah Hujan Dalam penyajian hanya akan diperlukan jumlah curah hujan dan hari hujan bulanan tanpa rata-rata bulanan. Data dari curah hujan dapat dinilai peluangnya melampaui 90%, 70%, 60%, dan 50%. 2. Kelembaban nusbi udara Dari pencatatan suhu bola basah dan suhu bola kering,kemudian dengan menggunakan tabel kelmbaban,maka akan diketahui nilai lembab nisbi udara. 3. Penguapan Besarnya penguapan harian diketahui dari hasil pencatatan tinggi air dibak penguapan yaitu pencatatan kedua dikurangi pencatatan pertama yang dinyatakan dalam satuan milimeter (mm). 4. Kecepatan Angin Besarnya kecepatan angin rata-rata harian sama dengan besarnya angka pencatatan kedua dikurangi angka pencatatan pertama dibagi dengan selang waktu antara pengamatan tersebut.
  • 26. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 22 5. Suhu Udara Dapat disajikan berupa suhu udara maksimum minimum dan rata- rata harian didapat dari hasil pencatatan suhu bola kering dengan perhitungan seperti pada lembab nisbi. 6. Panjang Intensitas Penyinaran Panjang penyinaran selang satu hari dapat diketahui dari panjangnya noda yang terbentuk pada kertas pias, dinyatakan dengan porsen terhadap panjang penyinaran sesungguhnya.Intensitas penyinaran dapat diketahui dari luas grafik yang terbentuk dari actinograf dengan bantuan planimeter, kemudian dikalikan dengan satuan konstante. 4.3. Penyajian data Table 1.2. Penyajian dan interpretasi data Tangga l Waktu Klembaban nisbi (%) Temp. udara ( ) Intnsits cahaya Kcepatan angin (m/det) Curh hujan (mm) Evap orasi (mm) 2 jan 2013 a.7 pagi 65 28 808 14 630 22b.12 siang 55 33 920 18 c.6 sore 63 30 170 13 Rata - rata 61 30,3 632,67 15 630 22 9 jan 2013 a.7 pagi 74 27 987 13 275 20b.12 siang 56 33 992 19 c.6 sore 57 28 189 11 Rata - rata 62,33 29,3 722,67 15 275 20 14 jan 2013 a.7 pagi 68 26 996 13 250 10b.12 siang 63 33 980 15 c.6 sore 61 24 190 11 Rata - rata 64 27,67 722 13 250 10
  • 27. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 23 4.4. Pembahasan dan kesimpulan A. Pembahasan Pada bulan januari tahun 2013 berdasarkan 3x pengukuran yang kita lakukan di dapat kelembaban nisbi dengan rata rata sebesar 62,44.Intensitas cahaya rata rata yang diperoleh sebesar 692,44 Kecepatan angin rata rata yang doperoleh sebesar 14,33 .Curah hujan rata rata yang diperoleh sebesar 385 dan Evaporasi rata rata yang di peroleh sebesar - 17,3. berdasarkan hasil pengukuran unsur unsur cuaca yang diperoleh pada bulan januari tersebut. Dari data yang diperoleh di atas dapat ditarik kesimpulan pada bulan januari memiliki curah hujan tinggi, temperatur udara tinggi, kelembaban udara tinggi, kecepatan angin tinggi, intensitas cahaya tinggi dan evaporasi tinggi. Semua nilai unsur cuaca tinggi hal itu di karenakan pada bulan januari 2013 hujan terjadi hampir setiap hari,oleh karena itu tinggi rendahya cuaca sangat dipengaruhi oleh sering tidaknya terjadi hujan.
  • 28. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 24 BAB V ACARA 4 : MENCARI HUBUNGAN BEBERAPA UNSUR IKLIM 5.1. Alat Alat yang digunakan dalam praktikum Mencari Hubungan Beberapa Unsur Iklim adalah Altimeter, Barometer, Lux meter,anemometer. 5.2. Cara kerja Cara kerja pada praktikum Mencari Hubungan Beberapa Unsur Iklim adalah Kita memilih tiga tempat yang keadaannya berbeda yaitu di dataran tinggi, dataran sedang dan dataran rendah, Pada setiap tempat kita mengamati suhu udara , lembab nisbi, kecepatan angin, intensitas penyinaran pada ketinggian tertentu.Dalam menggunakan alat tersebut harus terlindung dari sinar matahari langsung kecuali Lux meter, Mencatat semua hasil pengamatan kemudian membandingkan antara masing-masing tempat. 5.3. Hubungan beberapa unsur iklim Unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah: a. Suhu atau Temperatur Udara Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat panas disebut Thermometer. Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). b. Tekanan Udara Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah tekanan udara. Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu saat berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin rendah tekanan udaranya. Hal ini
  • 29. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 25 disebabkan karena makin berkurangnya udara yang menekan. Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan dengan milibar (mb). c. Angin Angin merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim. Apa yang dimaksud dengan angin? Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. d. Kelembaban Udara Unsur keempat yang dapat berpengaruh terhadap cuaca dan iklim di suatu tempat adalah kelembaban udara. Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Alat untuk mengukur kelembaban udara disebut psychrometer atau hygrometer. e. Curah Hujan Apakah yang dimaksud dengan curah hujan? Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan f. Intensitas Cahaya Intensitas cahaya di pengaruhi oleh keadaan topografi,letak wilayah dan sudut datangnya sinar matahari, alat yang di gunakan untuk mengukur jumlah intensitas cahaya matahari adalah Lux meter. 5.4. Pembahasan dan kesimpulan A. Pembahasan Berdasarkan pengamatan 3 lokasi dengan ketinggian tempat yang berbeda ternyata memiliki nilai unsur cuaca yang berbeda. Di dataran tinggi yang berlokasi di Dusun Gondang Desa Umbul Harjo Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman dengan ketinggian 700 dpl, tekanan udara 1010 mBar, kelembaban relatif 79%, dengan temperatur 29 °C, kecepatan angin 4,16m/dt, intensitas cahaya 371, di ukur pada waktu 9.25 WIB.
  • 30. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 26 Di dataran sedang yang berlokasi jalan Bugisan No 46 Selatan Yogyakarta di peroleh dengan ketinggian 100 dpl, tekanan udara 800 mBar, kelembaban relatif 61%, dengan temperatur 36°C, kecepatan angin 0,71m/dt, intensitas cahaya 491, di ukur pada waktu 12.55 WIB. Di dataran rendah yang berlokasi di Pantai Samas Bantul Yogyakarta di peroleh dengan ketinggian 50 dpl, tekanan udara 0 mBar, kelembaban relatif 74%, dengan temperatur 38°C, kecepatan angin 1,85m/dt, intensitas cahaya 480, di ukur pada waktu 14.00 WIB. Dari ke 3 lokasi tersebut di peroleh hasil pengukuran yang memiliki perbedaan nilai unsur cuaca (ketinggian, tekanan udara, kelembaban relatif ,temperatur,kecepatan angin, intensitas cahaya) pada masing masing lokasi yang sangat signifikan. Table 1.3. hasil pengamatan hubungan beberapa unsur iklim No Lokasi Tinggi tempat Waktu Tkana n udara (mBar ) Klemb relativ e RH (%) Tmper ature RH (%) Kec. angin (M/det ) Intens itas cahay a vegetasi 1. Dusun Nggonda ng desa Umbul harjo 700 09.25 wib 1010 79 29 25/6 371 Akasia sengon Kelapa Bambu randu 2. Jl. Mbugisa n selatan 100 12.55 wib 800 61 36 5/7 491 Mandinga Ketapang Rambutan Mangga angsana 3. Pantai samas 0 14.15 Wib 0 74 38 13/7 480 Pandan pantai Cemara jati
  • 31. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 27 Grafik 1.1. Hubungan tinggi tempat dan temperatur Grafik 1.2. Hubungan tinggi tempat dan tekanan udara Grafik 1.3. Hubungan temperature dan kelembaban relatif 0 10 20 30 40 0 100 700 Temperatur(°C) Tinggi Tempat (mdpl) Hubungan Tinggi Tempat dan Temperatur 0 500 1000 1500 0 100 700 TekananUdara(mBar) Tinggi Tempat (mdpl) Hubungan Tinggi Tempat dan Tekanan Udara 0 20 40 60 80 100 38 36 29 KelembabanRelatif(%) Temperatur (°C) Hubungan Temperatur dan Kelembaban Relatif
  • 32. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 28 Grafik 1.4. Hubungan tinggi tempat dan kecepatan angin Grafik 1.5. Hubungan antara temperature udara dan evaporasi Grafik 1.6. Hubungan antara temperature udaradan kelembaban relatif 0.00 2.00 4.00 6.00 0 100 700 Kecepatanangin(m/det) Tinggi Tempat (mdpl) Hubungan Tinggi Tempat dan Kecepatan Angin 0 5 10 15 20 25 30,3 29,3 27,67 Evaporasi(mm) Temperatur tanggal 2, 9, 14 Januari 2013 berturut-turut (°C) Hubungan Antara Temperatur Udara dan Evaporasi 59 60 61 62 63 64 65 30,3 29,3 27,67 KelembabanRelatif(%) Temperatur tanggal 2, 9, 14 Januari 2013 berturut-turut (°C) Hubungan Antara Temperatur Udara dan Kelembaban Relatif
  • 33. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 29 Grafik 1.7. Hubungan Antara kecepatan angina dan evaporasi 0 5 10 15 20 25 15 15 13 Evaporasi Kecepatan Angin tanggal 2, 9, 14 Januari 2013 berturut-turut (m/s) Hubungan Antara Kecepatan Angin dan Evaporasi
  • 34. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 30 BAB VI ACARA 5 : MENCARI HUBUNGAN ANTARA UNSUR IKLIM DENGAN MACAM VEGETASI 6.1. Cara kerja Cara kerja pada praktikum Mencari Hubungan Antara Iklim dengan Macam Vegetasi adalah Kita memilih tiga tempat yang keadaannya berbeda yaitu di dataran tinggi, dataran sedang dan dataran rendah. Pada dataran tinggi tempat yang kita amati adalah daerah dusun Gondang desa Umbulharjo Ngeplak Sleman. Pada dataran sedang tempat yang kami amati adalah didaerah Jln. Bugisan Selatan No. 46.Pada dataran rendah tempat yang kami amati adalah daerah pantai samas. Pada setiap tempat kita mengamati kita mengamati Vegetasi apa saja yang ada pada tiga tempat yang berbeda ketinggiannya tersebut. Macam vegetasi di tiga tempat Tabel. 1.4. Hubungan antar unsur iklim dengan macam vegetasi No Tempat Vegetasi 1 Dusun Gondang Umbulharjo Ngeplak Sleman Akasia,Sengon,Pohon Kelapa, Pohon Bambu, pohon Randu 2 Jl. Bugisan Selatan No 46 Mandingan, Ketapang , Rambutan, Mangga, Ansana 3 Pantai Samas Pandan pantai, Cemara, Jati 6.2. Pembahasan dan Kesimpulan Beberapa faktor yang mempengaruhi keberadan vegetasi pada daerah yang memiliki ketinggian berbeda adalah diantaranya ialah faktor klimatik (iklim). Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran vegetasi adalah suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
  • 35. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 31 a. Suhu Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari secara langsung maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi dipancarkan secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat keawanan, ketinggian dan albedo maka suhunya akan berbeda- beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya tumbuhan dan hewan beradaptasi terhadap suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya daerah dengan suhu yang sangat tinggi dan sangat rendah saja yang tidak dapat didiami oleh makluk hidup secara permanen. Akibat perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan dan hewan telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab, dan lainnya beradaptasi dengan lingkungan dingin dan kering atau lingkungan panas dan kering. Bagi tumbuhan yang berkembang di daerah tropis, diperlukan variasi suhu untuk proses perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan untuk tumbuh daun-daun baru. Begitu pula tumbuhan didaerah dingin dan kering, memerlukan pola cuaca yang bervariasi untuk melangsungkan serangkaian proses regenerasinya. Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi, yaitu : 1. Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang hanya berkembang pada saat-saat tertentu saja terutama pada musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur karena berada dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan annual adalah tumbuhan kecil atau bunga-bungaan di daerah beriklim dingin. 2. Kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai mekanisme melindungi diri dari suhu yang sangat rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga dapat berkembang terus-menerus. Kemampuan inilah menyebabkan kelompok vegetasi perennial dapat berumur lebih dari satu tahun.
  • 36. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 32 b. Kelembaban Udara Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan air. Air juga sangat berperan dalam reaksi pembentukan bahan organik bagi tumbuhan. Begitu pula bagi manusia dan hewan, air merupakan kebutuhan yang sangat penting.Berdasarkan tingkat adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia tumbuhan dibedakan menjadi empat yaitu : 1. Xerofit Xerofit berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti tumbuhan. Jadi xerofit merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya terutama dikawasan gurun ( kawasan arid ). Contohnya kaktus. 2. Hidrofit Hidrofit berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang khusus beradaptasi pada lingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi i ni adalah cenderung mempunyai sistem perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan ruang renik ( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, paku-pakuan, selada air, kangkung dan sebagainya. 3. Mesofit Mesofit berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan. Jadi mesofit merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab tetapi tidak sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang rendah ( tropis ) dengan curah
  • 37. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 33 hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur 4. Tropofit Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak menguntungkan). Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon- pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi khas daerah tropis. c. Sinar Matahari Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan untuk mengubah karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa dengan membentuk oksigen ( O2 ) di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan demikian sinar matahari yang sampai kepermukaan bumi merupakan sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka melangsungkan kehidupannya. d. Curah hujan. Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan fauna. Bagi lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk presipatasi lainnya. Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan karakteristik vegetasi dan juga menyebabkan perbedaan jenis hewan yang mendiaminya. Hal ini disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan sumber makanan bagi hewan.
  • 38. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 34 e. Angin. Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan memindahkan uap air dan kelembaban dari suatu tempat ke tempat yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses penyerbukan dan penyebaran biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di tiga daerah yang ketinggiannya berbeda yaitu Desa Gondang dusun Umbulharjo ( dataran tinggi),Di jln Bugisan Selatan no 46 ( dataran sedang ), Di Pantai Samas (dataran rendah) mempunyai perbedaan pada komposisi vegetasi. Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi pola persebaran vegetasi di suatu tempat. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran vegetasi ini ini, antara lain suhu, kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan. Vegetasi merupakan hasil interaksi factor-faktor lingkungan seperti bahan induk, topografi, tanah, iklim, organisme-organisme hidup dan waktu. Interaksi dari faktor-faktor lingkungan tersebut dapat digunakan sebagai indicator dari lingkungan atau komponen-komponen penduga sifat lingkunagan yang bersangkutan. Vegetasi ialah factor atau komponen lingkungan yang paling mudah digunakan untuk keperluan tersebut, sebab vegetasi dengan sifatnya yang peka terhadap pengaruh perubahan faktor-faktor lingkungan.Hal tersebut dikarenakan bahwa semakin tinggi ketinggian suatu tempat, suhu semakin rendah dan vegetasi tanaman keras yang tumbuh pada masing- masing wilayah berbeda jenis vegetasinya dengan karakteristik morfologi yang berbeda , misalnya di dataran rendah komposisinya seperti pohon Pandan pantai, pohon Cemara , dan pohon jati dengan ciri morfologi vegetasinya berukuran pendek . Hal tersebut di duga hal itu di pengaruhi unsur cuaca yang ekstrim di dataran rendah pantai yang mempengaruhi proses fisiologi tumbuhan .Kemudian pada dataran sedang memiliki komposissi dominan tanaman keras musiman seperti pohon Mandingan , pohon Ansana, pohon Ketapang , pohon Rambutan
  • 39. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 35 dan pohon Mangga . Ciri morfologi vegetasinya berbeda dengan dataran rendah maupun dataran tinggi , tinggi tanamannya rata- rata sedang tidak begitu pendek dan tidak juga tinggi .Sedangkan vegetasai dataran tinggi komposissi tanaman kerasnya seperti pohon Sengon, pohon Kelapa, pohon Akasia , poho Bambu, pohon Pinang dan pohon Randu yang berukuran besar dan tinggi- tinggi, namun ragam vegetasinya lebih sedikit di bandingkan dengan komposisi vegetasi dataran sedang.
  • 40. LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 36 DAFTAR PUSTAKA Daljoeni, N. 1983. Pokok – Pokok Klimatologi. Alumni: Bandung Handoko. 1992. Klimatologi dasar . Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB : Bogor. Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta. http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel /2008/12/pengenalan-alat- alat/ (diakses 24 januari 2013) Lakitan, Benyamin . 1994 . Dasar-dasar Klimatologi . PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Qodrita. 2006. http://mbojo.wordpress.com/2008/02/20/perubahan-iklim- sebuah-batasan/. (Diakses 24 januari 2013) Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor Soenardi Prawirohatmojo. Yogyakarta: UGM Press. Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung