SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 23
Downloaden Sie, um offline zu lesen
LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH INKLUSI
(SMA MUHAMMADIYAH 5 JATEN, KARANGANYAR)




    Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi
           Dosen Pengampu : Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd


                        DISUSUN OLEH:
           1. Bariqul Amalia Nisa        (K2311011)
           2. Dwi Putri Sabariasih       (K2311022)
           3. Uly Azmi Masna             (K2311080)




                    PENDIDIKAN FISIKA
   FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
             UNIVERSITAS SEBELAS MARET
                         SURAKARTA
                               2013




                                                  Tugas I Pendidikan Inklusi -1
BAB I
                              PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
            Mulai dari zaman dahulu hingga saat ini terdapat anak-anak
  berkebutuhan khusus di sekitar kita. Anak-anak berkebutuhan khusus adalah
  anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya,
  yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada umumnya. Mereka
  memiliki berbagai keterbatasan baik secara fisik maupun psikis. Terdapat
  kelainan dari dalam diri mereka sendiri sehingga mereka membutuhkan bantuan
  dan pendampingan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Ada 20 kriteria
  anak yang tergolong berkebutuhan khusus (ABK) di antaranya yaitu tunanetra,
  tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tuna daksa, tuna laras (anak dengan
  gangguan emosi, sosial dan perilaku), tuna ganda, lamban belajar, autis, dan
  termasuk pula anak dengan potensi kecerdasan luar biasa (genius). Mereka
  memerlukan penanganan khusus yang berbeda satu sama lain.Keadaan inilah
  yang menuntut pemahaman terhadap hakikat anak berkebutuhan khusus.
  Keragaman anak berkebutuhan khusus terkadang menyulitkan guru dalam upaya
  menemu kenali jenis dan pemberian layanan pendidikan yang sesuai. Namun
  apabila guru telah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai hakikat anak
  berkebutuhan khusus, maka mereka akan dapat memenuhi kebutuhan anak yang
  sesuai.
            Pendidikan merupakan Kebutuhan setiap manusia untuk menjamin
  keberlangsungan hidup agar lebih bermartabat. Karena itu pemerintah memiliki
  kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap
  warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki perbedaan dalam
  kemampuan (difabel) .
            Peraturan mengenai pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus telah
  diatur dalam Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bagian 11 yang menyebutkan bahwa
  pendidikan khusus merupakan pendidikan untuk peserta didik yang berkebutuhan
  khusus atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang


                                                       Tugas I Pendidikan Inklusi -2
diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah. Selain itu ada Permendiknas No.22
tahun 2006 tentang kurikulum, standar isi, serta Permendiknas No.70 tahun 2009
tentang sekolah penyelenggara pendidikan inklusif atau pendidikan khusus.
Dalam Permendiknas No.70 tahun 2009 ini menybutkan bahwa yang dimaksud
pendidikan inklusif adalah sistem penyelanggaraan pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki
potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta
didik pada umumnya.
        Pendidikan inklusi adalah termasuk hal yang baru di Indonesia
umumnya. Ada beberapa pengertian mengenai pendidikan inklusi, diantaranya
adalah pendidikan inklusi merupakan sebuah pendekatan yang berusaha
mentransformasi sistem pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan
yang dapat menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh dalam
pendidikan. Hambatan yang ada bisa terkait dengan masalah etnik, gender, status
sosial, kemiskinan dan lain-lain. Dengan kata lain pendidikan inklusi adalah
pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang dididik bersama-sama
anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
        Sekolah inklusi adalah sekolah regular (biasa) yang menerima ABK dan
menyediakan sistem layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan
anak tanpa kebutuhan khusus (ATBK) dan ABK melalui adaptasi kurikulum,
pembelajaran, penilaian, dan sarana prasarananya. Dengan adanya sekolah
inklusi ABK dapat bersekolah di sekolah regular yang ditunjuk sebagai sekolah
inklusi. Di sekolah tersebut ABK mendapat pelayanan pendidikan dari guru
pembimbing khusus dan sarana prasarananya. Prinsip mendasar dari pendidikan
inklusi adalah selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-
sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada
mereka. Jadi disini setiap anak dapat diterima menjadi bagian dari kelas tersebut,




                                                         Tugas I Pendidikan Inklusi -3
dan saling membantu dengan guru dan teman sebayanya maupun anggota
      masyarakat lain sehingga kebutuhan individualnya dapat terpenuhi.
1.2      TUJUAN
      1. Mengetahui identitas salah satu sekolah inklusi di Surakarta.
      2. Mengetahui perbedaan antara Sekolah Inklusi dengan Sekolah reguler.
      3. Mengetahui karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus di sekolah inklusi.
      4. Mengetahui sistem pendidikan (kurikulum), model pembelajaran, model
         tes,media pembelajaran di sekolah inklusi.
      5. Mengetahui hambatan dalam kegiatan belajar-mengajar pada sekolah inklusi.




                                                              Tugas I Pendidikan Inklusi -4
BAB II
                                         ISI
2.1 Waktu dan Tempat Observasi
                Observasi dilakukan pada hari hari Sabtu, 2 Maret 2013 bertempat di
   SMA Muhammadiyah 5 Jaten. Kami berangkat pada pukul 08.00 WIB dan
   berakhir melakukan observasi pada pukul 10.00 WIB. SMA Muhammadiyah 5
   Jaten terletak di Jalan Raya Solo – Sragen Km 10, Sroyo, Jaten, Karanganyar.
   Kami kesana dengan mengendarai sepeda motor. Pada kesempatan kali ini, Ibu
   Dr.Nonoh Siti Aminah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah inklusi tidak
   dapat mendampingi. Sesampai disana kami disambut langsung oleh Bapak
   Sumarno. Kemudian kami diarahkan untuk masuk ke ruang guru. Setelah
   menyampaikan maksud dan tujuan kami datang ke SMA Muhammadiyah 5 Jaten
   kami langsung mewawancarai Bapak Sumarno selaku Kepala sekolah dan Ibu
   Anik sebagai perwakilan salah satu guru yang mengampu salah satu mata
   pelajaran. Kami tidak bisa mewawancarai Guru Fisika karena beliau pada hari
   sabtu tidak mengajar. Setelah itu kami langsung melakukan observasi di kelas X,
   dan XII, kelas XI tidak sempat kami observasi karena sudah memasuki waktu
   istirahat.


2.2 IDENTITAS SEKOLAH INKLUSI
   1.   Nama Sekolah                     : SMA Muhammadiyah 5 Jaten
   2.   Nomor Statistik Sekolah          : NSS      : 302031311026
                                           NPSN     : 20312203
   3.   Status                           : Swasta ( TERAKREDITASI B )
   4.   Alamat
        Propinsi                         : Jawa Tengah
        Daerah Tingkat II                : Kabupaten Karanganyar
        Kecamatan                        : Jaten
        Desa/ Kelurahan                  : Sroyo
        Jalan                            : Jl. Raya Solo Sragen Km. 10


                                                            Tugas I Pendidikan Inklusi -5
Telepon                    : (0271) 827951
     Kode Pos                   : 57771
     Alamat email               : smam_fika@yahoo.com
5.   Nomor Rekening             : 3-019-00195-3
     (bukan rekening pribadi)
     Nama Bank                  : Bank Jateng
     Kantor Cabang              : Karanganyar
     Pemegang Rekening          : Kepala Sekolah
     Rekening Sekolah Atas Nama : SMA MUH 5 KARANGANYAR
6.   NPWP                       : 02.766.849.0.528.000
7.   Yayasan
     Nama Yayasan               : Muhammadiyah
     Nama Pimpinan Yayasan      : H. Suratmo S,pd
     Alamat Yayasan             : Tegalasri RT 03 RW 06 Bejen,
                                  Karanganyar Jawa Tengah
     Akte Pendirian Yayasan     : E.6/098/1974
     Tanggal Pendirian          : 12 Agusuts 1974
8.   Jumlah Siswa
     Secara Keseluruhan
     Kelas X                    : 42 Siswa
     Kelas XI                   : 26 Siswa
     Kelas XII                  : 20 Siswa
     Siswa ABK
     Kelas X                    : 4 Siswa ( 3 Perempuan, 1 Laki-Laki )
     Kelas XI                   : 3 Siswa ( Perempuan )
     Kelas XII                  : 2 Siswa ( Laki-Laki )




                                                    Tugas I Pendidikan Inklusi -6
Visi Sekolah
    Berorientasi keislaman, berilmu dan berketrampilan


Misi Sekolah
    1. Membentuk akhlak yang islami, bersikap sportif, etos kerja tinggi,
        dengan menguasai pengetahuan dan kecakapan ketrampilan yang
        memadai sehingga memungkinkan hidup mandiri
    2. Mendidik anak – anak bangsa agar mampu hidup di masyarakat berbekal
        ilmu, ketrampilan dan keislaman
    3. Mendorong dan membekali anak didik untuk melanjutkan ke perguruan
        tinggi


Tujuan Sekolah
    1. Mendidik anak berperilaku islami, sopan dan menghargai orang lain
    2. Meningkatkan nilai rata – rata UN
    3. Meningkatkan kualitas sekolah menjadi semakin lebih baik dengan
        peningkatan kelulusan dan ketrampilan untuk kesiapan bekal hidup di
        masyarakat
    4. Membekali peserta didik yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi


 Indikator sebagai berikut :
    a. Meningkatkan kualitas siswa dan tenaga kependidikan dengan pola
        tingkah laku 5 tertib : tertib waktu, tertib belajar, tertib mengajar, tertib
        administrasi, tertib lingkungan.
    b. Nilai rata – rata UN semakin meningkat
    c. Meningkatkan etos kerja yang profesional sehingga pembelajaran bisa
        efektif dan efisien, dengan hasil lulusan yang memadai dan mempunyai
        ketrampilan yang layak.




                                                            Tugas I Pendidikan Inklusi -7
d. Manajemen sekolah dapat mengembangkan potensi yang ada secara
             optimal dan dapat mencapai target yang diharapkan dengan adanya
             peserta didik yang melanjutkan sekolah
       e. Mampu bersaing bidang ketrampilan tertentu


    Ketrampilan       yang    dikembangkan      di    SMA     Muhammadiyah             5
    Karanganyar, sebagai muatan lokalsekolah :
       1. Menjahit
       2. Ketrampilan Akuntansi
       3. Bahasa Mandarin
       4. Basic Video Shoting
           Jumlah guru sebanyak 20 guru dengan rincian 6 guru tetap dan 14 guru
      tidak tetap. Sedangkan untuk tata usaha di pegang oleh 1 orang pegawai dan 1
      orang lagi bertugas sebagai penjaga dan sekaligus tukang kebun.


2.3 Hasil Wawancara
   a. Kepala Sekolah
            Kepala sekolah SMA Muhammadiyah 5 Jaten bernama bapak sumarno.
   Bapak sumarno adalah lulusan Pendidikan Moral pancasila atau biasa disebut
   PMP pada tahun 1983 di UNS, Kemudian melanjutkan kuliahnya di prodi BP.
   Beliau berdomisili di Jatiwarno, Klaten. Bapak Sumarno di angkat menjadi guru
   sejak    1983.   Bapak    Sumarno mulai    menjadi   kepala     sekolah     di SMA
   Muhammadiyah 5 Jatenmulai 7 Februari 2012, sebelumnya beliau mengajar di
   SMAN 2 Karanganyar.
            Bapak Sumarno yang pertama kali menyambut kamidengan ramah dan
   baik. Menurut bapak Sumarno, di SMA Muhammadiyah 5 Jaten banyak siswa
   yang berasal dari SMP YKAB Surakarta. Diantaranya kelas XI terdiri dari 2
   orang yaitu Martin dan Tutuk, kelas XII terdiri dari 2 orang yaitu Gilang dan
   Dwi. Siswa – siswi ABK tersebut merasa lebih nyaman sekolah di SMA tersebut




                                                            Tugas I Pendidikan Inklusi -8
karena keramahan teman dan guru – gurunya. Kebanyakan siswa di Sekolah ini
adalah siswa dengan ekonomi menengah kebawah.
       Jumlah siswa di sekolah ini ada 92 siswa, terbagi dalam kelas X ada 46
siswa kelas XI ada 26 siswa, dan di kelas XII ada 20 siswa. Untuk penjurusan
kelas hanya dibuka untuk kelas IPS, hal ini ditujukan untuk lebih meningkatkan
sifat sosialnya. Menurut keterangan Bapak Sumarno yaitu untuk mengimbangi
daya pikir atau kemampuan siswa yang sekolah disana yang notabenenya juga
menengah kebawah. Mata pelajaran yang diajarkan oleh sekolah ini seperti
sekoah pada umumnya hanya saja diberi mata pelajaran ciri khusus sebagai
tambahan. Mata pelajaran ciri kusus ini ditujukan untuk membentuk kereligiusan
ke siswanya. Jam belajarnya seperti SMA pada umumnya masuk jam 07.00
sampai jam 13.30 WIB. Khusus untuk hari jum’at sampai jam 11.00 WIB.
Untuk sekolah pada hari biasa, diwajibkan bagi siswa untuk sholat Dzuhur
berjama’ah. Sedangkan untuk hari Jum’at tidak diharuskan, dikarenakan tempat
sholatnya digunakan warga sekitar untuk sholat Jum’at.
       Sistem pembelajaran yang dilakukan di sekolah ini juga sama dengan
sekolah lainnya, sering dengan metode ceramah. Untuk siswa tunanetra juga
sama. Mereka akan mencatat sendiri pelajaran dengan huruf braille sesuai
dengan keahlian mereka. Mereka mendapatkan keahlian tersebut sejak SMP yang
dulu berasal dari YKAB. Kesulitan untuk menjelaskan ke siswa sama seperti
kesulitan yang di alami di YKAB yaitu menjelaskan angka dan grafik kepada
siswa tunanetra. Namun selama ini kesulitan tersebut dibantu oleh teman
sebangku yang mempunyai kekurangan tersebut atau dengan istilah tutor sebaya.
b. Tutut (Siswi Tunanetra)
Nama              : Tutut Tri Anisa

Kelahiran         : 1993

       Tutut adalah salah satu siswi ABK tunanetra-Low Vision yang kami
wawancarai. Saat ini tutuk duduk di kelas XII IPS. Tutut ini berasal dari SMP
YKAB Jebres, Solo dan saat ini dia masih tinggal di Asrama YKAB Jebres, Solo.



                                                         Tugas I Pendidikan Inklusi -9
Alasan    Tutut     memilih   SMA   Muhammadiyah      5   Jaten    karena     SMA
  Muhammadiyah 5 Jaten merupakan Sekolah Inklusi dari segi transportasinya
  mudah hanya dengan naik bus satu kali.Tidak ada kesulitan pergi ke sekolah
  karena kondektur busnya sudah paham. Dia lahir dengan keadaan normal dan
  mulai memakai kacamata sejak SD, namun kemudian minusnya terus bertambah
  sampai tidak ada lensa yang cocok. Hingga akhirnya memakai alat bantu kaca
  pembesar. Sekolahnya sempat terhenti selama 3 tahun karena dia putus asa tidak
  bisa melihat dengan jalas. Namun karena dorongan keluarga akhirnya dia mau
  melanjutkan sekolah lagi. Bapak dan ibunya sangat perhatian,ulet ,gigih,sabar
  dan ikhlas merawatnya. Selama di asrama sering dijenguk oleh kedua orang
  tuanya biasanya dalam sebulan sekali, dan dalam kegiatan belajar biasanya
  dibantu oleh teman sebangku yang biasa disebut dengan tutor sebaya dan juga
  guru juga turut membantu dan mendekatinya dalam proses belajarnya, dalam
  belajar untuk melihat Tutut menggunakan kaca pembesar untuk memudahkan
  membaca.
2.4 PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK ANAK BERKEBUTUHAN
  KHUSUS
           Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki
  keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan mereka
  dari anak-anak normal pada umumnya. Mereka memiliki berbagai keterbatasan
  baik secara fisik maupun psikis. Terdapat kelainan dari dalam diri mereka sendiri
  sehingga mereka membutuhkan bantuan dan pendampingan orang lain dalam
  menjalani kehidupannya. Ada 20 kriteria anak yang tergolong berkebutuhan
  khusus (ABK) di antaranya yaitu tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita,
  tuna daksa, tuna laras (anak dengan gangguan emosi, sosial dan perilaku), tuna
  ganda, lamban belajar, autis, dan termasuk pula anak dengan potensi kecerdasan
  luar biasa (genius).
           Pada SMA Muhammadiyah 5 ini ada 2 jenis anak ABK, yaitu Tunanetra
  dan Slow learner.
  1. Tunanetra


                                                         Tugas I Pendidikan Inklusi -10
Diaktegorikan menjadi 2 yaitu :
   a. Kebutaan
         Kebutaan yaitu, orang yang kehilangan kemampuan penglihatan
   atau hanya memiliki kemampuan untuk mengetahui adanya cahaya
   atau tidak. Penyebab terjadinya kehilangan kemampuan penglihatan adalah
   karena adanya permasalahan pada struktur atau fungsi dari mata.
         Kebutaan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
  1.)Tidak mampu melihat
  2.)Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter
  3.)Kerusakan nyata pada kedua bola mata,
  4.)Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan,
  5.)Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya,
  6.)Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering,
  7.)Mata bergoyang terus.
   b. Low-Vision
              Low vision yaitu, orang yang mengalami kesulitan untuk
     menyelesaikan     tugas-tugasnya      yang   berkaitan   dengan      penglihatan
     namun dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan menggunakan
     strategi pendukung penglihatan, melihat dari dekat, penggu naan alat-
     alat bantu dan juga modifikasi lingkungan sekitar. Low-vision memiliki
     beberapa ciri sepertiberikut :
     1.) Memicingkan mata saat mengamati dan membaca
     2.) Membaca tulisan dari jarak sangat dekat sekitar 10 cm atau lebih
2. Slow Leaner (Kesulitan Belajar)
                   Anak     berkesulitan     belajar    spesifik      adalah      anak
     yangmengalami kesulitan belajar karena ada gangguan persepsi. Ada
     tiga bentuk kesulitan belajar anak, yakni kesulitan di bidang matematika
     atau berhitung (diskalkulia),kesulitan membaca (disleksia), kesulitan
     berbahasa (disphasia), dan kesulitan menulis (disgraphia). Anak kesulitan




                                                          Tugas I Pendidikan Inklusi -11
belajar juga kesulitan orientasi ruang dan arah, misalnya sulit membedakan
         kiri-kanan, atas-bawah.
         Tanda-tanda disleksia, antara lain:
          a. tidak lancar atau ragu-ragu dalam membaca,
          b. membaca tanpa irama (monoton),
          c. kesulitan mengeja.
         Tanda-tanda disgraphia, misalnya,
          a. tulisan sangat jelek, terbalik-balik
          b. sering menghilangkan atau malah menambah huruf.
          Sedangkan, tanda-tanda diskalkulia, misalnya
          a. kesulitan memahami simbol matematika.


2.5.   A. KURIKULUM
               Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai diperlukan penetapan atau
        pembuatan perencanaan pembelajaran, yang dapat berguna dan dapat
        menunjang kegiatan pelaksanaan pembelajaran agar berjalan secara efektif
        dan efisien, perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus
        dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
        tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan
        penilaian hasil.
              Kurikulum yang digunakan oleh sekolah ini sama dengan sekolah
        biasa yaitu KTSP. Hanya saja guru dalam membuat RPP dan silabus sedikit
        berbeda. Perbedaannya terletak pada bagian keterangan. Untuk sekolah
        inklusi silabus dan RPP di beri keterangan “ untuk anak ABK dalam
        membaca di bacakan oleh teman atau guru”. Guru yang mengampu di setiap
        kelas pun tetap 1 sesuai mata pelajaran yang di sampaikan.
              Sedangkan untuk proses belajarnya tetap sama dengan sekolah lain.
        Pada sekolah inklusi, anak ABK di setarakan dengan siswa normal lainnya
        dalam proses pembelajaran, baik dari segi waktu pembelajaran maupun mata
        pelajaran yang di gunakan. Hanya saja untuk anak yang slow learner di


                                                          Tugas I Pendidikan Inklusi -12
berikan tambahan waktu oleh guru untuk mempelajari materi sendiri di
ruang guru dengan bantuan guru mata pelajaran yang terkait pada saat jam
istirahat.
       Untuk mata pelajaran yang di berikan sama untuk semua siswa baik
yang normal maupun ABK. Anak ABK dalam mengikuti pelajaran olah raga
juga sama dengan anak normal lainnya, hannya saja yang wajib di ikuti
hanya yang memungkinkan dan bisa mereka lakukan. Sedangkan untuk
tugas disamakan tingkatannya hanya caranya saja yang di bedakan. Sebagai
contohnya jika anak yang normal di berikan tugas untuk membuat makalah
maka untuk anak yang ABK, tuna netra pada khususnya di berikan tugas
mencari berita di TV ataupun radio dengan tema sama dengan siswa normal
lainnya dan menulisnya atau dengan mencari berita dikoran lalu dibuat
keliping. Bobot dari makalah dan keliping ini di samakan. Sedangkan untuk
tugas tertentu ada yang sama. Untuk anak ABK, tuna netra pada khususnya
biasanya mereka menggunak huruf Braille dalam mengerjakan tugas. Maka
dari itu sebelum mengumpulkan tugas tersebut ke pada guru, tugas tersebut
di salin dulu ke dalam tulisan biasa dengan bantuan teman yang normal
untuk menuliskannya.
       Dalam proses belajar mengajar, biasanya tempat duduk anak ABK di
damping oleh anak normal. Hal ini bertujuan untuk pendampingan dan
membantu jika mengalami kesulitan dan ketertinggalan. Selain itu juga agar
anak ABK tidak merasa terdeskriminasi atau merasa tersingkir. Saat
menjalani tes ujian sekolah maupun tes lainnya anak ABK di dampingi oleh
guru yang bertugas untuk membacakan dan menuliskan jawaban dari siswa.
Waktu yang disediakan untuk anak ABK dalam mengerjakan soal tes juga di
tambah.
       Di sekolah ini juga tersedia berbagai macam ekstrakurikuler dan
keterampilan. Keterampilan yang di sediakan adalah menjahit, akuntansi,
dan bahasa mandarin. Hari dan waktu pelaksanaannya sama, sehingga siswa
di bebaskan untuk memilih keterampilan mana yang akan di ikuti. Akan


                                                 Tugas I Pendidikan Inklusi -13
tetapi untuk anak tuna grahita di khususkan untuk mengikuti keterampilan
bahasa mandarin, sedangkan untuk anak normal di bebaskan memilih
keterampilan menjahit atau akuntansi. Sedangkan untuk ekstrakurikuler yang
mencolok dari sekolah ini adalah ekskul seni musik. Ekstrakurikuler ini
bebas di ikuti oleh semua siswa. Seni musik dari sekolah ini sering di
gunakan dalam acara formal seperti rapat guru, upacara dan lainnya.
      Manurut pemaparan dari Ibu Anik juga di ketahui bahwa semangat
belajar anak ABK tidak kalah dengan anak normal lainnya, bahkan
prestasinya sering kali melebihi anak normal. Salah satu ABK alumni SMA
Muhammadiyah 5 Jaten bernama Ardiansyah sekarang sedang melanjutkan
studinya di UNY jurusan Bimbingan Konseling. Menurut beliau Ardiansyah
pernah juara I Tartil Al.Qur’an yang diselenggarakan oleh depag dan
hobinya    adalah    menyanyi.   Contoh    lainnya     adalah Rahayu         yang
mendapatkan juara 2 dan 3 tartil yang di selenggarakan oleh UNIBA selama
2 tahun berturut-turut.
      Anak- anak ABK ini juga sering mengikuti kegiatan yang di
selanggarakan oleh dinas pebdidikan atau instansi lainya. Contohnya adalah
lari khusus anak ABK dan sosialisasi globe anak ABK yang di
selenggarakan selama 1 minggu di Jakarta. Kegiatan ini tidak semua
mewakili sekolah akan tetapi seringkali atas nama YKAB Surakarta yang
merupakan yayasan yang mereka naungi. Walaupun demikian sekolah tetap
mengizinkan     karena    di   anggap   sebagai   pelatihan       siswa     untuk
mengembangkan dirinya.
       Kurikulum yang digunakan di sekolah inklusi adalah kurikulum anak
normal (regular) yang disesuaikan (dimodifikasi sesuai) dengan kemampuan
awal dan karakteristik siswa. Modifikasi dapat dilakukan dengan cara
modifikasi alokasi waktu, modifikasi isi/materi, modifikasi proses belajar
mengajar, modifikasi sarana dan prasarana, modifikasi lingkungan untuk
belajar, dan modifikasi pengelolaan kelas. Dengan kurikulum akan
memberikan peluang terhadap tiap-tiap anak untuk mengaktualisasikan


                                                     Tugas I Pendidikan Inklusi -14
potensinya sesuai dengan bakat, kemampuannya dan perbedaan yang ada
 pada setiap anak.
            Pada model kurikulum ini ABK menggunakan kurikulum
 perpaduan antara kurikulum umum dengan kurikulum PPI. Operasional
 pengembangan kurikulum ini, dilakukan dengan cara memodifikasi
 kurikulum umum disesuaikan dengan potensi dan karakteristik ABK.
 Dengan kurikulum modifikasi ini diharapkan ABK dapat mengikuti
 pembelajaran pada kelas umum secara klasikal bersama anak-anak umum
 lainnya.
B. MODEL PEMBELAJARAN
            Pembelajaran terakomodasi dalam model pendidikan inklusi
 merupakan      usaha   mengkondisikan       siswa   belajar   sesuai     dengan
 kebutuhannya. Usaha itu untuk mengakomodasi berbagai keragaman siswa,
 khususnya siswa yang memiliki kebutuhan khusus dalam setting kelas
 inklusif. Berbagai cara yang diusahakan meliputi adaptasi komponen-
 komponen kurikulum, perencanaan pembelajaran yang diindividualisasikan,
 partisipasi sebagian pada aktivitas belajar, modifikasi lingkungan ruangan
 kelas, serta strategi mediasi-tutor teman sebaya.
            Ceramah guru merupakan metode pembelajaran yang sering
 digunakan untuk mengajar atau dengan diskusi partisipasi yaitu diskusi yang
 melibatkan siswanya untuk berdiskusi Tanya jawab dalam pembelajaran.
            Selain itu tutor sebaya juga memiliki peranan penting dalam
 pembelajaran ABK, karena tutor sebaya tersebut yang membantu ABK jika
 ia mengalami kesulitan dalam belajar, bahkan para tutor sebaya pun yang
 selalu mendampingi ABK kemanapun ia pergi bahkan sejak ABK turun dari
 angkutan di depan sekolah. Siswa-siswa yang mempunyai kecerdasan lebih
 disbanding teman-temannya akan dijadikan tutor sebaya, akan tetapi yang
 menjadi     pertimbangan   bukan    hanya    masalah    kepintaran,     masalah
 humanisme, kesabaran, keikhlasan dan solidaritas terhadap temannya yang
 berkebutuhan khusus pun sangat perlu dipertimbangkan.


                                                     Tugas I Pendidikan Inklusi -15
C. MODEL TES
         Model tes yang digunakan di SMA Muhammadiyah 5 Jaten sama
 dengan sekolah reguler pada umumnya, yaitu dengan ujian tengah semester
 dan ujian akhir semester. Dimana soal dari ujian tersebut dibagikan pada
 masing-masing siswa.Untuk yang tuna netra biasanya di tempatkan didepan
 dan soalnya dibacakan oleh guru pendamping atau dari pengawas. Untuk
 ujian kemarin sudah ada tim dari dikbas yang bertugas mendampingi siswa
 tuna netra tersebut. disini pendamping bertugas untuk membacakan soal dan
 memblatkan jawaban siswa. Perlakuan khusus juga diberikan untuk siswa
 tunanetra    yaitu   tambahan   waktu   50   menit    untuk     mengerjakan
 ujianmengingat keterbatasan yang mereka miliki. Penambahan waktu
 pengerjaan soal ini bertujuan agar hasil ujian anak ABK ini dapat seoptimal
 mungkin. Kemudian siswa ABK tersebut mengerjakan sendiri. Jawaban dari
 siswa ABK tersebut benar-benar murni tanpa ada campur tangan dari guru
 yang membacakan. Selain itu bagi anak ABK diberikan tambahan waktu 50
 menit
 Dari pengalaman itu siswa tuna netra justru kebih cepat atau berbarengan
 selasainya dengan siswa biasa untuk beberapa mata pelajaran. Tambahan
 waktu ini hanya dipakai untuk mata pelajaran bahasa inggris dan matematika
 saja.


D. MEDIA PEMBELAJARAN
         Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar
 mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan
 sehingga tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai dengan sempurna.
          Media pendidikan dan pembelajaran memilki banyak jenis dan
 masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu
 guru perlu memahami karakteristik media itu agar dapat memilih media
 sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model-media pendidikan berdasarkan
 karakteristiknya digolongkan menjadi dua bagian yaitu : Media dua dimensi


                                                   Tugas I Pendidikan Inklusi -16
dan media tiga dimensi. Media dua dimensi meliputi media grafis, media
     bentuk papan, dan media cetak.Sedangkan media tiga dimensi edapat
     berujud sebagai benda asli baik hidup atau matidan dapat pula berujud
     sebagian tiruan yang mewakili aslinya.
          Media pembelajaran yang digunakan oleh anak ABK pada SMA
     Muhammadiyah 5 ini adalah :
 -     Untuk anak tunanetra menggunakan media pembelajaran buku braile,
       globe timbul, laptop suara.
 -     Untuk anak slow learner menggunakan media pembelajaran sama dengan
       anak-anak yang lainnya


E. HAMBATAN PELAKSAAN PENDIDIKAN INKLUSI
            Pembelajaran berasal dari hambatan intern dan ekstern. Untuk
     hambatan intern sering muncul dari dalam siswa itu sendiri, sedangkan untuk
     hambatan ekstern adalah hambatan yang muncul dari sering muncul dan
     berpengaruh pada aktivitas pembelajaran misalnya dari guru, sarana dan
     prasarana, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa, dan kurikulum
     sekolah.




                                                       Tugas I Pendidikan Inklusi -17
BAB III
                                    PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
1.   SMA Muhammadiyah 5 Jaten merupakan sekolah yang menerima murid tidak
     berkebutuhan khusus dan anak berkebutuhan khusus (ABK) atau disebut dengan
     sekolah inklusi
2.   Ciri-ciri fisik dan perilaku penyandang tunanetra antara lain : Tidak mampu
     melihat, tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter,kerusakan nyata pada
     kedua bola mata, sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan, mengalami
     kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya, bagian bola mata yang hitam
     berwarna keruh/besisik/kering, mata bergoyang terus. Ciri-ciri fisik penyandang
     low vision diantaranya memicingkan mata saat mengamati dan membaca,
     membaca tulisan dari jarak sangat dekat sekitar 10 cm atau lebih. Sedangkan
     cirri-ciri penyandang slow leaner diantaranya . tidak lancar atau ragu-ragu
     dalam membaca,dll.
3.   Kurikulum dan model pembelajaran SMA Muhammadiyah 5 Jatensama seperti
     sekolah regular pada umumnya tetapi ada beberapa modifikasi, seperti model tes
     bagi ABK dibacakan soalnya, kurikulum diberikan keterangan tambahan,model
     pembelajaran melibatkan tutor sebaya,
4.   Media pembelajaran untuk anak ABK pada SMA Muhammadiyah 5 Jaten
     menggunakan buku braile, globe timbul, laptop suara, dll (untuk anak tunanetra)
     sedangkan untuk anak slow learner tidak mengkhusukan media pembelajaran
     tertentu.
5.   Perlakuan yang di terapkan pada anak ABK pun juga sama dengan siswa normal
     lainnya, baik dari segi mata pelajaran yang di berikan maupun tugas yang di
     bebankan.




                                                           Tugas I Pendidikan Inklusi -18
DAFTAR PUSTAKA
http://autisme.or.id/sekolah/sekolah-inklusi
http://sepucuktunasbangsa.blogspot.com/2011/01/kurikulum-dan-pendidikan-
inklusif-bagi.html
repository.upi.edu/operator/.../s_plb_054949_chapter2.pdf




                                                            Tugas I Pendidikan Inklusi -19
LAMPIRAN




Gbr. Siswi Tunanetra yang sedang diberi penjelasan oleh tutor sebayanya




                Gbr. Sugiyanto, siswa ABK slow leaner




         Gbr. Dua siswi ABK tunanetra saat KBM berlangsung


                                                    Tugas I Pendidikan Inklusi -20
Gbr. Suasana kelas X




Gbr. Siswi ABK tunanetra sedang membaca catatannya sendiri yang menggunakan
                                huruf braille




                                                     Tugas I Pendidikan Inklusi -21
Gbr. Catatan siswa Tunanetra menggunakan huruf braille




  Gbr. Siswi ABK yang sedang menulis huruf Braille



                                           Tugas I Pendidikan Inklusi -22
Gbr. Siswi yang sedang membaca huruf Braille




         Gbr. Tutut siswi Tunanetra




                                      Tugas I Pendidikan Inklusi -23

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Lamp 2. observasi layanan bk di kelas
Lamp 2. observasi layanan bk di kelasLamp 2. observasi layanan bk di kelas
Lamp 2. observasi layanan bk di kelasYocta Rahman
 
Laporan observasi slb strategi pembelajaran
Laporan observasi slb strategi pembelajaranLaporan observasi slb strategi pembelajaran
Laporan observasi slb strategi pembelajaraniwan Alit
 
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-CMakalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-Ceviy ana
 
Laporan observasi kluwut (1)
Laporan observasi kluwut (1)Laporan observasi kluwut (1)
Laporan observasi kluwut (1)dihastinee
 
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013eka noviana
 
kajian-kes-murid-mundur-dan-lembam
 kajian-kes-murid-mundur-dan-lembam kajian-kes-murid-mundur-dan-lembam
kajian-kes-murid-mundur-dan-lembamRidzuan Ahmad
 
PPT OBSERVASI DI SLB A YKAB SURAKARTA
PPT OBSERVASI DI SLB A YKAB SURAKARTAPPT OBSERVASI DI SLB A YKAB SURAKARTA
PPT OBSERVASI DI SLB A YKAB SURAKARTAfirafaris
 
Seminar peyelidikan kpt uum program integrasi mashithah
Seminar peyelidikan kpt uum program integrasi mashithahSeminar peyelidikan kpt uum program integrasi mashithah
Seminar peyelidikan kpt uum program integrasi mashithahMashithah Khalid
 
Laporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendah
Laporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendahLaporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendah
Laporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendahFauziah Mahir
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 
Observasi kelompok 1 anak prasekolah (psikologi pendidikan kelas a)
Observasi kelompok 1 anak prasekolah (psikologi pendidikan kelas a)Observasi kelompok 1 anak prasekolah (psikologi pendidikan kelas a)
Observasi kelompok 1 anak prasekolah (psikologi pendidikan kelas a)Sofyan S.A.K.H
 
06110052 miladus-sholihah
06110052 miladus-sholihah06110052 miladus-sholihah
06110052 miladus-sholihahDicky Hermawan
 
Bimbingan dan Konseling pada PAUD
Bimbingan dan Konseling pada PAUDBimbingan dan Konseling pada PAUD
Bimbingan dan Konseling pada PAUDDina Haya Sufya
 
Pendidikan sekolah dasar kurikulum 2013
Pendidikan sekolah dasar kurikulum 2013Pendidikan sekolah dasar kurikulum 2013
Pendidikan sekolah dasar kurikulum 2013Theresia Maryani
 

Was ist angesagt? (20)

Resos
ResosResos
Resos
 
Lamp 2. observasi layanan bk di kelas
Lamp 2. observasi layanan bk di kelasLamp 2. observasi layanan bk di kelas
Lamp 2. observasi layanan bk di kelas
 
Laporan observasi slb strategi pembelajaran
Laporan observasi slb strategi pembelajaranLaporan observasi slb strategi pembelajaran
Laporan observasi slb strategi pembelajaran
 
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-CMakalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
 
Pendidikan Inklusi
Pendidikan InklusiPendidikan Inklusi
Pendidikan Inklusi
 
Laporan observasi kluwut (1)
Laporan observasi kluwut (1)Laporan observasi kluwut (1)
Laporan observasi kluwut (1)
 
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
 
kajian-kes-murid-mundur-dan-lembam
 kajian-kes-murid-mundur-dan-lembam kajian-kes-murid-mundur-dan-lembam
kajian-kes-murid-mundur-dan-lembam
 
4 tesis bab iii
4 tesis bab iii4 tesis bab iii
4 tesis bab iii
 
PPT OBSERVASI DI SLB A YKAB SURAKARTA
PPT OBSERVASI DI SLB A YKAB SURAKARTAPPT OBSERVASI DI SLB A YKAB SURAKARTA
PPT OBSERVASI DI SLB A YKAB SURAKARTA
 
Seminar peyelidikan kpt uum program integrasi mashithah
Seminar peyelidikan kpt uum program integrasi mashithahSeminar peyelidikan kpt uum program integrasi mashithah
Seminar peyelidikan kpt uum program integrasi mashithah
 
Taklimat tahun 1 2022 SK Senawang
Taklimat tahun 1 2022 SK SenawangTaklimat tahun 1 2022 SK Senawang
Taklimat tahun 1 2022 SK Senawang
 
3 tesis bab ii
3 tesis bab ii3 tesis bab ii
3 tesis bab ii
 
Laporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendah
Laporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendahLaporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendah
Laporan observasi kebutuhan akan media siswa sd kelas rendah
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Observasi kelompok 1 anak prasekolah (psikologi pendidikan kelas a)
Observasi kelompok 1 anak prasekolah (psikologi pendidikan kelas a)Observasi kelompok 1 anak prasekolah (psikologi pendidikan kelas a)
Observasi kelompok 1 anak prasekolah (psikologi pendidikan kelas a)
 
06110052 miladus-sholihah
06110052 miladus-sholihah06110052 miladus-sholihah
06110052 miladus-sholihah
 
2 tesis bab i
2 tesis bab i2 tesis bab i
2 tesis bab i
 
Bimbingan dan Konseling pada PAUD
Bimbingan dan Konseling pada PAUDBimbingan dan Konseling pada PAUD
Bimbingan dan Konseling pada PAUD
 
Pendidikan sekolah dasar kurikulum 2013
Pendidikan sekolah dasar kurikulum 2013Pendidikan sekolah dasar kurikulum 2013
Pendidikan sekolah dasar kurikulum 2013
 

Andere mochten auch

Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiAbk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiRatna Widiastuti
 
instrumen deteksi dini hambatan bahasa
instrumen deteksi dini hambatan bahasainstrumen deteksi dini hambatan bahasa
instrumen deteksi dini hambatan bahasaarinpsiko
 
Manajemen sekolah bermutu dalam kajian sekolah potensial
Manajemen sekolah bermutu dalam kajian sekolah potensialManajemen sekolah bermutu dalam kajian sekolah potensial
Manajemen sekolah bermutu dalam kajian sekolah potensialJerry Makawimbang
 
Problematika pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
Problematika pendidikan bagi anak berkebutuhan khususProblematika pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
Problematika pendidikan bagi anak berkebutuhan khususReny Shinta Shinta
 
Jenis Anak Berkebutuhan Khusus
Jenis Anak Berkebutuhan KhususJenis Anak Berkebutuhan Khusus
Jenis Anak Berkebutuhan KhususDesy Aryanti
 
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...Ummu Nihayah
 
Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khususAsesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khususAgus Wagianto
 
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.Edi B Mulyana
 
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 20131. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013Drs Sukarma
 

Andere mochten auch (10)

Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiAbk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
 
instrumen deteksi dini hambatan bahasa
instrumen deteksi dini hambatan bahasainstrumen deteksi dini hambatan bahasa
instrumen deteksi dini hambatan bahasa
 
Manajemen sekolah bermutu dalam kajian sekolah potensial
Manajemen sekolah bermutu dalam kajian sekolah potensialManajemen sekolah bermutu dalam kajian sekolah potensial
Manajemen sekolah bermutu dalam kajian sekolah potensial
 
Problematika pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
Problematika pendidikan bagi anak berkebutuhan khususProblematika pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
Problematika pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
 
Rpp matriks
Rpp matriksRpp matriks
Rpp matriks
 
Jenis Anak Berkebutuhan Khusus
Jenis Anak Berkebutuhan KhususJenis Anak Berkebutuhan Khusus
Jenis Anak Berkebutuhan Khusus
 
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
 
Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khususAsesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
 
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
RPP Kelas 1. Kurikulum 2013. Tema : Kegiatanku. Sub Tema : Kegiatan Siang Hari.
 
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 20131. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
 

Ähnlich wie Revisi tugas i pend.inklusi sekolah inklusi

PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxPPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxArman Ahmad
 
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUDPendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUDWiwin Hendriani
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Susilowati Boediono
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Susilowati Boediono
 
Modul 1 & 2 Kelompok 1.pptx
Modul 1 & 2 Kelompok 1.pptxModul 1 & 2 Kelompok 1.pptx
Modul 1 & 2 Kelompok 1.pptxNyobaEmpat
 
Education for all
Education for allEducation for all
Education for alliwan Alit
 
Proposal pendirian sekolah inklusi
Proposal pendirian sekolah inklusiProposal pendirian sekolah inklusi
Proposal pendirian sekolah inklusiAlorka 114114
 
MODUL 3 ABK.pptx
MODUL 3 ABK.pptxMODUL 3 ABK.pptx
MODUL 3 ABK.pptxAdinAladin1
 
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumLaporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumJati Jakmania
 
PENDIDIKAN INKLUSIF-1.pptx
PENDIDIKAN INKLUSIF-1.pptxPENDIDIKAN INKLUSIF-1.pptx
PENDIDIKAN INKLUSIF-1.pptxMimi Adian
 
Pernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisanPernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisannasrun gayo
 
PRAKTIK BAIK SDN 1 Tenjolayar.pdf
PRAKTIK BAIK SDN 1 Tenjolayar.pdfPRAKTIK BAIK SDN 1 Tenjolayar.pdf
PRAKTIK BAIK SDN 1 Tenjolayar.pdfAchmadRaySoenarto
 
Kuning Ungu Feminim Imut Estetik Presentasi Pengenalan Kelas Baru.pdf
Kuning Ungu Feminim Imut Estetik Presentasi Pengenalan Kelas Baru.pdfKuning Ungu Feminim Imut Estetik Presentasi Pengenalan Kelas Baru.pdf
Kuning Ungu Feminim Imut Estetik Presentasi Pengenalan Kelas Baru.pdfFarraPramita2
 
Apa itu sekolah unggulan.pptx
Apa itu sekolah unggulan.pptxApa itu sekolah unggulan.pptx
Apa itu sekolah unggulan.pptxTriWahono13
 
Lembaga pendidikan dan fungsinya ppt
Lembaga pendidikan dan fungsinya pptLembaga pendidikan dan fungsinya ppt
Lembaga pendidikan dan fungsinya pptsri rahayu
 
219797469 adiwiyata-proposal
219797469 adiwiyata-proposal219797469 adiwiyata-proposal
219797469 adiwiyata-proposalAldon Samosir
 
219797469 adiwiyata-proposal
219797469 adiwiyata-proposal219797469 adiwiyata-proposal
219797469 adiwiyata-proposalAldon Samosir
 

Ähnlich wie Revisi tugas i pend.inklusi sekolah inklusi (20)

PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxPPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
 
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUDPendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
 
PPT KEL. 1 MODUL 2 NEW.pptx
PPT KEL. 1 MODUL 2 NEW.pptxPPT KEL. 1 MODUL 2 NEW.pptx
PPT KEL. 1 MODUL 2 NEW.pptx
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
 
Modul 1 & 2 Kelompok 1.pptx
Modul 1 & 2 Kelompok 1.pptxModul 1 & 2 Kelompok 1.pptx
Modul 1 & 2 Kelompok 1.pptx
 
Education for all
Education for allEducation for all
Education for all
 
Proposal pendirian sekolah inklusi
Proposal pendirian sekolah inklusiProposal pendirian sekolah inklusi
Proposal pendirian sekolah inklusi
 
MODUL 3 ABK.pptx
MODUL 3 ABK.pptxMODUL 3 ABK.pptx
MODUL 3 ABK.pptx
 
Pengelolaan PAUD
Pengelolaan PAUDPengelolaan PAUD
Pengelolaan PAUD
 
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumLaporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
 
PENDIDIKAN INKLUSIF-1.pptx
PENDIDIKAN INKLUSIF-1.pptxPENDIDIKAN INKLUSIF-1.pptx
PENDIDIKAN INKLUSIF-1.pptx
 
Pernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisanPernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisan
 
PRAKTIK BAIK SDN 1 Tenjolayar.pdf
PRAKTIK BAIK SDN 1 Tenjolayar.pdfPRAKTIK BAIK SDN 1 Tenjolayar.pdf
PRAKTIK BAIK SDN 1 Tenjolayar.pdf
 
Kuning Ungu Feminim Imut Estetik Presentasi Pengenalan Kelas Baru.pdf
Kuning Ungu Feminim Imut Estetik Presentasi Pengenalan Kelas Baru.pdfKuning Ungu Feminim Imut Estetik Presentasi Pengenalan Kelas Baru.pdf
Kuning Ungu Feminim Imut Estetik Presentasi Pengenalan Kelas Baru.pdf
 
Apa itu sekolah unggulan.pptx
Apa itu sekolah unggulan.pptxApa itu sekolah unggulan.pptx
Apa itu sekolah unggulan.pptx
 
Lembaga pendidikan dan fungsinya ppt
Lembaga pendidikan dan fungsinya pptLembaga pendidikan dan fungsinya ppt
Lembaga pendidikan dan fungsinya ppt
 
219797469 adiwiyata-proposal
219797469 adiwiyata-proposal219797469 adiwiyata-proposal
219797469 adiwiyata-proposal
 
219797469 adiwiyata-proposal
219797469 adiwiyata-proposal219797469 adiwiyata-proposal
219797469 adiwiyata-proposal
 
profil sekolah
profil sekolahprofil sekolah
profil sekolah
 

Revisi tugas i pend.inklusi sekolah inklusi

  • 1. LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH INKLUSI (SMA MUHAMMADIYAH 5 JATEN, KARANGANYAR) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi Dosen Pengampu : Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd DISUSUN OLEH: 1. Bariqul Amalia Nisa (K2311011) 2. Dwi Putri Sabariasih (K2311022) 3. Uly Azmi Masna (K2311080) PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 Tugas I Pendidikan Inklusi -1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Mulai dari zaman dahulu hingga saat ini terdapat anak-anak berkebutuhan khusus di sekitar kita. Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada umumnya. Mereka memiliki berbagai keterbatasan baik secara fisik maupun psikis. Terdapat kelainan dari dalam diri mereka sendiri sehingga mereka membutuhkan bantuan dan pendampingan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Ada 20 kriteria anak yang tergolong berkebutuhan khusus (ABK) di antaranya yaitu tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tuna daksa, tuna laras (anak dengan gangguan emosi, sosial dan perilaku), tuna ganda, lamban belajar, autis, dan termasuk pula anak dengan potensi kecerdasan luar biasa (genius). Mereka memerlukan penanganan khusus yang berbeda satu sama lain.Keadaan inilah yang menuntut pemahaman terhadap hakikat anak berkebutuhan khusus. Keragaman anak berkebutuhan khusus terkadang menyulitkan guru dalam upaya menemu kenali jenis dan pemberian layanan pendidikan yang sesuai. Namun apabila guru telah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai hakikat anak berkebutuhan khusus, maka mereka akan dapat memenuhi kebutuhan anak yang sesuai. Pendidikan merupakan Kebutuhan setiap manusia untuk menjamin keberlangsungan hidup agar lebih bermartabat. Karena itu pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki perbedaan dalam kemampuan (difabel) . Peraturan mengenai pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus telah diatur dalam Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bagian 11 yang menyebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang Tugas I Pendidikan Inklusi -2
  • 3. diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Selain itu ada Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang kurikulum, standar isi, serta Permendiknas No.70 tahun 2009 tentang sekolah penyelenggara pendidikan inklusif atau pendidikan khusus. Dalam Permendiknas No.70 tahun 2009 ini menybutkan bahwa yang dimaksud pendidikan inklusif adalah sistem penyelanggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pendidikan inklusi adalah termasuk hal yang baru di Indonesia umumnya. Ada beberapa pengertian mengenai pendidikan inklusi, diantaranya adalah pendidikan inklusi merupakan sebuah pendekatan yang berusaha mentransformasi sistem pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan yang dapat menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh dalam pendidikan. Hambatan yang ada bisa terkait dengan masalah etnik, gender, status sosial, kemiskinan dan lain-lain. Dengan kata lain pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Sekolah inklusi adalah sekolah regular (biasa) yang menerima ABK dan menyediakan sistem layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak tanpa kebutuhan khusus (ATBK) dan ABK melalui adaptasi kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan sarana prasarananya. Dengan adanya sekolah inklusi ABK dapat bersekolah di sekolah regular yang ditunjuk sebagai sekolah inklusi. Di sekolah tersebut ABK mendapat pelayanan pendidikan dari guru pembimbing khusus dan sarana prasarananya. Prinsip mendasar dari pendidikan inklusi adalah selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama- sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka. Jadi disini setiap anak dapat diterima menjadi bagian dari kelas tersebut, Tugas I Pendidikan Inklusi -3
  • 4. dan saling membantu dengan guru dan teman sebayanya maupun anggota masyarakat lain sehingga kebutuhan individualnya dapat terpenuhi. 1.2 TUJUAN 1. Mengetahui identitas salah satu sekolah inklusi di Surakarta. 2. Mengetahui perbedaan antara Sekolah Inklusi dengan Sekolah reguler. 3. Mengetahui karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus di sekolah inklusi. 4. Mengetahui sistem pendidikan (kurikulum), model pembelajaran, model tes,media pembelajaran di sekolah inklusi. 5. Mengetahui hambatan dalam kegiatan belajar-mengajar pada sekolah inklusi. Tugas I Pendidikan Inklusi -4
  • 5. BAB II ISI 2.1 Waktu dan Tempat Observasi Observasi dilakukan pada hari hari Sabtu, 2 Maret 2013 bertempat di SMA Muhammadiyah 5 Jaten. Kami berangkat pada pukul 08.00 WIB dan berakhir melakukan observasi pada pukul 10.00 WIB. SMA Muhammadiyah 5 Jaten terletak di Jalan Raya Solo – Sragen Km 10, Sroyo, Jaten, Karanganyar. Kami kesana dengan mengendarai sepeda motor. Pada kesempatan kali ini, Ibu Dr.Nonoh Siti Aminah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah inklusi tidak dapat mendampingi. Sesampai disana kami disambut langsung oleh Bapak Sumarno. Kemudian kami diarahkan untuk masuk ke ruang guru. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan kami datang ke SMA Muhammadiyah 5 Jaten kami langsung mewawancarai Bapak Sumarno selaku Kepala sekolah dan Ibu Anik sebagai perwakilan salah satu guru yang mengampu salah satu mata pelajaran. Kami tidak bisa mewawancarai Guru Fisika karena beliau pada hari sabtu tidak mengajar. Setelah itu kami langsung melakukan observasi di kelas X, dan XII, kelas XI tidak sempat kami observasi karena sudah memasuki waktu istirahat. 2.2 IDENTITAS SEKOLAH INKLUSI 1. Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah 5 Jaten 2. Nomor Statistik Sekolah : NSS : 302031311026 NPSN : 20312203 3. Status : Swasta ( TERAKREDITASI B ) 4. Alamat Propinsi : Jawa Tengah Daerah Tingkat II : Kabupaten Karanganyar Kecamatan : Jaten Desa/ Kelurahan : Sroyo Jalan : Jl. Raya Solo Sragen Km. 10 Tugas I Pendidikan Inklusi -5
  • 6. Telepon : (0271) 827951 Kode Pos : 57771 Alamat email : smam_fika@yahoo.com 5. Nomor Rekening : 3-019-00195-3 (bukan rekening pribadi) Nama Bank : Bank Jateng Kantor Cabang : Karanganyar Pemegang Rekening : Kepala Sekolah Rekening Sekolah Atas Nama : SMA MUH 5 KARANGANYAR 6. NPWP : 02.766.849.0.528.000 7. Yayasan Nama Yayasan : Muhammadiyah Nama Pimpinan Yayasan : H. Suratmo S,pd Alamat Yayasan : Tegalasri RT 03 RW 06 Bejen, Karanganyar Jawa Tengah Akte Pendirian Yayasan : E.6/098/1974 Tanggal Pendirian : 12 Agusuts 1974 8. Jumlah Siswa Secara Keseluruhan Kelas X : 42 Siswa Kelas XI : 26 Siswa Kelas XII : 20 Siswa Siswa ABK Kelas X : 4 Siswa ( 3 Perempuan, 1 Laki-Laki ) Kelas XI : 3 Siswa ( Perempuan ) Kelas XII : 2 Siswa ( Laki-Laki ) Tugas I Pendidikan Inklusi -6
  • 7. Visi Sekolah Berorientasi keislaman, berilmu dan berketrampilan Misi Sekolah 1. Membentuk akhlak yang islami, bersikap sportif, etos kerja tinggi, dengan menguasai pengetahuan dan kecakapan ketrampilan yang memadai sehingga memungkinkan hidup mandiri 2. Mendidik anak – anak bangsa agar mampu hidup di masyarakat berbekal ilmu, ketrampilan dan keislaman 3. Mendorong dan membekali anak didik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi Tujuan Sekolah 1. Mendidik anak berperilaku islami, sopan dan menghargai orang lain 2. Meningkatkan nilai rata – rata UN 3. Meningkatkan kualitas sekolah menjadi semakin lebih baik dengan peningkatan kelulusan dan ketrampilan untuk kesiapan bekal hidup di masyarakat 4. Membekali peserta didik yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi Indikator sebagai berikut : a. Meningkatkan kualitas siswa dan tenaga kependidikan dengan pola tingkah laku 5 tertib : tertib waktu, tertib belajar, tertib mengajar, tertib administrasi, tertib lingkungan. b. Nilai rata – rata UN semakin meningkat c. Meningkatkan etos kerja yang profesional sehingga pembelajaran bisa efektif dan efisien, dengan hasil lulusan yang memadai dan mempunyai ketrampilan yang layak. Tugas I Pendidikan Inklusi -7
  • 8. d. Manajemen sekolah dapat mengembangkan potensi yang ada secara optimal dan dapat mencapai target yang diharapkan dengan adanya peserta didik yang melanjutkan sekolah e. Mampu bersaing bidang ketrampilan tertentu Ketrampilan yang dikembangkan di SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar, sebagai muatan lokalsekolah : 1. Menjahit 2. Ketrampilan Akuntansi 3. Bahasa Mandarin 4. Basic Video Shoting Jumlah guru sebanyak 20 guru dengan rincian 6 guru tetap dan 14 guru tidak tetap. Sedangkan untuk tata usaha di pegang oleh 1 orang pegawai dan 1 orang lagi bertugas sebagai penjaga dan sekaligus tukang kebun. 2.3 Hasil Wawancara a. Kepala Sekolah Kepala sekolah SMA Muhammadiyah 5 Jaten bernama bapak sumarno. Bapak sumarno adalah lulusan Pendidikan Moral pancasila atau biasa disebut PMP pada tahun 1983 di UNS, Kemudian melanjutkan kuliahnya di prodi BP. Beliau berdomisili di Jatiwarno, Klaten. Bapak Sumarno di angkat menjadi guru sejak 1983. Bapak Sumarno mulai menjadi kepala sekolah di SMA Muhammadiyah 5 Jatenmulai 7 Februari 2012, sebelumnya beliau mengajar di SMAN 2 Karanganyar. Bapak Sumarno yang pertama kali menyambut kamidengan ramah dan baik. Menurut bapak Sumarno, di SMA Muhammadiyah 5 Jaten banyak siswa yang berasal dari SMP YKAB Surakarta. Diantaranya kelas XI terdiri dari 2 orang yaitu Martin dan Tutuk, kelas XII terdiri dari 2 orang yaitu Gilang dan Dwi. Siswa – siswi ABK tersebut merasa lebih nyaman sekolah di SMA tersebut Tugas I Pendidikan Inklusi -8
  • 9. karena keramahan teman dan guru – gurunya. Kebanyakan siswa di Sekolah ini adalah siswa dengan ekonomi menengah kebawah. Jumlah siswa di sekolah ini ada 92 siswa, terbagi dalam kelas X ada 46 siswa kelas XI ada 26 siswa, dan di kelas XII ada 20 siswa. Untuk penjurusan kelas hanya dibuka untuk kelas IPS, hal ini ditujukan untuk lebih meningkatkan sifat sosialnya. Menurut keterangan Bapak Sumarno yaitu untuk mengimbangi daya pikir atau kemampuan siswa yang sekolah disana yang notabenenya juga menengah kebawah. Mata pelajaran yang diajarkan oleh sekolah ini seperti sekoah pada umumnya hanya saja diberi mata pelajaran ciri khusus sebagai tambahan. Mata pelajaran ciri kusus ini ditujukan untuk membentuk kereligiusan ke siswanya. Jam belajarnya seperti SMA pada umumnya masuk jam 07.00 sampai jam 13.30 WIB. Khusus untuk hari jum’at sampai jam 11.00 WIB. Untuk sekolah pada hari biasa, diwajibkan bagi siswa untuk sholat Dzuhur berjama’ah. Sedangkan untuk hari Jum’at tidak diharuskan, dikarenakan tempat sholatnya digunakan warga sekitar untuk sholat Jum’at. Sistem pembelajaran yang dilakukan di sekolah ini juga sama dengan sekolah lainnya, sering dengan metode ceramah. Untuk siswa tunanetra juga sama. Mereka akan mencatat sendiri pelajaran dengan huruf braille sesuai dengan keahlian mereka. Mereka mendapatkan keahlian tersebut sejak SMP yang dulu berasal dari YKAB. Kesulitan untuk menjelaskan ke siswa sama seperti kesulitan yang di alami di YKAB yaitu menjelaskan angka dan grafik kepada siswa tunanetra. Namun selama ini kesulitan tersebut dibantu oleh teman sebangku yang mempunyai kekurangan tersebut atau dengan istilah tutor sebaya. b. Tutut (Siswi Tunanetra) Nama : Tutut Tri Anisa Kelahiran : 1993 Tutut adalah salah satu siswi ABK tunanetra-Low Vision yang kami wawancarai. Saat ini tutuk duduk di kelas XII IPS. Tutut ini berasal dari SMP YKAB Jebres, Solo dan saat ini dia masih tinggal di Asrama YKAB Jebres, Solo. Tugas I Pendidikan Inklusi -9
  • 10. Alasan Tutut memilih SMA Muhammadiyah 5 Jaten karena SMA Muhammadiyah 5 Jaten merupakan Sekolah Inklusi dari segi transportasinya mudah hanya dengan naik bus satu kali.Tidak ada kesulitan pergi ke sekolah karena kondektur busnya sudah paham. Dia lahir dengan keadaan normal dan mulai memakai kacamata sejak SD, namun kemudian minusnya terus bertambah sampai tidak ada lensa yang cocok. Hingga akhirnya memakai alat bantu kaca pembesar. Sekolahnya sempat terhenti selama 3 tahun karena dia putus asa tidak bisa melihat dengan jalas. Namun karena dorongan keluarga akhirnya dia mau melanjutkan sekolah lagi. Bapak dan ibunya sangat perhatian,ulet ,gigih,sabar dan ikhlas merawatnya. Selama di asrama sering dijenguk oleh kedua orang tuanya biasanya dalam sebulan sekali, dan dalam kegiatan belajar biasanya dibantu oleh teman sebangku yang biasa disebut dengan tutor sebaya dan juga guru juga turut membantu dan mendekatinya dalam proses belajarnya, dalam belajar untuk melihat Tutut menggunakan kaca pembesar untuk memudahkan membaca. 2.4 PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada umumnya. Mereka memiliki berbagai keterbatasan baik secara fisik maupun psikis. Terdapat kelainan dari dalam diri mereka sendiri sehingga mereka membutuhkan bantuan dan pendampingan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Ada 20 kriteria anak yang tergolong berkebutuhan khusus (ABK) di antaranya yaitu tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tuna daksa, tuna laras (anak dengan gangguan emosi, sosial dan perilaku), tuna ganda, lamban belajar, autis, dan termasuk pula anak dengan potensi kecerdasan luar biasa (genius). Pada SMA Muhammadiyah 5 ini ada 2 jenis anak ABK, yaitu Tunanetra dan Slow learner. 1. Tunanetra Tugas I Pendidikan Inklusi -10
  • 11. Diaktegorikan menjadi 2 yaitu : a. Kebutaan Kebutaan yaitu, orang yang kehilangan kemampuan penglihatan atau hanya memiliki kemampuan untuk mengetahui adanya cahaya atau tidak. Penyebab terjadinya kehilangan kemampuan penglihatan adalah karena adanya permasalahan pada struktur atau fungsi dari mata. Kebutaan memiliki cirri-ciri sebagai berikut : 1.)Tidak mampu melihat 2.)Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter 3.)Kerusakan nyata pada kedua bola mata, 4.)Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan, 5.)Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya, 6.)Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering, 7.)Mata bergoyang terus. b. Low-Vision Low vision yaitu, orang yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan penglihatan namun dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan menggunakan strategi pendukung penglihatan, melihat dari dekat, penggu naan alat- alat bantu dan juga modifikasi lingkungan sekitar. Low-vision memiliki beberapa ciri sepertiberikut : 1.) Memicingkan mata saat mengamati dan membaca 2.) Membaca tulisan dari jarak sangat dekat sekitar 10 cm atau lebih 2. Slow Leaner (Kesulitan Belajar) Anak berkesulitan belajar spesifik adalah anak yangmengalami kesulitan belajar karena ada gangguan persepsi. Ada tiga bentuk kesulitan belajar anak, yakni kesulitan di bidang matematika atau berhitung (diskalkulia),kesulitan membaca (disleksia), kesulitan berbahasa (disphasia), dan kesulitan menulis (disgraphia). Anak kesulitan Tugas I Pendidikan Inklusi -11
  • 12. belajar juga kesulitan orientasi ruang dan arah, misalnya sulit membedakan kiri-kanan, atas-bawah. Tanda-tanda disleksia, antara lain: a. tidak lancar atau ragu-ragu dalam membaca, b. membaca tanpa irama (monoton), c. kesulitan mengeja. Tanda-tanda disgraphia, misalnya, a. tulisan sangat jelek, terbalik-balik b. sering menghilangkan atau malah menambah huruf. Sedangkan, tanda-tanda diskalkulia, misalnya a. kesulitan memahami simbol matematika. 2.5. A. KURIKULUM Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai diperlukan penetapan atau pembuatan perencanaan pembelajaran, yang dapat berguna dan dapat menunjang kegiatan pelaksanaan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien, perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil. Kurikulum yang digunakan oleh sekolah ini sama dengan sekolah biasa yaitu KTSP. Hanya saja guru dalam membuat RPP dan silabus sedikit berbeda. Perbedaannya terletak pada bagian keterangan. Untuk sekolah inklusi silabus dan RPP di beri keterangan “ untuk anak ABK dalam membaca di bacakan oleh teman atau guru”. Guru yang mengampu di setiap kelas pun tetap 1 sesuai mata pelajaran yang di sampaikan. Sedangkan untuk proses belajarnya tetap sama dengan sekolah lain. Pada sekolah inklusi, anak ABK di setarakan dengan siswa normal lainnya dalam proses pembelajaran, baik dari segi waktu pembelajaran maupun mata pelajaran yang di gunakan. Hanya saja untuk anak yang slow learner di Tugas I Pendidikan Inklusi -12
  • 13. berikan tambahan waktu oleh guru untuk mempelajari materi sendiri di ruang guru dengan bantuan guru mata pelajaran yang terkait pada saat jam istirahat. Untuk mata pelajaran yang di berikan sama untuk semua siswa baik yang normal maupun ABK. Anak ABK dalam mengikuti pelajaran olah raga juga sama dengan anak normal lainnya, hannya saja yang wajib di ikuti hanya yang memungkinkan dan bisa mereka lakukan. Sedangkan untuk tugas disamakan tingkatannya hanya caranya saja yang di bedakan. Sebagai contohnya jika anak yang normal di berikan tugas untuk membuat makalah maka untuk anak yang ABK, tuna netra pada khususnya di berikan tugas mencari berita di TV ataupun radio dengan tema sama dengan siswa normal lainnya dan menulisnya atau dengan mencari berita dikoran lalu dibuat keliping. Bobot dari makalah dan keliping ini di samakan. Sedangkan untuk tugas tertentu ada yang sama. Untuk anak ABK, tuna netra pada khususnya biasanya mereka menggunak huruf Braille dalam mengerjakan tugas. Maka dari itu sebelum mengumpulkan tugas tersebut ke pada guru, tugas tersebut di salin dulu ke dalam tulisan biasa dengan bantuan teman yang normal untuk menuliskannya. Dalam proses belajar mengajar, biasanya tempat duduk anak ABK di damping oleh anak normal. Hal ini bertujuan untuk pendampingan dan membantu jika mengalami kesulitan dan ketertinggalan. Selain itu juga agar anak ABK tidak merasa terdeskriminasi atau merasa tersingkir. Saat menjalani tes ujian sekolah maupun tes lainnya anak ABK di dampingi oleh guru yang bertugas untuk membacakan dan menuliskan jawaban dari siswa. Waktu yang disediakan untuk anak ABK dalam mengerjakan soal tes juga di tambah. Di sekolah ini juga tersedia berbagai macam ekstrakurikuler dan keterampilan. Keterampilan yang di sediakan adalah menjahit, akuntansi, dan bahasa mandarin. Hari dan waktu pelaksanaannya sama, sehingga siswa di bebaskan untuk memilih keterampilan mana yang akan di ikuti. Akan Tugas I Pendidikan Inklusi -13
  • 14. tetapi untuk anak tuna grahita di khususkan untuk mengikuti keterampilan bahasa mandarin, sedangkan untuk anak normal di bebaskan memilih keterampilan menjahit atau akuntansi. Sedangkan untuk ekstrakurikuler yang mencolok dari sekolah ini adalah ekskul seni musik. Ekstrakurikuler ini bebas di ikuti oleh semua siswa. Seni musik dari sekolah ini sering di gunakan dalam acara formal seperti rapat guru, upacara dan lainnya. Manurut pemaparan dari Ibu Anik juga di ketahui bahwa semangat belajar anak ABK tidak kalah dengan anak normal lainnya, bahkan prestasinya sering kali melebihi anak normal. Salah satu ABK alumni SMA Muhammadiyah 5 Jaten bernama Ardiansyah sekarang sedang melanjutkan studinya di UNY jurusan Bimbingan Konseling. Menurut beliau Ardiansyah pernah juara I Tartil Al.Qur’an yang diselenggarakan oleh depag dan hobinya adalah menyanyi. Contoh lainnya adalah Rahayu yang mendapatkan juara 2 dan 3 tartil yang di selenggarakan oleh UNIBA selama 2 tahun berturut-turut. Anak- anak ABK ini juga sering mengikuti kegiatan yang di selanggarakan oleh dinas pebdidikan atau instansi lainya. Contohnya adalah lari khusus anak ABK dan sosialisasi globe anak ABK yang di selenggarakan selama 1 minggu di Jakarta. Kegiatan ini tidak semua mewakili sekolah akan tetapi seringkali atas nama YKAB Surakarta yang merupakan yayasan yang mereka naungi. Walaupun demikian sekolah tetap mengizinkan karena di anggap sebagai pelatihan siswa untuk mengembangkan dirinya. Kurikulum yang digunakan di sekolah inklusi adalah kurikulum anak normal (regular) yang disesuaikan (dimodifikasi sesuai) dengan kemampuan awal dan karakteristik siswa. Modifikasi dapat dilakukan dengan cara modifikasi alokasi waktu, modifikasi isi/materi, modifikasi proses belajar mengajar, modifikasi sarana dan prasarana, modifikasi lingkungan untuk belajar, dan modifikasi pengelolaan kelas. Dengan kurikulum akan memberikan peluang terhadap tiap-tiap anak untuk mengaktualisasikan Tugas I Pendidikan Inklusi -14
  • 15. potensinya sesuai dengan bakat, kemampuannya dan perbedaan yang ada pada setiap anak. Pada model kurikulum ini ABK menggunakan kurikulum perpaduan antara kurikulum umum dengan kurikulum PPI. Operasional pengembangan kurikulum ini, dilakukan dengan cara memodifikasi kurikulum umum disesuaikan dengan potensi dan karakteristik ABK. Dengan kurikulum modifikasi ini diharapkan ABK dapat mengikuti pembelajaran pada kelas umum secara klasikal bersama anak-anak umum lainnya. B. MODEL PEMBELAJARAN Pembelajaran terakomodasi dalam model pendidikan inklusi merupakan usaha mengkondisikan siswa belajar sesuai dengan kebutuhannya. Usaha itu untuk mengakomodasi berbagai keragaman siswa, khususnya siswa yang memiliki kebutuhan khusus dalam setting kelas inklusif. Berbagai cara yang diusahakan meliputi adaptasi komponen- komponen kurikulum, perencanaan pembelajaran yang diindividualisasikan, partisipasi sebagian pada aktivitas belajar, modifikasi lingkungan ruangan kelas, serta strategi mediasi-tutor teman sebaya. Ceramah guru merupakan metode pembelajaran yang sering digunakan untuk mengajar atau dengan diskusi partisipasi yaitu diskusi yang melibatkan siswanya untuk berdiskusi Tanya jawab dalam pembelajaran. Selain itu tutor sebaya juga memiliki peranan penting dalam pembelajaran ABK, karena tutor sebaya tersebut yang membantu ABK jika ia mengalami kesulitan dalam belajar, bahkan para tutor sebaya pun yang selalu mendampingi ABK kemanapun ia pergi bahkan sejak ABK turun dari angkutan di depan sekolah. Siswa-siswa yang mempunyai kecerdasan lebih disbanding teman-temannya akan dijadikan tutor sebaya, akan tetapi yang menjadi pertimbangan bukan hanya masalah kepintaran, masalah humanisme, kesabaran, keikhlasan dan solidaritas terhadap temannya yang berkebutuhan khusus pun sangat perlu dipertimbangkan. Tugas I Pendidikan Inklusi -15
  • 16. C. MODEL TES Model tes yang digunakan di SMA Muhammadiyah 5 Jaten sama dengan sekolah reguler pada umumnya, yaitu dengan ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Dimana soal dari ujian tersebut dibagikan pada masing-masing siswa.Untuk yang tuna netra biasanya di tempatkan didepan dan soalnya dibacakan oleh guru pendamping atau dari pengawas. Untuk ujian kemarin sudah ada tim dari dikbas yang bertugas mendampingi siswa tuna netra tersebut. disini pendamping bertugas untuk membacakan soal dan memblatkan jawaban siswa. Perlakuan khusus juga diberikan untuk siswa tunanetra yaitu tambahan waktu 50 menit untuk mengerjakan ujianmengingat keterbatasan yang mereka miliki. Penambahan waktu pengerjaan soal ini bertujuan agar hasil ujian anak ABK ini dapat seoptimal mungkin. Kemudian siswa ABK tersebut mengerjakan sendiri. Jawaban dari siswa ABK tersebut benar-benar murni tanpa ada campur tangan dari guru yang membacakan. Selain itu bagi anak ABK diberikan tambahan waktu 50 menit Dari pengalaman itu siswa tuna netra justru kebih cepat atau berbarengan selasainya dengan siswa biasa untuk beberapa mata pelajaran. Tambahan waktu ini hanya dipakai untuk mata pelajaran bahasa inggris dan matematika saja. D. MEDIA PEMBELAJARAN Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai dengan sempurna. Media pendidikan dan pembelajaran memilki banyak jenis dan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu guru perlu memahami karakteristik media itu agar dapat memilih media sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model-media pendidikan berdasarkan karakteristiknya digolongkan menjadi dua bagian yaitu : Media dua dimensi Tugas I Pendidikan Inklusi -16
  • 17. dan media tiga dimensi. Media dua dimensi meliputi media grafis, media bentuk papan, dan media cetak.Sedangkan media tiga dimensi edapat berujud sebagai benda asli baik hidup atau matidan dapat pula berujud sebagian tiruan yang mewakili aslinya. Media pembelajaran yang digunakan oleh anak ABK pada SMA Muhammadiyah 5 ini adalah : - Untuk anak tunanetra menggunakan media pembelajaran buku braile, globe timbul, laptop suara. - Untuk anak slow learner menggunakan media pembelajaran sama dengan anak-anak yang lainnya E. HAMBATAN PELAKSAAN PENDIDIKAN INKLUSI Pembelajaran berasal dari hambatan intern dan ekstern. Untuk hambatan intern sering muncul dari dalam siswa itu sendiri, sedangkan untuk hambatan ekstern adalah hambatan yang muncul dari sering muncul dan berpengaruh pada aktivitas pembelajaran misalnya dari guru, sarana dan prasarana, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa, dan kurikulum sekolah. Tugas I Pendidikan Inklusi -17
  • 18. BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN 1. SMA Muhammadiyah 5 Jaten merupakan sekolah yang menerima murid tidak berkebutuhan khusus dan anak berkebutuhan khusus (ABK) atau disebut dengan sekolah inklusi 2. Ciri-ciri fisik dan perilaku penyandang tunanetra antara lain : Tidak mampu melihat, tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter,kerusakan nyata pada kedua bola mata, sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan, mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya, bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering, mata bergoyang terus. Ciri-ciri fisik penyandang low vision diantaranya memicingkan mata saat mengamati dan membaca, membaca tulisan dari jarak sangat dekat sekitar 10 cm atau lebih. Sedangkan cirri-ciri penyandang slow leaner diantaranya . tidak lancar atau ragu-ragu dalam membaca,dll. 3. Kurikulum dan model pembelajaran SMA Muhammadiyah 5 Jatensama seperti sekolah regular pada umumnya tetapi ada beberapa modifikasi, seperti model tes bagi ABK dibacakan soalnya, kurikulum diberikan keterangan tambahan,model pembelajaran melibatkan tutor sebaya, 4. Media pembelajaran untuk anak ABK pada SMA Muhammadiyah 5 Jaten menggunakan buku braile, globe timbul, laptop suara, dll (untuk anak tunanetra) sedangkan untuk anak slow learner tidak mengkhusukan media pembelajaran tertentu. 5. Perlakuan yang di terapkan pada anak ABK pun juga sama dengan siswa normal lainnya, baik dari segi mata pelajaran yang di berikan maupun tugas yang di bebankan. Tugas I Pendidikan Inklusi -18
  • 20. LAMPIRAN Gbr. Siswi Tunanetra yang sedang diberi penjelasan oleh tutor sebayanya Gbr. Sugiyanto, siswa ABK slow leaner Gbr. Dua siswi ABK tunanetra saat KBM berlangsung Tugas I Pendidikan Inklusi -20
  • 21. Gbr. Suasana kelas X Gbr. Siswi ABK tunanetra sedang membaca catatannya sendiri yang menggunakan huruf braille Tugas I Pendidikan Inklusi -21
  • 22. Gbr. Catatan siswa Tunanetra menggunakan huruf braille Gbr. Siswi ABK yang sedang menulis huruf Braille Tugas I Pendidikan Inklusi -22
  • 23. Gbr. Siswi yang sedang membaca huruf Braille Gbr. Tutut siswi Tunanetra Tugas I Pendidikan Inklusi -23