SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
Downloaden Sie, um offline zu lesen
BAB II
                          PEMBUATAN KISI-KISI (TABEL SPESIFIKASI)


           A. Menyusun Kisi-kisi
                  Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betul-betul representatif dan
               relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada peserta didik.
               Jika materi penilaian tidak relevan dengan materi pelajaran yang diberikan, maka akan
               berakibat hasil penilaian itu kurang baik. Begitu juga jika materi penilian terlalu banyak
               dibandingkan dengan materi pelajaran, maka akan berakibat sama. Untuk melihat apakah
               materi penilaian relevan dengan materi pelajaran atau apakah materi penilaian terlalu
               banyak atau kurang, guru harus menyusun kisi-kisi (lay-out atau blue-print) atau table of
               specifications).
                  Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk
               berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu.


           B. Fungsi Kisi-kisi
                  Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal atau meracik soal
               menjadi perangkat tes. Kisi-kisi yang baik akan memperoleh perangkat soal yang relatif
               sama sekalipun penulis soalnya berbeda. Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi
               soal disusun berdasarkan silabus setiap mata pelajaran. Jadi , guru harus melakukan
               analisis silabus terlebih dahulu sebelum menyusun kisi-kisi soal. Perhatikan langkah-
               langkah berikut ini.




                                                           1



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Contoh Komponen Identitas:
                                 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
           Nama Sekolah          :
           …………………………………………………………………….
           Mata Pelajaran        :
           …………………………………………………………………….
           Jurusan/Program Studi :
           …………………………………………………………………….
           Kurikulum Acuan       :
           …………………………………………………………………….
           Alokasi Waktu         :
           …………………………………………………………………….
           Jumlah Soal           :
           …………………………………………………………………….
           Standar Kompetensi    :
           …………………………………………………………………….

           Perhatikan juga contoh indikator dalam matriks berikut ini:
           Mata Pelajaran         : Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
           Kelas/Semester         : IV/I
               Standar Kompetensi               Kompetensi Dasar                   Indikator
            Mempraktikkan gerak            Mempraktikan gerak dasar         1. Melakukan berbagai
            dasarke dalam permainan dalam permainan bola kecil                  teknik dasar
            sederhana dan olah raga        sederhana dengan peraturan           permainan bola kasti
            serta nilai-nilai yang         yang dimodifikasi serta nilai    2. Menerapkan kerja
            terkandung di dalamnya         kerja sama tim, sportivitas,         sama tim dalam
                                           dan kejujuran                        permainan kasti
                                                                            3. Menyebutkan manfaat
                                                                                permainan kasti
                                                                                terhadap kesehatan
                                                                                tubuh.


                  Dalam praktiknya, sering kali guru disekolah membuat soal langsung dari buku
           sumber. Hal ini jelas sangat keliru, karena buku sumber belum tentu sesuai dengan silabus.
           Kisi-kisi ini menjadi penting dalam perencanaan penilaian hasil belajar, karena di dalamnya
           terdapat sejumlah indicator sebagai acuan dalam mengembangkan instrument (soal). Kisi-kisi
           soal yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain:
                  1. Representatif , yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai sampel
                      perilaku yang akan dinilai.
                  2. Komponen-komponennya harus terurai atau terperinci, jelas dan mudah dipahami.
                  3. Soalnya dapat dibuat sesuai dengan indicator dan bentuk soal yang ditetapkan.

                                                           2



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Format kisi-kisi soal dapat dibagi menjadi dua komponen pokok, yaitu komponen
               identitas dan komponen matriks.
               Penggunaan kata kerja operasional untuk setiap indikator harus disesuaikan dengan
               domain dan jenjang kemampuan yang diukur. Berikut contoh rumusan kata kerja
               operasional.
               a. Domain kognitif
                      1) Pengetahuan/ingatan
                      2) Pemahaman
                      3) Penerapan
                      4) Analisasi
                      5) Sintesis
                      6) Evaluasi
               b. Domain afektif
                              1) Kemampuan menerima
                              2) Kemampuan menanggapi
                              3) Berkeyakinan
                              4) Ketekunan
               c. Domain psikomotor
                  Menirukan,      menggunakan       artikulasi,   mewujudkan,      membina,     menyusun,
                  menghunbungkan, melatih, meliputi, mengerjakan dengan teliti, mengidentifikasi dan
                  sebagainya.


           C. Fungsi Tabel Spesifikasi
              Tabel spesifikasi membantu guru dalam mengadakan penilaian terhadap murid-muridnya
           juga berguna untuk dirinya sendiri supaya lebih profesional dalam menyusun tes.
              Untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan (materi) serta aspek
           kejiwaan (tingkah laku) yang akan dicakupi dalam tes, dibuatlah tabel spesifikasi.
              Tabel spesifikasi dapat disebut juga sebagai grid, kisi-kisi atau blueprint. Ujudnya adalah
           sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta
           imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang
           menunjukkan jumlah soal (Suhasimi, 2007:185). Contoh:




                                                           3



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Aspek yang diungkap           Ingatan Pemahaman                  Aplikasi
                                                                                               Jumlah
                    Pokok Materi               (I)             (P)                (A)
           Bagian I                        ............   ................    .............    .............
           Bagian II                       ............   .................   .............    ............
           Bagian n(terakhir)              ............   .................   .............    ............
           Jumlah                          ...........    ................    ..............   ............


               Tabel spesifikasi mempunyai kolom dan baris, sehingga tampak hubungan antara materi
           dengan aspek yang tergambar dalam TIK. Sebenarnya penyusunan tes bukan hanya
           mengingat hubungan antara dua hal tersebut tetapi empat hal yaitu hubungan antara materi,
           TIK, kegiatan belajar, dan evaluasi.
           Contoh kaitan antara TIK, materi, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi adalah sebagai
           berikut:
           TIK/TPK             : Siswa dapat melaksanakan jual beli menurut agama islam
           Materi              : Syarat dan rukun jual-beli
           KBM                 : Informasi dan tanya jawab tentang jual beli
           evaluasi            : Jual beli dengan tidak memperlihatkan barangnya maka
                                   hukumnya?
           A. Sah              C. Mubah
           B. Tidak sah        D. Rusak


       D. Langkah-langkah Pembuatan Tabel Spesifikasi
              Dalam pembuatan tabel spesifikasi ini langkah pertama yang harus dilakukan adalah
           mendaftar pokok-pokok materi yang akan di teskan kemudian memberikan imbangan bobot
           untuk masing-masing pokok materi.
           Contoh:
              Akan membuat tes untuk evaluasi. Pokok-pokok materinya adalah;
               a.     Pengertian                               (2)
               b. Fungsi Efaluasi                              (3)
               c.     Macam-macam cara evaluasi                (5)
               d. Persyaratan evaluasi                         (4)




                                                                 4



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Angka-angka yang tertera dalam kurung merupakan imbangan bobot untuk masing-
           masing pokok materi. Langkah kedua yaitu memindahkan pokok-pokok materi ke dalam
           tabel dan mengubah indeks menjadi persentase.


               TABEL SPESIFIKASI UNTUK MENYUSUN SOAL EVALUASI
              Aspek yang diungkap
                                            Ingatan pemahaman Aplikasi              Jumlah
                   Pokok materi
           Pengertian evaluasi (14%)                                                    7
           Fungsi evaluasi (20%)                                                       10
           Macam-macam cara                                                            18
           evaluasi (36%)
           Persyaratan evaluasi (30%)                                                  15
           Jumlah                                                                   50 butir
                                                                                      soal


               Langkah ketiga yaitu merinci banyaknya butir soal untuk tiap pokok-pokok materi, dan
           angka ini ditulis pada kolom paling kanan. Caranya yaitu dengan membagi jumlah butir soal
           (disini ada 50 buah) menjadi 4 bagian berdasarkan imbangan bobot yang tertera sebagai
           persentase.
               Dalam contoh ini dimisalkan akan disusun tes berbentuk obyektif dengan jumlah 50 butir
           soal berbentuk pilihan ganda, karena waktu yang disediakan adalah 75 menit, maka sebagai
           ancar-ancar waktu adalah bahwa untuk mengerjakan satu buah soal tes objektif
           membutuhkan waktu 1 menit untuk membaca dan menjawabnya sehingga jika disediakan
           waktu 75 menit untuk tes, maka dapat disusun butir soal sejumlah: 50 buah soal berbentuk
           objektif (50 menit), dan 5 buah soal berbentuk uraian (25 menit). Jadi banyaknya butir soal
           sangat ditentukan oleh waktu yang tersedia dan bentuk soal.


           1. Langkah pembuatan tabel spesifikasi untuk materi yang seragam
               Yang dimaksud “seragam” disini adalah bahwa antara pokok materi yang satu dengan
           pokok materi yang lain mempunyai kesamaan dalam imbangan aspek tingkah laku. Misalnya
           50% untuk ingatan, 30% untuk pemahaman, dan 20% untuk aplikasi. Selanjutnya banyaknya
           butir soal untuk setiap sel (kotak kecil) diperoleh dengan cara menghitung persentase dari
           banyaknya soal bagi tiap pokok materi yang sudah tertulis di kolom paling kanan.


                                                           5



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Contoh Tabel Spesifikasi Penyusunan Tes Evaluasi
                Aspek yang diukur           Ingatan Pemahaman Aplikasi               Jumlah
                   Pokok materi              (50%)        (30%)         (20%)        (100%)
           Pengertian evaluasi (14%)            (A)            (B)        (C)              7
           Fungsi evaluasi (20%)                (D)            (E)        (F)          10
           Macam-macam cara                     (G)            (H)            (I)      18
           evaluasi (36%)
           Persyaratan evaluasi (30%)           (J)            (K)        (L)          15
           Jumlah                                                                      50
           Untuk mengisi/menentukan banyaknya butir soal untuk tiap sel adalah sebagai berikut:
           Sel A = 50 % x 7 soal = 3,5 (4 soal)
           Sel B = 30% x 7 soal = 2,1 (2 soal)
           Sel C = 20% x 7 soal = 1,4 (1 soal)
               Untuk memgisi sel-sel yang lain, dilakukan dengan cara yang sama seperti hal nya
           mengisi sel A, B, dan C.
               Disamping menggunakan cara seperti diatas, dalam menentukan jumlah butir soal untuk
           tiap-tiap pokok materi, ada lagi cara lain yang dapat diambil yaitu mulai dari pengisian sel-sel
           kemudian baru diperoleh jumlah soal tiap pokok materi.
           2. Langkah pembuatan tabel spesifikasi untuk materi yang tidak seragam
               Untuk membuat tabel spesifikasi pokok-pokok materi yang tidak seragam, tidak perlu
           mencantumkan angka persentase imbangan tingkah laku di kepala kolom. Pemberian
           imbangan dilakukan tiap pokok materi didasarkan atas banyaknya soal untuk pokok materi
           itu dan imbangan yang dikehendaki oleh penilaian menurut sifat pokok materi yang
           bersangkutan.
           Contoh:
           TABEL SPESIFIKASI UNTUK PENYUSUNAN TES EVALUASI
             Aspek yang diukur         Ingatan        Pemahaman      Aplikasi       Jumlah
                Pokok materi              (I)            (P)           (A)
           Bab 1 (40%)                    (A)            (B)           (C)            10
           Bab 2 (30%)                    (D)            (E)           (F)            16
           Bab 3 (30%)                    (G)            (H)            (I)           14
           Jumlah (100%)                                                              40



                                                           6



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dalam keadaan seperti dicontohkan misalnya: BAB I mayoritas hafalan, BAB 2
           mayoritas pemahaman, BAB 3 mayoritas aplikasi. Maka imbangan aspek tingkah laku, tidak
           dituliskan pada kepala kolom. Penentuan angka yang menunjukkan banyaknya butir soal
           pada tiap sel, ditentukan per BAB. Misalnya: untuk Bab I, Ingatan 60%, pemahaman 30%,
           aplikasi 10%, maka:
           Sel A = 60% x 10 soal = 6 soal
           Sel B = 30% x 10 soal = 3 soal
           Sel C = 10% x 10 soal = 1 soal
           Untuk Bab 2, ingatan 20%, pemahaman 50%, aplikasi 30%, maka:
           Sel D = 20% x 16 soal = 3 soal
           Sel E = 50% x 16 soal = 8 soal
           Sel F = 30% x 16 soal = 5 soal
           Untuk Bab 3, ingatan 20%, pemahaman 20%, aplikasi 60%, maka:
           Sel G = 20% x 14 soal = 3 soal
           Sel H = 20% x 14 soal = 3 soal
           Sel I = 60% x 14 soal = 6 soal


                  Pada kisi-kisi di atas belum tampak tingkat kesukaran soal (mudah, sedang, sukar
           serta perbandingannya). Untuk menghitung tingkat kesukaran soal, maka pada setiap jenjang
           kemampuan/aspek yang diukur (pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi) harus dibagi
           menjadi tiga kolom, yakni untuk kolom mudah, sedang , dan sukar dengan perbandingan
           (misalnya) 30%, 40%, dan 30%. Dengan demikian, jumlah soal untuk masing-masing tingkat
           kesukaran pada setiap jenjang kemampuan dapat dihitung seperti berikut:
           Untuk jenjang kemampuan pengetahuan:
           Mudah : 30% x 6 = 1,8 dihitung 2 soal.
           Sedang : 40% x 6 = 2,4 dihhitung 2 soal.
           Sukar : 30% x 8 = 1,8 dihitung 2 soal.
           Demikian seterusnya, sehingga melahirkan table yang lebih terurai.
                  Model table terurai di atas saat ini memang sudah tidak digunakan lagi karena terlalu
           rumit. Table tersebut disajikan hanya untuk menunjukkan bahwa model kisi-kisi soal
           memang banyak variasinya.




                                                           7



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
E.   Tindak Lanjut Sesudah Penyusunan Tabel Spesifikasi
           Terdapat dua langkah lagi sebagai tindak lanjut sesudah penyususnan tabel spesifikasi untuk
           emmperoleh seperangkat soal tes yaitu:
           a.   Memnentukan bentuk soal. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
           bentuk soal yaitu waktu yang tersedia dan sifat materi yang diteskan.
           b.    Menuliskan soal-soal. Langkah terakhir dalam penyusunan tes adalah penulisan soal-
           soal tes (item writing).
           Langkah ini merupakan langkah penting karena kegagalan dalam hal ini dapat berakibat fatal.
           Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menuliskan soal-soal tes yaitu:
           1)    Bahasanya harus sederhana dan mudah dipahami.
           2)    Suatu soal tidak boleh mengandung penafsiran ganda/membingungkan.
           3)    Crar mengenal kalimat atau meletakkan/menata kata-kata perlu diperhatikan agar tidak
           ditafsirkan salah.
           4)    Petunjuk mengerjakan. Petunjuk ini harus dituliskan sedemikian rupa sehingga jelas,
           dan siswa tidak bekerja menyimpang dri yang dikehendaki guru.
           Untuk memperoleh sebuah tes yang standar, harus dilakukan uji coba (try out) berkali-kali
           sehingga diperoleh soal-soal yang baik. Dengan mengadakan uji coba terhadap soal-soal tes
           yang sudah disusun, maka akan memperoleh manfaat yaitu: pengalaman menggunakan tes
           tersebut, mengetahui kesukaran bahasa, mengetahui variasi jawaban siswa, mengetahui waktu
           yang dibutuhkan, dan lain-lain.


            F. Mengembangkan draft Instrument
                   Mengembangkan draft instrument penilaian merupakan salah satu langkah penting
           dalam prosedur penilaian. Instrument penilaian dapat disusun dalam bentuk tes maupun
           nontes. Dalam bentuk tes, berarti guru harus membuat soal. Penulisan soal adalah penjabaran
           indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-
           kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif, baik
           bentuk pertanyaan maupun bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas
           secara keseluruhan. Setelah semua soal ditulis, sebaiknya soal tersebut dibaca lagi, jika perlu
           didiskusikan kembali dengan tim penelaah soal, baik dari ahli bahasa, ahli bidang studi, ahli
           kurikulum, dan ahli evaluasi. Dalam bentuk nontes, guru dapat membuat angket, pedoman
           observasi, pedoman wawancara, studi dokumentasi, skala sikap, penilaian bakat, minat, dan
           sebagainya.


                                                           8



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
G. Uji Coba dan Analisis Soal
                   Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan terlebih dahulu
           dilapangan . Tujuannya untuk mengetahui soal-soal mana yang perlu dirubah, diperbaiki,
           bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik untuk dipergunakan selanjutnya.
           Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi, yang
           didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Analisis empiris dimaksudkan untuk
           mengetahui kelemahan-kelemahan setiap soal yang digunakan. Informasi empiris pada
           umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi validitas soal, seperti aspek-
           aspek keterbacaan soal, tingkat kesukaran soal, bentuk jawaban, daya pembeda soal,
           pengaruh kultur dan sebagainya, sedangkan analisis rasional dimaksudkan untuk
           memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal. Hal yang sama dilakukan pula terhadap
           instrument evaluasi dalam bentuk nontes.
                   Dalam melaksanakan uji coba soal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara
           lain:
               1. Ruangan tempatnya tes hendaknya diusahakan seterang mungkin, jika perlu dibuat
                   papan pengumuman di luar agar orang lain tahu bahwa ada tes yang sedang
                   berlangsung.
               2. Perlu disusun tata tertib pelaksanaan tes, baik yang berkenaan dengan peserta didik itu
                   sendiri, guru, pengawas, maupun teknis pelaksanaan tes.
               3. Para pengawas tes harus mengontrol pelaksanaan tes dengan ketat, tetapi tidak
                   mengganggu suasana tes. Peserta didik yang melanggar tata tertib tes dapat
                   dikeluarkan dari ruang tes.
               4. Waktu yang dipergunakan harus sesuai dengan banyaknya soal yang diberikan
                   sehingga peserta didik dapat bekerja dengan baik. Kecepatan waktu sangat
                   mempengaruhi nilai kelompok dan cara-cara dalam mengusahakan supaya kelompok
                   tetap bekerja sebagai suatu kesatuan.
               5. Peserta didik harus benar-benar patuh mengerjakan semua petunjuk dan perintah dari
                   penguji. Tanggung jawab penguji adalah memberikan petunjuk dengan sikap yang
                   bersifat lugas, jujur, adil dan jelas.
               6. Hasil uji coba hendaknya dianalisis , diolah , dan diadministrasikan dengan baik
                   sehingga dapat diketahui soal-soal mana yang lemah untuk selanjutnya dapa
                   diperbaiki kembali.




                                                            9



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
H. Revisi dan Merakit Soal ( Instrumen Baru)
                  Setelah soal diuji coba dan dianalisis, kemudian direvisi sesuai dengan proporsi
           tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Dengan demikian ada soal yang masih dapat
           diperbaiki dari segi bahasa, ada juga soal yang harus direvisi total, baik yang menyangkut
           pokok soal (steam) maupun alternative jawaban (option), bahkan ada soal yang harus dibuang
           atau disisihkan. Berdasarkan hasil revisi soal ini, barulah dilakukan perakitan soal menjadi
           suatu instrument yang terpadu. Untuk itu, semua hal yang dapat mempengaruhi validitas skor
           tes, seperti nomor urut soal, pengelompokkan bentuk soal, penataan soal, dan sebagainya
           haruslah diperhatikan.




           I. Pelaksanaan Evaluasi
               Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan             suatu evaluasi   sesuai
           dengan perencanaa evaluasi. Dalam perencanaan evaluasi telah disinggung semua hal yang
           berkaitan dengan evaluasi. Artinya, tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi, objek evaluasi,
           instrument evaluasi, sumber data , semuanya sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan
           evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat berantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Jenis
           evaluasi yang digunakan akan mempengaruhi seorang evaluator dalam menentukan prosedur,
           metode, instrument, waktu pelaksanaan, sumber data, dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya
           penilaian hasil belajar, guru dapat menggunakan tes (tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan)
           maupun nontes(angket, observasi, wawancara, studi dokumentasi, skala sikap dan
           sebagainya). Dalam pelaksanaan tes maaupun nontes tersebut akan berbeda satu dengan yang
           lainya, sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing.
                  Dalam pelaksanaan tes lisan, misalnya, guru harus memperlihatkan tempat tes
           diadakan. Tempat ini harus terang, enak dipandang , dang tidak menyeramkan, sehingga
           peserta didik tidak takut dan gugup.
                  Dalam pelaksanaan tes tertulis, guru juga harus memperhatikan ruangan atau tempat
           tes yang dilaksanakan. Ruangan dan tempat duduk peserta didik harus diatur sedemikian rupa
           sehingga gangguan suara dari luar dapat dihindari dan suasana tes dapat berjalan lebih tertib.
           Guru atau panitia ujian harus menyusun tata tertib pelaksanaan tes, baik yang menyangkut
           masalah waktu, tempat duduk, pengawas maupun jenis bidang yang akan diujikan. Dalam
           pelaksanaan tes perbuatan terkadanng diperlukan alat bantu khusus, misalnya untuk lompat
           jauh dibutukan meteran, untuk tes renang dibutukan kolam renang, untuk tes praktik shalat
           dibutuhkan tempat shalat (mushalla) dan sebagainya.
                                                          10



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Pelaksanaan nontes dimaksudkan untuk mengetahui perbuatan sikap dan tingkah laku
           peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, pendapat peserta didik terhadap
           kegiatan pembelajaran, kesulitan belajar, minat belajar, motivasi belajar dan mengajar, dan
           sebagaimya. Instrument yang digunakan antara lain, angket, pedoman observasi, pedoman
           wawancara, skala sikap, skala minat, dan sebagainya.
                  Untuk     mengetahui    tinngkat    penguasaan     kompetensi     peserta    didik,   selain
           menggunakan bentuk tes pensil an kertas, guru juga dapat menggunakan bentuk penilaian
           kinerja (performance). Di samping itu, guru dapat menilai hasil kerja peserta didik dengan
           cara memberikan tugas atau proyek dan menganalisis semua hasil kerja dalam bentuk
           portofolio. Dengan kata lain, guru bukan hanya menilai kognitif peserta didik, tetapi juga
           non-kognitif, seperti pengembangan pribadi, kreativitas, dan keterampilan interpersonal
           sehingga dapat diperoleh gambaran yang komprehensif dan utuh.
                  Realitas menunjukkan bahwa tidak ada satu teknik dan bentuk evaluasi yang dapat
           mengumpulkan data tentang keefektifan pembelajaran, prestasi dan kemajuan belajar peserta
           didik secara sempurna. Pengukuran tuggal tidak cukup untuk memberikan gambaran atau
           informasi   tentang    keefektifan   pembelajaran      dan   tingkat    penguasaan    kompetensi
           (pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai) peserta didik. Hasil evaluasi juga tidak
           mutlak dan tidak abadi karena system belajar dan pembelajaran terus berkembang sesuai
           dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman belajar peserta
           didik. Penetapan salah satu teknik dan bentuk evaluasi (misalnya hanya tes objektif) dapat
           menghambat penguasaan kompetensi peserta didik secara utuh sehingga tidak memberikan
           umpan balik dalam rangka diagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Tujuan
           pelaksanaan evaluasi adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai keseluruhan
           aspek kepribadian dan prestasi belajar peserta didik sebagai berikut:
                   1. Data pribadi (personal) peserta didik, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, jenis
                       kelamin, golongan darah, alamat, dan lain-lain.
                   2. Data tentang kesehatan peserta didik, seperti penglihatan, pendengaran, penyakit
                       yang sering diderita, dan kondisi fisik.
                   3. Data tentang prestasi belajar (achievement) peserta didik di sekolah.
                   4. Data tentang sikap(attitude) peserta didik, seperti sikap terhadap guru dan kepala
                       sekolah, dan sikap terhadap lingkungan social.
                   5. Data tentang bakat (aptitude) peserta didik, seperti ada tidaknya bakat dibidang
                       olahraga,keterampilan mekanis, manajemen,kesenian, dan keguruan.


                                                          11



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
6. Persoalan penyesuaian (adjustment), seperti kegiatan anak dalam organisasi di
                       sekolah, forum ilmiah, olahraga dan kepanduan.
                   7. Data tentang minat(interest) peserta didik.
                   8. Data tentang rencana masa depan peserta didik yang dibantu oleh guru dan orang
                       tua sesuai dengan kesanggupan anak.
                   9. Data tentang latar belakang keluarga peserta didik, seperti pekerjaan orang tua,
                       penghasilan tetap tiap bulan, kondisi lingkungan serta hubungan peserta didik
                       dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
           Dari jenis-jenis data diatas jelas kiranya bahwa banyak data yang harus dikumoulkan dari
           lapangan melalui kegiatan evaluasi. Pengumpulan data ini harus diperhitungkan dengan
           cermat dan matang serta berpedoman pada prinsip dan fungsi evaluasi itu sendiri. Ada
           kcendrungan pelaksanaan evaluasi selama ini kurang begitu memuaskan (terutama) bagi
           peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi , antara lain: (a) proses dan hasil
           evaluasi kurang member keuntungan bagi peserta didik , baik secara langsung maupun tidak
           langsung (b) penggunaan teknik dan prosedur evaluasi yang kurang tepat berdasarkan apa
           yang   sudah dipelajari peserta didik         (c)   prinsip-prinsip   umum evaluasi kurang
           dipertimbangkan dan pemberian skor cenderung tidak adil (d) cakupan evaluasi kurang
           memperhatikan aspek-aspek penting dari pembelajaran.
                  Jika semua data sudah dikumpulkan , maka data itu harus diseleksi dengan teliti
           sehingga dapat diperoleh data yang baik dan benar. Sebaliknya, bila data yang terkumpul
           tidak diseleksi lagi , maka ada kemungkinan data itu tidak sesuai dengan tujuan yang telah
           ditetapkan, bahkan mungkin pula bertentangan sehingga mengakibatkan kekaburan atau
           kekurangjelasan dari apa yang diharapkan. Data yang harus diseleksi tidak hanya data dari
           hasil evaluasi, tetapi juga data yang diperoleh dari pihak lain tentang peserta didik. Namun ,
           tidak semua data yang diperoleh        pasti mempunyai kesalahan. Jika guru sendiri yang
           melaksanakan evaluasi itu , tentu guru akan lebih berhati-hati dalam memilih dan
           menggunakan teknik dan instrument evaluasi.
                  Ada beberapa hal yang memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan dalam
           pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
                       1. Kesalahan-kesalahan yang mungkin ditimbulkan karena kurang sempurnanya
                           instrument evaluasi.
                       2. Kesalahan-kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang sempurnanya
                           prosedur pelaksanaan evaluasi yang dilakukan.


                                                          12



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
3. Kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang sempurnanya cara
                           pencatatan hasil evaluasi.


           J. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi
               Langkah ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan evaluasi pembelajaran telah
           sesuai dengan perencanaan evaluasi yang telah ditetapkan atau belum. Tujuannya adalah
           untuk mencegah hal-hal yang negative dan meningkatan efisiensi pelaksanaan evaluasi.
           Monitoring mempunyai dua fungsi pokok. Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan
           evalasi dengan pelaksanaan evaluasi. Kedua, unntuk melihat hal-hal apa yang terjadi selama
           pelaksanaan evaluasi. Jika dalam pelaksanaan evaluasi telah terjadi hal-hal yang tidak
           diinginkan, maka evaluator harus mencatat, melaporkan, dan menganalisis faktor-faktor
           penyebabnya. Dalam pelaksanaan penelitian hasil belajar sering terjadi peserta didik
           menyontek jawaban dari temannya, peserta didik mendapat             bocoran jawaban soal, dan
           sebagainya. Disinilah pentingnya monitoring pelaksanaan evaluasi.
                  Untuk melaksanakan monitoring, evaluator dapat menggunakan beberapa teknik ,
           seprti observasi partisipatif, wawancara (bebas atau terstruktur), atau studi dokumentasi.
           Untuk itu evaluator harus membuat perencanaan monitoring sehingga dapat dirumuskan
           tujuan, sasaran, data yang diperlukan, alat yang digunakan, dan pedoman analisis hasil
           monitoring. Data yang diperoleh dari hasil monitoring harus cepat dianalisis sehingga dapat
           memberikan makna bagi pelaksanaan evaluasi. Hasil analisis monitoring ini dapat dijadikan
           landasan dan acuan untuk memperbaiki pelaksanaan evaluasi selanjutnya dengan harapan
           akan lebih baik daripada sebelumnya.


           K. Pengolahan Data
               Setelah semua data dikumpulkan , baik secara langsung maupun tidak langsung , maka
           selanjutnya dilakukan pengolahan data. Mengolah data berarti mengubah wujud data yang
           sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil
           evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif. Data kualitatif
           tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif , sedangkan data kuantitatif diolah dan dianalisis
           dengan bantuan statistika, baik statistika deskriptif maupun statistika inferensial.
                  Dalam pengolahan data biasanya sering digunakan analisis statistik. Analisis statistik
           digunakan jika ada data kuantitatif , yaitu data-data yang berbentuk angka-angka , sedangkan
           untuk data kualitatif , yaitu data yang berbentuk kata-kata, tidak dapat diolah dengan statistik.
           Jika data kualitatif itu akan diolah dengan statisik , maka data tersebut harus diubah terlebih
                                                          13



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
dahulu menjadi data kuantitatif (kuantifikasi data). Meskipun demikian , tidak semua data
           kualitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif , sehingga tidak mungkin diolah dengan
           statistik.
                   Ada empat langkah pokok dalam mengolah hasil penilaian, yaitu:
                          1. Menskor
                          2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma tertentu.
                          3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau
                              angka.
                          4. Melakukan analisis soal(jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas
                              dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index), dan daya
                              pembeda.
                   Jika data sudah diolah dengan aturan-aturan tertentu, langkah selanjutnya adalah
           menafsirkan data itu sehingga memberikan makna. Memberikan interpretasi maksudnya
           dalah membuat pernyataan (statement) mengenai hasil pengolahan data. Interpretasi terhadap
           suatu hasil evaluasi didasarkan atas criteria tertentu yang disebut norma. Norma dapat
           ditetapkan terlebih dahulu secara rasional dan sistematis sebelum kegiatan evaluasi
           dilaksanakan, tetapi dapat pula dibuat berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam
           melaksanakan evaluasi.
                   Dalam kegiatan pembelajaran , biasanya criteria bersumber pada tujuan setiap mata
           pelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar). Kompetensi ini tentu masih bersifat
           umum , karena itu harus dijabarkan menjadi indikator yang dapat diukur dan dapat diamati.
           Jika criteria ini sudah dirumuskan dengan jelas , maka baru kita menafsirkan angka-angka
           yang sudah diolah itu berupa kata-kata atau pernyataan. Dalam menyusun kata-kata ini sering
           guru mengalami kesulitan. Kesulitan itu antara lain penyusunan kata-kata sering melampaui
           batas-batas criteria yang telah ditentukan, bahkan tidak didukung oleh data-data yang ada.
           Hal ini disebabkan oleh adanya kecendrungan para guru untuk menonjolkan kelebihan suatu
           sekolah dibandingkan dengan sekolah lain. Kesulitan yang sering terjadi adalah penyususnan
           rumusan tafsiran atau pernyataan yang berlebihan (overstatement) di luar batas-batas
           kebenaran. Kesalahan semacam ini sebenarnya tidak hanya terjadi karena kekurangtelitian
           dalam menafsirkan data saja , tetapi mungkin juga sudah muncul pada langkah-langkah
           sebelumnya.
                   Ada dua jenis penafsiran data yaitu penafsiran kelompok dan penafsiran individual.
                   1. Penafsiran kelompok adalah penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui
                        karakteristik kelompok berdasarkan data evaluasi , seperti prestasi kelompok, rata-
                                                          14



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
rata kelompok, sikap kelompok terhadap guru dan materi pembelajaran yang
                        diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuan utamanya adalah sebagai
                        persiapan untuk melakukan penafsiran kelompok , untuk mengetahui sifat-sifat
                        tertentu pada suatu kelompok , dan untuk mengadakan perbandingan
                        antarkelompok.
                     2. Penafsiran   individual   adalah    penafsiran   yang   hanya    dilakukan   secara
                        perseorangan. Misalnya , dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan atau situasi
                        klinis lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk melihat tingkat kesiapan peserta
                        didik (rediness) , pertumbuhan fisik , kemajuan belajar, dan kesulitan-kesulitan
                        yang dihadapinya.
                     Dalam melakukan penafsiran data , baik secara kelompok maupun individu, guru
           harus menggunakan norma-norma yang standar sehingga data yang diperoleh dapat
           dibandingkan dengan norma-norma tersebut. Berdasarkan penafsiran ini dapat diputuskan
           bahwa peserta didik mencapai taraf kesiapan yang memadai atau tidak , ada kemajuan yang
           berarti atau tidak , ada kesulitan atau tidak.


           L. Pelaporan Hasil Evaluasi
                     Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang berkepentingan ,
           seperti orang tua/wali ,kepala sekolah ,pengawas, pemerintah, mitra sekolah, dan peserta
           didik itu sendiri sebagai bentuk akuntabilitas public. Hal ini dimaksudkan agar proses
           pembelajaran , termasuk proses dan hasil belajar yang dicapai peserta didik serta
           perkembangannya dapat diketahui oleh berbagai pihak, sehingga orang tua/wali (misalnya)
           dapat menentukkan sikap yang objektif dan mengambil langka-langkah yang pasti sebagai
           tindak lanjut dari laporan tersebut. Sebaliknya , jika hasil evaluasi itu tidak dilaporkan ,
           kepala sekolah tidak mengetahui keefektifan proses pembelajaran, dan orang tua peserta
           didik tidak dapat mengetahui kemajuan belajar yang diacapai anaknya. Akibatnya, orang tua
           peserta didik tidak mempunyai sikap dan rencana yang pasti terhadap anaknya, baik dalam
           rangka pemilihan minat dan bakat, bimbingan maupun untuk melanjutkan studi yang lebih
           tinggi.
                     Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi antara sekolah,
           peserta didik , dan orang tua dalam upaya mengembangkan dan menjaga hubungan kerjasama
           yang harmonis diantara mereka. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan , yaitu:
               1. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian disekolah.


                                                            15



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
2. Memuat perincian hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah
                    ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi peserta dididk.
                 3. Menjamin orang tua akan informasi permasalahan peserta didik dalam belajar.
                 4. Mengandung berbagai cara dan strategi komunikasi.
                 5. Memberikan informasi yang benar, jelas , komperhensif dan akurat.


                 1. Laporan Prestasi Mata Pelajaran
                 Laporan prestasi mata pelajaran berisi informasi tentang pencapaian kompetensi dasar
           yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Prestasi belajar peserta didik dalam setiap mata
           pelajaran dilaporkan dalam bentuk angka. Bagi peserta didik , dan orang tua , angka ini
           kurang member informasi tentang kompetensi dasar dan pengetahuan apa yang telah dimiliki
           peserta didik, sehingga sulit menentukan jenis bantuan apa yang harus diberikan kepada
           peserta didik agar mereka menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Laporan
           prestasi belajar hendaknya menyajikan prestasi belajar peserta didik dalam menguasai
           kompetensi mata pelajaran tertentu dan tingkat penguasaannya. Sebaliknya, orang tua dapat
           membaca catatan guru tentang pencapaian kompetensi tertetu sebagai masukan kepada
           peserta didik dan orang tua untuk membantu meningkatkan kinerjanya.
           Contoh:
                          Format Laporan Prestasi Peserta Didik dalam Mata Pelajaran
           No.            Kemampuan Dasar                            Nilai                     Deskripsi
                                                          A      B     C      D     E          Pencapaian




           Catatan Kompetensi (contoh)
                 1. Peserta didik menunjukkan kemahiran didalam … tetapi memerlukan bantuan
                    dalam hal …
                 2. Secara umum peserta didik telah berhasil menguasai … dari … kompetensi.




                                                          16



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
2. Laporan pencapaian
               Laporan pencapain merupakan laporan yang menggambarkan kualitas pribadi peserta
           didik sebagai internalisasi dan kristalisasi setelah peserta didik belajar melalui berbagai
           kegiatan, baik intra, ekstra maupun ko-kurikuler pada kurun waktu tertentu. Dalam kurikulum
           berbasis kompetensi , hasil belajar peserta didik dibandingkan antara kemampuan sebelum
           dan sesudah      kegiatan pembelajaran berdasarkan criteria yang telah ditetapkan dalam
           kurikulum. Tingkat pencapaian hasil belajar yang ditetapkan dalam kurikulum dibagi menjadi
           delapan tingkatan (level) yang diperinci ke dalam rumusan kemampuan dari yang paling
           dasar secara bertahap gradasinya mencapai tingkat yang paling tinggi. Delapan tingkatan
           hasil belajar tidak sama dengan tingkat kelas dalam satuan pendidikan. Di samping itu ,
           tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik tidak selalu sama dengan peserta didik yang
           lain untuk setiap mata pelajaran.     Kesetaraan antara tingkat pencapaian hasil belajar dan
           presrasi belajar peserta normal digambarkan sebagai berikut:
               Tingkatan (level)                      Pada umumnya dicapai anak dikelas
                        0                                      0 (TK atau Pradasar)
                        1                                               1-2
                        2                                               3-4
                        3                                               5-6
                        4                                               7-8
                       4a                                                9
                        5                                                10
                        6                                              11-12




                                                          17



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Berikut contoh format tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik untuk beberapa mata
           pelajaran.


                                        Laporan Pencapaian Hasil Belajar
           Nama           : …………………………………………………………………..
           Kelas          : …………………………………………………………………..
           Semester       : …………………………………………………………………..
                        Mata Pelajaran                                    Level                Keterangan
                                                         0        1   2   3   4   4a   5   6
               1. Bahasa Arab
               2. Bahasa Indonesia
               3. Ilmu Fiqih
               4. Qur’an Hadits
               5. Dst


           Catatan:
           Penetapan tingkat pencapaian peserta didik dalam rentang skala 0-6 berdasarkan penilaian
           hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam buku
           Kurikulum dan Hasil Belajar.


           M. Penggunaan Hasil Evaluasi
                   Tahap akhir dari prosedur evaluasi adalah penggunaan atau pemanfaatan hasil
           evaluasi. Salah satu penggunaan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan dimaksudkan untuk
           memberikan feedback kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara
           langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak yang dimaksud, antara lain: peserta didik, guru
           , kepala sekolah , orang tua, penilik, dan pemakai lulusan. Sedangkan penggunaan hasil
           evaluasi , Remmer (1967) mengatakan “we discuss here the use of test result s to help
           students understand them selves better; explain pupil growth and development to parents and
           assist the teacher in planning instructions.” Dengan demikian hasil evaluasi dapat dapat
           digunakan untuk membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik , menjelaskan
           pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua, dan membantu guru dalam
           menyusun perencanaan pembelajaran. Maka dapat dikemukakan beberapa jenis penggunaan
           hasil evaluasi sebagai berikut:

                                                             18



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
1. Untuk Keperluan Pertanggungjawaban
           Asumsinya adalah banyak pihak yang berkepentingan dengan hasil evaluasi. Misalnya, orang
           tua perlu mengetahui kemajuan atau perkembangan hasil belajar anaknya, sehingga dapat
           menentukan langkah-langkah berikutnya. Oleh sebab itu guru harus membuat laporan ke
           berbaggai pihak sebagai bentuk akuntabilitas publik.


                  2. Untuk Keperluan Seleksi
           Asumsinya adalah setiap awal dan akhir tahun ada peserta didik yang mau masuk sekolah dan
           ada peserta didik yang mau menamatkan sekolah pada jenjang pendidikan tertentu. Hasil
           evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi, baik peserta didik mau masuk sekolah/jenjang
           atau jenis pendidikan tertentu selama mengikuti program , pada saat mau menyelesaikan
           jenjang pendidikan , maupun ketika masuk dunia kerja. Ketika peserta didik mengikuti
           program pendidikan, terkadang pihak sekolah dan komite sekolah membuat kelas-kelas
           unggulan. Untuk itu diperlukan seleksi melalui tindakan evaluasi.


                  3. Untuk Keperluan Promosi
                  Asumsinnya adalah pada akhir tahun pelajaran, ada peserta didik yang naik kelas atau
           lulus. Bagi peserta didik yang lulus dari jenjang pendidikan tertentu akan diberikan ijazah
           atau sertifikat, sebagai bukti fisik kelulusan. Begitu juga jika peserta didik memperoleh
           prestasi belajar yang baik, maka mereka akannaik ke kelas beriktnya. Kegiatan ini semua
           merupakan salah satu bentuk promosi. Dengan demikian, promosi itu diberikan setelah
           dilakukan kegiatan evaluasi. Jika promosi itu untuk keaikan kelas, maka kriteria yang
           digunakanadalah criteria kenaikan kelas, yaitu aspek ketercapaian kompetensi dasar mata
           pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Peserta didik yang dinyatakan naik kelas
           adlah peserta didikk yang sudah menguasai kompetensi pada kelas tertentu dan diprediksi
           mampu mengikuti program pendidikan pada kelas berikutnya.
                  Sesuai dengan prinsip peningkatan mutu pendidikan, maka criteria peserta didik yang
           dinyatakan naik kelas atau lulus harus diperinci lebih operasional.


                  4. Untuk Keperluan Diagnosis
                  Asumsinya adalah hasil ealuasi menunjukkan pada peserta didik yang kurang mampu
           menguasai kompetesi sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Atas dasar asumsi ini,
           maka guru perlu melakkukan diagnosis terhadap peserta didik tang dianggap kurang mampu
           tersebut. Artinnya , guru harus mencari factor-faktor penyebab bagi peserta didik yang
                                                          19



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
kurang mampu dalam menguasasi kompetensi tertentu, sehingga dapat diberikan bimbingan
           atau pelajaran remedial. Bagi peserta didik yang mampu menguasai kompetensi lebih cepat
           dari peserta didik yang lain, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan tindak lanjut untuk
           mengoptimalkan laju oerkembangan mereka. Sekolah diharapkan menyediakan alternative
           program bagi mereka berupa kegiatan yang dapat memperkaya                     pengetahuan dan
           keterampilannya di suatu bidang tertentu ataupun suatu system percepatan belajar , sehingga
           memungkinkan mereka dapat menyelesaikan syarat untuk tamat sekolah lebih cepat.


                  5. Untuk Memprediksi Masa Depan Peserta Didik
           Hasil evaluasi perlu dianalisis oleh setiap guru mata pelajaran. Tujuannya untuk mengetahui
           sikap,bakat, minat dan aspek-aspek kepribadian lainnya dari peserta didik, serta dalam hal
           apa peserta didik dianggap paling menonjol sesuai dengan indikator keunggulan. Apa pun
           dan bagaimanapun bentuk hasil belajar peserta didik, guru harus menyampaikannya kepada
           guru bimbingan dan penyuluhan (BP) agar hasil belajar tersebut dapat dianalisis dan
           dijadikan dasar untuk pengembangan peserta didik dalam memilih jenjang pendidikan,profesi
           atau karier pada masa yang akan dating.




                                                          20



Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum20133.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013Deir Irhamni
 
Tutorial 6: Inisiasi 6: Pengertian, Pendekatan, dan Model dalam Pembiayaan Pe...
Tutorial 6: Inisiasi 6: Pengertian, Pendekatan, dan Model dalam Pembiayaan Pe...Tutorial 6: Inisiasi 6: Pengertian, Pendekatan, dan Model dalam Pembiayaan Pe...
Tutorial 6: Inisiasi 6: Pengertian, Pendekatan, dan Model dalam Pembiayaan Pe...titaros
 
Contoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdContoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdWarnet Raha
 
Learning management system makalah kel 3
Learning management system makalah kel 3Learning management system makalah kel 3
Learning management system makalah kel 3emri ardi
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
RPP Matematika Kelas 7 MTs Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
RPP Matematika Kelas 7 MTs Perkalian dan Pembagian Bilangan BulatRPP Matematika Kelas 7 MTs Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
RPP Matematika Kelas 7 MTs Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulatkreasi_cerdik
 
rpp mat kelas 3 semester 1
rpp mat kelas 3 semester 1rpp mat kelas 3 semester 1
rpp mat kelas 3 semester 1reza ediya
 
Tugas mandiri 3 tap
Tugas mandiri 3 tapTugas mandiri 3 tap
Tugas mandiri 3 tapgandi gandi
 
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3ANastiti Rahajeng
 
[2] rpp sd kelas 3 semester 1 pengalaman yang mengesankan
[2] rpp sd kelas 3 semester 1   pengalaman yang mengesankan[2] rpp sd kelas 3 semester 1   pengalaman yang mengesankan
[2] rpp sd kelas 3 semester 1 pengalaman yang mengesankaneli priyatna laidan
 
Rpp menjumlah dan mengurang sd kelas 1
Rpp menjumlah dan mengurang sd kelas 1Rpp menjumlah dan mengurang sd kelas 1
Rpp menjumlah dan mengurang sd kelas 1Dwi LiztaRi
 
Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokAcantha Ruama
 
Rpp menggunakan metode pemecahan masalah
Rpp menggunakan metode pemecahan masalahRpp menggunakan metode pemecahan masalah
Rpp menggunakan metode pemecahan masalahIdha Chomel
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanAmbar Fidianingsih
 
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1Alfan Fazan Jr.
 

Was ist angesagt? (20)

3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum20133.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
3.contoh pembelajaran tematik di sekolah dasar bahan ujipublik kurikulum2013
 
Tutorial 6: Inisiasi 6: Pengertian, Pendekatan, dan Model dalam Pembiayaan Pe...
Tutorial 6: Inisiasi 6: Pengertian, Pendekatan, dan Model dalam Pembiayaan Pe...Tutorial 6: Inisiasi 6: Pengertian, Pendekatan, dan Model dalam Pembiayaan Pe...
Tutorial 6: Inisiasi 6: Pengertian, Pendekatan, dan Model dalam Pembiayaan Pe...
 
Power point modul 5
Power point modul 5Power point modul 5
Power point modul 5
 
Contoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdContoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sd
 
Learning management system makalah kel 3
Learning management system makalah kel 3Learning management system makalah kel 3
Learning management system makalah kel 3
 
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
RPP Matematika Kelas 7 MTs Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
RPP Matematika Kelas 7 MTs Perkalian dan Pembagian Bilangan BulatRPP Matematika Kelas 7 MTs Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
RPP Matematika Kelas 7 MTs Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
 
rpp mat kelas 3 semester 1
rpp mat kelas 3 semester 1rpp mat kelas 3 semester 1
rpp mat kelas 3 semester 1
 
Tugas mandiri 3 tap
Tugas mandiri 3 tapTugas mandiri 3 tap
Tugas mandiri 3 tap
 
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
(17) RPP IPA perubahan makhluk hidup 3A
 
[2] rpp sd kelas 3 semester 1 pengalaman yang mengesankan
[2] rpp sd kelas 3 semester 1   pengalaman yang mengesankan[2] rpp sd kelas 3 semester 1   pengalaman yang mengesankan
[2] rpp sd kelas 3 semester 1 pengalaman yang mengesankan
 
Cover proposal ptk
Cover proposal ptkCover proposal ptk
Cover proposal ptk
 
Rpp kelas iv bilangan
Rpp kelas iv bilanganRpp kelas iv bilangan
Rpp kelas iv bilangan
 
Rpp menjumlah dan mengurang sd kelas 1
Rpp menjumlah dan mengurang sd kelas 1Rpp menjumlah dan mengurang sd kelas 1
Rpp menjumlah dan mengurang sd kelas 1
 
Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompok
 
Rpp menggunakan metode pemecahan masalah
Rpp menggunakan metode pemecahan masalahRpp menggunakan metode pemecahan masalah
Rpp menggunakan metode pemecahan masalah
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Kasus pembelajaran ipa kelas 5
Kasus pembelajaran ipa kelas 5Kasus pembelajaran ipa kelas 5
Kasus pembelajaran ipa kelas 5
 
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
 

Andere mochten auch

Tabel spesifikasi lembar penilaian
Tabel spesifikasi lembar penilaianTabel spesifikasi lembar penilaian
Tabel spesifikasi lembar penilaianFaiq Zulfiar
 
Penyusunan kisi kisi
Penyusunan kisi kisiPenyusunan kisi kisi
Penyusunan kisi kisiTia Septiani
 
Penysusunan Kisi-kisi TES hasil belajar
Penysusunan Kisi-kisi TES hasil belajarPenysusunan Kisi-kisi TES hasil belajar
Penysusunan Kisi-kisi TES hasil belajarAmer Syarifuddin
 
Makalah kisi kisi pembuatan soal
Makalah kisi kisi pembuatan soalMakalah kisi kisi pembuatan soal
Makalah kisi kisi pembuatan soalPENJAGA HATI
 
Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013
Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013
Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013Zulyy Zelyytta
 
Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013
Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013
Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013imamhidayat21
 
Kisi-kisi soal Geografi
Kisi-kisi soal GeografiKisi-kisi soal Geografi
Kisi-kisi soal GeografiIneu Handayani
 
KISI-KISI SOAL UAS GEOGRAFI GANJIL
KISI-KISI SOAL UAS GEOGRAFI GANJILKISI-KISI SOAL UAS GEOGRAFI GANJIL
KISI-KISI SOAL UAS GEOGRAFI GANJILAmanda Karunia
 

Andere mochten auch (12)

Kelempok 1 EP
Kelempok 1 EPKelempok 1 EP
Kelempok 1 EP
 
Pel 4 pertemuan sel
Pel 4 pertemuan selPel 4 pertemuan sel
Pel 4 pertemuan sel
 
Kelompok 1 EP
Kelompok 1 EPKelompok 1 EP
Kelompok 1 EP
 
Tabel spesifikasi lembar penilaian
Tabel spesifikasi lembar penilaianTabel spesifikasi lembar penilaian
Tabel spesifikasi lembar penilaian
 
Penyusunan kisi kisi
Penyusunan kisi kisiPenyusunan kisi kisi
Penyusunan kisi kisi
 
Menyusun Soal Pilihan Ganda
Menyusun Soal Pilihan GandaMenyusun Soal Pilihan Ganda
Menyusun Soal Pilihan Ganda
 
Penysusunan Kisi-kisi TES hasil belajar
Penysusunan Kisi-kisi TES hasil belajarPenysusunan Kisi-kisi TES hasil belajar
Penysusunan Kisi-kisi TES hasil belajar
 
Makalah kisi kisi pembuatan soal
Makalah kisi kisi pembuatan soalMakalah kisi kisi pembuatan soal
Makalah kisi kisi pembuatan soal
 
Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013
Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013
Karakteristik RPP KTSP dan Kurikulum 2013
 
Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013
Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013
Perbedaan kbk, ktsp, kurikulum 2013
 
Kisi-kisi soal Geografi
Kisi-kisi soal GeografiKisi-kisi soal Geografi
Kisi-kisi soal Geografi
 
KISI-KISI SOAL UAS GEOGRAFI GANJIL
KISI-KISI SOAL UAS GEOGRAFI GANJILKISI-KISI SOAL UAS GEOGRAFI GANJIL
KISI-KISI SOAL UAS GEOGRAFI GANJIL
 

Ähnlich wie KISI-KISI SOAL

Teknik pembuatan kisi kisi
Teknik pembuatan kisi kisiTeknik pembuatan kisi kisi
Teknik pembuatan kisi kisiWan Yogaswara
 
MATERI KKG.pptx
MATERI KKG.pptxMATERI KKG.pptx
MATERI KKG.pptxdewi433826
 
Acuan pengembangan-soal
Acuan pengembangan-soalAcuan pengembangan-soal
Acuan pengembangan-soalSumarso M.Pd.
 
acuan-pengembangan-penulisan-soal-sesuai kaidah.pptx
acuan-pengembangan-penulisan-soal-sesuai kaidah.pptxacuan-pengembangan-penulisan-soal-sesuai kaidah.pptx
acuan-pengembangan-penulisan-soal-sesuai kaidah.pptxEnang Cuhendi
 
acuan-pengembangan-soal kurikulum 203.pptx
acuan-pengembangan-soal kurikulum 203.pptxacuan-pengembangan-soal kurikulum 203.pptx
acuan-pengembangan-soal kurikulum 203.pptxsaefulgerlonk
 
Teknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soalTeknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soalRisou Kun
 
Teknikpembuatankisi kisi-120826095628-phpapp01
Teknikpembuatankisi kisi-120826095628-phpapp01Teknikpembuatankisi kisi-120826095628-phpapp01
Teknikpembuatankisi kisi-120826095628-phpapp01Haeruddin Maros
 
Presentsi 3 pengembangan rmk (ai dan gbpp)
Presentsi 3  pengembangan rmk (ai dan gbpp)Presentsi 3  pengembangan rmk (ai dan gbpp)
Presentsi 3 pengembangan rmk (ai dan gbpp)PVB Jatim
 
Prospek & pengembangan pjj d1 pevobe
Prospek & pengembangan pjj d1 pevobeProspek & pengembangan pjj d1 pevobe
Prospek & pengembangan pjj d1 pevobePVB Jatim
 
24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi
24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi
24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisiPatta Ula
 
30. penilaian psikomotorik
30. penilaian psikomotorik30. penilaian psikomotorik
30. penilaian psikomotorikf' yagami
 
Lk bg dan bs kls v
Lk bg dan bs kls vLk bg dan bs kls v
Lk bg dan bs kls vAvidatu
 
32 kode-05-b6-menulis-karya-ilmiah
32 kode-05-b6-menulis-karya-ilmiah32 kode-05-b6-menulis-karya-ilmiah
32 kode-05-b6-menulis-karya-ilmiahMathias Hotma
 
01. Penyusunan Kisi-kisi Ujian REVISI.pptx
01. Penyusunan Kisi-kisi Ujian REVISI.pptx01. Penyusunan Kisi-kisi Ujian REVISI.pptx
01. Penyusunan Kisi-kisi Ujian REVISI.pptxMuhammadHaririMustof
 
Menulis Tes Hasil Belajar
Menulis Tes Hasil BelajarMenulis Tes Hasil Belajar
Menulis Tes Hasil BelajarFitri Yusmaniah
 
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 3
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 3Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 3
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 3Rey-wid Achilles
 

Ähnlich wie KISI-KISI SOAL (20)

Teknik pembuatan kisi kisi
Teknik pembuatan kisi kisiTeknik pembuatan kisi kisi
Teknik pembuatan kisi kisi
 
MATERI KKG.pptx
MATERI KKG.pptxMATERI KKG.pptx
MATERI KKG.pptx
 
Acuan pengembangan-soal
Acuan pengembangan-soalAcuan pengembangan-soal
Acuan pengembangan-soal
 
acuan-pengembangan-penulisan-soal-sesuai kaidah.pptx
acuan-pengembangan-penulisan-soal-sesuai kaidah.pptxacuan-pengembangan-penulisan-soal-sesuai kaidah.pptx
acuan-pengembangan-penulisan-soal-sesuai kaidah.pptx
 
acuan-pengembangan-soal kurikulum 203.pptx
acuan-pengembangan-soal kurikulum 203.pptxacuan-pengembangan-soal kurikulum 203.pptx
acuan-pengembangan-soal kurikulum 203.pptx
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Teknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soalTeknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soal
 
Penyusunan kisi
Penyusunan kisiPenyusunan kisi
Penyusunan kisi
 
Teknikpembuatankisi kisi-120826095628-phpapp01
Teknikpembuatankisi kisi-120826095628-phpapp01Teknikpembuatankisi kisi-120826095628-phpapp01
Teknikpembuatankisi kisi-120826095628-phpapp01
 
Presentsi 3 pengembangan rmk (ai dan gbpp)
Presentsi 3  pengembangan rmk (ai dan gbpp)Presentsi 3  pengembangan rmk (ai dan gbpp)
Presentsi 3 pengembangan rmk (ai dan gbpp)
 
Prospek & pengembangan pjj d1 pevobe
Prospek & pengembangan pjj d1 pevobeProspek & pengembangan pjj d1 pevobe
Prospek & pengembangan pjj d1 pevobe
 
2.penulisan soal terstandar-1
2.penulisan soal terstandar-12.penulisan soal terstandar-1
2.penulisan soal terstandar-1
 
24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi
24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi
24 pengembangan bahan _ujian-kisi-kisi
 
30. penilaian psikomotorik
30. penilaian psikomotorik30. penilaian psikomotorik
30. penilaian psikomotorik
 
Lk bg dan bs kls v
Lk bg dan bs kls vLk bg dan bs kls v
Lk bg dan bs kls v
 
32 kode-05-b6-menulis-karya-ilmiah
32 kode-05-b6-menulis-karya-ilmiah32 kode-05-b6-menulis-karya-ilmiah
32 kode-05-b6-menulis-karya-ilmiah
 
01. Penyusunan Kisi-kisi Ujian REVISI.pptx
01. Penyusunan Kisi-kisi Ujian REVISI.pptx01. Penyusunan Kisi-kisi Ujian REVISI.pptx
01. Penyusunan Kisi-kisi Ujian REVISI.pptx
 
Penyusunan kisi
Penyusunan kisiPenyusunan kisi
Penyusunan kisi
 
Menulis Tes Hasil Belajar
Menulis Tes Hasil BelajarMenulis Tes Hasil Belajar
Menulis Tes Hasil Belajar
 
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 3
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 3Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 3
Daring modul 6 pedagogik kegiatan belajar 3
 

Kürzlich hochgeladen

Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

KISI-KISI SOAL

  • 1. BAB II PEMBUATAN KISI-KISI (TABEL SPESIFIKASI) A. Menyusun Kisi-kisi Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betul-betul representatif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada peserta didik. Jika materi penilaian tidak relevan dengan materi pelajaran yang diberikan, maka akan berakibat hasil penilaian itu kurang baik. Begitu juga jika materi penilian terlalu banyak dibandingkan dengan materi pelajaran, maka akan berakibat sama. Untuk melihat apakah materi penilaian relevan dengan materi pelajaran atau apakah materi penilaian terlalu banyak atau kurang, guru harus menyusun kisi-kisi (lay-out atau blue-print) atau table of specifications). Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. B. Fungsi Kisi-kisi Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal atau meracik soal menjadi perangkat tes. Kisi-kisi yang baik akan memperoleh perangkat soal yang relatif sama sekalipun penulis soalnya berbeda. Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi soal disusun berdasarkan silabus setiap mata pelajaran. Jadi , guru harus melakukan analisis silabus terlebih dahulu sebelum menyusun kisi-kisi soal. Perhatikan langkah- langkah berikut ini. 1 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 2. Contoh Komponen Identitas: KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER Nama Sekolah : ……………………………………………………………………. Mata Pelajaran : ……………………………………………………………………. Jurusan/Program Studi : ……………………………………………………………………. Kurikulum Acuan : ……………………………………………………………………. Alokasi Waktu : ……………………………………………………………………. Jumlah Soal : ……………………………………………………………………. Standar Kompetensi : ……………………………………………………………………. Perhatikan juga contoh indikator dalam matriks berikut ini: Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan Kelas/Semester : IV/I Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Mempraktikkan gerak Mempraktikan gerak dasar 1. Melakukan berbagai dasarke dalam permainan dalam permainan bola kecil teknik dasar sederhana dan olah raga sederhana dengan peraturan permainan bola kasti serta nilai-nilai yang yang dimodifikasi serta nilai 2. Menerapkan kerja terkandung di dalamnya kerja sama tim, sportivitas, sama tim dalam dan kejujuran permainan kasti 3. Menyebutkan manfaat permainan kasti terhadap kesehatan tubuh. Dalam praktiknya, sering kali guru disekolah membuat soal langsung dari buku sumber. Hal ini jelas sangat keliru, karena buku sumber belum tentu sesuai dengan silabus. Kisi-kisi ini menjadi penting dalam perencanaan penilaian hasil belajar, karena di dalamnya terdapat sejumlah indicator sebagai acuan dalam mengembangkan instrument (soal). Kisi-kisi soal yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain: 1. Representatif , yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai sampel perilaku yang akan dinilai. 2. Komponen-komponennya harus terurai atau terperinci, jelas dan mudah dipahami. 3. Soalnya dapat dibuat sesuai dengan indicator dan bentuk soal yang ditetapkan. 2 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 3. Format kisi-kisi soal dapat dibagi menjadi dua komponen pokok, yaitu komponen identitas dan komponen matriks. Penggunaan kata kerja operasional untuk setiap indikator harus disesuaikan dengan domain dan jenjang kemampuan yang diukur. Berikut contoh rumusan kata kerja operasional. a. Domain kognitif 1) Pengetahuan/ingatan 2) Pemahaman 3) Penerapan 4) Analisasi 5) Sintesis 6) Evaluasi b. Domain afektif 1) Kemampuan menerima 2) Kemampuan menanggapi 3) Berkeyakinan 4) Ketekunan c. Domain psikomotor Menirukan, menggunakan artikulasi, mewujudkan, membina, menyusun, menghunbungkan, melatih, meliputi, mengerjakan dengan teliti, mengidentifikasi dan sebagainya. C. Fungsi Tabel Spesifikasi Tabel spesifikasi membantu guru dalam mengadakan penilaian terhadap murid-muridnya juga berguna untuk dirinya sendiri supaya lebih profesional dalam menyusun tes. Untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan (materi) serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan dicakupi dalam tes, dibuatlah tabel spesifikasi. Tabel spesifikasi dapat disebut juga sebagai grid, kisi-kisi atau blueprint. Ujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal (Suhasimi, 2007:185). Contoh: 3 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 4. Aspek yang diungkap Ingatan Pemahaman Aplikasi Jumlah Pokok Materi (I) (P) (A) Bagian I ............ ................ ............. ............. Bagian II ............ ................. ............. ............ Bagian n(terakhir) ............ ................. ............. ............ Jumlah ........... ................ .............. ............ Tabel spesifikasi mempunyai kolom dan baris, sehingga tampak hubungan antara materi dengan aspek yang tergambar dalam TIK. Sebenarnya penyusunan tes bukan hanya mengingat hubungan antara dua hal tersebut tetapi empat hal yaitu hubungan antara materi, TIK, kegiatan belajar, dan evaluasi. Contoh kaitan antara TIK, materi, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi adalah sebagai berikut: TIK/TPK : Siswa dapat melaksanakan jual beli menurut agama islam Materi : Syarat dan rukun jual-beli KBM : Informasi dan tanya jawab tentang jual beli evaluasi : Jual beli dengan tidak memperlihatkan barangnya maka hukumnya? A. Sah C. Mubah B. Tidak sah D. Rusak D. Langkah-langkah Pembuatan Tabel Spesifikasi Dalam pembuatan tabel spesifikasi ini langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendaftar pokok-pokok materi yang akan di teskan kemudian memberikan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi. Contoh: Akan membuat tes untuk evaluasi. Pokok-pokok materinya adalah; a. Pengertian (2) b. Fungsi Efaluasi (3) c. Macam-macam cara evaluasi (5) d. Persyaratan evaluasi (4) 4 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 5. Angka-angka yang tertera dalam kurung merupakan imbangan bobot untuk masing- masing pokok materi. Langkah kedua yaitu memindahkan pokok-pokok materi ke dalam tabel dan mengubah indeks menjadi persentase. TABEL SPESIFIKASI UNTUK MENYUSUN SOAL EVALUASI Aspek yang diungkap Ingatan pemahaman Aplikasi Jumlah Pokok materi Pengertian evaluasi (14%) 7 Fungsi evaluasi (20%) 10 Macam-macam cara 18 evaluasi (36%) Persyaratan evaluasi (30%) 15 Jumlah 50 butir soal Langkah ketiga yaitu merinci banyaknya butir soal untuk tiap pokok-pokok materi, dan angka ini ditulis pada kolom paling kanan. Caranya yaitu dengan membagi jumlah butir soal (disini ada 50 buah) menjadi 4 bagian berdasarkan imbangan bobot yang tertera sebagai persentase. Dalam contoh ini dimisalkan akan disusun tes berbentuk obyektif dengan jumlah 50 butir soal berbentuk pilihan ganda, karena waktu yang disediakan adalah 75 menit, maka sebagai ancar-ancar waktu adalah bahwa untuk mengerjakan satu buah soal tes objektif membutuhkan waktu 1 menit untuk membaca dan menjawabnya sehingga jika disediakan waktu 75 menit untuk tes, maka dapat disusun butir soal sejumlah: 50 buah soal berbentuk objektif (50 menit), dan 5 buah soal berbentuk uraian (25 menit). Jadi banyaknya butir soal sangat ditentukan oleh waktu yang tersedia dan bentuk soal. 1. Langkah pembuatan tabel spesifikasi untuk materi yang seragam Yang dimaksud “seragam” disini adalah bahwa antara pokok materi yang satu dengan pokok materi yang lain mempunyai kesamaan dalam imbangan aspek tingkah laku. Misalnya 50% untuk ingatan, 30% untuk pemahaman, dan 20% untuk aplikasi. Selanjutnya banyaknya butir soal untuk setiap sel (kotak kecil) diperoleh dengan cara menghitung persentase dari banyaknya soal bagi tiap pokok materi yang sudah tertulis di kolom paling kanan. 5 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 6. Contoh Tabel Spesifikasi Penyusunan Tes Evaluasi Aspek yang diukur Ingatan Pemahaman Aplikasi Jumlah Pokok materi (50%) (30%) (20%) (100%) Pengertian evaluasi (14%) (A) (B) (C) 7 Fungsi evaluasi (20%) (D) (E) (F) 10 Macam-macam cara (G) (H) (I) 18 evaluasi (36%) Persyaratan evaluasi (30%) (J) (K) (L) 15 Jumlah 50 Untuk mengisi/menentukan banyaknya butir soal untuk tiap sel adalah sebagai berikut: Sel A = 50 % x 7 soal = 3,5 (4 soal) Sel B = 30% x 7 soal = 2,1 (2 soal) Sel C = 20% x 7 soal = 1,4 (1 soal) Untuk memgisi sel-sel yang lain, dilakukan dengan cara yang sama seperti hal nya mengisi sel A, B, dan C. Disamping menggunakan cara seperti diatas, dalam menentukan jumlah butir soal untuk tiap-tiap pokok materi, ada lagi cara lain yang dapat diambil yaitu mulai dari pengisian sel-sel kemudian baru diperoleh jumlah soal tiap pokok materi. 2. Langkah pembuatan tabel spesifikasi untuk materi yang tidak seragam Untuk membuat tabel spesifikasi pokok-pokok materi yang tidak seragam, tidak perlu mencantumkan angka persentase imbangan tingkah laku di kepala kolom. Pemberian imbangan dilakukan tiap pokok materi didasarkan atas banyaknya soal untuk pokok materi itu dan imbangan yang dikehendaki oleh penilaian menurut sifat pokok materi yang bersangkutan. Contoh: TABEL SPESIFIKASI UNTUK PENYUSUNAN TES EVALUASI Aspek yang diukur Ingatan Pemahaman Aplikasi Jumlah Pokok materi (I) (P) (A) Bab 1 (40%) (A) (B) (C) 10 Bab 2 (30%) (D) (E) (F) 16 Bab 3 (30%) (G) (H) (I) 14 Jumlah (100%) 40 6 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 7. Dalam keadaan seperti dicontohkan misalnya: BAB I mayoritas hafalan, BAB 2 mayoritas pemahaman, BAB 3 mayoritas aplikasi. Maka imbangan aspek tingkah laku, tidak dituliskan pada kepala kolom. Penentuan angka yang menunjukkan banyaknya butir soal pada tiap sel, ditentukan per BAB. Misalnya: untuk Bab I, Ingatan 60%, pemahaman 30%, aplikasi 10%, maka: Sel A = 60% x 10 soal = 6 soal Sel B = 30% x 10 soal = 3 soal Sel C = 10% x 10 soal = 1 soal Untuk Bab 2, ingatan 20%, pemahaman 50%, aplikasi 30%, maka: Sel D = 20% x 16 soal = 3 soal Sel E = 50% x 16 soal = 8 soal Sel F = 30% x 16 soal = 5 soal Untuk Bab 3, ingatan 20%, pemahaman 20%, aplikasi 60%, maka: Sel G = 20% x 14 soal = 3 soal Sel H = 20% x 14 soal = 3 soal Sel I = 60% x 14 soal = 6 soal Pada kisi-kisi di atas belum tampak tingkat kesukaran soal (mudah, sedang, sukar serta perbandingannya). Untuk menghitung tingkat kesukaran soal, maka pada setiap jenjang kemampuan/aspek yang diukur (pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi) harus dibagi menjadi tiga kolom, yakni untuk kolom mudah, sedang , dan sukar dengan perbandingan (misalnya) 30%, 40%, dan 30%. Dengan demikian, jumlah soal untuk masing-masing tingkat kesukaran pada setiap jenjang kemampuan dapat dihitung seperti berikut: Untuk jenjang kemampuan pengetahuan: Mudah : 30% x 6 = 1,8 dihitung 2 soal. Sedang : 40% x 6 = 2,4 dihhitung 2 soal. Sukar : 30% x 8 = 1,8 dihitung 2 soal. Demikian seterusnya, sehingga melahirkan table yang lebih terurai. Model table terurai di atas saat ini memang sudah tidak digunakan lagi karena terlalu rumit. Table tersebut disajikan hanya untuk menunjukkan bahwa model kisi-kisi soal memang banyak variasinya. 7 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 8. E. Tindak Lanjut Sesudah Penyusunan Tabel Spesifikasi Terdapat dua langkah lagi sebagai tindak lanjut sesudah penyususnan tabel spesifikasi untuk emmperoleh seperangkat soal tes yaitu: a. Memnentukan bentuk soal. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk soal yaitu waktu yang tersedia dan sifat materi yang diteskan. b. Menuliskan soal-soal. Langkah terakhir dalam penyusunan tes adalah penulisan soal- soal tes (item writing). Langkah ini merupakan langkah penting karena kegagalan dalam hal ini dapat berakibat fatal. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menuliskan soal-soal tes yaitu: 1) Bahasanya harus sederhana dan mudah dipahami. 2) Suatu soal tidak boleh mengandung penafsiran ganda/membingungkan. 3) Crar mengenal kalimat atau meletakkan/menata kata-kata perlu diperhatikan agar tidak ditafsirkan salah. 4) Petunjuk mengerjakan. Petunjuk ini harus dituliskan sedemikian rupa sehingga jelas, dan siswa tidak bekerja menyimpang dri yang dikehendaki guru. Untuk memperoleh sebuah tes yang standar, harus dilakukan uji coba (try out) berkali-kali sehingga diperoleh soal-soal yang baik. Dengan mengadakan uji coba terhadap soal-soal tes yang sudah disusun, maka akan memperoleh manfaat yaitu: pengalaman menggunakan tes tersebut, mengetahui kesukaran bahasa, mengetahui variasi jawaban siswa, mengetahui waktu yang dibutuhkan, dan lain-lain. F. Mengembangkan draft Instrument Mengembangkan draft instrument penilaian merupakan salah satu langkah penting dalam prosedur penilaian. Instrument penilaian dapat disusun dalam bentuk tes maupun nontes. Dalam bentuk tes, berarti guru harus membuat soal. Penulisan soal adalah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi- kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas secara keseluruhan. Setelah semua soal ditulis, sebaiknya soal tersebut dibaca lagi, jika perlu didiskusikan kembali dengan tim penelaah soal, baik dari ahli bahasa, ahli bidang studi, ahli kurikulum, dan ahli evaluasi. Dalam bentuk nontes, guru dapat membuat angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, studi dokumentasi, skala sikap, penilaian bakat, minat, dan sebagainya. 8 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 9. G. Uji Coba dan Analisis Soal Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan terlebih dahulu dilapangan . Tujuannya untuk mengetahui soal-soal mana yang perlu dirubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Analisis empiris dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan setiap soal yang digunakan. Informasi empiris pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi validitas soal, seperti aspek- aspek keterbacaan soal, tingkat kesukaran soal, bentuk jawaban, daya pembeda soal, pengaruh kultur dan sebagainya, sedangkan analisis rasional dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal. Hal yang sama dilakukan pula terhadap instrument evaluasi dalam bentuk nontes. Dalam melaksanakan uji coba soal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: 1. Ruangan tempatnya tes hendaknya diusahakan seterang mungkin, jika perlu dibuat papan pengumuman di luar agar orang lain tahu bahwa ada tes yang sedang berlangsung. 2. Perlu disusun tata tertib pelaksanaan tes, baik yang berkenaan dengan peserta didik itu sendiri, guru, pengawas, maupun teknis pelaksanaan tes. 3. Para pengawas tes harus mengontrol pelaksanaan tes dengan ketat, tetapi tidak mengganggu suasana tes. Peserta didik yang melanggar tata tertib tes dapat dikeluarkan dari ruang tes. 4. Waktu yang dipergunakan harus sesuai dengan banyaknya soal yang diberikan sehingga peserta didik dapat bekerja dengan baik. Kecepatan waktu sangat mempengaruhi nilai kelompok dan cara-cara dalam mengusahakan supaya kelompok tetap bekerja sebagai suatu kesatuan. 5. Peserta didik harus benar-benar patuh mengerjakan semua petunjuk dan perintah dari penguji. Tanggung jawab penguji adalah memberikan petunjuk dengan sikap yang bersifat lugas, jujur, adil dan jelas. 6. Hasil uji coba hendaknya dianalisis , diolah , dan diadministrasikan dengan baik sehingga dapat diketahui soal-soal mana yang lemah untuk selanjutnya dapa diperbaiki kembali. 9 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 10. H. Revisi dan Merakit Soal ( Instrumen Baru) Setelah soal diuji coba dan dianalisis, kemudian direvisi sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Dengan demikian ada soal yang masih dapat diperbaiki dari segi bahasa, ada juga soal yang harus direvisi total, baik yang menyangkut pokok soal (steam) maupun alternative jawaban (option), bahkan ada soal yang harus dibuang atau disisihkan. Berdasarkan hasil revisi soal ini, barulah dilakukan perakitan soal menjadi suatu instrument yang terpadu. Untuk itu, semua hal yang dapat mempengaruhi validitas skor tes, seperti nomor urut soal, pengelompokkan bentuk soal, penataan soal, dan sebagainya haruslah diperhatikan. I. Pelaksanaan Evaluasi Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaa evaluasi. Dalam perencanaan evaluasi telah disinggung semua hal yang berkaitan dengan evaluasi. Artinya, tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi, objek evaluasi, instrument evaluasi, sumber data , semuanya sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat berantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Jenis evaluasi yang digunakan akan mempengaruhi seorang evaluator dalam menentukan prosedur, metode, instrument, waktu pelaksanaan, sumber data, dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya penilaian hasil belajar, guru dapat menggunakan tes (tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan) maupun nontes(angket, observasi, wawancara, studi dokumentasi, skala sikap dan sebagainya). Dalam pelaksanaan tes maaupun nontes tersebut akan berbeda satu dengan yang lainya, sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing. Dalam pelaksanaan tes lisan, misalnya, guru harus memperlihatkan tempat tes diadakan. Tempat ini harus terang, enak dipandang , dang tidak menyeramkan, sehingga peserta didik tidak takut dan gugup. Dalam pelaksanaan tes tertulis, guru juga harus memperhatikan ruangan atau tempat tes yang dilaksanakan. Ruangan dan tempat duduk peserta didik harus diatur sedemikian rupa sehingga gangguan suara dari luar dapat dihindari dan suasana tes dapat berjalan lebih tertib. Guru atau panitia ujian harus menyusun tata tertib pelaksanaan tes, baik yang menyangkut masalah waktu, tempat duduk, pengawas maupun jenis bidang yang akan diujikan. Dalam pelaksanaan tes perbuatan terkadanng diperlukan alat bantu khusus, misalnya untuk lompat jauh dibutukan meteran, untuk tes renang dibutukan kolam renang, untuk tes praktik shalat dibutuhkan tempat shalat (mushalla) dan sebagainya. 10 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 11. Pelaksanaan nontes dimaksudkan untuk mengetahui perbuatan sikap dan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, pendapat peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran, kesulitan belajar, minat belajar, motivasi belajar dan mengajar, dan sebagaimya. Instrument yang digunakan antara lain, angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, skala sikap, skala minat, dan sebagainya. Untuk mengetahui tinngkat penguasaan kompetensi peserta didik, selain menggunakan bentuk tes pensil an kertas, guru juga dapat menggunakan bentuk penilaian kinerja (performance). Di samping itu, guru dapat menilai hasil kerja peserta didik dengan cara memberikan tugas atau proyek dan menganalisis semua hasil kerja dalam bentuk portofolio. Dengan kata lain, guru bukan hanya menilai kognitif peserta didik, tetapi juga non-kognitif, seperti pengembangan pribadi, kreativitas, dan keterampilan interpersonal sehingga dapat diperoleh gambaran yang komprehensif dan utuh. Realitas menunjukkan bahwa tidak ada satu teknik dan bentuk evaluasi yang dapat mengumpulkan data tentang keefektifan pembelajaran, prestasi dan kemajuan belajar peserta didik secara sempurna. Pengukuran tuggal tidak cukup untuk memberikan gambaran atau informasi tentang keefektifan pembelajaran dan tingkat penguasaan kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai) peserta didik. Hasil evaluasi juga tidak mutlak dan tidak abadi karena system belajar dan pembelajaran terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman belajar peserta didik. Penetapan salah satu teknik dan bentuk evaluasi (misalnya hanya tes objektif) dapat menghambat penguasaan kompetensi peserta didik secara utuh sehingga tidak memberikan umpan balik dalam rangka diagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Tujuan pelaksanaan evaluasi adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai keseluruhan aspek kepribadian dan prestasi belajar peserta didik sebagai berikut: 1. Data pribadi (personal) peserta didik, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, golongan darah, alamat, dan lain-lain. 2. Data tentang kesehatan peserta didik, seperti penglihatan, pendengaran, penyakit yang sering diderita, dan kondisi fisik. 3. Data tentang prestasi belajar (achievement) peserta didik di sekolah. 4. Data tentang sikap(attitude) peserta didik, seperti sikap terhadap guru dan kepala sekolah, dan sikap terhadap lingkungan social. 5. Data tentang bakat (aptitude) peserta didik, seperti ada tidaknya bakat dibidang olahraga,keterampilan mekanis, manajemen,kesenian, dan keguruan. 11 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 12. 6. Persoalan penyesuaian (adjustment), seperti kegiatan anak dalam organisasi di sekolah, forum ilmiah, olahraga dan kepanduan. 7. Data tentang minat(interest) peserta didik. 8. Data tentang rencana masa depan peserta didik yang dibantu oleh guru dan orang tua sesuai dengan kesanggupan anak. 9. Data tentang latar belakang keluarga peserta didik, seperti pekerjaan orang tua, penghasilan tetap tiap bulan, kondisi lingkungan serta hubungan peserta didik dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Dari jenis-jenis data diatas jelas kiranya bahwa banyak data yang harus dikumoulkan dari lapangan melalui kegiatan evaluasi. Pengumpulan data ini harus diperhitungkan dengan cermat dan matang serta berpedoman pada prinsip dan fungsi evaluasi itu sendiri. Ada kcendrungan pelaksanaan evaluasi selama ini kurang begitu memuaskan (terutama) bagi peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi , antara lain: (a) proses dan hasil evaluasi kurang member keuntungan bagi peserta didik , baik secara langsung maupun tidak langsung (b) penggunaan teknik dan prosedur evaluasi yang kurang tepat berdasarkan apa yang sudah dipelajari peserta didik (c) prinsip-prinsip umum evaluasi kurang dipertimbangkan dan pemberian skor cenderung tidak adil (d) cakupan evaluasi kurang memperhatikan aspek-aspek penting dari pembelajaran. Jika semua data sudah dikumpulkan , maka data itu harus diseleksi dengan teliti sehingga dapat diperoleh data yang baik dan benar. Sebaliknya, bila data yang terkumpul tidak diseleksi lagi , maka ada kemungkinan data itu tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, bahkan mungkin pula bertentangan sehingga mengakibatkan kekaburan atau kekurangjelasan dari apa yang diharapkan. Data yang harus diseleksi tidak hanya data dari hasil evaluasi, tetapi juga data yang diperoleh dari pihak lain tentang peserta didik. Namun , tidak semua data yang diperoleh pasti mempunyai kesalahan. Jika guru sendiri yang melaksanakan evaluasi itu , tentu guru akan lebih berhati-hati dalam memilih dan menggunakan teknik dan instrument evaluasi. Ada beberapa hal yang memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan dalam pengumpulan data, yaitu sebagai berikut: 1. Kesalahan-kesalahan yang mungkin ditimbulkan karena kurang sempurnanya instrument evaluasi. 2. Kesalahan-kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang sempurnanya prosedur pelaksanaan evaluasi yang dilakukan. 12 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 13. 3. Kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang sempurnanya cara pencatatan hasil evaluasi. J. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi Langkah ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan evaluasi pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan evaluasi yang telah ditetapkan atau belum. Tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal yang negative dan meningkatan efisiensi pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi pokok. Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan evalasi dengan pelaksanaan evaluasi. Kedua, unntuk melihat hal-hal apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi. Jika dalam pelaksanaan evaluasi telah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka evaluator harus mencatat, melaporkan, dan menganalisis faktor-faktor penyebabnya. Dalam pelaksanaan penelitian hasil belajar sering terjadi peserta didik menyontek jawaban dari temannya, peserta didik mendapat bocoran jawaban soal, dan sebagainya. Disinilah pentingnya monitoring pelaksanaan evaluasi. Untuk melaksanakan monitoring, evaluator dapat menggunakan beberapa teknik , seprti observasi partisipatif, wawancara (bebas atau terstruktur), atau studi dokumentasi. Untuk itu evaluator harus membuat perencanaan monitoring sehingga dapat dirumuskan tujuan, sasaran, data yang diperlukan, alat yang digunakan, dan pedoman analisis hasil monitoring. Data yang diperoleh dari hasil monitoring harus cepat dianalisis sehingga dapat memberikan makna bagi pelaksanaan evaluasi. Hasil analisis monitoring ini dapat dijadikan landasan dan acuan untuk memperbaiki pelaksanaan evaluasi selanjutnya dengan harapan akan lebih baik daripada sebelumnya. K. Pengolahan Data Setelah semua data dikumpulkan , baik secara langsung maupun tidak langsung , maka selanjutnya dilakukan pengolahan data. Mengolah data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif. Data kualitatif tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif , sedangkan data kuantitatif diolah dan dianalisis dengan bantuan statistika, baik statistika deskriptif maupun statistika inferensial. Dalam pengolahan data biasanya sering digunakan analisis statistik. Analisis statistik digunakan jika ada data kuantitatif , yaitu data-data yang berbentuk angka-angka , sedangkan untuk data kualitatif , yaitu data yang berbentuk kata-kata, tidak dapat diolah dengan statistik. Jika data kualitatif itu akan diolah dengan statisik , maka data tersebut harus diubah terlebih 13 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 14. dahulu menjadi data kuantitatif (kuantifikasi data). Meskipun demikian , tidak semua data kualitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif , sehingga tidak mungkin diolah dengan statistik. Ada empat langkah pokok dalam mengolah hasil penilaian, yaitu: 1. Menskor 2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma tertentu. 3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau angka. 4. Melakukan analisis soal(jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index), dan daya pembeda. Jika data sudah diolah dengan aturan-aturan tertentu, langkah selanjutnya adalah menafsirkan data itu sehingga memberikan makna. Memberikan interpretasi maksudnya dalah membuat pernyataan (statement) mengenai hasil pengolahan data. Interpretasi terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan atas criteria tertentu yang disebut norma. Norma dapat ditetapkan terlebih dahulu secara rasional dan sistematis sebelum kegiatan evaluasi dilaksanakan, tetapi dapat pula dibuat berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam melaksanakan evaluasi. Dalam kegiatan pembelajaran , biasanya criteria bersumber pada tujuan setiap mata pelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar). Kompetensi ini tentu masih bersifat umum , karena itu harus dijabarkan menjadi indikator yang dapat diukur dan dapat diamati. Jika criteria ini sudah dirumuskan dengan jelas , maka baru kita menafsirkan angka-angka yang sudah diolah itu berupa kata-kata atau pernyataan. Dalam menyusun kata-kata ini sering guru mengalami kesulitan. Kesulitan itu antara lain penyusunan kata-kata sering melampaui batas-batas criteria yang telah ditentukan, bahkan tidak didukung oleh data-data yang ada. Hal ini disebabkan oleh adanya kecendrungan para guru untuk menonjolkan kelebihan suatu sekolah dibandingkan dengan sekolah lain. Kesulitan yang sering terjadi adalah penyususnan rumusan tafsiran atau pernyataan yang berlebihan (overstatement) di luar batas-batas kebenaran. Kesalahan semacam ini sebenarnya tidak hanya terjadi karena kekurangtelitian dalam menafsirkan data saja , tetapi mungkin juga sudah muncul pada langkah-langkah sebelumnya. Ada dua jenis penafsiran data yaitu penafsiran kelompok dan penafsiran individual. 1. Penafsiran kelompok adalah penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data evaluasi , seperti prestasi kelompok, rata- 14 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 15. rata kelompok, sikap kelompok terhadap guru dan materi pembelajaran yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuan utamanya adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran kelompok , untuk mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok , dan untuk mengadakan perbandingan antarkelompok. 2. Penafsiran individual adalah penafsiran yang hanya dilakukan secara perseorangan. Misalnya , dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan atau situasi klinis lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk melihat tingkat kesiapan peserta didik (rediness) , pertumbuhan fisik , kemajuan belajar, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Dalam melakukan penafsiran data , baik secara kelompok maupun individu, guru harus menggunakan norma-norma yang standar sehingga data yang diperoleh dapat dibandingkan dengan norma-norma tersebut. Berdasarkan penafsiran ini dapat diputuskan bahwa peserta didik mencapai taraf kesiapan yang memadai atau tidak , ada kemajuan yang berarti atau tidak , ada kesulitan atau tidak. L. Pelaporan Hasil Evaluasi Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang berkepentingan , seperti orang tua/wali ,kepala sekolah ,pengawas, pemerintah, mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri sebagai bentuk akuntabilitas public. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran , termasuk proses dan hasil belajar yang dicapai peserta didik serta perkembangannya dapat diketahui oleh berbagai pihak, sehingga orang tua/wali (misalnya) dapat menentukkan sikap yang objektif dan mengambil langka-langkah yang pasti sebagai tindak lanjut dari laporan tersebut. Sebaliknya , jika hasil evaluasi itu tidak dilaporkan , kepala sekolah tidak mengetahui keefektifan proses pembelajaran, dan orang tua peserta didik tidak dapat mengetahui kemajuan belajar yang diacapai anaknya. Akibatnya, orang tua peserta didik tidak mempunyai sikap dan rencana yang pasti terhadap anaknya, baik dalam rangka pemilihan minat dan bakat, bimbingan maupun untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi. Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi antara sekolah, peserta didik , dan orang tua dalam upaya mengembangkan dan menjaga hubungan kerjasama yang harmonis diantara mereka. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan , yaitu: 1. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian disekolah. 15 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 16. 2. Memuat perincian hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi peserta dididk. 3. Menjamin orang tua akan informasi permasalahan peserta didik dalam belajar. 4. Mengandung berbagai cara dan strategi komunikasi. 5. Memberikan informasi yang benar, jelas , komperhensif dan akurat. 1. Laporan Prestasi Mata Pelajaran Laporan prestasi mata pelajaran berisi informasi tentang pencapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Prestasi belajar peserta didik dalam setiap mata pelajaran dilaporkan dalam bentuk angka. Bagi peserta didik , dan orang tua , angka ini kurang member informasi tentang kompetensi dasar dan pengetahuan apa yang telah dimiliki peserta didik, sehingga sulit menentukan jenis bantuan apa yang harus diberikan kepada peserta didik agar mereka menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Laporan prestasi belajar hendaknya menyajikan prestasi belajar peserta didik dalam menguasai kompetensi mata pelajaran tertentu dan tingkat penguasaannya. Sebaliknya, orang tua dapat membaca catatan guru tentang pencapaian kompetensi tertetu sebagai masukan kepada peserta didik dan orang tua untuk membantu meningkatkan kinerjanya. Contoh: Format Laporan Prestasi Peserta Didik dalam Mata Pelajaran No. Kemampuan Dasar Nilai Deskripsi A B C D E Pencapaian Catatan Kompetensi (contoh) 1. Peserta didik menunjukkan kemahiran didalam … tetapi memerlukan bantuan dalam hal … 2. Secara umum peserta didik telah berhasil menguasai … dari … kompetensi. 16 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 17. 2. Laporan pencapaian Laporan pencapain merupakan laporan yang menggambarkan kualitas pribadi peserta didik sebagai internalisasi dan kristalisasi setelah peserta didik belajar melalui berbagai kegiatan, baik intra, ekstra maupun ko-kurikuler pada kurun waktu tertentu. Dalam kurikulum berbasis kompetensi , hasil belajar peserta didik dibandingkan antara kemampuan sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran berdasarkan criteria yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Tingkat pencapaian hasil belajar yang ditetapkan dalam kurikulum dibagi menjadi delapan tingkatan (level) yang diperinci ke dalam rumusan kemampuan dari yang paling dasar secara bertahap gradasinya mencapai tingkat yang paling tinggi. Delapan tingkatan hasil belajar tidak sama dengan tingkat kelas dalam satuan pendidikan. Di samping itu , tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik tidak selalu sama dengan peserta didik yang lain untuk setiap mata pelajaran. Kesetaraan antara tingkat pencapaian hasil belajar dan presrasi belajar peserta normal digambarkan sebagai berikut: Tingkatan (level) Pada umumnya dicapai anak dikelas 0 0 (TK atau Pradasar) 1 1-2 2 3-4 3 5-6 4 7-8 4a 9 5 10 6 11-12 17 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 18. Berikut contoh format tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik untuk beberapa mata pelajaran. Laporan Pencapaian Hasil Belajar Nama : ………………………………………………………………….. Kelas : ………………………………………………………………….. Semester : ………………………………………………………………….. Mata Pelajaran Level Keterangan 0 1 2 3 4 4a 5 6 1. Bahasa Arab 2. Bahasa Indonesia 3. Ilmu Fiqih 4. Qur’an Hadits 5. Dst Catatan: Penetapan tingkat pencapaian peserta didik dalam rentang skala 0-6 berdasarkan penilaian hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam buku Kurikulum dan Hasil Belajar. M. Penggunaan Hasil Evaluasi Tahap akhir dari prosedur evaluasi adalah penggunaan atau pemanfaatan hasil evaluasi. Salah satu penggunaan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan dimaksudkan untuk memberikan feedback kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak yang dimaksud, antara lain: peserta didik, guru , kepala sekolah , orang tua, penilik, dan pemakai lulusan. Sedangkan penggunaan hasil evaluasi , Remmer (1967) mengatakan “we discuss here the use of test result s to help students understand them selves better; explain pupil growth and development to parents and assist the teacher in planning instructions.” Dengan demikian hasil evaluasi dapat dapat digunakan untuk membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik , menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua, dan membantu guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran. Maka dapat dikemukakan beberapa jenis penggunaan hasil evaluasi sebagai berikut: 18 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 19. 1. Untuk Keperluan Pertanggungjawaban Asumsinya adalah banyak pihak yang berkepentingan dengan hasil evaluasi. Misalnya, orang tua perlu mengetahui kemajuan atau perkembangan hasil belajar anaknya, sehingga dapat menentukan langkah-langkah berikutnya. Oleh sebab itu guru harus membuat laporan ke berbaggai pihak sebagai bentuk akuntabilitas publik. 2. Untuk Keperluan Seleksi Asumsinya adalah setiap awal dan akhir tahun ada peserta didik yang mau masuk sekolah dan ada peserta didik yang mau menamatkan sekolah pada jenjang pendidikan tertentu. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi, baik peserta didik mau masuk sekolah/jenjang atau jenis pendidikan tertentu selama mengikuti program , pada saat mau menyelesaikan jenjang pendidikan , maupun ketika masuk dunia kerja. Ketika peserta didik mengikuti program pendidikan, terkadang pihak sekolah dan komite sekolah membuat kelas-kelas unggulan. Untuk itu diperlukan seleksi melalui tindakan evaluasi. 3. Untuk Keperluan Promosi Asumsinnya adalah pada akhir tahun pelajaran, ada peserta didik yang naik kelas atau lulus. Bagi peserta didik yang lulus dari jenjang pendidikan tertentu akan diberikan ijazah atau sertifikat, sebagai bukti fisik kelulusan. Begitu juga jika peserta didik memperoleh prestasi belajar yang baik, maka mereka akannaik ke kelas beriktnya. Kegiatan ini semua merupakan salah satu bentuk promosi. Dengan demikian, promosi itu diberikan setelah dilakukan kegiatan evaluasi. Jika promosi itu untuk keaikan kelas, maka kriteria yang digunakanadalah criteria kenaikan kelas, yaitu aspek ketercapaian kompetensi dasar mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Peserta didik yang dinyatakan naik kelas adlah peserta didikk yang sudah menguasai kompetensi pada kelas tertentu dan diprediksi mampu mengikuti program pendidikan pada kelas berikutnya. Sesuai dengan prinsip peningkatan mutu pendidikan, maka criteria peserta didik yang dinyatakan naik kelas atau lulus harus diperinci lebih operasional. 4. Untuk Keperluan Diagnosis Asumsinya adalah hasil ealuasi menunjukkan pada peserta didik yang kurang mampu menguasai kompetesi sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Atas dasar asumsi ini, maka guru perlu melakkukan diagnosis terhadap peserta didik tang dianggap kurang mampu tersebut. Artinnya , guru harus mencari factor-faktor penyebab bagi peserta didik yang 19 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 20. kurang mampu dalam menguasasi kompetensi tertentu, sehingga dapat diberikan bimbingan atau pelajaran remedial. Bagi peserta didik yang mampu menguasai kompetensi lebih cepat dari peserta didik yang lain, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan tindak lanjut untuk mengoptimalkan laju oerkembangan mereka. Sekolah diharapkan menyediakan alternative program bagi mereka berupa kegiatan yang dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilannya di suatu bidang tertentu ataupun suatu system percepatan belajar , sehingga memungkinkan mereka dapat menyelesaikan syarat untuk tamat sekolah lebih cepat. 5. Untuk Memprediksi Masa Depan Peserta Didik Hasil evaluasi perlu dianalisis oleh setiap guru mata pelajaran. Tujuannya untuk mengetahui sikap,bakat, minat dan aspek-aspek kepribadian lainnya dari peserta didik, serta dalam hal apa peserta didik dianggap paling menonjol sesuai dengan indikator keunggulan. Apa pun dan bagaimanapun bentuk hasil belajar peserta didik, guru harus menyampaikannya kepada guru bimbingan dan penyuluhan (BP) agar hasil belajar tersebut dapat dianalisis dan dijadikan dasar untuk pengembangan peserta didik dalam memilih jenjang pendidikan,profesi atau karier pada masa yang akan dating. 20 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)