SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
IMMUNISASI

RA AL-AMIN 18 OKTOBER 2013
“Setiap anak berhak memperoleh pelayanan
kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.” (UU
no 23/2002)
Setiap anak berhak
memperoleh imunisasi dasar
sesuai dg ketentuan utk
mencegah terjadinya penyakit
yg dapat dihindari melalui
imunisasi (UU no 36/2009)

Pemerintah wajib
memberikan imunisasi
lengkap kepada setiap
bayi dan anak (UU no
36/2009)
IMUNISASI

upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga
dapat mencegah / mengurangi
pengaruh infeksi organisme alami
atau "liar"
Vaksin adalah bahan antigenik yg
digunakan utk menghasilkan
kekebalan aktif
DEFINISI


SUATU UPAYA UNTUK MENDAPATKAN
KEKEBALAN TERHADAP SUATU PENYAKIT
DGN CARA MEMASUKKAN KUMAN ATAU
BIBIT KUMAN YG TELAH DILEMAHKAN
ATAU DIMATIKAN (ANTIGEN) KE DALAM
TUBUH.
Mengapa imunisasi?
upaya pencegahan
paling cost effective
selain dapat mencegah penyakit bagi
diri sendiri tetapi juga dapat
melindungi orang disekitarnya

Menggunakan vaksin
produksi dlm negeri sesuai
standar aman WHO
TUJUAN


DENGAN MASUKNYA ANTIGEN TERSEBUT
AGAR TUBUH MEMILIKI KEKEBALAN
SPESIFIK TERHADAP PENYAKIT
TERTENTU YG BERBAHAYA DAN
MENGANCAM JIWA
Tujuan Program Imunisasi

Menurunkan kesakitan & kematian
akibat Penyakit-penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
MANFAAT IMUNISASI








Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah virus
Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak
hati, bila berlangsung sampai dewasa dapat
menjadi kanker hati.
Imunisasi Polio untuk mencegah serangan virus
polio yang sapat menyebabkan kelumpuhan.
Imunisasi BCG untuk mencegah tuberkulosis
paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa
menimbulkan kematian atau kecacatan.
Imunisasi Campak untuk mencegah radang
paru, diare, dan radang otak karena virus
campak.
MANFAAT IMUNISASI


Imunisasi DPT untuk mencegah 3 penyakit,
yaitu Difteri, Pertusis dan Tetanus. Penyakit
Difteri dapat menyebabkan pembengkakan
dan sumbatan jalan nafas, serta
mengeluarkan racun yang dapat
melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis
berat dapat menyebabkan infeksi saluran
nafas berat (pneumonia). Kuman Tetanus
mengeluarkan racun yang menyerang syaraf
otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit
bergerak dan bernafas.
Penyakit yg Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I)
Polio

Difteri

Tetanus

Tuberculosis
Hepatitis B
Pertusis

Campak
ANAK DENGAN POLIO

11
ANAK DENGAN CAMPAK
13
Novembe
r 2013

12
13
Novembe
r 2013

ANAK DENGAN pertusis
ANAK DENGAN TETANUS
13
Novembe
r 2013
ANAK DENGAN VARICELLA
13
Novembe
r 2013
ANAK DENGAN GONDONG
13
Novembe
r 2013
VAKSIN


Saat ini telah ada beberapa jenis vaksin
yang telah disediakan oleh pemerintah
untuk imunisasi rutin, yaitu Hepatitis
B, Polio, BCG, DPT, Campak dan vaksinvaksin untuk jamaah haji (Meningitis).
Disamping itu, ada beberapa imunisasi
lain yang memang belum disediakan oleh
pemerintah.
JENIS VAKSIN
VAKSIN HIDUP


DARI
BAKTERI/VIRUS
YG DILEMAHKAN :
OPV (ORAL POLIO
VACCINE),
CAMPAK, MMR
(MUMPS,MEASLES
,RUBELLA),
VARICELLA
(CACAR AIR), BCG

VAKSIN MATI


DARI
BAKTERI/VIRUS
YG SDH MATI.
CONTOH : DPT,
HEPATITIS A,
HEPATITIS B.
Jenis-jenis Vaksin
Vaksin Bakteri

•Campak
• Parotitis
• Rubela
• Varisela

• BCG
Vaksin
Hidup

Vaksin
Inaktif

• Difteria
• Tetanus
• Pertusis
• Kolera

Vaksin Virus

• Meningo
• Pneumo
• Hib
• Typhoid Vi

• Influenza
• IPV

• OPV
• Yellow
Fever

• Rabies
• Hepatitis B
• Hepatitis A
Sejarah Imunisasi di Indonesia
Th. 1956  Imunisasi Cacar
Th. 1973  Imunisasi BCG
Th. 1974  Imunisasi TT pada ibu hamil

Th. 1976  Imunisasi DPT untuk bayi
Th. 1977  WHO mulai pelaksana program imunisasi sebagai
upaya Global (EPI-Expanded Program on Immunization)
Th. 1980  Imunisasi Polio

Th. 1982  Campak
Tn. 1990  Indonesia mencapai UCI Nasional
Th. 1997  Imunisasi Hepatitis.B
Th. 2004  Introduksi DPT/HB di 4 propinsi (Tahap I)
Tn. 2007  DPT/HB di seluruh Indonesia
Tn. 2007  Pilot Project IPV (Inactive Polio Vaccine) di Provinsi DIY
Th. 2010  Imunisasi Td untuk penanggulangan KLB & BIAS Kelas II & III
Tn. 2013  Introduksi Vaksin Pentavalent (DPT/HB/Hib) di 4 Provinsi
Tahap I yaitu Jawa Barat, DIY, Bali dan NTB
JADWAL IMMUNISASI IDAI
Sasaran Imunisasi Berdasarkan Usia yang Diimunisasi

a. Imunisasi Rutin :
Bayi (0-11 bln)
Anak Batita (15-36 bln)
 Anak usia sekolah dasar (BIAS).
Wanita usia subur (WUS): wanita berusia 15 – 39
tahun, terrmasuk Ibu hamil (Bumil) dan Calon Pengantin (Catin)

b. Imunisasi Tambahan
 Bayi dan anak
- Kampaye, SubPIN, PIN
Heb B /
(HB) O
-BCG
-Polio 1

-DPT/HB/Hib 1
-Polio 2
-DPT/HB/Hib 2
-Polio 3
-DPT/HB/Hib 3
-Polio 4

CAMPAK

0-7 hr

1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan

9 Bulan
Pendekatannya:
- Melalui Posyandu
- Melalui PAUD

- Imunisasi lanjutan
DPT/HB/Hib
CAMPAK

18 Bulan

24 Bulan
Imunisasi Dasar Lengkap
& booster pertama

-DT
-Campak

1 SD

- Td

2 SD

3 SD

BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
DPT 1

Status TT1 s.d TT5 :
Dihitung Sejak Imunisasi
Dasar Pada Bayi

DPT 2

3 TAHUN
DT KLS 1 SD

5 TAHUN
Td KLS 2 SD

10 TAHUN
Td KLS 3 SD

25 TAHUN

TT WUS

X
Q & A IDAI
Adakah yang dapat menggantikan
imunisasi untuk memberikan kekebalan
spesifik terhadap penyakit ?


Tidak ada satupun badan penelitian di dunia yang menyatakan
bahwa kekebalan akibat imunisasi dapat digantikan oleh zat lain,
termasuk ASI, nutrisi, maupun suplemen herbal,
karena kekebalan yang dibentuk sangat berbeda.





ASI, nutrisi, suplemen herbal, maupun kebersihan  Pertahanan tubuh
secara umum,
IMUNISASI  membentuk kekebalan spesifik terhadap kuman tertentu
yang berbahaya.

Apabila jumlah kuman banyak dan ganas  perlindungan
umum tidak mampu melindungi bayi, sehingga masih dapat sakit berat,
cacat atau mati.
Q & A IDAI


Vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan
spesifik (antibodi) terhadap kuman, virus atau racun
kuman tertentu. Setelah antibodi terbentuk, vaksin
akan bekerja lebih cepat, efektif dan efisien untuk
mencegah penularan penyakit yang berbahaya.



Selain diberi imunisasi, bayi tetap diberi ASI eksklusif,
makanan pendamping ASI dengan nutrisi lengkap dan
seimbang, kebersihan badan dan lingkungan.
Suplemen diberikan sesuai kebutuhan individual yang
bervariasi. Selain itu bayi harus mendapat perhatian
dan kasih sayang serta stimulasi bermain untuk
mengembangkan kecerdasan, kreatifitas dan perilaku
yang baik.
Q & A IDAI
Benarkah bayi dan balita yang
tidak diimunisasi lengkap, rawan
tertular penyakit berbahaya ?
Benar...


Banyak penelitian imunologi dan epidemiologi di
berbagai negara membuktikan bahwa bayi dan balita
yang tidak diimunisasi lengkap, tidak mempunyai
kekebalan spesifik yang optimal terhadap penyakit
menular berbahaya. Mereka mudah tertular penyakit
tersebut, dapat menderita sakit berat, menularkan ke
anak-anak lain, menyebar luas, terjadi
wabah, menyebabkan banyak kematian dan cacat.
RING OF VACCINATION
FAKTA








Wabah polio tahun 2005-2006 di Sukabumi karena banyak
bayi balita tidak diimunisasi polio, dalam beberapa bulan
virus polio menyebar cepat ke Banten, Lampung, Madura,
sampai Aceh, menyebabkan 385 anak lumpuh permanen.
Wabah campak di Jawa Tengah dan Jawa Barat 2009-2011
mengakibatkan 5818 anak di rawat di rumah sakit, 16
anak meninggal, terutama yang tidak diimunisasi campak.
Wabah difteri dari Jawa Timur 2009 – 2011 menyebar ke
Kalimantan Timur, Selatan, Tengah, Barat, DKI Jakarta,
menyebabkan 816 anak harus di rawat di rumah sakit, 54
meninggal, terutama yang imunisasinya belum lengkap atau
belum pernah imunisasi DPT.
Sumber : IDAI & DEPKES
FAKTA








Wabah polio di beberapa propinsi tahun 2005-2006
telah berhasil dihentikan dengan imunisasi polio
rutin dan tambahan secara serentak pada semua
bayi/balita melalui beberapa kali Pekan Imunisasi
Polio Nasional.
Wabah campak di beberapa propinsi tahun 20092011 telah berhasil dihentikan dengan imunisasi
campak rutin dan tambahan pada semua bayi balita
9 – 59 bulan di semua propinsi secara terus–
menerus.
Wabah difteri di beberapa propinsi tahun 2009 –
2011 telah berhasil dihentikan dengan imunisasi
DPT rutin dan tambahan pada semua bayi balita di
beberapa propinsi.
Sumber : IDAI & DEPKES
FAKTA


Badan penelitian di berbagai negara
membuktikan bahwa dengan meningkatkan
cakupan imunisasi, maka penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi berkurang secara
bermakna. Oleh karena itu saat ini program
imunisasi dilakukan terus menerus di banyak
negara. Semua negara berusaha
meningkatkan cakupan agar lebih dari 90%.
FAKTA


Di Indonesia, terjadi wabah polio
2005-2006 karena banyak bayi yang
tidak diimunisasi polio, maka
menyebabkan 385 anak lumpuh
permanen. Setelah digencarkan
imunisasi polio, sampai saat ini tidak
ada lagi kasus polio baru.
ISU ZAT BABI
Benarkah proses
pembuatan vaksin BERSINGGUNGAN dgn zat dari
Babi?
KANDUNGAN VAKSIN


Kandungan Vaksin terdiri dari :
 Zat

utama disebut ANTIGEN.
 Zat2 lain disebut ADITIF.
ANTIGEN


Kandungan utama vaksin, berfungsi merangsang
sistem imun tubuh, agar tubuh kenal “Oh, si
antigen X ini sdh pernah datang nih”



ANTIGEN ini dpt merupakan bakteri/virus yg
dilemahkan, mati total atau rekayasa genetika.
Setiap bakteri/virus punya antigen yg KHAS 
tubuh akan ingat SEUMUR HIDUP  Saat ada yg
menyerang, tubuh sudah kenal.  Dimusnahkan
sebelum jd penyakit



Agar OPTIMAL, antigen harus dilengkapi dengan
ZAT ADITIF sehingga kualitas tetap terjaga.
CARA KERJA VAKSIN
ZAT ADITIF


ZAT ADITIF , terdiri dari :
 ADJUVANTS
 PRESERVATIVES
 STABILIZER
ADJUVANT












Fungsinya memaksimalkan respons sistem imun
tubuh.
ANTIGEN+ADJUVANT dikenali jauh lbh cepat oleh
tubuh drpd ANTIGEN saja
ADJUVANT yg paling sering digunakan: Garam
Aluminium.
Dosis garam alum yg diizinkan 1.14 mg/dosis vaksin
(ketentuan FDA, Badan POM Amerika)
Dosis yg diizinkan itu KECIL SEKALI dibanding
DOSIS YG DPT DITOLERANSI TUBUH
Krn isunya berkembang terus, Mei 2000, FDA undang
ratusan ahli vaksin dr seluruh dunia. Baik yg
pro/kontra thd Alum  PENGGUNAAN GARAM
ALUMINIUM PADA VAKSIN DINYATAKAN AMAN
DAN EFEKTIF
PRESERVATIVES






Fungsinya: mencegah tumbuhnya
bakteri/jamur selama proses pembuatan
Vaksin
Tidak semua vaksin gunakan
PRESERVATIVES. Terutama digunakan di
kemasan vaksin multidosis. Utk cegah
pertumbuhan mikroorganisme.
Saat ini, hanya ada 4 jenis PRESERVATIVES
yg diizinkan digunakan. Yg paling terkenal
THIMEROSAL (turunan merkuri).
PRESERVATIVES










Thimerosal  bahan merkuri yang digunakan sebagai
pengawet berbagai macam vaksin terutama yang digunakan
secara berulang atau split dose/multidose.
Merkuri yang terdapat dalam Thimerosal (ethyl merkuri)
berbeda dengan metil merkuri yang diasosiasikan sebagai
material yang bereaksi toxic pada manusia.
Kekhawatiran penggunaan thimerosal  akumulasi
pengguna merkuri dari jenis vaksin yang berbeda.
Sebagai pengawet batas ambang penggunaan thimerosal
yang diperbolehkan adalah 0.003%-0.01% dan dalam HB
VAX hanya mengandung 0.005%, jumlah yang sangat kecil
sekali dan sangat aman.
Vaksin yang mengandung thimerosal sudah digunakan lebih
dari 60 tahun diseluruh dunia, membantu menyelamatkan
berjuta-juta anak dari ancaman penyakit yang berbahaya
tanpa adanya laporan efek samping yang serius dari
thimerosal tersebut.
PRESERVATIVES
Isu aman tidaknya Thimerosal ini
mulai awal 1990 di negara-negara
Barat. Beberapa ahli menduga:
merkuri sebabkan autisme & ADHD
 Seperti biasa, kalau ada isu, ahli-ahli
dari SELURUH DUNIA kumpul.
Diskusi ilmiah. Adu data. Tanpa
prasangka, apalagi teori konspirasi

KOMPOSISI VAKSIN









BCG : thimerosal free
DPT & DT : yang diproduksi oleh BioFarma masih
ada thimerosalnya 25 ug. Tetract Hib Aventis
(gabungan DPT dengan Hib) masih ada
thimerosal < 0,5 ug. DTPa Infanrix (Glaxo Smith
Klaine/GSK) thimerosal free. Begitu juga dengan
DTPa Tripacel Aventis thimerosal free. Harga
sekitar 300-400 ribu
Polio : thimerosal free
Hepatitis : Engerix-B-nya Glaxo/GSK thimerosal
free, sedangkan Euvax-nya Aventis trace 0,05
ug/dosis
Hib : Hiberix & Act Hib thimerosal free
Thiperix : thimerosal free
KOMPOSISI VAKSIN


Influenza:




Afluria keluaran CSL Limited, konsentrasi thimerosalnya 0,01% (multidosis) atau kandungan merkurinya 24,5 µg/0,5 mL
(multidosis);



Fluzone keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosalnya 0,01% atau kandungan merkurinya 25 µg/0,5 mL dosis (catatan:
Sanofi Pasteur Inc sudah mengeluarkan Fluzone yang bebas thimerosal);



Fluarix keluaran GlaxoSmithKline Biologicals, konsentrasi thimerosal < 0,0004% atau kandungan merkurinya < 1 µg/0,5 ml dosis;





Fluvirin yang masih menggunakan preservatif dari Novartis Vaccines and Diagnostics Ltd, konsentrasi thimerosalnya 0,01%
(kandungan merkurinya 25 µg/0,5 mL dosis). Novartis sendiri telah mengeluarkan Fluvirin yang bebas preservatif (dengan
kandungan merkuri <1µg Hg/0,5mL dosis);

FluLaval keluaran ID Biomedical Corporation of Quebec, konsentrasi thimerosalnya 0,01% atau kandungan merkurinya 25 µg/0,5
ml dosis.

DTaP (difteri-tetanus-aselular pertusis): Tripedia keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosal ≤
0,00012% atau kandungan merkurinya ≤ 0,3 µg/0,5 mL dosis.



DT (difteri-tetanus) keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosal < 0,00012% (dosis tungal) atau
kandungan merkurinya < 0,3 µg/0,5mL dosis. Untuk DT keluaran Sanofi Pasteur Ltd., konsentrasi thimerosalnya
0,01% atau kandungan merkurinya 25 µg/0,5 mL dosis.



Td (tetanus-difteri) keluaran Mass Public Health, konsentrasi thimerosal 0,0033% atau kandungan merkurinya
8,3 µg/0,5 mL dosis; Decavac keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosalnya ≤ 0,00012% atau
kandungan merkurinya ≤ 0,3 µg/0,5 ml dosis.



TT (tetanus) keluaran Sanofi Pasteur, Inc., konsentrasi thimerosalnya 0,01% atau kandungan merkurinya 25
µg/0,5 mL dosis.



HepA/HepB: Twinrix keluaran GlaxoSmithKline Biologicals, konsentrasi thimerosalnya < 0,0002% atau
kandungan merkurinya < 1 µg/1mL dosis.



Japanese Encephalitis: JE-VAX keluaran Research Foundation for Microbial Diseases of Osaka
University, konsentrasi thimerosalnya 0,007% atau kandungan merkurinya 35 µg/1,0mL dosis atau 17,5 µg/0,5
mL dosis.



Meningokokus: Menomune A, C, AC dan A/C/Y/W-135 keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi
thimerosal 0,01% (multidosis) atau kandungan merkurinya 25 µg/0,5 dosis. Yang dosis tunggal bebas thimerosal.
STABILIZER


Fungsi STABILIZER: menstabilkan vaksin saat
berada pd kondisi ekstrem, misal. panas. Dosis yg
digunakan AMAT KECIL: < 10 mikrogram.



Jenis STABILIZERS: gula (sukrosa &
laktosa), asam amino (glisin, asam glutamat) atau
protein (albumin, gelatin)



Isu STABILIZERS: penggunaan stabilizer jenis
protein (terutama gelatin) sebabkan reaksi alergi.
Fakta: kejadiannya amat sangat jarang.
LAIN-LAIN


Selain ANTIGEN & ZAT ADITIF,
terkadang VAKSIN memiliki residu yg
timbul selama proses pembuatan.



Residu berupa: formaldehid, antibiotik,
partikel2 mikroorganisme. Namanya jg
residu, kadarnya amat kecil, bahkan
sering tak terdeteksi
PROSES PEMBUATAN
VAKSIN
TAHAPAN PRODUKSI VAKSIN
TAHAPAN PROSES PRODUKSI
VAKSIN
Tahapannya: bibit vaksin -> fermentasi ->
panen
-> inaktivasi -> purifikasi -> ultrafiltrasi ->
formulasi/kemasan





Saat proses kultur substrat utk menumbuhkan
bibit BEBERAPA (tak semua) vaksin,
diperlukan penggunaan enzim, namanya
TRIPSIN.
TAHAPAN PROSES PRODUKSI
VAKSIN


Reaksi kimia takkan mungkin berjalan tanpa
bantuan TRIPSIN. Akibatnya proses
produksi vaksin pasti gagal tanpa Tripsin.



Saat ini, SATU-SATUNYA Tripsin yg bisa
digunakan utk proses ini bersumber dari organ
pankreas babi. Di sini letak perdebatannya.
TAHAPAN PROSES PRODUKSI
VAKSIN


Proses produksi vaksin Ada ULTRAFILTRASI.
Di sini secara kimiawi, unsur tripsin babi td
HILANG krn DISARING sedemikian kecilnya
dgn NANOPARTIKEL



Pendapat lain: sekali bersinggungan dgn
unsur dr babi, ya seterusnya akan tetap babi.
Lalu bagaimana?
VAKSIN HALAL ?


Soal ini, sudah ada Fatwa Ulama seluruh
dunia, termasuk negara2 Arab. Apa kata
ahlinya?



Ulama: Vaksin tetap HALAL. Krn
tanpa vaksin, byk penyakit infeksi
MEMATIKAN. Manfaat lbh besar dr mudharat.
Ingat pula ULTRAFILTRASI tadi.
VAKSIN HALAL ?


Ulama: vaksin HALAL krn pengganti Tripsin
babi BELUM ADA. Ulama terus anjurkan
TEMUKAN Tripsin non-babi. Tetapi Tidak
mudah.



Tak semua vaksin gunakan Tripsin Babi. Yg
gunakan antara lain: Vaksin Rotavirus (diare),
beberapa vaksin Flu, dan OPV (Oral Polio
Vaccine)
PRODUKSI VAKSIN DI
INDONESIA


Di Indonesia Vaksin diproduksi oleh PT.Bio
farma (Persero) yang berlokasi di Bandung.



Dari pihak PT Bio Farma (Persero) sendiri
menekankan ada beberapa hal yang perlu
diklarifikasi, yaitu:
KLARIFIKASI PT. BIOFARMA


1. Tripsin bukan bahan pembuat vaksin, tapi untuk
harvest sel (panen) yang digunakan untuk media
virus. Tripsin merupakan bahan untuk
melepaskan sel dari tempat merekatnya virus
pada media virus.

2. Tripsin kemudian dibuang dan ada proses
pencucian, dan kemudian pelarutan dengan air
dalam jumlah yang sangat besar.
3. Pada produk final tidak ditemukan unsur tripsin.
KLARIFIKASI PT. BIOFARMA


"Untuk vaksin lainnya kita tidak menggunakan
tripsin seperti polio. Dengan demikian, bisa
dijelaskan vaksin adalah suatu medikasi yang
sifatnya urgent, bukan pilihan seperti
makanan," (dr Novilia Sjafri
Bachtiar, M.Kes, Kepala Bagian Evaluasi Produk
PT Bio Farma (Persero))
Sebagai informasi, sejak tahun 1997 sampai saat
ini, PT Bio Farma pun telah mengekspor
produknya ke 120 negara, termasuk 36 negara
dengan penduduk mayoritas beragama Islam
seperti Iran, Pakistan, Malaysia, Mesir dan negara
lainnya seperti India, Thailand, Afrika Selatan dan
lainnya.
KLARIFIKASI PT. BIOFARMA


Di dalam negeri pengawasan dilakukan oleh badan
POM dan untuk ekspor dilakukan penilaian kualitas
dan mutu vaksin oleh World Health Organization
(WHO).
"Perihal kehalalan vaksin dipertanyakan sejak
tereksposnya penggunaan tripsin (enzim babi) pada
vaksin polio. Untuk itu sudah ada fatwa MUI bahwa
penggunaan vaksin OPV (Oral Polio Vaccine) maupun
IPV (Inactivated Poliovirus Vaccines atau vaksin polio
khusus) diperbolehkan, bisa dilihat pada website
MUI," lanjut dr Novilia.
KLARIFIKASI PT. BIOFARMA


Pembuatan semua vaksin di Indonesia sendiri
dilakukan oleh PT Bio Farma (Persero).
Kelima vaksin dasar lengkap yakni Hepatitis
B, Imunisasi BCG, Polio, Imunisasi
DPT, Imunisasi Campak juga dibuat Bio Farma
dan sudah dibolehkan Majelis Ulama
Indonesia (MUI).
vaksin memiliki profil keamanan yg sangat baik.
Sdh terbukti manfaatnya. Jangan ragu.


SEMUA VAKSIN YG ADA DI INDONESIA
SUDAH DINYATAKAN HALAL OLEH MUI.
KESIMPULAN








Imunisasi adalah hak anak.
Imunisasi adalah untuk kepentingan anak.
Imunisasi merupakan upaya paling efektif
mencegah dan memutuskan rantai penularan
penyakit berbahaya.
Imunisasi tidak hanya berguna untuk diri
sendiri tetapi juga berguna bagi orang lain
disekitarnya.
TDK ADA TEORI KONSPIRASI,
BARAT/YAHUDI ingin singkirkan ORANG
ISLAM. Nyatanya, mereka divaksin
SARAN


Mari kita cegah penularan penyakit,
wabah, sakit berat, cacat dan
kematian bayi dan balita dengan
imunisasi dasar lengkap, untuk
membangun generasi muda
Indonesia yang sehat dan sejahtera
FOR YOUR KINDLY ATTENTION

TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaPenggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
 
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasiJoni Iswanto
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Operator Warnet Vast Raha
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalHendrik Sutopo
 
Penyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangPenyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangMuamar Ys
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamilGepy Gbu
 
Monitoring & evaluasi dalam pelayanan kb
Monitoring & evaluasi dalam pelayanan kbMonitoring & evaluasi dalam pelayanan kb
Monitoring & evaluasi dalam pelayanan kbAgus Candra
 
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )Lutfi Imansari
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggidpalupiw
 

What's hot (20)

Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaPenggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
 
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
Penyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangPenyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endang
 
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAHMATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamil
 
Monitoring & evaluasi dalam pelayanan kb
Monitoring & evaluasi dalam pelayanan kbMonitoring & evaluasi dalam pelayanan kb
Monitoring & evaluasi dalam pelayanan kb
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
 

Similar to IMUNISASI UNTUK KESEHATAN

IMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptxIMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptxSulasmiMirai
 
Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016Angghaw
 
Makalah kia
Makalah kiaMakalah kia
Makalah kiaUlaa12
 
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfMimaBaitanu1
 
Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakdiana diana
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Amalia Ifanasari
 
FA Print_BIAN_2022 Advocacy Kit_140422.pdf
FA Print_BIAN_2022 Advocacy Kit_140422.pdfFA Print_BIAN_2022 Advocacy Kit_140422.pdf
FA Print_BIAN_2022 Advocacy Kit_140422.pdfKlinikMitraPasbar
 
Program imunisasi4
Program imunisasi4Program imunisasi4
Program imunisasi4eliza293643
 
penyuluhanimunisasi-160114035814.pdf
penyuluhanimunisasi-160114035814.pdfpenyuluhanimunisasi-160114035814.pdf
penyuluhanimunisasi-160114035814.pdfrezkian1
 
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanDitjen P2P
 
Imunisasi Masyarakat contoh materii ppt
Imunisasi Masyarakat  contoh materii pptImunisasi Masyarakat  contoh materii ppt
Imunisasi Masyarakat contoh materii pptAZIZATUZZAHRA2
 

Similar to IMUNISASI UNTUK KESEHATAN (20)

IMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptxIMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptx
 
Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016
 
Makalah kia
Makalah kiaMakalah kia
Makalah kia
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
Progam imunisasii
Progam imunisasiiProgam imunisasii
Progam imunisasii
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
imunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.pptimunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.ppt
 
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
 
Imunisasi tumbuh kembang 1
Imunisasi tumbuh kembang 1Imunisasi tumbuh kembang 1
Imunisasi tumbuh kembang 1
 
imunisasi 1.doc
imunisasi 1.docimunisasi 1.doc
imunisasi 1.doc
 
Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anak
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
 
Paket Advokasi BIAN 2022.pdf
Paket Advokasi BIAN 2022.pdfPaket Advokasi BIAN 2022.pdf
Paket Advokasi BIAN 2022.pdf
 
FA Print_BIAN_2022 Advocacy Kit_140422.pdf
FA Print_BIAN_2022 Advocacy Kit_140422.pdfFA Print_BIAN_2022 Advocacy Kit_140422.pdf
FA Print_BIAN_2022 Advocacy Kit_140422.pdf
 
Program imunisasi4
Program imunisasi4Program imunisasi4
Program imunisasi4
 
penyuluhanimunisasi-160114035814.pdf
penyuluhanimunisasi-160114035814.pdfpenyuluhanimunisasi-160114035814.pdf
penyuluhanimunisasi-160114035814.pdf
 
Penyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasiPenyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasi
 
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
 
reproduksi
reproduksireproduksi
reproduksi
 
Imunisasi Masyarakat contoh materii ppt
Imunisasi Masyarakat  contoh materii pptImunisasi Masyarakat  contoh materii ppt
Imunisasi Masyarakat contoh materii ppt
 

More from Zakiah dr

Kota Depok Dalam Angka 2021.pdf
Kota Depok Dalam Angka 2021.pdfKota Depok Dalam Angka 2021.pdf
Kota Depok Dalam Angka 2021.pdfZakiah dr
 
PERAN TP PKK DALAM PENGUATAN POSYANDU MENURUNKAN STUNTING.pdf
PERAN TP PKK DALAM PENGUATAN POSYANDU MENURUNKAN STUNTING.pdfPERAN TP PKK DALAM PENGUATAN POSYANDU MENURUNKAN STUNTING.pdf
PERAN TP PKK DALAM PENGUATAN POSYANDU MENURUNKAN STUNTING.pdfZakiah dr
 
Kota Depok Dalam Angka 2022.pdf
Kota Depok Dalam Angka 2022.pdfKota Depok Dalam Angka 2022.pdf
Kota Depok Dalam Angka 2022.pdfZakiah dr
 
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptxZakiah dr
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxZakiah dr
 
IMPLEMENTASI KTR_NOTC 23052023.pptx
IMPLEMENTASI KTR_NOTC 23052023.pptxIMPLEMENTASI KTR_NOTC 23052023.pptx
IMPLEMENTASI KTR_NOTC 23052023.pptxZakiah dr
 
TANTANGAN SDMK TRANSFORMASI KESEHATAN_13052023.pptx
TANTANGAN SDMK TRANSFORMASI KESEHATAN_13052023.pptxTANTANGAN SDMK TRANSFORMASI KESEHATAN_13052023.pptx
TANTANGAN SDMK TRANSFORMASI KESEHATAN_13052023.pptxZakiah dr
 
HAJI SEHAT HAJI MABRUR 2023.pptx
HAJI SEHAT HAJI MABRUR 2023.pptxHAJI SEHAT HAJI MABRUR 2023.pptx
HAJI SEHAT HAJI MABRUR 2023.pptxZakiah dr
 
Kota depok dalam angka 2020, penyediaan data untuk perencanaan pembangunan
Kota depok dalam angka 2020, penyediaan data untuk perencanaan pembangunanKota depok dalam angka 2020, penyediaan data untuk perencanaan pembangunan
Kota depok dalam angka 2020, penyediaan data untuk perencanaan pembangunanZakiah dr
 
Tracing testing vaksinasi covid 19
Tracing testing vaksinasi covid 19Tracing testing vaksinasi covid 19
Tracing testing vaksinasi covid 19Zakiah dr
 
Program Kesehatan Ausrem Kota Depok di Masa Pandemi Covid-19
Program Kesehatan Ausrem Kota Depok di Masa Pandemi Covid-19Program Kesehatan Ausrem Kota Depok di Masa Pandemi Covid-19
Program Kesehatan Ausrem Kota Depok di Masa Pandemi Covid-19Zakiah dr
 
Update covid 19 pada anak di depok nf
Update covid 19 pada anak di depok nfUpdate covid 19 pada anak di depok nf
Update covid 19 pada anak di depok nfZakiah dr
 
Manajemen kesehatan
Manajemen kesehatanManajemen kesehatan
Manajemen kesehatanZakiah dr
 
Project cycle management untuk renstra
Project cycle management untuk renstraProject cycle management untuk renstra
Project cycle management untuk renstraZakiah dr
 
Penyusunan lakip
Penyusunan lakipPenyusunan lakip
Penyusunan lakipZakiah dr
 
Tracing testing treatment covid 19
Tracing testing treatment covid 19Tracing testing treatment covid 19
Tracing testing treatment covid 19Zakiah dr
 
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANWEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANZakiah dr
 
Sistem pelayanan kesehatan kesgilut
Sistem pelayanan kesehatan kesgilutSistem pelayanan kesehatan kesgilut
Sistem pelayanan kesehatan kesgilutZakiah dr
 
Kota depok dalam angka 2019
Kota depok dalam angka 2019Kota depok dalam angka 2019
Kota depok dalam angka 2019Zakiah dr
 
Tantangan dan peluang lulusan kesehatan reproduksi
Tantangan dan peluang lulusan kesehatan reproduksiTantangan dan peluang lulusan kesehatan reproduksi
Tantangan dan peluang lulusan kesehatan reproduksiZakiah dr
 

More from Zakiah dr (20)

Kota Depok Dalam Angka 2021.pdf
Kota Depok Dalam Angka 2021.pdfKota Depok Dalam Angka 2021.pdf
Kota Depok Dalam Angka 2021.pdf
 
PERAN TP PKK DALAM PENGUATAN POSYANDU MENURUNKAN STUNTING.pdf
PERAN TP PKK DALAM PENGUATAN POSYANDU MENURUNKAN STUNTING.pdfPERAN TP PKK DALAM PENGUATAN POSYANDU MENURUNKAN STUNTING.pdf
PERAN TP PKK DALAM PENGUATAN POSYANDU MENURUNKAN STUNTING.pdf
 
Kota Depok Dalam Angka 2022.pdf
Kota Depok Dalam Angka 2022.pdfKota Depok Dalam Angka 2022.pdf
Kota Depok Dalam Angka 2022.pdf
 
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
IMPLEMENTASI KTR_NOTC 23052023.pptx
IMPLEMENTASI KTR_NOTC 23052023.pptxIMPLEMENTASI KTR_NOTC 23052023.pptx
IMPLEMENTASI KTR_NOTC 23052023.pptx
 
TANTANGAN SDMK TRANSFORMASI KESEHATAN_13052023.pptx
TANTANGAN SDMK TRANSFORMASI KESEHATAN_13052023.pptxTANTANGAN SDMK TRANSFORMASI KESEHATAN_13052023.pptx
TANTANGAN SDMK TRANSFORMASI KESEHATAN_13052023.pptx
 
HAJI SEHAT HAJI MABRUR 2023.pptx
HAJI SEHAT HAJI MABRUR 2023.pptxHAJI SEHAT HAJI MABRUR 2023.pptx
HAJI SEHAT HAJI MABRUR 2023.pptx
 
Kota depok dalam angka 2020, penyediaan data untuk perencanaan pembangunan
Kota depok dalam angka 2020, penyediaan data untuk perencanaan pembangunanKota depok dalam angka 2020, penyediaan data untuk perencanaan pembangunan
Kota depok dalam angka 2020, penyediaan data untuk perencanaan pembangunan
 
Tracing testing vaksinasi covid 19
Tracing testing vaksinasi covid 19Tracing testing vaksinasi covid 19
Tracing testing vaksinasi covid 19
 
Program Kesehatan Ausrem Kota Depok di Masa Pandemi Covid-19
Program Kesehatan Ausrem Kota Depok di Masa Pandemi Covid-19Program Kesehatan Ausrem Kota Depok di Masa Pandemi Covid-19
Program Kesehatan Ausrem Kota Depok di Masa Pandemi Covid-19
 
Update covid 19 pada anak di depok nf
Update covid 19 pada anak di depok nfUpdate covid 19 pada anak di depok nf
Update covid 19 pada anak di depok nf
 
Manajemen kesehatan
Manajemen kesehatanManajemen kesehatan
Manajemen kesehatan
 
Project cycle management untuk renstra
Project cycle management untuk renstraProject cycle management untuk renstra
Project cycle management untuk renstra
 
Penyusunan lakip
Penyusunan lakipPenyusunan lakip
Penyusunan lakip
 
Tracing testing treatment covid 19
Tracing testing treatment covid 19Tracing testing treatment covid 19
Tracing testing treatment covid 19
 
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANWEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
 
Sistem pelayanan kesehatan kesgilut
Sistem pelayanan kesehatan kesgilutSistem pelayanan kesehatan kesgilut
Sistem pelayanan kesehatan kesgilut
 
Kota depok dalam angka 2019
Kota depok dalam angka 2019Kota depok dalam angka 2019
Kota depok dalam angka 2019
 
Tantangan dan peluang lulusan kesehatan reproduksi
Tantangan dan peluang lulusan kesehatan reproduksiTantangan dan peluang lulusan kesehatan reproduksi
Tantangan dan peluang lulusan kesehatan reproduksi
 

Recently uploaded

ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxMelianaFatmawati
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanFATIM77
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfJenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfnuralieza
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 

Recently uploaded (14)

ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfJenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 

IMUNISASI UNTUK KESEHATAN

  • 2. “Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.” (UU no 23/2002) Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi (UU no 36/2009) Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak (UU no 36/2009)
  • 3. IMUNISASI upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga dapat mencegah / mengurangi pengaruh infeksi organisme alami atau "liar" Vaksin adalah bahan antigenik yg digunakan utk menghasilkan kekebalan aktif
  • 4. DEFINISI  SUATU UPAYA UNTUK MENDAPATKAN KEKEBALAN TERHADAP SUATU PENYAKIT DGN CARA MEMASUKKAN KUMAN ATAU BIBIT KUMAN YG TELAH DILEMAHKAN ATAU DIMATIKAN (ANTIGEN) KE DALAM TUBUH.
  • 5. Mengapa imunisasi? upaya pencegahan paling cost effective selain dapat mencegah penyakit bagi diri sendiri tetapi juga dapat melindungi orang disekitarnya Menggunakan vaksin produksi dlm negeri sesuai standar aman WHO
  • 6. TUJUAN  DENGAN MASUKNYA ANTIGEN TERSEBUT AGAR TUBUH MEMILIKI KEKEBALAN SPESIFIK TERHADAP PENYAKIT TERTENTU YG BERBAHAYA DAN MENGANCAM JIWA
  • 7. Tujuan Program Imunisasi Menurunkan kesakitan & kematian akibat Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
  • 8. MANFAAT IMUNISASI     Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati, bila berlangsung sampai dewasa dapat menjadi kanker hati. Imunisasi Polio untuk mencegah serangan virus polio yang sapat menyebabkan kelumpuhan. Imunisasi BCG untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau kecacatan. Imunisasi Campak untuk mencegah radang paru, diare, dan radang otak karena virus campak.
  • 9. MANFAAT IMUNISASI  Imunisasi DPT untuk mencegah 3 penyakit, yaitu Difteri, Pertusis dan Tetanus. Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas, serta mengeluarkan racun yang dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat menyebabkan infeksi saluran nafas berat (pneumonia). Kuman Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas.
  • 10. Penyakit yg Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Polio Difteri Tetanus Tuberculosis Hepatitis B Pertusis Campak
  • 17. VAKSIN  Saat ini telah ada beberapa jenis vaksin yang telah disediakan oleh pemerintah untuk imunisasi rutin, yaitu Hepatitis B, Polio, BCG, DPT, Campak dan vaksinvaksin untuk jamaah haji (Meningitis). Disamping itu, ada beberapa imunisasi lain yang memang belum disediakan oleh pemerintah.
  • 18. JENIS VAKSIN VAKSIN HIDUP  DARI BAKTERI/VIRUS YG DILEMAHKAN : OPV (ORAL POLIO VACCINE), CAMPAK, MMR (MUMPS,MEASLES ,RUBELLA), VARICELLA (CACAR AIR), BCG VAKSIN MATI  DARI BAKTERI/VIRUS YG SDH MATI. CONTOH : DPT, HEPATITIS A, HEPATITIS B.
  • 19. Jenis-jenis Vaksin Vaksin Bakteri •Campak • Parotitis • Rubela • Varisela • BCG Vaksin Hidup Vaksin Inaktif • Difteria • Tetanus • Pertusis • Kolera Vaksin Virus • Meningo • Pneumo • Hib • Typhoid Vi • Influenza • IPV • OPV • Yellow Fever • Rabies • Hepatitis B • Hepatitis A
  • 20. Sejarah Imunisasi di Indonesia Th. 1956  Imunisasi Cacar Th. 1973  Imunisasi BCG Th. 1974  Imunisasi TT pada ibu hamil Th. 1976  Imunisasi DPT untuk bayi Th. 1977  WHO mulai pelaksana program imunisasi sebagai upaya Global (EPI-Expanded Program on Immunization) Th. 1980  Imunisasi Polio Th. 1982  Campak Tn. 1990  Indonesia mencapai UCI Nasional Th. 1997  Imunisasi Hepatitis.B Th. 2004  Introduksi DPT/HB di 4 propinsi (Tahap I) Tn. 2007  DPT/HB di seluruh Indonesia Tn. 2007  Pilot Project IPV (Inactive Polio Vaccine) di Provinsi DIY Th. 2010  Imunisasi Td untuk penanggulangan KLB & BIAS Kelas II & III Tn. 2013  Introduksi Vaksin Pentavalent (DPT/HB/Hib) di 4 Provinsi Tahap I yaitu Jawa Barat, DIY, Bali dan NTB
  • 22. Sasaran Imunisasi Berdasarkan Usia yang Diimunisasi a. Imunisasi Rutin : Bayi (0-11 bln) Anak Batita (15-36 bln)  Anak usia sekolah dasar (BIAS). Wanita usia subur (WUS): wanita berusia 15 – 39 tahun, terrmasuk Ibu hamil (Bumil) dan Calon Pengantin (Catin) b. Imunisasi Tambahan  Bayi dan anak - Kampaye, SubPIN, PIN
  • 23. Heb B / (HB) O -BCG -Polio 1 -DPT/HB/Hib 1 -Polio 2 -DPT/HB/Hib 2 -Polio 3 -DPT/HB/Hib 3 -Polio 4 CAMPAK 0-7 hr 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 9 Bulan
  • 24. Pendekatannya: - Melalui Posyandu - Melalui PAUD - Imunisasi lanjutan DPT/HB/Hib CAMPAK 18 Bulan 24 Bulan
  • 25. Imunisasi Dasar Lengkap & booster pertama -DT -Campak 1 SD - Td 2 SD 3 SD BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
  • 26. DPT 1 Status TT1 s.d TT5 : Dihitung Sejak Imunisasi Dasar Pada Bayi DPT 2 3 TAHUN DT KLS 1 SD 5 TAHUN Td KLS 2 SD 10 TAHUN Td KLS 3 SD 25 TAHUN TT WUS X
  • 27. Q & A IDAI Adakah yang dapat menggantikan imunisasi untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap penyakit ?  Tidak ada satupun badan penelitian di dunia yang menyatakan bahwa kekebalan akibat imunisasi dapat digantikan oleh zat lain, termasuk ASI, nutrisi, maupun suplemen herbal, karena kekebalan yang dibentuk sangat berbeda.    ASI, nutrisi, suplemen herbal, maupun kebersihan  Pertahanan tubuh secara umum, IMUNISASI  membentuk kekebalan spesifik terhadap kuman tertentu yang berbahaya. Apabila jumlah kuman banyak dan ganas  perlindungan umum tidak mampu melindungi bayi, sehingga masih dapat sakit berat, cacat atau mati.
  • 28. Q & A IDAI  Vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan spesifik (antibodi) terhadap kuman, virus atau racun kuman tertentu. Setelah antibodi terbentuk, vaksin akan bekerja lebih cepat, efektif dan efisien untuk mencegah penularan penyakit yang berbahaya.  Selain diberi imunisasi, bayi tetap diberi ASI eksklusif, makanan pendamping ASI dengan nutrisi lengkap dan seimbang, kebersihan badan dan lingkungan. Suplemen diberikan sesuai kebutuhan individual yang bervariasi. Selain itu bayi harus mendapat perhatian dan kasih sayang serta stimulasi bermain untuk mengembangkan kecerdasan, kreatifitas dan perilaku yang baik.
  • 29. Q & A IDAI Benarkah bayi dan balita yang tidak diimunisasi lengkap, rawan tertular penyakit berbahaya ? Benar...  Banyak penelitian imunologi dan epidemiologi di berbagai negara membuktikan bahwa bayi dan balita yang tidak diimunisasi lengkap, tidak mempunyai kekebalan spesifik yang optimal terhadap penyakit menular berbahaya. Mereka mudah tertular penyakit tersebut, dapat menderita sakit berat, menularkan ke anak-anak lain, menyebar luas, terjadi wabah, menyebabkan banyak kematian dan cacat.
  • 31. FAKTA     Wabah polio tahun 2005-2006 di Sukabumi karena banyak bayi balita tidak diimunisasi polio, dalam beberapa bulan virus polio menyebar cepat ke Banten, Lampung, Madura, sampai Aceh, menyebabkan 385 anak lumpuh permanen. Wabah campak di Jawa Tengah dan Jawa Barat 2009-2011 mengakibatkan 5818 anak di rawat di rumah sakit, 16 anak meninggal, terutama yang tidak diimunisasi campak. Wabah difteri dari Jawa Timur 2009 – 2011 menyebar ke Kalimantan Timur, Selatan, Tengah, Barat, DKI Jakarta, menyebabkan 816 anak harus di rawat di rumah sakit, 54 meninggal, terutama yang imunisasinya belum lengkap atau belum pernah imunisasi DPT. Sumber : IDAI & DEPKES
  • 32. FAKTA     Wabah polio di beberapa propinsi tahun 2005-2006 telah berhasil dihentikan dengan imunisasi polio rutin dan tambahan secara serentak pada semua bayi/balita melalui beberapa kali Pekan Imunisasi Polio Nasional. Wabah campak di beberapa propinsi tahun 20092011 telah berhasil dihentikan dengan imunisasi campak rutin dan tambahan pada semua bayi balita 9 – 59 bulan di semua propinsi secara terus– menerus. Wabah difteri di beberapa propinsi tahun 2009 – 2011 telah berhasil dihentikan dengan imunisasi DPT rutin dan tambahan pada semua bayi balita di beberapa propinsi. Sumber : IDAI & DEPKES
  • 33. FAKTA  Badan penelitian di berbagai negara membuktikan bahwa dengan meningkatkan cakupan imunisasi, maka penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi berkurang secara bermakna. Oleh karena itu saat ini program imunisasi dilakukan terus menerus di banyak negara. Semua negara berusaha meningkatkan cakupan agar lebih dari 90%.
  • 34. FAKTA  Di Indonesia, terjadi wabah polio 2005-2006 karena banyak bayi yang tidak diimunisasi polio, maka menyebabkan 385 anak lumpuh permanen. Setelah digencarkan imunisasi polio, sampai saat ini tidak ada lagi kasus polio baru.
  • 35. ISU ZAT BABI Benarkah proses pembuatan vaksin BERSINGGUNGAN dgn zat dari Babi?
  • 36. KANDUNGAN VAKSIN  Kandungan Vaksin terdiri dari :  Zat utama disebut ANTIGEN.  Zat2 lain disebut ADITIF.
  • 37. ANTIGEN  Kandungan utama vaksin, berfungsi merangsang sistem imun tubuh, agar tubuh kenal “Oh, si antigen X ini sdh pernah datang nih”  ANTIGEN ini dpt merupakan bakteri/virus yg dilemahkan, mati total atau rekayasa genetika. Setiap bakteri/virus punya antigen yg KHAS  tubuh akan ingat SEUMUR HIDUP  Saat ada yg menyerang, tubuh sudah kenal.  Dimusnahkan sebelum jd penyakit  Agar OPTIMAL, antigen harus dilengkapi dengan ZAT ADITIF sehingga kualitas tetap terjaga.
  • 39. ZAT ADITIF  ZAT ADITIF , terdiri dari :  ADJUVANTS  PRESERVATIVES  STABILIZER
  • 40. ADJUVANT       Fungsinya memaksimalkan respons sistem imun tubuh. ANTIGEN+ADJUVANT dikenali jauh lbh cepat oleh tubuh drpd ANTIGEN saja ADJUVANT yg paling sering digunakan: Garam Aluminium. Dosis garam alum yg diizinkan 1.14 mg/dosis vaksin (ketentuan FDA, Badan POM Amerika) Dosis yg diizinkan itu KECIL SEKALI dibanding DOSIS YG DPT DITOLERANSI TUBUH Krn isunya berkembang terus, Mei 2000, FDA undang ratusan ahli vaksin dr seluruh dunia. Baik yg pro/kontra thd Alum  PENGGUNAAN GARAM ALUMINIUM PADA VAKSIN DINYATAKAN AMAN DAN EFEKTIF
  • 41. PRESERVATIVES    Fungsinya: mencegah tumbuhnya bakteri/jamur selama proses pembuatan Vaksin Tidak semua vaksin gunakan PRESERVATIVES. Terutama digunakan di kemasan vaksin multidosis. Utk cegah pertumbuhan mikroorganisme. Saat ini, hanya ada 4 jenis PRESERVATIVES yg diizinkan digunakan. Yg paling terkenal THIMEROSAL (turunan merkuri).
  • 42. PRESERVATIVES      Thimerosal  bahan merkuri yang digunakan sebagai pengawet berbagai macam vaksin terutama yang digunakan secara berulang atau split dose/multidose. Merkuri yang terdapat dalam Thimerosal (ethyl merkuri) berbeda dengan metil merkuri yang diasosiasikan sebagai material yang bereaksi toxic pada manusia. Kekhawatiran penggunaan thimerosal  akumulasi pengguna merkuri dari jenis vaksin yang berbeda. Sebagai pengawet batas ambang penggunaan thimerosal yang diperbolehkan adalah 0.003%-0.01% dan dalam HB VAX hanya mengandung 0.005%, jumlah yang sangat kecil sekali dan sangat aman. Vaksin yang mengandung thimerosal sudah digunakan lebih dari 60 tahun diseluruh dunia, membantu menyelamatkan berjuta-juta anak dari ancaman penyakit yang berbahaya tanpa adanya laporan efek samping yang serius dari thimerosal tersebut.
  • 43. PRESERVATIVES Isu aman tidaknya Thimerosal ini mulai awal 1990 di negara-negara Barat. Beberapa ahli menduga: merkuri sebabkan autisme & ADHD  Seperti biasa, kalau ada isu, ahli-ahli dari SELURUH DUNIA kumpul. Diskusi ilmiah. Adu data. Tanpa prasangka, apalagi teori konspirasi 
  • 44. KOMPOSISI VAKSIN       BCG : thimerosal free DPT & DT : yang diproduksi oleh BioFarma masih ada thimerosalnya 25 ug. Tetract Hib Aventis (gabungan DPT dengan Hib) masih ada thimerosal < 0,5 ug. DTPa Infanrix (Glaxo Smith Klaine/GSK) thimerosal free. Begitu juga dengan DTPa Tripacel Aventis thimerosal free. Harga sekitar 300-400 ribu Polio : thimerosal free Hepatitis : Engerix-B-nya Glaxo/GSK thimerosal free, sedangkan Euvax-nya Aventis trace 0,05 ug/dosis Hib : Hiberix & Act Hib thimerosal free Thiperix : thimerosal free
  • 45. KOMPOSISI VAKSIN  Influenza:   Afluria keluaran CSL Limited, konsentrasi thimerosalnya 0,01% (multidosis) atau kandungan merkurinya 24,5 µg/0,5 mL (multidosis);  Fluzone keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosalnya 0,01% atau kandungan merkurinya 25 µg/0,5 mL dosis (catatan: Sanofi Pasteur Inc sudah mengeluarkan Fluzone yang bebas thimerosal);  Fluarix keluaran GlaxoSmithKline Biologicals, konsentrasi thimerosal < 0,0004% atau kandungan merkurinya < 1 µg/0,5 ml dosis;   Fluvirin yang masih menggunakan preservatif dari Novartis Vaccines and Diagnostics Ltd, konsentrasi thimerosalnya 0,01% (kandungan merkurinya 25 µg/0,5 mL dosis). Novartis sendiri telah mengeluarkan Fluvirin yang bebas preservatif (dengan kandungan merkuri <1µg Hg/0,5mL dosis); FluLaval keluaran ID Biomedical Corporation of Quebec, konsentrasi thimerosalnya 0,01% atau kandungan merkurinya 25 µg/0,5 ml dosis. DTaP (difteri-tetanus-aselular pertusis): Tripedia keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosal ≤ 0,00012% atau kandungan merkurinya ≤ 0,3 µg/0,5 mL dosis.  DT (difteri-tetanus) keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosal < 0,00012% (dosis tungal) atau kandungan merkurinya < 0,3 µg/0,5mL dosis. Untuk DT keluaran Sanofi Pasteur Ltd., konsentrasi thimerosalnya 0,01% atau kandungan merkurinya 25 µg/0,5 mL dosis.  Td (tetanus-difteri) keluaran Mass Public Health, konsentrasi thimerosal 0,0033% atau kandungan merkurinya 8,3 µg/0,5 mL dosis; Decavac keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosalnya ≤ 0,00012% atau kandungan merkurinya ≤ 0,3 µg/0,5 ml dosis.  TT (tetanus) keluaran Sanofi Pasteur, Inc., konsentrasi thimerosalnya 0,01% atau kandungan merkurinya 25 µg/0,5 mL dosis.  HepA/HepB: Twinrix keluaran GlaxoSmithKline Biologicals, konsentrasi thimerosalnya < 0,0002% atau kandungan merkurinya < 1 µg/1mL dosis.  Japanese Encephalitis: JE-VAX keluaran Research Foundation for Microbial Diseases of Osaka University, konsentrasi thimerosalnya 0,007% atau kandungan merkurinya 35 µg/1,0mL dosis atau 17,5 µg/0,5 mL dosis.  Meningokokus: Menomune A, C, AC dan A/C/Y/W-135 keluaran Sanofi Pasteur Inc., konsentrasi thimerosal 0,01% (multidosis) atau kandungan merkurinya 25 µg/0,5 dosis. Yang dosis tunggal bebas thimerosal.
  • 46. STABILIZER  Fungsi STABILIZER: menstabilkan vaksin saat berada pd kondisi ekstrem, misal. panas. Dosis yg digunakan AMAT KECIL: < 10 mikrogram.  Jenis STABILIZERS: gula (sukrosa & laktosa), asam amino (glisin, asam glutamat) atau protein (albumin, gelatin)  Isu STABILIZERS: penggunaan stabilizer jenis protein (terutama gelatin) sebabkan reaksi alergi. Fakta: kejadiannya amat sangat jarang.
  • 47. LAIN-LAIN  Selain ANTIGEN & ZAT ADITIF, terkadang VAKSIN memiliki residu yg timbul selama proses pembuatan.  Residu berupa: formaldehid, antibiotik, partikel2 mikroorganisme. Namanya jg residu, kadarnya amat kecil, bahkan sering tak terdeteksi
  • 50. TAHAPAN PROSES PRODUKSI VAKSIN Tahapannya: bibit vaksin -> fermentasi -> panen -> inaktivasi -> purifikasi -> ultrafiltrasi -> formulasi/kemasan   Saat proses kultur substrat utk menumbuhkan bibit BEBERAPA (tak semua) vaksin, diperlukan penggunaan enzim, namanya TRIPSIN.
  • 51. TAHAPAN PROSES PRODUKSI VAKSIN  Reaksi kimia takkan mungkin berjalan tanpa bantuan TRIPSIN. Akibatnya proses produksi vaksin pasti gagal tanpa Tripsin.  Saat ini, SATU-SATUNYA Tripsin yg bisa digunakan utk proses ini bersumber dari organ pankreas babi. Di sini letak perdebatannya.
  • 52. TAHAPAN PROSES PRODUKSI VAKSIN  Proses produksi vaksin Ada ULTRAFILTRASI. Di sini secara kimiawi, unsur tripsin babi td HILANG krn DISARING sedemikian kecilnya dgn NANOPARTIKEL  Pendapat lain: sekali bersinggungan dgn unsur dr babi, ya seterusnya akan tetap babi. Lalu bagaimana?
  • 53. VAKSIN HALAL ?  Soal ini, sudah ada Fatwa Ulama seluruh dunia, termasuk negara2 Arab. Apa kata ahlinya?  Ulama: Vaksin tetap HALAL. Krn tanpa vaksin, byk penyakit infeksi MEMATIKAN. Manfaat lbh besar dr mudharat. Ingat pula ULTRAFILTRASI tadi.
  • 54. VAKSIN HALAL ?  Ulama: vaksin HALAL krn pengganti Tripsin babi BELUM ADA. Ulama terus anjurkan TEMUKAN Tripsin non-babi. Tetapi Tidak mudah.  Tak semua vaksin gunakan Tripsin Babi. Yg gunakan antara lain: Vaksin Rotavirus (diare), beberapa vaksin Flu, dan OPV (Oral Polio Vaccine)
  • 55. PRODUKSI VAKSIN DI INDONESIA  Di Indonesia Vaksin diproduksi oleh PT.Bio farma (Persero) yang berlokasi di Bandung.  Dari pihak PT Bio Farma (Persero) sendiri menekankan ada beberapa hal yang perlu diklarifikasi, yaitu:
  • 56. KLARIFIKASI PT. BIOFARMA  1. Tripsin bukan bahan pembuat vaksin, tapi untuk harvest sel (panen) yang digunakan untuk media virus. Tripsin merupakan bahan untuk melepaskan sel dari tempat merekatnya virus pada media virus. 2. Tripsin kemudian dibuang dan ada proses pencucian, dan kemudian pelarutan dengan air dalam jumlah yang sangat besar. 3. Pada produk final tidak ditemukan unsur tripsin.
  • 57. KLARIFIKASI PT. BIOFARMA  "Untuk vaksin lainnya kita tidak menggunakan tripsin seperti polio. Dengan demikian, bisa dijelaskan vaksin adalah suatu medikasi yang sifatnya urgent, bukan pilihan seperti makanan," (dr Novilia Sjafri Bachtiar, M.Kes, Kepala Bagian Evaluasi Produk PT Bio Farma (Persero)) Sebagai informasi, sejak tahun 1997 sampai saat ini, PT Bio Farma pun telah mengekspor produknya ke 120 negara, termasuk 36 negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam seperti Iran, Pakistan, Malaysia, Mesir dan negara lainnya seperti India, Thailand, Afrika Selatan dan lainnya.
  • 58. KLARIFIKASI PT. BIOFARMA  Di dalam negeri pengawasan dilakukan oleh badan POM dan untuk ekspor dilakukan penilaian kualitas dan mutu vaksin oleh World Health Organization (WHO). "Perihal kehalalan vaksin dipertanyakan sejak tereksposnya penggunaan tripsin (enzim babi) pada vaksin polio. Untuk itu sudah ada fatwa MUI bahwa penggunaan vaksin OPV (Oral Polio Vaccine) maupun IPV (Inactivated Poliovirus Vaccines atau vaksin polio khusus) diperbolehkan, bisa dilihat pada website MUI," lanjut dr Novilia.
  • 59. KLARIFIKASI PT. BIOFARMA  Pembuatan semua vaksin di Indonesia sendiri dilakukan oleh PT Bio Farma (Persero). Kelima vaksin dasar lengkap yakni Hepatitis B, Imunisasi BCG, Polio, Imunisasi DPT, Imunisasi Campak juga dibuat Bio Farma dan sudah dibolehkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
  • 60. vaksin memiliki profil keamanan yg sangat baik. Sdh terbukti manfaatnya. Jangan ragu.  SEMUA VAKSIN YG ADA DI INDONESIA SUDAH DINYATAKAN HALAL OLEH MUI.
  • 61. KESIMPULAN      Imunisasi adalah hak anak. Imunisasi adalah untuk kepentingan anak. Imunisasi merupakan upaya paling efektif mencegah dan memutuskan rantai penularan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak hanya berguna untuk diri sendiri tetapi juga berguna bagi orang lain disekitarnya. TDK ADA TEORI KONSPIRASI, BARAT/YAHUDI ingin singkirkan ORANG ISLAM. Nyatanya, mereka divaksin
  • 62. SARAN  Mari kita cegah penularan penyakit, wabah, sakit berat, cacat dan kematian bayi dan balita dengan imunisasi dasar lengkap, untuk membangun generasi muda Indonesia yang sehat dan sejahtera
  • 63. FOR YOUR KINDLY ATTENTION TERIMA KASIH