Dua kelompok belajar (Pokjar) Universitas Terbuka di Balaraja dan Cisoka, Serang diduga melakukan pungli terhadap mahasiswanya dengan memungut biaya sebesar Rp. 1,5 juta hingga Rp. 2 juta tanpa keterangan jelas penggunaannya. Mahasiswa juga diminta membayar langsung ke pengelola Pokjar meskipun tarif resmi universitas sudah termasuk berbagai biaya. Mahasiswa yang mengadukan isu ini diancam akan mend
1. Universitas Terbuka UPBJJ Serang Kelompok Belajar (Pokjar) Balaraja dan Cisoka Diduga Marak Pungli
Pungutan liar atau lebih populer dengan sebutan pungli ternyata bisa terjadi di mana saja, tidak
terkecuali di perguruan tinggi negeri. Seperti yang diduga terjadi di Universitas Terbuka Unit Program
Belajar Jarak Jauh (UT-UPBJJ) Pokjar Balaraja dan Cisoka yang diduga melakukan banyak pungli kepada
mahasiswanya. Pihak pengelola UT Pokjar Balaraja dan Cisoka memungut biaya dengan nominal cukup
besar kepada hampir semua mahasiswanya tanpa bisa menjelaskan secara jelas keperuntukkan biaya
itu.
Beberapa mahasiswa UT Pokjar Balaraja dan Cisoka sempat mengeluh karena mereka
diharuskan membayar biaya sekitar Rp. 1. 500. 000 sampai Rp. 2. 000. 000 kepada UT yang
bersangkutan. Mekanisme pembayaran pun terkesan janggal, mahasiswa diminta menransfer sebagian
biaya yang ditetapkan UT Pokjar Balaraja dan Cisoka ke Bank sedangkan sebagian lagi diminta
dibayarkan langsung ke pengelola.
Pada tahun 2010 dan 2011, sebagian mahasiswa S1 Program Pendas diminta membayar biaya
SPP sebesar Rp. 1. 000. 000, dan Rp. 400. 000 untuk biaya tutorial . Sedangkan di situs resmi UT
tertanggal 11 Pebruari 2010, tarif SPP yang besarnya Rp. 1. 000. 000 sudah termasuk biaya OSMB, SPP
mata kuliah, biaya layanan administrasi akademik, biaya layanan bahan ajar dan biaya layanan bantuan
belajar (Tutorial Tatap Muka dan praktek). Bahkan dalam Lampiran Surat Keputusan Rektor Universitas
Terbuka Nomor 8443/UN31/KEP/2011 Tanggal 3 Nopember 2011, Tarif Pendidikan Universitas Terbuka,
SPP Program S1 PGSD besarnya Rp. 1. 000. 000/semester dan itu sudah termasuk biaya OSMB, SPP
mata kuliah, biaya layanan administrasi akademik, biaya layanan bahan ajar dan biaya layanan bantuan
belajar (Tutorial Tatap Muka dan praktek).
Bila dugaan ini benar adanya, maka pihak pengelola UT-UPBJJ Serang Pokjar Balaraja dan Cisoka
telah melakukan pungli sekaligus melanggar keputusan Rektor UT. “Meski pihak pengelola mengaku
bahwa biaya yang dibayarkan langsung ke pengelola adalah untuk memenuhi biaya transportasi
pengelola, tetapi seharusnya pihak pengelola bisa mengeluarkan bukti yang valid. Selama ini, pihak
pengelola enggan mengeluarkan kuitansi resmi, kalaupun mengeluarkan, itu hanya kuitansi biasa dan
tanpa stempel” tutur salahseorang mahasiswa yang enggan menyebutkan namanya.
Mahasiswa itu pun menyebutkan alasan keengganannya menyebutkan nama, menurutnya,
beberapa mahasiswa UT-UPBJJ Serang Pokjar Balaraja dan Cisoka yang sempat berencana mengadukan
permaslahan ini mendapat ancaman dan intimidasi dari Kepala Pengelola UT-UPBJJ Serang Pokjar
Balaraja dan Cisoka. Masih menurutnya, mahasiswa diancam akan mendapat nilai buruk dan ancaman
lainnya jika tetap mempertanyakan permasalahan ini.
Permasalahan ini tentu saja menambah kelam potret dunia pendidikan di Tanah Air. Di tingkat
perguruan tinggi pun yang diharapkan melahirkan kader intelektual bangsa ternyata masih sarat
kepentingan bisnis dan pembungkaman. Harus ada regulasi sekaligus sanksi ketat terhadap
penyelenggara pendidikan untuk semua jenjang pendidikan di Tanah Air.