SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 66
DITA AYU W. 1113016100006 
NURUL HIKMAHWATI 1113016100016 
FARIDLOTUL RIFQIYAH 1113016100020 
SYAHRUL MOBAROK 1113016100029 
SA’DATUL UMMAH 1113016100031 
EDO ARRUJI 1113016100033 
5 
5 
5
Perkembangan ontogeni batang 
Pucuk batang biasanya terdiri atas aksis yaitu 
epikotil yang berisi beberapa buku yang belum 
memanjang dan beberapa primordia. 
Posisi primodia pada ujung batang dipengaruhi 
oleh faktor dalam, yaitu faktor yang 
mengendalikan penebaran potensi 
pertumbuhan dalam meristem pucuk
Tiga teori yang mengenai interaksi 
lokal dalam pucuk 
• Teori ruang pertama yang tersedia (first available space 
theory) menurut teori ini, primodia daun meningkat dalam 
ruang pertama yang mencapai lebar minimum dan jarak 
minimum di bawah pucuk batang 
• Teori lahan daun atau lahan primodia (leaf fields atau 
primodia fileds theory) menurut teori ini, primodia bersama 
dengan bagian meristem pucuk membentuk unit fisiologi. 
Primodia dibentuk pada tempat yang khas. 
• Teori pilin ganda daun (multiple foliar helices theory) menurut 
teori ini sifat mitosis khusus dipindahkan secara akropetal 
yang beujung pada pusat pembentukan daun.
B A T A N G P R I M E R 
Batang primer 
berkembang dari 
protoderm, 
prokambium, 
Dan 
meristem dasar.
SUSUNAN DAN STRUKTUR JARINGAN PRIMER 
BATANG 
Batang dikelilingi epidermis 
Disebelah dalam epidermis terdapat korteks 
Diluar korteks terdapat yang berbatasan dengan epidermis terdiri atas kolenkim 
atau serabut 
Batas antara korteks dan stele adalah endodermis 
Disebelah dalam endodermis terdapat stele yang berisi sistem pembuluh. 
Sistem pembuluh terdiri atas silinder bercelah dan bagian tengahnya disebut 
empulur 
Terdapat 2 tipe jaringan pembuluh : 
1. Floem ( biasanya terletak dibagian luar ) 
2. Xilem ( biasanya terletak dibagian dalam ) 
Xilem dan floem membentuk berkas pengangkut
BERBAGAI TIPE BERKAS PENGANGKUT 
KOLATERAL 
1. KOLATERAL TERTUTUP 
K 
O 
L 
A 
T 
E 
R 
A 
L 
Apabila diantara xilem dan floem tidak terdapat 
kambium, 
Tetapi terdapat parenkim penghubung. Biasanya 
terdapat pada batang Monocotyledoneae. 
2. KOLATERAL TERBUKA 
Apabila diantara xilem dan floem terdapat kambium 
Yang bersifat dipleuris. Biasanya terdapat pada 
batang Dicotyledoneae.
BIKOLATERAL 
B 
I 
K 
O 
L 
A 
T 
E 
R 
A 
L 
Terdiri atas satu bagian floem di sebelah luar 
dan satu bagian di sebelah dalam. Antara xilem dan 
floem luar terdapat kambium, dan antara xilem dan 
floem dalam terdapat parenkim penghubung. 
Terdapat pada beberapa Dicotyledoneae, 
misalnya pada Solanaceae, Cucurbitaceae, 
Asclepiadaceae, Apocynaceae, Convolvuaceae, dan 
Compositae.
KONSENTRIS (TERPUSAT) 
K 
O 
N 
S 
E 
N 
T 
R 
I 
S 
Terdiri atas xilem yang dikelilingi oleh floem 
atau sebaliknya. Apabila xilem dikelilingi oleh floem 
disebut konsentris amfikibral, yang biasa terdapat 
pada Pteridophyta. 
Apabila floem dikelilingi oleh xilem disebut 
konsentris amfivasal, yang biasa terdapat pada 
Monocotyledoneae misalnya pada Aloe arborescens, 
Dracaena, Cordylin, dsb.
RADIAL (MENJARI) 
R 
A 
D 
I 
A 
L 
Terdiri atas xilem dan floem yang 
tersusun berselang-seling menurut arah jari-jari. 
Susunan sewaktu ini terdapat pada akar 
sewaktu xilem dan floem dalam keadaan 
primer.
Pada sebagian besar Monocotyledoneae 
dan sedikit Dicotyledoneae, sistem pembuluh 
primer terdiri atas sejumlah besar berkas 
pengangkut yang tersebar tidak beraturan 
sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas 
batas antara korteks, silinder pembuluh, dan 
empulur.
ENDARK 
Apabila protoxilem terdapat di bagian dalam dari metaxilem dan 
diferensiasi metaxilem kearah perifer seperti pada 
batangAngiospermae. 
EKSARK 
Apabila protoxilem terdapat dibagian luar dari metaxilem dan 
metaxilem berdiferensiasi secara sentripetal seperti pada akar 
Angiospermae. 
MESARK 
Apabila diferensiasi metaxilem ke arah sentripetal dan 
sentrifugal dari protoxilem.
Menurut jumlah jejak daun pada tiap 
ruas, ada yang disebut unilakuna, trilakuna, 
dan multilakuna. 
Menurut Sinnot (1914), ruas trilakuna 
adalah tipe primitif pada Angiospermae. 
Menurut Bailey (1956), dalam proses 
vaskularisasi, Angiospermae dapat 
mengalami perubahan yang reversibel.
Dari kenyataan tersebut dapat 
Diasumsikan bahwa: 
Ruas unilakuna dari Ranales tertentu adlah primitif dan tidak 
dapat berubah selama evolusinya. 
Pada Dicotyledoneae tertentu, misalnya Leguminosea dan 
Anacardiaceae, ruas unilakuna diturunkan dengan pengurangan 
dari suatu ruas trilakuna 
Pada Dicotyledoneae yang lain, misalnya Epacridaceae dan 
Cloranthaceae, ruas tri- dan multilakuna berasal dari ruas 
unilakuna.
Dua tipe dasar susunan berkas pengangkut pada 
Gramineae 
Berkas pengangkut tersusun dalam dua lingkaran. Lingkaran luar 
tersusun dari berkas pengangkut yang kecil dan di sebelah dalam 
tersusun atas berkas pengangkut besar. 
Berkas pengangkut tersebar di seluruh penampang melintang 
batang. Setiap berkas pengangkut dikelilingi oleh selubung 
sklerenkim.
Empulur merupakan tubuh silindris dari 
jaringan di bagian tengah batang yang dikelilingi 
oleh jaringan pembuluh. Empulur terdiri atas 
jaringan yang agak seragam, terutama parenkim 
yang berdinding tebal dengan penebalan lignin. 
Selain itu juga terdapat sklereida. Pada beberapa 
spesies, terdapat struktur sekretori dalam empulur. 
Pada batang beberapa tumbuhan, misalnya 
Phytolaca americana, empulurnya berongga.
Stele 
• Konsep stele  filogeni 
struktur system pembuluh 
primer dalam sumbu 
tumbuhan 
• Kata stele : tiang atau pilar 
 inti sumbu tumbuhan 
(akar dan batang) 
• Disebut juga silinder pusat 
atau silinder pembuluh. 
meskipun termasuk ke 
dalamnya parenkim. 
• Yang dikelilingi korteks yang 
ditutup oleh epidermis. 
• Seiring perjalanan waktu, konsep 
stele mengalami perubahan 
sehingga para ahli sering tidak 
mengacu kepada tiang jaringan 
pembuluh dengan parenkim di 
dekatnya, melainkan hanya pada 
jaringan pembuluhnya.
Lanjutan … 
• Terdiri dari jaringan atau 
berkas-berkas pengangkut , 
empulur , ditambah dengan 
daerah perikambium dan 
jari-jari empulur untuk 
golongan tumbuhan 
tertentu.
Protostele 
• Tipe yang paling primitif. 
• Jaringan pembuluh di bagian 
tengahnya terdiri atas xilem 
yang dikelilingi oleh floem, 
tanpa empulur. 
• Terdiri dari beberapa 
bentuk, yaitu haplostele, 
aktinospele, plektostele, 
dan stele dengan empulur 
campuran.
Haplostele 
• Tipe paling 
primitif/sederhana. 
• Dengan xilem bundar pada 
penampang melintang, 
dikelilingi oleh floem. 
• Contoh: Rhynia , yang telah 
berupa fosil, dan Selaginella . 
Haplostele pada Selaginella
Aktinostele 
• tepi xilem tidak rata, 
melainkan berombak atau 
membentuk jari-jari dengan 
floem diantaranya. 
• Silinder pembuluh pada akar 
tumbuhan berbiji digolongkan 
sebagai aktinostele 
• Contoh : Psilotum dan 
Lycopodium. 
Stele dengan Empulur 
Campuran 
• Xilem bercampur dengan 
sel-sel parenkim empulur. 
• Contoh: paku-pakuan 
primitif.
Plektostele 
• Xilem yang terbagi menjadi 
papan seri (kecilbagian-bagian 
yang sejajar satu sama lain) 
dan silinder, dengan floem 
terdapat diantaranya. 
• Contoh: Lycopodium 
annotinum 
Plektostele pada Selaginella
Protostele
Sifonostele 
• Modifikasi dari protostele 
• oleh adanya empulur di 
bagian tengahnya yang terdiri 
atas sel-sel parenkim 
• Terdiri dari dua, yaitu 
Sifonostele ektofloem dan 
sifonostele amfifloem. 
Sifonostele pada Acorus
Sifonostele ektofloem 
• Floem mengelilingi xilem 
• Terdapat empulur di 
bagian tengah 
• Contoh : Selaginella 
Sifonostele amfifloem 
• Floem terdapat di sebelah 
luar dan sebelah dalam 
dari xilem 
• Contoh : Adiantum dan 
Marsilea
Solenostele 
• Modifikasi dari sifonostele 
dengan adanya jendela 
daun. 
• Jendela daun  bagian 
parenkimatis yang terdapat 
langsung di atas 
pembelokan berkas 
pengangkut yang menuju 
ke daun. 
• Jendela daun pendek 
• Tidak ada tumpang tindih 
antara jendela daun yang 
satu dengan yang lainnya. 
• Diantaranya Solenostele 
amfifloem dan solenostele 
ektofloem
Solenostele amfifloem 
• Yang lebih maju, pada 
Pteropsida Terdapat jendela 
daun yang overlap/menyusuli 
satu sama lain (Diktiostele). 
• yang mempunyai struktur 
konsentris yang terdiri atas 
xilem di bagian sentral, 
dikelilingi oleh floem 
(pengangkut amfikibral) 
Solenostele ektofloem 
• Yang berkembang secara 
evolusioner menjadi eustele.
Selonostele pada Adiantum Selonostele pada Dianthus
Sifonostele dan Selonostele
Eustele 
• Terdiri atas berkas 
pengangkut kolateral atau 
bikolateral. 
• Modifikasi sifonostele di 
mana sistem vaskuler terdiri 
atas suatu lingkaran berkas-berkas 
pengangkut kola-teral 
atau bikolateral. 
• Terletak di sebelah ferifer 
empulur 
Stele Polisiklus 
• Tipe yang paling rumit 
• Tipe yang paling kompleks di 
antara paku-pakuan. 
• Strukturnya adalah 
sifonostelik. 
• Tiap stele berupa sistem 
vaskuler internal yang 
berhubungan dengan si-fonostele 
yang lebih luar.
Eustele padaEquisetum
Ataktostele 
• Tipe stele yang berkas 
pengangkutnya tersebar 
seperti pada 
Monocotyledoneae 
Polistele 
• Batang yang memiliki 
lebih dari satu stele.
Batang Sekunder 
• Pertumbuhan sekunder batang  hasil dari keaktifan kambium 
pembuluh yang membelah secara terus-menerus sehingga 
jumlahnya meningkat. 
• Khas pada tumbuhan Dikotil dan Gymnospermae. 
• Terjadi pembentukan periderm dari felogen. 
• Kambium yang terdapat diantara xilem dan floem  kambium 
pembuluh (kambium intravaskuler). 
• Kambium yang terdapat diantara berkas pengangkut 
kambium antar pembuluh (kambium intervaskuler).
Lanjutan… 
• Kambium mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan dengan 
cepat ke arah membujur dan menjari sehingga diameter 
batang menjadi lebih tebal. 
• Ke arah dalam kambium membentuk xilem sekunder. 
• Ke arah luar membentuk floem sekunder. 
• Jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan sekunder  
jaringan sekunder.
Lanjutan … 
• Kambium terdiri atas 2 tipe sel: 
• 1. sel inisial menggelendong, pada Sequoia sempervirens. 
• 2. sel inisial bersinar (ray initial cell ), bentuknya hampir 
isodiametris. 
• Kedua tipe lebih besar pada batang yang tua dari pada 
batang yang muda.
Lanjutan … 
• Berdasarkan susunan sel menggelendong, kambium 
dibedakan : 
• 1. kambium bertingkat atau berlapis  letak sel 
inisial menggelendong tersusun dalam deretan 
mendatar sehingga ujungnya sama tinggi. Panjang 
sel inisial beragam antara 140-520 mm.
Lanjutan … 
• 2. Kambium tidak bertingkat  letak sel inisial 
menggelendong tumpang tindih satu dengan yang lainnya. 
Ditemukan dengan panjang beragam antara 320-2300 mm.
Lanjutan 
• Hasil penebalan sekunder menyebabkan lingkaran 
silinder xilem meningkat. 
• Kambium bertingkat membelah antiklin memanjang. 
• Kambium tidak bertingkat, sel inisial menggelendong 
membelah miring, semu melintang, dan antiklin, 
diikuti dengan pertumbuhan intrunsif.
Apakah pada Tumbuhan 
Monocotyledoneae tidak terjadi 
pertumbuhan sekunder?
Tidak Terdapat 
• Antara xilem dan floem terdapat parenkim penghubung. 
• Pada tumbuhan yang masih muda, titik tumbuh kecil, 
tetapi semakin lama semakin meluas sehingga batang 
Monocotyledoneae juga dapat membesar. 
• Contoh pada Palmae. 
• Jadi, pembesaran batang tidak disebabkan oleh 
pertumbuhan sekunder, tetapi oleh melebarnya titik 
tumbuh.
TIPE BATANG 
Struktur batang primer berbeda dengan 
struktur batang sekunder sehingga sering kali 
digunakan untuk membedakan tipe batang. 
Biasanya tipe batang dibedakan atas batang 
Conifer, Dikotil berkayu, Dikotil tidak berkayu 
(perdu), Dikotil merambat, Dikotil dengan 
pertumbuhan menyimpang dan Monokotil.
BATANG CONIFER 
Mempunyai tipe berkas pengangkut konsentrasi 
amfikibral. Pada floem primer tidak terbentuk 
serabut pada bagian tepi dan tidak ditemukan 
adanya endodermis. 
Selama pertumbuhan sekunder, batas luar dari 
floem dapat dikenali dengan adanya jari-jari 
empulur. Terkadang, sel di luar floem berisi tanin. 
Sejak pembuluh awal, batang mengandung 
pembuluh resin pada korteks. Apabila batangnya 
membesar, pembuluh resin juga menjadi lebih luas.
BATANG DIKOTIL BERKAYU 
Pada kebanyakan Dikotil yang berbentuk pohon, 
daerah antar pembuluh sempit, misalnya pada 
Salix, Prunus, dan Querscus, dan sangat sempit 
pada Tilia. Pada spesies-spesies tersebut, jaringan 
sekunder membentuk silinder yang membentang 
terus, tidak diputus oleh jari-jari empulur. 
Dibawah epidermis terdapat selapis sel parenkim 
yang kemudian menjadi beberapa lapis kolenkim. 
Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim 
yang berisi klorofil. Endodermis yang berisi tepung 
disebut floemterma atau selubung tepung.
Lanjutan...
BATANG DIKOTIL TIDAK BERKAYU 
(Herbaceus = Menerna) 
Pada batang floem muda terdapat epidermis 
dan masih terdapat pada awal pertumbuhan 
sekunder. Pada batan tua akan terbentuk 
periderm dan lentisel. Satu atau dua lapisan 
korteks di bawah epidermis berisi kloroplas. 
Lapisan ini diikuti oleh dua atau tiga lapisan 
kolenkim, dan parenkim dengan sel getah. 
Floem primer berisi serabut dekat dengan 
korteks (serabut protofloem).
Lanjutan...
Lanjutan... 
Di dalam floem sekunder juga terdapat serabut, 
tetapi tidak pada metafloem. Kambium 
pembuluh memisahkan floem dengan xilem 
ekunder dengan membentuk silinder yang padat 
Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi sel 
getah. Tepung dan kristal sering terdapat dalam 
empulur maupun korteks.
Lanjutan... 
Berkas pengangkut pada batang menerna biasanya 
kolateral. Solanaceae, misalnya tomat, kentang, 
dan tembakau, serta Cucurbitaceae, misalnya labu, 
mempunyai berkas pengangkut bikolateral. 
Jadi, selain floem yang terdapat di bagian luar 
xilem, juga terdapat floem dalam. Kambium 
terdapat di antara floem luar dengan xilem 
sehingga pertumbuhan sekunder hanya terjadi di 
daerah antara floem luar dan xilem saja. Korteks 
terdiri atas parenkim dan kolenkim.
BATANG DIKOTIL MERAMBAT 
Pada Aristolochia, jaringan pembuluh primer tersusun 
kolateral. Jaringan primer terdiri atas epidermis, korteks 
yang terdiri atas parenkim dan kolenkim yang 
mengandung klorofil, dan silinder pusat (stele) yang 
terdiri atas serabut yang banyak mengandung tepung 
Sel yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan relatif 
lebih kecil. Floem sekunder tidak berserabut. Apabila 
diameter batang membesar, setiap berkas pengangkut 
juga membesae ke arah luar atau ke arah tepi. Pada 
beberapa spesies, beberapa sel parenkim berubah 
menjadi sel batu. Periderm membentuk sel kolenkim di 
bawah epidermis.
Lanjutan... 
Cucurbita mempunyai berkas pengangkut 
bikolateral. Epidermis uniseriate dan di 
bawahnya terdapat kolenkim dan klorenkim. 
Klorenkim terdapat di bawah epidermis yang 
mempunyai stomata. Epidermis mengandung 
tepung. Ciri khas batang Dikotil merambat 
adalah terdapatnya sklerenkimm di luar berkas 
pengangkut.
Batang Dikotil dengan Pertumbuhan 
Sekunder yang Menyimpang 
• Pertumbuhan sekunder yang menyimpang digunakan 
untuk menunjukkan bentuk keaktifan kambium yang 
menyimpang dari kebiasaan, yang ditemukan pada 
Conifer dan tumbuhan dikotil berkayu dari daerah 
beriklim sedang. 
• Pada beberapa tumbuhan dengan pertumbuhan 
menyimpang, kambium pembuluh terdapat pada 
kedudukan normal. Namun, tubuh sekunder 
menunjukkan penyebaran xilem dan floem yang tidak 
biasa. 
• Pada Leptadenia, Strychnos, dan Thunbergia, floem 
dibentuk tidak hanya ke arah luar, tetapi juga ke 
arah dalam sehingga floem sekunder terdapat di 
dalam xilem sekunder.
Lanjutan... 
• Pada Amaranthaceae, Chenopodiaceae, Menisperrnaceae, dan 
Nygtaginaceae, serangkaian kambium pembuluh tersusun dari 
bagian pusat batang ke arah luar. Masing-masing kambium 
menghasilkan xilem ke arah dalam dan floem ke arah luar 
sehingga terjadi lapisan yang terdiri atas xilem, kambium, dan 
floem. 
• Pada batang Bougainvillea spectabilis, xilem dan floem 
membentuk untaian yang tertanam dalam jaringan parenkim, 
yang disebut jaringan konjungtif. Bougainvillea spectabilis 
mempunyai kambium yang tidak normal. 
• Pertumbuhan menyimpang juga terjadi pada Bignoniaceae. 
Setelah silinder kambium biasa terbentuk pada akhir 
pertumbuhan primer, empat bidang kambium berhenti 
menghasilkan xilem, tetapi terus melepaskan kambiumnya ke sisi 
floem. Jadi, ada dua jenis kambium, yaitu dipleuris dam 
monopleuris.
Batang Monocotyledoneae 
• Pada umumnya, monokotil tidak mempunyai 
pertumbuhan sekunder dari kambium pembuluh, 
tetapi batangnya dapat berkembang menjadi tebal, 
misalnya pada palmae. Penebalan ini berasal dari 
pembelahan dan pembesaran sel parenkim dasar. 
• Namun, ada tumbuhan monokotil yang mempunyai 
kambium sehingga mengalami pertumbuhan sekunder, 
yaitu pada Liliflorae berkayu.
6. PENYESUAIAN BATANG PADA 
BERBAGAI HABITAT
1. Tumbuhan gurun pasir (Xerofit) 
• Tumbuhan Xerofit yaitu tumbuhan yang hidup pada 
daerah yang kekurangan air/minim air. Contohnya 
Kurma dan Kaktus. Daun kecil berbentuk duri untuk 
mengurangi penguapan. Batang sukulen yang kaya 
akan air. Lapisan kutikula tebal untuk mengurangi 
penguapan. Berakar serabut yang sangat panjang untuk 
mencari air dan hara mineral di dalam tanah. Kloroplas 
hanya pada bagian tepi sel, bagian tengah berisi air. 
Terdapat empulur, kotreks dan epidermis yang tebal. 
• Contohnya pada tumbuhan Retama raetam
2. Tumbuhan Garam (?) 
• Tumbuhan yang tumbuh di tempat bergaram memiliki 
struktur korteks yang lebih sederhana. Epidermis terdiri 
atas satu lapisan sel dan berdinding tipis. Jaringan 
fotosintesis berisi sel palisade yang besar dan menyimpan 
air seperti sel parenkim korteks di bagian dalam. Tumbuhan 
ini memiliki empulur yang sempit. 
• Adapun bentuk adaptasinya adalah memiliki jaringan 
aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan 
pembuluh tersebar. Flora mangrove menyerap air tetapi 
mencegah masuknya garam, melalui saringan (ultra filter) 
yang terdapat pada akar . Flora mangrove menyerap air 
dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam 
dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun.
3. Tumbuhan akuatik (hidrofit) 
• Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang hidupnya berada di 
dalam air. Adaptasi strukturalnya terkait dengan kandungan air yang 
tinggi dan kekurangan ketersediaan oksigen. Dikategorikan dalam 3 
hal, yaitu : tumbuhan melayang, tumbuhan terapung, tumbuhan 
tenggelam. Tumbuhan ini adalah jenis tumbuhan yang hidupnya 
sebagian besar di perairan. 
• Daun dan batang di bawah permukaan air banyak mengandung 
kloroplas, tetapi kutikulanya berkurang. Kloroplas juga terdapat 
pada sel epidermis, terutama pada habitat yang agak gelap. 
Kloroplas dalam epidermis lebih banyak daripada di jaringan bagian 
dalam. Korteks dan mesofil terutama berfungsi sebagai jaringan 
penyimpan tepung dan lemak. Tumbuhan hidrofit di bawah air tidak 
mempunyai stomata pada epidermisnya.
• Selain itu, pada korteks batang, jaringan dasar, dan mesofil tangkai 
daun terdapat lakuna sebagai tempat lewatnya udara yang dibentuk 
secara skizogen. Lakuna dijumpai pada korteks bagian dalam 
batang. Korteks bagian luar terdiri atas parenkim yang padat atau 
kolenkim. Korteks bagian dalam mengelilingi silinder pembuluh 
berisi parenkim yang rapat. 
• Jaringan yang paling khusus ditemukan pada batang dan akar nafas 
dari banyak tumbuhan adalah aerenkim. Aerenkim adalah suatu 
jaringan yang terdapat pengembangan ruang-ruang udara yang 
spesial (aerenkim). Terdapat pada daun dan batang hidrofit, 
menyediakan atmosfir internal bagi tumbuhan, memberikan 
pelampung bagi tumbuhan untuk mengapung , menyimpan udara 
oksigen dan karbondioksida.
Anatomi batang

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidaeMaedy Ripani
 
Jaringan Dasar atau Parenkim
Jaringan Dasar atau ParenkimJaringan Dasar atau Parenkim
Jaringan Dasar atau ParenkimAngely Putry
 
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATASISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATAnurahlina08
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomydewisetiyana52
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Agustin Dian Kartikasari
 
metamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daunmetamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daunAulliya silfiana
 
Ppt jaringan parenkim copy
Ppt jaringan parenkim   copyPpt jaringan parenkim   copy
Ppt jaringan parenkim copyElmisa Subama
 
BIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_BlastulasiBIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_BlastulasiNur Aini
 
Antum anatomi batang dan anomali pada batang
Antum anatomi batang dan anomali pada batangAntum anatomi batang dan anomali pada batang
Antum anatomi batang dan anomali pada batangRizki Amaliyah
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
 
Jaringan Dasar atau Parenkim
Jaringan Dasar atau ParenkimJaringan Dasar atau Parenkim
Jaringan Dasar atau Parenkim
 
morfologi batang
morfologi batang morfologi batang
morfologi batang
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusiiPPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
 
Sumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti TaksonomiSumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti Taksonomi
 
Sekresi
SekresiSekresi
Sekresi
 
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATASISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Ppt batang
Ppt batangPpt batang
Ppt batang
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
 
metamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daunmetamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daun
 
Ppt jaringan parenkim copy
Ppt jaringan parenkim   copyPpt jaringan parenkim   copy
Ppt jaringan parenkim copy
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - PteridophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 
BIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_BlastulasiBIOUnnes_Blastulasi
BIOUnnes_Blastulasi
 
Antum anatomi batang dan anomali pada batang
Antum anatomi batang dan anomali pada batangAntum anatomi batang dan anomali pada batang
Antum anatomi batang dan anomali pada batang
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - BatangPPT Morfologi Tumbuhan - Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - Batang
 
Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
 

Ähnlich wie Anatomi batang

ANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptx
ANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptxANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptx
ANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptxFadilPutra8
 
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunAnatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunSapan Nada
 
Pertemuan_8AF2020131.pdf
Pertemuan_8AF2020131.pdfPertemuan_8AF2020131.pdf
Pertemuan_8AF2020131.pdfhajrazahirahh
 
IPA Kelas 8 BAB 4 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 8 BAB 4 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 8 BAB 4 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 8 BAB 4 - www.ilmuguru.org.pptxEzraElboyx
 
Anatomi bunga dan kelenjar
Anatomi bunga dan kelenjarAnatomi bunga dan kelenjar
Anatomi bunga dan kelenjarNisrina tama
 
Materi Anatomi Fisiologi Tumbuhan : Batang
Materi Anatomi Fisiologi Tumbuhan : BatangMateri Anatomi Fisiologi Tumbuhan : Batang
Materi Anatomi Fisiologi Tumbuhan : BatangAde Irma Suryani
 
farmakognosi dasar 1
farmakognosi dasar 1farmakognosi dasar 1
farmakognosi dasar 1Sri Ariesty
 
salinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptx
salinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptxsalinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptx
salinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptxHeribertusDanangPamu
 
salinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptx
salinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptxsalinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptx
salinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptxTaupikSulaiman
 
Jaringan tumbuhan jadi
Jaringan tumbuhan jadiJaringan tumbuhan jadi
Jaringan tumbuhan jadiCECE SUTIA
 
struktur tumbuhan 11 IPA 4
struktur tumbuhan 11 IPA 4struktur tumbuhan 11 IPA 4
struktur tumbuhan 11 IPA 4Annur Anisa
 
Bagian bagian-tumbuhan
Bagian bagian-tumbuhanBagian bagian-tumbuhan
Bagian bagian-tumbuhanAndi Lou
 
Tugas Biologi Kelas VIII SMP
Tugas Biologi Kelas VIII SMPTugas Biologi Kelas VIII SMP
Tugas Biologi Kelas VIII SMPDhudy_Hario
 
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BATANG-KEL.2 (FIX).pptx
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BATANG-KEL.2 (FIX).pptxSTRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BATANG-KEL.2 (FIX).pptx
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BATANG-KEL.2 (FIX).pptxMayaFadhillah3
 

Ähnlich wie Anatomi batang (20)

1. SUPERTUM .pdf
1. SUPERTUM .pdf1. SUPERTUM .pdf
1. SUPERTUM .pdf
 
ANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptx
ANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptxANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptx
ANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptx
 
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunAnatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
 
Pertemuan_8AF2020131.pdf
Pertemuan_8AF2020131.pdfPertemuan_8AF2020131.pdf
Pertemuan_8AF2020131.pdf
 
IPA Kelas 8 BAB 4 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 8 BAB 4 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 8 BAB 4 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 8 BAB 4 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Anatomi bunga dan kelenjar
Anatomi bunga dan kelenjarAnatomi bunga dan kelenjar
Anatomi bunga dan kelenjar
 
Materi Anatomi Fisiologi Tumbuhan : Batang
Materi Anatomi Fisiologi Tumbuhan : BatangMateri Anatomi Fisiologi Tumbuhan : Batang
Materi Anatomi Fisiologi Tumbuhan : Batang
 
farmakognosi dasar 1
farmakognosi dasar 1farmakognosi dasar 1
farmakognosi dasar 1
 
salinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptx
salinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptxsalinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptx
salinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptx
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
 
salinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptx
salinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptxsalinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptx
salinan Strukrur dan Fungsi Jaringan.pptx
 
ANATOMI BATANG
ANATOMI BATANG ANATOMI BATANG
ANATOMI BATANG
 
Jaringan tumbuhan jadi
Jaringan tumbuhan jadiJaringan tumbuhan jadi
Jaringan tumbuhan jadi
 
struktur tumbuhan 11 IPA 4
struktur tumbuhan 11 IPA 4struktur tumbuhan 11 IPA 4
struktur tumbuhan 11 IPA 4
 
jaringan pada tumbuhan
jaringan pada tumbuhanjaringan pada tumbuhan
jaringan pada tumbuhan
 
Bagian bagian-tumbuhan
Bagian bagian-tumbuhanBagian bagian-tumbuhan
Bagian bagian-tumbuhan
 
Tugas Biologi Kelas VIII SMP
Tugas Biologi Kelas VIII SMPTugas Biologi Kelas VIII SMP
Tugas Biologi Kelas VIII SMP
 
Makalah morfologi daun
Makalah morfologi daunMakalah morfologi daun
Makalah morfologi daun
 
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BATANG-KEL.2 (FIX).pptx
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BATANG-KEL.2 (FIX).pptxSTRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BATANG-KEL.2 (FIX).pptx
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BATANG-KEL.2 (FIX).pptx
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

Anatomi batang

  • 1.
  • 2. DITA AYU W. 1113016100006 NURUL HIKMAHWATI 1113016100016 FARIDLOTUL RIFQIYAH 1113016100020 SYAHRUL MOBAROK 1113016100029 SA’DATUL UMMAH 1113016100031 EDO ARRUJI 1113016100033 5 5 5
  • 3. Perkembangan ontogeni batang Pucuk batang biasanya terdiri atas aksis yaitu epikotil yang berisi beberapa buku yang belum memanjang dan beberapa primordia. Posisi primodia pada ujung batang dipengaruhi oleh faktor dalam, yaitu faktor yang mengendalikan penebaran potensi pertumbuhan dalam meristem pucuk
  • 4. Tiga teori yang mengenai interaksi lokal dalam pucuk • Teori ruang pertama yang tersedia (first available space theory) menurut teori ini, primodia daun meningkat dalam ruang pertama yang mencapai lebar minimum dan jarak minimum di bawah pucuk batang • Teori lahan daun atau lahan primodia (leaf fields atau primodia fileds theory) menurut teori ini, primodia bersama dengan bagian meristem pucuk membentuk unit fisiologi. Primodia dibentuk pada tempat yang khas. • Teori pilin ganda daun (multiple foliar helices theory) menurut teori ini sifat mitosis khusus dipindahkan secara akropetal yang beujung pada pusat pembentukan daun.
  • 5. B A T A N G P R I M E R Batang primer berkembang dari protoderm, prokambium, Dan meristem dasar.
  • 6. SUSUNAN DAN STRUKTUR JARINGAN PRIMER BATANG Batang dikelilingi epidermis Disebelah dalam epidermis terdapat korteks Diluar korteks terdapat yang berbatasan dengan epidermis terdiri atas kolenkim atau serabut Batas antara korteks dan stele adalah endodermis Disebelah dalam endodermis terdapat stele yang berisi sistem pembuluh. Sistem pembuluh terdiri atas silinder bercelah dan bagian tengahnya disebut empulur Terdapat 2 tipe jaringan pembuluh : 1. Floem ( biasanya terletak dibagian luar ) 2. Xilem ( biasanya terletak dibagian dalam ) Xilem dan floem membentuk berkas pengangkut
  • 7. BERBAGAI TIPE BERKAS PENGANGKUT KOLATERAL 1. KOLATERAL TERTUTUP K O L A T E R A L Apabila diantara xilem dan floem tidak terdapat kambium, Tetapi terdapat parenkim penghubung. Biasanya terdapat pada batang Monocotyledoneae. 2. KOLATERAL TERBUKA Apabila diantara xilem dan floem terdapat kambium Yang bersifat dipleuris. Biasanya terdapat pada batang Dicotyledoneae.
  • 8.
  • 9. BIKOLATERAL B I K O L A T E R A L Terdiri atas satu bagian floem di sebelah luar dan satu bagian di sebelah dalam. Antara xilem dan floem luar terdapat kambium, dan antara xilem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung. Terdapat pada beberapa Dicotyledoneae, misalnya pada Solanaceae, Cucurbitaceae, Asclepiadaceae, Apocynaceae, Convolvuaceae, dan Compositae.
  • 10. KONSENTRIS (TERPUSAT) K O N S E N T R I S Terdiri atas xilem yang dikelilingi oleh floem atau sebaliknya. Apabila xilem dikelilingi oleh floem disebut konsentris amfikibral, yang biasa terdapat pada Pteridophyta. Apabila floem dikelilingi oleh xilem disebut konsentris amfivasal, yang biasa terdapat pada Monocotyledoneae misalnya pada Aloe arborescens, Dracaena, Cordylin, dsb.
  • 11. RADIAL (MENJARI) R A D I A L Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling menurut arah jari-jari. Susunan sewaktu ini terdapat pada akar sewaktu xilem dan floem dalam keadaan primer.
  • 12.
  • 13. Pada sebagian besar Monocotyledoneae dan sedikit Dicotyledoneae, sistem pembuluh primer terdiri atas sejumlah besar berkas pengangkut yang tersebar tidak beraturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas batas antara korteks, silinder pembuluh, dan empulur.
  • 14. ENDARK Apabila protoxilem terdapat di bagian dalam dari metaxilem dan diferensiasi metaxilem kearah perifer seperti pada batangAngiospermae. EKSARK Apabila protoxilem terdapat dibagian luar dari metaxilem dan metaxilem berdiferensiasi secara sentripetal seperti pada akar Angiospermae. MESARK Apabila diferensiasi metaxilem ke arah sentripetal dan sentrifugal dari protoxilem.
  • 15. Menurut jumlah jejak daun pada tiap ruas, ada yang disebut unilakuna, trilakuna, dan multilakuna. Menurut Sinnot (1914), ruas trilakuna adalah tipe primitif pada Angiospermae. Menurut Bailey (1956), dalam proses vaskularisasi, Angiospermae dapat mengalami perubahan yang reversibel.
  • 16. Dari kenyataan tersebut dapat Diasumsikan bahwa: Ruas unilakuna dari Ranales tertentu adlah primitif dan tidak dapat berubah selama evolusinya. Pada Dicotyledoneae tertentu, misalnya Leguminosea dan Anacardiaceae, ruas unilakuna diturunkan dengan pengurangan dari suatu ruas trilakuna Pada Dicotyledoneae yang lain, misalnya Epacridaceae dan Cloranthaceae, ruas tri- dan multilakuna berasal dari ruas unilakuna.
  • 17. Dua tipe dasar susunan berkas pengangkut pada Gramineae Berkas pengangkut tersusun dalam dua lingkaran. Lingkaran luar tersusun dari berkas pengangkut yang kecil dan di sebelah dalam tersusun atas berkas pengangkut besar. Berkas pengangkut tersebar di seluruh penampang melintang batang. Setiap berkas pengangkut dikelilingi oleh selubung sklerenkim.
  • 18. Empulur merupakan tubuh silindris dari jaringan di bagian tengah batang yang dikelilingi oleh jaringan pembuluh. Empulur terdiri atas jaringan yang agak seragam, terutama parenkim yang berdinding tebal dengan penebalan lignin. Selain itu juga terdapat sklereida. Pada beberapa spesies, terdapat struktur sekretori dalam empulur. Pada batang beberapa tumbuhan, misalnya Phytolaca americana, empulurnya berongga.
  • 19. Stele • Konsep stele  filogeni struktur system pembuluh primer dalam sumbu tumbuhan • Kata stele : tiang atau pilar  inti sumbu tumbuhan (akar dan batang) • Disebut juga silinder pusat atau silinder pembuluh. meskipun termasuk ke dalamnya parenkim. • Yang dikelilingi korteks yang ditutup oleh epidermis. • Seiring perjalanan waktu, konsep stele mengalami perubahan sehingga para ahli sering tidak mengacu kepada tiang jaringan pembuluh dengan parenkim di dekatnya, melainkan hanya pada jaringan pembuluhnya.
  • 20. Lanjutan … • Terdiri dari jaringan atau berkas-berkas pengangkut , empulur , ditambah dengan daerah perikambium dan jari-jari empulur untuk golongan tumbuhan tertentu.
  • 21. Protostele • Tipe yang paling primitif. • Jaringan pembuluh di bagian tengahnya terdiri atas xilem yang dikelilingi oleh floem, tanpa empulur. • Terdiri dari beberapa bentuk, yaitu haplostele, aktinospele, plektostele, dan stele dengan empulur campuran.
  • 22. Haplostele • Tipe paling primitif/sederhana. • Dengan xilem bundar pada penampang melintang, dikelilingi oleh floem. • Contoh: Rhynia , yang telah berupa fosil, dan Selaginella . Haplostele pada Selaginella
  • 23. Aktinostele • tepi xilem tidak rata, melainkan berombak atau membentuk jari-jari dengan floem diantaranya. • Silinder pembuluh pada akar tumbuhan berbiji digolongkan sebagai aktinostele • Contoh : Psilotum dan Lycopodium. Stele dengan Empulur Campuran • Xilem bercampur dengan sel-sel parenkim empulur. • Contoh: paku-pakuan primitif.
  • 24. Plektostele • Xilem yang terbagi menjadi papan seri (kecilbagian-bagian yang sejajar satu sama lain) dan silinder, dengan floem terdapat diantaranya. • Contoh: Lycopodium annotinum Plektostele pada Selaginella
  • 26. Sifonostele • Modifikasi dari protostele • oleh adanya empulur di bagian tengahnya yang terdiri atas sel-sel parenkim • Terdiri dari dua, yaitu Sifonostele ektofloem dan sifonostele amfifloem. Sifonostele pada Acorus
  • 27. Sifonostele ektofloem • Floem mengelilingi xilem • Terdapat empulur di bagian tengah • Contoh : Selaginella Sifonostele amfifloem • Floem terdapat di sebelah luar dan sebelah dalam dari xilem • Contoh : Adiantum dan Marsilea
  • 28. Solenostele • Modifikasi dari sifonostele dengan adanya jendela daun. • Jendela daun  bagian parenkimatis yang terdapat langsung di atas pembelokan berkas pengangkut yang menuju ke daun. • Jendela daun pendek • Tidak ada tumpang tindih antara jendela daun yang satu dengan yang lainnya. • Diantaranya Solenostele amfifloem dan solenostele ektofloem
  • 29. Solenostele amfifloem • Yang lebih maju, pada Pteropsida Terdapat jendela daun yang overlap/menyusuli satu sama lain (Diktiostele). • yang mempunyai struktur konsentris yang terdiri atas xilem di bagian sentral, dikelilingi oleh floem (pengangkut amfikibral) Solenostele ektofloem • Yang berkembang secara evolusioner menjadi eustele.
  • 30. Selonostele pada Adiantum Selonostele pada Dianthus
  • 32. Eustele • Terdiri atas berkas pengangkut kolateral atau bikolateral. • Modifikasi sifonostele di mana sistem vaskuler terdiri atas suatu lingkaran berkas-berkas pengangkut kola-teral atau bikolateral. • Terletak di sebelah ferifer empulur Stele Polisiklus • Tipe yang paling rumit • Tipe yang paling kompleks di antara paku-pakuan. • Strukturnya adalah sifonostelik. • Tiap stele berupa sistem vaskuler internal yang berhubungan dengan si-fonostele yang lebih luar.
  • 34. Ataktostele • Tipe stele yang berkas pengangkutnya tersebar seperti pada Monocotyledoneae Polistele • Batang yang memiliki lebih dari satu stele.
  • 35.
  • 36.
  • 37. Batang Sekunder • Pertumbuhan sekunder batang  hasil dari keaktifan kambium pembuluh yang membelah secara terus-menerus sehingga jumlahnya meningkat. • Khas pada tumbuhan Dikotil dan Gymnospermae. • Terjadi pembentukan periderm dari felogen. • Kambium yang terdapat diantara xilem dan floem  kambium pembuluh (kambium intravaskuler). • Kambium yang terdapat diantara berkas pengangkut kambium antar pembuluh (kambium intervaskuler).
  • 38. Lanjutan… • Kambium mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan dengan cepat ke arah membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. • Ke arah dalam kambium membentuk xilem sekunder. • Ke arah luar membentuk floem sekunder. • Jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan sekunder  jaringan sekunder.
  • 39. Lanjutan … • Kambium terdiri atas 2 tipe sel: • 1. sel inisial menggelendong, pada Sequoia sempervirens. • 2. sel inisial bersinar (ray initial cell ), bentuknya hampir isodiametris. • Kedua tipe lebih besar pada batang yang tua dari pada batang yang muda.
  • 40. Lanjutan … • Berdasarkan susunan sel menggelendong, kambium dibedakan : • 1. kambium bertingkat atau berlapis  letak sel inisial menggelendong tersusun dalam deretan mendatar sehingga ujungnya sama tinggi. Panjang sel inisial beragam antara 140-520 mm.
  • 41. Lanjutan … • 2. Kambium tidak bertingkat  letak sel inisial menggelendong tumpang tindih satu dengan yang lainnya. Ditemukan dengan panjang beragam antara 320-2300 mm.
  • 42. Lanjutan • Hasil penebalan sekunder menyebabkan lingkaran silinder xilem meningkat. • Kambium bertingkat membelah antiklin memanjang. • Kambium tidak bertingkat, sel inisial menggelendong membelah miring, semu melintang, dan antiklin, diikuti dengan pertumbuhan intrunsif.
  • 43. Apakah pada Tumbuhan Monocotyledoneae tidak terjadi pertumbuhan sekunder?
  • 44. Tidak Terdapat • Antara xilem dan floem terdapat parenkim penghubung. • Pada tumbuhan yang masih muda, titik tumbuh kecil, tetapi semakin lama semakin meluas sehingga batang Monocotyledoneae juga dapat membesar. • Contoh pada Palmae. • Jadi, pembesaran batang tidak disebabkan oleh pertumbuhan sekunder, tetapi oleh melebarnya titik tumbuh.
  • 45. TIPE BATANG Struktur batang primer berbeda dengan struktur batang sekunder sehingga sering kali digunakan untuk membedakan tipe batang. Biasanya tipe batang dibedakan atas batang Conifer, Dikotil berkayu, Dikotil tidak berkayu (perdu), Dikotil merambat, Dikotil dengan pertumbuhan menyimpang dan Monokotil.
  • 46. BATANG CONIFER Mempunyai tipe berkas pengangkut konsentrasi amfikibral. Pada floem primer tidak terbentuk serabut pada bagian tepi dan tidak ditemukan adanya endodermis. Selama pertumbuhan sekunder, batas luar dari floem dapat dikenali dengan adanya jari-jari empulur. Terkadang, sel di luar floem berisi tanin. Sejak pembuluh awal, batang mengandung pembuluh resin pada korteks. Apabila batangnya membesar, pembuluh resin juga menjadi lebih luas.
  • 47. BATANG DIKOTIL BERKAYU Pada kebanyakan Dikotil yang berbentuk pohon, daerah antar pembuluh sempit, misalnya pada Salix, Prunus, dan Querscus, dan sangat sempit pada Tilia. Pada spesies-spesies tersebut, jaringan sekunder membentuk silinder yang membentang terus, tidak diputus oleh jari-jari empulur. Dibawah epidermis terdapat selapis sel parenkim yang kemudian menjadi beberapa lapis kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim yang berisi klorofil. Endodermis yang berisi tepung disebut floemterma atau selubung tepung.
  • 49. BATANG DIKOTIL TIDAK BERKAYU (Herbaceus = Menerna) Pada batang floem muda terdapat epidermis dan masih terdapat pada awal pertumbuhan sekunder. Pada batan tua akan terbentuk periderm dan lentisel. Satu atau dua lapisan korteks di bawah epidermis berisi kloroplas. Lapisan ini diikuti oleh dua atau tiga lapisan kolenkim, dan parenkim dengan sel getah. Floem primer berisi serabut dekat dengan korteks (serabut protofloem).
  • 51. Lanjutan... Di dalam floem sekunder juga terdapat serabut, tetapi tidak pada metafloem. Kambium pembuluh memisahkan floem dengan xilem ekunder dengan membentuk silinder yang padat Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi sel getah. Tepung dan kristal sering terdapat dalam empulur maupun korteks.
  • 52. Lanjutan... Berkas pengangkut pada batang menerna biasanya kolateral. Solanaceae, misalnya tomat, kentang, dan tembakau, serta Cucurbitaceae, misalnya labu, mempunyai berkas pengangkut bikolateral. Jadi, selain floem yang terdapat di bagian luar xilem, juga terdapat floem dalam. Kambium terdapat di antara floem luar dengan xilem sehingga pertumbuhan sekunder hanya terjadi di daerah antara floem luar dan xilem saja. Korteks terdiri atas parenkim dan kolenkim.
  • 53. BATANG DIKOTIL MERAMBAT Pada Aristolochia, jaringan pembuluh primer tersusun kolateral. Jaringan primer terdiri atas epidermis, korteks yang terdiri atas parenkim dan kolenkim yang mengandung klorofil, dan silinder pusat (stele) yang terdiri atas serabut yang banyak mengandung tepung Sel yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan relatif lebih kecil. Floem sekunder tidak berserabut. Apabila diameter batang membesar, setiap berkas pengangkut juga membesae ke arah luar atau ke arah tepi. Pada beberapa spesies, beberapa sel parenkim berubah menjadi sel batu. Periderm membentuk sel kolenkim di bawah epidermis.
  • 54. Lanjutan... Cucurbita mempunyai berkas pengangkut bikolateral. Epidermis uniseriate dan di bawahnya terdapat kolenkim dan klorenkim. Klorenkim terdapat di bawah epidermis yang mempunyai stomata. Epidermis mengandung tepung. Ciri khas batang Dikotil merambat adalah terdapatnya sklerenkimm di luar berkas pengangkut.
  • 55. Batang Dikotil dengan Pertumbuhan Sekunder yang Menyimpang • Pertumbuhan sekunder yang menyimpang digunakan untuk menunjukkan bentuk keaktifan kambium yang menyimpang dari kebiasaan, yang ditemukan pada Conifer dan tumbuhan dikotil berkayu dari daerah beriklim sedang. • Pada beberapa tumbuhan dengan pertumbuhan menyimpang, kambium pembuluh terdapat pada kedudukan normal. Namun, tubuh sekunder menunjukkan penyebaran xilem dan floem yang tidak biasa. • Pada Leptadenia, Strychnos, dan Thunbergia, floem dibentuk tidak hanya ke arah luar, tetapi juga ke arah dalam sehingga floem sekunder terdapat di dalam xilem sekunder.
  • 56. Lanjutan... • Pada Amaranthaceae, Chenopodiaceae, Menisperrnaceae, dan Nygtaginaceae, serangkaian kambium pembuluh tersusun dari bagian pusat batang ke arah luar. Masing-masing kambium menghasilkan xilem ke arah dalam dan floem ke arah luar sehingga terjadi lapisan yang terdiri atas xilem, kambium, dan floem. • Pada batang Bougainvillea spectabilis, xilem dan floem membentuk untaian yang tertanam dalam jaringan parenkim, yang disebut jaringan konjungtif. Bougainvillea spectabilis mempunyai kambium yang tidak normal. • Pertumbuhan menyimpang juga terjadi pada Bignoniaceae. Setelah silinder kambium biasa terbentuk pada akhir pertumbuhan primer, empat bidang kambium berhenti menghasilkan xilem, tetapi terus melepaskan kambiumnya ke sisi floem. Jadi, ada dua jenis kambium, yaitu dipleuris dam monopleuris.
  • 57.
  • 58.
  • 59. Batang Monocotyledoneae • Pada umumnya, monokotil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari kambium pembuluh, tetapi batangnya dapat berkembang menjadi tebal, misalnya pada palmae. Penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel parenkim dasar. • Namun, ada tumbuhan monokotil yang mempunyai kambium sehingga mengalami pertumbuhan sekunder, yaitu pada Liliflorae berkayu.
  • 60.
  • 61. 6. PENYESUAIAN BATANG PADA BERBAGAI HABITAT
  • 62. 1. Tumbuhan gurun pasir (Xerofit) • Tumbuhan Xerofit yaitu tumbuhan yang hidup pada daerah yang kekurangan air/minim air. Contohnya Kurma dan Kaktus. Daun kecil berbentuk duri untuk mengurangi penguapan. Batang sukulen yang kaya akan air. Lapisan kutikula tebal untuk mengurangi penguapan. Berakar serabut yang sangat panjang untuk mencari air dan hara mineral di dalam tanah. Kloroplas hanya pada bagian tepi sel, bagian tengah berisi air. Terdapat empulur, kotreks dan epidermis yang tebal. • Contohnya pada tumbuhan Retama raetam
  • 63. 2. Tumbuhan Garam (?) • Tumbuhan yang tumbuh di tempat bergaram memiliki struktur korteks yang lebih sederhana. Epidermis terdiri atas satu lapisan sel dan berdinding tipis. Jaringan fotosintesis berisi sel palisade yang besar dan menyimpan air seperti sel parenkim korteks di bagian dalam. Tumbuhan ini memiliki empulur yang sempit. • Adapun bentuk adaptasinya adalah memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar. Flora mangrove menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui saringan (ultra filter) yang terdapat pada akar . Flora mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun.
  • 64. 3. Tumbuhan akuatik (hidrofit) • Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang hidupnya berada di dalam air. Adaptasi strukturalnya terkait dengan kandungan air yang tinggi dan kekurangan ketersediaan oksigen. Dikategorikan dalam 3 hal, yaitu : tumbuhan melayang, tumbuhan terapung, tumbuhan tenggelam. Tumbuhan ini adalah jenis tumbuhan yang hidupnya sebagian besar di perairan. • Daun dan batang di bawah permukaan air banyak mengandung kloroplas, tetapi kutikulanya berkurang. Kloroplas juga terdapat pada sel epidermis, terutama pada habitat yang agak gelap. Kloroplas dalam epidermis lebih banyak daripada di jaringan bagian dalam. Korteks dan mesofil terutama berfungsi sebagai jaringan penyimpan tepung dan lemak. Tumbuhan hidrofit di bawah air tidak mempunyai stomata pada epidermisnya.
  • 65. • Selain itu, pada korteks batang, jaringan dasar, dan mesofil tangkai daun terdapat lakuna sebagai tempat lewatnya udara yang dibentuk secara skizogen. Lakuna dijumpai pada korteks bagian dalam batang. Korteks bagian luar terdiri atas parenkim yang padat atau kolenkim. Korteks bagian dalam mengelilingi silinder pembuluh berisi parenkim yang rapat. • Jaringan yang paling khusus ditemukan pada batang dan akar nafas dari banyak tumbuhan adalah aerenkim. Aerenkim adalah suatu jaringan yang terdapat pengembangan ruang-ruang udara yang spesial (aerenkim). Terdapat pada daun dan batang hidrofit, menyediakan atmosfir internal bagi tumbuhan, memberikan pelampung bagi tumbuhan untuk mengapung , menyimpan udara oksigen dan karbondioksida.