SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metode Penelitian
Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Dibimbing Oleh
Dr. Srikandi Kumadji, MS.

OLEH
ARINDA SASMITA R

125030200111012

DIN HAIDIATI

125030201111004

INDAH MUGI UTAMI

125030207111127

KELAS B, ADMINISTRASI BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
MALANG
2013
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam pemakaian sehari-hari, pengukuran terjadi bilamana suatu alat ukur

tertentu dipakai untuk memastikan tinggi, berat, atau ciri lain dari suatu objek fisik
(Cooper&Emory,1996:151). Dalam pengukuran, kita membentuk suatu skala dan
kemudian mentransfer pengamatan terhadap ciri-ciri kepada skala tersebut. Ada
berbagai kemungkinan skala; pilihan yang sesuai tergantung kepada anggapan
anda mengenai aturan pemetaan. Setiap skala mempunyai himpunan asumsinya
masing- masing yang melatarbelakangi hubungan angka-angka dengan praktek
sehari-hari (Cooper&Emory,1996:153).
Dari penskalaan tersebut, kita mendapatkan sebuah hasil yang bisa
disebut sebagai data. Menurut Arikunto dalam Taniredja&Mustafidah (2011:41)
Data

merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian, karena data

merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat
pembuktian hipotesis. Untuk mendapatkan sebuah data penelitian diperlukan
instrumen penelitian atau alat pengumpul data.

Instrumen penelitian ini

merupakan salah satu tolak ukur benar atau tidaknya data penelitian. Semakin
baik instrumen pengumpul data, maka data yang terkumpul juga semakin baik
dan hasil penelitian juga akan semakin berkualitas. Oleh karena itu, dalam
makalah ini, penulis ingin membahas mengenai instrumentasi dan penskalaan
penelitian.
1.2

Rumusan Masalah

1.

Apa saja jenis-jenis dari penskalaan?

2.

Apakah yang dimaksud dengan skala nominal, ordinal, interval dan rasio?

3.

Apa saja instrumen dalam penelitian?

4.

Bagaimana cara menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian?

1.3

Tujuan Penyusunan

1.

Untuk mengetahui jenis-jenis penskalaan

2.

Untuk mengetahui skala nominal, ordinal, interval, dan rasio

3.

Untuk mengetahui instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian

4.

Untuk mengetahui cara pengujian validitas dan reliabilitas instrumen
penelitian
BAB II
PEMBAHASAN

2.1

JENIS PENSKALAAN
Pembuatan skala (scaling) merupakan suatu prosedur pemberian angka-

angka (atau simbol-simbol lain) kepada sejumlah ciri objek-objek dengan maksud
untuk menyatakan karakteristik angka pada ciri-ciri tersebut (Phillips, 1971:205).
Dalam membuat skala, peneliti perlu mengasumsikan terdapatnya suatu
kontinum yang nyata dari sifat-sifat tertentu. Misalnya dalam warna. Selalu
terdapat kontinum dari warna putih, merah jambu, dan seterusnya sampai
dengan hitam. Dalam hal persetujuan terhadap sesuatu, terdapat suatu kontinum
dari “paling tidak setuju” sampai dengan “amat setuju”. Karena keharusan akan
adanya suatu kontinum dalam membuat skala, maka item-item yang tidak
berhubungan, tidak dapat dimasukkan dalam skala yang sama.
Jenis-jenis skala menurut Nazir (2003:328-329) adalah:
1.

Skala jarak sosial (skala Bogardus dan sosiogram)
Yang dimaksud dengan jarak sosial adalah derajat pengertian atau
keintiman dan kekariban sebagai ciri hubungan sosial secara umum (Park,
1902:339-344), yang kontinumnya terdiri dari “sangat dekat”, “dekat”,
“indifferent”, “benci”, sampai kepada “menolak sama sekali”. Dalam skala ini,
skor yang tinggi diberikan kepada kualitas yang tinggi.
Dalam mengartikan skala Bogardus, ada dua asumsi yang harus diterima,
yaitu:
1.

jarak sosial mempunyai suatu kontinum tertentu,

2.

tiap titik dalam skala mempunyai jarak yang sama dengan titik-titik
lainnya, tetapi titik nolnya tidak ada.

2.

Skala penilaian (rating scales)
Pada skala penilaian, si penilai memberi angka pada suatu kontinum di
mana individu atau objek akan ditempatkan. Penilai biasanya terdiri dari
beberapa orang, dan penilai hendaklah orang-orang yang mengetahui
bidang

yang

dinilai.

Penilaian

reliabilitasnya. (Bungin, 2005)

oleh

satu

orang

dianggap

kurang
1. Skala penilaian grafik
Di sini, subjek diminta untuk menandai titik tertentu dari suatu kontinum
pada suatu garis tertentu. Contoh:
GAMBAR 2.1.1

Sumber: dikutip dari Cooper&Emory (1996:184)

2. Skala penilaian deskriptif
Penilai hanya akan diberikan titik awal dan titik akhir saja dari kontinum
dengan suatu angka absolut. Kemudian, rata-rata dari nilai untuk
masing-masing pekerjaan tersebut dicari dan dibuat ranking-nya.
3. Skala penilaian komparatif
Penilai

diberikan

suatu

perbandingan

dengan

suatu

populasi,

kelompok sosial ataupun sifat yang telah diketahui hasilnya secara
umum.
GAMBAR 2.1.2

Sumber: dikutip dari Sekaran (2006:38)

3.

Skala membuat ranking
Pada skala urutan ini, subjek secara langsung membandingkan dua atau
lebih objek dan melakukan pemilihan terhadap berbagai objek tersebut.
Sering seorang responden diminta untuk memilih satu sebagai yang “terbaik”
atau yang “paling diinginkan”. (Cooper&Emory, 1996:187)
4.

Skala konsistensi internal (skala Thurstone)
Skala ini pada awalnya dikembangkan oleh L.L. Thurstone, dari metode
psikofisikal yang bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan ciri
atau kriteria tertentu. Skala Thurstone disusun dalam interval yang
mendekati sama besar. Dalam memilih hal-hal tersebut, peneliti biasanya
mengikuti prosedur sebagai berikut. (Seltizet al., 1976:414-417)
1. Peneliti mengumpulkan beratus-ratus pernyataan yang dipikirkan
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Kemudian pernyataan yang beratus-ratus buah jumlahnya tersebut
dikumpulkan dan diminta untuk dinilai oleh 50-300 juri yang bekerja
secara independen.
3. Juri diminta untuk mengelompokkan pernyataan-pernyataan tadi dalam
11 kelompok, dan memberi skor antara 1 sampai 11. Yang paling
relevan diberi skor 1 dan yang paling tidak relevan diberi skor 11.
Dalam tumpukan pertama dikumpulkan pernyataan yang sangat baik,
tumpukan kedua yang baik, dan seterusnya tumpukan keenam yang
netral, dan seterusnya sampai tumpukan ke-11 yang paling tidak baik.
4. Pernyataan yang nilainya sangat menyebar dibuang, sedangkan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai nilai yang agak bersamaan
dari para penilai (juri) digunakan dalam membuat skala. Nilai skala dari
tiap pernyataan dihitung, yaitu median dari nilai-nilai yang telah
diberikan juri.

5.

Skala Likert
Skala Likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau
tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan berikut:

GAMBAR 2.1.3

Sumber: dikutip dari Sekaran (2006:32)
Respons terhadap sejumlah item yang berkaitan dengan konsep atau
variabel tertentu kemudian disajikan kepada tiap responden. Ini adalah skala
interval dan perbedaan dalam respons antara dua titik pada skala tetap
sama.
GAMBAR 2.1.4

Sumber: dikutip dari Sekaran (2006:32)

6.

Skala kumulatif Guttman
Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang mengiyakan
pertayaan atau pernyataan yang berbobot lebih berat, maka ia juga akan
mengiyakan pertanyaan atau pernyataan yang kurang berbobot lainnya.
Skala Guttman ingin mengukur satu dimensi saja dari suatu variabel yang
multi dimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat unidimensional.

7.

Semantic differential
Skala perbedaan semantik ini berkehendak untuk mengukur pengertian
suatu objek atau konsep oleh seseorang. Responden diminta untuk menilai
suatu konsep atau objek (misalnya kampus, dosen, kuliah, dan lain-lain)
dalam suatu skala bipolar dengan tujuh buah titik. Skala bipolar adalah skala
yang berlawanan seperti baik-buruk, besar-kecil, dan sebagainya.
Dalam menentukan alat ukur, maka hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Perlu dirumuskan sifat bipolar yang cocok dengan konsep, stimuli, atau
objek untuk memecahkan masalah penelitian
2. Sifat bipolar yang dipilih haruslah relevan dengan konsep, stimuli, atau
objek yang harus relevan pua dengan masala penelitian yang ingin
dipecahkan.
2.2

SKALA NOMINAL, ORDINAL, INTERVAL DAN RASIO
Pengelompokan

skala

memakai

sistem

bilangan

nyata.

Menurut

Cooper&Emory (1996:153) dasar yang paling umum untuk membuat skala
mempunyai tiga ciri:
1.

Bilangannya berurutan. Satu bilangan adalah lebih besar daripada, lebih
kecil daripada, atau sama dengan bilangan yang lain.

2.

Selisih antara bilangan-bilangan adalah berurutan. Selisih antara sepasang
bilangan adalah lebih besar daripada, lebih kecil daripada, atau sama
dengan selisih antara pasangan bilangan yang lain.

3.

Deret bilangan mempunyai asal mula yang unik yang ditandai dengan
bilangan nol.
Kombinasi

ciri-ciri

urutan,

jarak,

dan

asal

mula

menghasilkan

pengelompokan skala ukuran berikut yang umum dipakai:
TABEL 2.2.1
JENIS SKALA

CIRI-CIRI SKALA

OPERASI EMPIRIS
DASAR

Nominal

Tidak ada urutan, jarak,
atau asal mula

Penentuan kesamaan

Ordinal

Berurutan tetapi tidak ada
jarak atau asal mula yang
unik

Penentuan nilai-nilai
lebih besar atau lebih
kecil daripada

Interval

Berurutan dan berjarak
tetapi tidak mempunyai
asal mula yang unik

Penentuan kesamaan
interval atau selisih

Rasio

Berurutan, berjarak, dan
asal mula yang unik

Penentuan kesamaan
rasio

Sumber: dikutip dari Cooper&Emory (1997:154)

Skala

Nominal.

Menurut

Cooper&Emory

(1996:154),

ketika

kita

menggunakan skala nominal berarti kita harus membuat partisi dalam suatu
himpunan ke dalam kelompok-kelompok yang mutually exclusive (harus mewakili
kejadian yang berbeda) dan collectively exhaustive (dapat menjelaskan semua
kejadian yang mungkin terjadi dalam kelompok tersebut). Skala nominal
merupakan skala yang paling lemah di antara keempat jenis skala. Di sini tidak
ada hubungan jarak dan tidak ada asal mula hitungan. Skala ini mengabaikan
segala informasi mengenai berbagai tingkatan dari ciri-ciri yang diukurnya.
Karena satu-satunya kuantifikasi adalah jumlah kasus yang dihitung dalam
setiap kelompok, maka peneliti terbatas pada penggunaan modus sebagai
ukuran tendensi sentral. Bagi skala nominal, tidak ada ukuran mengenai sebaran.
Meskipun skala nominal dianggap lemah, namun skala ini berguna ketika skala
lain tidak dapat dipakai dalam suatu himpunan ciri-ciri seperti status perkawinan,
jenis kelamin, afiliasi politik, dan sebagainya.
Skala Ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan.
Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan mengenai “lebih
daripada” atau “kurang daripada” tanpa menyatakan berapa lebih besar atau
kurang. Contoh-contoh mengenai skala ordinal mencakup skala pendapat, skala
preferensi, dan skala Likert. Teknik perbandingan berpasangan yang dipakai
secara luas memakai skala ordinal. Karena angka-angka dari skala ini hanya
mempunyai pengertian secara urutan, ukuran tendensi sentral yag tepat adalah
median. Ukuran persentil atau kuartil menyatakan sebarannya. Korelasi dibatasi
kepada berbagai metode urutan. Ukuran uji nyata secara statistik secara teknis
dimasukkan kepada metode-metode yang dikenal sebagai metode nonparametrik (Cooper&Emory, 1996:156)
Skala Interval memiliki keampuhan skala nominal dan ordinal ditambah
lagi skala ini mencakup konsep kesamaan interval (jarak antara 1 dan 2 adalah
sama dengan jarak antara 2 dan 3). Contohnya adalah waktu kalender, skala
suhu Celcius dan Fahrenheit. Keduanya mempunyai titik nol yang ditetapkan
secara arbitrer.
Dalam skala interval, rata-rata hitung dipakai sebagai ukuran nilai sentral,
simpangan baku sebagai ukuran nilai sebaran. Prosedur-prosedur statistik yang
dapat dipakai adalah korelasi product moment, uji t, dan uji F dan lain-lain uji
parametrik.
Skala-skala yang tergolong dalam skala interval atara lain:
1. Skala Bogardus
2. Skala Thurstone
3. Skala Semantik
4. Skala Multi Titik
5. Skala Likert
Skala Rasio mencakup semua keampuhan dari skala nominal, ordinal,
interval ditambah dengan adanya titik nol yang absolut.

Skala

rasio

mencerminkan jumlah-jumlah yang sebenarnya dari suatu variabel seperti berat,
tinggi, jarak, luas, nilai uang, jumlah populasi, jarak, periode waktu, dan
sebagainya.
Semua teknik statistika yang telah disebutkan sebelumnya dapat dipakai
dalam skala rasio. Rata-rata geometris dan rata-rata harmonis merupakan
ukuran

tendensi

sentral,

dan

koefisien

variasi

juga

dapat

dihitung

(Cooper&Emory, 1996:157)
2.3

INSTRUMEN PENELITIAN
Pengertian dasar dari instrumen penelitian adalah 1) Instrumen penelitian

menempati posisi teramat penting, dalam hal bagaimana dan apa yang harus
dilakukan untuk memperoleh data di lapangan; 2) Instrumen penelitian adalah
bagian paling rumit dari keseluruhan proses penelitian, oleh karena itu kerumitan
dan kerusakan instrumen penelitian pada dasarnya tidak terlepas dari peranan
desain penelitian yang telah dibuat itu; 3) bahwa pada dasarnya penelitian
kuantitatif memiliki dua fungsi yaitu sebagai “subtitusi” dan sebagai “suplemen”
(Bungin, 2005).
Pada beberapa instrumen, umpamanya angket, instrumen menjadi wakil
peneliti satu-satunya di lapangan. Oleh karena itu, kehadiran instrumen penelitian
di depan responden (khususnya untuk instrumen angket), adalah benar-benar
berperan sebagai pengganti (substitusi) dan bukan suplemen penelitian. Sebagai
suplemen, instrumen penelitian hanyalah pelengkap dari sekian banyak alat-alat
bantu penelitian yang diperlukan oleh peneliti pada pengumpulan data yang
menggunakan instrumen penelitian.
Berikut ini adalah kaitan antara metode dan instrumen pengumpulan data
TABEL 2.3.1
NO.
JENIS METODE
1. Angket (questionnaire)






2.

Wawancara (interview)

3.

Pengamatan/Observasi
(observation)

4.

Ujian atau tes (test)

a.
b.

a.
b.
c.
d.

a.
b.

JENIS INSTRUMEN
Angket (questionnaire)
Daftar cocok (checklist)
Skala (scale)
Inventori (inventory)
Pedoman wawancara (interview)
Daftar cocok (checklist)
Lembar pengamatan
Panduan pengamatan
Panduan observasi (observation sheet
atau observation schedule)
Daftar cocok (checklist)
Soal ujian (soal tes)
Inventori (inventory)
5.

Dokumentasi

a. Daftar cocok (checklist)
b. Tabel

Sumber: dikutip dari Riduwan (2002:25)

Jenis-jenis instrumen penelitian, yaitu:
1.

Angket
Angket (questionnaire) merupakan suatu daftar pertanyaan tentang topik

tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual atau kelompok,
untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi, keyakinan, minat dan
perilaku. Untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan angket ini, peneliti
tidak harus bertemu langsung dengan subyek, tetapi cukup dengan mengajukan
pertanyaan atau pernyataan secara tertulis untuk mendapatkan respon (Hadjar,
1999:181). Dalam penelitian kuantitatif, angket yang digunakan adalah angket
tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
Arikunto (1998:229) berpendapat, bahwa sebelum menyusun angket,
peneliti hendaknya:
a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner/angket
b) Mengidentifikasi variabel yang yang akan dijadikan kuesioner
c) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan
tunggal
d) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan
teknik analisisnya.
Memperoleh kuesioner atau angket dengan hasil yang baik membutuhkan
sebuah proses uji coba. Sampel yang diambil untuk keperluan ujicoba haruslah
dari populasi sampel penelitian. Situasi sewaktu uji coba harus sama dengan
situasi penelitian yang sesungguhnya dilaksanakan. Dalam uji coba, responden
diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran perbaikan bagi kuesioner
yang diujicobakan itu, sehingga hasil penelitian akan lebih baik.
2.

Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan

mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Data yang diperoleh
dalam observasi dicatat dalam suatu catatan observasi. Kegiatan pencatatan
dalam hal ini merupakan bagian dari kegiatan pengamatan (Nurkanca dan
Sumartana, 1986:46). Dalam penelitian kuantitatif, observasi yang dilakukan
adalah observasi langsung, yakni teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap responden
yang diamati, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya
maupun dilakukan dalam situasi buatan yang khusus diadakan (Surakhmad,
1994:162).
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan
untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan.
(Sudjana, 2001:84). Observasi dilakukan bila belum banyak keterangan yang
dimiliki tentang masalah yang diteliti. Observasi berfungsi untuk menjajaki dan
eksplorasi ini akan menghasilkan gambaran yang lebih jelas tentang masalah
yang diteliti dan mungkin petunjuk – petunjuk tentang cara memecahkannya.
Observasi sebagai alat pengumpul data dilakukan secara sistematis dan
diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa ada
usaha untuk mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasikannya sampai
memperoleh data yang meyakinkan. Untuk memperlancar proses observasi,
peneliti sebaiknya membentuk pedoman observasi yang berisi kisi – kisi
(indikator) penelitian yang akan diteliti sebagai pegangan pengamat saat
melakukan observasi. Setelah itu baru membuat formulir atau blangko
pengamatan sebagai instrumen, sesuai dengan pendapat Arikunto (1998:234)
bahwa, dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan form atau blango pengamatan instrumen. Format yang
disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan
akan terjadi. Di samping mencatat, peneliti juga perlu mengadakan pertimbangan,
kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
3.

Wawancara
Menurut Subana (Riduwan 2002:29), wawancara adalah suatu cara

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya. Biasanya digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden
secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Beberapa faktor penting
dalam wawancara adalah pewawancara, responden, pedoman wawancara dan
situasi wawancara.
4.

Ujian atau tes
Menurut Riduwan (2002:30) tes adalah serangkaian pertanyaan atau

latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Beberapa
macam tes instrumen pengumpul data antara lain tes kepribadian, tes bakat, tes
prestasi, tes intelegensi dan tes sikap.
5.

Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dengan penelitian
(Riduwan, 2002:31).
2.4

PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Sebelum dibagikan kepada responden, instrumen penelitian ini harus diuji

dulu untuk mengantisipasi kendala yang mungkin muncul, selain itu agar
instrumen penelitian memenuhi 2 syarat penting yaitu valid dan reliabel.
1. Validitas
Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus
diukur oleh alat itu. Meter itu valid karena memang mengukur jarak. Demikian
pula timbangan valid karena mengukur berat. Bila timbangan tidak mengukur
berat tetapi hal yang lain, maka timbangan tidak valid untuk hal yang diukur itu
(Nasution, 2007:74)
Arikunto (1995:219) mengemukakan, bahwa secara mendasar, validitas
adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan
mampu mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen yang valid atau sah
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah.
(Taniredja&Mustafidah, 2011:42) Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel
yang dimaksud.
2. Reliabilitas
Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu
gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama.
Jadi alat yang reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama
(Nasution, 2007:77). Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila data yang diambil
memang sesuai dengan fakta di lapangan, maka berapa kalipun data diambil,
hasil yang diperoleh akan tetap relatif sama (Sudjana, 2001:16)
Uji realibilitas dapat dilakukan dengan mengadakan tes ulang (retest), yaitu
dengan cara penggunaan instrumen penelitian tersebut terhadap subjek yang
sama, dilakukan dalam waktu yang berlainan. Instrumen penelitian yang telah
diuji validitas sebelumnya, dibagikan lagi seminggu kemudian kepada subjek
yang sama. Untuk uji coba ini diambil dari bagian populasi yang tidak menjadi
sampel dalam penelitian atau yang setingkat dengan populasi penelitian. Hasil
penilaian pertama dikorelasikan dengan hasil penilaian kedua untuk memperoleh
koefisien korelasinya (r).
BAB III
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN
 Sebenarnya, jenis dari penskalaan banyak sekali. Namun, mengutip
pendapat dari Nazir (2003:328-329), jenis-jenis skala yaitu skala jarak
sosial (skala Bogardus dan sosiogram), skala penilaian (rating), skala
membuat ranking, skala konsistensi internal (skala Thurstone), skala
Likert, skala kumulatif Guttman dan skala perbedaan semantik.
 Menurut Cooper&Emory (1996:154), ketika kita menggunakan skala
nominal berarti kita harus membuat partisi dalam suatu himpunan ke
dalam kelompok-kelompok yang mutually exclusive (harus mewakili
kejadian yang berbeda) dan collectively exhaustive (dapat menjelaskan
semua kejadian yang mungkin terjadi dalam kelompok tersebut). Skala
Ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan.
Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan mengenai
“lebih daripada” atau “kurang daripada” tanpa menyatakan berapa lebih
besar atau kurang. Skala Interval memiliki keampuhan skala nominal
dan ordinal ditambah lagi skala ini mencakup konsep kesamaan interval
(jarak antara 1 dan 2 adalah sama dengan jarak antara 2 dan 3). Skala
Rasio mencakup semua keampuhan dari skala nominal, ordinal, interval
ditambah dengan adanya titik nol yang absolut.
 Instrumen-instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian adalah
angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala (scale), inventori,
pedoman

wawancara

(interview),

lembar

pengamatan,

panduan

pengamatan, panduan observasi (observation sheet atau observation
schedule), soal ujian (soal tes), tabel.
 Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang
bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur. Sedangkan instrumen
yang reliabel akan secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama
(Nasution, 2007:77). Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang
reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Cooper, D. R. & Emory, C. W. 1996. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Erlangga
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat
Taniredja T. & Mustafidah H. 2011. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar).
Bandung: Alfabeta

More Related Content

What's hot

makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitianmakalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitiananggi syahputra
 
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran  Skala, Realibilitas, dan ValiditasPengukuran  Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan ValiditasJesica Grace
 
Menentukan ukuran sampel
Menentukan ukuran sampelMenentukan ukuran sampel
Menentukan ukuran sampelMaman Qyens
 
Power point penelitian survey
Power point penelitian surveyPower point penelitian survey
Power point penelitian surveyAtimu Nyit-nyit
 
BAB 10 Metode pengumpulan data
BAB 10 Metode pengumpulan dataBAB 10 Metode pengumpulan data
BAB 10 Metode pengumpulan dataIndah Dwi Lestari
 
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian PengembanganMetode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian PengembanganAwal Akbar Jamaluddin
 
proses pengawasan
proses pengawasanproses pengawasan
proses pengawasan93220872
 
Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampelTeknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampelRiswan
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifYuca Siahaan
 
statistika - populasi dan sampel
statistika - populasi dan sampelstatistika - populasi dan sampel
statistika - populasi dan sampelAprinsya Panjaitan
 
Metode Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian KuantitatifMetode Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian KuantitatifSiti Sahati
 
Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatanAbdul Aziz
 
Ppt perumusan masalah penelitian
Ppt perumusan masalah penelitianPpt perumusan masalah penelitian
Ppt perumusan masalah penelitianyurika mariani
 
Teori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan KeputusanTeori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan KeputusanEko Mardianto
 
Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...
Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...
Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...Indah Dwi Lestari
 
Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)rizka_safa
 

What's hot (20)

makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitianmakalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
 
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran  Skala, Realibilitas, dan ValiditasPengukuran  Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan Validitas
 
Menentukan ukuran sampel
Menentukan ukuran sampelMenentukan ukuran sampel
Menentukan ukuran sampel
 
Resume jurnal 4
Resume jurnal 4Resume jurnal 4
Resume jurnal 4
 
Power point penelitian survey
Power point penelitian surveyPower point penelitian survey
Power point penelitian survey
 
BAB 10 Metode pengumpulan data
BAB 10 Metode pengumpulan dataBAB 10 Metode pengumpulan data
BAB 10 Metode pengumpulan data
 
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian PengembanganMetode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
 
proses pengawasan
proses pengawasanproses pengawasan
proses pengawasan
 
Statistik parametrik
Statistik parametrikStatistik parametrik
Statistik parametrik
 
Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampelTeknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
 
statistika - populasi dan sampel
statistika - populasi dan sampelstatistika - populasi dan sampel
statistika - populasi dan sampel
 
Metode Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian KuantitatifMetode Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian Kuantitatif
 
Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatan
 
Ppt perumusan masalah penelitian
Ppt perumusan masalah penelitianPpt perumusan masalah penelitian
Ppt perumusan masalah penelitian
 
Konsep dan variabel
Konsep dan variabelKonsep dan variabel
Konsep dan variabel
 
Teori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan KeputusanTeori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan Keputusan
 
Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...
Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...
Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran: Penskalaan, ...
 
Kamus anjab
Kamus anjabKamus anjab
Kamus anjab
 
Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)
 

Viewers also liked

Skala pengukuran dalam Metode Penelitian
Skala pengukuran dalam Metode PenelitianSkala pengukuran dalam Metode Penelitian
Skala pengukuran dalam Metode PenelitianFandi Rahmat
 
Pengukuran skala guttman tradisional
Pengukuran skala guttman tradisionalPengukuran skala guttman tradisional
Pengukuran skala guttman tradisionalIndira P
 
3. data maning dan database system
3. data maning dan database system3. data maning dan database system
3. data maning dan database systemDony Riyanto
 
Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...
Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...
Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...keziahutajulu
 
Contoh penggunaan skala likert
Contoh penggunaan skala likertContoh penggunaan skala likert
Contoh penggunaan skala likertAvid Adjah
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanEko Mardianto
 
Balanced scorecard pada rumah sakit umum daerah (rsud)
Balanced scorecard pada rumah sakit umum daerah (rsud) Balanced scorecard pada rumah sakit umum daerah (rsud)
Balanced scorecard pada rumah sakit umum daerah (rsud) bjahboi
 
Instrumen Penelitian
Instrumen PenelitianInstrumen Penelitian
Instrumen PenelitianSri Handayani
 
Urgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis PenelitianUrgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis PenelitianAlfaze Ghautama
 
Analisis SWOT dan Strategi Kebijakan Bisnis Marriott International Inc.
Analisis SWOT dan Strategi Kebijakan Bisnis Marriott International Inc.Analisis SWOT dan Strategi Kebijakan Bisnis Marriott International Inc.
Analisis SWOT dan Strategi Kebijakan Bisnis Marriott International Inc.Din Haidiati
 
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) KuantitatifPopulasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) KuantitatifKhusnul Kotimah
 
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMakalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMarobo United
 
Metode Studi Kasus-Teaching Case
Metode Studi Kasus-Teaching CaseMetode Studi Kasus-Teaching Case
Metode Studi Kasus-Teaching CaseAsropi, Dr.
 
Pengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenPengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenAndrew Hutabarat
 

Viewers also liked (20)

Who is the boss
Who is the bossWho is the boss
Who is the boss
 
Skala pengukuran dalam Metode Penelitian
Skala pengukuran dalam Metode PenelitianSkala pengukuran dalam Metode Penelitian
Skala pengukuran dalam Metode Penelitian
 
Pengukuran skala guttman tradisional
Pengukuran skala guttman tradisionalPengukuran skala guttman tradisional
Pengukuran skala guttman tradisional
 
3. data maning dan database system
3. data maning dan database system3. data maning dan database system
3. data maning dan database system
 
Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...
Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...
Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...
 
Contoh penggunaan skala likert
Contoh penggunaan skala likertContoh penggunaan skala likert
Contoh penggunaan skala likert
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
 
Pengambilan Keputusan
Pengambilan KeputusanPengambilan Keputusan
Pengambilan Keputusan
 
Balanced scorecard pada rumah sakit umum daerah (rsud)
Balanced scorecard pada rumah sakit umum daerah (rsud) Balanced scorecard pada rumah sakit umum daerah (rsud)
Balanced scorecard pada rumah sakit umum daerah (rsud)
 
Proposal penelitian s2
Proposal penelitian s2Proposal penelitian s2
Proposal penelitian s2
 
Tesis 3
Tesis 3 Tesis 3
Tesis 3
 
Instrumen Penelitian
Instrumen PenelitianInstrumen Penelitian
Instrumen Penelitian
 
Urgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis PenelitianUrgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis Penelitian
 
Analisis SWOT dan Strategi Kebijakan Bisnis Marriott International Inc.
Analisis SWOT dan Strategi Kebijakan Bisnis Marriott International Inc.Analisis SWOT dan Strategi Kebijakan Bisnis Marriott International Inc.
Analisis SWOT dan Strategi Kebijakan Bisnis Marriott International Inc.
 
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) KuantitatifPopulasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSANPENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMakalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
 
Metode Studi Kasus-Teaching Case
Metode Studi Kasus-Teaching CaseMetode Studi Kasus-Teaching Case
Metode Studi Kasus-Teaching Case
 
Psikometri Bab a4
 Psikometri Bab a4 Psikometri Bab a4
Psikometri Bab a4
 
Pengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenPengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemen
 

Similar to INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)

Skala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptx
Skala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptxSkala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptx
Skala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptxRoro724752
 
Pertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.pptPertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.pptYusufMSaleh
 
2._Data_dan_Pengumpulan_Dyata_nerisa.ppt
2._Data_dan_Pengumpulan_Dyata_nerisa.ppt2._Data_dan_Pengumpulan_Dyata_nerisa.ppt
2._Data_dan_Pengumpulan_Dyata_nerisa.pptBanjarMasin4
 
PPT METOPEN KLP 6.pptx
PPT METOPEN KLP 6.pptxPPT METOPEN KLP 6.pptx
PPT METOPEN KLP 6.pptxNellyNoviyana
 
3 skalapengukuran1
3 skalapengukuran13 skalapengukuran1
3 skalapengukuran1elyhayyin
 
KONSEP-PENGukur psikologi.pdf
KONSEP-PENGukur psikologi.pdfKONSEP-PENGukur psikologi.pdf
KONSEP-PENGukur psikologi.pdfSalmonRen1
 
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARDTECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARDMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifAdy Setiawan
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifAdy Setiawan
 
Pengukuran dan Penilaian Instrumen
Pengukuran dan Penilaian InstrumenPengukuran dan Penilaian Instrumen
Pengukuran dan Penilaian InstrumenAdhityaWiraDharma
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.pptFirdausEff2
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.pptHayyunLisdiana2
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.pptDadang Subarna
 
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.ppt
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.pptMETODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.ppt
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.pptAlthofFonisa
 
Pertemuan 2 metpen kualitatif
Pertemuan 2 metpen kualitatifPertemuan 2 metpen kualitatif
Pertemuan 2 metpen kualitatifhumanistik
 
prosedure penelitian
prosedure penelitianprosedure penelitian
prosedure penelitianSiti Romlah
 

Similar to INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN) (20)

Skala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptx
Skala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptxSkala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptx
Skala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptx
 
Skala
SkalaSkala
Skala
 
Pertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.pptPertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.ppt
 
2._Data_dan_Pengumpulan_Dyata_nerisa.ppt
2._Data_dan_Pengumpulan_Dyata_nerisa.ppt2._Data_dan_Pengumpulan_Dyata_nerisa.ppt
2._Data_dan_Pengumpulan_Dyata_nerisa.ppt
 
Skala.ppt
Skala.pptSkala.ppt
Skala.ppt
 
PPT METOPEN KLP 6.pptx
PPT METOPEN KLP 6.pptxPPT METOPEN KLP 6.pptx
PPT METOPEN KLP 6.pptx
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
3 skalapengukuran1
3 skalapengukuran13 skalapengukuran1
3 skalapengukuran1
 
KONSEP-PENGukur psikologi.pdf
KONSEP-PENGukur psikologi.pdfKONSEP-PENGukur psikologi.pdf
KONSEP-PENGukur psikologi.pdf
 
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARDTECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
 
Pengukuran dan Penilaian Instrumen
Pengukuran dan Penilaian InstrumenPengukuran dan Penilaian Instrumen
Pengukuran dan Penilaian Instrumen
 
Konsep data (2)
Konsep data (2)Konsep data (2)
Konsep data (2)
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
 
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.ppt
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.pptMETODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.ppt
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.ppt
 
Pertemuan 2 metpen kualitatif
Pertemuan 2 metpen kualitatifPertemuan 2 metpen kualitatif
Pertemuan 2 metpen kualitatif
 
prosedure penelitian
prosedure penelitianprosedure penelitian
prosedure penelitian
 

Recently uploaded

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)

  • 1. INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metode Penelitian Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Dibimbing Oleh Dr. Srikandi Kumadji, MS. OLEH ARINDA SASMITA R 125030200111012 DIN HAIDIATI 125030201111004 INDAH MUGI UTAMI 125030207111127 KELAS B, ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS MALANG 2013
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pemakaian sehari-hari, pengukuran terjadi bilamana suatu alat ukur tertentu dipakai untuk memastikan tinggi, berat, atau ciri lain dari suatu objek fisik (Cooper&Emory,1996:151). Dalam pengukuran, kita membentuk suatu skala dan kemudian mentransfer pengamatan terhadap ciri-ciri kepada skala tersebut. Ada berbagai kemungkinan skala; pilihan yang sesuai tergantung kepada anggapan anda mengenai aturan pemetaan. Setiap skala mempunyai himpunan asumsinya masing- masing yang melatarbelakangi hubungan angka-angka dengan praktek sehari-hari (Cooper&Emory,1996:153). Dari penskalaan tersebut, kita mendapatkan sebuah hasil yang bisa disebut sebagai data. Menurut Arikunto dalam Taniredja&Mustafidah (2011:41) Data merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Untuk mendapatkan sebuah data penelitian diperlukan instrumen penelitian atau alat pengumpul data. Instrumen penelitian ini merupakan salah satu tolak ukur benar atau tidaknya data penelitian. Semakin baik instrumen pengumpul data, maka data yang terkumpul juga semakin baik dan hasil penelitian juga akan semakin berkualitas. Oleh karena itu, dalam makalah ini, penulis ingin membahas mengenai instrumentasi dan penskalaan penelitian. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja jenis-jenis dari penskalaan? 2. Apakah yang dimaksud dengan skala nominal, ordinal, interval dan rasio? 3. Apa saja instrumen dalam penelitian? 4. Bagaimana cara menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian? 1.3 Tujuan Penyusunan 1. Untuk mengetahui jenis-jenis penskalaan 2. Untuk mengetahui skala nominal, ordinal, interval, dan rasio 3. Untuk mengetahui instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian 4. Untuk mengetahui cara pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 JENIS PENSKALAAN Pembuatan skala (scaling) merupakan suatu prosedur pemberian angka- angka (atau simbol-simbol lain) kepada sejumlah ciri objek-objek dengan maksud untuk menyatakan karakteristik angka pada ciri-ciri tersebut (Phillips, 1971:205). Dalam membuat skala, peneliti perlu mengasumsikan terdapatnya suatu kontinum yang nyata dari sifat-sifat tertentu. Misalnya dalam warna. Selalu terdapat kontinum dari warna putih, merah jambu, dan seterusnya sampai dengan hitam. Dalam hal persetujuan terhadap sesuatu, terdapat suatu kontinum dari “paling tidak setuju” sampai dengan “amat setuju”. Karena keharusan akan adanya suatu kontinum dalam membuat skala, maka item-item yang tidak berhubungan, tidak dapat dimasukkan dalam skala yang sama. Jenis-jenis skala menurut Nazir (2003:328-329) adalah: 1. Skala jarak sosial (skala Bogardus dan sosiogram) Yang dimaksud dengan jarak sosial adalah derajat pengertian atau keintiman dan kekariban sebagai ciri hubungan sosial secara umum (Park, 1902:339-344), yang kontinumnya terdiri dari “sangat dekat”, “dekat”, “indifferent”, “benci”, sampai kepada “menolak sama sekali”. Dalam skala ini, skor yang tinggi diberikan kepada kualitas yang tinggi. Dalam mengartikan skala Bogardus, ada dua asumsi yang harus diterima, yaitu: 1. jarak sosial mempunyai suatu kontinum tertentu, 2. tiap titik dalam skala mempunyai jarak yang sama dengan titik-titik lainnya, tetapi titik nolnya tidak ada. 2. Skala penilaian (rating scales) Pada skala penilaian, si penilai memberi angka pada suatu kontinum di mana individu atau objek akan ditempatkan. Penilai biasanya terdiri dari beberapa orang, dan penilai hendaklah orang-orang yang mengetahui bidang yang dinilai. Penilaian reliabilitasnya. (Bungin, 2005) oleh satu orang dianggap kurang
  • 5. 1. Skala penilaian grafik Di sini, subjek diminta untuk menandai titik tertentu dari suatu kontinum pada suatu garis tertentu. Contoh: GAMBAR 2.1.1 Sumber: dikutip dari Cooper&Emory (1996:184) 2. Skala penilaian deskriptif Penilai hanya akan diberikan titik awal dan titik akhir saja dari kontinum dengan suatu angka absolut. Kemudian, rata-rata dari nilai untuk masing-masing pekerjaan tersebut dicari dan dibuat ranking-nya. 3. Skala penilaian komparatif Penilai diberikan suatu perbandingan dengan suatu populasi, kelompok sosial ataupun sifat yang telah diketahui hasilnya secara umum. GAMBAR 2.1.2 Sumber: dikutip dari Sekaran (2006:38) 3. Skala membuat ranking Pada skala urutan ini, subjek secara langsung membandingkan dua atau lebih objek dan melakukan pemilihan terhadap berbagai objek tersebut.
  • 6. Sering seorang responden diminta untuk memilih satu sebagai yang “terbaik” atau yang “paling diinginkan”. (Cooper&Emory, 1996:187) 4. Skala konsistensi internal (skala Thurstone) Skala ini pada awalnya dikembangkan oleh L.L. Thurstone, dari metode psikofisikal yang bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan ciri atau kriteria tertentu. Skala Thurstone disusun dalam interval yang mendekati sama besar. Dalam memilih hal-hal tersebut, peneliti biasanya mengikuti prosedur sebagai berikut. (Seltizet al., 1976:414-417) 1. Peneliti mengumpulkan beratus-ratus pernyataan yang dipikirkan berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Kemudian pernyataan yang beratus-ratus buah jumlahnya tersebut dikumpulkan dan diminta untuk dinilai oleh 50-300 juri yang bekerja secara independen. 3. Juri diminta untuk mengelompokkan pernyataan-pernyataan tadi dalam 11 kelompok, dan memberi skor antara 1 sampai 11. Yang paling relevan diberi skor 1 dan yang paling tidak relevan diberi skor 11. Dalam tumpukan pertama dikumpulkan pernyataan yang sangat baik, tumpukan kedua yang baik, dan seterusnya tumpukan keenam yang netral, dan seterusnya sampai tumpukan ke-11 yang paling tidak baik. 4. Pernyataan yang nilainya sangat menyebar dibuang, sedangkan pernyataan-pernyataan yang mempunyai nilai yang agak bersamaan dari para penilai (juri) digunakan dalam membuat skala. Nilai skala dari tiap pernyataan dihitung, yaitu median dari nilai-nilai yang telah diberikan juri. 5. Skala Likert Skala Likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan berikut: GAMBAR 2.1.3 Sumber: dikutip dari Sekaran (2006:32)
  • 7. Respons terhadap sejumlah item yang berkaitan dengan konsep atau variabel tertentu kemudian disajikan kepada tiap responden. Ini adalah skala interval dan perbedaan dalam respons antara dua titik pada skala tetap sama. GAMBAR 2.1.4 Sumber: dikutip dari Sekaran (2006:32) 6. Skala kumulatif Guttman Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang mengiyakan pertayaan atau pernyataan yang berbobot lebih berat, maka ia juga akan mengiyakan pertanyaan atau pernyataan yang kurang berbobot lainnya. Skala Guttman ingin mengukur satu dimensi saja dari suatu variabel yang multi dimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat unidimensional. 7. Semantic differential Skala perbedaan semantik ini berkehendak untuk mengukur pengertian suatu objek atau konsep oleh seseorang. Responden diminta untuk menilai suatu konsep atau objek (misalnya kampus, dosen, kuliah, dan lain-lain) dalam suatu skala bipolar dengan tujuh buah titik. Skala bipolar adalah skala yang berlawanan seperti baik-buruk, besar-kecil, dan sebagainya. Dalam menentukan alat ukur, maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Perlu dirumuskan sifat bipolar yang cocok dengan konsep, stimuli, atau objek untuk memecahkan masalah penelitian 2. Sifat bipolar yang dipilih haruslah relevan dengan konsep, stimuli, atau objek yang harus relevan pua dengan masala penelitian yang ingin dipecahkan.
  • 8. 2.2 SKALA NOMINAL, ORDINAL, INTERVAL DAN RASIO Pengelompokan skala memakai sistem bilangan nyata. Menurut Cooper&Emory (1996:153) dasar yang paling umum untuk membuat skala mempunyai tiga ciri: 1. Bilangannya berurutan. Satu bilangan adalah lebih besar daripada, lebih kecil daripada, atau sama dengan bilangan yang lain. 2. Selisih antara bilangan-bilangan adalah berurutan. Selisih antara sepasang bilangan adalah lebih besar daripada, lebih kecil daripada, atau sama dengan selisih antara pasangan bilangan yang lain. 3. Deret bilangan mempunyai asal mula yang unik yang ditandai dengan bilangan nol. Kombinasi ciri-ciri urutan, jarak, dan asal mula menghasilkan pengelompokan skala ukuran berikut yang umum dipakai: TABEL 2.2.1 JENIS SKALA CIRI-CIRI SKALA OPERASI EMPIRIS DASAR Nominal Tidak ada urutan, jarak, atau asal mula Penentuan kesamaan Ordinal Berurutan tetapi tidak ada jarak atau asal mula yang unik Penentuan nilai-nilai lebih besar atau lebih kecil daripada Interval Berurutan dan berjarak tetapi tidak mempunyai asal mula yang unik Penentuan kesamaan interval atau selisih Rasio Berurutan, berjarak, dan asal mula yang unik Penentuan kesamaan rasio Sumber: dikutip dari Cooper&Emory (1997:154) Skala Nominal. Menurut Cooper&Emory (1996:154), ketika kita menggunakan skala nominal berarti kita harus membuat partisi dalam suatu himpunan ke dalam kelompok-kelompok yang mutually exclusive (harus mewakili kejadian yang berbeda) dan collectively exhaustive (dapat menjelaskan semua kejadian yang mungkin terjadi dalam kelompok tersebut). Skala nominal merupakan skala yang paling lemah di antara keempat jenis skala. Di sini tidak ada hubungan jarak dan tidak ada asal mula hitungan. Skala ini mengabaikan segala informasi mengenai berbagai tingkatan dari ciri-ciri yang diukurnya. Karena satu-satunya kuantifikasi adalah jumlah kasus yang dihitung dalam setiap kelompok, maka peneliti terbatas pada penggunaan modus sebagai
  • 9. ukuran tendensi sentral. Bagi skala nominal, tidak ada ukuran mengenai sebaran. Meskipun skala nominal dianggap lemah, namun skala ini berguna ketika skala lain tidak dapat dipakai dalam suatu himpunan ciri-ciri seperti status perkawinan, jenis kelamin, afiliasi politik, dan sebagainya. Skala Ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan. Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan mengenai “lebih daripada” atau “kurang daripada” tanpa menyatakan berapa lebih besar atau kurang. Contoh-contoh mengenai skala ordinal mencakup skala pendapat, skala preferensi, dan skala Likert. Teknik perbandingan berpasangan yang dipakai secara luas memakai skala ordinal. Karena angka-angka dari skala ini hanya mempunyai pengertian secara urutan, ukuran tendensi sentral yag tepat adalah median. Ukuran persentil atau kuartil menyatakan sebarannya. Korelasi dibatasi kepada berbagai metode urutan. Ukuran uji nyata secara statistik secara teknis dimasukkan kepada metode-metode yang dikenal sebagai metode nonparametrik (Cooper&Emory, 1996:156) Skala Interval memiliki keampuhan skala nominal dan ordinal ditambah lagi skala ini mencakup konsep kesamaan interval (jarak antara 1 dan 2 adalah sama dengan jarak antara 2 dan 3). Contohnya adalah waktu kalender, skala suhu Celcius dan Fahrenheit. Keduanya mempunyai titik nol yang ditetapkan secara arbitrer. Dalam skala interval, rata-rata hitung dipakai sebagai ukuran nilai sentral, simpangan baku sebagai ukuran nilai sebaran. Prosedur-prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi product moment, uji t, dan uji F dan lain-lain uji parametrik. Skala-skala yang tergolong dalam skala interval atara lain: 1. Skala Bogardus 2. Skala Thurstone 3. Skala Semantik 4. Skala Multi Titik 5. Skala Likert Skala Rasio mencakup semua keampuhan dari skala nominal, ordinal, interval ditambah dengan adanya titik nol yang absolut. Skala rasio mencerminkan jumlah-jumlah yang sebenarnya dari suatu variabel seperti berat,
  • 10. tinggi, jarak, luas, nilai uang, jumlah populasi, jarak, periode waktu, dan sebagainya. Semua teknik statistika yang telah disebutkan sebelumnya dapat dipakai dalam skala rasio. Rata-rata geometris dan rata-rata harmonis merupakan ukuran tendensi sentral, dan koefisien variasi juga dapat dihitung (Cooper&Emory, 1996:157) 2.3 INSTRUMEN PENELITIAN Pengertian dasar dari instrumen penelitian adalah 1) Instrumen penelitian menempati posisi teramat penting, dalam hal bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh data di lapangan; 2) Instrumen penelitian adalah bagian paling rumit dari keseluruhan proses penelitian, oleh karena itu kerumitan dan kerusakan instrumen penelitian pada dasarnya tidak terlepas dari peranan desain penelitian yang telah dibuat itu; 3) bahwa pada dasarnya penelitian kuantitatif memiliki dua fungsi yaitu sebagai “subtitusi” dan sebagai “suplemen” (Bungin, 2005). Pada beberapa instrumen, umpamanya angket, instrumen menjadi wakil peneliti satu-satunya di lapangan. Oleh karena itu, kehadiran instrumen penelitian di depan responden (khususnya untuk instrumen angket), adalah benar-benar berperan sebagai pengganti (substitusi) dan bukan suplemen penelitian. Sebagai suplemen, instrumen penelitian hanyalah pelengkap dari sekian banyak alat-alat bantu penelitian yang diperlukan oleh peneliti pada pengumpulan data yang menggunakan instrumen penelitian. Berikut ini adalah kaitan antara metode dan instrumen pengumpulan data TABEL 2.3.1 NO. JENIS METODE 1. Angket (questionnaire)     2. Wawancara (interview) 3. Pengamatan/Observasi (observation) 4. Ujian atau tes (test) a. b. a. b. c. d. a. b. JENIS INSTRUMEN Angket (questionnaire) Daftar cocok (checklist) Skala (scale) Inventori (inventory) Pedoman wawancara (interview) Daftar cocok (checklist) Lembar pengamatan Panduan pengamatan Panduan observasi (observation sheet atau observation schedule) Daftar cocok (checklist) Soal ujian (soal tes) Inventori (inventory)
  • 11. 5. Dokumentasi a. Daftar cocok (checklist) b. Tabel Sumber: dikutip dari Riduwan (2002:25) Jenis-jenis instrumen penelitian, yaitu: 1. Angket Angket (questionnaire) merupakan suatu daftar pertanyaan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi, keyakinan, minat dan perilaku. Untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan angket ini, peneliti tidak harus bertemu langsung dengan subyek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis untuk mendapatkan respon (Hadjar, 1999:181). Dalam penelitian kuantitatif, angket yang digunakan adalah angket tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Arikunto (1998:229) berpendapat, bahwa sebelum menyusun angket, peneliti hendaknya: a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner/angket b) Mengidentifikasi variabel yang yang akan dijadikan kuesioner c) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal d) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya. Memperoleh kuesioner atau angket dengan hasil yang baik membutuhkan sebuah proses uji coba. Sampel yang diambil untuk keperluan ujicoba haruslah dari populasi sampel penelitian. Situasi sewaktu uji coba harus sama dengan situasi penelitian yang sesungguhnya dilaksanakan. Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran perbaikan bagi kuesioner yang diujicobakan itu, sehingga hasil penelitian akan lebih baik. 2. Observasi Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Data yang diperoleh dalam observasi dicatat dalam suatu catatan observasi. Kegiatan pencatatan dalam hal ini merupakan bagian dari kegiatan pengamatan (Nurkanca dan Sumartana, 1986:46). Dalam penelitian kuantitatif, observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yakni teknik pengumpulan data dimana peneliti
  • 12. mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap responden yang diamati, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan yang khusus diadakan (Surakhmad, 1994:162). Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan. (Sudjana, 2001:84). Observasi dilakukan bila belum banyak keterangan yang dimiliki tentang masalah yang diteliti. Observasi berfungsi untuk menjajaki dan eksplorasi ini akan menghasilkan gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang diteliti dan mungkin petunjuk – petunjuk tentang cara memecahkannya. Observasi sebagai alat pengumpul data dilakukan secara sistematis dan diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa ada usaha untuk mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasikannya sampai memperoleh data yang meyakinkan. Untuk memperlancar proses observasi, peneliti sebaiknya membentuk pedoman observasi yang berisi kisi – kisi (indikator) penelitian yang akan diteliti sebagai pegangan pengamat saat melakukan observasi. Setelah itu baru membuat formulir atau blangko pengamatan sebagai instrumen, sesuai dengan pendapat Arikunto (1998:234) bahwa, dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan form atau blango pengamatan instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Di samping mencatat, peneliti juga perlu mengadakan pertimbangan, kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. 3. Wawancara Menurut Subana (Riduwan 2002:29), wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Biasanya digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Beberapa faktor penting dalam wawancara adalah pewawancara, responden, pedoman wawancara dan situasi wawancara. 4. Ujian atau tes Menurut Riduwan (2002:30) tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,
  • 13. kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Beberapa macam tes instrumen pengumpul data antara lain tes kepribadian, tes bakat, tes prestasi, tes intelegensi dan tes sikap. 5. Dokumentasi Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dengan penelitian (Riduwan, 2002:31). 2.4 PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Sebelum dibagikan kepada responden, instrumen penelitian ini harus diuji dulu untuk mengantisipasi kendala yang mungkin muncul, selain itu agar instrumen penelitian memenuhi 2 syarat penting yaitu valid dan reliabel. 1. Validitas Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu. Meter itu valid karena memang mengukur jarak. Demikian pula timbangan valid karena mengukur berat. Bila timbangan tidak mengukur berat tetapi hal yang lain, maka timbangan tidak valid untuk hal yang diukur itu (Nasution, 2007:74) Arikunto (1995:219) mengemukakan, bahwa secara mendasar, validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. (Taniredja&Mustafidah, 2011:42) Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. 2. Reliabilitas Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Nasution, 2007:77). Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila data yang diambil
  • 14. memang sesuai dengan fakta di lapangan, maka berapa kalipun data diambil, hasil yang diperoleh akan tetap relatif sama (Sudjana, 2001:16) Uji realibilitas dapat dilakukan dengan mengadakan tes ulang (retest), yaitu dengan cara penggunaan instrumen penelitian tersebut terhadap subjek yang sama, dilakukan dalam waktu yang berlainan. Instrumen penelitian yang telah diuji validitas sebelumnya, dibagikan lagi seminggu kemudian kepada subjek yang sama. Untuk uji coba ini diambil dari bagian populasi yang tidak menjadi sampel dalam penelitian atau yang setingkat dengan populasi penelitian. Hasil penilaian pertama dikorelasikan dengan hasil penilaian kedua untuk memperoleh koefisien korelasinya (r).
  • 15. BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN  Sebenarnya, jenis dari penskalaan banyak sekali. Namun, mengutip pendapat dari Nazir (2003:328-329), jenis-jenis skala yaitu skala jarak sosial (skala Bogardus dan sosiogram), skala penilaian (rating), skala membuat ranking, skala konsistensi internal (skala Thurstone), skala Likert, skala kumulatif Guttman dan skala perbedaan semantik.  Menurut Cooper&Emory (1996:154), ketika kita menggunakan skala nominal berarti kita harus membuat partisi dalam suatu himpunan ke dalam kelompok-kelompok yang mutually exclusive (harus mewakili kejadian yang berbeda) dan collectively exhaustive (dapat menjelaskan semua kejadian yang mungkin terjadi dalam kelompok tersebut). Skala Ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan. Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan mengenai “lebih daripada” atau “kurang daripada” tanpa menyatakan berapa lebih besar atau kurang. Skala Interval memiliki keampuhan skala nominal dan ordinal ditambah lagi skala ini mencakup konsep kesamaan interval (jarak antara 1 dan 2 adalah sama dengan jarak antara 2 dan 3). Skala Rasio mencakup semua keampuhan dari skala nominal, ordinal, interval ditambah dengan adanya titik nol yang absolut.  Instrumen-instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian adalah angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala (scale), inventori, pedoman wawancara (interview), lembar pengamatan, panduan pengamatan, panduan observasi (observation sheet atau observation schedule), soal ujian (soal tes), tabel.  Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel akan secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Nasution, 2007:77). Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Buku Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Cooper, D. R. & Emory, C. W. 1996. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Erlangga Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Taniredja T. & Mustafidah H. 2011. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta