SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 186
ANALISIS KRITIS TERHADAP BUNGA BANK
H. Syahrul
Dosen UIN Alauddin DPK STAI Al-Furqan
Makassar
Abstract: This article describes the Bank's interest-critical analysis problems. From the
discussion, it is understood that the interest in terms of conventional economics is the
remuneration given by the bank based on the conventional principle to customers who
purchase or sell products. In the classical view, the conventional economic Nakar interest
rates and savings related to each other, therefore the interest rate is the most important factor,
which regulates the volume of savings. The higher the interest rate, increasingly also reward
saving. Thus, the higher the propensity to save or otherwise, therefore it can be understood
that in the interest of conventional banks is the spirit in promoting economic income Han
banking business. In view of the interest of Islamic economics is additional (ziada) and in this
context, Islam considers that interest is riba therefore unlawful bank interest and it can no
longer be denied because it is in accordance with what is in the Qur'an and Sunnah about Riba
is synonymous with the concept of interest. Bank interest in relation to Islamic economics can
impede the economic and equitable distribution of income and can even lead to financial crisis
/ financial. Thus the interest-free Islamic banking system actually provides assurance or
certainty in the economy interact. Because Islamic banks can ensure avoiding of brutality and
economic injustice.
Abstrak: Artikel ini menjelaskan masalah analisis kritik bunga Bank. Dari hasil pembahasan
dapat dipahami bahwa bunga dalam term ekonomi konvensional adalah merupakan balas jasa
yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang
membeli atau menjual produknya. Dalam pandangan klasik, nakar ekonomi konvensional
suku bunga dan tabungan saling berkaitan, Oleh karena suku bunga adalah faktor yang
terpenting, yang mengatur volume tabungan. maka makin tinggi suku bunga, makin
bertambah pula imbalan menabung. Dengan demikian maka makin tinggi pula kecenderungan
untuk menabung atau sebaliknya, Oleh karena itu dapat dipahami bahwa bunga dalam bank
konvensional adalah ruh dalam mendorong roda bisnis perbankan Han pendapatan ekonomi.
Dalam pandangan ekonomi Islam bunga adalah tambahan (ziada) dan dalam konteks inilah
Islam memandang bahwa bunga bank adalah riba karena itu bunga bank haram dan hal ini
tidak bisa lagi dibantah karena sudah sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Qur'an maupun
sunnah Nabi tentang konsep Riba yang identik dengan bunga. Bunga Bank dalam kaitannya
ekonomi Islam dapat menghambat ekonomi dan pemerataan pendapatan dan bahkan dapat
menimbulkan krisis moneter/finansial. dengan demikian sistem perbankan syariah bebas
bunga justru memberikan jaminan atau kepastian dalam berinteraksi secara ekonomi. karena
bank syariah dapat menjamin terhindarnya dari kezhaliman dan ketidakadilan ekonomi.
Kata Kunci: Analisis kritik, Bunga Bank
I. PENDAHULUAN
Keadilansosial ekonomi meru- pakan
salah satu ciri yang paling menonjol dari
suatu masyarakat Islam, diharapkan menjadi
suatu jalan hidup (way of life) dan bukan
sebagai fenomena yang berisolasi, Semangat
ini hams menembus se luruh interaksi
manusia, sosial, ekonomi dan politik, Dalam
bisnis dan ekonomi, semua nilai bergerak
kearah keadilan sehingga secara keseluru-
han mendukung, bukan melemahkan apalagi
menghilang- kan keadilan sosial ekonomi.
Di antara ajaran Islam paling penting
untuk menegakkan keadilan dan membatasi
eksploitasi dalam transaksi bisnis adalah
H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 187
pelarangan semua bentuk upaya "mem-
perkaya" diri secara tidak sah (agl amwal
al-anas bi al-batil), Al-Qur'an dengan tegas
memerintahkan kaum muslimin untuk
tidak saling bere- but harta secara batil atau
dengan cara yang tidak dibenarkan
(Al-Baqarah;188 dan An-Nisaa': 29, dan 161
At-Taubah: 34),1
Apa yang sebenarnya
dimaksudkan dengan cara batil? Al-Qur'an
telah memberikan prinsip-prinsip yang
umumnya masyarakat Islam dapat mengeta-
hui atau melakukan deduksi tentang apa
yang dimaksud dengan “salah”, “benar” dan
sumber- sumber yang dapat dibenarkan atau
merampas hak orang lain.2
Dari uraian tersebut diatas dapat
menggelitik penulis untuk menelusuri lebih
jauh mengenai bunga bank apakah masuk
dalam kategori haram (riba) atau tidak,
Yang kini masih menjadi pertentangan di
kalangan para ulama dan cendekiawan
Muslim. Adapun ulama-ulama yang masih
meman- dang bahwa bunga bank itu tidak
haram (riba)., sepanjang itu diguna- kan
untuk produktif yang berorientasi kepada
pembangunan dan tidak pada konsumtif
diantaranya adalah Muhammad Abduh,
Rashid Rida, Mahmud Syaltut, Abd
Al-Wahab Al-Khallaf dan Ibrahim Z.
Al-Badawi, dan di Indonesia A. Hasan.3
Ulama dan cendikiawan tersebut adakah
tergolong ulama dan cendikiawan yang
ternama dan terkemuka serta terkena!
Kaliberitasnya dalam dunia Islam. Mes-
kipun masih lebih banyak ulama dan
cendikiawan yang mendukung dan
berpandangan bahwa Bunga bank itu haram
dan sama dengan riba, dan di Indonesia
khususnya MUI telah sepakat menetapkan
bahwa bunga bank itu haram (riba) melalui
fatwanya pada tahun 2003.
Gambaran singkat latar bela- kang
tersebut di atas tentunya menarik dan
menggelitik kita untuk menyikapi dan
menelusuri lebih jauh mengenai bunga bank
yang masih menjadi perdebatan yang tak
kunjung padam dikalangan umat Islam
tentang keharaman (riba), dan tidaknya
bunga bank. Oleh karena itu penulis akan
mencoba mendes- kripsikan melalui dengan
makalah ini yang berjudul “Analisis Kritis
Terhadap Bunga Bank”.
Untuk sistimatisnya pembahasan
artikel ini maka, penulis akan memberikan
rumusan dan batasan masalah pada
pembahasan sebagai berikut: 1) Bagaimana
konsep bunga bank dalam pandangan eko-
nomi konvensional? 2) Bagaimana bunga
bank dalam Perspektif ekonomi Islam?
II. PEMBAHASAN
A. Konsep Bunga. Bank dalam
Pandangan Ekonomi
1. Konvensional Bunga Bank
Bunga bank dapat diartikan sebagai
balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip. konvensional kepada
nasabah yang membeli atau yang menjual
produknya, Bunga juga dapat diartikan
sebagai harga yang hams di bayar oleh
nasabah (yang memiliki simpanan) dengan
yang hams di bayar oleh nasabah kepada
bank (nasabah yang memperoleh pinjaman.4
Dalam kamus ekonomi (Inggris-Indoensia)
Prof.Dr.Winardi, SE.
Interest (net) bunga modal (netto),
Pembayaran untuk penggunaan
dana-dana. Dictionary of Econo- mics
Sloan dan Zurcher, Interest adalah
sejumlah uang yang dibayar atau untuk
peng- gunaan modal, Jumlah tersebu5
,
misalnya dinyatakan dengan satu tingkat
atau persentase modal yang bersangkut
paut dengan itu yang dinamakan suku
bunga modal.6
Dalam kegiatan perbankan sehari-
hari ada dua macam bunga yang diberikan
kepada nasabahnya yaitu7
:
a. Bunga simpanan. Bunga yang diberikan
sebagai rangsangan atau balas jasa bagi
nasabah yang menyimpan uangnya di
bank, Bunga simpanan merupakan harga
yang harus dibayar bank kepada nasabah-
nya, Sebagai contoh jasa giro bunga
tabungan dan bunga deposito,
b. Bunga pinjaman, Adalah bunga yang
diberikan kepada para peminjam atau
harga yang hams dibayar oleh nasabah
peminjam kepada bank, Sebagai contoh
bunga kredit.
Kedua macam bunga ini meru- pakan
H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 188
komponen utama faktor biaya dan men-
dapatkan bagi bank. Bunga simpanan
merupakan biaya dana yang harus
dikeluarkan kepada nasabah sedangkan
bunga pinjaman merupakan pendapatan
yang diterima dari nasabah, Baik bunga
simpanan maupun bunga pinjaman masing-
masing saling mempengaruhi saat sama
lainnya. Sebagai contoh seandainya, bunga
simpanan tinggi, maka secara otomatis
bunga pinjaman juga terpengaruh ikui naik
dan demikian sebaliknya,
2. Faktor-faktor yang mempenga- ruhi
suku bunga
Seperti dijelaskan di atas bahwa untuk
menentukan besar kecilnya suku bunga
simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi
oleh keduanya. artinya baik bahwa sim-
panan maupun pinjaman saling mempenga-
ruhi disamping pengaruh faktor-faktor
lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya penetapan bunga secara garis
besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Keuntungan Dana
Apabila bank kekurangan dana, semen-
tara permohonan pinjaman meningkat,
maka yang dilakukan oleh bank agar dana
tersebut cepat terpenuhi dengan mening-
katkan suku bunga simpanan secara
otomatis akan meningkatkan pula bunga
pinjaman, Namun apabila dana yang
disim- pan banyak sementara permoho-
nan simpanan sedikit maka bunga
simpanan akan turun.
b. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan,
maka di samping faktor promosi, yang
paling utama pihak perbankan harus
memperhatikan pesaing, Dalam arti jika
untuk bunga simpanan rata-rata 16 persen
maka, jika membutuhkan dana cepat
sebaiknya bunga pinjaman kita naikkan
di atas bunga pesaing misalnya 16 persen,
Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman
kita harus di bawah bunga pesaing
c. Kebijaksanaan pemerintah
Dalam arti baik untuk bunga simpanan
bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
d. Target laba yang diinginkan
Sesuai dengan target laba yang diingin-
kan, jika laba yang diingkan besar
(spread) maka bunga pinjaman ikut besar
dan sebaliknya.
e. Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinja-
man. maka akan semakin tinggi bunga-
nya, hal ini disebabkan besarnya
kemungkinan resiko dimasa mendatang.
Demikian pula sebaliknya jika pinjaman
berjangka pendek, maka. bunganya
relatif lebih rendah.
f. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan,
maka semakin rendah bunga kredit yang
dibebankan dan sebaliknya, Sebagai
Contoh jaminan sertifikat deposito ber-
beda dengan jaminan sertifikat tanah
g. Produk yang kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai
laku dipasaran untuk produk yang
kompetitif, bunga kredit yang diberikan
relatif rendah jika dibandingkan dengan
produk yang kurang kompetitif
h. Hubungan baik
Biasanya menggolongkan nasabahnya
antara nasabah yang utama (primer)
nasabah biasa (sekunder), Penggolongan
ini didasarkan kepada keaktifan serta
loyalitas nasabah yang bersangkutan
terhadap ban, Nasabah utama biasanya
mempunyai hubungan yang baik dengan
pihak bank, sehingga dalam penentuan
suku bunganyapun berbeda dengan
nasabah biasa.
i. Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberi
jaminan kepada penerima kredit, Biasa-
nya jika nihak yang memberikan jaminan
bonafid baik dari segi kemampuan
membayar, nama baik maupun loyalitas
terhadap bank, maka bunga yang
dibebankan juga berbeda.
3. Komponen-komponen dalam
menentukan bunga kredit
Khusus untuk menentukan besar
kecilnya suku bunga kredit yang akan
diberikan kepada para debitur terdapat
beberapa komponen-komponen ini ada yang
H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 189
dapat diperkecil dan ada pula yang tidak,
Adapun komnonen dalam menentukan suku
bunga kredit antara lain8
:
a. Total biaya dana
Tergantung dari seberapa besar bunga
yang ditetapkan untuk memperoleh dana
melalui produk simpanan. Semakin
besar/maha bunga yang dibebankan,
maka semakin tinggi pula biaya dananya
dan dalam ha) ini termasuk hadiah-
hadiah yang dibebankan untuk menarik
dana tersebut
b. Laba yang diinginkan
Panentuan besarnya laba juga sangat
mempengaruhi besarnya bunga kredit,
Dalam hal ini biasanya bank disamping
melihat kondisi pesaing juga melihat
kondisi nasabah apakah nasabah utama
atau bukan dan juga melihat sektor-sektor
yang dibiayai misalnya jika proyek
peme- rintah untuk nen^usaha/rakvat
kecil maka labanyapun berbeda dengan
yang komersial,
c. Cadangan resiko kredit macet
Merupakan cadangan terhadap macetnya
kredit yang diberikan karena setiap kredit
yang di berikan pasti mengandung suatu
resiko tidak dibayar, Resiko ini dapat
timbul baik disengaja maupun tidak
disengaja, Oleh karena itu pihak bank
perlu mencadangkannya sebagai sikap
bersiaga menghadapinya.
d. Biaya operasi
Biaya operasi merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh bank dalam melaksana-
kan operasinya, Biaya ini terdiri dari
biaya gaji, biaya administrasi, biaya
pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya.
e. Pajak
Yaitu pajak yang dibebankan pemerintah
kepada bank yang memberi fasibtas
kredit kepada nasabahnya
Dalam pandangan klasik, ahli ekono-
mi klasik seperti Marshal berpendapat
bahwa suku bunga dan tabungan saling
berkaitan. Oleh karena suku bunga adakah
salah satu faktor terpenting yang mengatur
volume tabungan, maka makin tinggi suku
bunga, makin besar pula imbalan menabung,
dengan demikian makin tinggi nula kecen-
derungan untuk menabung dan sebaliknya.
Analisis klasik itu ditolak oleh seorang
ahli ekonomi kapitalis terkenal di seluruh
dunia, yaitu Loard Keynes, Dia ragu-ragu
terhadap kemanjuran suku bunga dalam
mempengaruhi volume tabungan. Dengan
tegas dikemukakan nya bahwa sebenarnya
tabungan tergantung pada volume investasi
yang dilakukan oleh masyarakat bisnis.
Suku bunga yang tinggi cenderung mengu-
rangi volume investasi dari masyarakat
bisnis. Sebagai akibatnya timbullah
pengaruh buruk terhadap perdagangan,
perniagaan dan industri secara keseluruhan.
Oleh karena itu menurut Keynes bawa
tabungan tergantung pada tingkat pendapa-
tan rakyat dan bila pendapatan perkapita
rakyat menyusut. secara otomatis tabungan
berkurang.9
B. Bunga Bank dalam Perspektif
Ekonomi Islam
1. Pengertian Bunga Bank dan Riba
dalam Pandangan Islam
Bunga (interest/faidah) adaiah tamba-
han yang dikenakan untuk transaksi
pinjaman uang (al-qard) yang diperhitung-
kan dari pokok pinjaman tanpa memper-
timbang- kan pemanfaatan/hasil pokok ter-
sebut berdasarkan tempo waktu dan diper-
hitungkan secara pasti dimuka berdasarkan
persentase, Sedangkan riba adalah tambahan
(ziadah) tanpa imbalan yang terjadi karena
penangguhan dalam pembayaran yang
diperjanjikan sebelumnya, dan inilah yang
disebut dengan riba 10
Praktek pembuangan uang saat ini
telah memenuhi kriteria riba yang terjadi
nada zaman Rasulullah saw. yakni riba
nasi'ah. Dengan demikian praktik pem-
buangan uang ini termasuk salah satu bentuk
riba, dan haram hukumnya
Praktek pembuangan uang ini banyak
dilakukan oleh bank, asuransi, pasar modal,
pegadaian. koperasi dan lembaga keuangan
lainnya termasuk oleh individu.
AI-Qur'an dan Sunnah dua sumber
pokok Hukum Islam melarang keras adanya
bunga karena ada beberapa orang Islam yang
H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 190
terpelajar yang silau dengan pesona lahiriah
peradaban Eropa mengatakan bahwa yang
dilarang Islam adalah Riba bukan bunga:
Mereka berpendapat bahwa bunga yang
dibayarkan pada pinjaman investasi dalam
kegiatan produksi tidak bertentangan dengan
hukum AI-Qur'an karena hukum ini hanya
mengacu pada riba yaitu pinjaman yang
bukan untuk produksi di masa pra Islam.
Pada masa pra Islam orang tidak
mengenal pinjaman produksi pengaruhnya
pada perkembangan ekonomi, Dalam ha) ini
mereka mengajukan teori bunga tampaknya
mengabaikan AI-Qur'an yang merupakan
firman Tuhan yang terakhir sebagai
pedoman manusia AI-Qur'an adalah UU
segala zaman, dan ma'rifat Tuhan yang
terwujud padanya tidak dapat digantikan
dengan praktek ekonomi bunga pada
pinjaman produksi yang diketahui zaman
ini, atau zaman lainnya, Sesungguhnya
perbedaan antara pinjaman produktif dan
tidak produktif adalah perbedaan tingkat,
bukan perbedaan jenis, Menyebut riba
dengan nama bunga tidak akan mengubah
sifatnya, karena bunga adalah suatu
tambahan modal, yang dipinjam, karena itu
ia adalah riba baik dalam jiwa maupun
peraturan hukum Islam,
Secara pasti bahwa tidak ada per-
bedaan antara bunga dan Riba, Islam dengan
tegas melarang semua bentuk bunga
betapapun hebat, dan meyakinkan nya nama
yang diberikan padanya. Tetapi dalam
ekonomi kapitalis bunga adalah pusat ber-
putar nya sistem perbankan, Dikemukakan
nya bahwa tanpa bunga sistem perbankan
menjadi tanpa nyawa, dan seluruh ekonomi
akan lumpuh, Sedangkan perbankan Islam
adalah kekuatan dinamis dan progresif, dan
jelas dapat dibuktikan bahwa konsen Islam
tentang sesuatu sistem perbankan bebas
bunga lebih unggul dari perbankan modern,
Pada taraf ini dapat ditetapkan bahwa suku
bunga sama sekali tidak ada hubungan
dengan pengaruh volume menabung.11
Haramnya bunga bank telah banyak
dibahas dan merupakan kesimoulan
nendapat dari berbagai konfrensi, seminar
Umiah, dan keputusan lembaga riset Hi
berbagai dunia Islam, Bunga itulah aktua-
lisasi riba vane diharamkan secara pasti oleh
Islam, Konfrensi International Ekonomi
Islam, yang diselenggarakan di Mekah, dan
disponsori oleh King Abdul Aziz University.
Konferensi itu dihadiri oleh lebih dari tiga
ratus pakar dan ahli di bidang fiqh, ekonomi
dan keuangan dari berbagai penjuru dunia,
Tak seorangpun dari mereka yang tidak
setuju diharamkannya. bunga bank dan
wajibnya menghindari sistem bunga,
Konfrensi itu juga menggariskan pentingnya
perencanaan bagi terwujudnya bank tanpa
bunga.12
M. Umer Chapra (2001) Dan Yusuf
Al-Qardhawi (2001) merujuk kepada
keputusan selenggarakan di zaman modern
untuk membahas permasalahan riba,
Termasuk di antaranya adalah Muktamar
al-figh al-Islami diselenpparakan di Paris
tahun 1951 dan di Kairo 1965., lalu
pertemuan komite fikih OKI dan Rabitha
Alam Islami yang diseleng- garakan pada
tahun 1985 dan 1986 masing-masing di
Kairo dan Mekkah, Dengan konsensus
mutlak tersebut sudah tidak ada peluang lagi
untuk berargumentasi, bawa bunga bank
tidak diharamkan dalam Islam13
Pertanyaan
berikutnya. riba yang mana yang sama
dengan bunga itu, apakah riba al nasi'ah
atau riba al fadi? M. Umer Chapra
memberikan jawaban, bahwa Istilah nasi'ah
berasal dari akar kata nas'a yang artinya
menunda, menangguhkan atau menunggu
dan merujuk pada waktu yang diberikan
kepada peminjam dengan imbalan berupa
“tambahan” atau “premium”, Jadi, riba al
nasi'ah sama dengan bunga yang dikenakan
dengan pinjaman.14
Dalam arti inilah
menun.it Umer Chapra, istilah riba
digunakan dalam Al-Qur'an pada ayat OS,
Al-Baqarah 2: 275, yang mengatakan
bahwa; "Allah Swt telah menghalalkan jual
belt dan mengharamkan riba (bunga)” Riba
ini juga disebut riha Al-Our’an (riba yang
dinyatakan dalam Al-Qur'an atau riba
al-duyun (riba atas pinjaman).
Selanjutnya mengenai Riba Al-Fadil
menurut M, Umer Chaora lupa diharamkan
untuk menghilangkan semua bentuk
eksploitasi melalui pertukaran yang “tidak
adil” dan menutup semua pintu riba,
H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 191
Khalifah Umar bi Khattab bahkan meng-
ingatkan: “Bukan saja jauhkan riba tetapi
juga dijauhkan riba (yang diragukan atau
yang dicuri gai).15
Muhammad Najetullah Siddiqi dalam
bukunya yang berjudul Bank Islam., beliau
mengemukakan bahwa di gantinya bunga
dengan bagi hasil akan memerangi kecen-
derungan terhadap konsentrasi kekuatan
ekonomi di tangan para bankir dan pemilik
modal, Kebanyakan kekuatan ini tergantung
pada kekuatan utang yang permanen dari
sektor-sektor perekonomian yang penting.
Dengan penghapusan bunga keadaan ter-
sebut akan di ubah menjadi suatu keadaan
par- tisipasi atas sebagian besar per-
ekonomian, Dalam kondisi mempunyai
utang, bebas dari kewajiban membayar
bunga, sepanjang dapat dipertahankan tidak
akan memberi sesuatu alat kepada mem-
berikan pinjaman untuk menjalankan ke-
kuatan ini.16
Perbedaan tingkat bunga dan berbagai
diskriminasi dalam pem- beriah kredit tidak
akan lagi pada bank, Kekuatan ekonomi
pada bankir dan pemilik modal juga akan
menurun sebagaimana menurun- nya ukuran
sektor keuangan dan adilnya dalam
pendapatan nasional, sebagai suatu akibat
yang wajar dari penggantian bunga dengan
bagi basil.
2. Beberapa mendapat umum ten- tang
bunga bank
a. Dalam keadaan darurat bunga halal
hukumnya.
b. Hanya bunga yang berlipat ganda saja
ang dilarang, adapun suku bunga yang
“wajar” dan tidak menzalimi
diperoleh.
c. Keuangan bank, demikian juga
lembaga keuangan non bank sebagai
"lembaga hukum" tidak termasuk
dalam tentorial hukum taklif.
d. Hanya Kredit yang bersifat kon-
sumtif yang pengambilan bunganya
dilarang. adapun yang produktif tidak
demikian (the productivity theory
interest) Ini sejalan dengan pandangan
Muhamad Abduh, Muhamad Rasyid
Ridha, Syeh Mahmud Syaltut, Abd AI
wahab Al Khallaf dan Ibrahim Z, Al
Badawi dan di Indonesia Al Hasan,
Mahmud Syaltut, menetapkan juga
selama bimga masih di bawah 6 persen
nertahun, maka tidak riba, Fatwa ini,
termasuk yang dijadikan rujukan oleh
Syeh Thantawi dalam menghalalkan
bunga.17
e. Bunga diberikan sebagai ganti rugi
(opportunity cost) atas hilangnya
"kesempatan" untuk memperoleh
keuntungan dari pengelolaan dana
tersebut (the classical theory interest)
f. Uang dianggap sebagai komo- ditif
sebgai mana barang-barang lainnya,
sehingga dapat disewakan atau
diambil upah atas penggunaan-
nya (the monctary interest)
g. Bunga diberikan untuk meng- imbangi
laju inflasi yang mengakibatkan
menyusunnya nilai uang atau daya beli
uang itu,
h. Jumlah uang pada masa kini memiliki
nilai yang lebih tinggi dari jumlah
yang sama pada suatu masa nanti oleh
karena itu bunga diberikan untuk
mengimbangi “penurunan” nilai atau
daya beli uang ini (time preference of
money theory)
i. Bunga diberikan sebagai imbalan atas
pengorbanan/pematangan penggunaan
pendapatan yang diperoleh ifne
abstinence theory of interest),
3. Dasar-dasar penetapan kehara- man
bunga bank
a. Bunga memenuhi kriteria riba yang
diharamkan Allah Swt. seperti
dikemukakan oleh:
1) Imam Nawawy dalam Al- Majmu
2) Ibn Al-Araby dalam Ahkam
Al-Qur 'an
3) Al-Aini dalam Umdoh Al- Qory
4) Al-Sarakhsy dalam Al- Mobsuth
5) Ar-Raghib al-Isfahani dalam
al-Mufradat Fi Gharip Al-Our'an
6) Muhammad All Assabuni dalam
Rawa al-Bayou
b. Bunga (Intereset/al-fa-indah) hukum-
nya haram. Seperti dikemukakan oleh:
1) Muhammad Abu Zahrah Dalam
Bukhuslt al-Riba
2) Yuyuf al-Qardhawy dalam
H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 192
Fawaid al-Bunuk
3) Wahbah al-Zuhalli dalam alfioh
al-Islamy Wa Adilla- tuh
c. Bungadari simpanan/simpanan yang
berlaku diatas lebih buruk dari riba
yang diharamkan oleh Allah Swt,
Dalam Al-Our’n karena riba hanya
dikenakan tambahan nada saat jatuh
temno, Sedangkan., bunga sudah
langsung dikenakan tambahan sejak
terjadinya transaksi.
d. Telah adanya ketetanan akan kehara-
man bunga oleh berbagai forum
Ulama Intenasional yaitu:
1) Majma al. Buhhuts al-Isla-
miyyah, di al-Azhar, Mesir; pada
Mei 1965
2) Maima' al-fiqh al-Islamy
Negara-negara OKI yang di
selenggarakan di Jeddah pada
10-16 Rabiul Awal 1406 H/22-28
Desember 1965,
3) Majma' Fiqh Rabitha al- 'Alam
Islamy, keputusan 6 sidang IX
yang di selenggarakan di Mekkah
pada 12-19 Rajab 1406 H,
4) Keputusan Dar It-Itfa, Ke- rajaan
Saudi Arabia, 1979.
5) Keputusan supreme Shariah
Court, Pakistan, 22 Desember
1999,
e. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)
Majlis Ulama Indonesia (MUI) 2000
yang menyatakan bahwa bunga bank
tidak sesuai dengan syariah
f. Sidang Lajnah Tarjih Muhamad iyah
tahun 1968 Sidoarjo yang menyatakan
kepada PP Muhammadiyah untuk
mengusahakan terwujudnya konsensi
sistem perekonomian. khususnya lem-
baga perekonomian yang sesuai
dengan kaidah Islam
g. Kongres Alim Ulama dan Kongres
NU tahun 1992 di Bandar Lampung
yang mengamanatkan berdirinya bank
Islam dengan sistem tanpa bunga
III. PENUTUP
Dari uraian pemhahasan di atas maka
tibalah saatnya penulis menarik sebuah
kesimpulan sebagai berikut;
1. Bunga dalam term ekonomi konven-
sional adalah merupakan balas jasa
yang diberikan oleh bank yang ber-
dasarkan prinsip konvensional kepada
nasabah yang membeli atau menjual
produknya, Bunga juga dapat diartikan
sebagai harga yang harus dibayar oleh
nasabah kepada nasabah yang memiliki
simpanan demikian pula nasabah yang
memperoleh pinjaman pada bank.
2. Dalam pandangan klasik, nakar eko-
nomi konvensional suku bunga dan
tabungan saling berkaitan, Oleh karena
suku bunga adalah faktor yang ter-
penting, yang mengatur volume
tabungan. maka makin tinggi suku
bunga, makin bertambah pula imbalan
menabung. Dengan demikian maka
makin tinggi pula kecenderungan untuk
menabung atau sebaliknya, Oleh karena
itu dapat dipahami bahwa bunga dalam
bank konvensional adalah ruh dalam
mendorong roda bisnis perbankan Han
pendapatan ekonomi.
3. Dalam pandangan ekonomi Islam bunga
adalah tambahan (ziada dan dalam
konteks inilah Islam memandang bahwa
bunga bank adalah riba karena itu bunga
bank haram dan ha! ini tidak bisa lagi
dibantah karena sudah sesuai dengan
apa yang ada dalam Al-Qur'an maupun
sunnah Nabi tentang konsep Riba yang
identik dengan bunga, Dan hal ini
didukung oleh kebanyakan ulama. dan
organisasi Islam baik dalam skala
regional, nasional maupun Internasional
Meskipun masih terdapat beberapa
ulama yang masih menganggap bahwa
bunga bank tidak tergolong riba karena
itu masih dibolehkan sepanjang itu ber-
kaitan dengan pinjaman produksi.
4. Bunga Bank dalam kaitan ekonomi
Islam dapat menghambat ekonomi dan
pemerataan pendapatan dan bahkan
dapat menimbulkan krisis moneter/
finansial. dengan demikian sistem
perbankan syariah bebas bunga justru
memberikan jaminan atau kenastian
dalam berinteraksi secara ekonomi.
karena bank syariah dapat menjamin
terhindarnya dari kezhaliman dan
H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 193
ketidakadilan ekonomi.
Catatan Akhir:
1
M.Umar Chapra Al-Qur’an menuju system
moneter yang adil (Yogyakarta . PX Dana Bhakti
Prima Yasa, 1997), h.25
2
Ibid.
3
Lihat Aries Mufti, Bunga bak Mashalat atau
muslihat?, (Jakarta: PT Pustaka Quantum Prima,
2004), h.61
4
Kasmir, Bank dan Lembaga lainnya (edisi
baru), (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 1999),
h.121
5
Wirdyaningsih dkk, Bank dan Asuransi Islam
di Indonesia Cet. 2; (Jakarta: Kencana, 2006)
6
Kasmir Op. Cit.212
7
Ibid. h. 125
8
M.Abdul Mannan, Teori dan Praktek
Ekonomi Islam, (Islamic Economics, Theory
Practice) diterjemahkan M.Nastaoin, (Yogyakarta:
PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997), h. 166
9
Wirdyaningsih dkk, Op. Cit.38
10
Mannan, ibid. h. 165
11
Yusuf Al-Qarhawi, bunga bank haram
Cet.II, Diterjemahkan oleh setiawan Budi Utomo.
12
Wirdianingsih, Op.Cit, h.25
13
Ibid, h.25
14
Ibid.
15
Muhammad Nejatullah Siddiqi, Bank Islam, di
terjemahkan Asep Hikmat Suhendi, Cet.l (Bandung:
Pustaka, 1984), h. 72
16
Lihat Aries Mufti, Bank Maslahat atau
Muslihat?, (Jakarta: PT. Pustaka Quantum
Prima,2004) h. 61
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qarhawi, Yusuf. Bimga bank haram
Cet.II, Diterjemahkan oleh
Setiawan Budi Uiomo. Jakarta:
Penerbit Akbar Media Eka Sarana,
2002.
Chapra, M. Umcr. Al-Qur 'an Menuju
System Moneler yang Adil.
Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima
Yasa, 1997.
Kasmir. Bank dan Lembaga- lembaga
Keuangan lainnya (Edisi Baru).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1999,
Mannan, M. Abdul. Teoh dan Praktek
Ekonomi Islam, (Islamic
Economics, Theory Practice?)
diterjemahkan M, Nastagin
Yogyakarta: PT, Dana Bhakti Prima
Yasa, 1997.
Mufti, Aries. Bunga bak Maslahat atau
Muslihat?, Jakarta: PT Pustaka
Quantum Prima, 2004.
Shiddiqi, Muhammad Nejatullah. Bank
Islam, diterjemahkan Asep Hikmat
Suhendi, Get, I; Bandung: Pustaka,
1984.
Wirdyaningsih dkk. Bank dan Asuransi
Islam di Indonesia. Cet. 2; Jakarta:
Kencana, 2006

More Related Content

What's hot

Azas Azas Kerjasama Ekonomi
Azas Azas Kerjasama EkonomiAzas Azas Kerjasama Ekonomi
Azas Azas Kerjasama Ekonomiguest3148e4
 
Materi debat dana talangan haji
Materi debat dana talangan hajiMateri debat dana talangan haji
Materi debat dana talangan hajiNajib Ayah
 
6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiah6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiahbranzbear
 
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGAPERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGAHeny Larasatii
 
Materi Islamic Business Coaching #4 (A) Jakarta
Materi Islamic Business Coaching #4 (A) JakartaMateri Islamic Business Coaching #4 (A) Jakarta
Materi Islamic Business Coaching #4 (A) Jakartaislamicbusinesscoaching
 
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank KonvensionalPerbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank KonvensionalEko Mardianto
 
Bank syari’ah vs bank konvensional
Bank syari’ah vs bank konvensionalBank syari’ah vs bank konvensional
Bank syari’ah vs bank konvensionalKrilekz
 
3-Konsep Operasional Bank Syariah
3-Konsep Operasional Bank Syariah3-Konsep Operasional Bank Syariah
3-Konsep Operasional Bank SyariahKhairul Alonx
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Nurhidayati170
 
Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...
Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...
Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...Leonardus Transetio
 
Legitimasi hukum bunga bank dalam perbankan
Legitimasi hukum bunga bank dalam perbankanLegitimasi hukum bunga bank dalam perbankan
Legitimasi hukum bunga bank dalam perbankanSarda Rafika
 
Transaksi Ekonomi Islam
Transaksi Ekonomi IslamTransaksi Ekonomi Islam
Transaksi Ekonomi IslamParanody
 
Makalah Perbankan Syariah Musyarakah (Kelompok 5)
Makalah Perbankan Syariah Musyarakah (Kelompok 5)Makalah Perbankan Syariah Musyarakah (Kelompok 5)
Makalah Perbankan Syariah Musyarakah (Kelompok 5)Ilham Muhammad
 

What's hot (20)

Azas Azas Kerjasama Ekonomi
Azas Azas Kerjasama EkonomiAzas Azas Kerjasama Ekonomi
Azas Azas Kerjasama Ekonomi
 
Perbankan syariah
Perbankan syariahPerbankan syariah
Perbankan syariah
 
Materi debat dana talangan haji
Materi debat dana talangan hajiMateri debat dana talangan haji
Materi debat dana talangan haji
 
Ppt agama
Ppt agamaPpt agama
Ppt agama
 
6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiah6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiah
 
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGAPERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
 
Pengantar perbankan-syariah
Pengantar perbankan-syariahPengantar perbankan-syariah
Pengantar perbankan-syariah
 
Perbankan Syariah (Bank Muamalat)
Perbankan Syariah (Bank Muamalat)Perbankan Syariah (Bank Muamalat)
Perbankan Syariah (Bank Muamalat)
 
Materi Islamic Business Coaching #4 (A) Jakarta
Materi Islamic Business Coaching #4 (A) JakartaMateri Islamic Business Coaching #4 (A) Jakarta
Materi Islamic Business Coaching #4 (A) Jakarta
 
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank KonvensionalPerbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
 
Perbankan syariah
Perbankan syariahPerbankan syariah
Perbankan syariah
 
Bank syari’ah vs bank konvensional
Bank syari’ah vs bank konvensionalBank syari’ah vs bank konvensional
Bank syari’ah vs bank konvensional
 
3-Konsep Operasional Bank Syariah
3-Konsep Operasional Bank Syariah3-Konsep Operasional Bank Syariah
3-Konsep Operasional Bank Syariah
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
 
Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...
Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...
Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...
 
KB 3 Bunga Bank dan Fee
KB 3 Bunga Bank dan FeeKB 3 Bunga Bank dan Fee
KB 3 Bunga Bank dan Fee
 
Legitimasi hukum bunga bank dalam perbankan
Legitimasi hukum bunga bank dalam perbankanLegitimasi hukum bunga bank dalam perbankan
Legitimasi hukum bunga bank dalam perbankan
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariah
 
Transaksi Ekonomi Islam
Transaksi Ekonomi IslamTransaksi Ekonomi Islam
Transaksi Ekonomi Islam
 
Makalah Perbankan Syariah Musyarakah (Kelompok 5)
Makalah Perbankan Syariah Musyarakah (Kelompok 5)Makalah Perbankan Syariah Musyarakah (Kelompok 5)
Makalah Perbankan Syariah Musyarakah (Kelompok 5)
 

Similar to ANALISIS BUNGA BANK

EKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptx
EKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptxEKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptx
EKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptxristiyantiahmadul1
 
Keunggulan sistem perbankan syariah
Keunggulan sistem perbankan syariahKeunggulan sistem perbankan syariah
Keunggulan sistem perbankan syariahSugia Suganda
 
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...An Nisbah
 
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ah
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ahProfit Sharing Dalam Bank Syari'ah
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ahmadureh
 
Perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensional
Perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensionalPerbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensional
Perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensionalK-Tin Premium
 
Bank Syari'ah vs Bank Konvensional
Bank Syari'ah vs Bank KonvensionalBank Syari'ah vs Bank Konvensional
Bank Syari'ah vs Bank Konvensionalhasyim asy'ari
 
Makalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariahMakalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariahHana Rosmawati
 
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanTinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanAn Nisbah
 
DIAN HERDIANA 11011700024 , kls 2s
DIAN HERDIANA 11011700024 , kls 2sDIAN HERDIANA 11011700024 , kls 2s
DIAN HERDIANA 11011700024 , kls 2sDian herdiana Dian
 
Makalah perbankan syariah
Makalah perbankan syariahMakalah perbankan syariah
Makalah perbankan syariahIffa Tabahati
 
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docx
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docxPERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docx
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docxAfrizaLeonita
 
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...Habibie Muhammad
 
Aspek akuntansipadaperbankansyariah
Aspek akuntansipadaperbankansyariahAspek akuntansipadaperbankansyariah
Aspek akuntansipadaperbankansyariahRohman Efendi
 
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)Herna Ferari
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahAndrew Hutabarat
 
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...Intan Wachyuni
 

Similar to ANALISIS BUNGA BANK (20)

EKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptx
EKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptxEKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptx
EKONOMI MAKRO SYARIAH MATERI SISTEM EKONOMI MOONETER SYARIAH.pptx
 
Keunggulan sistem perbankan syariah
Keunggulan sistem perbankan syariahKeunggulan sistem perbankan syariah
Keunggulan sistem perbankan syariah
 
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
 
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ah
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ahProfit Sharing Dalam Bank Syari'ah
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ah
 
Syariah
SyariahSyariah
Syariah
 
Perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensional
Perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensionalPerbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensional
Perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensional
 
Bank Syari'ah vs Bank Konvensional
Bank Syari'ah vs Bank KonvensionalBank Syari'ah vs Bank Konvensional
Bank Syari'ah vs Bank Konvensional
 
Makalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariahMakalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariah
 
Bab i vi
Bab i viBab i vi
Bab i vi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanTinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
 
DIAN HERDIANA 11011700024 , kls 2s
DIAN HERDIANA 11011700024 , kls 2sDIAN HERDIANA 11011700024 , kls 2s
DIAN HERDIANA 11011700024 , kls 2s
 
Makalah perbankan syariah
Makalah perbankan syariahMakalah perbankan syariah
Makalah perbankan syariah
 
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docx
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docxPERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docx
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docx
 
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...
 
Aspek akuntansipadaperbankansyariah
Aspek akuntansipadaperbankansyariahAspek akuntansipadaperbankansyariah
Aspek akuntansipadaperbankansyariah
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
 
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
 
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
 

Recently uploaded

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 

Recently uploaded (10)

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 

ANALISIS BUNGA BANK

  • 1. H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 186 ANALISIS KRITIS TERHADAP BUNGA BANK H. Syahrul Dosen UIN Alauddin DPK STAI Al-Furqan Makassar Abstract: This article describes the Bank's interest-critical analysis problems. From the discussion, it is understood that the interest in terms of conventional economics is the remuneration given by the bank based on the conventional principle to customers who purchase or sell products. In the classical view, the conventional economic Nakar interest rates and savings related to each other, therefore the interest rate is the most important factor, which regulates the volume of savings. The higher the interest rate, increasingly also reward saving. Thus, the higher the propensity to save or otherwise, therefore it can be understood that in the interest of conventional banks is the spirit in promoting economic income Han banking business. In view of the interest of Islamic economics is additional (ziada) and in this context, Islam considers that interest is riba therefore unlawful bank interest and it can no longer be denied because it is in accordance with what is in the Qur'an and Sunnah about Riba is synonymous with the concept of interest. Bank interest in relation to Islamic economics can impede the economic and equitable distribution of income and can even lead to financial crisis / financial. Thus the interest-free Islamic banking system actually provides assurance or certainty in the economy interact. Because Islamic banks can ensure avoiding of brutality and economic injustice. Abstrak: Artikel ini menjelaskan masalah analisis kritik bunga Bank. Dari hasil pembahasan dapat dipahami bahwa bunga dalam term ekonomi konvensional adalah merupakan balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Dalam pandangan klasik, nakar ekonomi konvensional suku bunga dan tabungan saling berkaitan, Oleh karena suku bunga adalah faktor yang terpenting, yang mengatur volume tabungan. maka makin tinggi suku bunga, makin bertambah pula imbalan menabung. Dengan demikian maka makin tinggi pula kecenderungan untuk menabung atau sebaliknya, Oleh karena itu dapat dipahami bahwa bunga dalam bank konvensional adalah ruh dalam mendorong roda bisnis perbankan Han pendapatan ekonomi. Dalam pandangan ekonomi Islam bunga adalah tambahan (ziada) dan dalam konteks inilah Islam memandang bahwa bunga bank adalah riba karena itu bunga bank haram dan hal ini tidak bisa lagi dibantah karena sudah sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Qur'an maupun sunnah Nabi tentang konsep Riba yang identik dengan bunga. Bunga Bank dalam kaitannya ekonomi Islam dapat menghambat ekonomi dan pemerataan pendapatan dan bahkan dapat menimbulkan krisis moneter/finansial. dengan demikian sistem perbankan syariah bebas bunga justru memberikan jaminan atau kepastian dalam berinteraksi secara ekonomi. karena bank syariah dapat menjamin terhindarnya dari kezhaliman dan ketidakadilan ekonomi. Kata Kunci: Analisis kritik, Bunga Bank I. PENDAHULUAN Keadilansosial ekonomi meru- pakan salah satu ciri yang paling menonjol dari suatu masyarakat Islam, diharapkan menjadi suatu jalan hidup (way of life) dan bukan sebagai fenomena yang berisolasi, Semangat ini hams menembus se luruh interaksi manusia, sosial, ekonomi dan politik, Dalam bisnis dan ekonomi, semua nilai bergerak kearah keadilan sehingga secara keseluru- han mendukung, bukan melemahkan apalagi menghilang- kan keadilan sosial ekonomi. Di antara ajaran Islam paling penting untuk menegakkan keadilan dan membatasi eksploitasi dalam transaksi bisnis adalah
  • 2. H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 187 pelarangan semua bentuk upaya "mem- perkaya" diri secara tidak sah (agl amwal al-anas bi al-batil), Al-Qur'an dengan tegas memerintahkan kaum muslimin untuk tidak saling bere- but harta secara batil atau dengan cara yang tidak dibenarkan (Al-Baqarah;188 dan An-Nisaa': 29, dan 161 At-Taubah: 34),1 Apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan cara batil? Al-Qur'an telah memberikan prinsip-prinsip yang umumnya masyarakat Islam dapat mengeta- hui atau melakukan deduksi tentang apa yang dimaksud dengan “salah”, “benar” dan sumber- sumber yang dapat dibenarkan atau merampas hak orang lain.2 Dari uraian tersebut diatas dapat menggelitik penulis untuk menelusuri lebih jauh mengenai bunga bank apakah masuk dalam kategori haram (riba) atau tidak, Yang kini masih menjadi pertentangan di kalangan para ulama dan cendekiawan Muslim. Adapun ulama-ulama yang masih meman- dang bahwa bunga bank itu tidak haram (riba)., sepanjang itu diguna- kan untuk produktif yang berorientasi kepada pembangunan dan tidak pada konsumtif diantaranya adalah Muhammad Abduh, Rashid Rida, Mahmud Syaltut, Abd Al-Wahab Al-Khallaf dan Ibrahim Z. Al-Badawi, dan di Indonesia A. Hasan.3 Ulama dan cendikiawan tersebut adakah tergolong ulama dan cendikiawan yang ternama dan terkemuka serta terkena! Kaliberitasnya dalam dunia Islam. Mes- kipun masih lebih banyak ulama dan cendikiawan yang mendukung dan berpandangan bahwa Bunga bank itu haram dan sama dengan riba, dan di Indonesia khususnya MUI telah sepakat menetapkan bahwa bunga bank itu haram (riba) melalui fatwanya pada tahun 2003. Gambaran singkat latar bela- kang tersebut di atas tentunya menarik dan menggelitik kita untuk menyikapi dan menelusuri lebih jauh mengenai bunga bank yang masih menjadi perdebatan yang tak kunjung padam dikalangan umat Islam tentang keharaman (riba), dan tidaknya bunga bank. Oleh karena itu penulis akan mencoba mendes- kripsikan melalui dengan makalah ini yang berjudul “Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank”. Untuk sistimatisnya pembahasan artikel ini maka, penulis akan memberikan rumusan dan batasan masalah pada pembahasan sebagai berikut: 1) Bagaimana konsep bunga bank dalam pandangan eko- nomi konvensional? 2) Bagaimana bunga bank dalam Perspektif ekonomi Islam? II. PEMBAHASAN A. Konsep Bunga. Bank dalam Pandangan Ekonomi 1. Konvensional Bunga Bank Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip. konvensional kepada nasabah yang membeli atau yang menjual produknya, Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang hams di bayar oleh nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang hams di bayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman.4 Dalam kamus ekonomi (Inggris-Indoensia) Prof.Dr.Winardi, SE. Interest (net) bunga modal (netto), Pembayaran untuk penggunaan dana-dana. Dictionary of Econo- mics Sloan dan Zurcher, Interest adalah sejumlah uang yang dibayar atau untuk peng- gunaan modal, Jumlah tersebu5 , misalnya dinyatakan dengan satu tingkat atau persentase modal yang bersangkut paut dengan itu yang dinamakan suku bunga modal.6 Dalam kegiatan perbankan sehari- hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu7 : a. Bunga simpanan. Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank, Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabah- nya, Sebagai contoh jasa giro bunga tabungan dan bunga deposito, b. Bunga pinjaman, Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang hams dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, Sebagai contoh bunga kredit. Kedua macam bunga ini meru- pakan
  • 3. H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 188 komponen utama faktor biaya dan men- dapatkan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah, Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing- masing saling mempengaruhi saat sama lainnya. Sebagai contoh seandainya, bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikui naik dan demikian sebaliknya, 2. Faktor-faktor yang mempenga- ruhi suku bunga Seperti dijelaskan di atas bahwa untuk menentukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya. artinya baik bahwa sim- panan maupun pinjaman saling mempenga- ruhi disamping pengaruh faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan bunga secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Keuntungan Dana Apabila bank kekurangan dana, semen- tara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan mening- katkan suku bunga simpanan secara otomatis akan meningkatkan pula bunga pinjaman, Namun apabila dana yang disim- pan banyak sementara permoho- nan simpanan sedikit maka bunga simpanan akan turun. b. Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka di samping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing, Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16 persen maka, jika membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga pinjaman kita naikkan di atas bunga pesaing misalnya 16 persen, Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus di bawah bunga pesaing c. Kebijaksanaan pemerintah Dalam arti baik untuk bunga simpanan bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. d. Target laba yang diinginkan Sesuai dengan target laba yang diingin- kan, jika laba yang diingkan besar (spread) maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. e. Jangka waktu Semakin panjang jangka waktu pinja- man. maka akan semakin tinggi bunga- nya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka. bunganya relatif lebih rendah. f. Kualitas jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya, Sebagai Contoh jaminan sertifikat deposito ber- beda dengan jaminan sertifikat tanah g. Produk yang kompetitif Maksudnya adalah produk yang dibiayai laku dipasaran untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif h. Hubungan baik Biasanya menggolongkan nasabahnya antara nasabah yang utama (primer) nasabah biasa (sekunder), Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap ban, Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganyapun berbeda dengan nasabah biasa. i. Jaminan pihak ketiga Dalam hal ini pihak yang memberi jaminan kepada penerima kredit, Biasa- nya jika nihak yang memberikan jaminan bonafid baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap bank, maka bunga yang dibebankan juga berbeda. 3. Komponen-komponen dalam menentukan bunga kredit Khusus untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada para debitur terdapat beberapa komponen-komponen ini ada yang
  • 4. H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 189 dapat diperkecil dan ada pula yang tidak, Adapun komnonen dalam menentukan suku bunga kredit antara lain8 : a. Total biaya dana Tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana melalui produk simpanan. Semakin besar/maha bunga yang dibebankan, maka semakin tinggi pula biaya dananya dan dalam ha) ini termasuk hadiah- hadiah yang dibebankan untuk menarik dana tersebut b. Laba yang diinginkan Panentuan besarnya laba juga sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit, Dalam hal ini biasanya bank disamping melihat kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah apakah nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-sektor yang dibiayai misalnya jika proyek peme- rintah untuk nen^usaha/rakvat kecil maka labanyapun berbeda dengan yang komersial, c. Cadangan resiko kredit macet Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang diberikan karena setiap kredit yang di berikan pasti mengandung suatu resiko tidak dibayar, Resiko ini dapat timbul baik disengaja maupun tidak disengaja, Oleh karena itu pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga menghadapinya. d. Biaya operasi Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksana- kan operasinya, Biaya ini terdiri dari biaya gaji, biaya administrasi, biaya pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya. e. Pajak Yaitu pajak yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberi fasibtas kredit kepada nasabahnya Dalam pandangan klasik, ahli ekono- mi klasik seperti Marshal berpendapat bahwa suku bunga dan tabungan saling berkaitan. Oleh karena suku bunga adakah salah satu faktor terpenting yang mengatur volume tabungan, maka makin tinggi suku bunga, makin besar pula imbalan menabung, dengan demikian makin tinggi nula kecen- derungan untuk menabung dan sebaliknya. Analisis klasik itu ditolak oleh seorang ahli ekonomi kapitalis terkenal di seluruh dunia, yaitu Loard Keynes, Dia ragu-ragu terhadap kemanjuran suku bunga dalam mempengaruhi volume tabungan. Dengan tegas dikemukakan nya bahwa sebenarnya tabungan tergantung pada volume investasi yang dilakukan oleh masyarakat bisnis. Suku bunga yang tinggi cenderung mengu- rangi volume investasi dari masyarakat bisnis. Sebagai akibatnya timbullah pengaruh buruk terhadap perdagangan, perniagaan dan industri secara keseluruhan. Oleh karena itu menurut Keynes bawa tabungan tergantung pada tingkat pendapa- tan rakyat dan bila pendapatan perkapita rakyat menyusut. secara otomatis tabungan berkurang.9 B. Bunga Bank dalam Perspektif Ekonomi Islam 1. Pengertian Bunga Bank dan Riba dalam Pandangan Islam Bunga (interest/faidah) adaiah tamba- han yang dikenakan untuk transaksi pinjaman uang (al-qard) yang diperhitung- kan dari pokok pinjaman tanpa memper- timbang- kan pemanfaatan/hasil pokok ter- sebut berdasarkan tempo waktu dan diper- hitungkan secara pasti dimuka berdasarkan persentase, Sedangkan riba adalah tambahan (ziadah) tanpa imbalan yang terjadi karena penangguhan dalam pembayaran yang diperjanjikan sebelumnya, dan inilah yang disebut dengan riba 10 Praktek pembuangan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi nada zaman Rasulullah saw. yakni riba nasi'ah. Dengan demikian praktik pem- buangan uang ini termasuk salah satu bentuk riba, dan haram hukumnya Praktek pembuangan uang ini banyak dilakukan oleh bank, asuransi, pasar modal, pegadaian. koperasi dan lembaga keuangan lainnya termasuk oleh individu. AI-Qur'an dan Sunnah dua sumber pokok Hukum Islam melarang keras adanya bunga karena ada beberapa orang Islam yang
  • 5. H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 190 terpelajar yang silau dengan pesona lahiriah peradaban Eropa mengatakan bahwa yang dilarang Islam adalah Riba bukan bunga: Mereka berpendapat bahwa bunga yang dibayarkan pada pinjaman investasi dalam kegiatan produksi tidak bertentangan dengan hukum AI-Qur'an karena hukum ini hanya mengacu pada riba yaitu pinjaman yang bukan untuk produksi di masa pra Islam. Pada masa pra Islam orang tidak mengenal pinjaman produksi pengaruhnya pada perkembangan ekonomi, Dalam ha) ini mereka mengajukan teori bunga tampaknya mengabaikan AI-Qur'an yang merupakan firman Tuhan yang terakhir sebagai pedoman manusia AI-Qur'an adalah UU segala zaman, dan ma'rifat Tuhan yang terwujud padanya tidak dapat digantikan dengan praktek ekonomi bunga pada pinjaman produksi yang diketahui zaman ini, atau zaman lainnya, Sesungguhnya perbedaan antara pinjaman produktif dan tidak produktif adalah perbedaan tingkat, bukan perbedaan jenis, Menyebut riba dengan nama bunga tidak akan mengubah sifatnya, karena bunga adalah suatu tambahan modal, yang dipinjam, karena itu ia adalah riba baik dalam jiwa maupun peraturan hukum Islam, Secara pasti bahwa tidak ada per- bedaan antara bunga dan Riba, Islam dengan tegas melarang semua bentuk bunga betapapun hebat, dan meyakinkan nya nama yang diberikan padanya. Tetapi dalam ekonomi kapitalis bunga adalah pusat ber- putar nya sistem perbankan, Dikemukakan nya bahwa tanpa bunga sistem perbankan menjadi tanpa nyawa, dan seluruh ekonomi akan lumpuh, Sedangkan perbankan Islam adalah kekuatan dinamis dan progresif, dan jelas dapat dibuktikan bahwa konsen Islam tentang sesuatu sistem perbankan bebas bunga lebih unggul dari perbankan modern, Pada taraf ini dapat ditetapkan bahwa suku bunga sama sekali tidak ada hubungan dengan pengaruh volume menabung.11 Haramnya bunga bank telah banyak dibahas dan merupakan kesimoulan nendapat dari berbagai konfrensi, seminar Umiah, dan keputusan lembaga riset Hi berbagai dunia Islam, Bunga itulah aktua- lisasi riba vane diharamkan secara pasti oleh Islam, Konfrensi International Ekonomi Islam, yang diselenggarakan di Mekah, dan disponsori oleh King Abdul Aziz University. Konferensi itu dihadiri oleh lebih dari tiga ratus pakar dan ahli di bidang fiqh, ekonomi dan keuangan dari berbagai penjuru dunia, Tak seorangpun dari mereka yang tidak setuju diharamkannya. bunga bank dan wajibnya menghindari sistem bunga, Konfrensi itu juga menggariskan pentingnya perencanaan bagi terwujudnya bank tanpa bunga.12 M. Umer Chapra (2001) Dan Yusuf Al-Qardhawi (2001) merujuk kepada keputusan selenggarakan di zaman modern untuk membahas permasalahan riba, Termasuk di antaranya adalah Muktamar al-figh al-Islami diselenpparakan di Paris tahun 1951 dan di Kairo 1965., lalu pertemuan komite fikih OKI dan Rabitha Alam Islami yang diseleng- garakan pada tahun 1985 dan 1986 masing-masing di Kairo dan Mekkah, Dengan konsensus mutlak tersebut sudah tidak ada peluang lagi untuk berargumentasi, bawa bunga bank tidak diharamkan dalam Islam13 Pertanyaan berikutnya. riba yang mana yang sama dengan bunga itu, apakah riba al nasi'ah atau riba al fadi? M. Umer Chapra memberikan jawaban, bahwa Istilah nasi'ah berasal dari akar kata nas'a yang artinya menunda, menangguhkan atau menunggu dan merujuk pada waktu yang diberikan kepada peminjam dengan imbalan berupa “tambahan” atau “premium”, Jadi, riba al nasi'ah sama dengan bunga yang dikenakan dengan pinjaman.14 Dalam arti inilah menun.it Umer Chapra, istilah riba digunakan dalam Al-Qur'an pada ayat OS, Al-Baqarah 2: 275, yang mengatakan bahwa; "Allah Swt telah menghalalkan jual belt dan mengharamkan riba (bunga)” Riba ini juga disebut riha Al-Our’an (riba yang dinyatakan dalam Al-Qur'an atau riba al-duyun (riba atas pinjaman). Selanjutnya mengenai Riba Al-Fadil menurut M, Umer Chaora lupa diharamkan untuk menghilangkan semua bentuk eksploitasi melalui pertukaran yang “tidak adil” dan menutup semua pintu riba,
  • 6. H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 191 Khalifah Umar bi Khattab bahkan meng- ingatkan: “Bukan saja jauhkan riba tetapi juga dijauhkan riba (yang diragukan atau yang dicuri gai).15 Muhammad Najetullah Siddiqi dalam bukunya yang berjudul Bank Islam., beliau mengemukakan bahwa di gantinya bunga dengan bagi hasil akan memerangi kecen- derungan terhadap konsentrasi kekuatan ekonomi di tangan para bankir dan pemilik modal, Kebanyakan kekuatan ini tergantung pada kekuatan utang yang permanen dari sektor-sektor perekonomian yang penting. Dengan penghapusan bunga keadaan ter- sebut akan di ubah menjadi suatu keadaan par- tisipasi atas sebagian besar per- ekonomian, Dalam kondisi mempunyai utang, bebas dari kewajiban membayar bunga, sepanjang dapat dipertahankan tidak akan memberi sesuatu alat kepada mem- berikan pinjaman untuk menjalankan ke- kuatan ini.16 Perbedaan tingkat bunga dan berbagai diskriminasi dalam pem- beriah kredit tidak akan lagi pada bank, Kekuatan ekonomi pada bankir dan pemilik modal juga akan menurun sebagaimana menurun- nya ukuran sektor keuangan dan adilnya dalam pendapatan nasional, sebagai suatu akibat yang wajar dari penggantian bunga dengan bagi basil. 2. Beberapa mendapat umum ten- tang bunga bank a. Dalam keadaan darurat bunga halal hukumnya. b. Hanya bunga yang berlipat ganda saja ang dilarang, adapun suku bunga yang “wajar” dan tidak menzalimi diperoleh. c. Keuangan bank, demikian juga lembaga keuangan non bank sebagai "lembaga hukum" tidak termasuk dalam tentorial hukum taklif. d. Hanya Kredit yang bersifat kon- sumtif yang pengambilan bunganya dilarang. adapun yang produktif tidak demikian (the productivity theory interest) Ini sejalan dengan pandangan Muhamad Abduh, Muhamad Rasyid Ridha, Syeh Mahmud Syaltut, Abd AI wahab Al Khallaf dan Ibrahim Z, Al Badawi dan di Indonesia Al Hasan, Mahmud Syaltut, menetapkan juga selama bimga masih di bawah 6 persen nertahun, maka tidak riba, Fatwa ini, termasuk yang dijadikan rujukan oleh Syeh Thantawi dalam menghalalkan bunga.17 e. Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas hilangnya "kesempatan" untuk memperoleh keuntungan dari pengelolaan dana tersebut (the classical theory interest) f. Uang dianggap sebagai komo- ditif sebgai mana barang-barang lainnya, sehingga dapat disewakan atau diambil upah atas penggunaan- nya (the monctary interest) g. Bunga diberikan untuk meng- imbangi laju inflasi yang mengakibatkan menyusunnya nilai uang atau daya beli uang itu, h. Jumlah uang pada masa kini memiliki nilai yang lebih tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa nanti oleh karena itu bunga diberikan untuk mengimbangi “penurunan” nilai atau daya beli uang ini (time preference of money theory) i. Bunga diberikan sebagai imbalan atas pengorbanan/pematangan penggunaan pendapatan yang diperoleh ifne abstinence theory of interest), 3. Dasar-dasar penetapan kehara- man bunga bank a. Bunga memenuhi kriteria riba yang diharamkan Allah Swt. seperti dikemukakan oleh: 1) Imam Nawawy dalam Al- Majmu 2) Ibn Al-Araby dalam Ahkam Al-Qur 'an 3) Al-Aini dalam Umdoh Al- Qory 4) Al-Sarakhsy dalam Al- Mobsuth 5) Ar-Raghib al-Isfahani dalam al-Mufradat Fi Gharip Al-Our'an 6) Muhammad All Assabuni dalam Rawa al-Bayou b. Bunga (Intereset/al-fa-indah) hukum- nya haram. Seperti dikemukakan oleh: 1) Muhammad Abu Zahrah Dalam Bukhuslt al-Riba 2) Yuyuf al-Qardhawy dalam
  • 7. H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 192 Fawaid al-Bunuk 3) Wahbah al-Zuhalli dalam alfioh al-Islamy Wa Adilla- tuh c. Bungadari simpanan/simpanan yang berlaku diatas lebih buruk dari riba yang diharamkan oleh Allah Swt, Dalam Al-Our’n karena riba hanya dikenakan tambahan nada saat jatuh temno, Sedangkan., bunga sudah langsung dikenakan tambahan sejak terjadinya transaksi. d. Telah adanya ketetanan akan kehara- man bunga oleh berbagai forum Ulama Intenasional yaitu: 1) Majma al. Buhhuts al-Isla- miyyah, di al-Azhar, Mesir; pada Mei 1965 2) Maima' al-fiqh al-Islamy Negara-negara OKI yang di selenggarakan di Jeddah pada 10-16 Rabiul Awal 1406 H/22-28 Desember 1965, 3) Majma' Fiqh Rabitha al- 'Alam Islamy, keputusan 6 sidang IX yang di selenggarakan di Mekkah pada 12-19 Rajab 1406 H, 4) Keputusan Dar It-Itfa, Ke- rajaan Saudi Arabia, 1979. 5) Keputusan supreme Shariah Court, Pakistan, 22 Desember 1999, e. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majlis Ulama Indonesia (MUI) 2000 yang menyatakan bahwa bunga bank tidak sesuai dengan syariah f. Sidang Lajnah Tarjih Muhamad iyah tahun 1968 Sidoarjo yang menyatakan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsensi sistem perekonomian. khususnya lem- baga perekonomian yang sesuai dengan kaidah Islam g. Kongres Alim Ulama dan Kongres NU tahun 1992 di Bandar Lampung yang mengamanatkan berdirinya bank Islam dengan sistem tanpa bunga III. PENUTUP Dari uraian pemhahasan di atas maka tibalah saatnya penulis menarik sebuah kesimpulan sebagai berikut; 1. Bunga dalam term ekonomi konven- sional adalah merupakan balas jasa yang diberikan oleh bank yang ber- dasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya, Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada nasabah yang memiliki simpanan demikian pula nasabah yang memperoleh pinjaman pada bank. 2. Dalam pandangan klasik, nakar eko- nomi konvensional suku bunga dan tabungan saling berkaitan, Oleh karena suku bunga adalah faktor yang ter- penting, yang mengatur volume tabungan. maka makin tinggi suku bunga, makin bertambah pula imbalan menabung. Dengan demikian maka makin tinggi pula kecenderungan untuk menabung atau sebaliknya, Oleh karena itu dapat dipahami bahwa bunga dalam bank konvensional adalah ruh dalam mendorong roda bisnis perbankan Han pendapatan ekonomi. 3. Dalam pandangan ekonomi Islam bunga adalah tambahan (ziada dan dalam konteks inilah Islam memandang bahwa bunga bank adalah riba karena itu bunga bank haram dan ha! ini tidak bisa lagi dibantah karena sudah sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Qur'an maupun sunnah Nabi tentang konsep Riba yang identik dengan bunga, Dan hal ini didukung oleh kebanyakan ulama. dan organisasi Islam baik dalam skala regional, nasional maupun Internasional Meskipun masih terdapat beberapa ulama yang masih menganggap bahwa bunga bank tidak tergolong riba karena itu masih dibolehkan sepanjang itu ber- kaitan dengan pinjaman produksi. 4. Bunga Bank dalam kaitan ekonomi Islam dapat menghambat ekonomi dan pemerataan pendapatan dan bahkan dapat menimbulkan krisis moneter/ finansial. dengan demikian sistem perbankan syariah bebas bunga justru memberikan jaminan atau kenastian dalam berinteraksi secara ekonomi. karena bank syariah dapat menjamin terhindarnya dari kezhaliman dan
  • 8. H. Syahrul, Analisis Kritis Terhadap Bunga Bank. | 193 ketidakadilan ekonomi. Catatan Akhir: 1 M.Umar Chapra Al-Qur’an menuju system moneter yang adil (Yogyakarta . PX Dana Bhakti Prima Yasa, 1997), h.25 2 Ibid. 3 Lihat Aries Mufti, Bunga bak Mashalat atau muslihat?, (Jakarta: PT Pustaka Quantum Prima, 2004), h.61 4 Kasmir, Bank dan Lembaga lainnya (edisi baru), (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 1999), h.121 5 Wirdyaningsih dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia Cet. 2; (Jakarta: Kencana, 2006) 6 Kasmir Op. Cit.212 7 Ibid. h. 125 8 M.Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Islamic Economics, Theory Practice) diterjemahkan M.Nastaoin, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997), h. 166 9 Wirdyaningsih dkk, Op. Cit.38 10 Mannan, ibid. h. 165 11 Yusuf Al-Qarhawi, bunga bank haram Cet.II, Diterjemahkan oleh setiawan Budi Utomo. 12 Wirdianingsih, Op.Cit, h.25 13 Ibid, h.25 14 Ibid. 15 Muhammad Nejatullah Siddiqi, Bank Islam, di terjemahkan Asep Hikmat Suhendi, Cet.l (Bandung: Pustaka, 1984), h. 72 16 Lihat Aries Mufti, Bank Maslahat atau Muslihat?, (Jakarta: PT. Pustaka Quantum Prima,2004) h. 61 DAFTAR PUSTAKA Al-Qarhawi, Yusuf. Bimga bank haram Cet.II, Diterjemahkan oleh Setiawan Budi Uiomo. Jakarta: Penerbit Akbar Media Eka Sarana, 2002. Chapra, M. Umcr. Al-Qur 'an Menuju System Moneler yang Adil. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1997. Kasmir. Bank dan Lembaga- lembaga Keuangan lainnya (Edisi Baru). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999, Mannan, M. Abdul. Teoh dan Praktek Ekonomi Islam, (Islamic Economics, Theory Practice?) diterjemahkan M, Nastagin Yogyakarta: PT, Dana Bhakti Prima Yasa, 1997. Mufti, Aries. Bunga bak Maslahat atau Muslihat?, Jakarta: PT Pustaka Quantum Prima, 2004. Shiddiqi, Muhammad Nejatullah. Bank Islam, diterjemahkan Asep Hikmat Suhendi, Get, I; Bandung: Pustaka, 1984. Wirdyaningsih dkk. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Cet. 2; Jakarta: Kencana, 2006