Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas mengenai konservasi medis dugong di Indonesia dengan perspektif fisiologi dan patologi berdasarkan pelajaran yang didapat dari dugong bernama Dul dan Diana di Sea World Indonesia, Jakarta. Dokumen tersebut menjelaskan anatomi, sistem organ, fisiologi, dan patologi dugong serta teknik diagnosis yang dapat dilakukan secara non-invasif seperti radiografi, ultrason
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
Medic conservation in indonesian dugongs. a physiologycal and pathological perspecties
1. Medic conservation in Indonesian Dugongs:
A physiologycal and pathological perspecties
(Lessons learned from Dul and Diana at
Seaworld Indonesia, Jakarta)
Suprayogi, A1; Sudranto R2; Wisnugrahani D2; Sumitro2; Darusman HS1; Noviana D1
1 Faculty of Veterinary Medicine, Bogor Agricultural University, Bogor, Indonesia
2 PT Sea World Indonesia, Jakarta, Indonesia
2. Deni Noviana
Afiliation : Professor,
Division of Surgery and Radiology
Departement of Clinic, Reproduction and Pathology
Faculty of Veterinary Medicine, Bogor Agricultural University (IPB),
Indonesia
Director,
Veterinary Teaching Hospital
Faculty of Veterinary Medicine, Bogor Agricultural University
Jalan Agatis Kampus Dramaga
Education SKH and DVM at FVM IPB
PhD at Yamaguchi University and University of Miyazaki
Website : http://deni.staff.ipb.ac.id/
Email : deni@ipb.ac.id, d_noviana@hotmail.com
5. MORFOLOGI DAN ANATOMI
Pada bagian dorsal, dugong berwarna abu-
abu hingga perunggu, menjadi lebih terang
pada bagian ventral
Lubang hidung terletak di antero-dorsal
(tertutup dengan katup saat menyelam)
6. MORFOLOGI DAN ANATOMI
Mulutnya yang tipis dan lebar terbuka di
bagian ventral kepala
Tidak memiliki alat pendengaran bagian
luar
Seluruh permukaan tubuh tertutupi oleh
rambut
7. MORFOLOGI DAN ANTOMI
Panjang sirip diperkirakan
15% dari panjang
tubuhnya
Ekor besar berbentuk segitiga yang
melebar secara horizontal bekerja
secara vertikal dengan tekanan yang
kuat
9. • Dentition
Jantan dewasa
terdapat taring
yang berfungsi
untuk
mempertahankan
diri
Selama hidup,
dugong memiliki 6
pasang gigi pada
rahang bawahnya
(mandibular)
Dua pasang gigi
incisor atas pada
dugong anakan
10. • Bagaimana teknik untuk melihat gigi (dental)
dan rongga mulut dugong ?
11. • Teknik diagnosis radiografi dengan digital portable radiografi untuk
melihat struktur gigi dan rongga mulut
12. Ukuran bayi dugong pada saat lahir
sekitar 1 m dengan berat ±20kg
Dugong terbesar ditemukan dengan
ukuran 1016 Kg dengan panjang 4.06m
Betina dewasa memiliki axillary mammae
yang tumbuh sempurna
Umur 60- 70 tahun,
Berat rataan 420 kg, Dewasa kelamin 10
thn, kehamilan 13-14 months
Pertumbuhan dan Ukuran
13. PENCERNAAN (Lambung, Usus)
Satu-satunya mamalia laut yang bersifat
herbivora, memakan tanaman laut yang lembut
(phanerogams) dan alga laut
Terdapat defleksi pada rostral dan mandibular
dari palatum sehingga mulut dugong hampir
terbuka di bagian ventral sehingga dugong
termasuk obligate bottom feeder
Memiliki hind gut besar dan kolon akan
microflora: untuk memfermentasikan serat dalam
pakan
14. • Bagaimana teknik untuk melihat saluran
pencernaan: lambung, usus dugong ?
18. REPRODUKSI
Testis terletak di abdominal
Tidak memiliki os penis,
kelenjar bulbourethralis, dan
prostat
Saat ereksi, penis keluar
melalui preputium yang
terletak di antara anus dan
umbilikal
Jantan
Ovarium terletak didalam
kantung peritoneal
Vagina hingga cervix uteri
dilapisi oleh material yang
mengandung keratin
Bayi dugong menyusu selama
beberapa bulan
Betina
19. • Teknik diagnosis ultrasonografi (USG) abdomen
dugong: sistem reproduksi betina
20. RESPIRASI
Dugong sangat sensitif dengan suhu yang rendah
Dugong memiliki kapasitas oksigen pada darah yang rendah
Dugong dapat menyelam dengan kecepetan 12 knot selama 3
menit
Dugong memiliki paru-paru yang memanjang ke arah posterior
Terdapat diafragma yang memisahkan antara paru-paru dengan
organ visceral di abdomen
21. • Teknik diagnosis radiografi thoraks dugong:
sistem respirasi (paru-paru)
22. SISTEM SIRKULASI
• Dugong memiliki struktur jantung
yang sama dengan manusia: terdiri
dari 2 ventrikel dan 2 atrium
• Konduksi listrik jantung diawali dari
sino atrial (SA) node
• Dugong memiliki lapisan lemak (The
blubber) lebih tipis dibandingkan
dengan mamalia laut lainnya
http://www.lausd.k12.ca.us/Figueroa_EL/images/Survival/Blubber.gif
23. • Bagaimana teknik diagnosis untuk melihat
kelainan anatomi atau kelainan konduksi listrik
jantung dugong?
24. • Teknik diagnosis ultrasonografi (USG) untuk melihat kelainan anatomi,
morfologi serta fungsi jantung dugong
25. • Teknik diagnosis elektrokardiografi (EKG) untuk melihat kelainan ritme
jantung dugong (Respirasi, Detak jantung, EKG, dan Suhu tubuh)
Parameter Fisiologis dan
Lingkungan
Nilai Normal
Dugong Anjing*
Heart Rate (pulse/min) 45,73 + 4,10 100 - 130
Respiration (inspiration/min) 10,11 + 3,44 22
Body Temp (oC) 31,42 + 0,41 38,9 + 0,5
Water ambient Temp (oC) 28,73 + 0,69
Air ambient Temp (oC) 30,34 + 0,74 -
26. SISTEM SARAF (TENGKORAK)
• Dugong memiliki ukuran otak yang relatif kecil (282 gram pada betina dewasa
dengan berat 300 kg) yang dilindungi oleh tengkorak
• Pada dugong lobus floccular (Cerebelum) berkembang dengan baik, hal ini
berguna untuk membantu aktivitas berenang dan keseimbangan
• Dugong memiliki pendengaran yang baik tetapi penglihatannya buruk
Otaria flavescens (a); cetacean, Tursiops
tmncatus (b); and sirenian, Dugong dugon (c)
brain, dorsal views
http://what-when-how.com/marine-mammals/intelligence-and-cognition-marine-mammals/
27. • Teknik diagnosis radiografi dengan digital portable radiografi untuk
melihat regio kepala
28. PERILAKU SOSIAL
• Sulitnya melakukan observasi terhadap dugong karena populasi yang
sedikit, menyebabkan sedikitnya gambaran perilaku dugong
• Dugong merupakan hewan sosial yang
cenderung membentuk dan menjaga
kawanan atau kelompoknya
• Dugong berinteraksi dengan lainnya
menggunakan siulan dengan frekuensi
sekitar 2-8 kHz
http://adaptationsofmarinemammals.weebly.com
29. Lesson Learned
Captive menyebabkan tingkat stres yang cukup tinggi terdapat dugong :
menyebabkan gangguan fungsi fisiologis
Untuk mengurangi kepunahan dan tingkat stress, teknik non-invasive
dapat digunakan dalam mengumpulkan data fisiologis
Radiografi, Ultrasonografi, Elektrokardiografi dan laboratory (stools/feses)
digunakan pada dugong karena fungsinya yang real time, bersifat non-
invasive dan dapat mendiagnosa berbagai kelainan penyakit dalam
Kerjasama tim dan network sangat penting
30. Acknowledgements
Faculty of Veterinary Medicine, Bogor Agricultural
University (IPB), Bogor
Veterinary Teaching Hospital, Faculty of Veterinary
Medicine IPB
PT. Sea World Indonesia, Ancol, Jakarta
Curatorial Department, diving & animal technician
team of PT Sea World Indonesia
Students & other persons which devoted their time,
energy & thought
Drh Sumitro (almarhum), our father in aquatic
mammals