2. DEFINISI
Preeklampsia dan eklampsia merupakan salah
satu
komplikasi
kehamilan
yang
disebabkan
langsung oleh kehamilan itu sendiri.
Preeklampsia adalah adalah kondisi khusus
dalam kehamilan, ditandai dengan peningkatan
tekanan Darah (TD) dan proteinuria.
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita
hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai
dengan timbulnya kejang.
4. 1.Gejala preeklamsia
pertambahan berat badan yang
berlebihan, diikuti edema,
hipertensi, dan akhirnya
proteinuria:
a. Tekanan darah sistolik ³ 160
mmHg
b.Tekanan darah diastolik ³ 110
mmHg
c. Peningkatan kadar enzim
hati/ ikterus
d.Trombosit < 100.000/mm³
e. Oliguaria < 400 ml/24 jam
f. Proteunaria > 3 g/liter
g.Nyeri epigastrium
2.Gejala eklamsia
Pada umumnya kejangan
didahului oleh makin
memburuknya
Preeklampsia dan terjadinya
gejala-gejala nyeri kepala di
daerah frontal, gangguan
penglihatan, mual
keras, nyeri di epigastrium
.Bila keadaan ini tidak
dikenal dan tidak segera
diobati, akan timbul
kejangan terutama pada
persalinan bahaya ini besar.
5. KOMPLIKASI AKIBAT PREEKLAMSIA DAN
EKLAMSIA
1.Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada
ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih
sering terjadi pada Preeklampsia.
2.Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan
penyebab utama kematian maternal penderita
eklampsia.
3. Edema paru-paru.
4. Kelainan ginjal
5. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin
intra – uterin.
6. Pencegahanya
1. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta
teliti, mengenali tanda-tanda sedini mungkin
(Preeklampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang
cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
2. Mencari pada tiap pemeriksaan tandatanda Preeklampsia dan mengobatinya segera apabila di
temukan.
7. FREKUENSI KEJADIAN PREEKLAMPSIA dan
EKLAMPSIA.
•faktor yang mempengaruhinya frekuensi
preeklamsia :seperti jumlah
primigravida, perbedaan kriteria dalam
penentuan diagnosis serta masih rendahnya
status sosial-ekonomi dan tingkat pendidikan
yang dimiliki kebanyakan masyaraka
•Frekuensi eklampsia bervariasi antara satu
negara dan yang lain. Frekuensi rendah pada
umumnya merupakan petunjuk tentang adanya
pengawasan antenatal yang baik, penyediaan
tempat tidur antenatal yang cukup, dan
penanganan Preeklampsia yang sempurna.
8. Secara khusus frekuensi kejadian komplikasi kehamilan akibat
Preeklampsia dan eklampsia dapat dilihat pada tabel berikut :
Frekuensi komplikasi kehamilan(preeklamsia dan eklamsia
Tempat
Frekuensi
Singapura,
12
RS
Frekuensi kejadian Preeklampsia dan eklampsi 0,13-6,6%
pendidikan
di Frek PE-E 3.4-8,5% dan PE-E 5,30% dengan kematian perinatal 10,83 perseribu (4,9 kali lebih besar dibanding
Indonesia
RS
kehamilan normal
pendidikan
di insiden Preeklampsia berat 2, 61%, eklampsia 0,84% dan angka kematian akibatnya 22,2%.
Makassar
RSU Tarakan Kaltim
RUD
A.
Djemma Persalinan dengan komplikasi meningkat dari 109 (2005) menjadi 219 (2006), 42,5 % dari 515 persalinan
Masamba, Luwu Utara,
2006
Frekuensi PE-E 3,26% (110 kasus) dari 3370 persalinan
9. Distribusi kejadian preeklamsia dan eklamsia
1.Distribusi menurut umur
Pada usia Ibu lebih dari 35 tahun, dalam tubuh
telah terjadi perubahan-perubahan akibat
penuaan organ-organ. Dengan begitu,
kemungkinan untuk mendapat penyakitpenyakit dalam masa kehamilan yang
berhubungan dengan umur akan meningkat,
seperti penyakit darah tinggi (hipertensi),
keracunan kehamilan, (preeklamsi/eklamsi),
diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah.
Disebut risiko tinggi karena kemungkinan
terjadinya hasil kehamilan yang
buruk/komplikasi pada ibu usia ini akan
meningkat.
10. 2.D i
Us i
Bi a
mu n
k e t
b i s
t r i
Di s
Pr e
t e r
p a d
a n t
k e h
s t r i b u s i me n u r u t
a K e h a mi l a n
s a n y a p r e e k l a ms i a
c u l p a d a t r i wu l a n
i g a k e h a mi l a n , d a n
a j u g a p a d a a wa l
wu l a n .
t r i b u s i k e j a d i a n
e k l a m p s i a -e k l a m p s i a
b a n y a k d i t e mu k a n
a u s i a k e h a mi l a n
a r a 37-42 m i n g g u p a d a
a mi l a n p e r t a ma .
11. KEMATIAN IBU YANG DISEBABKAN OLEH
KOMPLIKASI KEHAMILAN
1.Secara umum kematian ibu:
a. Faktor sosial budaya juga menjadi salah satu penyebab
buruknya kondisi kesehatan dan gizi kaum perempuan.
b. Gerakan Sayang Ibu dengan Program Siap Antar Jaga
(Siaga) sejak tahun 2000 pun belum mampu memperbaiki
nasib kaum perempuan. Suami masih sulit diajak
berdialog dengan istri, atau kurang peduli terhadap
kondisi kesehatan sang istri. (KOR)
12. Lanjutan . . . .
2.Secara Khusus mengenai
preeklamsia dan eklamsia:
Di temukannya teori
makanan yang dihubungkan
dengan kejadian eklamsi
adalah kurangnya asam folat
folic acid, pengurangan
garam tidak berhubungan
dengan turunnya kejadian
preeklampsi.