SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Makalah Pengantar Manajemen 
Wewenang Delegasi & Desentralisasi 
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen 
Dosen Pembimbing Dr.rer.nat Martha Fani Cahyandito, SE., M.Sc., CSRS 
Disusun Oleh : 
KELOMPOK 8 
 Farhan Firdaus C10140156 
 Fikri Fariz Nugraha C10140157 
 Dede Adi Nugraha ( Dhan Shei ) C10140158 
 Sari Riani C10140159 
S1 AKUNTANSI 
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) EKUITAS BANDUNG 
2014
 @Dhan_SheiA3 
KATA PENGANTAR Puji syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya Makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Makalah ini merupakan makalah Pengantar Manajemen yang membahas tentang Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi. Secara khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang disampaikan dapat dimengerti dan di pahami oleh para pembacanya. 
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen sekaligus menjadi bahan diskusi kelompok dan memperdalam materi tentang Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi dengan di bimbing oleh dosen Pengantar Manajemen yaitu Dr.rer.nat Martha Fani Cahyandito, SE., M.Sc., CSRS 
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat kerja tim penyusun yang baik dan dapat diandalkan satu sama lain sehingga terjalin kekompakan dalam tim penyusunan makalah ini. 
Terima kasih atas semuanya. Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, dalam penyusunan makalah masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna dalam penyusunan makalah ini bisa lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi pengetahuan serta ilmu sebagai pembelajaran bagi para pembacanya. 
Penyusun,
 @Dhan_SheiA3 
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah 
B. Rumusan Masalah 
C. Tujuan Penulisan 
D. Manfaat 
BAB II PEMBAHASAN 
A. Kekuasaan 
1) Pengertian Kekuasaan 
2) Sumber Kekuasaan 
B. Wewenang 
1) Pengertian Wewenang 
2) Dasar Wewenang Formal 
3) Jenis – jenis Wewenang 
C. Delegasi 
1) Pengertian Delegasi 
2) Pengertian Pendelegasian Wewenang 
3) Asas Pendelegasian Wewenang 
4) Pedoman Untuk Pendelegasian Yang Efektif 
5) Hambatan Terhadap Pendelegasian Yang Efektif 
D. Sentralisasi dan Desentralisasi 
1) Pengertian Sentralisasi dan Desentralisasi 
2) Faktor – faktor Yang Menentukan Sentralisasi atau Desentralisasi 
BAB III PENUTUP 
A. Kesimpulan 
DAFTAR PUSTAKA
 @Dhan_SheiA3 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah 
Saat ini penting bagi kita untuk mengetahui lebih jauh tentag wewenang, delegasi dan desentralisasi. Hal ini disebabkan dalam suatu organisasi kita diharuskan untuk beradaptasi dan menghadapi berbagai macam watak dan tingkah laku seseorang. Untuk itu, pemahaman dalam masalah diatas diperlukan untuk menjalin kerjasama dalam menjalankan suatu organisasi secara efektif dan efisien. 
Terkadang banyak orang salah mengartikan posisi atau jabatannya dalam suatu organisasi yang tentunya dapat merugikan orang lain. Hal ini dapat menimbulkan masalah antar individu ataupun antar organisasi. Tentunya hal terebut tidak diinginkan oleh kita, sehingga kita dapat mengetahui batasan – batasan yang tidak dilanggar serta cara berkomunikasi dengan baik. Sehingga penyusun menyuguhkan berbagai macam hal dalam interaksi dengan orang – orang di dalam suatu organisasi, serta hal – hal seputar wewenang dan kekuasaan yang dimiliki oleh setiap orang atau pemimpin yang tentunya berbeda – beda cakupan luasnya. 
B. Rumusan Masalah 
1. Mengetahui tentang apa itu arti dari Kekuasaan. 
2. Mengetahui tentang sumber kekuasaan. 
3. Apa arti dari Wewenang ? 
4. Mengetahui tentang Dasar Wewenang. 
5. Mengetahui tentang apa itu Delegasi. 
6. Bagaimana proses Pendelegasian Wewenang ? 
7. Apa Asas – asas Pendelegasian Wewenang? 
8. Syarat Delegasi yang Efektif ? 
9. Mengetahui arti dari Sentralisasi dan Desentralisasi.
 @Dhan_SheiA3 
C. Tujuan Penulisan 
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen 
2. Mengkaji materi yang mencakup wewenang, delegasi dan desentralisasi 
3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya 
Selain tujuan di atas, tujuan lain disusun makalah ini adalah untuk menarik para pembaca umumnya dan khususnya bagi para mahasiswa agar lebih mengetahui materi tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi. Karena banyak sekali ilmu atau sistem-sistem dalam memimpin suatu perusahaan, walaupun dalam makalah sederhana ini hanya mencakup beberapa materi saja tetapi masih banyak sumber-sumber lain yang membahas tentang ilmu kekuasaan, wewenang, delegasi dan desentralisasi. 
D. Manfaat 
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai sumber pembelajaran, bertambahnya wawasan dan pengetahuan khususnya bagi kami penulis dan umumnya bagi para pembaca. Dengan penulisan makalah ini kita bisa mengetahui tentang apa itu arti kekuasaan, wewenang, delegasi dan desentralisasi serta manfaatnya bagi sebuah perusahaan yang menerapkan sistem pendelegasian wewenang.
 @Dhan_SheiA3 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. KEKUASAAN 
1. Pengertian Kekuasaan 
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain. Kekuasaan dapat hadir dimanapun. Dalam organisasi, manajer adalah menggunakan kekuasaan. Disamping itu manajer bukan satu – satunya orang yang dapat menggunakan pengaruh dalam organisasi, terdapat banyak pihak yang berkepentingan diluar suatu organisasi yang dapat memengaruhi manajer dan karyawan. 
2. Sumber Kekuasaan 
Kekuasaan tidak begitu saja diambil dari tingkat individual dalam gierarki organisasi. John Brench dan Berteram Raven berhasil membedakan lima sumber atau dasar dari kekuasaan. Aspek kekuasaan ini hadir dalam berbagai hubungan manusia. Diantaranya : 
a) Kekuasaan Menghargai ( reward power ) 
Kekuasaan yang diperoleh dari fakta bahwa seseorang , dikenai sebagai pemberi pengaruh, mempunyai kemampuan untuk memberi imbalan orang lain, dikenal sebagai orang yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah, yang mungkin dinyatakan atau tersirat. 
Contoh : Kekuasaan seorang supervisor untuk memberi tugas kepada karyawan. 
b) Kekuasaan Memaksa ( coercive power ) 
Berdasarkan pada kemampuan orang yang mempengaruhi untuk menghukum orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi persyaratan, merupakan kekuasaan menghargai dari sisi negatif. Hukuman mungkin berkisar dari menegur sampai mengeluarkan dari pekerjaan. 
Contoh : Seorang akunting salah dalam menganalisis transaksi yang menyebabkan kerugian besar.
 @Dhan_SheiA3 
c) Kekuasaan Sah ( legitimate power ) 
Kekuasaan yang ada ketika seorang bawahan atau orang yang dipengaruhi mengakui bahwa pemberi pengaruh “berhak” atau secara hukum boleh menggunakan pengaruh, dalam ikatan tertentu, kekuasaan ini disebut wewenang formal. Ini juga berarti bahwa orang yang dipengaruhi mempunyai kewajiban menerima kekuasaan ini. 
Contoh : Kekuasaan ke bawah “Seorang manajer berhak untuk menetapkan jadwal kerja yang masuk akal” 
Kekuasaan ke atas “penjaga pabrik mempunyai wewenang untuk memerintahkan presiden perusahaannya menunjukan kartu identitas sebelum memasuki kompleks” 
d) Kekuasaan Keahlian ( expert power ) 
Kekuasaan berdasarkan pada keyakinan atau pengertian bahwa pengaruh mempunyai pengetahuan spesifik atau kepakaran relevan yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi. 
Contoh : Ketika kita sedang sakit dan kita diperintahkan untuk meminum obat tertentu oleh dokter maka kita harus mengakui kekuasaan keahlian mereka. 
e) Kekuasaan Rujukan ( referent power ) 
Kekuasaan berdasarkan pada keinginan orang yang dipengaruhi untuk menjadi seperti atau menyamakan dirinya dengan orang yang mempengaruhi. 
Contoh : Seorang manajer yang populer dan teliti akan mempunyai kekuasaan rujukan bila karyawan termotivasi untuk meniru kebiasaannya. 
Kekuasaan rujukan juga berfungsi di tingkat yang sejajar – rekan yang berkarisma mungkin menarik kita untuk menyetujui pandangannya dalam suatu rapat departemen. 
Karakteristik Kunci Menurut John P. Kotter untuk Menangani Kekuasaan dengan Sukses 
Kotter mengatakan bahwa manajer yang berhasil menangani kekuasaan : 
1) Peka terhadap sumber kekuasaan mereka. Mereka menjaga tindakan tetapi konsisten dengan harapan. Misalnya, mereka tidak mencoba menerapkan kekuasaan keahlian dari suatu bidang dalam bidang lain.
 @Dhan_SheiA3 
2) Mengakui perbedaan biaya, risiko, dan manfaat dari lima kekuasaan dasar. Mereka menggunakan dasar kekuasaan mana pun yang sesuai dengan situasi atau orang tertentu. 
3) Menghargai perbedaan bahwa setiap dasar kekuasaan mempunyai keunggulan. Mereka mencoba mengembangkan keterampilan dan kredibilitas mereka sehingga mereka dapat menggunakan metode apa pun yang paling baik. 
4) Mempunyai sasaran karier yang membuat mereka mengembang dan menggunakan kekuasaan. Mereka mencari pekerjaan yang akan membina keterampilan mereka, membuat orang merasa tergantung padanya, dan memperguanakan salah satu tipe kekuasaan yang meraka rasa enak untuk dipakai. 
5) Bertindak secara dewasa dan mengembangkan kendali diri. Mereka menghindari menonjolkan kekuasaan secara implusif dan dengan angkuh, dan mereka mencoba untuk tidak bersikap kasar tanpa perlu pada orang-orang di sekitarnya. 
6) Memahami bahwa kekuasaan perlu untuk melaksanakan pekerjaan. Mereka merasa senang menggunakan kekuasaan. 
Sumber.John P.Kotter, “Power, Depedence, and Effective Management,” Harvard Business Review 54, no. 2 (Maret-April 1978): 100-110; Power in Management (New York:AMACOM,1979); dan Power and Influence (New York, Free Prees 1983). Dicetak ulang dengan izin 
Arti Kunci Kekuasaan Organisasi Menurut Moss Kanter 
1) Aktivitas luar biasa. Membuat perubahan, menjadi orang pertama untuk menempati suatu posisi, atau berhasil dengan mengambil risiko yang luar biasa dapat membuat mempunyai kekuasaan yang lebih besar. 
2) Visibilitas. Menjadi dikenal, memperoleh kesempatan “diperkenalkan” kepada pemegang kekuasaan, dan bahkan melakukan aktivitas tertentu yang tampaknya lebih besar risikonya daripada yang sebenarnya dapat juga meningkatkan kekuasaan-suatu tindakan yang membuat Kanter berspekulasi bahwa penampakan di mata publik mungkin merupakan faktor yang lebih berpengaruh daripada bobot yang sebenarnya. 
3) Relevansi. Menyeleseikan masalah organisasi yang otentik dapat menjadi sumber kekuasaan dan mungkin menyebabkan kepercayaan pada faktor-faktor aktivitas luar biasa dan visibilitas.
 @Dhan_SheiA3 
4) Sponsor. Mempunyai sponsor atau mentor-seseorang yang memberi nasihat kepada Anda mengenai cara agar berhasil dalam organisasi-dapat menjadi sumber kekuasaan informal, terutama bila sponsor menikmati kekuasaan yang cukup besar. Kanter mengatakan bahwa sponsor terutama penting untuk kaum wanita yang tidak berpengalaman dalam politik kekuasaan organisasi. 
Sumber. Rosabeth Moss Kanter, Men and Woman of the Corporation (New York: Basic Books, 1977), p. 165-205 
B. WEWENANG 
1. Pengertian Wewenang 
Wewenang adalah suatu bentuk kekuasaan, sering kali dipergunakan secara lebih luas untuk merujuk kemampuan manusia menggunakan kekuasaan sebagai hasil dari ciri-ciri seperti pengetahuan atau gelar seperti hakim. Terutama, wewenang formal adalah kekuasaan sah. Wewenang formal adalah tipe kekuasaan yang kita hubungkan dengan struktur organisasi dan manajemen. Kekuasaan itu berdasarkan pengakuan keabsahan usaha manajer untuk menggunakan pengaruh. 
Dua Pandangan Wewenang FormalPandangan Klasik Konstitusi menjamin hak untuk mempunyai property dan mengendalikan bisnis Manajer memberikan perintah Perintah dipatuhi Pandangan Penerimaan Manajer memberikan perintah Penerima perintah mempertimbangkan apakah akan menerima Menerima Tidak menerima
 @Dhan_SheiA3 
2. Dasar Wewenang Formal : Dua Pandangan 
a) Pandangan Klasik 
Pandangan klasik wewenang menunjukan bahwa wewenang berasal dari tingkat yang amat tinggi, dan kemudian secara hukum diteruskan ke bawah melalui tingkat demi tingkat. 
b) Pandangan Penerimaan 
Pandangan penerimaan wewenang, mengatakan dasar wewenang terletak dalam diri orang yang dipengaruhi bukannya orang yang mempengaruhi. Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua hukum atau perintah sah dipatuhi dalam semua keadaan. Kuncinya adalah penerima memutuskan apakah akan menerima atau tidak. 
3. Jenis – jenis Wewenang 
a) Wewenang Lini ( line authority ) 
Wewenang lini adalah wewenang manajer yang bertanggu jawab langsung, di seluruh rantai komando organisasi, untuk mencapai sasaran organisasi. Wewenang lini diwujudkan dengan rantai komando standar, mulai dari dewan direktur sampai tempat aktivitas dasar organisasi dilaksanakan. Wewenang lini terutama didasarkan pada kekuasaan sah. 
Misalnya, manajer perusahaan manufaktur mungkin membatasi fungsi lini pada produksi dan penjualan, sedangkan manajer di departement store, dengan elemen kunci adalah pembelian, akan mempertimbangkan departemen pembelian dan departemen penjualan sebagai aktivitas lini. Kalau sebuah perusahaan kecil, semua posisi mungkin mempunyai posisi lini. 
b) Wewenang Staf ( staff authority ) 
Wewenang staf adalah kelompok individu yang menyediakan saran dan jasa kepada manajer lini. Staf memberikan berbagai tipe bantuan pakar dan saran kepada manajer. Wewenang staf terutama didasarkan pada kekuasaan keahlian. Staf dapat menawarkan manajer lini saran perencanaan lewat penelitian, analisis, dan pengnmbangan pilihan. Staf dapat juga membantu dalam implementasi kebijakan, memonitor, dan kendali; dalam masalah legal dan keuangan; dan dalam desain dan operasi sistem pemrosesan data. 
Misalnya, rekan dalam banyak kantor pengacara menambah anggota staf untuk melaksanakan “sisi bisnis” dari kantor tersebut. Kehadiran dari spesialis ini membebaskan pengacara untuk mempraktekan ilmu hukum, fungsi lini mereka.
 @Dhan_SheiA3 
c) Wewenang Fungsional ( functional authority ) 
Wewenang fungsional adalah wewenang anggota staf departemen untuk mengendalikan aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staf spesifik. Wewenang fungsional umum dijumpai dalam organisasi. Ini diperlukan untuk melaksanakan banyak aktivitas organisasi, baik untuk menyediakan keseragaman sampai tingkat tertentu maupun untuk mengungkapkan aplikasi keahlian. Jadi, berdasarkan pada kekuasaan sah dan keahlian. Keahlian yang diperlukan untuk mengelola hubungan wewenang fungsional dan masalah yang muncul dari hubungan tersebut serupa denganketerampilan yang diperlukan untuk mengelola hubungan dua atasan dalam organisasi matriks. 
C. DELEGASI 
1. Pengertian Delegasi 
Delegasi adalah memberikan wewenang formal kepada orang lain (kekuasaan sah) dan tanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas tertentu. Pendelegasian wewenang oleh manajer kepada karyawan adalah perlu agar organisasi dapat berfungsi secara efisien, karena tidak seorang manajer pun yang dapat menyeleseikan sendiri atau melakukan supervisi menyeluruh terhadap semua hal yang terjadi dalam organisasi. 
Mendelegasikan berarti memaksimalkan efektivitas karyawan, mempercepat pengambilan keputusan, dan dapat membuat keputusan yang lebih baik. 
2. Pengertian Pendelegasian Wewenang 
Pendelegasian wewenang atau delegation of authority merupakan proses pembagian kerja, pengelompokan tugas seorang manajer sedmikian rupa, sehingga akhirnya manajer hanya mengerjakan bagian perkerjaan yang tidak dapat diserahkan kepada para bawahannya, berhubung posisinya dalam organisasi. Dengan pendelegasian ini, maka bawahan akan mempunyai wewenang untuk melaksanakan tugas-tugasnya. 
Wewenang merupakan alat untuk bertindak, sedangkan delegasi wewenang merupakan kunci dinamika organisasi. Koontz mengatakan : delegation of authority is the key of organization.
 @Dhan_SheiA3 
Kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam manajemen sebagian besar disebabkan oleh gagalnya pendelegasian weweang. Seorang pemimpin dikatakan efektif jika ia dapat melaksanakan pendelegasian itu secara tepat. Tanpa adanya pendelegasian ini, organisasi tidak maju atau tidak bergerak, karena tidak adanya kegiatan yang dilakukan oleh para pegawai dalam perusahaan yang diarahkan kepada tercapainya tujuan perusahaan. 
Delegation of authority sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara tepat, karena dalam delegation of authority ini terdapat sifat “Du Charahteristic”. 
Du Characteristic, artinya pihak bawahan menerima wewenang dari atasan tetapi pada saat yang sama atasan yang bersangkutan tetap memiliki wewenang tersebut. Pimpinan (delegator) tidak hilang haknya terhadap wewenang yang telah didelegasikan itu. 
Contoh : Dhan Shei Purna Karya Nugraha (delegator) memiliki wewenang sebesar X + Y, kemudian mendelegasikan wewenangnya sebesar Y kepada Fikri Nur. 
Karena “du characteristic”, wewenang Dhan Shei masih tetap sebesar ( X + Y ), walaupun ia telah mendelegasikan pada Fikri sebesar Y. 
Hal ini perlu disadari oleh para penerima wewenang (deleget) atau bawahan bahwa wewenang yang diterimanya itu bukanlah merupakan hak mutlak yang dimilikinya sendiri, karena wewenang tadi tetap dimiliki bersama oleh deleget dan delegator. Di samping itu, manajer sewaktu-waktu dapat menarik kembali wewenang yang didelegasikannya tadi karena deleget dituntut agar memanfaatkan wewenang tadi sebaik-baiknya, sesuai dengan batas- batas dan ketentuan yang telah digariskan. 
Wewenang yang dapat didelegasikan seorang pemimpin, hanyalah wewenang resmi ( formal authority ) saja, sedangkan wewenang pribadi ( personal authority ) tidak dapat didelegasikan kepada bawahannya.
 @Dhan_SheiA3 
3. Asas – asas Pendelegasian Wewenang 
Dalam pendelegasian wewenang perlu diperhatikan beberapa asas dasar, antara lain : 
a. Asas delegasi atau hasil yang diharapkan ( principle delegation by result expected ) 
Asas ini memperhatikan hasil yang diperoleh dari pemberian wewenang itu. Harus disesuaikan dengan adanya jaminan kecakapan dan keterampilan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Wewenang harus didelegasikan tidak berlebih-lebihan, tetapi hanya sebesar yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan tersebut. 
Misalnya : untuk mendapatkan hasil 10 ton, maka didelegasikan wewenang untuk memproduksi 10 ton saja. 
b. Asas penentuan fungsi atau kejelasan tugas ( principle of function definition ) 
Asas penentuan tugas-tugas yang dilakuan oleh para manajer bagi para bawahan harus secara jelas disertai hasil yang diharapkan. Semakin jelas kegiatan yang harus dilakukan, maka akan semakin jelas delegation of authority dalam organisasi dan semakin jelas hubungan wewenang dengan bagian-bagian lainnya, serta semakin jelas pulatanggung jawab seseorang dalam melakukan tugas-tugasnya untuk mencapai tujuan perusahaan. 
c. Asas rantai berkala ( principle scalar of chain ) 
Menurut Henry Fayol, semakin jelas garis wewenang dari manajer puncak dalam perusahaan ke setiap bawahan, akan semakin efektif tanggung jawab, pengambilan keputusan dan komunikasi organisasi. 
Asas ini menghendaki adanya urutan-urutan wewenang dari manajer puncak sampai pada bawahan. Apabila manajer puncak akan memerintahkan tugas kepada bawahan, maka harusmelalui tingkatan-tingkatan yang ada. 
Misalnya : manajer puncak – manajer madya – manajer lini pertama dan seterusnya sampai bawahan yang terendah. 
d. Asas tingkat wewenang ( the authority level pranciple ) 
Masing-masing pemimpin pada setiap tingkat harus mengambil keputusan apa saja yang dapat diambilnya sepanjang mengenai wewenangnya.
 @Dhan_SheiA3 
e. Asas kesatuan komando ( principle unity of comand ) 
Setiap bawahan harus diusahakan agar hanya menerima perintah dari seorang atasan saja. Tetapi setiap atasan dapat memerintah lebih dari seorang bawahan. 
f. Asas kemutlakan tanggung jawab ( principle of absoluteness of responsibility ) 
Setiap pemimpin yang menerima wewenang, mutlak bertanggung jawab kepada atasan mengenai wewenang yang dilaksanakannya. Tanggung jawa tidak boleh didelegasikan kepada bawahan yang menerima wewenang itu. Hanya wewenang yang boleh didelegasikan kepada bawahan. 
Misalnya : dalam perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas atau PT manajer puncak menerima wewenang dari Dewan Komisaris, maka ia harus bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Dewan Komisaris menerima wewenang dari pemegang saham, mereka harus mempertanggungjawabkannya kepada pemegang saham. Jelasnya seseorang yang menerima wewenang, harus bertanggung jawab kepada orang yang memberikan wewenang tersebut. 
g. Asas keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab ( parity of authority and responsibility ) 
Pemimpin yang memberikan wewenang berdasarkan asas ini tidak boleh menuntut tanggung jawab lebih dari wewenang yang diberikan kepada bawahan atau tidak boleh menuntut tanggung jawab lebih dari hasil yang diharapkan. Jadi, besarnya wewenang yang didelegasikan harus sama dan seimbang dengan besarnya tugas-tugas dan tanggung jawab yang dimintakan. Tanpa keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab akan mengakibatkan adanya tindakan yang tumpang-tindih. 
h. Asas pembagian kerja ( devision of work ) 
Untuk berfungsinya organisasi hendaknya dilakukan distribusi pekerjaan, karena tanpa adanya pembagian kerja, manajemen tidak berarti apa-apa dan semua tugas akan langsung dilakukan oleh pemimpin. Partisipasi bawahan kurang dan mereka tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatannya.
 @Dhan_SheiA3 
i. Asas efisiensi 
Asas efisiensi artinya pemimpin akan lebih leluasa melaksanakan tugas-tugas penting daripada melaksanakan hal-hal yang dapat dikerjakan bawahan. Keuntungan spesialisasi dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga pemimpin dapat memikirkan perkembangan perusahaan. Perlu diperhatikan bahwa asas tidak berlaku mutlak, tetapi sebagai pedoman untuk bertindak dan dalam penerapannya harus mempertimbangkan kebutuhan dan situasi. 
4. Pedoman untuk Pendelegasian yang Efektif 
Delegasi akan mendapat kesempatan lebih baik untuk berhasil, bagi semua pihak yang terlibat, kalau mereka memeilih bekerja sama untuk membangun rasa saling percaya. Ini adalah salah satu situasi yang mana etika terlibat dalam aktivitas sehari-hari organisasi. 
Prasyarat : 
 Prasyarat paling mendasar untuk delegasi yang efektif adalah kesediaan manajer untuk memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk menyeleseikan tugas yang didelegasikan. 
 Prasyarat kedua untuk delegasi adalah komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan. Manajer mengetahui kemampuan karyawannya dapat lebih realistis memutuskan tugas mana yang dapat didelegasikan kepada siapa. 
 Prasyarat ketiga untuk delegasi adalah kemampuan manajer untuk menganalisis faktor-faktor seperti sasaran organisasi, persyaratan tugas dan kemampuan karyawan. 
Tugas dari Delegi Efektif : 
Prasyarat di atas semuanya penting untuk melaksanakan tugas pendelegasian secara efektif berikut ini : 
a. Putuskan tugas mana yang dapat didelegasikan. Banyak jenis perkerjaan yang dapat dan harus didelegasikan. Beberapa di antaranya adalah keputusan kecil dan pekerjaan sehari-hari yang terjadi berulang-ulang. Akan tetapi, biasanya penugasan dengan tuntutan berat dan menantang sering kali kekuasaan didelegasikan kepada karyawan dan akan bekerja banyak untuk mengembangkannya. 
b. Putuskan siapa yang akan mendapat penugasan. Siapa yang mempunyai waktu luang ? Apakah pekerjaan ini memerlukan kompetensi tertentu ? siapa yang cocok dan mendapat pengalaman pengembangan yang bermanfaat ? Manajer harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini ketika akan memutuskan siapa yang akan mendapat penugasan.
 @Dhan_SheiA3 
c. Siapkan sumber daya yang memadai untuk melaksanakan tugas yang didelegasika. Semua wewenang yang didelegasikan di dunia tidak akan membantu penerimaanya, bila dia tidak mempunyai sumber daya keuangan, staf, atau waktu untuk melakukan tugas tersebut. 
d. Delegasikan tugas tadi. Dalam mendelegasikan tugas, manajer yang efektif memberikan semua informasi yang relevan mengenai tugas tersebut. Sejauh mungkin mereka memberi gambaran hasil yang diharapkan, bukan metode yang harus digunakan. 
e. Bersiap untuk melakukan campur tangan, bila perlu. Tugas yang didelegasikan dapat terbengkalai bila sumber daya tidak memadai atau bila orang yang menerima delegasi melakukan tugas itu menghadapi penolakan dari orang lain. Kadang-kadang hal ini terjadi karena kekuasaan jenis lain berpengaruh. 
f. Tetapkan sistem umpan balik. Manajer yang mendelegasikan menetapkan sistem pemeriksaan dan umpan balik sehingga mereka akan tetap menerima laporan kemajuan dan dapat menawarkan saran atau “penyesuaian di tengah jalan” bila perlu. 
5. Hambatan Terhadap Pendelegasian Yang Efektif 
Penyebab keengganan untuk mendelegasikan wewenang adalah : 
a. Perasaan tidak aman. Manajer enggan mengambil resiko untuk melimpahkan tugas atau mungkin takut kehilangan kekuasaan bila bawahannya terlalu baik melaksanakan tugas. 
b. Ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer bisa sangat tak teratur dalam membuat perencanaan ke depan. 
c. Ketidak percayaan kepada bawahan 
d. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas 
Penyebab keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang adalah 
a. Perasaan tidak aman bagi bawahan untuk menghindari tanggungjawab dan resiko. 
b. Bawahan takut dikritik atau dihukum karena membuat kesalahan. 
c. Bawahan tidak mendapat cukup rangsangan untuk beban tanggungjawab tambahan. 
d. Bawahan kurang peracaya diri dan merasa tertekan bila dilimpahi wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar
 @Dhan_SheiA3 
D. SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI 
1. Pengertian Sentralisasi dan Desentralisasi 
“Centralization Mutlak atau Decentralization Secara Mutlak” dalam manajemen tidak dapat dilakukan, karena itu berarti manajemen telah rusak. Jadi, pengertian Centralization dan Decentralization authority adalah sebagai berikut : 
 Centralization 
Sentralisasi berarti sebagian besar wewenang/kekuasaan masih dipegang oleh manajer puncak (top manajer). Hanya sebagian kecil saja disebarkan ke seluruh struktur organisasi. 
Misalnya : 75% wewenang tetap dipegang oleh manajer puncak, 25% wewenang disebarkan ke seluruh struktur organisasi. 
Sentralisasi di sini bukan sentralisasi mutlak, tetapi relatif. Sentralisasi mutlak berarti seluruh wewenang (100%) tetap dipegang oleh manajer puncak. Tidak ada pendelegasian wewenang. 
 Decentralization 
Desentralisasi wewenang berarti sebagian kecil wewenang/kekuasaan dipegang oleh manajer puncak, sedangkan sebagian besar kekuasaan menyebar pada seluruh struktur organisasi. Desentralisasi di sini bukan desentralisasi mutlak, tetapi relatif. 
Misalnya : 25% wewenang dipegang oleh manajer puncak dan 75% wewenang disebarkan ke seluruh struktur organisasi. 
Pada desentralisasi mutlak, seluruh wewenang/kekuasaan disebarkan pada struktur organisasi, sedangkan manajer puncak tidak mempunyai wewenang untuk memerintah bawahannya. 
Kegiatan yang disentralisasi dan didesentralisasi Sentralisasi Desentralisasi Kegiatan keuangan Kegiatan produksi Kegiatan kepegawaian Kegiatan penjualan Kegiatan statistik dan pengolahan data - Kegiatan pemeliharaan peralatan - Kegiatan pengangkutan dan logistic -
 @Dhan_SheiA3 
2. Faktor – faktor yang menentukan Sentralisasi atau Desentralisasi 
Faktor-faktor yang menentukan tingkat delegasi wewenang apakah sentralisasi atau desentralisasi, adalah : 
1) Costliness of decession atau mahalnya keputusan 
2) Uniform of policies atau keseragaman kebijaksanaan 
3) Business dynamics atau kemajuan perusahaan 
4) History of business atau sejarah perusahaan 
5) Desire of independence atau keinginan untuk bebas 
6) Availability of managers 
7) Control technique atau teknik pengendalian 
8) Environmental influences atau pengaruh lingkungan 
Secara terperinci kedelapan faktor yang menentukan tingkat delegasi wewenang diuraikan dibawah ini : 
1) Costliness of decession 
Keputusan-keputusan yang mahal biasanya akan diputuskan oleh manajer puncak dan manajer-manajer tingkat atas, maka dalam hal ini terjadi sentralisasi. 
Misalnya : untuk meminjam uang dari bank yang jumlahnya cukup besar dengan menjaminkan kekayaan perusahaan. 
2) Uniform of policies 
Jika kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan hendak diseragamkan maka harus ditetapkan secara sentral. 
3) Business dynamics 
Jika menginginkan perusahaan maju dan berkembang, maka harus disertai dengan kebebasan bawahan untuk mengembangkan diri sehingga terjadi desentralisasi. 
4) History of business 
Tergantung pada tumbuh dan berdirinya perusahaan. Bila perusahaan pada waktu didirikan berbentuk Perusahaan Perseoranga, maka segala kegiatan cenderung untuk dilakukan sendiri. Bila pada saat perusahaan berkembang, menurut pemilik perkembangan perusahaan ini disebabkan pleh cara manajemen yang telah dilaksanakan pada waktu perusahaan tersebut berbentuk perusahaan perseorangan, maka dalam hal ini dilakukan sentralisasi tetapi bila pada waktu didirikan bentuk CV/FA maka cenderung dilakukan desentralisasi.
 @Dhan_SheiA3 
5) Desire of independence 
Jika menajer ingin memiliki kebebasan atau tidak tergantung pada orang lain, maka akan dilakukan desentralisasi. 
6) Availability of managers 
Bila manajer yang terampil jumlahnyasedikit, maka akan terjadi sentralisasi, dan bila manajer yang terampil jumlahnya banyak maka akan terjadi desentralisasi. 
7) Control technique 
Bila cara pengawasan baik, alat pengawasan lengkap maka akan cenderung terjadi desentralisasi demikian pulasebaliknya. 
8) Environmental 
Bila pengaruh lingkungan banyak yang perlu ditafsirkan secara intensif maka penafsiran-penafsiran ini tidak akan diserahkan kepada manajer madya/manajer lini pertama, tetapi akan dilakukan secara intensif oleh para manajer tingkat atas. Maka akan dilakukan sentralisasi. 
Misalnya : bila ada peraturan perburuhan dari pemerintah yang harus dilaksanakan oleh perusahaan.
 @Dhan_SheiA3 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Pendelegasian wewenang atau delegation of authority merupakan proses pembagian kerja, pengelompokan tugas seorang manajer sedmikian rupa, sehingga akhirnya manajer hanya mengerjakan bagian perkerjaan yang tidak dapat diserahkan kepada para bawahannya, berhubung posisinya dalam organisasi. Dengan pendelegasian ini, maka bawahan akan mempunyai wewenang untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Mendelegasikan berarti memaksimalkan efektivitas karyawan, mempercepat pengambilan keputusan, dan dapat membuat keputusan yang lebih baik. 
Wewenang merupakan alat untuk bertindak, sedangkan delegasi wewenang merupakan kunci dinamika organisasi. Koontz mengatakan : delegation of authority is the key of organization. 
Manfaat Pendelegasian Wewenang 
1. Manajer memiliki banyak kesempatan untuk mencari dan menerima peningkatan tanggungjawab dari tingkatan manajer yang tinggi 
2. Memberikan keputusan yang lebih baik 
3. Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan keputusan 
4. Melatih bawahan memikul tanggungjawab, melakukan penilaian dan meningkatkan keyakinan diri serta kesediaan untuk berinisiatif
 @Dhan_SheiA3 
DAFTAR PUSTAKA 
James A. F. Stoner, R. Edward Freeman, Daniel R. Gilbert, Jr. “Manajemen” Jilid II © 1996 Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd. ( Edisi Indonesia ) 
HASIBUAN, Malayu S.P. Manajemen: dasar, pengertian dan masalah Cet 8. Jakarta: Haji Masagung, 1993 
Harold Koontz, Cyril O’Dinnel, dan Heinz Weirich, “Manajemen” Jilid 1, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, 1992 
www.google.com 
http://www.slideshare.net/dhanshei 
http://www.scribd.com/dhanshei 
www.dhanshei.blogspot.com 
Dhan_di@rocketmail.com 
Dhansheig@gmail.com

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Dasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiDasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiTika Nafisah
 
Makalah Manajemen sumber daya manusia
Makalah Manajemen sumber daya manusiaMakalah Manajemen sumber daya manusia
Makalah Manajemen sumber daya manusiaRizki Ogawa
 
Kepemimpinan (Pengantar Manajemen)
Kepemimpinan (Pengantar Manajemen)Kepemimpinan (Pengantar Manajemen)
Kepemimpinan (Pengantar Manajemen)Ninnasi Muttaqiin
 
Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi
Wewenang, Delegasi dan DesentralisasiWewenang, Delegasi dan Desentralisasi
Wewenang, Delegasi dan DesentralisasiIntan Nursini Hapsari
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiataufin
 
Desain dan struktur organisasi
Desain dan struktur organisasiDesain dan struktur organisasi
Desain dan struktur organisasiSurya Pratama
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiasusatya
 
Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang
Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenangWewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang
Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenangagronomy
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiSiti Sahati
 
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaMang Engkus
 
11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)muhamadnursalim123
 
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam OrganisasiKonsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam OrganisasiHilde194
 
Konsep dasar dan ruang lingkup msdm
Konsep dasar dan ruang lingkup msdmKonsep dasar dan ruang lingkup msdm
Konsep dasar dan ruang lingkup msdmNingsih Abdullah
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4Dayat MoCiil
 

Was ist angesagt? (20)

Sejarah perkembangan ilmu manajemen
Sejarah perkembangan ilmu manajemenSejarah perkembangan ilmu manajemen
Sejarah perkembangan ilmu manajemen
 
Dasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiDasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasi
 
2. sejarah teori manajemen
2. sejarah teori manajemen 2. sejarah teori manajemen
2. sejarah teori manajemen
 
Makalah Manajemen sumber daya manusia
Makalah Manajemen sumber daya manusiaMakalah Manajemen sumber daya manusia
Makalah Manajemen sumber daya manusia
 
Kepemimpinan (Pengantar Manajemen)
Kepemimpinan (Pengantar Manajemen)Kepemimpinan (Pengantar Manajemen)
Kepemimpinan (Pengantar Manajemen)
 
Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi
Wewenang, Delegasi dan DesentralisasiWewenang, Delegasi dan Desentralisasi
Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
 
Desain dan struktur organisasi
Desain dan struktur organisasiDesain dan struktur organisasi
Desain dan struktur organisasi
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasi
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang
Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenangWewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang
Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori Organisasi
 
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
 
11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)11 fungsi penggerakan (actuating)
11 fungsi penggerakan (actuating)
 
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam OrganisasiKonsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
 
Konsep dasar dan ruang lingkup msdm
Konsep dasar dan ruang lingkup msdmKonsep dasar dan ruang lingkup msdm
Konsep dasar dan ruang lingkup msdm
 
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKEMANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
 

Andere mochten auch

makalah Manajemen pendelegasian
makalah Manajemen pendelegasianmakalah Manajemen pendelegasian
makalah Manajemen pendelegasianMJM Networks
 
Delegasi & supervisi
Delegasi & supervisiDelegasi & supervisi
Delegasi & supervisiconesti08com
 
Wewenang Delegasi dan Desentralisasi serta Penyusunan Personalia Organisasi
Wewenang Delegasi dan Desentralisasi serta Penyusunan Personalia OrganisasiWewenang Delegasi dan Desentralisasi serta Penyusunan Personalia Organisasi
Wewenang Delegasi dan Desentralisasi serta Penyusunan Personalia OrganisasiAprinal Eko
 
Pengertian & ruang lingkup PSI
Pengertian & ruang lingkup PSIPengertian & ruang lingkup PSI
Pengertian & ruang lingkup PSIMarhamah Saleh
 
Kuliah 10 penyusunan personalia organisasi
Kuliah 10 penyusunan personalia organisasiKuliah 10 penyusunan personalia organisasi
Kuliah 10 penyusunan personalia organisasiMukhrizal Effendi
 
Koordinasi & rentang manajemen
Koordinasi & rentang manajemenKoordinasi & rentang manajemen
Koordinasi & rentang manajemenZuhri Achmad
 
Moral dan etika dalam kehidupan seharian
Moral dan etika dalam kehidupan seharianMoral dan etika dalam kehidupan seharian
Moral dan etika dalam kehidupan seharianIlla Akeyla
 
Asean bac survey form 2011 (bahasa indonesia)
Asean bac survey form 2011 (bahasa indonesia)Asean bac survey form 2011 (bahasa indonesia)
Asean bac survey form 2011 (bahasa indonesia)Natali Ardianto
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanRahayoe Ningtyas
 
8. koordinasi dan rentang manajemen
8. koordinasi dan rentang manajemen8. koordinasi dan rentang manajemen
8. koordinasi dan rentang manajemenYosie Andre Victora
 
Teori utilitarianisme
Teori utilitarianismeTeori utilitarianisme
Teori utilitarianismeSiti Fatimah
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan rupaka
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumInternet Explorer
 
Media pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaMedia pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikafitri_damayanti
 
Cover makalah p kn
Cover makalah p knCover makalah p kn
Cover makalah p knkartoba
 
Makalah tentang planning mata kuliah azas azas manajemen - copy
Makalah tentang planning mata kuliah azas azas manajemen - copyMakalah tentang planning mata kuliah azas azas manajemen - copy
Makalah tentang planning mata kuliah azas azas manajemen - copyHardi Stiper
 

Andere mochten auch (20)

makalah Manajemen pendelegasian
makalah Manajemen pendelegasianmakalah Manajemen pendelegasian
makalah Manajemen pendelegasian
 
Delegasi & supervisi
Delegasi & supervisiDelegasi & supervisi
Delegasi & supervisi
 
Wewenang Delegasi dan Desentralisasi serta Penyusunan Personalia Organisasi
Wewenang Delegasi dan Desentralisasi serta Penyusunan Personalia OrganisasiWewenang Delegasi dan Desentralisasi serta Penyusunan Personalia Organisasi
Wewenang Delegasi dan Desentralisasi serta Penyusunan Personalia Organisasi
 
Pengertian & ruang lingkup PSI
Pengertian & ruang lingkup PSIPengertian & ruang lingkup PSI
Pengertian & ruang lingkup PSI
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 
Makalah agama dan ekonomi
Makalah agama dan ekonomiMakalah agama dan ekonomi
Makalah agama dan ekonomi
 
Kuliah 10 penyusunan personalia organisasi
Kuliah 10 penyusunan personalia organisasiKuliah 10 penyusunan personalia organisasi
Kuliah 10 penyusunan personalia organisasi
 
Koordinasi & rentang manajemen
Koordinasi & rentang manajemenKoordinasi & rentang manajemen
Koordinasi & rentang manajemen
 
Moral dan etika dalam kehidupan seharian
Moral dan etika dalam kehidupan seharianMoral dan etika dalam kehidupan seharian
Moral dan etika dalam kehidupan seharian
 
makalah-organisasi
makalah-organisasimakalah-organisasi
makalah-organisasi
 
Asean bac survey form 2011 (bahasa indonesia)
Asean bac survey form 2011 (bahasa indonesia)Asean bac survey form 2011 (bahasa indonesia)
Asean bac survey form 2011 (bahasa indonesia)
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatan
 
8. koordinasi dan rentang manajemen
8. koordinasi dan rentang manajemen8. koordinasi dan rentang manajemen
8. koordinasi dan rentang manajemen
 
Teori utilitarianisme
Teori utilitarianismeTeori utilitarianisme
Teori utilitarianisme
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
 
Media pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaMedia pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistika
 
Cover makalah p kn
Cover makalah p knCover makalah p kn
Cover makalah p kn
 
Makalah tentang planning mata kuliah azas azas manajemen - copy
Makalah tentang planning mata kuliah azas azas manajemen - copyMakalah tentang planning mata kuliah azas azas manajemen - copy
Makalah tentang planning mata kuliah azas azas manajemen - copy
 
Makalah organisasi
Makalah organisasiMakalah organisasi
Makalah organisasi
 

Ähnlich wie Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi

Makalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi KepemimpinanMakalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi KepemimpinanAhmad Fajar
 
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiKepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiLisa Ramadhanty
 
Bab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinanBab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinankangklinsman
 
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruhHubungan antara kekuasaan dan pengaruh
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruhRidho D'vhavoline
 
Administrasi Pendidikan.pdf
Administrasi Pendidikan.pdfAdministrasi Pendidikan.pdf
Administrasi Pendidikan.pdfZukét Printing
 
Administrasi Pendidikan.docx
Administrasi Pendidikan.docxAdministrasi Pendidikan.docx
Administrasi Pendidikan.docxZukét Printing
 
ASSERTING AND INFLUENCING BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL B
ASSERTING AND INFLUENCING BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL BASSERTING AND INFLUENCING BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL B
ASSERTING AND INFLUENCING BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL BSyahraniAdrianty
 
Klp 2 leadership
Klp 2 leadershipKlp 2 leadership
Klp 2 leadershipSamuel Riwu
 
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasiKepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasiSintaYuliyana
 
Manajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinanManajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinanvitalfrans
 
Kuliah 4 kepemimpinan (sesi 1)
Kuliah 4 kepemimpinan (sesi 1)Kuliah 4 kepemimpinan (sesi 1)
Kuliah 4 kepemimpinan (sesi 1)Mukhrizal Effendi
 

Ähnlich wie Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi (20)

Makalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi KepemimpinanMakalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
 
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiKepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
 
Bab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinanBab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinan
 
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruhHubungan antara kekuasaan dan pengaruh
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh
 
Administrasi Pendidikan.pdf
Administrasi Pendidikan.pdfAdministrasi Pendidikan.pdf
Administrasi Pendidikan.pdf
 
Administrasi Pendidikan.docx
Administrasi Pendidikan.docxAdministrasi Pendidikan.docx
Administrasi Pendidikan.docx
 
kepemimpinan dalam organisasi
kepemimpinan dalam organisasikepemimpinan dalam organisasi
kepemimpinan dalam organisasi
 
Makalah organisasi
Makalah organisasiMakalah organisasi
Makalah organisasi
 
Makalah dasar dasar organisasi kelompok 3
Makalah dasar dasar organisasi kelompok 3 Makalah dasar dasar organisasi kelompok 3
Makalah dasar dasar organisasi kelompok 3
 
ASSERTING AND INFLUENCING BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL B
ASSERTING AND INFLUENCING BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL BASSERTING AND INFLUENCING BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL B
ASSERTING AND INFLUENCING BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL B
 
Klp 2 leadership
Klp 2 leadershipKlp 2 leadership
Klp 2 leadership
 
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasiKepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
 
Manajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinanManajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinan
 
Makalah tentang kepemimpinan
Makalah tentang kepemimpinanMakalah tentang kepemimpinan
Makalah tentang kepemimpinan
 
Makalah kepemimpinan 2
Makalah kepemimpinan 2Makalah kepemimpinan 2
Makalah kepemimpinan 2
 
Makalah kepemimpinan 2
Makalah kepemimpinan 2Makalah kepemimpinan 2
Makalah kepemimpinan 2
 
Makalah kepemimpinan 2
Makalah kepemimpinan 2Makalah kepemimpinan 2
Makalah kepemimpinan 2
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
 
Kuliah 4 kepemimpinan (sesi 1)
Kuliah 4 kepemimpinan (sesi 1)Kuliah 4 kepemimpinan (sesi 1)
Kuliah 4 kepemimpinan (sesi 1)
 
Kekuasaan dan politik
Kekuasaan dan politikKekuasaan dan politik
Kekuasaan dan politik
 

Mehr von Dede Adi Nugraha

Makalah Sejarah tentang Nasionalisme China
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme ChinaMakalah Sejarah tentang Nasionalisme China
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme ChinaDede Adi Nugraha
 
Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourDede Adi Nugraha
 
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa BesarMakalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa BesarDede Adi Nugraha
 
Makalah tentang Termokimia
Makalah tentang TermokimiaMakalah tentang Termokimia
Makalah tentang TermokimiaDede Adi Nugraha
 
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)Dede Adi Nugraha
 
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanDede Adi Nugraha
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliDede Adi Nugraha
 

Mehr von Dede Adi Nugraha (8)

Makalah Sejarah tentang Nasionalisme China
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme ChinaMakalah Sejarah tentang Nasionalisme China
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme China
 
Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study Tour
 
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa BesarMakalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
 
Makalah tentang Termokimia
Makalah tentang TermokimiaMakalah tentang Termokimia
Makalah tentang Termokimia
 
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
 
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
 
Makalah sosiologi korupsi
Makalah sosiologi korupsiMakalah sosiologi korupsi
Makalah sosiologi korupsi
 

Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi

  • 1. Makalah Pengantar Manajemen Wewenang Delegasi & Desentralisasi Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen Dosen Pembimbing Dr.rer.nat Martha Fani Cahyandito, SE., M.Sc., CSRS Disusun Oleh : KELOMPOK 8  Farhan Firdaus C10140156  Fikri Fariz Nugraha C10140157  Dede Adi Nugraha ( Dhan Shei ) C10140158  Sari Riani C10140159 S1 AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) EKUITAS BANDUNG 2014
  • 2.  @Dhan_SheiA3 KATA PENGANTAR Puji syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya Makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Makalah ini merupakan makalah Pengantar Manajemen yang membahas tentang Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi. Secara khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang disampaikan dapat dimengerti dan di pahami oleh para pembacanya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen sekaligus menjadi bahan diskusi kelompok dan memperdalam materi tentang Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi dengan di bimbing oleh dosen Pengantar Manajemen yaitu Dr.rer.nat Martha Fani Cahyandito, SE., M.Sc., CSRS Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat kerja tim penyusun yang baik dan dapat diandalkan satu sama lain sehingga terjalin kekompakan dalam tim penyusunan makalah ini. Terima kasih atas semuanya. Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, dalam penyusunan makalah masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna dalam penyusunan makalah ini bisa lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi pengetahuan serta ilmu sebagai pembelajaran bagi para pembacanya. Penyusun,
  • 3.  @Dhan_SheiA3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan D. Manfaat BAB II PEMBAHASAN A. Kekuasaan 1) Pengertian Kekuasaan 2) Sumber Kekuasaan B. Wewenang 1) Pengertian Wewenang 2) Dasar Wewenang Formal 3) Jenis – jenis Wewenang C. Delegasi 1) Pengertian Delegasi 2) Pengertian Pendelegasian Wewenang 3) Asas Pendelegasian Wewenang 4) Pedoman Untuk Pendelegasian Yang Efektif 5) Hambatan Terhadap Pendelegasian Yang Efektif D. Sentralisasi dan Desentralisasi 1) Pengertian Sentralisasi dan Desentralisasi 2) Faktor – faktor Yang Menentukan Sentralisasi atau Desentralisasi BAB III PENUTUP A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
  • 4.  @Dhan_SheiA3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini penting bagi kita untuk mengetahui lebih jauh tentag wewenang, delegasi dan desentralisasi. Hal ini disebabkan dalam suatu organisasi kita diharuskan untuk beradaptasi dan menghadapi berbagai macam watak dan tingkah laku seseorang. Untuk itu, pemahaman dalam masalah diatas diperlukan untuk menjalin kerjasama dalam menjalankan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Terkadang banyak orang salah mengartikan posisi atau jabatannya dalam suatu organisasi yang tentunya dapat merugikan orang lain. Hal ini dapat menimbulkan masalah antar individu ataupun antar organisasi. Tentunya hal terebut tidak diinginkan oleh kita, sehingga kita dapat mengetahui batasan – batasan yang tidak dilanggar serta cara berkomunikasi dengan baik. Sehingga penyusun menyuguhkan berbagai macam hal dalam interaksi dengan orang – orang di dalam suatu organisasi, serta hal – hal seputar wewenang dan kekuasaan yang dimiliki oleh setiap orang atau pemimpin yang tentunya berbeda – beda cakupan luasnya. B. Rumusan Masalah 1. Mengetahui tentang apa itu arti dari Kekuasaan. 2. Mengetahui tentang sumber kekuasaan. 3. Apa arti dari Wewenang ? 4. Mengetahui tentang Dasar Wewenang. 5. Mengetahui tentang apa itu Delegasi. 6. Bagaimana proses Pendelegasian Wewenang ? 7. Apa Asas – asas Pendelegasian Wewenang? 8. Syarat Delegasi yang Efektif ? 9. Mengetahui arti dari Sentralisasi dan Desentralisasi.
  • 5.  @Dhan_SheiA3 C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen 2. Mengkaji materi yang mencakup wewenang, delegasi dan desentralisasi 3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya Selain tujuan di atas, tujuan lain disusun makalah ini adalah untuk menarik para pembaca umumnya dan khususnya bagi para mahasiswa agar lebih mengetahui materi tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi. Karena banyak sekali ilmu atau sistem-sistem dalam memimpin suatu perusahaan, walaupun dalam makalah sederhana ini hanya mencakup beberapa materi saja tetapi masih banyak sumber-sumber lain yang membahas tentang ilmu kekuasaan, wewenang, delegasi dan desentralisasi. D. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai sumber pembelajaran, bertambahnya wawasan dan pengetahuan khususnya bagi kami penulis dan umumnya bagi para pembaca. Dengan penulisan makalah ini kita bisa mengetahui tentang apa itu arti kekuasaan, wewenang, delegasi dan desentralisasi serta manfaatnya bagi sebuah perusahaan yang menerapkan sistem pendelegasian wewenang.
  • 6.  @Dhan_SheiA3 BAB II PEMBAHASAN A. KEKUASAAN 1. Pengertian Kekuasaan Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain. Kekuasaan dapat hadir dimanapun. Dalam organisasi, manajer adalah menggunakan kekuasaan. Disamping itu manajer bukan satu – satunya orang yang dapat menggunakan pengaruh dalam organisasi, terdapat banyak pihak yang berkepentingan diluar suatu organisasi yang dapat memengaruhi manajer dan karyawan. 2. Sumber Kekuasaan Kekuasaan tidak begitu saja diambil dari tingkat individual dalam gierarki organisasi. John Brench dan Berteram Raven berhasil membedakan lima sumber atau dasar dari kekuasaan. Aspek kekuasaan ini hadir dalam berbagai hubungan manusia. Diantaranya : a) Kekuasaan Menghargai ( reward power ) Kekuasaan yang diperoleh dari fakta bahwa seseorang , dikenai sebagai pemberi pengaruh, mempunyai kemampuan untuk memberi imbalan orang lain, dikenal sebagai orang yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah, yang mungkin dinyatakan atau tersirat. Contoh : Kekuasaan seorang supervisor untuk memberi tugas kepada karyawan. b) Kekuasaan Memaksa ( coercive power ) Berdasarkan pada kemampuan orang yang mempengaruhi untuk menghukum orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi persyaratan, merupakan kekuasaan menghargai dari sisi negatif. Hukuman mungkin berkisar dari menegur sampai mengeluarkan dari pekerjaan. Contoh : Seorang akunting salah dalam menganalisis transaksi yang menyebabkan kerugian besar.
  • 7.  @Dhan_SheiA3 c) Kekuasaan Sah ( legitimate power ) Kekuasaan yang ada ketika seorang bawahan atau orang yang dipengaruhi mengakui bahwa pemberi pengaruh “berhak” atau secara hukum boleh menggunakan pengaruh, dalam ikatan tertentu, kekuasaan ini disebut wewenang formal. Ini juga berarti bahwa orang yang dipengaruhi mempunyai kewajiban menerima kekuasaan ini. Contoh : Kekuasaan ke bawah “Seorang manajer berhak untuk menetapkan jadwal kerja yang masuk akal” Kekuasaan ke atas “penjaga pabrik mempunyai wewenang untuk memerintahkan presiden perusahaannya menunjukan kartu identitas sebelum memasuki kompleks” d) Kekuasaan Keahlian ( expert power ) Kekuasaan berdasarkan pada keyakinan atau pengertian bahwa pengaruh mempunyai pengetahuan spesifik atau kepakaran relevan yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi. Contoh : Ketika kita sedang sakit dan kita diperintahkan untuk meminum obat tertentu oleh dokter maka kita harus mengakui kekuasaan keahlian mereka. e) Kekuasaan Rujukan ( referent power ) Kekuasaan berdasarkan pada keinginan orang yang dipengaruhi untuk menjadi seperti atau menyamakan dirinya dengan orang yang mempengaruhi. Contoh : Seorang manajer yang populer dan teliti akan mempunyai kekuasaan rujukan bila karyawan termotivasi untuk meniru kebiasaannya. Kekuasaan rujukan juga berfungsi di tingkat yang sejajar – rekan yang berkarisma mungkin menarik kita untuk menyetujui pandangannya dalam suatu rapat departemen. Karakteristik Kunci Menurut John P. Kotter untuk Menangani Kekuasaan dengan Sukses Kotter mengatakan bahwa manajer yang berhasil menangani kekuasaan : 1) Peka terhadap sumber kekuasaan mereka. Mereka menjaga tindakan tetapi konsisten dengan harapan. Misalnya, mereka tidak mencoba menerapkan kekuasaan keahlian dari suatu bidang dalam bidang lain.
  • 8.  @Dhan_SheiA3 2) Mengakui perbedaan biaya, risiko, dan manfaat dari lima kekuasaan dasar. Mereka menggunakan dasar kekuasaan mana pun yang sesuai dengan situasi atau orang tertentu. 3) Menghargai perbedaan bahwa setiap dasar kekuasaan mempunyai keunggulan. Mereka mencoba mengembangkan keterampilan dan kredibilitas mereka sehingga mereka dapat menggunakan metode apa pun yang paling baik. 4) Mempunyai sasaran karier yang membuat mereka mengembang dan menggunakan kekuasaan. Mereka mencari pekerjaan yang akan membina keterampilan mereka, membuat orang merasa tergantung padanya, dan memperguanakan salah satu tipe kekuasaan yang meraka rasa enak untuk dipakai. 5) Bertindak secara dewasa dan mengembangkan kendali diri. Mereka menghindari menonjolkan kekuasaan secara implusif dan dengan angkuh, dan mereka mencoba untuk tidak bersikap kasar tanpa perlu pada orang-orang di sekitarnya. 6) Memahami bahwa kekuasaan perlu untuk melaksanakan pekerjaan. Mereka merasa senang menggunakan kekuasaan. Sumber.John P.Kotter, “Power, Depedence, and Effective Management,” Harvard Business Review 54, no. 2 (Maret-April 1978): 100-110; Power in Management (New York:AMACOM,1979); dan Power and Influence (New York, Free Prees 1983). Dicetak ulang dengan izin Arti Kunci Kekuasaan Organisasi Menurut Moss Kanter 1) Aktivitas luar biasa. Membuat perubahan, menjadi orang pertama untuk menempati suatu posisi, atau berhasil dengan mengambil risiko yang luar biasa dapat membuat mempunyai kekuasaan yang lebih besar. 2) Visibilitas. Menjadi dikenal, memperoleh kesempatan “diperkenalkan” kepada pemegang kekuasaan, dan bahkan melakukan aktivitas tertentu yang tampaknya lebih besar risikonya daripada yang sebenarnya dapat juga meningkatkan kekuasaan-suatu tindakan yang membuat Kanter berspekulasi bahwa penampakan di mata publik mungkin merupakan faktor yang lebih berpengaruh daripada bobot yang sebenarnya. 3) Relevansi. Menyeleseikan masalah organisasi yang otentik dapat menjadi sumber kekuasaan dan mungkin menyebabkan kepercayaan pada faktor-faktor aktivitas luar biasa dan visibilitas.
  • 9.  @Dhan_SheiA3 4) Sponsor. Mempunyai sponsor atau mentor-seseorang yang memberi nasihat kepada Anda mengenai cara agar berhasil dalam organisasi-dapat menjadi sumber kekuasaan informal, terutama bila sponsor menikmati kekuasaan yang cukup besar. Kanter mengatakan bahwa sponsor terutama penting untuk kaum wanita yang tidak berpengalaman dalam politik kekuasaan organisasi. Sumber. Rosabeth Moss Kanter, Men and Woman of the Corporation (New York: Basic Books, 1977), p. 165-205 B. WEWENANG 1. Pengertian Wewenang Wewenang adalah suatu bentuk kekuasaan, sering kali dipergunakan secara lebih luas untuk merujuk kemampuan manusia menggunakan kekuasaan sebagai hasil dari ciri-ciri seperti pengetahuan atau gelar seperti hakim. Terutama, wewenang formal adalah kekuasaan sah. Wewenang formal adalah tipe kekuasaan yang kita hubungkan dengan struktur organisasi dan manajemen. Kekuasaan itu berdasarkan pengakuan keabsahan usaha manajer untuk menggunakan pengaruh. Dua Pandangan Wewenang FormalPandangan Klasik Konstitusi menjamin hak untuk mempunyai property dan mengendalikan bisnis Manajer memberikan perintah Perintah dipatuhi Pandangan Penerimaan Manajer memberikan perintah Penerima perintah mempertimbangkan apakah akan menerima Menerima Tidak menerima
  • 10.  @Dhan_SheiA3 2. Dasar Wewenang Formal : Dua Pandangan a) Pandangan Klasik Pandangan klasik wewenang menunjukan bahwa wewenang berasal dari tingkat yang amat tinggi, dan kemudian secara hukum diteruskan ke bawah melalui tingkat demi tingkat. b) Pandangan Penerimaan Pandangan penerimaan wewenang, mengatakan dasar wewenang terletak dalam diri orang yang dipengaruhi bukannya orang yang mempengaruhi. Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua hukum atau perintah sah dipatuhi dalam semua keadaan. Kuncinya adalah penerima memutuskan apakah akan menerima atau tidak. 3. Jenis – jenis Wewenang a) Wewenang Lini ( line authority ) Wewenang lini adalah wewenang manajer yang bertanggu jawab langsung, di seluruh rantai komando organisasi, untuk mencapai sasaran organisasi. Wewenang lini diwujudkan dengan rantai komando standar, mulai dari dewan direktur sampai tempat aktivitas dasar organisasi dilaksanakan. Wewenang lini terutama didasarkan pada kekuasaan sah. Misalnya, manajer perusahaan manufaktur mungkin membatasi fungsi lini pada produksi dan penjualan, sedangkan manajer di departement store, dengan elemen kunci adalah pembelian, akan mempertimbangkan departemen pembelian dan departemen penjualan sebagai aktivitas lini. Kalau sebuah perusahaan kecil, semua posisi mungkin mempunyai posisi lini. b) Wewenang Staf ( staff authority ) Wewenang staf adalah kelompok individu yang menyediakan saran dan jasa kepada manajer lini. Staf memberikan berbagai tipe bantuan pakar dan saran kepada manajer. Wewenang staf terutama didasarkan pada kekuasaan keahlian. Staf dapat menawarkan manajer lini saran perencanaan lewat penelitian, analisis, dan pengnmbangan pilihan. Staf dapat juga membantu dalam implementasi kebijakan, memonitor, dan kendali; dalam masalah legal dan keuangan; dan dalam desain dan operasi sistem pemrosesan data. Misalnya, rekan dalam banyak kantor pengacara menambah anggota staf untuk melaksanakan “sisi bisnis” dari kantor tersebut. Kehadiran dari spesialis ini membebaskan pengacara untuk mempraktekan ilmu hukum, fungsi lini mereka.
  • 11.  @Dhan_SheiA3 c) Wewenang Fungsional ( functional authority ) Wewenang fungsional adalah wewenang anggota staf departemen untuk mengendalikan aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staf spesifik. Wewenang fungsional umum dijumpai dalam organisasi. Ini diperlukan untuk melaksanakan banyak aktivitas organisasi, baik untuk menyediakan keseragaman sampai tingkat tertentu maupun untuk mengungkapkan aplikasi keahlian. Jadi, berdasarkan pada kekuasaan sah dan keahlian. Keahlian yang diperlukan untuk mengelola hubungan wewenang fungsional dan masalah yang muncul dari hubungan tersebut serupa denganketerampilan yang diperlukan untuk mengelola hubungan dua atasan dalam organisasi matriks. C. DELEGASI 1. Pengertian Delegasi Delegasi adalah memberikan wewenang formal kepada orang lain (kekuasaan sah) dan tanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas tertentu. Pendelegasian wewenang oleh manajer kepada karyawan adalah perlu agar organisasi dapat berfungsi secara efisien, karena tidak seorang manajer pun yang dapat menyeleseikan sendiri atau melakukan supervisi menyeluruh terhadap semua hal yang terjadi dalam organisasi. Mendelegasikan berarti memaksimalkan efektivitas karyawan, mempercepat pengambilan keputusan, dan dapat membuat keputusan yang lebih baik. 2. Pengertian Pendelegasian Wewenang Pendelegasian wewenang atau delegation of authority merupakan proses pembagian kerja, pengelompokan tugas seorang manajer sedmikian rupa, sehingga akhirnya manajer hanya mengerjakan bagian perkerjaan yang tidak dapat diserahkan kepada para bawahannya, berhubung posisinya dalam organisasi. Dengan pendelegasian ini, maka bawahan akan mempunyai wewenang untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Wewenang merupakan alat untuk bertindak, sedangkan delegasi wewenang merupakan kunci dinamika organisasi. Koontz mengatakan : delegation of authority is the key of organization.
  • 12.  @Dhan_SheiA3 Kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam manajemen sebagian besar disebabkan oleh gagalnya pendelegasian weweang. Seorang pemimpin dikatakan efektif jika ia dapat melaksanakan pendelegasian itu secara tepat. Tanpa adanya pendelegasian ini, organisasi tidak maju atau tidak bergerak, karena tidak adanya kegiatan yang dilakukan oleh para pegawai dalam perusahaan yang diarahkan kepada tercapainya tujuan perusahaan. Delegation of authority sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara tepat, karena dalam delegation of authority ini terdapat sifat “Du Charahteristic”. Du Characteristic, artinya pihak bawahan menerima wewenang dari atasan tetapi pada saat yang sama atasan yang bersangkutan tetap memiliki wewenang tersebut. Pimpinan (delegator) tidak hilang haknya terhadap wewenang yang telah didelegasikan itu. Contoh : Dhan Shei Purna Karya Nugraha (delegator) memiliki wewenang sebesar X + Y, kemudian mendelegasikan wewenangnya sebesar Y kepada Fikri Nur. Karena “du characteristic”, wewenang Dhan Shei masih tetap sebesar ( X + Y ), walaupun ia telah mendelegasikan pada Fikri sebesar Y. Hal ini perlu disadari oleh para penerima wewenang (deleget) atau bawahan bahwa wewenang yang diterimanya itu bukanlah merupakan hak mutlak yang dimilikinya sendiri, karena wewenang tadi tetap dimiliki bersama oleh deleget dan delegator. Di samping itu, manajer sewaktu-waktu dapat menarik kembali wewenang yang didelegasikannya tadi karena deleget dituntut agar memanfaatkan wewenang tadi sebaik-baiknya, sesuai dengan batas- batas dan ketentuan yang telah digariskan. Wewenang yang dapat didelegasikan seorang pemimpin, hanyalah wewenang resmi ( formal authority ) saja, sedangkan wewenang pribadi ( personal authority ) tidak dapat didelegasikan kepada bawahannya.
  • 13.  @Dhan_SheiA3 3. Asas – asas Pendelegasian Wewenang Dalam pendelegasian wewenang perlu diperhatikan beberapa asas dasar, antara lain : a. Asas delegasi atau hasil yang diharapkan ( principle delegation by result expected ) Asas ini memperhatikan hasil yang diperoleh dari pemberian wewenang itu. Harus disesuaikan dengan adanya jaminan kecakapan dan keterampilan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Wewenang harus didelegasikan tidak berlebih-lebihan, tetapi hanya sebesar yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan tersebut. Misalnya : untuk mendapatkan hasil 10 ton, maka didelegasikan wewenang untuk memproduksi 10 ton saja. b. Asas penentuan fungsi atau kejelasan tugas ( principle of function definition ) Asas penentuan tugas-tugas yang dilakuan oleh para manajer bagi para bawahan harus secara jelas disertai hasil yang diharapkan. Semakin jelas kegiatan yang harus dilakukan, maka akan semakin jelas delegation of authority dalam organisasi dan semakin jelas hubungan wewenang dengan bagian-bagian lainnya, serta semakin jelas pulatanggung jawab seseorang dalam melakukan tugas-tugasnya untuk mencapai tujuan perusahaan. c. Asas rantai berkala ( principle scalar of chain ) Menurut Henry Fayol, semakin jelas garis wewenang dari manajer puncak dalam perusahaan ke setiap bawahan, akan semakin efektif tanggung jawab, pengambilan keputusan dan komunikasi organisasi. Asas ini menghendaki adanya urutan-urutan wewenang dari manajer puncak sampai pada bawahan. Apabila manajer puncak akan memerintahkan tugas kepada bawahan, maka harusmelalui tingkatan-tingkatan yang ada. Misalnya : manajer puncak – manajer madya – manajer lini pertama dan seterusnya sampai bawahan yang terendah. d. Asas tingkat wewenang ( the authority level pranciple ) Masing-masing pemimpin pada setiap tingkat harus mengambil keputusan apa saja yang dapat diambilnya sepanjang mengenai wewenangnya.
  • 14.  @Dhan_SheiA3 e. Asas kesatuan komando ( principle unity of comand ) Setiap bawahan harus diusahakan agar hanya menerima perintah dari seorang atasan saja. Tetapi setiap atasan dapat memerintah lebih dari seorang bawahan. f. Asas kemutlakan tanggung jawab ( principle of absoluteness of responsibility ) Setiap pemimpin yang menerima wewenang, mutlak bertanggung jawab kepada atasan mengenai wewenang yang dilaksanakannya. Tanggung jawa tidak boleh didelegasikan kepada bawahan yang menerima wewenang itu. Hanya wewenang yang boleh didelegasikan kepada bawahan. Misalnya : dalam perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas atau PT manajer puncak menerima wewenang dari Dewan Komisaris, maka ia harus bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Dewan Komisaris menerima wewenang dari pemegang saham, mereka harus mempertanggungjawabkannya kepada pemegang saham. Jelasnya seseorang yang menerima wewenang, harus bertanggung jawab kepada orang yang memberikan wewenang tersebut. g. Asas keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab ( parity of authority and responsibility ) Pemimpin yang memberikan wewenang berdasarkan asas ini tidak boleh menuntut tanggung jawab lebih dari wewenang yang diberikan kepada bawahan atau tidak boleh menuntut tanggung jawab lebih dari hasil yang diharapkan. Jadi, besarnya wewenang yang didelegasikan harus sama dan seimbang dengan besarnya tugas-tugas dan tanggung jawab yang dimintakan. Tanpa keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab akan mengakibatkan adanya tindakan yang tumpang-tindih. h. Asas pembagian kerja ( devision of work ) Untuk berfungsinya organisasi hendaknya dilakukan distribusi pekerjaan, karena tanpa adanya pembagian kerja, manajemen tidak berarti apa-apa dan semua tugas akan langsung dilakukan oleh pemimpin. Partisipasi bawahan kurang dan mereka tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatannya.
  • 15.  @Dhan_SheiA3 i. Asas efisiensi Asas efisiensi artinya pemimpin akan lebih leluasa melaksanakan tugas-tugas penting daripada melaksanakan hal-hal yang dapat dikerjakan bawahan. Keuntungan spesialisasi dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga pemimpin dapat memikirkan perkembangan perusahaan. Perlu diperhatikan bahwa asas tidak berlaku mutlak, tetapi sebagai pedoman untuk bertindak dan dalam penerapannya harus mempertimbangkan kebutuhan dan situasi. 4. Pedoman untuk Pendelegasian yang Efektif Delegasi akan mendapat kesempatan lebih baik untuk berhasil, bagi semua pihak yang terlibat, kalau mereka memeilih bekerja sama untuk membangun rasa saling percaya. Ini adalah salah satu situasi yang mana etika terlibat dalam aktivitas sehari-hari organisasi. Prasyarat :  Prasyarat paling mendasar untuk delegasi yang efektif adalah kesediaan manajer untuk memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk menyeleseikan tugas yang didelegasikan.  Prasyarat kedua untuk delegasi adalah komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan. Manajer mengetahui kemampuan karyawannya dapat lebih realistis memutuskan tugas mana yang dapat didelegasikan kepada siapa.  Prasyarat ketiga untuk delegasi adalah kemampuan manajer untuk menganalisis faktor-faktor seperti sasaran organisasi, persyaratan tugas dan kemampuan karyawan. Tugas dari Delegi Efektif : Prasyarat di atas semuanya penting untuk melaksanakan tugas pendelegasian secara efektif berikut ini : a. Putuskan tugas mana yang dapat didelegasikan. Banyak jenis perkerjaan yang dapat dan harus didelegasikan. Beberapa di antaranya adalah keputusan kecil dan pekerjaan sehari-hari yang terjadi berulang-ulang. Akan tetapi, biasanya penugasan dengan tuntutan berat dan menantang sering kali kekuasaan didelegasikan kepada karyawan dan akan bekerja banyak untuk mengembangkannya. b. Putuskan siapa yang akan mendapat penugasan. Siapa yang mempunyai waktu luang ? Apakah pekerjaan ini memerlukan kompetensi tertentu ? siapa yang cocok dan mendapat pengalaman pengembangan yang bermanfaat ? Manajer harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini ketika akan memutuskan siapa yang akan mendapat penugasan.
  • 16.  @Dhan_SheiA3 c. Siapkan sumber daya yang memadai untuk melaksanakan tugas yang didelegasika. Semua wewenang yang didelegasikan di dunia tidak akan membantu penerimaanya, bila dia tidak mempunyai sumber daya keuangan, staf, atau waktu untuk melakukan tugas tersebut. d. Delegasikan tugas tadi. Dalam mendelegasikan tugas, manajer yang efektif memberikan semua informasi yang relevan mengenai tugas tersebut. Sejauh mungkin mereka memberi gambaran hasil yang diharapkan, bukan metode yang harus digunakan. e. Bersiap untuk melakukan campur tangan, bila perlu. Tugas yang didelegasikan dapat terbengkalai bila sumber daya tidak memadai atau bila orang yang menerima delegasi melakukan tugas itu menghadapi penolakan dari orang lain. Kadang-kadang hal ini terjadi karena kekuasaan jenis lain berpengaruh. f. Tetapkan sistem umpan balik. Manajer yang mendelegasikan menetapkan sistem pemeriksaan dan umpan balik sehingga mereka akan tetap menerima laporan kemajuan dan dapat menawarkan saran atau “penyesuaian di tengah jalan” bila perlu. 5. Hambatan Terhadap Pendelegasian Yang Efektif Penyebab keengganan untuk mendelegasikan wewenang adalah : a. Perasaan tidak aman. Manajer enggan mengambil resiko untuk melimpahkan tugas atau mungkin takut kehilangan kekuasaan bila bawahannya terlalu baik melaksanakan tugas. b. Ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer bisa sangat tak teratur dalam membuat perencanaan ke depan. c. Ketidak percayaan kepada bawahan d. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas Penyebab keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang adalah a. Perasaan tidak aman bagi bawahan untuk menghindari tanggungjawab dan resiko. b. Bawahan takut dikritik atau dihukum karena membuat kesalahan. c. Bawahan tidak mendapat cukup rangsangan untuk beban tanggungjawab tambahan. d. Bawahan kurang peracaya diri dan merasa tertekan bila dilimpahi wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar
  • 17.  @Dhan_SheiA3 D. SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI 1. Pengertian Sentralisasi dan Desentralisasi “Centralization Mutlak atau Decentralization Secara Mutlak” dalam manajemen tidak dapat dilakukan, karena itu berarti manajemen telah rusak. Jadi, pengertian Centralization dan Decentralization authority adalah sebagai berikut :  Centralization Sentralisasi berarti sebagian besar wewenang/kekuasaan masih dipegang oleh manajer puncak (top manajer). Hanya sebagian kecil saja disebarkan ke seluruh struktur organisasi. Misalnya : 75% wewenang tetap dipegang oleh manajer puncak, 25% wewenang disebarkan ke seluruh struktur organisasi. Sentralisasi di sini bukan sentralisasi mutlak, tetapi relatif. Sentralisasi mutlak berarti seluruh wewenang (100%) tetap dipegang oleh manajer puncak. Tidak ada pendelegasian wewenang.  Decentralization Desentralisasi wewenang berarti sebagian kecil wewenang/kekuasaan dipegang oleh manajer puncak, sedangkan sebagian besar kekuasaan menyebar pada seluruh struktur organisasi. Desentralisasi di sini bukan desentralisasi mutlak, tetapi relatif. Misalnya : 25% wewenang dipegang oleh manajer puncak dan 75% wewenang disebarkan ke seluruh struktur organisasi. Pada desentralisasi mutlak, seluruh wewenang/kekuasaan disebarkan pada struktur organisasi, sedangkan manajer puncak tidak mempunyai wewenang untuk memerintah bawahannya. Kegiatan yang disentralisasi dan didesentralisasi Sentralisasi Desentralisasi Kegiatan keuangan Kegiatan produksi Kegiatan kepegawaian Kegiatan penjualan Kegiatan statistik dan pengolahan data - Kegiatan pemeliharaan peralatan - Kegiatan pengangkutan dan logistic -
  • 18.  @Dhan_SheiA3 2. Faktor – faktor yang menentukan Sentralisasi atau Desentralisasi Faktor-faktor yang menentukan tingkat delegasi wewenang apakah sentralisasi atau desentralisasi, adalah : 1) Costliness of decession atau mahalnya keputusan 2) Uniform of policies atau keseragaman kebijaksanaan 3) Business dynamics atau kemajuan perusahaan 4) History of business atau sejarah perusahaan 5) Desire of independence atau keinginan untuk bebas 6) Availability of managers 7) Control technique atau teknik pengendalian 8) Environmental influences atau pengaruh lingkungan Secara terperinci kedelapan faktor yang menentukan tingkat delegasi wewenang diuraikan dibawah ini : 1) Costliness of decession Keputusan-keputusan yang mahal biasanya akan diputuskan oleh manajer puncak dan manajer-manajer tingkat atas, maka dalam hal ini terjadi sentralisasi. Misalnya : untuk meminjam uang dari bank yang jumlahnya cukup besar dengan menjaminkan kekayaan perusahaan. 2) Uniform of policies Jika kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan hendak diseragamkan maka harus ditetapkan secara sentral. 3) Business dynamics Jika menginginkan perusahaan maju dan berkembang, maka harus disertai dengan kebebasan bawahan untuk mengembangkan diri sehingga terjadi desentralisasi. 4) History of business Tergantung pada tumbuh dan berdirinya perusahaan. Bila perusahaan pada waktu didirikan berbentuk Perusahaan Perseoranga, maka segala kegiatan cenderung untuk dilakukan sendiri. Bila pada saat perusahaan berkembang, menurut pemilik perkembangan perusahaan ini disebabkan pleh cara manajemen yang telah dilaksanakan pada waktu perusahaan tersebut berbentuk perusahaan perseorangan, maka dalam hal ini dilakukan sentralisasi tetapi bila pada waktu didirikan bentuk CV/FA maka cenderung dilakukan desentralisasi.
  • 19.  @Dhan_SheiA3 5) Desire of independence Jika menajer ingin memiliki kebebasan atau tidak tergantung pada orang lain, maka akan dilakukan desentralisasi. 6) Availability of managers Bila manajer yang terampil jumlahnyasedikit, maka akan terjadi sentralisasi, dan bila manajer yang terampil jumlahnya banyak maka akan terjadi desentralisasi. 7) Control technique Bila cara pengawasan baik, alat pengawasan lengkap maka akan cenderung terjadi desentralisasi demikian pulasebaliknya. 8) Environmental Bila pengaruh lingkungan banyak yang perlu ditafsirkan secara intensif maka penafsiran-penafsiran ini tidak akan diserahkan kepada manajer madya/manajer lini pertama, tetapi akan dilakukan secara intensif oleh para manajer tingkat atas. Maka akan dilakukan sentralisasi. Misalnya : bila ada peraturan perburuhan dari pemerintah yang harus dilaksanakan oleh perusahaan.
  • 20.  @Dhan_SheiA3 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pendelegasian wewenang atau delegation of authority merupakan proses pembagian kerja, pengelompokan tugas seorang manajer sedmikian rupa, sehingga akhirnya manajer hanya mengerjakan bagian perkerjaan yang tidak dapat diserahkan kepada para bawahannya, berhubung posisinya dalam organisasi. Dengan pendelegasian ini, maka bawahan akan mempunyai wewenang untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Mendelegasikan berarti memaksimalkan efektivitas karyawan, mempercepat pengambilan keputusan, dan dapat membuat keputusan yang lebih baik. Wewenang merupakan alat untuk bertindak, sedangkan delegasi wewenang merupakan kunci dinamika organisasi. Koontz mengatakan : delegation of authority is the key of organization. Manfaat Pendelegasian Wewenang 1. Manajer memiliki banyak kesempatan untuk mencari dan menerima peningkatan tanggungjawab dari tingkatan manajer yang tinggi 2. Memberikan keputusan yang lebih baik 3. Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan keputusan 4. Melatih bawahan memikul tanggungjawab, melakukan penilaian dan meningkatkan keyakinan diri serta kesediaan untuk berinisiatif
  • 21.  @Dhan_SheiA3 DAFTAR PUSTAKA James A. F. Stoner, R. Edward Freeman, Daniel R. Gilbert, Jr. “Manajemen” Jilid II © 1996 Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd. ( Edisi Indonesia ) HASIBUAN, Malayu S.P. Manajemen: dasar, pengertian dan masalah Cet 8. Jakarta: Haji Masagung, 1993 Harold Koontz, Cyril O’Dinnel, dan Heinz Weirich, “Manajemen” Jilid 1, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, 1992 www.google.com http://www.slideshare.net/dhanshei http://www.scribd.com/dhanshei www.dhanshei.blogspot.com Dhan_di@rocketmail.com Dhansheig@gmail.com