SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 61
PERAN PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH (PAM)
DALAM MEMBANTU KELANGSUNGAN PENDIDIKAN
A N A K Y A T I M D A N A N A K T E R L A N T A R
DI DESA BATUYANG KECAMATAN PRINGGABAYA
LOMBOK TIMUR NTB
SKRIPSI
Oleh :
HUSMIATI
NIM: 2007.4.103.0001.0896
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
(STIT) NURUL HAKIM KEDIRI
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2008
ii
Skripsi oleh Husmiati
Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji
Disetujui pada tanggal 15 Oktober 2008
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. MUHAMMAD SA’I, MA Drs. MAHLIL
iii
NOTA DINAS
Kediri, …………………………..
Hal : Munaqasah Skripsi
Kepada
Yth. Kedua STIT Nurul Hakim
di-
Kediri Lombok Barat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai dengan petunjuk, maka
kami berpendapat bahwa skripsi saudara :
Nama : HUSMIATI
NPM :
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : PAI
Judul : Peran Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Dalam
Membantu Kelangsungan Pendidikan Anak Yatim
dan Anak Terlantar di Desa Batuyang Kecamatan
Pringgabaya Lombok Timur NTB.
Harapan kami kiranya dalam waktu yang telah ditentukan yang
bersangkutan dapat dipanggil untuk ujian skripsi. Sekian dan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. MUHAMMAD SA’I, MA Drs. MAHLIL
iv
v
MOTTO
“……. Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang mereka anak-
anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar (An-
Nisa: 9)”
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada
kedua orangtuaku yang telah
mencurahkan segala pengorbanan
dengan penuh perhatian, kasih sayang
dan keikhlasan serta dengan iringan
do’a yang senantiasa beliau panjatkan.
Dan skripsiku ini juga
kupersembahkan untuk anakku dan
saudara-saudara, serta teman-teman
yang aku cintai, terimakasih atas
segala bantuan dan do’anya, baik
secara moral ataupun materi sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berakt rahmat, taufik hidayah-Nya lah
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta
seluruh keluarga dan sahabat yang senantiasa membantu perjuangan beliau dalam
menegakkan agama di muka bumi ini. Penulisan skripsi yang berjudul “PERANNA
PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH (PAM) DALAM MEMBANTU
KELANGSUNGAN PENDIDIKAN ANAK YATIM DAN ANAK TERLANTAR
DI DESA BATUYANG KECAMATAN PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR”
dapat penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana S.Pdi
di STIT Nurul Hakim Kediri Lombok Barat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya emmbangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan terselesaikannya penulisan
skripsi ini penulis menghaturkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. Sa’i dan Drs. Mahlil selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi.
2. Bapak Drs. Rusmianto, MA selaku Ketua STIT Nurul Hakim Kediri Lomobk
Barat.
3. Dan kepada semua teman-teman yang telah ikut serta dalam membantu
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Akhir kata penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, mudah-mudahan apa yang telah
diberikan dapat menjadi amal ibadah dan diridhoi oleh Allah SWT, karena hakikat
kebenaran hanya milik-Nya.
Pohgading, 15 Oktober 2008
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................ii
HALAMAN MOTTO.................................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Fokus Penelitian............................................................................................... 4
C. Lokasi Penelitian.............................................................................................. 6
D. Kajian Pustaka.................................................................................................. 7
1. Pengertian Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM)..................................... 7
2. Faktor yang Menyebabkan Adanya Anak-Anak Yatim yang Hidupnya
Terlantar..................................................................................................... 9
3. Upaya untuk Menanggulangi Adanya Anak Terlantar ........................... 11
BAB II METODE PENELITIAN.............................................................................. 15
A. Pendekatan Penelitian .................................................................................... 15
B. Kehadiran Peneliti.......................................................................................... 17
C. Sumber Data................................................................................................... 17
D. Proses Pengumpulan Data.............................................................................. 18
1. Metode observasi ..................................................................................... 18
2. Metode Interview ..................................................................................... 19
3. Metode Dokumentasi ............................................................................... 20
E. Analisis Data.................................................................................................. 21
F. Keabsahan Data.............................................................................................. 22
ix
BAB III PAPARAN DATA TEMUAN PENELITIAN ............................................ 24
A. Gambaran Umum Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM)............................. 24
1. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Muhammadiyah.................................. 24
2. Keadaan Pembina Panti Asuhan Muhammadiyah ................................... 27
3. Sumber Dana dan Biaya........................................................................... 29
4. Sarana dan Prasarana................................................................................ 29
5. Struktur Organisasi .................................................................................. 29
B. Program Panti Asuhan Dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan
Bagi Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang Kecamatan
Pringgabaya Lombok Timur .......................................................................... 31
C. Kendala-Kendala yang Dihadapi Panti Asuhan dalam Membantu
Kelangsungan Pendidikan Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa
Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur....................................... 34
D. Upaya-Upaya Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam Membantu
Kelangsungan Pendidikan Bagi Anak Yatim dan Anak Terlantar................. 37
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................... 40
A. Program Panti Asuhan (PAM) Dalam Membantu Kelangsungan
Pendidikan Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang ................... 40
B. Kendala-Kendala yang Dihadapi Panti Asuhan Muhammadiyah di
Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.............................. 42
C. Upaya-Upaya yang Dilakukan Dalam Membantu Kelangsungan
Pendidikan Bagi Anak-Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa
Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur....................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 48
A. Kesimpulan ................................................................................................... 48
B. Saran............................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita semua tahu bahwa manusia dilahirkan ke dunia untuk dididik,
manusia didik adalah makhluk Tuhan yang ada dalam proses pertumbuhan
rohaniah dan jasmaniah yang memerlukan bimbingan dan pengarahan melalui
proses pendidikan. Anak sebagai generasi penerus adalah pewaris cita-cita
perjuangan bangsa yang merupakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sementara itu kita semua tahu bahwa anak-anak mempunyai hak dan kebutuhan
hidup yang perlu dan harus dipenuhi yaitu hak kebutuhan makanan, gizi,
kesehatan bermain, kebutuhan emosional, kebutuhan spiritual dan moral.
Dalam sebuah pendidikan juga perlu dilakukan proses belajar-mengajar,
sementara itu pemerintah sudah menegaskan untuk wajib belajar bagi anak usia
dini, setidaknya memperoleh pendidikan dasar sampai tamat atau yang biasa juga
disebut dengan wajib belajar sembilan tahun. Akan tetapi karena krisis ekonomi
yang melanda negara kita menyebabkan banyaknya anak-anak yang ekonominya
kurang akhirnya putus sekolah, bahkan tidak sekolah sama sekali, terlebih lagi
bagi anak-anak terlantar yang hidupnya di jalanan, anak-anak yatim dan anak
yang kurang mampu. Bahkan pada usia mereka yang masih amat sangat muda
sekali, mereka harus bekerja, memeras keringat, serta melawan panasnya
matahari dan kejamnya dunia luar hanya untuk mendapatkan selsuap nasi
sehingga mereka tak ada waktu untuk belajar ataupun bersekolah.
2
Bagi mereka anak-anak yatim dan anak terlantar serta anak yang kurang
mampu ekonominya, hidup adalah perjuangan melawan kemiskinan untuk
mempertahankan hidup dan bisa memperoleh keempat dasar yang sesungguhnya
harus ada pada diri mereka sejak dilahirkan yaitu:
1. Kasih sayang
2. Perlindungan
3. Pendidikan, dan
4. Hak-hak mereka yang lainnya.
Dengan keadaan mereka yang lemah dan fakir, maka negara kita wajib
menyediakan dan menjamin pendidikan mereka serta mengurus dan
memlindunginya sehingga dengan demikian mereka akan terhindar dari
keberutalan, kerusakan moral, kemiskinan dan ketidakpedulian.
Secara moral pemerintah juga telah mengambil sikap yang jelas terhadap
persoalan ini. Hal ini jelas disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, yakni
masalah hak warga negara dalam kelayakan hidup merupakan sub yang dapat
perhatian serius, sebagaimana yang termaktub di dalam pasal 31, ayat 1 UUD
1945 yang berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”.
Sedangkan bagi warga negara yang tergolong fakir miskin dipelihara oleh negara,
hal ini juga dijelaskan dalam pasal 34 UUD 1945 yang berbunyi “Fakir miskin
dan anak terlantar dipelihara oleh Negara” (UUD 1945, 1999: 9-10)
Untuk merealisasikan isi dari UUD 1945, sebagaimana yang telah
diuraikan di atas, pemerintah menyalurkan bantuan-bantuan sosial melalui Panti
Asuhan, panti jompo, gerakan orang tua asuh, dan yang lainnya, yang berupa
3
bantuan secara cuma-cuma untuk kesejahteraan hidup bagi warga negara yang
kurang mampu. Sehingga seudah menjadi tanggung jawab kita terhadap generasi
yang akan datang sebagaimana firman Allah SWT dalam lsurat An-Nisa ayat: 9,
yang artinya:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang meninggalkan
mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatirkan akan
kesejahteraan mereka, oleh karena itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah SWT, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar” (Depag RI, 1993: 176)
Takut di sini merupakan adanya rasa tanggung jawab kita terhadap
generasi penerus yang akan datang. Islam merupakan syari’at Allah bagi
manusia, sedangkan bekal bagi syari’at adalah manusia harus beribadah. Agar
manusia mampu memikul dan merealisasikan amanat besar itu, syari’at itu
membutuhkan pengalaman, pembinaan, dan pengembangan. Pembinaan dan
pengembangan itulah yang dimaksudkan dengan pendidikan Islam.
Melalui pendidikan Islam kita dapat menyelamatkan manusia dari
penindasan dan pencampakan sistem materalisme. Lewat orang tua mereka, kita
dapat menyelamatkan anak-anak yang kelaparan, kehinaan, ataupun yang dilanda
bencana. Sedangkan bagi anak jalanan dan anak-anak terlantar mereka akan
berlapang dada menerima apa yang ada dari jerih payah yang dilakukan di jalan-
jalan supaya bisa mengenyam pendidikan dan untuk mendapatkan sesuap nasi,
jika dibandingkan dengan anak-anak yang serba berkecukupan, baik dari segi
pendidikan maupun kebutuhan yang lainnya dapat terpenuhi, lain halnya dengan
mereka anak-anak yang hidup di jalanan dia akan merasa bangga dengan hasil
keringatnya sendiri.
4
Akhirnya berdirilah sebuah yayasan sebagai tempat penampungan anak-
anak yatim, anak jalanan, dan anak-anak yang terlantar seta anak-anak yang
kurang mampu yang dulunya hanya memberikan penampungan saja, akan tetapi
karena banyaknya anak-anak yatim dan anak-anak terlantar tidak mendapatkan
pendidikan, maka selain dari pemerintah, berbagai lembaga swasta seperti LSM,
organisasi sosial kemasyarakatan juga berupaya dan berusaha menanggulangi
masalah tersebut.
Namun dalam menangani dan membina anak-anak terlantar dan anak
jalanan bukanlah pekerjaan yang mudah dan sederhana seperti membina anak-
anak di sekolah (siswa-siswi) pada umumnya, kita harus siap mental karena
anak-anak yang akan dibina mempunyai latar belakang dan karakteristik yang
berbeda.
Hal inilah yang menarik penulis luntuk menjadikan Panti Asuhan
Muhammadiyah sebagai obyek dalam penelitian guna menyusun skripsi yang
berjudul “PERANAN PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH DALAM
MEMBANTU KELANGSUNGAN PENDIDIKAN ANAK YATIM DAN
ANAK TERLANTAR DI DESA BATUYANG KECAMATAN
PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR”.
B. Fokus Penelitian
1. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
5
a. Program yang dilakukan Panti Asuhan Muhammadiyah dalam membantu
kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar di Desa
Batuyang kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.
b. Kendala apa saja yang dihadapi Panti Asuhan Muhammadiyah dalam
membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar di
Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.
c. Upaya-upaya yang dilakukan Panti Asuhan dalam membantu
kelangsungan pendidkan bagi anak yatim dan anak terlantar di Desa
Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.
2. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Ingin mengetahui program Panti Asuhan Muhammadiyah dalam
membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar di
Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.
b. Ingin mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi panti dalam
membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar di
Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.
c. Ingin mengetahui upaya-upaya yang dilakukan PAM dalam membantu
kelangsungan pendidikan anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan
Pringgabaya Lombok Timur.
6
3. Kegunaan Penelitian
Di dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa kegunaan yang
dihadapkan antara lain sebagai berikut :
a. Secara teoritis, penelitain ini diharapkan akan memberikan sejumlah
pengetahuan dan informasi yang berkenaan dengan peranan Panti Asuhan
Muhammadiyah dalam membantu kelangsungan pendidikan anak jalanan
di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.
b. Secara praktis, penelitian ini diharpakan sebagai masukan bagi
masyarakat pada umumnya dan lembaga-lembaga sosial pemerintah
khususnya dalam memberikan arahan dan pembinaan yang lebih konkret
terhadap persoalan kesejahteraan anak.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi yang penulis jadikan sebagai tempat penelitian Panti Asuhan
Muhammadiyah, Jln. Raya Labuhan Lombok, Desa Batuyang Kecamatan
Pringgabaya Lombok Timur. Adapun alasan-alasan penulis memilih Panti
Asuhan Muhammadiyah (PAM) sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
1. Panti Asuhan Muhammadiyah merupakan lembaga yang paling awal berdiri
di Desa Batuyang sebagai lembaga yang memperhatikan permasalahan anak-
anak secara serius.
2. Panti Asuhan Muhammadiyah juga merupakan sebuah swadaya lembaga
yang konkret terhadap permasalahan anak.
3. Panti Asuhan Muhammadiyah juga tidak terlalu jauh.
7
D. Kajian Pustaka
1. Pengertian Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM)
Panti Asuhan meruapkan sebuah lembaga sosial untuk menampung
anak-anak yatim, anak terlantar yang hidupnya tidak terurus dan tinggal di
jalanan sebagai tempat untuk mengembangkan segala potensi yang
dimilikinya, dan supaya mereka terpenuhi kebutuhannya baik fisik, rohani
dan sosialnya.
Dengan demikian, jelaslah di dalam Panti Asuhan Muhammadiyah
tidak hanya melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap potensi yang
dimiliki oleh anak-anak tersebut, namun yang lebih penting adalah
mengumpulkan mereka untuk diberikan hak hidup secara wajar sebagai
warga negara yang sudah merdeka.
“Anak-anak terlantar yang hdiupnya di jalanan adalah rata-rata anak
usia dini yang usianya berkisar 6-18 tahun yang menggunakan sebagian besar
waktunya di jalanan sebagai pekerja, apakah mereka masih ada kelaurga atau
tidak kita tidak ada yang tahu” (Depsos RI, 1998: 1).
Pada hakekatnya anak yatim dan anak terlantar yang hidup di jalanan
adalah sekelompok anak yang menjadi korban sistem pembangunan yang
belum berprinsip pada “kepentingan terbaik buat anak”.
Adapun kriteria anak yatim dan anak terlantar yang hidupnya di
jalanan antara lain :
a. Berusia sekitar 6-15 tahun
b. Laki-laki maupun perempuan
8
c. Masih sekolah dan putus sekolah
d. Tinggal dengan orang tua atua tidak
e. Mempunyai aktivitas di jalanan ataupun tidak, yang aktivitasnya seperti
berjualan asongan, jual koran, bahkan jadi buruh, dan masih banyak jenis
pekerjaan yang lainnya (Depsos RI, 1993: 3).
Kriteria umum tersebut tercakup dalam kategori sebagai berikut:
a. Anak-anak yatim dan anak terlantar yang hidupnya di jalanan, yakni anak
yang sudah putus hubungan dengan orang tuanya dan tidak sekolah
terlebih bagi mereka yang anak yatim yang keluarganya tidak mampu.
b. Anak yatim bekerja di jalanan, yakni anak-anak yang berhubungan tidak
teratur dengan orang tuanya, baik yang masih sekolah maupun yang tidak
sekolah.
c. Anak-anak yang walaupun tinggal sama orang tuanya namun sudah
mencari nafkah di jalanan yang bukan tidak mungkin mereka akan putus
sekolah.
Sedangkan ciri-ciri fisik dan psikisnya antara lain sebagai berikut:
a. Penampilan kusam tak karuan
b. Beraktivitas di jalanan
c. Tingkat kemandiriannya tinggi
d. Kreatif dan banyak akal
e. Tidak mudah tersinggung
f. Terbuka dalam berpendapat
g. Berani menentang
9
h. Serius dalam mengerjakan sesuatu, dan
i. Polos dalam bersikap
2. Faktor yang Menyebabkan Adanya Anak-Anak Yatim yang Hidupnya
Terlantar
Baik di kota maupun di desa yang namanya anak terlantar hidup di
jalanan pasti ada namun faktornyalah yang berbeda, adapun faktor
pendorongnya lebih disebabkan pada masalah kebutuhan keluarga, dan
ekonomi yang kian hari harganya makin tinggi dan sulit dijangkau oleh
mereka yang kurang mampu. Bila ditinjau lebih jauh ada beberapa faktor
pendorong sehingga anak-anak terjerumus dlama kehidupan di jalanan dan
menjadi gelandangan seolah-olahh tidak mempunyai orang tua dan keluarga
sama sekali yang mereka harapkan bisa memberikan perhatian dan kasih
sayang buat mereka. Akibatnya anak tersebut hidup di jalanan yang
disebabkan oleh adanya faktor intern (dalam diri anak) dan faktor ekstern
(dari lingkungan, keluarga dan orang tua).
a. Faktor intern
Dari pribadi anak itu sendiri:
1) Cacat lahir/yang bersifat biologis atau psikis.
2) Pembawan/bakat yang negatif serta sukar untuk diarahkan, sukar
dikendalikan secara wajar.
3) Pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan
anak-anak.
4) Kurang dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan.
10
5) Pengendalian diri kurang terhadap hal-hal negatif.
6) Tidak mempunyai kegemaran dan hoby yang sehat sehingga anak
mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif.
b. Faktor ekstern
Dari lingkungan, orang tua dan keluarga:
1) Rasa kasih sayang yang tidak merata terhadap anak-anak.
2) Kelahiran anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya.
3) Ketidak harmonisan orang tua yang menyebabkan anak-anaknya tidak
terbina.
4) Kurang mengetahui tentang cara-cara mendidik anak yang baik.
5) Kurangnya contoh teladan yag nbaik dari orang tua.
6) Kurang memberikan dasar agama, mental, budi pekerti, serta disiplin
dan tanggung jawab dari orang tua.
Adapun sebab-sebab terpenting penyimpangan anak dan
penyembuhannya yang terampuh menurut syiar Islam agar mereka berada
pada jalan petunjuk dalam mendidik dan mengemban tanggung jawab adalah
sebagai berikut:
a. Kefakiran yang menaungi sebagian rumah
Sebagaimana telah diketahui, ketika seorang anak kecil tidak mendapati
makanan dan pakaian di rumahnya dan bagi mereka yang orang tuanya
tidak mampu memenuhi kebutuhannya itu, maka anak itu tidak akan ragu
untuk meninggalkan rumah untuk mencari rizki dengan maksud
memenuhi kebutuhan tersebut.
11
b. Adanya perselisihan dan konflik antara ibu dan bapak
Diantara faktor-faktor dasar yang mengakibatkan penyimpangan anak
ialah terjadinya konflik dan perselisihan antara ibu dan bapak setiap kali
bertemu. Setiap kali anak di rumah yang mereka lihat adalah permusuhan
di depan mata sehingga tanpa berpikir panjangpun anak tersebut akan
langsung meninggalkan rumah mencari teman bergaul dan bermain untuk
menghilangkan permasalahan yang ada dalam keluarganya. Sedangkan
kita ketahui bahwa Islam dengan prinsip-prinsipnya yang amat bijaksana
dan abadi telah merumuskan bagi para pelamar cara yang benar dalam
memilih calon istri begitu juga dengan para wali perempuan telah
dijelaskan cara terbaik dalam memilih menantu laki-laki.
c. Perceraian yang dialami orang tua
Kurangnya perhatian dari orang tua yang biasanya akan membawa
penyimpangan-penyimpangan yang fatal bagi anak akibat dari perpisahan
orang tua mereka.
Itulah beberapa faktor utama yang biasanya menyebabkan anak
menjadi terlantar. Dengan demikian alangkah mulianya para pendidik untuk
berjalan di atas garis-garis Islam dalam mendidik anak, mengatasi
penyimpangan, meluruskan tingkah laku, dan memperbaiki jiwa mereka dan
menanamkan ahlak yang baik.
3. Upaya untuk Menanggulangi Adanya Anak Terlantar
Untuk menghindari membengkaknya problem yang dihadapi anak-
anak dan remaja, maka perlu diadakan pencegahan yang terarah, begitu juga
12
dalam hal menanggulangi adanya anak-anak terlantar, maka dilakukan
beberapa tindakan antara lain:
a. Tindakan Preventif
Usaha-usaha yang sifatnya preventif adalah usaha yang dapat dilakukan
melalui pendidikan formal (masyarakat):
1) Pembinaan pendidikan dalam keluarga (informal)
a) Menghindari perselisihan dalam keluarga.
b) Menanamkan pendidikan agama (ahlak dan ibadah) yang sesuai
dengan tingkat perkembangan anak.
c) Memelihara hubungan dan kasih sayang yang adil dan merata,
antara sesama dalam keluarga.
d) Memberikan program yang bermanfaat bagi anak sesuai dengan
umur mereka.
e) Memberiakan peranan dan tanggung jawab di antara para anggota
keluarga.
2) Pembinaan pendidikan di sekolah (formal)
Pendidikan di sekolah adalah salah satu pendidikan yag nsangat
penting bagi anak, karena pendidikan di sekolah mempunyai peran
dalam membantu pembinaan sikap, mental, pengetahuan dan
keterampilan anak. Sasaran pembinaan ini adalah tumbuhnya remaja-
remaja yang dinamis, kritis dalam berpikir dan bertindak, keadaan ini
akan memperkecil frekuensi terjadinya penyimpangan. Usaha
pendekatannya antara lain:
13
a) Mengintensifkan pelajarna pendidikan agama.
b) Mengadakan pembenahan dan pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan.
c) Penerapan metode belajar-mengajar yang efektif, menarik minat
dan perhatian anak, sehingga anak akan belajar lebih aktif.
d) Mendapatkan pengawasan dan disiplin terhadap tata tertib
sekolah.
e) Mengadakan identifikasi dan disiplin bimbingan bakat, minat,
kemampuan dan penyaluran.
3) Pembinaan pendidikan non formal (masyarakat)
Masyarakat daalah tempat pendidikan yang ketiga setelah pendidikan
rumah tangga dan sekolah. Pembinaan-pembinaan pendidikan
kemasyarakan dimaksudkan untuk mengisi waktu senggang dengan
mengadakan kegiatan yang bermanfaat. Hal itu dapat dilakukan
dengan jalan meningkatkan pendidikan kepramukaan, penyuluhan
mental, agama, pendidikan keterampilan, pendidikan olahraga, usaha
perluasan perpustakaan, palang merah remaja, karang taruna, remaja
masjid, dan usaha-usaha lainnya (Sahilun A, Nasir, 199: 90-94).
b. Tindakan represif
Tindakan ini diartikan, tindakan secara hukum yang ditujukan kepada
naak yang melakukan kenakalan yang melanggar hukum atau orang yang
membantunya yang menjadikan anak tersebut melanggar hukum.
14
c. Tindakan kuratif
Tindakan secara kuratif dan rehabilitasi, yaitu setelah usaha dan tindakan
yang lain dilaksanakan, tindakan ini merupakan pembinaan khusus untuk
memecahkan dan menanggulangi problem kenakalan remaja.
15
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuratif yang tidak menggunakan angka-angka statistik, akan tetapi menggunakan
pemahaman-pemahaman yang didapatkan, dilahirkan dari satu cara berpikir yang
induktif.
Pendekatan kuratif ini biasanya menggunakan teknik analisa mendalam
yaitu menguji masalah kasus perkasus, karena pendekatan kualitatif merupakan
sifat masalah yang satu dan yang lainnya berbeda, dengan demikian yang
dihasilkan dari pendekatan ini bukan generalisasi tetapi pemahaman secara
mendalam terhadap suatu masalah.
Kirk dan Min mendefinisikan bahwa “Kualitatif adalah tradisi tertentu
dalam suatu ilmu pengetahuan yang secara fundamenatal bergantung pada
pengamatan manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-
orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya” (Moleong, 2000: 3).
Sejalan dengan pendapat tersebut, Badan dan Taylor dalam Moleong
berpendapat bahwa “Pendekatan kualitatif sebagai proseudr penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, tulisan atau lisan dari orang-orang
di sekitarnya” (Moleong, 2000: 3).
“Penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis, obyektivitas,
sistematik dan sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi, sebab
16
hakekat dari suatu fenomena atau gejala penelitian kualitatif adalah totalitas atau
gestalt” (Margono, 2000: 36)
Alasan mengenai dilakukannya penelitian kualitatif adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang.
2. Untuk menanggulangi kecendrungan menggali data empiris dengan tujuan
membuktikan kebenaran hipotesis akibat dari adanya hipotesis yang disusun
sebelumnya.
3. Untuk menanggulangi kecendrungan pembatasan variabel yang sebelumnya,
seperti dalam penelitian kualitatif karena permasalahan dalam variabel dalam
masalah sosial sangat kompleks.
4. Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar dalam penelitian kualitatif
yang menggunakan pengakuan enumirasi (perhitungan) empiris, padahal ini
sebenarnya berada dalam konsep yang timbul dari data (Margono, 2002: 37).
Dalam melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif
terdiri dari empat langkah yaitu:
1. Merumuskan fokus penelitian.
2. Menyusun kerangka kerja teoritis, yaitu kerangka kerja yang digunakan
dalam memandu peneliti dalam mengumpulkan data.
3. Melaksanakan penelitian untuk mengumpulkan data.
4. Menganlaisa data yaitu membuat data yang diperoleh di lapangan dapat
dimengerti, sehingga penemuan yang dihasilkan tersebut dapat
dikomunikasikan ke orang lain.
17
B. Kehadiran Peneliti
“Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan merupakan
suatu keharusan dimana peneliti sebagai instrumen penelitian karena ia
merupakan segalanya dalam keseluruhan proses penelitian” (Moleong, 2000:
121)
Kehadiran peneliti di lapangan sangat penting dan berfungsi sebagai
instrumen, sekaligus sebagai pengumpul data dari obyek yang diteliti. Juga untuk
menambah pengetahuan dan wawasa.
Sebelum terjun ke lokasi penelitian, peneliti terlebih dulu memenuhi
beberapa prosedur, yakni:
1. Menyusun proposal penelitian yang dimabil dari skripsi yang sudah disusun
oleh peneliti.
2. Mendapatkan rekomendasi surat izin dari kampus.
C. Sumber Data
“Sumber data merupakan obyek dari mana data diperoleh” (Suharsimi
Arikunto, 1997: 114). Adapun jensi-jenis data yang akan dikumpulkan dari
responden adalah berupa kata-kata tertulis atau lisan serta catatan-catatan.
Sehubungan dengan hal ini data atau informasi tersebut dapat diperoleh dari
responden sebagai berikut:
1. Ketua atau koordinasi umum Panti Asuhan Muhammadiyah.
2. Koordinator informasi dan dokumentasi panti.
3. Orang tua dari anak yatim dan anak terlantar (yang ada)
4. Orang-orang yang berhubungan dengan panti.
18
5. Tokoh agama/tokoh masyarakat.
Dalam penelitian kualitatif, sampling bukan untuk melakukan
generalisasi terhadap penelitian yang besar, tetapi untuk mendapatkan informasi
yang sebanyak-banyaknya, dan yang ditekankan pada penelitian kualtiatif
ditemukannya esensi persoalan yang diteliti, bukan banyaknya sampel. Untuk
mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
purposive sample dimana sampel diambil bukan tergantung dari besar kecilnya
populasi melainkan disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Dalam sampel purposive ini, peneliti cenderung memilih responden yang
dianggap dapat dipercaya untuk menjadi sumber data serta mengetahui masalah
secara mendalam, dengan demikian penetapan responden bukan ditentukan oleh
pemikiran representatif terhadap kualitas populasinya melainkan informasi yang
diperlukan.
D. Proses Pengumpulan Data
“Pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu
penelitian bahkan, merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti.
Pengumpulan tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan
penelitian” (Nazir, 1988: 211).
Adapun metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data yang
terkait dengan pokok bahasan dalam skripsi ini adalah metode observasi,
interview, dan dokumentasi.
1. Metode Observasi
“Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai
pengamatan, penataan dengan sistematis fenomena yang diselidiki.
19
Sedangkan arti luas observasi biasa dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung, misalnya melalui tes dan quesioner” (Sutrisno Hadi, 2000: 136).
“Observasi juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian”
(Margono, 2000: 158).
Lebih lanjutnya yang dikatakan sebagai obsevasi partisipasn adalah,
dimana peneliti turut mengambil bagian dari kelompok, di tengah-tengah
kehidupan subjek penelitian. Dalam metode pengumpulan data melalui
observasi ini, peneliti mencatat apa yang dilihat, sehingga peneliti dapat
mengenal situasi dengan baik dan mengetahui peran panti asuhan dalam
membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak-anak yang
terlantar.
2. Metode Interview
“Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan kedua pihak, yaitu pewawancara dan yang diwawancarai”
(Moleong, 2000: 135).
“Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan” (Cholid Narbuko, dkk, 1999: 83).
Dalam hal ini penulis menggunakan interview bebas terpimpin,
karena wawancara yang peneliti lakukan bukanlah pekerjaan yang mudah,
20
dalam hal ini penulis sebagai pewawancara harus dapat menciptakan suasana
yang santai, serius dan dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang :
a. Upaya panti asuhan dalam membina kelangsungan pendidikan bagi anak-
anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya
Lombok Timur.
b. Program Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam membantu
kelangsungan pendidikan anak yatim dan anak terlantar yang bisa
diperoleh dari Panti Asuhan ini.
c. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Panti Asuhan dalam membantu
kelangsungan pendidikan bagi anak-anak yatim dan anak terlantar di Desa
Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.
Untuk memperoleh hasil wawancara yang valid dan jelas, peneliti
langsung melakukan interview dengan koordinasi umum panti asuhan,
koordinasi issu anak jalanan, dan koordinator informasi dan dokumentasi.
3. Metode Dokumentasi
“Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis, berdasarkan hal ini metode dokumentasi adalah metode yang
digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
buku-buku, majalah, catatan harian dan yang lainnya” (Suharsimi Arikunto,
1998: 149).
Peneliti mengunakan metode ini untuk mengumpulkan data dalam
penyelidikan atau penelitian yang berbentuk dokumen-dokumen untuk
21
memperoleh berbagai keterangan atau informasi yang diperoleh, termasuk
catatan-catatan penting pelaksanaan peranan panti asuhan dalam membantu
kelangsungan pendidikan anak yatim dan anak terlantar, jumlah anak yatim,
jumlah anak terlantar, letak geografisnya, dan program yang dilakukan Panti
Asuhan Muhammadiyah (PAM). Selanjutnya melalui metode ini diharapkan
dapat memperoleh data-data pokok mengenai peranan Panti Asuhan dalam
membantu kelangsungan pendidikan anak yatim dan anak jalanan di Desa
Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.
E. Analisis Data
Analisis data menurut Patton (1998) adalah “Proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori satuan uraian dasar”
(Moleong, 2000: 12).
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya
adalah menganalisis data meliputi tiga langkah yaitu:
1. Persiapan, dalam bentuk pengecekan nama-nama, kelengkapan data, macam-
macam isian data.
2. Tabulasi data berupa memberi skor, memberi kode, dan mengubah jenis data.
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan
(Suharsimi Arikunto, 1998: 240-244).
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai unsur, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah dituliskan dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan
sebagainya.
22
Analisa data bertujuan untuk mengkategorisasikan data yang diperoleh di
lapangan, dokumen-dokumen peneliti, dan sebagainya. Pengorganisasian dan
pengolahan data bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang
akhirnya diangkat sebagai teori substansif.
Karena keseluruhan langkah dalam kegiatan penelitian ini merupakan
proses yang berjalan secara serentak, maka teoritis analisis data dari
pengumpulan data dilakukan secara berulang-ulang dan dilanjutkan setelah
pengumpulan data selesai.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan analisa data secara
induktif, yaitu analisa data berangkat dari kasus atau peristiwa yang bersifat
khusus, kemudian melakukan generalisasi dengan mengambil kesimpulan yang
bersifat umum.
F. Keabsahan Data
Untuk mendapatkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan
keabsahan data. Hal ini dimaksudkan agar data atau informasi yang masih
dikumpulkan mendangung nilai kebenaran.
Untuk mendapatkan kevalidan dan keabasahan data ini, menggunakan
pendapat yang diajukan oleh Lincoln dan Guba dalam hal pencapaian tujuan
kredibilitas data mengatakan sebagai berikut:
“1) perpanjangan keikutsertaan, 2) ketekunan pengamatan, 3) triangulasi,
4) pemeriksaan sejawat melalui diskusi, 5) analisa kasus negatif, 6) kecukupan
referensi, 7) pengecekan anggota, 8) uraian rinci, 9) auditing” (Moleong, 2000:
175-183).
23
Dari kesembilan kriteria dan teknik pemeriksaan data di atas, penulis
hanya menggunakan empat teknik yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu
sebagai berikut:
1. Perpanjangan keikutsertaan
2. Ketekunan pengamatan
3. Pemeriksaan sejawat
4. Melalui diskusi
Penjelasan teknik pemeriksaan data di atas adalah sebagai berikut:
1. Perpanjangan keikutsertaan, hal ini penulis lakukan guna melakukan
penelitian adalah sebagai instrumen kunci yang sangat menentukan
pengumpulan data/informasi. Dalam melakukan penelitian, peneliti juga
terjun ke lokasi penelitian dalam waktu yang cukup panjang dan memadai
guna mendeteksi data dan memperhitungkan distorsi yang mengotori data
yang disebabkan oleh permasalahan pribadi.
2. Ketekunan pengamatan. Adapun yang dimaksud dengan ketekunan
pengamatan adalah sebagai berikut:
“Ketekunan pengamatan bermaksud untuk memenuhi ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau issu yang
sedang dicari dan kemudian memutuskan diri pada hal-hal tersebut secara
rinci”. (Moloeng, 2007: 177)
3. Pemeriksaan sejawat dan melalui diskusi, dalam penelitian ini bertujuan
memperoleh kritikan pertanyaan yang dapat menguji kebenaran penguji,
sehingga data-data yang diperoleh benar-benar teruji keabsahannya,
disamping itu juga dapat mencari kelemahan yang kurang jelas dari data-data
yang diperoleh.
24
BAB III
PAPARAN DATA TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM)
1. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Muhammadiyah
Panti Asuhan Muhammadiyah adalah lembaga swadaya masyarakat
yang kelahirannya didasari pada keprihatinan terhadap anak-anak yang ada di
Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya (NTB). Rasa keprihatinan ini
diaktualisasikan oleh sekelompok aktivis pemerduli, yang salah satunya
bernama Pak H. Badrun. Karena ide dan inisiatif beliaulah sehingga
didirikannya Panti Asuhan untuk anak-anak yatim, anak terlatnar dan anak
yang tidak mampu. Inisiatif ini muncul sejak tahun 1998, bersama kelompok
pemerduli yang diketuai oleh Pak Badrun sendiri. Selanjutnya aktivitas yang
dilakukan oleh mereka adalah sebagai pelindung dan pendidik.
Dari proses tersebut sedikit demi sedikit, tepatnya dua tahun
kemudian didapatkan hasil bahwa permasalahan anak-anak memang
membutuhkan perhatian serius dan kontinyu sesuia dengan permasalahan
anak. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari dan
yang terpenting adalah agar proses pembelajaran bersama anak-anak dapat
berjalan lancar, maka tanggal 17 Maret 1998, lembaga ini resmi
teraktenotaris di Batuyang. (Hainiah, Wawancara 20 September 2008)
Sebagai lembaga yang perduli terhadap permaslahan anak,
keberadaan dan perkembangan anak serta tuntutan program yang sesuai
25
dengan perkembangan anak-anak yang terjadi akibat ketidak adaannya
pemerataan pembangunan ataupun yang diakibatkan karena proses perguliran
waktu yang sangat cepat.
Adapun visi dan misi Panti adalah menciptakan manusia yang kritis,
kratif, aktif, dan arif dalam menyikapi dan mencari jalan keluar (solusi)
terhadap berbagai macam permasalahan yang terjadi di sekitarnya. (Hainiah,
wawancara 21 September 2008)
Dari hasil wawancara selanjutnya dengan ketua umum Panti Asuhan
Muhammadiyah (PAM), program atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan
panti adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan formal
Dimaksudkan di sini bagi anak yang tidak mampu sama sekali membiayai
sekolah anaknya, maka semua biaya sekolah anak tersebut ditanggung
oleh panti, dan bagi anak yang sekolahnya hanya setengah saja maka
kekurangannya ditanggung oleh panti juga.
b. Program penjualan
Yang dimaksudkan di sini adalah pada sore harinya mereka bekerja
membuat tempe, dari hasil tersebut mereka membagi tugas, bagi yang
sekolah sore tugasnya berjualan di pagi hari dan bagi mereka yang
sekolahnya pagi dia yang bekerja membuat tempe pada sore harinya.
c. Mengadakan diniah
d. Pengutan ekonomi masyarakat (Abdurrahman, 21 September 2008)
26
Di Panti Asuhan Muhammadiyah juga tidak hanya menampung anak
yang dari Batuyang saja melainkan dari berbagai desa, seperti dari
perbukitan, dusun, dan daerah-daerah terpencil yang ada di Kecamatan
Pringgabaya.
Melihat kenyataan bahwa banyaknya anak-anak yang terlantar maka
Panti Asuhan Muhammadiyah mengambil bagian dalam pendampingan anak
terlantar di desa Batuyang, dengan konsep pendidikan formal dan non formal
yang telah berhasil dilakukan oleh panti asuhan sebagai pegangan untuk
melakukan pendampingan bagi anak-anak panti asuhan.
Inti dari konsep tersebut antara lain :
a. Konsep kesetaraan, dengan prinsip semua orang adalah guru dan alam
raya adalah sekolah. Konsep ini menempatkan sebagai subyek dan
bersama-sama dalam penyelesaian masalah.
b. Suka berkarya, suka bermain, suka belajar, suka berumpul, suka
berdialog, suka bekerjasama, ini bisa disingkat dengan GSB yang lebih
menekankan pada pola penekatan pada anak dengan melihat potensi atau
kesukaan mereka.
c. Kurikulum pokok yang bertumpu pada keseimbangan antara Tuhan,
manusia, alam, seni, nilai sosial, dan ekonomi.
Adapun Pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) tahun 2002
adalah sebagai berikut:
a. Koordinator umum
b. Sekretaris
27
c. Bendahara : Hainiah
d. Koordinator pemberdayaan anak dan masyarakat
e. Anggota-anggota
2. Keadaan Pembina Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM)
a. Keadaan Pembina PAM
Jumlah pengurus atau pembina anak yatim dan anak terlantar di
panti sampai saat ini berjumlah lempat orang yang terdiri dari dua orang
pria dan dua orang wanita sebagai pengurus tetap, tetapi masih bnayak
juga para relawan yang membantu membina anak-anak yatim yang ada di
panti, apalagi setelah berdirinya TK (PAUD) Pendidikan Anak di Usia
Dini, banyak para guru-guru muda yang meluangkan waktunya untuk
mendidik mereka di panti, khususnya anak-anak yatim dan anak yang
kurang mampu (Koordinator Informasi, wawancara 10 Oktober 2008).
Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Jumlah pembina menurut jenis kelamin dan pendidikan
No
Jenis
Kelamin
Pendidikan
SD SMP SMA D2 S1
Alumni
Pondok
Jumlah
1
2
Pria
Wanita
-
-
-
-
1
1
-
-
-
1
1
-
2
2
Jumlah - 2 - 1 1 4
Tabel 2. Daftar nama pembina PAM Batuyang Kecamatan Pringgabaya
No Nama Pendidikan TMT Alamat
1.
2.
3.
4.
Badrun, S.Ag
Hainiah
Sabri
H. Syahrudin
S1
Alumni Ponpes
SMA
SMP
1985
1996
1995
1983
Batuyang
Batuyang
Batuyang
Batuyang
28
b. Keadaan anak yatim dan anak terlantar di PAM
Berdasarkan data dan keterangan yang diperoleh dari panti bahwa
jumlah anak yatim dan anak terlantar tiap tahunnya bertambah, bagi
mereka yang sudah tamat SMA ada yang cari kerja bahkan ada yang
menetap membantu pengurus untuk membimbing temannya yang masih
membutuhkan bimbingan. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan,
berdasarkan keterangan salah seorang pengurus panti, jumlah mereka
sekarang sudah mencapai delapan puluh orang, mulai dari usia SD, SMP,
dan SMA, ada juga yang masih TK, tapi bagi mereka yang masih usia
dini mereka tinggal bersama orang tua mereka, tapi pembiayaannya
ditanggung oleh panti. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat di tabel ini.
Tabel 3. Keadaan anak yatim dan anak terlantar berdasarkan jenis
kelamin
No Jenis Kelamin Pohgading Batuyang Bukit Jumlah
1
2
Pria
Wanita
17
4
33
9
15
2
65
15
Jumlah 80
(Wawancara dan dokumentasi, 10 Oktober 2008)
Berdasarkan hasil observasi dari jumlah anak yatim dan anak
terlantar di panti melebihi dari jumlah pembina yang ada, tapi
alhamdulillah bagi mereka yang sudah jadi alumni panti sebagian
menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk mendidik dan
membimbing adik-adik mereka dan sebagian juga mencari kerja. Tapi hal
ini bukanlah menjadi permasalahan ataupun penghambat bagi panti untuk
menjalankan tugas-tugas merkea terhadap anak-anak yang ada di panti.
29
3. Sumber Dana dan Biaya
a. Sumber Dana
Adapun sumber dana PAM diperoleh dari berbagai relawan dan
pengembangan usaha yang baru-baru ini dibuka tepatnya di depan panti
yang dikelola oleh pengurus PAM, dari berbagai sumbangan yang tidak
mengikat individu atau kelompok pemerduli dan dari berbagai kegiatan
lainnya seperti hasil penjualan tempe.
b. Pembiayaan
Adapun dana-dana yang terkumpul dari berbagai sumber di atas dikelola
untuk memenuhi segala kebutuhan anak-anak yang ada di panti secara
umum, dan kebutuhan yang diperlukan oleh panti sendiri untuk
membantu kelancaran semua program yang sudah diatur sedemikian rupa.
4. Sarana dan Prasarana
Sebagai layaknya suatu organisasi, lembaga atau yayasan tidak
terlepas dari adanya sarana dan prasarana yang melengkapi. Adapun sarana
yang dimiliki panti dalam menunjang pembiayaan dan program di panti dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Sarana dan prasarana
No. Jenis Sarana Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Ruang tamu
Ruang kerja
Ruang perpustakaan
Ruang pertemuan
TK/PAUD
Kamar tidur
Dapur
Kamar mandir pria
Kamar mandi wanita
1
1
2
1
1
4
1
2
1
30
Disamping sarana dan prasarana yang menunjang dalam pembinaan
anak-anak yatim dan anak terlantar yang ada di Panti Asuhan
Muhammadiyah (PAM) Batuyang ada juga kebutuhan yang lainnya. Lebih
jelasnya bisa kita lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Prasarana penunjang pembinaan anak yatim dan anak terlantar
yang ada di PAM Batuyang.
No. Jenis Prasarana Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Komputer
Telpon
TV
Kursi, meja
Lemari pakaian
Mesin jahit
Lemari perpustakaan
1
1
1
3
6
1
2
5. Stuktur Organisasi
Dalam suatu lembaga tidak terlepas dari suatu organsiasi. Adapun
struktur organisasi PAM sampai sekarang masih digunakan yang dinamakan
skema lingkaran NASA.
Tabel 6. Struktur Organisasi
31
B. Program Panti Asuhan Dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan Bagi
Anak Yatim dan Anak Terlantar yang ada di Desa Batuyang Kecamatan
Pringgabaya Lombok Timur
Dari sejarah berdirinya PAM dan adanya anak-anak yatim dan anak yang
terlantar, sejak tahun 1996, Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) berusaha agar
bisa menjadi wahana yag ndipersiapkan sebagai perantara bagi anak-anak agar
bisa terbebas dari keterpurukan.
Adapun sasaran pemberdayaan anak yatim dan anak-anak terlantar bagi
PAM adalah :
1. Anak yatim dan anak terlantar yang usia 7-15 tahun.
2. Laki-laki maupun perempuan.
3. Putus sekolah maupun masih sekolah.
4. Tinggal bersama orang tua atau tidak, ataupun tinggal sama tetangga maupun
sama keluarga yang ada.
5. Kerja di jalanan atau minimal 4 jam/hari seperti tukang sabit rumput, buruh
pasar, jual koran, dan yang lainnya (Observasi, 24 Oktober 2008).
Panti Asuhan Muhammadiyah yang merupakan nama sebuah tempat
untuk mendidik anak-anak yatim dan anak yang terlantar di Desa Batuyang dan
sekitarnya, peranannya yang utama adalah bagaimana dia bisa merubah tingkah
laku dan sikap anak-anak tersebut, karena dalam hal ini anak-anak ini terbagi
menjadi dua golongan yakni anak yatim dan anak terlantar murni dan anak
terlantar yang tidak murni, maksudnya di sini, anak yatim/anak terlantar murni
mereka bekerja di jalanan tanpa mengenal pendidikan atau mereka beraktivitas di
32
luar sepanjang hari, dan bagi mereka anak yatim/anak terlantar tidak murni,
mereka ada yang ngurus tapi mereka beraktivitas di jalanan setengah hari, maka
di sinilah panti asuhan berperan penting bagaimana caranya menarik perhatian
anak-anak tersebut supaya tidak menghabiskan waktunya dengan sia-sia tanpa
mengenal yang namanya pendidikan dan berperan agar supaya bagaimana
caranya agar mereka betah tinggal di panti guna mendapat perhatian, tempat
tinggal dan makanan serta pendidikan yang layak.
Adapun metode yang layak digunakan panti asuhan dalam menjangkau
anak-anak tersebut yakni :
1. Metode perkawanan
Dengan metode perkawanan ini bisa dilakukan dengan sangat mudah bagi
mereka yang sudah tinggal di panti akan mengajak temannya yang lain
dengan alasan untuk main-main saja dan di panti mereka sengaja diberikan
keterampilan yang akhirnya lama kelamaan mereka betah tinggal di panti.
2. Child to child (memperluas dan pengembangan jangkauan dari anak ke anak)
Dengan menggunakan metode ini dapat memperluas penjangkauan anak
dengan mudah kita bisa mengetahui tentang keberadaan anak yang masih ada
di luar panti yang hidupnya sehari-hari memprihatinkan, lalu anak tersebut
akan bercerita kepada pembina panti, dan para pembina akan cepat dan
mudah mendatangi anak tersebut untuk diajak ke panti dengan tujuan agar
anak tersebut bisa mendapatkan perhatian yang layak.
33
3. Konsling
Metode ini adalah cara yang terbaik, karena dengan menggunakan metode ini
pembimbing bisa secara langsung terjun ke lokasi dimana mereka yang
tempat tinggalnya tak menentu dapat diberikan pendekatan dan nasehat-
nasehat yang bisa mereka terima, sehingga dengan sendirinya mereka akan
datang ke panti.
4. Perlunya pendampingan dan perhatian bagi mereka saat bermain, istirahat,
belajar dan lainnya.
Adapun tujuan Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) antara lain :
1. Membimbing, membentuk kembali sikap dan perilaku mereka sesuai dengan
nilai-nilai agama dan norma yang berlaku di masyarakat.
2. Memberikan pengarahan, bimbingan yang bisa melekat pada diri anak-anak
tersebut.
3. Memberikan alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan ada supaya
kelak memiliki masa dpean yang baik di masyarakat umumnya, dan bagi
dirinya.
Dalam panti, anak-anak bebas untuk bermain, bercanda, makan, tidur,
dan olahraga serta aktivitas lainnya yang positif. Panti asuhan ini merupakan
ibarat sebuah keluarga, dimana para pembina bertindak selayaknya orang tua,
kakak bagi anak-anak tersebut. Dalam panti asuhan ini juga terjalin hubungan
yang bersifat informal diman satu sama lain saling mengasihi dan memperhatikan
kesulitan, sebagai orang tua/pembina membimbing anak-anak tersebut ke arah
34
perilaku sehari-hari sesuai dengan sikap dan perilaku yang berada di sekitar
masyarakat sekitarnya.
Adapun dalam hal belajar, selain pendidikan di dalam panti, anak-anak
tersebut juga diberikan pendidikan sebagaimana anak-anak yang mempunyai
keluarga utuh, bagi mereka yang usia 5 tahun dimasukkan di TK, yang usia 6-12
tahun diberikan epndidikan/disekolahkan di SD, dan umur 13-15 tahun di SMP,
dan seterusnya.
C. Kendala-Kendala yang Dihadapi Panti Asuhan dalam Membantu
Kelangsungan Pendidikan Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa
Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur
Dari hasil observasi yang dilakukan penulis bahwa penjangkauan
pendidikan dan pembinaan bagi mereka tentu saja berbeda dengan bimbingan
dan pembelajaran bagi siswa pada umumnya.
1. Kendala-kendala yang dihadapi panti asuhan dalam pembinaan anak yatim
dan anak terlantar di Desa Batuyang antara lain:
a. Anak yatim dan anak terlantar
Sebagian besar mereka rata-rata anak-anak berusia dini yang tidak
sewajarnya mereka harus bekerja di luar sana yang mengakibatkan
mereka tidak mengenal sekolah, bahkan tidak pernah sekolah.
Jadi kendala yang dihadapi panti asuhan secara umum adalah sebagai
berikut:
1) Usia mereka yang terlalu dini yaitu 7-12 tahun.
35
Sesuai dengan hasil wawancara pembina panti khususnya dengan
pembimbing yang menetap di panti asuhan, salah satu kendalanya adalah
dari anak-anak itu sendiri karena faktor usia mereka yang terlalu dini dan
karena sudah terbiasa dengan hidup di luar sana.
Jadi sesuai dengan pengamatan langsung yang dilakukan oleh
peneliti, anak-anak tersebut memang tidak mudah memberikan peringatan
dan bimbingan, serta mengarahkan agar supaya mereka tetap betah
tinggal di panti asuhan, mengingat usia mereka yang masih dini.
b. Orang tua dari anak terlantar
Adapun kendala panti dalam menghadapi penjangkauan orang tua
dari anak-anak terlantar timbul karena sebagian kondisi orang tua mereka
yakni antara lain:
1) Terjadinya broken home di dalam keluarga (perceraian)
2) Perialku orang tua yang sulit untuk diteladani oleh anaknya, seperti
suka berjudi, mabuk-mabukan, dan yang lain-lainnya.
3) Sumber daya manusia, dan ekonomi yang terbatas seperti harga
sembako yang terus naik.
Dari sebab-sebab tersebut maka panti mengalami kesulitan dalam
penjangkauan terhadap anak-anak tersebut karena mereka terpaksa harus
bekerja, ini disebabkan oleh kondisi orang tua mereka meskipun bekal
dan keterampilan mereka tidak ada. Oleh karenanya sesuai dengan hasil
pengamatan tentang kendala yang dihadapi panti dalam pembinaan bagi
anak-anak yatim dan anak terlantar, maka sesuai dengan tujuannya, maka
36
para pembimbing dan pendidik harus betul-betul menerapkan tujuannya
didirikan panti.
Dengan demikian mereka tidak lupa akan orang tuanya, yang telah
melahirkannya yang terkadang terlintas dalam benak mereka mengapa ia
harus dilahirkan kalau hanya untuk jadi yatim dan terlantar, sedangkan
dalam hati mereka, mereka sangat menginginkan orang tua dan keluarga
yang utuh, bahagia seperti anak-anak yang di sekeliling mereka.
c. Masyarakat
Kendala yang dihadapi panti terkaitjuga dengan masyarakat,
mereka berasumsi bahwa anak-anak tersebut akan menyusahkan mereka
dan akan melakukan hal-hal yang bersifat negatif, karena mereka hanya
melihat dari luar saja. Sebenarnya anak-anak tersebut memiliki jiwa yang
bersih, tulus, penyayang, pekerja dan periang. Di sinilah saatnya kita
sebagai warga harus saling bantu, saling kenal, saling isi, dan yang
lainnya antar sesama.
2. Upaya-upaya panti asuhan dalam penanggulangan untuk anak-anak di panti
terutama anak-anak terlantar yang ada di Desa Batuyang Kecamatan
Pringgabaya Lombok Timur antara lain:
Bagi anak-anak terlantar:
a. Panti memberikan perhatian dan dukungan psikologis
Langkah ini dimaksud untuk mendukung perkembangan anak secara
mental dan mengarahkan mereka untuk bersifat dan berperilaku yang
sopan dan sesuai dengan norma yang ada di desa/lingkungan tersebut.
37
b. Memberikan pendidikan non formal
Pendidikan non formal yang panti asuhan ini selenggarakan bertujuan
untuk mengembangkan kreativitas anak. Materi pendidikan non formal ini
menggunakan ekspresi, artinya di sini seperti menggambar, mengarang,
dan bercerita. Kegiatan ini dilakukan di panti, hasil karya mereka
kebanyakan mengungkapkan pengalaman mereka sehari-hari yang akan
merangsang pikiran mereka dengan pertanyaan-pertanyaan saat mereka
berkarya. Panti asuhan juga mendirikan sebuah perpustakaan yang
dikelola oleh anak-anak panti dengan didampingi oleh para pembina. Di
sini juga diajarkan pembinaan keagamaan yang akan bisa menjadikan
mereka menjadi anak-anak yang beriman dan bertaqwa.
c. Paket beasiswa
Di sini semua biaya anak-anak panti ditanggung oleh panti asuhan sendiri
agar mereka tidak mengalami putus sekolah.
d. Keterampilan
Paket ini dilakukan supaya nantinya mereka ada kegiatan/ilmu yang harus
diteruskan. Dan supaya kelak mereka menjadi anak-anak yang berbakat
dan mempunyai pegangan hidup bagi mereka.
D. Upaya-Upaya Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam Membantu
Kelangsungan Pendidikan Bagi Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa
Batuyang Kecamatan Pringgasela Lombok Timur
Dari sejarah berdirinya PAM dan adanya anak-anak yatim dan anak
terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya, adapun upaya-upaya yang
38
dilakukan Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam membantu kelangsungan
pendidikan bagi anak-anak yatim dan anak terlantar adalah sebagai berikut:
1. Bagi anak-anak yatim dan anak terlantar yang ada di panti asuhan, para
pembimbing serta pendidik mereka memberikan perhatian dan kasih sayang
yang khusus pada mereka karena satu-satunya yang mereka butuhkan,
perhatikan dan kasih sayang yang bisa mengubah sikap dan perilaku mereka
menjadi lebih santun dan baik.
2. Bagi anak-anak yang ada di panti, para pembina memberikan mereka
kesibukan dan keterampilan supaya mereka betah tinggal di Panti dan Paket
ini diberikan kepada mereka supaya mereka bisa mengembangkan/
menyalurkan bakat dan kemampuan mereka agar kelak mereka dewasa
mempunyai pegangan atau bekal untuk menjalani kehidupan masing-masing.
3. Memberikan pendidikan formal dan non formal, dimana pendidikan formal di
sini mereka disekolahkan sesuai dengan umur anak masing-masing, dan
pendidikan non formal di sini dimaksudkan anak-anak diberikan program
kegiatan selain sekolah, misalnya seperti ngaji, bermain, menganyam, dan
jenis kegiatan yang lainnya.
4. Paket beasiswa
Bagi mereka anak-anak yatim dan anak-anak terlantar yang tinggal di panti
asuhan, sebagai pembimbing, sekaligus pendidik mereka diusulkan kepada
masing-masing sekolah tempat anak-anak panti disekolahkan supaya mereka
diberikan beasiswa terlebih lagi bagi anak-anak panti yang berprestasi.
39
5. Bantuan kesehatan
Bagi anak-anak panti asuhan, biaya kesehatan mereka ditanggung oleh panti,
artinya jika ada seorang anak-anak panti yang sakit, biaya perawatan mereka
akan ditanggung oleh panti asuhan sendiri.
6. Bantuan makanan tambahan
Anak-anak yatim dan anak terlantar yang tinggal di panti mendapatkan
makanan tambahan satu kali dalam seminggu, makanan yang diberikan
seperti susu, snack, mi instan dan yang lainnya.
40
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab pembahasan ini, ada beberapa hal yang dibahas yang akan
menjadi pokok permasalahan pada skripsi ini; upaya-upaya Panti Asuhan
Muhammadiyah (PAM) dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim
dan anak terlantar di Desa Batuyang. Dan peranan Panti Asuhan Muhammadiyah
(PAM) dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak
terlantar di Desa Batuyang dan kendala-kendala yang dihadapi Panti Asuhan
Muhammadiyah (PAM) dalam membantu kelngsungan pendidikan bagi anak yatim.
A. Program Panti Asuhan (PAM) Dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan
Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang
Adapun sasaran umum Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam
membantu kelangsungan pendidikan untuk anak yatim dan anak terlantar antara
lain :
1. Anak-anak yatim dan anak terlantar yang berusia 6-18 tahun.
2. Laki-laki maupun perempuan.
3. Baik yang sekolah maupun yang putus sekolah.
4. Tinggal bersama keluarga atau tidak, atau anak-anak yang tinggal seorang
diri dan hidup berkumpul dengan teman-temannya yang lain.
5. Anak-anak yang mempunyai aktivitas di luar, artinya di sini, anak-anak yang
bekerja untuk membntu orang tuaguna memenuhi kebutuhan sehari-hari yang
41
serba kekurangan sehingga anak-anak tersebut berinisiatif sendiri untuk
terjun bekerja bahkan ada yang sampai putus sekolah.
Jadi di sinilah peran Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) berlangsung
dimana tugasnya begitu sulit, persoalan yang dihadapi di sini adalah bagaimana
cara menarik perhatian anak-anak tersebut supaya tinggal di panti, supaya bisa
mendapatkan penghidupan yang lebih layak dan baik agar mereka terhindar dari
kerasnya hidup di luar sana, agar mereka bisa mengenal norma-norma agama,
akhlak, dan bisa bersikap yang semestinya, dan yang tak kalah pentingnya supaya
mereka bisa melanjutkan sekolahnya atau supaya mereka tidak mengalami putus
sekolah.
Adapun cara yang dilakukan Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM)
dalam penjangkauan/mengenal pribadi anak-anak tersebut yakni antara lain:
1. Dengan menggunakan metode parkaawnan.
2. Memperluas penjangkauan dan perkawanan antara anak yang satu dan yang
lainnya.
3. Memberikan bimbingan/konsling
4. Bimbingan dan pendampingan saat bermain, belajar, istirahat, tidur dan
sebagainya.
Setelah dilakukan penjangkauan, Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM)
juga melakukan suatu usaha untuk melihat dan mengamati kualitas anak, masalah
kebutuhannya dan dinamika kehidupan anak secara normal dan teliti. Adapun
metode dan teknik yang dilakukan panti antara lain:
42
1. Pengamatan terhadap ritme kehidupan, profil dan situasi anak yatim dan
anak-anak terlantar.
2. Tidak menekan atau memaksa.
3. Menangkap informasi lisan, tulisan maupun gerka.
Hasil yang ingin dicapai PAM dari peranan pentingnya terhadap anak-
anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang adalah supaya anak-anak
terlantar dan anak yatim yang ada di Desa Batuyang mempunyai keterampilan,
kegemaran dna keinginan, serta kemauan merubah nasib/kehidupan mereka
menjadi yang lebih baik, bisa diterima masyarakat, tidak ada kata putus sekolah,
dan supaya mereka menjadi anak-anak yang berpendidikan, dan mengerti akan
norma-norma serta sikap dan perilaku yang santun merupakan suatu bekal supaya
mereka bisa membawa diri dimanapun mereka berada kelak mereka sudah
dewasa.
B. Kendala-Kendala yang Dihadapi Panti Asuhan Muhammadiyah di Desa
Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur
Kendala di sini merupakan permasalahan atau tantangan yang dihadapi
panti dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak
terlantar dengan berbagai aktivitas pembinaan, penjangkauan dan bimbingan.
Adapun bentuk bimbingan yang dilakukan panti asuhan sebagai sarana
untuk penjangkauan dan pemberdayaan seta pembinaan anak-anak yatim dan
anak-anak terlantar ada beberapa kendala yang dirasakan oleh pembina dalam
membantu kelancaran/kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak
terlantar di Desa Batuyang adalah sebagai berikut:
43
1. Dari anak yatim dan anak terlantar
Adapun kendala atau permasalahan yang dihadapi panti asuhan dalam
membina dan membimbing anak-anak yang ada di panti asuhan, yaitu faktor
utamanya adalah usia mereka yang terlalu dini serta tidak wajar dan
kebiasaan mereka yang harus hidup di jalanan sedikit menyulitkan para
pendidik dan pembina panti karena tidak mudah untuk mengarahkan anak-
anak tersebut untuk diam dan betah tinggal di panti sehingga apa yang
selayaknya diperoleh tidak didapatkan.
Untuk itu panti asuhan sebagai salah satu lembaga untuk anak-anak
yatim dan anak terlantar secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit supaya
bisa menemukan dan mendapatkan situasi serta bimbingan serta kegiatan
yang lebih baik dari kehidupan di luar, dan di panti juga bisa menumbuhkan
rasa persahabatan antara anak yang satunya dengan anak yang lain serta
dengan para pembimbing dan pendidik yang ada di panti asuhan.
2. Dari Orang Tua
Kita semua tahu bahwa keluarga merupakan perlindungan bagi anak-
anak dari berbagai macam bahaya dan bencana yang bisa mengancam
keselamatan mereka. Sebagai orang tua, hati mereka secara fitrah mencintai
anak mereka dan memiliki ikatan batin yang erat dalam jiwa ibu, bapka
mereka untuk memelihara, memberikan kasih sayang serta memenuhi segala
kebutuhan anak-anak mereka.
44
Adapun kendala yang dihadapi panti untuk membantu kelangsungan
pendidikan bagi anak-anak yang ada di panti yang datang dari orang tua
mereka antara lain :
a. Terjadinya broken home/perceraian antara kedua orang tua mereka.
b. Perlakuan orang tua yang sulit diteladani oleh anak-anak mereka.
c. Faktor ekonomi, karena ada orang tua mereka yang hanya jadi buruh tani
sehingga orang tua mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari
lebih-lebih untuk biaya sekolah mereka, yang mengakibatkan mereka
putus sekolah.
Dengan demikian mau tidak mau anaklah yang jadi korban karena
kondisi rumah yang kurang harmonis dan tidak terjangkaunya kebutuhan
yang terus meningkat.
3. Dari Masyarakat
Sebagai warga, hidup bermasyarakat memiliki konsekuensi tersendiri
bagi individu-individu yang menjadi anggota kelompoknya tersebut. Bagi
mereka anak-anak terlantar yang hidup di jalanan merupakanbagian dari
kelompok masyarakat yang belum bisa menyesuaikan diri dengan
masyarakat.
Untuk itu tanpa adanya hubungan kerjasama panti asuhan dengan
orang tua anak yatim dan anak terlantar dan bagi masyarakat, maka untuk
tercapainya sasaran dalam pembinaan anak yatim dan anak terlantar di Desa
Batuyang tidak akan pernah tercapai. Jadi dalam hal ini panti asuhan sangat
mengharapkan dukungan dari masyarakat dalam hal pembinaan moral dan
45
kelangsungan pendidikan bagi para anak yatim dan anak terlantar di Desa
Batuyang. Akan tetapi hal ini tidak akan mudah, berbagai kendala atau
permasalahan yang timbul dari masyarakat sendiri, karena masih sebagian
dari masyarakat beranggapan bahwa anak-anak yang tinggal di panti asuhan
adalah anak-anak yang terbuang dari keluarga, selalu bersifat negatif dan
nakal.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh panti asuhan dalam
membantu pembinaan dan kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan
anak terlantar di Desa Batuyang adalah sebagai berikut:
a. Anak-anak diberikan perhatian dan kasih sayang serta dukungan
psikologis.
b. Memberikan pendidikan yang formal sesuai dengan umur mereka
masing-masing.
c. Memberikan paket beasiswa.
d. Memberikan bantuan kesehatan.
e. Memberikan keterampilan, dan
f. Memberikan makanan tambahan.
C. Upaya-Upaya yang Dilakukan Dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan
Bagi Anak-Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang Kecamatan
Pringgabaya Lombok Timur
Upaya-upaya yang dilakukan di sini terlebih dahulu penulis harus tahu
penyebab adanya anak-anak yang terlantar.
Adapun penyebabnya sebagai berikut:
46
Dari anak itu sendiri:
1. Kurangnya pemenuhan kebutuhan pokok yang tak siembang dengan
keinginan anak-anak.
2. Kurangnya perhatian dari orang tua.
3. Sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dari lingkungan keluarga/orang tua:
1. Rasa kasih sayang yang tak merata dicurahkan oleh orang tua antar sesama
saudara.
2. Kelahiran anak tersebut tidak dikehendaki sehingga orang tua tersebut tidak
memperhatikan anaknya.
3. Ketidakharmonisan orang tua sehingga anak-anaknya tidak terbina.
4. Adanya perselisihan dan konflik antara bapak dan ibu.
5. Terjadinya perceraian antara orang tua.
Dari uraian di atas, penyebab adanya anak terlantar di Desa Batuyang
Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur, maka Panti Asuhan Muhammadiyah
(PAM) melakukan upaya-upaya dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi
anak-anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya
Lombok Timur sebagai berikut:
1. Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) memberikan perhatian dan dukungan
psikologis, artinya untuk mendukung perkembangan anak secara mental dan
menghindari serta mengurangi sikap dan perilaku yang menyimpang.
2. Memberikan pendidikan formal dan non formal, dimana pendidikan formal di
sini mereka disekolahkan sesuai dengan tingkat umur mereka seperti usia 6-
47
12 tahun mereka dimasukkan di SD dan usia 12-15 tahun di SMP, dan
selanjutnya, dan pendidikan non formal di sini kegiatan yang diberikan selain
dari pendidikan formal, yakni sepulang sekolah mereka diajarkan cara
membuat tempe, menganyam dan hasilnya mereka jual sendiri dengan cara
berganti-gantian.
3. Paket beasiswa
Paket beasiswa di sini maksudnya untuk anak-anak panti yang berprestasi
diusulkan supaya mendapat beasiswa dari sekolah, dan bagi mereka yang
nilainya kurang biayanya ditanggung oleh Panti Asuhan Muhammadiyah
sendiri.
4. Keterampilan
Paket ini diberikan kepada anak-anak yatim dan anak-anak terlantar yang ada
di panti supaya mereka bisa mengembangkan kemampuan dan keminatan
yang ada pada mereka masing-masing supaya kelak mereka dewasa mereka
ada keterampilan/kegiatan yang akan bisa jadi pegangan hidup mereka.
5. Bantuan kesehatan dan makanan tambahan
Bagi anak-anak yang ada di panti, biaya kesehatan mereka ditanggung oleh
panti, dan dua klai dalam sebulan mereka mendapat makanan tambahan
seperti nasi bungkus, snack, susu, mi instan dan yang lainnya.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraina yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, penulis
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Adapun program panti asuhan dalam membantu kelangsungan pendidikan
anak-anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang mulai dari anak-anak
yang berusia dini, baik laki-laki maupun perempuan yang orang tua mereka
sudah meninggal dan tidak adanya keluarga yang mau menjaga dan
menyekolahkan mereka dan anak-anak yang orang tuanya masih utuh tapi
kehidupan mereka kurang bahkan tidak bisa terpenuhi karena harga sembako
yang terus meningkat yang bisa mengakibatkan mereka bekerja untuk
membantu orang tua mereka sehingga anak tersebut putus sekolah. Untuk
selanjutnya di panti asuhan mereka diberikan pendidikan dan keterampilan
dengan harapan agar mereka bisa bertanggung jawab dan mempunyai
peluang untuk bisa mengubah nasib mereka. Tapi yang paling penting supaya
mereka bisa menjadi anak-anak yang baik dan sopan yang menampilkan
sikap dan perilaku yang benar sesuai dengan norma-norma agama dan norma-
norma yang berlaku di masyarakat tersebut sehingga mereka dengan mudah
bisa menyesuaikan diri dengan sesama dan masyarakat setempat.
2. Kendala-kendala yang dihadapi panti asuhan dalam membantu kelangsungan
pendidikan bagi anak-anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang adalah
49
tidak terlepas dari anak yatim dan anak terlantar itu sendiri, orang tua atau
keluarga mereka dan dari masyarakat setempat, dan upaya pencegahannya.
3. Upaya-upaya panti asuhan dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi
anak-anak yatim dan anak terlantar dengan jalan memberikan kegiatan
keterampilan dan mengusulkan serta memberikan paket beasiswa pada
sekolah-sekolah tempat anak-anak yatim dan anak terlantar yang
disekolahkan, dan faktor-faktor yang mengakibatkan mereka hidup terlantar.
B. Saran-Saran
1. Kepada orang tua dan keluarga bagi anak-anak yatim dan anak terlantar di
Desa Batuyang khususnya, dan apra orang tua umumnya di Kecamatan
Pringgabaya, supaya senantiasa memberikan perhatian dan dukungan serta
kasih sayang khususnya bimbingan keagamaan kepada anak-anak, agar kelak
dewasa anak-anak mempunyai bekal moral yang sesuai dengan norma-norma
lagama dan mempunyai sikap dan perilaku yang sopan dan santun dan
berbudi pekerti yang luhur.
2. Kepada para dermawan supaya senantiasa menyalurkan kepada anak-anak
yatim yang ada di desa masing-masing supaya mereka tidak terlantar dan
kalau perlu para dermawan sudi kiranya menjadi orang tua asuh bagi mereka.
3. Kepada organisasi atau lembaga yang konkrit dalam membantu pembinaan
dan kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar khususnya
di panti asuhan supaya dimanfaatkan sebenar-benarnya sebagai tempat
pembinaan akhlak dan moral bagi anak-anak yatim dan anak terlantar dan
50
sebagai tempat kelangsungan pendidikan dan pengajaran, khususnya
pengajaran pendidikan agama Islam.
4. Kepada para lembaga-lembaga lainnya, penulis harapkan hendaklah
memberikan kepedulian kepada anak-anak yatim dan anak terlantar, baik
berupa bantuan pendidikan tentang agama maupun pendidikan lainnya,
seperti melanjutnya pendidikan yang sudah tertinggal ataupun bagi mereka
yang sama sekali tidak pernah merasakan pendidikan agar mereka menjadi
anak yang baik yang mempunyai ilmu pengetahuan dan ilmu agama untuk
diterapkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, serta agama.
51
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Nashin Ulwan. 1996. Pemeliharaan Kesehatan Jiwa Anak. Cet 3. Pen. PT.
Remaja Rosdakarya
Abdullah Nashin Ulwan. 1992. Mengembangkan Kepribadian Anak. Bandung. Pen.
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek. Jakarta.
Rineka Cipta.
Ary H. Gunawan. 1986. Kebijakan-Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta. Pen.
Bina Aksara.
Cholid Narbuko, dkk. 1999. Metodologi Penelitian. Jakarta. Pen. Bina Aksara.
Depsos RI. 1999. Petunjuk Teknis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan.
Jakarta: Direktorat Bina Kesejahteraan Sosial Anak, Keluarga dan Lanjut
Usia.
Depsos RI. 1999. Petunjuk Teknis Kemitraan Depsos Dengan Lembaga Sosial
Kemasyarakatan (LKS). Jakata: Direktorat Bina Keesjahteraan Sosial Anak,
Keluarga dan Lanjut Usia.
Dalyono M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Pen. Rineka Cipta.
Depag RI. 1993. Al-Qur’an dan Terjemah. Surabaya. Surya Cipta Aksara.
Hadi Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Jilid II. Yogyakarta. Pen. Andi
Moh. Nasir. 1988. Metode Penelitian. Cet II. Jakarta. Pen.Ghalia Indonesia
Margono S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
M. Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung. Pen. PT. Remaja
Rosdakarya
Moleong Lexy, J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Nasution S. 2000. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta. Pen. Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah. 1997. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta. Pen. Rineka Cipta.
52
Sahilun A. Nasir. 1999. Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem
Remaja. Cet I. Jakarta. Pen. Kalan Mulia
Undang-Undang Dasar 1945. 199-2004. UUD 34 Yang Sudah Diamandemen.
Surabaya. Pen. Apollo

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi daruratKetahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi daruratDhenok Citra Panyuluh
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxAndrianSenoputra
 
Surat pernyataan peralihan tanggung jawab
Surat pernyataan peralihan tanggung jawabSurat pernyataan peralihan tanggung jawab
Surat pernyataan peralihan tanggung jawabandijunaidi
 
Pentingnya Aspek Advokasi dan Sinergi Sektor Kesehatan dalam Pelaksanaan Prog...
Pentingnya Aspek Advokasi dan Sinergi Sektor Kesehatan dalam Pelaksanaan Prog...Pentingnya Aspek Advokasi dan Sinergi Sektor Kesehatan dalam Pelaksanaan Prog...
Pentingnya Aspek Advokasi dan Sinergi Sektor Kesehatan dalam Pelaksanaan Prog...infosanitasi
 
Nama nama camat,lurah,dll.
Nama nama camat,lurah,dll.Nama nama camat,lurah,dll.
Nama nama camat,lurah,dll.Daniel Sulaiman
 
Minit rmt sksc_2014_azmi
Minit rmt sksc_2014_azmiMinit rmt sksc_2014_azmi
Minit rmt sksc_2014_azmiAh Mad
 
Surat peminjaman peralatan
Surat peminjaman peralatanSurat peminjaman peralatan
Surat peminjaman peralatanFajar Hasil
 
Contoh surat kesanggupan mengikuti program ppsp
Contoh surat kesanggupan mengikuti program ppspContoh surat kesanggupan mengikuti program ppsp
Contoh surat kesanggupan mengikuti program ppspinfosanitasi
 
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatanPeranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatanGusti Hartanti
 
Profil lembaga ysa
Profil lembaga ysaProfil lembaga ysa
Profil lembaga ysawalhiaceh
 
Prinsip prinsip epidemiologi
Prinsip prinsip epidemiologiPrinsip prinsip epidemiologi
Prinsip prinsip epidemiologiGunk Arie'sti
 
AT Modul 2 kb 1
AT Modul 2 kb 1AT Modul 2 kb 1
AT Modul 2 kb 1PPGhybrid3
 

Was ist angesagt? (20)

Izin keramaian
Izin keramaianIzin keramaian
Izin keramaian
 
Profil puskesmas lasalepa
Profil puskesmas lasalepaProfil puskesmas lasalepa
Profil puskesmas lasalepa
 
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi daruratKetahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
 
Surat pernyataan peralihan tanggung jawab
Surat pernyataan peralihan tanggung jawabSurat pernyataan peralihan tanggung jawab
Surat pernyataan peralihan tanggung jawab
 
Pentingnya Aspek Advokasi dan Sinergi Sektor Kesehatan dalam Pelaksanaan Prog...
Pentingnya Aspek Advokasi dan Sinergi Sektor Kesehatan dalam Pelaksanaan Prog...Pentingnya Aspek Advokasi dan Sinergi Sektor Kesehatan dalam Pelaksanaan Prog...
Pentingnya Aspek Advokasi dan Sinergi Sektor Kesehatan dalam Pelaksanaan Prog...
 
Bahan paparan jkn
Bahan paparan jknBahan paparan jkn
Bahan paparan jkn
 
Nama nama camat,lurah,dll.
Nama nama camat,lurah,dll.Nama nama camat,lurah,dll.
Nama nama camat,lurah,dll.
 
Minit rmt sksc_2014_azmi
Minit rmt sksc_2014_azmiMinit rmt sksc_2014_azmi
Minit rmt sksc_2014_azmi
 
Surat peminjaman peralatan
Surat peminjaman peralatanSurat peminjaman peralatan
Surat peminjaman peralatan
 
Contoh surat kesanggupan mengikuti program ppsp
Contoh surat kesanggupan mengikuti program ppspContoh surat kesanggupan mengikuti program ppsp
Contoh surat kesanggupan mengikuti program ppsp
 
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatanPeranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
 
contoh Surat jual beli tanah
contoh Surat jual beli tanahcontoh Surat jual beli tanah
contoh Surat jual beli tanah
 
Profil lembaga ysa
Profil lembaga ysaProfil lembaga ysa
Profil lembaga ysa
 
Pertemuan 2 etika profesi
Pertemuan 2 etika profesiPertemuan 2 etika profesi
Pertemuan 2 etika profesi
 
Contoh surat penolakan
Contoh surat penolakanContoh surat penolakan
Contoh surat penolakan
 
Prinsip prinsip epidemiologi
Prinsip prinsip epidemiologiPrinsip prinsip epidemiologi
Prinsip prinsip epidemiologi
 
Susunan acara
Susunan acaraSusunan acara
Susunan acara
 
AT Modul 2 kb 1
AT Modul 2 kb 1AT Modul 2 kb 1
AT Modul 2 kb 1
 
Proposal pertanian
Proposal pertanianProposal pertanian
Proposal pertanian
 

Ähnlich wie PAM BANTU PENDIDIKAN ANAK YATIM

MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISMEMAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISMEPakde Hariyanto Hariyanto
 
Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...
Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...
Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...baambangPontoh
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...Pajeg Lempung
 
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaPedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaNesi Anti Andini
 
Fisika kls-2-setya-n
Fisika kls-2-setya-nFisika kls-2-setya-n
Fisika kls-2-setya-nIlham W'ie
 
Riski skripsi gabungan revisi
Riski skripsi gabungan revisiRiski skripsi gabungan revisi
Riski skripsi gabungan revisiRahman Rahman
 
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandungTinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandungMutiara Bunda Ulil Albab
 
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...Warnet Raha
 
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...Operator Warnet Vast Raha
 
Kti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataKti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataWarnet Raha
 
Tesis ajuan
Tesis ajuanTesis ajuan
Tesis ajuansukmaidi
 

Ähnlich wie PAM BANTU PENDIDIKAN ANAK YATIM (20)

Pretermik Restrik
Pretermik RestrikPretermik Restrik
Pretermik Restrik
 
BISNIS YANG BAIK
BISNIS YANG BAIKBISNIS YANG BAIK
BISNIS YANG BAIK
 
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISMEMAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
 
Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...
Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...
Toaz.info laporan-rtl-rpk-pk-diklat-cks-2020-pr 75857832db967d808af6d8b7d6dee...
 
16507994
1650799416507994
16507994
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
 
Kti akbid paramata ariati
Kti akbid paramata  ariatiKti akbid paramata  ariati
Kti akbid paramata ariati
 
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaPedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
 
1. COVER.pdf
1. COVER.pdf1. COVER.pdf
1. COVER.pdf
 
Fisika kls-2-setya-n
Fisika kls-2-setya-nFisika kls-2-setya-n
Fisika kls-2-setya-n
 
Riski skripsi gabungan revisi
Riski skripsi gabungan revisiRiski skripsi gabungan revisi
Riski skripsi gabungan revisi
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Eko sri darminto
Eko sri darmintoEko sri darminto
Eko sri darminto
 
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandungTinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
Tinjauan pelaksanaan disiplin kerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
 
han 2
han 2han 2
han 2
 
SKRIPSI
SKRIPSISKRIPSI
SKRIPSI
 
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T”...
 
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
 
Kti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataKti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramata
 
Tesis ajuan
Tesis ajuanTesis ajuan
Tesis ajuan
 

PAM BANTU PENDIDIKAN ANAK YATIM

  • 1. PERAN PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH (PAM) DALAM MEMBANTU KELANGSUNGAN PENDIDIKAN A N A K Y A T I M D A N A N A K T E R L A N T A R DI DESA BATUYANG KECAMATAN PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR NTB SKRIPSI Oleh : HUSMIATI NIM: 2007.4.103.0001.0896 SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) NURUL HAKIM KEDIRI JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2008
  • 2. ii Skripsi oleh Husmiati Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji Disetujui pada tanggal 15 Oktober 2008 Pembimbing I Pembimbing II Drs. MUHAMMAD SA’I, MA Drs. MAHLIL
  • 3. iii NOTA DINAS Kediri, ………………………….. Hal : Munaqasah Skripsi Kepada Yth. Kedua STIT Nurul Hakim di- Kediri Lombok Barat Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai dengan petunjuk, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara : Nama : HUSMIATI NPM : Jurusan : Tarbiyah Program Studi : PAI Judul : Peran Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur NTB. Harapan kami kiranya dalam waktu yang telah ditentukan yang bersangkutan dapat dipanggil untuk ujian skripsi. Sekian dan terimakasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing I Pembimbing II Drs. MUHAMMAD SA’I, MA Drs. MAHLIL
  • 4. iv
  • 5. v MOTTO “……. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak- anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (An- Nisa: 9)”
  • 6. vi PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orangtuaku yang telah mencurahkan segala pengorbanan dengan penuh perhatian, kasih sayang dan keikhlasan serta dengan iringan do’a yang senantiasa beliau panjatkan. Dan skripsiku ini juga kupersembahkan untuk anakku dan saudara-saudara, serta teman-teman yang aku cintai, terimakasih atas segala bantuan dan do’anya, baik secara moral ataupun materi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
  • 7. vii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, berakt rahmat, taufik hidayah-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga dan sahabat yang senantiasa membantu perjuangan beliau dalam menegakkan agama di muka bumi ini. Penulisan skripsi yang berjudul “PERANNA PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH (PAM) DALAM MEMBANTU KELANGSUNGAN PENDIDIKAN ANAK YATIM DAN ANAK TERLANTAR DI DESA BATUYANG KECAMATAN PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR” dapat penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana S.Pdi di STIT Nurul Hakim Kediri Lombok Barat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya emmbangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini penulis menghaturkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Drs. Sa’i dan Drs. Mahlil selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi. 2. Bapak Drs. Rusmianto, MA selaku Ketua STIT Nurul Hakim Kediri Lomobk Barat. 3. Dan kepada semua teman-teman yang telah ikut serta dalam membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, mudah-mudahan apa yang telah diberikan dapat menjadi amal ibadah dan diridhoi oleh Allah SWT, karena hakikat kebenaran hanya milik-Nya. Pohgading, 15 Oktober 2008
  • 8. viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................ii HALAMAN MOTTO.................................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv KATA PENGANTAR ................................................................................................. v DAFTAR ISI............................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................................. 1 B. Fokus Penelitian............................................................................................... 4 C. Lokasi Penelitian.............................................................................................. 6 D. Kajian Pustaka.................................................................................................. 7 1. Pengertian Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM)..................................... 7 2. Faktor yang Menyebabkan Adanya Anak-Anak Yatim yang Hidupnya Terlantar..................................................................................................... 9 3. Upaya untuk Menanggulangi Adanya Anak Terlantar ........................... 11 BAB II METODE PENELITIAN.............................................................................. 15 A. Pendekatan Penelitian .................................................................................... 15 B. Kehadiran Peneliti.......................................................................................... 17 C. Sumber Data................................................................................................... 17 D. Proses Pengumpulan Data.............................................................................. 18 1. Metode observasi ..................................................................................... 18 2. Metode Interview ..................................................................................... 19 3. Metode Dokumentasi ............................................................................... 20 E. Analisis Data.................................................................................................. 21 F. Keabsahan Data.............................................................................................. 22
  • 9. ix BAB III PAPARAN DATA TEMUAN PENELITIAN ............................................ 24 A. Gambaran Umum Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM)............................. 24 1. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Muhammadiyah.................................. 24 2. Keadaan Pembina Panti Asuhan Muhammadiyah ................................... 27 3. Sumber Dana dan Biaya........................................................................... 29 4. Sarana dan Prasarana................................................................................ 29 5. Struktur Organisasi .................................................................................. 29 B. Program Panti Asuhan Dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan Bagi Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur .......................................................................... 31 C. Kendala-Kendala yang Dihadapi Panti Asuhan dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur....................................... 34 D. Upaya-Upaya Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan Bagi Anak Yatim dan Anak Terlantar................. 37 BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................... 40 A. Program Panti Asuhan (PAM) Dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang ................... 40 B. Kendala-Kendala yang Dihadapi Panti Asuhan Muhammadiyah di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.............................. 42 C. Upaya-Upaya yang Dilakukan Dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan Bagi Anak-Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur....................................... 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 48 A. Kesimpulan ................................................................................................... 48 B. Saran............................................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
  • 10. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita semua tahu bahwa manusia dilahirkan ke dunia untuk dididik, manusia didik adalah makhluk Tuhan yang ada dalam proses pertumbuhan rohaniah dan jasmaniah yang memerlukan bimbingan dan pengarahan melalui proses pendidikan. Anak sebagai generasi penerus adalah pewaris cita-cita perjuangan bangsa yang merupakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sementara itu kita semua tahu bahwa anak-anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang perlu dan harus dipenuhi yaitu hak kebutuhan makanan, gizi, kesehatan bermain, kebutuhan emosional, kebutuhan spiritual dan moral. Dalam sebuah pendidikan juga perlu dilakukan proses belajar-mengajar, sementara itu pemerintah sudah menegaskan untuk wajib belajar bagi anak usia dini, setidaknya memperoleh pendidikan dasar sampai tamat atau yang biasa juga disebut dengan wajib belajar sembilan tahun. Akan tetapi karena krisis ekonomi yang melanda negara kita menyebabkan banyaknya anak-anak yang ekonominya kurang akhirnya putus sekolah, bahkan tidak sekolah sama sekali, terlebih lagi bagi anak-anak terlantar yang hidupnya di jalanan, anak-anak yatim dan anak yang kurang mampu. Bahkan pada usia mereka yang masih amat sangat muda sekali, mereka harus bekerja, memeras keringat, serta melawan panasnya matahari dan kejamnya dunia luar hanya untuk mendapatkan selsuap nasi sehingga mereka tak ada waktu untuk belajar ataupun bersekolah.
  • 11. 2 Bagi mereka anak-anak yatim dan anak terlantar serta anak yang kurang mampu ekonominya, hidup adalah perjuangan melawan kemiskinan untuk mempertahankan hidup dan bisa memperoleh keempat dasar yang sesungguhnya harus ada pada diri mereka sejak dilahirkan yaitu: 1. Kasih sayang 2. Perlindungan 3. Pendidikan, dan 4. Hak-hak mereka yang lainnya. Dengan keadaan mereka yang lemah dan fakir, maka negara kita wajib menyediakan dan menjamin pendidikan mereka serta mengurus dan memlindunginya sehingga dengan demikian mereka akan terhindar dari keberutalan, kerusakan moral, kemiskinan dan ketidakpedulian. Secara moral pemerintah juga telah mengambil sikap yang jelas terhadap persoalan ini. Hal ini jelas disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, yakni masalah hak warga negara dalam kelayakan hidup merupakan sub yang dapat perhatian serius, sebagaimana yang termaktub di dalam pasal 31, ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sedangkan bagi warga negara yang tergolong fakir miskin dipelihara oleh negara, hal ini juga dijelaskan dalam pasal 34 UUD 1945 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara” (UUD 1945, 1999: 9-10) Untuk merealisasikan isi dari UUD 1945, sebagaimana yang telah diuraikan di atas, pemerintah menyalurkan bantuan-bantuan sosial melalui Panti Asuhan, panti jompo, gerakan orang tua asuh, dan yang lainnya, yang berupa
  • 12. 3 bantuan secara cuma-cuma untuk kesejahteraan hidup bagi warga negara yang kurang mampu. Sehingga seudah menjadi tanggung jawab kita terhadap generasi yang akan datang sebagaimana firman Allah SWT dalam lsurat An-Nisa ayat: 9, yang artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang meninggalkan mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatirkan akan kesejahteraan mereka, oleh karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (Depag RI, 1993: 176) Takut di sini merupakan adanya rasa tanggung jawab kita terhadap generasi penerus yang akan datang. Islam merupakan syari’at Allah bagi manusia, sedangkan bekal bagi syari’at adalah manusia harus beribadah. Agar manusia mampu memikul dan merealisasikan amanat besar itu, syari’at itu membutuhkan pengalaman, pembinaan, dan pengembangan. Pembinaan dan pengembangan itulah yang dimaksudkan dengan pendidikan Islam. Melalui pendidikan Islam kita dapat menyelamatkan manusia dari penindasan dan pencampakan sistem materalisme. Lewat orang tua mereka, kita dapat menyelamatkan anak-anak yang kelaparan, kehinaan, ataupun yang dilanda bencana. Sedangkan bagi anak jalanan dan anak-anak terlantar mereka akan berlapang dada menerima apa yang ada dari jerih payah yang dilakukan di jalan- jalan supaya bisa mengenyam pendidikan dan untuk mendapatkan sesuap nasi, jika dibandingkan dengan anak-anak yang serba berkecukupan, baik dari segi pendidikan maupun kebutuhan yang lainnya dapat terpenuhi, lain halnya dengan mereka anak-anak yang hidup di jalanan dia akan merasa bangga dengan hasil keringatnya sendiri.
  • 13. 4 Akhirnya berdirilah sebuah yayasan sebagai tempat penampungan anak- anak yatim, anak jalanan, dan anak-anak yang terlantar seta anak-anak yang kurang mampu yang dulunya hanya memberikan penampungan saja, akan tetapi karena banyaknya anak-anak yatim dan anak-anak terlantar tidak mendapatkan pendidikan, maka selain dari pemerintah, berbagai lembaga swasta seperti LSM, organisasi sosial kemasyarakatan juga berupaya dan berusaha menanggulangi masalah tersebut. Namun dalam menangani dan membina anak-anak terlantar dan anak jalanan bukanlah pekerjaan yang mudah dan sederhana seperti membina anak- anak di sekolah (siswa-siswi) pada umumnya, kita harus siap mental karena anak-anak yang akan dibina mempunyai latar belakang dan karakteristik yang berbeda. Hal inilah yang menarik penulis luntuk menjadikan Panti Asuhan Muhammadiyah sebagai obyek dalam penelitian guna menyusun skripsi yang berjudul “PERANAN PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH DALAM MEMBANTU KELANGSUNGAN PENDIDIKAN ANAK YATIM DAN ANAK TERLANTAR DI DESA BATUYANG KECAMATAN PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR”. B. Fokus Penelitian 1. Rumusan Masalah Dari uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
  • 14. 5 a. Program yang dilakukan Panti Asuhan Muhammadiyah dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. b. Kendala apa saja yang dihadapi Panti Asuhan Muhammadiyah dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. c. Upaya-upaya yang dilakukan Panti Asuhan dalam membantu kelangsungan pendidkan bagi anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. 2. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Ingin mengetahui program Panti Asuhan Muhammadiyah dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. b. Ingin mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi panti dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. c. Ingin mengetahui upaya-upaya yang dilakukan PAM dalam membantu kelangsungan pendidikan anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.
  • 15. 6 3. Kegunaan Penelitian Di dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa kegunaan yang dihadapkan antara lain sebagai berikut : a. Secara teoritis, penelitain ini diharapkan akan memberikan sejumlah pengetahuan dan informasi yang berkenaan dengan peranan Panti Asuhan Muhammadiyah dalam membantu kelangsungan pendidikan anak jalanan di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. b. Secara praktis, penelitian ini diharpakan sebagai masukan bagi masyarakat pada umumnya dan lembaga-lembaga sosial pemerintah khususnya dalam memberikan arahan dan pembinaan yang lebih konkret terhadap persoalan kesejahteraan anak. C. Lokasi Penelitian Lokasi yang penulis jadikan sebagai tempat penelitian Panti Asuhan Muhammadiyah, Jln. Raya Labuhan Lombok, Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. Adapun alasan-alasan penulis memilih Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut: 1. Panti Asuhan Muhammadiyah merupakan lembaga yang paling awal berdiri di Desa Batuyang sebagai lembaga yang memperhatikan permasalahan anak- anak secara serius. 2. Panti Asuhan Muhammadiyah juga merupakan sebuah swadaya lembaga yang konkret terhadap permasalahan anak. 3. Panti Asuhan Muhammadiyah juga tidak terlalu jauh.
  • 16. 7 D. Kajian Pustaka 1. Pengertian Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Panti Asuhan meruapkan sebuah lembaga sosial untuk menampung anak-anak yatim, anak terlantar yang hidupnya tidak terurus dan tinggal di jalanan sebagai tempat untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya, dan supaya mereka terpenuhi kebutuhannya baik fisik, rohani dan sosialnya. Dengan demikian, jelaslah di dalam Panti Asuhan Muhammadiyah tidak hanya melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap potensi yang dimiliki oleh anak-anak tersebut, namun yang lebih penting adalah mengumpulkan mereka untuk diberikan hak hidup secara wajar sebagai warga negara yang sudah merdeka. “Anak-anak terlantar yang hdiupnya di jalanan adalah rata-rata anak usia dini yang usianya berkisar 6-18 tahun yang menggunakan sebagian besar waktunya di jalanan sebagai pekerja, apakah mereka masih ada kelaurga atau tidak kita tidak ada yang tahu” (Depsos RI, 1998: 1). Pada hakekatnya anak yatim dan anak terlantar yang hidup di jalanan adalah sekelompok anak yang menjadi korban sistem pembangunan yang belum berprinsip pada “kepentingan terbaik buat anak”. Adapun kriteria anak yatim dan anak terlantar yang hidupnya di jalanan antara lain : a. Berusia sekitar 6-15 tahun b. Laki-laki maupun perempuan
  • 17. 8 c. Masih sekolah dan putus sekolah d. Tinggal dengan orang tua atua tidak e. Mempunyai aktivitas di jalanan ataupun tidak, yang aktivitasnya seperti berjualan asongan, jual koran, bahkan jadi buruh, dan masih banyak jenis pekerjaan yang lainnya (Depsos RI, 1993: 3). Kriteria umum tersebut tercakup dalam kategori sebagai berikut: a. Anak-anak yatim dan anak terlantar yang hidupnya di jalanan, yakni anak yang sudah putus hubungan dengan orang tuanya dan tidak sekolah terlebih bagi mereka yang anak yatim yang keluarganya tidak mampu. b. Anak yatim bekerja di jalanan, yakni anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, baik yang masih sekolah maupun yang tidak sekolah. c. Anak-anak yang walaupun tinggal sama orang tuanya namun sudah mencari nafkah di jalanan yang bukan tidak mungkin mereka akan putus sekolah. Sedangkan ciri-ciri fisik dan psikisnya antara lain sebagai berikut: a. Penampilan kusam tak karuan b. Beraktivitas di jalanan c. Tingkat kemandiriannya tinggi d. Kreatif dan banyak akal e. Tidak mudah tersinggung f. Terbuka dalam berpendapat g. Berani menentang
  • 18. 9 h. Serius dalam mengerjakan sesuatu, dan i. Polos dalam bersikap 2. Faktor yang Menyebabkan Adanya Anak-Anak Yatim yang Hidupnya Terlantar Baik di kota maupun di desa yang namanya anak terlantar hidup di jalanan pasti ada namun faktornyalah yang berbeda, adapun faktor pendorongnya lebih disebabkan pada masalah kebutuhan keluarga, dan ekonomi yang kian hari harganya makin tinggi dan sulit dijangkau oleh mereka yang kurang mampu. Bila ditinjau lebih jauh ada beberapa faktor pendorong sehingga anak-anak terjerumus dlama kehidupan di jalanan dan menjadi gelandangan seolah-olahh tidak mempunyai orang tua dan keluarga sama sekali yang mereka harapkan bisa memberikan perhatian dan kasih sayang buat mereka. Akibatnya anak tersebut hidup di jalanan yang disebabkan oleh adanya faktor intern (dalam diri anak) dan faktor ekstern (dari lingkungan, keluarga dan orang tua). a. Faktor intern Dari pribadi anak itu sendiri: 1) Cacat lahir/yang bersifat biologis atau psikis. 2) Pembawan/bakat yang negatif serta sukar untuk diarahkan, sukar dikendalikan secara wajar. 3) Pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan anak-anak. 4) Kurang dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan.
  • 19. 10 5) Pengendalian diri kurang terhadap hal-hal negatif. 6) Tidak mempunyai kegemaran dan hoby yang sehat sehingga anak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif. b. Faktor ekstern Dari lingkungan, orang tua dan keluarga: 1) Rasa kasih sayang yang tidak merata terhadap anak-anak. 2) Kelahiran anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya. 3) Ketidak harmonisan orang tua yang menyebabkan anak-anaknya tidak terbina. 4) Kurang mengetahui tentang cara-cara mendidik anak yang baik. 5) Kurangnya contoh teladan yag nbaik dari orang tua. 6) Kurang memberikan dasar agama, mental, budi pekerti, serta disiplin dan tanggung jawab dari orang tua. Adapun sebab-sebab terpenting penyimpangan anak dan penyembuhannya yang terampuh menurut syiar Islam agar mereka berada pada jalan petunjuk dalam mendidik dan mengemban tanggung jawab adalah sebagai berikut: a. Kefakiran yang menaungi sebagian rumah Sebagaimana telah diketahui, ketika seorang anak kecil tidak mendapati makanan dan pakaian di rumahnya dan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu memenuhi kebutuhannya itu, maka anak itu tidak akan ragu untuk meninggalkan rumah untuk mencari rizki dengan maksud memenuhi kebutuhan tersebut.
  • 20. 11 b. Adanya perselisihan dan konflik antara ibu dan bapak Diantara faktor-faktor dasar yang mengakibatkan penyimpangan anak ialah terjadinya konflik dan perselisihan antara ibu dan bapak setiap kali bertemu. Setiap kali anak di rumah yang mereka lihat adalah permusuhan di depan mata sehingga tanpa berpikir panjangpun anak tersebut akan langsung meninggalkan rumah mencari teman bergaul dan bermain untuk menghilangkan permasalahan yang ada dalam keluarganya. Sedangkan kita ketahui bahwa Islam dengan prinsip-prinsipnya yang amat bijaksana dan abadi telah merumuskan bagi para pelamar cara yang benar dalam memilih calon istri begitu juga dengan para wali perempuan telah dijelaskan cara terbaik dalam memilih menantu laki-laki. c. Perceraian yang dialami orang tua Kurangnya perhatian dari orang tua yang biasanya akan membawa penyimpangan-penyimpangan yang fatal bagi anak akibat dari perpisahan orang tua mereka. Itulah beberapa faktor utama yang biasanya menyebabkan anak menjadi terlantar. Dengan demikian alangkah mulianya para pendidik untuk berjalan di atas garis-garis Islam dalam mendidik anak, mengatasi penyimpangan, meluruskan tingkah laku, dan memperbaiki jiwa mereka dan menanamkan ahlak yang baik. 3. Upaya untuk Menanggulangi Adanya Anak Terlantar Untuk menghindari membengkaknya problem yang dihadapi anak- anak dan remaja, maka perlu diadakan pencegahan yang terarah, begitu juga
  • 21. 12 dalam hal menanggulangi adanya anak-anak terlantar, maka dilakukan beberapa tindakan antara lain: a. Tindakan Preventif Usaha-usaha yang sifatnya preventif adalah usaha yang dapat dilakukan melalui pendidikan formal (masyarakat): 1) Pembinaan pendidikan dalam keluarga (informal) a) Menghindari perselisihan dalam keluarga. b) Menanamkan pendidikan agama (ahlak dan ibadah) yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c) Memelihara hubungan dan kasih sayang yang adil dan merata, antara sesama dalam keluarga. d) Memberikan program yang bermanfaat bagi anak sesuai dengan umur mereka. e) Memberiakan peranan dan tanggung jawab di antara para anggota keluarga. 2) Pembinaan pendidikan di sekolah (formal) Pendidikan di sekolah adalah salah satu pendidikan yag nsangat penting bagi anak, karena pendidikan di sekolah mempunyai peran dalam membantu pembinaan sikap, mental, pengetahuan dan keterampilan anak. Sasaran pembinaan ini adalah tumbuhnya remaja- remaja yang dinamis, kritis dalam berpikir dan bertindak, keadaan ini akan memperkecil frekuensi terjadinya penyimpangan. Usaha pendekatannya antara lain:
  • 22. 13 a) Mengintensifkan pelajarna pendidikan agama. b) Mengadakan pembenahan dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. c) Penerapan metode belajar-mengajar yang efektif, menarik minat dan perhatian anak, sehingga anak akan belajar lebih aktif. d) Mendapatkan pengawasan dan disiplin terhadap tata tertib sekolah. e) Mengadakan identifikasi dan disiplin bimbingan bakat, minat, kemampuan dan penyaluran. 3) Pembinaan pendidikan non formal (masyarakat) Masyarakat daalah tempat pendidikan yang ketiga setelah pendidikan rumah tangga dan sekolah. Pembinaan-pembinaan pendidikan kemasyarakan dimaksudkan untuk mengisi waktu senggang dengan mengadakan kegiatan yang bermanfaat. Hal itu dapat dilakukan dengan jalan meningkatkan pendidikan kepramukaan, penyuluhan mental, agama, pendidikan keterampilan, pendidikan olahraga, usaha perluasan perpustakaan, palang merah remaja, karang taruna, remaja masjid, dan usaha-usaha lainnya (Sahilun A, Nasir, 199: 90-94). b. Tindakan represif Tindakan ini diartikan, tindakan secara hukum yang ditujukan kepada naak yang melakukan kenakalan yang melanggar hukum atau orang yang membantunya yang menjadikan anak tersebut melanggar hukum.
  • 23. 14 c. Tindakan kuratif Tindakan secara kuratif dan rehabilitasi, yaitu setelah usaha dan tindakan yang lain dilaksanakan, tindakan ini merupakan pembinaan khusus untuk memecahkan dan menanggulangi problem kenakalan remaja.
  • 24. 15 BAB II METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuratif yang tidak menggunakan angka-angka statistik, akan tetapi menggunakan pemahaman-pemahaman yang didapatkan, dilahirkan dari satu cara berpikir yang induktif. Pendekatan kuratif ini biasanya menggunakan teknik analisa mendalam yaitu menguji masalah kasus perkasus, karena pendekatan kualitatif merupakan sifat masalah yang satu dan yang lainnya berbeda, dengan demikian yang dihasilkan dari pendekatan ini bukan generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Kirk dan Min mendefinisikan bahwa “Kualitatif adalah tradisi tertentu dalam suatu ilmu pengetahuan yang secara fundamenatal bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang- orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya” (Moleong, 2000: 3). Sejalan dengan pendapat tersebut, Badan dan Taylor dalam Moleong berpendapat bahwa “Pendekatan kualitatif sebagai proseudr penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, tulisan atau lisan dari orang-orang di sekitarnya” (Moleong, 2000: 3). “Penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis, obyektivitas, sistematik dan sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi, sebab
  • 25. 16 hakekat dari suatu fenomena atau gejala penelitian kualitatif adalah totalitas atau gestalt” (Margono, 2000: 36) Alasan mengenai dilakukannya penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: 1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang. 2. Untuk menanggulangi kecendrungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis akibat dari adanya hipotesis yang disusun sebelumnya. 3. Untuk menanggulangi kecendrungan pembatasan variabel yang sebelumnya, seperti dalam penelitian kualitatif karena permasalahan dalam variabel dalam masalah sosial sangat kompleks. 4. Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar dalam penelitian kualitatif yang menggunakan pengakuan enumirasi (perhitungan) empiris, padahal ini sebenarnya berada dalam konsep yang timbul dari data (Margono, 2002: 37). Dalam melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif terdiri dari empat langkah yaitu: 1. Merumuskan fokus penelitian. 2. Menyusun kerangka kerja teoritis, yaitu kerangka kerja yang digunakan dalam memandu peneliti dalam mengumpulkan data. 3. Melaksanakan penelitian untuk mengumpulkan data. 4. Menganlaisa data yaitu membuat data yang diperoleh di lapangan dapat dimengerti, sehingga penemuan yang dihasilkan tersebut dapat dikomunikasikan ke orang lain.
  • 26. 17 B. Kehadiran Peneliti “Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan merupakan suatu keharusan dimana peneliti sebagai instrumen penelitian karena ia merupakan segalanya dalam keseluruhan proses penelitian” (Moleong, 2000: 121) Kehadiran peneliti di lapangan sangat penting dan berfungsi sebagai instrumen, sekaligus sebagai pengumpul data dari obyek yang diteliti. Juga untuk menambah pengetahuan dan wawasa. Sebelum terjun ke lokasi penelitian, peneliti terlebih dulu memenuhi beberapa prosedur, yakni: 1. Menyusun proposal penelitian yang dimabil dari skripsi yang sudah disusun oleh peneliti. 2. Mendapatkan rekomendasi surat izin dari kampus. C. Sumber Data “Sumber data merupakan obyek dari mana data diperoleh” (Suharsimi Arikunto, 1997: 114). Adapun jensi-jenis data yang akan dikumpulkan dari responden adalah berupa kata-kata tertulis atau lisan serta catatan-catatan. Sehubungan dengan hal ini data atau informasi tersebut dapat diperoleh dari responden sebagai berikut: 1. Ketua atau koordinasi umum Panti Asuhan Muhammadiyah. 2. Koordinator informasi dan dokumentasi panti. 3. Orang tua dari anak yatim dan anak terlantar (yang ada) 4. Orang-orang yang berhubungan dengan panti.
  • 27. 18 5. Tokoh agama/tokoh masyarakat. Dalam penelitian kualitatif, sampling bukan untuk melakukan generalisasi terhadap penelitian yang besar, tetapi untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya, dan yang ditekankan pada penelitian kualtiatif ditemukannya esensi persoalan yang diteliti, bukan banyaknya sampel. Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sample dimana sampel diambil bukan tergantung dari besar kecilnya populasi melainkan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dalam sampel purposive ini, peneliti cenderung memilih responden yang dianggap dapat dipercaya untuk menjadi sumber data serta mengetahui masalah secara mendalam, dengan demikian penetapan responden bukan ditentukan oleh pemikiran representatif terhadap kualitas populasinya melainkan informasi yang diperlukan. D. Proses Pengumpulan Data “Pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu penelitian bahkan, merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Pengumpulan tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian” (Nazir, 1988: 211). Adapun metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data yang terkait dengan pokok bahasan dalam skripsi ini adalah metode observasi, interview, dan dokumentasi. 1. Metode Observasi “Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai pengamatan, penataan dengan sistematis fenomena yang diselidiki.
  • 28. 19 Sedangkan arti luas observasi biasa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui tes dan quesioner” (Sutrisno Hadi, 2000: 136). “Observasi juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian” (Margono, 2000: 158). Lebih lanjutnya yang dikatakan sebagai obsevasi partisipasn adalah, dimana peneliti turut mengambil bagian dari kelompok, di tengah-tengah kehidupan subjek penelitian. Dalam metode pengumpulan data melalui observasi ini, peneliti mencatat apa yang dilihat, sehingga peneliti dapat mengenal situasi dengan baik dan mengetahui peran panti asuhan dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak-anak yang terlantar. 2. Metode Interview “Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan kedua pihak, yaitu pewawancara dan yang diwawancarai” (Moleong, 2000: 135). “Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan- keterangan” (Cholid Narbuko, dkk, 1999: 83). Dalam hal ini penulis menggunakan interview bebas terpimpin, karena wawancara yang peneliti lakukan bukanlah pekerjaan yang mudah,
  • 29. 20 dalam hal ini penulis sebagai pewawancara harus dapat menciptakan suasana yang santai, serius dan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang : a. Upaya panti asuhan dalam membina kelangsungan pendidikan bagi anak- anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. b. Program Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam membantu kelangsungan pendidikan anak yatim dan anak terlantar yang bisa diperoleh dari Panti Asuhan ini. c. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Panti Asuhan dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak-anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. Untuk memperoleh hasil wawancara yang valid dan jelas, peneliti langsung melakukan interview dengan koordinasi umum panti asuhan, koordinasi issu anak jalanan, dan koordinator informasi dan dokumentasi. 3. Metode Dokumentasi “Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis, berdasarkan hal ini metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa buku-buku, majalah, catatan harian dan yang lainnya” (Suharsimi Arikunto, 1998: 149). Peneliti mengunakan metode ini untuk mengumpulkan data dalam penyelidikan atau penelitian yang berbentuk dokumen-dokumen untuk
  • 30. 21 memperoleh berbagai keterangan atau informasi yang diperoleh, termasuk catatan-catatan penting pelaksanaan peranan panti asuhan dalam membantu kelangsungan pendidikan anak yatim dan anak terlantar, jumlah anak yatim, jumlah anak terlantar, letak geografisnya, dan program yang dilakukan Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM). Selanjutnya melalui metode ini diharapkan dapat memperoleh data-data pokok mengenai peranan Panti Asuhan dalam membantu kelangsungan pendidikan anak yatim dan anak jalanan di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. E. Analisis Data Analisis data menurut Patton (1998) adalah “Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori satuan uraian dasar” (Moleong, 2000: 12). Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah menganalisis data meliputi tiga langkah yaitu: 1. Persiapan, dalam bentuk pengecekan nama-nama, kelengkapan data, macam- macam isian data. 2. Tabulasi data berupa memberi skor, memberi kode, dan mengubah jenis data. 3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan (Suharsimi Arikunto, 1998: 240-244). Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai unsur, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.
  • 31. 22 Analisa data bertujuan untuk mengkategorisasikan data yang diperoleh di lapangan, dokumen-dokumen peneliti, dan sebagainya. Pengorganisasian dan pengolahan data bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat sebagai teori substansif. Karena keseluruhan langkah dalam kegiatan penelitian ini merupakan proses yang berjalan secara serentak, maka teoritis analisis data dari pengumpulan data dilakukan secara berulang-ulang dan dilanjutkan setelah pengumpulan data selesai. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan analisa data secara induktif, yaitu analisa data berangkat dari kasus atau peristiwa yang bersifat khusus, kemudian melakukan generalisasi dengan mengambil kesimpulan yang bersifat umum. F. Keabsahan Data Untuk mendapatkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan keabsahan data. Hal ini dimaksudkan agar data atau informasi yang masih dikumpulkan mendangung nilai kebenaran. Untuk mendapatkan kevalidan dan keabasahan data ini, menggunakan pendapat yang diajukan oleh Lincoln dan Guba dalam hal pencapaian tujuan kredibilitas data mengatakan sebagai berikut: “1) perpanjangan keikutsertaan, 2) ketekunan pengamatan, 3) triangulasi, 4) pemeriksaan sejawat melalui diskusi, 5) analisa kasus negatif, 6) kecukupan referensi, 7) pengecekan anggota, 8) uraian rinci, 9) auditing” (Moleong, 2000: 175-183).
  • 32. 23 Dari kesembilan kriteria dan teknik pemeriksaan data di atas, penulis hanya menggunakan empat teknik yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Perpanjangan keikutsertaan 2. Ketekunan pengamatan 3. Pemeriksaan sejawat 4. Melalui diskusi Penjelasan teknik pemeriksaan data di atas adalah sebagai berikut: 1. Perpanjangan keikutsertaan, hal ini penulis lakukan guna melakukan penelitian adalah sebagai instrumen kunci yang sangat menentukan pengumpulan data/informasi. Dalam melakukan penelitian, peneliti juga terjun ke lokasi penelitian dalam waktu yang cukup panjang dan memadai guna mendeteksi data dan memperhitungkan distorsi yang mengotori data yang disebabkan oleh permasalahan pribadi. 2. Ketekunan pengamatan. Adapun yang dimaksud dengan ketekunan pengamatan adalah sebagai berikut: “Ketekunan pengamatan bermaksud untuk memenuhi ciri-ciri dan unsur- unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau issu yang sedang dicari dan kemudian memutuskan diri pada hal-hal tersebut secara rinci”. (Moloeng, 2007: 177) 3. Pemeriksaan sejawat dan melalui diskusi, dalam penelitian ini bertujuan memperoleh kritikan pertanyaan yang dapat menguji kebenaran penguji, sehingga data-data yang diperoleh benar-benar teruji keabsahannya, disamping itu juga dapat mencari kelemahan yang kurang jelas dari data-data yang diperoleh.
  • 33. 24 BAB III PAPARAN DATA TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) 1. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Muhammadiyah Panti Asuhan Muhammadiyah adalah lembaga swadaya masyarakat yang kelahirannya didasari pada keprihatinan terhadap anak-anak yang ada di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya (NTB). Rasa keprihatinan ini diaktualisasikan oleh sekelompok aktivis pemerduli, yang salah satunya bernama Pak H. Badrun. Karena ide dan inisiatif beliaulah sehingga didirikannya Panti Asuhan untuk anak-anak yatim, anak terlatnar dan anak yang tidak mampu. Inisiatif ini muncul sejak tahun 1998, bersama kelompok pemerduli yang diketuai oleh Pak Badrun sendiri. Selanjutnya aktivitas yang dilakukan oleh mereka adalah sebagai pelindung dan pendidik. Dari proses tersebut sedikit demi sedikit, tepatnya dua tahun kemudian didapatkan hasil bahwa permasalahan anak-anak memang membutuhkan perhatian serius dan kontinyu sesuia dengan permasalahan anak. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari dan yang terpenting adalah agar proses pembelajaran bersama anak-anak dapat berjalan lancar, maka tanggal 17 Maret 1998, lembaga ini resmi teraktenotaris di Batuyang. (Hainiah, Wawancara 20 September 2008) Sebagai lembaga yang perduli terhadap permaslahan anak, keberadaan dan perkembangan anak serta tuntutan program yang sesuai
  • 34. 25 dengan perkembangan anak-anak yang terjadi akibat ketidak adaannya pemerataan pembangunan ataupun yang diakibatkan karena proses perguliran waktu yang sangat cepat. Adapun visi dan misi Panti adalah menciptakan manusia yang kritis, kratif, aktif, dan arif dalam menyikapi dan mencari jalan keluar (solusi) terhadap berbagai macam permasalahan yang terjadi di sekitarnya. (Hainiah, wawancara 21 September 2008) Dari hasil wawancara selanjutnya dengan ketua umum Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM), program atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan panti adalah sebagai berikut: a. Pendidikan formal Dimaksudkan di sini bagi anak yang tidak mampu sama sekali membiayai sekolah anaknya, maka semua biaya sekolah anak tersebut ditanggung oleh panti, dan bagi anak yang sekolahnya hanya setengah saja maka kekurangannya ditanggung oleh panti juga. b. Program penjualan Yang dimaksudkan di sini adalah pada sore harinya mereka bekerja membuat tempe, dari hasil tersebut mereka membagi tugas, bagi yang sekolah sore tugasnya berjualan di pagi hari dan bagi mereka yang sekolahnya pagi dia yang bekerja membuat tempe pada sore harinya. c. Mengadakan diniah d. Pengutan ekonomi masyarakat (Abdurrahman, 21 September 2008)
  • 35. 26 Di Panti Asuhan Muhammadiyah juga tidak hanya menampung anak yang dari Batuyang saja melainkan dari berbagai desa, seperti dari perbukitan, dusun, dan daerah-daerah terpencil yang ada di Kecamatan Pringgabaya. Melihat kenyataan bahwa banyaknya anak-anak yang terlantar maka Panti Asuhan Muhammadiyah mengambil bagian dalam pendampingan anak terlantar di desa Batuyang, dengan konsep pendidikan formal dan non formal yang telah berhasil dilakukan oleh panti asuhan sebagai pegangan untuk melakukan pendampingan bagi anak-anak panti asuhan. Inti dari konsep tersebut antara lain : a. Konsep kesetaraan, dengan prinsip semua orang adalah guru dan alam raya adalah sekolah. Konsep ini menempatkan sebagai subyek dan bersama-sama dalam penyelesaian masalah. b. Suka berkarya, suka bermain, suka belajar, suka berumpul, suka berdialog, suka bekerjasama, ini bisa disingkat dengan GSB yang lebih menekankan pada pola penekatan pada anak dengan melihat potensi atau kesukaan mereka. c. Kurikulum pokok yang bertumpu pada keseimbangan antara Tuhan, manusia, alam, seni, nilai sosial, dan ekonomi. Adapun Pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) tahun 2002 adalah sebagai berikut: a. Koordinator umum b. Sekretaris
  • 36. 27 c. Bendahara : Hainiah d. Koordinator pemberdayaan anak dan masyarakat e. Anggota-anggota 2. Keadaan Pembina Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) a. Keadaan Pembina PAM Jumlah pengurus atau pembina anak yatim dan anak terlantar di panti sampai saat ini berjumlah lempat orang yang terdiri dari dua orang pria dan dua orang wanita sebagai pengurus tetap, tetapi masih bnayak juga para relawan yang membantu membina anak-anak yatim yang ada di panti, apalagi setelah berdirinya TK (PAUD) Pendidikan Anak di Usia Dini, banyak para guru-guru muda yang meluangkan waktunya untuk mendidik mereka di panti, khususnya anak-anak yatim dan anak yang kurang mampu (Koordinator Informasi, wawancara 10 Oktober 2008). Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Jumlah pembina menurut jenis kelamin dan pendidikan No Jenis Kelamin Pendidikan SD SMP SMA D2 S1 Alumni Pondok Jumlah 1 2 Pria Wanita - - - - 1 1 - - - 1 1 - 2 2 Jumlah - 2 - 1 1 4 Tabel 2. Daftar nama pembina PAM Batuyang Kecamatan Pringgabaya No Nama Pendidikan TMT Alamat 1. 2. 3. 4. Badrun, S.Ag Hainiah Sabri H. Syahrudin S1 Alumni Ponpes SMA SMP 1985 1996 1995 1983 Batuyang Batuyang Batuyang Batuyang
  • 37. 28 b. Keadaan anak yatim dan anak terlantar di PAM Berdasarkan data dan keterangan yang diperoleh dari panti bahwa jumlah anak yatim dan anak terlantar tiap tahunnya bertambah, bagi mereka yang sudah tamat SMA ada yang cari kerja bahkan ada yang menetap membantu pengurus untuk membimbing temannya yang masih membutuhkan bimbingan. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, berdasarkan keterangan salah seorang pengurus panti, jumlah mereka sekarang sudah mencapai delapan puluh orang, mulai dari usia SD, SMP, dan SMA, ada juga yang masih TK, tapi bagi mereka yang masih usia dini mereka tinggal bersama orang tua mereka, tapi pembiayaannya ditanggung oleh panti. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat di tabel ini. Tabel 3. Keadaan anak yatim dan anak terlantar berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Pohgading Batuyang Bukit Jumlah 1 2 Pria Wanita 17 4 33 9 15 2 65 15 Jumlah 80 (Wawancara dan dokumentasi, 10 Oktober 2008) Berdasarkan hasil observasi dari jumlah anak yatim dan anak terlantar di panti melebihi dari jumlah pembina yang ada, tapi alhamdulillah bagi mereka yang sudah jadi alumni panti sebagian menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk mendidik dan membimbing adik-adik mereka dan sebagian juga mencari kerja. Tapi hal ini bukanlah menjadi permasalahan ataupun penghambat bagi panti untuk menjalankan tugas-tugas merkea terhadap anak-anak yang ada di panti.
  • 38. 29 3. Sumber Dana dan Biaya a. Sumber Dana Adapun sumber dana PAM diperoleh dari berbagai relawan dan pengembangan usaha yang baru-baru ini dibuka tepatnya di depan panti yang dikelola oleh pengurus PAM, dari berbagai sumbangan yang tidak mengikat individu atau kelompok pemerduli dan dari berbagai kegiatan lainnya seperti hasil penjualan tempe. b. Pembiayaan Adapun dana-dana yang terkumpul dari berbagai sumber di atas dikelola untuk memenuhi segala kebutuhan anak-anak yang ada di panti secara umum, dan kebutuhan yang diperlukan oleh panti sendiri untuk membantu kelancaran semua program yang sudah diatur sedemikian rupa. 4. Sarana dan Prasarana Sebagai layaknya suatu organisasi, lembaga atau yayasan tidak terlepas dari adanya sarana dan prasarana yang melengkapi. Adapun sarana yang dimiliki panti dalam menunjang pembiayaan dan program di panti dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Sarana dan prasarana No. Jenis Sarana Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ruang tamu Ruang kerja Ruang perpustakaan Ruang pertemuan TK/PAUD Kamar tidur Dapur Kamar mandir pria Kamar mandi wanita 1 1 2 1 1 4 1 2 1
  • 39. 30 Disamping sarana dan prasarana yang menunjang dalam pembinaan anak-anak yatim dan anak terlantar yang ada di Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Batuyang ada juga kebutuhan yang lainnya. Lebih jelasnya bisa kita lihat pada tabel berikut ini. Tabel 5. Prasarana penunjang pembinaan anak yatim dan anak terlantar yang ada di PAM Batuyang. No. Jenis Prasarana Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Komputer Telpon TV Kursi, meja Lemari pakaian Mesin jahit Lemari perpustakaan 1 1 1 3 6 1 2 5. Stuktur Organisasi Dalam suatu lembaga tidak terlepas dari suatu organsiasi. Adapun struktur organisasi PAM sampai sekarang masih digunakan yang dinamakan skema lingkaran NASA. Tabel 6. Struktur Organisasi
  • 40. 31 B. Program Panti Asuhan Dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan Bagi Anak Yatim dan Anak Terlantar yang ada di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur Dari sejarah berdirinya PAM dan adanya anak-anak yatim dan anak yang terlantar, sejak tahun 1996, Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) berusaha agar bisa menjadi wahana yag ndipersiapkan sebagai perantara bagi anak-anak agar bisa terbebas dari keterpurukan. Adapun sasaran pemberdayaan anak yatim dan anak-anak terlantar bagi PAM adalah : 1. Anak yatim dan anak terlantar yang usia 7-15 tahun. 2. Laki-laki maupun perempuan. 3. Putus sekolah maupun masih sekolah. 4. Tinggal bersama orang tua atau tidak, ataupun tinggal sama tetangga maupun sama keluarga yang ada. 5. Kerja di jalanan atau minimal 4 jam/hari seperti tukang sabit rumput, buruh pasar, jual koran, dan yang lainnya (Observasi, 24 Oktober 2008). Panti Asuhan Muhammadiyah yang merupakan nama sebuah tempat untuk mendidik anak-anak yatim dan anak yang terlantar di Desa Batuyang dan sekitarnya, peranannya yang utama adalah bagaimana dia bisa merubah tingkah laku dan sikap anak-anak tersebut, karena dalam hal ini anak-anak ini terbagi menjadi dua golongan yakni anak yatim dan anak terlantar murni dan anak terlantar yang tidak murni, maksudnya di sini, anak yatim/anak terlantar murni mereka bekerja di jalanan tanpa mengenal pendidikan atau mereka beraktivitas di
  • 41. 32 luar sepanjang hari, dan bagi mereka anak yatim/anak terlantar tidak murni, mereka ada yang ngurus tapi mereka beraktivitas di jalanan setengah hari, maka di sinilah panti asuhan berperan penting bagaimana caranya menarik perhatian anak-anak tersebut supaya tidak menghabiskan waktunya dengan sia-sia tanpa mengenal yang namanya pendidikan dan berperan agar supaya bagaimana caranya agar mereka betah tinggal di panti guna mendapat perhatian, tempat tinggal dan makanan serta pendidikan yang layak. Adapun metode yang layak digunakan panti asuhan dalam menjangkau anak-anak tersebut yakni : 1. Metode perkawanan Dengan metode perkawanan ini bisa dilakukan dengan sangat mudah bagi mereka yang sudah tinggal di panti akan mengajak temannya yang lain dengan alasan untuk main-main saja dan di panti mereka sengaja diberikan keterampilan yang akhirnya lama kelamaan mereka betah tinggal di panti. 2. Child to child (memperluas dan pengembangan jangkauan dari anak ke anak) Dengan menggunakan metode ini dapat memperluas penjangkauan anak dengan mudah kita bisa mengetahui tentang keberadaan anak yang masih ada di luar panti yang hidupnya sehari-hari memprihatinkan, lalu anak tersebut akan bercerita kepada pembina panti, dan para pembina akan cepat dan mudah mendatangi anak tersebut untuk diajak ke panti dengan tujuan agar anak tersebut bisa mendapatkan perhatian yang layak.
  • 42. 33 3. Konsling Metode ini adalah cara yang terbaik, karena dengan menggunakan metode ini pembimbing bisa secara langsung terjun ke lokasi dimana mereka yang tempat tinggalnya tak menentu dapat diberikan pendekatan dan nasehat- nasehat yang bisa mereka terima, sehingga dengan sendirinya mereka akan datang ke panti. 4. Perlunya pendampingan dan perhatian bagi mereka saat bermain, istirahat, belajar dan lainnya. Adapun tujuan Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) antara lain : 1. Membimbing, membentuk kembali sikap dan perilaku mereka sesuai dengan nilai-nilai agama dan norma yang berlaku di masyarakat. 2. Memberikan pengarahan, bimbingan yang bisa melekat pada diri anak-anak tersebut. 3. Memberikan alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan ada supaya kelak memiliki masa dpean yang baik di masyarakat umumnya, dan bagi dirinya. Dalam panti, anak-anak bebas untuk bermain, bercanda, makan, tidur, dan olahraga serta aktivitas lainnya yang positif. Panti asuhan ini merupakan ibarat sebuah keluarga, dimana para pembina bertindak selayaknya orang tua, kakak bagi anak-anak tersebut. Dalam panti asuhan ini juga terjalin hubungan yang bersifat informal diman satu sama lain saling mengasihi dan memperhatikan kesulitan, sebagai orang tua/pembina membimbing anak-anak tersebut ke arah
  • 43. 34 perilaku sehari-hari sesuai dengan sikap dan perilaku yang berada di sekitar masyarakat sekitarnya. Adapun dalam hal belajar, selain pendidikan di dalam panti, anak-anak tersebut juga diberikan pendidikan sebagaimana anak-anak yang mempunyai keluarga utuh, bagi mereka yang usia 5 tahun dimasukkan di TK, yang usia 6-12 tahun diberikan epndidikan/disekolahkan di SD, dan umur 13-15 tahun di SMP, dan seterusnya. C. Kendala-Kendala yang Dihadapi Panti Asuhan dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur Dari hasil observasi yang dilakukan penulis bahwa penjangkauan pendidikan dan pembinaan bagi mereka tentu saja berbeda dengan bimbingan dan pembelajaran bagi siswa pada umumnya. 1. Kendala-kendala yang dihadapi panti asuhan dalam pembinaan anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang antara lain: a. Anak yatim dan anak terlantar Sebagian besar mereka rata-rata anak-anak berusia dini yang tidak sewajarnya mereka harus bekerja di luar sana yang mengakibatkan mereka tidak mengenal sekolah, bahkan tidak pernah sekolah. Jadi kendala yang dihadapi panti asuhan secara umum adalah sebagai berikut: 1) Usia mereka yang terlalu dini yaitu 7-12 tahun.
  • 44. 35 Sesuai dengan hasil wawancara pembina panti khususnya dengan pembimbing yang menetap di panti asuhan, salah satu kendalanya adalah dari anak-anak itu sendiri karena faktor usia mereka yang terlalu dini dan karena sudah terbiasa dengan hidup di luar sana. Jadi sesuai dengan pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti, anak-anak tersebut memang tidak mudah memberikan peringatan dan bimbingan, serta mengarahkan agar supaya mereka tetap betah tinggal di panti asuhan, mengingat usia mereka yang masih dini. b. Orang tua dari anak terlantar Adapun kendala panti dalam menghadapi penjangkauan orang tua dari anak-anak terlantar timbul karena sebagian kondisi orang tua mereka yakni antara lain: 1) Terjadinya broken home di dalam keluarga (perceraian) 2) Perialku orang tua yang sulit untuk diteladani oleh anaknya, seperti suka berjudi, mabuk-mabukan, dan yang lain-lainnya. 3) Sumber daya manusia, dan ekonomi yang terbatas seperti harga sembako yang terus naik. Dari sebab-sebab tersebut maka panti mengalami kesulitan dalam penjangkauan terhadap anak-anak tersebut karena mereka terpaksa harus bekerja, ini disebabkan oleh kondisi orang tua mereka meskipun bekal dan keterampilan mereka tidak ada. Oleh karenanya sesuai dengan hasil pengamatan tentang kendala yang dihadapi panti dalam pembinaan bagi anak-anak yatim dan anak terlantar, maka sesuai dengan tujuannya, maka
  • 45. 36 para pembimbing dan pendidik harus betul-betul menerapkan tujuannya didirikan panti. Dengan demikian mereka tidak lupa akan orang tuanya, yang telah melahirkannya yang terkadang terlintas dalam benak mereka mengapa ia harus dilahirkan kalau hanya untuk jadi yatim dan terlantar, sedangkan dalam hati mereka, mereka sangat menginginkan orang tua dan keluarga yang utuh, bahagia seperti anak-anak yang di sekeliling mereka. c. Masyarakat Kendala yang dihadapi panti terkaitjuga dengan masyarakat, mereka berasumsi bahwa anak-anak tersebut akan menyusahkan mereka dan akan melakukan hal-hal yang bersifat negatif, karena mereka hanya melihat dari luar saja. Sebenarnya anak-anak tersebut memiliki jiwa yang bersih, tulus, penyayang, pekerja dan periang. Di sinilah saatnya kita sebagai warga harus saling bantu, saling kenal, saling isi, dan yang lainnya antar sesama. 2. Upaya-upaya panti asuhan dalam penanggulangan untuk anak-anak di panti terutama anak-anak terlantar yang ada di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur antara lain: Bagi anak-anak terlantar: a. Panti memberikan perhatian dan dukungan psikologis Langkah ini dimaksud untuk mendukung perkembangan anak secara mental dan mengarahkan mereka untuk bersifat dan berperilaku yang sopan dan sesuai dengan norma yang ada di desa/lingkungan tersebut.
  • 46. 37 b. Memberikan pendidikan non formal Pendidikan non formal yang panti asuhan ini selenggarakan bertujuan untuk mengembangkan kreativitas anak. Materi pendidikan non formal ini menggunakan ekspresi, artinya di sini seperti menggambar, mengarang, dan bercerita. Kegiatan ini dilakukan di panti, hasil karya mereka kebanyakan mengungkapkan pengalaman mereka sehari-hari yang akan merangsang pikiran mereka dengan pertanyaan-pertanyaan saat mereka berkarya. Panti asuhan juga mendirikan sebuah perpustakaan yang dikelola oleh anak-anak panti dengan didampingi oleh para pembina. Di sini juga diajarkan pembinaan keagamaan yang akan bisa menjadikan mereka menjadi anak-anak yang beriman dan bertaqwa. c. Paket beasiswa Di sini semua biaya anak-anak panti ditanggung oleh panti asuhan sendiri agar mereka tidak mengalami putus sekolah. d. Keterampilan Paket ini dilakukan supaya nantinya mereka ada kegiatan/ilmu yang harus diteruskan. Dan supaya kelak mereka menjadi anak-anak yang berbakat dan mempunyai pegangan hidup bagi mereka. D. Upaya-Upaya Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan Bagi Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgasela Lombok Timur Dari sejarah berdirinya PAM dan adanya anak-anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya, adapun upaya-upaya yang
  • 47. 38 dilakukan Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak-anak yatim dan anak terlantar adalah sebagai berikut: 1. Bagi anak-anak yatim dan anak terlantar yang ada di panti asuhan, para pembimbing serta pendidik mereka memberikan perhatian dan kasih sayang yang khusus pada mereka karena satu-satunya yang mereka butuhkan, perhatikan dan kasih sayang yang bisa mengubah sikap dan perilaku mereka menjadi lebih santun dan baik. 2. Bagi anak-anak yang ada di panti, para pembina memberikan mereka kesibukan dan keterampilan supaya mereka betah tinggal di Panti dan Paket ini diberikan kepada mereka supaya mereka bisa mengembangkan/ menyalurkan bakat dan kemampuan mereka agar kelak mereka dewasa mempunyai pegangan atau bekal untuk menjalani kehidupan masing-masing. 3. Memberikan pendidikan formal dan non formal, dimana pendidikan formal di sini mereka disekolahkan sesuai dengan umur anak masing-masing, dan pendidikan non formal di sini dimaksudkan anak-anak diberikan program kegiatan selain sekolah, misalnya seperti ngaji, bermain, menganyam, dan jenis kegiatan yang lainnya. 4. Paket beasiswa Bagi mereka anak-anak yatim dan anak-anak terlantar yang tinggal di panti asuhan, sebagai pembimbing, sekaligus pendidik mereka diusulkan kepada masing-masing sekolah tempat anak-anak panti disekolahkan supaya mereka diberikan beasiswa terlebih lagi bagi anak-anak panti yang berprestasi.
  • 48. 39 5. Bantuan kesehatan Bagi anak-anak panti asuhan, biaya kesehatan mereka ditanggung oleh panti, artinya jika ada seorang anak-anak panti yang sakit, biaya perawatan mereka akan ditanggung oleh panti asuhan sendiri. 6. Bantuan makanan tambahan Anak-anak yatim dan anak terlantar yang tinggal di panti mendapatkan makanan tambahan satu kali dalam seminggu, makanan yang diberikan seperti susu, snack, mi instan dan yang lainnya.
  • 49. 40 BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab pembahasan ini, ada beberapa hal yang dibahas yang akan menjadi pokok permasalahan pada skripsi ini; upaya-upaya Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang. Dan peranan Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang dan kendala-kendala yang dihadapi Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam membantu kelngsungan pendidikan bagi anak yatim. A. Program Panti Asuhan (PAM) Dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang Adapun sasaran umum Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam membantu kelangsungan pendidikan untuk anak yatim dan anak terlantar antara lain : 1. Anak-anak yatim dan anak terlantar yang berusia 6-18 tahun. 2. Laki-laki maupun perempuan. 3. Baik yang sekolah maupun yang putus sekolah. 4. Tinggal bersama keluarga atau tidak, atau anak-anak yang tinggal seorang diri dan hidup berkumpul dengan teman-temannya yang lain. 5. Anak-anak yang mempunyai aktivitas di luar, artinya di sini, anak-anak yang bekerja untuk membntu orang tuaguna memenuhi kebutuhan sehari-hari yang
  • 50. 41 serba kekurangan sehingga anak-anak tersebut berinisiatif sendiri untuk terjun bekerja bahkan ada yang sampai putus sekolah. Jadi di sinilah peran Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) berlangsung dimana tugasnya begitu sulit, persoalan yang dihadapi di sini adalah bagaimana cara menarik perhatian anak-anak tersebut supaya tinggal di panti, supaya bisa mendapatkan penghidupan yang lebih layak dan baik agar mereka terhindar dari kerasnya hidup di luar sana, agar mereka bisa mengenal norma-norma agama, akhlak, dan bisa bersikap yang semestinya, dan yang tak kalah pentingnya supaya mereka bisa melanjutkan sekolahnya atau supaya mereka tidak mengalami putus sekolah. Adapun cara yang dilakukan Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dalam penjangkauan/mengenal pribadi anak-anak tersebut yakni antara lain: 1. Dengan menggunakan metode parkaawnan. 2. Memperluas penjangkauan dan perkawanan antara anak yang satu dan yang lainnya. 3. Memberikan bimbingan/konsling 4. Bimbingan dan pendampingan saat bermain, belajar, istirahat, tidur dan sebagainya. Setelah dilakukan penjangkauan, Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) juga melakukan suatu usaha untuk melihat dan mengamati kualitas anak, masalah kebutuhannya dan dinamika kehidupan anak secara normal dan teliti. Adapun metode dan teknik yang dilakukan panti antara lain:
  • 51. 42 1. Pengamatan terhadap ritme kehidupan, profil dan situasi anak yatim dan anak-anak terlantar. 2. Tidak menekan atau memaksa. 3. Menangkap informasi lisan, tulisan maupun gerka. Hasil yang ingin dicapai PAM dari peranan pentingnya terhadap anak- anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang adalah supaya anak-anak terlantar dan anak yatim yang ada di Desa Batuyang mempunyai keterampilan, kegemaran dna keinginan, serta kemauan merubah nasib/kehidupan mereka menjadi yang lebih baik, bisa diterima masyarakat, tidak ada kata putus sekolah, dan supaya mereka menjadi anak-anak yang berpendidikan, dan mengerti akan norma-norma serta sikap dan perilaku yang santun merupakan suatu bekal supaya mereka bisa membawa diri dimanapun mereka berada kelak mereka sudah dewasa. B. Kendala-Kendala yang Dihadapi Panti Asuhan Muhammadiyah di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur Kendala di sini merupakan permasalahan atau tantangan yang dihadapi panti dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar dengan berbagai aktivitas pembinaan, penjangkauan dan bimbingan. Adapun bentuk bimbingan yang dilakukan panti asuhan sebagai sarana untuk penjangkauan dan pemberdayaan seta pembinaan anak-anak yatim dan anak-anak terlantar ada beberapa kendala yang dirasakan oleh pembina dalam membantu kelancaran/kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang adalah sebagai berikut:
  • 52. 43 1. Dari anak yatim dan anak terlantar Adapun kendala atau permasalahan yang dihadapi panti asuhan dalam membina dan membimbing anak-anak yang ada di panti asuhan, yaitu faktor utamanya adalah usia mereka yang terlalu dini serta tidak wajar dan kebiasaan mereka yang harus hidup di jalanan sedikit menyulitkan para pendidik dan pembina panti karena tidak mudah untuk mengarahkan anak- anak tersebut untuk diam dan betah tinggal di panti sehingga apa yang selayaknya diperoleh tidak didapatkan. Untuk itu panti asuhan sebagai salah satu lembaga untuk anak-anak yatim dan anak terlantar secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit supaya bisa menemukan dan mendapatkan situasi serta bimbingan serta kegiatan yang lebih baik dari kehidupan di luar, dan di panti juga bisa menumbuhkan rasa persahabatan antara anak yang satunya dengan anak yang lain serta dengan para pembimbing dan pendidik yang ada di panti asuhan. 2. Dari Orang Tua Kita semua tahu bahwa keluarga merupakan perlindungan bagi anak- anak dari berbagai macam bahaya dan bencana yang bisa mengancam keselamatan mereka. Sebagai orang tua, hati mereka secara fitrah mencintai anak mereka dan memiliki ikatan batin yang erat dalam jiwa ibu, bapka mereka untuk memelihara, memberikan kasih sayang serta memenuhi segala kebutuhan anak-anak mereka.
  • 53. 44 Adapun kendala yang dihadapi panti untuk membantu kelangsungan pendidikan bagi anak-anak yang ada di panti yang datang dari orang tua mereka antara lain : a. Terjadinya broken home/perceraian antara kedua orang tua mereka. b. Perlakuan orang tua yang sulit diteladani oleh anak-anak mereka. c. Faktor ekonomi, karena ada orang tua mereka yang hanya jadi buruh tani sehingga orang tua mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari lebih-lebih untuk biaya sekolah mereka, yang mengakibatkan mereka putus sekolah. Dengan demikian mau tidak mau anaklah yang jadi korban karena kondisi rumah yang kurang harmonis dan tidak terjangkaunya kebutuhan yang terus meningkat. 3. Dari Masyarakat Sebagai warga, hidup bermasyarakat memiliki konsekuensi tersendiri bagi individu-individu yang menjadi anggota kelompoknya tersebut. Bagi mereka anak-anak terlantar yang hidup di jalanan merupakanbagian dari kelompok masyarakat yang belum bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat. Untuk itu tanpa adanya hubungan kerjasama panti asuhan dengan orang tua anak yatim dan anak terlantar dan bagi masyarakat, maka untuk tercapainya sasaran dalam pembinaan anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang tidak akan pernah tercapai. Jadi dalam hal ini panti asuhan sangat mengharapkan dukungan dari masyarakat dalam hal pembinaan moral dan
  • 54. 45 kelangsungan pendidikan bagi para anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang. Akan tetapi hal ini tidak akan mudah, berbagai kendala atau permasalahan yang timbul dari masyarakat sendiri, karena masih sebagian dari masyarakat beranggapan bahwa anak-anak yang tinggal di panti asuhan adalah anak-anak yang terbuang dari keluarga, selalu bersifat negatif dan nakal. Adapun langkah-langkah yang ditempuh panti asuhan dalam membantu pembinaan dan kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang adalah sebagai berikut: a. Anak-anak diberikan perhatian dan kasih sayang serta dukungan psikologis. b. Memberikan pendidikan yang formal sesuai dengan umur mereka masing-masing. c. Memberikan paket beasiswa. d. Memberikan bantuan kesehatan. e. Memberikan keterampilan, dan f. Memberikan makanan tambahan. C. Upaya-Upaya yang Dilakukan Dalam Membantu Kelangsungan Pendidikan Bagi Anak-Anak Yatim dan Anak Terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur Upaya-upaya yang dilakukan di sini terlebih dahulu penulis harus tahu penyebab adanya anak-anak yang terlantar. Adapun penyebabnya sebagai berikut:
  • 55. 46 Dari anak itu sendiri: 1. Kurangnya pemenuhan kebutuhan pokok yang tak siembang dengan keinginan anak-anak. 2. Kurangnya perhatian dari orang tua. 3. Sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dari lingkungan keluarga/orang tua: 1. Rasa kasih sayang yang tak merata dicurahkan oleh orang tua antar sesama saudara. 2. Kelahiran anak tersebut tidak dikehendaki sehingga orang tua tersebut tidak memperhatikan anaknya. 3. Ketidakharmonisan orang tua sehingga anak-anaknya tidak terbina. 4. Adanya perselisihan dan konflik antara bapak dan ibu. 5. Terjadinya perceraian antara orang tua. Dari uraian di atas, penyebab adanya anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur, maka Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) melakukan upaya-upaya dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak-anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur sebagai berikut: 1. Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) memberikan perhatian dan dukungan psikologis, artinya untuk mendukung perkembangan anak secara mental dan menghindari serta mengurangi sikap dan perilaku yang menyimpang. 2. Memberikan pendidikan formal dan non formal, dimana pendidikan formal di sini mereka disekolahkan sesuai dengan tingkat umur mereka seperti usia 6-
  • 56. 47 12 tahun mereka dimasukkan di SD dan usia 12-15 tahun di SMP, dan selanjutnya, dan pendidikan non formal di sini kegiatan yang diberikan selain dari pendidikan formal, yakni sepulang sekolah mereka diajarkan cara membuat tempe, menganyam dan hasilnya mereka jual sendiri dengan cara berganti-gantian. 3. Paket beasiswa Paket beasiswa di sini maksudnya untuk anak-anak panti yang berprestasi diusulkan supaya mendapat beasiswa dari sekolah, dan bagi mereka yang nilainya kurang biayanya ditanggung oleh Panti Asuhan Muhammadiyah sendiri. 4. Keterampilan Paket ini diberikan kepada anak-anak yatim dan anak-anak terlantar yang ada di panti supaya mereka bisa mengembangkan kemampuan dan keminatan yang ada pada mereka masing-masing supaya kelak mereka dewasa mereka ada keterampilan/kegiatan yang akan bisa jadi pegangan hidup mereka. 5. Bantuan kesehatan dan makanan tambahan Bagi anak-anak yang ada di panti, biaya kesehatan mereka ditanggung oleh panti, dan dua klai dalam sebulan mereka mendapat makanan tambahan seperti nasi bungkus, snack, susu, mi instan dan yang lainnya.
  • 57. 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari uraina yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Adapun program panti asuhan dalam membantu kelangsungan pendidikan anak-anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang mulai dari anak-anak yang berusia dini, baik laki-laki maupun perempuan yang orang tua mereka sudah meninggal dan tidak adanya keluarga yang mau menjaga dan menyekolahkan mereka dan anak-anak yang orang tuanya masih utuh tapi kehidupan mereka kurang bahkan tidak bisa terpenuhi karena harga sembako yang terus meningkat yang bisa mengakibatkan mereka bekerja untuk membantu orang tua mereka sehingga anak tersebut putus sekolah. Untuk selanjutnya di panti asuhan mereka diberikan pendidikan dan keterampilan dengan harapan agar mereka bisa bertanggung jawab dan mempunyai peluang untuk bisa mengubah nasib mereka. Tapi yang paling penting supaya mereka bisa menjadi anak-anak yang baik dan sopan yang menampilkan sikap dan perilaku yang benar sesuai dengan norma-norma agama dan norma- norma yang berlaku di masyarakat tersebut sehingga mereka dengan mudah bisa menyesuaikan diri dengan sesama dan masyarakat setempat. 2. Kendala-kendala yang dihadapi panti asuhan dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak-anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang adalah
  • 58. 49 tidak terlepas dari anak yatim dan anak terlantar itu sendiri, orang tua atau keluarga mereka dan dari masyarakat setempat, dan upaya pencegahannya. 3. Upaya-upaya panti asuhan dalam membantu kelangsungan pendidikan bagi anak-anak yatim dan anak terlantar dengan jalan memberikan kegiatan keterampilan dan mengusulkan serta memberikan paket beasiswa pada sekolah-sekolah tempat anak-anak yatim dan anak terlantar yang disekolahkan, dan faktor-faktor yang mengakibatkan mereka hidup terlantar. B. Saran-Saran 1. Kepada orang tua dan keluarga bagi anak-anak yatim dan anak terlantar di Desa Batuyang khususnya, dan apra orang tua umumnya di Kecamatan Pringgabaya, supaya senantiasa memberikan perhatian dan dukungan serta kasih sayang khususnya bimbingan keagamaan kepada anak-anak, agar kelak dewasa anak-anak mempunyai bekal moral yang sesuai dengan norma-norma lagama dan mempunyai sikap dan perilaku yang sopan dan santun dan berbudi pekerti yang luhur. 2. Kepada para dermawan supaya senantiasa menyalurkan kepada anak-anak yatim yang ada di desa masing-masing supaya mereka tidak terlantar dan kalau perlu para dermawan sudi kiranya menjadi orang tua asuh bagi mereka. 3. Kepada organisasi atau lembaga yang konkrit dalam membantu pembinaan dan kelangsungan pendidikan bagi anak yatim dan anak terlantar khususnya di panti asuhan supaya dimanfaatkan sebenar-benarnya sebagai tempat pembinaan akhlak dan moral bagi anak-anak yatim dan anak terlantar dan
  • 59. 50 sebagai tempat kelangsungan pendidikan dan pengajaran, khususnya pengajaran pendidikan agama Islam. 4. Kepada para lembaga-lembaga lainnya, penulis harapkan hendaklah memberikan kepedulian kepada anak-anak yatim dan anak terlantar, baik berupa bantuan pendidikan tentang agama maupun pendidikan lainnya, seperti melanjutnya pendidikan yang sudah tertinggal ataupun bagi mereka yang sama sekali tidak pernah merasakan pendidikan agar mereka menjadi anak yang baik yang mempunyai ilmu pengetahuan dan ilmu agama untuk diterapkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, serta agama.
  • 60. 51 DAFTAR PUSTAKA Abdullah Nashin Ulwan. 1996. Pemeliharaan Kesehatan Jiwa Anak. Cet 3. Pen. PT. Remaja Rosdakarya Abdullah Nashin Ulwan. 1992. Mengembangkan Kepribadian Anak. Bandung. Pen. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek. Jakarta. Rineka Cipta. Ary H. Gunawan. 1986. Kebijakan-Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta. Pen. Bina Aksara. Cholid Narbuko, dkk. 1999. Metodologi Penelitian. Jakarta. Pen. Bina Aksara. Depsos RI. 1999. Petunjuk Teknis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan. Jakarta: Direktorat Bina Kesejahteraan Sosial Anak, Keluarga dan Lanjut Usia. Depsos RI. 1999. Petunjuk Teknis Kemitraan Depsos Dengan Lembaga Sosial Kemasyarakatan (LKS). Jakata: Direktorat Bina Keesjahteraan Sosial Anak, Keluarga dan Lanjut Usia. Dalyono M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Pen. Rineka Cipta. Depag RI. 1993. Al-Qur’an dan Terjemah. Surabaya. Surya Cipta Aksara. Hadi Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Jilid II. Yogyakarta. Pen. Andi Moh. Nasir. 1988. Metode Penelitian. Cet II. Jakarta. Pen.Ghalia Indonesia Margono S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta. M. Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung. Pen. PT. Remaja Rosdakarya Moleong Lexy, J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya. Nasution S. 2000. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta. Pen. Bumi Aksara. Syaiful Bahri Djamarah. 1997. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta. Pen. Rineka Cipta.
  • 61. 52 Sahilun A. Nasir. 1999. Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja. Cet I. Jakarta. Pen. Kalan Mulia Undang-Undang Dasar 1945. 199-2004. UUD 34 Yang Sudah Diamandemen. Surabaya. Pen. Apollo