SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 33
Pendanaan Jangka Panjang



                                             BAB I
                                     PENDAHULUAN



        Terdapat berbagai jenis sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan
seperti misalnya long-term debt, saham preferen dan saham biasa. Hutang jangka panjang ini
dapat diperoleh melalui pinjaman di bank atau dengan cara menjual obligasi. Obligasi dan saham
preferen merupakan jenis pendanaan dengan beban tetap atau fixed income securities.


        Keduanya memberikan pendapatan dengan jumlah yang tetap kepada pemiliknya.
Sementara itu perusahaan dapat pula memperoleh dana jangka panjang dengan menjual saham
biasa atau go public. Saham biasa merupakan surat berharga dengan penghasilan tidak tetap atau
variable income security karena pemegang saham biasa hanya akan memperoleh pendapatan
apabila perusahaan mendapatkan laba dan membagikannya sebagai dividen. Besar kecilnya
dividen sangat tergantung atas laba yang diperoleh dan dividen payout ratio. Saham biasa juga
berbeda dengan obligasi dan saham preferen dalam harga pasar, di mana harga saham biasa
cenderung berfluktuasi sementara obligasi dan saham preferen relative lebil stabil.


        Dari pihak perusahaan, penggunaan obligasi dan saham preferen memberikan manfaat
berupa perlindungan pajak. Hal ini disebabkan karena pembayaran bunga dan dividen untuk
saham preferen yang kumulatif merupakan pengurang pajak. Dilihat dari segi kepemilikannya,
pemegang obligasi disebut juga sebagai kreditur sedangkan pemegang saham biasa maupun
saham preferen disebut juga sebagai pemilik perusahaan. Ciri lain adalah bahwa obligasi
memiliki jatuh tempo sedangkan saham biasa dan saham preferen tidak memiliki jatuh tempo.
Konsekuensi lain penggunaan obligasi ini adalah bahwa ketidakmampuan membayar bunga
dapat mengakibatkan kebangkrutan sedangkan ketidakmampuan membayar dividen tidak
berakibat apa-apa.




                                                 1
Pendanaan Jangka Panjang



                                             BAB II

                                        PEMBAHASAN



Karakteristik Pendanaan Hutang Jangka Panjang

          Pendanaan jangka panjang adalah pendanaan > satu tahun. Bentuknya hutang jangka
panjang (istilah „Loan”) yang dinegosiasi dari lembaga keuangan atau melalui penjualan obligasi
(bond).

Instrumen Hutang Jangka Panjang

          Terdapat beberapa alternatif hutang jangka panjang seperti: hutang bank, obligasi hutang
dengan dan tanpa jaminan, dan hutang jangka panjang yang dpat diperjualbelikan.
          Hutang jangka panjang atau long term loan adalah satu bentuk perjanjian antara
peminjam dengan kreditur di mana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah tertentu
dan peminjam bersedia untuk membayar secara preiodik yang mencakup bunga dan pokok
pinjaman. Hutang jangka panjang ini dapat diperoleh melalui bank, perusahaan asuransi, atau
dapat juga kepension fund. Hutang jangka panjang ini mempunyai tiga karakteristik yaitu: cepat,
fleksibel dan biaya yang rendah. Ini disebabkan karena pinjaman ini dinegosiasikan langsung
antara peminjam dengan kreditur. Biaya administrasi menjadi relatif kecil dan tidka diperlukan
adanya persetujuan dengan pengawas pasar modal seperti halnya jika perusahaan mengeluarkan
obligasi.


I. Ketentuan Standar Hutang.

Standar perjanjian hutang jangka panjang bagi peminjam:
a. Wajib mempertahankan pencatatan akuntansi sesuai dg GAAP
b. Wajib menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit
c. Wajib membayar pajak dan kewajiban lain pada saat jatuh tempo
d. Wajib mempertahankan seluruh fasilitas agar tetap dalam kondisi yang baik



                                                  2
Pendanaan Jangka Panjang



II. Ketentuan Pembatas Hutang.

Secara umum perjanjian pembatas ini mencakup:
a. Debitur wajib mempertahankan tingkat modal kerja bersih minimum.
b. Debitur dilarang untuk menjual piutang dagang (account receivables)
c. Kreditur membatasi aset tetap pada perusahaan.
d. Debitur dibatasi menambah pinjaman jangka panjang
e. Debitur dilarang untuk mengadakan leases
f. Debitur dilarang melakukan melakukan kondolidasi, merger atau penggabungan dengan
     perusahaan lain
g. Debitur dilarang membayar gaji yang besar, pemberi pinjaman atau membatasi kenaikan gaji
     bagi pegawai tertentu.
h. Manajemen wajib mempertahankan ”tenaga kerja inti” tertentu,
i. Debitur dilarang melakukan alternatif investasi.
j. Debitur wajib menggunakan dana pinjaman sesuai tujuan
k. Debitur dibatasi dalam pembayaran dividen tunai dengan nilai maksimum 50 persen sampai
     70 persen dari laba bersih.



III. Biaya Hutang Jangka Panjang.

Biaya hutang jangka panjang > hutang jangka pendek. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya
atau tingkat bunga dari hutang jangka panjang:

1. Jatuh tempo.
2. Besar pinjaman.
3. Risiko penerima pinjaman.
4. Biaya pokok uang.



Pinjaman Jangka Panjang (Long Term Loan)

I.   Karakteristik perjanjian pinjaman berjangka (Term Loan).



                                                 3
Pendanaan Jangka Panjang



     Hal-hal yang dimasukkan dalam dokumen perjanjian pinjaman berjangka adalah:
1. Jumlah dan jatuh tempo pinjaman
2. Tanggal pembayaran
3. Tingkat bunga
4. Ketentuan standar dan pembatas
5. Kolateral
6. Tujuan pinjaman
7. Tindakan yang diambil jika terjadi pelanggaran dalam perjanjian
8. Waran pembelian saham (stock purchase warrants)



II. Pemberi pinjaman berjangka

Lembaga keuangan utama yang memberikan pinjaman berjangka kepada perusahaan adalah:
1. Bank komersial
2. Perusahaan asuransi
3. Lembaga dana pensiun
4. Perusahaan pengembangan regional
5. Lembaga pembiayaan usaha kecil
6. Perusahaan investasi usaha kecil
7. Perusahaan keuangan komersial




A.    OBLIGASI
I.    Pengertian Obligasi
        Obligasi yaitu surat tanda hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan sejumlah tertentu dan
        akan jatuh tempo pada waktu tertentu dan memberikan pendapatan sebesar bunga
        tertentu. Jatuh tempo obligasi umumnya antara 10 sampai 30 tahun, tetapi ada juga
        obligasi yang jatuh tempo antara 7 sampai 10 tahun. Obligasi sebenarnya sama dengan
        hutang jangka panjang yang diperoleh melalui bank. Hanya saja obligasi ini penjualannya
        dipublikasikan dan dijual kepada investor langsung. Tingkat bunga obligasi biasanya
        tetap dan dibayarkan satu tahun sekali atau dua kali dalam satu tahun.

                                                 4
Pendanaan Jangka Panjang




II.     Karakteristik Obligasi
        Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek pada dasarnya bisa dibagi menjadi dua,
        yaitu sekuritas yang menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, yaitu dalam
        bentuk saham, dan yang menunjukkan surat tanda hutang dari emiten yang menerbitkan
        sekuritas tersebut. Bentuk yang kedua ini disebut sebagai obligasi. Jadi kalau emiten
        menerbitkan obligasi, maka ini berarti bahwa emiten tersebut mengakui berhutang
        kepada pembeli atau pemilik obligasi tersebut.
        Jangka waktu suatu obligasi bervariasi, tetapi umumnya berjangka waktu 5 tahun.
        Bagi perusahaan, penerbitan obligasi merupakan suatu cara untk memotong biaya
        intermediasi keuangan. Apabila perusahaan meminjam dari bank, peusahaan mungkin
        harus membayar bunga 18% per tahun. Apabila perusahaan dapat menerbitkan obligasi
        dengan coupon rate hanya sebesar 15% per tahun, dan terjual dengan harga sama dengan
        nilai nominal, maka perusahaan dapat menghemat biaya dana (cost of debt) sebesar 3%.
        Kalaupun dalam emisi tersebut perusahaan menanggung biaya emisi sekitar 5%, maka
        biaya tersebut dapat diamortisasi selama 5 tahun (sesuai usia obligasi), sehingga biaya
        emisi per tahun hanya 1%. Dengan demikian masih bisa dihemat biaya dana sebesar 2%.


III.    Jenis-jenis Obligasi
                Dalam prakteknya terdapat berbagai jenis obligasi dan masing-masing jenis
        obligasi tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Berikut ini akan dibahas
        berbagai jenis obligasi yang biasa diperdagangkan dipasar modal, beserta beberapa
        karakteristiknya :
        1. Obligasi dengan tingkat bunga tetap ( fixed rate bond ).
            Jenis obligasi yang sederhana adalah obligasi yang menawarkan bunga, disebut
            sebagai coupon, tetap selama jangka waktu obligasi tersebut. Bunga yang dibayarkan
            mungkin dilakukan setahun sekali, tetapi mungkin juga dilakukan setiap semester,
            atau setiap triwulan. Dengan demikian kalau suatu obligasi menawarkan coupon rate
            sebesar 18% per tahun, dibayarkan setiap tahun dengan nilai nominal Rp. 1.000.000,-
            dan berjangka waktu 5 tahun, maka bagi pembeli obligasi tersebut akan menerima


                                                 5
Pendanaan Jangka Panjang



            Rp. 180.000,- setiap tahun, mulai tahun pertama sampai dengan tahun kelima. Pada
            tahun kelima pemilik obligasi disamping menerima bunga, juga akan memperoleh
            pelunasan nilai nominal sebesar Rp.1.000.000,-.
        2. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond).
            Obligasi yang menawarkan suku bunga mengambang biasanya ditawarkan sebesar
            persentase tertentu di atas suku bunga deposito. Mungkin juga dilakukan kombinasi
            dengan suku bunga tetap (fixed rate). Misalnya pada tahun pertama menawarkan
            suku bunga 19%, tetapi pada tahun-tahun berikutnya menawarkan suku bunga
            mengambang.
        3. Obligasi dengan tingkat bunga nol (zero coupon bonds atau pure discount bond).
            Obligasi jenis ini dijual dengan diskon pada awal periode, dan kemudian dilunasi
            penuh sesuai dengan nilai nominal, pada akhir periode.
        4. Obligasi konversi (convertible bonds)..
            Merupakan      obligasi   yang   memberikan   hak   kepada    pemegangnya     untuk
            mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada harga
            yang telah ditetapkan, sehingga pemegang obligasi mempunyai kesempatan untuk
            memperoleh capital gain. Disisi lain perusahaan emiten akan memperoleh keuntungan
            karena umumnya obligasi konversi memberikan tingkat kupon yang relative lebih
            rendah disbanding obligasi biasa.
        5. Obligasi dengan jaminan ( mortgage bonds ).
            Adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan
            suatu asset riil. Sehingga jika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya, maka
            pemegang obligasi berhak untuk mengambil alih asset tersebut. Perusahaan juga bisa
            menerbitkan obligasi yunior atau second mortgage bond, yaitu obligasi dengan
            menggunakan jaminan asset riil yang sama dengan obligasi yang telah disebutkan
            sebelumnya. Jika terjadi likuidasi maka pemegang obligasi yang kedua akan
            mempunyai hak atas jaminan tersebut setelah hak pemegang obligasi pertama
            terpenuhi.
        6. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond )
            Adalah obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan jaminan asset riil tertentu. Sama
            halnya dengan mortgage bond, perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi tanpa


                                                 6
Pendanaan Jangka Panjang



              jaminan lagi setelah obligasi tanpa jaminan diterbitkan, yang disebut sebagai
              subordinated ( yunior ) debentures.
        7. Obligasi yang disertai warrant.
              Dengan adanya warrant maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk membeli
              saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan. Sama halnya dengan obligasi
              konversi, pemegang obligasi dengan warrant akan mempunyai kesempatan untuk
              mendapatkan capital gainjika harga saham mengalami kenaikan. Emiten juga akan
              memperoleh keuntungan dengan memberikan tingkat kupon yang lebih rendah,
              karena pada umumnya obligasi konversi dan obligasi dengan warrant memberikan
              tingkat bunga kupon yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi biasa.
        8. Putable bond
              Adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menerima
              pelunasan obligasi sesuai dengan nilai pari sebelum waktu jatuh tempo. Putable bond
              akan melindungi pemegang obligasi terhadap fluktuasi tingkat bunga yang terjadi.
              Jika tingkat bunga pasar mengalami kenaikan dan harga obligasi akan mengalami
              penurunan maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk meminta pelunasan
              perusahaan, sehingga pemegang obligasi tersebut dapat menginvestasikan kembali
              dananya pada tingkat bunga yang sesuai dengan tingkat bunga pasar yang berlaku.
        9. Junk bond
              Adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon ) yang tinggi, tetapi
              juga mengandung resiko yang sanagt tinggi pula. Junk bond biasanya diterbitkan oleh
              perusahaan yang beresiko tinggi atau oleh perusahaan yang mempunyai rencana
              merger atau akuisisi.


IV. Yield Obligasi


    Dalam obligasi ada dua istilah yang terkait denga karakteristik pendapatan suatu obligasi
    yaitu :
    1. Bunga obligasi ( bond interest rate )
        Bunga obligasi dapat diartikan sebagi harga atau imbalan yang dibayarkan oleh pihak
        yang meminjam dana ( dalam hal ini adalah emiten) kepada pihak yang meminjamkan


                                                    7
Pendanaan Jangka Panjang



        dana, atau investor obligasi sebagai kompensasi atas kesediaan investor meminjamkan
        dananya kepada perusahaan emiten. Besar bunga obligasi biasanya sudah ditentukan pada
        saat obligasi tersebut diterbitkan dan jumlahnya tetap hingga obligasi tersebut jatuh
        tempo.
    2. Yield Obligasi
        Adalah ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima inverstor, yang cenderung bersifat
        tidak tetap, mengapa ? karena yield obligasi akan sanagt terkait dengan tingkat bunga
        yang diisyaratkan oleh investor.


    Ada beberapa ukuran yield obligasi yang dipergunakana oleh investor yaitu .
    1. Nominal yield
        Adalah tingkat bunga yang diberikan obligasi dan besarnya sama dengan bunga kupon.
        Jika suatu obligasi memberikan bunga kupon sebesar 18% maka obligasi tersebut
        dinyatakan memiliki nominal yield sebesar 18%.
    2. Current yield
        Adalah rasio tingkat bunga obligasi terhadap harga pasar dari obligasi tersebut. Current
        yield dapat digunakan dengan menggunakan rumus berikut ini :
        CY = Ci / Pm
        Dimana :
        CY = current yield obligasi
        Ci       = pembayaran kupon pertahun untuk obligasi i
        Pm       = harga pasar obligasi


        Current yield biasanya dilaporkan secara harian di media masa ( misalnya : Wall Street
        Journal ). Informasi current yield akan lebih berguna bagi in
        vestor, dibanding informasi yang berupa bunga kupon obligasi biasa, karena current yield
        memberikan gambaran perbandingan kupon obligasi dengan harga pasar obligasi.
        Meskipun demikian tidak bisa dianggap sebagi return sesungguhnya dari obligasi karena
        tidak dapat menggambarkan perbedaaan antara harga obligasi pada saat dibeli dan harga
        obligasi pada saat dijual.
        Contoh :


                                                 8
Pendanaan Jangka Panjang



        Apabila suatu obligasi membayar bunga pertahun sebesar Rp. 150.000 dan harganya
        Rp.900.000, maka current yield nya adalah 16,67%.


    3. Yield to maturity ( YTM )
        Tingkat bunga ini merupakan internal rate of return (IRR) yang diperoleh oleh pemodal
        dengan memiliki obligasi sampai dengan jatuh tempo.                Misalkan suatu obligasi
        membayarkan bunga sebesar Rp.160.000 per tahun dengan jangka waktu selama 5 tahun.
        Apabila obligasi tersebut mempunyai nilai nominal (pelunasan) Rp. 1.000.000 dan saat
        ini mempunyai harga pasar sebesar Rp.937.000, maka IRR nya bisa dihitung dengan
        menggunkan persamaan sebagai berikut :
             937 = [160/(1 + i)] + [160/(1 + i)2] + … + [(160 + 1.000)/(1 + i)5]+1.000.000 / (1+i)5
        Karena itu kita akan memperoleh i ≈ 18%. Perhatikan bahwa IRR tidak lain merupakan
        tingkat bunga yang menyamakan sisi kiri persamaan (yaitu present value kas keluar)
        dengan sisi kanan persamaan (yaitu present value kas masuk). Untuk perhitungan secara
        manual diperlukan trial and error untuk bisa menemukan angka yang tepat.
        Yield to maturity pada umumnya bukanlah tingkat keuntungan yang diperoleh apabila
        obligasi tersebut dijual sebelum jatuh tempo. Sedangkan yield to maturity untuk zero
        coupon bond merupakan spot rate.


    4. Yield to call (YTC)
        Adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa dibeli kembali (callable ) sebelum
        jatuh tempo. Bagaimana cara menghitung yield untuk obligasi yang belum jatuh tempo ?.,
        berikut rumus yang dapat kita gunakan :
                        Ci
               20
                        2                Pc
        P                       t              2c
               t 1      YTC             YTC
                      1               1
                         2               2
        dimana :
        P            = harga pasar obligasi saat ini
        YTC          = Yield to cal
        Ci           = pendapatan kupon pertahun
        C            = periode sampai dengan saat obligasi dilunasi

                                                       9
Pendanaan Jangka Panjang



        1.Pc     = call price obligasi
              Disamping itu, untuk menghitung nilai YTC yang mendekati, dapat juga digunakan
               persamaan berikut ini :


                                        Pc       P
                            Ci
                                             n
                                   Pc        P
              YTC* =                    2
        Dimana :
        YTC* = nilai YTC yang mendekati
        P                  = harga obligasi pada saat ini (t=0)
        n       = jumlah tahun sampai dengan yield to call yang terdekat
        Ci      = pendapatan kupon per tahun
        Pc      = call price obligasi


        Contoh : Sebuah obligasi yang callable jatuh tempo 20 tahun lagi dank upon yang
        diberikan adalah 18%. Nilai par obligasi tersebut adalah Rp. 1.000 dan saat ini dijua;
        pada harga Rp. 1.419,5. Kemungkinan obligasi tersebut akan dilunasi oleh emiten 5
        tahun lagi dengan call price sebesar Rp.1.180, sehingga YTC untuk obligasi adalah :


                              10
                                             90          1.180
                1.419,5                              t           10
                             1 YTC
                             t 1           1 YTC
                                 2              2
        1.419,5 = 90 (present value of annuity, 5% untuk 10 periode) + 1.180 (present value
        factor, 5% untuk 10 periode)
        1.419,5 = 90(7,722) + 1.180(0,64)
        1.419,5 = 1.419,5

        Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa YTC dari obligasi tersebut adalah 10%.
        Sedangkan jika menggunakan persamaan lainnya, maka YTC nya adalah sebagai berikut




                                                           10
Pendanaan Jangka Panjang



                                 1.180 1.419,5
                            180
                                       5          180 ( 47,9)
                              1.180 1.419,5         1.299,75
                   YTC* =            2

                   YTC* = 10,19%

        Pada obligasi yang dijual pada harga premi (di atas par) maka sebaiknya dalam menilai
        obligasi lebih baik digunakan yield to call daripada yield to maturity.

    5. Realized (horizon) yield, atau yield yang terealisasi (horizon)
        adalah tingkat return yang diharapkan investor dari sebuah obligasi, jika obligasi tersebut
        dijual kembali oleh investor sebelum waktu jatuh temponya. Disamping itu, yield yang
        trealisasi (horizon) dapat juga digunakan untuk mengestimasi tingkat return yang dapat
        diperoleh investor dengan menggunakan strategi perdagangan tertentu. Perhitungan yang
        harus dilakukan dalam menentukan yield horizon ini memerlukan beberapa estimasi yang
        sebelumnya tidak digunakan pada ukuran yield lainnya. Estimasi yang harus dilakukan
        investor antara lain adalah estimasi harga jual obligasi pada akhir periode investasi yang
        diharapkan dan estimasi tingkat reinvestasi untuk pendapatan kupon yang diperoleh.
        Dengan menggunakan estimasi tingkat reinvestasi dan harga jual obligasi, investor dapat
        menghitung return horizon yang akan diperoleh jika estimasi tersebut terealisasi. Untuk
        menghitung yield yang terealisasi (RY) dapat dipergunakan persamaan berikut ini .
                      Ci
              2h
                       2            Pf
        P                   t            2h
             t   1 1   RY       1 RY
                      2            2
        P         = harga pasar obligasi saat ini
        RY        = Yield yang terealisasi
        Ci        = pendapatan kupon pertahun
        C         = periode investasi obligasi
        Pf        = harga jual obligasi dimasa yang akan datang


        Disamping itu, untuk menghitung nilai RY yang mendekati dapat juga digunakan
        perhitungan seperti persamaan berikut :




                                                  11
Pendanaan Jangka Panjang



                                     Pf       P
                           Ci
                                          h
                                Pf        P
              RY* =         2
        dimana,
        RY* = nilai yield yang terealisasi (horizon) yang mendekati
        P     = harga obligasi pada saat ini (t=0)
        h     = periode investasi obligasi (dalam tahun)
        Ci    = pendapatan kupon obligasi per tahun
        Pf    = harga jual obligasi di masa yang akan datang

        Contoh : Sebuah obligasi, nominal Rp.1.000, umur 20 tahun dan kupon 16%, dijual pada
        harga Rp.750. Investor mengestimasi bahwa dalam dua tahun mendatang suku bunga
        yang berlaku akan turun, sehingga diperkirakan harga obligasi akan naik. Estimasi harga
        obligasi pada dua tahun mendatang pada saat suku bunga turun adalah Rp.900, sehingga
        yield yang terealisasi dari obligasi tersebut diperkirakan sebesar :

                                  900 750
                           160
                                     2            160 75
                                900 750             825
                RY* =              2

                RY* = 28,48%


                           Tabel Kegunaan Masing-Masing Ukuran Yield Obligasi


        Ukuran Yield                                Kegunaan

        Nominal yield                               Mengukur tingkat kupon

        Current yield                               Mengukur tingkat pendapatan sekarang

        Yield to maturity (YTM)                     Mengukur tingkat return yang diharapkan jika
                                                    obligasi disimpan sampai waktu jatuh temponya

        Yield to call (YTC)                         Mengukur tingkat return yang diharapkan jika
                                                    obligasi dilunasi (call) sebelum jatuh tempo

        Realized (horizon) yield                    Mengukur tingkat return yang diharapkan untuk
                                                    obligasi yang akan dijual sebelum jatuh tempo.
                                                    Yield ini dihitung dengan menggunakan asumsi
                                                    tingkat reinventasi dan harga jual obligasi.


                                                      12
Pendanaan Jangka Panjang



Berbagai ukuran yield tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai suatu obligasi. Hasil
penilaian obligasi tersebut akan sangat mempengaruhi harga pasar obligasi.

Secara umum berbagai jenis hutang jangka panjang tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
bond indenture, call feature, maturity dan sinking fund. Bond indenture adalah dokumen legal
yang digunakan untuk melindungi pemegang obligasi. Ini dimaksudkan karena begitu obligasi
telah dikeluarkan, misalnya untuk jangka waktu 30 tahun, maka manajer dapat bertindak untuk
menggunakan dana tersebut untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Dengan
demikian pemegang obligasi khawatir jangan-jangan kepentingan dia terkorbankan hanya karena
manajer ingin memaksimukan kemakmuran pemegang saham. Oleh karena itu dalam bond
indenture ini dimuat secara spesifik tentang jenis hutang, cara pembayaran, dan berbagai batasan
atau persyaratan yang diajukan oleh pemegang obligasi atau kreditur.




B.        SAHAM


Salah satu efek yang pasar umumnya dijual di pasar modal (bursa efek) adalah saham. Saham
adalah tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT).


Manfaat yang diperoleh dari pemilikan saham adalah sebagai berikut :
1. Deviden : bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saham.
2. Capital gain : keuntungan yang diperoleh dari selisih positif harga beli dan harga jual saham.
3. Manfaat nonfinansial, yaitu mempunyai hak suara dalam aktivitas perusahaan.


Saham yang diterbitkan emiten ada 2 macam, yaitu saham biasa (common stock) dan saham
istimewa (preffered stock). Perbedaan saham ini berdasarkan pada hak yang melekat pada saham
tersebut. Hak ini meliputi hak atas menerima deviden, memperoleh bagian kekayaan jika
perusahaan dilikuidasi setelah dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan.
Pada suatu saham terdapat 3 (tiga) macam nilai :
     • Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham tersebut.
     • Nilai efektif adalah nilai yang tercantum pada kurs resmi kalau saham tersebut


                                                13
Pendanaan Jangka Panjang



        diperdagangkan di bursa, sedangkan
     • Nilai instrinsik adalah nilai saham pada saat diperdagangkan.



Perbedaan yang lain mengenai saham adalah :


     • Saham atas nama (register stocks) adalah yang berhak atas nilai saham sesuai dengan nama
       yang tercantum dalam saham tersebut.
     • Saham unjuk (bearer stocks) adalah orang yang memiliki (memegang) saham tersebut.
       Saham unjuk relatif lebih mudah dipindahtangankan dibandingkan dengan saham atas
       nama.


1.   Saham Preferen (Preferred Stock)


Sebagai sumber modal jangka panjang perusahaan, saham preferen menduduki posisi antara long
term debt dengan saham biasa. Seperti halnya saham biasa, saham preferen juga merupakan
bagian dari modal sendiri. Seperti halnya long term debt, saham preferen juga memberikan
pendapatan yang relatif konstan di samping itu biaya modal saham preferen cenderung lebih
tinggi dari biaya hutang, karena risiko yang dihadapi pemegang saham preferen lebih besar dari
risiko pemegang obligasi, Pemegang saham preferen memiliki preferensi atau prioritas dalam
pembayaran dividen. Terdapat dua jenis saham preferen yaitu saham preferen yang komulatif
dan tidak komulatif. Saham preferen yang komulatif selalu diperhitungkan kewajiban
pembayaran dividen sebelum membayar dividen kepada pemegang saham biasa. Jadi misalkan
pada satu tahun tertentu perusahaan tidak mampu membayar dividen kepada pemegang saham
preferen komulatif ini, maka perusahaan berarti memiliki hutang dan wajib membayarkannya
tahun yang akan datang sebelum membagikan dividen kepada pemegang saham biasa.


Dalam proses likuidasi, pemegang saham preferen juga didahulukan pembayaran hak-haknya
sebelum pemenuhan kewajiban kepada pemegang saham biasa. Saham preferen memiliki
beberapa ciri khusus di antaranya adalah: pertama, saham preferen selalu dijual dengan harga




                                                14
Pendanaan Jangka Panjang



pari. Kedua, saham preferen memberikan hak suara kepada pemegang saham preferen untuk
memilih manajer perusahaan jika pada waktu tertentu perusahaan tidak membagikan dividen.


Dengan demikian manajer dipaksa untuk berusahaa selalu membayar dividen kepada pemgang
saham preferen. Selanjutnya saham preferen juga di back up oleh sinking fund yang cukup, dan
karenanya memiliki jatuh tempo. Saham preferen juga dapat ditarik kembali sebelum jatuh
temponya dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Biasanya call price lebih besar dari
nilai pari plus dividen selama satu tahun.



Ciri-ciri saham istimewa (preferen) adalah :

1. Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak terlebih dahulu dalam hal
menerima deviden.
2. Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak menerima pembayaran
maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa setelah semua kewajiban perusahan dilunasi.
3. Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasilan dalam jumlah
yang tetap.
4. Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan mempunyai jangka
waktu yang tidak terbatas, akan tetapi dengan syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk
membeli kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu.
5. Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara dalam
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
6. Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan oleh perusa-haan kepada
pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham istimewa tersebut. Jika suatu saat
perusahaan tidak membagikan deviden, maka pada periode yang lain jika perusahaan tersebut
membagikan deviden, maka perusahaan harus membayarkan deviden terutang tersebut sebelum
membagikannya kepada pemegang saham biasa.


Kelebihan Saham Preferen
    1. Pembayaran dividen atas saham preferen relative lebih fleksibel dibandingkan dengan
        bunga hutang. Ketidakmampuan pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen

                                               15
Pendanaan Jangka Panjang



        tidak berakibat terlalu buruk dibandingkan dengan ketidakmampuan membayar bunga
        hutang yang dapat diancam kebangkrutan.
     2. Penggunaan saham preferen akan dapat meningkatkan degree of financial leverage.


Kelemahan Saham Preferen
     1. Biaya modal setelah pajak yang tinggi dibandingkan dengan biaya modal dari hutang,
        karena dividen saham preferen dibayar setelah pajak atau tidak dapat dipergunakan
        sebagai pengurang pajak.
     2. Dari sudut pandang investor kelemahannya adalah saham preferen tidak memiliki hak
        untuk memaksakan pembayaran dividen. Oleh karena itu pembayaran dividen saham
        preferen bukan merupakan pengurang pajak.




2.   Saham Biasa (Common Stock)


Pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang sebenarnya. Saham biasa
merupakan sumber dana yang permanen, karena akan tertanam dalam perusahaan untuk jangka
waktu yang tidak terbatas selama perusahaan masih menjalankan kegiatan operasi. Tidak seperti
halnya obligasi maupun saham preferen, pemegang saham biasa akan menikmati kenaikan laba
yang diperoleh perusahaan. Hak-hak pemegang saham biasa adalah:
     1. Hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Dengan hak tersebut, pemegang saham
        memiliki hak untuk memilih direksi untuk mengendalikan perusahaan.
     2. Hak memperoleh pembayaran dividen atas dasar per lembar saham yang dimiliki dan
        menentukan dividen payout ratio.
     3. Hak untuk membeli tambahan saham baru dikeluarkan perusahaan secara proporsional.
        Jadi setiap emisi saham baru maka pemegang saham lama mempunyai hak untuk
        membeli sejumlah saham tertentu sebelum dijual ke publik.
     4. Hak atas aktiva setelah pembayaran hak yang lebih senior dalam likuidasi. Dengan
        demikian menerima bagian paling akhir.


Kelebihan Saham Biasa


                                                 16
Pendanaan Jangka Panjang



     1. Tidak adanya kewajiban tetap untuk membayar dividen kepada pemegang saham biasa.
     2. Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo.
     3. Saham biasa kurang berisiko bagi perusahaan disbanding dengan sumber dana lain.
     4. Penggunaan saham biasa akan memperbaiki struktur modal perusahaan dengan demikian
        risiko secara keseluruhan akan turun dengan asumsi dividen seluruhnya dibagikan kepada
        pemegang saham biasa. Dari segi investor saham biasa memiliki tingkat risiko yang lebih
        tinggi dari hutang. Dengan demikian investor akan meminta tingkat keuntungan yang
        lebih besar daripada tingkat keuntungan obligasi maupun saham preferen. Ini berarti
        biaya modal saham biasa adalah paling tinggi dibandingkan dengan sumber dana jangka
        panjang lainnya.
     5. Memungkinkan untuk diversifikasi usaha
     6. Meningkatkan likuiditas,
     7. Mendapat tambahan kas dan lebih mudah dalam mengukur nilai perusahaan.


Kelemahan Saham Biasa
Apabila saham biasa dijual akan timbul kerugian seperti:
     1. Berkurangnya pengendalian perusahaan
     2. Timbulnya agency problem dan agency cost karena adanya konflik antar agen
     3. Menurunnya laba per lembar saham sebagai akibat bertambahnya jumlah lembar saham
        yang beredar
     4. Perusahaan menjadi semakin transparan dan semakin banyak pihak yang mengamati
        kegiatan perusahaan karena dengan menjual sahamnya ke public berarti perusahaan
        tersebut menjadi milik publik.


3.   Private Placement


Private Placement adalah penjualan saham secara pribadi dapat dilakukan kepada lembaga-
lembaga keuangan (seperti kepada perusahaan asuransi) atau kepada nasabah perusahaan efek,
namun kebanyakan adalah kepada investor lembaga.


Penambahan ekuiti baru dengan cara ini mempunyai tiga keuntungan:


                                               17
Pendanaan Jangka Panjang



1. Penjualan dapat dilaksanakan jauh lebih cepat dibanding rights issue. Private placement dapat
     dilaksanakan dalam beberapa hari sedangkan rights issue paling tidak membutuhkan dua
     bulan.
2. Harga saham baru yang diterima perusahaan dari private placement biasanya lebih tinggi dari
     harga rights issue.
3. Saham dapat ditempatkan pada investor lembaga secara bersahabat, sehingga mengurangi
     risiko pengambilalihan.


Kerugian utama private placement adalah bahwa pemegang saham lama akan menderita dilusi
keuntungan perusahaan di masa yang akan datang. Sebab menurut peraturan Bursa Efek
Australia, biasanya private placement kurang dari 10 persen jumlah saham perusahaan. Biasanya
pasar menganggap pivate placement merupakan pertanda perusahaan sedang berusaha mengatasi
kesulitan keuangan yang sedang dihadapi perusahaan, walaupun tidak selalu harus demikian.


4.   Right Issue


Rights issue adalah penawaran saham baru yang terbatas kepada para pemegang saham lama
(pemegang saham yang sudah ada, sebab sebelumnya perusahaan telah pernah melakukan IPO).
Sebagai pemilik, pemilik right memiliki hak beli atau call option atas saham perusahan pada
harga tertentu, selama periode tertentu dimasa yang akan datang. Biasanya besarnya adalah
proporsi tertentu dari jumlah saham yang dimiliki pemegang saham lama, misalnya satu saham
untuk lima rights. Didalam rights sebagai sunnah diatur secara pasti syarat-syarat berupa harga
exercise, tanggal jatuh tempo (maturity date), dan apakah rights boleh diperdagangkan atau
dialihkan pada pihak lain. Oleh karena itu pemegang saham lama boleh saja menjual rights tidak
harus membeli saham baru yang ditawarkan perusahaan untuk menambah modal. Dengan
membeli rights, berarti si pembeli ini memiliki hak untuk membeli saham baru dengan harga
strike (strike price).


Beberapa alasan perusahaan menerbitkan right issue di Bursa Efek Jakarta antara lain adalah :
     1. Right issue merupakan solusi yang cepat untuk memperoleh dana yang murah dan dengan
        proses yang mudah dan hampir tanpa resiko.


                                               18
Pendanaan Jangka Panjang



    2. Right issue jauh lebih aman dibandingkan dengan jalan lain, baik dengan pinjaman
        langsung atau dengan penerbitan surat hutang. Dengan right, dana masuk sebagai modal
        sehingga tidak membebani perusahaan sama sekali. Sedangkan jika dana diperoleh dari
        pinjaman, maka perusahaan harus menanggung beban bunga.
    3. Minat emiten untuk melakukan right issue didorong oleh keinginan untuk memanfaatkan
        situasi pasar modal yang dalam tahun-tahun ini berkembang pesat.
    4. Dengan melakukan right issue maka jumlah lembar saham akan bertambah dan
        diharapkan dengan bertambahnya jumlah lembar saham akan dapat meningkatkan
        likuiditas saham.


Manfaat dari Bukti Right:
(a) Investor memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru pada harga yang telah ditetapkan
dengan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya. Hal ini memungkinkan investor untuk
memperoleh keuntungan dengan membeli saham baru dengan harga yang lebih murah.
Contoh: Jika seorang investor membeli Bukti Right di Pasar Sekunder pada harga Rp 200,
dengan harga pelaksanaan (exercise price) Rp 1.500. Pada tanggal pelaksanaan harga saham
perusahaan X diasumsikan melonjak hingga Rp 2.000 per lembar. Ia dapat membeli saham PT.
X hanya dengan membayar Rp 1.700, yaitu Rp 1.500 (harga pelaksanaan) + Rp 200 (harga
Right). Kemudian investor tersebut akan memperoleh keuntungan Rp 300 yang berasal dari Rp
2.000 – Rp 1.700.
(b) Bukti Right dapat diperdagangkan pada Pasar Sekunder, sehingga investor dapat menikmati
Capital Gain, ketika harga jual dari Bukti Right tersebut lebih besar dari harga belinya.


Risiko memiliki Bukti Right:
    (a) Jika harga saham pada periode pelaksanaan jatuh dan menjadi lebih rendah dari harga
        pelaksanaan, maka investor tidak akan mengkonversikan Bukti Right tersebut, sementara
        itu investor akan mengalami kerugian atas harga beli Right. Contoh: Seorang investor
        membeli Bukti Right di Pasar Sekunder pada harga Rp 200 dengan harga pelaksanaan Rp
        1.500. Kemudian pada periode pelaksanaan, harga saham turun menjadi Rp. 1,200 per
        saham. Investor tersebut tentunya tidak akan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya,
        karena jika ia melakukannya, maka ia harus membayar Rp 1.700 (Rp 1.500 harga


                                                 19
Pendanaan Jangka Panjang



        pelaksanaan + Rp 200 harga right). Sementara itu jika ia tidak menukarkan Bukti Right
        yang dimilikinya, maka ia mengalami kerugian Rp 200 ata s harga Right tersebut. (b).
        Bukti Right dapat diperdagangkan pada pasar sekunder, sehingga investor dapat
        mengalami kerugian (Capital Loss), ketika harga jual dari Bukti Right tersebut lebih
        rendah dari harga belinya.


5.   Pengenceran (Dilution)


Dilution terjadi disebabkan oleh beberapa hal :
     1. Karena penambahan jumlah saham yang beredar, sehingga untuk nilai saham yang sama
        sekarang harus dibagi dengan jumlah lembar saham yang lebih besar.
     2. Hilangnya nilai pemegang saham yang ada. Atau pengurangan hasil/hak surat berharga
        karena jumlah yang dikeluarkan melebihi jumlah yang semestinya, atau karena adanya
        pemberian hak opsi untuk memperoleh surat berharga tersebut
     3. Pengaruh atas pendapatan per lembar saham jika semua surat berharga yang konvertibel
        dikonversikan atau semua hak beli saham dilaksanakan.


Terdapat beberapa jenis pengenceran yaitu:
     1. Pengenceran kepemilikan
     2. Pengenceran nilai pasar
     3. Pengenceran laba dan nilai buku, seperti dalam emisi warrant dan surat berharga
        konversi.


6.   Going Public dan Going Private


     Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan penawaran saham
atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang go public) kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
        Pasar modal merupakan alternatif pembiayaan perusahaan yang tepat dan sangat
potensial. Pasar modal adalah salah satu wadah yang dapat digunakan untuk menghimpun dana
jangka panjang. Melalui pasar modal, suatu perusahaan akan menjual sahamnya kepada


                                                  20
Pendanaan Jangka Panjang



masyarakat umum (go public) dengan diharuskan memenuhi ketentuan yang berlaku dalam
perundang-undangan beserta aturan pelaksanaan yang mengikutinya, di antaranya yaitu
melampirkan laporan keuangan selama tiga tahun terakhir di dalam prospektus, disertai dengan
informasi tentang perusahaan dimana informasi-informasi tersebut juga mencerminkan apakah
perusahaan tersebut mampu untuk memaksimalkan aktiva yang ada, dan sumber dana yang
tersedia di dalam perusahaan untuk mencapai tingkat efisiensi yang baik. Karena perusahaan
yang mempunyai tingkat efisiensi baik maka pastinya akan mampu meningkatkan kesejahteraan
perusahaan tersebut. Perusahaan publik harus memenuhi kewajiban akan keterbukaan informasi
baik untuk masa sebelum maupun sesudah go public. Keterbukaan informasi sebelum go public
dilakukan dalam bentuk pemenuhan atas syarat-syarat yang ditetapkan untuk itu. Informasi
tersebut kemudian dipaparkan melalui prospektus, sedangkan keterbukaan informasi sesudah go
public yang diatur oleh otoritas pasar modal yang harus dipenuhi selama menjadi perusahaan
publik. Masyarakat, khususnya kalangan pemodal, mengharapkan agar setiap perusahaan yang
telah menjadi perusahaan publik dapat meningkatkan kinerjanya. Karena kinerja perusahaan
sesudah menjadi perusahaan publik bisa saja mengalami penurunan.
        Hal tersebut bisa saja dikarenakan perusahaan telah menetapkan target kinerja yang
cukup tinggi sebelum menjadi perusahaan publik, akibatnya kinerja perusahaan tersebut
mengalami penurunan setelah menjadi perusahaan publik. Harapan masyarakat dan kalangan
pemodal itu wajar mengingat bahwa mereka bersedia menanamkan modalnya dengan membeli
saham karena janji-janji emiten dalam prospektus yang diyakini baik. Secara umum tersimpulkan
bahwa penetapan harga saham pada saat penawaran perdana cenderung mengalami fenomena
underpricing (harga kerendahan) sehingga memberikan return awal (initial return) rata-rata yang
positif bagi pemodal.


        Going private merupakan aksi korporasi yang merupakan kebalikan dari tindakan going
public. Pada tindakan going public, suatu perusahaan menjual sahamnya kepada publik sehingga
menjadi perusahaan terbuka. Sebaliknya, pada tindakan going private perusahaan terbuka
berubah statusnya menjadi perusahaan tertutup. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Foley & Lardner LLP, alasan suatu perusahaan terbuka melakukan go private adalah karena
merasa terbebani oleh biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan kewajiban-kewajiban sebagai
perusahaan terbuka.


                                              21
Pendanaan Jangka Panjang



        Adapun biaya dan kewajiban tersebut antara lain adalah tingginya biaya konsultan hukum
dan akuntansi, biaya penyelenggaraan RUPS, kewajiban memenuhi peraturan pasar modal,
kesibukan melayani analis surat berharga, dan keterbatasan untuk melakukan transaksi dengan
pihak afiliasi. Beberapa dari alasan tersebut tentunya mengundang perdebatan karena justru hal-
hal itulah yang merupakan penunjang pelaksanaan prinsip good corporate governance.


        Perusahaan yang melakukan going private di pasar modal Amerika Serikat pada tahun
1993/1994 mencapai 70 perusahaan. Di Indonesia, tindakan go private pertama kali dilakukan
pada tahun 1996, yaitu pada tindakan going private PT Praxair Indonesia Tbk. Setelah           PT
Praxair Indonesia Tbk, beberapa perusahaan terbuka lain yang melakukan going private antara
lain adalah PT Pfizer Indonesia Tbk. (2002), PT Miwon Indonesia Tbk. (2002),                   PT
Indocopper Investama Tbk. (2002), PT Bayer Indonesia Tbk. (2003), PT Singer Industries
Indonesia Tbk. (2003), PT Central Proteinaprima Tbk. (2004), PT Surya Hidup Satwa Tbk.
(2004), PT Indosiar Visual Mandiri Tbk. (2004), PT Multi Agro Persada Tbk. (2005), dan
PT Komatsu Indonesia Tbk. (2005)


Sebagaimana pada aksi korporasi lainnya, perhatian Bapepam dalam proses going private
terletak pada perlindungan kepentingan pemegang saham publik. Pada proses going private,
disamping berusaha memastikan bahwa tidak terdapat informasi yang disembunyikan
perusahaan, Bapepam juga mempersyaratkan adanya persetujuan pemegang saham independen
dan dilakukannya penawaran tender atas saham yang dimiliki pemegang saham publik.




C.      LEASING

Leasing diartikan sebagai suatu kegiatan pembiayaan dalam penyediaan barang-barang modal
atau aktiva yang disusutkan lainnya (depreciable assets) dan tidak selalu berakhir dengan
pemilikan barang oleh si penyewa (hak pilih/opsi) dan adanya pembayaran secara berkala.
Namun demikian dengan ditetapkannya keputusan Menteri Keuangan No. 125/KMK.O13/1988
tanggal 20 Desember 1988, jenis kegiatan sewa guna usaha telah diperluaskan sebagai mana
tersirat dalam pasal 1 keputusan tersebut yang menampung definisi-definisi sebagai berikut :

                                               22
Pendanaan Jangka Panjang




1 Perusahaan sewa guna usaha (Leasing Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
   pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara financial lease maupun operating
   lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan
   pembayaran secara berkala.
2. Financial lease adalah akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
   guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.
3. Operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha, dimana penyewa guna usaha tidak
   mempnyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
4. Penyewa guna usaha (leassee) adalah perusahaan ataupun perorangan yang menggunakan
   barang modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan sewa guna usaha.


Berdasarkan definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan beberapa unsur yang harus terdapat
dalam leasing yaitu :
1. Lessor yaitu pihak yang menyewakan aktiva atau barang-barang modal antara lain
   perusahaan-perusahaan yang mendapat izin dari Departemen Keuangan.
2. Lessee yaitu pihak penyewa aktiva atau pihak-pihak yang membutuhkan/memakai barang-
   barang modal.
3. Objek leasing yaitu barang-barang yang menjadi objek perjanjian leasing yang meliputi segala
   macam barang modal mulai dari yang berteknologi tinggi hingga teknologi menengah ataupun
   keperluan kantor.
4. Pembayaran Uang sewa yaitu secara berkala dalam jangka waktu tertentu yang bisa dilakukan
   setiap bulan, setiap kuartal, atau setiap setengah tahun sekali. Pembayaran sewa leasing dapat
   dilakukan dengan dua cara, yaitu: payment in advance (pembayaran di muka) dan payment in
   arrears (pembayaran di belakang). Formula untuk pembayaran sewa perbulan berdasarkan
   metode pembayaran di muka adalah sebagai berikut:
        S= [(b - r)(1 + i)t-1]i
             (1 + i)t – 1
        Di mana             S= besarnya sewa
                            b= nilai barang modal
                            r= nilai sisa


                                                    23
Pendanaan Jangka Panjang



                            i= tingkat bunga
                            t=jumlah periode


    Contoh perhitungan pembayaran sewa guna dengan cara pembayaran di muka dapat dilihat
    sebagai berikut:
    Nilai barang modal Rp 400 juta, nilai sisa Rp 40 juta, simpanan jaminan (10% dari nilai
    barang) Rp 40 juta, tingkat bunga pertahun 24% (per bulan 2%), jangka waktu 12 bulan,
    masa kontrak 1 Januari 1996 s.d. 31 Desember 1996. Dengan menggunakan formula diatas,
    dapat dihitung besarnya sewa per bulan sebagai berikut:
        S = [(400.000.000 – 40.000)(1 + 0,02)12-1]0,02
                             (1 + 0,02)12 – 1


           =[(360.000.000)(1,02)11]0,02
                (1,02)12 – 1
           = 33.373.978


        Menurut metode pembayaran di belakang, formulanya adalah sebagai berikut:
        S= [(b - r)(1 + i)t ]i
             (1 + i)t – 1
        Di mana             S= besarnya sewa
                            b= nilai barang modal
                            r= nilai sisa
                            i= tingkat bunga
                            t=jumlah periode


        S = [(400.000.000 – 40.000)(1 + 0,02)12 ]0,02
                             (1 + 0,02)12 – 1


           =[(360.000.000)(1,02)12]0,02
                (1,02)12 – 1
           = 34.041.455


                                                    24
Pendanaan Jangka Panjang



5. Nilai sisa yang ditentukan sebelum kontrak dimulai.
6. Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa leasing dimana lesseemempunyai hak untuk
   menentukan apakah ia ingin membeli barang tersebut dengan harga sebesar nilai sisa atau
   mengembalikan pada lessor.
7. Lease Term adalah suatu periode kontak sewa.


Klasifikasi Leasing


Secara garis besar Financial Accounting Standard Board membagi leasing atas dua jenis yaitu
Capital lease dan Operating lease. Sedangkan International Accounting Standard Committee
membagi leasing atas dua jenis juga tetapi dengan istilah berbeda yaitu Financial lease dan
Operating lease, perbedaanya hanya pada istilah saja.
Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement No. 13 pada “Acounting for
Leases” membagi lease dalam dua grup yaitu :


Dari Sudut Lessee:
A. Capital Lease yaitu lease yang memenuhi satu atau lebih dari syarat-syarat berikut ini :
   1. The lease transfer of ownership of the property to the lessee by the end of the lese term.
   2. The lese contains a bargain purchase optin.
   3. The lese term is equal to 75 percent or more of the estimated economic life of lesed
        property.
   4. The peresent value at the beginning of the lese term of the minimum lese payment,
    excluding that portion of the payment reprenting executory cost such as insurance,
    maintennace, and taxes to be pad by lessor including anya profit there on, equalis or exceed
    90 percent of the excess of the fair value of the lese property to the lessor.


   Dari kriteria -kriteria yang diberikan oleh FASB tersebut diatas, terdapat istilah yang perlu
   dijelaskan lebih lanjut, yaitu :


   a. Lease term : Jangka waktu yang tetap dan tidak dapat dibatalkan termasuk :
   1.    Periode yang mencakup hak opsi untuk memperbaharui kontrak lease;


                                                  25
Pendanaan Jangka Panjang



     2.   Periode yang mencakup digunakannya hak opsi untuk membeli aktiva yang dilease;
     3.   Periode yaitu lessor mempunyai hak untuk memperbaharui atau memperpanjang masa
          lease;
     4.   Periode yaitu denda dikenakan bagi lessee atas kegagalannya untuk memperbaharui lease
          dan jumlah denda tersebut dijamin pada permulaan lease;
     5.   Periode yang mencakup hak opsi pembaharuan yang biasa yaitu diberikan jaminan oleh
          lessee atas hutang lessor yang mungkin terjadi.


b. Bargian Purchase Option: Hak opsi yang diberikan kepada lessee untuk membeli atau
      menolak "lease asset" setelah habis masa kontrak, yang biasanya dinilai sebesar residu.


c.    Ececutory Cost: biaya yang terjadi pada lessor selama masa lease, misalnya biaya
      pemeliharaan, biaya asuransi dan pajak. Umumnya executory coxt ini ditanggung lessee
      dibayar kepada lessor secara periodek bersamaan dengan pembayaran berkala, merupakan
      "Periode Cost"


d. Bargian Renewal Option:Hak pilih (opsi) yang diberikan kepada lessee untuk
      memperbaharui lease dengan pembayaran sewa yang lebih rendah daripada sewa wajar yang
      ditaksir untuk biaya yang bersangkutan pada saat hak pilih tersebut digunakan dan
      penggunaan hak pilih tersebut dijamin secara layak permulaan masa lease


e.    Estimated Residual Value of Leased Property: Taksiran nilai wajar aktiva yang dilease
      pada akhir masa lease, biasanya sebesar sepuluh persen dari harga pembelian.


f.    Fair Value of Lease Property: Taksiran nilai wajar aktiva yang dapat dijual atas dasar
      transaksi yang normal diantara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa (arms
      length transaction).


g.    Estimated Economic Life of Leased Property: Taksiran umur ekonomis dari barang yang
      dapat digunakan oleh satu atau lebih pemakai (user) dengan pemeliharaan/perbaikan dan



                                                  26
Pendanaan Jangka Panjang



    dengan tujuan perggunaan sebagai mana ditentukan pada tanggal penandatanganan kontrak
    leasing.


Operating Lease, adalah seperti transaksi sewa menyewa biasa dan jangka waktu sewanya lebih
pendek dari pada umur ekonomis propertinya. Lessee biasanya tidak mempunyai hak membeli
pada waktu kontrak lease berakhir sehingga tidak terjadi perpindahan hak milik barang. Kontrak
sewa ini bersifat cancelable yaitu dapat diputuskan pihak lessee sewaktu-waktu atau sebelum
masa kontrak berakhir. Untuk lebih jelas, apabila jenis lease yang tidak dapat memenuhi salah
satu kriteria yang tersebut diatas pada financiallease digolongkan sebagai operating lease.


Dari Sudut Lessor
Terdapat beberapa jenis leasing yang disesuaikan dengan kebutuhan dan luas bidang lease, yang
anta lain adalah:
      1. Sales Type Leases
         Sales type leases merupakan finacial lease, tetapi dalam hal ini leased property pada saat
         permulaan lease mempunyai nilai yang berbeda dengan cost yang ditanggung lessor.
         Lessor dalam hal ini bisa mempakan suatu fabrikan atau dealer yang memakai metode
         leasing sebagsai salah satu jalur pmasarannya.
      2. Direct Financing Leases
         Direct Financing leases adalah salah satu bentuk financial leasing yang dibiayai
         langsung oleh lessor. Ditinjau mengenai tarifnya, tiap pembayaran leasse terdiri dari
         bagian pengembalian investasi lessor dalam lease terdiri dari bagian pengambilan
         investasi lessor dalam leased property tersebut ditambah dengan komponen income
         (keuntungan) yang diharapkan. Metode ini sering disebut full payout leasing, yaitu
         menunjukkan bahwa lessor membiayai sepenuhnya (100%) dari lease peroperty yang
         bersangkutan.
         Baik Sales Type maupun Direct Financial Lease harus memenuhi syarat yang tersebut
         pada persyaratan-persyaratan capital lease, ditambah dengan kedua syarat yang
         tercantum dibwah ini,
         a. Coooectibilitias pembayaran lease yang minimum dapat diramalkan secara wajar
             (reasonable).


                                                27
Pendanaan Jangka Panjang



         b. Tidak ada faktor uncertainties besar yang mempengaruhi jumlah unreimbursable cost,
             yang hams dibayar oleh lessor sehubungan dengan lease yang bersangkutan.
      3. Leverage Leases
         Leverage leases adalah financial lease dalam bentuk yang lebih kompleks sebab
         melibatkan sekurangnya tiga pihak yng berdiri sendiri. Jadi disamping lessor dan lessee
         ada pula credit proveder atau debt perticipatnt yang membiayai sebagaian besar leased
         property. Dalam hal leverage leases, si lessee mempunyai equipment dan melakukan
         penawaran harga; sama halnya dengan non leverage leases. Tetapi dalam hal ini si
         lessor hanya menanggung sebagian kecil saja dari pembiayaan leased property (sekitar
         20% -40%) sedangkan sisanya ditanggung oleh pihak ketiga (debt participant).
         Biasanya metode ini dipergunakan untuk pembelian /pembiayaan barang modal yang
         nilainya sangat besar, sehingga tidak mungkin dipikul sendiri oleh lessor.


      4. Operating Lease
         Operating lease adalah suatu kontrak dimana barang leasenya tidak diamortisir sampai
         babis selama primary leade period dan lessor tidak mengharpkan profit semata-mata
         dari rental lease tersebut tetapi mengharpkan adanya recovery dari hasil penjualan
         barang atau dengan menyewakan kembali barang itu kepada pihak berikutnya.


Untuk memahami klasifikasi lease, berikut ini disajikan flow chart kalisfikasi lease yang ditinjau
dari segi lessee dan segi lessor:




                                                28
Pendanaan Jangka Panjang



Selain klasifikasi lease yang diuraikan sebelumnya masih ada lagi jenis lease lainnya yang perlu
diketahui yaitu :
a.   Penjualan dan Lease Kembali (Sales and Leasebask)
          Sesuai dengan namanya, dalam transaksi ini lessee menjual barang yang dimilikinya
          kepada lessor. Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan suatu kontrak antara
          lessee dan lessor. Transaksi ini biasanya timbul karena lessee membutuhkan kas untuk
          modal kerja atau keperluan lainnya.
b.   Sub Leases
          Sub leases adalah sewa guna usaha dimana aktiva yang disewa oleh lessee disewakan
          kembali kepada pihak ketiga. Transaksi sub lease ada dua macam yaitu:
          1.    Aktiva yang disewa oleh lessee pertama disewakan kepada lessee yang baru
          dimana perjanjian leasing antara lessee pertama dengan lessor masih tetap berlaku.
           2.   Lessee yang baru menggantikan kedudukan lessee yang pertama dalam perjanjian
           leasing. Lessee yang baru menjadi penanggung jawab pertama dalam perjanjian
           leasing dan lessee yang lama bisa menjadi penanggung jawab kedua atau tidak
           bertanggung jawab sama sekali.
c.   Cross Border Leases
          Jenis ini leasing ini merupakan lease yang dilakukan antar negara. Adanya suatu
          transaksi cross boerder murni untuk Indonesia saat ini belum diperbolehkan. Dengan
          melakukan international leasing maka dapat memberikan tambahan keuntungan bagi
          negara dalam rangka memungkinakan investor lokal untuk melakukan investasi dalam
          peralatan milik asing untuk memperoduksi barang dengan kualitas yang lebih tinggi
          untuk memenuhi permintaan lokal maupun ekspor. Biasanya suatu perusahaan leasing
          melakukan transaksi leasing di luar negaranya melalui perusahaan yang dimiliki oleh
          suatu group yang sama.
d.   Sewa Guna Usaha Sindikasi (Syndicated Lease)
          Jenis leasing ini melibatkan beberapa perusahaan sewa guna usaha secara bersamaan
          melakukan transaksi sewa guna usaha dengan satu penyewa guna usaha, biasanya
          dilakukan karena nilai transaksi yang terlampau besar atau karena faktor lain. Salah
          satu perusahaan sewa guna usaha ditunjuk sebagai koordinator sehingga penyewa guna
          usaha cukup berkomunikasi dengan perushaan ini, untuk melaksanakan segala sesuatu


                                                29
Pendanaan Jangka Panjang



          yang menyangkut transaksi sewa guna usaha. Pelaksanaan transaksi ini dapat dilakukan
          baik melalui sewa guna usaha langsung maupun penjualan dan penyewaaan kembali.


Keuntungan dan Kerugian Leasing
Situasi dari masing-masing perusahaan yang berbeda-beda menyebabkan faktor-faktor yang
menunjang pada suatu kasus tidaklah dapat diterapkan pada kasus lain. Salah satu keuntungan
berikut ini mungkin akan menjelaskan lebih lanjut sehingga menyebabkan kontrak lease akan
menjadi aternatif yang menarik untuk penyediaan modal/biaya(financing) pada situasi tertentu.
Diantara keuntungan tersebut adalah :
   1.      Penghematan modal, yaitu tidak perlu menyediakan dana yang besar, maksimum
           hanya untuk "down payment" yang jumlahnya biasanya tidak besar. Hal ini merupakan
           penghematan modal bagi lessee, sehingga lessee dapat menggunakan modal yang
           tersedia untuk keperluan lainnya, karena leasing umumnya membiayai 100% barang
           modal yang dibutuhkan.
   2.     Sangat Fleksibel, yaitu bersifat sangat luas yang merupakan ciri utama bagi kelebihan
          leasing dibanding dengan kredit dari bank. Fleksibelitas meliputi struktur kontaknya,
          besarnya pembayaran renta, jangka waktu pembayaran serta nilai sisanya.
   3.     Sebagai Sumber Dana, Leasing merupakan salah satu sumber dana bagi perusahan-
          perusahaan industri maupun perusahaan komersil lainnya. Mekanisme untuk
          memperoleh dana yaitu dengan melalui sales dan leaseback atas asset yang sudah
          dimiliki oleh lessee. Sementara itu credit line atau fasilitas kredit yang sudah ada dari
          bank masih tetap tidak terganggu dan siap digunakan setiap saat.
   4.      On atau Off Balance Sheet, Leasing sesuai dengan kebutuhannya bisa dibukukan
           dengan menggunakan on atau off balance sheet. Di Indonesia, untuk keperluan
           perhitungan pajak digunakan off balance sheet.
   5.      Menguntungkan cash flow, fleksibelitas dari penentuan besarnya rental sangat
           menguntungkan cash flow. Untuk suatu investasi dimana pendapat penjualan
           diperoleh secara musiman atau juga dimana keuntungan baru bisa diperoleh pada
           masa-masa akhir investasi maka besarnya rental juga bisa disesuaikan dengan
           kemampuan cash flow yang ada. Pengaturan seperti ini bisa mencegah timbulnya
           gejolak-gejolak kekosongan dana di dalam kas perusahaan. Dilain pihak jika keadaan


                                                 30
Pendanaan Jangka Panjang



          keuangan cukup longgar maka besarnya rental bisa diperbesar untuk mempercepat
          amotisasi principalnya. Ini semua bisa diatur dengan menyusun struktur rental yang
          baik disesuaikan dengan proyeksi cash flownya.
   6.     Menahan pengaruh inflasi,dalam keadaan inflasi, lessee mengeluarkan biaya rental
          yang sama. Dengan demikian nilai riil dari rental tersebut telah berkurang. Atau bisa
          dikatakan bahwa lessee membayar hari ini dengan perhitungan nilai mata uang
          kemarin.
   7.    Sarana Kredit Jangka menengah dan jangka Panjang. Melalui sales and leaseback maka
         lessee akan bisa mendapatkan dana yang diperlukan dengan masa pengembalian jangka
         menengah atau jangka panjang. Bahkan leasing juga bisa melakukan bullet repayment
         seperti pada longterm bank loan dimana rental yang dilakukan tiap bulan hanyalah
         merupakan pembayaran interest saja.
   8.    Dokumentasinya sangat sederhana, biasanya sudah standard sehingga lebih simpel bagi
         lesse untuk memperpanjang transaksi leasing daripada merundingkan perjanjian baru
         dengan pihak bank.


Tentunya disamping keuntungan-keuntungan tersebut diatas, leasing juga mempunyai
kerugian/kelemahan antara lain sebagai berikut :
   1.    Pembiayaan secara leasing merupakan sumber pembiayaan yang relatif mahal bila
         dibandingkan dengan kredit investasi dari bank. Hal ini terjadi karena sumber dana
         lessor pada umumnya dari bank atau lembaga keuangan bukan bank.
   2.    Barang modal yang dilease tidak dapat dicantumkan sebagai unsur aktiva lesee untuk
         tujuan "Collateral Credit" dari Bank, yaitu "Trade Creditor" mungkin akan menilai
         perusahaan tersebut memiliki posisi keuangan yang lemah.
   3.    Bagi para perusahaan tertentu kadang-kadang timbul masalah prestise antara memiliki
         barang modal sendiri atau lease.
   4.    Resiko yang lebih besar pada lessor, artinya adanya tanggung jawab yang menuntut
         pihak ketiga jika terjadi kecelakaan atau kerusakan atas barang orang lain yang
         disebabkan oleh "lease property" tersebut, dan juga lessor belum tentu yakin bahwa
         barang lease tersebut bebas dari berbagai ikatan seperti "liens".(gadai) "preferences",
         "priorities", charges" atau kepentingan-kepentingan lainnya


                                               31
Pendanaan Jangka Panjang



                                             BAB III
                                      KESIMPULAN


       Pendanaan jangka panjang adalah pendanaan > satu tahun. Bentuknya hutang jangka
panjang (istilah „Loan”) yang dinegosiasi dari lembaga keuangan atau melalui penjualan obligasi
(bond). Obligasi perusahaan adalah suatu sertifikat yang menunjukkan bahwa suatu perusahaan
telah meminjam sejumlah uang dari suatu lembaga atau individu dan berjanji untuk
membayar/melunasi pada waktu yang akan datang dalam kondisi yang
Telah disepakati/ditetapkan.

        Surat perjanjian obligasi (Bond indenture) adalah dokumen resmi yang lengkap dan
panjang yang menjelaskan kondisi suatu obligasi diterbitkan. Wali amanat (trustee) adalah pihak
ketiga yang terlibat dalam perjanjian obligasi. Wali amanat dapat berupa perorangan atau yang
paling sering departemen .trust bank komersial.

Penebitan obligasi memiliki 3 karakteristik utama:
1. Karakteristik konversi (conversion feature)
2. Karakteristik penebusan (call feature)
3. Waran pembelian saham (stock purchase warrant)
Tingkat risiko penerbitan obligasi yang diperdagangkan secara publik biasanya dinilai oleh agen
independen seperti Moody‟s, Standard & Poor‟s, Moody's Indonesia, dan PT Pefindo.

      Obigasi memiliki berbagai jenis dan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai dasar
penggolongan.

1. Berdasarkan penerbit obligasi (lembaga yang menerbitkan obligasi)

        Lembaga internasional seperti Bank Investasi Eropa (European Investment Bank) atau
        Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank).
        Pemerintah adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga pemerintah
        Perusahaan.

2. Berdasarkan variasi obligasi

        Obligasi suku bunga tetap
        Obligasi suku bunga
        Obligasi berimbal hasil tinggi (Junk bond).
        Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond)
        Obligasi inflasi (Inflation linked bond)
        Surat utang berbasis ekuitas (equity linked note) dan obligasi yang mengacu pada indeks.

                                                32
Pendanaan Jangka Panjang



              Efek Beragun Aset .
              Obligasi subordinasi obligasi (subordinated debentures)
              Obligasi abadi.
              Obligasi atas unjuk (unregistered bond)
              Obligasi tercatat (registered bond) t.
              Obligasi daerah (municipal bond)
              Obligasi tanpa warkat (Book-entry bond)
              Obligasi lotere (Lottery bond)
              Obligasi perang (War bond)

      3. Berdasarkan penerbitan oleh pemerintah Indonesia
            Obligasi Rekap
            Surat Utang Negara (SUN) adalah
            Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
            Surat Berharga Syariah Negara (obligasi syariah atau obligasi sukuk).




                                                     The Annual Cash Flow Saving:

               PRESENT
               VALUE OF THE
               Annual      Cash                      1. Interest cost of old bold
               Flow Saving                           2. Amortization of discount on old bond
                                                     3. Amortization of flotation costs on old bond
                                                     4. Interest cost of new bold
                                                     5. Amortization of flotation costs on new bond




Compare the
Initial
Investment to
PRESENT
VALUE      OF        Initial Investment:
THE     Annual
Cash Flow
                     1. Call premium
                     2. Flotation cost of new
                        bond
                     3. Overlapping interest
                     4. Unamortized      discount
                        on old bond
                     5. Unamortized      flotation
                        cost of old bond
                                                          33

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahPhuji Maisaroh
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
 
Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahcitra Joni
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - LeasingPPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - LeasingDoni Ramdhani
 
Analisa keputusan lease vs buy part 1
Analisa keputusan lease vs buy part 1Analisa keputusan lease vs buy part 1
Analisa keputusan lease vs buy part 1Futurum2
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian SahamHayy
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalTrisnadi Wijaya
 
Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)Kelinci Coklat
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"risangaji febriyanto
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Lia Ivvana
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Lulu Wildatiumi
 

Was ist angesagt? (20)

Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabah
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - LeasingPPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
 
Analisa keputusan lease vs buy part 1
Analisa keputusan lease vs buy part 1Analisa keputusan lease vs buy part 1
Analisa keputusan lease vs buy part 1
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 
Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
 
Kontrak Opsi Saham
Kontrak Opsi SahamKontrak Opsi Saham
Kontrak Opsi Saham
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Fix anggaran piutang
Fix anggaran piutangFix anggaran piutang
Fix anggaran piutang
 

Ähnlich wie Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang

Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Lia Ivvana
 
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdfTasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdfTasyaNabila18
 
Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1lilietawahyuni
 
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYAMAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYAMishakiIccha
 
Artikel 2 mene
Artikel 2 meneArtikel 2 mene
Artikel 2 menewardahmega
 
Materi pasar uang dan modal
Materi pasar uang dan modalMateri pasar uang dan modal
Materi pasar uang dan modalDeden Mohamad
 
Obligasi (Makro Ekonomi)
Obligasi (Makro Ekonomi)Obligasi (Makro Ekonomi)
Obligasi (Makro Ekonomi)Vivi Silvia
 
Ppt managemen keuangan 2
Ppt managemen keuangan 2Ppt managemen keuangan 2
Ppt managemen keuangan 2tuti handayani
 
Pengertian dan jenis-jenis obligasi.pptx
Pengertian dan jenis-jenis obligasi.pptxPengertian dan jenis-jenis obligasi.pptx
Pengertian dan jenis-jenis obligasi.pptxmuhammadarsyad77
 
036_ISMAIL UMAR-1.pptx
036_ISMAIL UMAR-1.pptx036_ISMAIL UMAR-1.pptx
036_ISMAIL UMAR-1.pptxismailumar17
 
PERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptx
PERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptxPERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptx
PERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptxginanjarsuendro
 
pptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfpptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfRehanOgie
 
Bab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalBab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalInal Ypyn
 
Bab 11 (Syahar Banu).pptx
Bab 11 (Syahar Banu).pptxBab 11 (Syahar Banu).pptx
Bab 11 (Syahar Banu).pptxBanuSyahar
 

Ähnlich wie Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang (20)

Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18
 
Hutang dan saham preferen
Hutang dan saham preferenHutang dan saham preferen
Hutang dan saham preferen
 
obli.docx
obli.docxobli.docx
obli.docx
 
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdfTasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
 
Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1
 
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYAMAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
 
Artikel 2 mene
Artikel 2 meneArtikel 2 mene
Artikel 2 mene
 
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptxPPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Materi pasar uang dan modal
Materi pasar uang dan modalMateri pasar uang dan modal
Materi pasar uang dan modal
 
Obligasi (Makro Ekonomi)
Obligasi (Makro Ekonomi)Obligasi (Makro Ekonomi)
Obligasi (Makro Ekonomi)
 
Ppt managemen keuangan 2
Ppt managemen keuangan 2Ppt managemen keuangan 2
Ppt managemen keuangan 2
 
Pengertian dan jenis-jenis obligasi.pptx
Pengertian dan jenis-jenis obligasi.pptxPengertian dan jenis-jenis obligasi.pptx
Pengertian dan jenis-jenis obligasi.pptx
 
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptxMateri 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
 
036_ISMAIL UMAR-1.pptx
036_ISMAIL UMAR-1.pptx036_ISMAIL UMAR-1.pptx
036_ISMAIL UMAR-1.pptx
 
P- 11 dan 12 MANAJEMEN PORTOFOLIO OBLIGASI.ppt
P- 11 dan 12 MANAJEMEN PORTOFOLIO OBLIGASI.pptP- 11 dan 12 MANAJEMEN PORTOFOLIO OBLIGASI.ppt
P- 11 dan 12 MANAJEMEN PORTOFOLIO OBLIGASI.ppt
 
PERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptx
PERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptxPERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptx
PERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptx
 
Ppt wesel
Ppt weselPpt wesel
Ppt wesel
 
pptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfpptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdf
 
Bab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalBab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modal
 
Bab 11 (Syahar Banu).pptx
Bab 11 (Syahar Banu).pptxBab 11 (Syahar Banu).pptx
Bab 11 (Syahar Banu).pptx
 

Mehr von Devy Sylvia Silaban

Mehr von Devy Sylvia Silaban (6)

Current Liabilities and Payroll
Current Liabilities and PayrollCurrent Liabilities and Payroll
Current Liabilities and Payroll
 
SWOT Analisis
SWOT AnalisisSWOT Analisis
SWOT Analisis
 
Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM)Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM)
 
Uu 10 th 98
Uu 10 th 98Uu 10 th 98
Uu 10 th 98
 
Myob accounting plus ver13
Myob accounting plus ver13Myob accounting plus ver13
Myob accounting plus ver13
 
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangMene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
 

Kürzlich hochgeladen

DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanHakamNiazi
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSriHandayani820917
 
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausahaCara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausahaHakamNiazi
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisGallynDityaManggala
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianHALIABUTRA1
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 

Kürzlich hochgeladen (20)

DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausahaCara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 

Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang

  • 1. Pendanaan Jangka Panjang BAB I PENDAHULUAN Terdapat berbagai jenis sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan seperti misalnya long-term debt, saham preferen dan saham biasa. Hutang jangka panjang ini dapat diperoleh melalui pinjaman di bank atau dengan cara menjual obligasi. Obligasi dan saham preferen merupakan jenis pendanaan dengan beban tetap atau fixed income securities. Keduanya memberikan pendapatan dengan jumlah yang tetap kepada pemiliknya. Sementara itu perusahaan dapat pula memperoleh dana jangka panjang dengan menjual saham biasa atau go public. Saham biasa merupakan surat berharga dengan penghasilan tidak tetap atau variable income security karena pemegang saham biasa hanya akan memperoleh pendapatan apabila perusahaan mendapatkan laba dan membagikannya sebagai dividen. Besar kecilnya dividen sangat tergantung atas laba yang diperoleh dan dividen payout ratio. Saham biasa juga berbeda dengan obligasi dan saham preferen dalam harga pasar, di mana harga saham biasa cenderung berfluktuasi sementara obligasi dan saham preferen relative lebil stabil. Dari pihak perusahaan, penggunaan obligasi dan saham preferen memberikan manfaat berupa perlindungan pajak. Hal ini disebabkan karena pembayaran bunga dan dividen untuk saham preferen yang kumulatif merupakan pengurang pajak. Dilihat dari segi kepemilikannya, pemegang obligasi disebut juga sebagai kreditur sedangkan pemegang saham biasa maupun saham preferen disebut juga sebagai pemilik perusahaan. Ciri lain adalah bahwa obligasi memiliki jatuh tempo sedangkan saham biasa dan saham preferen tidak memiliki jatuh tempo. Konsekuensi lain penggunaan obligasi ini adalah bahwa ketidakmampuan membayar bunga dapat mengakibatkan kebangkrutan sedangkan ketidakmampuan membayar dividen tidak berakibat apa-apa. 1
  • 2. Pendanaan Jangka Panjang BAB II PEMBAHASAN Karakteristik Pendanaan Hutang Jangka Panjang Pendanaan jangka panjang adalah pendanaan > satu tahun. Bentuknya hutang jangka panjang (istilah „Loan”) yang dinegosiasi dari lembaga keuangan atau melalui penjualan obligasi (bond). Instrumen Hutang Jangka Panjang Terdapat beberapa alternatif hutang jangka panjang seperti: hutang bank, obligasi hutang dengan dan tanpa jaminan, dan hutang jangka panjang yang dpat diperjualbelikan. Hutang jangka panjang atau long term loan adalah satu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur di mana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah tertentu dan peminjam bersedia untuk membayar secara preiodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Hutang jangka panjang ini dapat diperoleh melalui bank, perusahaan asuransi, atau dapat juga kepension fund. Hutang jangka panjang ini mempunyai tiga karakteristik yaitu: cepat, fleksibel dan biaya yang rendah. Ini disebabkan karena pinjaman ini dinegosiasikan langsung antara peminjam dengan kreditur. Biaya administrasi menjadi relatif kecil dan tidka diperlukan adanya persetujuan dengan pengawas pasar modal seperti halnya jika perusahaan mengeluarkan obligasi. I. Ketentuan Standar Hutang. Standar perjanjian hutang jangka panjang bagi peminjam: a. Wajib mempertahankan pencatatan akuntansi sesuai dg GAAP b. Wajib menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit c. Wajib membayar pajak dan kewajiban lain pada saat jatuh tempo d. Wajib mempertahankan seluruh fasilitas agar tetap dalam kondisi yang baik 2
  • 3. Pendanaan Jangka Panjang II. Ketentuan Pembatas Hutang. Secara umum perjanjian pembatas ini mencakup: a. Debitur wajib mempertahankan tingkat modal kerja bersih minimum. b. Debitur dilarang untuk menjual piutang dagang (account receivables) c. Kreditur membatasi aset tetap pada perusahaan. d. Debitur dibatasi menambah pinjaman jangka panjang e. Debitur dilarang untuk mengadakan leases f. Debitur dilarang melakukan melakukan kondolidasi, merger atau penggabungan dengan perusahaan lain g. Debitur dilarang membayar gaji yang besar, pemberi pinjaman atau membatasi kenaikan gaji bagi pegawai tertentu. h. Manajemen wajib mempertahankan ”tenaga kerja inti” tertentu, i. Debitur dilarang melakukan alternatif investasi. j. Debitur wajib menggunakan dana pinjaman sesuai tujuan k. Debitur dibatasi dalam pembayaran dividen tunai dengan nilai maksimum 50 persen sampai 70 persen dari laba bersih. III. Biaya Hutang Jangka Panjang. Biaya hutang jangka panjang > hutang jangka pendek. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya atau tingkat bunga dari hutang jangka panjang: 1. Jatuh tempo. 2. Besar pinjaman. 3. Risiko penerima pinjaman. 4. Biaya pokok uang. Pinjaman Jangka Panjang (Long Term Loan) I. Karakteristik perjanjian pinjaman berjangka (Term Loan). 3
  • 4. Pendanaan Jangka Panjang Hal-hal yang dimasukkan dalam dokumen perjanjian pinjaman berjangka adalah: 1. Jumlah dan jatuh tempo pinjaman 2. Tanggal pembayaran 3. Tingkat bunga 4. Ketentuan standar dan pembatas 5. Kolateral 6. Tujuan pinjaman 7. Tindakan yang diambil jika terjadi pelanggaran dalam perjanjian 8. Waran pembelian saham (stock purchase warrants) II. Pemberi pinjaman berjangka Lembaga keuangan utama yang memberikan pinjaman berjangka kepada perusahaan adalah: 1. Bank komersial 2. Perusahaan asuransi 3. Lembaga dana pensiun 4. Perusahaan pengembangan regional 5. Lembaga pembiayaan usaha kecil 6. Perusahaan investasi usaha kecil 7. Perusahaan keuangan komersial A. OBLIGASI I. Pengertian Obligasi Obligasi yaitu surat tanda hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan sejumlah tertentu dan akan jatuh tempo pada waktu tertentu dan memberikan pendapatan sebesar bunga tertentu. Jatuh tempo obligasi umumnya antara 10 sampai 30 tahun, tetapi ada juga obligasi yang jatuh tempo antara 7 sampai 10 tahun. Obligasi sebenarnya sama dengan hutang jangka panjang yang diperoleh melalui bank. Hanya saja obligasi ini penjualannya dipublikasikan dan dijual kepada investor langsung. Tingkat bunga obligasi biasanya tetap dan dibayarkan satu tahun sekali atau dua kali dalam satu tahun. 4
  • 5. Pendanaan Jangka Panjang II. Karakteristik Obligasi Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek pada dasarnya bisa dibagi menjadi dua, yaitu sekuritas yang menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, yaitu dalam bentuk saham, dan yang menunjukkan surat tanda hutang dari emiten yang menerbitkan sekuritas tersebut. Bentuk yang kedua ini disebut sebagai obligasi. Jadi kalau emiten menerbitkan obligasi, maka ini berarti bahwa emiten tersebut mengakui berhutang kepada pembeli atau pemilik obligasi tersebut. Jangka waktu suatu obligasi bervariasi, tetapi umumnya berjangka waktu 5 tahun. Bagi perusahaan, penerbitan obligasi merupakan suatu cara untk memotong biaya intermediasi keuangan. Apabila perusahaan meminjam dari bank, peusahaan mungkin harus membayar bunga 18% per tahun. Apabila perusahaan dapat menerbitkan obligasi dengan coupon rate hanya sebesar 15% per tahun, dan terjual dengan harga sama dengan nilai nominal, maka perusahaan dapat menghemat biaya dana (cost of debt) sebesar 3%. Kalaupun dalam emisi tersebut perusahaan menanggung biaya emisi sekitar 5%, maka biaya tersebut dapat diamortisasi selama 5 tahun (sesuai usia obligasi), sehingga biaya emisi per tahun hanya 1%. Dengan demikian masih bisa dihemat biaya dana sebesar 2%. III. Jenis-jenis Obligasi Dalam prakteknya terdapat berbagai jenis obligasi dan masing-masing jenis obligasi tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Berikut ini akan dibahas berbagai jenis obligasi yang biasa diperdagangkan dipasar modal, beserta beberapa karakteristiknya : 1. Obligasi dengan tingkat bunga tetap ( fixed rate bond ). Jenis obligasi yang sederhana adalah obligasi yang menawarkan bunga, disebut sebagai coupon, tetap selama jangka waktu obligasi tersebut. Bunga yang dibayarkan mungkin dilakukan setahun sekali, tetapi mungkin juga dilakukan setiap semester, atau setiap triwulan. Dengan demikian kalau suatu obligasi menawarkan coupon rate sebesar 18% per tahun, dibayarkan setiap tahun dengan nilai nominal Rp. 1.000.000,- dan berjangka waktu 5 tahun, maka bagi pembeli obligasi tersebut akan menerima 5
  • 6. Pendanaan Jangka Panjang Rp. 180.000,- setiap tahun, mulai tahun pertama sampai dengan tahun kelima. Pada tahun kelima pemilik obligasi disamping menerima bunga, juga akan memperoleh pelunasan nilai nominal sebesar Rp.1.000.000,-. 2. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond). Obligasi yang menawarkan suku bunga mengambang biasanya ditawarkan sebesar persentase tertentu di atas suku bunga deposito. Mungkin juga dilakukan kombinasi dengan suku bunga tetap (fixed rate). Misalnya pada tahun pertama menawarkan suku bunga 19%, tetapi pada tahun-tahun berikutnya menawarkan suku bunga mengambang. 3. Obligasi dengan tingkat bunga nol (zero coupon bonds atau pure discount bond). Obligasi jenis ini dijual dengan diskon pada awal periode, dan kemudian dilunasi penuh sesuai dengan nilai nominal, pada akhir periode. 4. Obligasi konversi (convertible bonds).. Merupakan obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada harga yang telah ditetapkan, sehingga pemegang obligasi mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain. Disisi lain perusahaan emiten akan memperoleh keuntungan karena umumnya obligasi konversi memberikan tingkat kupon yang relative lebih rendah disbanding obligasi biasa. 5. Obligasi dengan jaminan ( mortgage bonds ). Adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu asset riil. Sehingga jika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya, maka pemegang obligasi berhak untuk mengambil alih asset tersebut. Perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi yunior atau second mortgage bond, yaitu obligasi dengan menggunakan jaminan asset riil yang sama dengan obligasi yang telah disebutkan sebelumnya. Jika terjadi likuidasi maka pemegang obligasi yang kedua akan mempunyai hak atas jaminan tersebut setelah hak pemegang obligasi pertama terpenuhi. 6. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond ) Adalah obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan jaminan asset riil tertentu. Sama halnya dengan mortgage bond, perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi tanpa 6
  • 7. Pendanaan Jangka Panjang jaminan lagi setelah obligasi tanpa jaminan diterbitkan, yang disebut sebagai subordinated ( yunior ) debentures. 7. Obligasi yang disertai warrant. Dengan adanya warrant maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan. Sama halnya dengan obligasi konversi, pemegang obligasi dengan warrant akan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan capital gainjika harga saham mengalami kenaikan. Emiten juga akan memperoleh keuntungan dengan memberikan tingkat kupon yang lebih rendah, karena pada umumnya obligasi konversi dan obligasi dengan warrant memberikan tingkat bunga kupon yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi biasa. 8. Putable bond Adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menerima pelunasan obligasi sesuai dengan nilai pari sebelum waktu jatuh tempo. Putable bond akan melindungi pemegang obligasi terhadap fluktuasi tingkat bunga yang terjadi. Jika tingkat bunga pasar mengalami kenaikan dan harga obligasi akan mengalami penurunan maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk meminta pelunasan perusahaan, sehingga pemegang obligasi tersebut dapat menginvestasikan kembali dananya pada tingkat bunga yang sesuai dengan tingkat bunga pasar yang berlaku. 9. Junk bond Adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon ) yang tinggi, tetapi juga mengandung resiko yang sanagt tinggi pula. Junk bond biasanya diterbitkan oleh perusahaan yang beresiko tinggi atau oleh perusahaan yang mempunyai rencana merger atau akuisisi. IV. Yield Obligasi Dalam obligasi ada dua istilah yang terkait denga karakteristik pendapatan suatu obligasi yaitu : 1. Bunga obligasi ( bond interest rate ) Bunga obligasi dapat diartikan sebagi harga atau imbalan yang dibayarkan oleh pihak yang meminjam dana ( dalam hal ini adalah emiten) kepada pihak yang meminjamkan 7
  • 8. Pendanaan Jangka Panjang dana, atau investor obligasi sebagai kompensasi atas kesediaan investor meminjamkan dananya kepada perusahaan emiten. Besar bunga obligasi biasanya sudah ditentukan pada saat obligasi tersebut diterbitkan dan jumlahnya tetap hingga obligasi tersebut jatuh tempo. 2. Yield Obligasi Adalah ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima inverstor, yang cenderung bersifat tidak tetap, mengapa ? karena yield obligasi akan sanagt terkait dengan tingkat bunga yang diisyaratkan oleh investor. Ada beberapa ukuran yield obligasi yang dipergunakana oleh investor yaitu . 1. Nominal yield Adalah tingkat bunga yang diberikan obligasi dan besarnya sama dengan bunga kupon. Jika suatu obligasi memberikan bunga kupon sebesar 18% maka obligasi tersebut dinyatakan memiliki nominal yield sebesar 18%. 2. Current yield Adalah rasio tingkat bunga obligasi terhadap harga pasar dari obligasi tersebut. Current yield dapat digunakan dengan menggunakan rumus berikut ini : CY = Ci / Pm Dimana : CY = current yield obligasi Ci = pembayaran kupon pertahun untuk obligasi i Pm = harga pasar obligasi Current yield biasanya dilaporkan secara harian di media masa ( misalnya : Wall Street Journal ). Informasi current yield akan lebih berguna bagi in vestor, dibanding informasi yang berupa bunga kupon obligasi biasa, karena current yield memberikan gambaran perbandingan kupon obligasi dengan harga pasar obligasi. Meskipun demikian tidak bisa dianggap sebagi return sesungguhnya dari obligasi karena tidak dapat menggambarkan perbedaaan antara harga obligasi pada saat dibeli dan harga obligasi pada saat dijual. Contoh : 8
  • 9. Pendanaan Jangka Panjang Apabila suatu obligasi membayar bunga pertahun sebesar Rp. 150.000 dan harganya Rp.900.000, maka current yield nya adalah 16,67%. 3. Yield to maturity ( YTM ) Tingkat bunga ini merupakan internal rate of return (IRR) yang diperoleh oleh pemodal dengan memiliki obligasi sampai dengan jatuh tempo. Misalkan suatu obligasi membayarkan bunga sebesar Rp.160.000 per tahun dengan jangka waktu selama 5 tahun. Apabila obligasi tersebut mempunyai nilai nominal (pelunasan) Rp. 1.000.000 dan saat ini mempunyai harga pasar sebesar Rp.937.000, maka IRR nya bisa dihitung dengan menggunkan persamaan sebagai berikut : 937 = [160/(1 + i)] + [160/(1 + i)2] + … + [(160 + 1.000)/(1 + i)5]+1.000.000 / (1+i)5 Karena itu kita akan memperoleh i ≈ 18%. Perhatikan bahwa IRR tidak lain merupakan tingkat bunga yang menyamakan sisi kiri persamaan (yaitu present value kas keluar) dengan sisi kanan persamaan (yaitu present value kas masuk). Untuk perhitungan secara manual diperlukan trial and error untuk bisa menemukan angka yang tepat. Yield to maturity pada umumnya bukanlah tingkat keuntungan yang diperoleh apabila obligasi tersebut dijual sebelum jatuh tempo. Sedangkan yield to maturity untuk zero coupon bond merupakan spot rate. 4. Yield to call (YTC) Adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa dibeli kembali (callable ) sebelum jatuh tempo. Bagaimana cara menghitung yield untuk obligasi yang belum jatuh tempo ?., berikut rumus yang dapat kita gunakan : Ci 20 2 Pc P t 2c t 1 YTC YTC 1 1 2 2 dimana : P = harga pasar obligasi saat ini YTC = Yield to cal Ci = pendapatan kupon pertahun C = periode sampai dengan saat obligasi dilunasi 9
  • 10. Pendanaan Jangka Panjang 1.Pc = call price obligasi  Disamping itu, untuk menghitung nilai YTC yang mendekati, dapat juga digunakan persamaan berikut ini : Pc P Ci n Pc P YTC* = 2 Dimana : YTC* = nilai YTC yang mendekati P = harga obligasi pada saat ini (t=0) n = jumlah tahun sampai dengan yield to call yang terdekat Ci = pendapatan kupon per tahun Pc = call price obligasi Contoh : Sebuah obligasi yang callable jatuh tempo 20 tahun lagi dank upon yang diberikan adalah 18%. Nilai par obligasi tersebut adalah Rp. 1.000 dan saat ini dijua; pada harga Rp. 1.419,5. Kemungkinan obligasi tersebut akan dilunasi oleh emiten 5 tahun lagi dengan call price sebesar Rp.1.180, sehingga YTC untuk obligasi adalah : 10 90 1.180 1.419,5 t 10 1 YTC t 1 1 YTC 2 2 1.419,5 = 90 (present value of annuity, 5% untuk 10 periode) + 1.180 (present value factor, 5% untuk 10 periode) 1.419,5 = 90(7,722) + 1.180(0,64) 1.419,5 = 1.419,5 Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa YTC dari obligasi tersebut adalah 10%. Sedangkan jika menggunakan persamaan lainnya, maka YTC nya adalah sebagai berikut 10
  • 11. Pendanaan Jangka Panjang 1.180 1.419,5 180 5 180 ( 47,9) 1.180 1.419,5 1.299,75 YTC* = 2 YTC* = 10,19% Pada obligasi yang dijual pada harga premi (di atas par) maka sebaiknya dalam menilai obligasi lebih baik digunakan yield to call daripada yield to maturity. 5. Realized (horizon) yield, atau yield yang terealisasi (horizon) adalah tingkat return yang diharapkan investor dari sebuah obligasi, jika obligasi tersebut dijual kembali oleh investor sebelum waktu jatuh temponya. Disamping itu, yield yang trealisasi (horizon) dapat juga digunakan untuk mengestimasi tingkat return yang dapat diperoleh investor dengan menggunakan strategi perdagangan tertentu. Perhitungan yang harus dilakukan dalam menentukan yield horizon ini memerlukan beberapa estimasi yang sebelumnya tidak digunakan pada ukuran yield lainnya. Estimasi yang harus dilakukan investor antara lain adalah estimasi harga jual obligasi pada akhir periode investasi yang diharapkan dan estimasi tingkat reinvestasi untuk pendapatan kupon yang diperoleh. Dengan menggunakan estimasi tingkat reinvestasi dan harga jual obligasi, investor dapat menghitung return horizon yang akan diperoleh jika estimasi tersebut terealisasi. Untuk menghitung yield yang terealisasi (RY) dapat dipergunakan persamaan berikut ini . Ci 2h 2 Pf P t 2h t 1 1 RY 1 RY 2 2 P = harga pasar obligasi saat ini RY = Yield yang terealisasi Ci = pendapatan kupon pertahun C = periode investasi obligasi Pf = harga jual obligasi dimasa yang akan datang Disamping itu, untuk menghitung nilai RY yang mendekati dapat juga digunakan perhitungan seperti persamaan berikut : 11
  • 12. Pendanaan Jangka Panjang Pf P Ci h Pf P RY* = 2 dimana, RY* = nilai yield yang terealisasi (horizon) yang mendekati P = harga obligasi pada saat ini (t=0) h = periode investasi obligasi (dalam tahun) Ci = pendapatan kupon obligasi per tahun Pf = harga jual obligasi di masa yang akan datang Contoh : Sebuah obligasi, nominal Rp.1.000, umur 20 tahun dan kupon 16%, dijual pada harga Rp.750. Investor mengestimasi bahwa dalam dua tahun mendatang suku bunga yang berlaku akan turun, sehingga diperkirakan harga obligasi akan naik. Estimasi harga obligasi pada dua tahun mendatang pada saat suku bunga turun adalah Rp.900, sehingga yield yang terealisasi dari obligasi tersebut diperkirakan sebesar : 900 750 160 2 160 75 900 750 825 RY* = 2 RY* = 28,48% Tabel Kegunaan Masing-Masing Ukuran Yield Obligasi Ukuran Yield Kegunaan Nominal yield Mengukur tingkat kupon Current yield Mengukur tingkat pendapatan sekarang Yield to maturity (YTM) Mengukur tingkat return yang diharapkan jika obligasi disimpan sampai waktu jatuh temponya Yield to call (YTC) Mengukur tingkat return yang diharapkan jika obligasi dilunasi (call) sebelum jatuh tempo Realized (horizon) yield Mengukur tingkat return yang diharapkan untuk obligasi yang akan dijual sebelum jatuh tempo. Yield ini dihitung dengan menggunakan asumsi tingkat reinventasi dan harga jual obligasi. 12
  • 13. Pendanaan Jangka Panjang Berbagai ukuran yield tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai suatu obligasi. Hasil penilaian obligasi tersebut akan sangat mempengaruhi harga pasar obligasi. Secara umum berbagai jenis hutang jangka panjang tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: bond indenture, call feature, maturity dan sinking fund. Bond indenture adalah dokumen legal yang digunakan untuk melindungi pemegang obligasi. Ini dimaksudkan karena begitu obligasi telah dikeluarkan, misalnya untuk jangka waktu 30 tahun, maka manajer dapat bertindak untuk menggunakan dana tersebut untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Dengan demikian pemegang obligasi khawatir jangan-jangan kepentingan dia terkorbankan hanya karena manajer ingin memaksimukan kemakmuran pemegang saham. Oleh karena itu dalam bond indenture ini dimuat secara spesifik tentang jenis hutang, cara pembayaran, dan berbagai batasan atau persyaratan yang diajukan oleh pemegang obligasi atau kreditur. B. SAHAM Salah satu efek yang pasar umumnya dijual di pasar modal (bursa efek) adalah saham. Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT). Manfaat yang diperoleh dari pemilikan saham adalah sebagai berikut : 1. Deviden : bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saham. 2. Capital gain : keuntungan yang diperoleh dari selisih positif harga beli dan harga jual saham. 3. Manfaat nonfinansial, yaitu mempunyai hak suara dalam aktivitas perusahaan. Saham yang diterbitkan emiten ada 2 macam, yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preffered stock). Perbedaan saham ini berdasarkan pada hak yang melekat pada saham tersebut. Hak ini meliputi hak atas menerima deviden, memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan. Pada suatu saham terdapat 3 (tiga) macam nilai : • Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham tersebut. • Nilai efektif adalah nilai yang tercantum pada kurs resmi kalau saham tersebut 13
  • 14. Pendanaan Jangka Panjang diperdagangkan di bursa, sedangkan • Nilai instrinsik adalah nilai saham pada saat diperdagangkan. Perbedaan yang lain mengenai saham adalah : • Saham atas nama (register stocks) adalah yang berhak atas nilai saham sesuai dengan nama yang tercantum dalam saham tersebut. • Saham unjuk (bearer stocks) adalah orang yang memiliki (memegang) saham tersebut. Saham unjuk relatif lebih mudah dipindahtangankan dibandingkan dengan saham atas nama. 1. Saham Preferen (Preferred Stock) Sebagai sumber modal jangka panjang perusahaan, saham preferen menduduki posisi antara long term debt dengan saham biasa. Seperti halnya saham biasa, saham preferen juga merupakan bagian dari modal sendiri. Seperti halnya long term debt, saham preferen juga memberikan pendapatan yang relatif konstan di samping itu biaya modal saham preferen cenderung lebih tinggi dari biaya hutang, karena risiko yang dihadapi pemegang saham preferen lebih besar dari risiko pemegang obligasi, Pemegang saham preferen memiliki preferensi atau prioritas dalam pembayaran dividen. Terdapat dua jenis saham preferen yaitu saham preferen yang komulatif dan tidak komulatif. Saham preferen yang komulatif selalu diperhitungkan kewajiban pembayaran dividen sebelum membayar dividen kepada pemegang saham biasa. Jadi misalkan pada satu tahun tertentu perusahaan tidak mampu membayar dividen kepada pemegang saham preferen komulatif ini, maka perusahaan berarti memiliki hutang dan wajib membayarkannya tahun yang akan datang sebelum membagikan dividen kepada pemegang saham biasa. Dalam proses likuidasi, pemegang saham preferen juga didahulukan pembayaran hak-haknya sebelum pemenuhan kewajiban kepada pemegang saham biasa. Saham preferen memiliki beberapa ciri khusus di antaranya adalah: pertama, saham preferen selalu dijual dengan harga 14
  • 15. Pendanaan Jangka Panjang pari. Kedua, saham preferen memberikan hak suara kepada pemegang saham preferen untuk memilih manajer perusahaan jika pada waktu tertentu perusahaan tidak membagikan dividen. Dengan demikian manajer dipaksa untuk berusahaa selalu membayar dividen kepada pemgang saham preferen. Selanjutnya saham preferen juga di back up oleh sinking fund yang cukup, dan karenanya memiliki jatuh tempo. Saham preferen juga dapat ditarik kembali sebelum jatuh temponya dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Biasanya call price lebih besar dari nilai pari plus dividen selama satu tahun. Ciri-ciri saham istimewa (preferen) adalah : 1. Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak terlebih dahulu dalam hal menerima deviden. 2. Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa setelah semua kewajiban perusahan dilunasi. 3. Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasilan dalam jumlah yang tetap. 4. Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi dengan syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu. 5. Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). 6. Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan oleh perusa-haan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham istimewa tersebut. Jika suatu saat perusahaan tidak membagikan deviden, maka pada periode yang lain jika perusahaan tersebut membagikan deviden, maka perusahaan harus membayarkan deviden terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang saham biasa. Kelebihan Saham Preferen 1. Pembayaran dividen atas saham preferen relative lebih fleksibel dibandingkan dengan bunga hutang. Ketidakmampuan pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen 15
  • 16. Pendanaan Jangka Panjang tidak berakibat terlalu buruk dibandingkan dengan ketidakmampuan membayar bunga hutang yang dapat diancam kebangkrutan. 2. Penggunaan saham preferen akan dapat meningkatkan degree of financial leverage. Kelemahan Saham Preferen 1. Biaya modal setelah pajak yang tinggi dibandingkan dengan biaya modal dari hutang, karena dividen saham preferen dibayar setelah pajak atau tidak dapat dipergunakan sebagai pengurang pajak. 2. Dari sudut pandang investor kelemahannya adalah saham preferen tidak memiliki hak untuk memaksakan pembayaran dividen. Oleh karena itu pembayaran dividen saham preferen bukan merupakan pengurang pajak. 2. Saham Biasa (Common Stock) Pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang sebenarnya. Saham biasa merupakan sumber dana yang permanen, karena akan tertanam dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas selama perusahaan masih menjalankan kegiatan operasi. Tidak seperti halnya obligasi maupun saham preferen, pemegang saham biasa akan menikmati kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Hak-hak pemegang saham biasa adalah: 1. Hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Dengan hak tersebut, pemegang saham memiliki hak untuk memilih direksi untuk mengendalikan perusahaan. 2. Hak memperoleh pembayaran dividen atas dasar per lembar saham yang dimiliki dan menentukan dividen payout ratio. 3. Hak untuk membeli tambahan saham baru dikeluarkan perusahaan secara proporsional. Jadi setiap emisi saham baru maka pemegang saham lama mempunyai hak untuk membeli sejumlah saham tertentu sebelum dijual ke publik. 4. Hak atas aktiva setelah pembayaran hak yang lebih senior dalam likuidasi. Dengan demikian menerima bagian paling akhir. Kelebihan Saham Biasa 16
  • 17. Pendanaan Jangka Panjang 1. Tidak adanya kewajiban tetap untuk membayar dividen kepada pemegang saham biasa. 2. Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo. 3. Saham biasa kurang berisiko bagi perusahaan disbanding dengan sumber dana lain. 4. Penggunaan saham biasa akan memperbaiki struktur modal perusahaan dengan demikian risiko secara keseluruhan akan turun dengan asumsi dividen seluruhnya dibagikan kepada pemegang saham biasa. Dari segi investor saham biasa memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dari hutang. Dengan demikian investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih besar daripada tingkat keuntungan obligasi maupun saham preferen. Ini berarti biaya modal saham biasa adalah paling tinggi dibandingkan dengan sumber dana jangka panjang lainnya. 5. Memungkinkan untuk diversifikasi usaha 6. Meningkatkan likuiditas, 7. Mendapat tambahan kas dan lebih mudah dalam mengukur nilai perusahaan. Kelemahan Saham Biasa Apabila saham biasa dijual akan timbul kerugian seperti: 1. Berkurangnya pengendalian perusahaan 2. Timbulnya agency problem dan agency cost karena adanya konflik antar agen 3. Menurunnya laba per lembar saham sebagai akibat bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar 4. Perusahaan menjadi semakin transparan dan semakin banyak pihak yang mengamati kegiatan perusahaan karena dengan menjual sahamnya ke public berarti perusahaan tersebut menjadi milik publik. 3. Private Placement Private Placement adalah penjualan saham secara pribadi dapat dilakukan kepada lembaga- lembaga keuangan (seperti kepada perusahaan asuransi) atau kepada nasabah perusahaan efek, namun kebanyakan adalah kepada investor lembaga. Penambahan ekuiti baru dengan cara ini mempunyai tiga keuntungan: 17
  • 18. Pendanaan Jangka Panjang 1. Penjualan dapat dilaksanakan jauh lebih cepat dibanding rights issue. Private placement dapat dilaksanakan dalam beberapa hari sedangkan rights issue paling tidak membutuhkan dua bulan. 2. Harga saham baru yang diterima perusahaan dari private placement biasanya lebih tinggi dari harga rights issue. 3. Saham dapat ditempatkan pada investor lembaga secara bersahabat, sehingga mengurangi risiko pengambilalihan. Kerugian utama private placement adalah bahwa pemegang saham lama akan menderita dilusi keuntungan perusahaan di masa yang akan datang. Sebab menurut peraturan Bursa Efek Australia, biasanya private placement kurang dari 10 persen jumlah saham perusahaan. Biasanya pasar menganggap pivate placement merupakan pertanda perusahaan sedang berusaha mengatasi kesulitan keuangan yang sedang dihadapi perusahaan, walaupun tidak selalu harus demikian. 4. Right Issue Rights issue adalah penawaran saham baru yang terbatas kepada para pemegang saham lama (pemegang saham yang sudah ada, sebab sebelumnya perusahaan telah pernah melakukan IPO). Sebagai pemilik, pemilik right memiliki hak beli atau call option atas saham perusahan pada harga tertentu, selama periode tertentu dimasa yang akan datang. Biasanya besarnya adalah proporsi tertentu dari jumlah saham yang dimiliki pemegang saham lama, misalnya satu saham untuk lima rights. Didalam rights sebagai sunnah diatur secara pasti syarat-syarat berupa harga exercise, tanggal jatuh tempo (maturity date), dan apakah rights boleh diperdagangkan atau dialihkan pada pihak lain. Oleh karena itu pemegang saham lama boleh saja menjual rights tidak harus membeli saham baru yang ditawarkan perusahaan untuk menambah modal. Dengan membeli rights, berarti si pembeli ini memiliki hak untuk membeli saham baru dengan harga strike (strike price). Beberapa alasan perusahaan menerbitkan right issue di Bursa Efek Jakarta antara lain adalah : 1. Right issue merupakan solusi yang cepat untuk memperoleh dana yang murah dan dengan proses yang mudah dan hampir tanpa resiko. 18
  • 19. Pendanaan Jangka Panjang 2. Right issue jauh lebih aman dibandingkan dengan jalan lain, baik dengan pinjaman langsung atau dengan penerbitan surat hutang. Dengan right, dana masuk sebagai modal sehingga tidak membebani perusahaan sama sekali. Sedangkan jika dana diperoleh dari pinjaman, maka perusahaan harus menanggung beban bunga. 3. Minat emiten untuk melakukan right issue didorong oleh keinginan untuk memanfaatkan situasi pasar modal yang dalam tahun-tahun ini berkembang pesat. 4. Dengan melakukan right issue maka jumlah lembar saham akan bertambah dan diharapkan dengan bertambahnya jumlah lembar saham akan dapat meningkatkan likuiditas saham. Manfaat dari Bukti Right: (a) Investor memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru pada harga yang telah ditetapkan dengan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya. Hal ini memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan dengan membeli saham baru dengan harga yang lebih murah. Contoh: Jika seorang investor membeli Bukti Right di Pasar Sekunder pada harga Rp 200, dengan harga pelaksanaan (exercise price) Rp 1.500. Pada tanggal pelaksanaan harga saham perusahaan X diasumsikan melonjak hingga Rp 2.000 per lembar. Ia dapat membeli saham PT. X hanya dengan membayar Rp 1.700, yaitu Rp 1.500 (harga pelaksanaan) + Rp 200 (harga Right). Kemudian investor tersebut akan memperoleh keuntungan Rp 300 yang berasal dari Rp 2.000 – Rp 1.700. (b) Bukti Right dapat diperdagangkan pada Pasar Sekunder, sehingga investor dapat menikmati Capital Gain, ketika harga jual dari Bukti Right tersebut lebih besar dari harga belinya. Risiko memiliki Bukti Right: (a) Jika harga saham pada periode pelaksanaan jatuh dan menjadi lebih rendah dari harga pelaksanaan, maka investor tidak akan mengkonversikan Bukti Right tersebut, sementara itu investor akan mengalami kerugian atas harga beli Right. Contoh: Seorang investor membeli Bukti Right di Pasar Sekunder pada harga Rp 200 dengan harga pelaksanaan Rp 1.500. Kemudian pada periode pelaksanaan, harga saham turun menjadi Rp. 1,200 per saham. Investor tersebut tentunya tidak akan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya, karena jika ia melakukannya, maka ia harus membayar Rp 1.700 (Rp 1.500 harga 19
  • 20. Pendanaan Jangka Panjang pelaksanaan + Rp 200 harga right). Sementara itu jika ia tidak menukarkan Bukti Right yang dimilikinya, maka ia mengalami kerugian Rp 200 ata s harga Right tersebut. (b). Bukti Right dapat diperdagangkan pada pasar sekunder, sehingga investor dapat mengalami kerugian (Capital Loss), ketika harga jual dari Bukti Right tersebut lebih rendah dari harga belinya. 5. Pengenceran (Dilution) Dilution terjadi disebabkan oleh beberapa hal : 1. Karena penambahan jumlah saham yang beredar, sehingga untuk nilai saham yang sama sekarang harus dibagi dengan jumlah lembar saham yang lebih besar. 2. Hilangnya nilai pemegang saham yang ada. Atau pengurangan hasil/hak surat berharga karena jumlah yang dikeluarkan melebihi jumlah yang semestinya, atau karena adanya pemberian hak opsi untuk memperoleh surat berharga tersebut 3. Pengaruh atas pendapatan per lembar saham jika semua surat berharga yang konvertibel dikonversikan atau semua hak beli saham dilaksanakan. Terdapat beberapa jenis pengenceran yaitu: 1. Pengenceran kepemilikan 2. Pengenceran nilai pasar 3. Pengenceran laba dan nilai buku, seperti dalam emisi warrant dan surat berharga konversi. 6. Going Public dan Going Private Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang go public) kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Pasar modal merupakan alternatif pembiayaan perusahaan yang tepat dan sangat potensial. Pasar modal adalah salah satu wadah yang dapat digunakan untuk menghimpun dana jangka panjang. Melalui pasar modal, suatu perusahaan akan menjual sahamnya kepada 20
  • 21. Pendanaan Jangka Panjang masyarakat umum (go public) dengan diharuskan memenuhi ketentuan yang berlaku dalam perundang-undangan beserta aturan pelaksanaan yang mengikutinya, di antaranya yaitu melampirkan laporan keuangan selama tiga tahun terakhir di dalam prospektus, disertai dengan informasi tentang perusahaan dimana informasi-informasi tersebut juga mencerminkan apakah perusahaan tersebut mampu untuk memaksimalkan aktiva yang ada, dan sumber dana yang tersedia di dalam perusahaan untuk mencapai tingkat efisiensi yang baik. Karena perusahaan yang mempunyai tingkat efisiensi baik maka pastinya akan mampu meningkatkan kesejahteraan perusahaan tersebut. Perusahaan publik harus memenuhi kewajiban akan keterbukaan informasi baik untuk masa sebelum maupun sesudah go public. Keterbukaan informasi sebelum go public dilakukan dalam bentuk pemenuhan atas syarat-syarat yang ditetapkan untuk itu. Informasi tersebut kemudian dipaparkan melalui prospektus, sedangkan keterbukaan informasi sesudah go public yang diatur oleh otoritas pasar modal yang harus dipenuhi selama menjadi perusahaan publik. Masyarakat, khususnya kalangan pemodal, mengharapkan agar setiap perusahaan yang telah menjadi perusahaan publik dapat meningkatkan kinerjanya. Karena kinerja perusahaan sesudah menjadi perusahaan publik bisa saja mengalami penurunan. Hal tersebut bisa saja dikarenakan perusahaan telah menetapkan target kinerja yang cukup tinggi sebelum menjadi perusahaan publik, akibatnya kinerja perusahaan tersebut mengalami penurunan setelah menjadi perusahaan publik. Harapan masyarakat dan kalangan pemodal itu wajar mengingat bahwa mereka bersedia menanamkan modalnya dengan membeli saham karena janji-janji emiten dalam prospektus yang diyakini baik. Secara umum tersimpulkan bahwa penetapan harga saham pada saat penawaran perdana cenderung mengalami fenomena underpricing (harga kerendahan) sehingga memberikan return awal (initial return) rata-rata yang positif bagi pemodal. Going private merupakan aksi korporasi yang merupakan kebalikan dari tindakan going public. Pada tindakan going public, suatu perusahaan menjual sahamnya kepada publik sehingga menjadi perusahaan terbuka. Sebaliknya, pada tindakan going private perusahaan terbuka berubah statusnya menjadi perusahaan tertutup. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Foley & Lardner LLP, alasan suatu perusahaan terbuka melakukan go private adalah karena merasa terbebani oleh biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan kewajiban-kewajiban sebagai perusahaan terbuka. 21
  • 22. Pendanaan Jangka Panjang Adapun biaya dan kewajiban tersebut antara lain adalah tingginya biaya konsultan hukum dan akuntansi, biaya penyelenggaraan RUPS, kewajiban memenuhi peraturan pasar modal, kesibukan melayani analis surat berharga, dan keterbatasan untuk melakukan transaksi dengan pihak afiliasi. Beberapa dari alasan tersebut tentunya mengundang perdebatan karena justru hal- hal itulah yang merupakan penunjang pelaksanaan prinsip good corporate governance. Perusahaan yang melakukan going private di pasar modal Amerika Serikat pada tahun 1993/1994 mencapai 70 perusahaan. Di Indonesia, tindakan go private pertama kali dilakukan pada tahun 1996, yaitu pada tindakan going private PT Praxair Indonesia Tbk. Setelah PT Praxair Indonesia Tbk, beberapa perusahaan terbuka lain yang melakukan going private antara lain adalah PT Pfizer Indonesia Tbk. (2002), PT Miwon Indonesia Tbk. (2002), PT Indocopper Investama Tbk. (2002), PT Bayer Indonesia Tbk. (2003), PT Singer Industries Indonesia Tbk. (2003), PT Central Proteinaprima Tbk. (2004), PT Surya Hidup Satwa Tbk. (2004), PT Indosiar Visual Mandiri Tbk. (2004), PT Multi Agro Persada Tbk. (2005), dan PT Komatsu Indonesia Tbk. (2005) Sebagaimana pada aksi korporasi lainnya, perhatian Bapepam dalam proses going private terletak pada perlindungan kepentingan pemegang saham publik. Pada proses going private, disamping berusaha memastikan bahwa tidak terdapat informasi yang disembunyikan perusahaan, Bapepam juga mempersyaratkan adanya persetujuan pemegang saham independen dan dilakukannya penawaran tender atas saham yang dimiliki pemegang saham publik. C. LEASING Leasing diartikan sebagai suatu kegiatan pembiayaan dalam penyediaan barang-barang modal atau aktiva yang disusutkan lainnya (depreciable assets) dan tidak selalu berakhir dengan pemilikan barang oleh si penyewa (hak pilih/opsi) dan adanya pembayaran secara berkala. Namun demikian dengan ditetapkannya keputusan Menteri Keuangan No. 125/KMK.O13/1988 tanggal 20 Desember 1988, jenis kegiatan sewa guna usaha telah diperluaskan sebagai mana tersirat dalam pasal 1 keputusan tersebut yang menampung definisi-definisi sebagai berikut : 22
  • 23. Pendanaan Jangka Panjang 1 Perusahaan sewa guna usaha (Leasing Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara financial lease maupun operating lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. 2. Financial lease adalah akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. 3. Operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha, dimana penyewa guna usaha tidak mempnyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha. 4. Penyewa guna usaha (leassee) adalah perusahaan ataupun perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan sewa guna usaha. Berdasarkan definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan beberapa unsur yang harus terdapat dalam leasing yaitu : 1. Lessor yaitu pihak yang menyewakan aktiva atau barang-barang modal antara lain perusahaan-perusahaan yang mendapat izin dari Departemen Keuangan. 2. Lessee yaitu pihak penyewa aktiva atau pihak-pihak yang membutuhkan/memakai barang- barang modal. 3. Objek leasing yaitu barang-barang yang menjadi objek perjanjian leasing yang meliputi segala macam barang modal mulai dari yang berteknologi tinggi hingga teknologi menengah ataupun keperluan kantor. 4. Pembayaran Uang sewa yaitu secara berkala dalam jangka waktu tertentu yang bisa dilakukan setiap bulan, setiap kuartal, atau setiap setengah tahun sekali. Pembayaran sewa leasing dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: payment in advance (pembayaran di muka) dan payment in arrears (pembayaran di belakang). Formula untuk pembayaran sewa perbulan berdasarkan metode pembayaran di muka adalah sebagai berikut: S= [(b - r)(1 + i)t-1]i (1 + i)t – 1 Di mana S= besarnya sewa b= nilai barang modal r= nilai sisa 23
  • 24. Pendanaan Jangka Panjang i= tingkat bunga t=jumlah periode Contoh perhitungan pembayaran sewa guna dengan cara pembayaran di muka dapat dilihat sebagai berikut: Nilai barang modal Rp 400 juta, nilai sisa Rp 40 juta, simpanan jaminan (10% dari nilai barang) Rp 40 juta, tingkat bunga pertahun 24% (per bulan 2%), jangka waktu 12 bulan, masa kontrak 1 Januari 1996 s.d. 31 Desember 1996. Dengan menggunakan formula diatas, dapat dihitung besarnya sewa per bulan sebagai berikut: S = [(400.000.000 – 40.000)(1 + 0,02)12-1]0,02 (1 + 0,02)12 – 1 =[(360.000.000)(1,02)11]0,02 (1,02)12 – 1 = 33.373.978 Menurut metode pembayaran di belakang, formulanya adalah sebagai berikut: S= [(b - r)(1 + i)t ]i (1 + i)t – 1 Di mana S= besarnya sewa b= nilai barang modal r= nilai sisa i= tingkat bunga t=jumlah periode S = [(400.000.000 – 40.000)(1 + 0,02)12 ]0,02 (1 + 0,02)12 – 1 =[(360.000.000)(1,02)12]0,02 (1,02)12 – 1 = 34.041.455 24
  • 25. Pendanaan Jangka Panjang 5. Nilai sisa yang ditentukan sebelum kontrak dimulai. 6. Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa leasing dimana lesseemempunyai hak untuk menentukan apakah ia ingin membeli barang tersebut dengan harga sebesar nilai sisa atau mengembalikan pada lessor. 7. Lease Term adalah suatu periode kontak sewa. Klasifikasi Leasing Secara garis besar Financial Accounting Standard Board membagi leasing atas dua jenis yaitu Capital lease dan Operating lease. Sedangkan International Accounting Standard Committee membagi leasing atas dua jenis juga tetapi dengan istilah berbeda yaitu Financial lease dan Operating lease, perbedaanya hanya pada istilah saja. Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement No. 13 pada “Acounting for Leases” membagi lease dalam dua grup yaitu : Dari Sudut Lessee: A. Capital Lease yaitu lease yang memenuhi satu atau lebih dari syarat-syarat berikut ini : 1. The lease transfer of ownership of the property to the lessee by the end of the lese term. 2. The lese contains a bargain purchase optin. 3. The lese term is equal to 75 percent or more of the estimated economic life of lesed property. 4. The peresent value at the beginning of the lese term of the minimum lese payment, excluding that portion of the payment reprenting executory cost such as insurance, maintennace, and taxes to be pad by lessor including anya profit there on, equalis or exceed 90 percent of the excess of the fair value of the lese property to the lessor. Dari kriteria -kriteria yang diberikan oleh FASB tersebut diatas, terdapat istilah yang perlu dijelaskan lebih lanjut, yaitu : a. Lease term : Jangka waktu yang tetap dan tidak dapat dibatalkan termasuk : 1. Periode yang mencakup hak opsi untuk memperbaharui kontrak lease; 25
  • 26. Pendanaan Jangka Panjang 2. Periode yang mencakup digunakannya hak opsi untuk membeli aktiva yang dilease; 3. Periode yaitu lessor mempunyai hak untuk memperbaharui atau memperpanjang masa lease; 4. Periode yaitu denda dikenakan bagi lessee atas kegagalannya untuk memperbaharui lease dan jumlah denda tersebut dijamin pada permulaan lease; 5. Periode yang mencakup hak opsi pembaharuan yang biasa yaitu diberikan jaminan oleh lessee atas hutang lessor yang mungkin terjadi. b. Bargian Purchase Option: Hak opsi yang diberikan kepada lessee untuk membeli atau menolak "lease asset" setelah habis masa kontrak, yang biasanya dinilai sebesar residu. c. Ececutory Cost: biaya yang terjadi pada lessor selama masa lease, misalnya biaya pemeliharaan, biaya asuransi dan pajak. Umumnya executory coxt ini ditanggung lessee dibayar kepada lessor secara periodek bersamaan dengan pembayaran berkala, merupakan "Periode Cost" d. Bargian Renewal Option:Hak pilih (opsi) yang diberikan kepada lessee untuk memperbaharui lease dengan pembayaran sewa yang lebih rendah daripada sewa wajar yang ditaksir untuk biaya yang bersangkutan pada saat hak pilih tersebut digunakan dan penggunaan hak pilih tersebut dijamin secara layak permulaan masa lease e. Estimated Residual Value of Leased Property: Taksiran nilai wajar aktiva yang dilease pada akhir masa lease, biasanya sebesar sepuluh persen dari harga pembelian. f. Fair Value of Lease Property: Taksiran nilai wajar aktiva yang dapat dijual atas dasar transaksi yang normal diantara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa (arms length transaction). g. Estimated Economic Life of Leased Property: Taksiran umur ekonomis dari barang yang dapat digunakan oleh satu atau lebih pemakai (user) dengan pemeliharaan/perbaikan dan 26
  • 27. Pendanaan Jangka Panjang dengan tujuan perggunaan sebagai mana ditentukan pada tanggal penandatanganan kontrak leasing. Operating Lease, adalah seperti transaksi sewa menyewa biasa dan jangka waktu sewanya lebih pendek dari pada umur ekonomis propertinya. Lessee biasanya tidak mempunyai hak membeli pada waktu kontrak lease berakhir sehingga tidak terjadi perpindahan hak milik barang. Kontrak sewa ini bersifat cancelable yaitu dapat diputuskan pihak lessee sewaktu-waktu atau sebelum masa kontrak berakhir. Untuk lebih jelas, apabila jenis lease yang tidak dapat memenuhi salah satu kriteria yang tersebut diatas pada financiallease digolongkan sebagai operating lease. Dari Sudut Lessor Terdapat beberapa jenis leasing yang disesuaikan dengan kebutuhan dan luas bidang lease, yang anta lain adalah: 1. Sales Type Leases Sales type leases merupakan finacial lease, tetapi dalam hal ini leased property pada saat permulaan lease mempunyai nilai yang berbeda dengan cost yang ditanggung lessor. Lessor dalam hal ini bisa mempakan suatu fabrikan atau dealer yang memakai metode leasing sebagsai salah satu jalur pmasarannya. 2. Direct Financing Leases Direct Financing leases adalah salah satu bentuk financial leasing yang dibiayai langsung oleh lessor. Ditinjau mengenai tarifnya, tiap pembayaran leasse terdiri dari bagian pengembalian investasi lessor dalam lease terdiri dari bagian pengambilan investasi lessor dalam leased property tersebut ditambah dengan komponen income (keuntungan) yang diharapkan. Metode ini sering disebut full payout leasing, yaitu menunjukkan bahwa lessor membiayai sepenuhnya (100%) dari lease peroperty yang bersangkutan. Baik Sales Type maupun Direct Financial Lease harus memenuhi syarat yang tersebut pada persyaratan-persyaratan capital lease, ditambah dengan kedua syarat yang tercantum dibwah ini, a. Coooectibilitias pembayaran lease yang minimum dapat diramalkan secara wajar (reasonable). 27
  • 28. Pendanaan Jangka Panjang b. Tidak ada faktor uncertainties besar yang mempengaruhi jumlah unreimbursable cost, yang hams dibayar oleh lessor sehubungan dengan lease yang bersangkutan. 3. Leverage Leases Leverage leases adalah financial lease dalam bentuk yang lebih kompleks sebab melibatkan sekurangnya tiga pihak yng berdiri sendiri. Jadi disamping lessor dan lessee ada pula credit proveder atau debt perticipatnt yang membiayai sebagaian besar leased property. Dalam hal leverage leases, si lessee mempunyai equipment dan melakukan penawaran harga; sama halnya dengan non leverage leases. Tetapi dalam hal ini si lessor hanya menanggung sebagian kecil saja dari pembiayaan leased property (sekitar 20% -40%) sedangkan sisanya ditanggung oleh pihak ketiga (debt participant). Biasanya metode ini dipergunakan untuk pembelian /pembiayaan barang modal yang nilainya sangat besar, sehingga tidak mungkin dipikul sendiri oleh lessor. 4. Operating Lease Operating lease adalah suatu kontrak dimana barang leasenya tidak diamortisir sampai babis selama primary leade period dan lessor tidak mengharpkan profit semata-mata dari rental lease tersebut tetapi mengharpkan adanya recovery dari hasil penjualan barang atau dengan menyewakan kembali barang itu kepada pihak berikutnya. Untuk memahami klasifikasi lease, berikut ini disajikan flow chart kalisfikasi lease yang ditinjau dari segi lessee dan segi lessor: 28
  • 29. Pendanaan Jangka Panjang Selain klasifikasi lease yang diuraikan sebelumnya masih ada lagi jenis lease lainnya yang perlu diketahui yaitu : a. Penjualan dan Lease Kembali (Sales and Leasebask) Sesuai dengan namanya, dalam transaksi ini lessee menjual barang yang dimilikinya kepada lessor. Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan suatu kontrak antara lessee dan lessor. Transaksi ini biasanya timbul karena lessee membutuhkan kas untuk modal kerja atau keperluan lainnya. b. Sub Leases Sub leases adalah sewa guna usaha dimana aktiva yang disewa oleh lessee disewakan kembali kepada pihak ketiga. Transaksi sub lease ada dua macam yaitu: 1. Aktiva yang disewa oleh lessee pertama disewakan kepada lessee yang baru dimana perjanjian leasing antara lessee pertama dengan lessor masih tetap berlaku. 2. Lessee yang baru menggantikan kedudukan lessee yang pertama dalam perjanjian leasing. Lessee yang baru menjadi penanggung jawab pertama dalam perjanjian leasing dan lessee yang lama bisa menjadi penanggung jawab kedua atau tidak bertanggung jawab sama sekali. c. Cross Border Leases Jenis ini leasing ini merupakan lease yang dilakukan antar negara. Adanya suatu transaksi cross boerder murni untuk Indonesia saat ini belum diperbolehkan. Dengan melakukan international leasing maka dapat memberikan tambahan keuntungan bagi negara dalam rangka memungkinakan investor lokal untuk melakukan investasi dalam peralatan milik asing untuk memperoduksi barang dengan kualitas yang lebih tinggi untuk memenuhi permintaan lokal maupun ekspor. Biasanya suatu perusahaan leasing melakukan transaksi leasing di luar negaranya melalui perusahaan yang dimiliki oleh suatu group yang sama. d. Sewa Guna Usaha Sindikasi (Syndicated Lease) Jenis leasing ini melibatkan beberapa perusahaan sewa guna usaha secara bersamaan melakukan transaksi sewa guna usaha dengan satu penyewa guna usaha, biasanya dilakukan karena nilai transaksi yang terlampau besar atau karena faktor lain. Salah satu perusahaan sewa guna usaha ditunjuk sebagai koordinator sehingga penyewa guna usaha cukup berkomunikasi dengan perushaan ini, untuk melaksanakan segala sesuatu 29
  • 30. Pendanaan Jangka Panjang yang menyangkut transaksi sewa guna usaha. Pelaksanaan transaksi ini dapat dilakukan baik melalui sewa guna usaha langsung maupun penjualan dan penyewaaan kembali. Keuntungan dan Kerugian Leasing Situasi dari masing-masing perusahaan yang berbeda-beda menyebabkan faktor-faktor yang menunjang pada suatu kasus tidaklah dapat diterapkan pada kasus lain. Salah satu keuntungan berikut ini mungkin akan menjelaskan lebih lanjut sehingga menyebabkan kontrak lease akan menjadi aternatif yang menarik untuk penyediaan modal/biaya(financing) pada situasi tertentu. Diantara keuntungan tersebut adalah : 1. Penghematan modal, yaitu tidak perlu menyediakan dana yang besar, maksimum hanya untuk "down payment" yang jumlahnya biasanya tidak besar. Hal ini merupakan penghematan modal bagi lessee, sehingga lessee dapat menggunakan modal yang tersedia untuk keperluan lainnya, karena leasing umumnya membiayai 100% barang modal yang dibutuhkan. 2. Sangat Fleksibel, yaitu bersifat sangat luas yang merupakan ciri utama bagi kelebihan leasing dibanding dengan kredit dari bank. Fleksibelitas meliputi struktur kontaknya, besarnya pembayaran renta, jangka waktu pembayaran serta nilai sisanya. 3. Sebagai Sumber Dana, Leasing merupakan salah satu sumber dana bagi perusahan- perusahaan industri maupun perusahaan komersil lainnya. Mekanisme untuk memperoleh dana yaitu dengan melalui sales dan leaseback atas asset yang sudah dimiliki oleh lessee. Sementara itu credit line atau fasilitas kredit yang sudah ada dari bank masih tetap tidak terganggu dan siap digunakan setiap saat. 4. On atau Off Balance Sheet, Leasing sesuai dengan kebutuhannya bisa dibukukan dengan menggunakan on atau off balance sheet. Di Indonesia, untuk keperluan perhitungan pajak digunakan off balance sheet. 5. Menguntungkan cash flow, fleksibelitas dari penentuan besarnya rental sangat menguntungkan cash flow. Untuk suatu investasi dimana pendapat penjualan diperoleh secara musiman atau juga dimana keuntungan baru bisa diperoleh pada masa-masa akhir investasi maka besarnya rental juga bisa disesuaikan dengan kemampuan cash flow yang ada. Pengaturan seperti ini bisa mencegah timbulnya gejolak-gejolak kekosongan dana di dalam kas perusahaan. Dilain pihak jika keadaan 30
  • 31. Pendanaan Jangka Panjang keuangan cukup longgar maka besarnya rental bisa diperbesar untuk mempercepat amotisasi principalnya. Ini semua bisa diatur dengan menyusun struktur rental yang baik disesuaikan dengan proyeksi cash flownya. 6. Menahan pengaruh inflasi,dalam keadaan inflasi, lessee mengeluarkan biaya rental yang sama. Dengan demikian nilai riil dari rental tersebut telah berkurang. Atau bisa dikatakan bahwa lessee membayar hari ini dengan perhitungan nilai mata uang kemarin. 7. Sarana Kredit Jangka menengah dan jangka Panjang. Melalui sales and leaseback maka lessee akan bisa mendapatkan dana yang diperlukan dengan masa pengembalian jangka menengah atau jangka panjang. Bahkan leasing juga bisa melakukan bullet repayment seperti pada longterm bank loan dimana rental yang dilakukan tiap bulan hanyalah merupakan pembayaran interest saja. 8. Dokumentasinya sangat sederhana, biasanya sudah standard sehingga lebih simpel bagi lesse untuk memperpanjang transaksi leasing daripada merundingkan perjanjian baru dengan pihak bank. Tentunya disamping keuntungan-keuntungan tersebut diatas, leasing juga mempunyai kerugian/kelemahan antara lain sebagai berikut : 1. Pembiayaan secara leasing merupakan sumber pembiayaan yang relatif mahal bila dibandingkan dengan kredit investasi dari bank. Hal ini terjadi karena sumber dana lessor pada umumnya dari bank atau lembaga keuangan bukan bank. 2. Barang modal yang dilease tidak dapat dicantumkan sebagai unsur aktiva lesee untuk tujuan "Collateral Credit" dari Bank, yaitu "Trade Creditor" mungkin akan menilai perusahaan tersebut memiliki posisi keuangan yang lemah. 3. Bagi para perusahaan tertentu kadang-kadang timbul masalah prestise antara memiliki barang modal sendiri atau lease. 4. Resiko yang lebih besar pada lessor, artinya adanya tanggung jawab yang menuntut pihak ketiga jika terjadi kecelakaan atau kerusakan atas barang orang lain yang disebabkan oleh "lease property" tersebut, dan juga lessor belum tentu yakin bahwa barang lease tersebut bebas dari berbagai ikatan seperti "liens".(gadai) "preferences", "priorities", charges" atau kepentingan-kepentingan lainnya 31
  • 32. Pendanaan Jangka Panjang BAB III KESIMPULAN Pendanaan jangka panjang adalah pendanaan > satu tahun. Bentuknya hutang jangka panjang (istilah „Loan”) yang dinegosiasi dari lembaga keuangan atau melalui penjualan obligasi (bond). Obligasi perusahaan adalah suatu sertifikat yang menunjukkan bahwa suatu perusahaan telah meminjam sejumlah uang dari suatu lembaga atau individu dan berjanji untuk membayar/melunasi pada waktu yang akan datang dalam kondisi yang Telah disepakati/ditetapkan. Surat perjanjian obligasi (Bond indenture) adalah dokumen resmi yang lengkap dan panjang yang menjelaskan kondisi suatu obligasi diterbitkan. Wali amanat (trustee) adalah pihak ketiga yang terlibat dalam perjanjian obligasi. Wali amanat dapat berupa perorangan atau yang paling sering departemen .trust bank komersial. Penebitan obligasi memiliki 3 karakteristik utama: 1. Karakteristik konversi (conversion feature) 2. Karakteristik penebusan (call feature) 3. Waran pembelian saham (stock purchase warrant) Tingkat risiko penerbitan obligasi yang diperdagangkan secara publik biasanya dinilai oleh agen independen seperti Moody‟s, Standard & Poor‟s, Moody's Indonesia, dan PT Pefindo. Obigasi memiliki berbagai jenis dan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai dasar penggolongan. 1. Berdasarkan penerbit obligasi (lembaga yang menerbitkan obligasi) Lembaga internasional seperti Bank Investasi Eropa (European Investment Bank) atau Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank). Pemerintah adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga pemerintah Perusahaan. 2. Berdasarkan variasi obligasi Obligasi suku bunga tetap Obligasi suku bunga Obligasi berimbal hasil tinggi (Junk bond). Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) Obligasi inflasi (Inflation linked bond) Surat utang berbasis ekuitas (equity linked note) dan obligasi yang mengacu pada indeks. 32
  • 33. Pendanaan Jangka Panjang Efek Beragun Aset . Obligasi subordinasi obligasi (subordinated debentures) Obligasi abadi. Obligasi atas unjuk (unregistered bond) Obligasi tercatat (registered bond) t. Obligasi daerah (municipal bond) Obligasi tanpa warkat (Book-entry bond) Obligasi lotere (Lottery bond) Obligasi perang (War bond) 3. Berdasarkan penerbitan oleh pemerintah Indonesia Obligasi Rekap Surat Utang Negara (SUN) adalah Obligasi Ritel Indonesia (ORI) Surat Berharga Syariah Negara (obligasi syariah atau obligasi sukuk). The Annual Cash Flow Saving: PRESENT VALUE OF THE Annual Cash 1. Interest cost of old bold Flow Saving 2. Amortization of discount on old bond 3. Amortization of flotation costs on old bond 4. Interest cost of new bold 5. Amortization of flotation costs on new bond Compare the Initial Investment to PRESENT VALUE OF Initial Investment: THE Annual Cash Flow 1. Call premium 2. Flotation cost of new bond 3. Overlapping interest 4. Unamortized discount on old bond 5. Unamortized flotation cost of old bond 33