SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
Downloaden Sie, um offline zu lesen
120   SIKAP PARA GURU19, No. 2, Desember 2007
       Varia Pendidikan, Vol. TERHADAP PILIHAN VARIASI BAHASA INGGRIS
            SEBAGAI MODEL BAHASA PENGANTAR PADA SEKOLAH
               YANG MEMILIKI PROGRAM IMERSI DI SURAKARTA


                                                 Hepy Adityarini
                                                  Nur Hidayat
                                    Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
                               FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
                       JL. A. Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Surakarta 57102
                                  Telp. 0271-717417, Fax. 0271-715448


      Abstract: The status of English as an International language has made English practitioners question
      the appropriateness native speakers’ variety as the model in English teaching. The current study is
      aimed to describe the attitudes of the teachers in schools with immersion program in Surakarta towards
      three varieties: American English (AmE), British English (BrE) dan Indonesian English (IndE) and to
      investigate the teachers’ perception on variety that is appropriate as the language instruction in the
      class. The attitudes in this study were investigated through four categories: speed, pronunciation,
      delivery and content. The data in the research were collected through questioners and interview.
      Before the teachers filled in the questionnaires, they were asked to listen to the recorded varieties:
      AmE, BrE, and IndE respectively. There were 24 respondents teaching at Junior High School and
      Senior High School level. The twenty four teachers can be divided into 2 groups: 12 teachers teaching
      natural science and 12 teachers teaching social science. The results of the study shows there is level of
      preferences with IndE the first, BrE the second, AmE the third. According to the teachers of immersion
      class—based on the four categories investigated—the speed of IndE is the easiest to follow, the
      pronunciation of IndE is the clearest of all, the delivery of IndE is the most interesting, and the content
      of IndE is the easiest to understand from the four categories investigated in IndE variety, the
      pronunciation has the most positive response from the teachers. On the other hand, in two other
      varieties, AmE and BrE, the most positive response is found in the delivery category, with BrE the first
      and AmE the last. Variety AmE has negative response in speed and content category. It means, according
      to the teachers teaching immersion class, the speed of AmE is relatively hard to follow and its content
      is relatively hard to understand. Meanwhile, in the question of the appropriate variety as the model of
      language instruction, 91,67% of the teachers choose IndE as the most appropriate model. The judgments
      of this decision are in line with the positive responses shown in the measurement of the four categories
      previously mentioned. However, some respondents choose IndE because it is considered as the most
      familiar one, the easiest to imitate, and easiest to use as a mean to deliver the material. Both native
      speaker varieties— AmE dan BrE—are chosen because of their appropriateness in pronunciation.
      The findings of the current study have implications for teaching English in Indonesia in which IndE
      can be used as a model of language instruction in the class.

      Keywords: attitude, immersion and english varieties.



Pendahuluan                                                    pengajaran bahasa Inggris mempertanyakan
                                                               keabsahan native speaker sebagai model acuan
      Keberadaan bahasa Inggris sebagai bahasa                 pengajaran bahasa Inggris. Ada beberapa alasan
internasional membuat para praktisi di bidang                  yang mendukung sikap keragu-raguan para

                                                         120
Hepy Adityarini dan Nur Hidayat, Sikap para Guru terhadap Pilihan Variasi...     121


praktisi tersebut. Pertama, dari segi fisiologis,     dikaitkan secara khusus pada faktor eksternal
pemerolehan aksen seperti penutur asli amatlah        (misalnya, suatu daerah geografis atau suatu
tidak realistis (Thornbury, 2005). Kedua, Raja-       kelompok sosial).
durai (2002) menuturkan bahwa ‘native speaker’               Kebanyakan penelitian tersebut menggu-
atau penutur asli tidaklah selamanya diinginkan       nakan matched-guise teknik yang diperkenalkan
dan dianggap paling mudah dipahami. Di negara-        oleh Lambert, Hodgson, Gardner, dan Fillenbaum
negara seperti Malaysia dan India, pengajaran         (1960). Teknik ini menggunakan rekaman suara
bahasa Inggris di kelas sudah menggunakan             sebagai stimuli. Untuk mengevaluasi rekaman
bahasa Inggris lokal yang dianggap lebih realistis    suara biasanya peneliti akan menggunakan
dan lebih mudah ditiru para siswanya. Ketiga, di      semantic differential rating yang dikembangkan
dalam konteks internasional kita akan lebih sering    oleh Ajzen dan Fishbein (1980). Para responden
berhadapan dengan mereka yang bukan penutur           biasanya diminta untuk mengevaluasi rekaman
asli mengingat populasi penutur asli lebih sedikit    suara berdasarkan sepasang kata sifat yang
dibanding dengan yang bukan penutur asli              diletakkan pada 7 skala grafik misalnya positif –
(Graddol 1999). Keempat, pemilihan terhadap           negatif, baik-buruk, menyenangkan-tidak menye-
dua model yang disebutkan terdahulu (RP) dan          nangkan.
(GA) sebagai ‘standard English’ tidaklah berdasar            Beberapa faktor yang dianggap dapat
karena belum ada pengakuan formal di dunia            mempengaruhi para responden dalam menge-
internasional (Kachru 1992). Selain itu kedua         valuasi variasi bahasa Inggris telah diteliti. Teufel
model tersebut hanya dipakai oleh sebagian kecil      (1995) meneliti apakah tingkat kekentalan aksen,
orang. Kelima, menurut McKay (2003) English           jenis kelamin suara orang yang direkam dan jenis
as International Language (EIL) tidak mengacu         kelamin para responden dapat mempengaruhi
pada budaya manapun sehingga amatlah tidak            sikap para responden. Dengan memfokuskan pada
tepat jika ‘penutur asli’ masih digunakan sebagai     Arab subyek Al-Kahtany (1995) tertarik untuk
model.                                                meneliti apakah faktor motivasi, profisiensi,
        Berangkat dari permasalahan tersebut          umur, jurusan akademik, dan status menikah
maka perlu diadakan penelitian tentang sikap guru     mempengaruhi sikap para subyek terhadap 3
maupun siswa terhadap variasi bahasa Inggris          variasi bahasa Inggris yang diteliti. Sementara itu,
yang ada sebab hal tersebut penting dalam             dalam penelitian yang dilakukan oleh Gibb (1998)
perencanaan dan pengajaran bahasa (El-Dash dan        terhadap sekelompok professional dan mahasiswa
Busnardo 2001). Adapun sikap yang dimaksud            di Korea mengindikasikan bahwa pekerjaan yang
dalam penelitian ini mengacu pada aliran ‘men-        ditekuni tidak mempengaruhi sikap para res-
talist’ yang berpendapat bahwa sikap adalah           ponden. Hasil penelitian tersebut juga menun-
“reaksi evaluatif terhadap beberapa referen atau      jukan adanya ketertarikan para subyek terhadap
objek sikap yang dibuat berdasarkan kepercayaan       American English karena anggapan bahwa
atau opini perorangan tentang referen tersebut”       Amerika adalah negara yang perekonomiannya
(Gardner 1985: 9).                                    kuat dan memiliki fasilitas yang berteknologi
        Penelitian seputar sikap terhadap variasi     canggih. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
bahasa Inggris telah banyak dilakukan. Yang di-       Timmis (2002) dan McKay (2003) menunjukkan
maksud variasi dalam penelitian ini sejalan           bahwa pandangan para guru tentang ‘native
dengan definisi Wardaugh (1986:22) yang menga-        speaker’ sebagai model di kelas menjadi bahasa
takan bahwa variasi adalah “serangkaian kom-          Inggris lokal.
ponen linguistik atau pola ujaran manusia                    Mengingat sekarang pemerintah sedang
(misalnya, bunyi, kata, tata bahasa) yang dapat       menggalakkan program immersi yang meng-
122    Varia Pendidikan, Vol. 19, No. 2, Desember 2007


gunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar                                       Sekolah Menengah Atas. Keduapuluhempat guru
di kelas maka perlu ada penelitian lanjutan guna                                      terbagi menjadi dua kelompok: 12 mengajar ilmu
mengetahui seberapa sensitifkah para guru akan                                        alam dan 12 mengajar ilmu sosial. Adapun sikap
pentingnya mengadopsi model yang tepat.                                               yang dikaji dalam studi ini dilihat dari 4 kategori:
       Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji                                        kecepatan, pengucapan, penyampaian, dan isi.
sikap para guru kelas program immersi se-                                             Data yang diperoleh dari kuesioner yang berupa
Surakarta terhadap keberterimaaan tiga variasi                                        jawaban masing-masing guru diberi skor angka.
bahasa Inggris: American English (AmE), British                                       Berdasarkan pada skor tersebut peneliti mencari
English (BrE) dan Indonesian English (IndE) dan                                       skor rata-rata untuk tiap kategori dan tiap variasi
untuk mengetahui variasi bahasa Inggris manakah                                       yang diteliti. Jika rata-rata skor mencapai 4 dan
yang dinilai tepat sebagai model bahasa pengantar                                     5 berarti dapat dikatakan bahwa sikap para guru
di kelas yang menerapkan program immersi                                              positif, jika rata-rata skor mencapai 3 berarti sikap
tersebut. Menurut Met (1993), imersi adalah                                           guru netral, sedangkan rata-rata skor dibawah tiga
metode penggunaan bahasa asing sebagai bahasa                                         menunjukkan sikap guru negatif terhadap variasi
pengantar untuk mengajarkan kurikulum sekolah                                         tertentu. Data yang diperoleh dari bagian terakhir
reguler.                                                                              kuesioner kemudian ditindaklanjuti dengan
                                                                                      interview untuk menggali lebih dalam alasan-
Metode                                                                                alasan yang diberikan oleh guru dalam memilih
                                                                                      variasi bahasa Inggris tertentu.
      Pengumpulan data dalam studi ini dila-
kukan lewat kuesioner dan interview. Sebelum                                          Hasil dan Pembahasan
responden mengisi kuesioner mereka diharuskan
mendengarkan 3 rekaman suara variasi bahasa                                                  Pembahasan sikap guru dalam penelitian
Inggris yang diteliti dengan urutan; AmE, BrE,                                        ini dibagi menjadi 3 bagian: berdasarkan 4
dan IndE. Ada 24 responden yang berpartisipasi                                        kategori, berdasarkan bidang ilmu, berdasarkan
dalam penelitian ini. 12 orang merupakan guru                                         tingkat sekolah, dan alasan memilih variasi
imersi di tingkat Sekolah Menengah Pertama                                            tertentu sebagai model bahasa pengantar dikelas
sedangkan sisanya adalah guru imersi di tingkat                                       imersi.



                                      5
                 R ATA ATA SIK G U
                              AP UR




                                      4




                                      3
              SKO R   -R




                                      2




                                      1

                                                      AmE                            BrE                                IndE
                                                                       VARIASI BAHASA INGGRIS

                                          Kecepatan    Pengucapan (Pelafalan)   Penyampaian (Intonasi, tekanan dan Irama)   Isi




              Gambar 1. Sikap Guru Program Imersi terhadap Variasi Bahasa Inggris
              Ditinjau dari 4 Kategori: Kecepatan, Pengucapan, Penyampaian, dan Isi
Hepy Adityarini dan Nur Hidayat, Sikap para Guru terhadap Pilihan Variasi...                                                     123


        Keberterimaan tiga variasi dalam studi ini                                                       masih dianggap positif mengingat skor tersebut
dilihat dari dari 4 kategori :kecepatan, pengu-                                                          masih berada diatas 4. Lain halnya dengan variasi
capan, penyampaian, dan isi. Berikut adalah sikap                                                        AmE dan BrE dimana skor tertinggi ada pada
para guru program imersi terhadap variasi bahasa                                                         kategori penyampaian, untuk variasi IndE skor
Inggris berdasarkan 4 kategori.(Gambar 1).                                                               yang tertinggi ada pada kategori pengucapan
        Axis horizontal menunjukkan sikap guru                                                           (pelafalan). Ini berarti sikap para guru imersi yang
terhadap 3 variasi bahasa Inggris (AmE, BrE, dan                                                         paling positif ada pada kategori pengucapan
IndE) dilihat dari segi kecepatan, pengucapan,                                                           (pelafalan).
penyampaian dan isi. Axis vertikal menunjukkan                                                                  Untuk kedua variasi AmE dan BrE sama-
skor rata-rata sikap guru.                                                                               sama mendapatkan skor terendah dalam kategori
          Dilihat dari trend, sikap guru terhadap                                                        kecepatan yakni kurang dari 3. Namun skor yang
keberterimaan tiga variasi (AmE, BrE, IndE)                                                              diperoleh BrE sedikit lebih tinggi dari pada yang
ditinjau dari 4 kategori : kecepatan, pengucapan,                                                        diperoleh AmE. Dari hasil ini dapat dikatakan
penyampaian, dan isi yang paling positif ada pada                                                        sikap guru imersi terhadap kecepatan kedua
variasi IndE. Hal ini ditunjukkan dengan adanya                                                          variasi tersebut cukup negatif.
perbedaan yang signifikan pada IndE dengan                                                                      Untuk variasi AmE ada dua kategori,
AmE dan BrE. Dimana IndE memperoleh skor                                                                 kecepatan dan isi, yang mendapat tanggapan
tertinggi yakni mendekati 5 sedangkan skor                                                               negatif mengingat kedua kategori tersebut
terendah diperoleh AmE dengan skor sedikit                                                               memiliki skor rata-rata kurang dari 3. Sedangkan
diatas 3.                                                                                                untuk variasi BrE hanya kategori kecepatan yang
        Dari 4 kategori yang diteliti maka segi                                                          dinilai negatif karena skor rata-ratanya kurang
penyampaianlah yang mendapat tanggapan paling                                                            dari 3.
positif pada variasi AmE dan BrE. Hal ini                                                                       Untuk mendapatkan data ini, kuesioner
ditunjukkan dengan skor tertinggi yang diperoleh                                                         yang sudah diisi dikelompokkan menjadi dua
pada kategori penyampaian. Namun, pada variasi                                                           bidang ilmu: ilmu alam dan ilmu sosial. Kelom-
IndE justru kategori penyampaianlah yang                                                                 pok bidang ilmu alam adalah guru-guru yang
skornya paling rendah diantara 4 kategori yang                                                           mengampu mata pelajaran matematika, fisika,
diteliti. Meskipun demikian sikap guru imersi                                                            biologi dan kimia. Sedangkan ilmu sosial adalah


                                   5
            K R A A A A IK P U U
           S O R T -R T S A G R




                                   4



                                   3



                                   2



                                   1
                                                                 e y ma n




                                                                                                               e y ma n




                                                                                                                                                              e y ma n
                                        eea n



                                                     egc pn




                                                                                    eea n



                                                                                               egc pn




                                                                                                                                  eea n



                                                                                                                                             egc pn
                                                                               i




                                                                                                                             i




                                                                                                                                                                             i
                                                                             Is




                                                                                                                           Is




                                                                                                                                                                           Is
                                                                P n a p ia




                                                                                                              P n a p ia




                                                                                                                                                             P n a p ia
                                       K c p ta



                                                    Pnuaa




                                                                                   K c p ta



                                                                                              Pnuaa




                                                                                                                                 K c p ta



                                                                                                                                            Pnuaa




                                                                                                                                                                          SOSIAL
                                                                                                                                                                          ALAM
                                                              AmE                                       BrE                                           IndE




                                   Gambar 2. Sikap Guru Program Imersi terhadap Variasi Bahasa Inggris
                                                       Ditinjau dari Bidang Ilmu
124    Varia Pendidikan, Vol. 19, No. 2, Desember 2007


mata pelajaran ekonomi, geografi dan sejarah.         Untuk kelompok guru ilmu sosial skor terendah
Setelah itu dicari skor rata-rata untuk setiap        ada pada kategori kecepatan sedangkan kelompok
kategori untuk setiap variasi bahasa Inggris yang     guru ilmu alam skor terendah ada pada kategori
diteliti. (Gambar 2)                                  isi. Kelompok guru ilmu sosial juga memiliki
        Axis horizontal menunjukkan sikap guru        sikap yang lebih positif dibandingkan dengan
terhadap 3 variasi bahasa Inggris (AmE, BrE, dan      kelompok guru ilmu alam dalam 2 kategori yakni
IndE) dilihat dari kategori kecepatan, pengu-         pengucapan (pelafalan) dan penyampaian
capan, penyampaian dan isi. Axis vertikal menun-      (intonasi, tekanan, irama). Ini ditunjukkan dengan
jukkan skor rata-rata sikap guru.                     skor yang lebih tinggi yang diberikan kelompok
        Berdasarkan trend, guru program imersi        guru ilmu sosial pada kedua kategori tersebut.
yang mengajar pelajaran ilmu alam dan ilmu            Khusus untuk kategori kecepatan sikap guru ilmu
sosial memiliki sikap yang paling positif terhadap    alam sedikit lebih positif dibandingkan dengan
variasi IndE. Hal ini ditunjukkan dengan skor         sikap guru ilmu sosial. Hal ini dapat dilihat dari
tertinggi yang diperoleh IndE pada 4 kategori         skor rata-rata yang diberikan guru yang
yang diteliti: kecepatan, pengucapan, penyam-         mengampu ilmu sosial adalah kurang dari 3.Dari
paian, dan isi. Secara umum tidak terdapat per-       segi isi sikap guru dikedua kelompok relative
bedaan yang signifikan antara sikap guru yang         netral karena nilai rata-rata yang diberikan pada
mengampu ilmu sosial dengan sikap guru yang           kategori ini ada di kisaran 3.
mengampu ilmu alam.                                            Untuk variasi IndE, skor tertinggi yang
        Untuk variasi AmE, baik guru yang             diberikan kedua kelompok guru bidang ilmu ada
mengampu ilmu sosial maupun ilmu alam                 pada kategori pengucapan dengan nilai mendekati
memiliki sikap yang negatif terhadap kecepatan        5. Ini artinya kedua kelompok guru bidang ilmu
AmE. Hal ini ditunjukkan dengan skor terendah         sama-sama menganggap pengucapan IndE yang
yang diberikan kedua kelompok guru pada               terbaik dari keempat kategori yang diteliti. Tidak
kategori kecepatan pada variasi AmE. Sedangkan        seperti variasi BrE dan AmE dimana kategori
skor yang tertinggi diberikan pada kategori           kecepatan mendapat skor terendah, pada variasi
penyampaian dengan rata-rata diatas 3. Ini berarti    IndE skor tertinggi kedua justru ada pada kategori
sikap kedua kelompok guru terhadap cara               kecepatan. Berbanding terbalik dengan kedua
penyampaian AmE dapat dinilai positif. Dari segi      variasi sebelumnya, AmE dan BrE mendapat skor
isi, AmE juga direspon negatif oleh para guru.        tertinggi pada kategori penyampaian. Pada IndE
Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang yang   justru kategori penyampaian yang mendapat skor
diberikan guru untuk kategori isi kurang dari 3.      terendah. Namun demikian jika dilihat dari
        Untuk variasi BrE, skor tertinggi yang        besarnya nilai, nilai rata-rata yang diperoleh IndE
diberikan kedua kelompok guru tersebut ada pada       pada kategori penyampaian masih tergolong
kategori penyampaian. Hanya sikap guru yang           tinggi karena skornya lebih dari 4. Ini berarti
mengampu pelajaran sosial sedikit lebih positif       meskipun skor yang diperoleh pada kategori
dibanding sikap guru yang mengampu ilmu alam.         kecepatan terendah sikap guru imersi pada
Ini dapat dilihat dari skor yang diberikan guru       kategori tersebut masih dapat digolongkan positif.
yang mengampu ilmu sosial sedikit lebih tinggi        Jika dilihat dari kedua kelompok bidang ilmu
dari pada skor yang diberikan guru yang               tersebut, maka terdapat perbedaaan sikap pada
mengampu ilmu alam. Sedangkan untuk skor              kategori penyampaian dan isi. Untuk kategori
terendah terdapat perbedaan antara kelompok           penyampaian kelompok guru ilmu alam memiliki
guru yang mengampu ilmu sosial dengan                 sikap yang lebih positif daripada kelompok guru
kelompok guru yang mengampu ilmu alam.                ilmu sosial. Hal ini bisa dilihat dari skor yang
Hepy Adityarini dan Nur Hidayat, Sikap para Guru terhadap Pilihan Variasi...      125


diberikan kelompok guru ilmu alam sedikit lebih                                    diatas 3. Ini berarti guru SMA mempunyai sikap
tinggi daripada skor yang diberikan kelompok                                       yang lebih positif terhadap ketiga variasi daripada
guru ilmu sosial. Sedangkan pada kategori isi                                      guru SMP.
kelompok guru ilmu sosial yang memiliki sikap                                             Sementara itu dalam kelompok guru SMA
yang lebih positif daripada kelompok guru ilmu                                     sendiri, diantara ketiga variasi bahasa Inggris
alam. Hal ini bisa dilihat dari skor yang diberikan                                yang diteliti maka ditemukan adanya peringkat.
kelompok guru ilmu sosial sedikit lebih tinggi                                     Untuk peringkat yang pertama ditempati oleh
daripada skor yang diberikan kelompok guru ilmu                                    IndE, kedua BrE, dan yang terakhir AmE dengan
alam.                                                                              perbedaan skor rata-rata antara BrE dan AmE
       Untuk mendapatkan data ini, kuesioner                                       tidak begitu signifikan. Karena rata-rata IndE
yang sudah diisi dikelompokkan menjadi dua                                         mendekati nilai maksimal 5 maka dapat dikatakan
tingakat sekolah: Sekolah Menengah Pertama dan                                     bahwa dalam kelompok guru SMA sikap yang
Sekolah Menengah Atas. Setelah itu dicari skor                                     paling positif ditunjukkan pada variasi IndE.
rata-rata untuk setiap kategori. Baru kemudian                                            Serupa dengan kelompok guru SMA,
dicari skor rata-rata gabungan dari keempat                                        dalam kelompok guru SMP juga ditemukan
kategori yang dievaluasi. Kemudian diban-                                          adanya peringkat dengan urutan yang sama yakni
dingkan skor rata-rata gabungan tadi diban-                                        IndE kesatu, BrE kedua dan AmE ketiga. Karena
dingkan antara satu variasi dengan variasi yang                                    rata-rata IndE mendekati nilai maksimal 5 maka
lain. (Gambar 3).                                                                  dapat dikatakan bahwa dalam kelompok guru
       Axis horizontal pada gambar 3 menun-                                        SMA sikap yang paling positif ditunjukkan pada
jukkan 3 macam variasi bahasa Inggris yang                                         variasi IndE. Berbeda dengan kelompok guru
dievaluasi sedangkan axis vertikal menunjukkan                                     SMA dimana skor rata-rata untuk BrE hampir
nilai rata-rata dari keempat aspek yang diteliti                                   mendekati 4, untuk skor rata-rata guru SMP
(kecepatan,pengucapan, penyampaian, isi).                                          terhadap BrE relatif rendah yakni hanya berada
       Jika dilihat secara global maka skor rata-                                  sedikit diatas 3.Berbeda dengan kelompok guru
rata guru yang ada di SMA terhadap 3 variasi                                       SMA dimana skor rata-rata untuk AmE berada
bahasa Inggris tersebut lebih tinggi daripada yang                                 diatas 3, untuk skor rata-rata guru SMP terhadap
diberikan guru SMP dan juga skor rata-rata selalu                                  AmE relatif rendah yakni berada dibawah 3. Ini



                                            5
                SKOR RATA-RATA SIKAP GURU




                                            4




                                            3




                                            2




                                            1
                                                      AmE                    BrE                    IndE
                                                                                                                 SMA
                                                                  VARIASI BAHASA INGGRIS
                                                                                                                 SMP




               Gambar 3. Sikap Guru Program Imersi terhadap Variasi Bahasa Inggris
                                 Ditinjau dari Tingkat Sekolah
126     Varia Pendidikan, Vol. 19, No. 2, Desember 2007


berarti dari ketiga variasi yang diteliti, sikap guru   bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kelas
SMP yang paling negatif ada pada variasi AmE.           imersi.
       Untuk menjawab pertanyaan ini, data dari                Untuk AmE dipilih karena dianggap
pertanyaan kuesioner no 13 ditabulasi dan               memiliki pengucapan yang benar. Dari interview
ditransfer dalam bentuk tabel. Untuk kepentingan        - dengan guru yang memilih rekaman no 1 (AmE)
validasi data sebelumnya maka jawaban dari              terungkap bahwa guru tersebut mengetahui
pertanyaan no 14 di kuesioner dan respon dari           rekaman no 1 adalah native speaker (penutur asli)
interview dianalisis.                                   yang dianggap lebih cocok untuk ditiru
       Dari tabel yang ada di atas dapat dilihat        pengucapannya.
bahwa hanya ada 4, 17 % pemilih yang memilih                   Berbeda dengan BrE dan AmE, untuk BrE
AmE. Demikian pula, untuk BrE hanya ada 4, 17           ada dua alasan yang mendasari pilihan tersebut:
% pemilih yang menggangap BrE layak dijadikan           kesan formal dan pengucapan yang benar. Dalam
model bahasa pengantar dikelas imersi. Dilihat          interview ternyata yang dimaksud formal disini
dari jumlah presentasi di kedua variasi tersebut        adalah bahasa yang resmi dan resmi disini identik
maka dapat dikatakan bahwa variasi native               dengan contoh yang baik dan sopan. Dengan kata
speaker yakni AmE dan BrE kurang begitu                 lain, guru dapat memberikan contoh yang baik
diminati oleh para guru yang mengajar dikelas           kepada muridnya dengan mengajarkan bentuk
imersi.                                                 bahasa yang sopan dan pantas ditiru.
       Dilain pihak variasi lokal (IndE) mendapat              Dari kedua variasi tersebut dapat dilihat
respon yang luar biasa mengingat 91,67% para            bahwa masih ada guru yang berpendapat bahwa
guru program imersi memilih variasi IndE sebagai        model bahasa pengantar di kelas seharusnya
model yang paling tepat sebagai bahasa pengantar        seperti native speaker (penutur asli) karena kedua
di kelas imersi. Jika dibandingkan antara               variasi tersebut identik dengan pengucapan yang
prosentase yang diperoleh variasi native speaker        benar dan tepat.
(AmE dan BrE) dengan variasi lokal IndE maka                   Di lain pihak, variasi IndE ternyata banyak
terdapat perbedaan yang signifikan. Ini berarti         mendapat tanggapan yang positif. Dari kuesioner
keberterimaan para guru imersi terhadap variasi         yang dkumpulkan, mayoritas memiliki jawaban
lokal (IndE) amatlah besar.                             yang hampir sama yakni menganggap rekaman
       Untuk mengetahui sikap para guru imersi          no 3 (IndE) memiliki kecepatan yang mudah
lebih jauh berikut adalah tabel yang menunjukkan        diikuti, pengucapan yang jelas, cara penyampain
alasan mengapa para guru memilih 1 variasi              yang menarik dan isi yang mudah dipahami. Se-


             Tabel 1 Pilihan Guru Program Imersi terhadap Variasi yang Dianggap Tepat
                                  sebagai Model Bahasa Pengantar
Hepy Adityarini dan Nur Hidayat, Sikap para Guru terhadap Pilihan Variasi...   127


             Tabel 2. Alasan Pemilihan Variasi Bahasa Inggris tertentu sebagai Model

         Variasi Bahasa Inggris
                                                                Alasan Memilih
              yang Dipilih
   AmE (American English)                  - pengucapan benar
   BrE (British English)                   - berkesan formal
                                           - pengucapannya benar dan tepat
   IndE (Indonesian English)               - ditinjau dari 4 kategori (kecepatan, pengucapan,
                                             penyampaian, dan isi) bagus
                                           - lebih familier
                                           - murid-murid akan lebih paham
                                           - lebih mudah menyampaikan materi



dangkan dari interview - ada 3 alasan yang men-       IndE) maka dapat dilihat adanya peringkat tingkat
dukung. Pertama, rekaman no 3 dianggap yang           kesukaan: IndE di peringkat pertama, BrE di
paling familier. Yang dimaksud familier disini        peringkat kedua, dan AmE di peringkat ketiga.
adalah variasi yang paling akrab ditelinga para       Selain itu, dari pertanyaan tentang variasi mana
guru dan juga biasa dipakai dalam kehidupan           yang tepat untuk dijadikan model bahasa
sehari-hari. Dengan demikian, para guru akan          pengantar, mayoritas para guru ternyata memilih
lebih mudah untuk menyampaikan materi karena          IndE. Pilihan yang mereka berikan kebanyakan
model tersebut lebih mudah untuk diikuti. Alasan      sejalan dengan sikap positif yang ditunjukkan
ini juga mendukung alasan yang ketiga yakni           pada pengukuran 4 kategori, kecepatan, pengu-
mudahnya murid-murid dalam memahami materi            capan, penyampaian, dan isi, yang dievaluasi.
karena model tersebut juga akrab di telinga mere-     Dengan kata lain, diantara ketiga variasi yang
ka. Alasan yang keempat adalah memudahkan             diteliti, menurut para guru yang mengajar imersi
guru untuk menyampaikan materi ke siswa.              kecepatan IndE yang paling mudah diikuti,
Dengan model seperti rekaman no 3 para guru           pengucapan IndE adalah yang paling jelas,
merasa tidak terbebani dan bisa menjadi diri          penyampaian IndE yang paling menarik, dan
sendiri karena yang terpenting dalam kelas imersi     ditinjau dari segi isi IndE yang paling mudah
adalah materi yang tersampaikan bukan penyam-         dimengerti.
paian bahasa Inggrisnya itu sendiri.                          Kedua variasi bahasa Inggris yang meng-
       Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa         gunakan aksen penutur asli (native speaker) yakni
sudah ada pergeseran norma dari variasi native        AmE dan BrE direspon paling positif dalam kate-
speaker ke variasi lokal di kalangan guru yang        gori penyampaian. Artinya, para guru program
mengajar kelas imersi. Meskipun memang masih          imersi mengganggap cara penyampaian AmE dan
ada yang mengidolakan native speaker sebagai          BrE relatif menarik. Hanya dari kedua variasi
model walau jumlahnya sedikit.                        tersebut variasi BrE dianggap realtif lebih mena-
                                                      rik dibandingkan AmE. Variasi AmE mendapat
Simpulan                                              respon negatif dalam kategori kecepatan dan isi.
                                                      Ini berarti, menurut para guru kelas imersi,
      Berdasarkan dari nilai rata-rata yang           kecepatan AmE relatif tidak mudah diikuti dan
diperoleh oleh ketiga variasi (AmE, BrE, dan          dari segi isi relatif tidak mudah untuk dimengerti.
128    Varia Pendidikan, Vol. 19, No. 2, Desember 2007


Sebaliknya, untuk variasi IndE kategori yang         memiliki implikasi terhadap pengajaran pronun-
direspon paling positif adalah pengucapan.           ciation (pengucapan) dalam mata pelajaran
Dengan kata lain dalam variasi IndE, aspek yang      bahasa Inggris karena dengan demikian guru
paling menonjol adalah pengucapan (pelafalan).       bahasa Inggris dapat lebih memperkenalkan IndE
        Jika ditinjau dari bidang ilmu, maka tidak   sebagai model bahasa pengantar dikelas. Jika
terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara      IndE dapat diterima secara luas maka hal tersebut
guru yang mengajar ilmu sosial dengan guru yang      juga akan meningkatkan rasa percaya diri guru-
mengajar ilmu alam pada empat kategori yang          guru yang mengajar di kelas imersi mengingat
diteliti. Baik guru ilmu alam maupun guru ilmu       variasi yang digunakan adalah variasi lokal
sosial menunjukkan peringkat kesukaan yang           mereka sendiri. Penelitian ini memiliki implikasi
sama: IndE pertama, BrE kedua, dan AmE yang          yang penting dalam bidang pengajaran bahasa
terakhir.                                            Inggris terutama untuk memilih model yang tepat
        Ditinjau dari tingkat sekolah juga tidak     digunakan sebagai bahasa pengantar di kelas yang
terdapat perbedaan yang signifikan. Para guru        menerapkan program imersi. Mengingat mayo-
yang mengajar kelas imersi baik di tingkat Seko-     ritas guru memiliki sikap yang paling positif dari
lah Menengah Pertama maupun di tingkat Seko-         ketiga variasi yang diteliti, maka ada harapan
lah Menengah Atas memiliki peringkat kesukaan        untuk mensosialisasikan IndE sebagai model
yang sama: IndE yang pertama, BrE yang kedua,        bahasa pengantar di sekolah–sekolah.
dan AmE yang terakhir.                                      Dari segi pengucapan, IndE juga direspon
        Penelitian ini memiliki implikasi yang       positif oleh para guru program imersi. Hal ini
penting dalam bidang pengajaran bahasa Inggris       memiliki implikasi terhadap pengajaran pronun-
terutama untuk memilih model yang tepat diguna-      ciation (pengucapan) dalam mata pelajaran
kan sebagai bahasa pengantar di kelas yang mene-     bahasa Inggris karena dengan demikian guru
rapkan program imersi. Mengingat mayoritas           bahasa Inggris dapat lebih memperkenalkan IndE
guru memiliki sikap yang paling positif dari keti-   sebagai model bahasa pengantar dikelas. Jika
ga variasi yang diteliti, maka ada harapan untuk     IndE dapat diterima secara luas maka hal tersebut
mensosialisasikan IndE sebagai model bahasa          juga akan meningkatkan rasa percaya diri guru-
pengantar di sekolah–sekolah.                        guru yang mengajar di kelas imersi mengingat
        Dari segi pengucapan, IndE juga direspon     variasi yang digunakan adalah variasi lokal
positif oleh para guru program imersi. Hal ini       mereka sendiri.



                                           Daftar Pustaka

Ajzen, L. & Fishbein, M. 1980. Understanding attitudes and predicting social behavior, New Jersey:
        Prentice Hall.

Al-Kahtany, A.H. 1995. Dialectical ethnographic ‘Cleansing’: ESL students’ attitudes towards three
       varieties of English’, Language Communication, 15, 2, hal.165-80

El-Dash, L.G. & Busnardo, J. 2001. ‘Brazilian attitudes toward English:dimensions of status and
       solidarity,’ International journal of Applied Linguistics, 1,1, hal.57-74.

Gardner, R.C. 1985. Social psychology and second language learning: The role of attitude and
       motivation.London: Edward Arnold.
Hepy Adityarini dan Nur Hidayat, Sikap para Guru terhadap Pilihan Variasi...   129


Gibb, M. 1998, A comparative study of attitudes towards varieties of English held by professionals
       and tertiary levels students in Korea, Unpublished thesis. University of Surrey. Diakses tanggal
       22 Oktober 2004 dari http://www.surrey.ac.uk/ ALRG/ dissertations/Gibb_M_1998.pdf.

Graddol, D. 1999. ‘The decline of the native speaker,’ dalam D. Graddol, & U.H. Meinhof (editor),
       English in a changing world-L’anglais dans un monde changeant, The AILA review 13,
       Guildford, hal. 57-68.

Kachru, B. B. 1992. Models for non-native Englishes dalam B.B Kachru (editor) The other tongue:
       English across cultures, Urbana & Chicago: University of Illenois Press, hal. 48-74.

Lambert, W.E, R.C. Hodgson, R.C. Gardner, & S. Fillenbaum, 1960. ‘Evaluational reactions to spoken
       language,’Journal of abnormal and Social Psychology, 60, 44.

McKay, S. L. 2003, ‘EIL Curriculum Development,’ RELC Journal, 34,1, hal. 31-47.

Met, M. 1993. Learning Language through Content: Learning Content through Language. Foreign
       Language Annals 24, 281-95.

Rajadurai, J. 2002. ’L2 Pronunciation: Sociolinguistic and Pedagogical Concerns,’ The English Teacher,
       5,4, hal. 366-87. Diakses tanggal 14 Mei 2003 dari http://www.elt.eu.edu/articles/5_4/
       Joanne_Rajaduarai_5.4_pdf.

Teufel, G. 1995. ,’Language attitudes of Anglo-Australian high-school students towards German-
        accented English, ‘VIEW[z], 4, 2, 131-145. Diakses tanggal 22 Oktober 2004 dari http://
        www.univie.ac.at/Anglistik/views /VIEW00_1.pdf.

Thornbury, S. 2005. How to teach speaking. Edinburgh Gate: Pearson Education.

Timmis, I. 2002. ‘Native speaker norms and International English: a classroom view,’ELT journal,
       56, 3, hal.240-49.

Wardaugh, R. 1990. An introduction to sociolinguistics. Oxford:Basil Blackwell.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasaPermasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasamuhammad
 
Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1
Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1
Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1D'Dy Romadhon
 
Silabus Bahsa Indonesia Kelas X Semester 1
Silabus Bahsa Indonesia Kelas X Semester 1  Silabus Bahsa Indonesia Kelas X Semester 1
Silabus Bahsa Indonesia Kelas X Semester 1 mediasmansawira
 
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanKertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanSuzi Suziyana
 
Kajian tindakan.pptx skconventmuar(kak min min)
Kajian tindakan.pptx  skconventmuar(kak min min)Kajian tindakan.pptx  skconventmuar(kak min min)
Kajian tindakan.pptx skconventmuar(kak min min)Kak Min Min
 
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)Bunyamin Yusuf
 
Mengatasi kesulitan membaca puisi 2
Mengatasi  kesulitan membaca puisi 2Mengatasi  kesulitan membaca puisi 2
Mengatasi kesulitan membaca puisi 2semangat88
 
Metode pengajaran bahasa
Metode pengajaran bahasaMetode pengajaran bahasa
Metode pengajaran bahasaM Fauzan
 
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...Zack Chepa
 
Ptk i nyoman merdhana
Ptk i nyoman merdhanaPtk i nyoman merdhana
Ptk i nyoman merdhanasmkfarmasi
 
kajian tidakan - kekemasan tulisan
kajian tidakan - kekemasan tulisankajian tidakan - kekemasan tulisan
kajian tidakan - kekemasan tulisankpr5063
 
Proposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakanProposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakanabdol rahim
 
[3] silabus inggris
[3] silabus inggris[3] silabus inggris
[3] silabus inggrisdikz86
 

Was ist angesagt? (17)

kajian tindakan
kajian tindakankajian tindakan
kajian tindakan
 
Neneng rps b.indo 2020
Neneng rps b.indo 2020Neneng rps b.indo 2020
Neneng rps b.indo 2020
 
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasaPermasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
 
Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1
Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1
Landasan pengembangan kurikulum_bahasa_recovery_1
 
Silabus Bahsa Indonesia Kelas X Semester 1
Silabus Bahsa Indonesia Kelas X Semester 1  Silabus Bahsa Indonesia Kelas X Semester 1
Silabus Bahsa Indonesia Kelas X Semester 1
 
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanKertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
 
Kajian tindakan.pptx skconventmuar(kak min min)
Kajian tindakan.pptx  skconventmuar(kak min min)Kajian tindakan.pptx  skconventmuar(kak min min)
Kajian tindakan.pptx skconventmuar(kak min min)
 
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
 
Pemulihan bahasa
Pemulihan bahasaPemulihan bahasa
Pemulihan bahasa
 
Mengatasi kesulitan membaca puisi 2
Mengatasi  kesulitan membaca puisi 2Mengatasi  kesulitan membaca puisi 2
Mengatasi kesulitan membaca puisi 2
 
prosiding kajian tindakan pemulihan khas 2m
prosiding kajian tindakan pemulihan khas 2mprosiding kajian tindakan pemulihan khas 2m
prosiding kajian tindakan pemulihan khas 2m
 
Metode pengajaran bahasa
Metode pengajaran bahasaMetode pengajaran bahasa
Metode pengajaran bahasa
 
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
 
Ptk i nyoman merdhana
Ptk i nyoman merdhanaPtk i nyoman merdhana
Ptk i nyoman merdhana
 
kajian tidakan - kekemasan tulisan
kajian tidakan - kekemasan tulisankajian tidakan - kekemasan tulisan
kajian tidakan - kekemasan tulisan
 
Proposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakanProposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakan
 
[3] silabus inggris
[3] silabus inggris[3] silabus inggris
[3] silabus inggris
 

Andere mochten auch (9)

Assess curr readg06
Assess curr readg06Assess curr readg06
Assess curr readg06
 
Assess curr scienceg05
Assess curr scienceg05Assess curr scienceg05
Assess curr scienceg05
 
6 cd4ad01
6 cd4ad016 cd4ad01
6 cd4ad01
 
Pengembangan silabus smk n 10 muaro jambi
Pengembangan silabus smk n 10 muaro jambiPengembangan silabus smk n 10 muaro jambi
Pengembangan silabus smk n 10 muaro jambi
 
50414d01
50414d0150414d01
50414d01
 
Assess curr mathg06
Assess curr mathg06Assess curr mathg06
Assess curr mathg06
 
9 a004d01
9 a004d019 a004d01
9 a004d01
 
913
913913
913
 
72 d86d01
72 d86d0172 d86d01
72 d86d01
 

Ähnlich wie 5. hepy siap

5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA
5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA
5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASAainun badariah
 
Faktor Mempengaruhi SPB
Faktor Mempengaruhi SPBFaktor Mempengaruhi SPB
Faktor Mempengaruhi SPBNik Nuha
 
Ggge6533 pengajaran strategi pembelajaran bahasa
Ggge6533  pengajaran strategi pembelajaran bahasaGgge6533  pengajaran strategi pembelajaran bahasa
Ggge6533 pengajaran strategi pembelajaran bahasaFatin1208
 
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasaFaktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasahibatullah92
 
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptxLINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptxRidwanRamdhan
 
peranan tipe kepribadian
peranan tipe kepribadianperanan tipe kepribadian
peranan tipe kepribadianParlin Purba
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran bahasa (Aais...
Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran bahasa (Aais...Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran bahasa (Aais...
Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran bahasa (Aais...P79167
 
PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)
PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)
PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)Hilmi Janggo
 
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggrisKb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggrisBahrul Ulum
 
Inti Ikhlasani1, Syahrul R.pdf
Inti Ikhlasani1, Syahrul R.pdfInti Ikhlasani1, Syahrul R.pdf
Inti Ikhlasani1, Syahrul R.pdfDianaLestari39
 
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdfMetode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdfZukét Printing
 
Ggge6533 pengajaran strategi_pembelajaran_bahasa
Ggge6533 pengajaran strategi_pembelajaran_bahasaGgge6533 pengajaran strategi_pembelajaran_bahasa
Ggge6533 pengajaran strategi_pembelajaran_bahasaFazilah Mat Ail
 
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH FOR ELEMENTARY SCHOOL
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH  FOR ELEMENTARY SCHOOLKONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH  FOR ELEMENTARY SCHOOL
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH FOR ELEMENTARY SCHOOLAni Mahisarani
 
Kaedah Situasional dan komuniti
Kaedah Situasional dan komunitiKaedah Situasional dan komuniti
Kaedah Situasional dan komunitiayerb ehmerd
 
Faktor faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran bahasa - hasmi
Faktor faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran bahasa - hasmiFaktor faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran bahasa - hasmi
Faktor faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran bahasa - hasmiHasmi Vypra
 
Rpp bahas indonesia sma xii bab 1
Rpp bahas indonesia sma xii bab 1Rpp bahas indonesia sma xii bab 1
Rpp bahas indonesia sma xii bab 1eli priyatna laidan
 

Ähnlich wie 5. hepy siap (20)

5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA
5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA
5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA
 
Faktor Pemilihan Penggunaan Strategi Pembelajaran Bahasa
Faktor Pemilihan Penggunaan Strategi Pembelajaran BahasaFaktor Pemilihan Penggunaan Strategi Pembelajaran Bahasa
Faktor Pemilihan Penggunaan Strategi Pembelajaran Bahasa
 
Faktor Mempengaruhi SPB
Faktor Mempengaruhi SPBFaktor Mempengaruhi SPB
Faktor Mempengaruhi SPB
 
Ggge6533 pengajaran strategi pembelajaran bahasa
Ggge6533  pengajaran strategi pembelajaran bahasaGgge6533  pengajaran strategi pembelajaran bahasa
Ggge6533 pengajaran strategi pembelajaran bahasa
 
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasaFaktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa
 
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptxLINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
 
peranan tipe kepribadian
peranan tipe kepribadianperanan tipe kepribadian
peranan tipe kepribadian
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran bahasa (Aais...
Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran bahasa (Aais...Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran bahasa (Aais...
Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran bahasa (Aais...
 
Article13
Article13Article13
Article13
 
PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)
PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)
PTK upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris (1)
 
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggrisKb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
 
Faktor sbp
Faktor sbpFaktor sbp
Faktor sbp
 
Setya trinugraha2
Setya trinugraha2Setya trinugraha2
Setya trinugraha2
 
Inti Ikhlasani1, Syahrul R.pdf
Inti Ikhlasani1, Syahrul R.pdfInti Ikhlasani1, Syahrul R.pdf
Inti Ikhlasani1, Syahrul R.pdf
 
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdfMetode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf
Metode dalam Belajar Bahasa Kedua .pdf
 
Ggge6533 pengajaran strategi_pembelajaran_bahasa
Ggge6533 pengajaran strategi_pembelajaran_bahasaGgge6533 pengajaran strategi_pembelajaran_bahasa
Ggge6533 pengajaran strategi_pembelajaran_bahasa
 
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH FOR ELEMENTARY SCHOOL
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH  FOR ELEMENTARY SCHOOLKONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH  FOR ELEMENTARY SCHOOL
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH FOR ELEMENTARY SCHOOL
 
Kaedah Situasional dan komuniti
Kaedah Situasional dan komunitiKaedah Situasional dan komuniti
Kaedah Situasional dan komuniti
 
Faktor faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran bahasa - hasmi
Faktor faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran bahasa - hasmiFaktor faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran bahasa - hasmi
Faktor faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran bahasa - hasmi
 
Rpp bahas indonesia sma xii bab 1
Rpp bahas indonesia sma xii bab 1Rpp bahas indonesia sma xii bab 1
Rpp bahas indonesia sma xii bab 1
 

Mehr von SMK PRASASTI KARANG BERAHI JAMBI (20)

8 d946d01
8 d946d018 d946d01
8 d946d01
 
6 e354d01
6 e354d016 e354d01
6 e354d01
 
5 a3a2d01
5 a3a2d015 a3a2d01
5 a3a2d01
 
4 f6a5d01
4 f6a5d014 f6a5d01
4 f6a5d01
 
1 d715d01
1 d715d011 d715d01
1 d715d01
 
1 b1d8d01
1 b1d8d011 b1d8d01
1 b1d8d01
 
26463d01
26463d0126463d01
26463d01
 
97309d01
97309d0197309d01
97309d01
 
754 c2d01
754 c2d01754 c2d01
754 c2d01
 
677 b bd01
677 b bd01677 b bd01
677 b bd01
 
457 a4d01
457 a4d01457 a4d01
457 a4d01
 
354 b0d01
354 b0d01354 b0d01
354 b0d01
 
232 a7d01
232 a7d01232 a7d01
232 a7d01
 
214 e6d01
214 e6d01214 e6d01
214 e6d01
 
99 ce ed01
99 ce ed0199 ce ed01
99 ce ed01
 
86 c40d01
86 c40d0186 c40d01
86 c40d01
 
21 ike revita
21 ike revita21 ike revita
21 ike revita
 
10.1.1.130.4886
10.1.1.130.488610.1.1.130.4886
10.1.1.130.4886
 
10.1.1.116.6326
10.1.1.116.632610.1.1.116.6326
10.1.1.116.6326
 
2 mans kupang
2 mans kupang2 mans kupang
2 mans kupang
 

5. hepy siap

  • 1. 120 SIKAP PARA GURU19, No. 2, Desember 2007 Varia Pendidikan, Vol. TERHADAP PILIHAN VARIASI BAHASA INGGRIS SEBAGAI MODEL BAHASA PENGANTAR PADA SEKOLAH YANG MEMILIKI PROGRAM IMERSI DI SURAKARTA Hepy Adityarini Nur Hidayat Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta JL. A. Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Surakarta 57102 Telp. 0271-717417, Fax. 0271-715448 Abstract: The status of English as an International language has made English practitioners question the appropriateness native speakers’ variety as the model in English teaching. The current study is aimed to describe the attitudes of the teachers in schools with immersion program in Surakarta towards three varieties: American English (AmE), British English (BrE) dan Indonesian English (IndE) and to investigate the teachers’ perception on variety that is appropriate as the language instruction in the class. The attitudes in this study were investigated through four categories: speed, pronunciation, delivery and content. The data in the research were collected through questioners and interview. Before the teachers filled in the questionnaires, they were asked to listen to the recorded varieties: AmE, BrE, and IndE respectively. There were 24 respondents teaching at Junior High School and Senior High School level. The twenty four teachers can be divided into 2 groups: 12 teachers teaching natural science and 12 teachers teaching social science. The results of the study shows there is level of preferences with IndE the first, BrE the second, AmE the third. According to the teachers of immersion class—based on the four categories investigated—the speed of IndE is the easiest to follow, the pronunciation of IndE is the clearest of all, the delivery of IndE is the most interesting, and the content of IndE is the easiest to understand from the four categories investigated in IndE variety, the pronunciation has the most positive response from the teachers. On the other hand, in two other varieties, AmE and BrE, the most positive response is found in the delivery category, with BrE the first and AmE the last. Variety AmE has negative response in speed and content category. It means, according to the teachers teaching immersion class, the speed of AmE is relatively hard to follow and its content is relatively hard to understand. Meanwhile, in the question of the appropriate variety as the model of language instruction, 91,67% of the teachers choose IndE as the most appropriate model. The judgments of this decision are in line with the positive responses shown in the measurement of the four categories previously mentioned. However, some respondents choose IndE because it is considered as the most familiar one, the easiest to imitate, and easiest to use as a mean to deliver the material. Both native speaker varieties— AmE dan BrE—are chosen because of their appropriateness in pronunciation. The findings of the current study have implications for teaching English in Indonesia in which IndE can be used as a model of language instruction in the class. Keywords: attitude, immersion and english varieties. Pendahuluan pengajaran bahasa Inggris mempertanyakan keabsahan native speaker sebagai model acuan Keberadaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengajaran bahasa Inggris. Ada beberapa alasan internasional membuat para praktisi di bidang yang mendukung sikap keragu-raguan para 120
  • 2. Hepy Adityarini dan Nur Hidayat, Sikap para Guru terhadap Pilihan Variasi... 121 praktisi tersebut. Pertama, dari segi fisiologis, dikaitkan secara khusus pada faktor eksternal pemerolehan aksen seperti penutur asli amatlah (misalnya, suatu daerah geografis atau suatu tidak realistis (Thornbury, 2005). Kedua, Raja- kelompok sosial). durai (2002) menuturkan bahwa ‘native speaker’ Kebanyakan penelitian tersebut menggu- atau penutur asli tidaklah selamanya diinginkan nakan matched-guise teknik yang diperkenalkan dan dianggap paling mudah dipahami. Di negara- oleh Lambert, Hodgson, Gardner, dan Fillenbaum negara seperti Malaysia dan India, pengajaran (1960). Teknik ini menggunakan rekaman suara bahasa Inggris di kelas sudah menggunakan sebagai stimuli. Untuk mengevaluasi rekaman bahasa Inggris lokal yang dianggap lebih realistis suara biasanya peneliti akan menggunakan dan lebih mudah ditiru para siswanya. Ketiga, di semantic differential rating yang dikembangkan dalam konteks internasional kita akan lebih sering oleh Ajzen dan Fishbein (1980). Para responden berhadapan dengan mereka yang bukan penutur biasanya diminta untuk mengevaluasi rekaman asli mengingat populasi penutur asli lebih sedikit suara berdasarkan sepasang kata sifat yang dibanding dengan yang bukan penutur asli diletakkan pada 7 skala grafik misalnya positif – (Graddol 1999). Keempat, pemilihan terhadap negatif, baik-buruk, menyenangkan-tidak menye- dua model yang disebutkan terdahulu (RP) dan nangkan. (GA) sebagai ‘standard English’ tidaklah berdasar Beberapa faktor yang dianggap dapat karena belum ada pengakuan formal di dunia mempengaruhi para responden dalam menge- internasional (Kachru 1992). Selain itu kedua valuasi variasi bahasa Inggris telah diteliti. Teufel model tersebut hanya dipakai oleh sebagian kecil (1995) meneliti apakah tingkat kekentalan aksen, orang. Kelima, menurut McKay (2003) English jenis kelamin suara orang yang direkam dan jenis as International Language (EIL) tidak mengacu kelamin para responden dapat mempengaruhi pada budaya manapun sehingga amatlah tidak sikap para responden. Dengan memfokuskan pada tepat jika ‘penutur asli’ masih digunakan sebagai Arab subyek Al-Kahtany (1995) tertarik untuk model. meneliti apakah faktor motivasi, profisiensi, Berangkat dari permasalahan tersebut umur, jurusan akademik, dan status menikah maka perlu diadakan penelitian tentang sikap guru mempengaruhi sikap para subyek terhadap 3 maupun siswa terhadap variasi bahasa Inggris variasi bahasa Inggris yang diteliti. Sementara itu, yang ada sebab hal tersebut penting dalam dalam penelitian yang dilakukan oleh Gibb (1998) perencanaan dan pengajaran bahasa (El-Dash dan terhadap sekelompok professional dan mahasiswa Busnardo 2001). Adapun sikap yang dimaksud di Korea mengindikasikan bahwa pekerjaan yang dalam penelitian ini mengacu pada aliran ‘men- ditekuni tidak mempengaruhi sikap para res- talist’ yang berpendapat bahwa sikap adalah ponden. Hasil penelitian tersebut juga menun- “reaksi evaluatif terhadap beberapa referen atau jukan adanya ketertarikan para subyek terhadap objek sikap yang dibuat berdasarkan kepercayaan American English karena anggapan bahwa atau opini perorangan tentang referen tersebut” Amerika adalah negara yang perekonomiannya (Gardner 1985: 9). kuat dan memiliki fasilitas yang berteknologi Penelitian seputar sikap terhadap variasi canggih. Hasil penelitian yang dilakukan oleh bahasa Inggris telah banyak dilakukan. Yang di- Timmis (2002) dan McKay (2003) menunjukkan maksud variasi dalam penelitian ini sejalan bahwa pandangan para guru tentang ‘native dengan definisi Wardaugh (1986:22) yang menga- speaker’ sebagai model di kelas menjadi bahasa takan bahwa variasi adalah “serangkaian kom- Inggris lokal. ponen linguistik atau pola ujaran manusia Mengingat sekarang pemerintah sedang (misalnya, bunyi, kata, tata bahasa) yang dapat menggalakkan program immersi yang meng-
  • 3. 122 Varia Pendidikan, Vol. 19, No. 2, Desember 2007 gunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar Sekolah Menengah Atas. Keduapuluhempat guru di kelas maka perlu ada penelitian lanjutan guna terbagi menjadi dua kelompok: 12 mengajar ilmu mengetahui seberapa sensitifkah para guru akan alam dan 12 mengajar ilmu sosial. Adapun sikap pentingnya mengadopsi model yang tepat. yang dikaji dalam studi ini dilihat dari 4 kategori: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kecepatan, pengucapan, penyampaian, dan isi. sikap para guru kelas program immersi se- Data yang diperoleh dari kuesioner yang berupa Surakarta terhadap keberterimaaan tiga variasi jawaban masing-masing guru diberi skor angka. bahasa Inggris: American English (AmE), British Berdasarkan pada skor tersebut peneliti mencari English (BrE) dan Indonesian English (IndE) dan skor rata-rata untuk tiap kategori dan tiap variasi untuk mengetahui variasi bahasa Inggris manakah yang diteliti. Jika rata-rata skor mencapai 4 dan yang dinilai tepat sebagai model bahasa pengantar 5 berarti dapat dikatakan bahwa sikap para guru di kelas yang menerapkan program immersi positif, jika rata-rata skor mencapai 3 berarti sikap tersebut. Menurut Met (1993), imersi adalah guru netral, sedangkan rata-rata skor dibawah tiga metode penggunaan bahasa asing sebagai bahasa menunjukkan sikap guru negatif terhadap variasi pengantar untuk mengajarkan kurikulum sekolah tertentu. Data yang diperoleh dari bagian terakhir reguler. kuesioner kemudian ditindaklanjuti dengan interview untuk menggali lebih dalam alasan- Metode alasan yang diberikan oleh guru dalam memilih variasi bahasa Inggris tertentu. Pengumpulan data dalam studi ini dila- kukan lewat kuesioner dan interview. Sebelum Hasil dan Pembahasan responden mengisi kuesioner mereka diharuskan mendengarkan 3 rekaman suara variasi bahasa Pembahasan sikap guru dalam penelitian Inggris yang diteliti dengan urutan; AmE, BrE, ini dibagi menjadi 3 bagian: berdasarkan 4 dan IndE. Ada 24 responden yang berpartisipasi kategori, berdasarkan bidang ilmu, berdasarkan dalam penelitian ini. 12 orang merupakan guru tingkat sekolah, dan alasan memilih variasi imersi di tingkat Sekolah Menengah Pertama tertentu sebagai model bahasa pengantar dikelas sedangkan sisanya adalah guru imersi di tingkat imersi. 5 R ATA ATA SIK G U AP UR 4 3 SKO R -R 2 1 AmE BrE IndE VARIASI BAHASA INGGRIS Kecepatan Pengucapan (Pelafalan) Penyampaian (Intonasi, tekanan dan Irama) Isi Gambar 1. Sikap Guru Program Imersi terhadap Variasi Bahasa Inggris Ditinjau dari 4 Kategori: Kecepatan, Pengucapan, Penyampaian, dan Isi
  • 4. Hepy Adityarini dan Nur Hidayat, Sikap para Guru terhadap Pilihan Variasi... 123 Keberterimaan tiga variasi dalam studi ini masih dianggap positif mengingat skor tersebut dilihat dari dari 4 kategori :kecepatan, pengu- masih berada diatas 4. Lain halnya dengan variasi capan, penyampaian, dan isi. Berikut adalah sikap AmE dan BrE dimana skor tertinggi ada pada para guru program imersi terhadap variasi bahasa kategori penyampaian, untuk variasi IndE skor Inggris berdasarkan 4 kategori.(Gambar 1). yang tertinggi ada pada kategori pengucapan Axis horizontal menunjukkan sikap guru (pelafalan). Ini berarti sikap para guru imersi yang terhadap 3 variasi bahasa Inggris (AmE, BrE, dan paling positif ada pada kategori pengucapan IndE) dilihat dari segi kecepatan, pengucapan, (pelafalan). penyampaian dan isi. Axis vertikal menunjukkan Untuk kedua variasi AmE dan BrE sama- skor rata-rata sikap guru. sama mendapatkan skor terendah dalam kategori Dilihat dari trend, sikap guru terhadap kecepatan yakni kurang dari 3. Namun skor yang keberterimaan tiga variasi (AmE, BrE, IndE) diperoleh BrE sedikit lebih tinggi dari pada yang ditinjau dari 4 kategori : kecepatan, pengucapan, diperoleh AmE. Dari hasil ini dapat dikatakan penyampaian, dan isi yang paling positif ada pada sikap guru imersi terhadap kecepatan kedua variasi IndE. Hal ini ditunjukkan dengan adanya variasi tersebut cukup negatif. perbedaan yang signifikan pada IndE dengan Untuk variasi AmE ada dua kategori, AmE dan BrE. Dimana IndE memperoleh skor kecepatan dan isi, yang mendapat tanggapan tertinggi yakni mendekati 5 sedangkan skor negatif mengingat kedua kategori tersebut terendah diperoleh AmE dengan skor sedikit memiliki skor rata-rata kurang dari 3. Sedangkan diatas 3. untuk variasi BrE hanya kategori kecepatan yang Dari 4 kategori yang diteliti maka segi dinilai negatif karena skor rata-ratanya kurang penyampaianlah yang mendapat tanggapan paling dari 3. positif pada variasi AmE dan BrE. Hal ini Untuk mendapatkan data ini, kuesioner ditunjukkan dengan skor tertinggi yang diperoleh yang sudah diisi dikelompokkan menjadi dua pada kategori penyampaian. Namun, pada variasi bidang ilmu: ilmu alam dan ilmu sosial. Kelom- IndE justru kategori penyampaianlah yang pok bidang ilmu alam adalah guru-guru yang skornya paling rendah diantara 4 kategori yang mengampu mata pelajaran matematika, fisika, diteliti. Meskipun demikian sikap guru imersi biologi dan kimia. Sedangkan ilmu sosial adalah 5 K R A A A A IK P U U S O R T -R T S A G R 4 3 2 1 e y ma n e y ma n e y ma n eea n egc pn eea n egc pn eea n egc pn i i i Is Is Is P n a p ia P n a p ia P n a p ia K c p ta Pnuaa K c p ta Pnuaa K c p ta Pnuaa SOSIAL ALAM AmE BrE IndE Gambar 2. Sikap Guru Program Imersi terhadap Variasi Bahasa Inggris Ditinjau dari Bidang Ilmu
  • 5. 124 Varia Pendidikan, Vol. 19, No. 2, Desember 2007 mata pelajaran ekonomi, geografi dan sejarah. Untuk kelompok guru ilmu sosial skor terendah Setelah itu dicari skor rata-rata untuk setiap ada pada kategori kecepatan sedangkan kelompok kategori untuk setiap variasi bahasa Inggris yang guru ilmu alam skor terendah ada pada kategori diteliti. (Gambar 2) isi. Kelompok guru ilmu sosial juga memiliki Axis horizontal menunjukkan sikap guru sikap yang lebih positif dibandingkan dengan terhadap 3 variasi bahasa Inggris (AmE, BrE, dan kelompok guru ilmu alam dalam 2 kategori yakni IndE) dilihat dari kategori kecepatan, pengu- pengucapan (pelafalan) dan penyampaian capan, penyampaian dan isi. Axis vertikal menun- (intonasi, tekanan, irama). Ini ditunjukkan dengan jukkan skor rata-rata sikap guru. skor yang lebih tinggi yang diberikan kelompok Berdasarkan trend, guru program imersi guru ilmu sosial pada kedua kategori tersebut. yang mengajar pelajaran ilmu alam dan ilmu Khusus untuk kategori kecepatan sikap guru ilmu sosial memiliki sikap yang paling positif terhadap alam sedikit lebih positif dibandingkan dengan variasi IndE. Hal ini ditunjukkan dengan skor sikap guru ilmu sosial. Hal ini dapat dilihat dari tertinggi yang diperoleh IndE pada 4 kategori skor rata-rata yang diberikan guru yang yang diteliti: kecepatan, pengucapan, penyam- mengampu ilmu sosial adalah kurang dari 3.Dari paian, dan isi. Secara umum tidak terdapat per- segi isi sikap guru dikedua kelompok relative bedaan yang signifikan antara sikap guru yang netral karena nilai rata-rata yang diberikan pada mengampu ilmu sosial dengan sikap guru yang kategori ini ada di kisaran 3. mengampu ilmu alam. Untuk variasi IndE, skor tertinggi yang Untuk variasi AmE, baik guru yang diberikan kedua kelompok guru bidang ilmu ada mengampu ilmu sosial maupun ilmu alam pada kategori pengucapan dengan nilai mendekati memiliki sikap yang negatif terhadap kecepatan 5. Ini artinya kedua kelompok guru bidang ilmu AmE. Hal ini ditunjukkan dengan skor terendah sama-sama menganggap pengucapan IndE yang yang diberikan kedua kelompok guru pada terbaik dari keempat kategori yang diteliti. Tidak kategori kecepatan pada variasi AmE. Sedangkan seperti variasi BrE dan AmE dimana kategori skor yang tertinggi diberikan pada kategori kecepatan mendapat skor terendah, pada variasi penyampaian dengan rata-rata diatas 3. Ini berarti IndE skor tertinggi kedua justru ada pada kategori sikap kedua kelompok guru terhadap cara kecepatan. Berbanding terbalik dengan kedua penyampaian AmE dapat dinilai positif. Dari segi variasi sebelumnya, AmE dan BrE mendapat skor isi, AmE juga direspon negatif oleh para guru. tertinggi pada kategori penyampaian. Pada IndE Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang yang justru kategori penyampaian yang mendapat skor diberikan guru untuk kategori isi kurang dari 3. terendah. Namun demikian jika dilihat dari Untuk variasi BrE, skor tertinggi yang besarnya nilai, nilai rata-rata yang diperoleh IndE diberikan kedua kelompok guru tersebut ada pada pada kategori penyampaian masih tergolong kategori penyampaian. Hanya sikap guru yang tinggi karena skornya lebih dari 4. Ini berarti mengampu pelajaran sosial sedikit lebih positif meskipun skor yang diperoleh pada kategori dibanding sikap guru yang mengampu ilmu alam. kecepatan terendah sikap guru imersi pada Ini dapat dilihat dari skor yang diberikan guru kategori tersebut masih dapat digolongkan positif. yang mengampu ilmu sosial sedikit lebih tinggi Jika dilihat dari kedua kelompok bidang ilmu dari pada skor yang diberikan guru yang tersebut, maka terdapat perbedaaan sikap pada mengampu ilmu alam. Sedangkan untuk skor kategori penyampaian dan isi. Untuk kategori terendah terdapat perbedaan antara kelompok penyampaian kelompok guru ilmu alam memiliki guru yang mengampu ilmu sosial dengan sikap yang lebih positif daripada kelompok guru kelompok guru yang mengampu ilmu alam. ilmu sosial. Hal ini bisa dilihat dari skor yang
  • 6. Hepy Adityarini dan Nur Hidayat, Sikap para Guru terhadap Pilihan Variasi... 125 diberikan kelompok guru ilmu alam sedikit lebih diatas 3. Ini berarti guru SMA mempunyai sikap tinggi daripada skor yang diberikan kelompok yang lebih positif terhadap ketiga variasi daripada guru ilmu sosial. Sedangkan pada kategori isi guru SMP. kelompok guru ilmu sosial yang memiliki sikap Sementara itu dalam kelompok guru SMA yang lebih positif daripada kelompok guru ilmu sendiri, diantara ketiga variasi bahasa Inggris alam. Hal ini bisa dilihat dari skor yang diberikan yang diteliti maka ditemukan adanya peringkat. kelompok guru ilmu sosial sedikit lebih tinggi Untuk peringkat yang pertama ditempati oleh daripada skor yang diberikan kelompok guru ilmu IndE, kedua BrE, dan yang terakhir AmE dengan alam. perbedaan skor rata-rata antara BrE dan AmE Untuk mendapatkan data ini, kuesioner tidak begitu signifikan. Karena rata-rata IndE yang sudah diisi dikelompokkan menjadi dua mendekati nilai maksimal 5 maka dapat dikatakan tingakat sekolah: Sekolah Menengah Pertama dan bahwa dalam kelompok guru SMA sikap yang Sekolah Menengah Atas. Setelah itu dicari skor paling positif ditunjukkan pada variasi IndE. rata-rata untuk setiap kategori. Baru kemudian Serupa dengan kelompok guru SMA, dicari skor rata-rata gabungan dari keempat dalam kelompok guru SMP juga ditemukan kategori yang dievaluasi. Kemudian diban- adanya peringkat dengan urutan yang sama yakni dingkan skor rata-rata gabungan tadi diban- IndE kesatu, BrE kedua dan AmE ketiga. Karena dingkan antara satu variasi dengan variasi yang rata-rata IndE mendekati nilai maksimal 5 maka lain. (Gambar 3). dapat dikatakan bahwa dalam kelompok guru Axis horizontal pada gambar 3 menun- SMA sikap yang paling positif ditunjukkan pada jukkan 3 macam variasi bahasa Inggris yang variasi IndE. Berbeda dengan kelompok guru dievaluasi sedangkan axis vertikal menunjukkan SMA dimana skor rata-rata untuk BrE hampir nilai rata-rata dari keempat aspek yang diteliti mendekati 4, untuk skor rata-rata guru SMP (kecepatan,pengucapan, penyampaian, isi). terhadap BrE relatif rendah yakni hanya berada Jika dilihat secara global maka skor rata- sedikit diatas 3.Berbeda dengan kelompok guru rata guru yang ada di SMA terhadap 3 variasi SMA dimana skor rata-rata untuk AmE berada bahasa Inggris tersebut lebih tinggi daripada yang diatas 3, untuk skor rata-rata guru SMP terhadap diberikan guru SMP dan juga skor rata-rata selalu AmE relatif rendah yakni berada dibawah 3. Ini 5 SKOR RATA-RATA SIKAP GURU 4 3 2 1 AmE BrE IndE SMA VARIASI BAHASA INGGRIS SMP Gambar 3. Sikap Guru Program Imersi terhadap Variasi Bahasa Inggris Ditinjau dari Tingkat Sekolah
  • 7. 126 Varia Pendidikan, Vol. 19, No. 2, Desember 2007 berarti dari ketiga variasi yang diteliti, sikap guru bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kelas SMP yang paling negatif ada pada variasi AmE. imersi. Untuk menjawab pertanyaan ini, data dari Untuk AmE dipilih karena dianggap pertanyaan kuesioner no 13 ditabulasi dan memiliki pengucapan yang benar. Dari interview ditransfer dalam bentuk tabel. Untuk kepentingan - dengan guru yang memilih rekaman no 1 (AmE) validasi data sebelumnya maka jawaban dari terungkap bahwa guru tersebut mengetahui pertanyaan no 14 di kuesioner dan respon dari rekaman no 1 adalah native speaker (penutur asli) interview dianalisis. yang dianggap lebih cocok untuk ditiru Dari tabel yang ada di atas dapat dilihat pengucapannya. bahwa hanya ada 4, 17 % pemilih yang memilih Berbeda dengan BrE dan AmE, untuk BrE AmE. Demikian pula, untuk BrE hanya ada 4, 17 ada dua alasan yang mendasari pilihan tersebut: % pemilih yang menggangap BrE layak dijadikan kesan formal dan pengucapan yang benar. Dalam model bahasa pengantar dikelas imersi. Dilihat interview ternyata yang dimaksud formal disini dari jumlah presentasi di kedua variasi tersebut adalah bahasa yang resmi dan resmi disini identik maka dapat dikatakan bahwa variasi native dengan contoh yang baik dan sopan. Dengan kata speaker yakni AmE dan BrE kurang begitu lain, guru dapat memberikan contoh yang baik diminati oleh para guru yang mengajar dikelas kepada muridnya dengan mengajarkan bentuk imersi. bahasa yang sopan dan pantas ditiru. Dilain pihak variasi lokal (IndE) mendapat Dari kedua variasi tersebut dapat dilihat respon yang luar biasa mengingat 91,67% para bahwa masih ada guru yang berpendapat bahwa guru program imersi memilih variasi IndE sebagai model bahasa pengantar di kelas seharusnya model yang paling tepat sebagai bahasa pengantar seperti native speaker (penutur asli) karena kedua di kelas imersi. Jika dibandingkan antara variasi tersebut identik dengan pengucapan yang prosentase yang diperoleh variasi native speaker benar dan tepat. (AmE dan BrE) dengan variasi lokal IndE maka Di lain pihak, variasi IndE ternyata banyak terdapat perbedaan yang signifikan. Ini berarti mendapat tanggapan yang positif. Dari kuesioner keberterimaan para guru imersi terhadap variasi yang dkumpulkan, mayoritas memiliki jawaban lokal (IndE) amatlah besar. yang hampir sama yakni menganggap rekaman Untuk mengetahui sikap para guru imersi no 3 (IndE) memiliki kecepatan yang mudah lebih jauh berikut adalah tabel yang menunjukkan diikuti, pengucapan yang jelas, cara penyampain alasan mengapa para guru memilih 1 variasi yang menarik dan isi yang mudah dipahami. Se- Tabel 1 Pilihan Guru Program Imersi terhadap Variasi yang Dianggap Tepat sebagai Model Bahasa Pengantar
  • 8. Hepy Adityarini dan Nur Hidayat, Sikap para Guru terhadap Pilihan Variasi... 127 Tabel 2. Alasan Pemilihan Variasi Bahasa Inggris tertentu sebagai Model Variasi Bahasa Inggris Alasan Memilih yang Dipilih AmE (American English) - pengucapan benar BrE (British English) - berkesan formal - pengucapannya benar dan tepat IndE (Indonesian English) - ditinjau dari 4 kategori (kecepatan, pengucapan, penyampaian, dan isi) bagus - lebih familier - murid-murid akan lebih paham - lebih mudah menyampaikan materi dangkan dari interview - ada 3 alasan yang men- IndE) maka dapat dilihat adanya peringkat tingkat dukung. Pertama, rekaman no 3 dianggap yang kesukaan: IndE di peringkat pertama, BrE di paling familier. Yang dimaksud familier disini peringkat kedua, dan AmE di peringkat ketiga. adalah variasi yang paling akrab ditelinga para Selain itu, dari pertanyaan tentang variasi mana guru dan juga biasa dipakai dalam kehidupan yang tepat untuk dijadikan model bahasa sehari-hari. Dengan demikian, para guru akan pengantar, mayoritas para guru ternyata memilih lebih mudah untuk menyampaikan materi karena IndE. Pilihan yang mereka berikan kebanyakan model tersebut lebih mudah untuk diikuti. Alasan sejalan dengan sikap positif yang ditunjukkan ini juga mendukung alasan yang ketiga yakni pada pengukuran 4 kategori, kecepatan, pengu- mudahnya murid-murid dalam memahami materi capan, penyampaian, dan isi, yang dievaluasi. karena model tersebut juga akrab di telinga mere- Dengan kata lain, diantara ketiga variasi yang ka. Alasan yang keempat adalah memudahkan diteliti, menurut para guru yang mengajar imersi guru untuk menyampaikan materi ke siswa. kecepatan IndE yang paling mudah diikuti, Dengan model seperti rekaman no 3 para guru pengucapan IndE adalah yang paling jelas, merasa tidak terbebani dan bisa menjadi diri penyampaian IndE yang paling menarik, dan sendiri karena yang terpenting dalam kelas imersi ditinjau dari segi isi IndE yang paling mudah adalah materi yang tersampaikan bukan penyam- dimengerti. paian bahasa Inggrisnya itu sendiri. Kedua variasi bahasa Inggris yang meng- Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa gunakan aksen penutur asli (native speaker) yakni sudah ada pergeseran norma dari variasi native AmE dan BrE direspon paling positif dalam kate- speaker ke variasi lokal di kalangan guru yang gori penyampaian. Artinya, para guru program mengajar kelas imersi. Meskipun memang masih imersi mengganggap cara penyampaian AmE dan ada yang mengidolakan native speaker sebagai BrE relatif menarik. Hanya dari kedua variasi model walau jumlahnya sedikit. tersebut variasi BrE dianggap realtif lebih mena- rik dibandingkan AmE. Variasi AmE mendapat Simpulan respon negatif dalam kategori kecepatan dan isi. Ini berarti, menurut para guru kelas imersi, Berdasarkan dari nilai rata-rata yang kecepatan AmE relatif tidak mudah diikuti dan diperoleh oleh ketiga variasi (AmE, BrE, dan dari segi isi relatif tidak mudah untuk dimengerti.
  • 9. 128 Varia Pendidikan, Vol. 19, No. 2, Desember 2007 Sebaliknya, untuk variasi IndE kategori yang memiliki implikasi terhadap pengajaran pronun- direspon paling positif adalah pengucapan. ciation (pengucapan) dalam mata pelajaran Dengan kata lain dalam variasi IndE, aspek yang bahasa Inggris karena dengan demikian guru paling menonjol adalah pengucapan (pelafalan). bahasa Inggris dapat lebih memperkenalkan IndE Jika ditinjau dari bidang ilmu, maka tidak sebagai model bahasa pengantar dikelas. Jika terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara IndE dapat diterima secara luas maka hal tersebut guru yang mengajar ilmu sosial dengan guru yang juga akan meningkatkan rasa percaya diri guru- mengajar ilmu alam pada empat kategori yang guru yang mengajar di kelas imersi mengingat diteliti. Baik guru ilmu alam maupun guru ilmu variasi yang digunakan adalah variasi lokal sosial menunjukkan peringkat kesukaan yang mereka sendiri. Penelitian ini memiliki implikasi sama: IndE pertama, BrE kedua, dan AmE yang yang penting dalam bidang pengajaran bahasa terakhir. Inggris terutama untuk memilih model yang tepat Ditinjau dari tingkat sekolah juga tidak digunakan sebagai bahasa pengantar di kelas yang terdapat perbedaan yang signifikan. Para guru menerapkan program imersi. Mengingat mayo- yang mengajar kelas imersi baik di tingkat Seko- ritas guru memiliki sikap yang paling positif dari lah Menengah Pertama maupun di tingkat Seko- ketiga variasi yang diteliti, maka ada harapan lah Menengah Atas memiliki peringkat kesukaan untuk mensosialisasikan IndE sebagai model yang sama: IndE yang pertama, BrE yang kedua, bahasa pengantar di sekolah–sekolah. dan AmE yang terakhir. Dari segi pengucapan, IndE juga direspon Penelitian ini memiliki implikasi yang positif oleh para guru program imersi. Hal ini penting dalam bidang pengajaran bahasa Inggris memiliki implikasi terhadap pengajaran pronun- terutama untuk memilih model yang tepat diguna- ciation (pengucapan) dalam mata pelajaran kan sebagai bahasa pengantar di kelas yang mene- bahasa Inggris karena dengan demikian guru rapkan program imersi. Mengingat mayoritas bahasa Inggris dapat lebih memperkenalkan IndE guru memiliki sikap yang paling positif dari keti- sebagai model bahasa pengantar dikelas. Jika ga variasi yang diteliti, maka ada harapan untuk IndE dapat diterima secara luas maka hal tersebut mensosialisasikan IndE sebagai model bahasa juga akan meningkatkan rasa percaya diri guru- pengantar di sekolah–sekolah. guru yang mengajar di kelas imersi mengingat Dari segi pengucapan, IndE juga direspon variasi yang digunakan adalah variasi lokal positif oleh para guru program imersi. Hal ini mereka sendiri. Daftar Pustaka Ajzen, L. & Fishbein, M. 1980. Understanding attitudes and predicting social behavior, New Jersey: Prentice Hall. Al-Kahtany, A.H. 1995. Dialectical ethnographic ‘Cleansing’: ESL students’ attitudes towards three varieties of English’, Language Communication, 15, 2, hal.165-80 El-Dash, L.G. & Busnardo, J. 2001. ‘Brazilian attitudes toward English:dimensions of status and solidarity,’ International journal of Applied Linguistics, 1,1, hal.57-74. Gardner, R.C. 1985. Social psychology and second language learning: The role of attitude and motivation.London: Edward Arnold.
  • 10. Hepy Adityarini dan Nur Hidayat, Sikap para Guru terhadap Pilihan Variasi... 129 Gibb, M. 1998, A comparative study of attitudes towards varieties of English held by professionals and tertiary levels students in Korea, Unpublished thesis. University of Surrey. Diakses tanggal 22 Oktober 2004 dari http://www.surrey.ac.uk/ ALRG/ dissertations/Gibb_M_1998.pdf. Graddol, D. 1999. ‘The decline of the native speaker,’ dalam D. Graddol, & U.H. Meinhof (editor), English in a changing world-L’anglais dans un monde changeant, The AILA review 13, Guildford, hal. 57-68. Kachru, B. B. 1992. Models for non-native Englishes dalam B.B Kachru (editor) The other tongue: English across cultures, Urbana & Chicago: University of Illenois Press, hal. 48-74. Lambert, W.E, R.C. Hodgson, R.C. Gardner, & S. Fillenbaum, 1960. ‘Evaluational reactions to spoken language,’Journal of abnormal and Social Psychology, 60, 44. McKay, S. L. 2003, ‘EIL Curriculum Development,’ RELC Journal, 34,1, hal. 31-47. Met, M. 1993. Learning Language through Content: Learning Content through Language. Foreign Language Annals 24, 281-95. Rajadurai, J. 2002. ’L2 Pronunciation: Sociolinguistic and Pedagogical Concerns,’ The English Teacher, 5,4, hal. 366-87. Diakses tanggal 14 Mei 2003 dari http://www.elt.eu.edu/articles/5_4/ Joanne_Rajaduarai_5.4_pdf. Teufel, G. 1995. ,’Language attitudes of Anglo-Australian high-school students towards German- accented English, ‘VIEW[z], 4, 2, 131-145. Diakses tanggal 22 Oktober 2004 dari http:// www.univie.ac.at/Anglistik/views /VIEW00_1.pdf. Thornbury, S. 2005. How to teach speaking. Edinburgh Gate: Pearson Education. Timmis, I. 2002. ‘Native speaker norms and International English: a classroom view,’ELT journal, 56, 3, hal.240-49. Wardaugh, R. 1990. An introduction to sociolinguistics. Oxford:Basil Blackwell.