SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 24
5/5/2015Meiriska Meiriska
Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(bphtb)
Perpajakan I
Perpajakan I
Dasar hukum
5/5/2015Meiriska
2
 UU Nomor 21 Tahun 1997
 UU Nomor 20 Tahun 2000
 UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
Pengertian Pasal 1
BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan
atau bangunan.
Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah perbuatan atau
perbuatan hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan
atau bangunan oleh orang pribadi atau badan.
Hak atas tanah dan atau bangunan adalah hak atas tanah termasuk hak
pengelolaan berserta bangunan diatasnya.
Sejarah bphtb
5/5/2015Meiriska
3
Pada masa lalu ada pungutan pajak dengan nama Bea Balik Nama
yang diatur dalam Ordonansi Bea Balik Nama (Staatsblad 1924
Nomor 291), dimana Bea Balik Nama ini dipungut atas perjanjian
pemindahan hak atas harta tetap yang ada di wilayah Indonesia,
termasuk peralihan harta karena hibah wasiat yang ditinggalkan
oleh orang-orang yang bertempat tinggal terakhir di Indonesia.
Sejak ada UU tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria tahun
1960, Bea Balik Nama atas harta tetap berupa hak atas tanah tidak
dipungut lagi, dan sebagai penggantinya diadakan pungutan pajak
dengan nama Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Prinsip-prinsip uu bphtb
5/5/2015Meiriska
4
Pemenuhan kewajiban BPHTB adalah berdasarkan self assesment, yaitu WP
menghitung dan membayar sendiri utang pajaknya.
Besarnya tarif sebesar 5% dari Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak
WP maupun pejabat-pejabat umum yang melanggar ketentuan atau tidak
melaksanakan kewajibannya, akan dikenakan sanksi menurut peraturan
perundang-undagan yang berlaku.
Hasil penerimaan BPHTB merupakan penerimaan negara yang sebagian besar
diserahkan kepada Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah
guna membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan dalam rangka
memantapkan otonomi daerah.
Semua pungutan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan di luar
ketentuan UU ini tidak diperkenankan.
Tanah merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bertempat tinggal, tempat
usaha dan sebagai alat investasi, sehingga wajib bagi setiap orang yang
memperoleh hak atas tanah untuk memberikan kontribusi kepada negara dengan
membayar BPHTB.
objek pajak (pasal 2)
5/5/2015Meiriska
5
1. Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
2. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan meliputi :
a. Pemindahan hak karena :
1. Jual beli
2. Tukar menukar
3. Hibah
4. Hibah wasiat
5. Waris
6. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya
7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan
8. Penunjukan pembeli dalam lelang
9. Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap
10. Penggabungan usaha
11. Peleburan usaha
12. Pemekaran usaha
13. Hadiah
b. Pemberian hak baru, karena
1. Kelanjutan pelepasan hak
2. Diluar pelepasan hak
Pengertian hak
5/5/2015Meiriska
6
1. Hak milik
Hak turun temurun, terkuat, dan terpenuh yang dapat dipunyai orang pribadi atau badan-badan
hukum tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Hak guna usaha
Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dalam jangka waktu
sebagaimana yang ditentukan oleh perundang-undangan yang berlaku.
3. Hak guna bangunan
Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya
sendiri dengan jangka waktu yang ditetapkan
4. Hak Pakai
Hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh
negara atau tanah milik orang lain yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan
dalam keputusan pemberiannya.
5. Hak milik atau satuan rumah susun
Hak milik atas satuan yang bersifat perseroangan dan terpisah meliputi hak atas bagian
bersama, benda bersama dan tanah bersama yang semuanya merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan.
6. Hak pengelolaan
Hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada
pemegang haknya antara lain berupa perencanaan peruntukan dan penggunaan tanah,
penggunaan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, penyerahan bagian-bagian dari
tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.
objek pajak yang tidak dikenakan bphtb (pasal 3)
5/5/2015Meiriska
7
1. Objek pajak yang diperoleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik
2. Objek pajak yang diperoleh negara untuk penyelenggaraan pemerintah dan
atau untuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum.
3. Objek pajak diperoleh badan atau perwakilan organisasi internasional uang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri dengan syarat tidak menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas badan atau perwakilan
organisasi tersebut.
4. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi atau badan karena konversi hak atau
karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama.
5. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi atau badan karena wakaf
6. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi atau badan yang digunakan untuk
kepentingan ibadah.
Objek pajak yang diperoleh karena waris, hibah wasiat dan pemberian
pengelolaan, pengenaan pajaknya diatur dengan peraturan pemerintah.
Subjek pajak (pasal 4)
5/5/2015Meiriska
8
1. Yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau badan
yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan
2. Subjek pajak sebagaimana dimaksud pada butir 1 yang
dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi Wajib Pajak
menurut UU ini.
Subjek pajak BPHTB sesuai dengan ketentuan tersebut menjadi
Wajib Pajak BPHTB apabila dikenakan kewajiban membayar
pajak.
Tarif bphtb (pasal 5)
5/5/2015Meiriska
9
Tarif Pajak ditetapkan 5%.
Tarif ini disebut tarif tunggal karena besarnya tarif hanya ada satu,
tetapi dapat juga disebut tarif proporsional / sebanding karena
besarnya pajak terutang akan naik atau turun secara proporsional
dengan naik atau turunya Nilai Objek Pajak Kena Pajak.
dasar pengenaan (pasal 6)
5/5/2015Meiriska
10
Dasar Pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak, dalam hal :
1. Jual beli adalah harga transaksi
2. Tukar menukar adalah nilai pasar
3. Hibah adalah nilai pasar
4. Hibah wasiat adalah nilai pasar
5. Waris adalah nilai pasar
6. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya adalah nilai pasar
7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah nilai pasar
8. Peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap
adalah nilai pasar
9. Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah nilai pasar
10. Pemberian hak baru atas tanah diluar pelepasan hak adalah nilai pasar
11. Penggabungan usaha adalah nilai pasar
12. Peleburan usaha adalah nilai pasar
13. Pemekaran usaha adalah nilai pasar
14. Hadiah adalah nilai pasar
15. Penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga transaksi yang tercantum dalam Risalah
Lelang.
Bila NPOP tidak diketahui atau NPOP lebih rendah dari NJOP PBB maka yang menjadi dasar
pengenaan adalah NJOP PBB.
Npop tkp (pasal 7)
5/5/2015Meiriska
11
Dasar :
 Peraturan Pemerintah Nomor 113 Tahun 2000 tanggal 1 Desember 2000
 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 516/KMK.04/2000 tanggal 14 Desember 2000
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.03/2008 tanggal 22 Februari 2008
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 14/PMK.03/2009 tanggal 05 Februari 2008
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional paling
banyak 60 juta kecuali dalam hal perolehan hak karena waris, atau hibah wasiat yang
diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedasrah dalam garis
keturunan lurus satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk
suami/istri, NPOP TKP ditetapkan secara regional paling banyak 300 juta.
NPOP TKP secara regional adalah penetapan nilai NPOP TKP untuk masing-masing
Kabupaten/Kota.
NPOP TKP dapat diubah dengan mempertim bangkan perkembangan perekonomian
regional
Npop tkp (PMK 33/2008)
5/5/2015Meiriska
12
a. Untuk perolehan hak karena waris , atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang
masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke
atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri,
ditetapkan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
b. Untuk perolehan hak Rumah Sederhana Sehat (RSH) sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 03/PERMEN/M/2007 tentang
Pengadaan Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi
Perumahan Melalui KPR bersubsidi, dan Rumah Susun Sederhana sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 7/PERMEN/M/2007
tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi
Perumahan Melalui KPR Sarusun Bersubsidi, ditetapkan sebesar Rp49.000.000,00
(empat puluh sembilan juta rupiah)
c. Untuk perolehan hak baru melalui program pemerintah yang diterima pelaku usaha
kecil atau mikro dalam rangka Program Peningkatan Sertifikasi Tanah untuk
Memperkuat Penjaminan Kredit bagi Usaha Mikro dan Kecil, ditetapkan sebesar
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
Npop tkp (PMK 33/2008) - LANJUTAN
5/5/2015Meiriska
13
d. Untuk perolehan hak selain perolehan hak sebagaimana dimaksud pada huruf
a, huruf b, dan huruf c, ditetapkan paling banyak Rp60.000.000,00 (enam
puluh juta rupiah)
e. Dalam hal NPOPTKP yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf d
lebih besar daripada NPOPTKP yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada
huruf b, maka NPOPTKP untuk perolehan hak sebagaimana dimaksud pada
huruf b ditetapkan sama dengan NPOPTKP sebagaimana ditetapkan pada
huruf d
f. Dalam hal NPOPTKP yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf d
lebih besar daripada NPOPTKP yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada
huruf c, maka NPOPTKP untuk perolehan hak sebagaimana dimaksud pada
huruf c ditetapkan sama dengan NPOPTKP sebagaimana ditetapkan pada
huruf d.
Npop tkp (PMK 14/2009)
5/5/2015Meiriska
14
Dalam PMK No. 14/PMK.03/2009 yang diubah hanya point b, menjadi sebesar Rp
55.000.000
b. Untuk perolehan hak Rumah Sederhana Sehat (RSH) sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 03/PERMEN/M/2007 tentang
Pengadaan Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi
Perumahan Melalui KPR bersubsidi, dan Rumah Susun Sederhana sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor
7/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman Dengan
Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR Sarusun Bersubsidi, ditetapkan
sebesar Rp55.000.000,00 (lima puluh lima juta rupiah)
Keputusan ini mulai berlaku pada April 2009.
Saat terutangnya pajak(pasal 9 ayat 1)
5/5/2015Meiriska
15
Saat terutangnya pajak adalah :
1. Jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
2. Tukar menukar adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
3. Hibah adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
4. Waris adalah sejak tanggal ybs mendaftarkan peralihan haknya ke kantor pertanahan
5. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta
6. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta
7. Lelang adalah sejak tanggal penujukan pemenang lelang
8. Putusan hakim adalah sejak tanggal putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap
9. Hibah wasiat adalah sejak tanggal ybs mendaftarkan peralihan haknya ke kantor pertanahan
10. Pemberian hak baru diluar pelepasan hak atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak
adalah sejak tanggal ditandatangani dan diterbitkannya surat keputusan pemberian hak
11. Pemberian hak baru diluar pelepasan hak adalah sejak tanggal ditandatangani dan diterbitkannya
surat keputusan pemberian hak
12. Penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
13. Peleburan saha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
14. Pemekaran usaha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
15. Hadiah adalah Penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
Perhitungan bphtb
5/5/2015Meiriska
16
Untuk mengetahui besarnya BPHTB, beberapa unsur yang harus diketahui adalah :
Tarif
Dasar pengenaan / NPOP
NPOP TKP
Cara perhitungan :
Mengalikan tarif pajak dengan Nilai Perolehan Pajak Kena Pajak (NPOPKP)
Dimana NPOPKP = NPOP - NPOPTKP
BPHTB terutang = Tarif x (NPOP – NPOPTKP)
Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP) = xxxxxx
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOP TKP) = xxxxxx
Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak (NPOP KP) = xxxxxx
Pajak terhutang = Tarif X NPOP KP = xxxxxx
Bphtb atas waris dan hibah wasiat
5/5/2015Meiriska
17
 BPHTB terutang karena waris dan hibah wasiat sebesar : 50 % dari yang
seharusnya terutang.
 Saat terutang pajak adalah sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkan
peralihan haknya ke Kantor Pertanahan
 Dasar pengenaan (NPOP) adalah nilai pasar pada saat pendaftaran hak.
 Apabila NPOP lebih kecil dari NJOP PBB maka yang menjadi dasar
pengenaan adalah NJOP PBB
 Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOTKP) terdiri dari 2
jenis :
a. Maksimum Rp 300 juta terhadap waris dan juga terhadap hibah wasiat
sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas dan satu derajat
ke bawah dengan pemberi hibah wasiat termasuk suami/istri.
b. Maksimum Rp 60 juta terhadap penerima hibah wasiat selain dari yang
diatas, yang diterima oleh orang pribadi yang masih dalam hubungan
keluarga
Bphtb atas pemberian hak pengelolaan
5/5/2015Meiriska
18
 Yang dimaksud dengan Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara
atas tanah yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada
pemegang haknya untuk merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah,
menggunakan tanah untuk keperluan tugasnya, menyerahkan bagian-bagian
tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerjasama dengan pihak ketiga.
 Besarnya BPHTB karena Hak Pengelolaan adalah :
a. 0% dari BPHTB yang seharusnya terutang bila penerima Hak Pengelolaan
adalah Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah
Propinsi/Kabupaten/Kota, Lembaga Pemerintah Lain dan Perum Perumnas
b. 50% dari BPHTB yang seharusnya terutang untuk selain yang diatas.
c. Saat terutang Pajak yaitu sejak tanggal ditandatangani dan diterbitkannya
keputusan pemberian Hak Pengelolaan
d. Dasar pengenaan ( NPOP) adalah Nilai Pasar
e. Apabila Nilai Pasar lebih kecil dari NJOP PBB maka yang dipakai adalah
NJOP-PBB.
Tata cara pembayaran (pasal 10)
5/5/2015Meiriska
19
Pembayaran tidak mendasarkan kepada adanya Surat Ketetapan Pajak,
tetapi berdasarkan self assesment system.
BPHTB Dibayar dengan menggunakan Surat Setoran Bea ( SSB )
BPHTB ke Kas Negara melalui Bank/Kantor Pos atau Tempat
Pembayaran lain yang ditunjuk
SSB juga berfungsi sebagai SPOP dan sekaligus digunakan untuk
melaporkan data perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
Kewajiban Bayar pada saat :
1. Dibuat dan ditandatanganinya Akta
2. Pendaftaran Hak untuk Waris dan Hibah Wasiat
3. Ditunjuknya pemenang Lelang
4. Ditandatanganinya SK Pemberian Hak dalam hal pemberian Hak Baru
5. Putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap
Apabila pajak yang terutang tidak dilunasai sesuai ketentuan, maka akan
ditagih dengan Surat Tagihan BPHTB atau SKP BPHTB
Pembagian hasil bphtb
5/5/2015Meiriska
20
20% untuk Pemerintah Pusat
80% untuk Pemerintah Daerah yang bersangkutan
Bagian Pemerintah Pusat dibagikan lagi secara merata kepada
seluruh pemerintah kabupaten / kotamadya
Hasil penerimaan Pemerintah Daerah dibagi sbb :
20% untuk Pemerintah Propinsi
80% untuk Pemerintah Kabupaten/Kotamadya
Ketentuan peralihan bphtb
5/5/2015Meiriska
21
Sejak berlakunya UU No 28 Tahun 2009 mulai 1 Januari 2009,
maka PBB (pajak bumi dan bangunan) dan BPHTB (bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan) yang selama ini merupakan wilayah
pajak pusat (walaupun hasilnya diberikan ke daerah) dialihkan
menjadi Pajak Daerah (PDRD).
Namun dalam pelaksaannya akan dilakukan secara bertahap yaitu
PBB mulai 2014 dan BPHTB mulai 2011. Hal ini diatur di Pasal
182 UU No. 28 Tahun 2009.
Proses pengalihan diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan dan
Menteri Dalam Negeri.
Cara penentuan npop dan NPOP TKP
5/5/2015Meiriska
22
Dasar NPOP :
Harga transaksi
Nilai Pasar
Harga Transaksi dalam Risalah Lelang
Jika NPOP :
Tidak diketahui, maka NPOP = NJOP PBB
Lebih kecil dari NJOP PBB, maka NPOP = NJOP PBB
NPOP karena lelang = harga transaksi dalam risalah lelang.
NPOP TKP :
Umum : Maksimal Rp 60 juta (ditetapkan regional setiap Dati – II)
Waris/hibah wasiat (umum - bukan keluarga sedarah) = Maksimal Rp 60 juta
(ditetapkan regional setiap Dati – II)
Waris/hibah wasiat (khusus - hubungan keluarga sedarah satu tingkat ke atas /
kebawah, termasuk suami istri : maksimal 300 juta (ditetapkan regional setiap
Dati-II)
Cara perhitungan
5/5/2015Meiriska
23
BPHTB (umum) = 5% X (NPOP – NPOP TKP)
BPHTB karena waris / hibah wasiat (umum) =
50% X 5% X (NPOP – NPOP TKP)  NPOP TKP maksimal 60 juta
BPHTB karena waris / hibah wasiat (khusus) =
50% X 5% X (NPOP – NPOP TKP)  NPOP TKP maksimal 300 juta
BPHTB karena pemberian hak pengelolaan :
1. Kepada Departemen, lembaga non Departemen, Pemda Propinsi, Pemda
Kabupaten / Kotamadya, lembaga Pemerintahan dan Perum Perumnas
0% X 5% X (NPOP – NPOP TKP)  NPOP TKP maksimal 60 juta
2. Kepada selain point 1 diatas
50% X 5% X (NPOP – NPOP TKP)  NPOP TKP maksimal 60 juta
soal
5/5/2015Meiriska
24
Hitunglah besarnya BPHTB :
1. Ali membeli sebidang tanah seharga Rp 48.000.000
2. Budi membeli sebidang tanah seharga Rp 120.000.000 dengan NJOP PBB Rp
100.000.000
3. Cici membeli sebidang tanah seharga Rp 175.000.000, tanah tersebut dikenakan PBB
dengan NJOP Rp 200.000.000
4. Didin membeli tanah melalui lelang dengan harga transaksi Rp 220.000.000, NJOP
PBB Rp 300.000.000
5. Edi mendapat warisan sebidang tanah dari pamannya dengan nilai pasar Rp
300.000.000, dan NJOP PBB diketahu Rp 330.000.000
6. Fitri mendapat warisan sebidang tanah dari suaminya dengan nilai pasar Rp
400.000.000 dan NJOP PBB Rp 380.000.000
7. Gugun mendapat warisan sebidang tanah dari ayah kandungnya. Harga pasar tanah
tersebut Rp 360.000.000 dengan NJOP PBB Rp 350.000.000
8. Yayasan Kasih mendapat hibah wasiat dari Bapak Hadi sebidang tanah, nilai pasarnya
Rp 500.000.000, NJOP PBB Rp 460.000.000
9. Perum Perumnas mendapat hak pengelolaan 200 ha tanah dari Pemerintah dengan
NJOP tanah sebesar Rp 1,5 milyar
10. PT. Domino mendapat hak pengelolaan 250 Ha tanah dari Pemerintah dengan NJOP
tanah tersebut Rp 2,2 milyar.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in BahasaPajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in BahasaYesica Adicondro
 
Pajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumPajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumDharaniKassapa
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Asep suryadi
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitaskaromah95
 
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskal
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskalDaftar Undeductible Expenses biaya fiskal
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskalYABES HULU
 
Akuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilanAkuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilansellyhood
 
Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6Maiya Maiya
 
akuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungutakuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungutAsep suryadi
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publikAjeng Pipit
 
laporan keuangan konsolidasi
laporan keuangan konsolidasilaporan keuangan konsolidasi
laporan keuangan konsolidasiRendra Safa'at
 
Aset Tetap PSAK 16 Kelompok 7 .pptx
Aset Tetap PSAK 16 Kelompok 7 .pptxAset Tetap PSAK 16 Kelompok 7 .pptx
Aset Tetap PSAK 16 Kelompok 7 .pptxSIMONFATINASA
 
Kel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajakKel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajakanisa93
 
PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI
PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI
PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI Riki Ardoni
 
Kewajiban dan Ekuitas Dana
Kewajiban dan Ekuitas DanaKewajiban dan Ekuitas Dana
Kewajiban dan Ekuitas DanaIndah Agustina
 
Bab v laba per saham rtf
Bab v laba per saham rtfBab v laba per saham rtf
Bab v laba per saham rtfWelly Tjoe
 
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...Universitas Pakuan
 

Was ist angesagt? (20)

Pph badan
Pph badanPph badan
Pph badan
 
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in BahasaPajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) in Bahasa
 
Pajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumPajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan Umum
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitas
 
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskal
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskalDaftar Undeductible Expenses biaya fiskal
Daftar Undeductible Expenses biaya fiskal
 
Akuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilanAkuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilan
 
Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6
 
Pelaporan Keuangan Publik
Pelaporan Keuangan PublikPelaporan Keuangan Publik
Pelaporan Keuangan Publik
 
akuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungutakuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungut
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publik
 
laporan keuangan konsolidasi
laporan keuangan konsolidasilaporan keuangan konsolidasi
laporan keuangan konsolidasi
 
Aset Tetap PSAK 16 Kelompok 7 .pptx
Aset Tetap PSAK 16 Kelompok 7 .pptxAset Tetap PSAK 16 Kelompok 7 .pptx
Aset Tetap PSAK 16 Kelompok 7 .pptx
 
Kel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajakKel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajak
 
Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22
 
PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI
PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI
PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI
 
Kewajiban dan Ekuitas Dana
Kewajiban dan Ekuitas DanaKewajiban dan Ekuitas Dana
Kewajiban dan Ekuitas Dana
 
Bab v laba per saham rtf
Bab v laba per saham rtfBab v laba per saham rtf
Bab v laba per saham rtf
 
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
 
Keuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahKeuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerah
 

Ähnlich wie Pertemuan 11 pajak

Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)Bbe Mee
 
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea MateraiMakalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea MateraiUniversitas Muhammadiyah Gresik
 
Tugas pajak bphtb
Tugas pajak bphtbTugas pajak bphtb
Tugas pajak bphtbibeth_rtk
 
Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan BangunanPajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan BangunanAbu Tholib
 
15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx
15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx
15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptxdaniameida
 
PRESENTASI AHDB KEL1.pptx
PRESENTASI AHDB KEL1.pptxPRESENTASI AHDB KEL1.pptx
PRESENTASI AHDB KEL1.pptxIcha257332
 
PP 34 TAHUN 2016 ::::: TENTANG PAJAK PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TAN...
PP 34 TAHUN 2016 ::::: TENTANG PAJAK PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TAN...PP 34 TAHUN 2016 ::::: TENTANG PAJAK PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TAN...
PP 34 TAHUN 2016 ::::: TENTANG PAJAK PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TAN...Roko Subagya
 
Pp 35 th97 ttg bphtb utk hibah wasiat
Pp 35 th97 ttg bphtb utk hibah wasiatPp 35 th97 ttg bphtb utk hibah wasiat
Pp 35 th97 ttg bphtb utk hibah wasiatJimmy Agung Silitonga
 
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNANBEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNANDwi Paris Caesar
 

Ähnlich wie Pertemuan 11 pajak (20)

Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
 
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea MateraiMakalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
 
Tugas pajak bphtb
Tugas pajak bphtbTugas pajak bphtb
Tugas pajak bphtb
 
Uu 21 1997
Uu 21 1997Uu 21 1997
Uu 21 1997
 
UU 21 1997
UU 21 1997UU 21 1997
UU 21 1997
 
Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan BangunanPajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan
 
Bphtb present
Bphtb presentBphtb present
Bphtb present
 
UU 20 2000
UU 20 2000UU 20 2000
UU 20 2000
 
15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx
15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx
15. PPT PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.pptx
 
Materi_BPHTB.pptx
Materi_BPHTB.pptxMateri_BPHTB.pptx
Materi_BPHTB.pptx
 
Uu 20 2000
Uu 20 2000Uu 20 2000
Uu 20 2000
 
Pengertian BPHTB
Pengertian BPHTBPengertian BPHTB
Pengertian BPHTB
 
PRESENTASI AHDB KEL1.pptx
PRESENTASI AHDB KEL1.pptxPRESENTASI AHDB KEL1.pptx
PRESENTASI AHDB KEL1.pptx
 
PP 34 TAHUN 2016 ::::: TENTANG PAJAK PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TAN...
PP 34 TAHUN 2016 ::::: TENTANG PAJAK PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TAN...PP 34 TAHUN 2016 ::::: TENTANG PAJAK PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TAN...
PP 34 TAHUN 2016 ::::: TENTANG PAJAK PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TAN...
 
Resume bphtb
Resume bphtbResume bphtb
Resume bphtb
 
Pp 35 th97 ttg bphtb utk hibah wasiat
Pp 35 th97 ttg bphtb utk hibah wasiatPp 35 th97 ttg bphtb utk hibah wasiat
Pp 35 th97 ttg bphtb utk hibah wasiat
 
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNANBEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
 
bphtb-new.pdf
bphtb-new.pdfbphtb-new.pdf
bphtb-new.pdf
 
Bab 1 dan 2
Bab 1 dan 2Bab 1 dan 2
Bab 1 dan 2
 
Pertemuan 9 & 10 pajak
Pertemuan 9 & 10 pajakPertemuan 9 & 10 pajak
Pertemuan 9 & 10 pajak
 

Mehr von Defina Sulastiningtiyas (20)

Employee satisfaction survey
Employee satisfaction surveyEmployee satisfaction survey
Employee satisfaction survey
 
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
 
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir) Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
 
The competency development process
The competency development processThe competency development process
The competency development process
 
Haki (hak atas kekayaan intelektual)
Haki (hak atas kekayaan intelektual)Haki (hak atas kekayaan intelektual)
Haki (hak atas kekayaan intelektual)
 
Pengertian sengketa ekonomi
Pengertian sengketa ekonomiPengertian sengketa ekonomi
Pengertian sengketa ekonomi
 
Soal linear equation
Soal linear equationSoal linear equation
Soal linear equation
 
Pertemuan 13&14 pjk
Pertemuan 13&14 pjkPertemuan 13&14 pjk
Pertemuan 13&14 pjk
 
Pertemuan 12 pjk
Pertemuan 12 pjkPertemuan 12 pjk
Pertemuan 12 pjk
 
Pertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajakPertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajak
 
Epd week 2
Epd week 2Epd week 2
Epd week 2
 
Johariwindowdiagram
JohariwindowdiagramJohariwindowdiagram
Johariwindowdiagram
 
Epd week 12
Epd week 12Epd week 12
Epd week 12
 
Epd week 11
Epd week 11Epd week 11
Epd week 11
 
Epd week 9
Epd week 9Epd week 9
Epd week 9
 
Epd week 6
Epd week 6Epd week 6
Epd week 6
 
Epd week 5
Epd week 5Epd week 5
Epd week 5
 
Epd week 4
Epd week 4Epd week 4
Epd week 4
 
Epd week 3
Epd week 3Epd week 3
Epd week 3
 
Epd week 7
Epd week 7Epd week 7
Epd week 7
 

Kürzlich hochgeladen

Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSriHandayani820917
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisGallynDityaManggala
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptpebipebriyantimdpl
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121tubagus30
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5SubhiMunir3
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianHALIABUTRA1
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanHakamNiazi
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 

Pertemuan 11 pajak

  • 1. 5/5/2015Meiriska Meiriska Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (bphtb) Perpajakan I Perpajakan I
  • 2. Dasar hukum 5/5/2015Meiriska 2  UU Nomor 21 Tahun 1997  UU Nomor 20 Tahun 2000  UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pengertian Pasal 1 BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah perbuatan atau perbuatan hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan. Hak atas tanah dan atau bangunan adalah hak atas tanah termasuk hak pengelolaan berserta bangunan diatasnya.
  • 3. Sejarah bphtb 5/5/2015Meiriska 3 Pada masa lalu ada pungutan pajak dengan nama Bea Balik Nama yang diatur dalam Ordonansi Bea Balik Nama (Staatsblad 1924 Nomor 291), dimana Bea Balik Nama ini dipungut atas perjanjian pemindahan hak atas harta tetap yang ada di wilayah Indonesia, termasuk peralihan harta karena hibah wasiat yang ditinggalkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal terakhir di Indonesia. Sejak ada UU tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria tahun 1960, Bea Balik Nama atas harta tetap berupa hak atas tanah tidak dipungut lagi, dan sebagai penggantinya diadakan pungutan pajak dengan nama Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
  • 4. Prinsip-prinsip uu bphtb 5/5/2015Meiriska 4 Pemenuhan kewajiban BPHTB adalah berdasarkan self assesment, yaitu WP menghitung dan membayar sendiri utang pajaknya. Besarnya tarif sebesar 5% dari Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak WP maupun pejabat-pejabat umum yang melanggar ketentuan atau tidak melaksanakan kewajibannya, akan dikenakan sanksi menurut peraturan perundang-undagan yang berlaku. Hasil penerimaan BPHTB merupakan penerimaan negara yang sebagian besar diserahkan kepada Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah guna membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan dalam rangka memantapkan otonomi daerah. Semua pungutan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan di luar ketentuan UU ini tidak diperkenankan. Tanah merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bertempat tinggal, tempat usaha dan sebagai alat investasi, sehingga wajib bagi setiap orang yang memperoleh hak atas tanah untuk memberikan kontribusi kepada negara dengan membayar BPHTB.
  • 5. objek pajak (pasal 2) 5/5/2015Meiriska 5 1. Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. 2. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan meliputi : a. Pemindahan hak karena : 1. Jual beli 2. Tukar menukar 3. Hibah 4. Hibah wasiat 5. Waris 6. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya 7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan 8. Penunjukan pembeli dalam lelang 9. Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap 10. Penggabungan usaha 11. Peleburan usaha 12. Pemekaran usaha 13. Hadiah b. Pemberian hak baru, karena 1. Kelanjutan pelepasan hak 2. Diluar pelepasan hak
  • 6. Pengertian hak 5/5/2015Meiriska 6 1. Hak milik Hak turun temurun, terkuat, dan terpenuh yang dapat dipunyai orang pribadi atau badan-badan hukum tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. 2. Hak guna usaha Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dalam jangka waktu sebagaimana yang ditentukan oleh perundang-undangan yang berlaku. 3. Hak guna bangunan Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu yang ditetapkan 4. Hak Pakai Hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya. 5. Hak milik atau satuan rumah susun Hak milik atas satuan yang bersifat perseroangan dan terpisah meliputi hak atas bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama yang semuanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan. 6. Hak pengelolaan Hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya antara lain berupa perencanaan peruntukan dan penggunaan tanah, penggunaan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, penyerahan bagian-bagian dari tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.
  • 7. objek pajak yang tidak dikenakan bphtb (pasal 3) 5/5/2015Meiriska 7 1. Objek pajak yang diperoleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik 2. Objek pajak yang diperoleh negara untuk penyelenggaraan pemerintah dan atau untuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum. 3. Objek pajak diperoleh badan atau perwakilan organisasi internasional uang ditetapkan dengan Keputusan Menteri dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut. 4. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi atau badan karena konversi hak atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama. 5. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi atau badan karena wakaf 6. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi atau badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah. Objek pajak yang diperoleh karena waris, hibah wasiat dan pemberian pengelolaan, pengenaan pajaknya diatur dengan peraturan pemerintah.
  • 8. Subjek pajak (pasal 4) 5/5/2015Meiriska 8 1. Yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan 2. Subjek pajak sebagaimana dimaksud pada butir 1 yang dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi Wajib Pajak menurut UU ini. Subjek pajak BPHTB sesuai dengan ketentuan tersebut menjadi Wajib Pajak BPHTB apabila dikenakan kewajiban membayar pajak.
  • 9. Tarif bphtb (pasal 5) 5/5/2015Meiriska 9 Tarif Pajak ditetapkan 5%. Tarif ini disebut tarif tunggal karena besarnya tarif hanya ada satu, tetapi dapat juga disebut tarif proporsional / sebanding karena besarnya pajak terutang akan naik atau turun secara proporsional dengan naik atau turunya Nilai Objek Pajak Kena Pajak.
  • 10. dasar pengenaan (pasal 6) 5/5/2015Meiriska 10 Dasar Pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak, dalam hal : 1. Jual beli adalah harga transaksi 2. Tukar menukar adalah nilai pasar 3. Hibah adalah nilai pasar 4. Hibah wasiat adalah nilai pasar 5. Waris adalah nilai pasar 6. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya adalah nilai pasar 7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah nilai pasar 8. Peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah nilai pasar 9. Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah nilai pasar 10. Pemberian hak baru atas tanah diluar pelepasan hak adalah nilai pasar 11. Penggabungan usaha adalah nilai pasar 12. Peleburan usaha adalah nilai pasar 13. Pemekaran usaha adalah nilai pasar 14. Hadiah adalah nilai pasar 15. Penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga transaksi yang tercantum dalam Risalah Lelang. Bila NPOP tidak diketahui atau NPOP lebih rendah dari NJOP PBB maka yang menjadi dasar pengenaan adalah NJOP PBB.
  • 11. Npop tkp (pasal 7) 5/5/2015Meiriska 11 Dasar :  Peraturan Pemerintah Nomor 113 Tahun 2000 tanggal 1 Desember 2000  Keputusan Menteri Keuangan Nomor 516/KMK.04/2000 tanggal 14 Desember 2000  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.03/2008 tanggal 22 Februari 2008  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 14/PMK.03/2009 tanggal 05 Februari 2008 Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional paling banyak 60 juta kecuali dalam hal perolehan hak karena waris, atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedasrah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, NPOP TKP ditetapkan secara regional paling banyak 300 juta. NPOP TKP secara regional adalah penetapan nilai NPOP TKP untuk masing-masing Kabupaten/Kota. NPOP TKP dapat diubah dengan mempertim bangkan perkembangan perekonomian regional
  • 12. Npop tkp (PMK 33/2008) 5/5/2015Meiriska 12 a. Untuk perolehan hak karena waris , atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, ditetapkan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) b. Untuk perolehan hak Rumah Sederhana Sehat (RSH) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 03/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR bersubsidi, dan Rumah Susun Sederhana sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 7/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR Sarusun Bersubsidi, ditetapkan sebesar Rp49.000.000,00 (empat puluh sembilan juta rupiah) c. Untuk perolehan hak baru melalui program pemerintah yang diterima pelaku usaha kecil atau mikro dalam rangka Program Peningkatan Sertifikasi Tanah untuk Memperkuat Penjaminan Kredit bagi Usaha Mikro dan Kecil, ditetapkan sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
  • 13. Npop tkp (PMK 33/2008) - LANJUTAN 5/5/2015Meiriska 13 d. Untuk perolehan hak selain perolehan hak sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, ditetapkan paling banyak Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) e. Dalam hal NPOPTKP yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf d lebih besar daripada NPOPTKP yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka NPOPTKP untuk perolehan hak sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan sama dengan NPOPTKP sebagaimana ditetapkan pada huruf d f. Dalam hal NPOPTKP yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf d lebih besar daripada NPOPTKP yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf c, maka NPOPTKP untuk perolehan hak sebagaimana dimaksud pada huruf c ditetapkan sama dengan NPOPTKP sebagaimana ditetapkan pada huruf d.
  • 14. Npop tkp (PMK 14/2009) 5/5/2015Meiriska 14 Dalam PMK No. 14/PMK.03/2009 yang diubah hanya point b, menjadi sebesar Rp 55.000.000 b. Untuk perolehan hak Rumah Sederhana Sehat (RSH) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 03/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR bersubsidi, dan Rumah Susun Sederhana sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 7/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR Sarusun Bersubsidi, ditetapkan sebesar Rp55.000.000,00 (lima puluh lima juta rupiah) Keputusan ini mulai berlaku pada April 2009.
  • 15. Saat terutangnya pajak(pasal 9 ayat 1) 5/5/2015Meiriska 15 Saat terutangnya pajak adalah : 1. Jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta 2. Tukar menukar adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta 3. Hibah adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta 4. Waris adalah sejak tanggal ybs mendaftarkan peralihan haknya ke kantor pertanahan 5. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta 6. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta 7. Lelang adalah sejak tanggal penujukan pemenang lelang 8. Putusan hakim adalah sejak tanggal putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap 9. Hibah wasiat adalah sejak tanggal ybs mendaftarkan peralihan haknya ke kantor pertanahan 10. Pemberian hak baru diluar pelepasan hak atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah sejak tanggal ditandatangani dan diterbitkannya surat keputusan pemberian hak 11. Pemberian hak baru diluar pelepasan hak adalah sejak tanggal ditandatangani dan diterbitkannya surat keputusan pemberian hak 12. Penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta 13. Peleburan saha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta 14. Pemekaran usaha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta 15. Hadiah adalah Penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
  • 16. Perhitungan bphtb 5/5/2015Meiriska 16 Untuk mengetahui besarnya BPHTB, beberapa unsur yang harus diketahui adalah : Tarif Dasar pengenaan / NPOP NPOP TKP Cara perhitungan : Mengalikan tarif pajak dengan Nilai Perolehan Pajak Kena Pajak (NPOPKP) Dimana NPOPKP = NPOP - NPOPTKP BPHTB terutang = Tarif x (NPOP – NPOPTKP) Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP) = xxxxxx Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOP TKP) = xxxxxx Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak (NPOP KP) = xxxxxx Pajak terhutang = Tarif X NPOP KP = xxxxxx
  • 17. Bphtb atas waris dan hibah wasiat 5/5/2015Meiriska 17  BPHTB terutang karena waris dan hibah wasiat sebesar : 50 % dari yang seharusnya terutang.  Saat terutang pajak adalah sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkan peralihan haknya ke Kantor Pertanahan  Dasar pengenaan (NPOP) adalah nilai pasar pada saat pendaftaran hak.  Apabila NPOP lebih kecil dari NJOP PBB maka yang menjadi dasar pengenaan adalah NJOP PBB  Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOTKP) terdiri dari 2 jenis : a. Maksimum Rp 300 juta terhadap waris dan juga terhadap hibah wasiat sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas dan satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat termasuk suami/istri. b. Maksimum Rp 60 juta terhadap penerima hibah wasiat selain dari yang diatas, yang diterima oleh orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga
  • 18. Bphtb atas pemberian hak pengelolaan 5/5/2015Meiriska 18  Yang dimaksud dengan Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara atas tanah yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya untuk merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah, menggunakan tanah untuk keperluan tugasnya, menyerahkan bagian-bagian tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerjasama dengan pihak ketiga.  Besarnya BPHTB karena Hak Pengelolaan adalah : a. 0% dari BPHTB yang seharusnya terutang bila penerima Hak Pengelolaan adalah Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota, Lembaga Pemerintah Lain dan Perum Perumnas b. 50% dari BPHTB yang seharusnya terutang untuk selain yang diatas. c. Saat terutang Pajak yaitu sejak tanggal ditandatangani dan diterbitkannya keputusan pemberian Hak Pengelolaan d. Dasar pengenaan ( NPOP) adalah Nilai Pasar e. Apabila Nilai Pasar lebih kecil dari NJOP PBB maka yang dipakai adalah NJOP-PBB.
  • 19. Tata cara pembayaran (pasal 10) 5/5/2015Meiriska 19 Pembayaran tidak mendasarkan kepada adanya Surat Ketetapan Pajak, tetapi berdasarkan self assesment system. BPHTB Dibayar dengan menggunakan Surat Setoran Bea ( SSB ) BPHTB ke Kas Negara melalui Bank/Kantor Pos atau Tempat Pembayaran lain yang ditunjuk SSB juga berfungsi sebagai SPOP dan sekaligus digunakan untuk melaporkan data perolehan hak atas tanah dan atau bangunan Kewajiban Bayar pada saat : 1. Dibuat dan ditandatanganinya Akta 2. Pendaftaran Hak untuk Waris dan Hibah Wasiat 3. Ditunjuknya pemenang Lelang 4. Ditandatanganinya SK Pemberian Hak dalam hal pemberian Hak Baru 5. Putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap Apabila pajak yang terutang tidak dilunasai sesuai ketentuan, maka akan ditagih dengan Surat Tagihan BPHTB atau SKP BPHTB
  • 20. Pembagian hasil bphtb 5/5/2015Meiriska 20 20% untuk Pemerintah Pusat 80% untuk Pemerintah Daerah yang bersangkutan Bagian Pemerintah Pusat dibagikan lagi secara merata kepada seluruh pemerintah kabupaten / kotamadya Hasil penerimaan Pemerintah Daerah dibagi sbb : 20% untuk Pemerintah Propinsi 80% untuk Pemerintah Kabupaten/Kotamadya
  • 21. Ketentuan peralihan bphtb 5/5/2015Meiriska 21 Sejak berlakunya UU No 28 Tahun 2009 mulai 1 Januari 2009, maka PBB (pajak bumi dan bangunan) dan BPHTB (bea perolehan hak atas tanah dan bangunan) yang selama ini merupakan wilayah pajak pusat (walaupun hasilnya diberikan ke daerah) dialihkan menjadi Pajak Daerah (PDRD). Namun dalam pelaksaannya akan dilakukan secara bertahap yaitu PBB mulai 2014 dan BPHTB mulai 2011. Hal ini diatur di Pasal 182 UU No. 28 Tahun 2009. Proses pengalihan diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri.
  • 22. Cara penentuan npop dan NPOP TKP 5/5/2015Meiriska 22 Dasar NPOP : Harga transaksi Nilai Pasar Harga Transaksi dalam Risalah Lelang Jika NPOP : Tidak diketahui, maka NPOP = NJOP PBB Lebih kecil dari NJOP PBB, maka NPOP = NJOP PBB NPOP karena lelang = harga transaksi dalam risalah lelang. NPOP TKP : Umum : Maksimal Rp 60 juta (ditetapkan regional setiap Dati – II) Waris/hibah wasiat (umum - bukan keluarga sedarah) = Maksimal Rp 60 juta (ditetapkan regional setiap Dati – II) Waris/hibah wasiat (khusus - hubungan keluarga sedarah satu tingkat ke atas / kebawah, termasuk suami istri : maksimal 300 juta (ditetapkan regional setiap Dati-II)
  • 23. Cara perhitungan 5/5/2015Meiriska 23 BPHTB (umum) = 5% X (NPOP – NPOP TKP) BPHTB karena waris / hibah wasiat (umum) = 50% X 5% X (NPOP – NPOP TKP)  NPOP TKP maksimal 60 juta BPHTB karena waris / hibah wasiat (khusus) = 50% X 5% X (NPOP – NPOP TKP)  NPOP TKP maksimal 300 juta BPHTB karena pemberian hak pengelolaan : 1. Kepada Departemen, lembaga non Departemen, Pemda Propinsi, Pemda Kabupaten / Kotamadya, lembaga Pemerintahan dan Perum Perumnas 0% X 5% X (NPOP – NPOP TKP)  NPOP TKP maksimal 60 juta 2. Kepada selain point 1 diatas 50% X 5% X (NPOP – NPOP TKP)  NPOP TKP maksimal 60 juta
  • 24. soal 5/5/2015Meiriska 24 Hitunglah besarnya BPHTB : 1. Ali membeli sebidang tanah seharga Rp 48.000.000 2. Budi membeli sebidang tanah seharga Rp 120.000.000 dengan NJOP PBB Rp 100.000.000 3. Cici membeli sebidang tanah seharga Rp 175.000.000, tanah tersebut dikenakan PBB dengan NJOP Rp 200.000.000 4. Didin membeli tanah melalui lelang dengan harga transaksi Rp 220.000.000, NJOP PBB Rp 300.000.000 5. Edi mendapat warisan sebidang tanah dari pamannya dengan nilai pasar Rp 300.000.000, dan NJOP PBB diketahu Rp 330.000.000 6. Fitri mendapat warisan sebidang tanah dari suaminya dengan nilai pasar Rp 400.000.000 dan NJOP PBB Rp 380.000.000 7. Gugun mendapat warisan sebidang tanah dari ayah kandungnya. Harga pasar tanah tersebut Rp 360.000.000 dengan NJOP PBB Rp 350.000.000 8. Yayasan Kasih mendapat hibah wasiat dari Bapak Hadi sebidang tanah, nilai pasarnya Rp 500.000.000, NJOP PBB Rp 460.000.000 9. Perum Perumnas mendapat hak pengelolaan 200 ha tanah dari Pemerintah dengan NJOP tanah sebesar Rp 1,5 milyar 10. PT. Domino mendapat hak pengelolaan 250 Ha tanah dari Pemerintah dengan NJOP tanah tersebut Rp 2,2 milyar.