Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan motivasi siswa dalam belajar matematika seperti kesulitan pemahaman materi, kurangnya dukungan orang tua dan guru, serta lingkungan sekitar. Dokumen ini juga menyarankan beberapa upaya guru dan orang tua dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdf
Skripsi
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah suatu ilmu yang harus dipelajari seseorang karena sangat bermanfaat
bagi kehidupan, matematika juga sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di
sekolah, di rumah maupun di luar lingkungan sekolah.
Mata pelajaran matematika sering dianggap sulit oleh siswa baik SD, SMP, maupun
SMA, karena dalam materi matematika saling berkaitan antara satu materi dengan materi
yang lain, dalam hal ini anak dituntut untuk memahami semua materi matematika, hal
tersebut juga yang menyebabkan anak tidak suka dalam mempelajari matematika.
Dalam materi matematika banyak rumus yang saling berkaitan antara materi satu dengan
materi yang lainnya, hal ini menyebabkan anak tidak mau belajar matematika karena
banyaknya rumus yang harus dikuasai oleh siswa.
Bagi siswa yang kurang dalam minat dan motivasinya untuk mempelajari matematika
dapat menyebabkan siswa tidak suka pada pelajaran matematika. Karena minat dan
motivasi sangat berpegaruh pada proses dan hasil belajar siswa.
Dalam mempelajari matematika siswa tidak cukup hanya belajar di sekolah, di rumah
pun siswa harus lebih banyak berlatih untuk menyelesaikan soal-soal matematika, maka
peran orang tua disini sangat penting untuk mendukung anaknya agar lebih berminat dan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, agar siswa dapat menyukai pelajaran
matematika. Apabila orang tua tidak mendukung dan membimbing anaknya untuk
2. mempelajari matematika, maka tidak mungkin anak akan senang pada pelajaran
matematika.
Guru yang mengajar matematika itu sering dikenal siswa sebagai sosok yang pemarah,
galak dan mahal senyum. Jika seorang guru hanya bisa menimbulkan rasa takut pada
siswa, maka tidak mungkin siswanya akan menyukai pelajaran itu dan tidak mungkin
pula siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik pada akhirnya. Oleh sebab itu guru
matematika harus dapat menghilangkan vonis siswa terhadap guru matematika dengan
cara guru dapat memberikan motivasi dan dapat meningkatkan minat belajar siswa
terhadap matematika agar hasil akhir belajar siswa itu baik.
Dalam mempelajari matematika siswa seharusnya dibawa tenang, santai dan dapat
dihubungkan dengan lingkungan sekitar agar materi yang disampaikan bisa diterima
siswa dengan baik. Anggapan dari sebagian siswa mengatakan pelajaran matematika itu
membosankan dan monoton karena tidak bisa dihubungkan dengan lingkungan sekitar.
Teman yang baik akan menimbulkan dampak yang baik bagi anak, dan sebaliknya teman
yang kurang baik akan mengajak anak ke arah yang tidak baik. Orang tua harus bisa
memberikan arahan pada anak dalam memilih teman, agar anak bisa memilih teman yang
baik yang bisa memotivasi dan mengajak anak supaya rajin dan giat belajar. Karena
sering sekali terdengar bahwa anak yang tidak suka pada pelajaran matematika itu
disebabkan oleh temannya yang tidak suka belajar dan tidak suka matematika.
Faktor buku dalam belajar sangatlah penting, karena buku adalah guru bagi yang mau
belajar. Jika siswa belajar tanpa buku maka akan cepat hilanglah pelajaran yang telah
3. diberikan oleh guru. Apabila siswa tidak memiliki buku matematika maka tidak mungkin
siswa akan suka terhadap matematika.
Malas belajar sering sekali hinggap difikiran para pelajar karena faktor sulit, lelah, bosan
dan sebagainya. Kemalasan siswa dalam mempelajari matematika juga bisa disebabkan
karena sulit dan bingung dengan apa yang dijelaskan oleh guru serta bagaimana
mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari.
Cara mengajar seorang guru sangat mempengaruhi pada minat dan motivasi belajar
siswa. Dengan melakukan pembelajaran hanya di dalam kelas setiap harinya dan tidak
menghubungkan pelajaran dengan lingkungan sekitar akan menyebabkan kebosanan dan
tidak ada rasa semangat dalam diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
B. Identifikasi masalah
1. Sulit / rumit
2. Banyak rumus
3. Orang tua tidak mendukung anak untuk mempelajari matematika
4. Gurunya galak
5. Kurang motivasi
6. Pelajaran yang monoton
7. Ikut-ikutan teman
8. Tidak punya buku
4. 9. Malas belajar
10. Bosan
C. Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada
kajian permasalahan belajar siswa dalam mata pelajaran matematika terkait dengan
cara mengatasi malas dan cara meningkatkan motivasi belajar siswa.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana upaya guru agar dapat mengatasi masalah kemalasan siswa dalam
mata pelajaran matematika?
2. Bagaimana upaya guru agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
mempelajari matematika?
E. Tujuan penelitian
1. Mendeskripsikan upaya orang tua untuk mengatasi masalah kemalasan siswa
dalam mempelajari matematika
2. Mendeskripsikan upaya orang tua untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
mempelajari matematika
F. Manfaat penelitian
5. Memberikan informasi serta pengalaman bagi peneliti tentang cara mengatasi
kemalasan dan cara meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari
matematika.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Matematika
Matematika menurut Herman Hudojo merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau
menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur abstrak dan hubungan-hubungan
diantara hal-hal itu.
6. Secara etimologis matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan
bernalar.
Matematika adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang eksak yang diperoleh
dengan penalaran yang logis serta berhubungan dengan fakta-fakta kuantitatif dan
masalah-masalah tentang ruang dan bentuk.
2. Pengertian Malas Belajar
a) Malas
Malas menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah tidak mau
bekerja, segan, tidak bernafsu, atau dengan kata lain tidak memiliki kemauan
untuk terus berkembang dimasa mendatang.
Malas menurut Edy Zaqeus adalah keengganan seseorang untuk melakukan
sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan.
Maka dari dua pendapat di atas malas dapat diartikan sebagai tidak adanya
kemauan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang seharusnya
dikerjakan untuk terus berkembang dimasa depan.
b) Belajar
Definisi belajar menurut James O. Whittaker merupakan sebuah proses
dimana tingkah laku ditimbulkan melalui latihan atau pengalaman.
Thorndike mengemukakan bahwa belajar adalah usaha untuk membentuk
antara stimulus dan respon.
7. Maka dari dua pendapat di atas tentang definisi belajar adalah proses
perubahan tingkah laku dengan adanya pengalaman atau masalah yang harus
dipecahkan untuk membentuk respon yang baik.
Jadi definisi malas belajar adalah tidak adanya kemauan seseorang melakukan
suatu pekerjaan untuk merubah tingkah lakunya melalui pengalaman atau
pemecahan suatu masalah.
3. Sebab-sebab siswa malas belajar
1) Faktor intern (dari dalam diri sendiri)
a. Sedang sakit
Sakit dapat menyebabkan fisik dan saraf menjadi lemah sehingga
rangsangan yang diterima oleh inderanya tidak dapat diteruskan ke otak.
b. Kelelahan dalam beraktivitas
Kelelahan pada fisik anak bisa disebabkan oleh aktivitas berlebih yang
dilakukan anak, sehingga mengakibatkan kemalasan belajar pada anak.
2) Faktor ekstern
a. Faktor keluarga
Sikap orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya dapat
menyebabkan anak malas dan tidak berhasil dalam belajarnya. Begitu juga
sebaliknya, jika orang tua terlalu memanjakan anaknya sehingga tidak
menyuruh anaknya untuk belajar akan menyebabkan anak menjadi nakal
8. dan malas dalam belajar.
b. Faktor sekolah
Sekolah merupakan tempat belajar kedua setelah keluarga / orang tua.
Guru di sekolah harus bisa menggunakan metode yang tepat untuk
menarik siswa agar mau belajar. Jika seorang guru tidak memahami
metode mengajar yang baik maka akan menyebabkan siswa malas untuk
mengikuti pelajaran.
c. Faktor lingkungan
Lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Teman
yang dekat dengan anak bisa mempengaruhi potensi anak, jika temannya
tidak suka belajar maka anak bisa saja menjadi malas untuk belajar.
4. Pengertian Kurang Motivasi
Menurut Samsudin motivasi adalah suatu proses mempengaruhi atau mendorong
dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan
sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan
dengan maksud sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan
mempertahankan kehidupan.
Definisi lain tentang motivasi adalah sebagai kekuatan (energi) seseorang yang
dapat menimbulkan tingkat antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan,
baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari luar
individu.
9. Jadi motivasi adalah suatu perubahan energi seseorang yang timbul dari dalam
diri individuitu sendiri maupun dari luar individu yang dapat mempengaruhi atau
mendorong seseorang untuk mau melaksanakan sesuatu pekerjaan demi mencapai
tujuan yang diinginkannya.
5. Fungsi motivasi dalam pembelajaran
a. Motivasi berfungsi sebagai pendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan,
tanpa dorongan motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku
seseorang, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya
suatu pekerjaan.
6. Sifat-sifat motivasi
a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi
individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada
diluar perbuatan yang dilakukannya atau bisa disebut juga seseorang yang
mendapat dorongan dari luar diri individu.
10. Kedua motivasi diatas sangat penting bagi siswa dalam proses belajar karena
dengan motivasi dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
a. Cita-cita siswa
Dengan adanya cita-cita yang ingin dicapai maka akan memperkuat motivasi
belajar siswa.
b. Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan yang meliputi beberapa aspek
psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya ingatan, daya pikir, perhatian,
fantasi.
c. Kondisi siswa
Kondisi fisik maupun psikologis siswa sangat mempengaruhi motivasi
belajarnya. Jika kondisi fisik ataupun psikologisnya terganggu maka akan
mengurangi motivasi belajarnya.
d. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa.
Dengan kondisi lingkungan yang sehat dan baik maka akan lebih mudah
memperkuat semangat dan motivasi belajar siswa.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
11. Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya
dalam proses belajar mengajar tidak stabil, kadang kuat, kadang lemah dan
bahkan hilang sama sekali. Misalnya keadaan emosi siswa, situasi dalam
keluarga dan lain-lain.
f. Upaya guru dalam pembelajaran siswa
Upaya guru dalam pembelajaran siswa adalah cara guru menarik perhatian
siswa agar timbul motivasinya dalam belajar.
B. Hipotesis
1. Upaya guru untuk mengatasi masalah malas belajar pada siswa
antara lain :
1) Berikan model pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar kepada
siswa, seperti bentuk kompetisi nilai, pemberian penghargaan kepada siswa
yang juara, bentuk kooperatif, dan sebagainya.
2) Buatlah metode yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa jenuh
dalam mengikuti pembelajaran, seperti metode diskusi kelompok, pemberian
tugas, drill, dan sebagainya.
3) Perlu adanya media pembelajaran yang dapat mendukung siswa dalam
memahami materi matematika, seperti multimedia pembelajaran interaktif,
media alat peraga,media LKS, dan sebagainya.
12. 4) Terus memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat belajar dalam
bentuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi
yang sedang disampaikan.
5) Menyuruh siswa agar selalu belajar di rumah dan mengerjakan soal-soal yang
ada di modul sehingga materi akan lebih dikuasi oleh siswa.
2. Upaya guru meningkatkan motivasi belajar pada siswa
Seperti diketahui, motivasi belajar pada siswa tidak sama kuatnya. Pada siswa
yang motivasinya bersifat intrinsik, kemauan belajarnya lebih kuat dan tidak
tergantung pada faktor di luar dirinya. Sebaliknya dengan siswa yang motivasi
belajarnya bersifat ekstrinsik, kemauan untuk belajar sangat tergantung pada
kondisi di luar dirinya. Namun demikian, di dalam kenyataan motivasi ekstrinsik
inilah yang banyak terjadi, terutama pada anak-anak dan remaja.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa adalah sebagai berikut:
1) Mengoptimalkan Penerapan Prinsip-prinsip Belajar
Ada beberapa prinsip yang terkait dalam proses belajar, misalnya perhatian
siswa, keaktifan siswa, keterlibatan langsung siswa, materi pelajaran yang
merangsang, dan lain-lain. Agar motivasi belajar siswa meningkat, hendaknya
guru berusaha menciptakan situasi kelas yang kondusif, sehingga perhatian,
keterlibatan siswa, dan lain-lain yang termasuk prinsip balajar dapat berfungsi
secara optimal.
13. 2) Mengoptimalkan Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar maksudnya adalah unsur-unsur yang
keberadaannya dapat berubah-ubah, dari tidak ada menjadi ada, dari keadaan
lemah menjadi menguat. Unsur-unsur ini meliputi bahan mengajar dan upaya
pengadaannya, alat bantu mengajar dan upaya pengadaannya, suasana belajar
dan upaya pengembangannya, kondisi siswa dan upaya penyiapannya.
3) Mengoptimalkan Pemanfaatan
Pengalaman yang telah dimiliki siswa, siswa lebih senang mempelajari
materi pelajaran yang baru, apabila siswa mempunyai latar belakang untuk
mempelajari materi baru tersebut. Oleh karena itu, guru harus pandai memilih
contoh-contoh untuk menjelaskan suatu konsep baru, contoh-contoh ini
hendaknya banyak terdapat di lingkungan siswa.
4) Mengembangkan Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Setiap siswa mempunyai cita-cita dalam belajar. Namun tidak semua siswa
dapat mencapai kesuksesan tersebut. Kesuksesan biasanya dapat
meningkatkan aspirasi, dan kegagalan mengakibatkan aspirasi rendah. Untuk
meningkatkan aspirasi ini, hendaknya guru tidak menjadikan siswa selalu
gagal. Kegagalan yang berkepanjangan menyebabkan siswa menjadi tidak
bergairah dalam mencapai cita-citanya.
C. Kerangka Berfikir
Dalam mempelajari matematika harus dilakukan dengan serius dan terus menerus
14. agar ilmu yang didapat tidak mudah hilang karena materi matematika itu saling
berkaitan antara satu dengan yang lain. Bagi sebagian siswa SD kebanyakan
menyatakan tidak suka pada mata pelajaran matematika karena beberapa faktor.
Faktor siswa malas mempelajari matematika dan kurangnya motivasi untuk
mempelajari matematika sangat besar pengaruhnya bagi minat siswa menyukai
matematika.
Siswa malas belajar disebabkan beberapa faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern,
motivasi juga termasuk pada faktor intern. Kurangnya motivasi juga dapat disebabkan
oleh berapa faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern siswa itu sendiri. Maka untuk
mengatasi kedua masalah diatas diperlukan upaya guru dengan memberi motivasi
pada siswa agar mau dan senang dalam mempelajari matematika.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 6 SD Negeri
Alaswangi Menes dengan siswa sebanyak 10 orang, terdiri dari 4 siswa perempuan
dan 6 siswa laki-laki. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah cara
15. mengatasi malas dan cara meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika.
B. Tempat dan Waktu Penelitan
Tempat penelitian ini dilaksanakan di sekolah SDN Alaswangi 2 yang berada di desa
Alaswangi. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini pada bulan januari 2015.
Karena ingin mengetahui penyebab siswa malas dan kurang motivasi saat belajar
matematika.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.”
Dalam metode kualitatif ini, penulis mengumpulkan data dan informasi menggunakan
angket. Untuk keperluan penelitian tidak semua subyek mengisi angket tetapi hanya
siswa kelas 6 di SDN Alaswangi Menes.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
16. Penelitian dilaksanakan di SDN Alaswangi Menes dengan subjek penilitiannya adalah
siswa kelas 6 yang berjumlah 10 orang siswa. Penelitian ini diawali dengan
pembagian angket dan wawancara kepada para siswa yang diteliti yang berisi tentang
instrument penyebab siswa malas belajar, instrument penyebab siswa kurang motivasi
untuk belajar dan instrument penelitian upaya guru yang diinginkan siswa untuk
mengatasi masalah malas dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
1. Hasil Angket
Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada siswa kelas 6 SDN Alaswangi
Menes atas pernyataan tentang penyebab siswa malas dan kurang motivasi belajar
serta cara guru untuk mengatasi kedua masalah tersebut.
Hasil angket untuk instrument penilaian siswa malas belajar
NO. ALASAN MALAS BELAJAR BANYAK SISWA
MENJAWAB SS/S
1. Karena sedang sakit 9
2. Lelah (banyak beraktivitas) 10
3. Ada masalah di rumah 6
4. Sarana sekolah kurang memadai 9
5. Teman tidak belajar 7
6. Materinya tidak dipahami 9
7. Orang tua tidak menyuruh 8
8. Mendengar suara bising 8
9. Sedang asik bermain dengan teman 8
10. Membosankan 7
17. Hasil angket untuk instrument penilaian siswa kurang motivasi belajar
NO ALASAN KURANG MOTIVASI BELAJAR BANYAK SISWA
MENJAWAB SS/S
1. Tidak punya cita-cita 7
2. Pelajaran kurang menarik 8
3. Sedang sedih 7
4. Tidak memahami materi 9
5. Sedang bermain dengan teman 9
6. Tidak ada tugas 8
7. Orang tua tidak mengajak/menyuruh 9
8. Guru mengajarnya monoton 9
Hasil angket untuk instrument penilaian siswa terhadap upaya guru mengatasi
malas dan meningkatkan motivasi belajar siswa
NO. UPAYA GURU BANYAK SISWA
MENJAWAB SS/S
1. Menjelaskan manfaat materi 10
2. Menyampaikan tujuan mempelajari materi 9
3. Mengkaitkan dengan materi yang lalu 8
4. Menggunakan alat peraga 8
5. Menerapkan metode diskusi 10
6. Monoton dalam mengajar 0
7. Memberikan soal latihan untuk dikerjakan di
kelas
8
8. Siswa pandai menyampaikan hasil pekerjaan 3
18. 9. Membimbing siswa jika ada kesulitan 9
10. Memberikan tugas secara kelompok 10
11. Memberikan pekerjaan rumah 8
12. Bertanya pada siswa lain yang dianggap
mampu
9
13. Membantu siswa membahas soal yang belum
siswa pahami
9
14. Tidak menjawab pertanyaan siswa 2
15. Tidak memberi pujian atas hasil yang siswa
kerjakan
1
2. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa kelas 6 SDN Alaswangi Menes cara
mengatasi masalah malas dan cara membangkitkan/meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar matematika
1) Media, metode, dan alat peraga tergantung dari materi yang akan
disampaikan.
2) Menciptakan suasana humor.
3) Memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya.
4) Memberi kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan dan
mengerjakan soal.
5) Memberikan ulangan dan kuis.
6) Memberikan soal latihan (usaha yang paling banyak dilakukan oleh subjek I
dan subjek III), tugas, dan pekerjaan rumah.
19. 7) Memberikan kumpulan-kumpulan soal dan diadakan tambahan pelajaran di
luar jam (dilakukan oleh subjek III).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
20. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai bentuk usaha yang dilakukan
guru matematika untuk mengatasi malas dan membangkitkan motivasi belajar
matematika siswa SDN Alaswangi 2 Menes adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari materi.
2. Memperlihatkan kemajuan belajar.
3. Komunikasi.
4. Menggunakan alat peraga.
5. Menciptakan suasana humor.
6. Menerapkan metode diskusi kelompok.
7. Memberikan soal latihan.
8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaan.
9.
10. Memberi tugas kelompok dan pekerjaan rumah.
11. Memberikan kuis dan ulangan.
12. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan.
13. Memberi kesempatan bertanya di kelas ataupun diluar kelas pada orang yang
dianggap mampu.
14. Membimbing dalam membahas soal latihan, tugas, dan pekerjaan rumah.
15. Memberikan sanksi dan pujian.
16. Memberikan hadiah.
B. Saran
21. 1. Bagi guru, hendaknya lebih meningkatkan kualitas dan kreativitas dalam
pembelajaran matematika agar siswa tidak merasa bosan dan termotivasi saat
pembelajaran matematika.
2. Bagi sekolah, hendaknya lebih memperhatikan fasilitas yang digunakan pada
pembelajaran matematika dalam rangka memotivasi belajar siswa.