1. Doa Rosario & Penampakan Maria
SARASEHAN PENUTUPAN BULAN MARIA
WILAYAH VII PAROKI ST. IGNATIUS CIMAHI
** Fr. Lucius Sinurat OSC **
B anyak umat non-Katolik, termasuk juga umat Katolik mengira bahwa Doa Rosario adalah doa kepada Maria.
Sesungguhnya Doa Rosario adalah doa kepada Allah dengan perantaraan Kristus, dengan meneladani
intersession (bantuan doa) Bunda Maria. Ini berati dalam Doa Rosario, Bunda Maria menemani kita berdoa,
merenungkan peristiwa kelahiran, penderitaan, dan kemuliaan Putranya. Di titik inilah Doa Rosario
menuntuk suasana yang tenang agar misteri kehidupan Yesus dapat kita renungkan dengan
sepenuh hati. Bagi orang Katolik, manfaat Doa Rosario tidak pernah usang. Sangat ampuh untuk
pertahanan iman, mengalahkan kejahatan dan tipu daya setan. Masa? Sungguh tak mudah
dipahami, apalagi bagi orang Protestan.
Bagi kita, orang Katolik, Doa Rosario yang sangat sederhana (dan dapat didoakan oleh siapa saja,
bahkan oleh orang yang tidak dapat baca tulis sekalipun) itu merupakan suatu doa yang sangat
berkenan kepada Tuhan dan kepada Bunda Maria. Jadi, bila ingin memperoleh perlindungan dan
doa Bunda Maria serta Para Kudus di Surga, salah cara terindah yang berkenan kepada Tuhan dan Bunda Maria adalah
Doa Rosario. Ini keyakinan kita sebagai orang Katolik . Persoalannya adalah, sejak kapan Doa Rosario itu menjadi
sebuah doa seperti yang ada sekarang ini?
Doa devosional1 ini sebenarnya telah dilakukan selama berabad-abad, mulai dari jaman para rasul hingga kini. Namun
baru pada tahun 1214 Gereja mengakui Doa Rosario dalam bentuknya yang seperti sekarang. Doa ini pertama kali
dipersembahkan kepada Gereja oleh St. Dominikus. Menurut tradisi, ia mendaraskan doa “Perawan yang Terberkati”
ini untuk pertama kali sebagai kado pertobatan orang Albigensian2 dan para pendosa lainnya.
Sejarah Doa Rosario
K isah ringkas sejarah Doa Rosario dapat kita temukan dalam buku De Dignitate Psalterii oleh
Alan de la Roche (Beato Alan). Di buku ini Alan menulis: St. Dominikus melihat bahwa dosa
orang-orang Albigensian sudah sangat berat. Lalu ia pergi menyepi ke hutan di dekat Toulouse
(Perancis), dimana ia berdoa tanpa henti selama tiga hari tiga malam. Selama berdoa ia tidak melakukan
apapun kecuali meratap dan melakukan pertobatan yang keras untuk meredakan amarah Tuhan. Ia
memohon dengan sangat disiplin dan bersungguh-sungguh, hingga akhirnya ia pun jatuh sakit, bahkan
koma. Pada saat inilah Bunda kita menampakkan diri padanya, ditemani oleh tiga malaikat, ia berkata,
"Wahai Dominikus, apakah engkau tahu senjata apakah yang diinginkan oleh Trinitas yang Kudus
untuk dipakai untuk memperbaharui dunia?"
"Oh, Ratuku," jawab St. Dominikus, "Engkau mengetahui jauh lebih banyak daripada aku, karena engkau
selalu berada di dekat Putramu Yesus Kristus untuk menjadi kepala keselamatan bagi kami." Kemudian Bunda
kita menjawab,
"Aku ingin kamu tahu bahwa, dalam situasi perang seperti sekarang ini, senjata yang paling
utama selalu adalah Doa Surgawi, yang adalah batu fondasi dari Perjanjian Baru. Karenanya, jika
engkau ingin menyentuh jiwa-jiwa yang telah mengeras ini dan menyerahkannya kepada Tuhan,
ajarkanlah Doa ku."
St. Dominikus terbangun. Ia merasa sangat terhibur hingga muncul semangat untuk segera
mentobatkan orang-orang di wilayah tersebut. Ia pun langsung pergi ke katedral. Ketika itu malaikat -
malaikat yang tidak kelihatan membunyikan lonceng untuk mengumpulkan orang-orang. Di sanalah St.
Dominikus mulai mengajar. Pada awal kotbahnya tiba-tiba datang badai yang hebat, bumi serasa bergetar,
matahari meredup, dan terjadi begitu banyak kilat dan cahaya sehingga semua orang merasa begitu
tercekam dan takut. Perasaan takut mereka semakin menjadi-jadi ketika mereka melihat pada gambar Bunda
kita yang dipasang di suatu tempat yang tinggi, mereka melihat ia menaikkan tangannya ke surga tiga kali
untuk memanggil penghakiman Tuhan ke atas mereka kalau mereka tidak mau bertobat, mengubah cara
hidup mereka dan mencari perlindungan pada Bunda Suci Tuhan. Melalui fenomena supernatural ini, Tuhan
ingin menyampaikan devosi baru kepada Rosario Kudus dan memperkenalkannya kepada semua orang.
Paling tidak, ketika St. Dominikus berdoa, badai mulai mereda, dan kemudian ia mulai berkotbah. Begitu
gamblang dan kuatnya ia menjelaskan doa Rosario sehingga hampir semua orang Toulouse
mempercayainya dan meninggalkan kepercayaan lama mereka yang salah. Dalam waktu yang singkat
terlihat kemajuan yang besar di kota tersebut; orang-orang mulai hidup secara Kristen dan meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan lama mereka yang buruk.
Sarasehan Penutupan Bulan Maria—Wilayah VII—31 Mei 2011 page 1
2. Terinspirasi oleh Roh Kudus, dan diperintahkan oleh Perawan yang Diberkati dan juga karena
pengalaman pribadinya, St. Dominikus mengajarkan doa Rosario seumur hidupnya. Ia mengajarkannya
dengan memberikan contoh dan juga melalui kotbah-kotbahnya, di kota-kota dan di desa-desa, kepada
orang-orang kelas atas maupun kelas bawah, kepada pelajar dan orang-orang yang tidak bersekolah,
kepada orang-orang Katolik dan Protestan. Doa Rosario, yang ia doakan setiap hari, adalah doa
persiapannya untuk setiap kotbah dan merupakan caranya berjumpa dengan Bunda kita setiap selesai
kotbah.
Titik Patah Perjalanan Doa Rosario
S emangat doa Rosario Suci hanya bertahan 1 (satu) Abad setelah pertama kali diajarkan oleh St.
Dominikus. Setelah itu, Rosario seolah-olah terkubur dan terlupakan. Tidak diragukan juga, rencana
kotor dan kebencian setan, juga membuat orang-orang mengabaikan doa Rosario, sehingga
menghalangi penyaluran rahmat Tuhan yang telah dibawa oleh Rosario keatas bumi. Akibatnya, pada
tahun 1349 Tuhan menghukum seluruh Eropa dengan wabah yang terparah yang pernah diketahui.
Mulai dari timur, menyebar ke seluruh Italia, Jerman, Perancis, Polandia dan Hungaria, membawa
kehancuran dimanapun wabah itu lewat, sehingga dari seratus orang jarang ada yang selamat untuk
bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Kota-kota besar, desa-desa dan biara-biara hampir benar
-benar kosong selama masa tiga tahun penyebaran epidemik wabah tersebut. Penghukuman dari Tuhan
ini langsung diikuti oleh dua hukuman lainnya, penyelewengan (heresy) oleh Flagellant dan perpecahan
(skisma) tragis di tahun 1376. Setelah itu, setelah pencobaan-pencobaan ini selesai, syukur kepada Allah
yang maha pengampun, Bunda kita berbicara kepada Alan yang diberkata untuk menghidupkan
kembali Rosario Suci. Alan yang diberkati adalah salah satu dari Dominikan yang tinggal di biara Dinan di
Inggris. Ia adalah seorang teolog yang hebat dan pengkotbah yang terkenal. Bunda kita memilih dia
karena, selain doa Rosario dimulai di daerah tersebut, ia juga adalah seorang Dominikan yang berasal
dari daerah yang sama, sehingga ia memiliki kharisma untuk membangun kembali kebiasaan ini.
Beato Alan, Sang Penerus St. Dominikus
B eato Beato Alan de la Rochememulai pekerjaan besarnya di tahun 1460, setelah menerima
peringatan khusus dari Tuhan kita. Beginilah caranya ia menerima pesan penting tersebut,
sebagaimana diceritakannya sendiri: Satu hari ketika ia sedang mengadakan Misa, Tuhan kita,
yang ingin menggerakkannya untuk mengajarkan Rosario Suci, berbicara padanya dalam Roti Kudus.
"Mengapa engkau menyalibkan Aku lagi secepat ini?" kata Yesus kepadanya. "Apa maksudmu, Tuhan?"
tanya Alan, ketaku-tan. "Engkau telah menyalibkan aku sekali dengan dosa-dosamu," jawab Yesus, "dan aku
lebih suka disalibkan lagi daripada melihat BapaKu dilukai oleh dosa-dosa yang biasanya engkau lakukan.
Engkau menyalibkan aku lagi sekarang karena kamu sebenarnya telah diajarkan dan telah mengerti bahwa
kamu harus mengajarkan doa Rosario IbuKu, dan kamu tidak melakukannya. Jika saja engkau
melakukannya, engkau bisa menuntun banyak jiwa ke jalan yang benar dan memimpin mereka menjauhi
dosa. Tapi kamu tidak melakukannya, sehingga kamu sendiri juga bersalah terhadap dosa-dosa yang
mereka perbuat."
Teguran keras ini membuat Alan yang diberkati sungguh-sungguh bertekad untuk mengajarkan doa
Rosario dengan tanpa henti. Bunda kita juga berbicara padanya pada suatu ketika untuk memberikan
semangat padanya untuk mengajarkan doa Rosario terus dan terus, "Engkau dulu adalah pendosa yang
parah di masa mudamu, tapi aku memperoleh buah pertobatanmu dari Anakku. Jika mungkin, aku rela
menjalani semua sengsara untuk menyelamatkanmu, karena para pendosa yang bertobat adalah
kemenangan bagiku. Dan aku juga akan melakukannya supaya kamu bisa menyebarkan doa Rosarioku
kemana-mana."
St. Dominikus juga menampakkan diri kepada Alan yang diberkati dan bercerita padanya tentang hasil
dari pengajarannya: ia telah mengajarkan doa Rosario tanpa henti, kotbah -kotbahnya telah
mendatangkan banyak buah yang baik dan banyak orang telah bertobat selama ia mengajar. Ia berkata
kepada Alan, "Lihatlah buah yang demikian indah yang telah aku dapatkan melalui pengajaran doa Rosario.
Kamu dan yang lainnya yang mencintai Bunda kita harus melakukan yang sama sehingga, dengan
melakukan doa Rosario yang kudus, engkau bisa menarik semua orang kepada ilmu pengetahuan tentang
kebajikan yang sejati." Secara garis besar, inilah cerita tentang bagaimana St. Dominikus memulai doa
Rosario kudus dan bagaimana Beato Alan de la Rochemengembalikan ajaran ini.
Sarasehan Penutupan Bulan Maria—Wilayah VII—31 Mei 2011 page 2
3. Penutup
D ari sejak jaman St. Dominikus memulai devosi kepada Rosario kudus, sampai kepada waktu
ketika Beato Alan de la Roche memulainya lagi di tahun 1460, doa Rosario disebut dengan
Doa kepada Yesus dan Maria. Ini karena doa ini mendoakan Salam Maria dengan jumlah yang
sama seperti mazmur-mazmur dalam Kitab Mazmur Raja Daud. Dan karena orang-orang sederhana yang
kurang berpendidikan tidak bisa mengucapkan Mazmur Raja Daud, doa Rosario dianggap memiliki
manfaat yang sama bagi mereka sama seperti Mazmur Raja Daud bagi orang-orang yang lain. Sejak
Beato Alan de la Roche memulai kembali devosi ini, suara dari orang-orang, yaitu suara dari Tuhan
sendiri, memberinya nama doa Rosario, yang berarti "mahkota mawar." Yang bermakna bahwa setiap
kali orang mengucapkan doa Rosario dengan bersungguh-sungguh, mereka mengenakan ke
kepala Yesus dan Maria 153 mawar putih dan 16 mawar merah. Sebagai bunga surgawi, bunga-
bunga ini tidak akan pernah kehilangan atau berkurang keindahannya.
Bunda kita telah menyetujui dan mengakui nama Rosary ini; ia telah menampakkan diri kepada beberapa
orang bahwa setiap kali mereka mengucapkan doa Salam Maria mereka memberikan pada Bunda
Maria sebuah mawar yang indah, dan setiap doa Rosario yang dilakukan dengan penuh
memberikan kepadanya sebuah mahkota mawar. Jadi sebuah Rosario yang komplet adalah sebuah
mahkota mawar yang besar dan setiap chaplet yang terdiri dari sepuluh doa itu seperti sebuah booklet
bunga mawar atau sebuah mahkota kecil mawar surgawi yang kita letakkan di kepala Yesus dan Maria.
Bunga Mawar sendiri adalah ratu dari bunga, dan juga Rosario adalah mawar persembahan kita yang
paling berarti dan bermakna.
Sumber:
De Dignitate Psalterii oleh Alan de la Roche (translated by Saint Louis Marie Grignion De Montfort )
Song of the Cathar Wars: A History of the Albigensian Crusade.
*****
CATATAN
1 Devosi berasal dari kata Latin "Devotio" yang berarti kebaktian, pengorbanan, penyerahan, sumpah, kesalehan,
cinta bakti. Devosi selalu menunjuk pada sikap hati di mana seorang mengarahkan diri kepada seseorang atau
sesuatu yang dijunjung tinggi dan dicintai. Dalam tradisi Kristen, devosi dipahami sebagai bentuk penghayatan dan
pengungkapan iman Kristiani di luar liturgi resmi. Bedanya Liturgi dan Devosi: Dalam Liturgi, Gereja
mengungkapkan dan melaksanakan dirinya secara resmi. Liturgi sebagai perayaan gereja dipimpin oleh seorang
pemimpin resmi, dengan struktur dan tata perayaan yang baku, berlaku umum, mengikat dan resmi. Devosi
merupakan praktek pengungkapan iman umat yang spontan dan lebih bebas. Devosi dapat dibawakan secara
pribadi atau pun bersama. Walaupun bukan merupakan liturgi resmi, devosi diterima dan diakui Gereja. Liturgi
resmi sering dialami umat sebagai sesuatu yang rutin, kering, resmi dan kaku. Sebaliknya, devosi justru bisa dihayati
umat sebagai sesuatu yang memenuhi kebutuhan afeksi, emosi dan kerinduan hati. Devosi merupakan praktek
keagamaan populer yang mudah diterima, dipahami dan dipraktekkan. Ada 3 Faktor lahirnya DEVOSI UMAT
Segi Historis Liturgis: Praktek devosi dalam Gereja Katolik mulai berkembang pada abad pertengahan. Pada
abad VIII Liturgi Ritus Romawi dengan bahasa Latinnya diberlakukan di seluruh Eropa. Pada abad XVI, Konsili
Trente menyeragamkan Liturgi Gereja Katolik secara tegas dan kaku. Umat awam semakin merasa terasing
dari liturgi resmi gereja. Keterasingan dan ketidakterlibatan umat dalam liturgi menyebabkan kerinduan umat
akan bentuk-bentuk pengungkapan iman yang lebih mudah, sederhana dan memuaskan kebutuhan afeksi
mereka. Maka, lahirlah berbagai macam praktek devosi.
Segi Antropologis: Doa-doa Liturgi Romawi terkenal padat dan rasional, lebih mengungkapkan konsep
teologis daripada pengalaman religius umat. Karena itu, umat mencari cara pengungkapan iman yang dapat
memenuhi kebutuhan mereka. Devosi tidak menekankan keindahan rumusan doa-doa teologis, melainkan
menekankan unsur perasaan dan emosi yang tergerak berkat kerinduan hati akan Allah.
Segi Agama Kerakyatan: Sebagian besar devosi umat Katolik berasal serta dipengaruhi oleh praktek religius
umat setempat. Pengalaman religius adalah pengalaman mendasar setiap manusia yang merindukan
kebahagiaan sejati yang diyakini sebagai anugerah dari kekuatan yang tertinggi. Bentuk ungkapan
pengalaman religius ini berbeda-beda. Masyarakat yang belum mengenal Tuhan mungkin mengungkapkan
sikap religius mereka melalui upacara kurban kepada dewa-dewi, sementara umat Kristiani mengungkapkan
sikap religius mereka melalui devosi lokal. Tugas gereja adalah masuk dalam devosi kerakyatan ini dan
memurnikan praktek devosi dengan semangat Injil. Gereja tetap mengakui dan menghargai aneka bentuk
devosi umat, selama devosi tersebut dihayati dalam "Roh dan Kebenaran" (Yoh 4:23).
Sarasehan Penutupan Bulan Maria—Wilayah VII—31 Mei 2011 page 3
4. 2 Kaum Kathari atau kaum Albigensian (orang-orang Kathari yang tinggal di wilayah pegunungan Albigensian,
Perancis Selatan), dituduh oleh Gereja sebagai heresy (bidaah) terhadap protokolat religius Vatikan. Pegunungan
Albigensian adalah pusat dari aktivitas Sekte Gereja Yohanit Eropa pada tahun 1209-1229. Seluruh gereja yang
berdiri di wilayah ini sangat mengkultuskan Maria Magdalena dan menganggap Yesus hanyalah manusia biasa.
Mereka meyakini The Messiah (Sang Kristus) justru melekat pada diri Santo Yohanes, dan bukan pada diri Yesus.
Itu sebabnya mereka juga disebut Sekte Yohanit. Kaum ini menentang Vatikan yang mengklaim bahwa Yesus
mewariskan GerejaNya kepada Santo Petrus yang kemudian menjadikan Tahta Suci Vatikan—sebuah pusat
kerajaan Roma Paganistis—sebagai pusat agama Kristen dunia. Bagi kaum Yohanit, Yesus tidak mewariskan
gerejanya kepada Santo Petrus, melainkan kepada Maria Magdalena, seorang perempuan yang setia mengikuti
Yesus hingga diperisterinya dalam satu pesta perkawinan di Kana (kini masuk dalam wilayah Lebanon). Ini berarti
Kaum Yohanit tidak menganggap Yesus sebagai Tuhan, melainkan hanya seorang rasul biasa yang meneruskan
ajaran Tuhan yang tidak tampak. Dan di akhir zaman, Sang Messiah (The Christ) yang akan turun ke bumi bukanlah
Yesus, melainkan Yohannes. Inilah keyakinan kaum Yohanit yang asli. Hanya saja, kaum yang semula Unitarian ini
menjadi tercampur-aduk dengan ajaran paganis-mistis Kabbalah. Ini adalah suatu perpaduan yang aneh.
3 Yohanes Pembaptis adalah saudara sepupu Yesus. Ibunya adalah Elisabet dan ayahnya adalah Zakharia. Injil
Lukas bab awal mengisahkan betapa menakjubkannya kelahiran Yohanes. Demikian juga Injil Markus (6:14-29),
mencatat betapa tragisnya kematian Yohanes Pembaptis. Sungguh berat resiko yang harus ia terima dalam
mengajarkan kebenaran. Raja Herodes dan isterinya menolak untuk mendengar bagaimana harus hidup di
hadapan Tuhan. Mereka ingin membuat peraturan-peraturan mereka sendiri dan hidup dengan cara mereka
sendiri. Yohanes Pembaptis harus membayar mahal harga kejujurannya. Tetapi, ia memang seorang yang teguh
pada pendiriannya. Yohanes tidak akan pernah tinggal diam ketika dosa dan ketidakadilan terjadi. Ia mengajak
orang banyak untuk bertobat; ia ingin agar semua orang berdamai kembali dengan Tuhan. Yohanes mengerti
bahwa kebahagiaan sejati berasal dari Tuhan. Yohanes berkhotbah tentang baptis atas pertobatan,
mempersiapkan orang untuk kedatangan Mesias. Ia membaptis Yesus di Sungai Yordan dan memperhatikan
dengan damai sukacita sementara pewartaan Yesus dimulai. Yohanes mendorong murid-muridnya sendiri untuk
mengikuti Yesus. Ia tahu bahwa Yesus akan semakin terkenal sementara ia sendiri akan dilupakan. Pada bab
pertama Injil Yohanes, Yohanes Pembaptis menyebut dirinya sendiri sebagai suara yang berseru-seru di padang
gurun untuk meluruskan jalan Tuhan. Ia mengundang orang banyak untuk bersiap-siap, mempersiapkan diri
untuk mengenali Sang Mesias. Pesannya sama untuk kita masing-masing. Bagaimana jika aku tidak tinggal diam
ketika melihat ketidakadilan di sekitarku? Bersediakah aku membayar harga untuk hidup dalam kebenaran?
Hari Raya St. Yohanes Pembaptis: Kelahirannya dirayakan pada tanggal 24 Juni; sementara Kematiannya
diperingati pada tanggal 29 Agustus.
*****
CATATAN TAMBAHAN
Dasar Devosi Kepada Bunda Maria
“ Dan dekat kaki Yesus berdiri ibuNya dan murid yang dikasihNya di sampingnya, berkatalah ia kepada ibuNya: “Ibu
inilah anakmu!” Kemudian kataNya kepada muridNya: “Inilah ibumu!”. Dan sejak itu menerima dia di dalam
rumahnya” (Yoh. 19:25-27). Banyak orang tidak mau mngakui atau berdevosi kepada Bunda Maria dengan
dalih: “Tidak ada satu ayatpun dalam kitab suci yang menyebutkan agar umat memberikan devosi kepada
Maria”. Memeng benar demikian, akan tetapi tidak ada satu ayatpun yang melarang, maka hal ini tidaklah melah
melanggar ayat-ayat kitab suci. Yang perlu diperhatikan adalah bagaiman cara kita menghormati dan melakukan
devosi. kita harus selalu ingat bahwa Tuhan adalah Allah yang Maha Kuasa, pencipta segala sesuatu, hanya
kepadaNya kita berbakti dan menyembah. Maka dalam devosi tidak terjadi kesalah-pahaman dalam cara dan
tujuan penghormatan itu sendiri. Bunda Maria adalah ibu seluruh umat manusia, baik yang mengakui ataupun
tidak. Bunda Maria tetap berdoa untuk semua. Bunda Maria mencintai dan memperhatikan keselamatan umat
manusia seluruhnya. Betapa besar cinta Bunda Maria kepada seluruh umat manusia, terbukti dari peristiwa -
peristiwa penampakannya. Ia selalu mengingatkan agar umat manusia bertobat dan berdoa Rosario setiap hari,
agar terhindar dari murka Allah karena dosa-dosa yang tidak terhitung lagi. Kekerasan hati dan kelalaian umat
manusia yang mengabaikan pesan Bunda Maria itu menimbulkan malapetaka dunia, misalnya perang dunia I dan II
setelah penampakannya di Lourdes dan Fatima.
Mengapa Bunda Maria layak mendapat penghormatan dari umat manusia?
1. Allah sendiri menghormati Maria dengan memilihnya menjadi perantara kelahiran PutraNya ke duania ini.
Mengapa kita sebagai anaknya tidakmenghormati?
2. Yesus mencintai dan menghormati Maria, ibuNya. Mengapa kita tidak?
3. Roh kudus menghormati Maria dan menjadikannya memepelaiNya.
4. Maria penuh rahmat, kata Eisabeth, saudaranya yang dipenuhi Roh Kudus.
5. Hawa, wanita pertama yang berdosa karena melanggar perintah Tuhan dan makan buah terlarang. Maria,
Sarasehan Penutupan Bulan Maria—Wilayah VII—31 Mei 2011 page 4
5. wanita yang mengangkat umat manusia dari dosa kerana menerima Sang Sabda.
6. Pada abad ke 12 ajaran sesat Albegiensis yang menghancurkan gereja-gereja dan menodai altar-altar telah
berhasil dimusnahkan oleh doa Rosario, berkat perlindungan Bunda Maria.
7. Dari peristiwa sehari-hari: betapa banyaknya nyanyian pijian ditujukan kepada Maria sesudah Yesus. Banyak doa
dan permohonan terkabulkan oleh Tuhan berkat pengantaraan Bunda Maria.
8. Dalam agama Islam Maria ditempatkan sebagai wanita istimewa. Mengapa kita, pengikut Kristus, tidak lebih
menghormatinya?
Dalam bukunya, Crosing the Thereshold of Hope, Paus Yohanes Paulus II menulis : “Mula-mula, aku pikir bahwa aku
harus menjaga diri sedikit dari kebiasaan masa kanak-kanak, berdevosi kepada Maria, supaya lebih berfokus kepada
Kristus. Terima kasih kuucapkan kepada St. Louis de Montfort yang memberikan pengertian bahwa dovosi yang
benar kepada Bunda Allah, sebenarnya adalah pemusatan kepada Kristus (Khristocentric); benar-benar sangat
berpangkal pada Misteri Allah Tri Tunggal dan Misteri Inkarnasi maupun Misteri Penyelamatan. Dan begitulah, aku
menemukan kembali kesalehan Maria sekarang ini dengan suatu pengertian yang lebih mendalam!” Mencintai
Maria, seperti yang dilakukan Paus, adalah jeratan dalam alur “Kasih yang Paling Adil” yang berputar selamanya, di
antara ketiga Pribadi Allah yang Maha Kudus.
Penampakan dan Ziarah
Z iarah adalah perjalanan religius untuk mengunjungi suatu tempat yang istimewa, misalnya tanah tempat
Yesus hidup, atau makan St Petrus dan Paulus di Roma. Kebanykan tempat ziarah bagi Maria berpusat pada
suatu gambar atau patung. Misalnya saja, lukisan Maria dalam Gereja Agung Maria di Roma yang katanya
dilukis oleh St Lukas. Meskipun ceritera itu tidak benar, namun gambar itu tetap disenangi orang dan memang
membantu orang untuk berdoa. Tempat-tempat itu banyak sekali, di Itali saja terdapat lebih dari 1100 tempat
ziarah untuk Maria. Yang paling terkenal secara internasional adalah:
Guadalupe Meksiko. Di sana Maria menampakkan diri kepada seorang petani India sederhan tahun 1531.
Lourdes Perancis. Disana Maria menampakkan diri kepada S. Bernadette pada tahun 1858.
Fatima Portugal. Tahun 1917, Maria menampakkan diri kepada 3 anak kecil.
Loreto Itali. Katanya para malaikat pernah menerbangkan rumah Maria di Nazareth ke tempat ini, tetapi ini
hanya sebuah legenda saja.
Yosef Kardinal Ratzinger (Paus Benediktus XVI) dalam laporannya yang terkenal dengan judul “The Ratzinger
Report” dalam tabloid Pittsburgh Centre For Peace edisi musim semi 1992/1993 mengatakan bahwa salah satu
tanda atau petunjuk pada abad ini ialah terjadinya penampakan Maria di seantero dunia. Berita-berita penampakan
itu menimbulkan masalah bagi Gereja, kepastian akan penampakan ini sangat sulit. Penampakan Maria di
Guadalupe, Luordes, dan Fatima telah diakui Gereja, walaupun tidak dijamin kesungguhannya. Bagi umat,
penampakan boleh dipercaya, boleh tidak. Gereja sendiri sangat berhati-hati dalam menentukan sikap. Sikap kritis
ini memang patut dilakukan karena sering muncul cerita seperti itu yang tidak benar. Misalnya, antara tahun 1930-
1970 telah dilaporkan terjadi 60 penampakan Maria dari Italia, 12 dari Perancis, 7 dari sepanyol, 5 dari Jerman, 3 dari
Amerika. Semuanya diteliti dan hampir semuanya ditolak sebagi kejadian yang tidak wajar.
Penampakan-penampakan pokok yang diakui Gereja ialah Guadalupe, 1531; Paris 1830-1832 (kepada S. Katarina
Laboure); La Salette, Perancis 1846 (kepada 3 anak); Louurdes 1858 (kepada Bernadette); Pompeji, Italia 1876;
Pontman, Perancis 1871; Beauraing, Belgia 1932-1933 (kepada 5 anak); Banneux, Belgia sebuah patung Maria
mengeluarkan air mata (1133). Banyak orang memandangnya sesuatu yang penting. Peristiwa itu dianggap gaib
dan sangat berkesan kepada mereka. Tetapi maksud Bunda Maria sebenarnya bukan berbuat gaib atau
memberikan informasi baru. Penampakan yang wajar mengajak kita untuk lebih baik lag menghayati kehidupan
iman kita: pertobatan yang sungguh, perhatian untuk sesama, dan hidup doa.
Bagaimana di Indonesia?
Tempat ziarah yang paling terkenal ialah Sendangsono, Boro, Jawa Tengah. Sudah pada jaman kuno di tempat itu
terdapat sebuah danau(sendang) dengan dua pohon sana. Menurut aliran kebatinan Jawa, pohon-pohon itu dihuni
oleh dua roh raksasa. Tempatnya dianggap keramat. Oleh Pastor Van Lith SJ, tanggal 14 Desember 1904 tempat itu
digunakan untuk membabtis orang-orang jawa sejumlah 173. Dan untuk menidas praktek tahayul di sekitar tempat
keramat itu, ditempatkanlah sebuah patung Maria, berkembanglah sampai sekarang menjadi tempat ziarah Maria
yang paling ramai di Pulau Jawa. Tempat lain yang juga menarik perhatian ialah Larantuka. Di sana Maria dihormati
sebagi Renya Rosario sudah sejak zaman Santo Fransiskus Xaverius. Menurut cerita rakya setempat, Maria sendirilah
yang menyebabkan orang membuat penghormatan khusus kepadanya. Sebuah Gereja di Malaysia dihancurkan
banjir, putung Maria hanyut. Dalam perjalanannya patung itu sempat berlabuh di beberapa tempat antara lain di
Kalimantan, Minahasa, Ternate, Ambon, tetapi tidak disambut baik. Akhirnya patung itu sampai di Flores yang
masih beragama asli.
Cimahi, 30 Mei 2011
Sarasehan Penutupan Bulan Maria—Wilayah VII—31 Mei 2011 page 5