Teks tersebut membahas tentang munculnya berbagai aliran dalam Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Tercatat ada 73 firqah yang muncul, dimana firqah yang selamat adalah Ahlussunnah wal Jamaah. Teks ini juga menjelaskan beberapa aliran utama seperti Syi'ah, Khawarij, Mu'tazilah beserta beberapa doktrin utamanya."
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
73 Firqah Islam
1. Artinya :
Kaum yahudi terpecah menjadi 71 firqah (pecahan),
kaum nasrani menjadi 72 firqah, sedangkan UMMATKU
AKAN TERPECAH MENJADI 73 FIRQAH. Yg selamat di
antara mereka SATU, sedangkan sisanya binasa. Sahabat
bertanya :”siapakah yg selamat itu?” nabi menjawab:
Ahlussunnah wal Jamaah, sahabat bertanya lagi: apakah
ahlussunnah wal jamaah itu? Nabi mejawab: apa yg aku
perbuat hari ini dan para sahabatku. (HR. Tabrani)
2. • SEJARAH
Timbulnya aliran-aliran teologi Islam tidak terlepas
dari fitnah-fitnah yang
beredar setelah wafatnya Rasulullah Saw. Setelah
Rasulullah Saw wafat peran
sebagai kepala Negara digantikan oleh para sahaba
t-sahabatnya, yang disebut khulafaur Rasyidin yakni
Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, dan
Ali bin
Abi Thalib. Namun, ketika pada masa Utsman bin
Affan mulai timbul
adanya perpecahan antara umat Islam yang diseba
bkan oleh banyaknya fitnah yang timbul pada masa
itu.
3. Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 02 Rabi’ul Awwal
11H atau 08 Juni 632M.
Pada hari Beliau wafat sekelompok Kaum Anshar (sahabat
Nabi yang berasal dari Madinah) berkumpul di satu tempat yang
bernama Saqifah Bani Sa’idah untuk mencari Khalifah (pemimpin
pengganti Nabi). Kaum Anshar ini dipimpin oleh Sa’ad bin
Ubadah (Ketua Umum Anshar dari suku Khazraj).
Mendengar hal ini Kaum Muhajirin (sahabat Nabi yang
berasal dari Makkah dan pindah ke Madinah) datang ke Saqifah
dengan dipimpin oleh Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq Rda.
Setelah terjadi perdebatan yang cukup sengit dimana Kaum
Anshar mencalonkan Sa’ad bin Ubaidah sebagai calon Khalifah
dan Kaum Muhajirin mengajukan Abu Bakar atau Umar bin
Khattab sebagai calon Khalifah, akhirnya semua sepakat untuk
mengangkat sahabat yang paling utama yaitu Sayyidina Abu
Bakar As-Shiddiq sebagai Khalifah pengganti Nabi. (bats tulisan)
4. Dalam rapat itu tidak ada seorangpun yang
mengemukakan Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagai
Khalifah. Faham Syi’ah belum ada ketika itu, yang ada
hanya Kaum Anshar dan Muhajirin, tetapi
perselisihan tersebut tidak menimbulkan firqah dalam
Ushuluddin karena perselisihan tersebut telah selesai
dengan diangkatnya Sayyidina Abu Bakar sebagai
Khalifah secara aklamasi.
Pada tahun 30H timbul Faham Syi’ah yang disulut
oleh Abdullah bin Saba’ yang beroposisi terhadap
Khalifah Utsman bin Affan. Abdullah bin Saba’ adalah
seorang pendeta Yahudi dari Yaman yang masuk
Islam. Ketika ia datang ke Madinah tidak terlalu
mendapat penghargaan dari Khalifah dan dari umat
Islam lainnya sehingga ia menjadi jengkel.
5. Setelah terjadi Perang Siffin, perang
saudara sesama Islam antara tentara Khalifah
Ali bin Abi Thalib dengan tentara Mu’awiyah
bin Abu Sofyan (Gubernur Syria) pada tahun
37H timbul pula Faham Khawarij, yaitu
orang-orang yang keluar dari Sayyidina Ali
dan Mu’awiyah.
Pada awal abad kedua Hijriah timbul pula
Faham Mu’tazilah yaitu kaum yang dipimpin
oleh Washil bin ‘Atha’ (80-113H) dan Umar
bin Ubeid (wafat 145H).
6. Kaum Mu’tazilah ini mengeluarkan fatwa yang
ganjil-ganjil, berlainan dengan i’tiqad Nabi dan
sahabat-sahabat beliau. Di antara fatwa yang ganjil
tersebut adalah adanya “manzilah bainal manzilatein”
yaitu ada tempat di antara dua tempat neraka dan
surga, bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat, Al-Quran
adalah makhluk, mi’raj Nabi hanya dengan roh saja,
bahwa pertimbangan akal lebih didahulukan dari
hadits Nabi, bahwa surga dan neraka akan lenyap dsb.
Kemudian timbul Faham Qadariyah yang
mengatakan bahwa perbuatan manusia diciptakan
oleh manusia sendiri, tidak bersangkut paut dengan
Tuhan. Hak mencipta telah diberikan Tuhan kepada
manusia sehingga Tuhan tidak tahu dan tidak peduli
lagi akan apa yang diperbuat oleh manusia. Batas
penjls
7. Kemudian timbul pula Faham Jabariyah yang
mengatakan bahwa sekalian yang terjadi adalah
dari Tuhan, manusia tidak memiliki daya apa-apa,
tidak ada usaha dan tidak ada ikhtiar.
Selanjutnya timbul Faham Musyabbihah, yaitu
faham yang menyerupakan Tuhan dengan makhluk,
punya tangan dan kaki, duduk di atas kursi, turun
tangga seperti manusia, Tuhan adalah cahaya
seperti lampu dan sebagainya.
Dan timbul pula faham-faham yang keliru
tentang tawassul dan washilah, tentang ziarah dan
istighatsah dari Ibnu Taimiyah yang semuanya
mengacaukan dunia Islam dan kaum muslimin.
8. • Munculnya I’tiqad Ahlussunnah wal Jama’ah
Sebagai reaksi dari timbulnya firqah-firqah
yang sesat tadi, maka pada akhir abad ketiga
Hijriyah muncullah golongan yang yang bernama
Ahlussunnah wal Jama’ah yang dikepalai oleh dua
orang ulama besar dalam Ushuluddin yaitu Sheikh
Abu Hasan Ali al-Asy’ari dan Sheikh Abu Mansur
al-Maturidi.
Perkataan Ahlussunnah wal Jama’ah kadangkadang dipendekkan menjadi Ahlussunnah saja
atau Sunni saja dan kadang-kadang disebut Asy’ari
atau Asya’irah, dikaitkan kepada guru besarnya
yang pertama yaitu Abu Hasan ‘Ali al-Asy’ari.
9. Beliau pada mulanya adalah murid dari
bapak tirinya, seorang ulama besar kaum
Mu’tazilah yaitu Sheikh Abu ‘Ali Muhammad
bin Abdul Wahab al-Jabai yang wafat pada
tahun 303H, namun kemudian beliau tobat
dan keluar dari golongan Mu’tazilah tersebut
(jangan keliru, Sheikh Abu ‘Ali Muhammad
bin Abdul Wahab al-Jabai ini bukanlah
Muhammad bin Abdul Wahab, pembangun
Faham Wahabi di Nejdi tahun 1115H-1206H).
10. Keistimewaan beliau dalam menegakkan
fahamnya dan dalam mengarang adalah dengan
mengutamakan dalil-dalil Al-Quran dan hadits
serta mempertimbangkan akal pikiran, berbeda
dengan Faham Mu’tazilah yang mendasarkan
pemikirannya atas akal dan falsafah Yunani dalam
hal Ushuluddin, serta berbeda pula dengan Faham
Mujassimah yang mendasarkan fahamnya atas arti
lahir Al-Quran dan hadits sehingga sampai
mengatakan bahwa Tuhan bertangan, memiliki
wajah/muka, duduk di atas ‘Arsy dan lain
sebagainya yang keliru.
12. SYI’AH
Syiah
secara bahasa
berarti
pengikut, pendukung,
partai,
atau
kelompok,sedangkan secara terminology adalah sebagian kaum muslimin yang
dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu merujuk kepada keturunan Nabi
Muhammad Saw, atau orang yang disebut sebagai ahl-bait.
Kaum yang mengagung-agungkan Sayyidina Ali Kw, mereka tidak mengakui
khalifah Rasyidin yang lain seperti Khlifah Sayyidina Abu Bakar, Sayidina Umar dan
Sayyidina Usman bahkan membencinya. Kaum ini di sulut oleh Abdullah bin Saba,
seorang pendeta yahudi dari Yaman yang masuk islam. Ketika ia datang ke Madinah
tidak mendapat perhatian dari khalifah dan umat islam lainnya sehingga ia menjadi
jengkel.
13. • DOKTRINYA;
1. Tauhid. Tuhan
adalah
Esa,
baik
ekstensi
maupun
esensiNya.
Keesaan
adalah mutlak. Keesaan Tuhan tidak
murakkab
(tersusun).Tuhan tidak membutuhkan sesuatu, Ia berdiri sendiri, dan tidak
dibatasi oleh ciptaan- Nya.
2. Nubuwah. Setiap mahkluk membutuhkan petunjuk, baik petunjuk dari Tuhan
maupun dari manusia. Rasul merupakan petunjuk hakiki utusan Tuhan yang
diutus
untuk memberikan acuan dalam membedakan antara baik dan buruk di
alam semesta. Tuhan telah mengutus 124.000 rasul untuk memberikan
petunjuk kepada manusia.
3. Ma’ad. Ma’ad adalah hari akhir untuk menghadapi Tuhan di akhirat. Mati
adalah kehidupan transit dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat.
4. Imamah.
Imamah adalah institusi yang diinagurasikan Tuhan untuk memberikan
petunjuk manusia yang dipilih dari keturunan Ibrahim dan didelegasikan
kepada keturunan Muhammad Saw.
5. Adl.
Tuhan menciptakan kebaikan di Alam semesta ini merupakan keadilan.
Tuhan memberikan akal kepada manusia untuk mengetahui perkara yang
salah melalui perasaan. Manusia dapat menggunakan indranya untuk
melakukan perbuatan, baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Jadi,
manusia dapat memanfaatkan potensi berkehendak sebagai anugrah Tuhan
untuk mewujudkan dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
14. KHAWARIJ
Kata khawarij secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu kharaja
yang berarti keluar, muncul, timbul atau memberontak. Syahrastani mengartikan
khawarij sebagai kelompok masyarakat yang memberontak dan tidak mengakui
terhadap imam yang sah dan sudah disepakati oleh kaum muslimin, baik pada
masa sahabat, pada masa tabiin maupun pada masa sesudahnya.
Kaum kaum yang berlebih-lebihan membenci Saidina Ali bin Abi Thalib,
bahkan di antaranya ada yang mengkafirkan Saidina Ali. Firqah ini berfatwa bahwa
orang-orang yang membuat dosa besar menjadi KAFIR.
15. DOKTRINYA:
1.
Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah sah. Tetapi
setelah tahun ketujuh dari masa kekhalifahannya, Utsman r.a dianggap telah
menyeleweng;
2.
Pasukan perang jamal yang telah melawan Ali juga Kafir;
3.
Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh.
Yang
lebih
parah,
mereka
menganggap
bahwa
seorang
muslim
dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang
telah dianggap kafir dengan resiko ia menanggung beban harus dilenyapkan
pula;
4.
Adanya wa’ad dan wa’id (Orang yang baik harus masuk surga, sedangkan yang jahat
harus masuk kedalam neraka);
5.
Amar ma’ruf nahi munkar;
6.
Memalingkan ayat-ayat al-Quran yang tampak Mutasabihat (samar);
7.
Quran adalah makhluk;
8.
Manusia bebas memutuskan perbuatannya, bukan dari Tuhan;
16. MU’TAZILAH
Secara harfiyah kata Mu’tazilah berasal dari kata i’tazala yang
berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau
menjauhkan diri.
Kaum yang mengagungkan akal pikiran dan bersifat filosofis, aliran
ini dicetuskan oleh Washil bin Atho (700-750 M) salah seorang murid Hasan
Al Basri.
Kaum yang berfaham bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat, bahwa
manusia membuat pekerjaannya sendiri, Tuhan tidak bisa dilihat dengan
mata dalam surga, orang yang mengerjakan dosa besar diletakkan di
antara dua tempat, dan mi’raj Nabi Muhammad SAW hanya dengan roh
saja,
17. DOKTRIN
TAUHID
1. Tauhid (pengesaan Tuhan) merupakan prinsip utama dan intisari
ajaran Mu’tazilah. Tuhanlah satu-satunya yang Esa, yang unik dan tidak satupun
yang menyamai-Nya. Karena itu, Dia-lah yang qadim. Bila ada yang
qadim lebih dari satu, maka telah terjadi ta’adud al qudama (tebilangnya zat
yang tak berpemulaan).
2. Mu’tazilah menolak konsep Tuhan memiliki sifat-sifat, penggambaran fisik,
dan Tuhan dilihat dengan mata kepala.
AL-ADL
Perbuatan
Manusia
Berbuat
baik dan
terbaik
Mengutus
Rasul
18. • PERBUATAN MANUSIA
Menurut Mu’tazilah, melakukan dan menciptakan perbuatannya
sendiri, terlepas dari kehendak dan kekuasaan Tuhan, baik secara
langsung maupun tidak. Konsep ini memiliki konsekuensi logis dengan
keadilan Tuhan, yaitu apapun yang akan diterima manusia di akhirat
merupakan balasan perbuatannya di dunia.
• BERBUAT BAIK DAN TERBAIK
Maksudnya adalah kewajiban Tuhan untuk berbuat baik, bahkan
terbaik untuk manusia. Tuhan tidak mungkin jahat dan penganiaya,
karena hal tersebut tidak layak bagi Tuhan. Jika Tuhan berlaku jahat
terhadap seseorang dan berlaku jahat kepada orang lain berarti Ia tidak
adil. Maka Tuhan pastilah berbuat yang terbaik bagi manusia.
• MENGUTUS RASUL
Mengutus rasul bagi manusia merupakan kewajiban bagi Tuhan dengan
alasan sebagai berikut :
1. Tuhan wajib berlaku baik kepada manusia.
2. Al-Quran secara tegas menyatakan kewajiban Tuhan untuk
memberikan belas kasih kepada manusia (QS 26:29).
3. Tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada- Nya.
4. Al-Wa’ad wa al-Wa’id (janji dan ancaman Allah) pasti akan dilaksanakan.
5. Al-Manzilah bain al-Manzilatain (tempat diantara dua tempat)
6. Al-Amru bi al-Ma’ruf wa an-Nahy an Munkar.
19. MURJI’AH
• Nama Murjiah berasal dari kata irja atau arja’a yang bermakna penundaan,
penangguhan, dan pengharapan. Memberi harapan dalam artian memberi
harapan kepada para pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan Allah
Swt. Selain itu, irja’a juga bisa memiliki arti meletakkan di belakang atau
mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dan iman. Oleh karena
itu,
Murjiah
berarti
orang
yang
menunda
penjelasan
kedudukan
seseorang
yang bersengketa, yakni Ali dan
Muawiyah serta pasukannya masing-masing, ke hari kiamat kelak.
• Kaum yang memfatwakan bahwa membuat maksiat (kedurhakaan) tidak
memberi mudharat jika sudah beriman, sebaliknya membuat kebaikan dan
kebajikan tidak bermanfaat jika kafir.
• Teori lain mengatakan bahwa ketika terjadi perseteruan Ali dan
Muawiyah, dilakukan Tahkim atas usulan Amr bin Ash, pengikut Muawiyah.
Kelompok Ali terpecah menjadi dua kubu, yang pro dan yang kontra. Kelompok
kontra akhirnya keluar dari Ali, yaitu kelompok Khawarij, yang memandang
bahwa keputusan takhim bertentangan dengan al-Quran. Oleh karena itu,
pelakunya melakukan dosa besar dan pelakunya dapat dihukumi kafir. Pendapat
ini ditolak oleh sebagian sahabat yang kemudian disebut Murjiah, yang
mengatakan bahwa pembuat dosa besar tetaplah mukmin, tidak kafir,
sementara dosanya diserahkan kepada Allah, apakah dia akan mengampuninya
atau tidak.
20. DOKTRIN
1.
2.
3.
4.
5.
Menurut W. M. Watt dan Abu A’la al Maududi
doktrindoktin Murjiah secara umum sebagai berikut:
Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Allah yang
memutuskannya di hari kiamat kelak.
Penangguhan Ali untuk menduduki rangking keempat dalam peringkat
al- Khalifah ar-Rasyidun.
Pemberian harapan terhadap orang muslim yang berdosa besar unt
uk mendapat ampunan dan rahmat dari Allah Swt.
Iman adalah percaya kepada Allah dan Rasul-Nya saja. Adapun amal dan
perbuatan tidak merupakan suatu keharusan bagi adanya iman.
Seseorang tetap dianggap mukmin walaupun meninggalkan perbuatan
yang diwajibkan dan melakukan dosa besar.
Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman di
hati,setiap
maksiat
tidak
dapat
mendatangkan
madarat
atas
seseorang.Untuk
mendapat
ampunan,
manusia
hanya
cukup
dengan menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan akidah
tauhid.
22. JABARIYAH
Kata Jabariyah berasal dari kata Jabara
yang
mengandung
arti
memaksa
dan mengharuskan melakukan sesuatu. AsySyahrastani
mengartikan
Jabariah
sebagai menolak adanya perbuatan dan menya
darkan semua perbuatan kepada Allah Swt.
Kaum yang memfatwakan bahwa manusia
“majbur”, artinya tidak berdaya apa-apa. Kasab
atau usaha tidak ada sama sekali.
23. DOKTRIN
1. Fatalisme,
yakni
kepasrahan
total
yang
menganggap manusia tidak dapat melakukan apaapa, tidak memiliki daya, dan dipaksa berbuat oleh
Allah Swt.
2. Surga dan Neraka tidak kekal, tidak ada yang kekal
selain Allah Swt.
3. Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam
hati. Dalam hal ini, pendapat ini sama dengan
konsep iman yang di ajarkan Murji’ah.
4. Kalam Tuhan adalah Makhluk.
5. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.
24. MUSYABBIHAH
Kaum yang memfatwakan bahwa ada
keserupaan Tuhan dengan manusia, misal
bertangan, berkaki, duduk di kursi, naik dan
turun tangga dll.