Skripsi ini membahas pengaruh motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK. Motivasi belajar dan metode pembelajaran dihipotesiskan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedua faktor tersebut secara bersama-sama dan parsial terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
MOTIVASI DAN METODE PEMBELAJARAN
1. PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN METODE
PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI
BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS I
JURUSAN AKUNTANSI SMK PELITA
NUSANTARA 1 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Asti Wahyuni
3301403039
Pendidikan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
2. PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Disahkan oleh:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Kusmuriyanto, M. Si Maylia Pramono Sari, SE, M. Si
NIP. 131404309 NIP. 132307250
Mengetahui
Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Sukirman, M. Si
NIP. 131967646
3. PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Juli 2007
Asti Wahyuni
NIM. 3301403039
4. PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Senin
Tanggal : 27 Agustus 2007
Penguji Skripsi
Drs. Partono Thomas, M.S.
NIP. 131125640
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Kusmuriyanto, M. Si Maylia Pramono Sari, SE, M. Si
NIP. 131404309 NIP. 132307250
Mengetahui
Dekan
Drs. Agus Wahyudin, M. Si
NIP. 131658236
5. MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Keberhasilan tidak akan pernah diraih tanpa ketekunan, keprihatinan dan
kesabaran.
Persembahan
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Bapak dan Ibu tercinta atas doa dan segalanya
Adikku Ari dan Fatkhur yang kusayangi
Mas Chandra atas semua doa dan dukungannya
Keluarga Balapulang atas dukungannya
Keluarga besar Kos Pasadena
Teman-temanku Ratieh, Puj-puj, Datik
Teman-teman seperjuangan Pend. Akuntansi '03
و
6. PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya
sehingga skripsi dengan judul "Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran
terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang" dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih
gelar Sarjana Pendidikan. Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Soedijono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Agus Wahyudin, M. Si, Dekan Fakultas Ekonomi.
3. Drs. Sukirman, M. Si, Ketua Jurusan Akuntansi.
4. Drs. Kusmuriyanto, M. Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kritik
dan saran dengan tulus.
5. Maylia Pramono Sari, SE, M. Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan tulus.
6. Drs. Partono Thomas, M.S. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik
dan saran.
7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNNES yang telah
memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penyusun.
7. 8. Drs. Djoko Prasetyo, MM, kepala sekolah SMK Pelita Nusantara 1 Semarang,
yang telah memberi ijin dan membantu dalam penelitian ini.
9. Budi Setyowati, S.Pd dan Tina Andarwati, S.Pd, selaku guru SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang yang telah membantu dalam penelitian ini.
10. Siswa-siswi kelas I jurusan Akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang yang
membantu dalam pengumpulan data.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin skripsi ini
jauh dari sempurna. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Semarang, Juni 2007
Peneliti
8. SARI
Asti Wahyuni. 2007. Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri
Semarang. 99 hal.
Kata kunci: Motivasi Belajar, Metode Pembelajaran, Prestasi Belajar
Akuntansi.
Prestasi belajar akuntansi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Beberapa faktor diantaranya adalah motivasi belajar dan metode pembelajaran.
Motivasi yang rendah dapat menimbulkan rasa malas dalam mengikuti pelajaran,
serta metode pembelajaran yang kurang bervariasi akan terasa monoton sehingga
siswa menjadi bosan. Untuk dapat mengetahui pengaruh motivasi belajar dan metode
pembelajaran maka diperlukan penelitian agar diperoleh jawaban yang akurat.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Apakah terdapat pengaruh
antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi
siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang? (2) Apakah
terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas I
jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang? (3) Apakah terdapat pengaruh
metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan
akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang? Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui
apakah terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap
prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1
Semarang? (2) mengetahui apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap
prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1
Semarang? (3) mengetahui apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap
prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1
Semarang?
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang sebanyak 118 siswa yang tersebar dalam 3 kelas. Pengambilan
sampel yang berjumlah 54 siswa dilakukan dengan teknik proportional random
sampling. Ada tiga variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: motivasi belajar,
metode pembelajaran dan prestasi belajar akuntansi. Sumber data berasal dari data
primer dan sekunder. Data diambil melalui angket dan dokumentasi. Uji validitas
menggunakan rumus Product Moment dari Pearson. Sedangkan uji reliabilitas
menggunakan rumus Alpha. Analisis data menggunakan analisis deskriptif presentase
dan regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil regresi berganda diperoleh model regresi Y = 4,442 +
0,034X1 + 0,037X2. Uji keberartian persamaan regresi dengan menggunakan uji F,
diperoleh Fhitung = 168,554 dengan taraf signifikansi 0,000 yang berarti terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar dan metode pembelajaran
9. terhadap prestasi belajar akuntansi. Besarnya pengaruh motivasi belajar dan metode
pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi
SMK Pelita Nusantara 1 Semarang mencapai 86,9%. Berdasarkan uji parsial
diperoleh thitung variabel motivasi belajar sebesar 7,335 dengan taraf signifikansi
0,000 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar akuntansi, sedangkan kontribusi motivasi belajar terhadap
prestasi belajar sebesar 51,3%. Hasil uji parsial metode pembelajaran diperoleh thitung
sebesar 6,958 dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05 berarti terdapat pengaruh positif
dan signifikan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi, kontribusi
metode pembelajaran terhadap prestasi belajar sebesar 46,1%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar dan metode pembelajaran
terhadap prestasi belajar akuntansi secara bersama-sama dan parsial. Oleh karena itu
peneliti menyarankan guru memberikan penugasan lebih agar siswa lebih
bertanggungjawab untuk belajar untuk menunjang kemandirian dalam belajar. Serta
guru hendaknya lebih meningkatkan kemampuan keprofesionalannya dalam
menyampaikan materi dengan metode yang lebih efektif untuk menunjang keberanian
siswa untuk bertanya.
10. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
SURAT REKOMENDASI ................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN................................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
PRAKATA......................................................................................................... vii
SARI................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI...................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 7
1.3 Penegasan Istilah........................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
1.6 Sistematika Skripsi........................................................................ 10
ك
11. BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 11
2.1 Tinjauan Prestasi Belajar Akuntansi ............................................. 11
2.1.1 Hakekat Belajar.................................................................... 11
2.1.2 Ciri-ciri Belajar .................................................................... 12
2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar ......................................................... 13
2.1.4 Teori-teori Belajar................................................................ 15
2.1.5 Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi ................................. 19
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ............ 20
2.2 Motivasi Belajar ............................................................................ 23
2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar................................................. 23
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ....................... 25
2.2.3 Ciri-ciri Motivasi Belajar ..................................................... 27
2.2.4 Bentuk-bentuk Motivasi....................................................... 27
2.2.5 Jenis Motivasi Belajar .......................................................... 30
2.2.6 Fungsi Motivasi Belajar ....................................................... 30
2.3 Metode Pembelajaran.................................................................... 31
2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran......................................... 31
2.3.3 Pemilihan dan Penentuan Metode........................................ 32
2.3.4 Macam-macam Metode Pembelajaran................................. 37
2.4 Kajian tentang Akuntansi.............................................................. 44
2.5 Kerangka Berfikir ......................................................................... 47
2.6 Hipotesis........................................................................................ 51
ل
12. BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 52
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 52
3.1.1 Populasi ................................................................................ 52
3.1.2 Sampel ................................................................................. 53
3.1.3 Pilot Tes ............................................................................... 55
3.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 55
3.2.1 Variabel Bebas atau Independen Variabel .......................... 55
3.2.2 Variabel Terikat ................................................................... 56
3.3 Sumber Data.................................................................................. 56
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 57
3.4.1 Angket .................................................................................. 57
3.4.2 Dokumentasi ........................................................................ 57
3.5 Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 57
3.5.1 Validitas ............................................................................... 58
3.5.2 Reliabilitas ........................................................................... 58
3.6 Metode Analisis Data.................................................................... 61
3.6.1 Metode Analisis Deskriptif Persentase ................................ 61
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 63
3.6.3 Analisis Regresi ................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 68
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian............................................ 68
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................. 68
م
13. 4.2.1 Analisis Deskriptif ............................................................... 69
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Motivasi Belajar Akuntansi ...... 71
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Metode Pembelajaran .............. 78
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 83
4.2.3 Uji Hipotesis ........................................................................ 87
4.2.2.1 Analisis Regresi Berganda ....................................... 87
4.2.2.2 Uji Bersama-sama .................................................... 88
4.2.2.3 Uji Parsial................................................................. 88
4.2.2.4 Besarnya Kontribusi Motivasi Belajar dan Metode
Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar ................... 90
4.3 Pembahasan .................................................................................. 90
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 96
5.1 Simpulan ...................................................................................... 96
5.2 Saran ............................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 98
LAMPIRAN....................................................................................................... 99
ن
14. DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Berfikir ............................................................................. 51
4.1 Normal P-Plot Regresi................................................................................. 84
4.2 Pola Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas..................................................... 85
15. DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Prestasi Belajar Siswa Semester I ........................................................ 2
Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi.................................... 52
Tabel 3.2 Perhitungan Proporsi Sampel............................................................... 54
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...................................................... 60
Tabel 3.4 Kriteria Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran........................... 62
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel................................................................. 69
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Akuntansi................................ 71
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tekun Menghadapi Tugas .................................. 72
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Keinginan Untuk Sukses .................................... 74
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Suka Bekerja Keras ............................................ 75
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berorientasi Jauh ke Depan ................................ 77
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Metode Pembelajaran ......................................... 78
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Mendidik Belajar Sendiri ................................... 78
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Menumbuhkan Keinginan Belajar Lebih Lanjut 80
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Meniadakan Verbalitas..................................... 81
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Kesempatan Mewujudkan Hasil Karya ............ 82
Tabel 4.12 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................... 86`
Tabel 4.13 Analisis Regresi ................................................................................. 87
Tabel 4.14 Hasil Uji Bersama-sama..................................................................... 88
16. Tabel 4.15 Hasil Uji Parsial ................................................................................. 89
Tabel 4.16 Kontribusi Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran
terhadap Prestasi Belajar .................................................................. 90
17. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Kisi-Kisi Kuesioner .......................................................................... 104
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian......................................................................... 105
Lampiran 3 Uji Validitas Motivasi Belajar.......................................................... 112
Lampiran 4 Perhitungan Validitas Motivasi Belajar............................................ 113
Lampiran 5 Perhitungan Reliabilitas Motivasi Belajar........................................ 117
Lampiran 6 Uji Validitas Metode Pembelajaran.................................................. 120
Lampiran 7 Perhitungan Validitas Metode Pembelajaran ................................... 121
Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Metode Pembelajaran................................ 125
Lampiran 9 Data Hasil Penelitian ........................................................................ 128
Lampiran 10 Tabel Persiapan Regresi ................................................................. 132
Lampiran 11 Analisis Regresi.............................................................................. 133
Lampiran 12 Daftar Kritik Uji t ........................................................................... 138
Lampiran 13 Daftar Kritik Uji F .......................................................................... 139
Lampiran 14 Data Prestasi Belajar Siswa ............................................................ 140
Lampiran 15 Daftar Nama Siswa......................................................................... 141
Lampiran 16 Surat Ijin Observasi ........................................................................ 143
Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 144
Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 146
xviii
18. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang (UUPN No. 2 1989, pasal 1). Sehingga dalam mengemban
tugasnya guru dituntut dapat mendidik, mengajar dan melatih agar penguasaan
konsep lebih tertanam.
Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan
dalam segala unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur tersebut
adalah siswa, guru, alat dan metode, materi dan lingkungan pendidikan. Semua unsur
tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
Perkembangan dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan
seiring dengan tantangan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
dan mampu bersaing di era global. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh
bangsa kita adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang. Banyak
hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain
melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum,
pengadaan buku dan alat pelajaran serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.
Namun demikian mutu pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan.
Perbaikan yang telah dilakukan pemerintah tidak akan ada artinya jika tanpa
1
19. 2
dukungan dari guru, orang tua, siswa, dan masyarakat. Berbicara tentang mutu
pendidikan tidak akan lepas dengan proses belajar mengajar. Di mana dalam proses
belajar mengajar guru harus mampu menjalankan tugas dan peranannya.
SMK Pelita Nusantara 1 Semarang sebagai salah satu SMK yang
mempunyai 3 program keahlian yaitu akuntansi, administrasi perkantoran, dan
penjualan. Di SMK Pelita Nusantara 1 Semarang sendiri prestasi belajar akuntansi
pada siswa kelas I yang memperoleh mata pelajaran akuntansi yaitu jurusan akuntansi
sebagian belum membuahkan hasil yang diharapkan. Siswa masih menemui
kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi. Hal ini terlihat dari
observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil ulangan per
kompetensi untuk mata diklat produktif akuntansi 2 yang masih belum mencapai hasil
yang maksimal. Rata-rata nilai ulangan masih di bawah 7,00. Adapun data nilai
akuntansi siswa kelas I AK adalah:
Tabel 1.1
Prestasi Belajar Siswa Mata Diklat Produktif Akuntansi 2
Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi Semester 1 SMK Pelita Nusantara 1 Semarang
Nilai rata- Nilai di Nilai di atas
Kelas Jumlah siswa
rata kelas bawah 7,00 7,00
I AK 1 6,74 25 16 41
I AK 2 6,84 22 18 40
I AK 3 6,71 20 17 37
Jumlah 67 51 118
Sumber : SMK Pelita Nusantara 1 Semarang
20. 3
Nilai yang memenuhi standar ketuntasan yang ditetapkan oleh SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang adalah sebesar 7,00. Jadi hanya terdapat 43% siswa yang telah
memenuhi standar ketuntasan sedangkan sisanya 57% siswa belum tuntas. Hal ini
bisa juga dikarenakan terjadi perubahan jenjang dari siswa SMP menuju SMK
dimana waktu masih duduk di SMP belum mendapatkan pelajaran akuntansi.
Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar
siswa yang bersangkutan. Di dalam pendidikan siswa akan dinilai keberhasilannya
melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik
karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik siswa, guru, sekolah,
maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa satu dengan siswa yang
lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar. Ada yang mampu mencapai
prestasi yang tinggi, namun ada juga siswa yang rendah prestasi belajarnya. Bagi
siswa sendiri prestasi belajar akuntansi sangat penting mengingat jurusan mereka
adalah akuntansi agar siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya terutama
dalam belajar akuntansi sehingga dapat membuat perencanaan studi kelanjutannya.
Adanya perbedaan prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam individu seperti
kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan. Sedangkan
faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari luar seperti lingkungan.
Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik,
21. 4
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan sekolah meliputi metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah dan lain-lain. Sedangkan lingkungan
masyarakat meliputi keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul
dan bentuk kehidupan masyarakat.
Berkaitan dengan proses interaksi belajar mengajar ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan antara lain adalah motivasi belajar dan metode pembelajaran.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor internal yang cukup penting dalam
proses belajar mengajar. Motivasi diperlukan untuk menumbuhkan minat terhadap
pelajaran yang diajarkan oleh guru. Sedangkan metode pembelajaran juga salah satu
faktor yang menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar, dengan metode
yang tepat secara otomatis akan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Sehingga kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut mempunyai andil
yang cukup besar dalam kegiatan belajar.
Belajar adalah salah satu kegiatan yang membutuhkan motivasi. Sayangnya
motivasi ini tidak selalu timbul, sehingga terlihat ada siswa yang bersemangat, ada
juga yang malas. Hal ini tercermin dari proses pembelajaran di SMK Pelita Nusantara
1 Semarang. Siswa terlihat belum termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Guru yang bersangkutan sudah berusaha membangkitkan
motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar namun hasilnya belum maksimal.
Guru banyak memberikan waktu ekstra untuk mengembangkan tugas yang diberikan
22. 5
dan memperluas materi belajar. Selain itu guru juga menilai setiap tugas dan
memberikan komentar secara tertulis. Metode yang digunakan guru dalam mengajar
juga menentukan sikap siswa, sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengikuti
kegiatan belajar.
Menggerakkan motivasi belajar dapat mendorong pencapaian prestasi
belajar secara optimal. Walaupun siswa mempunyai bakat dan minat yang tinggi
tetapi bila tidak disertai dengan motivasi belajar maka prestasi belajar tidak optimal
begitu juga sebaliknya. Bisa juga siswa yang mempunyai intelegensi tinggi boleh jadi
gagal karena kekurangan motivasi. Sehingga motivasi mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar karena motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan seseorang.
Selain siswa unsur yang penting dalam kegiatan pembelajaran adalah guru.
Di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya penyampaian tujuan
belajar. Menurut pengalaman peneliti pada saat PPL (Praktik Pengalaman Lapangan)
siswa cenderung kurang bersemangat pada saat belajar akuntansi. Semua itu terlihat
dengan adanya sikap beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengerjakan soal-
soal akuntansi. Siswa kurang bersemangat untuk mengerjakan karena proses belajar
mengajar terasa monoton. Metode pembelajaran yang diberikan kurang bervariasi
sehingga timbul kebosanan pada siswa. Suasana kelas terlihat kurang hidup karena
siswa menjadi pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan guru.
Sehingga dibutuhkan strategi metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi siswa.
23. 6
Pemilihan dan penggunaan metode yang tepat sesuai dengan tujuan
kompetensi sangat diperlukan. Karena metode adalah cara yang digunakan oleh guru
untuk mengadakan hubungan dengan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Untuk itu guru sebagai pengarah dan pembimbing tidak hanya pandai
dalam memilih metode pembelajaran namun usaha guru-guru untuk mengoptimalkan
komponen pembelajaran diperlukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar. Di
mana akuntansi merupakan sebuah mata diklat yang membutuhkan kecermatan dan
ketelitian sehingga metode yang digunakan harus sesuai agar mendapatkan hasil yang
maksimal. Pengembangan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan
menjadi kendala untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Masalah yang timbul
bagi siswa adalah bagaimana cara belajar yang efektif yaitu sesuai dengan teknik
belajar yang standar dengan berlatih melatih otaknya untuk belajar terus dengan
keteraturan, bagaimana melakukan penyesuaian dengan guru dan bagaimana
menimbulkan kebiasaan teratur sehingga mencapai prestasi belajar yang optimal.
Dari keterangan di atas peneliti mempunyai dugaan bahwa ada keterkaitan
antara tinggi rendahnya motivasi belajar dan metode pembelajaran yang digunakan
terhadap prestasi belajar. Berdasarkan pengamatan tersebut di atas peneliti tertarik
untuk meneliti masalah ini ke dalam skripsi dengan judul “PENGARUH MOTIVASI
BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR
AKUNTANSI SISWA KELAS I JURUSAN AKUNTANSI SMK PELITA
NUSANTARA 1 SEMARANG”.
24. 7
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat diambil
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran
terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK
Pelita Nusantara 1 Semarang?
2. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi
pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang?
3. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar
akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1
Semarang?
1.3 Penegasan Istilah
Judul yang dikemukakan oleh peneliti terdapat istilah-istilah yang perlu
dijelaskan agar tidak terjadi salah penafsiran atau salah pengertian, oleh karena itu
penulis akan membatasi istilah-istilah tersebut sehingga pembaca dapat mengerti apa
yang dimaksudkan peneliti. Adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah:
1. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan
belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2006: 75).
25. 8
Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi siswa dalam belajar
akuntansi, baik dalam penyerapan materi yang telah diberikan oleh guru sampai
pada penerapan ilmu dengan menyelesaikan soal-soal akuntansi.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur (Ahmadi, 1997: 52).
Metode pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode-metode
yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi akuntansi.
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,
dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 895).
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai
siswa dalam mata diklat produktif akuntansi 2 yang dapat diketahui dari nilai
ulangan per kompetensi dan sejauh mana keberhasilan terhadap materi yang
diterima.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk:
1. Mengetahui pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap
prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang.
26. 9
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi pada
siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang.
3. Mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi
pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsep-konsep
baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan khususnya ilmu
akuntansi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Diharapkan siswa selalu meningkatkan motivasi belajar akuntansi pada
khususnya.
b. Bagi Guru
Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa
menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap akuntansi dengan menggunakan
metode pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya.
c. Bagi Sekolah
Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk
keseluruhan mata pelajaran pada umumnya.
27. 10
d. Bagi Peneliti
Merupakan wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan melalui kegiatan
penelitian.
1.6 Sistematika Skripsi
Untuk mengetahui gambaran isi dari penelitian ini maka peneliti membuat
sistematika secara garis besar. Adapun sistematikanya sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika skripsi.
BAB II Landasan teori yang berisikan teori yang dijadikan landasan teoritis dalam
penelitian yang menjadi acuan untuk mengajukan hipotesis.
BAB III Metode penelitian yang berisikan mengenai populasi penelitian, sampel
penelitian, pilot tes, variabel penelitian, sumber data, metode
pengumpulan data serta metode analisis data.
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan berisikan mengenai hasil penelitian dan
pembahasan yang dilakukan pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK
Pelita Nusantara 1 Semarang.
BAB V Penutup yang berisikan simpulan dan saran yang dapat membantu dalam
pengembangan pendidikan di SMK Pelita Nusantara 1 Semarang.
Pada bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
28. 11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Prestasi Belajar Akuntansi
2.1.1 Hakekat Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Perubahan perilaku terjadi
karena didahului oleh proses pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman
yang lain akan menyebabkan proses perubahan. Perubahan ini tidak hanya berkaitan
dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan, ketrampilan, sikap,
pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.
"Belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan,
persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan
lain dan cita-cita" (Hamalik, 2002:45). Dengan demikian seseorang dikatakan belajar
apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat adanya latihan dan
pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.
Belajar akuntansi berbeda dengan belajar mata pelajaran yang lainnya.
Karena dalam belajar akuntansi membutuhkan ketelitian, ketekunan, dan ketrampilan
dalam bentuk latihan yang kontinyu. Latihan merupakan cara belajar yang tepat
karena memiliki andil yang cukup besar dalam mempelajari akuntansi sehingga
mencapai hasil belajar yang optimal.
11
29. 12
2.1.2 Ciri-ciri Belajar
Hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku sehingga menurut Djamarah
(2002:15) belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Menurut aliran Humanis bahwa setiap orang menentukan sendiri tingkah
lakunya. Orang bebas memilih sesuai dengan kebutuhannya. Tidak terikat pada
lingkungan. Hal ini sesuai dengan Wasty Sumanto yang dikutip dari Darsono
(2000:18) bahwa tujuan pendidikan adalah membantu masing-masing individu untuk
mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri masing-masing.
Menurut pandangan dan teori Konstruktivisme (Sardiman, 2006:37) belajar
merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu
entah tes, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses
mengasimilasi dan menghubungkan dengan pengalaman atau bagian yang
dipelajarinya dari pengertian yang dimiliki sehingga pengertiannya menjadi
berkembang.
Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar
menurut Paul Suparno seperti dikutip oleh Sardiman (2006: 38) yang dijelaskan
sebagai berikut:
30. 13
1. Belajar mencari makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat,
dengar, rasakan, dan alami.
2. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan
pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil
perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.
4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik
dengan lingkungannya.
5. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek
belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang
telah dipelajari.
Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan di atas, maka proses mengajar bukanlah
kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi suatu kegiatan yang
memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya dan menggunakan
pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu guru
sangat dibutuhkan untuk membantu belajar siswa sebagai perwujudan perannya
sebagai mediator dan fasilitator.
2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar
Untuk melengkapi berbagai pengertian dan makna belajar, perlu dikemukakan
prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Menurut Slameto (2003:27-28)
seorang guru atau calon guru perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-
prinsip belajar yang harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan
oleh setiap siswa secara individual. Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui
antara lain:
1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan
minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
31. 14
b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada
siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2. Sesuai hakikat belajar
a. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan.
3. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari
a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian
yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapai.
4. Syarat keberhasilan belajar
a. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan
tenang.
b. Repetisi, dalam belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
32. 15
2.1.4 Teori-teori Belajar
Menurut Sardiman (2006:30-36) selama perkembangan sejarah psikologi, kita
banyak sekali mengenal aliran psikologi. Setiap aliran tersebut mempunyai
pandangan sendiri mengenai belajar. Berikut ini adalah beberapa teori tentang belajar:
1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Masing-
masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih
daya itu dapat digunakan berbagai cara atau bahan. Misalkan untuk melatih daya
ingat dalam belajar dengan menghafalkan kata-kata atau angka, istilah-istilah asing.
2. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-
bagian/unsur. Sehingga dalam kegiatan belajar berawal dari pengamatan. Pengamatan
itu penting dilakukan secara menyeluruh. Sehingga berdasarkan teori ini mudah atau
sukarnya suatu pemecahan masalah tergantung pada pengamatan. Menurut aliran
teori ini, seseorang belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau
seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu.
Dari aliran ilmu jiwa Gestalt memberikan beberapa prinsip yang penting,
antara lain:
a. Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya secara
intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.
b. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
c. Manusia berkembang secara keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap
dengan segala aspek-aspeknya.
d. Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas.
e. Belajar hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
33. 16
f. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi
dorongan yang menggerakkan seluruh organisme.
g. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
h. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana
yang diisi.
3. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari
penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua teori yang
terkenal yakni:
a. Teori Konektionisme
Teori ini mengatakan belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus
dan respon, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus dan respon ini akan terjadi suatu
hubungan yang erat kalau sering dilatih. Berkat latihan yang terus menerus, hubungan
antara stimulus dan respon itu akan terbiasa, otomatis.
b. Teori Conditioning
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu kebiasaan
karena adanya suatu tanda. Kondisi yang diciptakan merupakan syarat memunculkan
refleks bersyarat.
4. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Secara
sederhana konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan
konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta
34. 17
yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang
sedang mempelajarinya. Jadi seseorang yang belajar itu membentuk pengertian.
Bettencourt dalam Sardiman (2006:37) menyimpulkan bahwa konstruktivisme
tidak bertujuan mengerti hakikat realitas tetapi lebih hendak melihat bagaimana
proses kita menjadi tahu tentang sesuatu. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar
adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek belajar membangun sendiri
pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka
pelajari.
5. Teori belajar dari R. Gagne
Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi:
a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
b. Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat
dibagi menjadi lima kategori yang disebut dengan the domainds of learning yaitu
sebagai berikut ini:
1) Keterampilan motoris (motor skill)
Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan badan misalnya
melempar bola, main tenis, mengemudi mobil dan sebagainya.
35. 18
2) Informasi verbal
Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis,
menggambar, dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk mengatakan sesuatu
perlu intelegensi.
3) Kemampuan intelektual
Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan simbol-simbol.
Kemampuan belajar dengan cara inilah yang disebut dengan “kemampuan
intelektual”.
4) Strategi kognitif
Strategi kognitif merupakan organisasi keterampilan yang internal
(internal organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir.
Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan intelektual, karena ditujukan ke
dunia luar dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta
memerlukan perbaikan-perbaikan terus menerus.
5) Sikap
Kemampuan ini tak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan, tidak
tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti halnya domain yang
lain. Sikap ini penting dalam proses belajar, tanpa kemampuan ini belajar tak
akan berhasil dengan baik.
Berdasarkan teori-teori belajar yang dijelaskan di atas teori yang sesuai
dengan motivasi adalah teori belajar menurut R. Gagne yang menyebutkan bahwa
belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi. Sedangkan teori yang sesuai
36. 19
dengan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi yang sedang dikaji oleh peneliti
yaitu metode pembelajaran adalah teori konstruktivisme. Teori ini meyebutkan bahwa
proses belajar mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke
subjek belajar/siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan subjek belajar
merekonstruksi pengetahuannya. Mengajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek
belajar dalam membentuk pengetahuan dan membuat makna, mencari kejelasan dan
membentuk justifikasi. Karena itu guru mempunyai peran yang penting sebagai
mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa dengan cara
menggunakan metode-metode mengajar yang tepat.
2.1.5 Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi
"Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka
mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun sikap"
(Darsono, 2000:64). Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar harus berjalan secara
efektif agar mampu mempengaruhi hasil belajar siswa.
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,
dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 895). Prestasi belajar adalah bukti
keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau
mempelajari sesuatu. Sedangkan menurut Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
37. 20
Prestasi belajar akuntansi merupakan hasil belajar yang telah dicapai pada
mata pelajaran akuntansi yang ditunjukkan nilai tes atau angka yang diberikan oleh
guru akuntansi. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar akuntansi merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam
kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi
yang diberikan oleh guru akuntansi.
2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal
1. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar seperti:
a. Faktor Jasmaniah, meliputi
a) Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang
terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat indera.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.
b. Faktor Psikologis, meliputi
a) Intelegensi
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa
yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam
38. 21
belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode belajar yang
efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan
pendidikan khusus.
b) Perhatian
Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto (2003:55)
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju
kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin
hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan
disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
e) Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak
atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yang
disebut dengan motivasi.
39. 22
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak sudah siap (matang).
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi.
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika
siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih
baik.
c. Faktor Kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai, sedangkan
kelelahan rohani terlihat dengan kelesuan dan kebosanan.
2. Faktor Eksternal
a. Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yang
ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi
belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua.
b. Keadaan sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara
sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
40. 23
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode belajar dan
fasilitas yang mendukung lainnya.
c. Keadaan masyarakat
Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena
keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi
siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar
siswa.
Dari berbagai faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa maka peneliti mengkaji motivasi belajar dan metode
pembelajaran.
2.2 Motivasi Belajar
2.2.1 Pengertian Motivasi
Melakukan perbuatan mengajar secara relatif tidak semudah melakukan
kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu yang
mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hal
tersebut adalah adanya motivasi. Menurut Syamsu (1994: 36) motivasi berasal dari
kata motif yang berarti keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
bertindak melakukan suatu kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan.
Menurut Whittaker yang dikutip Darsono (2000:61) motivasi adalah suatu
istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi kondisi-
kondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan pada
41. 24
organisme dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tujuan. Sedangkan
menurut Winkel motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat
melakukan percobaan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang jauh sebelum
orang itu melakukan suatu perbuatan. Menurut Nasution (2000: 73) motivasi adalah
segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dalam psikologi motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat
dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan
kegiatan. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 83),
motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan
mengarahkan perbuatan belajar. "Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat
tercapai" (Sardiman, 2006: 75).
Sedangkan menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman (2006: 73)
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Jadi
dalam penelitian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan yang ada dan timbul
dalam diri siswa untuk belajar atau meningkatkan pengetahuan serta pemahaman
akuntansinya.
Sesuai dengan pengertian motivasi yang dijelaskan di atas, bahwa tidak perlu
dipertanyakan lagi pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar. Di dalam kenyataan
42. 25
motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa. Ada sebagian siswa yang
mempunyai motivasi tinggi namun ada juga yang rendah motivasinya. Oleh karena
itu seorang guru harus bisa membangkitkan motivasi yang terdapat dalam diri siswa
agar dapat mencapai tujuan belajar. Bagi siswa yang sudah mempunyai motivasi,
guru bertugas untuk meningkatkan motivasinya, jika guru dapat membangun motivasi
siswa terhadap pelajaran yang diajarkan, diharapkan seterusnya siswa akan meminati
pelajaran tersebut.
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Dalam proses belajar motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau berubah
dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
1. Cita-cita atau Aspirasi
Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.
Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Cita-cita atau aspirasi adalah
tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi
seseorang, Winkel (1989:96) dalam Darsono. Aspirasi ini bisa bersifat positif dan
negatif, ada yang menunjukkan keinginan untuk mendapatkan keberhasilan tapi ada
juga yang sebaliknya. Taraf keberhasilan biasanya ditentukan sendiri oleh siswa dan
berharap dapat mencapainya.
43. 26
2. Kemampuan Belajar
Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembangan berfikir siswa menjadi
ukuran. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya lebih
termotivasi dalam belajar.
3. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berhubungan dengan
kondisi fisik dan kondisi psikologis. Biasanya kondisi fisik lebih cepat terlihat karena
lebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis. Kondisi-kondisi
tersebut dapat mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.
4. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini sangat berpengaruh
terhadap motivasi belajar siswa.
5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya
dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan
bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional.
6. Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan
materi sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa. Upaya tersebut berorientasi
pada kepentingan siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar.
44. 27
2.2.3 Ciri-ciri motivasi belajar
Menurut Sardiman (2006 :83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).
4. Mempunyai orientasi ke masa depan.
5. Lebih senang bekerja mandiri.
6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-
ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
7. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
8. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang
tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar mengajar
akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan
berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan
responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Siswa
yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila
mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu
yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar akan
melahirkan prestasi belajar yang baik.
2.2.4 Bentuk-bentuk motivasi
Menurut Sardiman (2006:92-95) ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah:
45. 28
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa
angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa
adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
2. Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah
untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang
tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.
3. Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan
kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga
diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan
berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga
harga dirinya.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi
ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi.
46. 29
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar
semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan
suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan
mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar.
Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar
sehingga hasilnya akan baik.
10. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada
kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi
yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
47. 30
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa, merupakan alat
motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai,
karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus
belajar.
2.2.5 Jenis motivasi belajar
Menurut Sardiman (2006:89) ada berbagai jenis motivasi, yaitu:
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan ingin
mendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar.
2.2.6 Fungsi motivasi belajar
Menurut Sardiman (2006:85) bahwa motivasi selain berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi juga berfungsi sebagai berikut:
48. 31
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akan
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator
motivasi belajar dalam penelitian ini adalah:
1. Tekun menghadapi tugas
2. Keinginan untuk sukses
3. Suka bekerja keras
4. Berorientasi jauh ke depan
2.3 Metode Pembelajaran
2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit
menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salah satu
alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan "pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah
yang lebih baik" (Darsono, 2000:24). Menurut Ahmadi (1997: 52) dikutip oleh Yatik
Hidayanti, metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain mengatakan
bahwa metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru
untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik
49. 32
secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami
dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari
metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh
siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan
metode mengajar.
2.3.2 Pemilihan dan Penentuan Metode
Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru
untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode-metode
yang digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa.
Namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai
dengan situasinya. Baik tidaknya suatu metode pembelajaran dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Winarno Surakhmad dalam Djamarah mengatakan bahwa pemilihan
dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Anak didik
Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak dengan latar
belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam.
Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur tubuh. Pendek kata dari aspek fisik
selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik. Sedangkan dari segi
intelektual pun sama ada perbedaan yang ditunjukkan dari cepat dan lambatnya
50. 33
tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar
mengajar. Aspek psikologis juga ada perbedaan yaitu adanya anak didik yang
pendiam, terbuka, dan lain-lain. Perbedaan dari aspek yang disebutkan di atas
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil
untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama
demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.
2. Tujuan yang akan dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Hal
ini dapat mempengaruhi penyeleksian metode yang harus digunakan. Metode yang
dipilih guru harus sesuai dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri
setiap anak didik. Jadi metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
3. Situasi belajar mengajar
Situasi belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama. Maka
guru harus memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan. Di
waktu lain, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan
maka guru menciptakan lingkungan belajar secara berkelompok. Jadi situasi yang
diciptakan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
4. Fasilitas belajar mengajar
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak di
sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode
mengajar.
51. 34
5. Guru.
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam
memilih dan menentukan metode. Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar
yang memadai. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya namun dalam pelaksanaannya
menemui kendala disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas
metode yang digunakan.
Sedangkan kriteria pemilihan metode menurut Slameto (1991:98) adalah
a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunjukkan siswa
setelah proses belajar mengajar.
b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa
fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai untuk
mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah.
c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran
dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan
metode pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas dengan 50-100 orang siswa.
d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan mengembangkan
bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat
kematangan siswa baik mental, fisik dan intelektualnya.
e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis metode
pengajaran yang optimal.
52. 35
f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.
g. Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk
menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang banyak
akan disajikan dalam waktu yang singkat memerlukan metode yang berbeda
dengan bahan penyajian yang relatif sedikit tetapi waktu penyajian yang relatif
cukup banyak.
Ahmadi (1997:53) yang dikutip Yatik Hidayanti mengemukakan syarat-syarat
yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:
1. Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar
siswa.
2. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa.
3. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
4. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5. Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan
cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan
menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
7. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dan sikap-
sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu
kegiatan yang harus dilakukan adalah melakukan penentuan dan pemilihan metode.
Suatu metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar harus benar-benar dikuasai.
Sehingga pada saat penggunaannya dapat menciptakan suasana interaksi edukatif.
53. 36
Untuk menghindari kejemuan dan berhentinya minat siswa terhadap pelajaran yang
disampaikan maka hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi. Bahkan
metode yang digunakan dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar secara
mandiri dengan menggunakan teknik tersendiri.
Di dalam kelas guru menyampaikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran itu
akan kurang memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar lebih lanjut bila
penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Metode-metode yang
dipilih dipergunakan berdasarkan manfaatnya, jadi seorang guru dikatakan kompeten
bila ia memiliki khazanah cara penyampaian yang kaya dan memiliki kriteria yang
akan digunakan untuk memilih cara-cara dalam menyajikan pengalaman belajar
mengajar. Dalam proses belajar mengajar juga dibutuhkan alat bantu yang digunakan
untuk menghilangkan verbalitas. Sehingga siswa lebih cepat menyerap materi yang
telah disampaikan.
Metode pembelajaran yang diterapkan guru hendaknya dapat mewujudkan
hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir kritis dan kreatif dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide-idenya. Pemilihan
metode yang kurang tepat dengan sifat bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan
kelas kurang bergairah dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan penerapan
metode yang tepat dengan berbagai macam indikator tersebut dapat meningkatkan
minat siswa pada bahan pelajaran yang disampaikan dan minat yang besar pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi yang akan diraihnya.
54. 37
2.3.3 Macam-macam Metode Pembelajaran
Banyak macam metode pembelajaran yang dapat digunakan. Berikut ini
adalah 9 macam metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dan diungkapkan peneliti antara lain:
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk
menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok
persoalan serta masalah secara lisan (Ibrahim, 2003:106).
a. Kelebihan metode ceramah
1) Guru lebih menguasai kelas
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas
3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
b. Kelemahan metode ceramah
1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerima.
3) Membosankan bila selalu digunakan dan terlalu lama.
4) Sukar menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya.
2. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi
55. 38
dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya
guru menjawab.
a. Kelebihan metode tanya jawab
1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan.
3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
b. Kelemahan metode tanya jawab
1) Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani
dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.
2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir
dan mudah dipahami siswa.
3) Sering membuang banyak waktu.
4) Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan unsur-unsur
pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama
yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang
dibahas.
56. 39
a. Kelebihan metode diskusi
1) Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa
dan terobosan baru dalam pemecahan masalah.
2) Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.
3) Memperluas wawasan.
4) Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah.
b. Kelemahan metode diskusi
1) Membutuhkan waktu yang panjang.
2) Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.
3) Peserta mendapat informasi yang terbatas.
4) Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
4. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif sebab
membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu
proses atau peristiwa tertentu.
a. Kelebihan metode demonstrasi
1) Menghindari verbalisme.
2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3) Proses pengajaran lebih menarik.
4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
57. 40
b. Kelemahan metode demonstrasi
1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.
2) Kurangnya fasilitas.
3) Membutuhkan waktu yang lama.
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari
(Djamarah, 2002:95).
a. Kelebihan metode eksperimen
1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaan.
2) Membina siswa membuat terobosan baru.
3) Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia.
b. Kelemahan metode eksperimen
1) Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi.
2) Kesulitan dalam fasilitas.
3) Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan.
4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.
58. 41
6. Metode latihan (drill)
Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk
melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang
lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
a. Kelebihan metode latihan
1) Untuk memperoleh kecakapan motoris.
2) Untuk memperoleh kecakapan mental.
3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat.
4) Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan.
5) Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi.
6) Pembentukan kebiasaaan yang lebih otomatis.
b. Kelemahan metode latihan
1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3) Monoton, mudah membosankan.
4) Membentuk kebiasaan yang kaku.
5) Dapat menimbulkan verbalisme.
7. Metode pemberian tugas (resitasi)
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
59. 42
a. Kelebihan metode resitasi
1) Merangsang siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar baik individual
maupun kelompok.
2) Dapat mengembangkan kemandirian.
3) Membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
4) Mengembangkan kreatifitas siswa.
b. Kelemahan metode resitasi
1) Sulit dikontrol.
2) Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu.
3) Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu.
4) Menimbulkan kebosanan.
8. Metode Karyawisata
Melalui metode ini siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di
luar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati
telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah kegiatan siswa diminta membuat
laporan.
a. Kelebihan metode karyawisata
1) Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan
nyata.
2) Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di
masyarakat.
3) Merangsang kreatifitas siswa.
60. 43
4) Bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
b. Kelemahan metode karyawisata
1) Kurangnya fasilitas.
2) Perlu perencanaan yang matang.
3) Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu.
4) Mengabaikan unsur studi.
5) Kesulitan mengatur siswa yang banyak.
9. Metode Sosiodrama
Metode yang digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya siswa diberikan
peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya di kelas.
(Ibrahim, 2003: 107).
a. Kelebihan metode sosiodrama
1) Melatih siswa untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang
akan didramakan.
2) Melatih siswa berinisiatif dan berkreatif.
3) Memupuk bakat.
4) Menumbuhkan dan membina kerjasama.
5) Mendapat kebiasaan untuk membagi tanggung jawab.
6) Membina tata bahasa siswa.
61. 44
b. Kelemahan metode sosiodrama
1) Kurang kreatif bagi anak yang tidak ikut dalam drama.
2) Banyak memakan waktu.
3) Memerlukan tempat yang luas.
4) Mengganggu kelas lain karena gaduh.
Metode-metode yang sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
akuntansi adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode
latihan dan metode resitasi.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator
metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah:
1. Mendidik belajar sendiri
2. Menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut
3. Meniadakan verbalitas
4. Kesempatan mewujudkan hasil karya
2.4 Kajian Tentang Akuntansi
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan
informasi yang diperlukan untuk melakukan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan suatu organisasi, bila ditinjau dari sudut pemakainya. Sedangkan
bila ditinjau dari proses kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan
suatu organisasi. (Haryono Jusuf: 2001: 5). Sedangkan definisi akuntansi menurut
buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang dikutip Syafri (2003:
62. 45
4) adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi
ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif
dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.
Akuntansi sebagai suatu sistem informasi diperlukan oleh berbagai pihak baik
dari kalangan intern maupun dari luar organisasi yang menyelenggarakan akuntansi
tersebut. Secara garis besar pihak-pihak tersebut adalah:
1. Manajer
Manajer perusahaan menggunakan akuntansi untuk menyusun perencanaan
perusahaannya, mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha mencapai
tujuan, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan.
2. Investor
Para investor melakukan penanaman modal dalam perusahaan dengan tujuan
untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapannya. Oleh karena itu mereka
harus mengevaluasi pendapatan yang diperkirakan dari investasinya.
3. Kreditur
Kredit diberikan kepada calon penerima kredit bila mereka dipandang mampu
untuk mengembalikan bunga dan kredit tepat waktu. Untuk itu kreditur selalu
meminta laporan keuangan calon nasabah untuk dinilai.
4. Instansi Pemerintah
Badan-badan pemerintah tertentu membutuhkan informasi keuangan dari
perusahaan-perusahaan wajib pajak atau perusahaan yang menjual sahamnya
63. 46
melalui pasar modal untuk menetapkan pajak perusahaan atau mengawasi
perusahaan.
5. Organisasi Nirlaba
Meskipun organisasi ini tidak bertujuan untuk mencari laba tetapi mereka tetap
berurusan dengan soal keuangan karena mereka harus mempunyai anggaran,
membayar tenaga kerja, membayar listrik dan sewa serta urusan keuangan
lainnya.
6. Pemakai Lainnya
Informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak lain untuk kepentingan
tertentu, misalnya oleh organisasi buruh. para buruh membutuhkan informasi
tentang laba perusahaan dan kadang-kadang juga informasi lain dalam rangka
mengajukan kenaikan gaji atau tunjangan-tunjangan lain dari perusahaan tempat
mereka bekerja.
Jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi dapat dikelompokkan dalam
berbagai bidang. Pada umumnya dibedakan menjadi dua bidang yaitu akuntansi
publik dan akuntansi intern. Akuntan Publik adalah akuntansi yang memberikan
jasanya untuk melayani kepada masyarakat. Untuk itu akuntansi publik menerima
imbalan jasa dari pemakai jasa. Sedangkan Akuntan Intern adalah akuntan yang
bekerja pada suatu perusahaan tertentu. Perbedaannya akuntan intern hanya
melakukan pekerjaan untuk kepentingan perusahaan dimana ia bekerja.
64. 47
2.5 Kerangka Berpikir
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar
dikatakan berhasil bila siswa dalam melakukan kegiatan berlangsung secara intensif
dan optimal sehingga menimbulkan pengaruh tingkah laku yang bersifat tetap.
Perubahan tingkah laku sebagai akibat belajar dipengaruhi banyak faktor. Dari faktor-
faktor yang mempengaruhinya secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu faktor
intern (dari dalam) diri subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri subjek belajar.
Dari pembicaraan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
belajar tidak hanya ditekankan pada faktor intern saja melainkan juga faktor ekstern.
Faktor intern menyangkut faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. Faktor intern
yang relevan dengan persoalan reinforcement adalah faktor psikologis, sehingga
faktor psikologis dijadikan tinjauan khususnya dalam faktor intern. Sedangkan faktor
ekstern menyangkut faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keseluruhan faktor
yang berpengaruh terhadap belajar mempunyai andil yang sama besar dalam
memberikan dasar dan kemudahan dalam pencapaian tujuan belajar yang optimal.
Faktor psikologis yang termasuk di dalamnya adalah intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan dan lainnya yang mempunyai peran
penting dalam pemahaman bahan pelajaran, dan pada akhirnya penguasaan terhadap
bahan pelajaran tersebut lebih cepat dan efektif. Di antara berbagai faktor psikologis
tersebut motivasi merupakan hal yang penting dan menunjang keberhasilan siswa
dalam belajar.
65. 48
Motivasi merupakan salah satu unsur yang penting dalam melakukan
kegiatan. Dalam melakukan sesuatu motivasi dapat dijadikan sebagai pendorong atau
penggerak. Motivasi sangat dibutuhkan dalam pemahaman bahan pelajaran di
sekolah. Bila belajar berhasil maka akan timbul motivasi dengan sendirinya dan
menimbulkan keinginan untuk lebih banyak belajar. Sukses dalam belajar akan
membangkitkan motivasi belajar. Masalah motivasi bukan soal memberikan motivasi
tetapi mengatur kondisi belajar sehingga memberikan reinforcement (Skinner, 1968).
Motivasi merupakan hal yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan adanya motivasi maka prestasi belajar akan optimal. Semakin tepat motivasi
yang diberikan guru maka kegiatan belajar mengajar akan semakin berhasil. Motivasi
akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar peserta didik. Motivasi berkaitan
dengan suatu tujuan.
Sehubungan dengan hal di atas, motivasi berfungsi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi, menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang
hendak dicapai dan menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat (Sardiman, 2006: 85). Selain itu motivasi
juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Belajar akuntansi sering dianggap sulit tetapi bila siswa sudah memiliki
motivasi yang tinggi dalam belajar akuntansi maka tidak akan mudah putus asa pada
saat menghadapi kesulitan dalam belajar akuntansi. Siswa yang mempunyai motivasi
66. 49
tinggi akan berusaha mencari cara untuk mengatasi kesulitan belajarnya melalui
buku-buku paket, latihan soal, modul, belajar di perpustakaan, sampai belajar
kelompok atau bertanya pada orang yang sudah ahli atau menguasai. Berbeda dengan
siswa yang motivasinya rendah maka akan cepat menyerah dalam menghadapi
kesulitan dalam belajar akuntansi. Hal ini dapat mempengaruhi prestasi belajar
akuntansi.
Berdasarkan keterangan di atas dapat dirumuskan bahwa motivasi belajar
mempunyai peran yang besar karena siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi
akan giat dalam belajar sehingga tujuan yang diharapkan yang ditunjukkan dengan
prestasi belajar akan meningkat.
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi
yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Untuk
mendapatkan hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh komponen belajar
mengajar. Guru sebagai salah satu sumber belajar hendaknya mampu menyediakan
kondisi kelas yang kondusif dalam kegiatan belajar akuntansi di kelas. Sebagai
perwujudannya, salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah
melakukan pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang tepat.
Setiap kompetensi mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga pemilihan
metode dalam mengajar pun harus disesuaikan agar siswa tidak mendapatkan
kesulitan dalam mempelajarinya. Pada kompetensi mengerjakan persamaan dasar
akuntansi metode yang digunakan berbeda dengan kompetensi menganalisis bukti
transaksi. Pada kompetensi mengerjakan persamaan dasar akuntansi guru lebih