SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 23
Toksikologi Pestisida
  Dyah Suryani, S.Si, M.Kes
        FKM UAD
Pengertian
Zat untuk membunuh atau
 mengendalikan hama
Pestisida mencakup bahan-bahan racun
 yang digunakan untuk membunuh jasad
 hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak
 dan sebagainya yang diusahakan manusia
 untuk kesejahteraan hidupnya.
Pest berarti hama, sedangkan cide berarti
 membunuh.
Penggolongan Pestisida Menurut
           Sasarannya
Insektisida, racun serangga (insekta)
Fungisida, racun cendawan / jamur
Herbisida, racun gulma / tumbuhan
 pengganggu
Akarisida, racun tungau dan caplak
 (Acarina)
Rodentisida, racun binatang pengerat
 (tikus dsb.)
Nematisida, racun nematoda
Penggolongan Mnrt Asal dan Sifat
              Kimia
1.   Sintetik
     a. Anorganik : garam-garam beracun seperti arsenat,
   flourida
        tembaga sulfat dan garam merkuri.
     b. Organik :
        - Organo khlorin : DDT, BHC, Chlordane, Endrin dll.
        - Heterosiklik : Kepone, mirex dll.
        - Organofosfat : malathion, biothion dll.
        - Karbamat : Furadan, Sevin dll.
        - Dinitrofenol : Dinex dll.
        - Thiosianat : lethane dll.
        - Sulfonat, sulfida, sulfon.
        - Lain-lain : methylbromida dll.
2.   Hasil alam : Nikotinoida, Piretroida, Rotenoida dll.
Negara2 Yg telah menggunakan
            pestisida


Amerika  Serikat 45%
Eropa Barat 25%
Jepang 12%
Negara berkembang
 lainnya 18%
Jenis Racun Pestisida
Racun  sistemik, artinya dapat diserap melalui
 sistem organisme misalnya melalui akar atau
 daun kemudian diserap ke dalam jaringan
 tanaman yang akan bersentuhan atau
 dimakan oleh hama sehingga mengakibatkan
 peracunan bagi hama.
 Racun kontak, langsung dapat menyerap
 melalui kulit pada saat pemberian insektisida
 atau dapat pula serangga target kemudian
 kena sisa insektisida (residu) insektisida
 beberapa waktu setelah penyemprotan.
Syarat2 Pestisida Ekonomis
 Efektif – memiliki daya mematikan hama
 yang tinggi
 Aman terhadap manusia terutama operator,
 juga hewan ternak dan komponen lingkungan
 lainnya, cukup selektif (tidak membunuh
 jasad yang bukan sasaran), kurang persisten,
 tidak menyebabkan biomagnifikasi.
 Ekonomis, efektif, efisien : broad spectrum
 (dapat digunakan untuk berbagai hama),
 cukup spesifik, dan relatif tidak mahal.
Cara Pemakaian
1. Penyemprotan (spraying) : merupakan metode
   yang paling banyak digunakan. Biasanya
   digunakan 100-200 liter enceran insektisida per
   ha. Paling banyak adalah 1000 liter/ha sedang
   paling kecil 1 liter/ha.
2. Dusting : untuk hama rayap kayu kering
   Cryptotermes, dusting sangat efisien bila dapat
   mencapai koloni karena racun dapat menyebar
   sendiri melalui efek perilaku trofalaksis.
3. Penuangan atau penyiraman (pour on) misalnya
   untuk membunuh sarang (koloni) semut, rayap,
   serangga tanah di persemaian dsb.
4. Injeksi batang : dengan insektisida
   sistemik bagi hama batang, daun,
   penggerek dll.
5. Dipping : perendaman / pencelupan
   seperti untuk biji / benih, kayu.
6. Fumigasi : penguapan, misalnya pada
   hama gudang atau hama kayu.
7. Impregnasi : metode dengan tekanan
   (pressure) misalnya dalam pengawetan
   kayu.
Organofosfat
Disintesis I di Jerman pd awal PD II
Pd awal synthesisnya diproduksi senyawa
 tetraethyl pyrophosphate (TEPP), parathion
 dan schordan yang sangat efektif sebagai
 insektisida, tetapi juga cukup toksik terhadap
 mamalia.
Penelitian berkembang,ditemukan komponen
 yang poten terhadap insekta tetapi kurang
 toksik terhadap orang (mis: malathion),
 tetapi masih sangat toksik terhadap insekta..
Struktur Organofosfat
            Nama            Structure

Tetraethylpyrophosphate
(TEPP)


Parathion



Malathion



Sarin
Mekanisme Toksisitas
Organophosphat     adalah insektisida yg
 paling toksik diantara jenis pestisida
 lainnya & sering menyebabkan keracunan
Organofosfat menghambat aksi
 pseudokholinesterase dlm plasma &
 kholinesterase dlm sel darah merah & pd
 sinapsisnya.
Enzim tersebut scr normal menghidrolisis
 asetylcholin menjadi asetat dan kholin.
Pd  saat enzim dihambat, mengakibatkan
 jumlah asetylkholin meningkat dan
 berikatan dengan reseptor muskarinik dan
 nikotinik pada system saraf pusat dan
 perifer.
Hal tersebut menyebabkan timbulnya
 gejala keracunan yang berpengaruh pada
 seluruh bagian tubuh.
Efek muskarinik, nikotinik dan saraf pusat
      pada toksisitas organofosfat.
           Efek                               Gejala
1. Muskarinik           −   Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diaree (SLUD)
                        −   Kejang perut
                        −   Nausea dan vomitus
                        −   Bradicardia
                        −   Miosis
                        −   Berkeringat
2. nikotinik            −   Pegal-pegal, lemah
                        −   Tremor
                        −   Paralysis
                        −   Dyspnea
                        −   Tachicardia
3. sistem saraf pusat   −   Bingung, gelisah, insomnia, neurosis
                        −   Sakit kepala
                        −   Emosi tidak stabil
                        −   Bicara terbata-bata
                        −   Kelemahan umum
                        −   Convulsi
                        −   Depresi respirasi dan gangguan jantung
                        −   Koma
Carbamate
Insektisida karbamat telah berkembang
 setelah organofosfat.
Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya
 rendah thd mamalia dibandingkan dg
 organofosfat, ttp sangat efektif utk
 membunuh insekta.
Mekanisme toksisitas dari karbamate
 adalah sama dengan organofosfat
Struktur Carbamate
     Name              Structure


Physostigmine



Carbaryl




Temik
Organoklorin
Organokhlorin    atau disebut “Chlorinated
 hydrocarbon” terdiri dr bbrp klmpk yg
 diklasifikasi mnrt bentuk kimianya.
Yang paling populer dan pertama kali
 disinthesis adalah “Dichloro-diphenyl-
 trichloroethan” atau disebut DDT.
Klasifikasi Organokhlorin
Kelompok                    Komponen
Cyclodienes                 Aldrin, Chlordan, Dieldrin, Heptachlor,
                            endrin, Toxaphen, Kepon, Mirex.

Hexachlorocyclohexan        Lindane

Derivat Chlorinated-ethan   DDT
Mekanisme    toksisitas dari DDT msh
 diperdebatan, wlaupun komponen kimia ini sudah
 disinthesis sjk thn 1874.
Tapi pd dasarnya pengaruh toksiknya terfokus pd
 neurotoksin dan otak.
Saraf sensorik dan serabut saraf motorik serta
 kortek motorik mrpk target toksisitas.
Dilain pihak bila tjd efek keracunan perubahan
 patologiknya tidaklah nyata.
Bila seseorang menelan DDT sekitar 10mg/Kg
 akan dpt menyebabkan keracunan, hal tsb tjd dlm
 wkt bbrp jam. Perkiraan LD50 utk manusia adalah
 300-500 mg/Kg.
DDT dihentikan penggunaannya sejak tahun 1972,
 tetapi penggunaannya masih berlangsung sampai
 beberapa tahun kemudian, bahkan sampai
 sekarang residu DDT masih dapat terdeteksi.
Pengobatan
Pengobatan   keracunan pestisida cepat dilakukan
 terutama untuk toksisitas organophosphat.
Bila dilakukan terlambat dalam beberapa menit
 akan dapat menyebabkan kematian.
Diagnosis keracunan dilakukan berdasarkan
 terjadinya gejala penyakit dan sejarah kejadiannya
 yang saling berhubungan.
Pada keracunan yang berat ,
 pseudokholinesterase dan aktifits erytrocyt
 kholinesterase harus diukur dan bila
 kandungannya jauh dibawah normal, keracunan
 mesti terjadi dan gejala segera timbul.
Pengobatan    dengan pemberian atrophin
 sulfat dosis 1-2 mg dan biasanya diberikan
 setiap jam dari 25-50 mg.
Atrophin akan memblok efek muskarinik
 dan beberapa pusat reseptor muskarinik.
Pralidoxim (2-PAM) adalah obat spesifik
 untuk antidotum keracunan organofosfat.
Obat tersebut dijual secara komersiil dan
 tersedia sebagai garam chlorin.
TOKSIKOLOGI PESTISIDA

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)adeputra93
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origNesha Mutiara
 
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obat
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obatKanal ion-sebagai-target-aksi-obat
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obatMuzakkar Ilyas
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian iiSurya Amal
 
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhDistribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhLilik Sholeha
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 

Was ist angesagt? (20)

Pengenalan Alat
Pengenalan AlatPengenalan Alat
Pengenalan Alat
 
Kelompok 12(1)
Kelompok 12(1)Kelompok 12(1)
Kelompok 12(1)
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 
Pengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbalPengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbal
 
Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
mikromiretik
mikromiretikmikromiretik
mikromiretik
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
 
Penggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latinPenggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latin
 
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obat
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obatKanal ion-sebagai-target-aksi-obat
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obat
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhDistribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam Tubuh
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 

Ähnlich wie TOKSIKOLOGI PESTISIDA

410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt
410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt
410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.pptDPDPPNIPamekasan
 
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIK3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIRifqi Nugraha
 
PPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptxssuser389a2e
 
Bijaksana menggunakan insektisida 2011
Bijaksana menggunakan insektisida  2011Bijaksana menggunakan insektisida  2011
Bijaksana menggunakan insektisida 2011yanaariana
 
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptxPertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptxmariakristina9
 
Efek penyalahgunaan narkoba 1
Efek penyalahgunaan narkoba 1Efek penyalahgunaan narkoba 1
Efek penyalahgunaan narkoba 1naddmchelle
 
TM_3_AGENT_KIMIA_SEBAGAI_PENYEBAB_PENYAKIT.pptx
TM_3_AGENT_KIMIA_SEBAGAI_PENYEBAB_PENYAKIT.pptxTM_3_AGENT_KIMIA_SEBAGAI_PENYEBAB_PENYAKIT.pptx
TM_3_AGENT_KIMIA_SEBAGAI_PENYEBAB_PENYAKIT.pptxRyanAdinataBagaskara
 
Antimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obatAntimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obatPoltekes TNI AU
 
Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Agus Candra
 
Teknologi pestisida ramah lingkungan
Teknologi pestisida ramah lingkunganTeknologi pestisida ramah lingkungan
Teknologi pestisida ramah lingkunganArif Hermanto
 
Toksikologi
ToksikologiToksikologi
Toksikologizipiklan
 

Ähnlich wie TOKSIKOLOGI PESTISIDA (20)

410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt
410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt
410525124-ASKEP-GADAR-KERACUNSN-DAN-OVERDOSIS-OBAT-ppt.ppt
 
K3 - TOKSIKOLOGI
K3 - TOKSIKOLOGIK3 - TOKSIKOLOGI
K3 - TOKSIKOLOGI
 
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIK3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
 
Toksikologi b
Toksikologi bToksikologi b
Toksikologi b
 
PPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptx
 
Bijaksana menggunakan insektisida 2011
Bijaksana menggunakan insektisida  2011Bijaksana menggunakan insektisida  2011
Bijaksana menggunakan insektisida 2011
 
Urea
UreaUrea
Urea
 
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptxPertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
 
Tinjauan pustaka skizofrenia
Tinjauan pustaka skizofreniaTinjauan pustaka skizofrenia
Tinjauan pustaka skizofrenia
 
Efek penyalahgunaan narkoba 1
Efek penyalahgunaan narkoba 1Efek penyalahgunaan narkoba 1
Efek penyalahgunaan narkoba 1
 
Bahan referat LSD (1)
Bahan referat LSD (1)Bahan referat LSD (1)
Bahan referat LSD (1)
 
TM_3_AGENT_KIMIA_SEBAGAI_PENYEBAB_PENYAKIT.pptx
TM_3_AGENT_KIMIA_SEBAGAI_PENYEBAB_PENYAKIT.pptxTM_3_AGENT_KIMIA_SEBAGAI_PENYEBAB_PENYAKIT.pptx
TM_3_AGENT_KIMIA_SEBAGAI_PENYEBAB_PENYAKIT.pptx
 
Antimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obatAntimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obat
 
Laporan pestisda
Laporan pestisdaLaporan pestisda
Laporan pestisda
 
Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1
 
Antidotum.pptx
Antidotum.pptxAntidotum.pptx
Antidotum.pptx
 
Makalah propoxur
Makalah propoxurMakalah propoxur
Makalah propoxur
 
Makalah propoxur
Makalah propoxurMakalah propoxur
Makalah propoxur
 
Teknologi pestisida ramah lingkungan
Teknologi pestisida ramah lingkunganTeknologi pestisida ramah lingkungan
Teknologi pestisida ramah lingkungan
 
Toksikologi
ToksikologiToksikologi
Toksikologi
 

Mehr von Agus Candra

Menulis Naskah Ilmiah
Menulis Naskah IlmiahMenulis Naskah Ilmiah
Menulis Naskah IlmiahAgus Candra
 
Pentingnya Publikasi
Pentingnya PublikasiPentingnya Publikasi
Pentingnya PublikasiAgus Candra
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communicationAgus Candra
 
12.developing and testing a media strategy
12.developing and testing a media strategy12.developing and testing a media strategy
12.developing and testing a media strategyAgus Candra
 
10. multimedia world
10. multimedia world10. multimedia world
10. multimedia worldAgus Candra
 
Hak hak kesehatan reproduksi
Hak hak kesehatan reproduksiHak hak kesehatan reproduksi
Hak hak kesehatan reproduksiAgus Candra
 
Manusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganManusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganAgus Candra
 
Eksperimental studi
Eksperimental studiEksperimental studi
Eksperimental studiAgus Candra
 
Ukuran epidemiologi
Ukuran epidemiologiUkuran epidemiologi
Ukuran epidemiologiAgus Candra
 
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasaPelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasaAgus Candra
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusiAgus Candra
 
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakUpaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakAgus Candra
 
Aplikasi pestisida2013
Aplikasi pestisida2013Aplikasi pestisida2013
Aplikasi pestisida2013Agus Candra
 

Mehr von Agus Candra (20)

Menulis Naskah Ilmiah
Menulis Naskah IlmiahMenulis Naskah Ilmiah
Menulis Naskah Ilmiah
 
Pentingnya Publikasi
Pentingnya PublikasiPentingnya Publikasi
Pentingnya Publikasi
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communication
 
12.developing and testing a media strategy
12.developing and testing a media strategy12.developing and testing a media strategy
12.developing and testing a media strategy
 
10. multimedia world
10. multimedia world10. multimedia world
10. multimedia world
 
Hak hak kesehatan reproduksi
Hak hak kesehatan reproduksiHak hak kesehatan reproduksi
Hak hak kesehatan reproduksi
 
Isbd 12
Isbd 12Isbd 12
Isbd 12
 
Isbd 11
Isbd 11Isbd 11
Isbd 11
 
Manusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganManusia dan lingkungan
Manusia dan lingkungan
 
Case control
Case controlCase control
Case control
 
Eksperimental studi
Eksperimental studiEksperimental studi
Eksperimental studi
 
Ukuran epidemiologi
Ukuran epidemiologiUkuran epidemiologi
Ukuran epidemiologi
 
Kohort studi
Kohort studiKohort studi
Kohort studi
 
Biosfer1
Biosfer1Biosfer1
Biosfer1
 
Sertifikasi 3
Sertifikasi 3Sertifikasi 3
Sertifikasi 3
 
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasaPelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusi
 
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakUpaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
 
Aplikasi pestisida2013
Aplikasi pestisida2013Aplikasi pestisida2013
Aplikasi pestisida2013
 
Penugasan
PenugasanPenugasan
Penugasan
 

TOKSIKOLOGI PESTISIDA

  • 1. Toksikologi Pestisida Dyah Suryani, S.Si, M.Kes FKM UAD
  • 2. Pengertian Zat untuk membunuh atau mengendalikan hama Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang diusahakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Pest berarti hama, sedangkan cide berarti membunuh.
  • 3. Penggolongan Pestisida Menurut Sasarannya Insektisida, racun serangga (insekta) Fungisida, racun cendawan / jamur Herbisida, racun gulma / tumbuhan pengganggu Akarisida, racun tungau dan caplak (Acarina) Rodentisida, racun binatang pengerat (tikus dsb.) Nematisida, racun nematoda
  • 4. Penggolongan Mnrt Asal dan Sifat Kimia 1.   Sintetik a. Anorganik : garam-garam beracun seperti arsenat, flourida tembaga sulfat dan garam merkuri. b. Organik : - Organo khlorin : DDT, BHC, Chlordane, Endrin dll. - Heterosiklik : Kepone, mirex dll. - Organofosfat : malathion, biothion dll. - Karbamat : Furadan, Sevin dll. - Dinitrofenol : Dinex dll. - Thiosianat : lethane dll. - Sulfonat, sulfida, sulfon. - Lain-lain : methylbromida dll. 2.   Hasil alam : Nikotinoida, Piretroida, Rotenoida dll.
  • 5. Negara2 Yg telah menggunakan pestisida Amerika Serikat 45% Eropa Barat 25% Jepang 12% Negara berkembang lainnya 18%
  • 6. Jenis Racun Pestisida Racun sistemik, artinya dapat diserap melalui sistem organisme misalnya melalui akar atau daun kemudian diserap ke dalam jaringan tanaman yang akan bersentuhan atau dimakan oleh hama sehingga mengakibatkan peracunan bagi hama.  Racun kontak, langsung dapat menyerap melalui kulit pada saat pemberian insektisida atau dapat pula serangga target kemudian kena sisa insektisida (residu) insektisida beberapa waktu setelah penyemprotan.
  • 7. Syarat2 Pestisida Ekonomis  Efektif – memiliki daya mematikan hama yang tinggi  Aman terhadap manusia terutama operator, juga hewan ternak dan komponen lingkungan lainnya, cukup selektif (tidak membunuh jasad yang bukan sasaran), kurang persisten, tidak menyebabkan biomagnifikasi.  Ekonomis, efektif, efisien : broad spectrum (dapat digunakan untuk berbagai hama), cukup spesifik, dan relatif tidak mahal.
  • 8. Cara Pemakaian 1. Penyemprotan (spraying) : merupakan metode yang paling banyak digunakan. Biasanya digunakan 100-200 liter enceran insektisida per ha. Paling banyak adalah 1000 liter/ha sedang paling kecil 1 liter/ha. 2. Dusting : untuk hama rayap kayu kering Cryptotermes, dusting sangat efisien bila dapat mencapai koloni karena racun dapat menyebar sendiri melalui efek perilaku trofalaksis. 3. Penuangan atau penyiraman (pour on) misalnya untuk membunuh sarang (koloni) semut, rayap, serangga tanah di persemaian dsb.
  • 9. 4. Injeksi batang : dengan insektisida sistemik bagi hama batang, daun, penggerek dll. 5. Dipping : perendaman / pencelupan seperti untuk biji / benih, kayu. 6. Fumigasi : penguapan, misalnya pada hama gudang atau hama kayu. 7. Impregnasi : metode dengan tekanan (pressure) misalnya dalam pengawetan kayu.
  • 10. Organofosfat Disintesis I di Jerman pd awal PD II Pd awal synthesisnya diproduksi senyawa tetraethyl pyrophosphate (TEPP), parathion dan schordan yang sangat efektif sebagai insektisida, tetapi juga cukup toksik terhadap mamalia. Penelitian berkembang,ditemukan komponen yang poten terhadap insekta tetapi kurang toksik terhadap orang (mis: malathion), tetapi masih sangat toksik terhadap insekta..
  • 11. Struktur Organofosfat Nama Structure Tetraethylpyrophosphate (TEPP) Parathion Malathion Sarin
  • 12. Mekanisme Toksisitas Organophosphat adalah insektisida yg paling toksik diantara jenis pestisida lainnya & sering menyebabkan keracunan Organofosfat menghambat aksi pseudokholinesterase dlm plasma & kholinesterase dlm sel darah merah & pd sinapsisnya. Enzim tersebut scr normal menghidrolisis asetylcholin menjadi asetat dan kholin.
  • 13. Pd saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah asetylkholin meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer. Hal tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh.
  • 14.
  • 15. Efek muskarinik, nikotinik dan saraf pusat pada toksisitas organofosfat. Efek Gejala 1. Muskarinik − Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diaree (SLUD) − Kejang perut − Nausea dan vomitus − Bradicardia − Miosis − Berkeringat 2. nikotinik − Pegal-pegal, lemah − Tremor − Paralysis − Dyspnea − Tachicardia 3. sistem saraf pusat − Bingung, gelisah, insomnia, neurosis − Sakit kepala − Emosi tidak stabil − Bicara terbata-bata − Kelemahan umum − Convulsi − Depresi respirasi dan gangguan jantung − Koma
  • 16. Carbamate Insektisida karbamat telah berkembang setelah organofosfat. Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah thd mamalia dibandingkan dg organofosfat, ttp sangat efektif utk membunuh insekta. Mekanisme toksisitas dari karbamate adalah sama dengan organofosfat
  • 17. Struktur Carbamate Name Structure Physostigmine Carbaryl Temik
  • 18. Organoklorin Organokhlorin atau disebut “Chlorinated hydrocarbon” terdiri dr bbrp klmpk yg diklasifikasi mnrt bentuk kimianya. Yang paling populer dan pertama kali disinthesis adalah “Dichloro-diphenyl- trichloroethan” atau disebut DDT.
  • 19. Klasifikasi Organokhlorin Kelompok Komponen Cyclodienes Aldrin, Chlordan, Dieldrin, Heptachlor, endrin, Toxaphen, Kepon, Mirex. Hexachlorocyclohexan Lindane Derivat Chlorinated-ethan DDT
  • 20. Mekanisme toksisitas dari DDT msh diperdebatan, wlaupun komponen kimia ini sudah disinthesis sjk thn 1874. Tapi pd dasarnya pengaruh toksiknya terfokus pd neurotoksin dan otak. Saraf sensorik dan serabut saraf motorik serta kortek motorik mrpk target toksisitas. Dilain pihak bila tjd efek keracunan perubahan patologiknya tidaklah nyata. Bila seseorang menelan DDT sekitar 10mg/Kg akan dpt menyebabkan keracunan, hal tsb tjd dlm wkt bbrp jam. Perkiraan LD50 utk manusia adalah 300-500 mg/Kg. DDT dihentikan penggunaannya sejak tahun 1972, tetapi penggunaannya masih berlangsung sampai beberapa tahun kemudian, bahkan sampai sekarang residu DDT masih dapat terdeteksi.
  • 21. Pengobatan Pengobatan keracunan pestisida cepat dilakukan terutama untuk toksisitas organophosphat. Bila dilakukan terlambat dalam beberapa menit akan dapat menyebabkan kematian. Diagnosis keracunan dilakukan berdasarkan terjadinya gejala penyakit dan sejarah kejadiannya yang saling berhubungan. Pada keracunan yang berat , pseudokholinesterase dan aktifits erytrocyt kholinesterase harus diukur dan bila kandungannya jauh dibawah normal, keracunan mesti terjadi dan gejala segera timbul.
  • 22. Pengobatan dengan pemberian atrophin sulfat dosis 1-2 mg dan biasanya diberikan setiap jam dari 25-50 mg. Atrophin akan memblok efek muskarinik dan beberapa pusat reseptor muskarinik. Pralidoxim (2-PAM) adalah obat spesifik untuk antidotum keracunan organofosfat. Obat tersebut dijual secara komersiil dan tersedia sebagai garam chlorin.