SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 46
Sejarah & Perkembangan
Bahasa Indonesia
Dra. Siti Sahara
1. LINGUA PRANCA
2. STRUKTUR YANG SEDERHANA
3. BAHASA SASRTA
4. BAHASA PERS
5. KEDEWASAAN BANGSA INDONESIA
MENGAPA
?
Bahasa Melayu - Bahasa Indonesia
1. LINGUA FRANCA
PRASASATI
* PRASASATI
 Berhuruf Pallawa
1. Kedukan Bukit, Palembang (638 M)
2. Talang Ruwo, dekat Palembang (684 M)
3. Kota Kapur, Pulau Bangka (686 M)
4. Karang Berahi, Meringin, Daerah Hulu Jambi (686 M)
 Berhuruf Nagari
Gandasuli, Jawa Tengah (832 M)
 Berhuruf Arab
Kuala Berang, Trengganu (1303-1387)
Lanjut
BERITA CINA
A. Pendeta I Tsing atau I Ching (義淨; Pinyin Yì
Jìng)
1. Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan (Catatan
Ajaran Buddha yang dikirimkan dari Laut
Selatan)
2. Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa Kao-seng Chuan
(Catatan Pendeta-pendeta yang
menuntut ilmu di India zaman Dinasti
Tang)
B. Wang p’u dalam T'ang-Hui-Yao (kisah
kerajaan Melayu mengirimkan utusan ke
Cina)
2. STRUKTUR SEDERHANA
* Struktur Sederhana
1. Mudah dipelajari
2. Mudah dikembang
3. Mudah mendapat pengaruh
* Demokratis
1. Bahasa Jawa: ngoko, madyo, inggil
2. Bahasa Sunda: halus, sedeung, kasar
3. Bahasa Bali: Brahmana, Ksatria,
Waisya, Sudra
3. BAHASA SASTRA
1. Raja Ali Haji: Gurindam XII
2. Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi
3. Hamzah Fansuri
Contoh:
* Pasal Kesepuluh
1. Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
2. Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
3. Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
4. Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
5. Dengan kawan hendaklah adil
supaya tangannya jadi kafill.
4. BAHASA PERS
5. KEDEWASAN BANGSA INDONESIA: POLITIK
 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan
bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk
pertamakalinya dalam sidang Volksraad,
seseorang berpidato menggunakan bahasa
Indonesia
 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin
mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi
bahasa persatuan Indonesi
 18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang
Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36)
menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa
negara
Lanjut: SASTRA
 Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan
sebuah badan penerbit buku-buku bacaan
yang diberi nama Commissie voor de
Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang
kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi
Balai Pustaka.
 Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan
muda yang menamakan dirinya sebagai
Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan
Takdir Alisyahbana.
Lanjut: Kelahiran Bahasa Indonesia
KONGRES BAHASA INDONESIA
 Pemuda-pemudi Indonesia pada masa
pergerakan berhasil menyelenggarakan Kongres
Pemuda Indonesia. Dalam kongres tersebut
tercetuslah ikrar bersama yang lebih dikenal
dengan Sumpah Pemuda.
 Ikrar Sumpah Pemuda yang dikuman-dangkan
pada tanggal 28 Oktober 1928 itu salah satu
butirnya adalah menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Adapun bunyi ikrar lengkap
pemuda Indonesia yang dikenal dengan
sebutan Sumpah Pemuda itu adalah sebagai
beriku:
PENGEMBANGAN BAHASA
 Dari masa:
Raja Ali Haji: Gurindam XII
- Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi
- Hamzah Fansuri
* Taman Bacaan Rakyat (Balai Pustaka)
 Tanggal 14 September 1908 yang bertugas:
1. mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita
rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di
kalangan rakyat, serta menerbitkannya dalam
bahasa Melayu setelah diubah dan disempurnakan;
2. menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa;
3. menerima karangan pengarang-pengarang muda yg
isinya sesuai dg keadaan hidup disekitarnya.
.
 Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai
lingua franca (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di
bidang perdagangan) di seluruh wilayah Nusantara.
 Bahasa Melayu mempunyai struktur sederhana sehingga
mudah dipelajari, dikembangkan pemakaiannya, dan
mudah menerima pengaruh luar untuk memerkaya dan
menyempurnakan fungsinya.
 Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihat-kan
adanya perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan
status sosial, sehingga tidak menimbulkan perasaan
sentimen dan perpecahan.
 Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai
bahasa daerah lain untuk menerima bahasa Melayu sebagai
bahasa persatuan, demi tujuan yang mulia.
Ket: Jadi, alasan dipilih bahasa Melayu sebagai
bahasa nasional:
.
Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Kolonial
 Bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan dan
bahasa perantara dalam kegiatan perdagangan.
Bukti lain yang Pada abad XVI, ketika orang-orang
Eropa datang ke Nusantara dapat dipaparkan
adalah naskah/daftar kata yang disusun oleh
Pigafetta pada tahun 1522.
 Pengakuan orang Belanda, Danckaerts, pada tahun
1631 yang mendirikan sekolah di Nusantara
terbentur dengan bahasa pengantar. Oleh karena
itu, pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan
surat keputusan: K.B. 1871 No. 104 yang
menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah
bumiputera diberi dalam bahasa Daerah, kalau
tidak dipakai bahasa Melayu.
.
Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Pergerakan
 Setelah Sumpah Pemuda, perkembangan
Bahasa Indonesia tidak berjalan dengan
mulus. Belanda sebagai penjajah melihat
pengakuan pada bahasa Indonesia itu
sebagai kerikil tajam. Oleh karena itu,
dimunculkanlah seorang ahli pendidik
Belanda bernama Dr. G.J. Niewenhuis
dengan politiknya bahasa kolonial lebih
kurang isinya sebagai berikut: 
.
Lanjut
 Pengaruh politik bahasa yang dicetuskan Niewenhuis itu
tentu saja menghambat perkembangan bahasa
Indonesia. Banyak pemuda pelajar berlomba-lomba
mempelajari bahasa Belanda, bahkan ada yang meminta
pengesahan agar diakui sebagai orang Belanda (seperti
yang dilukiskan Abdul Muis dalam roman Salah Asuhan
pada tokoh Hanafi).
 Sebaliknya, pada masa pendudukan Dai Nippon, bahasa
Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Tentara
pendudukan Jepang sangat membenci semua yang
berbau Belanda; sementara itu orang-orang bumiputera
belum bisa berbahasa Jepang. Oleh karena itu,
digunakanlah bahasa Indonesia untuk memper-lancar
tugas-tugas administrasi dan membantu tentara Dai
Nippon melawan tentara Belanda dan sekutu-sekutunya.
.
Lanjut
 Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah
sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan ini
mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV
pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai berikut:
 Bahasa resmi negara.
 Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan.
 Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintahan.
 Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan
dan pemanfaatan ilmu dan teknologi.
.
Lanjut
 Adapun dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia mempunyai
fungsi sebagai berikut:
 Lambang jati diri (identitas).
 Lambang kebanggaan bangsa.
 Alat pemersatu berbagai masyarakat yang
mempunyai latar belakang etnis dan
sosial-budaya, serta bahasa daerah yang
berbeda.
 Alat penghubung antarbudaya dan
antardaerah.
 Pada tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda
mendirikan Commissie voor de Volkslectuur (Komisi
untuk Bacaan Rakyat) melalui Surat Ketetapan
Gubernemen tanggal 14 September 1908 yang
bertugas:
1. Mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita
rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di
kalangan rakyat, serta menerbit-kannya dalam
bahasa Melayu setelah diubah dan
disempurnakan.
2. Menerjemahkan atau menyadur hasil sastra
Eropa.
3. Menerima karangan pengarang-pengarang muda
yang isinya sesuai dengan keadaan hidup di
sekitarnya.
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING
1.
2
Lanjut
 Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru
yang diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana,
Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Pengasuh
majalah ini adalah sastrawan yang banyak
memberi sumbangan terhadap
perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
 Pada masa Pujangga Baru bahasa yang
digunakan untuk menulis karya sastra
adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan
oleh masyarakat dan tidak lagi dengan
batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh
Balai Pustaka.
3
Lanjut
 Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh
tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan Kongres
Bahasa Indonesia di Solo, Jawa Tengah. Kongres
ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan
terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein
Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki
Hajar Dewantara.
 Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa
keputusan yang sangat besar artinya bagi
pertumbuhan dan perkembangan bahasa
Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain:
Mengganti Ejaan van Ophuysen, mendirikan
Institut Bahasa Indonesia, dan menjadikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
dalam Badan Perwakilan.
4
Lanjut
 Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang),
Jepang melarang pemakaian bahasa Belanda
yang dianggapnya sebagai bahasa musuh.
Penguasa Jepang terpaksa menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi utk
kepentingan penyeleng-garaan administrasi
pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar
di lembaga pendidikan, sebab bahasa Jepang
belum banyak dimengerti oleh bangsa
Indonesia. Hal yang demikian menyebabkan
bahasa Indonesia mempunyai peran yang
semakin penting.
5
Lanjut
6
18 Agustus 1945 bahasa
Indonesia dinyatakan secara
resmi sebagai bahasa negara
sesuai dengan bunyi UUD
1945, Bab XV pasal 36: Bahasa
negara adalah bahasa
Indonesia.
19 Maret 1947 (SK No.
264/Bhg. A/47) Menteri
Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan Mr. Soewandi
meresmikan Ejaan Republik
sebagai penyempurnaan
atas ejaan sebelumnya.
Ejaan Republik ini juga
dikenal dengan sebutan
Ejaan Soewandi.
.
Lanjut
 Sebenarnya ada usaha-usaha bersama dari
pemerintah Republik Indonesia dan
pemerintah Diraja Malaysia untuk
mengadakan satu ejaan dengan mengingat
antara bahasa Indonesia dan bahasa
Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa
resmi pemerintah Diraja Malaysia masih
satu rumpun atau memiliki kesamaan.
Usaha itu antara lain pemufakatan ejaan
Melindo (Melayu-Indonesia), namun
usaha ini akhirnya kandas karena situasi
politik antara Indonesia dan Malaysia
yang sempat memanas pada tahun 1963.
.
 Berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 57 tahun 1972 diresmikan ejaan
baru yang berlaku mulai 17 Agustus
1972, yang dinamakan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dan Tap.MPR
No. 2/1972
Lanjut
.
 Perbedaan:
Ialah: Ruang Lingkup:
1. Penulisan Huruf
2. Pemakaian Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan Unsur Serapan
5. Tanda Baca
Perbedaan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik dengan Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD)
.
Hurup yang Digunakan
 Ejaan Republik
1. tj – tjari
2. dj – djarang
3. j – sajang
4. nj – njaring
5. sj – sjukur
6. ch – chusus
 EYD
1. c – cari
2. j – jarang
3. y – sayang
4. ny – nyaring
5. sy – syukur
6. kh – khusus
Nama Huruf
 Ejaan Republik
1. c disebut se
2. j disebut ye
3. q disebut kuw
4. y disebut ey
 Jadi :
- 100 cc dibaca seratus sese
- ABC dibaca a-be-se
Nama Khas Geografi
 Ejaan Republik
1. danau Toba
2. gunung Kawi
3. selat Sunda
4. teluk Tomin
 EYD
1. Danau Toba
2. Gunung Kawi
3. Selat Sunda
4. Teluk Tomini
Kata Sapaan
 Ejaan Republik
- Atas perhatian bapak,
kami ucapkan….
 EYD
- Atas perhatian Bapak,
kami ucapkan….
Kata atau Bentuk Ulang
 Ejaan Republik
1. Rumah2
2. Anak2an
3. Bermain2
 EYD
1. Rumah-rumah
2. Anak-anakan
3. Bermain-main
.
Kata Ganti Tuhan
 Ejaan Republik
- Kepadamu, oh Tuhan
- Hanya kepadanya
 EYD
- Kepada-Mu
- Hanya kepada-Nya
.
Kata Depan di- dan ke-
 Ejaan Republik
1. disini
2. disana
3. kesana
 EYD
1. di sini
2. di sana
3. ke sana
.
Penulisa Pun
 Ejaan Republik
1. Diapun pergilah.
2. Haripun malamlah.
3. Diberipun aku tak mau.
 EYD
1. Dia pun pergilah.
2. Hari pun malamlah.
3. Diberi pun aku tak ma
.
Serapan Bahasa Asing
 Ejaan Republik
1. i : sistim, apotik, atlit
2. w : akwarium, kwitansi, kwartal
3. a : metoda
4. x : taxi, extra
5. il : Formil, tradisionil, rasionil
6. oir : trotoir, dresoir
7. oi : repertoir
8. pro: prosentase
 EYD
1. i : sistem, apotek, atlet
2. w : akuarium, kuitansi, kuartal
3. a : metode
4. x : taksi, ektra
.
Huruf Kapital
 Huruf Kapital digunakan untuk
huruf pertama awal kalimat dan
petikan langsung:
1. Dia menangis.
2. Apa yang dimintanya?
3. Kamu harus pergi!
4. Ibu bertanya, “Kapan kamu pergi?”
.
Huruf Kapital
 Yang berhubungan dengan keagamaan
(peristiwa agama, kitab suci, nama Tuhan
termasuk kata gantinya)
- Allah. Nabi Sulaiman. Kepada-Nya.
 Gelar (akademis, keturunan, kegaaman)
Jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang
- Sultan Hasanudin. Haji Agus Salim.
.
Nama
1. Nama orang, nama bangsa, suku, dan
bahasa
2. Nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah
3. Nama geografi
4. Nama resmi badan, lembaga
pemerintahan, ketatanegaraan, serta
nama dokumen resmi
5. Nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan
6. Nama gelar, dan sapaan
7. Nama kekerabatan yang digunakan
sapaan
.
Huruf Miring
 Nama buku, majalah, surat kabar yang
dikutip dalam karangan.
- Tempo. Bobo. Gadis.
 Menegaskan sesuatu (kata, huruf, atau
frase).
- Ia bukan ditembak, melainkan tertebak
 Nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali
yang sudah disesuaikan dengan
ejaannya.
- Politik divide et impera alat utama
memecah belah
Penulisan Kata
1. Penulisan kata dasar
2. Penulisan kata turunan
3. Penulisan bentuk ulang
4. Penulisan gabungan kata
5. Kata majemuk
6. Gabungan yang menjadi rancu
diberi tanda hubung
7. Gabungan yang sudah satu
ditulis serangkai
8. Kata ganti
9. Kata depan
Penulisan Kata
1. Kata sandang
2. Partikel
3. Singkatan dan akronim
4. Akronim
5. Nama diri ditulis huruf besar
awalnya
6. Sespa, Akabri,
7. Bukan nama diri tidak ditulis huruf
besar
8. Radio Detection and Ranging
(radar), tilang
Singkatan dan Akronim
 Singkatan
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan,
jabatan atau pangkat diikuti titik
- S.Pd. S.S. S.E. M.Hum. MBA.
2. Singkatan nama lembaga atau organisasi
tidak menggunakan tanda titik
- MPR DPR AL AL AD
3. Singkatan yang lazim terdiri atas tiga huruf
menggunakan satu titik
- dkk. yth. dst.
4. Singkatan yang lazim terdiri atas dua huruf
menggunakan dua titik
- s.d. u.p. c.q
5. Lambang kimia atau ukuran tidak
menggunakan tanda titik
- cm Rp km kpm
Penulisan Angka Bilangan
 Bilangan tingkat
- Sultan Hamangkubowono IX
- Paku Buwono ke-10
 Lambang bilangan pada awal kalimat di tulis
dengan huruf
- Sepuluh tersangka perampok ditangkap
Bukan
- 10 tersangka perampokan ditangkap
Kecuali dalam dokumen resmi angka dan huruf
tidak perlu ditulis sekaligus
- Rp 5.000.000, 00 (lima juta rupiah)
Latihan Yuk!
Ejaan Yang
Desempurnakan
Perbaikilah penulisan teks “wacana” di bawah ini, ada “20” kesalahan yang
tidak sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)!
…. Air dalam kendi itu di tuangkan kedalam mulutnya.
Tiba-tiba ia terkejut karena terasa olehnya suatu benda
keras. Benda itu di ambilnya, lalu di tunjukannya kepada
pamanya, sambil berkata, Paman agaknya di dalam sumur
itu banyak tembaga. Lihatlah benda ini terbawa oleh air!.
Benda itu di ambil oleh Hafiz di perhatikannya.
Tiba-tiba ia berseru dengan suka cita, Ya Allah …. Abdullah
ini bukan tembaga biasa. Tidakkah teringat oleh engkau
cerita orang tua nasrani itu?. Ini daun surga!. Tidak salah
lagi, Abdullah inilah sehelai daripada daun itu yang terbuat
dari tembaga. Allah telah membalas jasa mu yang besar
ini, yang jarang orang dapat melakukannya.
Mendengar itu Abdullah melompat dengan suka
cita menerima daun tembaga itu dari tangan pamannya. Ia
bersyukur kepada Allah yang maha pengasih karena
maksudnya yang pertama-tama mencari “ daun surga ” itu
telah tercapai.
Soal
Buku Sumber
1. A. Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Gemar Berbahasa
Indonesia. Jakarta: FITK Press, 2010.
2. Akhadiah, Sabarti dan Sakura Ridwan. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1999.
3. Arifin, Zainal. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademika Presindo 2010.
4. Henry, Guntur Tarigan. Pengajaran Semantik. Bandung:
Angkasa 1983.
5. Keraf, Gorys. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah, 1995.
6. Nasuhi, Hamid. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:
CeQDA, 2007.
7. Razak, Abdul. Kalimat Efektif Setruktur, Gaya, dan Variasi.
Jakarta: PT Gramedia, 19985.
8. Sahara, Siti dan Mahmuda Fitriyah, E Kusnadi. Keterampilan
Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN, 2008.
9. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1990.
.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaconesti08com
 
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalmakalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalManshur Changean
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianRisdawati Hutabarat
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan hamRobet Saputra
 
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.pptPPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.pptMuhamad Yogi
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesiaw2snu
 
2. sejarah bahasa indonesia
2. sejarah bahasa indonesia2. sejarah bahasa indonesia
2. sejarah bahasa indonesiatarmizitaher
 
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesiabusitisahara
 
Hakikat negara kesatuan republik indonesia
Hakikat negara kesatuan republik indonesiaHakikat negara kesatuan republik indonesia
Hakikat negara kesatuan republik indonesiaBonadea Visakha
 
Hak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaHak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaAhmad Royhan Nst
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraWarnet Raha
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiAhmad Dahlan University
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik IndonesiaNegara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik IndonesiaNita Kurniasih
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaSyaiful Ahdan
 
hubungan bahasa dan pikiran
hubungan bahasa dan pikiranhubungan bahasa dan pikiran
hubungan bahasa dan pikiranheniwahyuarini95
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaChusnul Khotimah
 
Sejarah Singkat, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
Sejarah Singkat, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaSejarah Singkat, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
Sejarah Singkat, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaYunus Moershal
 

Was ist angesagt? (20)

Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesia
 
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalmakalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan ham
 
Pancasila dan uud 1945
Pancasila dan uud 1945Pancasila dan uud 1945
Pancasila dan uud 1945
 
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.pptPPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
2. sejarah bahasa indonesia
2. sejarah bahasa indonesia2. sejarah bahasa indonesia
2. sejarah bahasa indonesia
 
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
Hakikat negara kesatuan republik indonesia
Hakikat negara kesatuan republik indonesiaHakikat negara kesatuan republik indonesia
Hakikat negara kesatuan republik indonesia
 
Hak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaHak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasila
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
 
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kinippt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik IndonesiaNegara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
 
hubungan bahasa dan pikiran
hubungan bahasa dan pikiranhubungan bahasa dan pikiran
hubungan bahasa dan pikiran
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Sejarah Singkat, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
Sejarah Singkat, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaSejarah Singkat, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
Sejarah Singkat, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Tugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantaraTugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantara
 

Andere mochten auch

1.sejarah bahasaindonesia
1.sejarah bahasaindonesia1.sejarah bahasaindonesia
1.sejarah bahasaindonesiawidyaandri
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaardinad
 
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiasejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiaElvarinna Permata
 
6. kalimat efektif
6. kalimat efektif6. kalimat efektif
6. kalimat efektifbusitisahara
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporanbusitisahara
 
3. penerapan kaidah ejaan
3. penerapan kaidah ejaan3. penerapan kaidah ejaan
3. penerapan kaidah ejaanbusitisahara
 
Bm(abdullah munsyi) penggal 1
Bm(abdullah munsyi) penggal 1Bm(abdullah munsyi) penggal 1
Bm(abdullah munsyi) penggal 1SITI HAJAR
 
322510830 makalah-ransomware
322510830 makalah-ransomware322510830 makalah-ransomware
322510830 makalah-ransomwareYuditia Ariansyah
 
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerahKedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerahSiti Farida
 
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaPengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaentjep Soerjana
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1zhu ma
 
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUDPENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUDsiti_zahara
 
Media pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMedia pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMarni Marni
 
5. diksi dalam kalimat
5. diksi dalam kalimat5. diksi dalam kalimat
5. diksi dalam kalimatbusitisahara
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukanroisah453
 

Andere mochten auch (19)

1.sejarah bahasaindonesia
1.sejarah bahasaindonesia1.sejarah bahasaindonesia
1.sejarah bahasaindonesia
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
 
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiasejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
6. kalimat efektif
6. kalimat efektif6. kalimat efektif
6. kalimat efektif
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
 
Pedoman Umum EYD Part 1
Pedoman Umum EYD Part 1Pedoman Umum EYD Part 1
Pedoman Umum EYD Part 1
 
Sejarah perkembangan ejaan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan ejaan bahasa indonesiaSejarah perkembangan ejaan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan ejaan bahasa indonesia
 
3. penerapan kaidah ejaan
3. penerapan kaidah ejaan3. penerapan kaidah ejaan
3. penerapan kaidah ejaan
 
Kaidah & penerapan ejaan
Kaidah & penerapan ejaanKaidah & penerapan ejaan
Kaidah & penerapan ejaan
 
Bm(abdullah munsyi) penggal 1
Bm(abdullah munsyi) penggal 1Bm(abdullah munsyi) penggal 1
Bm(abdullah munsyi) penggal 1
 
322510830 makalah-ransomware
322510830 makalah-ransomware322510830 makalah-ransomware
322510830 makalah-ransomware
 
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerahKedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
 
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaPengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1
 
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUDPENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
 
Media pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMedia pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TK
 
5. diksi dalam kalimat
5. diksi dalam kalimat5. diksi dalam kalimat
5. diksi dalam kalimat
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
 

Ähnlich wie 1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia

Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaAdama Dijaklu
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaAbu Ja'far
 
Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiasahabatmuslim
 
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdfKhaeril El Soca
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaariefwahyudi12
 
Pertemuan I.pptx
Pertemuan I.pptxPertemuan I.pptx
Pertemuan I.pptxSlam15
 
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxBAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxAhmadBayu15
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesiaasdammantap
 
Bab ii,bab iii, daftar pustaka
Bab ii,bab iii, daftar pustakaBab ii,bab iii, daftar pustaka
Bab ii,bab iii, daftar pustakataufiq99
 
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2rahma Neg
 
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiSejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiNur Agustin Mufarokhah
 
Tugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indTugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indtampulu
 
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptxSEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptxJumaBulang
 
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptxVm1988
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembanganMeil Da
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembanganMeil Da
 
PPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptx
PPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptxPPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptx
PPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptxSitiSarah454796
 
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxPPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxRichardManalu1
 

Ähnlich wie 1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia (20)

Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesia
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesia
 
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
 
Pertemuan I.pptx
Pertemuan I.pptxPertemuan I.pptx
Pertemuan I.pptx
 
Sejarah bahasa-indonesia1
Sejarah bahasa-indonesia1Sejarah bahasa-indonesia1
Sejarah bahasa-indonesia1
 
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxBAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Makalah ade
Makalah adeMakalah ade
Makalah ade
 
Bab ii,bab iii, daftar pustaka
Bab ii,bab iii, daftar pustakaBab ii,bab iii, daftar pustaka
Bab ii,bab iii, daftar pustaka
 
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
 
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiSejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
 
Tugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indTugas makalah b. ind
Tugas makalah b. ind
 
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptxSEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
 
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembangan
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembangan
 
PPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptx
PPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptxPPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptx
PPT Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia Kelompok 1 B2 Akuntansi UMI.pptx
 
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxPPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
 

Mehr von busitisahara

11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiahbusitisahara
 
9. penalaran dalam karangan
9. penalaran dalam karangan9. penalaran dalam karangan
9. penalaran dalam karanganbusitisahara
 
8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan8. perencanaan karangan
8. perencanaan karanganbusitisahara
 
7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannya7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannyabusitisahara
 
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimatbusitisahara
 
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesiabusitisahara
 
10. sistematika penulisan karya ilmiah
10. sistematika penulisan karya ilmiah10. sistematika penulisan karya ilmiah
10. sistematika penulisan karya ilmiahbusitisahara
 
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiahbusitisahara
 
10. penalaran dalam karangan
10. penalaran dalam karangan10. penalaran dalam karangan
10. penalaran dalam karanganbusitisahara
 
9. perencanaan karangan
9. perencanaan karangan9. perencanaan karangan
9. perencanaan karanganbusitisahara
 
8. paragraf dan pengembangannya
8. paragraf dan pengembangannya8. paragraf dan pengembangannya
8. paragraf dan pengembangannyabusitisahara
 
7. kalimat efektif
7. kalimat efektif 7. kalimat efektif
7. kalimat efektif busitisahara
 
6. diksi dalam kalimat
6. diksi dalam kalimat6. diksi dalam kalimat
6. diksi dalam kalimatbusitisahara
 
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimatbusitisahara
 
4. penerapan kaidah ejaan
4. penerapan kaidah ejaan 4. penerapan kaidah ejaan
4. penerapan kaidah ejaan busitisahara
 
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesiabusitisahara
 
1. kuliah pengantar dan kontrak belajar
1. kuliah pengantar dan kontrak belajar1. kuliah pengantar dan kontrak belajar
1. kuliah pengantar dan kontrak belajarbusitisahara
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporanbusitisahara
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporanbusitisahara
 

Mehr von busitisahara (19)

11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah
 
9. penalaran dalam karangan
9. penalaran dalam karangan9. penalaran dalam karangan
9. penalaran dalam karangan
 
8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan
 
7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannya7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannya
 
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
 
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
 
10. sistematika penulisan karya ilmiah
10. sistematika penulisan karya ilmiah10. sistematika penulisan karya ilmiah
10. sistematika penulisan karya ilmiah
 
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
 
10. penalaran dalam karangan
10. penalaran dalam karangan10. penalaran dalam karangan
10. penalaran dalam karangan
 
9. perencanaan karangan
9. perencanaan karangan9. perencanaan karangan
9. perencanaan karangan
 
8. paragraf dan pengembangannya
8. paragraf dan pengembangannya8. paragraf dan pengembangannya
8. paragraf dan pengembangannya
 
7. kalimat efektif
7. kalimat efektif 7. kalimat efektif
7. kalimat efektif
 
6. diksi dalam kalimat
6. diksi dalam kalimat6. diksi dalam kalimat
6. diksi dalam kalimat
 
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
 
4. penerapan kaidah ejaan
4. penerapan kaidah ejaan 4. penerapan kaidah ejaan
4. penerapan kaidah ejaan
 
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
 
1. kuliah pengantar dan kontrak belajar
1. kuliah pengantar dan kontrak belajar1. kuliah pengantar dan kontrak belajar
1. kuliah pengantar dan kontrak belajar
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
 

1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia

  • 1. Sejarah & Perkembangan Bahasa Indonesia Dra. Siti Sahara
  • 2. 1. LINGUA PRANCA 2. STRUKTUR YANG SEDERHANA 3. BAHASA SASRTA 4. BAHASA PERS 5. KEDEWASAAN BANGSA INDONESIA MENGAPA ? Bahasa Melayu - Bahasa Indonesia
  • 3. 1. LINGUA FRANCA PRASASATI * PRASASATI  Berhuruf Pallawa 1. Kedukan Bukit, Palembang (638 M) 2. Talang Ruwo, dekat Palembang (684 M) 3. Kota Kapur, Pulau Bangka (686 M) 4. Karang Berahi, Meringin, Daerah Hulu Jambi (686 M)  Berhuruf Nagari Gandasuli, Jawa Tengah (832 M)  Berhuruf Arab Kuala Berang, Trengganu (1303-1387)
  • 4. Lanjut BERITA CINA A. Pendeta I Tsing atau I Ching (義淨; Pinyin Yì Jìng) 1. Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan (Catatan Ajaran Buddha yang dikirimkan dari Laut Selatan) 2. Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa Kao-seng Chuan (Catatan Pendeta-pendeta yang menuntut ilmu di India zaman Dinasti Tang) B. Wang p’u dalam T'ang-Hui-Yao (kisah kerajaan Melayu mengirimkan utusan ke Cina)
  • 5. 2. STRUKTUR SEDERHANA * Struktur Sederhana 1. Mudah dipelajari 2. Mudah dikembang 3. Mudah mendapat pengaruh * Demokratis 1. Bahasa Jawa: ngoko, madyo, inggil 2. Bahasa Sunda: halus, sedeung, kasar 3. Bahasa Bali: Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra
  • 6. 3. BAHASA SASTRA 1. Raja Ali Haji: Gurindam XII 2. Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi 3. Hamzah Fansuri Contoh: * Pasal Kesepuluh 1. Dengan bapa jangan durhaka, supaya Allah tidak murka. 2. Dengan ibu hendaklah hormat, supaya badan dapat selamat. 3. Dengan anak janganlah lalai, supaya boleh naik ke tengah balai. 4. Dengan isteri dan gundik janganlah alpa, supaya kemaluan jangan menerpa. 5. Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.
  • 8. 5. KEDEWASAN BANGSA INDONESIA: POLITIK  16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia  28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesi  18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa negara
  • 9. Lanjut: SASTRA  Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka.  Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
  • 10. Lanjut: Kelahiran Bahasa Indonesia KONGRES BAHASA INDONESIA  Pemuda-pemudi Indonesia pada masa pergerakan berhasil menyelenggarakan Kongres Pemuda Indonesia. Dalam kongres tersebut tercetuslah ikrar bersama yang lebih dikenal dengan Sumpah Pemuda.  Ikrar Sumpah Pemuda yang dikuman-dangkan pada tanggal 28 Oktober 1928 itu salah satu butirnya adalah menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Adapun bunyi ikrar lengkap pemuda Indonesia yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda itu adalah sebagai beriku:
  • 11. PENGEMBANGAN BAHASA  Dari masa: Raja Ali Haji: Gurindam XII - Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi - Hamzah Fansuri * Taman Bacaan Rakyat (Balai Pustaka)  Tanggal 14 September 1908 yang bertugas: 1. mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di kalangan rakyat, serta menerbitkannya dalam bahasa Melayu setelah diubah dan disempurnakan; 2. menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa; 3. menerima karangan pengarang-pengarang muda yg isinya sesuai dg keadaan hidup disekitarnya.
  • 12. .  Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh wilayah Nusantara.  Bahasa Melayu mempunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari, dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar untuk memerkaya dan menyempurnakan fungsinya.  Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihat-kan adanya perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial, sehingga tidak menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.  Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, demi tujuan yang mulia. Ket: Jadi, alasan dipilih bahasa Melayu sebagai bahasa nasional:
  • 13. . Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Kolonial  Bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan dan bahasa perantara dalam kegiatan perdagangan. Bukti lain yang Pada abad XVI, ketika orang-orang Eropa datang ke Nusantara dapat dipaparkan adalah naskah/daftar kata yang disusun oleh Pigafetta pada tahun 1522.  Pengakuan orang Belanda, Danckaerts, pada tahun 1631 yang mendirikan sekolah di Nusantara terbentur dengan bahasa pengantar. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan surat keputusan: K.B. 1871 No. 104 yang menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumiputera diberi dalam bahasa Daerah, kalau tidak dipakai bahasa Melayu.
  • 14. . Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Pergerakan  Setelah Sumpah Pemuda, perkembangan Bahasa Indonesia tidak berjalan dengan mulus. Belanda sebagai penjajah melihat pengakuan pada bahasa Indonesia itu sebagai kerikil tajam. Oleh karena itu, dimunculkanlah seorang ahli pendidik Belanda bernama Dr. G.J. Niewenhuis dengan politiknya bahasa kolonial lebih kurang isinya sebagai berikut: 
  • 15. . Lanjut  Pengaruh politik bahasa yang dicetuskan Niewenhuis itu tentu saja menghambat perkembangan bahasa Indonesia. Banyak pemuda pelajar berlomba-lomba mempelajari bahasa Belanda, bahkan ada yang meminta pengesahan agar diakui sebagai orang Belanda (seperti yang dilukiskan Abdul Muis dalam roman Salah Asuhan pada tokoh Hanafi).  Sebaliknya, pada masa pendudukan Dai Nippon, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Tentara pendudukan Jepang sangat membenci semua yang berbau Belanda; sementara itu orang-orang bumiputera belum bisa berbahasa Jepang. Oleh karena itu, digunakanlah bahasa Indonesia untuk memper-lancar tugas-tugas administrasi dan membantu tentara Dai Nippon melawan tentara Belanda dan sekutu-sekutunya.
  • 16. . Lanjut  Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan ini mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut:  Bahasa resmi negara.  Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.  Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.  Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi.
  • 17. . Lanjut  Adapun dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai berikut:  Lambang jati diri (identitas).  Lambang kebanggaan bangsa.  Alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan sosial-budaya, serta bahasa daerah yang berbeda.  Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.
  • 18.  Pada tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Commissie voor de Volkslectuur (Komisi untuk Bacaan Rakyat) melalui Surat Ketetapan Gubernemen tanggal 14 September 1908 yang bertugas: 1. Mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di kalangan rakyat, serta menerbit-kannya dalam bahasa Melayu setelah diubah dan disempurnakan. 2. Menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa. 3. Menerima karangan pengarang-pengarang muda yang isinya sesuai dengan keadaan hidup di sekitarnya. PERISTIWA-PERISTIWA PENTING 1.
  • 19. 2 Lanjut  Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru yang diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Pengasuh majalah ini adalah sastrawan yang banyak memberi sumbangan terhadap perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.  Pada masa Pujangga Baru bahasa yang digunakan untuk menulis karya sastra adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan oleh masyarakat dan tidak lagi dengan batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh Balai Pustaka.
  • 20. 3 Lanjut  Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia di Solo, Jawa Tengah. Kongres ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara.  Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain: Mengganti Ejaan van Ophuysen, mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan.
  • 21. 4 Lanjut  Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang melarang pemakaian bahasa Belanda yang dianggapnya sebagai bahasa musuh. Penguasa Jepang terpaksa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi utk kepentingan penyeleng-garaan administrasi pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan, sebab bahasa Jepang belum banyak dimengerti oleh bangsa Indonesia. Hal yang demikian menyebabkan bahasa Indonesia mempunyai peran yang semakin penting.
  • 22. 5 Lanjut 6 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia dinyatakan secara resmi sebagai bahasa negara sesuai dengan bunyi UUD 1945, Bab XV pasal 36: Bahasa negara adalah bahasa Indonesia. 19 Maret 1947 (SK No. 264/Bhg. A/47) Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Mr. Soewandi meresmikan Ejaan Republik sebagai penyempurnaan atas ejaan sebelumnya. Ejaan Republik ini juga dikenal dengan sebutan Ejaan Soewandi.
  • 23. . Lanjut  Sebenarnya ada usaha-usaha bersama dari pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Diraja Malaysia untuk mengadakan satu ejaan dengan mengingat antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa resmi pemerintah Diraja Malaysia masih satu rumpun atau memiliki kesamaan. Usaha itu antara lain pemufakatan ejaan Melindo (Melayu-Indonesia), namun usaha ini akhirnya kandas karena situasi politik antara Indonesia dan Malaysia yang sempat memanas pada tahun 1963.
  • 24. .  Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1972 diresmikan ejaan baru yang berlaku mulai 17 Agustus 1972, yang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Tap.MPR No. 2/1972 Lanjut
  • 25. .  Perbedaan: Ialah: Ruang Lingkup: 1. Penulisan Huruf 2. Pemakaian Huruf 3. Penulisan Kata 4. Penulisan Unsur Serapan 5. Tanda Baca Perbedaan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
  • 26. . Hurup yang Digunakan  Ejaan Republik 1. tj – tjari 2. dj – djarang 3. j – sajang 4. nj – njaring 5. sj – sjukur 6. ch – chusus  EYD 1. c – cari 2. j – jarang 3. y – sayang 4. ny – nyaring 5. sy – syukur 6. kh – khusus
  • 27. Nama Huruf  Ejaan Republik 1. c disebut se 2. j disebut ye 3. q disebut kuw 4. y disebut ey  Jadi : - 100 cc dibaca seratus sese - ABC dibaca a-be-se
  • 28. Nama Khas Geografi  Ejaan Republik 1. danau Toba 2. gunung Kawi 3. selat Sunda 4. teluk Tomin  EYD 1. Danau Toba 2. Gunung Kawi 3. Selat Sunda 4. Teluk Tomini
  • 29. Kata Sapaan  Ejaan Republik - Atas perhatian bapak, kami ucapkan….  EYD - Atas perhatian Bapak, kami ucapkan….
  • 30. Kata atau Bentuk Ulang  Ejaan Republik 1. Rumah2 2. Anak2an 3. Bermain2  EYD 1. Rumah-rumah 2. Anak-anakan 3. Bermain-main
  • 31. . Kata Ganti Tuhan  Ejaan Republik - Kepadamu, oh Tuhan - Hanya kepadanya  EYD - Kepada-Mu - Hanya kepada-Nya
  • 32. . Kata Depan di- dan ke-  Ejaan Republik 1. disini 2. disana 3. kesana  EYD 1. di sini 2. di sana 3. ke sana
  • 33. . Penulisa Pun  Ejaan Republik 1. Diapun pergilah. 2. Haripun malamlah. 3. Diberipun aku tak mau.  EYD 1. Dia pun pergilah. 2. Hari pun malamlah. 3. Diberi pun aku tak ma
  • 34. . Serapan Bahasa Asing  Ejaan Republik 1. i : sistim, apotik, atlit 2. w : akwarium, kwitansi, kwartal 3. a : metoda 4. x : taxi, extra 5. il : Formil, tradisionil, rasionil 6. oir : trotoir, dresoir 7. oi : repertoir 8. pro: prosentase  EYD 1. i : sistem, apotek, atlet 2. w : akuarium, kuitansi, kuartal 3. a : metode 4. x : taksi, ektra
  • 35. . Huruf Kapital  Huruf Kapital digunakan untuk huruf pertama awal kalimat dan petikan langsung: 1. Dia menangis. 2. Apa yang dimintanya? 3. Kamu harus pergi! 4. Ibu bertanya, “Kapan kamu pergi?”
  • 36. . Huruf Kapital  Yang berhubungan dengan keagamaan (peristiwa agama, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya) - Allah. Nabi Sulaiman. Kepada-Nya.  Gelar (akademis, keturunan, kegaaman) Jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang - Sultan Hasanudin. Haji Agus Salim.
  • 37. . Nama 1. Nama orang, nama bangsa, suku, dan bahasa 2. Nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah 3. Nama geografi 4. Nama resmi badan, lembaga pemerintahan, ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi 5. Nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan 6. Nama gelar, dan sapaan 7. Nama kekerabatan yang digunakan sapaan
  • 38. . Huruf Miring  Nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam karangan. - Tempo. Bobo. Gadis.  Menegaskan sesuatu (kata, huruf, atau frase). - Ia bukan ditembak, melainkan tertebak  Nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang sudah disesuaikan dengan ejaannya. - Politik divide et impera alat utama memecah belah
  • 39. Penulisan Kata 1. Penulisan kata dasar 2. Penulisan kata turunan 3. Penulisan bentuk ulang 4. Penulisan gabungan kata 5. Kata majemuk 6. Gabungan yang menjadi rancu diberi tanda hubung 7. Gabungan yang sudah satu ditulis serangkai 8. Kata ganti 9. Kata depan
  • 40. Penulisan Kata 1. Kata sandang 2. Partikel 3. Singkatan dan akronim 4. Akronim 5. Nama diri ditulis huruf besar awalnya 6. Sespa, Akabri, 7. Bukan nama diri tidak ditulis huruf besar 8. Radio Detection and Ranging (radar), tilang
  • 41. Singkatan dan Akronim  Singkatan 1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti titik - S.Pd. S.S. S.E. M.Hum. MBA. 2. Singkatan nama lembaga atau organisasi tidak menggunakan tanda titik - MPR DPR AL AL AD 3. Singkatan yang lazim terdiri atas tiga huruf menggunakan satu titik - dkk. yth. dst. 4. Singkatan yang lazim terdiri atas dua huruf menggunakan dua titik - s.d. u.p. c.q 5. Lambang kimia atau ukuran tidak menggunakan tanda titik - cm Rp km kpm
  • 42. Penulisan Angka Bilangan  Bilangan tingkat - Sultan Hamangkubowono IX - Paku Buwono ke-10  Lambang bilangan pada awal kalimat di tulis dengan huruf - Sepuluh tersangka perampok ditangkap Bukan - 10 tersangka perampokan ditangkap Kecuali dalam dokumen resmi angka dan huruf tidak perlu ditulis sekaligus - Rp 5.000.000, 00 (lima juta rupiah)
  • 44. Perbaikilah penulisan teks “wacana” di bawah ini, ada “20” kesalahan yang tidak sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)! …. Air dalam kendi itu di tuangkan kedalam mulutnya. Tiba-tiba ia terkejut karena terasa olehnya suatu benda keras. Benda itu di ambilnya, lalu di tunjukannya kepada pamanya, sambil berkata, Paman agaknya di dalam sumur itu banyak tembaga. Lihatlah benda ini terbawa oleh air!. Benda itu di ambil oleh Hafiz di perhatikannya. Tiba-tiba ia berseru dengan suka cita, Ya Allah …. Abdullah ini bukan tembaga biasa. Tidakkah teringat oleh engkau cerita orang tua nasrani itu?. Ini daun surga!. Tidak salah lagi, Abdullah inilah sehelai daripada daun itu yang terbuat dari tembaga. Allah telah membalas jasa mu yang besar ini, yang jarang orang dapat melakukannya. Mendengar itu Abdullah melompat dengan suka cita menerima daun tembaga itu dari tangan pamannya. Ia bersyukur kepada Allah yang maha pengasih karena maksudnya yang pertama-tama mencari “ daun surga ” itu telah tercapai. Soal
  • 45. Buku Sumber 1. A. Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Gemar Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press, 2010. 2. Akhadiah, Sabarti dan Sakura Ridwan. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1999. 3. Arifin, Zainal. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Presindo 2010. 4. Henry, Guntur Tarigan. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa 1983. 5. Keraf, Gorys. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah, 1995. 6. Nasuhi, Hamid. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: CeQDA, 2007. 7. Razak, Abdul. Kalimat Efektif Setruktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta: PT Gramedia, 19985. 8. Sahara, Siti dan Mahmuda Fitriyah, E Kusnadi. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN, 2008. 9. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1990.
  • 46. .