Dokumen tersebut membahas mengenai pemantauan kesehatan janin dalam rahim melalui beberapa metode seperti ultrasonografi, tes non-stres, analisis cairan ketuban, dan profil biofisik guna mengetahui tingkat kematangan dan kemungkinan asfiksia janin. Hasil pemeriksaan tersebut digunakan untuk pertimbangan mengenai induksi persalinan.
2. PEMANTAUAN KESEHATAN
JANIN
Penilaian keadaan janin dlm uterus →
masalah yang selalu timbul.
Misalnya pada kehamilan dengan kelainan
yg membahayakan janin → pertimbangkan :
induksi persalinan atau tidak.
Dalam hal ini penting mengetahui apakah
janin → matur atau tidak.
3. Untuk mengetahui apakah janin cukup matur atau tidak :
1. Pembuatan foto rontgen janin yang didapatkan
melalui amniosentesis
2. Ultrasonografi
3. Perbandingan lesitin-stingomielin
4. NST ( Non stress test )
5. Ultrasonografi
6. Amnioskopi
7. Dengan menganalisa air ketuban Oxytocin
Challenge Test ( O.C.T )
8. Gerakan janin
4. 1. Pembuatan foto rontgen janin
Menentukan tua janin dari panjang tulang, adanya
pusat-pusat oksifikasi tertentu dll. ( sinar rontgen tidak
dibenarkan bila tidak perlu sekali )
2.Ultrasonografi
- Pada kehamilan 6 mg terlihat kantong janin dan
mudigah tidak lama setelah itu.
- Pada kehamilan 13 mg, kepala janin dan denyut
jantung janin dapat dideteksi.
3.Amnioskopi
Melakukan inspeksi likuor amnii pada ketuban yang
utuh dengan amnioskop
Dapat membantu seleksi kasus secara cermat untuk
dilakukan induksi persalinan bila pada antenatal
ditemukan resiko janin
5. 4. Dengan amniosentesis
a.Menentukan secara spektroskopik kadar bilirubin
Dasar pemeriksaan, ditemukan pigmen
menghilang sekonyong-konyong minggu ke 36,
tapi mekonium atau darah dlm air ketuban
menyulitkan penilaian. Pemeriksaan ini penting utk
diagnosis iso-imunisasi Rh.
b.Kadar kreatinin
Dengan tuanya janin, kadar kreatinin likuoramnii
meningkat. Bila mencapai 2mg per 100ml → janin
sdh tua.
6. c. Sitologi air ketuban
- Sejumlah sel yang dapat dipulas dengan pewarnaan khusus
lemak. (Sel-sel berasar dari gladula sebasea).
- Bila < 2% dari seluruh sel, maka kehamilan belum mencapai
36mg (prematur, berat < 2500 gram).
- Sesudah 36mg, jumlah sel meningkat bila mencapai 20% atau
lebih → kemungkinan prematuritas kecil sekali.
d. Kadar enzim alkali fosfatase total dan kadar alkali fosfatase
tahan panas (HSAP = Heat Stable Alkaline Phospatase)
- Dapat dipakai menilai tua kehamilan dan keadaan janin dan
plasenta.
- Mulai kehamilan 26 mg – 42 mg kadar HSAP akan naik terus
menerus tiap minggunya.
- Pada postmaturitas kadar HSAP lebih rendah dari kehamilan
normal 37 – 42mg
7. 5. Ultrasonografi
Dapat menentukan panjang distansia biparietalis kepala
janin, → umur janin dapat diramalkan.
6. Perbandingan lesitin-sfingomielin
Mulai meningkat pada kehamilan 35 mg.
Pada waktu ini permukaan alveolus paru-paru ditemukan
suatu bahan protein fosfolipid yang memungkinkan
alveolus-alveolus dapat mengembang luas untuk
pertukaran gas segera setelah bayi lahir.
Peningkatan dalam konsentrasi-lesitin sesudah kehamilan
35mg seakan memberitahukan bahwa paru-paru janin
telah matur
8. 7. NST ( Non stress test )
Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat
peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Sebaliknya bila janin kurang baik, pergerakan bayi
tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut
jantung janin.
8. Oxytocin Challenge Test ( O.C.T )
Adalah pemberian oksitosin intravena secara hati-
hati pada kehamilan yang diperkirakan dimana janin
akan meninggal di dalam uterus.
9. postdate), pre-eklampsia, hipertensi, diabetes mellitus,
pertumbuhan janin intra uterin yang lambat, adanya
riwayat lahir mati, gravida berusia lanjut, adanya
penyakit ginjal menahun, anemia dll
9. Gerakan janin
Penderita disuruh menghitung jumlah gerakan janin
selama satu jam → pagi hari dan malam hari.
Jumlah dari keduanya disebut gerakan rata-rata janin
perhari,
Rata-rata gerakan 34 x / jam.
< 15 per jam → rendah
10. 10. Profil Biofisik
Manning dkk (1980) : menilai kesejahteraan janin
Uji nonstres dengan empat observasi tambahan
memakai USG real-time.
Komponen Profil Biofisik
1. Uji nonstress reaktif
2. Gerakan pernafasan janin
3. Gerakan janin
4. Tonus janin
5. Volume cairan amnion
11. Tabel. Skoring Profik Biofisik : Protokol Pentalaksanaan
Angka Interpretasi Anjuran
10 Janin normal tidak
asfiksi
Tidak ada indikasi janin untuk intervensi
; uji ulang setiap minggu kecuali pada
kehamilan diabetik dan lebih bulan,
yang harus dilakukan dua kali
seminggu
8/10 cairan
normal
Janin normal tidak
asfiksi
Tidak ada indikasi janin untuk intervensi
; ulang pengujian seperti diatas
8/10 cairan
berkurang
Tersangka
asfiksia janin
kronik
Lahirkan
Kemungkinan
asfiksia janin
Lahirkan kalau volume cairan amnion
abnormal
4 Mungkin asfiksia
janin
Ulangi pengujian pada hari yang sama ;
kalau angka < 6 lahirkan
0 – 2 Hampir pasti
asfiksia janin
Lahirkan