SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Download to read offline
1




MEMPERSIAPKAN STRATEGI
 NEGOSIASI YANG EFEKTIF




    Oleh : Bermand Hutagalung




  Lembaga Studi Fenomena Globalisasi
2




                                     Bab. 1.
                                  Pendahuluan

       Didalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan negosiasi, baik secara sadar
maupun tidak. Negosiasi kita lakukan dari hal-hal yang kecil, misalnya, negosiasi di pasar
ketika berbelanja barang kebutuhan sehari-hari sampai, kepada negosiasi yang sifatnya
lebih formal dalam mewakili kepentingan organisasi, atau perusahaan tempat kita
bekerja. Negosiasi yang formal lazimnya kita lakukan dalam kapasitas kita sebagai
profesional yang mewakili organisasi atau perusahaan kita di meja perundingan.
Misalnya sebagai pengusaha, manajer, atau tenaga profesional lainnya yang berunding
secara formal dengan calon mitra bisnis kita. Namun negosiasi informal yang
berkembang dalam pembicaraan yang bersifat tak resmi, dalam bentuk lobi-lobi tertentu,
sering juga diperlukan untuk membuka jalan atau menunjang kelancaran proses negosiasi
formal yang berlangsung di meja perundingan resmi. Sebagian besar proses pengambilan
keputusan di seluruh bidang pekerjaan baik di dalam internal organisasi maupun dengan
pihak luar, dapat diperlancar melalui proses negosiasi baik formal maupun informal yang
efektif.


Prinsip Dasar Negosiasi


       Ada beberapa prinsip yang umumnya mendasari terjadinya proses negosiasi yang
efektif. Namun prinsip ini sering dianggap sepele sehingga sering dilupakan atau
diabaikan oleh para negosiator, baik awam maupun profesional. Padahal, hal ini sering
kali menjadi penyebab munculnya jalan buntu dalam proses negosiasi sehingga tidak
membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Adapun prinsip-prinsip ini adalah :


1) Perlunya kejelasan kapasitas, posisi, otoritas dan kewenangan negosiator
3



   Agar negosiasi berjalan efektif seorang negosiator harus jelas kapasitasnya dan
   posisinya. Sebagai apa dia maju ke meja perundingan. Mewakili siapa atau organisasi
   apa dia. Apakah dia sudah dibekali otoritas atau pendelegasian kewenangan yang
   cukup. Ataukah, hanya datang sebagai penampung masalah saja ? Bahkan pembuat
   masalah baru. Seringkali negosiasi mengalami jalan buntu, hanya karena ketidak
   jelasan kapasitas, posisi atau otoritas sang negosiator. Untuk meyakinkan pihak yang
   diajak berunding, dalam kasus-kasus tertentu, seperti kasus negosiasi untuk mencari
   resolusi konflik, negosiator yang mewakili lembaga atau perusahaan tertentu perlu
   dibekali dengan surat kuasa, atau surat tugas dari lembaga atau perusahaan tersebut.


2) Mengutamakan kepentingan organisasi, lembaga atau perusahaan yang diwakili
ketimbang kepentingan, paham dan ego pribadi.


   Para perunding haruslah memahami bahwa dirinya maju ke meja perundingan
   mewakili lembaga, organisasi, atau perusahaan tertentu, guna memperoleh solusi
   terbaik yang bermanfaat bagi lembaga, organisasi atau perusahaan yang diwakilinya.
   Seringkali dalam bernegosaisi, para perunding gagal memahami pentingnya prinsip
   ini dan lebih mengutamakan pendapat, paham, kepentingan pribadi atau bahkan
   pihak lain di luar organisasinya yang sepaham dengan mereka. Tanpa disadari sang
   negosiator bukan lagi memperjuangkan misi, visi dan tujuan organisasinya melainkan
   misi pribadinya. Pada gilirannya hasil perundingan akan mengecewakan anggota
   organisasi dan para pemangku kepentingan. Seorang eksekutif yang sangat aktif
   dalam    berbagai kegiatan sosial di luar perusahannya, jangan membawa dan
   mengutamakan misi sosial pribadinya dalam perundingan. Bisnis adalah bisnis. Misi
   sosial pribadi ada di dimensi yang lain. Dia harus mengutamakan pencapaian misi,
   visi dan tujuan perusahaan yang diwakilinya, ketimbang misi dan ambisi pribadinya.
   Demikian pula, seorang petinggi negara yang menganut paham ekonomi liberal,
   janganlah terjebak mengutamakan pandangan dan paham liberalnya dalam berunding
4


   dengan wakil negara lain. Ini karena dirinya maju ke meja perundingan untuk
   mewakili kepentingan negara dan rakyat yang harus diutamakan perjuangannya,
   bukan memperjuangkan paham dan ambisi pribadinya.


3) Kesejajaran dalam kedudukan di meja perundingan.


   Ini merupakan prinsip dasar pertama dalam negosiasi. Contoh: negosiasi di tingkat
   pimpinan negara terjadi antar pimpinan suatu negara dengan pimpinan negara lain
   atau menteri yang diberi otoritas untuk mewakili kepala negaranya. Negosiasi tingkat
   menteri terjadi antar menteri dengan menteri. Negosiasi antar manajer yang setingkat
   dengan manajer dalam bidang yang berbeda pada tingkatan yang sama, atau negosiasi
   antar kolega, dimana tidak ada hirarki komando satu dengan yang lain, sehingga
   pengambilan keputusan mau tidak mau harus dilakukan secara persuasi dan
   kompromi.


   Namun tidak tertutup kemungkinan terjadinya negosiasi yang tidak sejajar posisinya
   dengan hasil yang cukup mengembirakan. Memang acap kali, pihak yang lebih tinggi
   biasanya merasa dirinya diatas angin. Namun negosiasi yang tidak sejajar ini bisa
   dibuat mendekati sejajar bila ada ketentuan, etika atau tata krama dalam masyarakat
   yang memungkinkan kesejajaran itu terjadi. Misalnya negosiasi antara kelompok
   pekerja dengan pimpinan perusahaan yang mau tidak mau harus duduk dalam satu
   meja perundingan karena harus menghormati hak-hak para pekerjanya. Ini karena
   ada ketentuan yang memaksanya untuk bersikap sejajar seperti itu. Hasil negosiasi
   sangat boleh jadi akan menemukan titik temu, yang mampu meredam timbulnya
   masalah yang berkepanjangan, kendati posisi para pihak sebenarnya tidak sejajar
   (antara pimpinan dan bawahan). Bila pimpinan perusahaan tidak mau duduk dalam
   satu meja perundingan dengan perwakilan buruhnya, bisa diperkirakan, negosiasi
   tidak akan berhasil membuahkan kata sepakat yang saling menguntungkan kedua
   belah pihak. Bahkan perundingan pun mengalami kebuntuan.
5



3) Komunikasi dua arah yang berjalan dengan lancar tanpa tekanan.


   Komunikasi dua arah, tanpa tekanan, pemaksaan atau pendiktean dari pihak
   manapun akan memungkinkan para pihak yang bernegosiasi dapat berinteraksi
   dengan baik, saling mempertukarkan kepentingan dan mencari titik temu dari
   perbedaan-perbedaan persepsi, tuntutan dan keingingan. Tanpa komunikasi yang
   baik dan efektif, interaksi sulit akan terjadi, sehingga diperlukan jasa intermediasi
   yang belum tentu dapat membuahkan jalan keluar yang memuaskan pihak-pihak
   yang berkepentingan.


4) Penggunaan "bahasa" yang dapat dimengerti dan diterima pihak yang bernegosiasi.


    Agar negosiasi berjalan efektif dan membuahkan hasil yang diharapkan, hindarilah
    penggunaan ”bahasa” sepihak. Cobalah temukan "bahasa" kompromi yang bisa di
    terima oleh kedua belah pihak yang bernegosiasi. Yang dimaksud dengan bahasa
    disini tentu saja bukan hanya bahasa dalam artian sempit, seperti bahasa daerah,
    lokal atau internasional, melainkan bahasa dalam artian luas. Bahasa pengusaha
    misalnya (yang dipengaruhi oleh sudut pandang atau persepsi pengusaha yang
    selalu berorientasi pada peningkatan efesiensi, keuntungan dan berdimensi jangka
    panjang), akan sangat jauh berbeda dengan bahasa kelompok pekerja yang lebih
    memperjuangkan pemenuhan hak dan kepentingannya sebagai pekerja, kendati
    kondisi perusahaan sudah sekarat. Bahasa mereka cenderung terkait atau mengarah
    pada persoalan yang menyangkut peningkatan kesejahteraan, THR, pesangon, anti
    PHK dan berdimensi jangka pendek. Kesamaan ”bahasa” akan membawa kesamaan
    sudut pandang dan persepsi yang pada gilirannya membuat negosiasi berjalan
    efektif.
5) Prinsip emphati.
6


    Emphati berarti memahami kondisi orang lain dengan memposisikan diri kita seolah
    menjadi orang tersebut. Dengan demikian kita dapat memahami apa yang dirasakan
    oleh orang tersebut. prinsip ini perlu dikembangkan dalam proses negosiasi agar
    para pihak yang bernegosiasi dapat saling memahami pandangan, masalah dan
    tuntutan dari kedua belah pihak, sehingga titik temu bisa segera diperoleh tanpa
    harus mengalami proses yang begitu alot dan menyita banyak waktu, pikiran dan
    tenaga para negosiator.


6) Prinsip menang-menang (win-win)


    Untuk mendapatkan titik temu diperlukan penerapan prinsip musyawarah dan
    mufakat yang saling menguntungkan pihak yang terkait dalam proses negosiasi.
    Prinsip menang-menang memberi kesempatan bagi mitra negosiasinya untuk juga
    sama-sama menang. Tidak melulu maunya hanya menang sendiri. Bahasa
    populernya : prinsip menang-menang untuk mendapatkan solusi yang tepat (win-
    win solution). Dengan penerapan prinsip ini hasil negosiasi diharapkan bisa saling
    menguntungkan kedua belah pihak. Tanpa prinsip ini negosiasi berpotensi akan
    menghadapi jalan buntu tanpa perolehan kata sepakat.


Problema Dalam Negosiasi


      Kalau negosisasi memang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari,
tentunya tidak ada hal yang sulit atau aneh dalam bernegosiasi. Bukankah sejak ribuan
tahun yang lampau manusia sudah melakukannya. Negosiasi memang sudah sejak
zaman purba dan sudah menjadi bagian dari dinamika hidup manusia yang bermukim di
bumi ini. Persoalannya, manusia tidak hidup sendirian. Sebagai mahluk sosial ekonomi,
dia berinteraksi dan bergantung kepada eksistensi orang lain yang ada dalam lingkungan
hidupnya. Orang lain itu memiliki kepentingan, kebutuhan, keinginan, preferensi, tolok
ukur dan tuntutan yang beragam, yang seringkali berbeda dengan kita. Sekalipun
7


berbeda interaksi, mau tidak mau, tetap harus dilakukan. Tidak ada yang dapat hidup
menyendiri dan memenuhi kebutuhannya sendiri, dalam kehidupan di dunia modern
yang terbuka terhadap interkasi dengan dunia luar ini. Setiap perusahaan selalu
berinterkasi     dengan   pelanggannya,   dengan   pemasok/vendor,     distributor   dan
kompetitornya. Tanpa itu perusahaan tidak mungkin hidup. Demikian pula dalam
konteks negara. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang dapat berkembang maju
dengan mengabaikan eksistensi dan kepentingan negara lain. Apalagi di tengah era
globalisasi dan keterbukaan ini.


        Dalam proses interaksi, negosiasi selalu saja terjadi, yang terkait dengan
kepentingan pihak-pihak yang berinteraksi. Mengapa demikian ? Pada dasarnya tidak
ada seorang pun yang rela begitu saja mengorbankan kepentingan atau keperluannya..
Semua        ingin   memperjuangkan   pemenuhan      kepentingannya,    memaksimalkan
perolehannya dan berupaya meminimalkan resiko yang menghadang di masa depan.
Bahkan sekalipun dalam posisi yang terdesak dan tak seimbang, secara naluriah, manusia
masih juga berusaha untuk melakukan negosiasi guna memperjuangkan kepentingannya.
Seringkali perbedaan kepentingan, aspirasi dan susdut pandang yang begitu mencolok
menjadi potensi konflik yang tidak memungkinkan dicapainya kata sepakat dalam proses
negosiasi.


        Negosiasi terjadi karena orang, organisasi atau negara memiliki kepentingan yang
berbeda dan akan dipertukarkan dengan kepentingan orang, organisasi atau negara
lainnya. Selain itu, perbedaan muncul karena manusia memiliki paradigma, kultur, sikap,
cara kerja, dan gaya manajemen dalam pengambilan keputusan yang berbeda dan
seringkali terkait dengan kepribadian orang tersebut. Orang Jepang, misalnya, biasanya
cenderung sangat lama dalam mencapai kata akhir dalam negosiasi. Ini karena mereka
harus terlebih dahulu mempertimbangkan suara seniornya dan banyak pihak yang
terkait.
8


       Sering terjadi ada pihak yang ingin lebih mendahulukan kepentingan diri, atau
kelompoknya dan mengabaikan, atau merendahkan kepentingan diri, atau kelompok
lainnya. Mereka cenderung bersikap egois dan memaksakan pendapat dan kehendaknya
secara sepihak, padahal pandangan dan kehendak orang lain amat berbeda dengannya.
Seringkali pula perbedaan pendapat atau kepentingan berujung pada munculnya konflik
berkepanjangan yang harus dicarikan pemecahannya yang terbaik dan diharapkan dapat
saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Titik temu dapat diperoleh hanya bila
perbedaan dan kesenjangan yang ada bisa dipersempit dan dihilangkan.


       Tanpa adanya perbedaan-perbedaan ini, jelas tidak diperlukan adanya proses
negosiasi. Segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar tanpa pertukaran. Akan tetapi,
hal ini amat jarang ditemukan dalam konteks dunia nyata. Oleh karenanya, negosiasi
selalu saja diperlukan pada berbagai aspek kehidupan bernegara, berbisnis maupun
dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Dalam talian inilah, pemahaman prinsip dasar
penguasaan seni dan kemampuan (skill) bernegosiasi diperlukan untuk menjembatani
perbedaan-perbedan tersebut guna mencapai kata sepakat (titik temu) dalam negosiasi
yang efektif.


       Sampai disini jelas, kendati negosiasi sudah dilakukan oleh setiap orang dalam
hidupnya, namun kita tidak dapat menganggap diri kita sudah pintar dalam hal
bernegosiasi. Negosiasi adalah suatu proses yang memerlukan seni dan kemampuan
tersendiri (skill). Pada kenyataannya banyak profesional yang tidak mampu mencapai
tujuan yang direncanakan, hanya karena tidak mampu menjalankan proses negosiasi
yang baik dan menemui jalan buntu pada akhir tahapan negosiasi. Proses negosisasi tidak
berjalan efektif. Impiannya tidak terwujud karena mitra yang diharapkan untuk
mewujudkan impian tersebut ternyata tidak berhasil diyakinkan untuk menerima usulan
atau proposalnya.
9


      Jangan heran jika terjadi banyak usulan yang ditolak, penawaran-penawaran tidak
ditanggapi dengan baik. Komunikasi dan interaksi terhenti dan rencana bisnis
terbengkalai hanya sampai di atas kertas saja. Memang, bisa saja terjadi usulan diterima,
namun tidak semua apa yang semula diharapkan dapat terpenuhi. Tak sedikit orang yang
frustasi mengalami kegagalan dalam karier bisnis dan karir profesionalnya hanya karena
ketidak mampuan mewujudkan proses negosiasi yang efektif. Mengapa para profesional
tidak mampu baik ? Penyebabnya antara lain adalah :


1) Negosiator tidak memahami prinsip dasar negosiasi dan tidak memiliki keahlian atau
kemampuan untuk menjalankan prinsip tersebut dengan benar dan konsekuen.


2) Negosiator sering harus menjalani situasi dilematis.


  Negosiator sering berada diantara pilihan yang sulit: antara membentuk kerjasama atau
  aliansi strategis dengan kompetisi yang sebenarnya. Di satu sisi dia memang adalah
  kompetitor yang berusaha memenangkan kepentingannya di forum perundingan. Di
  sisi lain, dia harus mencapai kesepakatan untuk menjalin kerjasama dengan sang
  kompetitor melalui forum perundingan yang sama.


3) Peran suara pro kontra dan para pemangku kepentingan (stake holder)


   Selain itu, kepentingan negosiator sering terkait dengan kepentingan pihak lain
   bahkan orang banyak. Oleh karenanya negosiator harus juga mempertimbangkan
   suara pro-kontra dan para pemangku kepentingan (stake holder).yang berkembang di
   lingkungannya, baik dalam memposisikan dirinya di forum negosiasi, maupun dalam
   pencapaian hasil akhir yang diharapkan. Para pemangku kepentingan adalah pihak-
   pihak yang ikut merasa terkait (bakal terkena imbasnya), dan oleh karenanya
   berkepentingan dengan hasil akhir negosiasi.
10


4) Negosiator harus menghadapi tuntutan yang bertolak belakang.


  Negosiator berada di posisi sulit, diantara pilihan memenuhi tuntutan perlunya
  mewujudkan keterbukaan (transparansi) dan kejujuran, dengan tuntutan menjaga
  kerahasiaan dan menghindari kesalah pahaman. Untuk menghidari kesalah pahaman,
  misalnya, negosiator terpaksa harus menghemat kata-kata sehingga terkesan
  cenderung tertutup. Ini menyulitkan kelancaran proses negosiasi yang memerlukan
  keterbukaan.


  Sebenarnya, sedikit sekali situasi dalam negosiasi dimana kita dapat terbuka dan jujur
  sepenuhnya tanpa menanggung resiko bakal dieksploitasi oleh lawan negosiasi. Kita
  memang tidak boleh terlampau terbuka dan lekas percaya kepada pernyataan sikap
  lawan negosiasi kita, karena kartu kita akan cepat dibaca. Akibat negatifnya, bukan tak
  mungkin kelak kita akan didikte olehnya. Dia akan menjadi leader dan kita terpaksa
  menjadi follower, atau rencana kerjasama terpaksa dibatalkan. Sebaliknya, kita juga
  tidak boleh terlampau tertutup dalam waktu yang terlalu lama, karena akan
  mengundang munculnya kejenuhan dan ketidak percayaan dari lawan negosiasi kita,
  atas kesungguhan kita. Memang sulit untuk diperoleh titik temu jika kita terus
  menutup diri, tak mau melakukan penawaran atau mengajukan usulan. Kita hanya
  ingin lawan kitalah yang membuka diri dan mengajukan penawaran.


5) Dilemma antara perolehan manfaat/keuntungan jangka panjang dan jangka pendek.


  Negosiator sering menghadapi situasi sulit diantara memilih manfaat/keuntungan
  jangka panjang dengan keuntungan jangka pendek. Kita bisa saja mengutamakan
  keuntungan jangka pendek dengan melakukan negosiasi yang intensif, irama yang
  keras dan agresif sehingga memaksa lawan menerima usulan kita. Yang penting
  negosiasi berhasil didepan, persoalan lanjutannya belakangan saja dipikirkan.
  Pemikiran yang cenderung mencari jalan pintas semacam ini bisa mengundang
11


  timbulnya masalah di kemudian haria Jika beberapa waktu kemudian lawan negosiasi
  yang kemudian menjadi mitra kita itu merenungkan dan ternyata sadar bahwa dirinya
  telah melakukan kehilapan dalam mengambil keputusan sehingga posisinya dirugikan,
  boleh jadi dia akan membatalkan kerjasama di tengah jalan, atau tidak memperpanjang
  lagi kerjasama ketika masa waktu kerjasamanya berakhir.


  Negosiasi sesungguhnya memerlukan kesabaran dan keuletan. Sering kali karena
  substansi masalahnya memang cukup berat, maka untuk memperoleh titik temu (jalan
  keluar), tidak bisa dipaksakan secara sepihak dalam tempo secepatnya. Untuk masalah
  yang berat sering kali pengambilan keputusan finalnya memang memerlukan tahapan
  proses   negosiasi   yang   panjang   karena   begitu   banyak   aspek    yang   harus
  dipertimbangkan dan banyak pihak yang berkepentingan terlebih dahulu harus
  ditampung saran, aspirasi atau suaranya. Negosiator, mungkin karena situasi dan
  kondisi yang mendesak, kemudian mendesak lawan (calon mitra) dengan sikap yang
  agresif dan bahkan mengeluarkan pernyataan dan kisikan yang terkesan mengandung
  ancaman atau intimidasi, agar lawannya segera mengambil keputusan (menerima
  usulan yang diajukan). Sikap ini dapat menimbulkan persepsi dan penilaian yang
  kurang baik pada diri kita dan bahkan sikap antipati yang dapat menyebabkan lawan
  negosiasi mengundurkan diri (walk-out) dari meja perundingan.


5) Negosiator cenderung egosentris.


  Dalam berbagai kasus aktual sering ditemukan, negosiator ternyata tidak memberikan
  kesempatan sedikitpun bagi lawan negosiasinya untuk menyampaikan pendapat,
  usulan dan tututannya. Seluruh bagian pembicaraan nyaris didominasi oleh negosiator.
  Lawan bicaranya dipaksa untuk menjadi pendengar yang baik. Padahal, mereka
  sebenarnya sudah jenuh dan bosan mendengar ocehan sang negosiator. Akibatnya
  waktu sudah habis, tetapi kesimpulan (titik temu) belum juga diperoleh.
12


  Langkah yang tepat sebenarnya adalah memberikan waktu dan kesempatan yang
  seluas-luasnya kepada calon mitra untuk memaparkan usulannya. Berikan kesempatan
  pertama dan yang terbaik bagi mereka. Dengan demikian, kita dapat mendeteksi
  kemana arah, maksud dan tujuan mereka, serta siapa dibalik mereka dan apa kekuatan
  mereka. Tanpa disadari,         mereka membuka kartu dan kita dapat membaca kartu
  mereka. Kita dapat mehulis daftar "inquiry atau request" mereka menurut skala
  prioritasnya dan memilih alternatif atau kombinasi alternatif yang bisa ki ta penuhi,
  sehingga selanjutnya akan lebih memudahkan kita dalam melakukan penawaran
  (offering) dan menggiringnya menuju ke satu titik temu yang saling menguntungkan
  (win-win).


6) Negosiator mengabaikan fungsi dan peran intermediasi dari pihak ketiga termasuk
para nara sumber yang saran dan informasinya sebenarnya sangat diperlukan untuk
memperlancar proses negosiasi. Peran mereka biasanya diperlukan jika substansi
masalahnya dalam dan luas serta berskala internasional.


   Jasa intermediasi juga diperlukan jika sebelumnya negosiator berjalan sendiri dan
   ternyata selalu menemui jalan buntu. Jangan paksakan kemampuan diri yang terbatas
   karena hal ini hanya akan menghabiskan dana, waktu dan tenaga. Dari pada harus
   terus    meraba-raba,   jasa    konsultan   intermediasi   dapat   dipergunakan   untuk
   memperjelas dan mempersingkat jalan yang harus ditempuh.


   Untuk memperlancar proses negosiasi untuk mengatasi masalah konflik dagang antar
   negara      misalnya, jasa intermediasi dari para konsultan hukum ekonomi bisnis
   setempat sebaiknya digunakan. partisipasi mereka memudahkan kita dalam
   mendalami lebih jauh konstelasi masalah yang ada. Memahami kultur dan kebiasaan
   setempat yang mempengaruhi proses negosiasi dan menyiasati jalannya proses
   negosiasi agar tembok-tembok penghalang tercapainya jalan keluar, dapat ditembus.
   Jasa intermediasi pihak ketiga yang sudah profesional dan ahli dalam bidangnya, juga
13


biasanya diperlukan dalam rangka memperlancar proses negosiasi merealisasikan
proyek penanaman modal asing dengan mitra setempat maupun dengan pemerintah
setempat.
14


                 Bab. 2. Negosiasi Menang-menang

       Pernahkah anda mengenal figur orang yang cenderung mau menang sendiri ?
Perhatikan kondisi pergaulannya sehari-hari. Kepribadiannya selalu akan tampak kurang
menyenangkan. Dia tampil sebagai sosok yang memiliki kepribadian yang kurang
menarik. Akibatnya, orang itu biasanya sulit untuk diterima di lingkungan pergaulamwa.
Kurang disukai oleh rekannya dan sulit untuk mendapat teman baru. Banyak orang yang
menghindar ketika didekati olehnya, dia sudah terlanjur dianggap sebagai orang yang
ego-sentris. Orang yang memiliki kecenderungan mau menang sendiri, pada umumnya
akan sulit diharapkan mampu menjadi negosiator yang dapat diandalkan oleh
organisasinya untuk bernegosiasi dengan pihak lain. la kurang peka terhadap perubahan
situasi lingkungannya, maupun perubahan perasaan orang lain. Karena sifatnya yang
selalu saja mau menang sendiri, maka ia akan cenderung mengalami hambatan dalam
membuka komunikasi dua arah. Padahal komunikasi yang lancar dan bersahabat itu
merupakan prasyarat penting untuk mewujudkan suatu negosiasi yang efekif dan
berhasil.


       Dalam negosiasi, masing-masing pihak yang terlibat dalam proses negosiasi
tentunya ingin menang. Usulan atau tuntutannya diterima oleh lawan negosiasinya.
Negosiasi yang efektif dan sukses pada umumnya diakhiri dengan dihasilkannya
beberapa kesimpulan penting yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak untuk mengatasi
suatu masalah, kebutuhan mendesak, konflik atau pengembangan kerjasama. Biasanya
dituangkan dalam bentuk sebuah nota kesepakatan atau kesepahaman yang disepakati
oleh kedua belah pihak yang berunding. Bukan hanya oleh salah satu pihak saja. Setiap
kali seorang negosiator memulai proses negosiasinya, dengan keyakinan bahwa dia
dalam posisi yang lebih kuat (diatas lawan) dan bertekad harus menang, serta tidak
peduli akan segala dampak sikap kerasnya (at all cost), maka tanpa disadari dia sedang
15


memasuki gerbang kesulitan yang besar. Dia akan sulit mencapai kata sepakat dan proses
negosiasi akan menghadapi jalan buntu (dead lock).


      Negosiasi adalah pengetahuan terapan (applied konwledge) yang diperoleh atau
diturunkan dari pengalaman para negosiator yang efektif dan berhasil dalam meja
perundingan. Pada dasarnya, negosiasi juga merupakan suatu seni tersendiri. Seni
berunding dan bertawar menawar yang menarik untuk dipelajari dan dipraktekkan
secara positif. Negosiasi yang positif adalah negosiasi menang-menang (win-win) dimana
pihak-pihak yang bernegosiasi berupaya saling memberikan kesempatan yang seimbang
bagi lawan negosiasinya untuk menjadi pemenang. lni berarti dalam proses negosiasi
para negosiator berupaya menciptakan situasi menang-menang (win-win situation).
Situasi seimbang yang memberikan peluang pada masing-masing pihak yang berunding
untuk mengajukan konsesi, usulan, tuntutan, persyaratan, opini, maupun tanggapan.
Tidak ada tekanan (pressure) dari salah satu pihak yang memaksakan pihak lawau untuk
menerima semua usulan yang diajukannya. Penciptaan situasi memang-menang
merupakan syarat mutlak terwujudnya negosiasi menang-menang.
      Negosiasi menang-menang berbeda dengan negosiasi yang mau memang sendiri.
Pokoknya saya harus menang dengan mengandalkan kepiawaian saya dalam
bernegosiasi, berdiplomasi dan bersilat kata. Ini negosiasi ala vini vidi vici (saya datang,
saya lihat saya menang) yang bertentangan dengan karakteristik negosiasi sama-sama
menang, dimana para perunding berupaya memberi kesempatan pada pihak lain untuk
juga memiliki kesempatan menang yang sama. Ini karena para perunding masih akan
membina hubungan jangka panjang. Bukan jangka pendek, hingga perundingan berakhir.
Oleh karenanya, para negosiator akan berupaya menciptakan embrio hubungan yang
baik. Kesan pertama (first impression) dan hasil-hasil yang dicapai dalam perundingan
akan menentukan mutu kerjasama lebih lanjut di masa depan. Negosiasi menang-menang
biasanya diterapkan dalam perundingan dengan pihak :


      1) Penjual atau pembeli strategis (Strategic buyer/seller)
16


      2) Investor strategis (Strategic investor)
      3) Mitra kerjasama dalam suatu aliasi strategis (strategic alliances/colaburator)


      Negosiasi menang-menang berbeda dengan negosiasi beli putus seperti layaknya
orang yang bernegosiasi kala membeli barang di pasar eceran. Sepanjang penjualan
barang bisa ditawar, pembeli dengan berbagai dalih cenderung akan menawar dengan
harga serendah-rendahnya, kalau perlu dengan menjelek-jelekkan barang yang akan
dibelinya, tanpa peduli apakah penjualnya akan tersinggung atau tidak. Pokoknya barang
bisa dibeli dengan harga serendah-rendahnya. Pembeli berani melakukan hal itu karena
dia membeli putus. Artinya, setelah proses pembelian terjadi, dia tidak punya hubungan
lagi dengan penjual. Lain dengan pembelian yang memerlukan pesanan berulang (repeat
order). Pembeli akan berupaya bernegosisi lebih baik agar pesanan berikutnya tetap
dilayani dengan baik dengan produk yang sama baiknya dengan pembelian pertama.
Manajer pembelian, misalnya, akan bernegosaisi lebih baik dengan pemasok/vendor
untuk pengadaan barang jangka panjang, ketimbang bernegosiasi untuk beli putus.
Demikian pula dari sisi penjual. Eksportir, misalnya, akan bernegosiasi dengan cara yang
sebaik mungkin dengan calon pembeli luar negerinya yang diharapkan akan membuat
kontrak pembelian jangka panjang. Pembeli semacam ini dikenal sebagai pembeli
strategis (strategic buyer) yang harus dipertahankan hubungannya dalam jangka panjang.
Dikatakan strategis, karena peranan pembeli-pembeli besar yang membuat kontrak
pembelian jangka     panjang ini memiliki makna yang penting dan strategis dalam
pencapain misi dan tujuan perusahaan dalam jangka panjang.


      Hasil dari negosiasi menang-menang adalah diperolehnya suatu kemufakatan,
keputusan atau kesepakatan bersama yang saling menguntungkan (mutually benefit) bagi
pihak-pihak yang bernegosiasi. Oleh karenanya, proses negosiasi sama-sama menang
dapat dikatakan merupakan proses musyawarah dan mufakat untuk mencapai suatu
kesepakatan bersama yang saling menguntungkan, tanpa ada tekanan dari pihak ketiga
(pressure group/person). Ini karena para perunding sadar bahwa tujuan mereka dalam
17


berunding adalah untuk membina hubungan kerjasama dalam jangka panjang. Bisa
dalam wujud penanaman modal bersama (join venture), pengembangan kerjasama atau
kemitraan strategis, kerjasama operasi (KSO).


        Dalam perundingan berdimensi jangka panjang dan bertujuan membentuk
kerjasama jangka panjang inilah diperlukan negosiasi menang-menang. Bila salah satu
pihak merasa ditekan atau ”diperdaya” untuk menerima sejumlah kesimpulan dalam
perundingan, dalam implementasinya hasil perundingan itu akan membuahkan konflik.
Di masa mendatang, perjanjian kerjasama yang dihasilkan akan menghasilkan banyak
adendum (catatan-catatan perubahan pada klausul tertentu dalam perjanjian) guna
mengatasi sengketa. Suatu negosiasi dapat dkatakan negosiasi menang-menang yang baik
bila nota kesepahaman atau perjanjian kerjasama yang dibuat tidak menghasilkan
adendum.


        Dalam proses negosiasi menang-menang, tidak tertutup kemungkinan masing-
masing pihak yang benegosiasi mempertahankan usulan maupun gagasannya dengar
mengajukan berbagai argumentasi. lni akan mengundang munculnya debat yang hangat.
Namun hal ini tidaklah sampai membuat proses negosiasi membelok ke jalan buntu,
Tendensinya selalu diarahkan ke arah yang positif: mencari salusi terhaik, yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Karenanya, jika ada tendensi menjurus kearah jalan
buntu, para negosiator menang-menang yang selalu berpikir positif, akan segera
berupaya bersikap lebih luwes lagi dan mencari titik temu. lni karena sejak awal mereka
sudah berangkat dari kerangka berpikir positif yakni ingin menghasilkan suatu
pemecahan     masalah   atau    kesepakatar     bersama   yang     diharapkan   bisa   saling
menguntungkan. Kesepakatan semacam ini akar tercapai jika masing-masing pihak rela
untuk    saling   mengalah,    memberikan     kesempatau    bagi    pihak   lainnya    untuk
menyampaikan usulan dan pendapatnya. Oleh karena itu konsep berpikir positif harus
dimiliki oleh para negosiator yang ingin menerapkan seni negosiasi menang-menang.
18


      Negosiasi menang-menang memerlukan teknik yang kreatif agar semangat sama-
sama menang bisa tercapai. Memang sulit untuk memuaskan semua orang, karena
kepentingannya saling berbeda satu dengan yang lain. Apalagi jika semuanya ingin
mempertahankan kepentingannya. Namun jika sejak awal sudah ada itikad yang positif
untuk menciptakan kombinasi terbaik dari perbedaan tersebut, maka akan diperoleh
suatu solusi yang mengadopsi berbagai kepentingan yang berbeda, dan semula
diperkirakan tidak akan dapat dipersatukan. Untuk itu, para negosiator perlu menyusun
daftar (list). dari tuntutan atau kepentingan masing-masing. Dari sini, kemudian dapat
dilakukan seleksi atau penyaringan berbagai usulan/kepentingan, mana saja yang lebih
penting dan harus didahulukan (dijadikan prioritas). Dari situ kemudian dibuatkan
kombinasi dari kepentingankepentingan/usulan terpilih.


      Mungkin saja anda bertanya "bagaimana saya dapat dikatakan menang dalam
bernegosiasi jika saya membolehkan pihak lawan untuk memenuhi tuntutan mereka?'
Jawaban atas pertanyaan ini terletak pada kenyataan bahwa, orang yang berbeda memilik
kebutuhan atau kepentingan yang berbeda. Adanya perbedaan ini justru memungkinkan
disusunnya kombinasi kebutuhan, kombinasi usulan, kombinasi gagasan, dsb. Berpikir
positif dan mengharagai pluralisme/keberagaman semacam            ini memungkinkan
diperolehnya hasil akhir yang lebih kaya dalam kombinasi pencapaian solusi dan sama-
sarna memuaskan pihak-pihak yang bemegosiasi. Lagi pula, adakalanya untuk mencapai
kemenangan, demi tercapainya tujuan tertentu, kita harus mengalah di satu sisi dan
menang di sisi lain. Dengan kata lain, mengalah untuk menang. Memang selalu saja ada
yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu.


      Negosiasi pada dasarnya adalah seni menjual gagasan atau proposal, seni
meyakinkan pihak lain untuk menerimanya serta menjalankannya dengan prinsip
kemitraan dan sama-sama menang.       Dalam negosiasi menang-menang, tidak berarti
penerimaan usulan masing-masing pihak harus berada dalam posisi setara (masing-
masing mendapatkaii porsi yang sama (50 % : 50 %). Bisa saja porsi penerimaan usulan
19


pihak pertama mencapai 60 % (atau lebih) dari keseluruhan hasil kemufakatan dan
selebihnya (40 %) merupakan kontribusi dari pihak kedua. Namun porsi ini oleh pihak
kedua dirasakan sudah cukup mengadopsi kepentingan pihaknya. Yang penting disini
adalah tujuan bersama tercapai dan penciptaan situasi sarna-sama menang,           yang
membuat diskusi atau pembahasannya berjalan dengan mulus dan lancar tanpa
hambatan yang berarti. Kedua belah pihak merasa puas karena dirasakan tidak ada
tekanan dari salah satu pihak untuk memaksakan keinginannya. Semua pihak memiliki
kesempatan yang sarna dalam menyampaikan usulan, argumentasi dan tanggapannya.
Porsi pihak pertama bisa saja lebih besar. Ini karena pihak pertama berhasil menjual
gagasannya dan berhasil meyakinkan pihak kedua secara positif tanpa tekanan, sehingga
usulan-usulannya dinilai lebih baik dan diterima oleh pihak kedua.


      Para negositor menang-menang selalu mempertimbangkan etika dalam proses
negosiasinya. Oleh karenanya mereka selalu menghindari sikap, tindakan maupun
ucapan . yang bisa dianggap kurang etis oleh lawan bicaranya. Kesantunan semacam ini
perlu dijaga dalam proses negosiasi. Selain itu negosiator yang positif, selalu bersikap
emphati untuk memahami sikap dan perasaan lawan negosiasinya. Pihak kedua hanya
sementara dianggap ”lawan” di meja perundingan dalam rangka merumuskan suatu
kesepakatan yang akan diambil dan dijalankan bersama. Selesai proses negosiasi dan
kesepakatan diperoleh, mereka pun siap menjadi mitra untuk menjalankan bisnis yang
saling menguntungkan. Singkatnya peran mereka berubah: dari "lawan" menjadi kawan.


Karakteristik Nagosiasi Menang-Menang


      Ada sejumlah karakteristik yang menonjol dari negosiasi menang-menang.
Karaktersitik ini harus dipahami dan diwujudkan dengan konsisten dalam menjalankan
konsep negosiasi menang-menang dengan baik, yakni :


1. "Take and Give" dan Komporomi
20



  Ketamakan tidak akan menghasilkan kesepakatan yang baik. Para negosiator harus
  menanggalkan sikap ketamakan. Sebaliknya mereka harus memiliki dan memakai
  prinsip take and give, artinya mereka harus siap saling menerima dan memberikan
  kontribusi/konsesi. Siap menerima dan memberikan usulan. Siap sarna-sarna menang.
  Mereka bukan hanya maunya menerima saja, tetapi tidak mau memberi. Ingin
  mendapatkan kesempatan bicara, tetapi tidak ingin memberikan kesempatan bicara
  bagi pihak kedua.


  Bagi sementara orang kata kompromi bisa berkonotasi negatif. Bagi yang berpikir
  positif kata ini menggambarkan prinsip take & give yang diperlukan dalam menjaga
  keseimbangan kehidupan sehari-hari yang harmonis. Umumnya hampir tidak mungkin
  mendapatkan sesuatu secara gratis di dunia ini. Selalu saja ada harga, pengorbanan,
  atau konsesi yang harus diberikan (dibayar) untuk mendapatkan sesuatu yang
  berharga dan kita inginkan.


  Kata kompromi secara sederhana dapat dikatakan sebagai memberi dan atau menerima
  konsesi.   Kedua    belah   pihak   bersedia   memberikan   sesuatu   (konsesi)   untuk
  mendapatkan apa yang mereka inginkan dan memasuki ruang perundingan, dengan
  pikiran semacam ini dibenaknya. Mereka harus siap dengan perkiraan berapa banyak,
  dalam batasan mana, dan kapan mereka harus melakukan kompromi. Formula ini
  memiliki potensi terbesar untuk berhasil.


2. Bersedia menjalin kerjasama yang saling menguntungkan


  Para negosiator harus memiliki kesadaran dan keinginan untuk menjalin kerjasama
  yang saling menguntungkan. Dalam bemegosiasi mereka harus menunjukkan sikap
  yang kooperatif. Bukan oposan. lni karena mereka menyadari perlunya menjalin
21


  kerjasama yang baik dan saling menguntungkan. Tanpa kerjasama yang kompak,
  tujuan akhir yang diharapkan akan sulit untuk dicapai.


3. Fleksibilitas dan komunikasi dua arah.


  Negosiator yang berpikiran positif dan ingin menciptakan situasi menang-menang
  harus memiliki prinsip fleksibilitas. Dia harus cukup fleksibel (luwes) dalam
  menanggapi setiap usulan dari pihak lain, fleksibel dalam mempertahankan usulannya,
  sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah, dialog yang dinamis dan
  pembahasan lebih lanjut. Dengan setiap langkah pembahasan akan menghasilkan
  kemajuan demi kemajuan, bukan kemandegan.


4. Sikap emphati.


  Negosiator menang-menang yang sukses harus selalu mengembangkan sikap emphati.
  Sikap yang menyisihkan anggapan bahwa dirinyalah yang paling benar, paling hebat,
  sehingga tidak perlu mendengar, apalagi menghayati perasaan dan sikap orang lain.
  Dengan ber-emphati kita berupaya menghayati (merasakan) bagaimana seandainya
  kita mengalami hal yang sama dengan yang dialami oleh orang tersebut. Lebih tepat
  lagi jika kita memposisikan diri kita seolah kita menjadi orang tersebut dalam setting
  situasi yang sama dengan yang dialami oleh orang tersebut. Kita bisa merasakan
  perasaan orang lain, sehingga kita dapat lebih memahami latar belakang atau motivasi
  dibalik tuntutan/kepentingannya.


5. Interupsi yang simpatik.


  Sebaiknya jangan melakukan interupsi, kalau memang tidak sangat diperlukan. lni
  dimaksudkan       untuk     memberikan    kesempatan     kepada   calon   mitra   untuk
  mengkomunikasikan kehendaknya secara lugas, sehingga pemaparannya lebih
22


  mengalir dengan lancar. Interupsi diperlukan jika pemaparan sudah menyimpang atau
  keluar dari konteks bahasan, sehingga diperlukan pelurusan, atau yang bersangkutan
  lupa akan pemyataan awalnya sehingga dia perlu untuk diingatkan, atau mungkin juga
  karena pemaparannya terlampau panjang sehingga menyita waktu yang sudah
  semakin menyempit. Lakukan interupsi dengan cara yang simpatik dan dengan
  menggunakan kalimat yang singkat dan jelas, agar yang bersangkutan mengerti dan
  tidak mengundang munculnya persepsi yang negatif atau suasana yang kurang
  menyenangkan di hati para perunding. Disini peran moderator yang simpatik dan
  bersahabat dalam perundingan, untuk menjembatani komunikasi kedua belah pihak,
  amatlah diperlukan.


6. Rela berbagi (sharing)


  Negosiator harus siap berbagi rasa, berbagi pengalaman, berbagi kepentingan dan
  berbagi pengetahuan, tanpa kesedian untuk berbagi (sharing), sulit diwujudkan suatu
  negosiasi menang-menang yang mulus dan berhasil menghasilkan kesepahaman yang
  memuaskan para pihak yang berunding.


7. Keterbukaan atau transparansi


  Negosiator yang positif selalu mengupayakan keterbukaan atau transparansi.
  Seringkali negosiasi berjalan dengan lancar namun pelaksanaan hasil kesepakatan
  justru mengalami hambatan, bahkan perpecahan. lni semua dikarenakan pada saat
  bernegosiasi negosiator tidak bersikap transparan. Masih ada kepentingan atau
  kehendaknya yang disimpan dalam hati dan dia berharap calon mitranya memahami
  dan menerima dengan sendirinya. Sikap seperti ini justru akan menjadi bencana di
  kemudian hari, ketika yang bersangkutan menyadari mitranya ternyata tidak
  memahami atau tidak mau tahu dengan kartunya yang dahulu tidak dibuka di meja
  perundingan secara transparan.
23




                Bab. 3. Proses dan Tahapan Negosiasi

Proses Negosiasi


       Pasukan akan menang dalam pertempuran bila sebelum bertempur telah mempersiapkan
dirinya dengan matang, memahami situasi dan kondisi medan yang akan dihadapi, serta
kekuatan dan kelemahan lawan. Pengertian yang sama juga terdapat dalam negosiasi. Para
perunding jangan maju ke meja perundingan tanpa persiapan, sebab anda mungkin akan
mengalami kekalahan dalam bernegosiasi, atau menghadapi jalan buntu tanpa menghasilkan
kesepakatan yang memuaskan. Oleh karena itu, sebelum melakukan negosiasi para negosiator
perlu mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melancarkan proses negosiasi
sehingga berjalan dengan mulus dan membuahkan hasil sebagaimana diharapkan. Untuk
mempersiapkan diri maju ke meja perundingan, negosiator terlebih dahulu harus 'memahami
bahwa dalam setiap negosiasi itu ada proses yang harus dilalui sesuai dengan tahap-tahapannya.




       Negosiasi yang efektif pada dasarnya adalah suatu seni bagaimana menjual usulan
pemecahan masalah, gagasan atau proposal tertentu, meyakinkan orang untuk menerima usulan
gagasan tersebut, menemukan titik temu serta solusi dari masalah yang dihadapi. Semua ini
berlangsung dalam suatu proses. Untuk mencapai kata kesepakatan akhir dalam negosiasi,
biasanya diperlukan suatu proses. Tidak secara langsung dan instan.


       Negosiasi adalah suatu proses yang dinamis (negotiation is a dynamic process) dimana
terjadi interaksi dinamis diantara para negosiator yang terlibat dalam perundingan. Proses
dinamis ini berlangsung secara bertahap, sampai tercapainya kesepakatan yang diharapkan oleh
kedua belah pihak yang bernegosiasi. Proses pada dasarnya adalah suatu rangkaian tindakan dan
interaksi yang saling kait mengait, yang perlu dilakukan dan tahapannya harus dilalui, untuk
menghasilkan sebuah keluaran (output) sebagaimana yang diharapkan. Proses bisa panjang, tapi
juga bisa lebih ringkas. Bisa rumit, bisa pula sederhana. Hal ini tergantting pada kompleksitas
masalah yang akan dibahas atau dinegosiasikan dalam perundingan, serta tingkat kealotan pihak-
24

pihak yang bernegosiasi dalarn mempertahankan kepentingan atau tuntutannya masing-masing.
Semakin kompleks masalahnya, dan semakin alot pihak yang bernegosiasi, maka dengan
sendirinya akan semakin rumit proses negosiasinya.


       Negosiasi merupakan suatu proses juga karena karakteristik perunding, motivasi dan latar
belakang mereka berbeda. Ada negosiator yang cenderung kurang percaya pada orang lain, ada
juga yang kurang yakin diri (self convidence) atau gabungan keduanya. Ada yang bersikap ekstra
hati-hati dan selalu ingin meneliti dahulu secara saksama dan mendalam proposal calon mitranya.
Ada yang cenderung bersikap kaku dan selalu serba menurut aturan (according to the rule).
Semuanya ini membuat pengambilan keputusan dalam negosiasi bisa berjalan lamban.


       Perunding yang mengabaikan pentingnya proses secara bertahap dalam negosiasi dan
langsung saja secara frontal maju melakukan pembahasan ke titik inti masalah, seringkali malah
akan mengalami kegagalan dalam melakukan negosiasi. Apalagi jika lawan negosiasinya sejak
awal sudah memiliki sikap curiga, cenderung ingin bersitegang, bersikap alot dan tidak lentur
(fleksibel). Akibatnya, negosiasi langsung terbentur hambatan dan mengalami kegagalan. Oleh
karena itu, pemaharnan tahapan negosiasi ini perlu dimiliki oleh para eksekutif yang ingin
menjadi negosiator yang baik.


       Sebagai suatu proses yang dinamis dan bukan tidak mungkin para negosiator akan
menghadapi tantangan pelik dalam proses pembahasannya. Itu sebabnya negosiasi harus
dipersiapkan dengan baik. Pasukan yang ingin maju dan menang dalam medan pertempuran
harus terlebih dahulu membekali dan mempersiapkan dirinya dengan baik. Negosiasi perlu
dipersiapkan dengan matang agar perundingan tidak mengalami kemacetan, tidak timbul
kekeliruan dan tidak terhalang apapun juga. Proses negosiasi perlu dipersiapkan untuk
mengoptimalkan perolehan kesepakatan yang saling menguntungkan dan mencegah atau
mengurangi risiko yang dihasilkan dari kesepakatan yang dibuat tergesah-gesah dan tanpa
persiapan yang matang.


       Selain itu, dalam negosiasi selalu saja ada pertukaran konsesi/kepentingan yang
membawa konsekuensi munculnya suatu perikatan dalam perjanjian atau kontrak tertulis yang
25

mengikat kedua belah piha secara hukum. Para pihak yang membuat kesepakatan itu harus
mengimplememntasikannya secara konsekuen. Segala konsekuensinya harus ditanggung
bersama. Oleh karena pertimbangan-pertimbangan itu, proses negosiasi tentunya perlu
dipersiapkan sebaik mungkin.


       Dalam persiapan negosiasi perlu dilakukan upaya untuk mendeteksi motivasi, serta
kekuatan dan kelemahan calon mitra atau lawan negosiasi, dibanding dengan kekuatan dan
kelemahan kita. Dalam talian ini, kita perlu tahu dengan jelas:


   -   Dengan siapa sesungguhnya kita akan bernegosiasi, apakah dengan pihak yang
       berkepentingan langsung atau dengan wakil/mediator pihak yang berkepentingan.
   -   Apa motivasi dibalik penawaran proposal, pemevcahan masalah/konflik atau pengajuan
       usulan kerjasama,
   -   Apa keuntungan pengembangan kerjasama dengan mereka,
   -   Apa saja kekuatan/ kelebihan lawan negosiasi atau calon mitra,
   -   Bagaimana reputasi dan bonafifitasnya
   -   Apa perlu dilakukan penelitian mendalam (due dilligence) terlebih dahulu,
   -   Apa    yang menjadi tuntutan sesungguhnya dari lawan negosiasi, jangan sampai ada
       agenda tersembunyi yang tidak kita ketahui,
   -   Apakah kita sanggup memenuhi tuntutan mereka, atau memberi konsesi kepada mereka,
   -   Siapa saja yang perlu dilibatkan dalam proses negosiasi, termasuk peran pihak ketiga yang
       diharapkan dapat menunjang kelancaran proses negosiasi, dst.


Tahapan Negosiasi


       Rangkaian proses negosiasi pada umumnya berlangsung dalarn tahapan-tahapan tertentu,
dan setidaknya meliputi tiga tahapan berikut :


1. Tahapan sebelum negosiasi dimulai (pre-negotiation).
26

  Negosiator yang profesional dalam memasuki tahapan pra negosiasi perlu menjawab
  pertanyaan penting berikut. Jawaban dari pertanyaan ini akan menjadi pegangan sang
  negosiator dalam mempersiapkan suatu negosiasi yang positif dan efektif Berikut sederet
  pertanyaan mendasar yang perlu dicarikan jawabannya :


  a) Apa pokok persoalan yang sebenarnya ?


  (identifikasi persoalan yang akan dibahas dan upayakan agar dapat masuk dalam agenda
  pembahasanlperundingan)


 b) Bagaimana dimensi dan kompleksitas masalahnya ? apakah dimensinya jangka panjang atau
    jangka pendek)


  c) Apakah memang benar perlu dilakukan negosiasi ?


  d) Dengan siapa kita akan bemegosiasi ?


  e) Siapa saja yang perlu dilibatkan dalam perundingan dan apa perlu dibentuk tim negosiasi ?


  d) Bagaimana kualitas hubungan diantara kita dengan lawan negosiasi serta diantara pihak-
pihak lain yang terkait dalam negosiasi ?


   f) Apa kepentingan mereka dan siapa dibelakang mereka (bila ada) ?


   g) Apakah kita memerlukan mediator (penengah) dan siapa mediator yang cocok untuk
dilibatkan ?


   h) Persoalan teknis apa saja yang mungkin bisa timbul selama kita melakukan proses negosiasi


   i) Apa saja yang perlu dipersiapkan ? (mungkin berupa konsep atau naskah tertulis, bukti-
bukti otentik, hasil rekaman, foto, data dan informasi penunjang yang diperlukan, dlsb)
27

2. Tahapan selama berlangsungnya negosiasi (during negotiation).


   Dalam tahap ini, kompetisi untuk mencapai hasil akhir yang diharapkan, dimulai. Para
   negosiator duduk berhadapan dalam satu meja perundingan yang dinamis, Mereka
   mengajukan proposal atau penawaran, memperdebatkan kepentingan mereka,                 saling
   melontarkan argumen, keberatan dan komentar, sampai pada akhimya mencapai kesepakatan
   yang diharapkan bisa mengadopsi usulan dari semua pihak yang berunding. Pada umumnya,
   tahap-tahap pokok selama berlangsungnya negosiasi meliputi tahapan sebagai berikut :


   a) Menetapkan persoalan yang akan dibahas :


   Seringkali negosiator maju tanpa persiapan yang matang dan tidak memahami dengan jelas
   apa persoalan pokok yang perlu mendapatkan pembahasan, serta sampai seberapa jauh ruang
   lingkup masalahnya dan cakupan pembahasannya. Upaya untuk mempersempit masalah atau
   menggiring kearah yang lebih positif dan terfokus, sangat diperlukan untuk membuat
   jalannya negosiasi menjadi lebih efektif dan efesien. Dengan demikian akan menghemat
   pengorbanan waktu, tenaga dan pemikiran pihak-pihak yang berunding.


   Selain itu, sebelum kita melangkah lebih jauh dan terlanjur menghadapi kerancuan, dalam
   memulai perundingan para negosiator yang baik, yang selalu berpikir dan bersikap positif,
   perlu terlebih dahulu saling memeriksa. lni dilakukan sebelum terjun ke dalam pertarungan
   argumen yang lebih dalam dan menghangat.


   Disini negosiator mengupayakan perolehan kesamaan pandangan awal dalam menyikapi dan
   membahas masalah yang akan dibahas. Misalnya, kesamaan dalam membuat atau
   menggunakan paradigma, definisi, pendekatan (approach), patokan atau tolok ukur yang
   akan digunakan dalam pembahasan, dlsb. Dengan demikian, perbedaan atau kesenjangan
   yang mungkin sekali ada diantara kedua belah pihak yang akan bemegosiasi lebih lanjut,
   sebagian sudah dapat dieliminasi di tahap awal negosiasi.


b) Menetapkan posisi awal :
28



 Disini masing-masing pihak mengemukakan apa yang diinginkannya. Jika negosiasi itu
 menyangkut masalah tuntutan salah satu pihak, maka pihak yang menuntut perlu terlebih
 dahulu diberikan kesempatan untuk memaparkan tuntutannya. Sedang pihak yang dituntut
 atau pantas memberikan jawaban atas tuntutan tersebut, perlu mendengar dan mencermati
 pemaparannya dengan cara yang saksama dan menunjukkan kepedulian pada lawan bicara.
 Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan first impression atau mengundang munculnya rasa
 rasa simpati dari lawan negosiasi kepada kita.


 Dalam talian ini, hal yang penting untuk dilakukan adalah: mengendalikan emosi kita.
 Sekalipun pemaparannya menggebu-gebu, atau bahkan cenderung emosional, upayakan
 untuk tidak memotong penguraian tuntutan dari pihak penuntut. lni merupakan respon awal
 yang baik dan simpatik dari kita untuk dapat lebih mengenali apa sebenarnya yang menjadi
 tuntutan mereka. Dengan demikian, kita dapat melangkah lebih lanjut dengan cara 1ebih arif
 dan cermat ke dalam tahapan negosiasi yang lebih mendalam.


c) Diskusi disertai pelontaran argumen, keberatan atau sanggahan.


 lni mernpakan tahapan yang panas dimana pihak yang bernnding melakukan diskusi, saling
 melontarkan argumen untuk mendukung tuntutannya, mempertahankan pandangan,
 mengajukan keberatan at as tuntutan pihak lawan, atau melontarkan sanggahan atas tudingan
 dan upaya penyudutan yang datang dari pihak lawan.


 Dalam pada itu posisi awal yang sudah diperoleh (kesepakatan untuk menggunakan
 paradigma, definisi, dan tolok ukur yang sama) kemungkinan akan diuji dan mendapatkan
 tantangan yang berat. Jika diskusi ternyata beIjalan dengan begitu hangat dan alot, dimana
 para negosiator saling bersikeras dengan argumennya masing-masing, bukan tak mungkin
 akan terjadi penolakan dari kesepakatan awal, atau pementahan dari kesepakatan awal yang
 sebelumnya sudah diperoleh dengan susah payah.


d) Mencari kemungkinan-kemungkinan (alternatif) pemecahan.
29



   Dalam tahap ini para perunding yang merasa tawaran yang masing-masing mereka lontarkan
   mengalami benturan (bahkan bila dibiarkan cendernng menimbulkan konflik), mencoba
   mencari gagasan-gagasan baru, memodifikasi usulannya (menurunkan penawaran) atau
   merumuskan usulan-usulan barn.


 e) Mencapai kesepakatan dan penanda-tanganan


   Apabila kedua belah pihak berhasil menurunkan tekanan penawarannya serta memperoleh
   titik temu (rumusan baru), maka jelas pada akhirnya kesepakatan akan dapat diperoleh.
   Kesepakatan mana harns disusun dalam kalimat-kalimat yang ringkas, jelas sistematis dan
   dapat dimengerti oleh para pihak yang bernegosiasi.


3. Tahapan sesudah negosiasi (post negotiation).


  Seringkali setelah tercapai kata kesepahaman, negosiasi dianggap sudah final. Para negosiator
  langsung kembali ke tempatnya masing-masing. Negosiator yang baik memahami bahwa
  sebenarnya tahapan negosiasi belum berakhir: Masih ada perlu satu tahapan proses lainnya
  yakni tahapan "cooling down" (pendinginan) dan penyegaran (refreshing).


  Cooling down dan refreshing diperlukan agar setelah mengalami proses negosiasi yang
  panjang para negosiator dapat melakukan refreshing, releksasi dan saling meminta maaf
  apabila selama perundingan ada kata yang kurang berkenan pada pihak terkait dan
  melontarkan canda (joke-joke) ringan yang bersifat menghibur dan menghilangkan ketegangan.
  Kadang-kadang event penutup ini diakhiri dengan acara santap makanan bersama,
  mendengarkan musik, bernyanyi atau berkaraoke ria bersama. Dengan demikian, hal-hal yang
  tidak positif, kurang mengenakkan di hati selama masa perundingan (yang mungkin saja dapat
  menimbulkan kesan kurang baik, bahkan kelak dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan
  hasil kesepakatan), dapat dieliminasi secara lebih dini. Para perunding pulang dengan
  membawa kesan pertama (first impression) yang menyenangkan dan bersahabat.
30

       Selain   itu   untuk   mencegah    hal-hal   yang   kurang   diinginkan    dalam   tahapan
  pelaksanaannya, perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut :


  a) Buat langkah tindak lanjut atau agenda lanjutan dan kalau mungkin program pelaksanaan
dari persetujuan yang dicapai


  b) Bentuk tim bersama untuk memonitor dan mengevaluasi tindak lanjut dan pelaksanaan
hasil kesepakatan,


   c) Pastikan diperolehnya informasi dan penjelasan yang memadai dari pelaksanaan
persetujuan tersebut yang bermanfaat sebagai umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan
rencana pelaksanaan berikutnya.


Perlunya data & Informasi


       Pakar strategi perang China kuno, Sun Tzu, yang pemikirannya hingga abad informasi ini
masih tetap relevan dan dimanfaatkan di dunia bisnis global, pernah menyatakan suatu kaidah
yang baik dan dapat digunakan dalam menyusun strategi, termasuk didalamnya tentunya strategi
negosiasi. Menurut Sun Tzu, sebelum kita maju ke medan perang, kita harus mengenali dahulu
kekuatan dan kelemahan diri kita, dibandingkan terhadap kekuatan dan kelemahan lawan.
Upaya kaji banding ini harus dilakukan beberapa kali, secara dinamis. Secara tak langsung Sun
Tzu sebenarnya sudah mengajari penggunaan dynamic comparative strength and weaknesess
analisys (DC SWOT). DC SWOT jauh lebih baik dibanding dengan analisis SWOT yang statis dan
sempit, dimana kita hanya menilai secara sepihak kekuatan dan kelemahan diri kita sendiri (pada
suatu momen/periode tertentu), tanpa membandingkannya dengan kekuatan dan kelemahan
lawan (secara dinamis). Padahal kekuatan dan kelemahan kita (maupun lawan) bisa saja berubah
dari waktu ke waktu. Akibatnya pada waktu implementasi strategi, kita kalah dari pihak lawan.


       Dengan melakukan pembandingan kekuatan dan kelemahan kita secara relatif dan
dinamis terhadap      kekuatan dan kelemahan lawan, kita dapat memahami kekuatan dan
kelemahan kita dengan lebih jelas, jujur dan lebih akurat. Dari sini kita dapat menentukan strategi
31

negosiasi yang tepat. Bahkan kita juga dapat memperkirakan langkah selanjutnya. Apakah kita
akan terus menyerang atau membatalkan rencana penyerangan dan mempersiapkan diri kita
dengan lebih baik, dengan terlebih dahulu lebih memperkuat kekuatan kita dan mengeliminasi
kelemahan kita. Dengan demikian, kita lebih siap menghadapi pertempuran di medan perang.


       Sun Tzu lebih jauh menyatakan, kalau kita tahu 50 % keadaan lawan (kekuatan dan
kelemahannya) dan tahu 50 % keadaan kita, maka kemungkinan kita untuk menang adalah 50 : 50
atau fifty-fifty. Semakin lebih banyak kita tahu keadaan lawan, semakin besar kemungkinan kita
untuk memang dalam pertempuran. Untuk lebih banyak tahu keadaan, diperlukan kejujuran dan
ketegasan diri kita dalam memberi penilaian serta dukungan dari peranan intelijen.


       Dalam dunia bisnis juga dikenal peran intelijen yakni intelijen bisnis atau intelijen pasar
yang berfungsi menghimpun data dan informasi strategis yang diperlukan untuk menyusun
suatu strategi bisnis. Intelijen diperlukan dalam dunia bisnis karena terkadang informasi perlu
digali dari orang dalam (insider person),     orang yang pernah bekerja atau pernah menjadi
konsultan di perusahan tersebut, atau kita terpaksa mengirim orang kita ke ”daerah” musuh
(menyusup ke unit bisnis lawan) untuk mencari data dan informasi strategis yang tergolong amat
dirahasiakan lawan. Data dan informasi yang dijaring intelijen bisnis, jauh berbeda dengan data
dan informasi umum yang dapat diperoleh dengan mudah oleh publik, karena dipublikasi dan
diedarkan secara bebas, seperti data statistik yang dipublikasi lembaga tertentu, data perusahaan
yang terdapat dalam company profile, directori industri, informasi pasar modal, dsb.


       Dalam dunia perundingan kaidah Sun Stzu ini juga sangat bermanfaat dan amat
diperlukan, terutama dalam merancang dan menentukan strategi negosiasi yang efektif. Terlebih
lagi jika kita belum dapat membaca dengan jelas mitra atau lawan kita dalam perundingan, oleh
sebab ketertutupan mereka. Mengacu pada kaidah Sun Tzu, jelas sebelum maju ke meja
perundingan, kita perlu mempersiapkan data dan informasi yang diperlukan selengkap dan
sedetail mungkin, guna penyusunan strategi negosiasi yang tepat dan efektif.


       Dalam bernegosiasi dengan calon mitra bisnis, misalnya, sebelumnya kita perlu
melakukan penaksiran (assasement) terhadap potential strategic partner ini. Kita perlu tahu
32

terlebih dahulu kondisi calon mitra itu. Bagaimana kekuatan manajerial,        finansial dan
penguasaan teknologinya, apa motivasi yang sebenarnya dalam menjalin kerjasama dengan kita,
seberapa jauh tingkat kebutuhan atau keseriusannya dalam menjalin kerjasama, bagaimana track
recordnya selama ini dalam menjalin kerjasama dengan orang lain, apa saja kelemahan-
kelemahannya, dlsb.


       Kalau perlu kita mengirim orang untuk mencari data dan informasi dari pihak lawan
perundingan atau calon mitra, termasuk insider person (orang dalam perusahaan) atau orang
yang pernah bekerja di perusahaan tersebut dalam posisi yang patut diperhitungkan. Kita perlu
mencegah terjadinya kasus beli kucing dalam karung. Jadi, sebelum berunding dengan calon
mitra, kita perlu melakukan penelitian yang mendalam (due dilligence) menyangkut proposal
atau penawaran kerjasama calon mitra tersebut. Sesuai kaidah Sun tzu, kalau kita tahu keadaan
calon mitra lebih banyak lagi, maka akan lebih banyak pula kemungkinan kita memperleh
keberhasilan, baik dalam negosiasi maupun alam mengimplementasikan hasil kesepakatan yang
dicapai. Jangan asal lenggang kangkung saja maju ke meja perundingan. Kemunginan kegagalan
akan lebih besar ditemukan ketimbang keberhasilan dalam proses negosiasi.
33




              Bab. 4. Strategi Negosiasi Yang Efektip

       Setidaknya ada lima bentuk strategi negosiasi yang tergolong agresif. Strategi ini berbeda
dengan strategi defensif dimana kita berada di posisi yang mempertahankan diri dari ”serangan”
pihak lawan atau ditawar oleh pihak lain. Dalam menjalankan strategi agresif ini kita berada
dipihak yang secara ofensif melakukan serangan (mengajukan penawaran/proposal) atau
mengajukan konsesi-konsesi tertentu      di meja perundingan.     Kita berada diposisi sebagai
penggagas, pengusul atau pengajak calon mitra strategis (strategic investor, strategic buyer atau
strategic partner) atau lawan dalam konflik, untuk bertemu menggapai solusi di meja
perundingan. Adapun ke lima strategi agresif tersebut adalah :


1. Serangan (penawaran) frontal


   Siasat melakukan serangan atau penawaran frontal sebaiknya dilakukan oleh negosiator yang
   sudah memiliki informasi yang lengkap dan detail terhadap lawan atau calon mitranya. Sang
   negosiator sudah paham betul kekuatan kelemahan, kebutuhan dan motivasi lawan atau calon
   mitranya. Apalagi bila saat itu pihak yang ditawar dalam posisi sedang membutuhkan
   penawaran. Negosiator yang menjalankan kaidah Sun Tzu itu sudah tahu bahwa pihaknya
   bakal berada di posisi diatas angin dan bakal menang. Penawarannya diperkirakan akan
   mendapatkan tanggapan positif dan sebagian besar akan diterima oleh calon mitra.


   Serangan frontal harus dilakukan dengan cepat dengan timing yang tepat. Sebelum calon
   mitra itu mendapatkan penawaran dari pihak lain sehingga negosiator terpaksa harus
   berkompetisi sengit dalam melakukan penawaran, serangan frontal perlu dilakukan dengan
   memberikan cakupan penawaran terbaik dan tertinggi. Menjadi penawar tunggal, atau
   setidaknya menjadi penawar yang paling disukai diantara beberapa penawar (the most
   preffered bidder) memberi peluang yang lebih besar bagi negosiator untuk menang dengan
   pengorbanan konsesi yang minimal.
34

   Negosiator harus menciptakan kesan pertama yang baik (good first impression), selalu
   bersikap baik, profesional, simpatik dan tidak mendeskreditkan siapapun. Walaupun untuk
   meraih kemenangan negosiator perlu menunjukkan keunggulan tersendiri yang dimilikinya
   dibanding dengan pesaing, negosiator tidak perlu merendahkan, menjelekkan atau
   mendiskreditkan pihak pesaing atau pihak manapun.


   Strategi penawaran frontal juga dilakukan oleh negosiator yang merasa memiliki target atau
   alternatif lain, selain dari perusahaan targetnya. Dengan demikian tidak ada kesan
   ketergesahan, terburuh nafsu, atau sikap mengemis dan terlampau berharap yang
   ditunjukkan negosiator. Sikap negatif yang harus dieliminasi negosiator yang efektif, karena
   dapat dapat memperlemah posisi tawarnya (bargaining position), apalagi dalam konteks
   penawaran frontal.


   Serangan frontal harus dilakukan dengan persiapan yang matang sedemikian rupa, sehingga
   calon mitra akhirnya menyampingkan rencana untuk mencari alternatif lain. Pendekatan
   pribadi atau lobi-lobi yang simpatik dan bersahabat (friendly) terhadap pihak-pihak penentu
   atau pihak terkait yang secara tak langsung turut berpengaruh dalam proses pengambilan
   keputusan, juga perlu dilakukan negosiator guna menunjang kelancaran proses penentuan
   pemenang akhir.


2. Melambung atau merendahkan penawaran


   Kiat lain yang dapat dilakukan negosiator adalah melambungkan penawaran diatas rata-rata
   penawar lainnya, agar pihak yang ditawar tidak mencari atau berpaling ke alternatif lain. Ini
   tergolong cara yang ekstra agresif untuk meraih kemenangan.           Cara lain yang lebih
   konservatif adalah mengajukan penawaran mulai dari jenjang penawaran yang rendah atau
   sama dengan rata-rata penawar lainnya. Namun cara ini menyita banyak waktu dan tenaga
   negosiator untuk membujuk dan meyakinkan targetnya. Selain itu cara ini membuka peluang
   penawar lain yang lebih agresif untuk masuk sebagai pesaing. Oleh karena itu, negosiator
   harus terus memantu penawaran dari pesaing dan berusaha menjadi penawar yang terbaik
   diantara para pesaingnya.
35



3. Dadakan (fait acomply)


   Strategi dadakan dilakukan oleh negosiator yang telah memiliki data dan informasi yang
   sangat lengkap dan detail tentang targetnya. Dari situ negosiator tahu betul bahwa targetnya
   memang betul-betul sedang dalam keadaan terdesak oleh kebutuhan akan pemecahan
   masalah pelik yang memerlukan solusi yang bersifat segera, sangat membutuhkan mitra atau
   bantuan tertentu dari calon mitranya. Semua ini merupakan kelemahan target yang terbaca
   dengan baik oleh negosiator, sehingga serangan dadakan pun dilakukan, sebelum pihak lain
   masuk sebagai pesaing. Dalam melakukan serangan dadakan, negosiator harus dapat
   memanfaatkan momentum yang muncul dan timing yang tepat untuk melakukan serangan.
   Ingat, peluang emas kadang tidak muncul dua kali.


4. Memutar dan mengulur waktu (buying time)


   Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam negosiasi adalah strategi memutar dan
   mengulur waktu. Strategi ini memang terkesan tidak simpatik di mata publik, namun terpaksa
   diambil bila negosiator yang berhadapan pada situasi dan kondisi yang demikian pelik dan
   dilematis. Negosiator seolah dihadapkan pada buah simalakama. Tetapi, kesepakatan mau
   tidak mau, tetap harus diambil. Strategi ini juga dapat digunakan untuk menghadapi lawan
   yang kaku (tidak fleksibel), sangat sensitif, cenderung emosional dan memiliki tingkat
   resistensi yang amat tinggi (sehingga pendiriannya sulit diubah), serta         amat gigih
   mempertahankan sikap dan pendapatnya yang kaku.


   Dalam kasus ini negosiator mengambil siasat jalan memutar. Sang negosiator tidak
   memecahkan masalah langsung pada pokok permasalahannya. Tidak langsung menawarkan
   solusi dan konsesi. Dia mengambil ancang-ancang, mengamati situasi, kemudian mengambil
   jalan memutar untuk mengalihkan perhatian lawan, mencairkan kebekuan (ice breaking)
   dengan melakukan lobi-lobi, seraya mengupayakan munculnya keluwesan dari pihak lawan,
   dukungan dari berbagai pihak terkait serta munculnya situasi dan kondisi yang kondusif.
36

   Negosiator tahu jika lawan dihadapi secara frontal justru yang ditemukan adalah jalan buntu
   (dead lock) dalam perundingan.


   Dalam kasus persidangan Dewan Perwakilan Rakyat yang membahas kenaikan harga BBM
   tahun 2005, Ketua DPR Agung Laksono terlihat jelas dari tayangan layar televisi yang meliput
   jalannya sidang maupun dari laporan berbagai media massa, mengambil siasat jalan memutar
   dan mengulur waktu. Pada saat itu fraksi-fraksi yang menentang rencana kenaikan harga
   BBM cenderung menghendaki pengambilan keputusan kenaikan harga BBM dilakukan
   berdasarkan voting, Diatas kertas fraksi-fraksi ini kelihatannya bakal menang dalam voting,
   karena memang rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM mendapatkan tentangan
   keras dari banyak kalangan DPR, mahasiswa dan aktivis serta masyarakat luas.


   Strategi memutar dan mengulur waktu yang sangat kentara ini menyebabkan beberapa
   anggota DPR lepas kontrol, naik ke panggung memprotes sikap dan tindakan Ketua DPR
   tersebut dan menimbulkan kericuhan disana. Tayangan kericuhan yang tragis ini, yang
   disebarluaskan lewat televisi dan media massa, membuat opini publik berubah. Masyarakat
   dan kalangan DPR tidak mendukung upaya mencegah kenaikan harga BBM di DPR dengan
   cara yang tidak simpatik seperti itu. Kericuhan dan menurunnya dukungan ini membuat
   Sidang DPR akhirnya memutuskan pembahasan kenaikan BBM dilakukan bukan di Sidang
   Paripurna melainkan di Sidang Komisi. Hasilnya: harga BBM naik juga.


5. Strategi kreatif


   Negosiator yang efektif dapat memanfaatkan strategi kreatif yakni strategi tak langsung untuk
   menjadi pemenang, pemanfaatan pihak ketiga atau cara-cara kreatif lainnya untuk menang
   secara tak langsung dalam negosiasi. Dengan demikian, negosiator bisa menang tanpa harus
   bertempur habis-habisan. Mari kita simak kasus berikut ini. Kasus pencemaran perairan teluk
   Buyat sempat menggemparkan publik. PT Newmont Minahasa Raya (NMR) dituding sebagai
   biang keladi dari pencemaran ini. Untuk mengatasi persoalan ini Newmont melakukan
   strategi kreatif. Tidak langsung terus-menerus berhadapan langsung dengan publik dan
   penggiat lingkungan yang menentang pencemaran di Buyat dan menyudutkan Newmont.
37

Eksekutif perusahaan asing ini kemudian menggunakan peran pihak ketiga untuk menjadi
”pembela” citra dirinya. Newmon diketahui membiayai penyelenggaraan seminar yang
didukung oleh sejumlah pakar dari sebuah Universitas terpandang di Sulut (Universitas Sam
ratulangi/Unsrat). Seminar itu mendapatkan tentangan kuat dari massa dan para pemerhati
lingkungan. Yang berperang akhirnya pihak ketiga melawan penentang Newmont.


Kasus pencemaran perairan Teluk Buyat yang diduga akibat aktivitas pertambangan PT NMR
yang menggemparkan itu, dimulai dengan munculnya pengaduan tiga warga yang mewakili
Dusun Pante Teluk Buyat, Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), pada bulan Juli 2004 lalu. Para
pengadu menyampaikan keluhannya menyangkut gangguan kesehatan yang dialami warga
setempat dalam bentuk munculnya benjolan, penyakit kulit yang parah, kram dan sakit
kepala yang berkepanjangan. Semua ini merupakan gejala gangguan kesehatan yang
umumnya dikeluhkan oleh sebagian besar warga setempat. Kasus ini mencuat di berbagai
media massa dan menjadi berita hangat yang cukup menghebohkan sehingga Megawati yang
kala itu masih menjabat sebagai Presiden RI, membentuk Tim Terpadu interdep yang
dikoordinasi   oleh    Kementerian     Negara   Lingkungan   Hidup   (KNLH).   Belakangan
pemerintahan baru dibawah kepemimpinan Presiden SBY mengajukan tuntutan pidana dan
perdata kepada PT NMR, guna menuntaskan kasus ini di sidang pengadilan.


   Teluk Buyat terletak sekitar 110 Km arah barat daya Kota Manado. Teluk ini merupakan
lokasi pemukiman penduduk Desa Pante Buyat, Kecamatan Ratatotok, sekaligus tempat
pembuangan limbah (tailing) pertambangan emas PT NMR sejak tahun 1996. Newmont
Minahasa diduga melakukan pencemaran lingkungan karena membuang limbah dari proses
produksi pertambangannya ke sungai yang mengalir ke Teluk Buyat sehingga periran di
Teluk itu mengalami kontaminasi logam berat. Bukan hanya air yang tercemar, bahkan ikan di
perairan teluk Buyat yang dikonsumsi masyarakat setempat juga diduga telah terkontaminasi
logam berat seperti arsen dan merkuri yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak heran
jika, banyak warga Desa Pante Teluk Buyat yang mengeluhkan timbulnya gejala penyakit
kulit, munculnya benjolan         hingga sebesar bola pingpong, kram dan sakit kepala
berkepanjangan.     Media massa pun memuat foto-foto korban yang menderita penyakit
dengan gejala-gejala seperti tersebut diatas.
38



    Sementara itu, empat warga Pantai Teluk Buyat yang dikirim ke Jakarta untuk diteliti
sebab musabab penyakitnya, ternyata terbukti telah terkontaminasi logam berat. Hasil
penelitian atas sampel darah mereka yang dilakukan oleh Pusat Kajian Risiko dan
Keselamatan Lingkungan (Puska RKL) FMIPA-UI yang bekerjasama dengan Laboratorium
Departemen Kimia FMIPA-UI menyimpulkan, sampel darah para korban terbukti telah
terkontaminasi logam berat merkuri (Hg). Kadar total merkuri yang terdapat dalam sampel
darah mereka ternyata telah melebihi ambang batas normal, yakni rata-rata 8 mikrogram
perliter.


         Kandungan merkuri pada dua korban bahkan mencapai lebih dari 20 mikrogram per
liter. Memang, kandungan merkuri dalam darah mereka belum mencapai takaran yang dapat
menimbulkan penyakit Minamata. Namun jika mereka terus menerus mendapatkan asupan
makanan atau air minuman yang terkontaminasi merkuri, maka kandungan merkuri dalam
tubuh mereka akan terakumulasi kian banyak, sehingga bukan tidak mungkin kelak mereka
juga akan mengalami penyakit Minamata, seperti yang pernah terjadi Jepang.


Terdapatnya kandungan merkuri dalam darah ke empat warga Buyat itu diduga akibat
terjadinya pencemaran limbah logam berat di lingkungan hidup mereka. Namun penelitian
yang dilakukan FMIPA UI itu tidak meneliti lebih lanjut penentuan lokasi dan sumber utama
pencemaran lingkungan tersebut. Penelitian yang dilakukan hanya sebatas meneliti ada
tidaknya kandungan logam berat berbahaya dalam tubuh korban kasus pencemaran Teluk
Buyat.


Belakangan Unsrat menyelenggarakan Seminar Tambang Internasional pada bulan Mei 2005,
bertempat di Manado. Seminar ini ternyata menurut media massa didanai antara lain oleh PT
NMR. Fenomena ini mencerminkan          betapa kesadaran dan koordinasi antar instansi
pemerintah dalam mengatasi masalah lingkungan hidup di Indonesia, masih belum baik,
belum kompak. Tak lama kemudian, Newmont mengeluarkan siaran pers yang menyatakan
menyambut baik laporan hasil penelitian Tim Departemen Kesehatan,      yang menunjukkan
39

tidak adanya kaitan antara masalah kesehatan warga Pantai Buyat dengan dugaan
pencemaran logam berat.


Seminar yang diselenggarakan oleh Unsrat itu mendapatkan kecaman keras dari berbagai
kalangan pemerhati lingkungan karena pakar lingkungan dan kelautan di Unsrat dinilai
cenderung berpihak kepada Newmont. Hasil seminar itu sebagaimana yang diumumkan oleh
pihak Unsrat menyimpulkan tidak ada pencemaran di Teluk Buyat dan tidak ada bukti
hubungan antara penyakit yang diderita masyarakat dengan pencemaran lingkungan yang
diduga berbagai kalangan terjadi di Buyat. Tak heran jika seminar itu mendulang protes keras
dari para pemerhati lingkungan. Aksi demo yang mengecam penyelenggaraan seminar pun
digelar pada saat seminar itu berlangsung.
40




                                   Bab. 5. Penutup

       Hampir setiap hari, orang di abad modernisasi ini, baik yang awam maupun
profesional dipenuhi oleh proses negosiasi. Begitu seringnya negosiasi dilakukan dalam
kehidupan kesehariannya, maka proses negosiasi cenderung dianggap sebagai suatu hal
yang mudah dilakukan dan tak perlu dipelajari. Padahal banyak penyebab kegagalan
yang   mengakibatkan      proses   negosiasi   yang   menemui      jalan   buntu.   Negosiasi
sesungguhnya bukan suatu yang hal yang mudah dilakukan. Negosiator yang ingin
berhasil memerlukan pemahaman dan penguasaan seni dan kemampuan bernegosiasi
yang efektif, setidaknya prinsip-prinsip dasar dalam bernegosiasi.


       Negosiator yang efektif adalah orang yang mengerti bagaimana memanfaatkan situasi dan
kondisi yang tepat untuk berhasil dalam perundingan. Negosiator yang efektif adalah orang yang
piawai dalam menyusun strategi berunding. Ada sejumlah pilihan strategi yang dapat
digunakannya, mulai dari strategi frontal, melambung atau merendahkan penawaran, strategi
dadakan, memutar dan mengulur waktu atau strategi kreatif. Namun negosiator jangan lupa
memanfaatkan kaidah Sun Tzu. Peranan intelijen bisnis, pengumpulan data dan infromasi
sangatlah berperan penting dalam mencapai keberhasilan dalam meja perundingan.


       Negosiasi merupakan langkah awal dalam proses bisnis yang amat berperan
penting dalam mencapai tujuan bisnis secara berhasil. Negosiasi yang efektif akan
membuat proses pendirian fondasi bisnis menjadi lebih lancar dan langkah dalam
mengimplementasikan kesepakatan yang dicapai dalam perundingan itu akan menjadi
lebih mulus. Dalam pembentukan kerjasama bisnis, kemitraan, pendirian usaha patungan
(join venture), aliansi strategis maupun transaksi pembelian/penjualan jangka panjang,
diperlukan negosiasi menang-menang. Ini karena            kesepakatan yang dibuat (yang
biasanya diikat secara hukum dalam dalam suatu kontrak atau perjanjian) selalu
41


berdimensi jangka panjang, dengan segala konsekuensi dan implikasi yang terkait harus
ditanggung bersama oleh para pihak yang membuat kesepakatan. Negosiasi sama-sama
menang akan memberikan manfaat yang saling menguntungkan bagi para pihak yang
menjalin kerjasama. Oleh karena itu, para negosiator perlu memahami dan menguasai
karakteristik dari negosiasi menang-menang. Penerapannya yang tepat dan positif akan
membuat proses negosiasi akan berjalan lebih lancar dan koreksi dari hasil kesepakatan
pada masa implemntasi relatif kecil, bahkan nihil.


       Negosiasi yang efektif pada dasarnya adalah suatu seni bagaimana menjual usulan
pemecahan masalah, gagasan atau proposal tertentu, meyakinkan orang untuk menerima usulan
gagasan tersebut, menemukan titik temu serta solusi dari masalah yang dihadapi. Semua ini
berlangsung dalam suatu proses. Untuk mencapai kata kesepakatan akhir dalam negosiasi,
biasanya diperlukan suatu proses. Tidak secara langsung dan instan.


       Jelas sudah bahawa negosiasi pada dasarnya adalah suatu proses yang dinamis yang
melibatkan interaksi dua arah para pihak yang berunding. Sebagai suatu proses, negosiasi harus
dipersiapkan dengan matang, agar proses negoasiasi dapat berjalan dengan lancar dan
membuahkan kesepakatan yang saling menguntungkan sebagaimana yang diharapkan kedua
belah pihak. Dengan demikian, kemungkinan timbulnya masalah atau konflik pada masa
implementasi kesepakatan atau perjanjian itu bisa dieleminisi seminimal mungkin. Selain itu, para
negosiator perlu memahami tahapan dari proses negosiasi. Dengan memahami dan menguasai
tahapan ini, maka para perunding dapat menjalani proses negosiasi dengan lebih profesional,
efektif dan lancar.


                                            --o0o--

More Related Content

What's hot

TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Lobi dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Lobi dan NegosiasiTEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Lobi dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Lobi dan NegosiasiDiana Amelia Bagti
 
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)eddy sanusi silitonga
 
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASETUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASEeddy sanusi silitonga
 
Lestari (Ppt presentasi negosiasi)
Lestari (Ppt presentasi negosiasi)Lestari (Ppt presentasi negosiasi)
Lestari (Ppt presentasi negosiasi)Lestari_tari01
 
PRESENTASI BISNIS BAGIAN DARI NEGOSIASI BISNIS
PRESENTASI BISNIS BAGIAN DARI NEGOSIASI BISNIS PRESENTASI BISNIS BAGIAN DARI NEGOSIASI BISNIS
PRESENTASI BISNIS BAGIAN DARI NEGOSIASI BISNIS SILVIPRATIWI5
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanTri Widodo W. UTOMO
 
Sesi 8 tahapan negosiasi
Sesi 8   tahapan negosiasiSesi 8   tahapan negosiasi
Sesi 8 tahapan negosiasiSentot Baskoro
 
Penulisan permintaan pesan pesan rutin dan positif serta penulisan bad news
Penulisan permintaan pesan pesan rutin dan positif serta penulisan bad newsPenulisan permintaan pesan pesan rutin dan positif serta penulisan bad news
Penulisan permintaan pesan pesan rutin dan positif serta penulisan bad newszia safira
 
4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)
4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)
4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)YollaNadya
 
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Negosiasi Bisnis
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Negosiasi BisnisTEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Negosiasi Bisnis
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Negosiasi BisnisDiana Amelia Bagti
 
Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"
Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"
Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"Kanaidi ken
 

What's hot (20)

TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Lobi dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Lobi dan NegosiasiTEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Lobi dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Lobi dan Negosiasi
 
TUGAS RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI
TUGAS RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASITUGAS RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI
TUGAS RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI
 
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)
 
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASETUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
 
Lestari (Ppt presentasi negosiasi)
Lestari (Ppt presentasi negosiasi)Lestari (Ppt presentasi negosiasi)
Lestari (Ppt presentasi negosiasi)
 
PRESENTASI BISNIS BAGIAN DARI NEGOSIASI BISNIS
PRESENTASI BISNIS BAGIAN DARI NEGOSIASI BISNIS PRESENTASI BISNIS BAGIAN DARI NEGOSIASI BISNIS
PRESENTASI BISNIS BAGIAN DARI NEGOSIASI BISNIS
 
proses komunikasi efektif
proses komunikasi efektifproses komunikasi efektif
proses komunikasi efektif
 
Etika dalam bernegosiasi (1)
Etika dalam bernegosiasi (1)Etika dalam bernegosiasi (1)
Etika dalam bernegosiasi (1)
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
 
Sesi 8 tahapan negosiasi
Sesi 8   tahapan negosiasiSesi 8   tahapan negosiasi
Sesi 8 tahapan negosiasi
 
Teknik Negosiasi
Teknik NegosiasiTeknik Negosiasi
Teknik Negosiasi
 
Penulisan permintaan pesan pesan rutin dan positif serta penulisan bad news
Penulisan permintaan pesan pesan rutin dan positif serta penulisan bad newsPenulisan permintaan pesan pesan rutin dan positif serta penulisan bad news
Penulisan permintaan pesan pesan rutin dan positif serta penulisan bad news
 
TEKNIK NEGOISASI
TEKNIK NEGOISASITEKNIK NEGOISASI
TEKNIK NEGOISASI
 
4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)
4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)
4EA21 - KOMUNIKASI BISNIS : NEGOSIASI ( Kel. 1)
 
9 teknik negosiasi
9 teknik negosiasi9 teknik negosiasi
9 teknik negosiasi
 
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Negosiasi Bisnis
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Negosiasi BisnisTEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Negosiasi Bisnis
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Negosiasi Bisnis
 
Negosiasi manajemen konflik
Negosiasi manajemen konflikNegosiasi manajemen konflik
Negosiasi manajemen konflik
 
SENI NEGOSIASI ROGER DAWSON
SENI NEGOSIASI ROGER DAWSONSENI NEGOSIASI ROGER DAWSON
SENI NEGOSIASI ROGER DAWSON
 
Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"
Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"
Bargaining & Negotiation Technique _Pelatihan "PENGADAAN BARANG/JASA"
 
Tugas Resume Negosiasi
Tugas Resume NegosiasiTugas Resume Negosiasi
Tugas Resume Negosiasi
 

Viewers also liked

Negosiasi; Bahasa Indonesia Kelas X
Negosiasi; Bahasa Indonesia Kelas X Negosiasi; Bahasa Indonesia Kelas X
Negosiasi; Bahasa Indonesia Kelas X Yovie Saputra
 
Negosiasi
Negosiasi Negosiasi
Negosiasi Noniatha
 
196399273 negosiasi materi
196399273 negosiasi materi 196399273 negosiasi materi
196399273 negosiasi materi anggela_039
 
Dasar dasar negosiasi
Dasar dasar negosiasiDasar dasar negosiasi
Dasar dasar negosiasinurchan
 
Bab 5. negosiasi power point
Bab 5. negosiasi   power pointBab 5. negosiasi   power point
Bab 5. negosiasi power pointDorothea Laksita
 
Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013
Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013
Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013Khoirun Nif'an
 
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013Khoirun Nif'an
 
Mengetik 10 jari
Mengetik 10 jariMengetik 10 jari
Mengetik 10 jariMas Brent
 
Part 1 (proposal usaha)
Part 1 (proposal usaha)Part 1 (proposal usaha)
Part 1 (proposal usaha)Fahri Atc
 
Soal midle semester gasal myob kelas 11
Soal  midle semester gasal myob kelas 11Soal  midle semester gasal myob kelas 11
Soal midle semester gasal myob kelas 11Oemar Bakrie
 
Makalah teknik negosiasi bisnis (kwu) final
Makalah teknik negosiasi bisnis (kwu) finalMakalah teknik negosiasi bisnis (kwu) final
Makalah teknik negosiasi bisnis (kwu) finalDewi Ponco
 
Aspek hukum & administrasi kontrak
Aspek hukum & administrasi kontrakAspek hukum & administrasi kontrak
Aspek hukum & administrasi kontraktia_miaww90
 
Bahasa Indonesia: Teks Negosiasi
Bahasa Indonesia: Teks NegosiasiBahasa Indonesia: Teks Negosiasi
Bahasa Indonesia: Teks Negosiasichoririchori
 
Negosiasi Internasional dan Lintas Budaya
Negosiasi Internasional dan Lintas BudayaNegosiasi Internasional dan Lintas Budaya
Negosiasi Internasional dan Lintas Budayaaristamy agata
 
Negosiasi.
Negosiasi.Negosiasi.
Negosiasi.Adi Full
 
2 teknik bab 2 dimensidua mgmpmtkpas
2 teknik bab 2 dimensidua mgmpmtkpas2 teknik bab 2 dimensidua mgmpmtkpas
2 teknik bab 2 dimensidua mgmpmtkpasFatimah Sitompul
 
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASITEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASIDiana Amelia Bagti
 

Viewers also liked (20)

Negosiasi; Bahasa Indonesia Kelas X
Negosiasi; Bahasa Indonesia Kelas X Negosiasi; Bahasa Indonesia Kelas X
Negosiasi; Bahasa Indonesia Kelas X
 
Negosiasi
Negosiasi Negosiasi
Negosiasi
 
196399273 negosiasi materi
196399273 negosiasi materi 196399273 negosiasi materi
196399273 negosiasi materi
 
Dasar dasar negosiasi
Dasar dasar negosiasiDasar dasar negosiasi
Dasar dasar negosiasi
 
Bab 5. negosiasi power point
Bab 5. negosiasi   power pointBab 5. negosiasi   power point
Bab 5. negosiasi power point
 
Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013
Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013
Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013
 
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
 
Mengetik 10 jari
Mengetik 10 jariMengetik 10 jari
Mengetik 10 jari
 
Part 1 (proposal usaha)
Part 1 (proposal usaha)Part 1 (proposal usaha)
Part 1 (proposal usaha)
 
Soal midle semester gasal myob kelas 11
Soal  midle semester gasal myob kelas 11Soal  midle semester gasal myob kelas 11
Soal midle semester gasal myob kelas 11
 
Makalah teknik negosiasi bisnis (kwu) final
Makalah teknik negosiasi bisnis (kwu) finalMakalah teknik negosiasi bisnis (kwu) final
Makalah teknik negosiasi bisnis (kwu) final
 
Aspek hukum & administrasi kontrak
Aspek hukum & administrasi kontrakAspek hukum & administrasi kontrak
Aspek hukum & administrasi kontrak
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 
Bahasa Indonesia: Teks Negosiasi
Bahasa Indonesia: Teks NegosiasiBahasa Indonesia: Teks Negosiasi
Bahasa Indonesia: Teks Negosiasi
 
Negosiasi Internasional dan Lintas Budaya
Negosiasi Internasional dan Lintas BudayaNegosiasi Internasional dan Lintas Budaya
Negosiasi Internasional dan Lintas Budaya
 
Negosiasi
NegosiasiNegosiasi
Negosiasi
 
Negosiasi.
Negosiasi.Negosiasi.
Negosiasi.
 
Kpk lengkap
Kpk lengkapKpk lengkap
Kpk lengkap
 
2 teknik bab 2 dimensidua mgmpmtkpas
2 teknik bab 2 dimensidua mgmpmtkpas2 teknik bab 2 dimensidua mgmpmtkpas
2 teknik bab 2 dimensidua mgmpmtkpas
 
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASITEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : NEGOSIASI
 

Similar to Negosiasi

makalah negosiasi bisnis
makalah negosiasi bisnis makalah negosiasi bisnis
makalah negosiasi bisnis Elin Erlin
 
Makalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docx
Makalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docxMakalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docx
Makalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docxkomar RONI
 
Makalah negosiasi
Makalah negosiasiMakalah negosiasi
Makalah negosiasiEdane Black
 
Tugas Resume The Power of Negotiating Sukses Negosiasi
Tugas Resume The Power of Negotiating Sukses NegosiasiTugas Resume The Power of Negotiating Sukses Negosiasi
Tugas Resume The Power of Negotiating Sukses Negosiasieddy sanusi silitonga
 
Materi Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmm
Materi Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmmMateri Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmm
Materi Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmmfanni28
 
PPT Negosiasi referensi.ppt
PPT Negosiasi referensi.pptPPT Negosiasi referensi.ppt
PPT Negosiasi referensi.pptTrainingNobby
 
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...eddy sanusi silitonga
 
Tugas besar 1 negosiasi luring dan daring Feizar Kurnia Rachman 44320120011.pptx
Tugas besar 1 negosiasi luring dan daring Feizar Kurnia Rachman 44320120011.pptxTugas besar 1 negosiasi luring dan daring Feizar Kurnia Rachman 44320120011.pptx
Tugas besar 1 negosiasi luring dan daring Feizar Kurnia Rachman 44320120011.pptxFeizarKurnia
 
Effective Negotiation Skills Training
Effective Negotiation  Skills TrainingEffective Negotiation  Skills Training
Effective Negotiation Skills TrainingKanaidi ken
 
Tugas Resume High Productive Negotiation Skill
Tugas Resume High Productive Negotiation SkillTugas Resume High Productive Negotiation Skill
Tugas Resume High Productive Negotiation Skilleddy sanusi silitonga
 
Presentation11 negotiating
Presentation11 negotiatingPresentation11 negotiating
Presentation11 negotiatingHAZELARYA
 
Negotiation Technique _ Materi Training "LEADERSHIP for Manager & Supervisor"
Negotiation Technique _ Materi Training "LEADERSHIP for Manager & Supervisor"Negotiation Technique _ Materi Training "LEADERSHIP for Manager & Supervisor"
Negotiation Technique _ Materi Training "LEADERSHIP for Manager & Supervisor"Kanaidi ken
 
Resume of The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation
Resume of  The 37 Most Powerful Tactics On NegotiationResume of  The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation
Resume of The 37 Most Powerful Tactics On Negotiationeddy sanusi silitonga
 
Negosiasi dan mediasi
Negosiasi dan mediasi Negosiasi dan mediasi
Negosiasi dan mediasi Frans Dione
 

Similar to Negosiasi (20)

makalah negosiasi bisnis
makalah negosiasi bisnis makalah negosiasi bisnis
makalah negosiasi bisnis
 
Makalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docx
Makalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docxMakalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docx
Makalah_Komunikasi_dan_Negosiasi_Bisnis.docx
 
Makalah negosiasi
Makalah negosiasiMakalah negosiasi
Makalah negosiasi
 
Rangkuman Teknik Negosiasi
Rangkuman Teknik NegosiasiRangkuman Teknik Negosiasi
Rangkuman Teknik Negosiasi
 
Tugas Resume The Power of Negotiating Sukses Negosiasi
Tugas Resume The Power of Negotiating Sukses NegosiasiTugas Resume The Power of Negotiating Sukses Negosiasi
Tugas Resume The Power of Negotiating Sukses Negosiasi
 
Urgensi negosiasi
Urgensi negosiasiUrgensi negosiasi
Urgensi negosiasi
 
NEGOSIASI.ppt
NEGOSIASI.pptNEGOSIASI.ppt
NEGOSIASI.ppt
 
Materi Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmm
Materi Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmmMateri Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmm
Materi Kuliah OL Negosiasi (4).pptmmmmmmmmmmmmmmmm
 
PPT Negosiasi referensi.ppt
PPT Negosiasi referensi.pptPPT Negosiasi referensi.ppt
PPT Negosiasi referensi.ppt
 
Tugas Resume Sukses Negosiasi
Tugas Resume Sukses NegosiasiTugas Resume Sukses Negosiasi
Tugas Resume Sukses Negosiasi
 
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
 
Tugas besar 1 negosiasi luring dan daring Feizar Kurnia Rachman 44320120011.pptx
Tugas besar 1 negosiasi luring dan daring Feizar Kurnia Rachman 44320120011.pptxTugas besar 1 negosiasi luring dan daring Feizar Kurnia Rachman 44320120011.pptx
Tugas besar 1 negosiasi luring dan daring Feizar Kurnia Rachman 44320120011.pptx
 
Effective Negotiation Skills Training
Effective Negotiation  Skills TrainingEffective Negotiation  Skills Training
Effective Negotiation Skills Training
 
Teks negosiasi
Teks negosiasiTeks negosiasi
Teks negosiasi
 
Tugas Resume High Productive Negotiation Skill
Tugas Resume High Productive Negotiation SkillTugas Resume High Productive Negotiation Skill
Tugas Resume High Productive Negotiation Skill
 
Tugas Rangkuman Negotiate To Win
Tugas Rangkuman Negotiate To WinTugas Rangkuman Negotiate To Win
Tugas Rangkuman Negotiate To Win
 
Presentation11 negotiating
Presentation11 negotiatingPresentation11 negotiating
Presentation11 negotiating
 
Negotiation Technique _ Materi Training "LEADERSHIP for Manager & Supervisor"
Negotiation Technique _ Materi Training "LEADERSHIP for Manager & Supervisor"Negotiation Technique _ Materi Training "LEADERSHIP for Manager & Supervisor"
Negotiation Technique _ Materi Training "LEADERSHIP for Manager & Supervisor"
 
Resume of The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation
Resume of  The 37 Most Powerful Tactics On NegotiationResume of  The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation
Resume of The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation
 
Negosiasi dan mediasi
Negosiasi dan mediasi Negosiasi dan mediasi
Negosiasi dan mediasi
 

Recently uploaded

Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"HaseebBashir5
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxnairaazkia89
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 

Recently uploaded (20)

Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 

Negosiasi

  • 1. 1 MEMPERSIAPKAN STRATEGI NEGOSIASI YANG EFEKTIF Oleh : Bermand Hutagalung Lembaga Studi Fenomena Globalisasi
  • 2. 2 Bab. 1. Pendahuluan Didalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan negosiasi, baik secara sadar maupun tidak. Negosiasi kita lakukan dari hal-hal yang kecil, misalnya, negosiasi di pasar ketika berbelanja barang kebutuhan sehari-hari sampai, kepada negosiasi yang sifatnya lebih formal dalam mewakili kepentingan organisasi, atau perusahaan tempat kita bekerja. Negosiasi yang formal lazimnya kita lakukan dalam kapasitas kita sebagai profesional yang mewakili organisasi atau perusahaan kita di meja perundingan. Misalnya sebagai pengusaha, manajer, atau tenaga profesional lainnya yang berunding secara formal dengan calon mitra bisnis kita. Namun negosiasi informal yang berkembang dalam pembicaraan yang bersifat tak resmi, dalam bentuk lobi-lobi tertentu, sering juga diperlukan untuk membuka jalan atau menunjang kelancaran proses negosiasi formal yang berlangsung di meja perundingan resmi. Sebagian besar proses pengambilan keputusan di seluruh bidang pekerjaan baik di dalam internal organisasi maupun dengan pihak luar, dapat diperlancar melalui proses negosiasi baik formal maupun informal yang efektif. Prinsip Dasar Negosiasi Ada beberapa prinsip yang umumnya mendasari terjadinya proses negosiasi yang efektif. Namun prinsip ini sering dianggap sepele sehingga sering dilupakan atau diabaikan oleh para negosiator, baik awam maupun profesional. Padahal, hal ini sering kali menjadi penyebab munculnya jalan buntu dalam proses negosiasi sehingga tidak membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Adapun prinsip-prinsip ini adalah : 1) Perlunya kejelasan kapasitas, posisi, otoritas dan kewenangan negosiator
  • 3. 3 Agar negosiasi berjalan efektif seorang negosiator harus jelas kapasitasnya dan posisinya. Sebagai apa dia maju ke meja perundingan. Mewakili siapa atau organisasi apa dia. Apakah dia sudah dibekali otoritas atau pendelegasian kewenangan yang cukup. Ataukah, hanya datang sebagai penampung masalah saja ? Bahkan pembuat masalah baru. Seringkali negosiasi mengalami jalan buntu, hanya karena ketidak jelasan kapasitas, posisi atau otoritas sang negosiator. Untuk meyakinkan pihak yang diajak berunding, dalam kasus-kasus tertentu, seperti kasus negosiasi untuk mencari resolusi konflik, negosiator yang mewakili lembaga atau perusahaan tertentu perlu dibekali dengan surat kuasa, atau surat tugas dari lembaga atau perusahaan tersebut. 2) Mengutamakan kepentingan organisasi, lembaga atau perusahaan yang diwakili ketimbang kepentingan, paham dan ego pribadi. Para perunding haruslah memahami bahwa dirinya maju ke meja perundingan mewakili lembaga, organisasi, atau perusahaan tertentu, guna memperoleh solusi terbaik yang bermanfaat bagi lembaga, organisasi atau perusahaan yang diwakilinya. Seringkali dalam bernegosaisi, para perunding gagal memahami pentingnya prinsip ini dan lebih mengutamakan pendapat, paham, kepentingan pribadi atau bahkan pihak lain di luar organisasinya yang sepaham dengan mereka. Tanpa disadari sang negosiator bukan lagi memperjuangkan misi, visi dan tujuan organisasinya melainkan misi pribadinya. Pada gilirannya hasil perundingan akan mengecewakan anggota organisasi dan para pemangku kepentingan. Seorang eksekutif yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan sosial di luar perusahannya, jangan membawa dan mengutamakan misi sosial pribadinya dalam perundingan. Bisnis adalah bisnis. Misi sosial pribadi ada di dimensi yang lain. Dia harus mengutamakan pencapaian misi, visi dan tujuan perusahaan yang diwakilinya, ketimbang misi dan ambisi pribadinya. Demikian pula, seorang petinggi negara yang menganut paham ekonomi liberal, janganlah terjebak mengutamakan pandangan dan paham liberalnya dalam berunding
  • 4. 4 dengan wakil negara lain. Ini karena dirinya maju ke meja perundingan untuk mewakili kepentingan negara dan rakyat yang harus diutamakan perjuangannya, bukan memperjuangkan paham dan ambisi pribadinya. 3) Kesejajaran dalam kedudukan di meja perundingan. Ini merupakan prinsip dasar pertama dalam negosiasi. Contoh: negosiasi di tingkat pimpinan negara terjadi antar pimpinan suatu negara dengan pimpinan negara lain atau menteri yang diberi otoritas untuk mewakili kepala negaranya. Negosiasi tingkat menteri terjadi antar menteri dengan menteri. Negosiasi antar manajer yang setingkat dengan manajer dalam bidang yang berbeda pada tingkatan yang sama, atau negosiasi antar kolega, dimana tidak ada hirarki komando satu dengan yang lain, sehingga pengambilan keputusan mau tidak mau harus dilakukan secara persuasi dan kompromi. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadinya negosiasi yang tidak sejajar posisinya dengan hasil yang cukup mengembirakan. Memang acap kali, pihak yang lebih tinggi biasanya merasa dirinya diatas angin. Namun negosiasi yang tidak sejajar ini bisa dibuat mendekati sejajar bila ada ketentuan, etika atau tata krama dalam masyarakat yang memungkinkan kesejajaran itu terjadi. Misalnya negosiasi antara kelompok pekerja dengan pimpinan perusahaan yang mau tidak mau harus duduk dalam satu meja perundingan karena harus menghormati hak-hak para pekerjanya. Ini karena ada ketentuan yang memaksanya untuk bersikap sejajar seperti itu. Hasil negosiasi sangat boleh jadi akan menemukan titik temu, yang mampu meredam timbulnya masalah yang berkepanjangan, kendati posisi para pihak sebenarnya tidak sejajar (antara pimpinan dan bawahan). Bila pimpinan perusahaan tidak mau duduk dalam satu meja perundingan dengan perwakilan buruhnya, bisa diperkirakan, negosiasi tidak akan berhasil membuahkan kata sepakat yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Bahkan perundingan pun mengalami kebuntuan.
  • 5. 5 3) Komunikasi dua arah yang berjalan dengan lancar tanpa tekanan. Komunikasi dua arah, tanpa tekanan, pemaksaan atau pendiktean dari pihak manapun akan memungkinkan para pihak yang bernegosiasi dapat berinteraksi dengan baik, saling mempertukarkan kepentingan dan mencari titik temu dari perbedaan-perbedaan persepsi, tuntutan dan keingingan. Tanpa komunikasi yang baik dan efektif, interaksi sulit akan terjadi, sehingga diperlukan jasa intermediasi yang belum tentu dapat membuahkan jalan keluar yang memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan. 4) Penggunaan "bahasa" yang dapat dimengerti dan diterima pihak yang bernegosiasi. Agar negosiasi berjalan efektif dan membuahkan hasil yang diharapkan, hindarilah penggunaan ”bahasa” sepihak. Cobalah temukan "bahasa" kompromi yang bisa di terima oleh kedua belah pihak yang bernegosiasi. Yang dimaksud dengan bahasa disini tentu saja bukan hanya bahasa dalam artian sempit, seperti bahasa daerah, lokal atau internasional, melainkan bahasa dalam artian luas. Bahasa pengusaha misalnya (yang dipengaruhi oleh sudut pandang atau persepsi pengusaha yang selalu berorientasi pada peningkatan efesiensi, keuntungan dan berdimensi jangka panjang), akan sangat jauh berbeda dengan bahasa kelompok pekerja yang lebih memperjuangkan pemenuhan hak dan kepentingannya sebagai pekerja, kendati kondisi perusahaan sudah sekarat. Bahasa mereka cenderung terkait atau mengarah pada persoalan yang menyangkut peningkatan kesejahteraan, THR, pesangon, anti PHK dan berdimensi jangka pendek. Kesamaan ”bahasa” akan membawa kesamaan sudut pandang dan persepsi yang pada gilirannya membuat negosiasi berjalan efektif. 5) Prinsip emphati.
  • 6. 6 Emphati berarti memahami kondisi orang lain dengan memposisikan diri kita seolah menjadi orang tersebut. Dengan demikian kita dapat memahami apa yang dirasakan oleh orang tersebut. prinsip ini perlu dikembangkan dalam proses negosiasi agar para pihak yang bernegosiasi dapat saling memahami pandangan, masalah dan tuntutan dari kedua belah pihak, sehingga titik temu bisa segera diperoleh tanpa harus mengalami proses yang begitu alot dan menyita banyak waktu, pikiran dan tenaga para negosiator. 6) Prinsip menang-menang (win-win) Untuk mendapatkan titik temu diperlukan penerapan prinsip musyawarah dan mufakat yang saling menguntungkan pihak yang terkait dalam proses negosiasi. Prinsip menang-menang memberi kesempatan bagi mitra negosiasinya untuk juga sama-sama menang. Tidak melulu maunya hanya menang sendiri. Bahasa populernya : prinsip menang-menang untuk mendapatkan solusi yang tepat (win- win solution). Dengan penerapan prinsip ini hasil negosiasi diharapkan bisa saling menguntungkan kedua belah pihak. Tanpa prinsip ini negosiasi berpotensi akan menghadapi jalan buntu tanpa perolehan kata sepakat. Problema Dalam Negosiasi Kalau negosisasi memang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, tentunya tidak ada hal yang sulit atau aneh dalam bernegosiasi. Bukankah sejak ribuan tahun yang lampau manusia sudah melakukannya. Negosiasi memang sudah sejak zaman purba dan sudah menjadi bagian dari dinamika hidup manusia yang bermukim di bumi ini. Persoalannya, manusia tidak hidup sendirian. Sebagai mahluk sosial ekonomi, dia berinteraksi dan bergantung kepada eksistensi orang lain yang ada dalam lingkungan hidupnya. Orang lain itu memiliki kepentingan, kebutuhan, keinginan, preferensi, tolok ukur dan tuntutan yang beragam, yang seringkali berbeda dengan kita. Sekalipun
  • 7. 7 berbeda interaksi, mau tidak mau, tetap harus dilakukan. Tidak ada yang dapat hidup menyendiri dan memenuhi kebutuhannya sendiri, dalam kehidupan di dunia modern yang terbuka terhadap interkasi dengan dunia luar ini. Setiap perusahaan selalu berinterkasi dengan pelanggannya, dengan pemasok/vendor, distributor dan kompetitornya. Tanpa itu perusahaan tidak mungkin hidup. Demikian pula dalam konteks negara. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang dapat berkembang maju dengan mengabaikan eksistensi dan kepentingan negara lain. Apalagi di tengah era globalisasi dan keterbukaan ini. Dalam proses interaksi, negosiasi selalu saja terjadi, yang terkait dengan kepentingan pihak-pihak yang berinteraksi. Mengapa demikian ? Pada dasarnya tidak ada seorang pun yang rela begitu saja mengorbankan kepentingan atau keperluannya.. Semua ingin memperjuangkan pemenuhan kepentingannya, memaksimalkan perolehannya dan berupaya meminimalkan resiko yang menghadang di masa depan. Bahkan sekalipun dalam posisi yang terdesak dan tak seimbang, secara naluriah, manusia masih juga berusaha untuk melakukan negosiasi guna memperjuangkan kepentingannya. Seringkali perbedaan kepentingan, aspirasi dan susdut pandang yang begitu mencolok menjadi potensi konflik yang tidak memungkinkan dicapainya kata sepakat dalam proses negosiasi. Negosiasi terjadi karena orang, organisasi atau negara memiliki kepentingan yang berbeda dan akan dipertukarkan dengan kepentingan orang, organisasi atau negara lainnya. Selain itu, perbedaan muncul karena manusia memiliki paradigma, kultur, sikap, cara kerja, dan gaya manajemen dalam pengambilan keputusan yang berbeda dan seringkali terkait dengan kepribadian orang tersebut. Orang Jepang, misalnya, biasanya cenderung sangat lama dalam mencapai kata akhir dalam negosiasi. Ini karena mereka harus terlebih dahulu mempertimbangkan suara seniornya dan banyak pihak yang terkait.
  • 8. 8 Sering terjadi ada pihak yang ingin lebih mendahulukan kepentingan diri, atau kelompoknya dan mengabaikan, atau merendahkan kepentingan diri, atau kelompok lainnya. Mereka cenderung bersikap egois dan memaksakan pendapat dan kehendaknya secara sepihak, padahal pandangan dan kehendak orang lain amat berbeda dengannya. Seringkali pula perbedaan pendapat atau kepentingan berujung pada munculnya konflik berkepanjangan yang harus dicarikan pemecahannya yang terbaik dan diharapkan dapat saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Titik temu dapat diperoleh hanya bila perbedaan dan kesenjangan yang ada bisa dipersempit dan dihilangkan. Tanpa adanya perbedaan-perbedaan ini, jelas tidak diperlukan adanya proses negosiasi. Segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar tanpa pertukaran. Akan tetapi, hal ini amat jarang ditemukan dalam konteks dunia nyata. Oleh karenanya, negosiasi selalu saja diperlukan pada berbagai aspek kehidupan bernegara, berbisnis maupun dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Dalam talian inilah, pemahaman prinsip dasar penguasaan seni dan kemampuan (skill) bernegosiasi diperlukan untuk menjembatani perbedaan-perbedan tersebut guna mencapai kata sepakat (titik temu) dalam negosiasi yang efektif. Sampai disini jelas, kendati negosiasi sudah dilakukan oleh setiap orang dalam hidupnya, namun kita tidak dapat menganggap diri kita sudah pintar dalam hal bernegosiasi. Negosiasi adalah suatu proses yang memerlukan seni dan kemampuan tersendiri (skill). Pada kenyataannya banyak profesional yang tidak mampu mencapai tujuan yang direncanakan, hanya karena tidak mampu menjalankan proses negosiasi yang baik dan menemui jalan buntu pada akhir tahapan negosiasi. Proses negosisasi tidak berjalan efektif. Impiannya tidak terwujud karena mitra yang diharapkan untuk mewujudkan impian tersebut ternyata tidak berhasil diyakinkan untuk menerima usulan atau proposalnya.
  • 9. 9 Jangan heran jika terjadi banyak usulan yang ditolak, penawaran-penawaran tidak ditanggapi dengan baik. Komunikasi dan interaksi terhenti dan rencana bisnis terbengkalai hanya sampai di atas kertas saja. Memang, bisa saja terjadi usulan diterima, namun tidak semua apa yang semula diharapkan dapat terpenuhi. Tak sedikit orang yang frustasi mengalami kegagalan dalam karier bisnis dan karir profesionalnya hanya karena ketidak mampuan mewujudkan proses negosiasi yang efektif. Mengapa para profesional tidak mampu baik ? Penyebabnya antara lain adalah : 1) Negosiator tidak memahami prinsip dasar negosiasi dan tidak memiliki keahlian atau kemampuan untuk menjalankan prinsip tersebut dengan benar dan konsekuen. 2) Negosiator sering harus menjalani situasi dilematis. Negosiator sering berada diantara pilihan yang sulit: antara membentuk kerjasama atau aliansi strategis dengan kompetisi yang sebenarnya. Di satu sisi dia memang adalah kompetitor yang berusaha memenangkan kepentingannya di forum perundingan. Di sisi lain, dia harus mencapai kesepakatan untuk menjalin kerjasama dengan sang kompetitor melalui forum perundingan yang sama. 3) Peran suara pro kontra dan para pemangku kepentingan (stake holder) Selain itu, kepentingan negosiator sering terkait dengan kepentingan pihak lain bahkan orang banyak. Oleh karenanya negosiator harus juga mempertimbangkan suara pro-kontra dan para pemangku kepentingan (stake holder).yang berkembang di lingkungannya, baik dalam memposisikan dirinya di forum negosiasi, maupun dalam pencapaian hasil akhir yang diharapkan. Para pemangku kepentingan adalah pihak- pihak yang ikut merasa terkait (bakal terkena imbasnya), dan oleh karenanya berkepentingan dengan hasil akhir negosiasi.
  • 10. 10 4) Negosiator harus menghadapi tuntutan yang bertolak belakang. Negosiator berada di posisi sulit, diantara pilihan memenuhi tuntutan perlunya mewujudkan keterbukaan (transparansi) dan kejujuran, dengan tuntutan menjaga kerahasiaan dan menghindari kesalah pahaman. Untuk menghidari kesalah pahaman, misalnya, negosiator terpaksa harus menghemat kata-kata sehingga terkesan cenderung tertutup. Ini menyulitkan kelancaran proses negosiasi yang memerlukan keterbukaan. Sebenarnya, sedikit sekali situasi dalam negosiasi dimana kita dapat terbuka dan jujur sepenuhnya tanpa menanggung resiko bakal dieksploitasi oleh lawan negosiasi. Kita memang tidak boleh terlampau terbuka dan lekas percaya kepada pernyataan sikap lawan negosiasi kita, karena kartu kita akan cepat dibaca. Akibat negatifnya, bukan tak mungkin kelak kita akan didikte olehnya. Dia akan menjadi leader dan kita terpaksa menjadi follower, atau rencana kerjasama terpaksa dibatalkan. Sebaliknya, kita juga tidak boleh terlampau tertutup dalam waktu yang terlalu lama, karena akan mengundang munculnya kejenuhan dan ketidak percayaan dari lawan negosiasi kita, atas kesungguhan kita. Memang sulit untuk diperoleh titik temu jika kita terus menutup diri, tak mau melakukan penawaran atau mengajukan usulan. Kita hanya ingin lawan kitalah yang membuka diri dan mengajukan penawaran. 5) Dilemma antara perolehan manfaat/keuntungan jangka panjang dan jangka pendek. Negosiator sering menghadapi situasi sulit diantara memilih manfaat/keuntungan jangka panjang dengan keuntungan jangka pendek. Kita bisa saja mengutamakan keuntungan jangka pendek dengan melakukan negosiasi yang intensif, irama yang keras dan agresif sehingga memaksa lawan menerima usulan kita. Yang penting negosiasi berhasil didepan, persoalan lanjutannya belakangan saja dipikirkan. Pemikiran yang cenderung mencari jalan pintas semacam ini bisa mengundang
  • 11. 11 timbulnya masalah di kemudian haria Jika beberapa waktu kemudian lawan negosiasi yang kemudian menjadi mitra kita itu merenungkan dan ternyata sadar bahwa dirinya telah melakukan kehilapan dalam mengambil keputusan sehingga posisinya dirugikan, boleh jadi dia akan membatalkan kerjasama di tengah jalan, atau tidak memperpanjang lagi kerjasama ketika masa waktu kerjasamanya berakhir. Negosiasi sesungguhnya memerlukan kesabaran dan keuletan. Sering kali karena substansi masalahnya memang cukup berat, maka untuk memperoleh titik temu (jalan keluar), tidak bisa dipaksakan secara sepihak dalam tempo secepatnya. Untuk masalah yang berat sering kali pengambilan keputusan finalnya memang memerlukan tahapan proses negosiasi yang panjang karena begitu banyak aspek yang harus dipertimbangkan dan banyak pihak yang berkepentingan terlebih dahulu harus ditampung saran, aspirasi atau suaranya. Negosiator, mungkin karena situasi dan kondisi yang mendesak, kemudian mendesak lawan (calon mitra) dengan sikap yang agresif dan bahkan mengeluarkan pernyataan dan kisikan yang terkesan mengandung ancaman atau intimidasi, agar lawannya segera mengambil keputusan (menerima usulan yang diajukan). Sikap ini dapat menimbulkan persepsi dan penilaian yang kurang baik pada diri kita dan bahkan sikap antipati yang dapat menyebabkan lawan negosiasi mengundurkan diri (walk-out) dari meja perundingan. 5) Negosiator cenderung egosentris. Dalam berbagai kasus aktual sering ditemukan, negosiator ternyata tidak memberikan kesempatan sedikitpun bagi lawan negosiasinya untuk menyampaikan pendapat, usulan dan tututannya. Seluruh bagian pembicaraan nyaris didominasi oleh negosiator. Lawan bicaranya dipaksa untuk menjadi pendengar yang baik. Padahal, mereka sebenarnya sudah jenuh dan bosan mendengar ocehan sang negosiator. Akibatnya waktu sudah habis, tetapi kesimpulan (titik temu) belum juga diperoleh.
  • 12. 12 Langkah yang tepat sebenarnya adalah memberikan waktu dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada calon mitra untuk memaparkan usulannya. Berikan kesempatan pertama dan yang terbaik bagi mereka. Dengan demikian, kita dapat mendeteksi kemana arah, maksud dan tujuan mereka, serta siapa dibalik mereka dan apa kekuatan mereka. Tanpa disadari, mereka membuka kartu dan kita dapat membaca kartu mereka. Kita dapat mehulis daftar "inquiry atau request" mereka menurut skala prioritasnya dan memilih alternatif atau kombinasi alternatif yang bisa ki ta penuhi, sehingga selanjutnya akan lebih memudahkan kita dalam melakukan penawaran (offering) dan menggiringnya menuju ke satu titik temu yang saling menguntungkan (win-win). 6) Negosiator mengabaikan fungsi dan peran intermediasi dari pihak ketiga termasuk para nara sumber yang saran dan informasinya sebenarnya sangat diperlukan untuk memperlancar proses negosiasi. Peran mereka biasanya diperlukan jika substansi masalahnya dalam dan luas serta berskala internasional. Jasa intermediasi juga diperlukan jika sebelumnya negosiator berjalan sendiri dan ternyata selalu menemui jalan buntu. Jangan paksakan kemampuan diri yang terbatas karena hal ini hanya akan menghabiskan dana, waktu dan tenaga. Dari pada harus terus meraba-raba, jasa konsultan intermediasi dapat dipergunakan untuk memperjelas dan mempersingkat jalan yang harus ditempuh. Untuk memperlancar proses negosiasi untuk mengatasi masalah konflik dagang antar negara misalnya, jasa intermediasi dari para konsultan hukum ekonomi bisnis setempat sebaiknya digunakan. partisipasi mereka memudahkan kita dalam mendalami lebih jauh konstelasi masalah yang ada. Memahami kultur dan kebiasaan setempat yang mempengaruhi proses negosiasi dan menyiasati jalannya proses negosiasi agar tembok-tembok penghalang tercapainya jalan keluar, dapat ditembus. Jasa intermediasi pihak ketiga yang sudah profesional dan ahli dalam bidangnya, juga
  • 13. 13 biasanya diperlukan dalam rangka memperlancar proses negosiasi merealisasikan proyek penanaman modal asing dengan mitra setempat maupun dengan pemerintah setempat.
  • 14. 14 Bab. 2. Negosiasi Menang-menang Pernahkah anda mengenal figur orang yang cenderung mau menang sendiri ? Perhatikan kondisi pergaulannya sehari-hari. Kepribadiannya selalu akan tampak kurang menyenangkan. Dia tampil sebagai sosok yang memiliki kepribadian yang kurang menarik. Akibatnya, orang itu biasanya sulit untuk diterima di lingkungan pergaulamwa. Kurang disukai oleh rekannya dan sulit untuk mendapat teman baru. Banyak orang yang menghindar ketika didekati olehnya, dia sudah terlanjur dianggap sebagai orang yang ego-sentris. Orang yang memiliki kecenderungan mau menang sendiri, pada umumnya akan sulit diharapkan mampu menjadi negosiator yang dapat diandalkan oleh organisasinya untuk bernegosiasi dengan pihak lain. la kurang peka terhadap perubahan situasi lingkungannya, maupun perubahan perasaan orang lain. Karena sifatnya yang selalu saja mau menang sendiri, maka ia akan cenderung mengalami hambatan dalam membuka komunikasi dua arah. Padahal komunikasi yang lancar dan bersahabat itu merupakan prasyarat penting untuk mewujudkan suatu negosiasi yang efekif dan berhasil. Dalam negosiasi, masing-masing pihak yang terlibat dalam proses negosiasi tentunya ingin menang. Usulan atau tuntutannya diterima oleh lawan negosiasinya. Negosiasi yang efektif dan sukses pada umumnya diakhiri dengan dihasilkannya beberapa kesimpulan penting yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak untuk mengatasi suatu masalah, kebutuhan mendesak, konflik atau pengembangan kerjasama. Biasanya dituangkan dalam bentuk sebuah nota kesepakatan atau kesepahaman yang disepakati oleh kedua belah pihak yang berunding. Bukan hanya oleh salah satu pihak saja. Setiap kali seorang negosiator memulai proses negosiasinya, dengan keyakinan bahwa dia dalam posisi yang lebih kuat (diatas lawan) dan bertekad harus menang, serta tidak peduli akan segala dampak sikap kerasnya (at all cost), maka tanpa disadari dia sedang
  • 15. 15 memasuki gerbang kesulitan yang besar. Dia akan sulit mencapai kata sepakat dan proses negosiasi akan menghadapi jalan buntu (dead lock). Negosiasi adalah pengetahuan terapan (applied konwledge) yang diperoleh atau diturunkan dari pengalaman para negosiator yang efektif dan berhasil dalam meja perundingan. Pada dasarnya, negosiasi juga merupakan suatu seni tersendiri. Seni berunding dan bertawar menawar yang menarik untuk dipelajari dan dipraktekkan secara positif. Negosiasi yang positif adalah negosiasi menang-menang (win-win) dimana pihak-pihak yang bernegosiasi berupaya saling memberikan kesempatan yang seimbang bagi lawan negosiasinya untuk menjadi pemenang. lni berarti dalam proses negosiasi para negosiator berupaya menciptakan situasi menang-menang (win-win situation). Situasi seimbang yang memberikan peluang pada masing-masing pihak yang berunding untuk mengajukan konsesi, usulan, tuntutan, persyaratan, opini, maupun tanggapan. Tidak ada tekanan (pressure) dari salah satu pihak yang memaksakan pihak lawau untuk menerima semua usulan yang diajukannya. Penciptaan situasi memang-menang merupakan syarat mutlak terwujudnya negosiasi menang-menang. Negosiasi menang-menang berbeda dengan negosiasi yang mau memang sendiri. Pokoknya saya harus menang dengan mengandalkan kepiawaian saya dalam bernegosiasi, berdiplomasi dan bersilat kata. Ini negosiasi ala vini vidi vici (saya datang, saya lihat saya menang) yang bertentangan dengan karakteristik negosiasi sama-sama menang, dimana para perunding berupaya memberi kesempatan pada pihak lain untuk juga memiliki kesempatan menang yang sama. Ini karena para perunding masih akan membina hubungan jangka panjang. Bukan jangka pendek, hingga perundingan berakhir. Oleh karenanya, para negosiator akan berupaya menciptakan embrio hubungan yang baik. Kesan pertama (first impression) dan hasil-hasil yang dicapai dalam perundingan akan menentukan mutu kerjasama lebih lanjut di masa depan. Negosiasi menang-menang biasanya diterapkan dalam perundingan dengan pihak : 1) Penjual atau pembeli strategis (Strategic buyer/seller)
  • 16. 16 2) Investor strategis (Strategic investor) 3) Mitra kerjasama dalam suatu aliasi strategis (strategic alliances/colaburator) Negosiasi menang-menang berbeda dengan negosiasi beli putus seperti layaknya orang yang bernegosiasi kala membeli barang di pasar eceran. Sepanjang penjualan barang bisa ditawar, pembeli dengan berbagai dalih cenderung akan menawar dengan harga serendah-rendahnya, kalau perlu dengan menjelek-jelekkan barang yang akan dibelinya, tanpa peduli apakah penjualnya akan tersinggung atau tidak. Pokoknya barang bisa dibeli dengan harga serendah-rendahnya. Pembeli berani melakukan hal itu karena dia membeli putus. Artinya, setelah proses pembelian terjadi, dia tidak punya hubungan lagi dengan penjual. Lain dengan pembelian yang memerlukan pesanan berulang (repeat order). Pembeli akan berupaya bernegosisi lebih baik agar pesanan berikutnya tetap dilayani dengan baik dengan produk yang sama baiknya dengan pembelian pertama. Manajer pembelian, misalnya, akan bernegosaisi lebih baik dengan pemasok/vendor untuk pengadaan barang jangka panjang, ketimbang bernegosiasi untuk beli putus. Demikian pula dari sisi penjual. Eksportir, misalnya, akan bernegosiasi dengan cara yang sebaik mungkin dengan calon pembeli luar negerinya yang diharapkan akan membuat kontrak pembelian jangka panjang. Pembeli semacam ini dikenal sebagai pembeli strategis (strategic buyer) yang harus dipertahankan hubungannya dalam jangka panjang. Dikatakan strategis, karena peranan pembeli-pembeli besar yang membuat kontrak pembelian jangka panjang ini memiliki makna yang penting dan strategis dalam pencapain misi dan tujuan perusahaan dalam jangka panjang. Hasil dari negosiasi menang-menang adalah diperolehnya suatu kemufakatan, keputusan atau kesepakatan bersama yang saling menguntungkan (mutually benefit) bagi pihak-pihak yang bernegosiasi. Oleh karenanya, proses negosiasi sama-sama menang dapat dikatakan merupakan proses musyawarah dan mufakat untuk mencapai suatu kesepakatan bersama yang saling menguntungkan, tanpa ada tekanan dari pihak ketiga (pressure group/person). Ini karena para perunding sadar bahwa tujuan mereka dalam
  • 17. 17 berunding adalah untuk membina hubungan kerjasama dalam jangka panjang. Bisa dalam wujud penanaman modal bersama (join venture), pengembangan kerjasama atau kemitraan strategis, kerjasama operasi (KSO). Dalam perundingan berdimensi jangka panjang dan bertujuan membentuk kerjasama jangka panjang inilah diperlukan negosiasi menang-menang. Bila salah satu pihak merasa ditekan atau ”diperdaya” untuk menerima sejumlah kesimpulan dalam perundingan, dalam implementasinya hasil perundingan itu akan membuahkan konflik. Di masa mendatang, perjanjian kerjasama yang dihasilkan akan menghasilkan banyak adendum (catatan-catatan perubahan pada klausul tertentu dalam perjanjian) guna mengatasi sengketa. Suatu negosiasi dapat dkatakan negosiasi menang-menang yang baik bila nota kesepahaman atau perjanjian kerjasama yang dibuat tidak menghasilkan adendum. Dalam proses negosiasi menang-menang, tidak tertutup kemungkinan masing- masing pihak yang benegosiasi mempertahankan usulan maupun gagasannya dengar mengajukan berbagai argumentasi. lni akan mengundang munculnya debat yang hangat. Namun hal ini tidaklah sampai membuat proses negosiasi membelok ke jalan buntu, Tendensinya selalu diarahkan ke arah yang positif: mencari salusi terhaik, yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Karenanya, jika ada tendensi menjurus kearah jalan buntu, para negosiator menang-menang yang selalu berpikir positif, akan segera berupaya bersikap lebih luwes lagi dan mencari titik temu. lni karena sejak awal mereka sudah berangkat dari kerangka berpikir positif yakni ingin menghasilkan suatu pemecahan masalah atau kesepakatar bersama yang diharapkan bisa saling menguntungkan. Kesepakatan semacam ini akar tercapai jika masing-masing pihak rela untuk saling mengalah, memberikan kesempatau bagi pihak lainnya untuk menyampaikan usulan dan pendapatnya. Oleh karena itu konsep berpikir positif harus dimiliki oleh para negosiator yang ingin menerapkan seni negosiasi menang-menang.
  • 18. 18 Negosiasi menang-menang memerlukan teknik yang kreatif agar semangat sama- sama menang bisa tercapai. Memang sulit untuk memuaskan semua orang, karena kepentingannya saling berbeda satu dengan yang lain. Apalagi jika semuanya ingin mempertahankan kepentingannya. Namun jika sejak awal sudah ada itikad yang positif untuk menciptakan kombinasi terbaik dari perbedaan tersebut, maka akan diperoleh suatu solusi yang mengadopsi berbagai kepentingan yang berbeda, dan semula diperkirakan tidak akan dapat dipersatukan. Untuk itu, para negosiator perlu menyusun daftar (list). dari tuntutan atau kepentingan masing-masing. Dari sini, kemudian dapat dilakukan seleksi atau penyaringan berbagai usulan/kepentingan, mana saja yang lebih penting dan harus didahulukan (dijadikan prioritas). Dari situ kemudian dibuatkan kombinasi dari kepentingankepentingan/usulan terpilih. Mungkin saja anda bertanya "bagaimana saya dapat dikatakan menang dalam bernegosiasi jika saya membolehkan pihak lawan untuk memenuhi tuntutan mereka?' Jawaban atas pertanyaan ini terletak pada kenyataan bahwa, orang yang berbeda memilik kebutuhan atau kepentingan yang berbeda. Adanya perbedaan ini justru memungkinkan disusunnya kombinasi kebutuhan, kombinasi usulan, kombinasi gagasan, dsb. Berpikir positif dan mengharagai pluralisme/keberagaman semacam ini memungkinkan diperolehnya hasil akhir yang lebih kaya dalam kombinasi pencapaian solusi dan sama- sarna memuaskan pihak-pihak yang bemegosiasi. Lagi pula, adakalanya untuk mencapai kemenangan, demi tercapainya tujuan tertentu, kita harus mengalah di satu sisi dan menang di sisi lain. Dengan kata lain, mengalah untuk menang. Memang selalu saja ada yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu. Negosiasi pada dasarnya adalah seni menjual gagasan atau proposal, seni meyakinkan pihak lain untuk menerimanya serta menjalankannya dengan prinsip kemitraan dan sama-sama menang. Dalam negosiasi menang-menang, tidak berarti penerimaan usulan masing-masing pihak harus berada dalam posisi setara (masing- masing mendapatkaii porsi yang sama (50 % : 50 %). Bisa saja porsi penerimaan usulan
  • 19. 19 pihak pertama mencapai 60 % (atau lebih) dari keseluruhan hasil kemufakatan dan selebihnya (40 %) merupakan kontribusi dari pihak kedua. Namun porsi ini oleh pihak kedua dirasakan sudah cukup mengadopsi kepentingan pihaknya. Yang penting disini adalah tujuan bersama tercapai dan penciptaan situasi sarna-sama menang, yang membuat diskusi atau pembahasannya berjalan dengan mulus dan lancar tanpa hambatan yang berarti. Kedua belah pihak merasa puas karena dirasakan tidak ada tekanan dari salah satu pihak untuk memaksakan keinginannya. Semua pihak memiliki kesempatan yang sarna dalam menyampaikan usulan, argumentasi dan tanggapannya. Porsi pihak pertama bisa saja lebih besar. Ini karena pihak pertama berhasil menjual gagasannya dan berhasil meyakinkan pihak kedua secara positif tanpa tekanan, sehingga usulan-usulannya dinilai lebih baik dan diterima oleh pihak kedua. Para negositor menang-menang selalu mempertimbangkan etika dalam proses negosiasinya. Oleh karenanya mereka selalu menghindari sikap, tindakan maupun ucapan . yang bisa dianggap kurang etis oleh lawan bicaranya. Kesantunan semacam ini perlu dijaga dalam proses negosiasi. Selain itu negosiator yang positif, selalu bersikap emphati untuk memahami sikap dan perasaan lawan negosiasinya. Pihak kedua hanya sementara dianggap ”lawan” di meja perundingan dalam rangka merumuskan suatu kesepakatan yang akan diambil dan dijalankan bersama. Selesai proses negosiasi dan kesepakatan diperoleh, mereka pun siap menjadi mitra untuk menjalankan bisnis yang saling menguntungkan. Singkatnya peran mereka berubah: dari "lawan" menjadi kawan. Karakteristik Nagosiasi Menang-Menang Ada sejumlah karakteristik yang menonjol dari negosiasi menang-menang. Karaktersitik ini harus dipahami dan diwujudkan dengan konsisten dalam menjalankan konsep negosiasi menang-menang dengan baik, yakni : 1. "Take and Give" dan Komporomi
  • 20. 20 Ketamakan tidak akan menghasilkan kesepakatan yang baik. Para negosiator harus menanggalkan sikap ketamakan. Sebaliknya mereka harus memiliki dan memakai prinsip take and give, artinya mereka harus siap saling menerima dan memberikan kontribusi/konsesi. Siap menerima dan memberikan usulan. Siap sarna-sarna menang. Mereka bukan hanya maunya menerima saja, tetapi tidak mau memberi. Ingin mendapatkan kesempatan bicara, tetapi tidak ingin memberikan kesempatan bicara bagi pihak kedua. Bagi sementara orang kata kompromi bisa berkonotasi negatif. Bagi yang berpikir positif kata ini menggambarkan prinsip take & give yang diperlukan dalam menjaga keseimbangan kehidupan sehari-hari yang harmonis. Umumnya hampir tidak mungkin mendapatkan sesuatu secara gratis di dunia ini. Selalu saja ada harga, pengorbanan, atau konsesi yang harus diberikan (dibayar) untuk mendapatkan sesuatu yang berharga dan kita inginkan. Kata kompromi secara sederhana dapat dikatakan sebagai memberi dan atau menerima konsesi. Kedua belah pihak bersedia memberikan sesuatu (konsesi) untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dan memasuki ruang perundingan, dengan pikiran semacam ini dibenaknya. Mereka harus siap dengan perkiraan berapa banyak, dalam batasan mana, dan kapan mereka harus melakukan kompromi. Formula ini memiliki potensi terbesar untuk berhasil. 2. Bersedia menjalin kerjasama yang saling menguntungkan Para negosiator harus memiliki kesadaran dan keinginan untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Dalam bemegosiasi mereka harus menunjukkan sikap yang kooperatif. Bukan oposan. lni karena mereka menyadari perlunya menjalin
  • 21. 21 kerjasama yang baik dan saling menguntungkan. Tanpa kerjasama yang kompak, tujuan akhir yang diharapkan akan sulit untuk dicapai. 3. Fleksibilitas dan komunikasi dua arah. Negosiator yang berpikiran positif dan ingin menciptakan situasi menang-menang harus memiliki prinsip fleksibilitas. Dia harus cukup fleksibel (luwes) dalam menanggapi setiap usulan dari pihak lain, fleksibel dalam mempertahankan usulannya, sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah, dialog yang dinamis dan pembahasan lebih lanjut. Dengan setiap langkah pembahasan akan menghasilkan kemajuan demi kemajuan, bukan kemandegan. 4. Sikap emphati. Negosiator menang-menang yang sukses harus selalu mengembangkan sikap emphati. Sikap yang menyisihkan anggapan bahwa dirinyalah yang paling benar, paling hebat, sehingga tidak perlu mendengar, apalagi menghayati perasaan dan sikap orang lain. Dengan ber-emphati kita berupaya menghayati (merasakan) bagaimana seandainya kita mengalami hal yang sama dengan yang dialami oleh orang tersebut. Lebih tepat lagi jika kita memposisikan diri kita seolah kita menjadi orang tersebut dalam setting situasi yang sama dengan yang dialami oleh orang tersebut. Kita bisa merasakan perasaan orang lain, sehingga kita dapat lebih memahami latar belakang atau motivasi dibalik tuntutan/kepentingannya. 5. Interupsi yang simpatik. Sebaiknya jangan melakukan interupsi, kalau memang tidak sangat diperlukan. lni dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada calon mitra untuk mengkomunikasikan kehendaknya secara lugas, sehingga pemaparannya lebih
  • 22. 22 mengalir dengan lancar. Interupsi diperlukan jika pemaparan sudah menyimpang atau keluar dari konteks bahasan, sehingga diperlukan pelurusan, atau yang bersangkutan lupa akan pemyataan awalnya sehingga dia perlu untuk diingatkan, atau mungkin juga karena pemaparannya terlampau panjang sehingga menyita waktu yang sudah semakin menyempit. Lakukan interupsi dengan cara yang simpatik dan dengan menggunakan kalimat yang singkat dan jelas, agar yang bersangkutan mengerti dan tidak mengundang munculnya persepsi yang negatif atau suasana yang kurang menyenangkan di hati para perunding. Disini peran moderator yang simpatik dan bersahabat dalam perundingan, untuk menjembatani komunikasi kedua belah pihak, amatlah diperlukan. 6. Rela berbagi (sharing) Negosiator harus siap berbagi rasa, berbagi pengalaman, berbagi kepentingan dan berbagi pengetahuan, tanpa kesedian untuk berbagi (sharing), sulit diwujudkan suatu negosiasi menang-menang yang mulus dan berhasil menghasilkan kesepahaman yang memuaskan para pihak yang berunding. 7. Keterbukaan atau transparansi Negosiator yang positif selalu mengupayakan keterbukaan atau transparansi. Seringkali negosiasi berjalan dengan lancar namun pelaksanaan hasil kesepakatan justru mengalami hambatan, bahkan perpecahan. lni semua dikarenakan pada saat bernegosiasi negosiator tidak bersikap transparan. Masih ada kepentingan atau kehendaknya yang disimpan dalam hati dan dia berharap calon mitranya memahami dan menerima dengan sendirinya. Sikap seperti ini justru akan menjadi bencana di kemudian hari, ketika yang bersangkutan menyadari mitranya ternyata tidak memahami atau tidak mau tahu dengan kartunya yang dahulu tidak dibuka di meja perundingan secara transparan.
  • 23. 23 Bab. 3. Proses dan Tahapan Negosiasi Proses Negosiasi Pasukan akan menang dalam pertempuran bila sebelum bertempur telah mempersiapkan dirinya dengan matang, memahami situasi dan kondisi medan yang akan dihadapi, serta kekuatan dan kelemahan lawan. Pengertian yang sama juga terdapat dalam negosiasi. Para perunding jangan maju ke meja perundingan tanpa persiapan, sebab anda mungkin akan mengalami kekalahan dalam bernegosiasi, atau menghadapi jalan buntu tanpa menghasilkan kesepakatan yang memuaskan. Oleh karena itu, sebelum melakukan negosiasi para negosiator perlu mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melancarkan proses negosiasi sehingga berjalan dengan mulus dan membuahkan hasil sebagaimana diharapkan. Untuk mempersiapkan diri maju ke meja perundingan, negosiator terlebih dahulu harus 'memahami bahwa dalam setiap negosiasi itu ada proses yang harus dilalui sesuai dengan tahap-tahapannya. Negosiasi yang efektif pada dasarnya adalah suatu seni bagaimana menjual usulan pemecahan masalah, gagasan atau proposal tertentu, meyakinkan orang untuk menerima usulan gagasan tersebut, menemukan titik temu serta solusi dari masalah yang dihadapi. Semua ini berlangsung dalam suatu proses. Untuk mencapai kata kesepakatan akhir dalam negosiasi, biasanya diperlukan suatu proses. Tidak secara langsung dan instan. Negosiasi adalah suatu proses yang dinamis (negotiation is a dynamic process) dimana terjadi interaksi dinamis diantara para negosiator yang terlibat dalam perundingan. Proses dinamis ini berlangsung secara bertahap, sampai tercapainya kesepakatan yang diharapkan oleh kedua belah pihak yang bernegosiasi. Proses pada dasarnya adalah suatu rangkaian tindakan dan interaksi yang saling kait mengait, yang perlu dilakukan dan tahapannya harus dilalui, untuk menghasilkan sebuah keluaran (output) sebagaimana yang diharapkan. Proses bisa panjang, tapi juga bisa lebih ringkas. Bisa rumit, bisa pula sederhana. Hal ini tergantting pada kompleksitas masalah yang akan dibahas atau dinegosiasikan dalam perundingan, serta tingkat kealotan pihak-
  • 24. 24 pihak yang bernegosiasi dalarn mempertahankan kepentingan atau tuntutannya masing-masing. Semakin kompleks masalahnya, dan semakin alot pihak yang bernegosiasi, maka dengan sendirinya akan semakin rumit proses negosiasinya. Negosiasi merupakan suatu proses juga karena karakteristik perunding, motivasi dan latar belakang mereka berbeda. Ada negosiator yang cenderung kurang percaya pada orang lain, ada juga yang kurang yakin diri (self convidence) atau gabungan keduanya. Ada yang bersikap ekstra hati-hati dan selalu ingin meneliti dahulu secara saksama dan mendalam proposal calon mitranya. Ada yang cenderung bersikap kaku dan selalu serba menurut aturan (according to the rule). Semuanya ini membuat pengambilan keputusan dalam negosiasi bisa berjalan lamban. Perunding yang mengabaikan pentingnya proses secara bertahap dalam negosiasi dan langsung saja secara frontal maju melakukan pembahasan ke titik inti masalah, seringkali malah akan mengalami kegagalan dalam melakukan negosiasi. Apalagi jika lawan negosiasinya sejak awal sudah memiliki sikap curiga, cenderung ingin bersitegang, bersikap alot dan tidak lentur (fleksibel). Akibatnya, negosiasi langsung terbentur hambatan dan mengalami kegagalan. Oleh karena itu, pemaharnan tahapan negosiasi ini perlu dimiliki oleh para eksekutif yang ingin menjadi negosiator yang baik. Sebagai suatu proses yang dinamis dan bukan tidak mungkin para negosiator akan menghadapi tantangan pelik dalam proses pembahasannya. Itu sebabnya negosiasi harus dipersiapkan dengan baik. Pasukan yang ingin maju dan menang dalam medan pertempuran harus terlebih dahulu membekali dan mempersiapkan dirinya dengan baik. Negosiasi perlu dipersiapkan dengan matang agar perundingan tidak mengalami kemacetan, tidak timbul kekeliruan dan tidak terhalang apapun juga. Proses negosiasi perlu dipersiapkan untuk mengoptimalkan perolehan kesepakatan yang saling menguntungkan dan mencegah atau mengurangi risiko yang dihasilkan dari kesepakatan yang dibuat tergesah-gesah dan tanpa persiapan yang matang. Selain itu, dalam negosiasi selalu saja ada pertukaran konsesi/kepentingan yang membawa konsekuensi munculnya suatu perikatan dalam perjanjian atau kontrak tertulis yang
  • 25. 25 mengikat kedua belah piha secara hukum. Para pihak yang membuat kesepakatan itu harus mengimplememntasikannya secara konsekuen. Segala konsekuensinya harus ditanggung bersama. Oleh karena pertimbangan-pertimbangan itu, proses negosiasi tentunya perlu dipersiapkan sebaik mungkin. Dalam persiapan negosiasi perlu dilakukan upaya untuk mendeteksi motivasi, serta kekuatan dan kelemahan calon mitra atau lawan negosiasi, dibanding dengan kekuatan dan kelemahan kita. Dalam talian ini, kita perlu tahu dengan jelas: - Dengan siapa sesungguhnya kita akan bernegosiasi, apakah dengan pihak yang berkepentingan langsung atau dengan wakil/mediator pihak yang berkepentingan. - Apa motivasi dibalik penawaran proposal, pemevcahan masalah/konflik atau pengajuan usulan kerjasama, - Apa keuntungan pengembangan kerjasama dengan mereka, - Apa saja kekuatan/ kelebihan lawan negosiasi atau calon mitra, - Bagaimana reputasi dan bonafifitasnya - Apa perlu dilakukan penelitian mendalam (due dilligence) terlebih dahulu, - Apa yang menjadi tuntutan sesungguhnya dari lawan negosiasi, jangan sampai ada agenda tersembunyi yang tidak kita ketahui, - Apakah kita sanggup memenuhi tuntutan mereka, atau memberi konsesi kepada mereka, - Siapa saja yang perlu dilibatkan dalam proses negosiasi, termasuk peran pihak ketiga yang diharapkan dapat menunjang kelancaran proses negosiasi, dst. Tahapan Negosiasi Rangkaian proses negosiasi pada umumnya berlangsung dalarn tahapan-tahapan tertentu, dan setidaknya meliputi tiga tahapan berikut : 1. Tahapan sebelum negosiasi dimulai (pre-negotiation).
  • 26. 26 Negosiator yang profesional dalam memasuki tahapan pra negosiasi perlu menjawab pertanyaan penting berikut. Jawaban dari pertanyaan ini akan menjadi pegangan sang negosiator dalam mempersiapkan suatu negosiasi yang positif dan efektif Berikut sederet pertanyaan mendasar yang perlu dicarikan jawabannya : a) Apa pokok persoalan yang sebenarnya ? (identifikasi persoalan yang akan dibahas dan upayakan agar dapat masuk dalam agenda pembahasanlperundingan) b) Bagaimana dimensi dan kompleksitas masalahnya ? apakah dimensinya jangka panjang atau jangka pendek) c) Apakah memang benar perlu dilakukan negosiasi ? d) Dengan siapa kita akan bemegosiasi ? e) Siapa saja yang perlu dilibatkan dalam perundingan dan apa perlu dibentuk tim negosiasi ? d) Bagaimana kualitas hubungan diantara kita dengan lawan negosiasi serta diantara pihak- pihak lain yang terkait dalam negosiasi ? f) Apa kepentingan mereka dan siapa dibelakang mereka (bila ada) ? g) Apakah kita memerlukan mediator (penengah) dan siapa mediator yang cocok untuk dilibatkan ? h) Persoalan teknis apa saja yang mungkin bisa timbul selama kita melakukan proses negosiasi i) Apa saja yang perlu dipersiapkan ? (mungkin berupa konsep atau naskah tertulis, bukti- bukti otentik, hasil rekaman, foto, data dan informasi penunjang yang diperlukan, dlsb)
  • 27. 27 2. Tahapan selama berlangsungnya negosiasi (during negotiation). Dalam tahap ini, kompetisi untuk mencapai hasil akhir yang diharapkan, dimulai. Para negosiator duduk berhadapan dalam satu meja perundingan yang dinamis, Mereka mengajukan proposal atau penawaran, memperdebatkan kepentingan mereka, saling melontarkan argumen, keberatan dan komentar, sampai pada akhimya mencapai kesepakatan yang diharapkan bisa mengadopsi usulan dari semua pihak yang berunding. Pada umumnya, tahap-tahap pokok selama berlangsungnya negosiasi meliputi tahapan sebagai berikut : a) Menetapkan persoalan yang akan dibahas : Seringkali negosiator maju tanpa persiapan yang matang dan tidak memahami dengan jelas apa persoalan pokok yang perlu mendapatkan pembahasan, serta sampai seberapa jauh ruang lingkup masalahnya dan cakupan pembahasannya. Upaya untuk mempersempit masalah atau menggiring kearah yang lebih positif dan terfokus, sangat diperlukan untuk membuat jalannya negosiasi menjadi lebih efektif dan efesien. Dengan demikian akan menghemat pengorbanan waktu, tenaga dan pemikiran pihak-pihak yang berunding. Selain itu, sebelum kita melangkah lebih jauh dan terlanjur menghadapi kerancuan, dalam memulai perundingan para negosiator yang baik, yang selalu berpikir dan bersikap positif, perlu terlebih dahulu saling memeriksa. lni dilakukan sebelum terjun ke dalam pertarungan argumen yang lebih dalam dan menghangat. Disini negosiator mengupayakan perolehan kesamaan pandangan awal dalam menyikapi dan membahas masalah yang akan dibahas. Misalnya, kesamaan dalam membuat atau menggunakan paradigma, definisi, pendekatan (approach), patokan atau tolok ukur yang akan digunakan dalam pembahasan, dlsb. Dengan demikian, perbedaan atau kesenjangan yang mungkin sekali ada diantara kedua belah pihak yang akan bemegosiasi lebih lanjut, sebagian sudah dapat dieliminasi di tahap awal negosiasi. b) Menetapkan posisi awal :
  • 28. 28 Disini masing-masing pihak mengemukakan apa yang diinginkannya. Jika negosiasi itu menyangkut masalah tuntutan salah satu pihak, maka pihak yang menuntut perlu terlebih dahulu diberikan kesempatan untuk memaparkan tuntutannya. Sedang pihak yang dituntut atau pantas memberikan jawaban atas tuntutan tersebut, perlu mendengar dan mencermati pemaparannya dengan cara yang saksama dan menunjukkan kepedulian pada lawan bicara. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan first impression atau mengundang munculnya rasa rasa simpati dari lawan negosiasi kepada kita. Dalam talian ini, hal yang penting untuk dilakukan adalah: mengendalikan emosi kita. Sekalipun pemaparannya menggebu-gebu, atau bahkan cenderung emosional, upayakan untuk tidak memotong penguraian tuntutan dari pihak penuntut. lni merupakan respon awal yang baik dan simpatik dari kita untuk dapat lebih mengenali apa sebenarnya yang menjadi tuntutan mereka. Dengan demikian, kita dapat melangkah lebih lanjut dengan cara 1ebih arif dan cermat ke dalam tahapan negosiasi yang lebih mendalam. c) Diskusi disertai pelontaran argumen, keberatan atau sanggahan. lni mernpakan tahapan yang panas dimana pihak yang bernnding melakukan diskusi, saling melontarkan argumen untuk mendukung tuntutannya, mempertahankan pandangan, mengajukan keberatan at as tuntutan pihak lawan, atau melontarkan sanggahan atas tudingan dan upaya penyudutan yang datang dari pihak lawan. Dalam pada itu posisi awal yang sudah diperoleh (kesepakatan untuk menggunakan paradigma, definisi, dan tolok ukur yang sama) kemungkinan akan diuji dan mendapatkan tantangan yang berat. Jika diskusi ternyata beIjalan dengan begitu hangat dan alot, dimana para negosiator saling bersikeras dengan argumennya masing-masing, bukan tak mungkin akan terjadi penolakan dari kesepakatan awal, atau pementahan dari kesepakatan awal yang sebelumnya sudah diperoleh dengan susah payah. d) Mencari kemungkinan-kemungkinan (alternatif) pemecahan.
  • 29. 29 Dalam tahap ini para perunding yang merasa tawaran yang masing-masing mereka lontarkan mengalami benturan (bahkan bila dibiarkan cendernng menimbulkan konflik), mencoba mencari gagasan-gagasan baru, memodifikasi usulannya (menurunkan penawaran) atau merumuskan usulan-usulan barn. e) Mencapai kesepakatan dan penanda-tanganan Apabila kedua belah pihak berhasil menurunkan tekanan penawarannya serta memperoleh titik temu (rumusan baru), maka jelas pada akhirnya kesepakatan akan dapat diperoleh. Kesepakatan mana harns disusun dalam kalimat-kalimat yang ringkas, jelas sistematis dan dapat dimengerti oleh para pihak yang bernegosiasi. 3. Tahapan sesudah negosiasi (post negotiation). Seringkali setelah tercapai kata kesepahaman, negosiasi dianggap sudah final. Para negosiator langsung kembali ke tempatnya masing-masing. Negosiator yang baik memahami bahwa sebenarnya tahapan negosiasi belum berakhir: Masih ada perlu satu tahapan proses lainnya yakni tahapan "cooling down" (pendinginan) dan penyegaran (refreshing). Cooling down dan refreshing diperlukan agar setelah mengalami proses negosiasi yang panjang para negosiator dapat melakukan refreshing, releksasi dan saling meminta maaf apabila selama perundingan ada kata yang kurang berkenan pada pihak terkait dan melontarkan canda (joke-joke) ringan yang bersifat menghibur dan menghilangkan ketegangan. Kadang-kadang event penutup ini diakhiri dengan acara santap makanan bersama, mendengarkan musik, bernyanyi atau berkaraoke ria bersama. Dengan demikian, hal-hal yang tidak positif, kurang mengenakkan di hati selama masa perundingan (yang mungkin saja dapat menimbulkan kesan kurang baik, bahkan kelak dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan hasil kesepakatan), dapat dieliminasi secara lebih dini. Para perunding pulang dengan membawa kesan pertama (first impression) yang menyenangkan dan bersahabat.
  • 30. 30 Selain itu untuk mencegah hal-hal yang kurang diinginkan dalam tahapan pelaksanaannya, perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut : a) Buat langkah tindak lanjut atau agenda lanjutan dan kalau mungkin program pelaksanaan dari persetujuan yang dicapai b) Bentuk tim bersama untuk memonitor dan mengevaluasi tindak lanjut dan pelaksanaan hasil kesepakatan, c) Pastikan diperolehnya informasi dan penjelasan yang memadai dari pelaksanaan persetujuan tersebut yang bermanfaat sebagai umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan rencana pelaksanaan berikutnya. Perlunya data & Informasi Pakar strategi perang China kuno, Sun Tzu, yang pemikirannya hingga abad informasi ini masih tetap relevan dan dimanfaatkan di dunia bisnis global, pernah menyatakan suatu kaidah yang baik dan dapat digunakan dalam menyusun strategi, termasuk didalamnya tentunya strategi negosiasi. Menurut Sun Tzu, sebelum kita maju ke medan perang, kita harus mengenali dahulu kekuatan dan kelemahan diri kita, dibandingkan terhadap kekuatan dan kelemahan lawan. Upaya kaji banding ini harus dilakukan beberapa kali, secara dinamis. Secara tak langsung Sun Tzu sebenarnya sudah mengajari penggunaan dynamic comparative strength and weaknesess analisys (DC SWOT). DC SWOT jauh lebih baik dibanding dengan analisis SWOT yang statis dan sempit, dimana kita hanya menilai secara sepihak kekuatan dan kelemahan diri kita sendiri (pada suatu momen/periode tertentu), tanpa membandingkannya dengan kekuatan dan kelemahan lawan (secara dinamis). Padahal kekuatan dan kelemahan kita (maupun lawan) bisa saja berubah dari waktu ke waktu. Akibatnya pada waktu implementasi strategi, kita kalah dari pihak lawan. Dengan melakukan pembandingan kekuatan dan kelemahan kita secara relatif dan dinamis terhadap kekuatan dan kelemahan lawan, kita dapat memahami kekuatan dan kelemahan kita dengan lebih jelas, jujur dan lebih akurat. Dari sini kita dapat menentukan strategi
  • 31. 31 negosiasi yang tepat. Bahkan kita juga dapat memperkirakan langkah selanjutnya. Apakah kita akan terus menyerang atau membatalkan rencana penyerangan dan mempersiapkan diri kita dengan lebih baik, dengan terlebih dahulu lebih memperkuat kekuatan kita dan mengeliminasi kelemahan kita. Dengan demikian, kita lebih siap menghadapi pertempuran di medan perang. Sun Tzu lebih jauh menyatakan, kalau kita tahu 50 % keadaan lawan (kekuatan dan kelemahannya) dan tahu 50 % keadaan kita, maka kemungkinan kita untuk menang adalah 50 : 50 atau fifty-fifty. Semakin lebih banyak kita tahu keadaan lawan, semakin besar kemungkinan kita untuk memang dalam pertempuran. Untuk lebih banyak tahu keadaan, diperlukan kejujuran dan ketegasan diri kita dalam memberi penilaian serta dukungan dari peranan intelijen. Dalam dunia bisnis juga dikenal peran intelijen yakni intelijen bisnis atau intelijen pasar yang berfungsi menghimpun data dan informasi strategis yang diperlukan untuk menyusun suatu strategi bisnis. Intelijen diperlukan dalam dunia bisnis karena terkadang informasi perlu digali dari orang dalam (insider person), orang yang pernah bekerja atau pernah menjadi konsultan di perusahan tersebut, atau kita terpaksa mengirim orang kita ke ”daerah” musuh (menyusup ke unit bisnis lawan) untuk mencari data dan informasi strategis yang tergolong amat dirahasiakan lawan. Data dan informasi yang dijaring intelijen bisnis, jauh berbeda dengan data dan informasi umum yang dapat diperoleh dengan mudah oleh publik, karena dipublikasi dan diedarkan secara bebas, seperti data statistik yang dipublikasi lembaga tertentu, data perusahaan yang terdapat dalam company profile, directori industri, informasi pasar modal, dsb. Dalam dunia perundingan kaidah Sun Stzu ini juga sangat bermanfaat dan amat diperlukan, terutama dalam merancang dan menentukan strategi negosiasi yang efektif. Terlebih lagi jika kita belum dapat membaca dengan jelas mitra atau lawan kita dalam perundingan, oleh sebab ketertutupan mereka. Mengacu pada kaidah Sun Tzu, jelas sebelum maju ke meja perundingan, kita perlu mempersiapkan data dan informasi yang diperlukan selengkap dan sedetail mungkin, guna penyusunan strategi negosiasi yang tepat dan efektif. Dalam bernegosiasi dengan calon mitra bisnis, misalnya, sebelumnya kita perlu melakukan penaksiran (assasement) terhadap potential strategic partner ini. Kita perlu tahu
  • 32. 32 terlebih dahulu kondisi calon mitra itu. Bagaimana kekuatan manajerial, finansial dan penguasaan teknologinya, apa motivasi yang sebenarnya dalam menjalin kerjasama dengan kita, seberapa jauh tingkat kebutuhan atau keseriusannya dalam menjalin kerjasama, bagaimana track recordnya selama ini dalam menjalin kerjasama dengan orang lain, apa saja kelemahan- kelemahannya, dlsb. Kalau perlu kita mengirim orang untuk mencari data dan informasi dari pihak lawan perundingan atau calon mitra, termasuk insider person (orang dalam perusahaan) atau orang yang pernah bekerja di perusahaan tersebut dalam posisi yang patut diperhitungkan. Kita perlu mencegah terjadinya kasus beli kucing dalam karung. Jadi, sebelum berunding dengan calon mitra, kita perlu melakukan penelitian yang mendalam (due dilligence) menyangkut proposal atau penawaran kerjasama calon mitra tersebut. Sesuai kaidah Sun tzu, kalau kita tahu keadaan calon mitra lebih banyak lagi, maka akan lebih banyak pula kemungkinan kita memperleh keberhasilan, baik dalam negosiasi maupun alam mengimplementasikan hasil kesepakatan yang dicapai. Jangan asal lenggang kangkung saja maju ke meja perundingan. Kemunginan kegagalan akan lebih besar ditemukan ketimbang keberhasilan dalam proses negosiasi.
  • 33. 33 Bab. 4. Strategi Negosiasi Yang Efektip Setidaknya ada lima bentuk strategi negosiasi yang tergolong agresif. Strategi ini berbeda dengan strategi defensif dimana kita berada di posisi yang mempertahankan diri dari ”serangan” pihak lawan atau ditawar oleh pihak lain. Dalam menjalankan strategi agresif ini kita berada dipihak yang secara ofensif melakukan serangan (mengajukan penawaran/proposal) atau mengajukan konsesi-konsesi tertentu di meja perundingan. Kita berada diposisi sebagai penggagas, pengusul atau pengajak calon mitra strategis (strategic investor, strategic buyer atau strategic partner) atau lawan dalam konflik, untuk bertemu menggapai solusi di meja perundingan. Adapun ke lima strategi agresif tersebut adalah : 1. Serangan (penawaran) frontal Siasat melakukan serangan atau penawaran frontal sebaiknya dilakukan oleh negosiator yang sudah memiliki informasi yang lengkap dan detail terhadap lawan atau calon mitranya. Sang negosiator sudah paham betul kekuatan kelemahan, kebutuhan dan motivasi lawan atau calon mitranya. Apalagi bila saat itu pihak yang ditawar dalam posisi sedang membutuhkan penawaran. Negosiator yang menjalankan kaidah Sun Tzu itu sudah tahu bahwa pihaknya bakal berada di posisi diatas angin dan bakal menang. Penawarannya diperkirakan akan mendapatkan tanggapan positif dan sebagian besar akan diterima oleh calon mitra. Serangan frontal harus dilakukan dengan cepat dengan timing yang tepat. Sebelum calon mitra itu mendapatkan penawaran dari pihak lain sehingga negosiator terpaksa harus berkompetisi sengit dalam melakukan penawaran, serangan frontal perlu dilakukan dengan memberikan cakupan penawaran terbaik dan tertinggi. Menjadi penawar tunggal, atau setidaknya menjadi penawar yang paling disukai diantara beberapa penawar (the most preffered bidder) memberi peluang yang lebih besar bagi negosiator untuk menang dengan pengorbanan konsesi yang minimal.
  • 34. 34 Negosiator harus menciptakan kesan pertama yang baik (good first impression), selalu bersikap baik, profesional, simpatik dan tidak mendeskreditkan siapapun. Walaupun untuk meraih kemenangan negosiator perlu menunjukkan keunggulan tersendiri yang dimilikinya dibanding dengan pesaing, negosiator tidak perlu merendahkan, menjelekkan atau mendiskreditkan pihak pesaing atau pihak manapun. Strategi penawaran frontal juga dilakukan oleh negosiator yang merasa memiliki target atau alternatif lain, selain dari perusahaan targetnya. Dengan demikian tidak ada kesan ketergesahan, terburuh nafsu, atau sikap mengemis dan terlampau berharap yang ditunjukkan negosiator. Sikap negatif yang harus dieliminasi negosiator yang efektif, karena dapat dapat memperlemah posisi tawarnya (bargaining position), apalagi dalam konteks penawaran frontal. Serangan frontal harus dilakukan dengan persiapan yang matang sedemikian rupa, sehingga calon mitra akhirnya menyampingkan rencana untuk mencari alternatif lain. Pendekatan pribadi atau lobi-lobi yang simpatik dan bersahabat (friendly) terhadap pihak-pihak penentu atau pihak terkait yang secara tak langsung turut berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan, juga perlu dilakukan negosiator guna menunjang kelancaran proses penentuan pemenang akhir. 2. Melambung atau merendahkan penawaran Kiat lain yang dapat dilakukan negosiator adalah melambungkan penawaran diatas rata-rata penawar lainnya, agar pihak yang ditawar tidak mencari atau berpaling ke alternatif lain. Ini tergolong cara yang ekstra agresif untuk meraih kemenangan. Cara lain yang lebih konservatif adalah mengajukan penawaran mulai dari jenjang penawaran yang rendah atau sama dengan rata-rata penawar lainnya. Namun cara ini menyita banyak waktu dan tenaga negosiator untuk membujuk dan meyakinkan targetnya. Selain itu cara ini membuka peluang penawar lain yang lebih agresif untuk masuk sebagai pesaing. Oleh karena itu, negosiator harus terus memantu penawaran dari pesaing dan berusaha menjadi penawar yang terbaik diantara para pesaingnya.
  • 35. 35 3. Dadakan (fait acomply) Strategi dadakan dilakukan oleh negosiator yang telah memiliki data dan informasi yang sangat lengkap dan detail tentang targetnya. Dari situ negosiator tahu betul bahwa targetnya memang betul-betul sedang dalam keadaan terdesak oleh kebutuhan akan pemecahan masalah pelik yang memerlukan solusi yang bersifat segera, sangat membutuhkan mitra atau bantuan tertentu dari calon mitranya. Semua ini merupakan kelemahan target yang terbaca dengan baik oleh negosiator, sehingga serangan dadakan pun dilakukan, sebelum pihak lain masuk sebagai pesaing. Dalam melakukan serangan dadakan, negosiator harus dapat memanfaatkan momentum yang muncul dan timing yang tepat untuk melakukan serangan. Ingat, peluang emas kadang tidak muncul dua kali. 4. Memutar dan mengulur waktu (buying time) Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam negosiasi adalah strategi memutar dan mengulur waktu. Strategi ini memang terkesan tidak simpatik di mata publik, namun terpaksa diambil bila negosiator yang berhadapan pada situasi dan kondisi yang demikian pelik dan dilematis. Negosiator seolah dihadapkan pada buah simalakama. Tetapi, kesepakatan mau tidak mau, tetap harus diambil. Strategi ini juga dapat digunakan untuk menghadapi lawan yang kaku (tidak fleksibel), sangat sensitif, cenderung emosional dan memiliki tingkat resistensi yang amat tinggi (sehingga pendiriannya sulit diubah), serta amat gigih mempertahankan sikap dan pendapatnya yang kaku. Dalam kasus ini negosiator mengambil siasat jalan memutar. Sang negosiator tidak memecahkan masalah langsung pada pokok permasalahannya. Tidak langsung menawarkan solusi dan konsesi. Dia mengambil ancang-ancang, mengamati situasi, kemudian mengambil jalan memutar untuk mengalihkan perhatian lawan, mencairkan kebekuan (ice breaking) dengan melakukan lobi-lobi, seraya mengupayakan munculnya keluwesan dari pihak lawan, dukungan dari berbagai pihak terkait serta munculnya situasi dan kondisi yang kondusif.
  • 36. 36 Negosiator tahu jika lawan dihadapi secara frontal justru yang ditemukan adalah jalan buntu (dead lock) dalam perundingan. Dalam kasus persidangan Dewan Perwakilan Rakyat yang membahas kenaikan harga BBM tahun 2005, Ketua DPR Agung Laksono terlihat jelas dari tayangan layar televisi yang meliput jalannya sidang maupun dari laporan berbagai media massa, mengambil siasat jalan memutar dan mengulur waktu. Pada saat itu fraksi-fraksi yang menentang rencana kenaikan harga BBM cenderung menghendaki pengambilan keputusan kenaikan harga BBM dilakukan berdasarkan voting, Diatas kertas fraksi-fraksi ini kelihatannya bakal menang dalam voting, karena memang rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM mendapatkan tentangan keras dari banyak kalangan DPR, mahasiswa dan aktivis serta masyarakat luas. Strategi memutar dan mengulur waktu yang sangat kentara ini menyebabkan beberapa anggota DPR lepas kontrol, naik ke panggung memprotes sikap dan tindakan Ketua DPR tersebut dan menimbulkan kericuhan disana. Tayangan kericuhan yang tragis ini, yang disebarluaskan lewat televisi dan media massa, membuat opini publik berubah. Masyarakat dan kalangan DPR tidak mendukung upaya mencegah kenaikan harga BBM di DPR dengan cara yang tidak simpatik seperti itu. Kericuhan dan menurunnya dukungan ini membuat Sidang DPR akhirnya memutuskan pembahasan kenaikan BBM dilakukan bukan di Sidang Paripurna melainkan di Sidang Komisi. Hasilnya: harga BBM naik juga. 5. Strategi kreatif Negosiator yang efektif dapat memanfaatkan strategi kreatif yakni strategi tak langsung untuk menjadi pemenang, pemanfaatan pihak ketiga atau cara-cara kreatif lainnya untuk menang secara tak langsung dalam negosiasi. Dengan demikian, negosiator bisa menang tanpa harus bertempur habis-habisan. Mari kita simak kasus berikut ini. Kasus pencemaran perairan teluk Buyat sempat menggemparkan publik. PT Newmont Minahasa Raya (NMR) dituding sebagai biang keladi dari pencemaran ini. Untuk mengatasi persoalan ini Newmont melakukan strategi kreatif. Tidak langsung terus-menerus berhadapan langsung dengan publik dan penggiat lingkungan yang menentang pencemaran di Buyat dan menyudutkan Newmont.
  • 37. 37 Eksekutif perusahaan asing ini kemudian menggunakan peran pihak ketiga untuk menjadi ”pembela” citra dirinya. Newmon diketahui membiayai penyelenggaraan seminar yang didukung oleh sejumlah pakar dari sebuah Universitas terpandang di Sulut (Universitas Sam ratulangi/Unsrat). Seminar itu mendapatkan tentangan kuat dari massa dan para pemerhati lingkungan. Yang berperang akhirnya pihak ketiga melawan penentang Newmont. Kasus pencemaran perairan Teluk Buyat yang diduga akibat aktivitas pertambangan PT NMR yang menggemparkan itu, dimulai dengan munculnya pengaduan tiga warga yang mewakili Dusun Pante Teluk Buyat, Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), pada bulan Juli 2004 lalu. Para pengadu menyampaikan keluhannya menyangkut gangguan kesehatan yang dialami warga setempat dalam bentuk munculnya benjolan, penyakit kulit yang parah, kram dan sakit kepala yang berkepanjangan. Semua ini merupakan gejala gangguan kesehatan yang umumnya dikeluhkan oleh sebagian besar warga setempat. Kasus ini mencuat di berbagai media massa dan menjadi berita hangat yang cukup menghebohkan sehingga Megawati yang kala itu masih menjabat sebagai Presiden RI, membentuk Tim Terpadu interdep yang dikoordinasi oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH). Belakangan pemerintahan baru dibawah kepemimpinan Presiden SBY mengajukan tuntutan pidana dan perdata kepada PT NMR, guna menuntaskan kasus ini di sidang pengadilan. Teluk Buyat terletak sekitar 110 Km arah barat daya Kota Manado. Teluk ini merupakan lokasi pemukiman penduduk Desa Pante Buyat, Kecamatan Ratatotok, sekaligus tempat pembuangan limbah (tailing) pertambangan emas PT NMR sejak tahun 1996. Newmont Minahasa diduga melakukan pencemaran lingkungan karena membuang limbah dari proses produksi pertambangannya ke sungai yang mengalir ke Teluk Buyat sehingga periran di Teluk itu mengalami kontaminasi logam berat. Bukan hanya air yang tercemar, bahkan ikan di perairan teluk Buyat yang dikonsumsi masyarakat setempat juga diduga telah terkontaminasi logam berat seperti arsen dan merkuri yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak heran jika, banyak warga Desa Pante Teluk Buyat yang mengeluhkan timbulnya gejala penyakit kulit, munculnya benjolan hingga sebesar bola pingpong, kram dan sakit kepala berkepanjangan. Media massa pun memuat foto-foto korban yang menderita penyakit dengan gejala-gejala seperti tersebut diatas.
  • 38. 38 Sementara itu, empat warga Pantai Teluk Buyat yang dikirim ke Jakarta untuk diteliti sebab musabab penyakitnya, ternyata terbukti telah terkontaminasi logam berat. Hasil penelitian atas sampel darah mereka yang dilakukan oleh Pusat Kajian Risiko dan Keselamatan Lingkungan (Puska RKL) FMIPA-UI yang bekerjasama dengan Laboratorium Departemen Kimia FMIPA-UI menyimpulkan, sampel darah para korban terbukti telah terkontaminasi logam berat merkuri (Hg). Kadar total merkuri yang terdapat dalam sampel darah mereka ternyata telah melebihi ambang batas normal, yakni rata-rata 8 mikrogram perliter. Kandungan merkuri pada dua korban bahkan mencapai lebih dari 20 mikrogram per liter. Memang, kandungan merkuri dalam darah mereka belum mencapai takaran yang dapat menimbulkan penyakit Minamata. Namun jika mereka terus menerus mendapatkan asupan makanan atau air minuman yang terkontaminasi merkuri, maka kandungan merkuri dalam tubuh mereka akan terakumulasi kian banyak, sehingga bukan tidak mungkin kelak mereka juga akan mengalami penyakit Minamata, seperti yang pernah terjadi Jepang. Terdapatnya kandungan merkuri dalam darah ke empat warga Buyat itu diduga akibat terjadinya pencemaran limbah logam berat di lingkungan hidup mereka. Namun penelitian yang dilakukan FMIPA UI itu tidak meneliti lebih lanjut penentuan lokasi dan sumber utama pencemaran lingkungan tersebut. Penelitian yang dilakukan hanya sebatas meneliti ada tidaknya kandungan logam berat berbahaya dalam tubuh korban kasus pencemaran Teluk Buyat. Belakangan Unsrat menyelenggarakan Seminar Tambang Internasional pada bulan Mei 2005, bertempat di Manado. Seminar ini ternyata menurut media massa didanai antara lain oleh PT NMR. Fenomena ini mencerminkan betapa kesadaran dan koordinasi antar instansi pemerintah dalam mengatasi masalah lingkungan hidup di Indonesia, masih belum baik, belum kompak. Tak lama kemudian, Newmont mengeluarkan siaran pers yang menyatakan menyambut baik laporan hasil penelitian Tim Departemen Kesehatan, yang menunjukkan
  • 39. 39 tidak adanya kaitan antara masalah kesehatan warga Pantai Buyat dengan dugaan pencemaran logam berat. Seminar yang diselenggarakan oleh Unsrat itu mendapatkan kecaman keras dari berbagai kalangan pemerhati lingkungan karena pakar lingkungan dan kelautan di Unsrat dinilai cenderung berpihak kepada Newmont. Hasil seminar itu sebagaimana yang diumumkan oleh pihak Unsrat menyimpulkan tidak ada pencemaran di Teluk Buyat dan tidak ada bukti hubungan antara penyakit yang diderita masyarakat dengan pencemaran lingkungan yang diduga berbagai kalangan terjadi di Buyat. Tak heran jika seminar itu mendulang protes keras dari para pemerhati lingkungan. Aksi demo yang mengecam penyelenggaraan seminar pun digelar pada saat seminar itu berlangsung.
  • 40. 40 Bab. 5. Penutup Hampir setiap hari, orang di abad modernisasi ini, baik yang awam maupun profesional dipenuhi oleh proses negosiasi. Begitu seringnya negosiasi dilakukan dalam kehidupan kesehariannya, maka proses negosiasi cenderung dianggap sebagai suatu hal yang mudah dilakukan dan tak perlu dipelajari. Padahal banyak penyebab kegagalan yang mengakibatkan proses negosiasi yang menemui jalan buntu. Negosiasi sesungguhnya bukan suatu yang hal yang mudah dilakukan. Negosiator yang ingin berhasil memerlukan pemahaman dan penguasaan seni dan kemampuan bernegosiasi yang efektif, setidaknya prinsip-prinsip dasar dalam bernegosiasi. Negosiator yang efektif adalah orang yang mengerti bagaimana memanfaatkan situasi dan kondisi yang tepat untuk berhasil dalam perundingan. Negosiator yang efektif adalah orang yang piawai dalam menyusun strategi berunding. Ada sejumlah pilihan strategi yang dapat digunakannya, mulai dari strategi frontal, melambung atau merendahkan penawaran, strategi dadakan, memutar dan mengulur waktu atau strategi kreatif. Namun negosiator jangan lupa memanfaatkan kaidah Sun Tzu. Peranan intelijen bisnis, pengumpulan data dan infromasi sangatlah berperan penting dalam mencapai keberhasilan dalam meja perundingan. Negosiasi merupakan langkah awal dalam proses bisnis yang amat berperan penting dalam mencapai tujuan bisnis secara berhasil. Negosiasi yang efektif akan membuat proses pendirian fondasi bisnis menjadi lebih lancar dan langkah dalam mengimplementasikan kesepakatan yang dicapai dalam perundingan itu akan menjadi lebih mulus. Dalam pembentukan kerjasama bisnis, kemitraan, pendirian usaha patungan (join venture), aliansi strategis maupun transaksi pembelian/penjualan jangka panjang, diperlukan negosiasi menang-menang. Ini karena kesepakatan yang dibuat (yang biasanya diikat secara hukum dalam dalam suatu kontrak atau perjanjian) selalu
  • 41. 41 berdimensi jangka panjang, dengan segala konsekuensi dan implikasi yang terkait harus ditanggung bersama oleh para pihak yang membuat kesepakatan. Negosiasi sama-sama menang akan memberikan manfaat yang saling menguntungkan bagi para pihak yang menjalin kerjasama. Oleh karena itu, para negosiator perlu memahami dan menguasai karakteristik dari negosiasi menang-menang. Penerapannya yang tepat dan positif akan membuat proses negosiasi akan berjalan lebih lancar dan koreksi dari hasil kesepakatan pada masa implemntasi relatif kecil, bahkan nihil. Negosiasi yang efektif pada dasarnya adalah suatu seni bagaimana menjual usulan pemecahan masalah, gagasan atau proposal tertentu, meyakinkan orang untuk menerima usulan gagasan tersebut, menemukan titik temu serta solusi dari masalah yang dihadapi. Semua ini berlangsung dalam suatu proses. Untuk mencapai kata kesepakatan akhir dalam negosiasi, biasanya diperlukan suatu proses. Tidak secara langsung dan instan. Jelas sudah bahawa negosiasi pada dasarnya adalah suatu proses yang dinamis yang melibatkan interaksi dua arah para pihak yang berunding. Sebagai suatu proses, negosiasi harus dipersiapkan dengan matang, agar proses negoasiasi dapat berjalan dengan lancar dan membuahkan kesepakatan yang saling menguntungkan sebagaimana yang diharapkan kedua belah pihak. Dengan demikian, kemungkinan timbulnya masalah atau konflik pada masa implementasi kesepakatan atau perjanjian itu bisa dieleminisi seminimal mungkin. Selain itu, para negosiator perlu memahami tahapan dari proses negosiasi. Dengan memahami dan menguasai tahapan ini, maka para perunding dapat menjalani proses negosiasi dengan lebih profesional, efektif dan lancar. --o0o--