SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 12
ARIF BANAR RIZZALLI


Tujuan GNB = menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari
negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neo-
kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan,
dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik



GNB didirikan berdasarkan dengan landasan hasil KAA di Bandung 1955
Pernyataan ini berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama
dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-
prinsip Nehru

Isi Dasasila Bandung

    1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di
       dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
    2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
    3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun
       kecil.
    4. Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam soalan-soalan dalam negeri negara
       lain.
    5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian
       mahupun secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
    6. (a) Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi
        kepentingan khusus dari salah satu negara-negara besar, (b) Tidak melakukan campur
        tangan terhadap negara lain.
    7. Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi mahupun penggunaan kekerasan
       terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
    8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai, seperti perundingan,
       persetujuan, arbitrasi, atau penyelesaian masalah hukum , ataupun lain-lain cara damai,
       menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB.
    9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
    10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional
Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok
Indonesia berperan penting dalam Gerakan Non-Blok, beberapa peran Indonesia antara lain
sebagai berikut :


  Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB;
  Indonesia menjadi pemimpin GNB tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih menjadi
  ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di Jakarta.
  Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan
  bekas Yugoslavia pada tahun 1991



Perkembangan GNB
Gerakan Non-Blok tidak pernah didirikan sebagai organisasi formal, tetapi menjadi nama untuk
merujuk kepada peserta Konferensi Kepala Negara atau Pemerintah Non-Blok Negara pertama
kali diadakan pada tahun 1961. Istilah "non-alignment" itu sendiri diciptakan oleh VK Krishna
Menon pada tahun 1953 sambutannya di PBB . Teman Menon, Jawaharlal Nehru menggunakan
kalimat dalam pidato 1954 di Kolombo, Sri Lanka. Dalam sambutannya, Nehru menjelaskan
lima pilar yang akan digunakan sebagai panduan untuk hubungan Sino-India , yang pertama kali
diajukan olehPerdana Menteri China Zhou Enlai


Berikut ini diuraikan KTT yang pernah dilakukan oleh GNB sejak tahun 1961-2012. Akan tetapi
yang akan dibahas hanya yang pentin-penting saja.

1. KTT I GNB di Biograd pada tanggal 1- 6 September 1961.
Konfrensi ini diselenggarakan disebabkan oleh adanya krisis Kuba, dari uUni Soviet membangun
pangkalan peluru kendali secara besar-besaran di daerah tersebut. Tentu saja AS berkeberatan
dan terjadi ketegangan diantara mereka, yang pada akhirnya mengganggu perdamaian dunia, jika
ketegangan itu beer;anjut apalagi dikwatirkan pecah perang nuklir yang hebat. Oleh karena itu
Negara-negara yang tergabung dalam wadah GNB berusaha mendamaikan ketegangan itu
melalui penyelenggaraan KTT ini. Pada KTT I ini dihadiri oleh 23 negra yaitu: 1) Yogoslavia, 2)
Kuba, 3) Afganistan, 4) Aljazair, 5) Birma(atau Myanmar sekarang), 6) Kamboja, 7) Indonesia,
8) India. 9) Mesir, 10) Sri Lanka, 11) Ghana, 12) Saudi Arabia, 13) Tunusia, 14) Etiopia, 15)
Mali, 16) Goenia, 17) Libanon, 18) Maroko, 19) Saudan, 20) Nepal, 21) Irak, 22) Cytrus dan 23)
Somali.
KTT I ini menghasilkan keputusan yang dituangkan dalam “Declaration of Biograd” yang isinya
sebagai berikut.
1. Menghentikan perang dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur, sehingga dunia tidak lagi
tertimpa perang yang lebih hebat dari perang yang telah terjadi.
2. Berusah mendamaikan Amerika Serika dengan USSR, dengan mengirimkan duta GNB seperti
Soekarno presiden RI dan Modibo Presiden Mali untuk menemui presiden Amerika Serikat
menyampaikan isi Deklarasi Biograd. Befitu pula untuk menemui pimpinan di Negara USSR,
GNB juga mengirim dutanya yaitu J. Nehru PM India dan Nkrumah presiden Gana untuk
bertemu dengan presiden Chrushcev dan menyampaikan pesan yang dimuat dalam Deklarasi
Biograd. Atas kunjungan tokoh-tokoh GNB itu, kedua Negara adidaya yang saling tegang itu
akhirnya menghormati hasik KTT Biograd 1961, sehingga ketegangan duni mereda untuk
sementara waktu.



2. KTT II GNB diselenggarakan di Ibu kota Mesir, Kaoiro pada tahun 1964.
Pada konfrensi ini dihadiri oleh 46 negara dengan rincian 23 negara peserta KTT I juga hadir
ditambah juga 23 negara baru, yaitu 1) Anggola, 2) Burundu, 3) Kamerun, 4) Republik Afrika
Tengah, 5) Chad, 6) Kongo Brazavelle, 7) Mauritania, 8) Yordania, 9) Kenya, 10) Kwait, 11)
Laos, 12) Afrika Barat Daya, 13) Liberia, 14) Libia, 15) Malawi, 16) Negeria, 17) Sinegal,18)
Siera Lione, 19) Syria, 20) Togo, 21) Tanganyika, 22) Sansibar dan 23) Sambia.

Penambahan peserta konfrensi sebesar 100% ini berarti Negara-negara yang tergabung dalam
wadah GNB ini menyadari betul bahwa gerakan ini dianggap justru lebih menguntungkan
posisimya sebagai Negara yang lemah dan baru berkembang sehingga tidak akan terseret
kedalam pertikaian akibat pengaruh hegemoni yang diperebutkan oleh kedua Negara adidaya
diatas.

Adapun hasil penting KTT II di Kairo itu antara lain:

1. Aksi bersama untuk mebebaskan Negara-negara yang masih terjajah, dan menentang atau
menhapuskan segala bentuk kolonialisme, imperialism dan neokolonialisme.

2. Menghormati hak menetukan nasib sendiri.
3. Penghapusan rasdiskriminasi dan politik Apharteid.

4. Hidup berdampingan secara damai sesuai prinsip PBB.
5. Menghormati kedaulatan dan wilayah Negara lain.
6. Penyelesaian perselisihan secara damai tanpa ancaman dan kekerasan.

7. Perlucutan senjata secara umum dan menyeluruh penghapusan senjata nuklir.
8. Menolak adanya fakta militer, pangkalan asing dan pasukan asing.

9. Meningkatkan peranan PBB dalam maslah internasional.
10. Mengembangkan kerjasama ekonomi antar anggota.

11. Kerjasama kebudayaan, ilmu pengetahuan dan pendidikan.



3. KTT III GNB, dilaksanakan di Luzaka (Zambia)
Pada tahun 1970 dihadiri oleh 59 negara. Ini artinya pada konfrensi ketiga ini bertambah 13
negara lagi, yang meliputi: 1) Batswana, 2) Kongo, 3) Guenea Katulistiwa, 4)Guyana,
5)Yamaica, 6) Leshato, 7) Khinshasa, 8) Malaysia, 9) Ruanda,10) Yaman, 11) Singapura,12)
Swasilan, dan 13) Trinidat. Pada KTT III ini RI diwakili oleh presiden Soekarno.



4. KTT IV GNB, dilaksanakan pada tahun 1973 di kota aljazair, sedangkan KTT V
diselenggarakan di Colombo pda tahun 1976 yang dihadiri oleh 94 negara.



5.KTT V – Kolombo, 16 Agustus 1976 – 19 Agustus 1976


6. KTT VI diselenggarakan di Havana, Kuba pada tahun 1979.
Pada saat konfrensi dilaksanakan situasi dunia penuh dengan gejolak, yang ditandai oleh adanya
invansi USSR ke Afganistan dan adanya konflik diantara anggota GNB, yakni adanya invansi
Vietnam ke Kamboj, konflik Irak-Iran, dan keluarnya Myanmar dari keanggotaan GNB. Pada
konfrensi ini mulai tampil pemikiran guna menyusun tata ekonomi dunia baru, program komuditi
terbaru dan dana bersama, dan negosiasi global.



7. KTT VII GNB yang diselenggarakan di New Delhi pada tahun 1983.
Pada saat konfrensi dilaksanakan dunia sedang ketakutan akibat terjadinya perang dingion yang
disertai perlombaan perlombaan senjata nuklir antara AS dan USSR, serta kondisi ekonomi
dunia dilanda krisis. Jumlah peserta yang hadir pada konfrensi tersebut sebanyak 101 negara.
Konfrensi ini menhasilkan apa yang dikenal dengan “Pesan New Delhi (New Delhi Message),
yang isinya mendesak negar-negar adkuasa menghentikan perlombaan senjata nuklir dan
merundingkan perubahan struktur ekonomi dunia, serta menganjurkan agar terciptanya
kemandirian bersama.



8. KTT VIII GNB di Harare, Zimbabwe pada tahun 1986 dihadiri oleh 101 negara.
Pada saat konfrensi ke – 8 diselenggarakan keadaan dunia sudah mulai berubah yakni di USSR
tampil Michael Gorbachec yang melakukan perubaha yang cukup signifikan yang dikenal
dengan istilah “ Glas-nost dan Parestroika” sehingga perlombaan senjata nuklir mulai mereda,
tetapi keadaan dikawasan Timur Tengah cukup tegang akibat dari gerakan yang dilakukan oleh
rakyat Palestina. Hasil dari konfrensi ini, diantaranya adalah mendesak agar segera diadakan
konfrensi prdamaian di Timur Tengah; mengatasi masalah hutang luar negeri Negara
berkembang yang tergabung dalam wadah GNB; meperbaiki struktur perekonomia dunia; dan
mengusahakan perdamaian dunia.


9. KTT IX GNB dilaksanakan di Beograd, Yogoslavia pada tahun 1989.

Peserta yang hadir sebanya 102 negara. Pada saat konfrensi dilaksanakan dunia sudah tidak
teganag lagi karena perang dingin sudah selesai. Akan tetapi perekonomian di Negara-negara
ketiga cukup parah kecuali kawasan Asia tenggara dan Asia Timur.
Walaupun tidak lagi dunia dikwatirkan oleh perang, tetapi dunia dikotak-kotakan dalam blok-
blok ekonomi baru yang cenderung eklusip seperti MEE, Pasar bersama AS, Canada, dan
Meksik, serta kerajaan wilayah Pasifik. Disamping itu banya Negara menjalan proteksi dan
masalah hutang luar negeri Negara berkembang.



10. KTT X GNB diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1992.
Konfrensi ini berlangsung pada tangga 1-6 September 1992 yang dihadiri oleh 108 negara.
Ketika dilaksanakan pertemuan ini dunia sudah berubah, dalam arti perang dingin sudah tidak
ada lagi ditandai dengan bubarnya USSR. Walaupun demikian bukan berarti eksitensi GNB tidak
diperlukan lagi tetapi justru perannya sangat penting untuk membatasi dominasi AS dan Negara-
negara maju serta munculnya blok-blok ekonomi baru. Oleh karena dipandang perlu ntuk
mempertahankan eksistensi GNB, maka pada KTT X ini dilaukan langkah-langkah konkret yaitu
mendirikan forum dan perangkat organisasi baru, diantaranya Biro Koordinasi Non Blok di PBB,
dan Kelompok Kerja Tingkat Tinggi. Jadi, konfrensi ini diharapak dapat menghasilkan karya
yang lebih nyata dan berbeda dengan KTT GNB sebelumnya yang hanya pertemuan 3 tahunan
para petinggi Negara anggota.
Bertolak dari itu maka KTT GNB X di Jakarta 1992 menghasilkan sesuatu yang sangat penting
bagi arah perjuangan GNB yang cukup penting hasik konfrensi tiu dikenal dengan “pesan Jakarta
atau The Jakarta Message” yang terdiri dari 27 Diktum yang intinya adalah kesempatan dari
GNB untuk ikut menyusun tata dunia baru yang demokratis, yang mengutamakan perdamaian,
keadilan, keamanan, pembangunan, demokrasi dan, pengkayaan HAM. Disamping itu pesan
Jakarta, berisi juga harapan untuk restrukturisasi, Revitalisasi Demokrasi PBB, mendukung
perjuangan rakyat Palestina dan menuntut Israel agar keluar dari wilayah Arab dab Yerusalem
yang didudukinya; serta mengecam politik Apharteid di Afrika Selatan dan mendukung warga
kulit hitam.
Pada pertemuan ini juga dinilai bahwa struktur ekonomi dunia belum adil sehingga meninbulkan
kesenjangan antara Negara maju dengan Negara yang berkembang dalam bidang kesejahteraan
dan teknologi. Untuk itu GNB juga mengajak masyarakat dunia untuk memerangi kemiskinan
dan keterbelakakangan dengan mengembangkan SDM. Disamping itu dikritik pula bahwa negar-
negar maju tidak bersedia menyelesaikan perundingan negosiasi perdagangan multilateral di
putaran Uruguay. Dialog utara-selatan perlu ditingkatkan, dan mengalakkan hubungan selatan-
selatan, termasuk dengan kelompok 77. Disepakati pula oleh GNB bahwa HAM itu bersifat
universal, tetapi tidak menyetujui pendiktean konsep HAM dari Negara-negara maju terhadap
Negara-negara berkembang untuk kepentingan tertentu dan menyambut baik hasil KTT Bumi di
Rio de Janeiro atau Brazil



11. KTT XI GNB di Cartagena, Colombia pada tahun 1995.
Dalam KTT kali ini, secara resmi presiden akan menyerahkan jabatan kepemimpinan GNB
periode 1992-1995 kepada presiden Colombia Ernesto Samper, sebagai ketua GNB masa bakti
1995-1998 sekaligus tuan rumah KTT XI GNB yang berlangsung pada tanggal 17-20 oktober
1995. Serah terima kepala BPK GNB Nana Sutresna menambahkan, tidak seperti KTT X di
Jakarta, KTT XI kali ini akan diwarnai dengan acara serah terima jabatan secara resmi dari
Indonesia kepada Colombia, yang akan dilakukan dalam pembukaan siding. Di Jakarta acara ini
tidak bisa dilaksanakan karena posisi Yogoslavia sebagai ketua sebelumnya, tidak
memungkinkan presiden Soeharto juga akan menyampaikan laporan pertanggungjawaban selama
menjadi ketua GNB. Usai menyerahkan palu kepemimpinan kepada presiden Samper, presiden
Soeharo juga akan menyerahkan buku laporan resmi kegiatan GNB dibawah kepemimpinan
Indonesia kepada Colombia. Sepeerti pada umumnya, KTT akan didahului dengan pertemuan
para pejabat tinggi (SOM atau Senior Oficial Meeting) pada tanggal 14 Oktober, lalu peertemuan
tingkat menteri luar negeri atau KTM tanggal 16-17 Oktober, diimbangi dengan pembentukan
komite politik dan komunike ekonomi. Komite politik kali ini jatuh pada jatah Asia, sedang
komite ekonomi akan diketahui salah satu Negara Afrika. Menyinggung masalah Kaukus GNB,
Nana Sutresna mengatakan kepala Negara akan mengadakan pertemuan khusus dari bertukar
pikiran guna mengkoordinasikan cara menghadapi siding khusus 50 tahun PBB. Pelasanaan KTT
XII GNB, pada tahun 1998 dan sebagai tuan rumah adalah Afrika Selatan yang kebetulan
sebagai ketua GNB. Selanjutnya kepemimpinan GNB jatuh pada tangan Bangladesh dan berhak
pula sebagai tuan rumah penyelenggara KTT XIII tahun 2001. Akan tetapi tidak bisa
diselenggarakan karena rezim baru banglasdesh menganggap GNB tidak arti yang penting lagi.
Karena itu konfrensi GNB tidak biasa berlangsung dan baru tahun 2003 dapat dilangsungkan dan
penyelenggaranya adalah negeri Jiran atau Malaysia.



12. KTT XII – Durban, 2 September 1998 – 3 September 1998


13. KTT XIII GNB di Kuala Lumpur, Malaysia 2003.
Pertemuan ke-13 ini menghasilakan apa yang dikenal dengan “deklarasi Kuala Lumpur” yang
intinya sebagai berikut. Deklarasi yang merujuk pada peningkatan peran dan pentingnya GNB
dalam mencapai tujuan melalui serangkaian tindakan. Misalnya mengonsolidasikan kekuatan
yang menyatukan anggota GNB. Para kepala Negara dan pemerintahan yang tergabung dalam
GNB sepakat bahwa untuk mencapai revitalisasi GNB, mereka harus melaksanakan setia upaya
menuju terciptanya dunia banyak kutub melalui perkuatan peran PBB yang memelihara
perdamaian dan keamanan internasional. Dalam Deklarasi Kualalumpu yang berlandaskan pada
Deklarasi Bandung 1955 dan dikeluarkan pada akhir KTT, para kepala negar dan kepala
pemerintahan menyampaikan keinginan agar PBB meningkatkan hak asasi manusia,
pembangunan ekonomi, social dan penghormatan hokum internasional sebagaimana tercamtum
dalam piagam PBB. Akhirnya Deklarasi Kuala Lumpur disepakati oleh para kepala Negara dan
pemerintahan GNB. Kuala Lumpur menjadi tuan rumah KTT ke-13 GNB yang berlangsung
selama 20-25 Februari. Perhelatan akbar itu diawali oleh pertemuan tertutup dua hari ditingkat
pejabat senior (SOM), lalu pertemuan tertutup tingkat menlu SOM dibagi dalam dua komite,
yaitu komite politik serta komite social ekonomi. Sementara petemuan tingkat menteri dibagi
dalam empat kelompok kerja guna membahas berbagai masalah internasional saat ini, termasuk
konflik Irak, Palestina, dan Korut. Dalam Deklarasi Kuala Lumpur, mereka menyatakan bahwa
setelah lebih 40 tahun sejak GNB berdiri dan setelah melalui banyak tantangan dan rintangan,
sudah tiba waktunya secara menyeluruh mengkaji peran, susunan, dan metode kerja GNB.
Tuuannya agar GNB dfapat mengikuti Zaman dan kondisi baru serta dapat lebih memperkuat
gerakan. Dengan terjadinya peningkatan globalisasi dan kemajuan cepat ilmu pengetahuan dan
teknologi, dunia telah berubah secar drastic. Misalnya negar kaya memaksakan pengaruh dalam
menentukan sifat dan arah hubungan internasional termasuk hubungan ekonomi dan
perdagangan serta ketentuan yang mengatur hubungan itu dalam banyak hal bahkan
mengorbankan Negara berkembang, sebagai mana yang dikatakan oleh Menlu Malaysia Hamid
Albar. Karena itu GNB harus menanggapi dengan menjamin relevansi dan manffat yang
berlanjut bagi anggota-anggotanya. Untuk menjadi tindakan, mereka menetapkan sebilan upaya
yaitu meningkatkan persatuan engan dasr persatuan dan sejara perjuangan bersama serta
memelihara upaya menjamin semua kepentingan terus ditingkatkan dan keprihatinan ditangani
penuh kritik. Lalu menegakkan prinsip dasar GNB dan piagam PBB dalam memelihara serta
meningkatkan perdamaian dunia melalui dialog dan diplomasi dikalangan Negara anggota, dan
menghindarkan penggunaan kekuatan untuk menyelesaikan konflik. Disisi lain, meningkatkan
serta memperkuat banyak pihak sebagai sarana yang harus ada dalam memelihara kepentingan
Negara anggota GNB dan PBB, mendorong Demokratisasi. Sistem pemerintahan internasional
guna meningkatkan keterlibatan. Negara berkembang dalam pengambilan keputusan tingkat
internasional. Upaya lain, bersikap pro aktif dalam menghadapi perkembangan internasional
tertama yang berdamapak pada anggota GNB dengan tujuan menjamin GNB tidak tersisih, tetapi
berada di pusat proses pengambilan keputusan tingkat internasional; memperkuat kemampuan
nasonal untuk meningkatkan kelenturan individu dan kolektif meningkatkan kerjasama selata-
selatan pada semua bidang hubungan, tertama social, politik, budaya, ekonomi dan ilmu
pengetahuan. Meningkatkan hubungan kerjasama yang lebih dinamis dengan Negara industry
maju dengan dasar keterlibatan konstruktif, kemintraan luas dan saling menguntungkan;
mendorong interaksi dan kerjasama lebih besar dengan berbagai organisasi masyarakat di Negara
anggota GNB, sector swasta dan anggota parlemen dengan pengakuan bahwa merejka dapat
memainkan para konstruktif sasaran bersama GNB. Sementara itu saat menutup KTT GNB di
Kuala Lumpur ini, PM Malaysaya Mahathir Muhammad menyatakan bahwa kesejahteraan dunia
akan lebih baik oleh system banyak pihak yang kuat. Itu, ujarnya berawal dari PBB yang lebih
mewakili dan demoratis daripada system satu pihak yang dilandaskan atas dominasi satu Negara.
Kita bertekad member dukungan kuat yang berkelanjutan pada PBB, “ Kata Mahathir.” Kita juga
telah menyaksikan tantangan baru yang dihadapi GNB antara lain ancaman terorisme
internasional. Kita harus memainkan peran dalam upaya internasional guna memerangi ancaman
ini, “ Ujarnya pula. Pada pertemuan yang dihadiri oleh 114 negara itu GNB juga mensahkan
masuknya Timor Leste, Saint Vincent, Granada sebagai anggota baru GNB dibentuk dengan
tujuan membebaskan rakyat dari kolonisasi, tertama di timur Tengah-tempat Israel menduduki
wilayah bangsa lain dan tak mau melaksanakan hokum internasional serta resolusi PBB,
disamping tak bersedia memberi rakyat Palestina hak paling dasar mereka menetukan nasib
sendiri dan berdirinya Negara Palestina merdeka. GNB didirikan berdasarkan dengan landasan
hasil KAA di Bandung 1955 dengan salah satu tujuan utama menghapuskan kolonisasi Mahathir
mengatakan Negara anggota GNB juga menhadapi globalisasi dan mesti melancarkan upaya bagi
integrasi Negara berkembang kedalam tatanan baru politik, ekonomi, dan kemanusian global.
Kendati demikian, katanya revolusi dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi
dengan cepat mengubah dunia dan memperlebar perbedaan digital antara dunia maju dan
berkembang. “jelas demikian kepentingan kita, GNb harus memperkokoh persatuan dan
kebersamaan serta berbicara dengan satu suara mengenai maslah penting. meski kita tak perlu
melakukan pendekatan konfrontatif, kita juga tak perlu bersikap bertahan dalam hubungan
dengan Negara maju, “ kata Mahathir.” Semua tantangan itu memerlukan tanggapan mendesak
yang cocok, straegi yang jelas dan pragmatis, serta tindakan yang terkoodinasi dengan baik.”
Semua pendekatan kita adalah pendekatan yang baik dan sejalan dengan prinsip keadailan dan
demokrasi,” ujar Mahathir.”



14. KTT XIV – Havana, 11 September 2006 – 16 September 2006

Pertemuan puncak (KTT) ke-14 Gerakan Non-Blok yang beranggotakan 118 negara dan
berlangsung pada 15-16 September di Havana, Kuba, secara resmi dibuka pada Jumat
pagi waktu Havana namun Presiden Kuba Fidel Castro Ruz ternyata tidak dapat
hadir dalam pembukaan tersebut.
Dengan demikian, sidang-sidang KTT akan dipimpin oleh adik Fidel, yaitu Raul
Castro Ruz.
KTT ke-14 GNB itu sendiri berlangsung di tengah kritik bahwa gerakan non-blok
sudah tidak cocok dengan perkembangan dunia saat ini yang sudah tidak mengenal
kepentingan Blok Barat dan Blok Timur.
Sementara Indonesia bersikeras bahwa gerakan tersebut masih sangat relevan
dengan perkembangan jaman, terutama dalam membantu negara-negara dunia ketiga
dalam mengatasi kemiskinan dan memajukan kerjasama di bidang perdagangan dan
peningkatan kemampuan sumber daya manusia.
Acara pembukaan dipimpin oleh Ketua GNB saat ini, PM Malaysia Abdullah Ahmad
Badawi, di International Convention Center (ICC)-Havana, yang dihadiri oleh
presiden/perdana menteri dari setidaknya 50 negara, termasuk oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono.
Yang terlihat paling ekspresif adalah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Saat
berbicang dengan Raul, ia terlihat mengepal-ngepalkan tangannya.
Iran, salah satu pengritik paling keras terhadap Amerika Serikat, diyakini akan
menjadikan GNB sebagai panggung untuk mencari dukungan bagi pengembangan program
nuklir Iran untuk tujuan damai.
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad sebelumnya telah mengadakan pembicaraan dengan
para pemimpin negara berkembang di Havana, dan mendapat dukungan kuat bagi
Teheran dalam kasus nuklir negaranya.
Ahmadinejad hadir di KTT di Kuba saat Amerika Serikat terus mendesak
dikenakannya sanksi terhadap Iran yang telah mengabaikan batas waktu 31 Agustus
untuk menghentikan pengayaan uranium.
Sementara delegasinya melakukan lobi untuk mendapatkan dukungan lebih lanjut
dari 118 anggota Gerakan Non Blok (GNB), Ahmadinejad mengadakan pertemuan dengan
beberapa mitranya di sela-sela pertemuan GNB dari 11 hingga 17 September.
Ia mendapat dukungan kuat dari Presiden Venezuela Hugo Chavez selama KTT 18
negara berkembang (G-15) yang digelar bersamaan dengan pertemuan GNB hari Kamis.
"Saya tidak akan beranjak dari sini sebelum ada dukungan tetap bagi Iran," kata
Presiden Venezuela itu.
GNB memiliki anggota 116 negara, yaitu 53 dari Afrika, 38 Asia, 24 Amerika Latin
dan Karibia serta 1 dari Eropa (Belarusia).
Jumlah negara GNB bertambah menjadi 118 dengan masuknya Haiti dan St. Kitts dan
Nevis sebagai anggota baru.
Banyak pengamat menganggap GNB sudah tidak relevan, tapi para diplomat-diplomat
Indonesia mengatakan GNB justru bisa membantu memajukan kualitas penduduk negara
dunia ketiga melalui pemajuan kerjasama ekonomi perdagangan.
Indonesia juga melihat bahwa hal-hal yang nyata yang dapat dilakukan GNB adalah
dengan menggerakkan dan menambah pusat-pusat GNB di berbagai negara, seperti
yang sudah dilakukan oleh Indonesia melalui NAM center yang berpusat di Jakarta.

hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok KTT GNB atau yang sering disebut di luar
negeri dengan singkatan NAM - Non Aligned Movement. Ada 2 dokumen penting yang bisa
dibaca, yang merupakan refleksi suasana "revolusi kecil-kecilan" terhadap dominasi amerika
serikat.



Dokumen pertama tentang “DECLARATION ON THE PURPOSES AND PRINCIPLES AND
THE ROLE OF THE NON-ALIGNED MOVEMENT IN THE PRESENT INTERNATIONAL
JUNCTURE” atau "Deklarasi Pripsip dan Tujuan dan Peran Gerakan Non Blok Dalam Situasi
Internasional Saat Ini" dan dokumen kedua, dokumen lengkap tentang berbagai hal penting hasil
konferensi, yang saya rasa menjadi pondasi penting bagi negara-negara ketiga di selatan


15. KTT GNB XV digelar di Sharm el Sheik, Mesir, tanggal 15 dan 16 Juli 2009
Lebih dari 50 pemimpin negara berkembang membicarakan tindakan mengatasi krisis ekonomi
global guna mencegah terulangnya krisis.
Dunia memerlukan sistem keuangan yang lebih adil terhadap negara berkembang, demikian
disepakati para pemimpin negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok di Sharm
el Sheik, Mesir, hari Rabu (15/07).
Dalam kesempatan itu, Presiden Kuba Raul Castro mengatakan bahwa negara berkembanglah
yang paling menderita akibat krisis keuangan. “Dan seperti biasanya, negara kaya merupakan
penyebab krisis, yang dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi internasional yang tidak logis, yang
tergantung pada prinsip pasar buta dan konsumsi, dan kekayaan pihak tertentu,“ tambah Castro.
Castro juga menyerukan dibentuknya “sistem ekonomi berimbang“.
Krisis keuangan global juga berdampak buruk pada Kuba. Negara kecil di kepulauan Karibia itu
mengalami penurunan produksi dalam negeri dan terpaksa menutup sejumlah pabriknya.
Mesir juga mengalami hal mirip. “Kami menghadapi bagian terbesar dampak krisis, tekanan dan
penderitaannya,“ ungkap Presiden Mesir Hosni Mobarak. Mesir tahun ini mendapat giliran untuk
memimpin organisasi Gerakan Non Blok, setelah sejak tiga tahun lalu dipegang oleh Kuba.

“Kami menyerukan adanya sistem baru di bidang politik internasional, ekonomi dan
perdagangan. Sistem yang lebih berimbang supaya dapat mencegah diskriminasi dan standar
ganda, memenuhi kepentingan semua pihak, mempedulikan negara berkembang, dan
menciptakan perundingan demokratis antara negara kaya dan miskin,“ demikian dikatakan Hosni
Mobarak.

Sementara itu, Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo, yang juga hadir mengatakan,
“Masalah yang menimpa kemanusiaan ini sangat parah. Bukan saatnya lagi untuk menerapkan
ideologi dengan kaku, sementara orang-orang miskin semakin menderita.” Macapagal-Arroyo
menambahkan, Gerakan Non Blok dapat memberikan reaksi lebih baik dengan berbicara “satu
suara”.

Pemimpin Libya Muammar Gaddafi juga memberikan pidato di depan para pemimpin negara
berkembang yang hadir di pertemuan puncak di Sharm el Sheik. Gaddafi menyerukan Gerakan
Non Blok untuk membentuk dewan keamanan sendiri sebagai penyeimbang Dewan Keamanan
PBB. Dikatakannya, “Dewan Keamanan PBB tidak punya kekuasaan terhadap negara-negara
terkuat dunia.”
“Kita tidak punya akses menuju organisasi internasional, seperti Dewan Keamanan PBB dan
Dana Moneter Internasional,” demikian ditambahkan Gaddafi. Menurut Gaddafi, Dewan
Keamanan PBB hanya berfungsi untuk anggota tetapnya. Sementara IMF, walau pun namanya
internasional, IMF hanya mendahulukan kepentingan kelompok tertentu.
Dalam pertemuan hari pertama KTT Non Blok di Sharm el Sheik, kelompok Hamas Palestina
mengeluarkan pernyataan tertulis mengimbau para pemimpin negara untuk membantu
mengakhiri blockade di Jalur Gaza. Presiden Kuba Raul Castro menegaskan kembali dukungan
Gerakan Non Blok terhadap warga Palestina dan “negara Arab yang diduduki”. Castro
mengatakan, masalah ini tetap berada di agenda teratas Gerakan Non Blok.
Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok kali ini telah menjembatani komunikasi negara-
negara yang menghadapi ketegangan hubungan.

Perdana Menteri India Mahmohan Singh dan Perdana Menteri Pakistan Yousouf Raza Gilani
bertemu untuk membicarakan kemungkinan perundingan damai. Menteri Luar Negeri India Shri
Shivshankar Menon dan Menteri Luar Negeri Pakistan Salman Bashir, hari Selasa (14/07), sudah
bertemu untuk membicarakan peristiwa serangan bom di Mumbai, November lalu. India
menuding kelompok militan Lashkar-e-Taiba dari Pakistan mendalangi peristiwa tersebut.



16. KTT GNB XVI di Teheran Iran. 26-31 Agustus 2012
TT GNB ke-16 berakhir pada Jumat (31/8) dan menghasilkan berbagai kesepakatan dalam
sebuah deklarasi final, di antaranya; dukungan terhadap program nuklir sipil Iran, penolakan
sanksi sepihak Amerika Serikat anti-Iran, dukungan terhadap perjuangan bangsa Palestina,
memerangi Islamphobia, rasisme, dan pemusnahan senjata nuklir. Menurut dokumen Venezuela
akan menjadi tuan ruman KTT GNB berikutnya

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Materi 2: Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan
Materi 2: Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika SelatanMateri 2: Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan
Materi 2: Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatankirana1004
 
Politik Etis
Politik EtisPolitik Etis
Politik EtisNaufal AR
 
KONFERENSI ASIA AFRIKA DAN GERAKAN NON BLOK
KONFERENSI ASIA AFRIKA DAN GERAKAN NON BLOKKONFERENSI ASIA AFRIKA DAN GERAKAN NON BLOK
KONFERENSI ASIA AFRIKA DAN GERAKAN NON BLOK01012015
 
Nasionalisme mesir
Nasionalisme mesirNasionalisme mesir
Nasionalisme mesirLuthfi Nk
 
Sejarah Organisasi Regional
Sejarah Organisasi RegionalSejarah Organisasi Regional
Sejarah Organisasi RegionalAdien Amelia
 
Politik apartheid
Politik apartheidPolitik apartheid
Politik apartheiddidid
 
Peran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia
Peran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian DuniaPeran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia
Peran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian DuniaQorry Annisya
 
Akar akar demokrasi indonesia
Akar akar demokrasi indonesiaAkar akar demokrasi indonesia
Akar akar demokrasi indonesiaTriDiana4
 
Pendudukan jepang di indonesia
Pendudukan jepang di indonesiaPendudukan jepang di indonesia
Pendudukan jepang di indonesiaabd_
 
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawanato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawaadhy_sama
 
bersatunya jerman dan runtuhnya paktawarsawa
bersatunya jerman dan runtuhnya paktawarsawabersatunya jerman dan runtuhnya paktawarsawa
bersatunya jerman dan runtuhnya paktawarsawaRakha Al
 
Respon internasional terhadap kemerdekaan RI
Respon internasional terhadap kemerdekaan RIRespon internasional terhadap kemerdekaan RI
Respon internasional terhadap kemerdekaan RIUniversitas Jember
 
PPT Perang Vietnam Sejarah Peminatan
PPT Perang Vietnam Sejarah PeminatanPPT Perang Vietnam Sejarah Peminatan
PPT Perang Vietnam Sejarah PeminatanRayse Aulia
 
Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia AfrikaKonferensi Asia Afrika
Konferensi Asia AfrikaNY O
 
Perpecahan Uni Soviet
Perpecahan Uni SovietPerpecahan Uni Soviet
Perpecahan Uni Sovietkirana1004
 
Agresi militer 1 kel.3
Agresi militer 1 kel.3Agresi militer 1 kel.3
Agresi militer 1 kel.3Puput Ym
 

Was ist angesagt? (20)

Materi 2: Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan
Materi 2: Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika SelatanMateri 2: Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan
Materi 2: Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan
 
Politik Etis
Politik EtisPolitik Etis
Politik Etis
 
KONFERENSI ASIA AFRIKA DAN GERAKAN NON BLOK
KONFERENSI ASIA AFRIKA DAN GERAKAN NON BLOKKONFERENSI ASIA AFRIKA DAN GERAKAN NON BLOK
KONFERENSI ASIA AFRIKA DAN GERAKAN NON BLOK
 
Nasionalisme mesir
Nasionalisme mesirNasionalisme mesir
Nasionalisme mesir
 
Sejarah Organisasi Regional
Sejarah Organisasi RegionalSejarah Organisasi Regional
Sejarah Organisasi Regional
 
Perang Dunia I dan II
Perang Dunia I dan IIPerang Dunia I dan II
Perang Dunia I dan II
 
Perang Dunia 1 1914 1918
Perang Dunia 1 1914 1918Perang Dunia 1 1914 1918
Perang Dunia 1 1914 1918
 
Politik apartheid
Politik apartheidPolitik apartheid
Politik apartheid
 
Peran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia
Peran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian DuniaPeran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia
Peran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia
 
Akar akar demokrasi indonesia
Akar akar demokrasi indonesiaAkar akar demokrasi indonesia
Akar akar demokrasi indonesia
 
Pendudukan jepang di indonesia
Pendudukan jepang di indonesiaPendudukan jepang di indonesia
Pendudukan jepang di indonesia
 
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawanato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
 
Organisasi konferensi islam
Organisasi konferensi islamOrganisasi konferensi islam
Organisasi konferensi islam
 
bersatunya jerman dan runtuhnya paktawarsawa
bersatunya jerman dan runtuhnya paktawarsawabersatunya jerman dan runtuhnya paktawarsawa
bersatunya jerman dan runtuhnya paktawarsawa
 
Respon internasional terhadap kemerdekaan RI
Respon internasional terhadap kemerdekaan RIRespon internasional terhadap kemerdekaan RI
Respon internasional terhadap kemerdekaan RI
 
PPT Perang Vietnam Sejarah Peminatan
PPT Perang Vietnam Sejarah PeminatanPPT Perang Vietnam Sejarah Peminatan
PPT Perang Vietnam Sejarah Peminatan
 
Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia AfrikaKonferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika
 
Perpecahan Uni Soviet
Perpecahan Uni SovietPerpecahan Uni Soviet
Perpecahan Uni Soviet
 
Agresi militer 1 kel.3
Agresi militer 1 kel.3Agresi militer 1 kel.3
Agresi militer 1 kel.3
 
Mahatma gandhi
Mahatma gandhiMahatma gandhi
Mahatma gandhi
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (20)

Gerakan non blok
Gerakan non blokGerakan non blok
Gerakan non blok
 
Teori Strategi dan Perang Dunia
Teori Strategi dan Perang DuniaTeori Strategi dan Perang Dunia
Teori Strategi dan Perang Dunia
 
KETENAGAKERJAAN
KETENAGAKERJAANKETENAGAKERJAAN
KETENAGAKERJAAN
 
Gerakan non blok
Gerakan non blok Gerakan non blok
Gerakan non blok
 
Gerakan non blok
Gerakan non blokGerakan non blok
Gerakan non blok
 
ASEAN PBB GNB
ASEAN PBB GNBASEAN PBB GNB
ASEAN PBB GNB
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Peran pemerintah Mengatasi Pengangguran
Peran  pemerintah Mengatasi PengangguranPeran  pemerintah Mengatasi Pengangguran
Peran pemerintah Mengatasi Pengangguran
 
Gerakan non blok
Gerakan non blokGerakan non blok
Gerakan non blok
 
ketenagakerjaan
ketenagakerjaanketenagakerjaan
ketenagakerjaan
 
PBB
PBBPBB
PBB
 
Sistem ekonomi
Sistem ekonomiSistem ekonomi
Sistem ekonomi
 
PELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIA
PELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIAPELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIA
PELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIA
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Sistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaSistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesia
 
Ekonomi Ketenagakerjaan ppt
Ekonomi Ketenagakerjaan pptEkonomi Ketenagakerjaan ppt
Ekonomi Ketenagakerjaan ppt
 
Bab. 2 Ketenagakerjaan (Kelas XI, Kurikulum 2013)
Bab. 2 Ketenagakerjaan (Kelas XI, Kurikulum 2013)Bab. 2 Ketenagakerjaan (Kelas XI, Kurikulum 2013)
Bab. 2 Ketenagakerjaan (Kelas XI, Kurikulum 2013)
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesia
 
OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries )
OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries ) OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries )
OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries )
 
Opec
OpecOpec
Opec
 

Ähnlich wie Perkembangan gerakan non blok

Bab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasionalBab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasionalDarra AneXgeti
 
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika
Konferensi Tingkat Tinggi Asia AfrikaKonferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrikaomcivics
 
Monthly Strategy Review Meeting by Slidesgo.pptx
Monthly Strategy Review Meeting by Slidesgo.pptxMonthly Strategy Review Meeting by Slidesgo.pptx
Monthly Strategy Review Meeting by Slidesgo.pptxSutan Rouf
 
Lembaga - lembaga Internasional dan Peran Indonesia di dalam Kerja Sama Inter...
Lembaga - lembaga Internasional dan Peran Indonesia di dalam Kerja Sama Inter...Lembaga - lembaga Internasional dan Peran Indonesia di dalam Kerja Sama Inter...
Lembaga - lembaga Internasional dan Peran Indonesia di dalam Kerja Sama Inter...Deny Sullivan
 
Peran Indonesia di Dunia Internasional - IPS
Peran Indonesia di Dunia Internasional - IPSPeran Indonesia di Dunia Internasional - IPS
Peran Indonesia di Dunia Internasional - IPSAngelica Cendana
 
Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...
Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...
Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...IsembelSianipar
 
Organisasi Global.yang terdapat di kawas
Organisasi Global.yang terdapat di kawasOrganisasi Global.yang terdapat di kawas
Organisasi Global.yang terdapat di kawasudinwahyudin9
 
POWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi global
POWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi globalPOWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi global
POWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi globalZulfira Farah Nubua
 
organisasiglobal-170824111327.pdf
organisasiglobal-170824111327.pdforganisasiglobal-170824111327.pdf
organisasiglobal-170824111327.pdfNaViolaa
 
Colorful Handcrafted Literature Creative Education Presentation_20240215_1512...
Colorful Handcrafted Literature Creative Education Presentation_20240215_1512...Colorful Handcrafted Literature Creative Education Presentation_20240215_1512...
Colorful Handcrafted Literature Creative Education Presentation_20240215_1512...rafiqalmuttaqin46
 
Sejarah Indinesia 12 .pptx
Sejarah Indinesia 12 .pptxSejarah Indinesia 12 .pptx
Sejarah Indinesia 12 .pptxRatriPramudita4
 
Materi ips bab 15 lembaga internasional kelas 9
Materi ips bab 15 lembaga  internasional kelas 9Materi ips bab 15 lembaga  internasional kelas 9
Materi ips bab 15 lembaga internasional kelas 9Yudha Kirito
 
GERAKAN NON BLOK by MUH. NURUDDIN YUSUF ARDIN.pptx
GERAKAN NON BLOK by MUH. NURUDDIN YUSUF ARDIN.pptxGERAKAN NON BLOK by MUH. NURUDDIN YUSUF ARDIN.pptx
GERAKAN NON BLOK by MUH. NURUDDIN YUSUF ARDIN.pptxMuhNuruddinYA
 
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptxPPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptxisembel
 
Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)
Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)
Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)Wildatussyaadah Sya
 

Ähnlich wie Perkembangan gerakan non blok (20)

Bab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasionalBab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasional
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika
Konferensi Tingkat Tinggi Asia AfrikaKonferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika
 
Monthly Strategy Review Meeting by Slidesgo.pptx
Monthly Strategy Review Meeting by Slidesgo.pptxMonthly Strategy Review Meeting by Slidesgo.pptx
Monthly Strategy Review Meeting by Slidesgo.pptx
 
Lembaga - lembaga Internasional dan Peran Indonesia di dalam Kerja Sama Inter...
Lembaga - lembaga Internasional dan Peran Indonesia di dalam Kerja Sama Inter...Lembaga - lembaga Internasional dan Peran Indonesia di dalam Kerja Sama Inter...
Lembaga - lembaga Internasional dan Peran Indonesia di dalam Kerja Sama Inter...
 
Peran Indonesia di Dunia Internasional - IPS
Peran Indonesia di Dunia Internasional - IPSPeran Indonesia di Dunia Internasional - IPS
Peran Indonesia di Dunia Internasional - IPS
 
Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...
Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...
Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...
 
Organisasi Global.yang terdapat di kawas
Organisasi Global.yang terdapat di kawasOrganisasi Global.yang terdapat di kawas
Organisasi Global.yang terdapat di kawas
 
POWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi global
POWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi globalPOWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi global
POWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi global
 
organisasiglobal-170824111327.pdf
organisasiglobal-170824111327.pdforganisasiglobal-170824111327.pdf
organisasiglobal-170824111327.pdf
 
Colorful Handcrafted Literature Creative Education Presentation_20240215_1512...
Colorful Handcrafted Literature Creative Education Presentation_20240215_1512...Colorful Handcrafted Literature Creative Education Presentation_20240215_1512...
Colorful Handcrafted Literature Creative Education Presentation_20240215_1512...
 
GNB.pptx
GNB.pptxGNB.pptx
GNB.pptx
 
GNB.pptx
GNB.pptxGNB.pptx
GNB.pptx
 
BAB 5.pptx
BAB 5.pptxBAB 5.pptx
BAB 5.pptx
 
Sejarah Indinesia 12 .pptx
Sejarah Indinesia 12 .pptxSejarah Indinesia 12 .pptx
Sejarah Indinesia 12 .pptx
 
Materi ips bab 15 lembaga internasional kelas 9
Materi ips bab 15 lembaga  internasional kelas 9Materi ips bab 15 lembaga  internasional kelas 9
Materi ips bab 15 lembaga internasional kelas 9
 
GERAKAN NON BLOK by MUH. NURUDDIN YUSUF ARDIN.pptx
GERAKAN NON BLOK by MUH. NURUDDIN YUSUF ARDIN.pptxGERAKAN NON BLOK by MUH. NURUDDIN YUSUF ARDIN.pptx
GERAKAN NON BLOK by MUH. NURUDDIN YUSUF ARDIN.pptx
 
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptxPPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
PPT_PERANAN_PIAGAM_PBB.pptx
 
Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)
Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)
Pbb (Perserikatan Bangsa Bangsa)
 
KELOMPOK 8.pptx
KELOMPOK 8.pptxKELOMPOK 8.pptx
KELOMPOK 8.pptx
 

Perkembangan gerakan non blok

  • 1. ARIF BANAR RIZZALLI Tujuan GNB = menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neo- kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik GNB didirikan berdasarkan dengan landasan hasil KAA di Bandung 1955 Pernyataan ini berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip- prinsip Nehru Isi Dasasila Bandung 1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). 2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa. 3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil. 4. Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain. 5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian mahupun secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB. 6. (a) Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara-negara besar, (b) Tidak melakukan campur tangan terhadap negara lain. 7. Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi mahupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara. 8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, atau penyelesaian masalah hukum , ataupun lain-lain cara damai, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB. 9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama. 10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional
  • 2. Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok Indonesia berperan penting dalam Gerakan Non-Blok, beberapa peran Indonesia antara lain sebagai berikut : Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB; Indonesia menjadi pemimpin GNB tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di Jakarta. Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1991 Perkembangan GNB Gerakan Non-Blok tidak pernah didirikan sebagai organisasi formal, tetapi menjadi nama untuk merujuk kepada peserta Konferensi Kepala Negara atau Pemerintah Non-Blok Negara pertama kali diadakan pada tahun 1961. Istilah "non-alignment" itu sendiri diciptakan oleh VK Krishna Menon pada tahun 1953 sambutannya di PBB . Teman Menon, Jawaharlal Nehru menggunakan kalimat dalam pidato 1954 di Kolombo, Sri Lanka. Dalam sambutannya, Nehru menjelaskan lima pilar yang akan digunakan sebagai panduan untuk hubungan Sino-India , yang pertama kali diajukan olehPerdana Menteri China Zhou Enlai Berikut ini diuraikan KTT yang pernah dilakukan oleh GNB sejak tahun 1961-2012. Akan tetapi yang akan dibahas hanya yang pentin-penting saja. 1. KTT I GNB di Biograd pada tanggal 1- 6 September 1961. Konfrensi ini diselenggarakan disebabkan oleh adanya krisis Kuba, dari uUni Soviet membangun pangkalan peluru kendali secara besar-besaran di daerah tersebut. Tentu saja AS berkeberatan dan terjadi ketegangan diantara mereka, yang pada akhirnya mengganggu perdamaian dunia, jika ketegangan itu beer;anjut apalagi dikwatirkan pecah perang nuklir yang hebat. Oleh karena itu Negara-negara yang tergabung dalam wadah GNB berusaha mendamaikan ketegangan itu melalui penyelenggaraan KTT ini. Pada KTT I ini dihadiri oleh 23 negra yaitu: 1) Yogoslavia, 2) Kuba, 3) Afganistan, 4) Aljazair, 5) Birma(atau Myanmar sekarang), 6) Kamboja, 7) Indonesia, 8) India. 9) Mesir, 10) Sri Lanka, 11) Ghana, 12) Saudi Arabia, 13) Tunusia, 14) Etiopia, 15) Mali, 16) Goenia, 17) Libanon, 18) Maroko, 19) Saudan, 20) Nepal, 21) Irak, 22) Cytrus dan 23) Somali.
  • 3. KTT I ini menghasilkan keputusan yang dituangkan dalam “Declaration of Biograd” yang isinya sebagai berikut. 1. Menghentikan perang dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur, sehingga dunia tidak lagi tertimpa perang yang lebih hebat dari perang yang telah terjadi. 2. Berusah mendamaikan Amerika Serika dengan USSR, dengan mengirimkan duta GNB seperti Soekarno presiden RI dan Modibo Presiden Mali untuk menemui presiden Amerika Serikat menyampaikan isi Deklarasi Biograd. Befitu pula untuk menemui pimpinan di Negara USSR, GNB juga mengirim dutanya yaitu J. Nehru PM India dan Nkrumah presiden Gana untuk bertemu dengan presiden Chrushcev dan menyampaikan pesan yang dimuat dalam Deklarasi Biograd. Atas kunjungan tokoh-tokoh GNB itu, kedua Negara adidaya yang saling tegang itu akhirnya menghormati hasik KTT Biograd 1961, sehingga ketegangan duni mereda untuk sementara waktu. 2. KTT II GNB diselenggarakan di Ibu kota Mesir, Kaoiro pada tahun 1964. Pada konfrensi ini dihadiri oleh 46 negara dengan rincian 23 negara peserta KTT I juga hadir ditambah juga 23 negara baru, yaitu 1) Anggola, 2) Burundu, 3) Kamerun, 4) Republik Afrika Tengah, 5) Chad, 6) Kongo Brazavelle, 7) Mauritania, 8) Yordania, 9) Kenya, 10) Kwait, 11) Laos, 12) Afrika Barat Daya, 13) Liberia, 14) Libia, 15) Malawi, 16) Negeria, 17) Sinegal,18) Siera Lione, 19) Syria, 20) Togo, 21) Tanganyika, 22) Sansibar dan 23) Sambia. Penambahan peserta konfrensi sebesar 100% ini berarti Negara-negara yang tergabung dalam wadah GNB ini menyadari betul bahwa gerakan ini dianggap justru lebih menguntungkan posisimya sebagai Negara yang lemah dan baru berkembang sehingga tidak akan terseret kedalam pertikaian akibat pengaruh hegemoni yang diperebutkan oleh kedua Negara adidaya diatas. Adapun hasil penting KTT II di Kairo itu antara lain: 1. Aksi bersama untuk mebebaskan Negara-negara yang masih terjajah, dan menentang atau menhapuskan segala bentuk kolonialisme, imperialism dan neokolonialisme. 2. Menghormati hak menetukan nasib sendiri. 3. Penghapusan rasdiskriminasi dan politik Apharteid. 4. Hidup berdampingan secara damai sesuai prinsip PBB. 5. Menghormati kedaulatan dan wilayah Negara lain.
  • 4. 6. Penyelesaian perselisihan secara damai tanpa ancaman dan kekerasan. 7. Perlucutan senjata secara umum dan menyeluruh penghapusan senjata nuklir. 8. Menolak adanya fakta militer, pangkalan asing dan pasukan asing. 9. Meningkatkan peranan PBB dalam maslah internasional. 10. Mengembangkan kerjasama ekonomi antar anggota. 11. Kerjasama kebudayaan, ilmu pengetahuan dan pendidikan. 3. KTT III GNB, dilaksanakan di Luzaka (Zambia) Pada tahun 1970 dihadiri oleh 59 negara. Ini artinya pada konfrensi ketiga ini bertambah 13 negara lagi, yang meliputi: 1) Batswana, 2) Kongo, 3) Guenea Katulistiwa, 4)Guyana, 5)Yamaica, 6) Leshato, 7) Khinshasa, 8) Malaysia, 9) Ruanda,10) Yaman, 11) Singapura,12) Swasilan, dan 13) Trinidat. Pada KTT III ini RI diwakili oleh presiden Soekarno. 4. KTT IV GNB, dilaksanakan pada tahun 1973 di kota aljazair, sedangkan KTT V diselenggarakan di Colombo pda tahun 1976 yang dihadiri oleh 94 negara. 5.KTT V – Kolombo, 16 Agustus 1976 – 19 Agustus 1976 6. KTT VI diselenggarakan di Havana, Kuba pada tahun 1979. Pada saat konfrensi dilaksanakan situasi dunia penuh dengan gejolak, yang ditandai oleh adanya invansi USSR ke Afganistan dan adanya konflik diantara anggota GNB, yakni adanya invansi Vietnam ke Kamboj, konflik Irak-Iran, dan keluarnya Myanmar dari keanggotaan GNB. Pada konfrensi ini mulai tampil pemikiran guna menyusun tata ekonomi dunia baru, program komuditi terbaru dan dana bersama, dan negosiasi global. 7. KTT VII GNB yang diselenggarakan di New Delhi pada tahun 1983. Pada saat konfrensi dilaksanakan dunia sedang ketakutan akibat terjadinya perang dingion yang disertai perlombaan perlombaan senjata nuklir antara AS dan USSR, serta kondisi ekonomi dunia dilanda krisis. Jumlah peserta yang hadir pada konfrensi tersebut sebanyak 101 negara. Konfrensi ini menhasilkan apa yang dikenal dengan “Pesan New Delhi (New Delhi Message),
  • 5. yang isinya mendesak negar-negar adkuasa menghentikan perlombaan senjata nuklir dan merundingkan perubahan struktur ekonomi dunia, serta menganjurkan agar terciptanya kemandirian bersama. 8. KTT VIII GNB di Harare, Zimbabwe pada tahun 1986 dihadiri oleh 101 negara. Pada saat konfrensi ke – 8 diselenggarakan keadaan dunia sudah mulai berubah yakni di USSR tampil Michael Gorbachec yang melakukan perubaha yang cukup signifikan yang dikenal dengan istilah “ Glas-nost dan Parestroika” sehingga perlombaan senjata nuklir mulai mereda, tetapi keadaan dikawasan Timur Tengah cukup tegang akibat dari gerakan yang dilakukan oleh rakyat Palestina. Hasil dari konfrensi ini, diantaranya adalah mendesak agar segera diadakan konfrensi prdamaian di Timur Tengah; mengatasi masalah hutang luar negeri Negara berkembang yang tergabung dalam wadah GNB; meperbaiki struktur perekonomia dunia; dan mengusahakan perdamaian dunia. 9. KTT IX GNB dilaksanakan di Beograd, Yogoslavia pada tahun 1989. Peserta yang hadir sebanya 102 negara. Pada saat konfrensi dilaksanakan dunia sudah tidak teganag lagi karena perang dingin sudah selesai. Akan tetapi perekonomian di Negara-negara ketiga cukup parah kecuali kawasan Asia tenggara dan Asia Timur. Walaupun tidak lagi dunia dikwatirkan oleh perang, tetapi dunia dikotak-kotakan dalam blok- blok ekonomi baru yang cenderung eklusip seperti MEE, Pasar bersama AS, Canada, dan Meksik, serta kerajaan wilayah Pasifik. Disamping itu banya Negara menjalan proteksi dan masalah hutang luar negeri Negara berkembang. 10. KTT X GNB diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1992. Konfrensi ini berlangsung pada tangga 1-6 September 1992 yang dihadiri oleh 108 negara. Ketika dilaksanakan pertemuan ini dunia sudah berubah, dalam arti perang dingin sudah tidak ada lagi ditandai dengan bubarnya USSR. Walaupun demikian bukan berarti eksitensi GNB tidak diperlukan lagi tetapi justru perannya sangat penting untuk membatasi dominasi AS dan Negara- negara maju serta munculnya blok-blok ekonomi baru. Oleh karena dipandang perlu ntuk mempertahankan eksistensi GNB, maka pada KTT X ini dilaukan langkah-langkah konkret yaitu mendirikan forum dan perangkat organisasi baru, diantaranya Biro Koordinasi Non Blok di PBB, dan Kelompok Kerja Tingkat Tinggi. Jadi, konfrensi ini diharapak dapat menghasilkan karya
  • 6. yang lebih nyata dan berbeda dengan KTT GNB sebelumnya yang hanya pertemuan 3 tahunan para petinggi Negara anggota. Bertolak dari itu maka KTT GNB X di Jakarta 1992 menghasilkan sesuatu yang sangat penting bagi arah perjuangan GNB yang cukup penting hasik konfrensi tiu dikenal dengan “pesan Jakarta atau The Jakarta Message” yang terdiri dari 27 Diktum yang intinya adalah kesempatan dari GNB untuk ikut menyusun tata dunia baru yang demokratis, yang mengutamakan perdamaian, keadilan, keamanan, pembangunan, demokrasi dan, pengkayaan HAM. Disamping itu pesan Jakarta, berisi juga harapan untuk restrukturisasi, Revitalisasi Demokrasi PBB, mendukung perjuangan rakyat Palestina dan menuntut Israel agar keluar dari wilayah Arab dab Yerusalem yang didudukinya; serta mengecam politik Apharteid di Afrika Selatan dan mendukung warga kulit hitam. Pada pertemuan ini juga dinilai bahwa struktur ekonomi dunia belum adil sehingga meninbulkan kesenjangan antara Negara maju dengan Negara yang berkembang dalam bidang kesejahteraan dan teknologi. Untuk itu GNB juga mengajak masyarakat dunia untuk memerangi kemiskinan dan keterbelakakangan dengan mengembangkan SDM. Disamping itu dikritik pula bahwa negar- negar maju tidak bersedia menyelesaikan perundingan negosiasi perdagangan multilateral di putaran Uruguay. Dialog utara-selatan perlu ditingkatkan, dan mengalakkan hubungan selatan- selatan, termasuk dengan kelompok 77. Disepakati pula oleh GNB bahwa HAM itu bersifat universal, tetapi tidak menyetujui pendiktean konsep HAM dari Negara-negara maju terhadap Negara-negara berkembang untuk kepentingan tertentu dan menyambut baik hasil KTT Bumi di Rio de Janeiro atau Brazil 11. KTT XI GNB di Cartagena, Colombia pada tahun 1995. Dalam KTT kali ini, secara resmi presiden akan menyerahkan jabatan kepemimpinan GNB periode 1992-1995 kepada presiden Colombia Ernesto Samper, sebagai ketua GNB masa bakti 1995-1998 sekaligus tuan rumah KTT XI GNB yang berlangsung pada tanggal 17-20 oktober 1995. Serah terima kepala BPK GNB Nana Sutresna menambahkan, tidak seperti KTT X di Jakarta, KTT XI kali ini akan diwarnai dengan acara serah terima jabatan secara resmi dari Indonesia kepada Colombia, yang akan dilakukan dalam pembukaan siding. Di Jakarta acara ini tidak bisa dilaksanakan karena posisi Yogoslavia sebagai ketua sebelumnya, tidak memungkinkan presiden Soeharto juga akan menyampaikan laporan pertanggungjawaban selama menjadi ketua GNB. Usai menyerahkan palu kepemimpinan kepada presiden Samper, presiden Soeharo juga akan menyerahkan buku laporan resmi kegiatan GNB dibawah kepemimpinan Indonesia kepada Colombia. Sepeerti pada umumnya, KTT akan didahului dengan pertemuan
  • 7. para pejabat tinggi (SOM atau Senior Oficial Meeting) pada tanggal 14 Oktober, lalu peertemuan tingkat menteri luar negeri atau KTM tanggal 16-17 Oktober, diimbangi dengan pembentukan komite politik dan komunike ekonomi. Komite politik kali ini jatuh pada jatah Asia, sedang komite ekonomi akan diketahui salah satu Negara Afrika. Menyinggung masalah Kaukus GNB, Nana Sutresna mengatakan kepala Negara akan mengadakan pertemuan khusus dari bertukar pikiran guna mengkoordinasikan cara menghadapi siding khusus 50 tahun PBB. Pelasanaan KTT XII GNB, pada tahun 1998 dan sebagai tuan rumah adalah Afrika Selatan yang kebetulan sebagai ketua GNB. Selanjutnya kepemimpinan GNB jatuh pada tangan Bangladesh dan berhak pula sebagai tuan rumah penyelenggara KTT XIII tahun 2001. Akan tetapi tidak bisa diselenggarakan karena rezim baru banglasdesh menganggap GNB tidak arti yang penting lagi. Karena itu konfrensi GNB tidak biasa berlangsung dan baru tahun 2003 dapat dilangsungkan dan penyelenggaranya adalah negeri Jiran atau Malaysia. 12. KTT XII – Durban, 2 September 1998 – 3 September 1998 13. KTT XIII GNB di Kuala Lumpur, Malaysia 2003. Pertemuan ke-13 ini menghasilakan apa yang dikenal dengan “deklarasi Kuala Lumpur” yang intinya sebagai berikut. Deklarasi yang merujuk pada peningkatan peran dan pentingnya GNB dalam mencapai tujuan melalui serangkaian tindakan. Misalnya mengonsolidasikan kekuatan yang menyatukan anggota GNB. Para kepala Negara dan pemerintahan yang tergabung dalam GNB sepakat bahwa untuk mencapai revitalisasi GNB, mereka harus melaksanakan setia upaya menuju terciptanya dunia banyak kutub melalui perkuatan peran PBB yang memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Dalam Deklarasi Kualalumpu yang berlandaskan pada Deklarasi Bandung 1955 dan dikeluarkan pada akhir KTT, para kepala negar dan kepala pemerintahan menyampaikan keinginan agar PBB meningkatkan hak asasi manusia, pembangunan ekonomi, social dan penghormatan hokum internasional sebagaimana tercamtum dalam piagam PBB. Akhirnya Deklarasi Kuala Lumpur disepakati oleh para kepala Negara dan pemerintahan GNB. Kuala Lumpur menjadi tuan rumah KTT ke-13 GNB yang berlangsung selama 20-25 Februari. Perhelatan akbar itu diawali oleh pertemuan tertutup dua hari ditingkat pejabat senior (SOM), lalu pertemuan tertutup tingkat menlu SOM dibagi dalam dua komite, yaitu komite politik serta komite social ekonomi. Sementara petemuan tingkat menteri dibagi dalam empat kelompok kerja guna membahas berbagai masalah internasional saat ini, termasuk konflik Irak, Palestina, dan Korut. Dalam Deklarasi Kuala Lumpur, mereka menyatakan bahwa setelah lebih 40 tahun sejak GNB berdiri dan setelah melalui banyak tantangan dan rintangan,
  • 8. sudah tiba waktunya secara menyeluruh mengkaji peran, susunan, dan metode kerja GNB. Tuuannya agar GNB dfapat mengikuti Zaman dan kondisi baru serta dapat lebih memperkuat gerakan. Dengan terjadinya peningkatan globalisasi dan kemajuan cepat ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia telah berubah secar drastic. Misalnya negar kaya memaksakan pengaruh dalam menentukan sifat dan arah hubungan internasional termasuk hubungan ekonomi dan perdagangan serta ketentuan yang mengatur hubungan itu dalam banyak hal bahkan mengorbankan Negara berkembang, sebagai mana yang dikatakan oleh Menlu Malaysia Hamid Albar. Karena itu GNB harus menanggapi dengan menjamin relevansi dan manffat yang berlanjut bagi anggota-anggotanya. Untuk menjadi tindakan, mereka menetapkan sebilan upaya yaitu meningkatkan persatuan engan dasr persatuan dan sejara perjuangan bersama serta memelihara upaya menjamin semua kepentingan terus ditingkatkan dan keprihatinan ditangani penuh kritik. Lalu menegakkan prinsip dasar GNB dan piagam PBB dalam memelihara serta meningkatkan perdamaian dunia melalui dialog dan diplomasi dikalangan Negara anggota, dan menghindarkan penggunaan kekuatan untuk menyelesaikan konflik. Disisi lain, meningkatkan serta memperkuat banyak pihak sebagai sarana yang harus ada dalam memelihara kepentingan Negara anggota GNB dan PBB, mendorong Demokratisasi. Sistem pemerintahan internasional guna meningkatkan keterlibatan. Negara berkembang dalam pengambilan keputusan tingkat internasional. Upaya lain, bersikap pro aktif dalam menghadapi perkembangan internasional tertama yang berdamapak pada anggota GNB dengan tujuan menjamin GNB tidak tersisih, tetapi berada di pusat proses pengambilan keputusan tingkat internasional; memperkuat kemampuan nasonal untuk meningkatkan kelenturan individu dan kolektif meningkatkan kerjasama selata- selatan pada semua bidang hubungan, tertama social, politik, budaya, ekonomi dan ilmu pengetahuan. Meningkatkan hubungan kerjasama yang lebih dinamis dengan Negara industry maju dengan dasar keterlibatan konstruktif, kemintraan luas dan saling menguntungkan; mendorong interaksi dan kerjasama lebih besar dengan berbagai organisasi masyarakat di Negara anggota GNB, sector swasta dan anggota parlemen dengan pengakuan bahwa merejka dapat memainkan para konstruktif sasaran bersama GNB. Sementara itu saat menutup KTT GNB di Kuala Lumpur ini, PM Malaysaya Mahathir Muhammad menyatakan bahwa kesejahteraan dunia akan lebih baik oleh system banyak pihak yang kuat. Itu, ujarnya berawal dari PBB yang lebih mewakili dan demoratis daripada system satu pihak yang dilandaskan atas dominasi satu Negara. Kita bertekad member dukungan kuat yang berkelanjutan pada PBB, “ Kata Mahathir.” Kita juga telah menyaksikan tantangan baru yang dihadapi GNB antara lain ancaman terorisme internasional. Kita harus memainkan peran dalam upaya internasional guna memerangi ancaman ini, “ Ujarnya pula. Pada pertemuan yang dihadiri oleh 114 negara itu GNB juga mensahkan masuknya Timor Leste, Saint Vincent, Granada sebagai anggota baru GNB dibentuk dengan tujuan membebaskan rakyat dari kolonisasi, tertama di timur Tengah-tempat Israel menduduki
  • 9. wilayah bangsa lain dan tak mau melaksanakan hokum internasional serta resolusi PBB, disamping tak bersedia memberi rakyat Palestina hak paling dasar mereka menetukan nasib sendiri dan berdirinya Negara Palestina merdeka. GNB didirikan berdasarkan dengan landasan hasil KAA di Bandung 1955 dengan salah satu tujuan utama menghapuskan kolonisasi Mahathir mengatakan Negara anggota GNB juga menhadapi globalisasi dan mesti melancarkan upaya bagi integrasi Negara berkembang kedalam tatanan baru politik, ekonomi, dan kemanusian global. Kendati demikian, katanya revolusi dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi dengan cepat mengubah dunia dan memperlebar perbedaan digital antara dunia maju dan berkembang. “jelas demikian kepentingan kita, GNb harus memperkokoh persatuan dan kebersamaan serta berbicara dengan satu suara mengenai maslah penting. meski kita tak perlu melakukan pendekatan konfrontatif, kita juga tak perlu bersikap bertahan dalam hubungan dengan Negara maju, “ kata Mahathir.” Semua tantangan itu memerlukan tanggapan mendesak yang cocok, straegi yang jelas dan pragmatis, serta tindakan yang terkoodinasi dengan baik.” Semua pendekatan kita adalah pendekatan yang baik dan sejalan dengan prinsip keadailan dan demokrasi,” ujar Mahathir.” 14. KTT XIV – Havana, 11 September 2006 – 16 September 2006 Pertemuan puncak (KTT) ke-14 Gerakan Non-Blok yang beranggotakan 118 negara dan berlangsung pada 15-16 September di Havana, Kuba, secara resmi dibuka pada Jumat pagi waktu Havana namun Presiden Kuba Fidel Castro Ruz ternyata tidak dapat hadir dalam pembukaan tersebut. Dengan demikian, sidang-sidang KTT akan dipimpin oleh adik Fidel, yaitu Raul Castro Ruz. KTT ke-14 GNB itu sendiri berlangsung di tengah kritik bahwa gerakan non-blok sudah tidak cocok dengan perkembangan dunia saat ini yang sudah tidak mengenal kepentingan Blok Barat dan Blok Timur. Sementara Indonesia bersikeras bahwa gerakan tersebut masih sangat relevan dengan perkembangan jaman, terutama dalam membantu negara-negara dunia ketiga dalam mengatasi kemiskinan dan memajukan kerjasama di bidang perdagangan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Acara pembukaan dipimpin oleh Ketua GNB saat ini, PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, di International Convention Center (ICC)-Havana, yang dihadiri oleh presiden/perdana menteri dari setidaknya 50 negara, termasuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Yang terlihat paling ekspresif adalah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Saat
  • 10. berbicang dengan Raul, ia terlihat mengepal-ngepalkan tangannya. Iran, salah satu pengritik paling keras terhadap Amerika Serikat, diyakini akan menjadikan GNB sebagai panggung untuk mencari dukungan bagi pengembangan program nuklir Iran untuk tujuan damai. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad sebelumnya telah mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin negara berkembang di Havana, dan mendapat dukungan kuat bagi Teheran dalam kasus nuklir negaranya. Ahmadinejad hadir di KTT di Kuba saat Amerika Serikat terus mendesak dikenakannya sanksi terhadap Iran yang telah mengabaikan batas waktu 31 Agustus untuk menghentikan pengayaan uranium. Sementara delegasinya melakukan lobi untuk mendapatkan dukungan lebih lanjut dari 118 anggota Gerakan Non Blok (GNB), Ahmadinejad mengadakan pertemuan dengan beberapa mitranya di sela-sela pertemuan GNB dari 11 hingga 17 September. Ia mendapat dukungan kuat dari Presiden Venezuela Hugo Chavez selama KTT 18 negara berkembang (G-15) yang digelar bersamaan dengan pertemuan GNB hari Kamis. "Saya tidak akan beranjak dari sini sebelum ada dukungan tetap bagi Iran," kata Presiden Venezuela itu. GNB memiliki anggota 116 negara, yaitu 53 dari Afrika, 38 Asia, 24 Amerika Latin dan Karibia serta 1 dari Eropa (Belarusia). Jumlah negara GNB bertambah menjadi 118 dengan masuknya Haiti dan St. Kitts dan Nevis sebagai anggota baru. Banyak pengamat menganggap GNB sudah tidak relevan, tapi para diplomat-diplomat Indonesia mengatakan GNB justru bisa membantu memajukan kualitas penduduk negara dunia ketiga melalui pemajuan kerjasama ekonomi perdagangan. Indonesia juga melihat bahwa hal-hal yang nyata yang dapat dilakukan GNB adalah dengan menggerakkan dan menambah pusat-pusat GNB di berbagai negara, seperti yang sudah dilakukan oleh Indonesia melalui NAM center yang berpusat di Jakarta. hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok KTT GNB atau yang sering disebut di luar negeri dengan singkatan NAM - Non Aligned Movement. Ada 2 dokumen penting yang bisa dibaca, yang merupakan refleksi suasana "revolusi kecil-kecilan" terhadap dominasi amerika serikat. Dokumen pertama tentang “DECLARATION ON THE PURPOSES AND PRINCIPLES AND THE ROLE OF THE NON-ALIGNED MOVEMENT IN THE PRESENT INTERNATIONAL JUNCTURE” atau "Deklarasi Pripsip dan Tujuan dan Peran Gerakan Non Blok Dalam Situasi
  • 11. Internasional Saat Ini" dan dokumen kedua, dokumen lengkap tentang berbagai hal penting hasil konferensi, yang saya rasa menjadi pondasi penting bagi negara-negara ketiga di selatan 15. KTT GNB XV digelar di Sharm el Sheik, Mesir, tanggal 15 dan 16 Juli 2009 Lebih dari 50 pemimpin negara berkembang membicarakan tindakan mengatasi krisis ekonomi global guna mencegah terulangnya krisis. Dunia memerlukan sistem keuangan yang lebih adil terhadap negara berkembang, demikian disepakati para pemimpin negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok di Sharm el Sheik, Mesir, hari Rabu (15/07). Dalam kesempatan itu, Presiden Kuba Raul Castro mengatakan bahwa negara berkembanglah yang paling menderita akibat krisis keuangan. “Dan seperti biasanya, negara kaya merupakan penyebab krisis, yang dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi internasional yang tidak logis, yang tergantung pada prinsip pasar buta dan konsumsi, dan kekayaan pihak tertentu,“ tambah Castro. Castro juga menyerukan dibentuknya “sistem ekonomi berimbang“. Krisis keuangan global juga berdampak buruk pada Kuba. Negara kecil di kepulauan Karibia itu mengalami penurunan produksi dalam negeri dan terpaksa menutup sejumlah pabriknya. Mesir juga mengalami hal mirip. “Kami menghadapi bagian terbesar dampak krisis, tekanan dan penderitaannya,“ ungkap Presiden Mesir Hosni Mobarak. Mesir tahun ini mendapat giliran untuk memimpin organisasi Gerakan Non Blok, setelah sejak tiga tahun lalu dipegang oleh Kuba. “Kami menyerukan adanya sistem baru di bidang politik internasional, ekonomi dan perdagangan. Sistem yang lebih berimbang supaya dapat mencegah diskriminasi dan standar ganda, memenuhi kepentingan semua pihak, mempedulikan negara berkembang, dan menciptakan perundingan demokratis antara negara kaya dan miskin,“ demikian dikatakan Hosni Mobarak. Sementara itu, Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo, yang juga hadir mengatakan, “Masalah yang menimpa kemanusiaan ini sangat parah. Bukan saatnya lagi untuk menerapkan ideologi dengan kaku, sementara orang-orang miskin semakin menderita.” Macapagal-Arroyo menambahkan, Gerakan Non Blok dapat memberikan reaksi lebih baik dengan berbicara “satu suara”. Pemimpin Libya Muammar Gaddafi juga memberikan pidato di depan para pemimpin negara berkembang yang hadir di pertemuan puncak di Sharm el Sheik. Gaddafi menyerukan Gerakan Non Blok untuk membentuk dewan keamanan sendiri sebagai penyeimbang Dewan Keamanan
  • 12. PBB. Dikatakannya, “Dewan Keamanan PBB tidak punya kekuasaan terhadap negara-negara terkuat dunia.” “Kita tidak punya akses menuju organisasi internasional, seperti Dewan Keamanan PBB dan Dana Moneter Internasional,” demikian ditambahkan Gaddafi. Menurut Gaddafi, Dewan Keamanan PBB hanya berfungsi untuk anggota tetapnya. Sementara IMF, walau pun namanya internasional, IMF hanya mendahulukan kepentingan kelompok tertentu. Dalam pertemuan hari pertama KTT Non Blok di Sharm el Sheik, kelompok Hamas Palestina mengeluarkan pernyataan tertulis mengimbau para pemimpin negara untuk membantu mengakhiri blockade di Jalur Gaza. Presiden Kuba Raul Castro menegaskan kembali dukungan Gerakan Non Blok terhadap warga Palestina dan “negara Arab yang diduduki”. Castro mengatakan, masalah ini tetap berada di agenda teratas Gerakan Non Blok. Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok kali ini telah menjembatani komunikasi negara- negara yang menghadapi ketegangan hubungan. Perdana Menteri India Mahmohan Singh dan Perdana Menteri Pakistan Yousouf Raza Gilani bertemu untuk membicarakan kemungkinan perundingan damai. Menteri Luar Negeri India Shri Shivshankar Menon dan Menteri Luar Negeri Pakistan Salman Bashir, hari Selasa (14/07), sudah bertemu untuk membicarakan peristiwa serangan bom di Mumbai, November lalu. India menuding kelompok militan Lashkar-e-Taiba dari Pakistan mendalangi peristiwa tersebut. 16. KTT GNB XVI di Teheran Iran. 26-31 Agustus 2012 TT GNB ke-16 berakhir pada Jumat (31/8) dan menghasilkan berbagai kesepakatan dalam sebuah deklarasi final, di antaranya; dukungan terhadap program nuklir sipil Iran, penolakan sanksi sepihak Amerika Serikat anti-Iran, dukungan terhadap perjuangan bangsa Palestina, memerangi Islamphobia, rasisme, dan pemusnahan senjata nuklir. Menurut dokumen Venezuela akan menjadi tuan ruman KTT GNB berikutnya