SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 6
Downloaden Sie, um offline zu lesen
TUGAS MATA KULIAH
KRITIK SENI RUPA 2 SMESTER
ANTARA PRAGENAP 2012/2013




     Nama : Sofa Bagus Panuntun
         NIM : 2450406007
       Prodi : Seni rupa murni

FAKULTAS BAHASA DAN SENI
   UNIVERSITAS NEGERI
       SEMARANG
Sekilas tentang kritik seni
   Adalah sebuah aktifitas dalam rangka menanggapi sebuah karya seni, di mana sebuah
karya seni tersebut dapat mempunyai nilai tertentu baik dari segi kualitas (apa yang
terkandung di dalam karya seni tersebut), segi ekonomis (price/harga),dsb. Dalam aktifitas ini
dibutuhkan beberapa elemen penting di antaranya adalah seniman, karya seni, dan
masyarakat. Dalam pengklasifikasiannya pun, masing-masing elemen tersebut dibagi menjadi
beberapa bagian di antaranya sebagai berikut:
   -   Seniman : meliputi seniman rupa (perupa), seniman musik (musisi), seniman tari (penari),
       seniman novel (novelis), seniman bahasa(sastrawan) ,seniman peran (aktor/aktris), dsb.
   -   Karya seni : Lukisan, patung, puisi, novel, lagu, film, dsb
   -   Masyarakat : Kritikus seni, kolektor seni, penikmat/pecinta seni, kurator, dsb.
Oleh karena itu, sebuah aktifitas kritik seni harus mempunyai beberapa bagian tersebut di
atas. Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan
untuk memahami kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari
kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut.
   Di sisi lain, kritik seni tersebut mempunyai jenis masing-masing sesuai dengan kebutuhan
dan porsinya. Hal ini berfungsi untuk mempermudah pengategorian terhadap kritik seni tersebut
supaya sebuah kritik seni dapat dipahami dan tersampaikan kepada penikmat seni secara tepat.
Berikut ini adalah beberapa jenis kritik yang biasanya digunakan oleh para kritikus seni dalam
rangka menkritik sebuah karya seni.
1. Kritik Populer, Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi
massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja
lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Dalam tulisan kritik populer, umumnya
dipergunakan gaya bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.
2. Kritik Jurnalis, Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya
disampaikan secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat kabar. Kritk ini
hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam. Kritik jurnalistik
sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama
karena sifat dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya
3. Kritik Keilmuan, Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dengan
wawasan pengetahuan, kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menilai /menanggapi sebuah
karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji
kepakarannya dalam bidang seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah
atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali
dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai
lelang.
4. Kritik Kependidikan, Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan
mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik ini
umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas
karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis ini termasuk yang digunakan oleh guru
di sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.
          Demikian sekilas penjabaran tentang kritik seni yang biasanya digunakan oleh para krikus
seni dalam mengkritik sebuah karya seni tertentu. Dari ulasan tersebut di atas, di sini kemudian
saya jabarkan kritik seni terhadap sebuah karya seni yang dibuat oleh seniman rupa “Putu
Sutawijaya”.
Biografi seniman




Nama             : Putu Sutawijaya

Lahir            : Angseri, Baturiti, Tabanan, Bali, 27 November 1970

Pendidikan       : Sekolah Menengah Seni Rupa Denpasar, Bali (1987-1991),

Jurusan Seni Lukis Institut Seni Indonesia Yogyakarta

(1991-1998)

Penghargaan : Sketsa Terbaik Dari Departemen Seni Rupa, ISI, Yogyakarta (1991),

Lukisan Cat Air Terbaik Dari Departemen Seni Rupa, ISI, Yogyakarta (1991),

Lukisan Cat Minyak Terbaik dari Departemen Seni Rupa, ISI, Yogyakarta (1992),

Seni Rupa terbaik dari ISI Yogyakarta pada Dies Natalis ke-11 di ISI, Yogyakarta (1995),

The Best 10 Artists, Philip Morris Indonesia Art Awards (1999),

Lempad Prize dari Sanggar Dewata Indonesia (2000)
Gambar karya seni rupa murni




" Kau Sentuh dengan Energi " | Putu Sutawijaya (1970)

Kategori   : Lukisan
Media      : Cat minyak di atas canvas
Ukuran     : 145 x 200 cm
Deskripsi karya
       Pada karya dengan judul “Kau Sentuh dengan Energi” yang di buat oleh seniman rupa
Putu Sutawijaya ini dilukis menggunakan cat minyak pada kanvas berukuran 145x200 cm.
Terdapat enam obyek figur manusia yang telah distilisasi sesuai karakter/gaya lukis Putu
Sutawijaya. Penempatan obyek tergambar dengan komposisi sejajar horisontal dan vertikal
yang dibagi menjadi dua bagian diantaranya tiga obyek berada di atas sementara tiga obyek
lainnya berada di bawah.

         Obyek pertama berada di pojok kiri atas yaitu figur manusia yang tergambar dengan
posisi kaki bersila dan membungkuk menghadap ke kiri dengan kepala merunduk di atas
tangan yang dilipat. Obyek kedua berada di bagian tengah atas. Obyek tersebut tergambar
dengan posisi horisontal membelakangi audience. Kedua tangan dan kaki obyek tersebut
terlipat dengan hanya terlihat masing-masing satu bagian saja. Obyek ketiga berada di pojok
kanan atas. Sama seperti obyek pertama, obyek ketiga ini menghadap ke kiri dengan kaki
bersila, tangan ditekuk dan kepala merunduk. Berlanjut pada obyek keempat, obyek ini
berada pada posisi kiri bawah lukisan. Obyek ini tergambar tengkurap seakan-akan melayang
dengan posisi kaki dan tangan lurus. Pada obyek kelima, figur manusia tergambar dengan
posisi hampir mirip dengan obyek keempat. Tetapi obyek kelima ini tidak dalam posisi
tengkurap melainkan berdiri membelakangi audience dengan kaki tegak lurus ke bawah dan
terlihat satu tangan yang ditekuk. Terakhir obyek keenam, figur manusia tergambar dengan
posisi berdiri membelakangi penonton dengan pinggang yang sedikit ditekuk ke kiri. Kedua
tangan dari obyek keenam ini ditekuk secara siku berhadapan ke kanan dan kiri.

        Penggunaan warna pada karya ini meliputi warna merah, coklat, dan hitam. Warna
merah terdapat pada hampir seluruh background lukisan yang sedikit dikombinasikan dengan
warna coklat. Warna hitam terdapat figur manusia dan berfungsi sebagai outline dan rambut
figur manusia tersebut yang tergambar secara impresif. Terakhir warna coklat terdapat pada
keduanya (figur manusia dan background) dan tergambar secara impresif dan dinamis. Unsur
garis yang terdapat pada karya ini adalah garis-garis organis yang tergambar secara impresif
menggunakan warna-warna tersebut.

Analisis karya

         Kekhasan karya seni yang dibuat oleh Putu Sutawijaya ini mempunyai cita rasa
ketimuran (nusantara pada khususnya). Khasanah nusantara tersebut dapat terlihat melalui
kombinasi warna yang digunakan yaitu warna coklat, merah, dan hitam. Sesuai dengan
daerah kelahiran Putu Sutawijaya yaitu Bali, daerah tersebut identik dengan warna merah,
putih, dan hitam. Mengusung Trimurti kuat secara landscape paling essential. (
http://republika.rumah123.com/detil-berita-properti/15988).

       Putu Sutawijaya berhasil mengkombinasikan warna-warna tersebut sehingga
menghasilkan sebuah energi visual yang berlahan mampu memunculkan sebuah sugesti
ketenangan pada tahap tertentu. Hal itu dapat dilihat dari karya tersebut, betapa panjangnya
proses penjiwaan dan pendewasaan terhadap sebuah karya seni. Kedewasaan itu akhirnya
berpangkal pada tingkatan spiritualitas yang tinggi yang mungkin tidak dapat terjangkau oleh
nalar sehat manusia pada umumnya. Sebagai contoh tidak akan pernah ada satupun manusia
yang bisa mengukur kualitas cinta seseorang karena hal itu adalah relatif. Begitu pula
relatifitas yang terdapat pada karya ini. Terdapat sebuah refleksi pembentukan energi
kejiwaan yang mampu mewakili gejolak yang dialami oleh Putu Sutawijaya pada saat
berproses.

        Ketika melihat kembali fungsi karya seni sebagai media refleksi dan interaksi, peran
karya ini cukup mewakili tentang ungkapan yang cukup lama tertahan, sehingga pada titik
tertentu ungkapan itu meluap menjadi sebuah realitas non fiktif. Realitas itu diwakili dengan
adanya sapuan-sapuan warna merah impresif yang menurut bahasa simbol adalah sebuah
amarah, kegigihan, emosional, tekanan yang bersatu padu menjadi sebuah gejolak.
Perbentukan-perbentukan figur manusia yang tedapat pada karya itu sebenarnya adalah
pengubahan sebuah esensi yang terdapat pada otak manusia yang berangsur terus-menerus
sehingga menjadi sebuah perbentukan padat kasap mata. Hal inilah yang biasa orang
menyebunya “kekuatan fikiran”.

       Berbagai macam transisi dimensi yang telah ia lalui tahap demi tahap telah ia lampaui
karena perwujutan bentuk figur manusia yang terdapat pada karya tersebut menyimbolkan
akan hal tersebut. Mulai dari sebuah bentuk figur yang berusaha melompat tanpa tumpuan
apapun, kemudian dia mampu melayang dengan posisi mulai terbang, hingga akhirnya
terhempas tanpa batas ruang dan waktu. Mengingat kebanyakan orang timur meyakini bahwa
segala sesuatu yang terdapat pada alam semesta dikendalikan oleh sebuah energi atau
kekuatan besar yang menaunginya maka, dapat diprediksi bahwa Putu Sutawijaya
menjadikan intilah itu sebagai dasar dari karya dengan judul “Kau Sentuh dengan Energi” ini
bahwa, yang menjadikan seorang Putu Sutawijaya seperti ini bukanlah dirinya, melainkan
apa yang menguasainya.

       Demikian kritik seni terhadap karya Putu Sutawijaya, sekian dan terima kasih.



                                                                      Oleh : Bagus panuntun

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

Contoh proposal pameran lukisan
Contoh proposal pameran lukisanContoh proposal pameran lukisan
Contoh proposal pameran lukisanRespati Kasih
 
Kuliah 8 Kritikan Seni STPM 2012
Kuliah 8 Kritikan Seni  STPM 2012Kuliah 8 Kritikan Seni  STPM 2012
Kuliah 8 Kritikan Seni STPM 2012Norhayati Ismail
 
Apresiasi Karya Seni - I nyoman gunarsa
Apresiasi Karya Seni - I nyoman gunarsaApresiasi Karya Seni - I nyoman gunarsa
Apresiasi Karya Seni - I nyoman gunarsaLisa Tri Setiawati
 
HBAE4303 APRESIASI DAN KRITIKAN SENI
HBAE4303 APRESIASI DAN KRITIKAN SENIHBAE4303 APRESIASI DAN KRITIKAN SENI
HBAE4303 APRESIASI DAN KRITIKAN SENImuhammad
 
Senbud x bs
Senbud x bsSenbud x bs
Senbud x bsdodohQ
 
Kelas 11 sma_seni_budaya
Kelas 11 sma_seni_budayaKelas 11 sma_seni_budaya
Kelas 11 sma_seni_budayaandreirawan1111
 
presentasi Pagelaran dan kritik teater
presentasi Pagelaran dan kritik teaterpresentasi Pagelaran dan kritik teater
presentasi Pagelaran dan kritik teaterSiti Nur Ainie
 
Seni arca
Seni arcaSeni arca
Seni arcamradzi
 
Proposal SenRup oleh Wiranda Dellarosa
Proposal SenRup oleh Wiranda DellarosaProposal SenRup oleh Wiranda Dellarosa
Proposal SenRup oleh Wiranda DellarosaOcha_Official
 
Makalah Seni Rupa (Ilustrasi, Lukis, Patung, Bangunan, Kerajinan, Reklame, De...
Makalah Seni Rupa (Ilustrasi, Lukis, Patung, Bangunan, Kerajinan, Reklame, De...Makalah Seni Rupa (Ilustrasi, Lukis, Patung, Bangunan, Kerajinan, Reklame, De...
Makalah Seni Rupa (Ilustrasi, Lukis, Patung, Bangunan, Kerajinan, Reklame, De...Thufailah Mujahidah
 
Pert 7 teori probabilitas
Pert 7  teori probabilitasPert 7  teori probabilitas
Pert 7 teori probabilitasOhan Handiyanto
 
RPP SMP Seni Budaya Kelas IX
RPP SMP Seni Budaya  Kelas IXRPP SMP Seni Budaya  Kelas IX
RPP SMP Seni Budaya Kelas IXDiva Pendidikan
 

Andere mochten auch (20)

kritik musik
kritik musikkritik musik
kritik musik
 
Contoh proposal pameran lukisan
Contoh proposal pameran lukisanContoh proposal pameran lukisan
Contoh proposal pameran lukisan
 
Kuliah 8 Kritikan Seni STPM 2012
Kuliah 8 Kritikan Seni  STPM 2012Kuliah 8 Kritikan Seni  STPM 2012
Kuliah 8 Kritikan Seni STPM 2012
 
Maher Zain - Insya Allah
Maher Zain - Insya AllahMaher Zain - Insya Allah
Maher Zain - Insya Allah
 
Apresiasi Karya Seni - I nyoman gunarsa
Apresiasi Karya Seni - I nyoman gunarsaApresiasi Karya Seni - I nyoman gunarsa
Apresiasi Karya Seni - I nyoman gunarsa
 
HBAE4303 APRESIASI DAN KRITIKAN SENI
HBAE4303 APRESIASI DAN KRITIKAN SENIHBAE4303 APRESIASI DAN KRITIKAN SENI
HBAE4303 APRESIASI DAN KRITIKAN SENI
 
Senbud x bs
Senbud x bsSenbud x bs
Senbud x bs
 
Kelas 11 sma_seni_budaya
Kelas 11 sma_seni_budayaKelas 11 sma_seni_budaya
Kelas 11 sma_seni_budaya
 
presentasi Pagelaran dan kritik teater
presentasi Pagelaran dan kritik teaterpresentasi Pagelaran dan kritik teater
presentasi Pagelaran dan kritik teater
 
seni buudaya kelas x
seni buudaya kelas xseni buudaya kelas x
seni buudaya kelas x
 
Seni arca
Seni arcaSeni arca
Seni arca
 
Bab 2 Kelas X Seni Budaya
Bab 2 Kelas X Seni Budaya Bab 2 Kelas X Seni Budaya
Bab 2 Kelas X Seni Budaya
 
Proposal SenRup oleh Wiranda Dellarosa
Proposal SenRup oleh Wiranda DellarosaProposal SenRup oleh Wiranda Dellarosa
Proposal SenRup oleh Wiranda Dellarosa
 
Makalah Seni Rupa (Ilustrasi, Lukis, Patung, Bangunan, Kerajinan, Reklame, De...
Makalah Seni Rupa (Ilustrasi, Lukis, Patung, Bangunan, Kerajinan, Reklame, De...Makalah Seni Rupa (Ilustrasi, Lukis, Patung, Bangunan, Kerajinan, Reklame, De...
Makalah Seni Rupa (Ilustrasi, Lukis, Patung, Bangunan, Kerajinan, Reklame, De...
 
Contoh Proposal
Contoh ProposalContoh Proposal
Contoh Proposal
 
Bab III Kelas XI Seni Budaya
Bab III Kelas XI Seni BudayaBab III Kelas XI Seni Budaya
Bab III Kelas XI Seni Budaya
 
Pert 7 teori probabilitas
Pert 7  teori probabilitasPert 7  teori probabilitas
Pert 7 teori probabilitas
 
Bab IV Kelas XI Seni Budaya
Bab IV Kelas XI Seni BudayaBab IV Kelas XI Seni Budaya
Bab IV Kelas XI Seni Budaya
 
Psv3105
Psv3105Psv3105
Psv3105
 
RPP SMP Seni Budaya Kelas IX
RPP SMP Seni Budaya  Kelas IXRPP SMP Seni Budaya  Kelas IX
RPP SMP Seni Budaya Kelas IX
 

Kritik seni rupa karya putu sutawijaya

  • 1. TUGAS MATA KULIAH KRITIK SENI RUPA 2 SMESTER ANTARA PRAGENAP 2012/2013 Nama : Sofa Bagus Panuntun NIM : 2450406007 Prodi : Seni rupa murni FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
  • 2. Sekilas tentang kritik seni Adalah sebuah aktifitas dalam rangka menanggapi sebuah karya seni, di mana sebuah karya seni tersebut dapat mempunyai nilai tertentu baik dari segi kualitas (apa yang terkandung di dalam karya seni tersebut), segi ekonomis (price/harga),dsb. Dalam aktifitas ini dibutuhkan beberapa elemen penting di antaranya adalah seniman, karya seni, dan masyarakat. Dalam pengklasifikasiannya pun, masing-masing elemen tersebut dibagi menjadi beberapa bagian di antaranya sebagai berikut: - Seniman : meliputi seniman rupa (perupa), seniman musik (musisi), seniman tari (penari), seniman novel (novelis), seniman bahasa(sastrawan) ,seniman peran (aktor/aktris), dsb. - Karya seni : Lukisan, patung, puisi, novel, lagu, film, dsb - Masyarakat : Kritikus seni, kolektor seni, penikmat/pecinta seni, kurator, dsb. Oleh karena itu, sebuah aktifitas kritik seni harus mempunyai beberapa bagian tersebut di atas. Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut. Di sisi lain, kritik seni tersebut mempunyai jenis masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan porsinya. Hal ini berfungsi untuk mempermudah pengategorian terhadap kritik seni tersebut supaya sebuah kritik seni dapat dipahami dan tersampaikan kepada penikmat seni secara tepat. Berikut ini adalah beberapa jenis kritik yang biasanya digunakan oleh para kritikus seni dalam rangka menkritik sebuah karya seni. 1. Kritik Populer, Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Dalam tulisan kritik populer, umumnya dipergunakan gaya bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam. 2. Kritik Jurnalis, Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat kabar. Kritk ini hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam. Kritik jurnalistik sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena sifat dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya 3. Kritik Keilmuan, Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menilai /menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali
  • 3. dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang. 4. Kritik Kependidikan, Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik ini umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis ini termasuk yang digunakan oleh guru di sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni. Demikian sekilas penjabaran tentang kritik seni yang biasanya digunakan oleh para krikus seni dalam mengkritik sebuah karya seni tertentu. Dari ulasan tersebut di atas, di sini kemudian saya jabarkan kritik seni terhadap sebuah karya seni yang dibuat oleh seniman rupa “Putu Sutawijaya”. Biografi seniman Nama : Putu Sutawijaya Lahir : Angseri, Baturiti, Tabanan, Bali, 27 November 1970 Pendidikan : Sekolah Menengah Seni Rupa Denpasar, Bali (1987-1991), Jurusan Seni Lukis Institut Seni Indonesia Yogyakarta (1991-1998) Penghargaan : Sketsa Terbaik Dari Departemen Seni Rupa, ISI, Yogyakarta (1991), Lukisan Cat Air Terbaik Dari Departemen Seni Rupa, ISI, Yogyakarta (1991), Lukisan Cat Minyak Terbaik dari Departemen Seni Rupa, ISI, Yogyakarta (1992), Seni Rupa terbaik dari ISI Yogyakarta pada Dies Natalis ke-11 di ISI, Yogyakarta (1995), The Best 10 Artists, Philip Morris Indonesia Art Awards (1999), Lempad Prize dari Sanggar Dewata Indonesia (2000)
  • 4. Gambar karya seni rupa murni " Kau Sentuh dengan Energi " | Putu Sutawijaya (1970) Kategori : Lukisan Media : Cat minyak di atas canvas Ukuran : 145 x 200 cm
  • 5. Deskripsi karya Pada karya dengan judul “Kau Sentuh dengan Energi” yang di buat oleh seniman rupa Putu Sutawijaya ini dilukis menggunakan cat minyak pada kanvas berukuran 145x200 cm. Terdapat enam obyek figur manusia yang telah distilisasi sesuai karakter/gaya lukis Putu Sutawijaya. Penempatan obyek tergambar dengan komposisi sejajar horisontal dan vertikal yang dibagi menjadi dua bagian diantaranya tiga obyek berada di atas sementara tiga obyek lainnya berada di bawah. Obyek pertama berada di pojok kiri atas yaitu figur manusia yang tergambar dengan posisi kaki bersila dan membungkuk menghadap ke kiri dengan kepala merunduk di atas tangan yang dilipat. Obyek kedua berada di bagian tengah atas. Obyek tersebut tergambar dengan posisi horisontal membelakangi audience. Kedua tangan dan kaki obyek tersebut terlipat dengan hanya terlihat masing-masing satu bagian saja. Obyek ketiga berada di pojok kanan atas. Sama seperti obyek pertama, obyek ketiga ini menghadap ke kiri dengan kaki bersila, tangan ditekuk dan kepala merunduk. Berlanjut pada obyek keempat, obyek ini berada pada posisi kiri bawah lukisan. Obyek ini tergambar tengkurap seakan-akan melayang dengan posisi kaki dan tangan lurus. Pada obyek kelima, figur manusia tergambar dengan posisi hampir mirip dengan obyek keempat. Tetapi obyek kelima ini tidak dalam posisi tengkurap melainkan berdiri membelakangi audience dengan kaki tegak lurus ke bawah dan terlihat satu tangan yang ditekuk. Terakhir obyek keenam, figur manusia tergambar dengan posisi berdiri membelakangi penonton dengan pinggang yang sedikit ditekuk ke kiri. Kedua tangan dari obyek keenam ini ditekuk secara siku berhadapan ke kanan dan kiri. Penggunaan warna pada karya ini meliputi warna merah, coklat, dan hitam. Warna merah terdapat pada hampir seluruh background lukisan yang sedikit dikombinasikan dengan warna coklat. Warna hitam terdapat figur manusia dan berfungsi sebagai outline dan rambut figur manusia tersebut yang tergambar secara impresif. Terakhir warna coklat terdapat pada keduanya (figur manusia dan background) dan tergambar secara impresif dan dinamis. Unsur garis yang terdapat pada karya ini adalah garis-garis organis yang tergambar secara impresif menggunakan warna-warna tersebut. Analisis karya Kekhasan karya seni yang dibuat oleh Putu Sutawijaya ini mempunyai cita rasa ketimuran (nusantara pada khususnya). Khasanah nusantara tersebut dapat terlihat melalui kombinasi warna yang digunakan yaitu warna coklat, merah, dan hitam. Sesuai dengan daerah kelahiran Putu Sutawijaya yaitu Bali, daerah tersebut identik dengan warna merah, putih, dan hitam. Mengusung Trimurti kuat secara landscape paling essential. ( http://republika.rumah123.com/detil-berita-properti/15988). Putu Sutawijaya berhasil mengkombinasikan warna-warna tersebut sehingga menghasilkan sebuah energi visual yang berlahan mampu memunculkan sebuah sugesti ketenangan pada tahap tertentu. Hal itu dapat dilihat dari karya tersebut, betapa panjangnya proses penjiwaan dan pendewasaan terhadap sebuah karya seni. Kedewasaan itu akhirnya berpangkal pada tingkatan spiritualitas yang tinggi yang mungkin tidak dapat terjangkau oleh
  • 6. nalar sehat manusia pada umumnya. Sebagai contoh tidak akan pernah ada satupun manusia yang bisa mengukur kualitas cinta seseorang karena hal itu adalah relatif. Begitu pula relatifitas yang terdapat pada karya ini. Terdapat sebuah refleksi pembentukan energi kejiwaan yang mampu mewakili gejolak yang dialami oleh Putu Sutawijaya pada saat berproses. Ketika melihat kembali fungsi karya seni sebagai media refleksi dan interaksi, peran karya ini cukup mewakili tentang ungkapan yang cukup lama tertahan, sehingga pada titik tertentu ungkapan itu meluap menjadi sebuah realitas non fiktif. Realitas itu diwakili dengan adanya sapuan-sapuan warna merah impresif yang menurut bahasa simbol adalah sebuah amarah, kegigihan, emosional, tekanan yang bersatu padu menjadi sebuah gejolak. Perbentukan-perbentukan figur manusia yang tedapat pada karya itu sebenarnya adalah pengubahan sebuah esensi yang terdapat pada otak manusia yang berangsur terus-menerus sehingga menjadi sebuah perbentukan padat kasap mata. Hal inilah yang biasa orang menyebunya “kekuatan fikiran”. Berbagai macam transisi dimensi yang telah ia lalui tahap demi tahap telah ia lampaui karena perwujutan bentuk figur manusia yang terdapat pada karya tersebut menyimbolkan akan hal tersebut. Mulai dari sebuah bentuk figur yang berusaha melompat tanpa tumpuan apapun, kemudian dia mampu melayang dengan posisi mulai terbang, hingga akhirnya terhempas tanpa batas ruang dan waktu. Mengingat kebanyakan orang timur meyakini bahwa segala sesuatu yang terdapat pada alam semesta dikendalikan oleh sebuah energi atau kekuatan besar yang menaunginya maka, dapat diprediksi bahwa Putu Sutawijaya menjadikan intilah itu sebagai dasar dari karya dengan judul “Kau Sentuh dengan Energi” ini bahwa, yang menjadikan seorang Putu Sutawijaya seperti ini bukanlah dirinya, melainkan apa yang menguasainya. Demikian kritik seni terhadap karya Putu Sutawijaya, sekian dan terima kasih. Oleh : Bagus panuntun