SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 31
BACAAN SHOLAT

Moh. Badrus Sholeh, M.Pd.I
Melisankan niat

Niat adalah ruh dari setiap tindakan. Baik dan buruknya tindakan tergantung
pada niat. Rasulullah SAW bersabda:

“Segala tindakan semata-mata berdasar niatnya. Dan bagi setiap seorang apa
yang dia niatkan.”
Demikian juga dalam ibadah shalat. Niat merupakan Rukun yang pertama. Dan
oleh karena niat terletak dalam hati, maka disunnatkan melisankan
(mengucapkan secara lisan) niat tersebut demi menuntun hati, menghindarkan
rasa was-was dan demi mengakomodasi pendapat ulama yang mewajibkan
melisankannya.[2]
Rasulullah SAW dalam beberapa kesempatan juga melisankan niat.
Diriwayatkan dari Anas bahwa dia mendengar Rasulullah membaca:

“Aku penuhi panggilan-Mu, melaksanakan umrah dan haji”
Hadits di atas memang berkenaan dengan ibadah haji. Tetapi tentu saja dapat
diqiaskan pada ibadah-ibadah lain, seperti berwudlu, shalat, puasa, zakat dan
lain sebagainya. Karena itu membaca        ….. hukumnya sunnat. Dan oleh
karena hanya sunnat, maka bagi yang tidak membacanya niat tetap sah
asalkan hati telah membersitkannya.
BACAAN IFTITAH
                                                                                                       -



        “Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau
        menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dan kesalahan-
        kesalahanku, sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku
        dari kesalahan-kesa-lahanku dengan salju, air dan air es”.[1]


        Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu, Maha Berkah akan nama-Mu, Maha
        Tinggi kekayaan dan kebe-saranMu, tiada Ilah yang berhak disem-bah selain
        Engkau.[2]




[1]   HR. Al-Bukhari 1/181 dan Muslim 1/419.
[2]   HR. Empat penyusun kitab Sunan, dan lihat Shahih At-Tirmidzi 1/77 dan Shahih Ibnu Majah 1/135.
-




 -. “Akumenghadap kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi, dengan me-megang agama yang lurus dan aku tidak
 tergolong orang-orang yang mus-yrik. Sesungguhnya shalat, ibadah dan hidup serta matiku adalah untuk Allah.
 Tuhan seru sekalian alam, tiada sekutu bagiNya, dan karena itu, aku diperintah dan aku termasuk orang-orang
 muslim.
 Ya Allah, Engkau adalah Raja, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau, engkau Tuhanku dan aku ada-
 lah hambaMu. Aku menganiaya diriku, aku mengakui dosaku (yang telah kula-kukan). Oleh karena itu ampunilah
 selu-ruh dosaku, sesungguhnya tidak akan ada yang mengampuni dosa-dosa, ke-cuali Engkau. Tunjukkan aku pada
 akhlak yang terbaik, tidak akan menunjukkan kepadanya kecuali Engkau. Hindarkan aku dari akhlak yang jahat, tidak
 akan ada yang bisa menjauhkan aku daripada-nya, kecuali Engkau. Aku penuhi pang-gilanMu dengan kegembiraan,
 seluruh kebaikan di kedua tanganMu, kejelekan tidak dinisbahkan kepadaMu. Aku hidup dengan pertolongan dan
 rahmatMu, dan kepadaMu (aku kembali). Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Aku minta ampun dan bertaubat
 kepadaMu”.[1]

                                                                                                              -

 . “Ya Allah,
            Tuhan Jibrail, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Tuhan yang mengetahui yang
 ghaib dan nyata. Engkau yang menjatuh-kan hukum (untuk memutuskan) apa yang mereka (orang-orang kristen dan
 yahudi) pertentangkan. Tunjukkanlah aku pada kebenaran apa yang diper-tentangkan dengan seizin dariMu. Se-
 sungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang yang Eng-kau kehendaki”.[2]

[1]   HR. Muslim 1/534
[2]   HR. Muslim 1/534.
-

        “AllahMaha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak,
        segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci
        Allah di waktu pagi dan sore”. (Diucap-kan tiga kali). “Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan dan godaan
        setan”.[1]
                                                                                                                                                           -



                                                                               n


        32. Apabila Nabi n shalat Tahajud di waktu malam, beliau membaca: “Ya, Allah! BagiMu segala puji, Engkau ca-
        haya langit dan bumi serta seisinya. Ba-giMu segala puji, Engkau yang meng-urusi langit dan bumi serta seisinya.
        BagiMu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. BagiMu segala puji dan bagi-
        Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. BagiMu segala puji, Engkau benar, janjiMu benar, firmanMu benar,
        bertemu denganMu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (ter-utusnya) para nabi adalah
        benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dariMu), kejadian hari Kiamat adalah benar. Ya Allah, kepadaMu
        aku menye-rah, kepadaMu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepadaMu aku kemba-li (bertaubat), dengan
        pertolonganMu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepadaMu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan
        hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lewat dan yang akan datang. Engkaulah yang
        mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku,
        tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.[                                   2]




[1]   HR. Abu Dawud 1/203, Ibnu Majah 1/265 dan Ahmad 4/85. Muslim juga meriwayatkan hadits senada dari Ibnu Umar, dan di dalamnya terdapat kisah 1/420.
[2]   HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari 3/3, 11/116, 13/371, 423, 465 dan Muslim meriwayatkannya dengan ringkas 1/532.
DALIL MEMBACA BASMALAH
Kesahihan Dalil Basmalah
Hadits Basmalah (3/554)
Dalil Basmalah (3/554)
Dalil Basmalah (3/555)
Dalil Basmalah (3/558)
Dalil Basmalah (3/568-569)
Kesahihan Dalil Basmalah
• Al-Imam Abu Syamah al-Maqdisi berkata:
  “Ketahuilah bahwa hadits-hadits yang
  menerangkan mengeraskan bacaan basmalah
  dalam shalat banyak sekali, riwayatnya
  mencapai 21 orang sahabat Nabi  Mereka
                                     .
  meriwayatkannya dari Nabi  sebagian dapat
                                 ,
  difahami dari redaksi periwayatannya. Tidak ada
  riwayat dari Nabi yang menegaskan membaca
  basmalah dengan pelan, kecuali dua riwayat.
  Pertama, riwayat dha’if dari Ibn Mughaffal, dan
  kedua riwayat dari Anas yang mengandung illat
  dan tidak dapat dijadikan hujjah.
Dalil Basmalah (3/569)
Kesahihan Dalil Basmalah
• Adapun hadits-hadits yang menerangkan
  mengeraskan bacaan basmalah dalam shalat,
  maka hujjah dari hadits-hadits tersebut
  menjadi keharusan karena kesahihannya,
  yaitu hadits yang diriwayatkan dari enam
  orang sahabat, yaitu Abu Hurarirah, Ummu
  Salamah, Ibn Abbas, Anas, Ali bin Abi Thalib
  dan Samurah bin Jundub 
Kesahihan Dalil Basmalah (1/292)
Kesahihan Dalil Basmalah (1/292-293).
ORANG PERTAMA YANG MEMBACA BASMALAH
            DENGAN PELAN

• Al-Hafizh Ibn Hajar berkata: “Amr bin Sa’id bin
  al-’Ash, penguasa dari Bani Umayah, yang
  dijuluki Lathim al-Syaithan (yang ditempeleng
  syetan), adalah orang pertama yang membaca
  basmalah dengan pelan, karena bermaksud
  menyelisihi sahabat Abdullah bin al-Zubair
  yang membaca keras. Hal ini diriwayat-kan
  oleh al-Syafi’i dan lainnya dengan sanad yang
  shahih”.
ORANG PERTAMA YANG MEMBACA
BASMALAH DENGAN PELAN (2/273)
Qunut
                                 
“Diriwayatkan dari Anas Ibn Malik  Beliau berkata, “Rasulullah 
                                         .
senantiasa membaca qunut ketika shalat subuh sehingga beliau wafat.”
(Musnad Ahmad bin Hanbal, juz III, hal. 162 [12679], Sunan al-Daraquthni,
juz II, hal. 39 [9]).
Sanad hadits ini shahih sehingga dapat dijadikan pedoman. Imam Nawawi di
dalam kitab al-Majmu’ menegaskan:




“Hadits tersebut adalah shahih. Diriwayatkan oleh banyak ahli hadits dan
mereka kemudian menyatakan kesahihannya. Di antara orang yang
menshahihkannya adalah al-Hafizh Abu Abdillah Muhammad bin Ali al-
Balkhi serta al-Hakim Abu Abdillah di dalam beberapa tempat di dalam kitab
al-Baihaqi. Al-Daraquthni juga meriwayatkannya dari berbagai jalur sanad
yang shahih.” (Al-Majmu’, juz III, hal. 504).
QUNUT SHUBUH
• Dan dari Al Awwam bin Hamzah:
                                             •

• “Aku bertanya pada Abu Utsman tentang
  masalah qunut dalam shalat Shubuh. Dia
  menjawab, “Setelah ruku’”. Aku bertanya lgi,
  “Dari siapa?” Dia menjawab, “Dari Abu BAkar,
  Umar dan Utsman”.
Doa Qunut
                            Doa qunut ada tiga macam
Pertama, doa Qunut Nazilah, yaitu doa yang dibacakan setelah ruku’ (i’tidal) pada
rakaat terakhir shalat. Hukumnya sunnah hai’ah (kalau lupa tertingal tidak
disunatkan bersujud sahwi). Qunut Nazilah dilaksanakan karena ada peristiwa
(mushibah) yang menimpa, seperti bencana alam, flu burung dan lainnya



Qunut Nazilah ini mencontoh Rasulullah SAW Yang memanjatkan doa Qunut
Nazilah selama satu bulan atas mushibah terbunuhnya qurra’ (para sahabat
Nabi SAW yang hafal al Qur’an) di sumur Ma’unah. Juga diriwayatkan dari
Abi Hurairah ra. bahwa “Rasulullah SAW kalau hendak mendoakan untuk
kebaikan seseorang atau doa atas kejahatan seseorang, maka beliau doa
qunut setelah ruku’ (HR. Bukhori dan Ahmad).
Kedua, qunut shalat witir. Menurut pengikut Imam Abu Hanifah (hanafiyah)
qunut witir dilakukan dirakaat yang ketiga sebelum ruku’ pada setiap shalat
sunnah. Menurut pengikut Imam Ahmad bin Hambal (hanabilah) qunut witir
dilakukan setelah ruku’. Menurut Pengikut Imam Syafi’i (syafi’iyyah) qunut witir
dilakukan pada akhir shalat witir setelah ruku’ pada separuh kedua bulan
Ramadlan. Akan tetapi menurut pengikut Imam Malik qunut witir tidak
disunnahkan.

 Ketiga, doa qunut pada raka’at kedua shalat Shubuh. Menurut pengikut Imam
 Abu Hanifah dan Imam Ahmad doa qunut shalat Shubuh hukumnya tidak
 disunnahkan karena hadits Nabi SAW bahwa ia pernah melakukan doa qunut
 pada saat shalat Fajar selama sebulan telah dihapus (mansukh) dengan ijma’
 sebagaiman diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud:



 Diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud: Bahwa Nabi SAW telah melakukan doa qunut
 selama satu bulan untuk mendoakan atas orang-orang Arab yang masih
 hidup, kemudian Nabi SAW meninggalkannya.” (HR. Muslim)
Mengacungkan Jari Telunjuk Ketika Tasyahhud
Ulama madzhab Syafi’i berpendapat bahwa ketika duduk membaca
Tasyahhud dalam shalat, sunnat hukumnya meletakkan kedua telapak tangan
di atas kedua paha serta menggenggam seluruh jari tangan kanan kecuali jari
telunjuk. Mereka juga berpendapat sunnat hukumnya mengangkat jari
telunjuk tersebut dengan tanpa mengerak-gerakkannya ketika sampai pada
bacaan        . Praktek tersebut adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits
yang diriwayatkan dari Ali bin Abdurrahman Al Mu’awiy yang mengatakan:


“Rasulullah SAW ketika duduk dalam shalat, meletakkan telapak tangan
kanan di atas paha kanan, menggenggam semua jari-jari dan member
isyarat dengan jari telunjuk yang di sebelah jempol serta meletakkan telapak
tangan kanan di atas paha kanan”
Sedangkan hikmah di balik praktek demikian ini adalah sebagai symbol
penegasan dalam mengesakan Allah SWT. [2]
TAMBAHAN KALIMAT SAYYIDINA

Menyertakan kalimat “SAYYIDINA” dalam sighat shalawat atas Nabi ketika shalat tidak
membatalkan shalat bahkan sebaliknya mayoritas ulama seperti Ibn Dhahirah, Ibn Hajar,
al-Kurdi, az-Zayadi, al-Halibiy dan lainnya menyatakan bahwa menyertakannya dalam
sighat shalawat lebih utama daripada meniadakannya. Adapun hadits Rasulullah SAW
dalam tataca…ra bershalawat berikut :



Dari Abi Sa’id alkhudri berkata :” kami berkata kepada Rasulullah :” wahai Rasulullah, ini
adalah salam untukmu, lalu bagaimana cara kami bershalawat kepadamu ?”, maka
Rasulullah berkata :” ucapkanlah :


Jika kita melihat hadits di atas, kita ketahui bahwa Rasulullah memerintahkan bacaan
shalawat dengan tanpa menyertakan kalimat “SAYYIDINA”. Hal ini akan memberikan
kesan bahwa para ulama’ yang berpendapat lebih utama bershalawat dengan
menyertakan kalimat “SAYYIDINA” itu tidak melaksanakan apa yang diperintahkan oleh
Rasulullah SAW. Mereka berpendapat demikian mendasarkan pada “sulukul adab
khoirun min imtitsalil amri” (adab kepada Rasulullah (dengan memanggil yang lebih
mulia) adalah lebih utama daripada melaksanakan perintah beliau).
sebagian ulama’ lainnya seperti alhabib Abdullah bin
Alawi Al-Haddad mendasarkan pada “imtitsalul amri
khoirun min sulukil adab” (melaksanakan perintah
Rasulullah lebih utama daripada memperhatikan adab),
sehingga mereka menyatakan bershalawat dengan tanpa
menyertakan kalimat “SAYYIDINA” itu lebih utama
daripada dengan menyertakannya.

Dan Asnawi di dalam kitab Al-Muhimmaat mengemukakan ucapan
Syeikh Izzud-din bin Abdus-salam, ia berkata : “Pada prinsipnya
pembacaan shalawat di dalam tasyahhud itu hendaklah ditambah
dengan lafaz “sayyidina”, demi mengikuti adab dan menjalankan
perintah. Atas yang pertama hukumnya mustahab (sunnah).
Adapun riwayat hadits yang dijadikan hujjah larangan mengucapkan
kalimat “SAYYID” kepada Rasulullah oleh sebagian golongan adalah tidak
benar dan batil. Hadits yang mereka maksudkan adalah :
                                                                       }
  janganlah kalian mengucapkan kalimat “sayyid” kepadaku”
Hadits ini tidak memiliki dasar sama sekali, bahkan dalam segi bahasa
termasuk kesalahan fatal yang tidak mungkin diucapkan oleh Nabi
sebagai paling fasihnya orang arab dalam bertutur kata. Hal ini
dikarenakan kalimat “sayyid“ berasal dari kata “          – yang
seharusnya ketika menginginkan makna seperti dalam hadits, maka
dengan redaksi “              dan bukanlah dengan “               Oleh
karena itu, pernyataan ini tidak bisa dijadikan hujjah pelarangan
memanggil “sayyid” kepada Rasulullah SAW.
Dan sahabat Ibnu Mas’ud mengemukakan sebuah hadits yang bunyinya :
“Perbaguslah shalawat kepada Nabimu.”
Imam Ramli dan Imam Ibnu Hajar sepakat, bahwa penambahan lafaz “sayyidina”
dalam shalawat atas Nabi SAW, baik dalam shalat maupun di luar shalat, hukumnya
sunnah.
Dan ketika Imam Suyuthi ditanya orang tentang hadits yang artinya : “Janganlah
kamu men-sayyid-kanaku dalam shalat !”, beliau menjawab : “Sebenarnya
Rasulullah tidak menambahkan kata ‘sayyidina’ ketika mengajarkan shalawat
kepada para sahabatnya, disebabkan oleh ketidaksukaan beliau pada kemegahan.
Karena itulah dalam salah satu hadits, beliau mengatakan : ‘Aku adalah sayyid
(penghulu) manusia, dan tidak angkuh.’
“Tetapi kita, sebagai ummatnya, wajib menghormati dan mengagungkan beliau. Hal
itu telah diajarkan Allah kepada kita dalam firman-Nya, yang melarang kita
menyebut Rasulullah SAW dengan nama saja, yakni :

“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian
kamu kepada sebagian (yang lain).” (Q.S. An-Nuur: 63)
Mengusap Wajah Seusai Shalat
Setiap kali usai berdo’a Rasulullah SAW mengusap wajah. Dalam hadits yang
diriwayatkan dari As Sa’ib bin Yazid dari ayahnya disebutkan:

“Bahwa ketika berdoa Rasulllah SAW mengangka kedua tangan dan mengusap wajah
dengan kedua tangan”
Demikian juga bagi orang yang telah usai melaksanakan shalat disunnatkan mengusap
wajahnya dengan kedua tangan, sebab secara bahasa kata shalat mempunyai arti berdo’a
karena memuat do’a-do’a. Maka orang yang melaksanakan shalat otomatis memanjatkan
do’a. Dan oleh karena itu disunnatkan baginya mengusap wajah setiap kali usai
melaksanakan shalat.
Praktek demikian juga didukung oleh hadits yang diriwayatkan dari Anas dalam Kitab
Ibnu As Sunniy:


Ketika selesaishalat Rasulullah SAW mengusap kening beliau dengan tangan kanan,
keudian membaca: Asyhadu An Lailaha illa Allah Ar Rahman Ar Rahim, Allahumma
Adzhib „Anni Al Hamm wa Al Hazan”





“Dari Abi Juhaifah ia berkata, “Pada sebuah perjalanan, Rasulullah 
melaksanakan shalat Dhuhur dan Ashar dua rakaat, sedangkan di
depannya terdapat tongkat dan ada seorang perempuan yang
berjalan di belakangnya. (setelah shalat) orang-orang berdiri
memegang tangan Rasulullah  dan menyentuhkannya ke wajah
mereka. Akupun berdiri dan memegang tangan beliau dan
menyentuhkannya ke wajahku. Maka aku merasakan tangan beliau
lebih sejuk dari salju dan lebih harum dibandingkan minyak misik.”
Bersalaman setelah shalat




“Dianjurkan berjabat tangan dan hukumnya sunnah
untuk dilakukan setiap selesai shalat dan tiap kali
bertemu” (Hasyiyah al-Thahawi ‘Ala Maraaqi al-Falah, juz
1, hal 345)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (18)

Tata sholat tahajjud
Tata sholat tahajjudTata sholat tahajjud
Tata sholat tahajjud
 
Shalat
ShalatShalat
Shalat
 
Makalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukMakalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyuk
 
Zikir dan doa
Zikir dan doaZikir dan doa
Zikir dan doa
 
Shalat Dhuha
Shalat DhuhaShalat Dhuha
Shalat Dhuha
 
Bahan perjumpaan sumur kali ke 2
Bahan perjumpaan sumur  kali ke 2Bahan perjumpaan sumur  kali ke 2
Bahan perjumpaan sumur kali ke 2
 
Hadits hadits qudsi - muwaththa malik
Hadits hadits qudsi - muwaththa malikHadits hadits qudsi - muwaththa malik
Hadits hadits qudsi - muwaththa malik
 
Power Point Agama Islam
Power Point Agama IslamPower Point Agama Islam
Power Point Agama Islam
 
Sholat dhuha
Sholat dhuhaSholat dhuha
Sholat dhuha
 
Shalat dhuha
Shalat dhuhaShalat dhuha
Shalat dhuha
 
Cr008 tata cara shalat rasul utk lelaki perempuan
Cr008  tata cara shalat rasul utk lelaki perempuanCr008  tata cara shalat rasul utk lelaki perempuan
Cr008 tata cara shalat rasul utk lelaki perempuan
 
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholatAncaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
 
Shalat dhuha 02
Shalat dhuha   02Shalat dhuha   02
Shalat dhuha 02
 
Syahadatain
SyahadatainSyahadatain
Syahadatain
 
1.1.4.08.080 hukum shalat
1.1.4.08.080 hukum shalat1.1.4.08.080 hukum shalat
1.1.4.08.080 hukum shalat
 
Dzikir dan Do'a Setelah Sholat
Dzikir dan Do'a Setelah SholatDzikir dan Do'a Setelah Sholat
Dzikir dan Do'a Setelah Sholat
 
Doa, solat sunat dan zikir munajat
Doa, solat sunat dan zikir munajatDoa, solat sunat dan zikir munajat
Doa, solat sunat dan zikir munajat
 
Shalat dhuha
Shalat dhuhaShalat dhuha
Shalat dhuha
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (6)

Islam
IslamIslam
Islam
 
Melihat sholat nabi
Melihat sholat nabiMelihat sholat nabi
Melihat sholat nabi
 
2 unit 2
2 unit 22 unit 2
2 unit 2
 
(Sadn1013 h) kump 19
(Sadn1013 h) kump 19(Sadn1013 h) kump 19
(Sadn1013 h) kump 19
 
Bacaan solat-per-kata
Bacaan solat-per-kataBacaan solat-per-kata
Bacaan solat-per-kata
 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
 

Ähnlich wie Bacaan shalat

Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salamId sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salamSejahtera Affif
 
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salamId sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salamSMPN4Cianjur
 
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarMuhsin Hariyanto
 
Bacaan shalat dan artinya(membuat kita khusuk)
Bacaan shalat dan artinya(membuat kita khusuk)Bacaan shalat dan artinya(membuat kita khusuk)
Bacaan shalat dan artinya(membuat kita khusuk)Misriadi memes
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar dhoan Evridho
 
Doa sehari-hari
Doa sehari-hariDoa sehari-hari
Doa sehari-hariRisou Kun
 
Malaikat selalu mendoakan orang
Malaikat selalu mendoakan orangMalaikat selalu mendoakan orang
Malaikat selalu mendoakan orangmardiesadi
 
Qunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withir
Qunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withirQunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withir
Qunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withirDwi Yanto
 
keutamaan dzulhijjah.pptx
keutamaan dzulhijjah.pptxkeutamaan dzulhijjah.pptx
keutamaan dzulhijjah.pptxedysetiawan23
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..Mohd Mokri
 

Ähnlich wie Bacaan shalat (20)

Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salamId sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
 
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salamId sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
Id sifat shalat_nabi_dari_takbir_hingga_salam
 
Adab Sebelum Ilmu.pptx
Adab Sebelum Ilmu.pptxAdab Sebelum Ilmu.pptx
Adab Sebelum Ilmu.pptx
 
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfar
 
Kitab salat
Kitab salatKitab salat
Kitab salat
 
Bacaan shalat dan artinya(membuat kita khusuk)
Bacaan shalat dan artinya(membuat kita khusuk)Bacaan shalat dan artinya(membuat kita khusuk)
Bacaan shalat dan artinya(membuat kita khusuk)
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar
 
Selawat 1
Selawat 1Selawat 1
Selawat 1
 
Doa sehari-hari
Doa sehari-hariDoa sehari-hari
Doa sehari-hari
 
Kajian Fiqh Janaiz by WIFI
Kajian Fiqh Janaiz by WIFIKajian Fiqh Janaiz by WIFI
Kajian Fiqh Janaiz by WIFI
 
Malaikat selalu mendoakan orang
Malaikat selalu mendoakan orangMalaikat selalu mendoakan orang
Malaikat selalu mendoakan orang
 
Sifat shalat nabi 1
Sifat shalat nabi 1Sifat shalat nabi 1
Sifat shalat nabi 1
 
Risalah dakwah 025 risalah doa penting
Risalah dakwah 025 risalah doa pentingRisalah dakwah 025 risalah doa penting
Risalah dakwah 025 risalah doa penting
 
Ringan tapi berat
Ringan tapi beratRingan tapi berat
Ringan tapi berat
 
Qunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withir
Qunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withirQunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withir
Qunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withir
 
keutamaan dzulhijjah.pptx
keutamaan dzulhijjah.pptxkeutamaan dzulhijjah.pptx
keutamaan dzulhijjah.pptx
 
Arba'un nawawi
Arba'un nawawiArba'un nawawi
Arba'un nawawi
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
 
Hadis 40
Hadis 40Hadis 40
Hadis 40
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
 

Mehr von Bagoes Bhaghazkharaa

Mehr von Bagoes Bhaghazkharaa (6)

Keutaan ilmu materi mos
Keutaan ilmu materi mosKeutaan ilmu materi mos
Keutaan ilmu materi mos
 
Mengenal pemikiran gus dur
Mengenal pemikiran gus durMengenal pemikiran gus dur
Mengenal pemikiran gus dur
 
Pesantren dan tantangan masa depan
Pesantren dan tantangan masa depanPesantren dan tantangan masa depan
Pesantren dan tantangan masa depan
 
Bukti adanya tradisi tahlilan sejak zaman salaf
Bukti adanya tradisi tahlilan sejak zaman salafBukti adanya tradisi tahlilan sejak zaman salaf
Bukti adanya tradisi tahlilan sejak zaman salaf
 
Materi ski bab 2 kls 7
Materi ski bab 2 kls 7Materi ski bab 2 kls 7
Materi ski bab 2 kls 7
 
Dalil maulid nabi
Dalil maulid nabiDalil maulid nabi
Dalil maulid nabi
 

Kürzlich hochgeladen

KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANGilbertFibriyantAdan
 
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...RobertusLolok1
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3Adam Hiola
 
Self Healing with Quran - jangan galau, kau tidak butuh hiburan cuma butuh Al...
Self Healing with Quran - jangan galau, kau tidak butuh hiburan cuma butuh Al...Self Healing with Quran - jangan galau, kau tidak butuh hiburan cuma butuh Al...
Self Healing with Quran - jangan galau, kau tidak butuh hiburan cuma butuh Al...Nodd Nittong
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Adam Hiola
 
Ikhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptx
Ikhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptxIkhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptx
Ikhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptxsigit135
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxWahyuSolehudin1
 

Kürzlich hochgeladen (7)

KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
 
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 3
 
Self Healing with Quran - jangan galau, kau tidak butuh hiburan cuma butuh Al...
Self Healing with Quran - jangan galau, kau tidak butuh hiburan cuma butuh Al...Self Healing with Quran - jangan galau, kau tidak butuh hiburan cuma butuh Al...
Self Healing with Quran - jangan galau, kau tidak butuh hiburan cuma butuh Al...
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
 
Ikhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptx
Ikhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptxIkhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptx
Ikhtiar Agar Bisa Sholat Dengan Khusu.pptx
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
 

Bacaan shalat

  • 1. BACAAN SHOLAT Moh. Badrus Sholeh, M.Pd.I
  • 2. Melisankan niat Niat adalah ruh dari setiap tindakan. Baik dan buruknya tindakan tergantung pada niat. Rasulullah SAW bersabda: “Segala tindakan semata-mata berdasar niatnya. Dan bagi setiap seorang apa yang dia niatkan.” Demikian juga dalam ibadah shalat. Niat merupakan Rukun yang pertama. Dan oleh karena niat terletak dalam hati, maka disunnatkan melisankan (mengucapkan secara lisan) niat tersebut demi menuntun hati, menghindarkan rasa was-was dan demi mengakomodasi pendapat ulama yang mewajibkan melisankannya.[2] Rasulullah SAW dalam beberapa kesempatan juga melisankan niat. Diriwayatkan dari Anas bahwa dia mendengar Rasulullah membaca: “Aku penuhi panggilan-Mu, melaksanakan umrah dan haji” Hadits di atas memang berkenaan dengan ibadah haji. Tetapi tentu saja dapat diqiaskan pada ibadah-ibadah lain, seperti berwudlu, shalat, puasa, zakat dan lain sebagainya. Karena itu membaca ….. hukumnya sunnat. Dan oleh karena hanya sunnat, maka bagi yang tidak membacanya niat tetap sah asalkan hati telah membersitkannya.
  • 3. BACAAN IFTITAH - “Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dan kesalahan- kesalahanku, sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesa-lahanku dengan salju, air dan air es”.[1] Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu, Maha Berkah akan nama-Mu, Maha Tinggi kekayaan dan kebe-saranMu, tiada Ilah yang berhak disem-bah selain Engkau.[2] [1] HR. Al-Bukhari 1/181 dan Muslim 1/419. [2] HR. Empat penyusun kitab Sunan, dan lihat Shahih At-Tirmidzi 1/77 dan Shahih Ibnu Majah 1/135.
  • 4. - -. “Akumenghadap kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi, dengan me-megang agama yang lurus dan aku tidak tergolong orang-orang yang mus-yrik. Sesungguhnya shalat, ibadah dan hidup serta matiku adalah untuk Allah. Tuhan seru sekalian alam, tiada sekutu bagiNya, dan karena itu, aku diperintah dan aku termasuk orang-orang muslim. Ya Allah, Engkau adalah Raja, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau, engkau Tuhanku dan aku ada- lah hambaMu. Aku menganiaya diriku, aku mengakui dosaku (yang telah kula-kukan). Oleh karena itu ampunilah selu-ruh dosaku, sesungguhnya tidak akan ada yang mengampuni dosa-dosa, ke-cuali Engkau. Tunjukkan aku pada akhlak yang terbaik, tidak akan menunjukkan kepadanya kecuali Engkau. Hindarkan aku dari akhlak yang jahat, tidak akan ada yang bisa menjauhkan aku daripada-nya, kecuali Engkau. Aku penuhi pang-gilanMu dengan kegembiraan, seluruh kebaikan di kedua tanganMu, kejelekan tidak dinisbahkan kepadaMu. Aku hidup dengan pertolongan dan rahmatMu, dan kepadaMu (aku kembali). Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu”.[1] - . “Ya Allah, Tuhan Jibrail, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang menjatuh-kan hukum (untuk memutuskan) apa yang mereka (orang-orang kristen dan yahudi) pertentangkan. Tunjukkanlah aku pada kebenaran apa yang diper-tentangkan dengan seizin dariMu. Se- sungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang yang Eng-kau kehendaki”.[2] [1] HR. Muslim 1/534 [2] HR. Muslim 1/534.
  • 5. - “AllahMaha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore”. (Diucap-kan tiga kali). “Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan dan godaan setan”.[1] - n 32. Apabila Nabi n shalat Tahajud di waktu malam, beliau membaca: “Ya, Allah! BagiMu segala puji, Engkau ca- haya langit dan bumi serta seisinya. Ba-giMu segala puji, Engkau yang meng-urusi langit dan bumi serta seisinya. BagiMu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. BagiMu segala puji dan bagi- Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. BagiMu segala puji, Engkau benar, janjiMu benar, firmanMu benar, bertemu denganMu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (ter-utusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dariMu), kejadian hari Kiamat adalah benar. Ya Allah, kepadaMu aku menye-rah, kepadaMu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepadaMu aku kemba-li (bertaubat), dengan pertolonganMu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepadaMu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lewat dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.[ 2] [1] HR. Abu Dawud 1/203, Ibnu Majah 1/265 dan Ahmad 4/85. Muslim juga meriwayatkan hadits senada dari Ibnu Umar, dan di dalamnya terdapat kisah 1/420. [2] HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari 3/3, 11/116, 13/371, 423, 465 dan Muslim meriwayatkannya dengan ringkas 1/532.
  • 13. Kesahihan Dalil Basmalah • Al-Imam Abu Syamah al-Maqdisi berkata: “Ketahuilah bahwa hadits-hadits yang menerangkan mengeraskan bacaan basmalah dalam shalat banyak sekali, riwayatnya mencapai 21 orang sahabat Nabi  Mereka . meriwayatkannya dari Nabi  sebagian dapat , difahami dari redaksi periwayatannya. Tidak ada riwayat dari Nabi yang menegaskan membaca basmalah dengan pelan, kecuali dua riwayat. Pertama, riwayat dha’if dari Ibn Mughaffal, dan kedua riwayat dari Anas yang mengandung illat dan tidak dapat dijadikan hujjah.
  • 15. Kesahihan Dalil Basmalah • Adapun hadits-hadits yang menerangkan mengeraskan bacaan basmalah dalam shalat, maka hujjah dari hadits-hadits tersebut menjadi keharusan karena kesahihannya, yaitu hadits yang diriwayatkan dari enam orang sahabat, yaitu Abu Hurarirah, Ummu Salamah, Ibn Abbas, Anas, Ali bin Abi Thalib dan Samurah bin Jundub 
  • 17. Kesahihan Dalil Basmalah (1/292-293).
  • 18. ORANG PERTAMA YANG MEMBACA BASMALAH DENGAN PELAN • Al-Hafizh Ibn Hajar berkata: “Amr bin Sa’id bin al-’Ash, penguasa dari Bani Umayah, yang dijuluki Lathim al-Syaithan (yang ditempeleng syetan), adalah orang pertama yang membaca basmalah dengan pelan, karena bermaksud menyelisihi sahabat Abdullah bin al-Zubair yang membaca keras. Hal ini diriwayat-kan oleh al-Syafi’i dan lainnya dengan sanad yang shahih”.
  • 19. ORANG PERTAMA YANG MEMBACA BASMALAH DENGAN PELAN (2/273)
  • 20. Qunut  “Diriwayatkan dari Anas Ibn Malik  Beliau berkata, “Rasulullah  . senantiasa membaca qunut ketika shalat subuh sehingga beliau wafat.” (Musnad Ahmad bin Hanbal, juz III, hal. 162 [12679], Sunan al-Daraquthni, juz II, hal. 39 [9]). Sanad hadits ini shahih sehingga dapat dijadikan pedoman. Imam Nawawi di dalam kitab al-Majmu’ menegaskan: “Hadits tersebut adalah shahih. Diriwayatkan oleh banyak ahli hadits dan mereka kemudian menyatakan kesahihannya. Di antara orang yang menshahihkannya adalah al-Hafizh Abu Abdillah Muhammad bin Ali al- Balkhi serta al-Hakim Abu Abdillah di dalam beberapa tempat di dalam kitab al-Baihaqi. Al-Daraquthni juga meriwayatkannya dari berbagai jalur sanad yang shahih.” (Al-Majmu’, juz III, hal. 504).
  • 21. QUNUT SHUBUH • Dan dari Al Awwam bin Hamzah: • • “Aku bertanya pada Abu Utsman tentang masalah qunut dalam shalat Shubuh. Dia menjawab, “Setelah ruku’”. Aku bertanya lgi, “Dari siapa?” Dia menjawab, “Dari Abu BAkar, Umar dan Utsman”.
  • 22. Doa Qunut Doa qunut ada tiga macam Pertama, doa Qunut Nazilah, yaitu doa yang dibacakan setelah ruku’ (i’tidal) pada rakaat terakhir shalat. Hukumnya sunnah hai’ah (kalau lupa tertingal tidak disunatkan bersujud sahwi). Qunut Nazilah dilaksanakan karena ada peristiwa (mushibah) yang menimpa, seperti bencana alam, flu burung dan lainnya Qunut Nazilah ini mencontoh Rasulullah SAW Yang memanjatkan doa Qunut Nazilah selama satu bulan atas mushibah terbunuhnya qurra’ (para sahabat Nabi SAW yang hafal al Qur’an) di sumur Ma’unah. Juga diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. bahwa “Rasulullah SAW kalau hendak mendoakan untuk kebaikan seseorang atau doa atas kejahatan seseorang, maka beliau doa qunut setelah ruku’ (HR. Bukhori dan Ahmad).
  • 23. Kedua, qunut shalat witir. Menurut pengikut Imam Abu Hanifah (hanafiyah) qunut witir dilakukan dirakaat yang ketiga sebelum ruku’ pada setiap shalat sunnah. Menurut pengikut Imam Ahmad bin Hambal (hanabilah) qunut witir dilakukan setelah ruku’. Menurut Pengikut Imam Syafi’i (syafi’iyyah) qunut witir dilakukan pada akhir shalat witir setelah ruku’ pada separuh kedua bulan Ramadlan. Akan tetapi menurut pengikut Imam Malik qunut witir tidak disunnahkan. Ketiga, doa qunut pada raka’at kedua shalat Shubuh. Menurut pengikut Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad doa qunut shalat Shubuh hukumnya tidak disunnahkan karena hadits Nabi SAW bahwa ia pernah melakukan doa qunut pada saat shalat Fajar selama sebulan telah dihapus (mansukh) dengan ijma’ sebagaiman diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud: Diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud: Bahwa Nabi SAW telah melakukan doa qunut selama satu bulan untuk mendoakan atas orang-orang Arab yang masih hidup, kemudian Nabi SAW meninggalkannya.” (HR. Muslim)
  • 24. Mengacungkan Jari Telunjuk Ketika Tasyahhud Ulama madzhab Syafi’i berpendapat bahwa ketika duduk membaca Tasyahhud dalam shalat, sunnat hukumnya meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua paha serta menggenggam seluruh jari tangan kanan kecuali jari telunjuk. Mereka juga berpendapat sunnat hukumnya mengangkat jari telunjuk tersebut dengan tanpa mengerak-gerakkannya ketika sampai pada bacaan . Praktek tersebut adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Ali bin Abdurrahman Al Mu’awiy yang mengatakan: “Rasulullah SAW ketika duduk dalam shalat, meletakkan telapak tangan kanan di atas paha kanan, menggenggam semua jari-jari dan member isyarat dengan jari telunjuk yang di sebelah jempol serta meletakkan telapak tangan kanan di atas paha kanan” Sedangkan hikmah di balik praktek demikian ini adalah sebagai symbol penegasan dalam mengesakan Allah SWT. [2]
  • 25. TAMBAHAN KALIMAT SAYYIDINA Menyertakan kalimat “SAYYIDINA” dalam sighat shalawat atas Nabi ketika shalat tidak membatalkan shalat bahkan sebaliknya mayoritas ulama seperti Ibn Dhahirah, Ibn Hajar, al-Kurdi, az-Zayadi, al-Halibiy dan lainnya menyatakan bahwa menyertakannya dalam sighat shalawat lebih utama daripada meniadakannya. Adapun hadits Rasulullah SAW dalam tataca…ra bershalawat berikut : Dari Abi Sa’id alkhudri berkata :” kami berkata kepada Rasulullah :” wahai Rasulullah, ini adalah salam untukmu, lalu bagaimana cara kami bershalawat kepadamu ?”, maka Rasulullah berkata :” ucapkanlah : Jika kita melihat hadits di atas, kita ketahui bahwa Rasulullah memerintahkan bacaan shalawat dengan tanpa menyertakan kalimat “SAYYIDINA”. Hal ini akan memberikan kesan bahwa para ulama’ yang berpendapat lebih utama bershalawat dengan menyertakan kalimat “SAYYIDINA” itu tidak melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW. Mereka berpendapat demikian mendasarkan pada “sulukul adab khoirun min imtitsalil amri” (adab kepada Rasulullah (dengan memanggil yang lebih mulia) adalah lebih utama daripada melaksanakan perintah beliau).
  • 26. sebagian ulama’ lainnya seperti alhabib Abdullah bin Alawi Al-Haddad mendasarkan pada “imtitsalul amri khoirun min sulukil adab” (melaksanakan perintah Rasulullah lebih utama daripada memperhatikan adab), sehingga mereka menyatakan bershalawat dengan tanpa menyertakan kalimat “SAYYIDINA” itu lebih utama daripada dengan menyertakannya. Dan Asnawi di dalam kitab Al-Muhimmaat mengemukakan ucapan Syeikh Izzud-din bin Abdus-salam, ia berkata : “Pada prinsipnya pembacaan shalawat di dalam tasyahhud itu hendaklah ditambah dengan lafaz “sayyidina”, demi mengikuti adab dan menjalankan perintah. Atas yang pertama hukumnya mustahab (sunnah).
  • 27. Adapun riwayat hadits yang dijadikan hujjah larangan mengucapkan kalimat “SAYYID” kepada Rasulullah oleh sebagian golongan adalah tidak benar dan batil. Hadits yang mereka maksudkan adalah : } janganlah kalian mengucapkan kalimat “sayyid” kepadaku” Hadits ini tidak memiliki dasar sama sekali, bahkan dalam segi bahasa termasuk kesalahan fatal yang tidak mungkin diucapkan oleh Nabi sebagai paling fasihnya orang arab dalam bertutur kata. Hal ini dikarenakan kalimat “sayyid“ berasal dari kata “ – yang seharusnya ketika menginginkan makna seperti dalam hadits, maka dengan redaksi “ dan bukanlah dengan “ Oleh karena itu, pernyataan ini tidak bisa dijadikan hujjah pelarangan memanggil “sayyid” kepada Rasulullah SAW.
  • 28. Dan sahabat Ibnu Mas’ud mengemukakan sebuah hadits yang bunyinya : “Perbaguslah shalawat kepada Nabimu.” Imam Ramli dan Imam Ibnu Hajar sepakat, bahwa penambahan lafaz “sayyidina” dalam shalawat atas Nabi SAW, baik dalam shalat maupun di luar shalat, hukumnya sunnah. Dan ketika Imam Suyuthi ditanya orang tentang hadits yang artinya : “Janganlah kamu men-sayyid-kanaku dalam shalat !”, beliau menjawab : “Sebenarnya Rasulullah tidak menambahkan kata ‘sayyidina’ ketika mengajarkan shalawat kepada para sahabatnya, disebabkan oleh ketidaksukaan beliau pada kemegahan. Karena itulah dalam salah satu hadits, beliau mengatakan : ‘Aku adalah sayyid (penghulu) manusia, dan tidak angkuh.’ “Tetapi kita, sebagai ummatnya, wajib menghormati dan mengagungkan beliau. Hal itu telah diajarkan Allah kepada kita dalam firman-Nya, yang melarang kita menyebut Rasulullah SAW dengan nama saja, yakni : “Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain).” (Q.S. An-Nuur: 63)
  • 29. Mengusap Wajah Seusai Shalat Setiap kali usai berdo’a Rasulullah SAW mengusap wajah. Dalam hadits yang diriwayatkan dari As Sa’ib bin Yazid dari ayahnya disebutkan: “Bahwa ketika berdoa Rasulllah SAW mengangka kedua tangan dan mengusap wajah dengan kedua tangan” Demikian juga bagi orang yang telah usai melaksanakan shalat disunnatkan mengusap wajahnya dengan kedua tangan, sebab secara bahasa kata shalat mempunyai arti berdo’a karena memuat do’a-do’a. Maka orang yang melaksanakan shalat otomatis memanjatkan do’a. Dan oleh karena itu disunnatkan baginya mengusap wajah setiap kali usai melaksanakan shalat. Praktek demikian juga didukung oleh hadits yang diriwayatkan dari Anas dalam Kitab Ibnu As Sunniy: Ketika selesaishalat Rasulullah SAW mengusap kening beliau dengan tangan kanan, keudian membaca: Asyhadu An Lailaha illa Allah Ar Rahman Ar Rahim, Allahumma Adzhib „Anni Al Hamm wa Al Hazan”
  • 30.  “Dari Abi Juhaifah ia berkata, “Pada sebuah perjalanan, Rasulullah  melaksanakan shalat Dhuhur dan Ashar dua rakaat, sedangkan di depannya terdapat tongkat dan ada seorang perempuan yang berjalan di belakangnya. (setelah shalat) orang-orang berdiri memegang tangan Rasulullah  dan menyentuhkannya ke wajah mereka. Akupun berdiri dan memegang tangan beliau dan menyentuhkannya ke wajahku. Maka aku merasakan tangan beliau lebih sejuk dari salju dan lebih harum dibandingkan minyak misik.”
  • 31. Bersalaman setelah shalat “Dianjurkan berjabat tangan dan hukumnya sunnah untuk dilakukan setiap selesai shalat dan tiap kali bertemu” (Hasyiyah al-Thahawi ‘Ala Maraaqi al-Falah, juz 1, hal 345)